Equity Valuation 16 Oktober 2015
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Target Harga Terendah 2.875
Laporan Utama
Tertinggi 3.275
Makanan dan Perkebunan
Kinerja Saham
Masih dalam Suasana Ekspansi
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Informasi Saham Kode Saham
Rp AISA
Harga Saham 15 Oktober 2015
1.545
Harga Tertinggi 52 Minggu Terakhir
2.550
Harga Terendah 52 Minggu Terakhir
1.680
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 Minggu (miliar)
7.461
Kapitalisasi Pasar Terendah 52 Minggu (miliar)
5.407
Harga dan Volume 4 Minggu Terakhir
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pemegang Saham PT Tiga Pilar Corpora
(%) 14,77
JP Morgan Chase Bank Non Treaty Clients
9,33
PT Permata Handawira Sakti
9,20
Trohpy Investors II Ltd
9,09
Primanex Limited
6,59
Primanex Pte. Ltd
6,59
Morgan Stanley and Co. LLC-Client Account Publik (dibawah 5% kepemilikan)
6,52 37,90
Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7884 0200
[email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
Jejak sejarah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ("AISA") berawal pada tahun 1959, ketika Pabrik Mie Asia didirikan di Sukoharjo, Jawa Tengah, dengan produksi bihun kering dan mie kering saja. Dimulai dengan satu pabrik, AISA sekarang memiliki 25 hektar pabrik makanan terintegrasi di Sragen, Jawa Tengah, dan menghasilkan tidak hanya bihun dan mie kering, tetapi juga mie instan, biskuit dan makanan ringan lainnya. Selain Divisi Makanan, AISA sekarang memiliki divisi lain, yang dikenal sebagai Divisi Beras dan Divisi Kelapa Sawit yang mengelola bisnis beras dan minyak sawit dari AISA. Dalam bisnis beras, AISA mengoperasikan empat pabrik pengolahan beras dengan total kapasitas produksi 480.000 ton per tahun dan kapasitas penyimpanan 230.349 ton pada akhir 2014. Pabrik pengolahan beras AISA berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Baru-baru ini, AISA mengakuisisi PT Golden Plantation ("GP") untuk memperkuat kakinya di bisnis kelapa sawit. Pada akhir 2014, GP resmi menjadi perusahaan publik, dan menggunakan dana hasil IPO untuk mengakuisisi PT Persada Alam Hijau ("PAH") yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Muara Tebo, Provinsi Jambi. Dengan akuisisi ini, AISA sekarang memiliki sekitar 71 ribu hektar ("ha") wilayah konsesi dan 22.445 ha area telah ditanami. Halaman 1 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PARAMETER INVESTASI Tetap Melakukan Ekspansi di tengah Kondisi yang Tidak Menguntungkan Kami menyukai komitmen AISA dalam berekspansi, meskipun kondisi ekonomi makro mengalami penurunan. Pada tahun 2014, AISA meningkatkan kapasitas produksi beras sebesar 240 ribu ton melalui pengembangan penggilingan padi baru, meningkatkan jaringan distribusi untuk produk makanan olahan ke negara-negara lain, serta mengakuisisi perusahaan minyak sawit. Ke depan AISA berencana untuk mendirikan lebih banyak tempat penyimpanan padi dan meningkatkan jumlah lahan pertanian padi bersama dengan organisasi yang berorientasi non-profit. Gerakan ekspansi yang optimis ini membuat kami percaya bahwa AISA akan terus mencatat pertumbuhan yang positif di masa depan Tetap Stabil Setelah Mendapatkan Pinjaman Baru Untuk membiayai ekspansinya, AISA telah menerima pinjaman dari bank serta mengeluarkan Non Preemptive Rights di tahun 2014. Kami melihat bahwa setelah aksi tersebut kondisi AISA tetap stabil. Hutang bank jangka panjang AISA naik menjadi Rp1,3 triliun pada tahun 2014 naik dari Rp320.9 miliar pada 2013, sementara juga menerima hasil dari Non Preemptive Rights sekitar Rp600 miliar. Dengan aksi tersebut, kami melihat bahwa kondisi keuangan AISA relatif stabil untuk membiayai pertumbuhannya, terlihat dari rasio utang berbunga terhadap ekuitas tampak sedikit lebih baik menjadi 85,79% pada tahun 2014 vs 90,2% pada tahun 2013. Namun, dengan pinjaman jangka pendek lain baru sekitar Rp500 miliar di Mei 2015, rasio tersebut kembali naik menjadi 94% pada bulan Juni 2015. Meski demikian, kami melihat bahwa kondisi tersebut masih terkelola dengan baik oleh AISA. Diuntungkan dari Program Pemerintah Kami melihat bahwa AISA diuntungkan oleh beberapa program pemerintah, terutama di sektor pertanian. Meningkatnya anggaran pertanian untuk mendorong produksi ditunjukkan oleh upaya rehabilitasi irigasi sawah, optimalisasi sawah yang tidak produktif melalui pemupukan dan benih yang tepat, dan memberikan peralatan baru untuk petani. Selain itu, Pemerintah berencana membuka 9 juta ha sawah baru untuk pertanian dengan mengubah beberapa daerah hutan sebagai bagian dari program Reformasi Pertanian. Melihat hal tersebut, kami melihat bahwa prospek AISA dalam bisnis beras tetap cerah karena akan lebih mudah untuk menemukan sumber padi. Prospek Usaha Meskipun terjadi perlambatan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% di 1H2015, kami melihat bahwa industri makanan, terutama basic food tetap cerah. Didukung oleh komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menjadi swasembada beras, kami melihat bahwa masa depan AISA sebagai produsen beras cukup prospektif. Ditambah dengan keinginan AISA untuk terus ekspansi di bisnis makanan olahan dan kelapa sawit, kami memperkirakan bahwa pendapatan AISA akan tumbuh kuat 31,3% pada akhir 2015, dan 24% CAGR selama periode 2014-2019. Tabel 1: Ringkasan Kinerja 2012 2.748
2013 4.057
2014 5.140
2015P 6.748
2016P 9.003
Laba sebelum pajak [Rp miliar]
324
450
485
661
886
Laba bersih [Rp miliar]
254
347
378
496
665
79
108
117
154
207
Pertumbuhan EPS [%]
69,2
36,7
9,1
31,1
34,1
P/E [x]
13,7
13,3
17,8
8,5*
6,3*
PBV [x]
1,7
2,0
1,9
1,4*
1,3*
Pendapatan [Rp miliar]
EPS [Rp]
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing * berdasarkan harga saham tanggal 15 Oktober 2015 – Rp1.545/saham
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 2 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk MAKROEKONOMI & INDUSTRI Kondisi Makroekonomi yang Menurun di 1H2015, tetapi akan Sedikit Membaik di Semester Kedua Kinerja ekonomi terlihat mengecewakan di paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan PDB melambat sejak Q1 dan titik data terbaru terus lesu di Q2. Pada bulan Mei, ekspor terus mengalami kontraksi sejak delapan bulan berturut-turut dan indeks manufaktur tetap terjebak di wilayah kontraksi di tengah penurunan berkelanjutan dalam produksi dan pesanan baru. Selain itu, program belanja publik pemerintah terlihat berjalan lambat. Kemajuan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur baru juga terbatas karena hambatan birokrasi dan sengketa tanah. Tertundanya hal tersebut menjadi perhatian karena pengeluaran pemerintah diharapkan mengimbangi pelemahan di sektor eksternal dan diekspektasikan sebagai pendorong utama pertumbuhan tahun ini Indeks harga konsumen meningkat 0,54% di Juni 2015 dari bulan sebelumnya, memicu inflasi tahunan menjadi 7,3%. Tekanan harga yang meningkat selama bulan suci Ramadhan dimulai pada pertengahan Juni. Akibatnya, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan tingkat kebijakan BI Rate di 7,5%, seperti yang diharapkan oleh pasar. Tabel 2: Indikator Makroekonomi Indikator Inflasi (%) Pertumbuhan PDB (%) BI Rate (%)
2013
2014
1H15
2015F*
6,4 5,6 7,5
6,4 5,0 7,75
7,3 4,7 7,5
6,5 5,0 7,20
Sumber: Bank Indonesia, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan:* Proyeksi
Namun, kami memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan naik kembali di akhir tahun 2015 dan semakin kuat pada tahun 2016, dengan percepatan pengeluaran publik dan keyakinan yang pulih. Penghapusan subsidi BBM telah memberikan ruang fiskal yang diperlukan untuk peningkatan investasi infrastruktur publik. Setelah meningkat pesat, akibat penghapusan subsidi BBM, inflasi sekarang lebih moderat akibat penurunan harga energi. Inflasi kemungkinan akan tetap di 6,5%, dikarenakan pelemahan mata uang yang terjadi baru-baru ini, mengimbangi penurunan harga energi. Pertumbuhan Industri Pengolahan Makanan yang Terbatas di 1H2015, Namun Masih Prospektif Selama 1H2015, kami melihat banyak faktor menghambat pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia. Turunnya subsidi bahan bakar, ekspor yang masih lambat, dan tingginya ketergantungan terhadap bahan baku impor ditambah pelemahan Rupiah membatasi pertumbuhan industri ini menjadi hanya 4% - 5% selama 1H2015. Gambar 1: Niilai Tukar USD/Rp – JISDOR, 2 Jan– 13 July 2015
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Sumber: Bank Indonesia, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & indexing
Halaman 3 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Pada awal tahun ini, banyak produsen makanan dan minuman olahan Indonesia menaikkan harga sekitar 5% - 10% karena biaya transportasi yang lebih tinggi disebabkan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir 2014. Meskipun biaya transportasi berkurang setelah itu dengan melemahnya harga minyak, namun industri ini masih sangat terpengaruh oleh nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi cukup dalam, karena relatif besarnya bahan baku yang masih diimpor. Namun, kami berharap kinerja industri makanan dan minuman di Indonesia akan membaik pada semester kedua 2015, didukung oleh perayaan hari raya Islam seperti Ramadhan dan Idul Fitri ketika konsumsi rumah tangga selalu melompat. Indonesia, negara dengan lebih dari 250 juta orang merupakan pasar yang menguntungkan bagi produsen makanan dan minuman, ditambah pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang secara signifikan akan meningkatkan basis pelanggan untuk produsen makanan dan minuman olahan Indonesia. Tidak Ada Impor Beras Pada 2015, kami melihat bahwa industri beras di Indonesia berkembang pesat. Departemen Pertanian memperkirakan bahwa luas lahan tanaman baru untuk beras bisa mencapai 700.000 ha, dengan total produksi 3,5 juta ton. Oleh sebab itu, total luas tanam pada tahun 2015 diperkirakan 8,8 juta ha. Total produksi tersebut masih terjangkau dengan usaha yang kuat dari Pemerintah untuk merehabilitasi irigasi sawah, optimalisasi sawah yang tidak produktif melalui pemupukan dan benih yang sesuai, dan peralatan pertanian baru seperti traktor. Meskipun Pemerintah baru saja merilis peraturan baru untuk beras impor, tapi untuk saat ini tidak diperlukan impor beras. Permintaan Global Terhadap Minyak Kelap Sawit Indonesia Akan Tetap Ada Kami memperkirakan bahwa permintaan global untuk minyak sawit mentah Indonesia tetap solid di masa depan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Cina telah menurunkan permintaan di 1Q2015, yang menunjukkan permintaan lonjakan untuk kuartal berikutnya di tahun 2015, setelah persediaan mereka habis. Selain itu, budaya India, terutama makanan tradisional yang memerlukan banyak minyak goreng sawit, serta populasi kelas menengah yang tetap tumbuh, mempertahankan dan menjaga permintaan minyak sawit mentah Indonesia. Gambar 3: Impor CPO India
Gambar 2: Impor CPO China
1,600
900 1,350
1,400 1,200 1,200
1,120
1,200
800
1,269
1,000
962
382
601
200 100
200
0
425
354
279
300
400
616
512 453
437
400
600
602
559
549
500
760
800
692
629
625
600
983
779
723
700
180
1Q2013
2Q2013
3Q2013
4Q2013
1Q2014
2Q2014
3Q2014
4Q2014
China's import of CPO (million MT)
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
1Q2015
India's imported CPO (million MT)
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Biodiesel Adalah Hal yang Terbaik Berikutnya Dengan Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan baru untuk meningkatkan kandungan minyak nabati untuk biodiesel, efek bagi industri kelapa sawit dalam negeri cukup besar. Lonjakan produksi yang signifikan, atau dari 0,4 juta KL biodiesel di 2009 menjadi 2,9 juta KL pada tahun 2014 Halaman 4 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (per September 2014), memberikan dampak signifikan terhadap produksi minyak sawit mentah Indonesia sejak 2011.
Gambar 4: Produksi CPO Indonesia
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 5 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk INFORMASI BISNIS Profil AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera terdaftar pada tahun 1992 sebagai perusahaan yang memproduksi bihun dan mie kering. Namun, jejak sejarahnya menghasilkan kualitas makanan dengan harga yang terjangkau dimulai sejak tahun 1959, ketika pendiri perusahaan Tan Pia Soe mulai memproduksi bihun dengan merek Cangak Ular di Sukoharjo. Nama Perusahaan diubah menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) pada tahun 2003 ketika perusahaan go public. Saat ini, bisnis AISA dibagi menjadi tiga bisnis utama, produksi makanan, beras dan kelapa sawit. Di bisnis produksi makanan , AISA didukung oleh tiga anak perusahaan, yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera (“TPS”), PT Poly Meditra Indonesia (“PMI”) dan PT Balaraja Bisco Paloma (“BBP”). o TPS secara resmi didirikan pada tahun 1992 di Sragen, dengan produk utama mie kering, bihun kering, mie instan dan bihun instan, dengan merek dagang dari Mie Ayam 2 Telor, Superior, Filtra, Kurma, Spider, Haha Mie, Bihunku, Mie Kremezz dan Shorr o PMI didirikan pada tahun 1994 di Jakarta dan diakuisisi oleh AISA pada tahun 2008. PMI terlibat dalam produksi makanan ringan dan penjualannya, dengan produk-produk wafer stick dan permen dengan merek Gulas, Gulas Plus, Pio dan Growie. o BBP didirikan pada tahun 2011 dan merupakan produsen pengolahan makanan dengan kapasitas produksi biskuit mencapai 27.000 ton per tahun. Saat ini, BBP memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu PT Putra Taro Paloma ("PTP") - yang diperoleh dari PT Unilever Indonesia Tbk dengan produk utama snack TARO, PT Subafood Pangan Jaya ("SPJ") - menghasilkan bihun jagung dengan beberapa merek terkemuka seperti Tanam Jagung, Panen Jagung, dan Pilihan Bunda, dan PT Sekar Tanjung Sejahtera ("STS") - didirikan pada Februari 2014. Kegiatan AISA dalam bisnis beras dimulai dengan akuisisi PT Dunia Pangan ("DP") pada tahun 2010. DP adalah sebuah perusahaan perdagangan dan produksi beras dengan beberapa anak perusahaan, yaitu PT Indo Beras Unggul ("IBU"), PT Jatisari Srirejeki ("JSR"), PT Sukses Abadi Karya Inti ("SAKTI"), PT Tani Unggul Usaha ("TUU"), dan PT Swasembada Tani Selebes ("STS"). AISA mengakuisisi PT Golden Plantation Tbk ("GP") pada bulan Maret 2014, dan merubah menjadi GP subholding dari bisnis minyak sawit AISA, menggantikan PT Bumiraya Investindo ("BRI"). BRI sendiri diakuisisi oleh AISA pada tahun 2008. BRI memiliki perkebunan kelapa sawit di Tanjung Seloka dan Kebun Lontar - Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010 BRI mengakuisisi lima perusahaan terlibat dalam bisnis kelapa sawit, yaitu PT Mitra Jaya Agro Palm - berlokasi di Kalimantan Tengah, PT Airlangga Sawit Jaya dan PT Charindo Palma Oetama terletak di Kalimantan Barat, PT Muara Bungo Sawit - terletak di Sumatera Selatan, dan PT Tugu Palma Sumatera - terletak di Riau. Pada tahun 2012 PT Muara Bungo plantatio mengakuisisi PT Tandan Abadi Mandiri - terletak di Provinsi Jambi. Selain bisnis diatas, AISA juga memiliki PT Patra Power Nusantara (“PPN”) anak perusahaan yang mengelola pembangkit listrik yang sebagian besar digunakan untuk keperluan internal.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 6 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Gambar 5: Struktur Perusahaan AISA
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Bisnis Beras Tetap Tumbuh dan Mendominasi Meskipun perlambatan ekonomi Indonesia di 1H2015 (hanya 4,7% YoY), kami melihat bahwa itu tidak mempengaruhi bisnis beras AISA. Divisi bisnis beras AISA memberikan kontribusi 66% dari total pendapatan AISA atau mencapai Rp3,21 triliun selama 1H2015. Permintaan besar karena populasi yang besar serta peningkatan jumlah sawah dan produksi nasional, mengerek pertumbuhan pendapatan AISA dari bisnis beras hingga mencapai 33,4% YoY selama 1H2015. Pertumbuhan tersebut menandai dominasi yang terus menerus dari pendapatan AISA sejak tahun 2012. Gambar 6: Kontribusi Terhadap Pendapatan AISA dari Berbagai Divisi, 2012 – 1Q2015 (dalam Rp, miliar)
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Pabrik Beras Baru dan Program Baru Untuk Mendukung Pertumbuhan Bisnis Fokus AISA pada bisnis beras terus terlihat. Pada tahun 2014 AISA meningkatkan kapasitas produksi beras dari 240 ribu ton menjadi 480 ribu ton melalui pengembangan penggilingan padi baru. Pertumbuhan itu dicapai dengan meresmikan pabrik beras baru PT Sukses Abadi Karya Inti Halaman 7 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (“SAKTI”). Saat ini, AISA sedang dalam proses membangun tiga fasilitas produksi padi baru di Sulawesi Selatan (Bone dan Sidrap) dengan total kapasitas produksi 330 ribu ton per tahun, dan diharapkan akan selesai pada akhir 2016. Tindakan ini merupakan dukungan AISA pada program pemerintah untuk mencapai swasembada beras nasional. Selain itu, bersama-sama dengan organisasi yang berorientasi nirlaba yaitu Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (“PIS Agro”), AISA telah sepakat untuk mengelola 800.000 ha lahan pertanian pada tahun 2020 dan meningkatkan kesejahteraan petani secara bersamaan. Kami melihat bahwa program ini akan mengamankan sumber padi untuk AISA di masa depan. Gambar 7: Kapasitas Produksi Padi AISA
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing
Banyak dan Semakin Banyak Silo AISA menyadari pentingnya pemeliharaan padi untuk menghasilkan beras berkualitas baik adalah penting. Pada tahun 2014, AISA memiliki 24.000 ton kapasitas gudang padi, dikenal sebagai silo. Pada tahun 2015, AISA dalam tahap finishing empat gudang baru dengan total penyimpanan 45.000 ton. Gudang akan digunakan untuk menyimpan padi dari fasilitas IBU, JSR dan SAKTI yang terletak di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kami percaya bahwa dengan memiliki silo yang besar memungkinkan AISA untuk menyimpan dan mempertahankan kualitas padi yang baik selama waktu panen dan menjualnya pada musim lain, yang akan meningkatkan margin lebih tinggi. Gambar 8: Kapasitas Gudang Padi AISA (dalam ton)
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Halaman 8 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Negara Tujuan Baru Untuk Ekspor Makanan Olahan
Sebelum tahun 2014, produk TARO dan Mie Kremezz hanya didistribusikan di Indonesia. Dengan usaha AISA untuk memperbesar lingkup pasar ke pasar internasional, snack TARO kini diekspor ke Amerika Serikat, Australia, Hong Kong, Amerika Selatan, Belanda, Arab Saudi, Nigeria dan Timor Leste. Sementara Mie Kremezz telah didistribusikan ke China, Yordania dan Korea Selatan. Ini adalah pengiriman internasional pertama untuk TARO dan Mie Kremezz. Untuk permen, AISA saat ini sudah mendistribusikannya ke Kanada, Vietnam, Timor Leste dan Korea Selatan, sementara Spanyol akan ditambahkan ke Belanda sebagai tujuan negara lain untuk produk mie kering. Sangat Diterima di Pasar Domestik Kami melihat bahwa produk AISA semakin lebih diterima di pasar domestik. Banyak peritel modern sekarang menunjukkan produk AISA pada rak-rak mereka. Produk AISA disajikan pada setidaknya 137 kota dan 181.977 outlet di tahun 2014, dan kami memperkirakan bisa mencapai 205.000 outlet mengingat bahwa banyak peritel baru dan yang sudah ada akan menerima produk AISA. Gambar 9: Jumlah Outlet yang Menampilkan Produk AISA, 2013 – 2015P
Sumber : PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Harus Waspada Terhadap Efek El Nino AISA membukukan pendapatan pertumbuhan yang kuat yaitu 72,46% YoY dari bisnis minyak sawit pada tahun 2014, dengan kontribusi mayoritas dari penjualan minyak sawit mentah. Upaya AISA mengakuisisi 99,9% saham PT Persada Alam Hijau, suatu perusahaan yang sudah memiliki 1.788 ha area tertanam, ditambah dengan semakin banyaknya area tertanam dari wilayah yang sudah ada mendukung pertumbuhan tersebut. Selama 1H2015, pendapatan AISA dari bisnis minyak sawit masih mencatat pertumbuhan positif 21,7% YoY, atau mencapai Rp67,4 miliar. Namun, Badan Meteorologi dan Geofisika ("BMKG") memprediksikan bahwa angin kering dan panas El Nino akan terjadi pada Juni-September 2015. Ini dapat menghambat produksi minyak sawit, karena berat tandan buah segar akan menyusut disebabkan oleh tanah yang kering. AISA harus mewaspadai fenomena ini dengan serius untuk menghindari penurunan pendapatan dari bisnis minyak sawit pada 2015.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 9 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk KEUANGAN Pertumbuhan Pendapatan yang Solid Namun Harus Mencermati Peningkatan Biaya Selama 1H2015, kami melihat bahwa kinerja AISA masih dalam fase optimis, ditunjukkan oleh pertumbuhan yang solid dari pendapatan (27,9% YoY). Didorong oleh tingginya pertumbuhan pendapatan dari divisi beras, pendapatan AISA melonjak ke Rp3,21 triliun dari Rp2,51 triliun pada periode yang sama di 2014. Namun, kami melihat bahwa AISA harus mewaspadai peningkatan biaya pokok penjualan - terutama dari divisi kelapa sawit dan beras. Peningkatan pembelian padi kering dari pihak ketiga dan biaya tenaga kerja dalam bisnis kelapa sawit menyebabkan marjin laba kotor AISA turun dari 21% di 1H2014 menjadi 19% di 1H2015. Gambar 10: Marjin Laba Kotor AISA, 1H2015 vs 1H2014
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Mempertahankan Struktur Permodalan Untuk Ekspansi Pada tahun 2014, kami melihat bahwa ada dua aksi korporasi oleh AISA yang mempengaruhi utang berbunga dan ekuitasnya. Hutang bank jangka panjang AISA naik menjadi Rp1,3 triliun pada tahun 2014 vs Rp320,9 miliar pada 2013. Sementara itu, pada bulan Oktober 2014 AISA menerbitkan After Non Preemptive Rights setara dengan total 292.600.000 saham. Dengan aksi ini, tambahan modal disetor AISA naik menjadi Rp1,26 triliun vs Rp658,8 miliar di 2013. Kami melihat bahwa dengan aksi seperti itu, AISA dapat berekspansi dengan tetap mempertahankan struktur modal. Rasio interest bearing debt to equity turun menjadi 85,79% pada tahun 2014 vs 90,2% pada tahun 2013. Namun, selama 1H2015 rasio tersebut naik kembali menjadi 94%, karena AISA menambah Rp500 miliar pinjaman jangka pendek baru dari bank. Namun, kami melihat bahwa kondisi seperti itu masih dikelola dengan baik karena rasio interest bearing debt to equity masih di bawah 100%.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 10 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Gambar 11: Rasio Interest Bearing Debt to Equity & Liabilities to Equity
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing
Interest Coverage Membaik di 1H2015 Setelah mengambil pinjaman baru pada bulan Juni 2014 dan digunakan untuk ekspansi, kami melihat bahwa meskipun beban bunga naik menjadi Rp195,2 miliar pada 2014 tapi interest coverage ratio tetap stabil. Rasio EBITDA terhadap beban bunga AISA tahun 2014 adalah 4.0x relatif stabil dari 4.3x pada akhir 2013. Ekspansi mulai memberikan keuntungan di 1H2015, dan walaupun AISA mengambil pinjaman jangka pendek baru dari bank, rasio EBITDA terhadap beban bunga relatif membaik karena efek dari pinjaman baru belum ada. Hasilnya, EBITDA terhadap beban bunga relatif membaik menjadi 4,6x. Gambar 12: Rasio Interest Coverage AISA, 2013 – 1H2015
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham dan Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Dikenal Karena Kinerjanya AISA membedakan dirinya dari pihak lain dengan mendapatkan banyak penghargaan, atau sudah menerima tujuh penghargaan selama periode Januari - Agustus 2015. Untuk keberadaannya selama lebih dari 50 tahun, AISA menerima Living Legend Company Awards dari majalah Warta Ekonomi. Selain itu, AISA juga menerima: 1. Indonesia’s Most Admired Companies for Snack Producers Categories dari Majalah Marketing dan Frontier Consulting Group; 2. PROPERDA Award dari Provinsi Jawa Tengah, karena AISA kemampuannya mengelola lingkungan; 3. 2015 Top Brand Award for Instant Rice Noodle Category, dari Majalah Marketing; Halaman 11 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 4. 2015 Best Syariah Award, for Sukuk Ijarah TPS Food I, dari Majalah Investor, dimana AISA mendapatkan nilai tertinggi berdasarkan kinerja fundamental dan risk adjusted return. 5. Indonesia Original Brands in 2015 for Taro product, dari Majalah SWA; 6. Indonesia Original Brands in 2015 for Ayam 2 Telor product, dari Majalaah SWA.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 12 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk ANALISA SWOT
Tabel 3: Analisa SWOT Kekuatan
Bukti rekam jejak sebagai produsen makanan olahan. Jaringan distribusi yang kuat. Memiliki bisnis yang terintegrasi secara vertikal, mengakibatkan efisiensi biaya terhadap kompetitor. Memiliki penggilingan padi dan silo yang berlokasi strategis dekat daerah lumbung. Sebagai penghasil beras, relatif tidak terkena dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi. Peluang
Peningkatan jumlah masyarakat menengah menghasilkan tingkat disposable income yang lebih tinggi. Target populasi lebih banyak dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Kelemahan
Paparan eksposur terhadap nilai tukar, karena memiliki pinjaman USD. Produk makanan dapat terkontaminasi atau kadaluarsa.
Ancaman
Depresiasi Rupiah yang berkelanjutan. Kompetisi yang semakin ketat dari perusahaan domestik dan global. Semakin lamanya pelemahan harga CPO. El Nino dapat menghambat produktivitas AISA.
Sumber: PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 13 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk TARGET HARGA Penilaian
Metodologi Penilaian Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) jika dibandingkan dengan pertumbuhan aset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan metode Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% saham per tanggal 15 Oktober 2015, menggunakan laporan keuangan AISA per tanggal 30 Juni 2015 sebagai dasar dilakukannya analisis fundamental.
Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 10,29% dan Cost of Equity sebesar 11,32% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Tabel 4: Asumsi Risk free rate [%]* Risk premium [%]* Beta [x]** Cost of Equity [%] Marginal tax rate [%] Interest Bearing Debt to Equity Ratio [x] WACC [%]
8,60 2,26 1,20 11,32 25,0 0,94 10,29
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: * Per tanggal 15 Oktober 2015 **PEFINDO Beta Saham tanggal 15 Oktober 2015
Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 15 Oktober 2015 adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan metode DCF dan asumsi tingkat diskonto 10,29% adalah Rp2.938 – Rp3.326 per saham. Dengan menggunakan metode GCM (PBV 2,2X and P/E 19,5X) adalah sebesar Rp2.724 – Rp3.155 per saham. Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30% untuk metode GCM. Berdasarkan perhitungan di atas, maka Target Harga Saham AISA untuk 12 bulan adalah Rp2.875 – Rp3.275 per saham. Tabel 5: Ringkasan Penilaian Metode DCF Konservatif
Moderat
Agresif
1.753 10.611 1.075 (3.585) 9.854 3.354 2.938
1.845 11.170 1.075 (3.585) 10.505 3.354 3.132
1.938 11.728 1.075 (3.585) 11.156 3.354 3.326
PV of Free Cash Flows [Rp miliar] PV Terminal Value [Rp miliar] Non-Operating Assets – [Rp miliar] Interest Bearing Debt [Rp miliar] Total Equity Value [Rp miliar] Number of Share [juta saham] Fair Value per Share [Rp] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Halaman 14 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Tabel 6: Perbandingan GCM
P/E [x] P/BV [x]
AISA
INDF
STTP
CEKA
14,3
23,5
34,4
5,9
Ratarata 19,5
1,7
2,0
4,6
0,6
2,2
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 7: Ringkasan Penilaian Metode GCM
P/E [x]
Multiple [x]
Est. Earning/share [Rp]
19,5 2,2
P/BV
Est. BV/share [Rp]
Value [Rp]
162
-
3.155
-
1.224
2.724
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 8: Rekonsiliasi Nilai Wajar Nilai Wajar per Saham [Rp] DCF
GCM
Rata-rata
Batas atas
3.326
3.155
3.275
Batas bawah
2.938 70%
2.724 30%
2.875
Bobot
Sumber: Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 15 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Tabel 9: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (Rp miliar)
2012 Pendapatan Harga Pokok Penjualan
2.748
2013 4.057
(2.142) (3.143)
2014
2015P
2016P
5.140
6.748
9.003
(4.099)
(5.389)
(7.222) 1.781
605
913
1.041
1.359
Beban Operasi
(145)
(300)
(401)
(520)
(688)
Laba Operasi
460
613
639
839
1,093
(135)
(164)
(155)
(178)
(207)
Laba Sebelum Pajak
324
450
485
661
886
Pajak
(71)
(103)
(106)
(290)
(295)
Laba Bersih
211
310
332
441
592
Laba Kotor
Pendapatan (Beban lain-lain)
Gambar 13: Market Value Added and Market Risk
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing
Sumber : PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 14: ROA, ROE and Assets Turnover
Tabel 10: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(Rp miliar)
2012
2013
2014 2015P
2016P
Aset Kas dan Setara Kas
102
317
1.217
911
1.472
Piutang Usaha
725
1.015
1.358
1.307
1.740
Persediaan
603
1.024
1.240
1.845
1.979
Aset Lancar Lainnya
115
90
162
545
727
1.234
1.444
1.786
1.943
2.041
Aset Tetap Aset Lancar Lainnya Total aset
1.089
1.132
1.609
1.779
1.886
3.868
5.021
7.372
8.331
9.884 Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing
Liabilitas Hutang Usaha
78
203
238
500
Pinjaman Jk. Pendek
703
780
769
876
669 964
Kewajiban Jk. Pendek Lainnya
436
414
465
776
1.011
Pinjaman Jk. Panjang
584
1.224
2.222
2.001
2.385
Pinjaman Jk. Panjang Lainnya
33
43
85
107
123
Total liabilitas
1.834
2.664
3.779
4.261
5.153
Total ekuitas
2.033
2.357
3.593
4.070
4.691
Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Estimasi PEFINDO Riset Konsultasi Divisi Valuasi Saham & Indexing
Table 11: Rasio Kunci 2012
2013
2014 2015P 2016P
Penjualan
56,8
47,7
26,7
31,3
33,4
Laba Operasi
49,4
33,4
4,3
31,3
30,3
Laba bersih
69,2
36,7
9,1
31,1
34,1
Marjin Laba Kotor
22,0
22,5
20,3
20,1
19,8
Marjin Laba Operasi
16,7
15,1
12,4
12,4
12,1
Marjin Laba Bersih
7,7
7,7
6,5
6,5
6,6
ROA
5,5
6,2
4,5
5,3
6,1
ROE
10,4
13,2
9,2
11,0
12,9
Liabilities to equity
0,9
1,1
1,1
1,1
1,1
Liabilities to assets
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
Pertumbuhan [%]
Profitabilitas [%]
Solvabilitas [x]
Sumber : PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 16 dari 17
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk DISCLAIMER Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh PT Pefindo Riset Konsultasi (PRK) atau PEFINDO Research and Consulting bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh PRK yang berhubungan dengan cakupan Jasa kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut. Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non-publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan PRK dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. PRK akan menerima imbalan sebesar Rp40 juta dari Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo-consulting.co.id Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh PEFINDO Research and Consulting - Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id
16 Oktober 2015
Halaman 17 dari 17
Equity Valuation
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
October 16, 2015 Target Price Low 2,875
Primary Report
High 3,275
Food and Plantation
Stock Performance
Still in the Expansion Mood
Source: Bloomberg, PEFINDO Research and Consulting Equity & Index Valuation Division
Stock Information Ticker code
IDR AISA
Market price as of October 15, 2015
1,545
Market price – 52 week high
2,550
Market price – 52 week low
1,680
Market cap – 52 week high (bn)
5,407
Market cap – 52 week low (bn)
7,461
Last 4 Weeks of Price and Volume
Source: Bloomberg, PEFINDO Research and Consulting Equity & Index Valuation Division
Shareholders PT Tiga Pilar Corpora
(%) 14.77
JP Morgan Chase Bank Non Treaty Clients
9.33
PT Permata Handawira Sakti
9.20
Trohpy Investors II Ltd
9.09
Primanex Limited
6.59
Primanex Pte. Ltd
6.59
Morgan Stanley and Co. LLC-Client Account Public (Each below 5% of ownerships)
Contact: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7884 0200
[email protected] “Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
6.52 37.90
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (“AISA”) traces its history back to 1959, when Pabrik Mie Asia was established in Sukoharjo, Central Java, which only produced dried vermicelli and dried noodles. Started with one plant, AISA now has a 25 hectares of integrated food factory in Sragen, Central Java, and produces not only vermicelli and dried noodles, but also instant noodles, biscuits and other snacks. Beside Food Division, AISA now has other division, known as Rice Division and Palm Oil Division that cater rice and palm oil business of AISA. In rice business, AISA operates four rice processing plants with total production capacity of 480,000 tons per year and storage capacity of 230,349 tons by the end of 2014. AISA rice mills are located in West Java and Central Java. Recently, AISA acquired PT Golden Plantation (“GP”) to strengthen its foot at palm oil business. In late 2014, GP officially became a public listed company, and used its IPO proceeds to acquired PT Persada Alam Hijau (“PAH”) which has the palm oil plantation located in Muara Tebo Regency, Jambi Province. With this acquisition, AISA now has around 71 thousand hectares (“ha”) of concession areas and 22,445 ha of planted areas.
Page 1 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk INVESTMENT PARAMETER Keep Expanding Amid Unfavorable Condition We like AISA for its commitment for expansion, although macroeconomic condition was in the downturn mode. In 2014, AISA increased its rice production capacity by 240 thousand tons through development of new rice mills, increased its distribution network for processed food products to other countries, as well as acquired new palm oil producer company. Going forward AISA plans to set up more paddy storage and increased its farming land for rice together with a non-profit oriented organization. This upbeat movement of expansion makes us believe that AISA will continue to record positive growth in the future. Remains Stable after Taking New Loan To finance their expansion action, AISA had received loan from bank as well as issued Non Preemptive Rights in 2014. We view that after such action AISA’s condition remains stable. AISA’s long-term bank loan rose to IDR1.3 trillion in 2014 up from IDR320.9 billion in 2013, while also received proceeds from Non Preemptive Rights of around IDR600 billion. With such action, we view that AISA’s financial condition relatively stable to finance its growth as its interest bearing debt to equity ratio looked slightly better to 85.79% in 2014 vs 90.2% in 2013. However, with another new short-term loan of around IDR500 billion in Mei 2015, such ratio increase to 94% in June 2015. But, we view that such condition is still manageable for AISA. Benefited by Government Programs We view that AISA is benefitted by several Government programs, primarily in the Agriculture sectors. Increasing budget for Agriculture to push the production shown by the effort of rehabilitating rice field irrigation, optimization of unproductive field through appropriate fertilization and seeds, and giving new equipment for the farmers. Beside that, the Government plans to open 9 million ha new field for Agriculture by converting several areas of forest as a part of Agriculture Reformation program. Given that, we view that AISA’s prospect in rice business remains bright as it will be more easier to find resources. Business Prospects Despite the slowing down of Indonesia economy to 4.7% in 1H2015, we view that food industry, especially basic food, remains bright. Supported by the strong commitment of Government to become self-sufficiency in rice, we view that AISA’s future as a rice production is prospective. Coupled with AISA continues mood for expansion in its food processed and palm oil business, we estimate that AISA’s revenue will cite a strong growth of 31.3% at the end of 2015, and 24% CAGR during 2014 – 2019 periods. Table 1: Performance Summary 2012 2,748
2013 4,057
2014 5,140
2015P 6,748
2016P 9,003
Pre-tax profit [IDR bn]
324
450
485
661
886
Net profit [IDR bn]
254
347
378
496
665
79
108
117
154
207
EPS growth [%]
69.2
36.7
9.1
31.1
34.1
P/E [x]
13.7
13.3
17.8
8.5*
6.3*
PBV [x]
1.7
2.0
1.9
1.4*
1.3*
Revenue [IDR bn]
EPS [IDR]
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research & Consulting Equity & Index Valuation Division Estimatates * based on share price as of October 15, 2015 – IDR1,545/share
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 2 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk MACROECONOMY & INDUSTRY Disappointing Macroeconomic Condition in 1H2015, but Slightly Improved in the Second Half Economic performance has been disappointing in the first half of this year. GDP growth decelerated to a multi-year low in Q1 and recent data point to continued sluggishness in Q2. In May, exports registered an eight consecutive loss and the manufacturing index remained stuck in contractionary territory amid ongoing declines in production and new orders. Moreover, the government’s highly touted public spending program is off to a worryingly slow start. Limited progress has been made on the implementation of new infrastructure projects due to bureaucratic obstacles and land disputes. The delays are a concern because government spending was expected to offset weakness in the external sector and was foreseen as the main driver of growth this year. Consumer prices index increased 0.54% in June 2015 over the previous month, or hit 7.3% of annual inflation. Prices pressures typically increase during the holy month of Ramadan, which began this year in mid-June. As a result, the Bank Indonesia decided to hold the BI policy rate at 7.5%, as expected by the market. Tabel 2: Macroeconomic Indicators Indicators Inflation (%) GDP Growth (%) BI Rate (%)
2013
2014
1H15
2015F*
6.4 5.6 7.5
6.4 5.0 7.75
7.3 4.7 7.5
6.5 5.0 7.20
Source: Bank Indonesia, PEFINDO Research & Advisory – Equity & Index Valuation Division Notes:* Projection
However, we projected that the economic growth will be picking-up later in 2015 and strengthen further in 2016, as public spending gathers pace, and confidence recovers. The abolition of fuel subsidies has provided the necessary fiscal space for increased public infrastructure investment. After spiking, following the removal of fuel subsidies, inflation is now moderating in large part because of the fall in energy prices. Inflation is likely to stay at 6.5%, as the recent currency weakness offsets lower energy prices. Limited Growth of Food Processing Industry in 1H2015, but Still Prospective During 1H2015, we view that many factors hampering the growth of processed food and beverage in Indonesia. Winding down of fuel subsidies, the country’s sluggish export sector, industry’s dependence on imported raw materials coupled with weakening Rupiah limited the growth of this industry to just 4% - 5% YoY during 1H2015.
Figure 1: USD/IDR Exchange Rate – JISDOR, 2 Jan – 13 July 2015
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Source: Bank Indonesia, PEFINDO Research & Consulting – Equity & Index Valuation Division
Page 3 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
At the start of the year, many Indonesian processed food and beverage producers raised prices by about 5% - 10% due to higher transportation costs as the government raised prices of subsidized fuels at the end of 2014. Although the transportation costs eased after that with weakening price of oil, however the industry is still badly affected by the heavily depreciated Rupiah exchange rate, as relatively large chunk of raw materials were still imported. However, we expects that the performance of Indonesia’s food and beverage industry will improve in the second half of 2015, supported by Islamic celebrations such as the Ramadan and Eid-al-Fitr when household consumption always jumps. Indonesia, a country with more than 250 million people is a lucrative market for food and beverage producers, plus the establishment of ASEAN Economic Community that would significantly improve customer base for Indonesian processed food and beverages producers. No Import for Rice In 2015, we view that rice industry in Indonesia is growing rapidly. The Ministry of Agriculture estimates that new planted area for rice may reach 700,000 ha, with total production of 3.5 million tons. Given that, the total planted area in 2015 is estimated to be 8.8 million ha. Such amount of production is within reach with strong effort from Government to rehabilitate rice field irrigation, optimization of unproductive field through fertilization and appropriate seeds, and new agriculture equipment such as tractors. Although the Government has just released new regulation for imported rice, but for the time being it is not needed. Global Demand for Indonesia’s Crude Palm Oil Will Still There We estimate that the global demand for Indonesia’s crude palm oil remains solid in the future. It is based on the fact that China has lowered its demand in 1Q2015, which indicate a surge demand for the next quarters in 2015, after their inventories was depleted. Beside that, India’s culture, especially its traditional food that requires lots of palm cooking oil, as well as its growing middle class population, sustain and keep dragging-up the demand for Indonesia’s crude palm oil. Figure 3: India’s Import of CPO
Figure 2: China’s Import of CPO
1,600
900 1,350
1,400 1,200 1,200
1,120
1,200
800
1,269
700
1,000
962
382
601
400
100
200
0
425
354
279
300 200
616
512 453
437
400
600
602
559
549
500
760
800
692
629
625
600
983
779
723
180
1Q2013
2Q2013
3Q2013
4Q2013
1Q2014
2Q2014
3Q2014
4Q2014
1Q2015
China's import of CPO (million MT)
Source: Bloomberg, PEFINDO Research & Consulting – Equity
Source: Bloomberg, PEFINDO Research & Consulting – Equity
& Index Valuation Division
& Index Valuation Division
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
India's imported CPO (million MT)
Biodiesel is The Next Best Thing As the Indonesian Government issued a new regulation to increase the content of vegetable oil in the biodiesel, the effect for the domestic palm oil industry is just massive. With significant jump of production, or from 0.4 million KL of biodiesel in 2009 to 2.9 million KL in 2014 (as of September 2014), it dragged a significant impact to the production of Indonesia crude palm oil since 2011. Page 4 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Figure 4: Indonesia’s CPO Production
Source: Bloomberg, PEFINDO Research & Consulting - Equity & Index Valuation Division
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 5 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk BUSINESS INFORMATION AISA’s Profile
PT Tiga Pilar Sejahtera was registered in 1992 as a company producing primarily dry vermicelli and dry noodles. However, it traces its history of producing quality food at affordable prices to 1959, when company founder Tan Pia Soe started producing vermicelli under the brand name Cangak Ular in Sukoharjo. The Company’s name was changed to PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) in 2003 when the company went public. Todays, AISA’s business is divided into three main businesses: food manufacturing, rice business, and palm oil business. In food manufacturing, AISA’s business is supported by three subsidiaries, i.e. PT Tiga Pilar Sejahtera (“TPS”), PT Poly Meditra Indonesia (“PMI”), and PT Balaraja Bisco Paloma (“BBP”). o TPS was legally established in 1992 in Sragen, with main products dried noodles, dried vermicelli, instant noodles and instant vermicelli, with trademark brands of Mie Ayam 2 Telor, Superior, Filtra, Kurma, Spider, Haha Mie, Bihunku, Mie Kremezz and Shorr. o PMI was established in 1994 in Jakarta and was acquired by AISA in 2008. PMI engages in snack producer and sales industry, with products of wafer sticks and candies under the brand name of Gulas, Gulas Plus, Pio and Growie. o BBP was established in 2011 and constituted as processing food producers with biscuits production capacity of 27,000 tons per year. Todays, BBP owned several subsidiaries, i.e. PT Putra Taro Paloma (“PTP”) – acquired from PT Unilever Indonesia Tbk with main product of TARO snacks, PT Subafood Pangan Jaya (“SPJ”) – produces corn vermicelli with several prominent brand such as Tanam Jagung, Panen Jagung, and Pilihan Bunda, and PT Sekar Tanjung Sejahtera (“STS”) – established in February 2014. AISA’s activity in rice business begins with the acquisition of PT Dunia Pangan (“DP”) in 2010. DP is a rice trading and production company with several subsidiaries, namely PT Indo Beras Unggul (“IBU”), PT Jatisari Srirejeki (“JSR”), PT Sukses Abadi Karya Inti (“SAKTI”), PT Tani Unggul Usaha (“TUU”), and PT Swasembada Tani Selebes (“STS”). AISA acquired PT Golden Plantation Tbk (“GP”) in March 2014, and turned GP into subholding of AISA’s palm oil business, replacing PT Bumiraya Investindo (“BRI”). BRI itself was acquired by AISA in 2008. BRI owns palm oil estates in Tanjung Seloka and Kebun Lontar – South Kalimantan. In 2010 BRI acquired five companies engage in palm oil business, i.e. PT Mitra Jaya Agro Palm – located in Central Kalimantan, PT Airlangga Sawit Jaya and PT Charindo Palma Oetama – located in West Kalimantan, PT Muara Bungo Plantataion – located in South Sumatra, and PT Tugu Palma Sumatera – located in Riau. In 2012 PT Muara Bungo Plantatio acquired PT Tandan Abadi Mandiri – located in Jambi Province. Beside such businesses, AISA also owns PT Patra Power Nusantara (“PPN”), a subsidiary that manage power plant, mainly for internal use.
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 6 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Figure 5: AISA’s Company Structure
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research & Consulting - Equity & Index Valuation Division
Rice Business Keeps Growing and Dominating Despite the slowing down of Indonesia’s economy in 1H2015 (only 4.7% YoY), we view that it is not affected to AISA’s rice business. AISA’s rice business division contributes 66% of total AISA’s revenue of IDR3.21 trillion in 1H2015. Large demand due to huge population as well as national increase of rice fields and production, hoist AISA’s revenue from rice business by 33.4% YoY during 1H2015. Such growth marked a continuous domination of AISA’s revenue since 2012. Figure 6: AISA’s Revenue Contribution from Each Divison, 2012 – 1Q2015 (in IDR, million)
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting - Equity & Index Valuation Division
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
New Rice Mills and New Program to Sustain Rice Business Growth AISA’s focus on rice business continuously shows. In 2014 AISA increased its rice production capacity from 240 thousand tons to 480 thousand tons through the development of new rice mills. The growth was achieved by inaugurating a new rice mill of PT Sukses Abadi Karya Inti (“SAKTI”). Currently, AISA is in the process of constructing three new rice production Page 7 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk facilities in South Sulawesi (Bone and Sidrap) with total production capacity of 330 thousand tons per year, and expected to be completed by the end of 2016. This action addressed AISA’s support on the Government program to achieve rice self-sufficiency nation-wide. Beside that, together with a non-profit oriented organization known as Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (“PIS Agro”), AISA have agreed to cover 800,000 ha of farming lands by 2020 and along with that increased the welfare of the farmers. We view that the program will secure sources of paddy for AISA in the future. Figure 7: AISA’s Rice Production Capacity
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting - Equity & Index Valuation Division Estimates
More and More Silos AISA realizes that maintenance of paddy to produce good quality rice is important. In 2014, AISA has 24,000 tons capacity of paddy warehouses, known as silos. In 2015 AISA is in the phase of finishing four new warehouses with total storage of 45,000 tons. The warehouses will be used to store paddy from IBU, JSR and SAKTI facilities located in West and Central Java. We believe that by having large silos enables AISA to better store and maintain good quality of paddy during harvesting time and sold them during off season, which would carry their margins higher. Figure 8: AISA’s Paddy Warehouse Capacity
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting - Equity & Index Valuation Division Estimates
Page 8 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk New Countries for Exported Food Products Before 2014, TARO and Mie Kremezz products were only distributed in Indonesia. With AISA’s effort of enlarging its market scope to international market, TARO snack is now exported to United States, Australia, Hong Kong, South America, the Netherlands, Saudi Arabia, Nigeria and Timor Leste. While Mie Kremezz has already distributed to China, Jordan and South Korea. These were the first international shipments for both TARO and Mie Kremezz. For candy, AISA now has already distribute it to Canada, Vietnam, Timor Leste and South Korea, while Spain will be added to the Netherlands as another country destination for dried noodles products. Well Accepted in Domestic Market We view that AISA’s products are getting more and more accepted in the domestic market. Many modern retailers are now showing AISA’s products on their shelves. AISA’s products presented on at least 137 cities and 181,977 outlets in 2014, and we estimate that it could reach 205,000 outlets given that many new and existing retailers will accept AISA’s products. Figure 9: AISA’s Partnership Outlets, 2013 – 2015P
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting - Equity & Index Valuation Division Estimates
Must be Alert for El Nino Effect AISA booked a strong growth revenue of 72.46% YoY from its palm oil business in 2014, with majority contribution from the sales of crude palm oil. AISA’s effort on acquiring 99.9% shares of PT Persada Alam Hijau, a company that already had 1,788 ha of planted areas, as well as increasing existing planted areas support such growth. During 1H2015, AISA’s revenue from palm oil business still booked positive growth of 21.7% YoY, or reached IDR67.4 billion. However, Badan Meteorologi dan Geofisika (“BMKG”) predicts that dry and hot wind of El Nino will occur on June – September 2015. This may hamper the production of each palm oil producers, as the weight of fresh fruit bunches will shrink due to the dry soil. AISA must take this phenomena seriously in order to avoid decreasing revenue of palm oil business in 2015.
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 9 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk FINANCE Solid Growth of Revenue but Has to be Cautions on the Costs Hike During 1H2015, we view that AISA’s performance was still in the upbeat mode, shown by solid growth of its revenue (27.9% YoY). Driven much by the growth of revenue from rice division, AISA’s revenue jumped to IDR3.21 trillion from IDR2.51 trillion at the same period in 2014. However, we view that AISA has to be cautioned by the rising costs of goods sold – especially from palm oil and rice divisions. Increasing purchase of dry paddy from third parties and labor costs in palm oil business caused AISA’s gross profit margin squeezed from 21% in 1H2014 to 19% in 1H2015. Figure 10: AISA’s Gross Profit Margins, 1H2015 vs 1H2014
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting - Equity & Index Valuation Division
Maintaining Its Capital Structure for Expansion In 2014, we view that there are two corporate actions by AISA which were affecting its interest bearing debt and equities. AISA’s long-term bank loan rose to IDR1.3 trillion in 2014 vs IDR320.9 billion in 2013. Meanwhile, in October 2014 AISA issued After Non Preemptive Rights or equivalent to a total of 292.6 million shares. With this action, AISA’s additional paid-in capital rose to IDR1.26 trillion vs IDR658.8 billion in 2013. We view that with such actions, AISA maintain its capital structure while keeping its expansion mode on. AISA’s interest bearing debt to equity ratio dropped to 85.79% in 2014 vs 90.2% in 2013. However, during 1H2015 such ratio was dropped to 94%, as AISA took IDR500 billion of new short-term loan from banks. However, we view that such condition was still manageable since it was still below 100%. Figure 11: AISA’s Interest Bearing Debt to Equity Ratio & Liabilities to Equity Ratio
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research & Consulting - Equity & Index Valuation Division
Page 10 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Interest Coverage Improved in 1H2015 After taking new loan in June 2014 and used it for expansion, we view that although its interest expense rose to IDR195.2 billion in 2014 but its interest coverage ratio remains stable. AISA’s EBITDA to interest expense ratio as of 2014 was 4.0x relatively stable from 4.3x at the end of 2013. The expansion started to take effect in 1H2015 although AISA took a new short-term loan from banks. Its EBITDA to interest expense ratio relatively got better as the interest expense from new loan was not yet burdened. As a result, its EBITDA to interest expense ratio was relatively better at 4.6x. Figure 12: AISA’s Interest Coverage Ratio, 2013 – 1H2015
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research & Consulting - Equity & Index Valuation Division
Recognized by Their Performance AISA distinguished itself from others by securing many awards, as it already received seven awards during January – August 2015 periods. For its existence for over 50 years, AISA received Living Legend Company Awards from Warta Ekonomi magazine. Besides, AISA also received: 1. Indonesia’s Most Admired Companies for Snack Producers Categories from Marketing Magazine and Frontier Consulting Group; 2. PROPERDA Award from Central Java Province, as AISA was able to manage its environment; 3. 2015 Top Brand Award for Instant Rice Noodle Category, from Marketing Magazine; 4. 2015 Best Syariah Award, for Sukuk Ijarah TPS Food I, from Investor Magazine, as AISA collects the highest point based on its fundamental performance and risk adjusted return. 5. Indonesia Original Brands in 2015 for Taro product, from SWA Magazine; 6. Indonesia Original Brands in 2015 for Ayam 2 Telor product, from SWA Magazine.
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 11 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk SWOT ANALYSIS
Table 3: SWOT Analysis Strength
Proven track record as a processed food producer Strong distribution network Having vertically integrated business, creates cost efficiency compare to other competitors. Have rice mills and silos strategically located near granary areas. As a rice producer, relatively feels no effect from the slowdown of economic growth. Opportunity
Rising middle class leads to higher disposable income. More population with the coming up of ASEAN Economic Community.
Weakness
Exchange rate risk exposure, by having USD loan. Food products can be contamined or expired.
Threat
Continued weakening Rupiah. Tighter competition from domestic and global competitors Prolonged weakening of CPO price. El Nino could hamper AISA’s productivity
Source: PEFINDO Research & Consulting Equity & Index Valuation Division
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 12 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk TARGET PRICE Valuation
Methodology We applied the Discounted Cash Flow (DCF) method as the main valuation approach considering that income growth is the value driver for AISA instead of asset growth. Furthermore, we also applied Guideline Company Method (GCM) as comparison method. This valuation is based on 100% AISA’s shares value as of October 15, 2015, using AISA’s financial report as of June 30, 2015 for our fundamental analysis.
Value estimation We used Cost of Capital of 10.29% and Cost of Equity of 11.32% based on the following assumption: Table 4: Assumption Risk free rate [%]* Risk premium [%]* Beta [x]** Cost of Equity [%] Marginal tax rate [%] Interest Bearing Debt to Equity Ratio [x] WACC [%]
8.60 2.26 1.20 11.32 25.0 0.94 10.29
Source: Bloomberg, PEFINDO Research & Consulting - Equity & Index Valuation Division Estimates Notes: * As of October 15, 2015 **PEFINDO Beta Saham as of October 15, 2015
Target price for 12 months based on valuation as per October 15, 2015 is as follows: Using DCF method with discount rate assumption 10.29% is IDR2,938 – IDR3,326 per share. Using GCM method (PBV 2.2X and P/E 19.5X) is IDR2,724 – IDR3,155 per share. In order to obtain a value which represents both value indications, we have weighted both DCF and GCM methods by 70%:30%. Based on the above calculation, target price of AISA for 12 month is IDR2,875 – IDR3,275 per share. Table 5: Summary of DCF Method Valuation Conservative
Moderate
Aggressive
1,753 10,611 1,075 (3,585) 9,854 3,354 2,938
1,845 11,170 1,075 (3,585) 10,505 3,354 3,132
1,938 11,728 1,075 (3,585) 11,156 3,354 3,326
PV of Free Cash Flows [IDR bn] PV Terminal Value [IDR bn] Non-Operating Assets – [IDR bn] Interest Bearing Debt [IDR bn] Total Equity Value [IDR bn] Number of Share [mn shares] Fair Value per Share [IDR] Source: PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 13 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Table 6: GCM Comparison
P/E [x] P/BV [x]
AISA
INDF
STTP
CEKA
Average
14.3
23.5
34.4
5.9
19.5
1.7
2.0
4.6
0.6
2.2
Source: Bloomberg, PEFINDO Research and Consulting Equity & Index Valuation Division
Table 7: Summary of GCM Method Valuation
P/E [x]
Multiple [x]
Est. Earning/share [IDR]
19.5 2.2
P/BV
Est. BV/share [Rp]
Value [IDR]
162
-
3,155
-
1,224
2,724
Source: Bloomberg, PEFINDO Research and Consulting Equity & Index Valuation Division Estimates
Table 8: Fair Value Reconciliation Fair Value per Share [IDR] DCF
GCM
Average
Upper limit
3,326
3,155
3,275
Bottom limit
2,938
2,724
2,875
70%
30%
Weight
Source: PEFINDO Research and Consulting Equity & Index Valuation Division Estimates
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 14 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Table 9: Consolidated Statement of Comprehensive Income
Figure 13: Market Value Added and Market Risk
(IDR bn)
2012 Sales COGS Gross profit Operating expense Operating profit Other income (charges)
2,748
2013 4,057
(2,142) (3,143)
2014
2015P
2016P
5,140
6,748
9,003
(4,099)
(5,389)
(7,222)
605
913
1,041
1,359
1,781
(145)
(300)
(401)
(520)
(688)
460
613
639
839
1,093
(135)
(164)
(155)
(178)
(207)
Pre-tax profit
324
450
485
661
886
Tax
(71)
(103)
(106)
(290)
(295)
Net profit
211
310
332
441
592 Source: Bloomberg, PEFINDO Research & Consulting Equity & Index Valuation Division
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting Equity & Index Valuation Division Estimates
Table 10: Consolidated Statement of Financial Position
Figure 14: ROA, ROE and Assets Turnover
(IDR bn)
2012
2013
2014 2015P
2016P
Assets Cash and cash equivalents
102
317
1,217
911
1,472
Receivables
725
1,015
1,358
1,307
1,740
Inventories
603
1,024
1,240
1,845
1,979
Other current assets
115
90
162
545
727
1,234
1,444
1,786
1,943
2,041
Fixed assets Other long-term assets
Total assets
1,089
1,132
1,609
1,779
1,886
3,868
5,021
7,372
8,331
9,884
Liabilities Trade payables
78
203
238
500
669
Short term bank loan
703
780
769
876
964
Other short-term liabilities
436
414
465
776
1,011
Long-term debts
584
1,224
2,222
2,001
2,385
33
43
85
107
123
Total liabilities
1,834
2,664
3,779
4,261
5,153
Total equity
2,033
2,357
3,593
4,070
4,691
Other long-term liabilities
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting Equity & Index Valuation Division Estimates
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research & Consulting Equity & Index Valuation Division
Table 11: Key Ratios 2012
2013
2014 2015P 2016P
Revenue
56.8
47.7
26.7
31.3
33.4
Operating profit
49.4
33.4
4.3
31.3
30.3
Net profit
69.2
36.7
9.1
31.1
34.1
Gross margin
22.0
22.5
20.3
20.1
19.8
Operating margin
Growth [%]
Profitability [%] 16.7
15.1
12.4
12.4
12.1
Net margin
7.7
7.7
6.5
6.5
6.6
ROA
5.5
6.2
4.5
5.3
6.1
ROE
10.4
13.2
9.2
11.0
12.9
Liabilities to equity
0.9
1.1
1.1
1.1
1.1
Liabilities to assets
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
Solvability [x]
Source: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PEFINDO Research and Consulting – Equity & Index Valuation Division Estimates
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 15 of 16
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk DISCLAIMER This report was prepared based on trusted and reliable sources. Nevertheless, we do not guarantee its completeness, accuracy and adequacy. Therefore, we are not responsible for any investment decisions made based on this report. All assumptions, opinions and predictions we re solely our internal judgments as of the reporting date, and those judgments are subject to change without further notice. We are not responsible for any mistakes or negligence that occurs by using this report. Recent performance cannot always be used as a reference for future outcome. This report does not offer a recommendation to purchase or hold particular shares. This report might not be suitable for some investors. All opinions in this report have been presented fairly as of the issuing date with go od intentions; however, they could change at any time without further notice. The price, value or income of each share of the Company stated in this report might be lower than investor expectations, and investors may obtain returns lower than the invested amount. Investment is defined as the probable income that will be received in the future; nonetheless such returns may fluctuate. As for companies whose shares are denominated in a currency other than Rupiah, foreign exchange fluctuation may reduce their share value, price or the returns for investors. This report does not contain any information for tax considerations in investment decision -making. The share price target in this report is a fundamental value, not a fair market value or a transaction price reference required by regulations. The share price target report issued by the PT PEFINDO Riset Konsultasi (“PRK”) or “PEFINDO Research and Consulting” is not a recommendation to buy, sell or hold particular shares. It should not be considered as investment advice from the PRK and its scope of service to some parties, including listed companies, financial advisors, brokers, investment banks, financial institutions and intermediaries, does not correlate with receiving rewards or any other benefits from such parties. This report is not intended for any particular investor and cannot be used as part of an objective investment analysis of particular shares, an investment recommendation, or an investment strategy. We strongly recommend investors to consider the suitability of the situation and conditions before making a decision in relation with the figures in this report. If necessary, consult with your financial advisor. PEFINDO keeps the activities of the Equity Valuation Division separate from its Ra tings Division to preserve the independence and objectivity of its analytical processes and products. PEFINDO has established policies and procedures to maintain the confidentiality of non -public information received in connection with each analytical process. The entire process, methodology and the database used in the preparation of the Reference Share Price Target Report as a whole are different from the processes, methodologies and databases used by PEFINDO in issuing ratings. This report was prepared and composed by PRK with the objective of enhancing the transparency of share prices of listed companies in the Indonesia Stock Exchange (IDX). This report is also free of influence from any other party, including pressure or force either from IDX or the l isted company reviewed. PRK earns a reward from IDX and the reviewed company for issuing this report twice a year. For further information, please visit our website at http://www.pefindo -consulting.co.id This report was prepared and composed by the PEFIN DO Research & Consulting - Equity & Index Valuation Division. In Indonesia, this report is published in our website and in the IDX website.
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo-consulting.co.id
October 16, 2015
Page 16 of 16