Teori Dasar Hongshui BUMI ADALAH IBU , FILSAFAT YANG MENDASARI LAHIRNYA ILMU HONGSUI Sejak adanya manusia, tidak dapat terlepas dari bunda bumi. Sandang pangan manusia tidak dapat terlepas dari bunda bumi. Tidak perduli jaman purba , sekarang maupun akan datang manusia tidak dapat terlepas dari bumi/tanah yang dipijaknya. Posisi depan air belakang bukit di peradaban Lung Shan dan Yang Shao adalah hal yang umum pada masa itu. Pemilihan tempat dengan posisi itu menguntungkan dan memudahkan masyarakat purba untuk bertahan hidup serta mengembangkan kebudayaannya. Kelihatannya org2 purba sudah bisa memilih2 lingkungan yg nyaman utk ditinggali. Pengalaman manusia purba yang berabad2 itu hingga mencapai satu taraf tertentu menimbulkan satu cabang ilmu. Tapi hingga mencapai satu cabang ilmu masih memerlukan pedoman dan bimbingan dari ilmu filsafat. Perkembangan ilmu matematik (rumus Pythagoras yang terkenal itu lebih muda ratusan tahun dibandingkan rumus yang sama yaitu rumus Zhou Gong)dan filsafat yang bebas pada masa Chun Qiu dan Zhan Guo turut membantu perkembangan lahirnya cabang ilmu Hong Shui atau Geomancy ini. Prinsip Yin Yang , teori Qi serta pemahaman struktur bumi memberikan pengaruh luar biasa pada Hong Shui ini dan prinsip BUMI ADALAH IBU tetap memegang peranan dalam ilmu Hong Shui. Tidak memahami filsafat jaman lampau tidak mungkin bisa mengerti HongShui secara utuh. 1.1 Asal mulanya prinsip Yin Yang dan pengaruhnya terhadap ilmu Hong Sui Jika tidak ada pengertian Yin Yang maka tidak ada pula ilmu Hong Shui dan budaya Hong Shui. Filsafat Yin Yang dapat dilacak pada kitab Yi Jing. Pendapat mengenai masalah kapan timbulnya kitab Yi Jing sudah terlalu banyak dan tidak perlu dibahas disini. Tapi kita bisa melihat bahwa penjelasan Gua(trigram) dan Yao (monogram/garis asali pembentuk yang berbasiskan pada yin dan yang) rata2 mengambil kisah pada masa dinasti Shang dan awal Zhou.Sehingga ada kemungkinan kitab Yi Jing ini timbul pada masa dinasti Zhou barat. Walau pendapat ini kadang ditentang orang2 banyak. Yi Jing sendiri tidak pernah membahas 2 kata Yin Yang, tapi mencoba menggambarkan 2 sifat yang bertolak belakang dengan -- __ dan mengaturnya sehingga berusaha mencoba menjelaskan fenomena alam. Idiogram YI JING adalah -- __ yang disebut Yin Yao dan Yang Yao. Setiap gabungan 3 Yao disebut Gua. Perubahan2 3 Yao itu disebut BA GUA dan gabungan dari 2 gua itu menghasilkan 64 GUA. Yi Jing beranggapan bahwa YIN YANG itu adalah bumi dan langit, semua akar kehidupan dan alam semesta(pendapat ini bisa dilihat dalam Dao De Jing dan kitab SiShu(kitab Confuciusm) dan
kitab2 klasik lainnya), manusia dengan alam tidak ada perbedaan , juga hasil dari 2 unsur awal. Jika kita melihat secara utuh kitab Yi Jing , maka kita dapat melihat penggunaan kitab Yi Jing adalah mengenai masalah pergerakan dan berhenti. Beranggapan jika ada gerakan , pertemuan adalah hal yang baik memiliki masa depan. Dapat dikatakan bahwa Yi Jing telah menceritakan masalah evolusi walau tidak secara jelas. Yi Zhuan adalah kitab yang mencoba mengartikan, menyempurnakan dan mengembangkan Yi Jing oleh para terpelajar jaman dahulu. Tidak bisa dikatakan penemuan satu org pada satu masa. Adalah kitab mengenai Yi Jing yang dipakai oleh para Confuciusts serta dianggap kitab penting yang terutama. Yi Zhuan ada 10 bagian. Tuan awal , Tuan akhir ,Xiang awal dan akhir , Xi Ci awal dan akhir , Wen Yan , Shuo Gua , Xu Gua ,Za Gua. Kitab Yi Zhuan memberi penjelasan yang baik soal Yi Jing. Misalnya kitab Yi Zhuan bab Xi Ci awal mengatakan " 1 Yin dan 1 Yang bisa disebut adalah Dao" , disini bisa kita lihat kitab Yi Zhuan memakai Yin Yang utk memahami Yao dan Gua. Shuo Gua juga menuliskan "Mengamati Yin Yang kemudian membentuk Gua , mengembangkan dari keras dan lembut kemudian melahirkan Yao" Pemikiran Yin Yang sejak YinShang sudah muncul selain kitab Yi Jing juga banyak kitab2 klasik lain yang mencatatnya. She Jing menuliskan " Matahari musim semi membawa Yang" Dan msh banyak lagi kitab2 klasik lainnya. Kitab Huang Di Su Wen menuliskan "Yin Yang adalah Daonya Langit dan Bumi , kondisi awal semuanya , berubah menjadi ayah adn ibu , awal lahir dan kematian , Istana para Shen Ming(bisa diartikan dewa2 yang benar tapi pada jaman dahulu bisa diartikan juga adalah semangat yang benar) juga." Guan Zi mengatakan "Yin Yang adalah dalil besar mengenai Langit dan Bumi" Wei NanZi "Yin Yang adalah keselarasan Langit dan Bumi " Dari semua ini kita bisa melihat bahwa Yin Yang itulah awal segalanya, menggunakan Yin Yang untuk menjelaskan fenomena segala hal yang ada ini dan membagi2 kriteria berdasarkan Yin Yang. Dalam kitab Huang Di Zai Jing (kitab Huangdi mengenai Rumah) mengatakan "Mereka yang tinggal di rumah juga merupakan bagian dari Yin Yang , semua manusia pasti tinggal disuatu tempat dan tidak ada yang tinggal diluar rumah. Apapun bentuk tempat tinggalnya , besar kecil , indah buruk , bangunan maupun gubuk, tetap terkait dengan Yin Yang, dan ketika tinggal itulah ada yang disebut baik dan buruk/jelek ( catatan :menurut hitungan Yin Yang , bukan berdasarkan keindahan bangunan)." selanjutnya ditulis pula " Yin adalah Bunda dari segalnya , Yang adalah Bapak dari segalanya.Merupakan awal dari Langit dan Bumi, juga adalah Janin Yang Agung." Yin Yang inilah yang merupakan awal dari semua teori Hong Sui.
Misteri Angka Dalam Perjalanan Nasib Anda
Pengaruh getaran alam raya Tak pernah bisa dilacak dengan pasti sejak kapan fenomena kepercayaan terhadap kekuatan baik dan buruk angka mulai dikenal orang. Namun diduga, Pythagoras - figur seniman, filsuf, dan guru dari abad 6 SM, secara tak langsung mendorong para pengikutnya melahirkan pemahaman baru, numerologi. Phitagoras memandang alam berkaitan erat dengan matematika, sedangkan segala sesuatu di dalamnya adalah angka. Dengan mengkonversikan setiap unsur alam menjadi angka, usaha untuk memahami sifat alam raya pun semakin mudah. Dengan cara ini, bisa ditemukan urutan dan keteraturan di balik berbagai sifat liar fenomena alam dan kekacauan yang ditimbulkannya. Juga berbagai pengaruh baik dari luar yang juga dirasakan di dalam diri setiap manusia. Prinsip Pythagoras yang selanjutnya berkembang menjadi dasar numerologi Barat, cenderung memilih angka dengan pertimbangan jumlah variasi yang sangat tidak terbatas, serupa dengan fenomena alam, namun kelebihannya, angka memiliki sifat kerteraturan yang logis. Implikasinya, manusia yang juga bagian dari alam berarti segala aspek kehidupan yang melingkupinya pun - seperti karakter dan takdirnya - pun bisa dinyatakan dalam nomor, yang kemudian menjadi salah satu di antara dua prinsip dasar numerologi. Numerologi bukan hanya digunakan untuk menentukan watak dan nasib, namun juga agar orang bisa menapaki jalan hidupnya dengan lebih mudah dan mencapai keberhasilan. Salah satu yang sering diamati berdasarkan numerologi adalah nama seseorang. Menurut para numerolog, nama terjadi tidak dengan kebetulan, dan erat hubungannya dengan kepribadian pemiliknya. Nama dan karakter seseorang adalah bagian dari pola perputaran bumi yang sangat kuat mempengaruhi alam bawah sadar orang tua saat menjelang kelahiran anaknya. Akhirnya, orang tua pun memilih nama yang secara tepat mengekspresikan karakter dan nasib sang anak. Pola perputaran bumi tersebut identik dengan pendapat bahwa alam terdiri atas sejumlah besar getaran gelombang liar yang memberikan pengaruh berbeda bagi setiap individu. Alam raya seakan instrumen musik raksasa yang terus menggetarkan dawainya dan menyuarakan nada yang berbeda, yaitu angka 1 - 9 yang merupakan not dasar. Pengaruh energi di udara bebas yang dihasilkannya akan memberikan akibat yang berbeda pada setiap orang, tempat, atau benda. Faktor lain yang mendorong lahirnya numerologi adalah begitu banyaknya unsur yang saling berlawanan di dunia ini. Para pengikut Pythagoras yakin, unsur-unsur tersebut - seperti siangmalam, terang-gelap, panas-dingin, kering-basah, hidup-mati, baik-buruk, laki-perempuan, dll punya peran sangat penting dalam konstruksi alam. Dari pemahaman tersebut ditarik kesimpulan berupa daftar karakter utama manusia yang saling berlawanan yang dianut dalam numerologi modern. Bila angka 1 mewakili karakter orang yang aktif, kuat, berinovasi, berbakat memimpin, sebaliknya angka 2 untuk mereka yang pasif, lemah, pengikut. Angka 3 yang cerdas, kreatif, beruntung, dan selalu berhasil, berlawanan dengan angka yang bodoh, kurang kreatif, kurang beruntung, pekerja keras, mudah gagal. Jiwa petualang namun rapuh pada angka 5, tidak akan dimiliki angka 6 yang sangat mapan. Kemisteriusan dan kesenangan menarik diri dari keramaian
dunia milik angka 7, sangat berentangan dengan jiwa angka 8 yang senang terlibat urusan duniawi dan materialisme. Terakhir angka 9 yang mewakili hasrat pencapaian kestabilan mental & spiritual. Angka-angka penting lainnya menurut numerologi Barat adalah 12 atau angka sempurna dan angka 13 atau angka sial. Pertimbangannya tak lain, banyak faktor di dunia melibatkan angka tersebut, misalnya 12 bulan dan rasi bintang, 12 jam untuk masing-masing siang - malam, 12 dewa Olympus, 12 suku Israel, dll. Sedangkan angka 13, dianggap angka sial, karena berada 1 poin di atas angka sempurna. Segala sesuatu yang dianggap melebihi nilai sempurna, juga akan melebihi kekuatan puncak yang dikhawatirkan justru akan melahirkan kegagalan. Hampir serupa dengan pendapat pengikut Pythagoras, Indra Gunawan cenderung memandang, "Kebutuhan masyarakat modern terhadap pegangan-pegangan di tengah arus ketidakpastian, ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri-sendiri, terhadap masa depan, karena begitu cepat suatu keadaan bisa jadi berubah." Banyak kejadian sulit dimengerti, mengapa pada suatu masa banyak malapetaka menimpa seseorang dan lingkungan dekatnya. Misalnya, ada seseorang yang oomnya meninggal, tidak lama lagi saudara yang lain meninggal, selanjutnya beruntun ada kemalangan berupa kematian anggota keluarga yang lain. "Orang pun jadi terdorong untuk berpikir apanya yang salah? Mengapa beruntun, dalam waktu dekat banyak yang meninggal dengan berbagai penyebabnya. Sehingga, kita dituntun pada satu keyakinan bahwa di dunia ini ada kekuatan adikodrati atau supranatural yang perlu dipahami. Barangkali numerologi pun digunakan sebagai untuk memahami kekuatan supranatural tersebut," Indra Gunawan mencoba menganalisis. Bahkan, menurutnya lagi, orang yang beragama pun seolah-olah masih memerlukan suatu kepercayaan tambahan. Pembenaran yang dilakukannya, karena hal-hal semacam itu tidak telalu jelas disebutkan dalam ajaran agama yang berarti itu masih terbuka untuk dilakukan penafsiran. "Cara tersebut dipandang sebagaimana layaknya ilmu fisika atau ilmu pengetahuan lainnya, yang meski tidak tidak diatur dalam agamanya tapi kan tidak berarti harus diabaikan atau tidak benar. Tentunya, sepanjang ilmu itu tidak mengubah kepercayaan seseorang." Tiga Belas = Empat = mati Bila numerologi Barat memandang angka 13 sebagai angka sial, hal yang sama berlaku pula di masyarakat Cina. Namun mungkin dilihat dari sudut pandang yang berbeda. "Kalau dijumlah 13 hasilnya 4. Empat sendiri dalam bahasa Cina bila diucapkan dengan intonasi berbeda bisa memberikan 2 makna yaitu empat dan mati," ujar kang Hong Kian yang lebih sering bertindak sebagai konsultan di bidang usaha. Selanjutnya, pria yang telah beberapa kali menerbitkan buku ramalan tahunan itu menjelaskan bahwa fengshui sangat berbeda dengan numerologi Cina. "Angka yang dipergunakan dalam fengshui terbatas sebagai alat menghitung untuk menentukan saat-saat selaras dan tidak selaras yang dialami manusia, untuk pembagian ruang, dan sebagainya. Jadi, bukan seperti numerologi bahwa angka memiliki kekuatan baik atau buruk." Tidak sedikit ia didatangi orang yang bertanya benar tidaknya pengaruh buruk angka 4 atau deretan angka yang mengandung angka 4, "Pendapat itu bisa jadi karena orang senang mencocokcocokan. Sama halnya dengan angka 8 yang bila diucapkan dengan intonasi berbeda bisa bermakna lain yaitu kaya. Sementara bentuk angka 8 yang tidak terputus sering diartikan sebagai
dinamis dan berkesinambungan. Tak heran bila angka 8 banyak disukai orang," ujarnya lagi sambil berkelakar kalau kalau angka 8 tertawa bisa menjadi 3 yang berarti malah banyak membuang. Menurut Kang Hong Kian, sebenarnya angka tidak perlu ditakuti, "Karena kalau mau diotak-atik semua angka berarti sial. Taruh kata angka 0 yang meski memiliki bentuk tidak terputus tapi dianggap tidak punya nilai, kosong. Angka 1 bentuknya kurus, angka 2 seperti bebek, jalannya lambat, angka 3 tertawa berarti banyak membuang, 4 mati, terus saja jelek seperti itu," tuturnya sambil memberikan contoh lelucon angka sial di masyarakat yaitu 12 dan tujuh berupa seruan Celaka 12 atau Pusing 7 Keliling. Anehnya, saat ini muncul suatu pertentangan angka 7 yang dinilai baik pun - kini ditakuti oleh kelompok yang terjun di dunia percaturan bisnis seperti para pialang saham di Wall Street. Karena menurut perhitungan, hingga tahun 2003 nanti angka 7 yang memegang kendali usaha. "Padahal tahun ini adalah tahun 1997, mengandung unsur 7, bukan. Mereka sangat kuatir akan mengalami masalah besar," tutur Kang Hong Kian sambil menceritakan ketakutan terhadap hal-hal tertentu, termasuk pula angka, bisa muncul karena kejadian yang berulang-ulang yang juga diotak-atik berhubungan dengan sebuah angka. Padahal bisa saja semua itu terjadi karena kebetulan atau kalau memang dipengaruhi unsur itu, maka perlu penelitian yang lebih lanjut. Lain lagi dengan mazhab dari Jawa yang memiliki konsep sembilan keramat. Bagi orang Jawa, angka 0 - 9 itu semuanya sama baiknya dan tidak ada yang dianggap angka naas, angka celaka, atau angka pantangan yang harus dijauhi. Namun demikian, menurut pakar kejawen Drs. Subalidinata, banyak bukti bahwa konsep sembilan dinilai keramat. "Ambil contoh isoteris bagi sistem kepercayaan orang Jawa masa lalu, mereka percaya terdapat sembilan dewa penguasa mata angin terdiri dari delapan dewa penjuru mata angin dan satu dewa di pusat. Dewa penguasa mata angin itu berjumlah sembilan yang masing-masing memiliki karakter yang berbeda. Di antara jumlah sembilan dewa tersebut yang paling dihormati adalah dewa tertinggi yang berada di tengah yaitu dewa kesembilan." Konsep sembilan itu, menurut Subalidinata, berpengaruh juga terhadap aspek kelahiran anak manusia, artinya, orang Jawa masa lalu sangat bangga dan mengharapkan sekali jika anaknya lahir pada hari dan pasaran yang mengacu pada perhitungan nilai atau neptu jumlah sembilan. Rincian penjabarannya adalah: Hari yang berjumlah tujuh, bagi orang Jawa mempunyai rumus nilai (neptu) sendiri-sendiri sebagai berikut: minggu nilainya 5, senin 4, Selasa 3, Rabu 7, Kamis 8, Jumat 6, Sabtu 9. Selain tujuh hari tersebut, orang Jawa memiliki hari pasaran yang berjumlah lima yang masing-masing memiliki nilai berbeda: Kliwon 8, Legi 5, pahing 9, Pon 7, wage 4. Hari tujuh dan pasaran lima ini disebut sapta panca warsa. Dengan demikian, jika seseorang lahir pada Selasa Wage, karena Selasa bernilai 7 dan Wage 4, ini berarti hari kelahiran tersebut mempunyai neptu, 7 + 4 = 11. Tapi bagi orang Jawa hari kelahiran yang dianggap baik adalah weton atau hari kelahiran yang memiliki nilai kelipatan sembilan yang jatuh pada hari pasaran Sabtu Pahing. Sabtu 9 pahing 9, jadi 9 + 9 = 18, sama dengan 1 = 8 = 9. "Konsep sembilan ini juga menjadi pilihan orang Jawa masa lalu untuk mendirikan rumah, menentukan hari pernikahan, dan sebagainya." Lebih jauh dosen yang juga pengajar pedalangan di ISI Yogyakarta ini menerangkan soal kekeramatan konsep sembilan yang konon sampai merambah pada perhitungan perjodohan
manusia. Perjodohan yang ideal bagi orang Jawa dulu itu harus berkelipatan sembilan. Artinya, hari kelahiran suami ditambah hari kelahiran istri yang baik berkelipatan 9. Misalnya, jika si Udin kelahiran Rabu wage yang memiliki nilai 11 (Rabu 7, wage 4), maka jodoh yang dianggap ideal, istrinya seharusnya memiliki nilai kelahiran 7 atau selasa wage (selasa 3, wage 4). Jadi hari kelahiran suami 11 + hari kelahiran istri 7 = 18 = 9. Atau bisa juga si istri itu memiliki hari pasaran bernilai 16 yang jatuh pada rabu pahing, supaya berjumlah 27 = 9. "Konsep sembilan ini pada masa lalu, sekitar tahun 40-an ke bawah, masih banyak ditaati oleh masyarakat jawa, yang kejawen, baik untuk menentukan hari pernikahan, perjodohan, maupun pertanian, meski sekarang konsep ini sudah luntur," ujar Subali. Lebih jauh ditambahkan lagi, dari 30 pawukon yang dikenal oleh masyarakat Jawa, menurut Subali, wuku atau bintang yang baik adalah wuku yang ke sembilan yang disebut wuku Julungwangi. Mengutip kitab Primbon Betaljemur Adammakna, pakar budaya jawa ini mengatakan, orang yang dilahirkan di bawah wuku ke sembilan ini, sangat baik karena dilindungi dewa bumi bhatara Sambo. Mereka memiliki simbol kayu cempaka dan burung kutilang, karena itu pandai berbicara, jauh dari kepentingan duniawi dan banyak disenangi orang. Lalu mengapa sembilan ini menjadi keramat, bukannya angka 1 atau 10? Menurut Subali, angka sembilan adalah angka tertinggi, simbol kesempurnaan sekaligus kerahasiaan. Di atas sembilan adalah 0 (kosong). Lalu budayawan Jawa ini memaparkan beberapa contoh realitas kehidupan berkonsep sembilan yang hingga kini belum terpecahkan akal manusia seperti. Mengapa wanita mengandung selama sembilan bulan sembilan hari, "Perhitungan oarang Jawa sembilan hari, bukan sepuluh hari, karena hari perhitungan Jawa lebih pendek," ujarnya. Demikian pula, mengapa jumlah wali ada sembilan yang sering disebut wali sanga. Juga mengapa jumlah lubah dalam manusia ada sembilan yang masyhur disebut sebagai nawa sanga atau istilah dewa watak sanga? Suatu misteri yang tak gampang ditebak. Senada dengan pandangan di atas, pakar filsafat jawa, Dr. Damardjati Soepajar mengatakan, sembilan adalah angka puncak dan dari aspek filsafat jawa memiliki makna filosofis yang tinggi. "Sembilan adalah batas kemampuan dan penalaran pikiran manusia, sebab setelah sembilan akan kembali kosong lalu mulai lagi yang pertama, satu." Konsep sembilan yang menurut Subalidinata merupakan angka gaib, bagi Damardjati sembilan dikatkan dengan megatruh, yaitu nama sekar atau tembang jawa yang menempati posisi urutan ke sembilan sebelum sekar Kinanti. Megatruh, menurut Damardjati, artinya lepas dari ruh, merupakan puncak perjalanan hidup manusia yang akhirnya masuk ke alam terang. "Megatruh bisa juga diberi makna lepas dari permasalahan lubang sembilan (nawa sanga) di dalam tubuh manusia. Sudah tidak ada siapa-siapa lagi." Diabaikan atau dipedulikan Sulit-sulit mudah dalam menghadapi orang yang takut pada angka. Terhadap orang semacam itu yang minta nasihat, Kang Hong Kian akan memberikan penjelasan sedemikian rupa sehingga akhirnya mereka tidak akan dipusingkan oleh masalah angka. Mengenai nomor rumah, "Kalau rumah itu sudah telanjur dimiliki, saya akan mengatakan itu hanya kepercayaan turun temurun yang mungkin ditambah-tambahi dengan dongeng." Lain halnya kalau orang itu baru berencana membeli rumah, "Saya tidak akan menganjurkannya membeli, karena melihat efek psikologis yang ditimbulkan. Jangan sampai ia stres, karena setiap kenalannya akan mengatakan nomor rumahnya jelek," ujarnya sambil menunjukkan ketidakpercayaan terhadap angka dengan menempati rumahnya yang bernomor 14 alias
mengandung angka 4. Pendapat serupa muncul dari Indra Gunawan, "Cerita-cerita yang terus muncul itu akhirnya banyak membangun sugesti. Yang sering jadi masalah, seperti 4 adalah mati telah tertanam dalam alam bawah sadarnya, langsung terbangun rasa percaya atau ketidakpercayaan. Mau tak mau, pertimbangan anti angka 4 itulah yang akan mempengaruhi dirinya dalam kehidupannya. "Sebenarnya, kalau orang mau mengabaikan, ya abaikanlah saja. Tidak usah pedulikan sama sekali. Tapi kalau orang tahu, kemudian sedikit mulai terpendam kepercayaan semacam itu di bawah sadar atau pikirannya, tentu akan memberikan sugesti-sugesti dalam dirinya. Kalau sudah begini, ya cobalah memperhatikan sekalian." Indra Gunawan pun lalu mencontohkan nomor rumah yang ditempatinya, 64, "Jadinya seperti main ilmu gathuk. Memang mengandung angka e yng juga berarti mati. Tapi kalau diotak-atik dengan cara lain, 6 + 4 = 1, berarti baik. Bisa juga 64 berarti 8 kuadrat, baik juga 'kan." Sekian lama belajar dan mengamti berbagai masalah adikodrati, Indra Gunawan mengaku akhirnya menemukan jalan keluar terbaik, menyaring segala sesuatu menurut rasio, kalau ilmu tersebut bisa diterima, ia pun akan menerapkannya. "Numerologi hanya akan memberikan rasa aman pada penganutnya. Yang lebi penting lagi, bagaimana kita bisa tetap optimis, memandang segala sesuatu dari sudut yang positif."
Teori Dasar Keberuntungan Didalam kebudayaan cina dikenal ada 3 jenis keberuntungan yaitu : 1. keberuntungan Langit 2. keberuntungan Bumi 3. Keberuntungan manusia A. Keberuntungan Langit Keberuntungan langit lah yang dikenal dengan nama "ming" dan "yun". Ming dan yun inilah yang dihitung oleh Pa Tze dan ilmu "Ming shu" (menghitung nasib) lainnya. Ming adalah nasib yang dituliskan oleh 8 karakter. Ming ini seperti jenis dari bibit suatu tumbuhan, contohnya bila pohon mangga sudah ditakdirkan besar dan berbuah mangga. Ini hal yang tidak bisa diubah sama sekali. Tidak bisa kita mengharapkan buah mangga dari pohon rambutan atau sebaliknya. Yun adalah keberuntungan dalam bentuk siklus yang selalu berubah namun bisa diperhitungkan seperti kapan musim kering dan kapan musim hujan. bila anda mempelajari Pa tze maka anda akan mempelajari bagaimana menghitung da yun (keberuntungan besar) dan siau yun (keberuntungan kecil). besar kecil dalam hal ini berhubungan dengan panjangnya waktu. da yun dihitung dalam periode 10 tahun sedangkan siau yun dihitung dalam periode tahunan Dengan anda mempelajari menghitung da yun dan siau yun, anda akan mempelajari salah satu hal penting yaitu kapan anda bersepekulasi dan kapan anda bersifat konservatif
Yun bisa dirubah dengan bagaimana kita mempersiapkan diri pada saat itu. Bila siklus anda sedang low maka anda harus lebih bersikap konservatif dan mencoba memperbaiki keberuntungan manusia dan keberuntungan dari bumi. dengan sikap antisipatif ini maka anda lebih bisa menjalani hidup dengan tenang. Disinilah keindahan belajar "Ming Shu" dan disinilah kebijaksanaan dari bangsa tiong kok dalam mengantisipasi hidup dan menyelaraskan diri dengan siklus kehidupan. berbeda dengan kebudayaan barat, mereka umumnya percaya bahwa nasib ditangan manusia sehingga mereka mati-matian untuk merubah dan berbuat apa saja untuk merubah nasib namun ia tidak pernah mengenal yang satu ini. B. Keberuntungan Bumi Keberuntungan bumi adalah memselaraskan diri dengan alam atau dikenal dengan feng shui. Bila anda menanam mangga pada batu karang maka pohon mangga tersebut hanya menjadi semak (baca bonsai) atau bila anda menanam mangga dipegunungan tinggi maka anda hanya mendapatkan daun dan batang tanpa buah Kebudayaan tiong kok lah yang mengajarkan ini dan tidak pernah dipelajari oleh bangsa lainnya. Feng shui dan pa tze berhubungan karena bila anda sedang dalam siklus low maka anda harus memeriksa yun anda. Bila Yun anda tinggi berarti something wrong dengan feng shui anda atau cara anda hidup kebalikannya walaupun anda merubah feng shui anda setengah mati, anda tidak akan menjadi kaya bila tidak ada keberuntungan langit dan manusia. Bila anda mengenal prinsip peter maka anda akan mengetahui ada keterbatasan didalam setiap orang tanpa memperdulikan usaha seseorang dan peralatan yang dipakai maupun hal lainnya. Anda boleh coba buka kembali buku manajemen anda pada waktu kuliah dulu. C. keberuntungan Manusia keberuntungan manusia adalah keberuntungan yang didapat dari sekolah, usaha kerja keras manusia, pantang mundur dan lain-lain. Orang barat hanya mempelajari ini saja sedangkan keberuntungan manusia hanya sebagian dari faktor keberhasilan seseorang. Bila seorang mempunyai keberuntungan langit yang besar dan keberuntungan bumi yang baik namun tanpa usaha maka anda tidak akan menjadi apa-apa. Ibu saya pernah bilang bahwa orang malas tidak akan kebagian uang walaupun ada hujan uang karena ia tidak mau membuka genteng untuk menerima hujan uang tersebut D. Kesimpulan Keberuntungan seseorang banyak factornya dan perlu usaha yang kuat untuk berhasil. Hal inilah yang menerangkan setiap detik, ada beberapa orang yang lahir didunia ini bersamaan waktunya namun apa yang diperolehnya tidak akan sama karena perbedaan keberuntungan manusia dan bumi
Kebudayaan ting kok kuno sangat tinggi dan tidak bersifat tahayul, bila anda mempelajari yang tahayul maka anda salah belajar dengan mempelajari bagian yang salah atau anda belum memdapat bimbingan dari guru yang tepat. Mudah-mudahan saya telah menerangkan kebudayaan tiongkok dengan benar dan masuk akal. Dan buat teman-teman, selamat belajar Pa Tze dengan tekun
8 Tips Membeli Rumah Tinggal Fengshui rumah tinggal merupakan salah satu faktor pertimbangan penting terutama bagi mereka yang bertujuan menempati bangunan tersebut. Berikut ini tip untuk memilih rumah tinggal dari kacamata fengshui. TIP-1 : Lingkungan Sekeliling Rumah Tinggal Lingkungan di sekeliling rumah tinggal harus asri. Artinya, tempatnya bersih dan berada pada posisi yang cukup nyaman. Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah. Tidak dikelilingi bangunan-bangunan yang terlalu tinggi di samping kiri-kanan maupun di depannya. Tanaman di sekeliling bangunan pun terlihat subur dan segar. TIP-2 : Kondisi Kontur Tanah Rumah tinggal yang baik Feng Shui-nya berada pada kontur tanah yang naik ke belakang, bukan sebaliknya. Rumah yang berada pada tanah yang menurun ke belakang dipercaya dapat mengurangi kemakmuran penghuni rumah tersebut. Juga penting diketahui, apabila ternyata kapling tanah itu telah diurug. Perhatikan rumah yang berada di depan; apakah kondisi tanahnya lebih tinggi, sehingga bangunan rumah tinggal yang diminati itu berada jauh lebih rendah. TIP-3 : Bentuk Kapling Bentuk kapling yang baik adalah empat persegi panjang. Bentuk seperti ini baik, apabila memanjang ke belakang, dan kurang dianjurkan apabila lebar depan rumah lebih panjang dari kedalamannya. Bentuk kapling yang melebar ke belakang (ngantong) acap kali juga diminati, tetapi sebaiknya tidak mengecil ke belakang. Bentuk kapling yang kurang beraturan, kurang begitu menguntungkan; perhatikan pula kapling yang tidak beraturan, apakah berbentuk runcing menusuk ke dalam kapling; ini adalah kondisi yang tidak menguntungkan. TIP-4 : Arah Hadap Pintu Masuk Utama Arah hadap pintu masuk utama sebaiknya sesuai dengan arah yang baik bagi kepala keluarga (pria dan wanita). Untuk itu harus dilihat angka Kua dari kepala keluarga ini. Untuk pria gunakan rumus: (100 - tahun lahir)/9 sisanya adalah Kua. Untuk wanita, gunakan rumus: (tahun lahir - 4)/9 sisanya adalah Kua. Kua 2,5,6,7, dan 8 termasuk dalam kelompok Barat, dan arah hadap pintu masuk utama adalah : Barat, Barat Laut, Barat Daya, atau Timur Laut. Kua 1, 3, 4, dan 9 termasuk dalam kelompok Timur, dan arah hadap pintu masuk utama adalah : Timur, Utara, Selatan atau Tenggara. Contoh perhitungan : Pria kelahiran 1953 memiliki Kua = (100-53)/9 sisa 2 (BARAT) Wanita kelhiran 1977 memiliki Kua = (77- 4)/9 sisa 1 (TIMUR) TIP-5 : Tata Letak Interior
Tata letak interior perlu memperhatikan beberapa prinsip penting. Terutama ialah: dapur tidak terletak di sektor utara (karena utara simbol air, sedang dapur adalah api); kamar mandi/WC tidak terletak di sektor selatan (karena selatan adalah simbol api, sedang kamar mandi/WC adalah simbol air). Selain itu, hindari rumah dengan letak tangga, dapur, atau kamar mandi/WC berada persis di tengah rumah. Hindari juga rumah yang pintu depannya langsung melihat ke arah tangga, pintu dapur, maupun pintu kamar mandi/WC. TIP-6 : Bentuk Bangunan Bentuk bangunan yang sederhana dan beraturan lebih baik daripada bentuk bangunan yang tidak beraturan dan bentuk dasar yang beraneka ragam. Apabila sebagian bangunan itu bertingkat, maka posisi tingkatnya sebaiknya berada di bagian belakang bangunan, bukan sebaliknya. TIP-7 : Dimensi Waktu Saat transaksi pembelian rumah tinggal dan saat menempati bangunan merupakan hal yang penting. Ada baiknya tidak melakukan aktivitas penting pada tahun-tahun ciong. Pasangan ciong adalah ular-babi; naga-anjing; kelinci-ayam; harimau-monyet; kerbau-kambing; dan tikus-kuda. TIP-8 : Andalkan Intuisi Anda Setelah mempertimbangkan ketujuh tip di atas, maka yang terakhir perlu diperhatikan adalah andalkan intuisi Anda sendiri. Ketika melihat bangunan yang diminati, perhatikan semua aspek bangunan itu dari luar hingga masuk ke dalam dan cobalah rasakan, apakah rumah itu akan cocok dengan Anda. Anda dengan cepat dapat mengetahui dan merasakan apakah ada kecocokan dengan bangunan rumah tinggal itu. Kesan pertama ini menjadi penting untuk diperhatikan. Dari berbagai sumber http://warungsingkawang.wordpress.com