Teknologi Lingkungan & Kebumian II.11.1 Teknologi Lingkungan: Pengelolaan Limbah dan Air PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR BIOETANOL Kegiatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Cair Bioetanol yang merupakan unit terintegrasi dengan Pilot Plant Etanol kapasitas 8 KL/hari ini dilaksanakan meliputi kegiatan Pembuatan Detail Design Engineering (DDE) dan Kegiatan Konstruksi Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Cair Bioetanol (IPAL Bioetanol) tersebut.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOFILTRASI DAN ULTRAFILTRASI UNTUK PENGOLAHAN AIR BAKU AIR MINUM Tingginya tingkat pencemaran sungai sebagai air baku air minum, menyebabkan pasokan PDAM di beberapa daerah mengalami penurunan. Selain itu, pencemaran air baku air minum oleh bahan organik membawa akibat pada terbentuknya senyawa karsinogen trihalometan dalam air sebagai hasil reaksi antara organik dengan desinfektan khlor.
Unit IPAL ini terdiri dari unit Spray Cooling Pond, Digester Anaerob (Digester Unggun Tetap), Digester Aerob (Trickling Filter), Biogas Holder (termasuk Gas Flaring), Rumah Control dan Rumah Pompa. Pembangunan unit ini ditujukan untuk menurunkan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) dari limbah cair agar sesuai ketentuan standar baku mutu limbah cair dan mampu menghasilkan biogas yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler.
Diusulkan kegiatan sistem pengolahan air baku air minum yang tercemar organik dengan menggunakan sistem biofiltrasi-ultrafiltrasi yang telah diuji coba dengan menggunakan peralatan skala kecil. Hasil Rakitan Biofiltrasi siap untuk diuji coba
Kegiatan pembuatan desain biofiltrasi, pengadaan peralatan yang diperlukan untuk penelitian seperti membran ultrafiltrasi, pompa, rangka ultrafiltrasi, tangki biofiltrasi, peralatan jar test dan peralatan COD reaktor, konsolidasi dengan mitra kerja untuk penempatan peralatan penelitian telah dilakukan dengan PDAM Tangerang dan PDAM Taman Kota.
Hasil Rakitan Ultra Filtrasi sedang diuji coba
PENGEMBANGAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN
STATUS TERKINI FLUX KARBON ALAMI DAN ANTHROPOGENIK DI TELUK JAKARTA
Penanganan sampah perkotaan hanya akan efektif bila menerapkan sistem kombinasi dari beberapa cara yang kemudian dikenal dengan sistem pengelolaan sampah terpadu. Sistem ini terdiri dari optimalisasi konsep 3 R meliputi teknik reduksi, daur ulang, guna ulang (Reduce, Recycle, Reuse) serta insinerasi yang bertujuan meminimalkan sampah yang dibawa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan tetap memerlukan suatu TPA saniter sebagai tempat pembuangan akhir residu.
Teluk Jakarta adalah perairan semi tertutup terletak di bagian utara ibukota Indonesia. Luas teluk adalah 496 km2 dengan panjang pantai 85 km dan kedalaman 8,4 m. Secara hidrologi terdapat 13 sungai mengalir di Teluk Jakarta. Musimnya terdapat dua yaitu musim kemarau dan musim hujan. Jumlah penduduk yang besar yaitu 8.725.630 dan 15 juta lainnya di sekitar Jakarta telah membuat dampak ekosistem yang besar di kawasan pesisir dan teluk.
Telah dilakukan pengkajian potensi landfill gas di TPA eksisting (c.q TPA Piyungan Yogyakarta), desain engineering TPA sanitary landfill skala pilot (konstruksi tahun 2008) di Bangli (Bali), pengkajian performansi kompos TPA untuk pemulihan lahan kritis, pengkajian kinerja Pengelolaan Sampah Skala Kawasan (c.q TPST Rawasari), pengkajian ekstraksi limbah organik melalui teknik pemurnian (biowaste to energy), serta pengkajian teknologi penanganan sampah barang elektronik (e-waste).
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air dan sediment di 17 lokasi di Teluk Jakarta dan di 5 muara sungai pada kedalaman 1 m dari permukaan dan 5 m di atas bawah permukaan laut. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi Dissolved Oxygen (DO) pada musim hujan adalah 6.4 mg/l to 7.3 mg/l sedangkan bagian bawahnya adalah antara 5.5 mg/l and 6.9 mg/l. Konsentrasi Dissolved Organic Carbon (DOC) pada Februari dan Mei 2007 antara 100 µM – 950 µM dan antara 0 µM - 850 µM. Konsentrasi Particulate Organic Carbon (POC) antara 50 - 650 µM dan 50 - 900 µM, pada Februari dan Mei, konsentrasi tinggi berada di dekat muara sungai. Terlihat jelas variabilitas musim dan flux anthropogenik. -5.9
-5.9
? ? ? ?
POC Surface February 2007
POC Surface May 2007
-5.95
-5.95
Peralatan Landfill Gas Monitoring -6
-6
-6.05
-6.05
-6.1
106.65
Kegiatan Pemboran TPA Piyungan dalam rangka penelitan potensi landfill gas
80
Annual Report BPPT 2007
? ? ? ?
-6.1 106.7
50
106.75
250
106.8
106.85
450
106.9
650
106.95
107
850
106.65
106.7
50
106.75
250
106.8
106.85
450
106.9
650
106.95
107
850
Annual Report BPPT 2007
81
Teknologi Lingkungan & Kebumian TEKNOLOGI BIOTREATMENT UNTUK PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK (AKUAPONIK)
MODEL PERENCANAAN KAWASAN WATERFRONT LAGUNA SEGARA ANAKAN
Aktivitas perikanan budidaya terutama yang dilakukan secara intensif seperti tambak ikan atau udang merupakan salah satu penyumbang besar untuk pencemaran bahan organik ke perairan. Pencemaran tersebut sebagian besar bersumber dari sisa pakan ternak air yang diberikan secara berlebihan. Di sisi lain tingginya tingkat pencemaran di kolam/ tambak memerlukan input air bersih (fresh water) yang tinggi pula.
Model kawasan waterfront akan memberikan gambaran menyeluruh proses interaksi keterkaitan berbagai kegiatan yang terjadi di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy yang menimbulkan sedimentasi pada Laguna Segara Anakan dan dampaknya terhadap sumber daya hayati potensial. Sedangkan model perencanaan pengembangan kawasan Laguna Segara Anakan merupakan konsep perencanaan pemanfaatan kawasan waterfront laguna yang mempertimbangkan dampak dari proses perubahan ekosistem alam yang terjadi untuk optimasi pemanfaatan kawasan laguna dan daratannya.
Konsep biotreatment adalah proses alami biologis untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan menggunakan bakteri atau mikroorganisme. Konsep ini diterapkan oleh BPPT pada sistem pengolahan limbah organik yaitu akuakultur dengan menggunakan teknologi akuakultur hidroponik yang spesifik ditekankan pada perancangan model matematis dan aplikasi di lapang (akuaponik terapung).
Model ini dirancang untuk membantu pengelolaan terpadu suatu kawasan pesisir yang mengalami berbagai dampak akibat pengelolaan kawasan DAS bagian hulu yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.
Model fisik unit akuaponik terapung untuk areal yang terbatas lahan daratnya
REKAYASA PENANGANAN ABRASI PANTAI Permasalahan yang timbul di Pantai Wisata Candidasa adalah hilangnya pasir pantai dan abrasi pantai. Saat ini sistem pengamanan pantai Candidasa menggunakan Groin T yang dipasang seri serta di antara Groin T ada yang menggunakan submerged detached breakwater. Masyarakat menginginkan abrasi pantai dapat ditangani dengan baik dengan tetap memperhatikan estetika/keindahan, Candidasa kembali menjadi kawasan pantai dengan pasir putih sebagaimana kondisi sebelumnya, serta ada lahan parkir untuk perahu nelayan tradisional yang memadahi, sehingga memudahkan akses nelayan ke laut serta memudahkan mengangkut hasil lautnya. SISTEM PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR Kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi sistem pengelolaan lahan dan air telah dilakukan di beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). Beberapa pendekatan telah dilakukan di antaranya dengan mengunakan koridor sungai (river corridor). Pelaksanaan konsep pengkajian dan penerapan konsep koridor sungai diterapkan di Sungai Siak, Provinsi Riau, di antaranya:
Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP) - BPPT melaksanakan kegiatan penanganan abrasi di wilayah pantai Candidasa dengan lingkup uji model numerik penanganan abrasi yang meliputi Simulasi Penjalaran Gelombang, serta pembuatan desain awal konstruksi penahan abrasi. Pembuatan desain awal meliputi layout perpanjangan 3 Groin T dan layout submerged detached breakwater, dimensi penampang melintang Groin T, dan penambahan pasir putih.
? Pengendalian abrasi tebing sungai dengan pendekatan Bioengineering. ? Sistem pemantauan dinamika Sungai. ? Sistem penyediaan air domestik. Hasil dari kajian tersebut di atas adalah telah dibuatnya konseptual desain dan desain teknis sementara turap Bioengineering, sistem dan konfigurasi pemantauan air sungai, serta desain teknis penyediaan air domestik.
82
Annual Report BPPT 2007
Annual Report BPPT 2007
83
Teknologi Lingkungan & Kebumian II.11.2 Teknologi Kebumian EKSPLORASI MIGAS LEPAS PANTAI DENGAN K/R BARUNA JAYA II BPPT pada tahun 2006 dan 2007 melaksanakan pengadaan peralatan seismik 2D - 240 channel. Untuk itu perlu dilakukan percobaan peralatan secara langsung di laut (sea trial) menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya II. Dalam melakukan sea trial BPPT bekerja sama dengan P.T. ELNUSA GEOSCIENCE, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) – ESDM dan LEMIGAS - ESDM. Kerjasama yang dimaksud adalah konsorsium peralatan survei yaitu kompresor dari P.T. ELNUSA dan software navigasi dari P3GL serta personil pengolah data dari LEMIGAS. Tujuannya adalah untuk menguji beroperasi atau tidaknya peralatan seismik BPPT pengadaan tahun 2006 dan melakukan survei seismik di perairan Bengkulu dan utara Banten. Lokasi sea trial dilakukan di dermaga milik P.T. Kalla Lines, dan di sekitar Teluk Banten dan Perairan Bengkulu. Instalasi peralatan dilakukan di dermaga milik P.T Kalla Lines di Desa Argawana – Kec. Pulo Ampel. Sedangkan ujicoba peralatan dilakukan di sekitar Teluk Banten dan perairan sekitar Bengkulu. Survei seismik di Perairan Bengkulu menghasilkan 12 line profile seismik sepanjang kurang lebih 320 km line seismik. 10 (sepuluh) line arah tegak lurus garis pantai dan 2 (dua) line sejajar pantai. Data SEG-D yang dihasilkan disimpan dalam tape IBM 3592 dan harddisk. Untuk Quality Control data dilakukan on-board processing dengan menggunakan software PROMAX di mana hasil stack disimpan dalam format SEG-Y. Profil seismik yang telah di proses melalui software SEISVISION untuk memudahkan interpretasi, pengelolaan dan presentasi profil seismik.
Peralatan Seismik 2D -240 channel di Baruna Jaya II
84
Annual Report BPPT 2007
Annual Report BPPT 2007
85
Teknologi Lingkungan & Kebumian Peningkatan state of the art Teknologi Airborne System TMC
PELAYANAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan tinggi muka air waduk untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Irigasi dan Air Baku.
Pada tahun 2008, BPPT akan mengembangkan laboratorium terbang untuk Riset dan Rekayasa Atmosfer yang disebut Flying Laboratory for Atmospheric Research disingkat “FLARes“ Peralatan sensor atmosfer yang akan dipasang pada FLARes adalah:
? Jawa Timur, 11/2-2/3 ’2007, mitra kerjasama adalah Perum Jasa Tirta I Total air yang masuk ke
waduk Sutami DAS Brantas 20 hari operasi sebesar 85,57 juta m3. Manfaatnya menghasilkan produksi listrik sebesar 35,51 juta Kwh dan luas sawah yang dapat diairi sebesar 4.052 Ha harga air rata-rata per m3 Rp. 26,? Sulawesi Selatan, periode kegiatan yang telah dilaksanakan adalah kegiatan Jan-Maret 2007.
Kegiatan ini dilanjutkan pada periode waktu Nov'2007 s.d Maret 2008. Mitra kerjasama adalah PT. International Nickel Indonesia (PT. INCO). Teknologi yang digunakan untuk menyemai awan menggunakan teknologi bahan semai berbasis Flare (Flare System). Total air yang masuk ke Danau Matano, Mahalona dan Towuti sebesar 1,35 milyar m3. Manfaatnya : Menghasilkan produksi listrik sebesar 337,5 juta Kwh dan listrik tersebut digunakan untuk peleburan Nickel PT. INCO.
Pesawat udara FLARes
? Jawa Tengah, periode kegiatan yang telah dilaksanakan adalah kegiatan 23/03- 09/05 2007. Mitra
Kerjasama adalah Ditjen SDA Departemen Pekerjaan Umum. Total air yang masuk ke waduk Wonogiri, Kedung Ombo, Sempor dan Wadas Lintang adalah sebesar 373,3 juta m3. Manfaatnya: Menghasilkan produksi listrik sebesar 27,35 juta Kwh dan luas sawah yang dapat diairi sebesar 37.330 Ha harga air rata-rata per m3 Rp. 8,95,? Jawa Barat, periode kegiatan yang telah
dilaksanakan adalah kegiatan 04/05 25/05 2007. Mitra Kerjasama adalah Ditjen SDA Departemen Pekerjaan Umum. Total air yang masuk ke waduk Saguling, Cirata, Juanda Wadas Lintang adalah sebesar 242,8 juta m3. Manfaatnya: Menghasilkan produksi listrik sebesar 165,28 juta Kwh dan luas sawah yang dapat diairi sebesar 24.291 Ha harga air rata-rata per m3 Rp. 5,-
Fasilitas Radar yang terpasang di Sorowako untuk Mendukung TMC Prob Cloud Droplet
? Propinsi Lampung, periode kegiatan
dilaksanakan pada 13/11 - 02/12'2007. Mitra Kerjasama adalah Ditjen SDA Departemen Pekerjaan Umum.Total air yang masuk ke waduk DAS Batu Tegi adalah sebesar 3,544 juta m3. Prob Cloud particle
Prob Precipitation
Waduk Saguling , Cirata
Waduk Cirata, Jawa Barat Monitoring & Operation panel untuk Flight Scientist
86
Annual Report BPPT 2007
Annual Report BPPT 2007
87
Teknologi Lingkungan & Kebumian GEOSCANNER ALAT UNTUK EKSPLORASI SUMBERDAYA MINERAL Geoscanner adalah pheripheral untuk peralatan resistivity meter yang digunakan dalam akuisisi data resistivity 2D dan 3D untuk ekplorasi mineral, sehingga dapat diketahui keberadaan dan jenis mineral di bawah permukaan bumi secara lebih cepat dan akurat. Pengembangan teknologi yang dilakukan dalam memperbaiki kinerja dan akurasi Geoscanner, yaitu bahwa generasi yang diciptakan pada tahun ini berkembang dari jumlah elektroda 24 channel menjadi 48 channel sehingga selain kinerja dan akurasinya lebih baik, juga lebih cepat dalam akuisisi data.
Penampang melintang hasil data Geoscanner
PEMANFAATAN BIJIH BESI LOKAL UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI BESI BAJA NASIONAL Dengan semakin besarnya permintaan bijih besi sebagai bahan baku industri baja, maka BPPT saat ini sedang mengembangkan teknologi benefisiasi dari bijih besi berkadar rendah menjadi berkadar tinggi sehingga dapat dipakai sebagai bahan baku yang memenuhi syarat untuk industri baja. Selongsong (tube) flare GBG Prototipe 6 yang terbuat dari kertas
Hal ini dilakukan untuk mendorong terbentuknya industri pengolahan bijih besi agar bijih besi tidak diekspor dalam bentuk bijih tetapi sudah dalam bentuk besi mentah (pig iron / sponge iron) yang memiliki nilai tambah yang sangat tinggi.
Uji coba penyalaan flare GBG di menara
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA (TMC) DENGAN SISTEM STATIS (GROUND BASED GENERATOR) Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berdasarkan metoda yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua (2) yaitu : metoda dinamis (menggunakan pesawat) dan metoda statis (menggunakan Ground Based Generator - GBG). Teknologi GBG adalah salah satu teknik penghantaran partikel bahan semai ke dalam awan melalui pembangkit yang ditempatkan di permukaan (ground). Penerapan Teknologi GBG dapat mengurangi ketergantungan pada pesawat terbang sehingga biaya operasi modifikasi cuaca menjadi jauh lebih murah. Selain itu, teknologi GBG ditujukan untuk penyemaian awan Cumulus yang pertumbuhannya secara Orografik di sekitar puncak gunung yang bila dilakukan dengan pesawat terbang sangat berbahaya. Teknologi ini nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk antisipasi bencana iklim dan cuaca seperti kekurangan persediaan air pada saat musim kemarau panjang. Selain itu teknologi ini bila diintegrasikan dengan metode dinamis dapat diarahkan untuk penanggulangan bencana banjir. 88
Annual Report BPPT 2007
Proses pemisahan material magnetik dalam drum magnetic separator.
Annual Report BPPT 2007
89