TATA TERTIB PRAKTIKUM TERINTEGRASI III 1.
Praktikum a.
Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum kegiatan praktikum dimulai.
b.
Praktikan wajib memakai kemeja berkerah dan celana panjang (praktikan putri dapat menggunakan rok) dan bersepatu.
c.
Praktikan dilarang mengikuti kegiatan praktikum saat terdapat perkuliahan.
d.
Selama kegiatan praktikum berlangsung, praktikan dilarang keras makan, minum dan merokok.
e.
Praktikan dilarang meninggalkan ruangan praktikum tanpa seizin asisten yang bertugas selama kegiatan praktikum berlangsung.
f.
Praktikan dilarang menggunakan telepon seluler selama kegiatan praktikum berlangsung.
g.
Tiap praktikan mempunyai kewajiban menjaga fasilitas yang terdapat dan digunakan di ruangan praktikum, jika terjadi kerusakan alat maupun fasilitas akan menjadi tanggung jawab praktikan.
h.
Praktikan wajib menghubungi asisten maksimal 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan praktikum dengan menggunakan surat izin resmi kepada Kepala Studio Manajemen Industri atau Koordinator Asisten Studio Manajemen Industri dan berkewajiban mengganti kegiatan praktikum pada waktu lain dengan persetujuan asisten. Jika tidak, maka praktikan akan dianggap gugur keikutsertaannya dalam Modul yang diikuti.
i.
Praktikan yang menempuh KKN-P wajib menyerahkan surat keterangan dari perusahaan yang bersangkutan dan surat izin KKN-P kepada Kepala Studio Manajemen Industri melalui Koordinator Asisten Studio Manajemen Industri.
j.
Praktikan wajib membawa kartu asistensi dan modul ketika kegiatan praktikum berlangsung.
k.
Praktikan wajib mengikuti serangkaian kegiatan praktikum (Tes Pra, Praktikum, Tes Pasca, dan Presentasi).
l.
Praktikan wajib sudah mempelajari modul ketika kegiatan praktikum dilakukan.
m. Peraturan yang belum disebutkan diatas akan ditentukan kemudian.
2.
Asistensi a.
Pada saat asistensi, seluruh anggota kelompok wajib hadir. Jika tidak, maka yang bersangkutan wajib memberikan surat izin resmi ke asisten yang bersangkutan.
b.
Waktu dan tempat asistensi dikoordinasikan maksimal 1 (satu) hari sebelum kegiatan asistensi dilakukan.
c.
Praktikan wajib memakai kemeja berkerah dan celana panjang (praktikan putri dapat menggunakan rok) dan bersepatu.
d.
Praktikan wajib membawa kartu asistensi dan modul ketika kegiatan asistensi berlangsung.
e.
Praktikan wajib sudah mempelajari modul ketika kegiatan asistensi dilakukan.
f.
Praktikan dilarang menggunakan telepon seluler selama kegiatan asistensi berlangsung.
g.
Praktikan wajib mengerjakan semua tugas yang diberikan tepat waktu.
h.
Asistensi ke dosen baru dapat dilaksanakan ketika sudah mendapat ACC dari asisten modul yang bersangkutan.
i.
3.
Peraturan yang belum disebutkan diatas akan ditentukan kemudian.
Presentasi a.
Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum kegiatan presentasi dimulai.
b.
Pada saat presentasi, seluruh anggota kelompok wajib hadir. Jika tidak, maka yang bersangkutan wajib memberikan surat izin resmi ke Kepala Studio Manajemen Industri melalui Koordinator Asisten Studio Manajemen Industri.
c.
Praktikan wajib memakai kemeja berkerah dan celana panjang (praktikan putri dapat menggunakan rok) dan bersepatu.
d.
Praktikan wajib sudah mempelajari modul dan laporan ketika kegiatan asistensi dilakukan.
e.
Praktikan wajib membawa kartu asistensi dan laporan ketika kegiatan presentasi berlangsung.
f.
Praktikan dilarang menggunakan telepon seluler selama kegiatan presentasi berlangsung.
g.
Peraturan yang belum disebutkan diatas akan ditentukan kemudian.
SANKSI PRAKTIKUM TERINTEGRASI III No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1.
Kategori Pelanggaran RINGAN Terlambat lebih dari 10 menit saat kegiatan praktikum. Terlambat lebih dari 10 menit saat kegiatan presentasi. Terlambat lebih dari 10 menit saat kegiatan asistensi tanpa keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak membawa kartu asistensi saat kegiatan praktikum / presentasi Tidak membawa kartu asistensi saat Asistensi Menggunakan pakaian tidak sesuai peraturan saat kegiatan PT 3 berlangsung. Tidak mematuhi tata tertib praktikum. Apabila Melakukan 3 kali pelanggaran ringan akan dihitung sebagai PELANGGARAN SEDANG SEDANG Terlambat melakukan daftar ulang PT 3 Tidak melakukan daftar ulang PT 3
Sanksi Tidak boleh mengikuti praktikum pada shift tersebut dan wajib mengganti jadwal. Pemotongan nilai presentasi sebesar 5%. Batal asistensi pada hari tersebut. Tidak diizinkan mengikuti kegiatan praktikum / presentasi. Batal asistensi pada hari tersebut. Tidak diizinkan mengikuti kegiatan PT 3 pada saat tersebut. Pemotongan nilai modul PRINT E-BOOK
Membuat poster.
3.
Review 1 (satu) jurnal nasional dan membuat poster dari jurnal tersebut dengan batas jurnal 3 (tiga) tahun terakhir. Terlambat saat kegiatan introduction Membuat poster PT 3.
4.
Terlambat lebih dari 15 menit saat kegiatan praktikum.
2.
5. 6. 7. 8.
Tidak boleh mengikuti praktikum pada shift tersebut dan wajib mengganti jadwal dan potong nilai 5% modul. Terlambat lebih dari 15 menit saat Pemotongan nilai presentasi sebesar kegiatan presentasi. 10%. Tidak mengikuti asistensi tanpa Pemotongan nilai modul sebesar 10%. keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Mengumpulkan tugas setelah Membuat poster dengan tema yang deadline yang telah di tentukan. ditentukan. Mengumpulkan laporan setelah Pemotongan nilai modul sebesar 10 % deadline yang telah ditentukan
9.
Menghilangkan kartu asistensi
10.
Apabila melakukan 3 kali pelanggaran sedang akan dihitung sebagai PELANGGARAN BERAT BERAT Tidak mengikuti introduction tanpa keterangan Tidak mengikuti praktikum tanpa keterangan Tidak mengikuti kegiatan presentasi tanpa keterangan Menduplikasi laporan kelompok lain atau laporan Tugas Besar PPIC dan TLF terdahulu Melakukan tindakan tercela dan kebohongan selama Praktikum Terintegrasi 3 berlangsung
1. 2. 3. 4.
5.
Review 1 (satu) jurnal Internasional dan membuat poster dari jurnal tersebut dengan batas jurnal 3 (tiga) tahun terakhir GUGUR PRAKTIKUM TERINTEGRASI 3
Review 1 (satu) ebook dan membuat memprint ebook tersebut GUGUR MODUL GUGUR PRESENTASI GUGUR PRAKTIKUM TERINTEGRASI 3
GUGUR PRAKTIKUM TERINTEGRASI 3
0
MODUL I PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI I A. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum perencanaan dan pengendalian produksi I adalah : a.
Memahami pola data dari permintaan konsumen.
b.
Mampu menerapkan ilmu dalam melakukan peramalan suatu produk yang berasal dari data historis permintaan konsumen.
c.
Mampu membuat perencanaan agregat dan disagregat dari produk.
d.
Mampu membuat perencanaan dan pengendalian produksi
e.
Mampu menggunakan standar-standar yang berlaku dalam profesi teknik industri
f.
Mampu menggunakan perangkat lunak optimisasi
g.
Mampu membuat laporan hasil perancangan dan perbaikan sistem terintegrasi sesuai ketentuan dokumenatsi dan penulisan buku
B. Daftar Rujukan Tersine, Richard J. Principle of Inventory and Material Management. North Holland. 1998. (Chapter 1-2) Fogarty, Donald W., Blackstone, J. H., & Hoffman, T. R. Production and Inventory Management. South-Western Publishing. 1991. (Chapter 1, 3, 7) Smith, Spencer B. Computer-Based Production and Inventory Control. PrenticeHall International. 1989. Nasution A.H. & Prasetyawan, Yudha. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008 C. Software yang Digunakan a. Ms. Excel b. Minitab 16 c. Ms. Word
1
D. Prosedur Praktikum PT Aman Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak sebagai produsen kacamata. Perusahaan ini mempunyai 2 produk unggulan yaitu kacamata bening dan kacamata hitam. Perusahaan ingin mengetahui perencanaan agregat dan disagregat untuk produk yang dibuat untuk 6 periode kedepan. Proporsi permintaan untuk masing-masing produk yaitu 60% Kacamata Bening dan 40 % Kacamata Hitam dari total permintaan Kacamata. Berikut ini adalah data historis dari permintaan pelanggan terhadap kedua produk tersebut dalam satuan unit. Tabel 1 Data Historis Permintaan Produk PT. Aman Sejahtera Kacamata Kacamata Periode Periode (unit) (unit) 1. 678 19. 872 2. 712 20. 890 3. 710 21. 899 4. 730 22. 901 5. 745 23. 928 6. 768 24. 930 7.. 760 25. 918 8 777 26. 920 9. 780 27. 935 10. 796 28. 944 11. 801 29. 959 12. 816 30. 960 13. 820 31. 955 14. 815 32. 968 15. 850 33. 976 16. 865 34. 982 17. 866 35. 988 18. 870 36. 991
Produk jadi dari kacamata dibuat dari komponen-komponen penyusun. Berikut merupakan penjelasan kebutuhan komponen tiap produk: Tabel 2 Komponen Penyusun Produk Produk Frame Lensa Bening Lensa Hitam Kaca Mata Bening 1 1 Kaca Mata Hitam 1 1 Produk / Frame Kaca Mata Bening Kaca Mata Hitam
2
Baut 2 2
Gagang 2 2
Penopang lensa 1 1
Proses produksi di perusahaan ini menggunakan mesin yang digunakan untuk merakit produknya. Masing-masing jenis mesin memiliki kemampuan mesin yang berbeda-beda. Rangkuman waktu proses pada tiap mesin adalah sebagai berikut: Tabel 3 Waktu Proses Produk / Mesin Assembly Frame Kaca Mata Bening 10 menit Kaca Mata Hitam 10 menit
Assembly Lensa 5 menit 8 menit
Mesin masih bersifat semi-otomatis, sehingga tetap membutuhkan pekerja. Berikut ini adalah informasi-informasi biaya. Tabel 4 Biaya-biaya Biaya Harga Upah Reguler Rp 7.500,00 / jam Upah Lembur Rp 12.000,00 / jam Biaya Simpan / Produk Rp 65.000 / bulan
Menentukan Pola Data Setelah mengetahui data historis dari permintaan pelanggan selama 3 tahun terakhir, langkah selanjutnya adalah melihat pola data dari masing-masing produk untuk mengetahui metode peramalan yang sesuai untuk masingmasing produk. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengetahui pola permintaan dari kedua produk dengan menggunakan Microsoft Excel dan Minitab 16. 1.
Buka software Microsoft Excel
2.
Masukkan data historis permintaan pelanggan
untuk kedua produk kacamata. 3.
Untuk melihat pola data untuk produk kacamata ,
block cell C2:C38, kemudian Klik Insert – Insert Line Chart – Line with Markers.
3
Kacamata 1200 1000 800 600 400 200 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Gambar 1 Pola data kacamata dengan Ms. Excel
5.
Setelah muncul chart, maka langkah selanjutnya adalah menganalisisnya. Untuk pola data kacamata terlihat pola data dari produk tersebut adalah trend. Oleh karena itu maka peramalan yang sesuai untuk produk kacamata adalah metode Trend Analysis dan Double Exponential Smoothing. Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan untuk melihat pola data dari
produk kacamata dengan menggunakan software Minitab 16. 1.
Buka software Minitab 16.
2.
Masukkan data historis permintaan pelanggan untuk produk kacamata pada worksheet C1.
3.
Ganti nama Kacamata pada cell dibawah C1.
4.
Klik Stat – Time series – Time series Plots – Simple – Ok.
5.
Klik C1 kacamata – Select – Ok.
4
Gambar 2 Langkah-langkah melihat pola data dengan menggunakan Minitab 16
Gambar 3 Pola data kacamata dengan Minitab 16
Untuk mengetahui metode peramalan yang sesuai yang digunakan untuk masingmasing produk, dilakukan uji Autokorelasi. Analisis autokorelasi merupakan analisis 5
yang dilakukan untuk melihat hubungan antara masing-masing data pada setiap periode. Suatu data dinyatakan memiliki pola trend apabila pada periode awal kondisi lag jauh berbeda dari nol namun pada periode akhir kondisi lag mendekati nol. Sedangkan suatu data dinyatakan memiliki pola seasonal apabila terdapat satu atau lebih lag yang melebihi garis putus-putus dan terdapat pola data yang berulang pada interval waktu tertentu. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji autokorelasi. Menggunakan software Minitab 16. 1.
Klik Stat – Time series – Autocorrelation Function.
2.
Pilih C1 kacamata – Select – OK.
Gambar 4 Langkah-langkah uji autokorelasi dengan menggunakan Minitab 16
Gambar 5 Hasil uji autokorelasi kacamata dengan menggunakan Minitab 16
3.
Untuk hasil uji korelasi kacamata terlihat bahwa lag pada periode awal berbeda jauh dari nol dan pada akhir periode kondisi lag mendekati nol maka dapat disimpulkan untuk kacamata mempunyai pola data mengandung trend. Metode
6
peramalan yang sesuai untuk pola data trend adalah Trend Analysis dan Double Exponential Smoothing.
Peramalan Peramalan adalah memperkirakan jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada masa lampau. Peramalan dilakukan untuk menguragi ketidakpastian terhadap sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Berdasarkan hasil dari analisis time series dan uji autokorelasi dari produk perusahaan, dimana kacamata mempunyai pola data mengandung trend dan kacamata hitam mempunyai pola data mengandung seasonal, maka peramalan untuk kedua produk menggunakan software Minitab 16 adalah sebagai berikut. 1.
Buka software Minitab 16
2.
Masukkan data historis permintaan pelanggan untuk produk kacamata pada worksheet C1.
3.
Ganti nama Kacamata pada cell dibawah C1.
4.
Untuk pengujian dengan metode Trend Analysis, Klik Stat – Time series – Trend Analysis – masukkan C1 Kacamata pada variable – Pilih Linear pada Model type – Centang Generate forecast – Isi angka 6 pada Number of forecast – OK.
5.
Untuk pengujian dengan metode Double Exponential Smoothing, Klik Stat – Time series – Double Exp Smoothing – masukkan C1 Kacamata pada Variable – pilih Optional ARIMA – Centang Generate forecasts – Isi angka 6 pada Number of Forecast – OK.
Gambar 6 Langkah-langkah peramalan Trend analysis dengan Minitab 16 7
Gambar 7 Langkah-langkah peramalan Double Exp Smoothing dengan Minitab 16
Gambar 8 Hasil peramalan Kacamata dengan Minitab 16 Tabel 3 Hasil Forecast Kacamata Trend Analysis Plot Double Exponential Smoothing Periode Hasil Forecast Periode Hasil Forecast 1 1021 1 999 2 1030 2 1005 3 1038 3 1010 4 1047 4 1016 5 1055 5 1022 6 1064 6 1028
Error Peramalan Metode peramalan pasti akan menghasilkan kesalahan. Jika tingkat kesalahan yang dihasilkan semakin kecil, maka hasil peramalan akan semakin mendekati tepat. Alat ukur yang digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi antara lain Mean Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dan Mean Absolute Deviation (MAD). Dalam Minitab 16, MSE disebut juga dengan MSD. Berikut ini adalah hasil dari error peramalan untuk produk kacamata. 8
Tabel 4 Hasil Error Peramalan Kacamata Error Linear Trend Double Exponential Peramalan Model Smoothing MAPE 1,269 0,9064 MAD 10,745 7,5486 MSD 180,985 94,086
Dari tabel 7 dapat dilihat hasil error peramalan yang muncul dari pengolahan data peramalan dengan metode Linear Trend Model dan Double Exponential Smoothing. Dari kedua metode tersebut, terlihat bahwa dari ketiga error peramalan yaitu MAPE, MAD, dan MSD yang mempunyai hasil paling kecil adalah metode peramalan Double Exponential Smoothing. Oleh karena itu, dipilih metode Double Exponential Smoothing untuk produk kacamata pengolahan data lebih lanjut.
Agregat Perencanaan agregat
bertujuan
memberikan
keputusan
yang optimum
berdasarkan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Dalam perencanaan agregat terdapat tiga strategi yaitu chase strategy, level strategy dan mixed strategy. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan agregat mixed strategy. 1.
Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows.
2.
Membuat tabel keterangan seperti dibawah ini.
a. Total waktu (menit)
= Demand Kacamata x Waktu Kacamata Terbesar = C8*C$4 9
b. Total waktu (jam)
= total waktu (menit) / 60 =D8/60
c. Biaya Simpan = biaya simpan per unit/bulan : (waktu proses (menit) / 60) = J5/(C4/60) 3.
Buatlah tabel pengerjaan seperti dibawah ini
4.
Pada Linear Programming, untuk kolom jam regular, jam lembur, dan jumlah tenaga kerja dikosongkan. Kedua kolom tersebut akan dijadikan decision variable a.
Total jam reguler tersedia (jam) = Jumlah tenaga kerja x 20 hari x 8 jam = $J$10*8*20
b.
Total jam lembur tersedia (jam) = Jumlah tenaga kerja x 20 hari x 2 jam = $J$10*8*20
c.
Jam kerja yang dibutuhkan (jam) = E8
d.
Inventory (jam) = Jam Reguler + Jam Lembur – Jam Kerja yang Dibutuhkan (jam) = F16+G16-E16
e.
Inventory kumulatif (jam) = I16+H17
f.
Biaya inventory =Inventory kumulatif (jam) x biaya simpan per jam per periode = I16*$K$5
g.
Biaya Tenaga Kerja Reguler = Jam Reguler x biaya tenaga kerja regular = F16*$J$8
h.
Biaya Tenaga Kerja Lembur = Jam Lembur x biaya tenaga kerja lembur = G16*$K$8
i.
10
Total Biaya
= Total Biaya Simpan + Total Biaya Tenaga Kerja Reguler + Total Biaya Tenaga Kerja Lembur = SUM(J22:L22) 5.
SOLVER a.
Buka solver di menu Data
b.
Masukkan Total Biaya pada set target cell
c.
Pilih Min pada Equal to
d.
Masukkan cell jam regular, jam lembur, dan jumlah tenaga kerja pada by changing cells
e.
Klik Add, masukkan cell jam regular dan jam lembur pada Cell Reference, ganti dengan tanda “<=”, masukkan total jam reguler tersedia dan total jam lembur tersedia pada Constraint
f.
Klik Add, masukkan cell inventory kumulatif pada Cell Reference, ganti dengan tanda “=>”, masukkan 0 pada Constraint
g.
Klik Add, masukkan cell jumlah tenaga kerja pada Cell Reference, ganti dengan tanda “=”, masukkan 0 pada Constraint
h.
Centang Make Unconstrained Variables Non-negative
i.
Pilih Simplex LP pada Select a solving method
j.
Klik Solve
11
Tabel 9 Solver Parameter Agregat Solver Parameter Set Target Cell $M$22 Equal to min By Changing cell $J$10,$F$16:$G$21 $F$16:$G$21<=$C$16:$D$21 Subject to the constrains $J$16:$J$21>=0 $J$10=interger
Hasil Solver
Disagregasi Proses disagregasi adalah proses merubah hasil rencana produksi agregat menjadi jumlah yang harus diproduksi untuk setiap produk atau item. Proses disagregat dibutuhkan sebelum membuat Master Production Schedule (MPS). Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan disagregasi untuk satu periode dengan menggunakan Linear Programming. 1.
Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows.
2.
Membuat tabel keterangan seperti di bawah ini
12
a.
Total Produksi per periode
= Produksi Kacamata = F11
b.
Waktu pembuatan Kacamata bening = Jumlah waktu proses menit / 60 menit =J19/60
c.
Waktu pembuatan Kacamata hitam = Jumlah waktu proses menit / 60 menit =J20/60
3.
Membuat tabel untuk solver
Buat tabel seperti di atas. Kosongkan baris K. Bening dan K. Hitam (B19:E20). a.
Total K. Bening per periode
= Jumlah tiap minggu kacamata bening = SUM(B19:E19)
b.
Total K. Hitam per periode
= Jumlah tiap minggu kacamata hitam = SUM(B20:E20)
c.
Total Kacamata periode n = K. Bening periode n + K. Hitam periode n = SUM(B19:B20)
d.
Waktu Kacamata Bening = Jumlah kacamata bening periode n x waktu proses K. Bening (menit) =B19*$K$19
e.
Waktu Kacamata Hitam = Jumlah kacamata hitam periode n x waktu proses K. Hitam (menit) =B20*$K$20
f.
Total Waktu Kacamata
= Waktu K. Bening + Waktu K. Hitam = SUM(B22:B23)
4.
Solver a.
Buka solver di menu Data
b.
Masukkan Total Kacamata pada set target cell
13
c.
Pilih Value of pada Equal to, isikan dengan Total Kacamata pada kolom Produksi
d.
Masukkan cell K. Bening dan K. Hitam pada by changing cells
e.
Klik Add, masukkan cells B19 sampai E20 pada Cell Reference, ganti dengan tanda “=”, masukkan integer pada Constraint
f.
Klik Add, masukkan cells B24 sampai E24 pada Cell Reference, ganti dengan tanda “<=”, masukkan cells B25 sampai E25 pada Constraint
g.
Klik Add, masukkan cells F19 sampai F20 pada Cell Reference, ganti dengan tanda “=”, masukkan cells G19 sampai G20 pada Constraint
h.
Centang pada kolom Make Unconstrained Variables Non-negative
i.
Pilih Simplex LP pada Select a solving method
j.
Klik Solve
Tabel 10 Solver Parameter Disagregasi Solver Parameter Set Target Cell $F$21 Equal to Value Of 999 By Changing cell $B$19:$E$20 $B$19:$E$20 = integer Subject to the constrains $B$24:$E$24 <= $B$25:$E$25 $F$19:$F$20 <= $G$19:$G$20
5.
14
Output Solver
6.
Hasil keseluruhan solver
Period Minggu 1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 11 Hasil Keseluruhan Disagregasi dengan Solver Kacamata Kacamata Kacamata Kacamata Period Minggu Bening Hitam Bening Hitam 320 0 13 320 0 279 0 14 290 0 4 0 0 15 0 0 0 400 16 0 406 320 0 17 320 0 283 0 18 294 0 5 0 0 19 0 0 0 402 20 0 408 320 0 21 320 0 286 0 22 297 0 6 0 0 23 0 0 0 404 24 0 411
15
16
MODUL II PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI II
E. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum perencanaan dan pengendalian produksi I adalah: h.
Memahami proses dalam pembuatan Master Production Schedulling
i.
Memahami proses dalam pembuatan Material Requirement Planning.
j.
Mampu membuat perencanaan dan pengendalian produksi
k.
Mampu menggunakan standar-standar yang berlaku dalam profesi teknik industri
l.
Mampu menggunakan perangkat lunak optimisasi
m. Mampu membuat laporan hasil perancangan dan perbaikan sistem terintegrasi sesuai ketentuan dokumenatsi dan penulisan buku F. Daftar Rujukan Tersine, Richard J. Principle of Inventory and Material Management. North Holland. 1998. (Chapter 3, 4, 8) Fogarty, Donald W., Blackstone, J. H., & Hoffman, T. R. Production and Inventory Management. South-Western Publishing. 1991. (Chapter 4, 10, 11) Smith, Spemcer B. Computer-Based Production and Inventory Control. PrenticeHall International. 1989. G. Software yang Digunakan d.
Ms. Excel
H. Prosedur Praktikum PT Aman Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak sebagai produsen kacamata. Perusahaan ini mempunyai 2 produk unggulan yaitu kacamata bening dan kacamata hitam. Selain kedua produk tersebut, perusahaan mempunyai produk yang dijual sendiri yaitu lensa bening. Perusahaan ingin membuat MPS dan MRP dari produk tersebut selama 6 periode kedepan. Berikut ini adalah data perencanaan kapasitas produksi dari ketiga produk tersebut. 17
Tabel 1 Data Perencanaan Kapasitas Produk PT. Aman Sejahtera Kacamata Kacamata Kacamata Kacamata Periode Periode Bening Hitam Bening Hitam 1 239 217 13 254 194 2 238 217 14 254 195 3 239 217 15 254 195 4 283 288 16 254 195 5 251 207 17 255 182 6 251 207 18 255 181 7 251 207 19 256 181 8 252 268 20 256 181 9 252 206 21 257 169 10 252 206 22 257 169 11 252 206 23 257 170 12 254 222 24 257 170 Tabel 2 Permintaan Independent Kacamata Bening dan Kacamata Hitam
Produk barang jadi dari kacamata dibuat dari komponen-komponen penyusun. Berikut merupakan penjelasan kebutuhan komponen tiap produk:
Kaca Mata Bening
Frame
Baut
Gagang
Lv 0
Lensa Bening
Penopang Lensa
Lv 2
Kaca Mata Hitam
Frame
Baut
Gagang
Lv 0
Lensa Hitam
Penopang Lensa
Gambar 1 Bill of Material Produk
18
Lv 1
Lv 1
Lv 2
Untuk memesan komponen dari masing-masing produk dari perusahaan, biaya yang dikenakan dalam sekali pemesanan adalah Rp 1.000.000,00 untuk produk lensa dan Rp 100.000,00 untuk produk lainnya. Berikut ini adalah informasi-informasi terkait lead time, biaya per komponen serta biaya simpan masing-masing komponen. Komponen Kacamata Bening Kacamata Hitam Frame Lensa Hitam Lensa Bening Baut Gagang Temple
Tabel 2 Informasi Biaya Lead Time Biaya Pembelian 1 minggu 1 minggu 1 minggu 3 minggu Rp 120.000,00 2 minggu Rp 100.000,00 2 minggu Rp 500,00 1 minggu Rp 50.000,00 2 minggu Rp 300.000,00
Biaya Simpan Rp 5.000,00 Rp 5.000,00 Rp 35.000,00 Rp 12.000,00 Rp 10.000,00 Rp 50,00 Rp 5.000,00 Rp 30.000,00
Membuat Master Production Schedulling Pembuatan MPS (Master Production Schedulling) adalah bertujuan untuk mengetahui jumlah produk yang diproduksi tiap peiode dan perencanaan pengadaan tiap produk. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan MPS yang akan direncanakan beberapa periode. 1.
Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
2.
Membuat tabel keterangan seperti dibawah ini
Gambar 1 Tabel MPS (1)
Gambar 2 Tabel MPS (2)
a.
Mengisikan forecast per periode yang dihasilkan dari perhitungan disagregasi pada baris forecast. 19
b.
Menentukan PTF dan DTF yaitu DTF 2 minggu dan PTF sisa minggu nya.
c.
DTF diisi pada baris MPS = Forecast =D5
d.
PTF diisi pada baris Planned Order = Forecast =F5
3.
Lakukan langkah-langkah yang sama untuk pembuatan MPS kacamata hitam.
4.
Hasil dari kacamata bening dan hitam
Gambar 3 Tabel MPS kacamata bening (1)
Gambar 4 Tabel MPS kacamata bening (2)
Gambar 5 Tabel MPS kacamata hitam (1)
20
Gambar 6 Tabel MPS kacamata hitam (2)
Membuat Material Requirement Planning Pembuatan MRP (Material Requirement Planning) adalah bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan baku dari setiap produk yang akan diproduksi tiap periode dan perencanaan pengadaan tiap bahan baku dengan mempertimbangkan biayabiaya. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pembuatan MRP. 1.
Untuk MRP level 0 pada item kacamata bening dan kacamata hitam dan MRP level 1 pada item frame. (sesuai dengan BOM Tree) adalah menggunakan Metode Lot for Lot. Berikut merupakan langkah-langkah MRP pada item kacamata bening. a.
Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b.
Membuat tabel MRP untuk level 0 yang disesuaikan dengan BOM Tree produk menggunakan Metode Lot for Lot.
Gambar 7 Tabel MRP lot for lot
c.
Membuat tabel biaya sebagai berikut
Gambar 8 Tabel biaya MRP 21
d.
Mengisi Gross Requirement yang dihasilkan dari nilai MPS sebelumnya
e.
Kemudian mengisikan baris net requirement sesuai dengan nilai gross requirement dengan mempertimbangkan nilai POH (Poject on Hand). =D7
f.
Mengisikan nilai PORec sesuai dengan nilai net requirement. =D10
g.
Mengisikan nilai PORel sesuai dengan nilai net requirement dengan mempertimbangkan lead time dari produk. =D10
h.
Lakukan langkah-langkah yang sama untuk pembuatan MRP level 0 kacamata hitam dan MRP level 1 pada item frame.
i.
Berikut hasil dari MRP kacamata bening dan frame
Gambar 9 Tabel MRP Lot for Lot kacamata bening
Gambar 10 Tabel MRP Lot for Lot item frame (1)
Gambar 11 Tabel MRP Lot for Lot item frame (2)
22
2.
Untuk MRP level 1 pada item lensa bening dan lensa hitam, menggunakan Metode LUC. Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan MRP pada item lensa bening. a.
Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b.
Langkah pertama adalah membuat tabel MRP untuk metode LUC sebagai berikut
Gambar 12 Tabel MRP LUC lensa bening(1)
Gambar 13 Tabel MRP LUC lensa bening(2)
c.
Mengisi Gross Requirement yang dihasilkan dari nilai MPS sebelumnya sesuai dengan kebutuhan BOM Tree =D2*2
d.
Membuat tabel periode kombinasi LUC untuk melakukan trial error
e.
Melakukan perhitungan trial periode kombinasi. Misal pada periode kombinasi 1 dan 2. Maka pada kolom Trial Lot Size mengisikan jumlah gross requirement dari kedua periode yang dikombinasikan. =SUM(F33:G33)
f.
Mengisikan kolom biaya pesan sesuai dengan yang diketahui. Mengisikan kolom biaya simpan dengan mengalikan gross requirement dengan biaya simpan. =G33*C41
23
g.
Mengisikan kolom cummulative cost dengan menambahkan nilai dari kolom biaya pesan dan kolom biaya simpan. =SUM(D46:E46)
h.
Mengisikan kolom cost per unit dengan membagi nilai pada kolom cummulative cost dengan nilai pada kolom trial lot size. =F46/C46
i.
Lakukan kombinasi periode hingga nilai cost per unit yang dihitung lebih besar dari periode kombinasi sebelumnya.
j.
Kemudian masukkan nilai yang terdapat pada kolom trial lot size ke dalam tabel MRP pada baris PORec berdasarkan nilai cost per unit terendah.
k.
Gambar 14 Tabel trial error LUC
Masukkan nilai net requirement sesuai dengan gross requirement. Apabila nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka dilakukan periode kombinasi dengan trial error. Namun apabila nilai POH masih mencukupi untuk memenuhi gross requirement maka nilai net requirement sama dengan selisih dari gross requirement periode selanjutnya dengan POH. =IF(F33-E35<=0,0,F33-E35)
24
l.
Isikan baris POH dengan selisih dari PORec dengan gross requirement ditambah dengan POH periode selanjutnya. =E35+F37-F33
m. Isikan PORel sesuai dengan PORec dengan mempertimbangkan lead time. n. Menghitung total biaya simpan dengan mengalikan jumlah POH dengan biaya simpan yang diketahui. =C41*(SUM(F35:AC35)) o.
Menghitung total biaya pesan dengan mengalikan jumlah PORec dengan biaya pesan yang diketahui =COUNTIF(D38:AC38,">0")*C40
p.
Menghitung total biaya dengan menjumlahkan total biaya simpan dan total biaya pesan. =AD35+AD38
q.
Lakukan langkah-langkah yang sama untuk pembuatan MRP level 1 pada item lensa hitam.
r.
Hasil dari MRP Level 1 lensa bening dan lensa hitam
Gambar 15 Tabel MRP LUC lensa bening (1)
Gambar 16 Tabel MRP LUC lensa bening (2)
Gambar 17 Tabel MRP LUC lensa hitam (1)
25
Gambar 18 Tabel MRP LUC lensa hitam (2)
s.
Biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan dan penyimpanan
Gambar 19 Biaya yang dihasilkan MRP LUC Tabel 3 Total Biaya Lensa Bening dan Lensa Hitam Lensa Bening Lensa Hitam Total Biaya Simpan Total Biaya Simpan Rp32,550,000 Rp44,140,000 Total Biaya Pesan Total Biaya Pesan Rp90,000,000 Rp60,000,000 Total Biaya Total Biaya Rp122,550,000 Rp104,140,000
3.
Untuk MRP level 2 pada item baut menggunakan Metode EOQ. Dengan langkah sebagai berikut. a.
Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b.
Membuat tabel MRP seperti berikut
Gambar 20 Tabel MRP EOQ item baut (1)
26
Gambar 21 Tabel MRP EOQ item baut(2)
c.
Mengisikan nilai gross requirement sesuai dengan kebutuhan pada BOM Tree =Hasil Disagregasi*4
d.
Menghitung nilai EOQ dengan rumus sebagai berikut √
contoh perhitungan: √ =ROUNDUP(SQRT(2*F3*F4/I4),) e.
Mengisi nilai pada baris POH dengan menambahkan nilai POH periode sebelumnya dengan PORec kemudian dikurangi dengan nilai Gross Requirement. =G9+H11-H7
f.
Apabila nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka masukkan nilai sebesar EOQ. Namun apabila nilai POH masih mencukupi untuk memenuhi gross requirement maka nilai net requirement sama dengan selisih dari gross requirement periode selanjutnya dengan POH. =IF(H7-G9<=0,0,H7-G9)
g.
Memasukkan nilai EOQ ke dalam baris PORel sesuai lead time =H11
h.
Lakukan langkah yang sama untuk periode selanjutnya.
i.
Hasil dari MRP baut serta biaya nya.
27
Gambar 22 Tabel hasil MRP EOQ item baut (1)
Gambar 23 Tabel hasil MRP EOQ item baut (2)
a.
Total Biaya Simpan =Total POH x Biaya Simpan =I4*(SUM(E9:AF9))
b.
Total Biaya Pesan =Total berapa kali pemesanan pada PORel x Biaya Pesan =COUNTIF(E12:AF12,">0")*F4
c.
Total Biaya =Total biaya simpan x total biaya pesan =AG9+AG12
4.
Untuk MRP level 2 pada item gagang menggunakan Metode POQ. Dengan langkah sebagai berikut. a. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows b. Membuat tabel MRP seperti berikut
Gambar 24 Tabel MRP POQ item gagang (1)
28
Gambar 25 Tabel MRP POQ item gagang (2)
c.
Mengisikan nilai gross requirement sesuai dengan kebutuhan pada BOM Tree =Hasil Disagregasi*2
d.
Menghitung nilai POQ dengan rumus sebagai berikut √ contoh perhitungan: √ =ROUNDUP(SQRT(2*F17/(I17*F16)),0)
e.
Memasukkan nilai PORec selama dua periode =H20+I20
f.
Mengisi nilai pada baris POH dengan menambahkan nilai POH periode sebelumnya dengan PORec kemudian dikurangi dengan nilai Gross Requirement. =G22+H24-H20
g.
Apabila nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka melakukan pemesanan lagi untuk dua periode selanjutnya. Namun apabila nilai POH masih mencukupi untuk memenuhi gross requirement maka nilai net requirement sama dengan selisih dari gross requirement periode selanjutnya dengan POH. =IF(H20-G22<=0,0,H20-G22)
h.
Lakukan langkah yang sama untuk periode selanjutnya.
i.
Hasil dari MRP gagang serta biaya nya.
29
Gambar 26 Tabel hasil MRP POQ item gagang (1)
Gambar 27 Tabel hasil MRP POQ item gagang (1)
a.
Total Biaya Simpan =Total POH x Biaya Simpan =I17*(SUM(E22:AF22))
b.
Total Biaya Pesan =Total berapa kali pemesanan pada PORel x Biaya Pesan =COUNTIF(E25:AF25,">0")*F17
c.
Total Biaya =Total biaya simpan x total biaya pesan =AG22+AG25
5.
Untuk MRP level 2 pada item penopang lensa menggunakan Metode FOQ. Dengan langkah sebagai berikut. a.
Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b.
Membuat tabel MRP seperti berikut
Gambar 28 Tabel MRP FOQ item penopang lensa (1)
30
Gambar 29 Tabel MRP FOQ item penopang lensa (2)
d.
Mengisikan nilai gross requirement sesuai dengan kebutuhan pada BOM Tree =Hasil Disagregasi*4
e.
Memasukkan nilai lot size sebagai nilai yang menjadi jumlah pemesanan =3000
f.
Memasukkan nilai lot size ke dalam baris PORel sesuai lead time =H37
g.
Mengisi nilai pada baris POH dengan menambahkan nilai POH periode sebelumnya dengan PORec kemudian dikurangi dengan nilai Gross Requirement. =G35+H37-H33
h.
Apabila nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka dilakukan pemesana sesuai lot size yang ditentukan. Namun apabila nilai POH masih mencukupi untuk memenuhi gross requirement maka nilai net requirement sama dengan selisih dari gross requirement periode selanjutnya dengan POH. =IF(H33-G35<=0,0,H33-G35)
i.
Lakukan langkah yang sama untuk periode selanjutnya.
j.
Hasil dari MRP penopang lensa serta biaya nya.
Gambar 30 Tabel hasil MRP FOQ item penopang lensa (1)
31
Gambar 31 Tabel hasil MRP FOQ item penopang lensa (2)
a.
Total Biaya Simpan =Total POH x Biaya Simpan =I30*(SUM(E35:AF35))
b.
Total Biaya Pesan =Total berapa kali pemesanan pada PORel x Biaya Pesan =COUNTIF(E38:AF38,">0")*F30
c.
Total Biaya =Total biaya simpan x total biaya pesan =AG35+AG38
Independent Inventory Perhitungan Independent Inventory bertujuan untuk mengetahui perencanaan pengadaan bahan baku yang independent. Beberapa informasi yang diperlukan yaitu hasil peramalan untuk periode selanjutnya, biaya simpan, dan biaya pesan. Tabel 4 Permintaan Kacamata Bening dan Kacamata Hitam
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam perhitungan Independent Inventory. 1.
Buka aplikasi Ms. Excel dalam Windows
2.
Menghitung total permintaan untuk masing-masing produk
3.
Menghitung nilai EOQ sesuai dengan persamaan berikut. √ contoh perhitungan pada kacamata bening:
32
√ 4.
= 201,32 202 unit
Menghitung frekuensi pemesanan dengan menggunakan persamaan berikut
contoh perhitungan pada kacamata bening:
5.
Menghitung Reorder Point dengan menggunakan persamaan berikut
contoh perhitungan pada kacamata bening: unit 6.
Menghitung total biaya inventory dengan persamaan berikut
contoh perhitungan pada kacamata bening:
33
34
MODUL III PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS I.
Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum perancangan tata letak fasilitas adalah :
n.
Mampu merancang tata letak fasilitas untuk produksi maupun non produksi untuk suatu produk dengan ukuran kapasitas yang telah ditentukan
o.
Memahami aspek lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh rancangan sistem integrasi
p.
Mampu menggunakan perangkat lunak optimisasi
q.
Mampu membuat laporan hasil perancangan dan perbaikan sistem terintegrasi sesuai ketentuan dokumenatsi dan penulisan buku
J.
Daftar Rujukan Heragu, Sunderesh S. Facilities Design, 2nd ed. USA: iUniverse. 2006. (Chapter 3-5, dan Chapter 9-10) Tompkins, J. A. Facilities Planning, Fourth Edition, New York: John Willey and Sons, Inc. 2010. (Chapter 1, Chapter 3, dan Chapter 5-7) Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga, Surabaya: Penerbit Guna Widya. 2000. (Chapter 3, Chapter 5, Chapter 6-9)
K. Software yang Digunakan Alat yang digunakan dalam praktikum tata letak fasilitas adalah: e.
Ms. Excel
f.
Blocplan
g.
DOSbox 0.74
L. Prosedur Praktikum PT. Menarik Banget memiliki lantai produksi yang terdiri dari beberapa workstation dengan rincian kebutuhan fasilitas dan luas area yang ditunjukkan pada Tabel 1.
35
WS
WS Upper Belakang
WS Upper depan dan Penjahitan
Tabel 1 Fasilitas-Fasilitas Lantai Produksi PT. Menarik Banget Kebutuhan Dimensi Kebutuhan luas Jumlah Fasilitas (m) (m2) Cutting Dies Machine 1 0,9 x 0,82 x 1,4 0.73 Ruang Gerak Operator Keranjang Plastik Sewing Machine Ruang Gerak Operator Keranjang Plastik Healasting And Toelasting Machine
WS Assembly
WS Packaging
Quality Control
Maintenance
36
Press Machine Ruang Gerak Operator Keranjang Plastik Meja Kerja Kursi Ruang gerak Keranjang Plastik Meja Kerja Kursi Ruang gerak Temporary Storage Lemari Ruang gerak Meja Kerja Kursi
1
1,732 x 1,732
3
1
0,61 x 0,43 x 0,25
0,26
0,67 x 0,33 x 0,68
0.22
1 1
5
5
1
0,61 x 0,43 x 0,25
0.26
1
1,2 x 0,8 x 1,42
0,96
1
0,2 x 0,3 x 0,5
0,06
2
7
7
Total luas WS (m2)
3,99
5,48
8,28
1 1 1
0,61 x 0,43 x 0,25 1,20 x 0,75x 0,75 1,05 x 0,6 x 0,65 4 0,61 x 0,43 x 0,25 1,20 x 0,75x 0,75 1,05 x 0,6 x 0,65 4
1
1x1
1 1 1 1 1
2 2x1x2 1 4 1 1,20 x 0,75x 0,75 1 1,05 x 0,6 x 0,65 TOTAL
0.26 0,9 0,63 4
5,79
0.26 0,9 0,63 4
6,53
1 4 4 0,9 0,63
9,53 39.6
Berikut ini merupakan Activity Relationship Chartdari aliran proses produksi running shoes pada PT. Menarik Banget 1 2
WS Upper Belakang
A 1 U E 1 O A 1 1,2 O I 2 1,2 U U
WS Upper depan dan pe njahitan
3
WS Assembly
4
WS Packaging
5
Quality Control
6
Maintenance
U
Tabel 1.2 Alasan Kedekatan No Alasan 1 Keterkaitan Produksi 2 Keterkaitan Aktivitas
O I 2 O 2 O 2 U 2
Gambar 1.1 ARC Bagian Produksi PT. Menarik Banget
Berikut ini merupakan Activity Relationship Diagram dari aliran proses produksi running shoes pada PT. Menarik Banget.
3 2
4
6
1 5
Gambar 1.2 ARD Bagian Produksi PT. Menarik Banget
Perencanaan Layout PT. Menarik Banget Setelah mengetahui luas area masing-masing bagian-baian yang ada pada PT. Menarik Banget dan derajat hubungan kedekatan (ARC) antar bagian-bagian tersebut perencanaan tata letak fasilitas bisa dilakukan. Perencanaan tata letak fasilitas menggunakan bantuan softwareBlocplan untuk memudahkan dalam menciptakan alternatif-alternatif layout yang sesuai dengan kebutuhan PT. Menarik Banget . Langkah-langkah penggunaan softwareBlocplan adalah sebagai berikut: 6.
SoftwareBlocplan hanya bisa dibuka menggunakan bantuan aplikasi DOSbox. Maka buka aplikasi DOSbox seperti pada gambar 21.5.
37
Gambar 1.3 Jendela Awal DOS box
7.
Setelah itu, Input directory dimana folder softwareBlocplan ditempatkan pada Hard Disk. Ketik “mount c c:\Blocplan” (tekan enter). Input “c:\” untuk mengganti Directory Z menjadi C: ( C: merupakan tempat dimana Blocplan berada). Input directory untuk melihat daftar folder pada Directory C:. Pada C:\> Input “BPLAN90.EXE”lalu tekan enter.
Gambar 1.4 Jendela Awal DOS box
8.
Tekan enter pada jendela awal Blocplan.
Gambar 1.5 Jendela Awal DOS box
9.
Pilihan input data Disk (D) merupakan file yang sudah disimpan sebelumnya di harddrive komputer, sedangkan Keyboard (K) merupakan file baru yang akan di-
38
input. Pilihlah (K). Masukkan jumlah departemen di dalam kantor, maksimum 18 buah karena ada 6 bagian yang ada pada PT. Menarik Banget sesuai dengan ARC yang telah dibuat, maka dimasukkan 6.
Gambar 1.6 Input Jumlah Departemen
10. Masukkan nama-nama departemen beserta luas areanya sampai dengan bagian ke-6. Kemudian konfirmasi data luas area masing-masing bagian. 11. Masukkan hubungan kedekatan antar departemen yang didapatkan berdasarkan ARC lalu tekan enter untuk menginput relasi ke departemen selanjutnya.
Gambar 1.7 Input Derajat Hubungan Kedekatan.
12. Masukkan nilai Vektor, gunakan angka default Blocplan saja. 13. Rekapitulasi skor tiap departemen yang dihitung berdasarkan nilai vektor. 14. Pada menu utama pilih opsi 3 Single Story Layout seperti yang ditunjukkan pada Gambar 21.8.
39
Gambar 1.8 Tampilan Menu Utama.
15. Setelah memilih Menu Single Story, pilih opsi nomor 4 Automatic Search seperti pada Gambar 21.9.
Gambar 1.9 Tampilan Single Story Layout Menu
16. Pilih jumlah layout yang ingin dihasilkan, Masukkan lima untuk lima alternatif layout yang ingin dimunculkan. 17. Setelah dilakukan komputasi pada lima layout, akan ditampilkan nilai adjacency score dari tiap layout yang dihasilkan. Pilih nilai adjacency yang paling mendekati 1. Untuk gambar nilai adjacency score masing-masing alternatif layout dapat ditunjukkan pada Gambar 21.10.
40
Gambar 1.10Nilai Adjacency Score Masing-Masing Alternatif Layout
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa alternatif layout2 saja yang nilai Adjacency Score paling mendekati 1. 18. Gambar lima alternatif layout hasil komputasi dapat ditunjukkan pada Gambar 21.11, 22.12, 22.12, 22.13, 22.14
Gambar 1.11 Gambar Alternatif Layout 1
Gambar 1.12 Gambar Alternatif Layout 2 41
Gambar 1.13 Gambar Alternatif Layout 3
Gambar 1.14 Gambar Alternatif Layout 4
Gambar 1.15 Gambar Alternatif Layout 5
Dari hasil komputasi dengan nilai nilai Adjacency Scoreyang paling mendekati nilai 1 yaitu sebesar 0,97 makapertimbangan alternatif layout2 menjadi acuan PT. Menarik Banget untuk menentukan tata letak fasilitasnya. Akan tetapi bentuk tata 42
letak pada alternatif layout 2 belum bisa langsung diterapkan untuk membuat tata letak fasilitas UKM karena ukuran dan bentuk dari bagian-bagian yang masih belum terlalu jelas hanya saja pertimbangan alternatif ini membantu pihak PT. Menarik Banget untuk menentukan letak dari fasilitas yang dimiliki PT. Menarik Banget. Sehingga dengan pertimbangan alternatif layout yang telah dihasilkan dengan bantuan softwareBlocplandan disesuaikan dengan bentuk simetris suatu bangunan maka diperoleh perencanaan tata letak fasilitas dari PT. Menarik Banget.
43
44