PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Pada Tanggal 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit), Serta untuk Periode 3 (Tiga)) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Masing-masing masing Tidak Diaudit)
PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD FOOD, Tbk.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK Daftar isi
Halaman
Surat Pernyataan Direksi LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada Tanggal 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit), Serta Untuk periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Masing-masing Tidak Diaudit) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
Laporan Arus Kas Konsolidasian
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
6-70
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada Tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 0 Catatan
ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Persediaan Pajak Dibayar di Muka Biaya Dibayar di Muka Uang Muka Pembelian Jumlah Aset Lancar
3, 39, 40 4, 39, 40 6, 40 8 9.a 5 11
960.727 1.268.370 13.227 1.624.678 12.922 50.541 165.769 4.096.234
1.216.554 1.344.109 13.744 1.240.358 1.764 46.073 114.484 3.977.086
7, 40 10, 39, 40 9.b 13 14 15 16 12
107 105.380 28.941 1.811.535 975.682 82.354 358.884 238.195
107 100.038 26.835 1.785.691 858.636 82.220 351.793 189.440
Jumlah Aset Tidak Lancar
3.601.078
3.394.760
JUMLAH ASET
7.697.312
7.371.846
ASET TIDAK LANCAR Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap Tanaman Perkebunan Biaya Hak Atas Tanah Ditangguhkan - Neto Aset Takberwujud - Neto Aset Non Keuangan Tidak Lancar Lainnya
31 Maret 2015 Rp
-
ASET
31 Desember 2014 Rp
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
1
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada Tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Usaha Pihak Berelasi Pihak ketiga Beban Akrual Utang Pajak Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Utang Bank Jangka Pendek Bagian Lancar atas Liabilitas Jangka Panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Utang Sewa Pembiayaan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Uang Muka Penjualan
17, 40 7 39 18, 39, 40 9.c 40 19, 39, 40 40 22, 39 21 20, 40
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Setelah dikurangi Bagian Lancar Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Utang Sewa Pembiayaan Setelah dikurangi Bagian Lancar Utang Obligasi - Neto Utang Sukuk Ijarah - Neto Liabilitas Pajak Tangguhan Liabilitas Imbalan Pascakerja Jangka Panjang
22, 39, 40 7, 40 21, 40 24, 40 24, 40 9.b 23
31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
3.513 285.271 51.221 341.280 26.027 762.158
3.513 199.977 55.532 315.447 21.103 768.684
74.178 16.225 66.239 3.048
73.454 18.315 34.881 2.402
1.629.160
1.493.308
1.358.444 3.688
1.307.018 1.585
19.154 593.436 299.404 11.800 52.836
22.522 592.979 299.329 9.165 53.111
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
2.338.762
2.285.709
TOTAL LIABILITAS
3.967.921
3.779.017
684.220 1.258.398 167.153 43.932 1.018.870 3.172.573
684.220 1.258.398 169.821 43.932 894.902 3.051.273
EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk : Modal Saham Nilai Nominal Saham Seri A : Rp 500 Saham Seri B : Rp 200 Modal Dasar Saham Seri A: 135.000.000 Lembar Saham Seri B : 4.652.500.000 Lembar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A : 135.000.000 Lembar Saham Seri B : 2.791.000.000 Lembar pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 Tambahan Modal Disetor - Neto Komponen Ekuitas Lainnya Selisih Transaksi dengan Pihak Nonpengendali Saldo Laba
25 26 27 28
KEPENTINGAN NON PENGENDALI
556.818
541.556
JUMLAH EKUITAS
30
3.729.391
3.592.829
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
7.697.312
7.371.846
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
2
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyaatakan Lain)
Catatan
OK 31 Maret 2015 Rp
OK 31 Maret 2014 Rp
PENJUALAN - NETO
31
1.601.877
1.153.222
BEBAN POKOK PENJUALAN
32
1.293.804
896.361
308.073
256.861
(112.379) 29.342 (4.098)
(81.574) 8.191 (2.555)
220.938
180.923
(48.797)
(44.931)
172.141
135.992
(32.912)
(25.074)
139.229
110.917
--
--
139.229
110.917
123.968 15.261
98.068 12.849
139.229
110.917
123.968 15.261
98.068 12.849
139.229
110.917
38,52
33,52
LABA KOTOR BEBAN USAHA Beban Usaha Pendapatan Lainnya Beban Lainnya
33 35 35
LABA USAHA Biaya Keuangan Neto
34
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN Beban Pajak Penghasilan
9.d
LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non - Pengendali JUMLAH JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non - Pengendali JUMLAH LABA PER SAHAM DASAR Laba Tahun Berjalan yang Diatribusikan kepada Pemegang Saham Biasa Entitas Induk
36
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
3
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Catatan
Modal Saham
Tambahan Modal Disetor Agio Selisih Nilai Saham Transaksi Neto Restrukturisasi Entitas Sepengendali Rp Rp
Rp SALDO PER 31 DESEMBER 2013 Pembalikan Proforma Ekuitas Entitas Anak Akuisisi Entitas Anak dari Entitas Sepengendali Penambahan Modal Disetor tanpa HMETD-Bersih Setelah Dikurangi Emisi Saham Penambahan Modal Saham melalui Penawaran Umum Saham Perdana pada Entitas Anak Dividen Tunai dan Dana Cadangan Umum Laba Komprehensif Tahun Berjalan karena Peningkatan Modal Entitas Anak
29 25
SALDO PER 31 DESEMBER 2014 Penyesuaian Biaya Emisi Penawaran Umum Saham Perdana pada Entitas Anak Laba Komprehensif Periode Berjalan karena Peningkatan Modal Entitas Anak SALDO PER 31 MARET 2015
27 25
Jumlah
Selisih Transaksi Pihak Nonpengendali
Rp
Rp
Saldo Laba Ditentukan Belum Penggunaannya Ditentukan Penggunaannya
Proforma Ekuitas yang Timbul dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Rp
Rp
Rp
Komponen Ekuitas Lainnya
Jumlah
Rp
Rp
Kepentingan Nonpengendali
Jumlah Ekuitas
Rp
Rp
625.700
657.540
1.216
658.756
43.932
2.478
67.239
520.722
95.827
2.014.654
344.597
2.359.251
---
---
-(23)
-(23)
---
(2.478) --
---
---
---
(2.478) (23)
---
(2.478) (23)
58.520
599.665
--
599.665
--
--
--
--
--
658.185
--
658.185
-----
-----
-----
-----
-----
-----
-62.079 ---
-(86.950) 331.812 --
73.994 ----
73.994 (24.871) 331.812 --
150.629 -46.330 165.891
224.623 (24.871) 378.142 165.891
684.220
1.257.205
1.193
1.258.398
43.932
--
129.318
765.584
169.821
3.051.273
541.556
3.592.829
----
----
----
----
----
----
----
-123.968 --
(2.668) ---
(2.668) 123.968 --
-15.261 (15.261)
(2.668) 139.229 (15.261)
684.220
1.257.205
1.193
1.258.398
43.932
--
129.318
889.552
167.153
3.172.573
556.818
3.729.391
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
4
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga Kas yang dihasilkan dari Operasi Penerimaan Bunga Pembayaran Pajak Pembayaran Bunga dan Beban Keuangan Pembayaran Karyawan
OK 31 Maret 2014 Rp
31 Maret 2015 Rp
1.678.262 (1.581.382) 96.879 4.803 (4.042) (8.339) (31.275)
1.085.866 (960.984) 124.882 2.671 (3.748) (13.372) (43.665)
58.026
66.768
75 (42.522) (10.000) (33.785) (9.066) (72.053)
24 (43.999) -(6.357) (1.953) (3.002)
(167.352)
(55.288)
26.493 (105.665) (429) (7.500)
26.393 (94.296) ---
(15.375) (7.688) (5.458) (20.744) (24.871)
(15.375) (7.688) (3.783) (9.192) --
(161.235)
(103.940)
(270.562)
(92.460)
DAMPAK SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS
14.736
3.486
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
1.216.554
316.590
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
960.727
227.616
727 274.070 685.930
946 170.583 56.087
960.727
227.616
0
(0)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Aset Tetap dan Perangkat Lunak Penjualan Pembelian Akuisisi Entitas Anak Penambahan Tanaman Perkebunan Pengeluaran untuk Hak atas Tanah Uang Muka Jangka Panjang
14 11
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Utang Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Penerimaan Pembayaran Pembayaran Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Pembayaran kepada Pihak Ketiga Pembayaran Bunga dan Bagi Hasil Obligasi Sukuk Ijarah Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan Pembayaran Bunga Pinjaman Bank - Kredit Investasi Pembayaran Dividen Tunai
18, 21
18, 21
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Jumlah Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode Terdiri dari : Kas Bank Deposito Berjangka
2.d, 3
Jumlah Kas dan Setara Kas
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
5
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 1. Umum 1.a. Pendirian Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 berdasarkan Akta Pendirian No. 143 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT Asia Intiselera. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1827.HT.01.01.th.91 tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65, Tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 127 tanggal 30 September 2014 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar . Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU- 06858.40.21.2014 tanggal 1 Oktober 2014. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, perkebunan, pertanian, ketenagalistrikan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Lokasi pabrik bihun jagung terletak di Balaraja, Tangerang. Lokasi pabrik makanan ringan terletak di Gunung Putri, Medan dan Banjarmasin. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. 1.b. Penawaran Efek Perusahaan Pada tanggal 14 Mei 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar ModalLembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-919/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 45 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp500 (dalam Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 5 September 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengeluarkan 230 juta saham biasa Seri B dengan nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) dan obligasi konversi sebesar Rp60.000 yang dapat dikonversi dengan saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp200 (dalam Rupiah penuh) per saham tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Kep-44/PM/1998. Pada tanggal 6 Nopember 2002 dan 29 Nopember 2002, BEI menyetujui pencatatan saham biasa seri B dan pencatatan pre-list saham hasil obligasi konversi. Pada tanggal 24 Oktober 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengeluarkan 547,5 juta saham biasa seri B dengan nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) I Perusahaan. Pada tanggal 7 Nopember 2003, saham tersebut telah dicatatkan di BEI. Pada tanggal 27 Oktober 2003, PT Tiga Pilar Sekuritas sebagai salah satu pemilik obligasi konversi melaksanakan konversi 53 lembar obligasi konversi senilai Rp26.500 menjadi 132,5 juta saham biasa Seri B Perusahaan dengan nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) per lembar saham. Saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 19 Nopember 2003.
6
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan PUT II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sejumlah 627 juta saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran Rp522 (dalam Rupiah penuh) per saham. Penawaran tersebut telah mendapat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-2478/BL/2008 tanggal 28 April 2008, dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 29 April 2008. Pada tanggal 14 Mei 2008, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 1.672 juta saham biasa pada 31 Desember 2008. Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan PUT III dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak 1.254 juta Saham Biasa Seri B atau setara dengan 42,86% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran Rp560 (dalam Rupiah penuh) per saham. Penawaran tersebut telah mendapat surat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-12623/BL/2011 tanggal 24 Nopember 2011, dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 24 Nopember 2011. Pada tanggal 30 September 2014, Perusahaan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Terlebih Dahulu sebanyak 292.600.000 saham biasa seri B atau setara dengan 8,16% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran Rp2.250 (dalam Rupiah penuh) per saham. Penawaran tersebut telah mendapat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bursa Efek Indonesia No.S-04396/BEI.PCI/09-2013 tanggal 19 September 2014, dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Umum Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 30 September 2014. Seluruh saham tersebut dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 3.218.600.000 saham masing-masing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. 1.c. Struktur Entitas Anak Perusahaan memiliki, baik secara langsung dan tidak langsung, lebih dari 50% saham dan/atau mempunyai kendali atas manajemen entitas-entitas anak sebagai berikut: Entitas Anak
Domisili
Tahun Operasi Komersial
Jenis Usaha
Persentase Kepemilikan 31-Mar 31-Des 2015 2014 % %
Jumlah Aset 31-Mar 2015 Rp
31-Des 2014 Rp
Pemilikan Langsung PT Tiga Pilar Sejahtera
Solo
Industri dan Perdagangan Mie/ Snack
1990
99,90
99,90
1.223.522
PT Poly Meditra Indonesia
Solo
Industri Makanan Ringan
2000
99,90
99,90
379.530
1.147.648 361.764
PT Golden Plantation Tbk
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
--
78,17
78,17
2.087.146
1.975.623
PT Dunia Pangan
Sragen
Industri dan Perdagangan Beras
2.477.979
2008
70,00
70,00
2.674.416
Industri Pembangkit Tenaga Listrik
--
99,90
99,90
97.378
97.349
Balaraja
Distribusi, Perdagangan dan Keagenan
--
99,90
99,90
883.130
814.601
PT Bumiraya Investindo
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
1993
64,95
64,95
1.748.645
1.682.607
PT Persada Alam Hijau
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
2014
99,90
99,90
111.713
109.436
PT Bailangu Capital Investment
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
--
90,00
--
99.125
-
PT Charindo Palma Oetama
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
2006
99,99
99,99
207.212
PT Muarobungo Plantation
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
2007
99,99
99,99
177.220
120.550
PT Airlangga Sawit Jaya
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
2006
99,99
99,99
144.504
139.327
PT Patra Power Nusantara
Solo
PT Balaraja Bisco Paloma Pemilikan Tidak Langsung Melalui PT Golden Plantation Tbk:
Pemilikan Tidak Langsung Melalui PT Bumiraya Investindo: 204.636
PT Mitra Jaya Agro Palm
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
2000
99,99
99,99
243.872
241.080
PT Tugu Palma Sumatera
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
2008
99,96
99,96
32.845
27.340
Jakarta
Industi Perkebunan Kelapa Sawit
--
100,00
100,00
56.570
46.189
Pemilikan Tidak Langsung Melalui PT Muarobungo Plantation: PT Tandan Abadi Mandiri
7
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Entitas Anak
Domisili
Tahun Operasi Komersial
Jenis Usaha
Persentase Kepemilikan 31-Mar 31-Des 2015 2014 % %
Jumlah Aset 31-Mar 2015 Rp
31-Des 2014 Rp
Pemilikan Tidak Langsung Melalui PT Dunia Pangan: PT Jatisari Srirejeki
Karawang
Industri dan Perdagangan Beras
2003
99,99
99,99
744.258
PT Indo Beras Unggul
Jakarta
Industri dan Perdagangan Beras
2008
99,99
99,99
676.361
658.358
PT Sukses Abadi Karya Inti
Jakarta
Industri dan Perdagangan Beras
2014
99,99
99,99
585.155
508.517
743.333
PT Tani Unggul Usaha
Jakarta
Industri dan Perdagangan Beras
2014
99,99
99,99
150.078
150.146
PT Swasembada Tani Selebes
Jakarta
Industri dan Perdagangan Beras
2014
99,99
99,99
149.813
150.000
Balaraja
Industri Makanan Ringan
2011
99,96
99,96
669.040
613.734
Tangerang
Industri Makanan Ringan
2005
99,60
99,60
191.243
172.993
--
98,33
98,33
62
60
Pemilikan Tidak Langsung Melalui PT Balaraja Bisco Paloma: PT Putra Taro Paloma PT Subafood Pangan Jaya PT Sekar Tanjung Sejahtera
Jakarta
Industri Makanan dan Minuman
PT Sekar Tanjung Sejahtera didirikan berdasarkan Akta No. 139 tanggal 21 Pebruari 2014 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-08380.AH.01.01 Tahun 2014 tanggal 27 Pebruari 2014. Pada tanggal 28 Maret 2014, Perusahaan mengakuisisi 99,96% kepemilikan PT Golden Plantation (GP) dari Stefanus Joko Mogoginta dan Yulianni Liyuwardi, pihak berelasi dengan nilai akuisisi sebesar Rp2.500, selisih bersih antara harga pengallihan saham bersih entitas anak yang diakuisisi sebesar (Rp23) pada entitas pengakuisisi disajikan sebagai “Selisih Nilai Transasksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Transaksi akuisisi tersebut dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (revisi 2012) tentang “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. PT Tani Unggul Usaha didirikan berdasarkan Akta No. 154 tanggal 22 Juli 2014, yang dibuat di hadapan Benediktus Andy Widiyanto, S.H., notaris di Tangerang. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-18828.40.10.2014 tanggal 23 Juli 2014. Pada tanggal 12 Desember 2014, PT Golden Plantation Tbk (GP), entitas anak, mengakuisisi 99,99% kepemilikan di PT Persada Alam Hijau (PAH) dari PT Profindo Putra Utama, pihak ketiga, dengan nilai akuisisi sebesar Rp4.972. Transaksi ini merupakan kombinasi bisnis (lihat Catatan 38). PT Swasembada Tani Selebes didirikan berdasarkan Akta No. 271 tanggal 24 Desember 2014, yang dibuat dihadapan Benediktus Andy Widiyanto, S.H., notaris di Tangerang. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU43688.40.10.2014 tanggal 31 Desember 2014. Pada tanggal 10 Februari 2015, GP, entitas anak, mengakuisisi 90% kepemilikan di PT Bailangu Capital Investment (BCI) dari PT Pangeran Duayu, pihak ketiga, dengan nilai akuisisi sebesar Rp53.750. Transaksi ini merupakan kombinasi bisnis (lihat Catatan 38). 1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi , Komite Audit dan Karyawan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 170 tanggal 26 Juni 2014, yang dibuat di hadapan Humberg Lee, S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta dan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 101 tanggal 30 Agustus 2013 yang dibuat di hadapan Humberg Lee, S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
8
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2015
31 Desember 2014
Anton Apriyantono Kang Hongkie Widjaja Hengky Koestanto Ridha DM Wirakusumah Bondan Haryo Winarno
Anton Apriyantono Kang Hongkie Widjaja Hengky Koestanto Ridha DM Wirakusumah Bondan Haryo Winarno
Stefanus Joko Mogoginta Budhi Istanto Suwito Achmad Subchan
Stefanus Joko Mogoginta Budhi Istanto Suwito Achmad Subchan
Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama Direktur
Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing dijabat oleh Desilina. Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Komite Audit Ketua Anggota
31 Maret 2015
31 Desember 2014
Anton Apriyantono Bondan Haryo Winarno Widjojo Kusumo Sudibyo Hartanto
Anton Apriyantono Bondan Haryo Winarno Widjojo Kusumo Sudibyo Hartanto
Jumlah remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan Pascakerja
4.040 1.630
19.263 6.518
Jumlah
5.670
25.781
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan entitas anak masing-masing adalah 4.040 orang (tidak diaudit). 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan
2.a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 tentang Penyajian Laporan Keuangan” sesuai Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tentang perubahan atas No. VIII.G.7 dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal. 9
Keuangan Akuntansi “Pedoman Peraturan
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas operasi dilaporkan menggunakan metode langsung. Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Transaksi dicatat menggunakan mata uang fungsional. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah. Intepretasi atas SAK (ISAK) yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januarii 2014 adalah ISAK No. 27 “Pengalihan Aset dari Pelanggan” dan ISAK No. 28 “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dangan Instrumen Ekuitas”. Penerapan ISAK No. 27 “Pengalihan Aset dari Pelanggan” dan ISAK No. 28 “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dangan Instrumen Ekuitas” yang berlaku efektif 1 Januari 2014 tidak relevan, serta tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Grup dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau tahun sebelumnya. 2.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti disebutkan pada Catatan 1.c. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagii dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Grup sebagai satu kesatuan. Kepentingan non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak. Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. 10
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan (termasuk laba atau rugi yang signifikan yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada entitas induk. 2.d. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari saldo kas dan simpanan di bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas merupakan deposito yang jangka waktunya sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak dibatasi penggunaannya. 2.e. Persediaan Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual persediaan yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang tersebut. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama. Persediaan bibitan akan direklasifikasi ke tanaman belum menghasilkan ketika bibit tanaman ditanam pada tanah perkebunan. Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan. 2.f.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka akan diamortisasi sesuai jangka waktu manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.
2.g. Perkebunan Plasma Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit investasi perkebunan plasma dari bank atau melalui pembiayaan sendiri. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan plasma tersebut diserahkan kepada petani plasma dikapitalisasi. Akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangi dengan kredit investasi yang diterima sebagai aset atau liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi (jumlah yang disepakati antara bank dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat perkebunan plasma diserahkan ke petani plasma. 2.h. Sewa Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan 11
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) aset. Grup sebagai Lessee Pada awal masa sewa, Grup mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri. Dalam sewa operasi, Grup mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa. 2.i.
Aset Tetap Aset tetap dicatat berdasarkan model biaya yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada, kecuali tanah yang dicatat pada harga perolehan dan tidak didepresiasi. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, biaya pinjaman dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan Infrastruktur 10 – 20 Mesin 4 – 10 Peralatan Pabrik 8 Kendaraan 4–8 Perabot dan Peralatan Kantor 4–8 Biaya-biaya setelah perolehan awal dimasukkan di dalam nilai tercatat aset dan diakui secara terpisah, hanya jika terdapat kemungkinan besar biaya yang dikapitalisasi tersebut akan memberikan manfaat ekonomis bagi Grup dan dapat diukur secara andal. Nilai tercatat dari komponen yang diganti dihapusbukukan. Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan lainnya diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Ketika aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap. Seluruh biaya yang dikeluarkan, termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk konstruksi aset terkait selama periode konstruksi, dikapitalisasi. Aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke aset tetap yang tepat pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
12
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Grup melakukan penelaahan berkala atas nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. 2.j.
Investasi pada Entitas Asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana investor (yaitu Perusahaan atau entitas anak, mana yang bertidak sebagai investor) mempunyai pengaruh yang signifikan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada jika investor memiliki 20% atau lebih hak suara investee, baik langsung maupun tidak langsung. Investasi pada entitas asosiasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Nilai tercatat tersebut ditambah dan dikurangi untuk mengakui bagian laba atau rugi setelah tanggal perolehan sesuai dengan persentase kepemilikan, dan dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas). Nilai tercatat juga disesuaikan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas entitas asosiasi yang timbul dari pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi. Penyesuaian tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain investor.
2.k. Tanaman Perkebunan Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang diukur secara proporsional berdasarkan luas hektar tanam. Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut direklasifikasi ke tanaman menghasilkan. Tanaman menghasilkan disusutkan dengan metode garis lurus selama taksiran masa produktif selama 25 tahun. 2.l.
Biaya Pinjaman Biaya pinjaman yang timbul dari pinjaman bank yang diperoleh untuk membiayai pengembangan tanaman perkebunan belum menghasilkan dan pembangunan mesin dikapitalisasi ke masing-masing tanaman perkebunan dan aset tetap. Biaya tersebut merupakan beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan selisih kurs yang diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga. Kapitalisasi dihentikan pada saat tanaman perkebunan belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan dan mesin siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya.
2.m. Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan Seluruh biaya sehubungan dengan perolehan hak kepemilikan tanah ditangguhkan hingga hak tersebut diperoleh. 2.n. Aset Takberwujud Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya. Goodwill timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal dimana pengendalian diperoleh. Goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi (bila ada), dan nilai wajar kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh Perusahaan pada pihak yang diakuisisi setelah dikurangkan dengan pajak tangguhan, di atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih.
13
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Goodwill tidak diamortisasi namun penurunan nilainya paling tidak diriview secara tahunan atau lebih, bila terdapat indikasi penurunan nilai. Untuk keperluan pengujian penurunan nilai, goodwill dialokasikan pada setiap unit penghasil kas yang diharapkan dapat memanfaatkan sinergi dari kombinasi bisnis. Jika jumlah tercatat dari unit penghasil kas tersebut kurang dari nilai tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan terlebih dahulu untuk mengurangi nilai tercatat goodwill pada unit penghasilkan tersebut dan kemudian pada aset lainnya dari unit penghasil kas tersebut atas dasar proporsional. Kerugian penurunan nilai goodwill tidak dipulihkan pada tahun berikutnya. Sedangkan goodwill negatif timbul dari pembelian dengan rugi, diakui segera sebagai keuntungan dalam laba rugi tahun berjalan. Keuntungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu unit penghasil kas dan operasi tertentu atas unit penghasil kas tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi unit penghasil kas yang ditahan. Merek-merek dagang tertentu yang memiliki jangka waktu, tidak diamortisasi selama merek dagang tersebut dapat diperpanjang. 2.o. Imbalan Kerja Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Grup dalam suatu periode akuntansi. Imbalan Pascakerja Imbalan pascakerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan. Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Grup berkomitmen untuk: a. Memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau b. Menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. 2.p. Biaya Emisi Saham, Obligasi dan Sukuk Ijarah Biaya emisi saham merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham Perusahaan. Biaya ini mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan biaya promosi. Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Tambahan Modal Disetor”. Obligasi yang diterbitkan dikelompokkan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi (lihat Catatan 2.u). Sehingga, biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka memperlihatkan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode suku bunga efektif. Sukuk Ijarah yang diterbitkan dikelompokkan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sehingga, biaya emisi sukuk ijarah langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka memperlihatkan hasil emisi neto sukuk ijarah tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau 14
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) premium yang diamortisasi selama jangka waktu sukuk ijarah tersebut dengan metode garis lurus. 2.q. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Kombinasi bisnis antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam satu kelompok yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut. Karena kombinasi bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset ataupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan Goodwill. Selisih tersebut dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan dalam pos tambahan modal disetor sebagai unsur ekuitas. Akun ini tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba. 2.r.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Penjualan yang dibayar di muka diakui sebagai pendapatan pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Selama tanaman belum menghasilkan, maka seluruh biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman tersebut dikapitalisasikan ke nilai tanaman tersebut. Jika Grup telah mempunyai area tanaman menghasilkan, maka bagian atas beban produksi kebun dibebankan sesuai dengan proporsi luas areanya. Setelah status tanaman menghasilkan, maka semua biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman menjadi beban produksi. Beban diakui pada saat terjadinya.
2.s. Pajak Penghasilan Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan menggunakan pendekatan neraca. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas: a. entitas kena pajak yang sama b. entitas kena pajak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode mendatang dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diperkirakan untuk diselesaikan atau dipulihkan. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan dan yang akan digunakan pada saat aset dipulihkan atau liabilitas dilunasi. Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan 15
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) atas banding tersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yaitu laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Grup yang saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini dilakukan jika, dan hanya jika, Grup: a. memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan b. bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. 2.t.
Saldo dan Transaksi dalam Mata Uang Asing Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah. Mata uang selain mata uang fungsional adalah mata uang asing. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs spot yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan keuangan, pos moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs penutup yang berlaku yaitu: 31 Maret 31 Desember 2015 2014
USD 1 SGD 1 EUR 1
13.084 9.508 14.129
12.440 9.422 15.133
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan. Sedangkan pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam mata uang asing diukur menggunakan kurs pada tanggal transaksi dan pos moneter yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing diukur menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditetapkan. 2.u. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dari piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi iini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i)
Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi FVTPL adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui pada nilai wajarnya. Biaya transaksi sehubungan dengan perolehannya diakui pada laporan laba rugi periode berjalan. Selanjutnya, aset keuangan FVTPL disajikan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
16
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Grup tidak memiliki aset keuangan yang diukur ada FVTPL. (ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya, aset keuangan tidak lancar lainnya dan piutang berelasi non-usaha. (iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi HTM adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) b) c)
Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Grup tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh temponya. (iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan kedalam tiga kategori sebelumnya. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada pendapatan komprehensif lainnya kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter diakui sebagai laba atau rugi. Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: -
Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya. Investasi dalam ekuitas saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, dicatat pada nilai wajar.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Grup tidak memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual.
17
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modall saham. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. (i)
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada FVTPL diakui nilai wajarnya. Biaya transaksi sehubungan dengan penerbitannya diakui pada laba rugi tahun berjalan. Kenaikan atau penurunan nilai wajar selanjutnya diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Grup tidak memiliki liabilitas keuangan dalam kategori ini.
(ii) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah utang usaha, liabiltas imbalan kerja jangka pendek, beban akrual, liabilitas keuangan jangka pendek lainnya, utang bank jangka pendek, utang bank jangka panjang, utang sewa pembiayaan, utang obligasi, utang sukuk ijarah dan utang pihak berelasi non-usaha. Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti objektif penurunan nilai. Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga 18
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi konsolidasian periode berjalan. Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi periode berjalan tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL. Saling Hapus Instrumen Keuangan Saling hapus aset dan liabilitas keuangan dan jumlah bersih disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian ketika terdapat hak secara hukum untuk saling hapus jumlah yang diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikannya 19
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) secara neto atau untuk merealisasikan aset dan liabilitas secara bersamaan. Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan harus diestimasi untuk tujuan pengakuan dan pengukuran atau pengungkapan. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan pengukuran nilai wajar dengan hirarki nilai wajar dengan tingkatan sebagai berikut: (a) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1); (b) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (Tingkat 2); dan (c) input dari aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3). Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan harga pasar yang berlaku pada tanggal pelaporan. Kuotasian harga pasar yang digunakan aset keuangan yang dimiliki Perusahaan adalah harga penawaran kini sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan ask price. Instrumen ini termasuk Tingkat 1. Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian ini memaksimalkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi yang tersedia dan andal dengan meminimalisasi penggunaan estimasi. Jika semua input yang signifikan diperlukan untuk nilai wajar instrumen yang dapat diobservasi, Instrumen ini termasuk Tingkat 2. Bila satu atau lebih input yang signifikan tidak menggunakan data pasar yang tidak dapat diobservasi, instrumen ini termasuk pada Tingkat 3. Hal ini berlaku untuk efek modal yang tidak terdaftar pada bursa saham. 2.v. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya (“Perusahaan pelapor”): a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor; atau (iii) personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor. b)
Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain); (ii) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya); (iii) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari perusahaan ketiga; (v) Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan pelapor atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang menyelenggarakan program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan pelapor; (vi) Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a); atau (vii) Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau personil manajemen kunci perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan).
20
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.w. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Jumlah yang dapat diperoleh kembali suatu aset non-keuangan diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi tahun berjalan. Rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode sebelumnya dibalik, jika dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset yang meningkat karena pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada periode sebelumnya. 2.x. Informasi Segmen Informasi segmen Grup dilaporkan menurut segmen operasi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas yang mempunyai aktivitas bisnis dimana hasil operasinya dievaluasi oleh manajemen secara regular, dan informasi keuangannya dapat disajikan secara terpisah. 2.y. Kombinasi Bisnis Grup mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akusisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar pada tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan. Biaya terkait akuisisi diakui sebagai beban pada periode saat biaya tersebut terjadi. Grup mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi, kecuali: • Aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis diukur sesuai PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. • Liabilitas (atau aset, jika ada) terkait dengan kesepakatan imbalan kerja dari pihak yang diakuisisi diukur sesuai PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. • Instrumen liabilitas atau ekuitas yang terkait dengan penggantian atas penghargaan pembayaran berbasis saham pihak yang diakuisisi dengan penghargaan pembayaran berbasis saham pihak pengakuisisi diukur sesuai dengan metode yang diatur dalam PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”. • Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diperoleh, yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada tanggal akuisisi diukur sesuai PSAK No. 58 (revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. 2.z. Laba per Saham Laba per saham dasar (LPS) dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam perode yang bersangkutan. LPS dilusian mempertimbangkan pula instrumen keuangan lain yang diterbitkan yang sifatnya berpotensi dilutif bagii seluruh saham biasa yang beredar sepanjang periode pelaporan. 2.aa. Sumber Estimasi Ketidakpastian dan Pertimbangan Akuntansi Penting Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat asumsi dan estimasi yang dapat mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas tertentu pada akhir tahun pelaporan.
21
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, asumsi akuntansi telah dibuat dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabiltas pada laporan keuangan konsolidasian. Selain itu juga terdapat asumsi akuntansi mengenai sumber estimasi ketidakpastian pada akhir tahun pelaporan yang dapat mempengaruhi secara material jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun pelaporan berikutnya. Manajemen secara periodik menelaah asumsi dan estimasi ini untuk memastikan bahwa asumsi dan estimasi telah dibuat berdasarkan semua informasi relevan yang tersedia pada tanggal tersebut dimana laporan keuangan konsolidasian disusun. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset dan liabilitas yang akan dilaporkan di masa mendatang akan berbeda dari estimasi tersebut. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Secara umum manajemen menganalisis kecukupan penyisihan piutang berdasarkan beberapa hal, yaitu antara lain menganalisis historis piutang tak tertagih, konsentrasi piutang masing-masing pelanggan, kelayakan kredit yang diberikan dan perubahan jangka waktu pelunasan. Analisis tersebut dilakukan secara individual terhadap jumlah piutang yang signifikan, sedangkan kelompok piutang yang tidak signifikan dilakukan atas dasar kolektif. Pada tanggal pelaporan, jumlah tercatat piutang telah mencerminkan nilai wajarnya dan nilai tercatat tersebut dapat berubah secara material pada periode pelaporan berikutnya, namun perubahan itu bukan berasal dari asumsi maupun estimasi yang dibuat pada tanggal pelaporan ini (lihat Catatan 4). Estimasi Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui hanya jika besar kemungkinan aset tersebut akan terpulihkan dalam bentuk manfaat ekonomi yang akan diterima pada periode mendatang, dimana perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal masih dapat digunakan. Manajemen juga mempertimbangkan estimasi laba kena pajak di masa datang dan perencanaan strategis perpajakan dalam mengevaluasi aset pajak tangguhannya agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku maupun perubahannya. Sebagai akibatnya, terkait dengan sifat bawaannya, ada kemungkinan bahwa perhitungan pajak tangguhan berhubungan dengan pola yang kompleks dimana penilaian memerlukan pertimbangan dan tidak diharapkan menghasilkan perhitungan yang akurat. Estimasi pajak tangguhan disajikan dalam Catatan 9.b. Estimasi Umur Manfaat Ekonomis Aset Tetap dan Tanaman Perkebunan Manajemen melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap dan tanaman perkebunan berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi mesin di masa depan dan kondisi tanah. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Perubahan estimasi umur manfaat aset tetap dan tanaman perkebunan, jika terjadi, diperlakukan secara prosepektif sesuai PSAK No. 25 (Revisi 2010) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. Nilai tercatat aset tetap disajikan dalam Catatan 13 dan 14. Imbalan Pascakerja Nilai kini kewajiban imbalan pasti tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) tersebut mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pascakerja. Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang Rupiah dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait. Asumsi kunci lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini, selama periode dimana liabilitas imbalan pascakerja terselesaikan. Perubahan asumsi imbalan kerja ini akan berdampak pada pengakuan keuntungan atau kerugian aktuarial pada akhir periode pelaporan. Informasi mengenai asumsi dan jumlah liabilitas
22
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) dan beban imbalan pascakerja diungkapkan pada Catatan 23. Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Nilai wajar atas instrumen keuangan disajikan dalam Catatan 40. 3.
Kas dan Setara Kas 31 Maret 2015 Rp Kas Bank - Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank Rabobank International Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) Lain-lain (di bawah Rp1.000)
31 Desember 2014 Rp 727
982
52.054 29.411 13.387 11.942 10.957 10.630 9.913 1.933 1.916 1.179 1.443
94.478 3.080 3.036 1.427 13.239 9.731 7.122 -2.283 1.363 5.430
68.959 57.045 1.254 2.045
15.237 744 1.193 4.085
274.070
162.448
196.260 173.924 65.420 41.750 30.000 6.984 1.500
-40.000 -122.500 30.000 5.357 1.500
US Dollar PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank UOB Indonesia
104.672 65.420 ---
143.060 485.160 186.600 38.947
Sub Jumlah Deposito Berjangka
685.930
1.053.124
960.727
1.216.554
US Dollar PT Bank UOB Indonesia PT Bank Permata Tbk PT Bank Central Asia Tbk Lain-lain (di bawah Rp1.000) Sub Jumlah Bank Deposito Berjangka - Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank BRISyariah PT Bank UOB Indonesia PT Bank DBS Indonesia
Jumlah Kas dan Setara Kas
23
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Suku bunga dan periode jatuh tempo untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut:
Suku Bunga Rupiah US Dollar Jatuh Tempo
31 Maret 2015
31 Desember 2014
6.5% - 10% 2.75% - 3.1% 1 - 3 bulan
6.5% - 10% 2.75% - 3.1% 1 - 3 bulan
Tingkat nisbah yang berlaku untuk deposito berjangka syariah adalah sebagai berikut:
Tingkat nisbah per tahun Jangka Waktu 4.
31 Maret 2015 53% - 65% 1 bulan
31 Desember 2014 53% - 65% 1 bulan
31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Piutang Usaha
Pihak Ketiga PT Semar Pelita Sejati PT Tata Makmur Sejahtera PT Semar Kencana Sejati PT Kereta Kencana Mulia PT Kereta Kencana Murni PT Jaya Mas Ahui PT Indomarco Prismatama UD Maju Mapan UD Sri Lestari PT SKS Fajar Baru UD Mayindo Jaya CV Delapan Delapan PB Dewi Sri Jaya PT Lotte Mart Indonesia PT Sinar Kasih Lestari CV Agro Abadi PT Kereta Kencana Mandiri Sumber Raya Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp 10.000) Sub Jumlah Piutang Pihak Ketiga Dikurangi : Penurunan Nilai Piutang Pihak Ketiga - Neto
192.400 153.346 62.776 54.126 46.594 37.955 25.477 21.172 18.488 18.435 17.985 17.329 16.672 16.098 13.710 13.051 12.826 10.544 10.263 509.823 1.269.071 (703) 1.268.368
183.051 170.959 61.308 78.008 45.940 32.917 14.825 10.821 23.296 12.375 13.690 17.592 13.576 17.311 5.345 15.745 5.444 14.124 16.263 592.222 1.344.812 (703) 1.344.109
Jumlah Piutang Usaha - Neto
1.268.370
1.344.109
24
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Mutasi penurunan nilai piutang usaha pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. 31 Maret 2015 Rp Pihak Ketiga Saldo Awal Penambahan Saldo Akhir
31 Desember 2014 Rp 703 -703
710 (7) 703
Rincian piutang usaha berdasarkan umur disajikan pada Catatan 40. Piutang usaha dalam mata uang asing disajikan pada Catatan 39. Piutang usaha PT Tiga Pilar Sejahtera, entitas anak, dijadikan jaminan atas utang obligasi dan sukuk ijarah pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (lihat Catatan 24). Piutang usaha PT Subafood Pangan Jaya, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (lihat Catatan 19 dan 22). Seluruh piutang usaha milik PT Bumiraya Investindo, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation dan PT Tandan Abadi Mandiri, seluruhnya entitas anak, dijaminkan atas pinjaman bank dari Sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 22). Seluruh piutang usaha PT Indo Beras Unggul, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 19 dan 22). Piutang usaha PT Dunia Pangan, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (lihat Catatan 19). Piutang usaha PT Poly Meditra Indonesia (PMI), entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 19). Piutang usaha PT Jatisari Srirejeki (JS), entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan 19). Piutang usaha PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI), entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 19). 5.
Biaya Dibayar Dimuka 31 Maret 2015 Rp 31.176 9.430 5.364 1.498 3.073 50.541
Iklan dan Promosi Sewa Asuransi Biaya Provisi Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1.000) Jumlah
25
31 Desember 2014 Rp 34.610 5.472 3.340 1.675 976 46.073
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 6.
Aset Keuangan Lancar Lainnya
31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Pihak Ketiga Piutang Lain-lain
13.227
13.744
Jumlah Aset Keuangan Lancar lainnya
13.227
13.744
Piutang Lain-lain Piutang lain-lain terutama merupakan piutang kepada karyawan Grup. Seluruh piutang lain-lain didenominasi dalam mata uang Rupiah. Berdasarkan penelaahan kolektibilitas piutang pada akhir tahun manajemen berkeyakinan seluruh piutang lain-lain dapat tertagih, sehingga tidak dibentuk pencadangan. 7.
Saldo dan Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Dalam kegiatan bisnis normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut: Jumlah
31 Maret 2015 Rp Piutang Pihak Berelasi Non - Usaha PT. Tugu Palma Sejahtera Jumlah Piutang Pihak Berelasi Non - Usaha
Persentase terhadap Jumlah Aset/Liabilitas/Pembelian/Beban yang Bersangkutan 31 Desember 2014 Rp
31 Maret 2015 (%)
31 Desember 2014 (%)
107 107
107 107
0,00 0,00
0,00 0,00
Utang Usaha PT Tiga Pilar Corpora
3.513
3.513
0,09
0,09
Utang Pihak Berelasi Non - Usaha PT Tiga Pilar Corpora Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp1.000)
3.614 74
1.511 74
0,09 0,00
0,04 0,00
Jumlah Utang Pihak Berelasi Non - Usaha
3.688
1.585
0,09
0,04
Pembelian PT Tiga Pilar Corpora
37.747
348.549
2,51
9,06
Beban Manajemen Fee PT Tiga Pilar Corpora
1.435
6.011
35,15
43,83
Beban Imbalan Kerja Dewan Komisaris dan Direksi
5.670
25.781
5,05
6,65
Pada 31 Desember 2014, piutang berelasi non-usaha kepada NMSP direklasifikasi ke aset lain-lain. Nilai wajar tanah NMSP adalah sebesar Rp54.350. Selisih nilai tercatat piutang dan nilai wajar tanah yang dijaminkan sebesar Rp11.093 dicatat sebagai pendapatan lain-lain (lihat Catatan 12). Seluruh piutang dan utang pihak berelasi non-usaha didenominasi dalam mata uang Rupiah. Utang pihak berelasi nonusaha tidak memiliki jaminan. 26
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada tanggal 26 Maret 2014, PT Golden Plantation, entitas anak, menjual kepemilikan saham PT Midland Pilar Agrostar dengan harga pengalihan sebesar Rp5.000. Atas pengalihan tersebut tidak terdapat laba (rugi) pelepasan saham. Rincian sifat dan jenis transaksi dengan pihak-pihak berelasi: Nama Pihak
Sifat Pihak-pihak Berelasi
Sifat Transaksi
PT. Tiga Pilar Corpora
Pemegang Saham
Pembelian Bahan Baku, Beban antar Perusahaan, Beban Management Fee
PT. Tugu Palma Sejahtera Dewan Komisaris dan Direksi
Dibawah Pengendalian yang sama Manajemen Kunci
Pinjaman tanpa bunga Beban Imbalan Kerja
8. Persediaan 31 Maret 2015 Rp Bahan Baku Barang Jadi Bahan Pembantu Suku Cadang dan Bahan Bakar Pembibitan Lain-lain Jumlah Persediaan - Bersih
31 Desember 2014 Rp
813.786 509.046 118.283 73.351 73.985 36.227
851.592 160.708 114.452 54.102 26.814 32.690
1.624.678
1.240.358
Persediaan PT Tiga Pilar Sejahtera, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari JPMorgan Chase Bank, N.A dan Citibank, N.A., Indonesia (lihat Catatan 19). Persediaan PT Dunia Pangan, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (lihat Catatan 19). Persediaan PT Jatisari Srirejeki, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan 19). Persediaan PT Indo Beras Unggul, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 19 dan 22). Persediaan PT Subafood Pangan Jaya, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (lihat Catatan 19 dan 22). Persediaan PT Sukses Abadi Karya Inti, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 19 dan 22). Jumlah persediaan yang dibebankan ke beban pokok penjualan adalah sebesar Rp1.192.392 dan Rp3.714.164 masingmasing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp684.388 dan Rp719.272. Manajemen Grup berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami. Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat indikasi penurunan nilai persediaan.
27
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 9.
Perpajakan
a.
Pajak dibayar dimuka 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 23
337
--
Sub Jumlah
337
--
111 3.594 -8.879
--1.713 51
12.584
1.764
12.922
1.764
Entitas Anak Pajak Penghasilan Pasal 22 Pasal 25 Pasal 28.a Pajak Pertambahan Nilai Sub Jumlah Jumlah Pajak Dibayar Dimuka
PT Bumiraya Investindo, entitas anak, membebankan piutang pajak penghasilan pasal 28.a sebesar Rp1.253 untuk menyesuaikan dengan SPT tahun 2013. Pada tahun 2014, PT Subafood Pangan Jaya, entitas anak menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk tahun fiskal 2012 sebesar Rp774 untuk pajak penghasilan badan. b.
Pajak Tangguhan Mutasi aset (liabiltas) pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 1 Januari 2015
Perusahaan Aset Pajak Tangguhan Penurunan Nilai Piutang
Dibebankan (Dikreditkan) pada Laporan Laba (Rugi) Konsolidasian Rp
Rp
31 Maret 2015
Rp
78 78
--
78 78
Entitas Anak Aset Pajak Tangguhan Jumlah Aset Pajak Tangguhan
26.757 26.835
2.106 2.106
28.863 28.941
Liabilitas Pajak Tangguhan
(9.165)
(2.635)
(11.800)
28
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 1 Januari 2014
Perusahaan
Rp
Aset Pajak Tangguhan Penurunan Nilai Piutang
Dibebankan (Dikreditkan) pada Laporan Laba (Rugi) Konsolidasian Rp
Liabilitas Tangguhan dari Entitas Anak yang Diakuisisi Rp
31 Desember 2014
Rp
78 78
---
---
78 78
Entitas Anak Aset Pajak Tangguhan Jumlah Aset Pajak Tangguhan
10.650 10.728
8.043 8.043
8.064 8.064
26.757 26.835
Liabilitas Pajak Tangguhan
(4.703)
1.635
(6.098)
(9.165)
c.
Utang Pajak
31 Maret 2015 Rp
d.
31 Desember 2014 Rp
Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai Sub Jumlah
127 6 16.543 416 17.092
752 5 14.086 9.178 24.021
Entitas Anak Pajak Penghasilan Pasal 29 Pasal 23 Pasal 21 Pasal 25 Pasal 4 (2) Pasal 26 Pasal 22 Pajak Pertambahan Nilai Sub Jumlah Jumlah Utang Pajak
194.956 3.197 1.908 615 394 39 -123.079 324.188 341.280
169.312 3.427 2.090 795 177 39 28 115.558 291.426 315.447
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 3 bulan 2015 Rp
2014 Rp
Perusahaan Kini Tangguhan Subjumlah
(2.457) -(2.457)
(3.468) -(3.468)
Entitas Anak Kini
(30.455)
(21.607)
Tangguhan
--
--
(30.455) (32.912)
(21.607) (25.074)
Subjumlah Jumlah Beban Pajak
29
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Perhitungan pajak kini dan utang (piutang) pajak adalah sebagai berikut: 3 bulan 2015 Rp Laba Sebelum Pajak Penghasilan Sesuai Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Dikurangi: Bagian Laba dari Entitas Anak Laba (Rugi) Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan Beda Tetap Beban Pajak Representasi dan Sumbangan Penghasilan Jasa Giro Jumlah Taksiran Laba (Rugi) Fiskal Perusahaan
2014 Rp
172.140
135.991
157.734
116.701
14.406
19.290
(90) 127 (2.159) (2.123)
16 98 (2.066) (1.952)
12.284
17.338
-----
(9.861) (24.873) 27.371 7.362
Taksiran Laba Fiskal Perusahaan Beban Pajak Kini
12.284 2.457
17.338 3.468
Utang Pajak Badan Perusahaan
2.457
3.468
Kompensasi Rugi Fiskal Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba komersial sebelum pajak penghasilan dengan tarif pajak penghasilan yang berlaku adalah sebagai berikut: 3 bulan 2015 Rp Laba Sebelum Pajak Penghasilan Sesuai Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Dikurangi: Bagian Laba dari Entitas Anak - Bersih Laba (Rugi) Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan dengan Tarif yang Berlaku Beban Pajak Representasi dan Sumbangan Penghasilan Jasa Giro
2014 Rp
172.140
135.991
(157.734)
(116.701)
14.406
19.290
(2.882) 18 (25) 432
(3.858) (3) (20) 413
Jumlah Beban Pajak Perusahaan
(2.457)
(3.468)
Jumlah Beban Pajak Entitas Anak
(30.455)
(21.607)
Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian
(32.912)
(25.074)
30
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 10.
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Piutang Plasma Deposito yang Dijaminkan (lihat Catatan 22) Uang Muka Jaminan
100.350 -5.030
90.646 5.172 4.220
Jumlah
105.380
100.038
Piutang Plasma 31 Maret 2015 Rp 59.828 38.365 570 348 1.239 100.350
Koperasi Perkebunan Sipatuo Koperasi Olak Gedong Melako Intan Koperasi Dait Jaya Koperasi Pade Jaya Lain-Lain Jumlah
31 Desember 2014 Rp 51.575 38.247 505 315 4 90.646
Seluruh piutang plasma didenominasi dalam Rupiah. Berdasarkan penelaah atas kolektibilitas piutang pada akhir periode/tahun, manajemen berkeyakinan piutang lain-lain dapat tertagih sehingga tidak dibentuk pencadangan. 11.
Uang Muka
31 Maret 2015 Rp Uang Muka Pembelian Uang Muka Investasi Lain-lain Jumlah
117.555 -48.214 165.769
31 Desember 2014 Rp 81.514 14.450 18.520 114.484
Uang muka pembelian merupakan uang muka pembelian PT Tiga Pilar Sejahtera, PT Poly Meditra Indonesia, PT Putra Taro Paloma, PT Dunia Pangan, PT Jatisari Srirejeki dan PT Bumiraya Investindo, seluruhnya entitas anak, kepada pemasok atas pembelian tepung terigu, beras, bibit tanaman dan bahan pembantu lainnya. Uang muka investasi merupakan uang muka atas rencana akuisisi PT Golden Plantation (GP), entitas anak, kepada PT Bailangu Capital Investment (BCI). Pada tanggal 10 Pebruari 2015, BCI telah menjadi entitas anak GP.
31
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 12. Aset Non Keuangan Tidak Lancar Lainnya 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Uang Muka Jangka Panjang Penyertaan Saham Tanah Lain-lain
183.811 33 54.351 --
131.068 -54.351 4.021
Jumlah
238.195
189.440
Uang Muka Jangka Panjang 31 Maret 2015 Rp Pembangunan Pabrik Uang Muka Pembelian Mesin Jumlah
31 Desember 2014 Rp
50.269 133.542
46.806 84.262
183.811
131.068
Uang Muka Jangka Panjang Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, uang muka pembangunan pabrik merupakan uang muka dalam rangka pembangunan pabrik pengolahan makanan milik PT Putra Taro Paloma dan PT Balaraja Bisco Paloma, seluruhnya entitas anak. Jaminan Piutang Jaminan piutang sebesar Rp54.351 merupakan jaminan tanah atas piutang PT Naga Mas Sakti Perkasa (NMSP). Manajemen berpendapat bahwa piutang tersebut tidak akan tertagih, sehingga nilai tercatat piutang NMSP direalisasi ke nilai wajar tanah yang dijaminkan. Selisih nilai tercatat dan nilai wajar tanah yang dijaminkan Rp11.093 dicatat sebagai pendapatan lain-lain pada 31 Desember 2014. 13. Aset Tetap
Harga Perolehan Kepemilikan Langsung Tanah Bangunan Infrastruktur Mesin Peralatan Pabrik Perabot dan Peralatan Kendaraan Aset yang Tidak Digunakan Jumlah
Saldo Awal
Penambahan
31 Maret 2015 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
408.652 307.375 11.987 854.706 80.480 23.785 36.750 11.394 1.735.129
10.996 2.191 -2.068 474 990 1.166 -17.885
32
-61 162 ---87 -310
-394 -1.357 35 -1.988 -3.774
419.648 309.899 11.825 858.131 80.989 24.775 39.817 11.394 1.756.478
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Harga Perolehan Sewa Pembiayaan Mesin Kendaraan Aset dalam Penyelesaian Bangunan Mesin Jumlah Harga Perolehan
Saldo Awal
Penambahan
31 Maret 2015 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
109.050 13.185
-336
---
-(1.988)
109.050 11.533
317.960 276.097 2.451.421
20.146 17.835 56.202
--310
(215) (2.500) (928)
337.892 291.432 2.506.385
89.909 7.386 497.569 11.484 13.243 22.146 1.271 643.008
3.935 319 19.522 1.887 931 1.372 -27.967
13 72 44 3 -87 -219
---------
93.831 7.632 517.048 13.369 14.174 23.431 1.271 670.756
9.339 13.383 665.730
1.079 300 29.346
--219
----
10.418 13.683 694.858
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung Bangunan Infrastruktur Mesin Peralatan Pabrik Perabot dan Peralatan Kendaraan Aset yang Tidak Digunakan Jumlah Sewa Pembiayaan Mesin Kendaraan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Tercatat
Harga Perolehan Kepemilikan Langsung Tanah Bangunan Infrastruktur Mesin Peralatan Pabrik Perabot dan Peralatan Kendaraan Aset yang Tidak Digunakan Jumlah Sewa Pembiayaan Mesin Kendaraan Aset dalam Penyelesaian Bangunan Mesin Jumlah Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung Bangunan Infrastruktur Mesin Peralatan Pabrik Perabot dan Peralatan Kendaraan Aset yang Tidak Digunakan Jumlah
1.785.691
1.811.535
Saldo Awal
Penambahan
31 Desember 2014 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
406.480 185.250 10.716 763.371 14.984 16.736 33.277 10.657 1.441.471
2.172 28.522 14 16.392 4.311 7.168 1.564 737 60.880
---1.804 213 -9 -2.026
-93.603 1.257 76.747 61.398 (119) 1.918 -234.804
408.652 307.375 11.987 854.706 80.480 23.785 36.750 11.394 1.735.129
81.391 7.584
13.410 7.715
---
14.249 (2.114)
109.050 13.185
262.546 214.513 2.007.505
124.824 239.553 446.382
--2.026
(69.410) (177.969) (440)
317.960 276.097 2.451.421
74.174 5.514 435.948 6.746 8.882 19.264 1.061 551.589
16.044 966 65.823 4.826 4.615 2.801 210 95.285
--681 88 -1 -770
(309) 906 (3.521) -(254) 82 -(3.096)
89.909 7.386 497.569 11.484 13.243 22.146 1.271 643.008
33
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Saldo Awal
Penambahan
31 Desember 2014 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Akumulasi Penyusutan Sewa Pembiayaan Mesin Kendaraan Jumlah Akumulasi Depresiasi Nilai Tercatat
3.424 8.939 563.952
3.198 4.360 102.843
--770
2.717 84 (295)
1.443.553
9.339 13.383 665.730 1.785.691
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :
31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Beban Pokok Penjualan Kapitalisasi ke Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan Beban Umum dan Administrasi Beban Penjualan
24.152
84.903
2.259 1.339 560
5.453 7.228 1.896
Jumlah Beban Penyusutan
28.309
99.480
Pada tahun 2014, penambahan aset tetap termasuk dari entitas yang diakuisisi (lihat Catatan 38) dengan biaya perolehan sebesar Rp13.424 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp3.363. Per tanggal 31 Maret 2015, penambahan aset tetap termasuk dari entitas yang diakuisisi (lihat Catatan 38) dengan biaya perolehan sebesar Rp14.519 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp1.037. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tetap adalah sebesar Rp5.819 dan Rp11.910, masing-masing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (lihat Catatan 22). Sebagian tanah sedang dalam proses balik nama menjadi nama Grup. Jenis kepemilikan hak atas tanah Grup seluruhnya berupa Hak Guna Bangunan (”HGB”) dan Hak Guna Usaha (HGU). Hak tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2027 sampai 2045. Manajemen berpendapat tidak akan ada hambatan dalam memperbaharui seluruh sertifikat tanah pada saat habis masa berlakunya. Saldo aset dalam penyelesaian terdiri dari proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik PT Patra Power Nusantara (PPN), entitas anak dalam tahap pengembangan, yang terletak di Sragen - Jawa Tengah dan pembangunan pabrik pengolahan beras milik PT Sukses Abadi Karya Inti, entitas anak. Pada tanggal pelaporan, nilai tercatat aset dalam penyelesaian proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik dan pembangunan pabrik pengolahan beras telah mencapai masing-masing 68% dan 95% dari nilai kontrak dan diperkirakan akan selesai pada Desember tahun 2015 untuk pabrik pengolahan beras. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada hambatan dalam penyelesaian pembangunan.
34
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Rincian penjualan aset tetap Perusahaan dan entitas anak pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 31 Maret 31 Desember 2015 2014 Rp Rp Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Tercatat Harga Jual
310 (219) 91 75
2.026 (770) 1.256 1.255
Laba (Rugi) Penjualan \
(16)
(1)
Jumlah bruto aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah: 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Prasarana Jalan Bangunan Mesin Kendaraan Perabot dan Peralatan Peralatan Pabrik
387 1.080 195.241 12.612 8.795 2.479
225 991 194.337 12.612 8.454 2.359
Jumlah
220.594
218.978
Aset tetap Grup, kecuali tanah dan kendaraan, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya pada dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp1.875.219 dan Rp1.464.655 masing-masing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Manajemen Grup berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Mesin dan kendaraan yang diperoleh Grup, melalui sewa pembiayaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan dan kerusakan dengan nilai pertanggungan sebesar fasilitas pembiayaan dan dijadikan jaminan atas masing-masing fasilitas tersebut. Seluruh tanah, bangunan dan mesin produksi TPS, PT Poly Meditra Indonesia (PMI), dan PT Jatisari Srirejeki (JS), seluruhnya entitas anak, dijadikan jaminan atas obligasi dan sukuk ijarah (lihat Catatan 24). Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, silo PT Indo Beras Unggul (IBU) dan JS, keduanya entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 19 dan 22). Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, mesin TPS dan PT Subafood Pangan Jaya (SPJ), entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank BRI Syariah (Persero) (lihat Catatan 22). Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, mesin SPJ yang dibiayai dari pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia dijaminkan atas pinjaman tersebut (lihat Catatan 19 dan 22). Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, mesin PT Putra Taro Paloma, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank UOB Indonesia (lihat Catatan 22). Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, bangunan PT Sukses Abadi Karya Abadi, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 22).
35
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No.3 dan 4 IBU yang berlokasi di Bekasi dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Rabobank International Indonesia (lihat Catatan 19). Manajemen berpendapat tidak ada indikasi atas perubahan-perubahan kondisi yang mengakibatkan penurunan nilai aset tetap pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
14.
Tanaman Perkebunan
Saldo Awal
Penambahan
31 Maret 2015 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Biaya Perolehan Kelapa Sawit Akumulasi Penyusutan Kelapa Sawit Nilai Tercatat
Biaya Perolehan Kelapa Sawit
888.463
120.578
--
--
29.827
3.532
--
--
1.009.041
33.359
858.636
975.682
Saldo Awal
Penambahan
31 Desember 2014 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
612.214
276.249
--
--
Kelapa Sawit
21.055
8.772
--
--
Nilai Tercatat
591.159
888.463
Akumulasi Penyusutan 29.827 858.636
Beban amortisasi tanaman menghasilkan dibebankan pada beban pokok penjualan (lihat Catatan 32). Seluruh tanaman perkebunan milik PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tandan Abadi Mandiri dijadikan jaminan atas pinjaman kepada Sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 22). Tanaman perkebunan milik PT Persada Alam Hijau seluas 942,29 hektar dijadikan jaminan atas pinjaman kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (lihat Catatan 22). Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah sebesar Rp15.185 dan Rp66.171 masingmasing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. (lihat Catatan 19, 20 dan 22). Beban depresiasi aset tetap yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah sebesar Rp2.259 dan Rp5.453 masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan tanaman perkebunan dari entitas yang diakuisisi sebesar Rp4.346 dan Rp77.035 (nilai perolehan Rp77.854, akumulasi amortisasi Rp819) (lihat Catatan 38).
36
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Rincian mutasi tanaman perkebunan adalah sebagai berikut:
Tanaman Perkebunan Menghasilkan Saldo Awal Penambahan dari Entitas Akuisisian Reklasifikasi dari Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan Jumlah Akumulasi Penyusutan Akumulasi Penyusutan dari Entitas Akuisisian Saldo Akhir
31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
269.120
119.990
--
16.133
38.816 307.936 (33.359)
132.997 269.120 (29.008)
-274.577
(819) 239.293
Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan Saldo Awal Penambahan dari Entitas Akuisisian Kapitalisasi Biaya Reklasifikasi Ke Tanaman Perkebunan Menghasilkan Saldo Akhir
619.343 4.346 116.234
486.702 61.721 203.917
(38.816) 701.106
(132.997) 619.343
Jumlah Tanaman Perkebunan
975.682
858.636
Rincian tanaman berdasarkan luas area adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 Hektar
31 Desember 2014 Hektar
Tanaman Perkebunan Menghasilkan Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan
7.085 10.369
6.202 9.726
Total Luas Area
17.454
15.928
Tanaman perkebunan Grup seluruhnya entitas anak, telah diasuransikan terhadap gempa bumi dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp338.236 pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Manajemen Grup berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami. Seluruh asuransi tanaman perkebunan milik PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tugu Palma Sumatera, dan PT Tandan Abadi Mandiri dijadikan jaminan atas pinjaman kepada Sindikasi Bank RHB Berhad (lihat Catatan 22).
37
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 15.
Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan - Bersih 31 Maret 2015 Rp
PT Muarabungo Plantation PT Tandan Abadi Mandiri PT Tugu Palma Sumatra PT Bumiraya Investindo PT Mitra Jaya Agro Palm PT Airlangga Sawit Jaya PT Charindo Palma Oetama PT Persada Alam Hijau PT Bailangu Capital Invesment Biaya Hak atas Tanah ditangguhkan Bersih
31 Desember 2013 Rp
48.934 11.357 11.355 7.911 1.369 977 293 106 52
48.912 11.357 11.355 7.911 1.369 971 239 106 -
82.354
82.220
Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Grup sehubungan dengan perolehan hak atas tanah sampai dengan hak tersebut diproses. PT Muarabungo Plantation, PT Tugu Palma Sumatera, PT Tandan Abadi Mandiri dan PT Mitra Jaya Agro Palm sedang dalam proses untuk mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha atas lahan perkebunan sawit. Lahan dengan luas 200 hektar, terdaftar atas nama PT Bumiraya Investindo (BRI) yang sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim ini masih dalam pengurusan sertifikat. Pada 2014, penambahan biaya hak atas tanah ditangguhkan dari entitas yang diakuisisi sebesar Rp106 (lihat Catatan 38). Seluruh biaya hak atas tanah ditangguhkan (tanah perkebunan) milik PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Mitrajaya Agro Palm, PT Tandan Abadi Mandiri dijadikan jaminan atas pinjaman kepada Sindikasi RHB Bank Berhad (lihat Catatan 22). 16.
Aset Takberwujud
Saldo Awal (Unaudited) Rp Harga Perolehan Goodwill Piranti Lunak Merk Dagang Jumlah Harga Perolehan
38
31 Maret 2015 Penambahan
Saldo Akhir
Rp
Rp
82.820 11.691 261.889
7.205 ---
90.025 11.691 261.889
356.400
7.205
363.605
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Saldo Awal (Unaudited) Rp Akumulasi Amortisasi Piranti Lunak Merk Dagang Jumlah Akumulasi Amortisasi Nilai Tercatat
31 Maret 2015 Penambahan
Saldo Akhir
Rp
Rp
4.044 563
114 --
4.158 563
4.607
114
4.721
351.793
Saldo Awal (Unaudited) Rp Harga Perolehan Goodwill Piranti Lunak Merk Dagang Jumlah Harga Perolehan Akumulasi Amortisasi Piranti Lunak Merk Dagang Jumlah Akumulasi Amortisasi Nilai Tercatat
358.884 31 Desember 2014 Penambahan
Saldo Akhir
Rp
Rp
82.820 11.196 261.889
-495 --
82.820 11.691 261.889
355.905
495
356.400
2.994 563
1.050 --
4.044 563
3.557
1.050
4.607
352.348
351.793
Merek dagang terdiri dari merek-merek dagang atas produk yang diproduksi oleh PT Indo Beras Unggul, PT Subafood Pangan Jaya , PT Putra Taro Paloma, yang timbul sehubungan dengan akuisisi aset tetap dan merek dagang dari PT Alam Makmur Sembada dan PT Unilever Indonesia. Merek-merek dagang tersebut diantaranya adalah Taro, Ayam Jago dan Subamie. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan dalam perpanjangan merek-merek tersebut. Rincian saldo goodwill pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Entitas Pengakuisisi
Perolehan Saham Pada
Nilai
Tahun Perolehan 31-Mar-15
PT Balaraja Bisco Paloma PT Muarobungo Plantation PT Dunia Pangan PT Golden Plantation Tbk Jumlah
PT Subafood Pangan Jaya PT Tandan Abadi Mandiri PT Jatisari Srirejeki PT Bailangu Capital Investment
2012 2012 2010 2015
729 8.980 73.111 7.205 90.025
31-Des-14 729 8.980 73.111 -82.820
Tidak terdapat indikasi penurunan nilai terhadap unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas dari entitas yang menimbulkan goodwill tersebut. Manajemen telah melakukan penelaahan yang memadai atas saldo goodwill pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
39
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 17.
Utang Usaha 31 Maret 2015 Rp
Pihak Berelasi (Lihat Catatan 6)
31 Desember 2014 Rp 3.513
3.513
Pihak Ketiga : PT Supernova Flexible Packaging Satake Corporatioan PT Redwood Indonesia PT Saprotan Utama PD Unggul Jaya Muyang Graintech Co., Ltd H. Tholib PT London Sumatera Indonesia PT Dinamika Energitama Nusantara PT Cakrawala Mega Indah PT Jumbo Glory UD Indo Putri PT TNT Indonesia Turbo Bio Engineering, SDN BHD Tn Suhendi PT Nusa Palapa Gemilang PT Glitterindo Pratama Lain-Lain (Masing-masing dibawah Rp2.000)
25.357 16.469 5.095 4.850 4.349 4.095 3.084 2.899 2.767 2.539 2.500 2.472 2.437 2.402 2.254 2.188 2.171 197.343
29.686 15.659 -6.735 15.289 3.893 -4.245 2.767 1.769 --2.175 -3.205 5.566 -108.988
Subjumlah Jumlah
285.271 288.784
199.977 203.490
Utang Usaha dalam mata uang asing disajikan pada Catatan 39. Rincian utang usaha berdasarkan jatuh temponya disajikan pada Catatan 40. Tidak terdapat jaminan yang diberikan dan suku bunga dengan utang usaha tersebut. 18.
Beban Akrual
31 Maret 2015 Rp Bunga Bunga Obligasi Pinjaman Bank Fee Sukuk Ijarah Promosi Utilitas Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp1.000) Jumlah 40
31 Desember 2014 Rp
15.375 16.188 7.688 4.764
15.375 16.414 7.688 2.053
2.934 4.272
2.346 11.656
51.221
55.532
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 19.
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Pendek 31 Maret 2015 Rp
Rupiah PT Bank Rabobank International Indonesia JPMorgan Chase Bank, N.A The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank Permata PT Bank DBS Indonesia Citibank, N.A., Indonesia Jumlah Utang Bank Rupiah Dollar AS JP Morgan Chase Bank, N.A. Jumlah Utang Bank Dolar AS Jumlah Utang Bank Jangka Pendek
a.
31 Desember 2014 Rp
389.816 158.668 163.102 20.397 5.000 3.911
332.768 140.303 197.307 77.342 4.000 --
740.894
751.720
21.264 21.264 762.158
16.964 16.964 768.684
OK
PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bumiraya Investindo Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/1862/2013 tanggal 4 Juli 2013, dan amandemen perjanjian fasilitas No.LA/CA/1862/A2/2013 tanggal 30 Desember 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman berupa fasilitas pinjaman berjangka untuk perkebunan sebesar USD6.000.000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 3 Mei 2014 dan dikenakan tingkat bunga sebesar COF + 4% per tahun. Berdasarkan addendum perjanjian kredit No. LA/CA/1862/A3/2014 tanggal 2 Mei 2014 dan kemudian adendum perjanijian kredit No. LA/CA/1862/A4/2014 tanggal 27 Juni 2014, fasilitas ini diperpanjang, sehingga memiliki jatuh tempo pada 15 Agustus 2014. Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/1864/2013 tanggal 25 Oktober 2013, BRI memperoleh fasilitas pinjaman jangka pendek untuk belanja modal sebesar USD10.000.000 Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 31 Desember 2014 dan dikenakan bunga sebesar COF + 4% per tahun. Berdasarkan perjanjian kredit No.LA/CA/1864/A3/2014 jatuh tempo fasilitas ini diperpanjang hingga 15 Agustus 2014. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan pada 31 Desember 2014 sebesar Rp7.103 (termasuk selisih kurs Rp3.345) (lihat Catatan 14). Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi utang bank jangka pendek ke Rabobank sebesar USD16,000,000 (ekuivalen Rp186.032). PT Indo Beras Unggul Berdasarkan amendemen persetujuan fasilitas kredit No. LA/CA/1830/A2/2012 tanggal 6 Juli 2012, PT Indo Beras Unggul (IBU), entitas anak, memperoleh fasilitas kredit stock financing dan short-term advance dengan pagu kredit masing-masing sebesar Rp70.000 dan Rp30.000 Kedua fasilitas ini jatuh tempo pada 31 Maret 2015 serta dikenakan bunga sebesar 10,33% per tahun. Fasilitas kredit stock financing dan Short – term advance berubah menjadi fasilitas kredit working capital dengan pagu kredit Rp100.000 berdasarkan amandemen persetujuan fasilitas kredit LA/CA/1830/A4/2013 tanggal 11 Januari 2013. Sesuai dengan amandemen persetujuan fasilitas kredit LA/CA/1830/A10/2015 tanggal 13 Maret 2015, IBU, entitas anak, memperoleh tambahan pagu kredit menjadi Rp330.000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 30 41
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) September 2015 serta dikenakan bunga sebesar COF rate + 250 bps per tahun. Jaminan atas fasilitas ini adalah tanah dengan Hak Guna Bangungan No. 3 dan 4 yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, Mesin atas nama IBU, seluruh piutang usaha dan seluruh persediaan (lihat Catatan 4, 8 dan 13). Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp289.500 dan Rp249.500. PT Poly Meditra Indonesia Berdasarkan surat persetujuan fasilitas No. LA/CA/1880/2014 pada tanggal 29 Oktober 2014, PMI memperoleh fasilitas modal kerja terkait kontrak PMI dengan Program Pangan Dunia PBB dan Kementrian Kesehatan Indonesia dengan pagu kredit sebesar Rp50.000. Suku bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini adalah sebesar COF + 300 bps per tahun. Pinjaman ini jatuh tempo pada 29 Agustus 2015. Jaminan atas pinjaman ini adalah piutang usaha atas PMI (lihat Catatan 4). Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh PMI adalah sebagai berikut: Seluruh kewajiban bank baru akan berlaku setelah dokumen jaminan dan persetujuan telah disetujui bank; Debitur tidak diperkenankan untuk melakukan merger, akuisisi atau divestasi sampai seluruh hutangnya terpenuhi; Bank dapat mengalihkan seluruh atau sebagian hak, manfaat dan kewajiban dari perjanjian ini kepada pihak ketiga; dan Debitur tidak berhak mengalihkan seluruh atau sebagian hak, manfaat dan kewajiban dari perjanjian ini kepada pihak ketiga tanpa izin tertulis dari bank. Atas pinjaman ini tidak ada pembatasan yang disyaratkan pihak bank yang harus dipenuhi PMI. Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp50.000. PT Sukses Abadi Karya Inti Berdasarkan surat persetujuan fasilitas No. LA/CA/1876/2014 pada tanggal 19 Agustus 2014, PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI), entitas anak, memperoleh fasilitas short-term loan facility dengan pagu kredit sebesar Rp20.000. Suku bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini adalah sebesar COF + 250 bps per tahun. Jatuh tempo fasilitas pinjaman ini tanggal 30 Juni 2015. Berdasarkan surat persetujuan fasilitas No. LA/CA/1878/2014 pada tanggal 19 Agustus 2014, SAKTI, entitas anak, memperoleh fasilitas uncommitted working capital facility dengan pagu kredit sebesar Rp150.000. Suku bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini adalah sebesar COF + 250 bps per tahun. Jatuh tempo fasilitas pinjaman ini tanggal 31 Agustus 2015. Jaminan atas fasilitas ini adalah piutang usaha dan persediaan SAKTI (lihat Catatan 4 dan 8), serta paripasu dengan term loan SAKTI (lihat catatan 22). Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, SAKTI harus melakukan hal-hal sebagai berikut: Menjaga rasio DSCR minimal 1,25 kali; Menjaga rasio Debt to Ebitda maksimal 3,50 kali; dan Menjaga rasio Debt to Equity maksimal 3,50 kali Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp 50.316 dan Rp33.268.
42
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) b.
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) PT Dunia Pangan Berdasarkan Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan Korporasi No. JAK/140231/U/140305 tertangal 21 Maret 2014, PT Dunia Pangan (DP), entitas anak, memperoleh fasilitas Pinjaman Impor dan Pembiayaan Piutang Lokal dari HSBC dengan pagu kredit masing-masing sebesar Rp200.000 dengan periode pinjaman masing-masing 180 hari dari tanggal jatuh tempo wesel terkait, maksimal berlaku sampai 31 Januari 2015 dengan bunga harian sebesar COF + 3,75% per tahun. Jaminan atas fasilitas ini adalah piutang usaha dan persediaan DP (lihat Catatan 4 dan 8). Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, DP harus melakukan hal-hal sebagai berikut: • • •
Tidak diperbolehkan menyatakan atau melakukan pembayaran dividen yang melebihi 30% dari laba bersih setelah pajak; Menjaga rasio lancar minimal 1,25 kali; dan Menjaga rasio gearing eksternal maksimal 2,50 kali.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, DP telah memenuhi rasio-rasio dan pembatasan yang disyaratkan. Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 saldo terutang atas kedua fasilitas tersebut adalah masing-masing sebesar Rp163.102 dan Rp197.307. c.
JP Morgan Chase Bank, N.A Perusahaan Berdasarkan surat penawaran fasilitas-fasilitas umum perbankan dengan No. 018/GCB-CSD/FA/AMD/VII/2013 tanggal 19 Juli 2013, Perusahaan, memperoleh fasilitas kredit working capital berupa fasilitas Letter of Credit, Import Letter of Credit Bill (Trust Receipt), Bank Guarantee, Payable Financing (Collection/Open Account) dengan pagu kredit USD15,000,000. Fasilitas ini memiliki jangka pembayaran maksimal 6 bulan dan dapat digunakan sampai dengan 1 tahun dan dikenakan bunga sebesar JIBOR + 4,5% per tahun. Jaminan atas fasilitas ini adalah persediaan PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), entitas anak (lihat Catatan 8). Berdasarkan adendum perjanjian kredit No.017/GCB-CPD/FA/AMD-2/VI/2014, fasilitas ini diperpanjang, sehingga memiliki jatuh tempo pada 28 Juni 2015. Atas fasilitas-fasilitas ini, Perusahaan dapat mencairkan pinjaman dalam mata uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat (USD). Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo atas fasilitas ini masing-masing adalah Rp158.668 dan Rp140.303 untuk mata uang Rupiah serta USD1.625.177 (ekuivalen Rp21.264) dan USD1,363,734 (ekuivalen Rp16.964) untuk mata uang USD. masing-masing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
d.
PT Bank Permata Tbk PT Jatisari Srirejeki Berdasarkan perjanjian kredit No. SKU/13/2069/N/MM tanggal 6 Nopember 2013, PT Jatisari Srirejeki (JS), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman berupa fasilitas warehouse receipt financing dengan sebesar Rp150.000 dikenakan bunga masing-masing sebesar 12,75% per tahun pada 31 Maret 2015 dan 12% per tahun pada 31 Desember 2014. Jangka waktu pinjaman adalah 12 bulan sampai dengan 6 Nopember 2014. Jaminan atas fasilitas ini adalah persediaan JS (lihat Catatan 8). Berdasarkan addendum perjanjian kredit No. 595/BP/CR-WB/XII/2014 tanggal 15 Desember 2014, pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan 6 November 2015.
43
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, JSR harus melakukan hal-hal berikut: • • •
Menjaga DSCR minimal 1,25 kali; Menjaga DER maksimal 3,5 kali; dan Menjaga rasio lancar minimal 1,3 kali.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, JS telah memenuhi rasio-rasio dan pembatasan yang disyaratkan. Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah Rp20.397 dan Rp77.342. e.
PT Bank DBS Indonesia PT Subafood Pangan Jaya Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 44 tertanggal 29 Januari 2013 di hadapan Veronica Nataarmadja, S.H., M.Corp.Admin, M.Com (Business Law) notaris di Jakarta, PT Subafood Pangan Jaya (SPJ), entitas anak, memperoleh fasilitas kredit non cash loan berupa account payable financing dan fasilitas revolving credit masingmasing dengan pagu kredit sebesar Rp15.000 dan Rp5.000. Jangka waktu pinjaman adalah 1 (satu) tahun sampai dengan 29 Januari 2014. Fasilitas ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 13,10%-13,22% per tahun pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Berdasarkan Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 015/PFPA-DBS/I/2014 tanggal 13 Januari 2014 di hadapan Veronica Nataarmadja, S.H., M.Corp.Admin, M.Com (Business Law) notaris di Jakarta, fasilitas ini diperpanjang, sehingga memiliki jatuh tempo 30 Mei 2015. Sampai tanggal pelaporan keuangan, perjanjian ini masih dalam proses perpanjangan. Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut di atas adalah aset tetap, persediaan dan piutang usaha yang dimiliki SPJ (lihat Catatan 13, 8 dan 4). Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp5.000 dan Rp4.000.
f.
Citibank., N.A.,Indonesia PT Tiga Pilar Sejahtera Berdasarkan Perjanjian Induk fasilitas kredit pada tanggal 11 Maret 2015, PT Tiga Pilar Sejahtera, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan pagu kredit sebesar Rp150.000 dengan tingkat bunga JIBOR + 330 bps. Jangka waktu pinjaman adalah 1 (satu) tahun sampai dengan tanggal 11 Maret 2016. Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut adalah persediaan yang dimiliki TPS (lihat Catatan 8). Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh TPS adalah sebagai berikut: • Debitur tidak melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi dengan perusahaan lain, atau mengambil alih sebagian besar dari aset atau saham suatu perusahaan lain, atau menjual, menyewakan, mengalihkan atau dengan cara apapun melepaskan sebagian besar dari properti atau asetnya. • Debitur tidak melakukan transaksi dengan pihak lain selain dalam rangka kegiatan usaha yang wajar dengan syarat komersial yang umum. • Debitur tidak merubah susunan pemegang saham. Pada 31 Maret 2015, saldo terutang atas fasiilitas ini adalah Rp3.911.
44
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 20.
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Utang Lain-lain Utang Dividen
66.231 8
10.002 24.879
Jumlah
66.239
34.881
21.
Utang Sewa Pembiayaan
PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), PT Poly Meditra Indonesia (PMI), PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) dan PT Putra Taro Paloma (PTP), seluruhnya entitas anak, memperoleh beberapa fasilitas sewa pembiayaan untuk pengadaan mesin pabrik, alat berat dan kendaraan operasional dari beberapa perusahaan pembiayaan sebagai berikut: 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
PT SMFL Leasing Indonesia PT ORIX Indonesia Finance PT Astra Sedaya Finance PT Dipo Star Finance Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp500)
22.554 10.665 917 723 521
24.249 13.472 1.122 1.286 708
Jumlah Utang Sewa Pembiayaan
35.379
40.837
Pembayaran sewa minimum masa datang berdasarkan masing-masing perjanjian sewa pembiayaan pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 31 Maret 31 Desember 2015 2014 Rp Rp 2014 2015 16.035 22.327 2016 14.050 14.461 2017 10.952 10.863 Total Dikurangi: Bagian Bunga
41.038 (5.659)
47.651 (6.814)
Utang Sewa Pembiayaan - Bersih
35.379
40.837
Utang Sewa Pembiayaan - Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
16.225
18.315
Utang Sewa Pembiayaan - Setelah Dikurangi Jatuh tempo dalam Satu Tahun
19.154
22.522
Seluruh utang sewa pembiayaan ini dijamin dengan aset sewa pembiayaan yang bersangkutan.
45
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Rincian fasilitas sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: a.
PT SMFL Leasing Indonesia (SMFL) Pada kurun waktu 2014, PT Putra Taro Paloma (PTP), entitas anak, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari SMFL untuk pembelian mesin dengan nilai pembiayaan sebesar Rp24.249 dan periode pembayaran 36 bulan, serta dikenakan bunga efektif 12,45% per tahun. Saldo terutang per 31 Maret dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp22.554 dan Rp24.249.
b.
PT ORIX Indonesia Finance (Orix) Pada kurun waktu 2015 dan 2014, TPS memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari Orix untuk pembelian peralatan pabrik dengan nilai pembiayaan sebesar Rp336 dan Rp3.525 dan periode pembayaran antara 36-48 bulan, serta dikenakan bunga efektif antara 5,33% - 6,25% per tahun. Saldo terutang per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp2.909 dan Rp3.029 Pada kurun waktu 2014 dan 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI) dan entitas anak memperoleh fasilitas pembiayaan dari Orix masing-masing sebesar Rp1.079 dan 33.042 untuk pembiayaan mesin-mesin, kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan biaya antara 5,25% - 7% per tahun. Saldo terutang per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp6.749 dan Rp9.346. Pada kurun waktu 2014, PT Putra Taro Paloma (PTP), entitas anak memperoleh fasilitas pembiayaan dari Orix sebesar Rp1.246 untuk pembiayaan mesin. Perjanjian sewa memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan biaya bunga sebesar 6,51% per tahun. Saldo terutang per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp1.007 dan Rp1.097.
c.
Dipo Star Finance (Dipo) Pada kurun waktu 2013, BRI dan Entitas Anak memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT Dipo Star Finance sebesar Rp4.187 untuk pembiayaan mesin-mesin, kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan biaya 4,6%. Saldo terutang per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp476 dan Rp912. Pada kurun waktu 2013, TPS, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan kendaraan dari PT Dipo Star Finance sebesar Rp271. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan biaya antara 3,9 – 3,97% masing-masing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Saldo terutang per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp247 dan Rp348. Pada kurun waktu 2012, PTP, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan kendaraan dari PT Dipo Star Finance sebesar Rp637 Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan biaya antara 3,3 – 5.2% per tahun. Saldo terutang per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Nihil dan Rp26.
d.
Astra Sedaya Finance (Astra) Pada kurun waktu 2012, BRI dan entitas anak memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance sebesar Rp2.238 untuk pembiayaan kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa pembiayaan memiliki periode pembayaran selama 36 bulan dan dikenakan bunga sebesar 14% - 14,5%. Saldo terutang per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp917 dan Rp1.122.
46
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 22.
Utang Bank Jangka Panjang 31 Maret 2015 Rp
Rupiah PT Rabobank International Indonesia PT Bank UOB Buana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank BRI Syariah
31 Desember 2014 Rp
241.031 121.135 24.431 55.000 19.746
222.747 130.331 24.581 60.000 20.800
461.343
458.459
971.279 971.279
922.013 922.013
Dikurangi : Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Rupiah PT Rabobank International Indonesia PT Bank UOB Buana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank BRI Syariah
6.000 42.105 1.500 20.000 4.573
6.000 42.105 1.200 20.000 4.149
Jumlah Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
74.178
73.454
1.358.444
1.307.018
Subjumlah US Dollar Pinjaman Sindikasi RHB Bank Berhad Subjumlah
Utang Bank Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
a.
Pinjaman Sindikasi Pada tanggal 26 Juni 2014, PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muaraungo Plantation (MBP) dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), seluruhnya entitas anak, sebagai debitur, memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi bank dari RHB Bank Berhad, Cabang Singapura, Rabobank Cabang Hongkong, PT Bank Permata Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan jumlah keseluruhan fasilitas sebesar USD125,000,000, yang terdiri atas pinjaman jangka panjang berupa Fasilitas A dan Fasilitas Murabahah sebesar USD100,000,000, serta Revolving loan berupa Fasilitas B sebesar USD25,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 30 Juni 2019 dan dapat diperpanjang hingga 30 Juni 2021. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR+6% per tahun untuk fasilitas non Murabahah dan tingkat bagi hasil sebesar 6,10% per tahun untuk fasilitas Murabahah. Pinjaman fasilitas B dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR+5,80% per tahun. Atas fasilitas ini PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muarobungo Plantation (MBP), dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), seluruhnya entitas anak, harus menjaga rasio Total Net Debt to EBITDA tidak melebihi 5,00 kali, penerapan awal akan dilakukan pada 30 Juni 2017 dan setiap 3 (tiga) bulan setelahnya. Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan penanaman, infrastruktur dan kegiatan lainnya dari perkebunan. Jaminan atas fasilitas pinjaman sindikasi bank ini adalah sebagai berikut: - Jaminan fidusia atas piutang, aset tetap dan asuransi yang diberikan oleh PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP) dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) (lihat Catatan 4 dan 13); - Tanah perkebunan milik BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP dan TAM (lihat catatan 14 dan 15); 47
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) -
Gadai saham atas saham ASJ, CPO, MBP. MJAP yang dimiliki BRI; dan Gadai atas saham TAM yang dimiliki oleh MBP.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan adalah masing-masing sebesar Rp15.185 dan Rp27.443 pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp 971.279 dan Rp922.013. b.
PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank) PT Indo Beras Unggul Berdasarkan surat persetujuan fasilitas No. LA/CA/1829/A2/2012 tanggal 6 Juli 2012, PT Indo Beras Unggul, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman Term Loan untuk pembayaran atas fasilitas pinjaman letter of credit untuk pembelian silo dengan pagu sebesar Rp15.000, periode pinjaman adalah 60 bulan sejak penarikan fasilitas pertama. Pinjaman ini memiliki tingkat bunga COF + 250bps dan jatuh tempo pada 6 Juli 2017. Saldo terutang fasilitas pinjaman ini adalah masing-masing sebesar Rp9.000 dan Rp9.750 pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Jaminan atas kedua fasilitas ini adalah tanah dengan HGB No. 3 dan No. 4 yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, mesin atas nama IBU, seluruh piutang usaha dan seluruh persediaan. (lihat Catatan 4, 8 dan 13). PT Jatisari Srirejeki Berdasarkan surat persetujuan fasilitas No. LA/CA/1847/2012 tanggal 6 Juli 2012 PT Jatisari Srirejeki (JS), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman Term Loan untuk pembayaran atas fasilitas pinjaman letter of credit dengan pagu sebesar Rp15.000, periode pinjaman adalah 60 bulan sejak penarikan fasilitas pertama. Pinjaman ini memiliki tingkat bunga COF + 300bps dan jatuh tempo pada 6 Juli 2017. Jaminan atas fasilitas ini adalah silo gabah yang dimiliki dan yang akan dibeli oleh JS melalui penggunaan fasilitas ini (lihat Catatan 13). Saldo terutang atas pinjaman ini adalah sebesar Rp9.750 dan Rp10.500 masing-masing per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. PT Sukses Abadi Karya Inti Berdasarkan surat persetujuan fasilitas No. LA/CA/1854/2013, tanggal 5 Februari 2013 PT Sukses Abadi Karya Inti, SAKTI, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman Term Loan untuk pembayaran atas fasilitas pinjaman letter of credit atas pembangunan pabrik beras di Sragen, Jawa Tengah dengan pagu sebesar Rp240.000 periode pinjaman adalah 60 bulan sejak penarikan fasilitas pertama. Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat bunga sebesar COF + 300bps per tahun. Jaminan atas pinjaman ini adalah paripasu dengan fasilitas Term Loan IBU sampai dengan pembangunan pabrik SAKTI selesai, serta tanah dan bangunan fasilitas pabrik beras yang berlokasi di Sragen, mesin dan peralatan di masa mendatang yang akan dimiliki SAKTI, Jaminan Korporasi oleh PT Dunia Pangan, dan deposito senilai masingmasing Nihil dan Rp5.212pada Rabobank pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (lihat Catatan 13). Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, SAKTI harus melakukan hal-hal sebagai berikut: • • •
Menjaga rasio DSCR minimal 1,25 kali; Menjaga rasio Debt to Ebitda maksimal 3,50 kali; dan Menjaga rasio Debt to Equity maksimal 3,50 kali
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, SAKTI telah memenuhi rasio-rasio dan pembatasan yang disyaratkan.
48
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tetap adalah sebesar Rp5.819 dan Rp11.910, masing-masing pada 31 Desember 2014 dan 2013. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp222.281 dan Rp202.497. c. PT Bank UOB Indonesia Perusahaan Berdasarkan Perjanjian Kredit dan Pemberian Jaminan tanggal 22 Juli 2011 yang dibuat dihadapan Veronica Nataadmadja,S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank UOB Indonesia berupa Fasilitas Kredit Term Loan (TL) sejumlah Rp 200.000 yang diberikan bersama-sama dengan Fasilitas Bank Garansi (BG) dan Stand by Letter of Credit (SBLC) dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 250.000 yang akan jatuh tempo pada bulan Desember 2016. Tujuan penggunaan fasilitas kredit adalah untuk membiayai pembelian aset termasuk tanah, bangunan dan mesinmesin yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat dan di Medan yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Fasilitas pinjaman TL dikenakan bunga sebesar Jakarta Inter Bank Offered Rate (JIBOR) + 4% per tahun dan dijamin dengan aset yang diakuisisi dari PT Unilever Indonesia Tbk (lihat Catatan 13). Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp73.684 dan Rp84.211. Selain fasilitas tersebut, Perusahaan memperoleh fasilitas lindung nilai mata uang asing dengan nilai fasilitas sebesar USD 5,000,000. Fasilitas ini belum digunakan oleh Perusahaan sampai dengan periode 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. PT Putra Taro Paloma Berdasarkan Surat Persetujuan Kredit No. 14/CPB/0233 tanggal 2 September 2014, PTP, entitas anak, memperoleh fasilitas Term Loan (TL) dengan pagu kredit sejumlah Rp128.000. untuk membiayai pembelian tanah, mesin dan peralatan, serta pembangunan pabrik yang berlokasi di Demak, Jawa Tengah. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga sebesar JIBOR + applicable margin per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah 60 bulan dan memiliki grace period 18 bulan sejak tanggal persetujuan kredit. Jaminan atas pinjaman ini paripasu dengan pinjaman yang dimiliki oleh Perusahaan, serta tanah, mesin dan peralatan, dan bangunan pabrik yang akan dibiayai. Atas pinjaman ini, PTP, entitas anak, harus menjaga Net Debt to Equity Ratio maksimum 2,5 kali, Net Debt to EBITDA Ratio maksimum 3,5 kali dan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) minimum 1,25 kali. Pada tanggal 31 Desember 2014, PTP telah memenuhi rasio-rasio dan pembatasan yang disyaratkan. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp47.451 dan Rp46.120. d. PT Bank DBS Indonesia PT Subafood Pangan Jaya Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 44 tertanggal 29 Januari 2013 di hadapan Veronica Nataarmadja, S.H., M Corp. Admin., M.Com (Business Law) notaris di Jakarta, PT Subafood Pangan Jaya (SPJ), entitas anak, memperoleh fasilitas kredit Non Revolving Long Term Loan dengan pagu kredit sebesar Rp 80.000. Jangka waktu pinjaman adalah 5 (lima) tahun sampai dengan 19 Desember 2017 termasuk grace period selama 6 (enam) bulan. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 13,71% per tahun pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
49
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Jaminan atas pinjaman ini paripasu dengan utang bank jangka pendek yang diterima oleh SPJ, entitas anak (lihat Catatan 19). Atas pinjaman ini, SPJ, entitas anak, harus menjaga Debt Service Ratio minimum sebesar 1,0 kali dan Gearing Ratio maksimum sebesar 2,0 kali. Pada tanggal 31 Desember 2014, SPJ telah memenuhi rasio-rasio dan pembatasan yang disyaratkan. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing adalah sebesar Rp55.000 dan Rp60.000. e. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Bank BNI) PT Persada Alam Hijau Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor 011.051 dan Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 46 tanggal 23 Agustus 2011, seluruhnya dibuat di hadapan Alia Ghanie, S.H., notaris di Jakarta, PT Persada Alam Hijau (PAH), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Investasi sebesar Rp26.000. Fasilitas ini memiliki jatuh tempo pada 22 Januari 2019 dengan masa tenggang (grace period) 36 bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 11,5% per tahun. Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah kebun kelapa sawit PAH seluas 942,29 hektar (lihat Catatan 14). Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Penerima Kredit tidak diperkenankan untuk : - Mengadakan penggabungan usaha (merger), atau konsolidasi dengan perusahaan lain. - Melakukan Investasi, penyertaan modal atau pengambilalihan saham pada perusahaan lain. - Mengijinkan pihak lain menggunakan perusahaan untuk kegiatan usaha pihak lain. - Merubah bentuk atau status hukum perusahaan, merubah Anggaran Dasar Perusahaan, memindahtangankan resipis atau saham perusahaan baik antara pemegang saham maupun kepada pihak lain. - Membayar hutang kepada pemegang sahamnya. - Membagikan dividen atau keuntungan usaha kepada pemegang saham. - Memberikan pinjaman kepada siapapun juga, termasuk kepada para pemegang saham, kecuali dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan dengan usaha Grup. - Menerima pinjaman dari pihak lain, kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan dengan usahanya. - Memperoleh pembiayaan dari perusahaan leasing. - Melakukan akuisisi/pengambilalihan asset milik pihak ketiga. - Membuka kantor cabang atau perwakilan baru, atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada. - Mengikatkan diri sebagai Penjamin dan menjaminkan harta kekayaan kepada pihak lain. - Membubarkan Perusahaan atau minta dinyatakan pailit. - Merubah susunan pengurus, Direksi dan Komisaris Perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp24.431 dan Rp24.581. f. PT Bank BRI Syariah PT Tiga Pilar Sejahtera Berdasarkan surat persetujuan prinsip pembiayaan No. R.107/SP3/CMG2/07-13 tertanggal 17 Juli 2013, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), entitas anak, memperoleh fasilitas kredit Musyawarakah untuk pembiayaan pengadaan mesin produksi dengan pagu kredit sebesar Rp17.000. Jangka waktu pinjaman adalah 5 (lima) tahun. Fasilitas pinjaman ini dikenakan margin sebesar 12% per tahun. Jaminan atas pinjaman ini adalah mesin yang dibiayai. (lihat Catatan 13). Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing adalah sebesar Rp12.668 dan Rp13.408. 50
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) PT Subafood Pangan Jaya Berdasarkan surat persetujuan prinsip pembiayaan No. B.005-MKT/OL/SMG/02/2014 tertanggal 19 Februari 2014, PT Subafood Pangan Jaya (SPJ), entitas anak, memperoleh fasilitas kredit Line Facility (LF) Murabahah untuk pembiayaan pengadaan mesin boiler pembuatan bihun dengan pagu kredit sebesar Rp.7.700. Jangka waktu pinjaman adalah 5 (lima) tahun. Tingkat bagi hasil atas fasilitas ini sebesar 15,5% per tahun. Jaminan atas pinjaman ini adalah mesin yang dibiayai. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo terutang atas fasilitas ini adalah masing-masing sebesar Rp7.078 dan Rp7.392. 23.
Liabilitas Imbalan Pascakerja Jangka Panjang
Imbalan pascakerja program imbalan pasti Grup mengakui liabilitas imbalan pascakerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Grup pada 31 Maret 2015 belum dilakukan perhitungan oleh Aktuaris Independen sehingga belum dibebankan. Pada 31 Desember 2014, dihitung oleh Aktuaris Independen PT Dian Artha Tama dengan tanggal laporan masing-masing 2 April 2015 dan 24 Maret 2014, sedangkan liabilitas dan beban imbalan pascakerja pada 31 Maret 2015 dihitung berdasarkan estimasi imbalan pascakerja tahun 2014. Liabilitas imbalan pascakerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Rp Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti Biaya Masa Lalu yang belum Diakui Penyesuaian Kerugian Aktuarial yang belum diakui
61.867 (507) -(8.249)
Jumlah
53.111
Rincian beban imbalan pascakerja pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Beban Jasa Kini Beban Bunga Amortisasi Biaya Jasa Masa Lalu (Vested ) Amortisasi Biaya Jasa Masa Lalu (Non Vested ) Penyesuaian Kerugian (Keuntungan) Aktuaria Jumlah Beban Imbalan Kerja
31 Desember 2014 Rp 12.863 3.147 -27 -(78) 15.959
51
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Mutasi liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Rp Saldo Awal Beban Imbalan Kerja yang Diakui pada Tahun Berjalan Penyesuaian Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan
37.975
Saldo Akhir
53.111
15.959 -(823)
Rekonsiliasi perubahan nilai kini kewajiban pasti adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Rp Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti pada 1 Januari Beban Bunga Biaya Jasa Kini Beban Jasa Lalu - Vested Pembayaran Imbalan Plan Curtailment Kerugian Aktuarial
38.397 3.147 12.863 -(823) -8.283
Saldo pada 31 Desember
61.867
Rincian liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut: 2014 Rp
31 Desember 2012 Rp
2013 Rp
2011 Rp
2010 Rp
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti Aset Program
61.867 --
38.397 --
43.770 --
28.558 --
15.273 --
Defisit
61.867
38.397
43.770
28.558
15.273
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan liabilitas imbalan pascakerja pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Umur Pensiun Normal Estimasi Kenaikan Gaji Tarif Diskonto Tarif Mortalita Tarif Pengunduran Diri
55 Tahun 8% 8,5% Commissioners Standard Ordinary (CSO)-1980 Umur 18-44 : 5% per tahun Umur 45-54 : 0% per tahun
52
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 24.
Utang Obligasi dan Sukuk Ijarah - Bersih
Obligasi 31 Maret 2015 Rp Nilai nominal: Obligasi TPS Food I Dikurangi: Biaya Emisi Akumulasi Amortisasi Jumlah
31 Desember 2014 Rp
600.000
600.000
(9.145) 2.581
(9.145) 2.124
593.436
592.979
Sukuk Ijarah 31 Maret 2015 Rp Nilai nominal: Sukuk Ijarah TPS Food I Dikurangi: Biaya Emisi Akumulasi Amortisasi Jumlah
31 Desember 2014 Rp
300.000
300.000
(1.490) 893
(1.490) 819
299.404
299.329
Penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah (sukuk) TPS Food I Perusahaan masing-masing sebesar Rp 600.000 dan Rp 300.000 pada tanggal 1 April 2013, telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S62/D.04/2013 pada tanggal 28 Maret 2013. Obligasi dan sukuk ini akan jatuh tempo pada tanggal 5 April 2018 dengan tingkat suku bunga dan fee ijarah masing-masing 10,25% dan Rp30.752 per tahun. Bunga dan fee ijarah dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dengan pembayaran pertama pada tanggal 5 Juli 2013. Obligasi dan sukuk ini memperoleh peringkat idA- dan idA-(sy) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) masingmasing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Penerbitan Obligasi TPS Food I dilakukan sesuai dengan Akta Perjanjian Perwalimanatan antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, pihak ketiga, yang bertindak sebagai Wali Amanat. Skema sukuk ijarah yang digunakan adalah penjaminan aset tetap PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS) dan PT Poly Meditra Indonesia (PMI), keduanya entitas anak. Perusahaan wajib memenuhi pembatasan-pembatasan tertentu sesuai dengan yang ditetapkan dalam Offering Circular. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Perusahaan telah memenuhi rasio-rasio dan pembatasan yang disyaratkan. Obligasi dan sukuk dijaminkan dengan aset tetap TPS, PMI dan PT Jatisari Srirejeki dan piutang performing TPS (lihat Catatan 4 dan 13). Beban bunga obligasi dan fee ijarah yang masih harus dibayar adalah masing-masing sebesar Rp15.375 dan Rp7.688 masing-masing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
53
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 25.
Modal Saham
Berdasarkan data PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek Perusahaan, pemegang saham Perusahaan pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham
Saham Seri A Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%)
Jumlah Saham
31 Maret 2015 Persentase Kepemilikan
Ditempatkan dan Disetor Penuh
(Lembar)
(%)
(Rp)
135.000.000
4,19
67.500
Saham Seri B PT Tiga Pilar Corpora JP Morgan Chase Bank Non Treaty Clients PT Permata Handrawira Sakti Trophy Investors II Ltd. Primanex Limited Primanex Pte. Ltd. Morgan Stanley and Co. LLC-Client Account Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%) Sub Jumlah
475.443.817 300.275.155 296.189.000 292.600.000 212.190.517 212.000.000 209.820.700 1.085.080.811 3.083.600.000
14,77 9,33 9,20 9,09 6,59 6,59 6,52 33,71 95,81
95.089 60.055 59.238 58.520 42.438 42.400 41.964 217.016 616.720
Jumlah Modal Saham
3.218.600.000
100,00
684.220
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
31 Desember 2014 Persentase Kepemilikan
Ditempatkan dan Disetor Penuh
(Lembar)
(%)
(Rp)
Saham Seri A Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%) Saham Seri B PT Tiga Pilar Corpora JP Morgan Chase Bank Non Treaty Clients PT Permata Handrawira Sakti Trophy Investor II Ltd. Primanex Limited Primanex Pte. Ltd. Morgan Stanley & Co. LLC-Client Account Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%) Sub Jumlah
135.000.000
4,19
67.500
475.443.817 300.275.155 296.189.000 292.600.000 212.190.517 212.000.000 209.820.700 1.085.080.811 3.083.600.000
14,77 9,33 9,20 9,09 6,59 6,59 6,52 33,71 95,81
95.089 60.055 59.238 58.520 42.438 42.400 41.964 217.016 616.720
Jumlah Modal Saham
3.218.600.000
100,00
684.220
Berdasarkan Akta No. 127 tanggal 30 September 2014 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta, Perusahaan menambah Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 292.600.000 lembar saham seri B dengan harga Rp200 (dalam Rupiah Penuh) per lembar dan disetor penuh sebesar Rp58.520. Total modal dasar Perusahaan pada 31 Maret 2015 menjadi Rp684.220 terbagi atas 3.218.600.000 lembar saham. Perubahaan anggaran dasar ini telah memperoleh Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU06858.40.21.2014 tanggal 1 Oktober 2014.
54
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Rekonsiliasi jumlah saham beredar pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Jumlah Saham Beredar pada 1 Januari Penambahan Modal Tanpa HMETD
3.218.600.000 --
2.926.000.000 292.600.000
Jumlah Saham Beredar
3.218.600.000
3.218.600.000
26. Tambahan Modal Disetor - Neto Tambahan modal neto pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah: 31 Maret 2015 Rp
31 Desember 2014 Rp
Agio Saham - Neto Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
1.257.205
1.257.205
1.193
1.193
Jumlah
1.258.398
1.258.398
Agio Saham Neto 31 Maret 2015 Rp Penawaran Umum Perdana Agio Saham Penawaran Umum Terbatas II Agio Saham Biaya Emisi Saham Neto Penawaran Umum Terbatas III Agio Saham Biaya Emisi Saham Neto Penambahan Modal Tanpa HMETD
31 Desember 2014 Rp
20.250
20.250
201.894 (4.328) 197.566
201.894 (4.328) 197.566
451.440 (11.716) 439.724
451.440 (11.716) 439.724
Agio Saham Biaya Emisi Saham Neto
599.830 (165)
599.830 (165)
599.665
599.665
Jumlah Agio Saham Neto
1.257.205
1.257.205
55
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Entitas Anak
PT Tiga Pilar Sejahtera PT Bumiraya Investindo PT Poly Meditra Indonesia PT Patra Power Nusantara PT Dunia Pangan PT Mitra Jaya Agro Palm PT Airlangga Sawit Jaya PT Charindo Palma Oetama PT Muarobungo Plantation PT Tugu Palma Sumatera PT Golden Plantation Jumlah pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014
Jumlah Saham
Bagian Perusahaan atas Aset Bersih Rp
109.890.000 90.909 111.888.000 37.962 21.000 39.999 109.999 149.999 19.999 2.499 2.499
Harga Pengalihan Rp
110.632 92.377 117.719 37.962 21.529 39.480 50.134 73.385 18.296 702 2.477 564.693
Selisih Nilai Transaksi Rp
109.500 139.000 145.000 36.000 10.000 40.000 21.000 47.000 11.000 2.500 2.500 563.500
1.132 (46.623) (27.281) 1.962 11.529 (520) 29.134 26.385 7.296 (1.798) (23) 1.193
27. Komponen Ekuitas Lainnya Pada tanggal 11 Desember 2014, PT Golden Plantation Tbk (GP), entitas anak, melakukan penawaran umum saham perdana sebesar 800.000.000 lembar saham biasa kepada masyarakat, atas penambahan saham ini, kepemilikan saham Perusahaan di GP berubah dari 99,99% menjadi 78,17%. Selisih investasi ke GP sebelum dan sesudah porsi kepemilikan masing-masing sebesar Rp71.326 dan Rp73.994 pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dicatat sebagai komponen ekuitas lainnya. Perbedaan nilai tersebut dikarenakan adanya penyesuaian Biaya Emisi Penawaran Umum Saham Perdana GP. 31 Maret 2015 Rp
Entitas Anak PT Golden Plantation Tbk PT Bumiraya Investindo Jumlah
31 Desember 2014 Rp
71.326 95.827 167.153
73.994 95.827 169.821
28. Selisih Transaksi dengan Pihak Nonpengendali Rp Perolehan Saham dari Pihak Nonpengendali Aset Neto yang Diperoleh Biaya Perolehan
32.214 25.000
Subjumlah
7.214
Perolehan Saham dari Pihak Nonpengendali Aset Neto yang Diperoleh Biaya Perolehan
453.821 417.103
Subjumlah Jumlah
36.718 43.932
Pada 10 Agustus 2012, PT Dunia Pangan (DP), entitas anak melakukan pembelian saham dengan PT Indo Beras Unggul (IBU) dari pihak minoritas, sehingga kepemilikan DP meningkat dari 70% menjadi 99,99%. Selisih lebih antara biaya perolehan dengan bagian yang diperoleh adalah sebesar Rp 7.214..
56
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada 7 Agustus 2012, Perusahaan melakukan konversi obligasi konversi dengan nilai Rp 145.000. menjadi 32.800 lembar saham pada PT Bumi Raya Investindo (BRI), entitas anak, sehingga kepemilikan Perusahaan pada BRI berubah dari 57,66% menjadi 64,95%. Perubahan nilai investasi dengan sebelum dan sesudah transaksi sebesar Rp 36.718. 29. Dividen Tunai dan Dana Cadangan Umum Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 168 tanggal 26 Juni 2014 yang dibuat di hadapan Humberg Lie S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta, pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain, pembagian dividen tunai sebesar Rp24.871 dan penyisihan dana cadangan umum sebesar Rp62.079 dari laba tahun 2013. 30. Kepentingan Nonpengendali Berikut adalah rekonsiliasi kepentingan nonpengendali pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014: Saldo 1 Januari 2014 Rp PT Golden Plantation dan Entitas Anak PT Tiga Pilar Sejahtera PT Bumiraya Investindo dan Entitas Anak PT Poly Meditra Indonesia PT Patra Power Nusantara PT Dunia Pangan dan Entitas Anak PT Balaraja Bisco Paloma dan Entitas Anak
397.250 494 (4.435) 226 33 147.924 64
Jumlah Kepentingan Nonpengendali
541.556
Saldo 1 Januari 2014 Rp PT Golden Plantation dan Entitas Anak PT Tiga Pilar Sejahtera PT Bumiraya Investindo dan Entitas Anak PT Poly Meditra Indonesia PT Patra Power Nusantara PT Dunia Pangan dan Entitas Anak PT Balaraja Bisco Paloma dan Entitas Anak
-399 242.413 218 33 101.475 59
Jumlah Kepentingan Nonpengendali
344.597
Penambahan dari Laba Komprehensif Periode Berjalan Rp
31 Maret 2015 Penambahan dari Pendirian (akuisisi)
Pengurangan dari Perolehan Hak Nonpengendali Rp
Rp
321 25 -12 (0) 14.866 38
--------
Saldo 31 Maret 2014 Rp --------
397.571 519 (4.435) 238 33 162.790 102 556.818
Penambahan dari Laba Komprehensif Tahun Berjalan Rp 2.134 95 (2.361) 8 -46.449 5
31 Desember 2014 Penambahan dari Pendirian (akuisisi)
Pengurangan dari Perolehan Hak Nonpengendali/ Rp
Rp --------
Saldo 31 Desember 2014 Rp
395.116 -(244.487) -----
397.250 494 (4.435) 226 33 147.924 64 541.556
31. Penjualan - Neto 31 Maret 2015 Rp Penjualan Dikurangi : Diskon Penjualan Penjualan - Neto
57
2014 Rp
1.622.962
1.182.574
(21.085)
(29.353)
1.601.877
1.153.222
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Rincian penjualan berdasarkan kelompok produk utama adalah sebagai berikut : 31 Maret 2015
2014
Rp
Rp
Produksi Makanan Makanan Pokok Mie Kering Bihun
140.288 91.272
135.048 105.679
Sub Jumlah Makanan Pokok
231.560
240.727
Makanan Konsumsi Snack Ekstrusi Mie Instan Biskuit Permen Lainnya
161.093 53.835 67.935 10.305 8.909
152.166 52.067 26.255 5.121 1.318
Sub Jumlah Makanan Konsumsi
302.077
236.926
Sub Jumlah Manufaktur Makanan
533.637
477.653
1.055.020
672.401
9.819
8.091
22.087 2.399 34.305
21.722 2.707 32.520
1.622.962
1.182.574
(21.085)
(29.353)
1.601.877
1.153.222
Pengolahan Beras Beras Agribisnis Tandan Buah Segar Minyak Sawit Mentah Inti Sawit dan Turunannya Sub Jumlah Agribisnis Sub Jumlah Penjualan Dikurangi : Diskon Penjualan Total Penjualan - Neto
Seluruh penjualan Grup merupakan penjualan kepada pihak ketiga. Tidak ada penjualan dengan nilai jual bersih yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
58
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 32. Beban Pokok Penjualan 31 Maret
Bahan Baku Digunakan Saldo Awal Pembelian Saldo Akhir
2015
2014
Rp
Rp
255.772 265.495 (231.920)
236.059 284.256 (252.901)
289.347
267.413
17.554 37.916
15.488 29.521
Biaya Pokok Produksi
344.817
312.422
Persediaan Barang Jadi Saldo Awal Pembelian Saldo Akhir
24.948 35.569 (54.630)
15.993 -(18.734)
Jumlah Beban Pokok Penjualan - Produksi Konsumen
350.704
309.681
593.859 541.056 (582.789)
514.816 314.199 (429.928)
552.125
399.087
8.617 14.246
5.135 10.105
574.988
414.326
132.819 660.976 (453.002)
107.826 293.647 (252.335)
915.781
563.464
6.130 2.601 465 8.009
6.404 2.614 514 8.287
3.532
3.439
20.737
21.259
Jumlah Bahan Baku Digunakan Tenaga Kerja Langsung Biaya Produksi Tidak Langsung
Pengolahan Beras Bahan Baku Digunakan Saldo Awal Pembelian Saldo Akhir Jumlah Bahan Baku Digunakan Tenaga Kerja Langsung Biaya Produksi Tidak Langsung Biaya Pokok Produksi Persediaan Barang Jadi Saldo Awal Pembelian Saldo Akhir Jumlah Beban Pokok Penjualan - Pengolahan Beras Agribisnis Tandan Buah Segar Pemeliharaan Kebun Pengangkutan dan Panen Beban Tidak Langsung Upah Langsung Amortisasi Tanaman Perkebunan Menghasilkan (Lihat Catatan 14) Tandan Buah Segar yang Dihasilkan pada Periode
59
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Maret 2015 Rp Agribisnis Tandan Buah Segar yang Dihasilkan pada Periode Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir Tandan Buah Segar Siap untuk Digunakan untuk Produksi dan Dijual Beban Pokok Penjualan Tandan Buah Segar Tandan Buah Segar yang Digunakan untuk Produksi Minyak Sawit Mentah dan Inti Sawit dan Turunannya Upah Langsung Beban Depresiasi Beban Produksi Tidak Langsung Beban Pokok Produksi Persediaan Awal Persediaan Akhir
2014 Rp
20.737 213 494 (86)
21.259 564 1.148 (213)
21.357 12.312
22.757 --
9.046
22.757
282 1.544 516 11.387 5.124 (1.506)
394 1.089 1.961 26.201 2.139 (5.124)
Beban Pokok Penjualan Minyak Mentah dan Inti Sawit dan Turunannya
15.006
23.216
Jumlah Beban Pokok Penjualan Agribisnis
27.318
23.216
1.293.804
896.361
Jumlah Beban Pokok Penjualan
Tidak terdapat pembelian dengan nilai beli melebihi 10% dari jumlah pembelian pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. 33. Beban Usaha 31 Maret 2015 Rp Penjualan Pengangkutan Promosi Gaji dan Kesejahteraan Karyawan Sewa Transportasi dan Akomodasi Penyusutan Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp. 500) Jumlah Pemasaran dan Penjualan
60
2014 Rp 21.963 36.194 9.796 2.149 922 560 1.458
25.025 18.149 7.586 1.377 1.238 404 2.930
73.042
56.710
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2015 Rp Beban Umum dan administrasi Gaji dan Kesejahteraan Karyawan Profesional dan Konsultan Sewa Penyusutan Transportasi dan Akomodasi Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp. 500) Jumlah Beban Umum dan Administrasi
2014 Rp 23.613 2.868 2.848 1.339 1.580 7.089
14.180 1.655 1.497 1.389 1.050 5.095
39.337
24.864
34. Biaya Keuangan - Neto 31 Maret 2015 Rp
2014 Rp
Penghasilan Bunga Beban Bunga Fee Sukuk Ijarah Biaya Administrasi Bank
4.803 (44.457) (7.688) (1.455)
2.671 (38.623) (7.688) (1.291)
Jumlah Biaya Keuangan - Neto
(48.797)
(44.931)
Penghasilan bunga merupakan penghasilan bunga dari rekening bank, deposito berjangka dan investasi jangka pendek (lihat Catatan 3 dan 6), sedangkan beban bunga merupakan beban bunga atas pinjaman, sewa pembiayaan, dan obligasi (lihat Catatan 19, 21, 22, dan 24). 35. Penghasilan (Beban) Lain-lain 31 Maret 2015 Rp
2014 Rp
Pendapatan Lainnya Laba Selisih Kurs Lain-lain
27.541 1.801
7.496 694
Jumlah Pendapatan lainnya
29.342
8.191
Beban Lainnya Rugi atas Pelepasan Aset Tetap Beban Manajemen Fee Lain-lain
(16) (1.435) (2.647)
(97) (1.418) (1.040)
Jumlah Beban lainnya
(4.098)
(2.555)
61
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 36. Laba per Saham 3 Bulan 2015 Rp 123.968
Laba Tahun Berjalan Sebelum Penyesuaian Proforma yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk (Rp) Rata-rata Tertimbang Jumlah Saham yang Beredar
98.068
1 Tahun 2014 Rp 331.812
3.218.600.000
2.926.000.000
2.999.953.846
38,52
33,52
110,61
Laba per Saham Dasar (dalam Rupiah Penuh)
2014 Rp
37. Segmen Operasi 31 Maret 2015 Produksi Makanan Rp Penjualan - Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Alokasi Beban Usaha Beban (Pendapatan) Lainnya Laba Usaha Beban Keuangan - Neto Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan - Neto
Pengolahan Beras Rp
Agribisnis
Lainnya
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
524.084 350.704 173.380 54.456 19.134
1.043.488 915.782 127.706 36.272 5.778
34.305 27.318 6.987 7.445 (670)
2.677 -2.677 14.205 (46.810)
(2.677) -(2.677) -(2.677)
1.601.877 1.293.804 308.073 112.379 (25.244)
99.790 10.354
85.655 19.407
211 (1.877)
35.281 20.912
---
220.938 48.797
89.436
66.248
2.087
14.369
--
172.141
(14.028)
(16.695)
268
(2.457)
--
(32.912)
Laba Tahun Berjalan
139.229
Jumlah Laba Tahun Berjalan yang Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
123.968 15.261
Jumlah
139.229
Aset Segmen
2.486.182
2.674.416
2.086.990
4.183.558
(3.733.833)
7.697.312
Liabilitas Segmen
1.625.595
2.124.577
1.148.479
1.273.422
(2.204.152)
3.967.921
31 Desember 2014 Produksi Makanan Rp Penjualan - Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Alokasi Beban Usaha Beban (Pendapatan) Lainnya Laba Usaha Beban Keuangan - Neto
Pengolahan Beras Rp
Agribisnis
Lainnya
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
1.719.740 1.153.384 566.356 189.915 163.270
3.282.617 2.835.627 446.990 132.048 44.470
137.617 110.229 27.388 26.238 (3.937)
96.439 -96.439 39.379 (133.958)
(96.439) (96.439) -(96.439)
5.139.974 4.099.240 1.040.734 387.580 (26.594)
213.171 36.999
270.472 63.996
5.087 (673)
191.018 94.834
---
679.748 195.156
Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan
176.172
206.476
5.760
96.184
--
484.592
Beban Pajak Penghasilan - Neto
(44.809)
(51.658)
7.290
(17.281)
--
(106.458)
Laba Tahun Berjalan
378.134 8 378.142
Jumlah Laba Tahun Berjalan yang Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
331.812 46.330
Jumlah
378.142
Aset Segmen
2.324.013
2.477.979
1.975.107
3.933.477
(3.338.730)
7.371.846
Liabilitas Segmen
1.538.097
1.977.694
1.043.156
1.276.386
(2.056.316)
3.779.017
62
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2014 Produksi Makanan Rp Penjualan - Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Alokasi Beban Usaha Beban (Pendapatan) Lainnya Laba Usaha Beban Keuangan - Neto Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan - Neto
Pengolahan Beras Rp
Agribisnis
Lainnya
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
466.395 309.681 156.713 45.143 52.539
654.307 563.464 90.843 25.731 (1.498)
32.520 23.216 9.303 6.769 (9.181)
19.826 -19.826 3.932 (27.670)
(19.826) -(19.826) -(19.826)
1.153.222 896.361 256.861 81.574 (5.635)
59.032 (8.263)
66.610 25.579
11.715 3.342
43.563 24.273
---
180.923 44.931
67.296
41.032
8.374
19.290
--
135.992
(13.414)
(8.192)
--
(3.468)
--
(25.074)
Laba Tahun Berjalan
110.917
Jumlah Laba Tahun Berjalan yang Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
98.068 12.849
Jumlah
110.917
Aset Segmen
2.029.242
1.847.165
1.149.923
3.189.927
(3.035.721)
5.180.536
Liabilitas Segmen
1.322.160
1.468.861
449.868
1.303.438
(1.831.481)
2.712.846
121140
38. Kombinasi Bisnis Akuisisi PT Bailangu Capital Investment (BCI) Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham BCI No. 8 dan No.11 serta Akta Jual Beli saham No. 9, No.10 dan No. 12 tertanggal 10 dan 11 Pebruari 2015 dibuat dihadapan Benediktus Andy Widyanto,S.H., notaris di Tangerang Selatan, Perusahaan mengakuisisi 90% kepemilikan saham pada PT Bailangu Capital Investment dari PT Pangeran Duayu, dengan jumlah keseluruhan nilai transaksi sebesar Rp53.750 dengan jumlah saham yang dialihkan sebanyak 54.000 lembar saham atau kepemilikan 90% dari total keseluruhan 60.000 lembar saham yang tersedia. Sampai tanggal 31 Maret 2015, jumlah nilai transaksi yang telah dibayar ke PT Pangeran Duayu adalah sebesar Rp12.000 (Sebagian dari nilai ini, Rp2.000 merupakan uang muka yang telah dibayarkan di tahun 2014). Sisa yang belum dibayarkan Rp41.750 dicatat di dalam Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya per 31 Maret 2015 (lihat Catatan 20). Tabel berikut merangkum jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi adalah: Nilai Wajar Rp
Kas dan Bank Persediaan Uang Muka Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Aset Tetap Tanaman Perkebunan Utang Usaha - Pihak Ketiga Utang Pajak Beban Akrual Liabilitas Keuangan Tidak Lancar Lainnya Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Liabilitas Pajak Tangguhan Jumlah Aset Neto
213 39.699 703 5 279 13.482 33.936 (11.718) (63) (1.061) (4.341) (18.468) (949) 51.717
Porsi Kepemilikan yang Diperoleh Porsi Kepemilikan atas Nilai Wajar Aset Neto Goodwill
90% 46.545 7.205
Jumlah Nilai Pengalihan
53.750
63
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Akuisisi PT Persada Alam Hijau (PAH) Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham PAH No. 35 dan Akta Jual Beli saham No. 36 dan No. 37 masing-masing tertanggal 12 Desember 2014 dan 15 Desember 2014 dibuat dihadapan Antonius Wahono Prawirodirdjo, S.H., notaris di Jakarta, PT Golden Plantation Tbk (GP), entitas anak, mengakuisisi seluruh kepemilikan saham pada PAH dari PT Profindo Putra Utama dan Fransiscus Suciyanto, keduanya pihak ketiga, dengan jumlah keseluruhan nilai transaksi sebesar Rp4.972. Tabel berikut merangkum jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi adalah: Nilai Wajar Rp
Kas dan Bank Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Persediaan Uang Muka Beban Dibayar di Muka Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Aset Tetap Tanaman Perkebunan Aset Pajak Tangguhan Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan - Neto Utang Usaha - Pihak Ketiga Utang Pajak Beban Akrual Liabilitas Keuangan Tidak Lancar Lainnya Utang Bank Utang Sewa Pembiayaan Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Liabilitas Pajak Tangguhan Jumlah Aset Neto
126 8 453 377 82 130 37.791 10.061 77.035 8.064 106 (78) (153) (457) (9.902) (24.631) (1.122) (79.659) (6.104) 12.127
Porsi Kepemilikan yang Diperoleh Porsi Kepemilikan atas Nilai Wajar Aset Neto Diskon Jumlah Nilai Pengalihan
100% 12.127 (7.155) 4.972
Perusahaan melalui entitas anak melakukan akuisisi 100% sehingga tidak terdapat saldo nonpengendali. Diskon yang diperoleh oleh GP, terkait dengan pengurangan utang kepada pemegang saham lama PAH sebelum akusisian sebesar Rp10.278 Beban terkait akuisisi tersebut tidak diperhitungkan dalam kombinasi bisnis ini karena tidak material dan telah dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Sehubungan dengan akuisisi tersebut, maka laporan keuangan PAH terhitung sejak tanggal akuisisi dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan Perusahaan.
64
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Jumlah pendapatan usaha dan laba sebelum pajak penghasilan PAH sejak tanggal akuisisi yang dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp122 dan nihil. Pendapatan usaha dan rugi periode berjalan dari PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 tanggal seolah-olah PAH telah dikonsolidasi sejak tanggal 1 Januari 2014 adalah sebesar Rp3.504 dan Rp3.343. 39. Aset dan Liabilitas Moneter Dalam Mata Uang Asing USD Aset Kas dan Setara Kas Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Jumlah Aset
31 Maret 2015 Mata Uang Asing SGD EUR
Ekuivalen Rp
USD
31 Desember 2014 Mata Uang Asing SGD EUR
Ekuivalen Rp
22.882.548 421.616 -23.304.165
-----
-----
299.395 5.516 -304.912
70.339.901 454.673 418.950 71.213.524
-----
-----
875.026 5.656 5.212 885.894
Liabilitas Utang Usaha - Pihak Ketiga Beban Akrual Utang Bank - Jangka Pendek Utang Bank - Jangka Panjang Sub Jumlah Liabilitas
(1.104.434) (1.009.853) (1.625.177) (74.116.816) (77.856.280)
(25.134) ---(25.134)
(1.600) ---(1.600)
(57.240) (13.213) (21.264) (969.744) (1.061.461)
(4.001.887) (1.077.322) (1.363.674) (74.116.816) (80.559.700)
(39.289)
(661)
--(39.289)
--(661)
(50.164) (13.402) (16.964) (951.660) (1.032.190)
Aset dalam Mata Uang Asing - Bersih
(54.552.115)
(25.134)
(1.600)
(756.549)
(9.346.176)
(39.289)
(661)
(146.296)
40. Instrumen Keuangan dan Managemen Risiko Keuangan a. Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko nilai tukar dan risiko bunga dan mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai berikut: • Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Grup. • Risiko likuiditas: Grup menetapkan risiko kolektibilitas dari piutang usaha sehingga Grup dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas yang terkait dengan liabilitas keuangan. • Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terutama terdiri dari kas dan setara kas, investasi dan pinjaman. • Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Grup tidak memiliki risiko suku bunga terutama karena tidak memiliki pinjaman dengan suku bunga mengambang. Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan Grup. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Grup. Kebijakan manajemen Grup untuk mengelola risiko diatas adalah sebagai berikut: • Pemberian jaminan kredit dari pelanggan untuk meminimalkan risiko piutang yang tidak tertagih; • Meminimalkan tingkat suku bunga dan beban keuangan • Membuat perencanaan keuangan yang berimbang, sehingga dapat memenuhi liabilitas keuangan. • Kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan dikelola di pusat Risiko Kredit Grup mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan kebijakan jaminan pembayaran berupa bank garansi dan aset tetap, dimana setiap pelanggan baru harus melalui persetujuan Direksi. Sebagai bagian dari proses dalam persetujuan atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi bahan pertimbangan.
65
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Tabel berikut menganalisis aset keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya: Belum Jatuh Tempo Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi Non-usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Jumlah
0 - 30 hari
31 Maret 2015 31 - 90 hari
> 90 hari
Jumlah
960.727 -13.227 107 105.380
-617.242 ----
-414.080 ----
-246.750 ----
960.727 1.278.072 13.227 107 105.380
1.079.441
617.242
414.080
246.750
2.357.513
Belum Jatuh Tempo Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya
163.430 2.372 13.744
Piutang Pihak Berelasi Non-usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Jumlah
0 - 30 hari
31 Desember 2014 31 - 90 hari
> 90 hari
Jumlah
-659.776 --
-167.904 --
1.216.554 1.344.812 13.744
107 100.038
1.053.124 514.760 -----
---
---
107 100.038
279.691
1.567.884
659.776
167.904
2.675.255
Grup telah mencatat penyisihan penurunan nilai atas piutang usaha yang telah jatuh tempo (lihat Catatan 4). Kualitas Kredit Aset Keuangan Berikut kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo berdasarkan peringkat kredit eksternal:
Bank - Pihak Ketiga Dengan Pihak yang Memiliki Peringkat Kredit Eksternal Fitch AAA A+ AA+ AA-
31 Maret
31 Desember
2015 Rp
2014 Rp
175.628 51 1.916 80.851
119.384 73 2.283 16.591
258.445
138.331
15.624 274.070
24.117 162.448
303.430 30.000 6.984 340.414
794.260 30.000 5.357 829.617
Dengan Pihak yang Tidak Memiliki Peringkat Kredit Eksternal
Deposito Berjangka pada Pihak Ketiga Dengan Pihak yang Memiliki Peringkat Kredit Eksternal Fitch AAA AA+ AADengan Pihak yang Tidak Memiliki Peringkat Kredit Eksternal Jumlah Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Dengan Pihak yang Tidak Memiliki Peringkat Kredit Eksternal
345.516
184.560
960.000
1.176.625
--
Jumlah
--
66
5.172 5.172
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Piutang plasma yang belum jatuh tempo masing-masing sebesar Rp100.350 dan Rp90.646 pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 tidak terindikasi resiko kredit yang signifikan karena unit penghasil kas plasma dikelola oleh Grup. Risiko Likuiditas Pada saat ini Grup berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Perusahaan berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Grup mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo dari liabilitas keuangan. Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya: 31 Maret 2015 Akan Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun Utang Usaha Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Beban Akrual Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Pendek Utang Bank Jangka Panjang Utang Sewa Pembiayaan Utang Obligasi - Neto Sukuk Ijarah - Neto Utang Pihak Berelasi Non-usaha Jumlah
1 - 5 tahun
Jatuh Tempo Tidak Ditentukan
Lebih 5 Tahun
Jumlah
288.784 26.027 51.221 --
-----
-----
---66.239
288.784 26.027 51.221 66.239
762.158 74.178 16.225 ---1.218.594
-1.358.444 19.154 593.436 299.404 -2.270.438
--------
-----3.688 69.927
762.158 1.432.622 35.379 593.436 299.404 3.688 3.558.958
31 Desember 2014 Akan Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun Utang Usaha Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Beban Akrual Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Jangka Pendek Utang Bank Jangka Panjang Utang Sewa Pembiayaan Utang Obligasi - Neto Sukuk Ijarah - Neto Utang Pihak Berelasi Non-usaha Jumlah
1 - 5 tahun
203.490 21.103 55.532 24.879 768.684 73.454 18.315 ---1.165.457
-----1.307.018 22.522 592.979 299.329 -2.221.848
Jatuh Tempo Tidak Ditentukan
Lebih 5 Tahun ------------
---10.002 -----1.585 11.587
Jumlah
203.490 21.103 55.532 34.881 768.684 1.380.472 40.837 592.979 299.329 1.585 3.398.892
Risiko Suku Bunga Grup terekspos risiko suku bunga terutama menyangkut liabilitas keuangan. Grup memiliki pinjaman yang bersifat jangka panjang kepada bank yang menggunakan tingkat bunga pasar. Pada saat ini, Grup menerapkan kebijakan atau pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga dengan: Selektif dengan penawaran suku bunga pinjaman, sehingga memperoleh pinjaman dengan suku bunga yang menguntungkan tanpa menambah eksposur suku bunga pinjaman yang berisiko Mengendalikan beban bunga dengan membuat kombinasi utang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga tetap dan mengambang.
67
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas keuangan berdasarkan sifat bunga: 31 Maret 2015 Kurang dari 1 Tahun Tanpa Bunga Bunga Tetap Bunga Mengambang Jumlah
Akan Jatuh Tempo 1 - 5 tahun
Jumlah
Jatuh Tempo Tidak Ditentukan
Lebih 5 Tahun
366.032 71.606 780.955
-1.106.233 1.164.205
----
69.927 ---
435.959 1.177.839 1.945.160
1.218.594
2.270.438
--
69.927
3.558.958
31 Desember 2014 Kurang dari 1 Tahun Tanpa Bunga Bunga Tetap Bunga Mengambang Jumlah
Akan Jatuh Tempo 1 - 5 tahun
Jumlah
Jatuh Tempo Tidak Ditentukan
Lebih 5 Tahun
305.004 131.005 729.448
-1.211.609 1.010.239
----
11.587 ---
316.591 1.342.614 1.739.687
1.165.457
2.221.848
--
11.587
3.398.892
Analisa Sensitivitas Dengan hipotesis peningkatan 1% bunga pinjaman pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 31 Maret 2015, akan menurunkan laba sebelum pajak sebesar Rp9.739 (2014: Rp8.177). Analisis di atas didasarkan pada asumsi bahwa pelemahan dan penguatan terhadap semua tingkat bunga dengan pola yang sama terhadap seluruh utang bank, tetapi tidak benar-benar terjadi pada kenyataannya. Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terutama terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, utang usaha dan utang bank. Analisa Sensitivitas Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar 10% pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, akan mengurangi laba sebelum pajak sebesar Rp71.376 dan Rp11.627. Estimasi Nilai Wajar Tabel di bawah ini menyajiakan nilai tercatat masing-masing kategori aset dan liabilitas keuangan pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014: 31 Maret 2015 Nilai Tercatat Rp Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan Bank Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi Non Usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Jumlah Aset Keuangan
31 Desember 2014
Nilai Wajar Rp
Nilai Tercatat Rp
Nilai Wajar Rp
960.727 1.278.072 13.227 107 105.380
960.727 1.278.072 13.227 107 105.380
1.216.554 1.344.812 13.744 107 100.038
1.216.554 1.344.812 13.744 107 100.038
2.357.513
2.357.513
2.675.255
2.675.255
68
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2015 Nilai Tercatat Rp Liabilitas Keuangan Diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Pendek Utang Bank Jangka Panjang Utang Pihak Berelasi Non Usaha Utang Usaha Utang Sewa Pembiayaan Beban Akrual Utang Obligasi dan Sukuk Ijarah - Neto Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Jumlah Liabilitas Keuangan
31 Desember 2014
Nilai Wajar Rp
Nilai Tercatat Rp
Nilai Wajar Rp
762.158 1.432.622 3.688 288.784 35.379 51.221 892.840 26.027 66.239
762.158 1.432.622 3.688 288.784 35.379 51.221 900.381 26.027 66.239
768.684 1.380.472 1.585 203.490 40.837 55.532 892.308 21.103 34.881
768.684 1.380.472 1.585 203.490 40.837 55.532 900.339 21.103 34.881
3.558.958
3.566.499
3.398.892
3.406.923
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 manajemen memperkirakan bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan jangka pendek dan yang jatuh temponya tidak ditentukan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dalam laporan posisi keuangan, mendekati nilai wajarnya, dan tingkat bunga utang bank dan sewa pembiayaan diasumsikan sama dengan tingkat diskon pasar. 41. Ikatan dan Perjanjian Penting • Berdasarkan surat perjanjian kerjasama tanggal 7 Januari 2010, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, mengadakan kerjasama dengan petani plasma (yang diwakili oleh Koperasi Sipatuo) terkait pengelolaan lahan perkebunan seluas 3000 hektar yang berlokasi di Pulau laut Selatan, kalimantan Selatan. Di dalam perjanjian tersebut BRI memiliki hak memperoleh jasa manajemen sebesar 5% atas pengelolaan tanaman belum menghasilkan dan menerima seluruh penjualan tandan buah segar (TBS) plasma dengan harga sesuai dengan surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia. Kerjasama ini memiliki jangka waktu sampai dengan 25 tahun. • Berdasarkan nota kesepahaman tanggal 31 Oktober 2011 antara PT Tugu Palma Sumatera dan masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu yang diwakili oleh Camat Seberida dan Kepala Desa Paya Rumbai, kedua pihak setuju untuk melakukan kemitraan dimana lahan komposisi perkebunan yang dialihkan sebesar 60% adalah alokasi perkebunan inti dan sebesar 40% adalah perkebunan plasma. • Berdasarkan Berita Acara Rapat Sosialisasi Pembangunan Kebun Kelapa Sawit tanggal 5 April 2013 antara PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) dan masyarakat Kabupaten Sarolangun, kedua pihak setuju untuk mengalokasikan 40% dari lahan yang dialihkan sebagai lahan kebun untuk masyarakat. • Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi PT Mitra Jaya Abadi Prima No. 13 tanggal 12 Juli 2012 antara TAM dan masyarakat Kabupaten Sarolangun, kedua pihak setuju untuk mengalokasikan 40% dari lahan yang dialihkan sebagai lahan kebun untuk masyarakat. 42. Transaksi Non-Kas Berikut aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi arus kas: • Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan aset tetap pada entitas anak melalui realiasasi uang muka pembelian aset tetap masing-masing adalah sebesar Rp6.320 dan Rp8.438.
69
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) • Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan aset tetap pada entitas anak melalui penambahan sewa pembiayaan masing-masing adalah sebesar Rp336 dan Rp21.140. • Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan aset tetap pada entitas anak melalui pinjaman bank adalah sebesar Nihil dan Rp7.700. • Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan aset tetap pada entitas anak melalui kapitalisasi biaya pinjaman adalah sebesar Rp5.819 dan Rp11.910. • Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan tanaman perkebunan pada entitas anak melalui kapitalisasi biaya pinjaman adalah sebesar Rp54.967 dan Rp66.171. • Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan utang bank melalui pembayaran kepada pemasok adalah sebesar Rp75.480 dan Rp433.707. • Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, penambahan utang bank melalui beban bunga adalah sebesar Nihil dan Rp2.275. 42. Pengelolaan Permodalan 31 Maret
31 Desember
2015 Rp
2014 Rp
Liabilitas Bersih: Jumlah Liabilitas Dikurangi : Kas dan Setara Kas Deposito yang Dijaminkan Subjumlah
3.967.921 (960.727) --
3.779.017 (1.216.554) (5.172)
(960.727)
(1.221.726)
Jumlah Liabilitas - Neto
3.007.194
2.557.291
Jumlah Ekuitas Dikurangi: Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak Selisih Transaksi Pihakk Nonpengendali Kepentingan Nonpengendali
3.729.391
3.592.829
(1.193) (167.153) (43.932) (556.818)
(1.193) (169.821) (43.932) (541.556)
Jumlah
(769.096)
(756.502)
Jumlah Ekuitas Disesuaikan
2.960.295
2.836.327
1,0
0,9
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas Disesuaikan
Tujuan utama Perusahaan dalam hal pengelolaan modal adalah mengoptimalisasi saldo utang dan ekuitas Perusahaan dalam rangka mempertahankan perkembangan bisnis di masa depan dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian yang diperlukan dengan memperhatikan perubahan kondisi ekonomi dan tujuan strategis Perusahaan. Untuk menjaga dan mengelola struktur modal, Perusahaan mungkin mengelola jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru, memperoleh pinjaman baru atau melakukan pelunasan pinjaman. 43. Tanggung Jawab Manajemen dan Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 21 Mei 2015.
70