Equity Valuation 4 September 2013
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Laporan utama
Target Harga Terendah 1.690
Tertinggi 1.850
Makanan dan Pertanian
Kinerja Saham IHSG
AISA
5,500.0
1,600.0
1,400.0
5,000.0
1,200.0 4,500.0 1,000.0
Tren Pertumbuhan Kuat Masih Terjaga
4,000.0 800.0
3,500.0
IHSG
AISA
600.0
3,000.0
400.0
Sumber: Bloomberg
Informasi Saham
Rp
Kode Saham
AISA
Harga Saham 4 September 2013
1.160
Harga Tertinggi 52 Minggu Terakhir
1.530
Harga Terendah 52 Minggu Terakhir
630
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 Minggu (miliar)
4.477
Kapitalisasi Pasar Terendah 52 Minggu (miliar)
1.843
Market Value Added & Market Risk 800
1.6
700
1.4 1.2
500 400
1.0
300
0.8
200
0.6
100
0.4
0 -100
Market risk
Market Value Added
600
Des 11
Des 12
0.2
Mar-13
-200
0.0 Market Value Added
Market risk
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pemegang Saham* PT Tiga Pilar Corpora
Trophy Investors II Ltd Primanex Pte Ltd Pandawa Treasures Pte Ltd
(%) 18,29 6,20 13,01 6,46
PT Permata Handrawina Sakti
10,12
Publik (dibawah 5% kepemilikan)
45,92
*)Per 31 Juli 2013
Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380
[email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) adalah perusahaan penghasil makanan dan produk pertanian nasional yang berawal dari sebuah bisnis keluarga yang terkenal yaitu Pabrik Mie Asia pada tahun 1959 di Sukoharjo, Jawa Tengah. Perusahaan itu berubah nama menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera pada tahun 1992 dan mendirikan pabrik bihun dan mie kering di tahun 1995. Pada tahun 2000, perusahaan mendirikan pabrik makanan terintegrasi pada area seluas 25 hektar di Sragen, Jawa Tengah, dan menjadi pilar bagi pertumbuhan AISA dalam bisnis pembuatan makanan. Didukung oleh pertumbuhan yang kuat, AISA sekarang tidak hanya memproduksi bihun kering dan mie kering tapi juga mie instan, biskuit dan makanan ringan. Pada tahun 2003, Perseroan menjadi perusahaan publik dan berubah nama menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Pada tahun 2008, AISA mengakuisisi PT Poly Meditra Indonesia (PMI), yang memproduksi permen asam dengan merk Gulas, dan PT Bumi Raya Investindo (BRI), untuk memasuki bisnis perkebunan kelapa sawit. AISA juga mengakuisisi PT Patra Daya Nusantara (PPN), guna membangun pembangkit listrik tenaga batu bara untuk memenuhi kebutuhan internal Perseroan. Pada tahun 2010, AISA memasuki industri beras melalui pembentukan perusahaan joint venture yang melakukan distribusi dan mengakuisisi pabrik beras Jatisari Srirejeki. Halaman ke 1 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
PARAMETER INVESTASI Efek Akuisisi Di tahun 2012, AISA menyelesaikan beberapa ekspansi strategis guna menjaga pertumbuhannya. Melalui PT Balaraja Bisco Paloma (BBP), AISA mengakuisisi PT Subafood Pangan Jaya (SPJ), produsen bihun jagung. Melalui akuisisi ini, kapasitas AISA meningkat menjadi 31.200 ton/tahun, membuat pendapatan dari produk bihun naik 82% YoY pada 1Q13. Akuisisi produk makanan ringan TARO juga mendorong pendapatan AISA, terlihat dari pendapatan wafer stick dan produk snack extrusion yang naik hingga mencapai Rp88.9 miliar pada 1Q13, jauh lebih tinggi dari 1Q12 yaitu Rp1.1 miliar. Terus Berekspansi Dengan tujuan memenuhi kebutuhan minyak sawit-nya sendiri, AISA berencana mengakuisisi lagi 770 ha lahan kelapa sawit pada tahun 2013, sehingga total perkebunan kelapa sawit AISA menjadi 93.669 ha. AISA juga berencana untuk mulai memenuhi kebutuhan Crude Palm Oil (“CPO”) sendiri dengan mengoperasikan pabrik CPO pada tahun 2013. Pabrik ini akan memiliki kapasitas 30-45 ton/jam tandan buah segar (TBS) dan akan memproduksi sekitar 21.300 ton CPO dan 5.300 ton kernel di tahun 2013. AISA juga dalam proses pengembangan dua pabrik beras di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan dua silo, dengan total investasi Rp369.5 miliar. Setelah selesai, kapasitas penggilingan padi AISA akan mencapai 540.000 ton/tahun dan kapasitas silo akan meningkat menjadi 116.000 ton. Tetap Sehat Kami berpandangan bahwa AISA memiliki kemampuan untuk mempertahankan struktur permodalan yang sehat, karena mampu memperluas asetnya sekaligus mengurangi utang berbunga. Selama 2011 - 1Q13, total aset AISA menunjukkan tren peningkatan dari Rp3,590 triliun menjadi Rp3,931 triliun. Sementara itu, hutang berbunga AISA menunjukkan tren penurunan, yaitu turun dari Rp1,602 triliun pada 2011 menjadi hanya Rp1,441 triliun. Hal ini memperlihatkan kemampuan AISA untuk tetap sehat di tengah ekspansi Prospek Usaha Meskipun ekonomi Indonesia mengalami perlambatan di 2013, kami percaya ini tidak akan menghambat kemampuan AISA untuk tumbuh. Pandangan kami didasarkan pada peningkatan pendapatan per kapita menjadi USD3.500 dan semakin banyaknya penduduk kelas menengah di Indonesia, yang merupakan sumber pertumbuhan untuk produsen makanan seperti AISA. Ditambah ekspansi aktif pada tahun 2013 (antara lain mengakuisisi 770 ha lahan kelapa sawit, membangun penggilingan padi untuk meningkatkan kapasitas penggilingan dan akuisisi lain untuk memperkuat bisnis divisi makanan) kami berpandangan bahwa prospek AISA akan tetap cerah di masa depan. Namun, AISA harus menyadari dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah dan meningkatnya biaya gaji, yang mungkin dapat menurunkan marjin
Tabel 1: Ringkasan Kinerja 2010 705
2011 1.753
2012 2.748
2013P 3.752
2014P 4.503
Laba sebelum pajak [Rp miliar]
94
185
324
439
494
Laba bersih [Rp miliar]
76
127
211
313
360
EPS* [Rp]
26
43
72
107
123
100,8
67,3
66,4
48,0
15,1
P/E [x]
19,1
27,4
16,5
10,9*
9,4*
PBV [x]
2,5
1,9
1,7
1,6*
1,4*
Pendapatan [Rp miliar]
Pertumbuhan EPS [%]
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *) Harga saham AISA per tanggal 4 September – Rp 1,160/saham
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 2 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
GROWTH-VALUE MAP Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaanperusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat kluster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”) Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaanperusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
terhadap
profitabilitas
dan
Gambar 1: Growth-Value Map (AISA; Sub Industri Makanan dan Minuman; Industri Consumer Goods) 6
Q-2
Q-1
5
Growth Expectations
4 3 2 ADES
STTP
1
PSDN
AISA
0 CEKA
ULTJ
-1
Q-3
Q-4
-2 0
1
2
3
4
Current Performance (CP) Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Saat ini AISA terletak di klaster Excellent Value Managers’ (Q1). Kinerja dan ekspektasi pertumbuhan AISA saat ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar. AISA memiliki kesempatan untuk tetap di klaster ini dengan mempertahankan ekspansi yang agresif dan terus memberikan informasi terbaru mengenai kinerjanya kepada pasar, sehingga investor menyadari potensi pertumbuhan pada AISA.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 3 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk INFORMASI BISNIS Profil AISA PT Tiga Pilar Sejahtera telah didaftarkan pada tahun 1992 sebagai perusahaan yang memproduksi bihun kering dan mie kering. Namun, jejak sejarahnya sebagai penghasil makanan berkualitas dengan harga terjangkau telah dimulai sejak tahun 1959, ketika pendiri perusahaan Tan Pia Soe mulai memproduksi bihun dengan merek Cangak Ular di Sukoharjo. Nama Perseroan diubah menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) pada tahun 2003 ketika perusahaan go public. Saat ini, kegiatan AISA dibagi menjadi tiga kelompok usaha utama: produsen makanan, pengolahan beras dan kelapa sawit. Dalam bisnis produsen makanan, AISA memproduksi dua jenis makanan, yaitu basic food dan consumer food products. Basic food merujuk kepada makanan yang masih perlu diolah lebih lanjut, sedangkan consumer food products merupakan makanan yang dapat dikonsumsi langsung oleh konsumen. AISA juga mendirikan sebuah independent power producer untuk menstabilkan pasokan listrik ke pabrik perusahaan. Dalam bisnis pengolahan beras, AISA melakukan distribusi beras dan kegiatan penggilingan padi. Pada 2012, AISA hanya memproduksi dan mendistribusikan TBS kepada pelanggan, tetapi pada tahun 2013 AISA berencana untuk menjual minyak sawit mentah dengan telah didirikan dan dioperasikannya pabrik CPO baru.
Gambar 2: Jaringan Usaha AISA
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
AISA memiliki beberapa anak perusahaan untuk mendukung aktivitasnya, yaitu: PT Poly Meditra Indonesia (PMI), diakuisisi tahun 2008, memproduksi biskuit, stick wafer, dan permen dengan merk Gulas, Gulas Plus dan Growie. PT Patra Power Nusantara (PPN), diakuisisi tahun 2008 untuk membangun pembangkit listrik sebesar 3MW ke pabrik-pabrik AISA. PT Bumiraya Investindo (BRI), diakuisisi pada tahun 2008 dan memiliki perkebunan kelapa sawit di Tanjung Seloka dan Kebun Lontar, Kalimantan Selatan. BRI memiliki beberapa anak perusahaan lain, yaitu: o PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP) di Kalimantan Tengah. o PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) di Kalimantan Barat. o PT Charindo Palma Oetama (CPOE) di Kalimantan Timur. o PT Muara Bungo Plantation (MBP) di Sumatera Selatan. o PT Tugu Palma Sumatera (TPS) di Riau. Per Desember 2012, BRI telah memiliki lahan kelapa sawit seluas 92.899 ha, dimana 15.805 ha diantaranya telah ditanami. PT Dunia Pangan (DP), diakuisisi tahun 2010, aktif dalam produksi dan distribusi beras. DP mempunyai tiga anak perusahaan yaitu: o PT Indo Beras Unggul (IBU), aktif dalam produksi dan distribusi beras. Halaman ke 4 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
o PT Jatisari Srirejeki (JSR), produsen beras. o PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI), produsen beras. PT Balaraja Bisco Paloma (BBP), didirikan tahun 2011, produsen biskuit dengan kapasitas terpasang 27.000 ton per tahun. BBP memiliki dua anak perusahaan, yaitu: o PT Putra Taro Paloma (PTP), diakuisisi dari PT Unilever Indonesia Tbk, dan telah memproduksi makanan ringan TARO untuk konsumen. Per Desember 2012, PTP memiliki kapasitas produksi terpasang 7.500 ton per tahun. o Subafood Pangan Jaya (SPJ) diakuisisi di akhir tahun 2012, terutama memproduksi bihun jagung dengan merk Tanam Jagung, Panen Jagung dan Pilihan Bunda.
Gambaran Makro Ekonomi Indonesia Tahun 2013: Sejenak Mengalami Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi global yang lemah terus dibayangi oleh ketidakpastian, dengan ekonomi AS tidak melakukan percepatan pemulihan seperti yang diharapkan, meskipun terjadi peningkatan dalam produksi dan konsumsi. Perekonomian Eropa belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi India dan Cina lebih rendah dari yang diharapkan, meskipun masih tinggi. Berdasarkan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada 2013 diperkirakan akan mencapai 3,2%. Perlambatan global ini diperkirakan akan dirasakan juga di Indonesia, yang kami proyeksikan akan mencatat pertumbuhan PDB sekitar 5,9% pada 2013, sejalan dengan angka pertumbuhan di 1Q13 dan 2Q13 yang hanya mencapai 6,03% YoY dan 5,81% YoY. Inflasi sesuai Indeks Harga Konsumen (“IHK”) berlari cukup tinggi pada Agustus 2013, mencapai 8,8% YoY, menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi, yang memicu Bank Indonesia untuk mengangkat suku bunga acuan menjadi 7%. Namun, pada tahun 2014, kami yakin ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih cepat, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang akan menerima dorongan tambahan dari kegiatan terkait Pemilu. Pada saat yang sama, ekspor diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi global. Tabel 2: Indikator Makroekonomi Indonesia Pertumbuhan PDB [%, YoY]
2012 6.2
1Q13 6.0
2Q13 5.8
2013P* 5.9
4.2
5.9
5.9
9,2
5.75
5.75
6.50
7.00
Cadangan Devisa [USD juta]
112.8
104.8
98.1
90.0
Nilai Tukar [Rp/USD]
9,670
9,719
9,929
10,050
Inflasi [%, YoY] BI Rate [%]
Sumber: Bank Indonesia, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Industri Makanan dan Minuman Indonesia yang Terus Tumbuh Kami percaya industri makanan dan minuman Indonesia akan terus tumbuh pada tahun 2013. Perbaikan daya beli Indonesia (pendapatan per kapita mendaki ke USD3.500 pada tahun 2012) dan pertumbuhan penduduk (saat ini total penduduk berjumlah sekitar 250 juta orang) akan mendorong pertumbuhan di industri ini dan berfungsi sebagai penyangga permintaan dari meningkatnya inflasi di 2013. Selanjutnya kami memperkirakan bahwa total penjualan di industri makanan dan minuman akan mencapai Rp760 triliun pada 2013, meningkat 6,7% YoY.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 5 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Gambar 3: Total Penjualan di Industri Makanan dan Minuman 800 700 600
760
712 605
555
650
500
400 300 200 100 0 2009
2010
2011
2012
2013P
Penjualan di industri makanan dan minuman (Rp, triliun) Sumber: Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Industri Kelapa Sawit Tetap Tertekan di 2013 Perlambatan ekonomi global, terutama di Cina dan India, telah mempengaruhi permintaan global untuk CPO. Malaysia, salah satu produsen CPO terkemuka di dunia, memperlihatkan penurunan ekspor CPO ke Cina dan India di bulan Juni 2013 sebesar 14% YoY dan 55% YoY. Kecenderungan yang sama terlihat di Indonesia. Penurunan persediaan CPO dunia pada bulan Juni 2013 tidak cukup kuat untuk mengangkat harga CPO dunia, karena persediaan CPO diperkirakan akan naik lagi selama musim puncak produksi yang akan dimulai pada bulan September. Efek dari Akuisisi SPJ Pada November 2012, AISA mengakuisisi SPJ melalui anak perusahaannya BBP. SPJ, sebuah perusahaan yang memproduksi makanan, dapat dianggap sebagai pelopor dalam bisnis penghasil bihun jagung di dunia. Melalui akuisisi ini, kapasitas produksi bihun AISA diperkirakan akan meningkat sebesar 30% pada tahun 2013 mencapai 31.200 ton/tahun. Dampak akuisisi itu sudah terasa di 1Q13, dimana pendapatan AISA dari bihun melonjak 82% menjadi Rp67.9 miliar dari hanya Rp37.3 miliar pada 1Q12 Gambar 4: Pendapatan dari Produk Bihun, 1Q12 Vs 1Q13 Rp, miliar 80.0 67.9
82% YoY
70.0 60.0 50.0 40.0
37.3
30.0 20.0
10.0 0.0 1Q12
1Q13 1Q12
1Q13
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 6 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Pertumbuhan Kuat di Produk Wafer Stick dan Snack Extrusion Berkat ekspansi organik dan anorganik di akhir tahun 2011, terutama dari akuisisi produk makanan ringan TARO, pertumbuhan wafer stick dan snack extrusion melonjak signifikan pada tahun 2012. Penjualan wafer stick dan snack extrusion pada tahun 2012 mencapai 3.987 ton, 151,1% lebih tinggi dari 2011 yang mencapai 1.588 ton. Hal ini menyebabkan pendapatannya mencapai Rp285.8 miliar pada 2012, meningkat 356% YoY dari tahun sebelumnya. Meskipun pendapatan dari wafer stick dan snack extrusion sedikit turun di 1Q13, namun kami percaya bahwa pendapatan dari produk ini masih memiliki kemungkinan untuk melebihi pendapatan tahun 2012, karena total volume yang dijual pada periode ini sudah mencapai 1.253 ton. Gambar 5: Pendapatan dari Wafer Stick dan Snack Extrusion 2011 – 1Q13 Rp, miliar 350 286
300 250 200 150
100
99
89
1Q12
1Q13
63
50 2011
2012
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Terus Berekspansi di Bisnis Kelapa Sawit Meskipun saat ini situasi di industri kelapa sawit kurang kondusif, AISA terus memperluas bisnis minyak kelapa sawit, karena CPO merupakan salah satu bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi makanannya dan AISA berencana untuk memenuhi kebutuhan CPO-nya sendiri. Pada tahun 2010, AISA mulai membangun pabrik kelapa sawit pertamanya yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2013. Pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas pengolahan TBS sekitar 30-45 ton/jam, dan kami memperkirakan itu akan menghasilkan sekitar 21.300 ton CPO dan 5.300 ton kernel pada 2013. Selain itu, AISA berencana mengakuisisi 770 ha lahan konsesi kelapa sawit lain di tahun 2013, yang akan membuat total luas lahan perkebunannya mencapai 93.669 ha. Pertumbuhan yang Menjanjikan di Bisnis Distribusi Beras Melalui anak perusahaan DP, AISA sekarang memiliki fasilitas pengolahan beras modern dengan kapasitas gabah kering 1.000 ton per hari. Pabrik ini terletak di atas lahan 74.000 meter persegi dengan kapasitas penyimpanan 24.000 ton, yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. AISA juga telah memasuki pasar marjin yang lebih tinggi dengan mengakuisisi 10 merk beras premium, termasuk Rojo Lele Dumbo, Istana Bangkok, Vita Beras, Desa Cianjur dan Rumah Adat, dari AMS. AISA juga saat ini memiliki silo berkapasitas besar yang menggunakan teknologi penyimpanan canggih untuk menyimpan biji-biji padi kering, dengan total kapasitas 44.000 ton atau senilai dua bulan pasokan.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Karena beras merupakan makanan pokok untuk sebagian besar dari 240 juta penduduk di Indonesia, kami percaya bahwa meskipun kenaikan harga akibat inflasi tinggi pada tahun 2013, permintaan untuk itu tidak akan menurun secara signifikan. Oleh karenanya, AISA terus meningkatkan pasokan dengan mengembangkan dua pabrik beras di Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan total investasi Rp369,5 miliar pada 2013. Pada 1Q13, pendapatan dari produksi beras
Halaman ke 7 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk terus mendukung pertumbuhan pendapatan AISA, ditunjukkan dengan kenaikan 73% YoY menjadi Rp558,4 miliar Gambar 6: Pendapatan dari Produksi Beras, 2011 – 1Q13 Rp, miliar 1,800.0 1,600.0
1,655.4
1,400.0 1,200.0 1,000.0 800.0 600.0
725.9
558.4
400.0 323.6
200.0 2011
2012 2011
1Q12 2012
1Q12
1Q13
1Q13
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Menerima Berbagai Penghargaan di Tahun 2012 Sebagai pengakuan terhadap kinerjanya, AISA menerima beberapa penghargaan pada tahun 2012. Kementerian Koordinator Perekonomian Indonesia menyatakan AISA sebagai salah satu perusahaan yang mampu melaksanakan program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) Pemerintah. Dua produknya, TARO dan MIE KREMEZZ, juga diakui menjadi salah merk terbaik dengan diterimanya penghargaan Best Brands tahun 2012 versi Majalah SWA. Asiamoney juga menobatkan AISA di Perusahaan Best Small Cap Indonesia pada tahun 2012. Pada akhir 2012, AISA juga memenangkan penghargaan Best Corporate Transformation Indonesia dari Majalah SWA
Menarik Bagi Investor Luar Negeri Pada Juli 2013, beberapa pemegang saham AISA setuju untuk menjual sahamnya kepada Kohlberg Kravis Roberts & Co LP (“KKR”), sebuah perusahaan private equity Amerika yang melakukan investasi pertama di Indonesia melalui AISA. KKR diharapkan untuk membeli sekitar 9,5% saham AISA. Transaksi ini menunjukkan bahwa AISA sangat menarik bagi investor asing, seiring rencana AISA untuk meningkatkan ekspor sebesar 10% pada tahun 2015 dan rencana Perusahaan untuk terus melanjutkan tren pertumbuhannya. Di masa lalu, KKR memiliki sejarah dengan kemampuannya untuk memberikan manfaat bagi pemegang saham, seperti apa yang terjadi dengan RJR Nabisco - produsen produk makanan terkemuka di Amerika Serikat dengan merek terkenal terkenal seperti Oreo Cookies, Ritz Crackers, dll, dengan memberikan fleksibilitas keuangan untuk RJR Nabisco.
KEUANGAN
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Pertumbuhan yang Kuat Tetap Terjaga Pendapatan kotor AISA pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu 58% YoY. Ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan di tahun 2011 yang mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 151% YoY. Tren pertumbuhan yang kuat ini tetap terjaga di 1Q13, dengan pendapatan kotor meningkat sebesar 46% YoY menjadi Rp872.2 miliar. Pertumbuhan yang kuat di 1Q13 tersebut didukung oleh peningkatan penjualan dari bisnis kelapa sawit (77,8% YoY) dan beras (72,5% YoY)
Halaman ke 8 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Gambar 7: Pendapatan Kotor AISA Rp, miliar
3,000.0
58.4 1,655.4
2,500.0
2,000.0
80.7
1,500.0
725.9
1,000.0 500.0
-
12.1
46.2 981.7
34.6
1,114.0
632.9
2010
2011
2012
Pendapatan dari bisnis kelapa sawit (Rp, miliar)
6.8 323.6 268.5
558.4
1Q12
1Q13
301.8
Pendapatan dari produksi beras (Rp, miliar)
Pendapatan dari produksi makanan (Rp, miliar) Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Mengelola Utang Berbunganya Kami percaya bahwa AISA mampu mengelola jumlah utang berbunganya, seperti ditunjukkan oleh tren penurunannya di periode 2011-1Q13. Total utang berbunga AISA per Desember 2011 adalah Rp1,6 triliun, dan turun menjadi Rp1,56 triliun pada 2012 dan semakin turun ke Rp1,44 triliun pada 1Q13. Kemampuan AISA untuk menurunkan utang berbunga-nya selama periode ekspansi menunjukkan kemampuan AISA dalam menjaga kualitas permodalannya. Gambar 8: Aset, Ekuitas dan Utang Berbunga AISA, 2011 – 1Q13 4,500
4,000
3,931
3,868
3,590
3,500 3,000 2,500 2,000
1,833 1,602
2,109
2,033
1,560
1,441
1,500 1,000 500 2011 Aset (Rp, miliar)
2012 Ekuitas (Rp, miliar)
1Q13 Utang berbunga (Rp, miliar)
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Marjin dalam Tekanan Meskipun AISA memasuki segmen produk dengan marjin yang lebih tinggi pada tahun 2013, dengan dijualnya makanan ringan TARO dan biskuit Growie, mereka tidak dapat dengan cepat mengangkat marjin AISA. Kenaikan upah minimum dan biaya transportasi menekan marjin AISA. Biaya tenaga kerja langsung untuk pembuatan makanan naik menjadi Rp13,1 miliar pada 1Q13, dari hanya Rp4,6 miliar pada 1Q12. Biaya transportasi juga naik hampir tiga kali lipat Rp21,1 miliar di 1Q13 dari hanya Rp7.2 miliar tahun sebelumnya sebagai akibat dari kegiatan usaha yang meningkat.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 9 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Gambar 9: Biaya Transportasi & Tenaga Kerja Langsung Untuk Pengolahan Makanan
Gambar 10: Marjin AISA, 2012 vs 1Q13
25
25.0%
22.0%
21.1 20
21.3%
20.0% 16.7%
15
13.0
10 5
14.2%
15.0%
9.2%
10.0%
7.2
8.8%
4.8
5.0%
0 1Q12
0.0%
1Q13
2012
Biaya tenaga kerja langsung untuk pengolahan makanan (Rp, miliar)
Marjin laba kotor (%)
Biaya transportasi (Rp, miliar)
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
1Q13 Marjin laba operasional (%)
Marjin laba bersih (%)
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Meskipun bahan baku impor merupakan sebagian kecil dari proses manufaktur makanan AISA, namun AISA tetap harus berhati-hati tentang depresiasi rupiah, yang telah melemah dari Rp9.795/USD pada tanggal 1 Januari 2013 hingga menjadi Rp10.409/USD per tanggal 15 Agustus 2013, untuk menjaga stabilitas margin.
Gambar 11: Nilai Tukar – Rp/USD 10600
10400 10200 10000
9800 9600 9400
9200
Nilai Tukar Rp/USD Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Marjin Tetap Kompetitif Meskipun AISA terlihat mengalami penurunan marjin di 1Q13, namun marjin mereka masih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Marjin laba kotor, laba usaha dan margin laba bersih AISA di 1Q13 adalah 21,3%, 14,2% dan 8,8%. Hanya marjin laba kotor AISA yang terlihat dibawah margin laba kotor rata-rata perusahaan sejenis, sedangkan marjin laba operasional dan marjin laba bersih mengungguli rata-rata perusahaan sejenis. Gambar 12: Perbandingan Marjin, 1Q13 30.0% 25.0%
24.7%
24.6% 22.6%
21.3%
18.5%
20.0% 15.0% 10.0%
14.2% 8.8%
12.6% 9.9%
8.2%
13.0%
11.8%
8.4%
7.5%
5.7% 5.0% 0.0% AISA
INDF
Marjin laba kotor (%)
MYOR Marjin laba usaha (%)
STTP
Average
Marjin laba bersih (%)
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 10 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk ANALISA SWOT Tabel 3: Analisa SWOT Kekuatan (Strength) Berpengalaman di bisnis consumer food. Memiliki produk dengan marjin tinggi. Jaringan distribusi yang luas dengan 60 distributor. Diakui secara internasional. Telah memiliki sumber daya untuk kelangsungan operasinya. Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di tahun 2014. Populasi yang besar dan tingkat pendapatan disposable income yang meningkat. Memproduksi bahan pokok yang lebih kuat terhadap inflasi.
Kelemahan (Weakness)
Gangguan pada supply bahan baku, terutama tepung, akan berdampak pada produksinya. Memiliki eksposur nilai tukar, walaupun kecil. Produk makanan dapat terkontaminasi dan basi. Ancaman (Threat)
Nilai tukar Rupiah yang terus melemah. Peningkatan jumlah produk impor untuk consumer food. Pelemahan harga CPO yang semakin lama.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 11 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk TARGET HARGA PENILAIAN
Metodologi Penilaian Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) jika dibandingkan dengan pertumbuhan aset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan metode Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% saham per tanggal 4 September 2013, menggunakan laporan keuangan AISA per tanggal 31 Maret 2013 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 10,87% dan Cost of Equity sebesar 11,38% berdasarkan asumsi-asumsi berikut:
Tabel 4: Asumsi Risk free rate [%]*
8,76
Risk premium [%]*
2,91
Beta [x]**
0,90
Cost of Equity [%]
11,38
Marginal tax rate [%]
25,0
Debt to Equity Ratio
0,7
WACC [%]
10,87
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing * Per tanggal 4 September 2013 ** Berdasarkan laporan PEFINDO’s Beta Saham tanggal 4 September 2013
Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 4 September 2013 adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode DCF dan asumsi tingkat diskonto 10,87% adalah sebesar Rp1.513 – IDR1.711 per saham. Dengan menggunakan metode GCM (P/E 19,8X dan P/BV 2,9X) adalah
Rp2.118 – Rp2.164 per saham. Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCf dan 30% untuk metode GCM. Berdasarkan perhitungan di atas, maka Target Harga Saham AISA untuk 12 bulan adalah Rp1.690 – Rp1.850 per saham.
Tabel 5: Ringkasan Penilaian Metode DCF PV of Free Cash Flows [Rp miliar] Terminal Value [Rp miliar] Non-Operating Asset [Rp miliar] Net Debt [Rp miliar] Number of Share [juta saham] Fair Value per Share [Rp]
Konservatif
Moderat
Optimis
118 5.387 361 (1.441) 2.926 1.513
122 5.671 361 (1.441) 2.926 1.612
131 5.954 361 (1.441) 2.926 1.711
Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 12 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Tabel 6: Perbandingan GCM AISA
INDF
MYOR
CEKA
STTP
Rata-rata
14,8 1,9
15,8 2,4
27,2 6,5
n,a 0,7
21,5 3,2
19,8 2,9
Penilaian, 4 September 2013 P/E [x] P/BV [x]
Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 7: Ringkasan Penilaian Metode GCM P/E P/BV
Multiple [x]
Est. EPS [Rp]
Est. BV/share [Rp]
Value [Rp]
19,8
107
-
2.118
2,9
-
737
2.164
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 8: Rekonsiliasi Nilai Wajar Nilai Wajar per Saham [Rp] DCF
GCM
Rata-rata
Batas atas
1.711
2.164
1.850
Batas bawah
1.513
2.118
1.690
70%
30%
Bobot
Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: harga rata-rata dibulatkan sesuai dengan harga fraksional yang berlaku di BEI
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 13 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
2010
2011
2012
2013P
2014P
705
1.753
2.748
3.752
4.503
(521) (1.330)
(2.142)
(2.963)
(3.559)
Laba Kotor
184
422
605
789
943
Beban Operasi
(58)
(114)
(185)
(232)
(278)
Laba Operasi
126
308
420
557
665
Pendapatan (Beban lain-lain)
(32)
(123)
(96)
(119)
(171)
Laba Sebelum Pajak Pajak Laba Bersih
1.9 20
94
185
324
439
494
(15)
(35)
(71)
(110)
(124)
76
127
211
313
360
1.7
5
2011
2012
P/E
(Rp miliar)
12
2013P 2014P
10
163
475
560
871
1.045
Persediaan
424
332
603
852
1.024
2 0
63
285
280
400
458
620
934
1.234
1.311
1.381
Tanaman
324
374
507
699
939
Aset Lancar Lainnya
327
556
582
600
647
1.937
3.590
3.868
4.782
5.862
4
0.2
0.0 2010
2011 ROA
ROE
2012 Assets Turnover
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 11: Rasio Penting
Liabilitas
Total ekuitas
0.6
0.4
Piutang Usaha
Aset Tetap
0.8
6
627
Total liabilitas
P/BV
8
48
Pinjaman Jk. Panjang Lainnya
2012
14
102
Pinjaman Jk. Panjang
1.6 2011
Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
635
Kewajiban Jk. Pendek Lainnya
1.6
2010
15
Pinjaman Jk. Pendek
1.7
Gambar 14: ROA, ROE dan Total Asset Turnover
Aset
Hutang Usaha
1.8
10
%, ROA, ROE
2010
Total aset
1.8
15
Tabel 10: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Aset Lancar Lainnya
1.9
25
0
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Kas dan Setara Kas
2.0
P/BV
Harga Pokok Penjualan
30
(Rp miliar)
x, Assets Turnover
Pendapatan
Gambar 13: P/E dan P/BV Historis
P/E
Tabel 9: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
45
30
68
81
98
424
774
976
1.230
1.385
50
107
173
268
322
661
827
584
993
1.488
167
18
33
54
57
1.347
1.757
1.834
2.626
3.349
590
1.833
2.033
2.156
2.512
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
2010
2011
2012
2013P
2014P
Penjualan
32,3
148,5
56,8
36,6
20,0
Laba Operasi
22,5
144,9
36,5
32,7
19,3
100,8
67,3
66,4
48,0
15,1
Marjin Laba Kotor
26,1
24,1
22,0
21,0
20,9
Marjin Laba Operasi
17,8
17,6
15,3
14,9
14,8
Marjin Laba Bersih
10,8
7,2
7,7
8,3
8,0
ROA
3,9
3,5
6,6
6,5
6,1
ROE
12,9
6,9
12,5
14,5
14,3
Debt to equity
2,3
1,0
0,9
1,2
1,3
Debt to asset
0,7
0,5
0,5
0,5
0,6
Rasio Lancar
1,3
1,9
1,3
1,4
1,6
Rasio Cepat
0,3
1,2
0,5
0,6
0,8
Pertumbuhan [%]
Laba bersih Profitabilitas [%]
Solvabilitas [x]
Likuiditas [x]
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 14 dari 15 halaman
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk DISCLAIMER
Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu -waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terja di akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa inves tor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemu ngkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tuka r mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing kep ada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut. Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil lap oran ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valua si Saham dan Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp 20.000.000, - dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
4 September 2013
Halaman ke 15 dari 15 halaman