KETENTUAN-KETENTUAN PRAKTIKUM 1.
2. 3.
4.
5. 6.
7. 8.
Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa harus telah mempelajari terlebih dahulu asistensi mengenai percobaannya dan kuliah yang hubungannya dengan percobaan itu. Mahasiswa harus datang paling lambat 10 menit sebelum test praktikum dimulai. Setiap kali akan praktikum mahasiswa harus menyerahkan pada asisten blanko laporan praktikum sebelurnnya yang telah diisi atau menyerahkan surat alasan mengapa tidak hadir pada praktikum sebelumnya. Mahasiswa harus dapat menjawah dengan baik segala pertanyaan asisten tentang percobaannya, asisten berhak menunda praktikum apabila dipandang kurang persiapan. Selama menjalankan praktikum, praktikan harus tunduk pada tata tertib praktikum. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan tentang hal- hal yang dikerjakan pada waktu praktikum dalam blanko 1aporan yang disediakan, setiap pertanyaan yang diajukan dalam diktat penuntun maupun dalam blanko laporan harus dijawab sebaik mungkin. Mahasiswa yang karena alasan yang sah tak dapat mengikuti praktikum, dapat melakukannya pada kesempatan lain. Mahasiswa yang dianggap kurang memenuhi tata tertib praktikum ataupun ketentuan - ketentuan lain akan diambil tindakan tegas.
TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Selama menjalankan paktikum, praktikan harus mengenakan jas praktikum. 2. Sebelum melakukan praktikum, praktikan mengajukan bon pinjam alat-alat yang akan digunakan kepada asisten. 3. Di dalam ruang praktikum, praktikan tidak diperkenankan mengeluarkan suara atau melakukan perbuatan yang dapat mengganggu orang lain. 4. Selama melakukan praktikum, praktikan bertanggung jawab penuh atas alat-alat yang digunakan, memecahkan alat atau merusaknya harus diganti dengan alat yang sejenis dan ini merupakan tanggung jawab bersama kelompok praktikum. 5. Setelah praktikum, blanko laporan untuk percobaan itu diperiksakan kepada asisten untuk ditandatangani. 6. Setelah selesai praktikum, praktikan harus membersihkan alat-alat yang digunakan kemudian menyerahkan pada asisten.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
1
ACARA I TULANG SENDI DAN OTOT
A. 1.
Tulang Tujuan : Tulang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda.Tulang bersusun atas materi hidup dan percobaan ini akan dilihat struktur tulang. 2. Alat dan Bahan 2.1. Tulang ayam (femur). 2.2. Gelas benda dan gelas penutup. 2.3. Skalpel 2.4. Mikroskope. 3.
Cara kerja 3.1. Amati struktur luar tulang! 3.2. Potong tipis epifisis dan diafisis! 3.3. Amatilah di bawah mikroskope, strukturnya (Periostium saluran havers)! 3.4. Gambarlah dalam hasil pengamatan!
4.
Diskusi 4.1. Apakah tulang panjang mepunyai jaringan cartilago yang melingkupi ujungnya Apa perbedaan kartilago dengan tulang keras? 4.2. Apakah strukturnya sama setiap tulang ?
B. Sendi 1
Alat-Alat : Orang percobaan
2.
Cara kerja Buatlah gerakan fleksi. ekstensi, aduksi, abduksi, dan rotasi pada leher, bahu, siku, jari. lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki! Catatlah hasil pengamatan saudara dalam tabel!
3. No. 1 2 3 4 5 6 7
Organ
Fleksi
Ekstensi
Aduksi
Abduksi
Rotasi
DISKUSI Gambarlah sendi pada organ yang memungkinkan gerakan-gerakan tersebut dan jelaskan!
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
2
ACARA II TEKANAN DARAH Ialah tekanan yang diderita oleh pembuluh darah karena adanya tenaga dorongan dari jantung. Tekanan darah timbul karena adanya proses dyastole systole jantung, dimana tekanan yang tertinggi terletak di dalam ventrikal sinister dan makin ke periphre makin berkurang. Pada waktu systole tekanan dalam ventrikel sinister 120 mm Hg, sedangkan waktu dyastole bisa turun sampai 0 mm Hg. Tekanan dalam aorta waktu cor bersistol dapat mencapai 120 mm Hg, waktu dyastole tekanannya 80 mm Hg. Tekanan dalam aorta dan arteri besar pada waktu cor bersystole disebut tekanan dyastole. Keadaan ini biasa dituliskan sebagai tekanan darah 120/80 mm Hg. Kegunaan tekanan darah antara lain untuk mengalirkan darah ke organ-organ melalui pembuluh darah arteri, arteriole, kapiler dan seterusnya untuk mencukupi kebutuhan organ terhadap darah. Dengan mengetahui tinggi tekanan darah probandus, kita dapat menduga kerja cor/jantung. Metode Pengukuran Tekanan Darah Terbagi Menjadi 2, yaitu: 1. Direct/langsung : Tidak ada alat bantu yang diperguna.kan dalam pemeriksaan ini, jadi telinga langsung ditempelkan pada darah yang akan diperiksa. 2. Indirect/tidak langsung: dengan palpasi (rabaan) dan auscultasi Metode yang akan kita gunakan dalam praktikum ini adalah metode auscultasi, dengan menggunakan alat bantu stetoskop, dan manometer yang di1engkapi manchet berukuran kurang lebih 40 x 15 cm. Stetoskop ditempelkan pada fasa cubitalis, sementara manchet tekanan darah akan dipompa di sekitar 1engan atas. Tekanan di dalam manchet mula-mula dinaikkan di atas tekanan systolic arteri. Selama tekanan ini lebih tinggi daripada tekanan systolic, arteri branchialis tetap kempes dan tidak ada darah yang mengalir ke dalam arteri yang lebih rendah, oleh karena itu tidak ada bunyi yang terdengar. Tetapi bila tekanan di dalam manchet turun di bawah tekanan systolic, darah mengalir melalui arteri dibawah manchet, maka akan terdengar suara denyutan yang sinkron dengan denyutan jantung, suara inilah yang kita sebut systole. Tekanan systole timbul karena tekanan darah di dalam manchet sama atau sedikit lebih rendah pada tekanan darah dalam arteri. Ketika tekanan dalam manchet masih lebih rendah, maka suara tiupan makin lama makin jelas. Suara akan hilang dengan mendadak apabila tekanan udara di dalam manchet sama dengan tekanan dyastole. Pada saat itu tekanan darah akan lebih tinggi daripada tekanan di dalam manchet. Apabila tekanan udara di dalam manchet diturunkan lagi tidak akan terdengar suara lagi karena tekana darah selalu lebih tinggi dan tekanan udara dalam manchet. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Pada prinsipnya bila frekuensi denyut jantung dan stroke volume naik, maka tekanan darah juga akan naik, begitu sebaliknya. Pada waktu inspirasi akan terjadi sedikit kenaikan tekanan darah, hal ini disebabkan karena pada waktu inspirasi tekanan interathoracal lebih negatif, dengan demikian darah akan lebih banyak masuk ke dalam jantung. Posisi yang terbaik untuk mengukur tekanan darah adalah posisi. tidur. Dalam keadaan tiduran maka banyaknya darah yang ada di kepala, alat-alat viscerae dan extrimitas yang sama dalam keadaan seimbang. Sedangkan dalam posisi duduk darah lebih banyak mengalir ke daerah viscerae maupun ke extrimitas daripada yang didorong ke bagian-bagian badan yang letaknya ada di atas kedudukan jantung. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
3
Cara Kerja 1. Pasang manchet di daerah lengan bagian atas, skrup dibuka keluarkan udara di dalamnya. 2. Stetoskop dipasang di daerah fasa cubitalis, dengarkan denyutan arterinya yang sinkron dengan denyut jantung, setelah suara didengar tutuplah skrup pada manometer! Pompakan udara ke dalam manchet sampai manometer kira-kira menunjukkan angka 140 mm Hg. 3. Bukalah skrup, keluarkan udara secara perlahan-lahan sampai terdengar suara yang pertama kali. Suara inilah yang kita sebut dengan systole, kemudian dicatat! 1. Denyut arteri didengarkan terus, apabila suara tiba-tiba berhenti segera lihat pada manometer kemudian catat lagi sebagai tekanan dystole. 2. Tekantan systole dan dystole masing-masing dikerjakan 5 kali kemudian ambil nilai rata-ratanya.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
4
ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH (SDM) Adalah salah satu metode untuk menentukan kondisi kesehatan probandus pada suatu saat. Sel-sel darah merah atau erytrosit adalah sel-sel yang bergaris tengah dari 5,0 sampai 7,34 mikron yang khusus berfungsi dalam transportasi oksigen. Bentuknya seperti cakram yang dibiconcape yang tebal pada ujung magmalnya dan tipis di tengah. Dengan bentuknya yang seperti itu memungkinkan terjadinya oksigen dan membran sel. Pembentukkan SDM pada orang dewasa normalnya terjadi pada sum-sum tulang merah (yang juga menghasilkan SDP yang bergranula), Sedangkan pada janin SDM juga dihasilkan oleh hati, limfa dan nodula lymfatica. Meskipun SDM tidak berinti tetapi. muda (enythroblast) adalah berinti. Dalam SDM burung juga diketemukan inti sepanjàng kehidupan SDM tersebut. Kebanyakan SDM mengalami disintegrasi dan ditarik dari aliran darah oleh sistem reticulo endothelial (SRE). Pada proses disintegrasi ini akan dihasilkan pigmen empedu yang dinamakan bilirubin dan biliverbin. Apabila di dalam aliran darah banyak mengandung kedua bentuk pigmen ini maka membran merkosa mata dan icterus antara lain terjadi akibat kerusakan hati dan kerusakan yang berat pada SDM yang ikut aliran darah akibat penyakit bacterial yakni anoplasmosisi. Anemia (an = tanpa, emia = darah) terjadi apabila jumlah SDM atau kuantitas haemoglobin sangat menurun di bawah normalnya. Anemia secara garis besar dapat diklasifikasikan ke dalam anemia yang berkaitan dengan kehilangan darah atau meningkatkan kerusakan SDM dan anemia yang disebabkan karena pembentukan darah yang kurang sempurna. Termasuk anemia bentuk pertama adalah anemia akibat pendarahan yang ikut karena pecahnya arteria dan yang kronis antara lain karena cacingan, sakit maag, pendarahan pada rahim (uterus). Di samping itu juga akibat penigkatan kerusakan SDM antara lain karena keracunan Pb dan As, sakit malaria dan sakit kuning. Termasuk anemia bentuk kedua adalah anemia yang disebabkan karena nutrisi yang jelek termasuk difisiensi Fe, Cu, protein dan vitamin B dan C. Kenaikan jumlah SDM secara fisiologi terjadi di bawah keadaan sebagai berikut : 1.
2.
3. 4.
Tinggi tempat Orang berasal dari daerah pegunungan yang terletak di atas 10.000 kaki jumlah SDM-nya lebih tinggi daripada yang berasal dari daerah pantai. Latihan otot dalam keadaan emosional tertentu akan menyebabkan meningkatnya SDM sesaat sebagai hasil peningkatan produksi SDM dalam linnya yang masuk ke dalam aliran darah. Suhu lingkungan yang dapat ditingkatkan dapat meningkatkan pembesaran SDM yang tersimpan dalam limfa. Beberapa hal yang menyebabkan tekanan oksigen dalam darah arterial cenderung merendah. Penurunan jumlah SDM terjadi apabila tekanan barometrik tinggi.
Cara Kerja Tusuklah ujung jari temanmu dengan jarum franke yang sudah hamakan terlebih dahulu dengan alkohol. Biarkan darah keluar tanpa dipijat, kemudian hisaplah darah tersebut dengan pipet untuk SDM sampai angka 0,5 (boleh sampai angka (1). Bersihkan ujung pipet dengan kertas filter, lakukan prosedur tadi dengan cepat, teliti dan hati-hati. Segera melakukan penghisapan larutan hanem (yang tersusun dari kalor hydrargirium 0,5 gram, sulfur natricus 5 gram, chloret natricus 0,5 gram dan aquadestilata 200 cc) sampai angka 1 cl. Dengan demikian berarti cairan darah diencerkan 200 kali (100 kali). Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
5
Lepaskan pipa karet penghisap dan peganglah ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk atau jari tengah. Seterusnya kocoklah dengan memutar-mutar pergelangan tangan membentuk angka delapan. Buang cairan yang tidak mengandung SDM beberapa tetes dengan cara meniup perlahan-lahan. Kemudian diteteskan larutan SDM itu ke dalam kaman hitung Neubauer yang sudah ada kaca penutupnya. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 10 x perhitungan. Kamar hitung terdiri dari bujur sangkar (bs) yang luasnya masing-masing 1 mm² sedangkan tingginya 1/10 mm. Bujur sangkar yang di tengah berisi 25 bujur sangkar yang lebih kecil. Kedua puluh lima bujur sangkar tersebut terdiri dari bujur sangkar kecil sebanyak 400 buah dengan ukuran 1/20 x 1/20 mm2. Dari 25 bujur sangkar pilihlah lima 5 (4 di sudut dan 1 di tengah). Kelima bujur = sangkar tersebut volumenya adalah 5 x 16 x 1/400 mm3 1/50 mm3. Apabila pengencerannya 100 kali dan jumlah SDM yang dihitung dari ke 5 buah bujur sangkar tadi ditemükan B 50 x 100 x B = 5000 kali B buah. Dengan membandingkan jumlah SDM terhitung dengan jumlah SDM standar (pada manusia Eropa jumlah SDM normal pada pria dan wanita masing-masing sekitar 5 - 6 juta buah dan 4,5 - 5 juta buah tiap kubik) maka dapat diperkirakan kondisi kesehatan probandus.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
6
ACARA IV GOLONGAN DARAH
Penggolongan darah yang lazim dilakukan adalah berdasarkan atas ada tidaknya antigen di dalam eritrosit. Ada dua macam antigen yakni antigen A dan antigen B. Seseorang yang mempunyai anti A, darahnya digolongkan sebagai A dan yang mempunyai anti B, maka golongan darahnya adalah B. Sedangkan yang mempunyai keduanya, golongan darahnya adalah AB, dan orang yang tidak mempunyai keduanya, golongan darah 0. Dalam plasma darah, terdapat antibody golongan darah A dalam plasmanya terdapat antibody B, golongan B terkandung antibody A. Antibody ini akan menyerang eritrosit sehingga terjadi pengumpulan. Oleh karena itu golongan AB yang mempunyai antigen A dan B tidak mempunyai antibody A maupun B, sedangkan golongan 0 mempunyai keduanya. A. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Anti serum A (antibody A) Anti serum B (antibody B) Kapas steril Lanset steril Alkohol 76 % Spidol un.tuk kaca Tusuk gigi
B. Prosedur 1. Beri tanda A dan B pada gelas benda! 2. Letakkan gelas benda di atas kertas tissue! 3. Bersihkan .jari manis dengan kapas yang telah dibasahi dengan a!kohol! 4. Teteskan anti serum A pada tanda (huruf) A dan anti serum B pada (huruf) B! 5. Sterilkan lancet dengan alkohol, lukai jari manis dengan lancet tersebut pada daerah yang telah disterilkan! 6. Buang tetesan darah yang pertama! 7. Jatuhkan tetesan kedua pada anti serum A pada gelas benda dan tetesan berikutnya pada anti serum B (jangan sampai jari anda menyentuh serum)! 8. Usap bekas luka dengan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol! 9. Dengan tusuk gigi, campur hati-hati masing-masing tetesan. Gunakan tusuk gigi yang berbeda! 10. Amati setelah 3 menit ada tidaknya aglutinasi: Anti serum A ……………….
Anti serum B ………………..
Golongan …………… ………………
Diskusi 1. Apa golongan darah praktikan? 2. Faktor pembeda golongan darah yang anda lakukan. 3. Jelaskan manfaat dari penggolongan darah tersebut!
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
7
ACARA V MENENTUKAN KADAR HEM0GL0BIN (Hb) DARAH
Ialah mengukur prosentase relatif Hb yang terkandung dalam SDM. Hemoglobin suatu protein terkonjugasi, terdiri dan dua komponen yakni Heme (Fe) + prtofor Phyrin) dan Globin (suatu protein). Pengukuran kadar Hb dimaksud untuk menentukan keadaan darah probandus pada waktu itu yang dikaitkan dengan kandungan SDM dan oksigen. Biosintesa Hb dimulai dalam erythroblast dan berlanjut dalam tahap-tahap perkembangan SDM selanjutnya. Jumlah darah dalam Hb dinyatakan sebagai gram/100 cc. Kebanyakan mamalia kandungan Hb darah normalnya antara 13 dan 15 gr/100 cc darah. Darah manusia antara 14 dan lB gr/100 cc. Sedangkan pada sapi laktasi antara 11 dan 12 gr/100 cc darah. Nilai yang bervariasi itu karena dalam keadaan normal kadar Hb darah sangat bergantung pada umur, seks dan keadaan sekeliling. Kegembiraan yang meluap tidak hanya menaikkan kadar Hb, tetapi juga jumlah SDM tiap satuan volume. Di samping itu kondisi yang merendahkan kandungan oksigen darah seperti tekanan barometrik yang meningkat menyebabkan kenaikan dalam produksi hemoglobin dan jumlah SDM. Merendahnya kadar Hb darah adalah tanda anemia yang disebabkan karerta difisiensi nutrisi makanan yakni Fe dan asam amino tertentu, ketidakmampuan sum-sum tulang merah, pendarahan yang berat dan meningkatnya hemolisis. Kadungan Hb dalam darah dapat diestinasi dengan berbagai metoda. Tetapi apapun metode yang digunakan, akan memberikan hasil berupa gambaran kapasitas oksigen dan darah yakni kapasitas dalam mengaborpsi oksigen besarnya kapasitas ini adalah proporsional dengan Hb darah.
1.
Dalam menentukan kadar Hb darah ini ada dua metode yakni: Metode TALLOVIST - Adams Dalam metode ini digunakan skala hemoglobin Tallovist-Adams. Warna skala menunjukkan warna Hb dan sebagai standar ditentukan bahwa untuk 15,6 gr/100 cc darah ditetapkan mempunyai nilai 100 %. Cara Kerja Letakkan setetes darah segar asal ujung jari telunjuk yang telah dilukai terlebih dahulu dengan jarum france (pada hewan, darah dapat diambil melalui vena telinga). Pengambilan darah dengan cara ini dilakukan pada hewan besar (sapi, kerbau dan sebagainya) maupun pada hewan kecil (anjing dan kucing) pada ujung kertas test. Lipatlah ujung kertas yang lain untuk menghisap tetesan darah yang berlebihan. Kertas darah yang mengandung tetes darah tersebut diangin-anginkan sebentar (jangan sampai kena sinar matahari langsung) sampai mengering. Apabila warna kemilau darah telah hilang, gerakkan kertas hisap ke bawah skala dan cari warna skala yang bersesuaian dengan warna darah pada kertas hisap tersebut. Metode ini dilakukan di siang hari atau di bawah lampu di. siang hari. Dalam melakukan metode ini, usahakan darah cepat dibandingkan sebab apabila darah terlalu 1ama bersinggungan dengan udara, maka Hb akan masuk ke dalam udara. Akibatnya warna darah nampak lebih gelap dibandingkan dengan warna normalnya. Metode ini mudah pelaksanaannya tetapi kesalahan dalam penafsiran warna adalah besar.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
8
2.
Metode SAHLI Dalam metode ini digunakan Hemometer Assistens Hemometer ini mengukur kadar Hb dalam 100 cc darah.
dari
Doppenfanhstab.
Cara Kerja Isilah ke dalam tabung pengukur n/10 HCl sampai 2 (garis pada tabung paling bawah). Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan jarum francke. Isaplah 20 mm³ darah ke dalam pipet kapiler sampai tepat pada jarum atau garis. Usaplah darah yang tercecer di ujung pipet dengan kertas saring, dan tiuplah darah ke dalam tabung pengukur sampai seluruh darah tercampur HCl. Campuran sepurna akan diperoleh dengan menghisap dan meniup campuran larutan darah HCl berulang kali dengan menggunakan pipet kapiler tersebut. Biarlah selama 3 menit agar terbentuk asam hematin yang berwarna coklat. Larutan yang berwarna coklat tua akan menjadi kering dalam waktu beberapa menit. Kemudian teteskan aquadestilata dengan pipet air dan pelan-pelan dengan mengaduk gelas sampai warna coklat sama dengan warna standar di sebelah kanan dan kiri tabung pertgukur. Setelah itu bacalah tinggi permukaan cairan dalam tabung pengukur yai tu dalam gr %. (yakni gram Hb dalam 100 cc darah) dan daIam % (prosentase Hb yang dihitung dibandingkan dengan Hb normaI). Untuk Hb darah normal digunakan ukuran 15.6 gr Hb dalam 100 cc darah.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
9
ACARA VI WAKTU BEKU DARAH DAN WAKTU PENDARAHAN Pendarahan terjadi apabila sebuah pembuluh darah terluka dan akan berhenti oleh adanya proses hemostasis. Skor pasien yang mengalami gangguan dalam menghentikan pendarahannya dapat disebabkan karena faktor Vascularis (yakni ket idakmampuan pembuluh darah di tempat luka melakukan kontraksi dan retraksi atau tidak diiepaskannya serotonin oleh benda-benda darah yang kerjanya membantu kontraksi pembuluh darah, faktor penjendalan darah (yakni zat-zat kimia yang terdapat di dalam darah disebut faktor intrinsik atau faktor Iuar pembuluh darah disebut faktor ekstrinsik. Lihat tabel berikut: Tahap pertama: Tromboplastin jaringan (ekstrinsik) dan faktor intrinsik dan ekstrinsik yang lain (kecuali I, II dan XII) Tahap kedua: Protrombin + Ca+² (II) (IV)
Tromboplastin
Trombin
Tahap 3: Fibrinogen
Fibrin(XIII) larut Fibrin tak larut Fibrinolisis Darah dapat mengalir kembali
Waktu pendarahan adalah diperlukan untuk identifikasi adanya gangguan pendarahan yang kemungkinan disebabkan adanya cacat pada pembuluh darah, retraksi kapiler dan aktivitas benda-benda darah. Waktu pembekuan adalah waktu antara keluarnya darah sampai darah rnembeku. Waktu pembekuan diperlukan untuk identifikasi cacat penjedalan. (Cara kerja lihat setelah acara kerja uji kebuntingan. Cara Penanaman I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII
Sinenum Fibrinogen Prothrombin Thromboplastin Ion kalsium Faktor labil esclator globin proccelorin Tidak muncul terkombinasi dengan faktor V Faktor stabil, prokenvertin Faktor anti hemopilik(AHG) globulin antihemopilik(AHF), faktor ahemopilik Komponen tromboplastin(PTC), faktor Chrismas, faktor B hemopilik Faktor stuart power Fibrinogen Anteseden tromboplastin(PTA) faktor c hemopiliki Faktor Hagemean(HP) faktor kontak Faktor stabilisasi fibrin(FSF), faktor benda darah, fosfolifida
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
Partisipasinya dlm proses penjedalan 3 2 1 1 dan2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
ACARA VII UJI KEBUNTINGAN
Ialah suatu uji untuk menetapkan secara pasti apakah seorang wanita mengandung atau tidak. Beberapa metode yang digunakan untuk maksud tersebut di antaranya uji GalIi Mainini. Dalam uji ini terlihat hormon kelamin wanita dan sperma katak bufo jantan dewasa. Selama siklus menstruasi yang normal, ekstrogen diekskresikan dalam jumlah yang tidak demikian banyak, pertama oleh sel folikel kemudian oleh courpus luteum (keduanya terdapat pada ovarium). Apabila sebuah ovum yang terjadi menjadi terfertilisasi (terbuahi) dan menyisip ke dalam uterus, maka curpus luteurn mengalami degenerasi) dan jumlah estrogen yang dihasilkan meningkat untuk waktu 4 - 5 bulan berikutnya. Pada saat jaringan ari-ari (placenta) mulai membentuk ekstrogen dalam jumlah berlebihan, maka jumlah ekstrogen akan meningkat secara cepat dan mencapai maksimum (yakni 50 kali produk waktu menstruasi) beberapa saat menjelang kelahiran. Fungsi Ekstrogen selama Bunting 1. Pada uterus menyebabkan proliferasi (perbanyak sel) secara cepat. Otot-otot uterus, peningkatan pertumbuhan sistem darah yang mensuplai uterus, pembesaran organ ekstenal dan liang senggama, juga pelebaran pinggul dan jalan yang akan dilalui oleh bayi waktu partus. 2. Pada buah dada menyebabkan terjadinya proliferasi sel-seI kelenjar susu dan penimbunan lemak tambahan. Buah dada nampak membesar. 3. Pada janin menyebabkan terjadinya proliferasi yang cepat, sel janin diikuti oleh diferensiasi beberapa sel dli antaranya untuk membentuk organ-organ khusus dan mengawasi ciri perkembangan kelamin wanita. Pada bagian awal kebuntingan progesteron dieksresikan dalam jumlah sedang oleh curpus Iiteum. Ari-ari pada umur kebuntingan minggu ke-18 mulai menghasilkan progesteron dalam jumlah banyak dan akan meningkat terus sehingga pada akhir kebuntingan progesteron yang dihasilkannya sebesar 10 kali yang dihasilkan oleh corpus luteum. Fungsi Progesteron selama Bunting 1. Pada uterus menyebabkan sel endometrial (sel) dinding bagian dalam rahim) menyimpan glikogen, lemak dan asam amino dan mempertahankan rahim tetap relaksasi selama bunting. Dengan demikian kebuntingan dapat dipertahankan, sampai janin cukup untuk dilahirkan. 2. Pada buah dada menyebabkan kelenjar-kelenjar susu membesar, mengembangkan epithel yang mensekresikan air susu dan meningkatkan deposisi zat makan dalam kelenjar. Disamping estrogen dan progesteron maka, disekresikan juga hormon gonadotropin oleh jaringan luar (trophoblast) dari janin yang sedang tumbuh. Hormon ini disebut hormon chorionic gonadotropin (HCG) atau CHORIONIC GONADOTROFIN(GG) saja. Hormon ini mempunyai sifat yang hampir sama dengan kombinasi antara Lutainizing hormon (L) dan Luteotropic hormon. Fungsi hormon ini mempertahankan corpus luteum tetap aktif bahkan meningkatkan kerjanya. Hormon ini mulai dibentuk sejak trophoblast (yang pada saat itu merupakan jaringan luar ovum yang telah dibuahi) terselip dalam endometrium, dan kadar tertingginya dicapai pada umur 8 minggu. Pada pertengahan dan akhir kebuntingan Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
11
sekresi gonadotropin menjadi sangat rendah. Pada saat itu fungsi hormon ini memacu produksi testosteron oleh testis janin pria. Pada Manusia, GG diketemukan dalam urine hamil segera (sekitar 14 hari) setelah terjadi konsepsi (pembuahan) dan kadarnya secara cepat akan meningkat dan mencapai puncaknya kira-kira 50-70 hari setelah menstruasi yang terakhir kemudian diikuti oleh penurunan yang drastis sampai hari ke 112 kebuntingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penyuntikan GG pada tikus betina akan merangsang pelepasan folicle stimulating hormon (FSH) dari hypofisa,, pembesaran ovaria dan hypertropisel leyding dari testis (mengakibatkan pelepasan hormon kelamin jantan testosteron dan memacu pertumbuhan kelamin tambahan jumlah prostat dan vesicula seminalis. Penyuntikan urine wanita hamil pada katak bengkerok jantan Bufo vulgaris menyebabkan GG mempengaruhi spermatogenesis ( pembentukan sperma). Sperma dibentuk dalam barisan sel ephiteloid yang terdap[at pada dinding luar tubulus seminiferus (ribuan tubulus ini membentuk testis) yang disebut ephitelium germinalis maskuline yang mengandung sel sertoli (berfungsi pemberi makan spermatozoa) yakni tempat penempelan spermatozoa sebelum melepaskan diri keepidedymis, 1-2 jam setelah penyuntikan, spermatozoa akan diketemukan pada cairan kloaka. Spermatozoa akan cepat ditemukan apabila berat katak 100 gram keatas sedang urine yang disuntikkan berasal dari wanita hamil dengan umur kebuntingan 4 bulan pertama. Hasul uji ini juga memberi hasil positif pada wanita yang telah manupause dan penderita tumor tertentu. Kemungkinan tidak berhasilnya uji ini karena terlalu lamanya katak dalam keadaan terkurung.
A. CARA KERJA 1. Ambillah katak bufo 2 ekor. 2. Keluarkanlah urine kedua katak tersebut dengan pipet, taruhlah diatas gelas obyek kemudian ditutup dengan gelas penutup. 3. Periksalah dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah, urine harus bersih. Apabila terlihat sesuatu, beritahukan hal ini pada asisten. 4. Dengan alat suntik yang bersih, isaplah 21/2 cc urine wanita hamil kemudian isaplah 21/2 cc aquades. 5. Suntikkanlah 5 cc cairan tersebut di bawah kulit katak yang satu, lainnya disuntik 5 cc aquades sebagai kontrol. 6. Masukkanlah katak-katak itu ke dalam kotak, tunggulah 1 jam kemudian keluarkanlah urinenya dan periksalah di bawah mikroskop. 7. Apabila urine telah bersih, tunggulah ½ jam, demikianlah ulangi ½ jam lagi. Bila spermatozoa tetap tidak tampak maka percobaan dianggap negatif. Cara Kerja Waktu Beku Darah dan Waktu Pendarahan 1. Waktu Pendarahan Dengan jarum francke. tusuklah ujung jari probandus (pada saat itu stopwatch ditekan). Tiap 1/2 menit ditempelkan pada luka tersebut sebuah kertas saring yang bersih. Tempat bintik darah pada penempelan yang pertama, kedua dan seterusnya jangan terlalu berjauhan. penempelan dihentikan pada saat penempelan menghasilkan bintik darah yang sangat kecil. 2. Waktu pembekuan Dengan jarum francke, tusuklah ujung jari probandus (pada saat itu waktunya dicatat). Kemudian 2 - 3 tetes darah ditaruh di atas kertas farafilm. Dengan menggunakan kepala jarum pentul, tusuklah darah tersebut dan kemudian angkatlah. Lakukan hal itu setiap 1/2 menit sekali sampai tampak adanya benang fibrin. Catat waktunya. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
12
ACARA VIII MENGUKUR KAPASITAS PARU-PARU
A.
Mengukur Volume Tidal Paru-Paru 1. Alat dan Bahan 1.1. Plastik/Balon 1.2. Beker gelas. 2. Cara kerja 2.1. Bernafaslah dengan normal, tampung hembusan nafas normal dalam balon/plastik! 2.2. Ukur volume plastik/balon! 2.3. Ulangi percobaan 1 dan 2 sebanyak 3 kali!
B. Mengukur Volume experasi I. 2. 3.
Bernafaslah dengan normal, tampung hembusan nafas normal dalam balon/ plastik! Ukur volume plastik/balon! Ulangi percobaan 1 dan 2 sebanyak 3 kali.
C. Mengukur Kapasitas Vital 1. Bernapaslah semaksimal mungkin, tampung hembusan nafas maksimal dalam balon/plastik! 2. Ukur volumenya dan ulangi percobaan 1 dan 2 sebanyak 3 kali!
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
13
ACARA IX WAKTU REAKSI DAN PENGARUH KELELAHAN
A. Pokok bahasan B. Isi
: Sistem saraf : Waktu reaksi
C. Tujuan Instruksional Umum :Memahami fungsi dasar sistem saraf. D. Tujuan Instruksional Khusus 1. 2. 3. 4.
Mendefinisikan waktu reaksi Memahami pengertian waktu dan penerapannya. Memahami lintasan inpuls dari reseptor ke epekter. Memahami pengaruh kelelahan terhadap waktu reaksi.
E. Materi 1. Batasan dan pengertian waktu reaksi 2. Lintasan inpuls dari reseptor ke epektor. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi. F. Kegiatan Mahasiswa 1. Alat 1.1. Dua buah penggaris plastik (30 cm). 1.2. Dinamometer tangan 1.3. Orang percobaan: salah seorang dari anggota kelompok 2. Cara Kerja 2.1. Orang percobaan duduk di. kursi sesantai mungkin. Lengan kanan diletakkan di atas meja dengan ketinggian sesuai dengan kelesaan orang percobaan. Jari tangan diletakkan sedikit di sebelah luar sisi meja! 2.2. Periksa penempatan penggaris horizontal di atas jari telunjuk dan ibu jari yang dalam posisi sejajar/horizontal pula. Jarak antara ibu jari dan telunjuk adalah 1 inci ( = 2,34 cm). Kemudian pemeriksa meletakkan ± penggaris lain yang tepat di sela jari-jari tersebut di atas penggaris yang terletak horizontal yang kemudian dianggap sebagai titik nol! 2.3. Kemudian pemeriksa mengambil dengan hati-hati penggaris yang horizontal tanpa merubah posisi penggaris yang vertikal! 2.4. Berilah aba-aba “siap” dan kemudian setelah 2 – 3 detik, lepaskan penggaris vertikal. Untuk kemudian meluncur di antara ibu jari dan jari telunjuk orang percobaan! 2.5. Orang percobaan menangkap menangkap penggaris tersebut secepat mungkin tanpa mengubah posisi lengan maupun tangannya. 2.6. Pemeriksa membaca jarak bagian penggaris yang meluncur jatuh untuk mendapatkan jarak bagian penggaris dari nol sampai bagian tertangkap. Bacalah angka yang ada di atas ibu jari orang percobaan! 2.7. Lakukan pemeriksaan sebanyak 10 kaIi! 2.8. Selain jarak catat juga waktunya! 2.9. Hitung jarak dan waktu rata-rata dan masing-masing SD-nya! Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
14
2.10. Orang percobaan diminta untuk menahan dinamometer tangan semaksimal mungkin sampai Ietih! 2.11. Periksa sekali lagi waktu reaksinya seperti cara yang tersebut di atas! 2.12. Adakah perbedaan waktu reaksi dari kedua keadaan tersebut? Apakah perbedaan itu bermakna? Gunakanlah student T-test! Rumus untuk menghitung waktu reaksi adalah:
t
2s a
Keterangan: t = Waktu reaksi dalam detik s = Jarak bagian penggaris dalam cm dari nl sampai bagian yang tertangkap a = Percepatan (dalam hal ini sama dengan gaya tarik bumi = 980
cm/detik kuadrat).
t
Ma M 2
SEa 2 SEb 2
Rumus Student T-test: Rata-rata =Mean x = Jumlah x dibagikan SD = Jumlah (M – x dibagi dengan (n—1) M = rata-rata = mean SE = SD dibagi dengan akan dari n SD = Standard of Deviation SE = Standard of Error.
Hasil pengamatan 1. Catat data tentang orang percobaan pada formulir yang telah tersedia! 2. Sebelum kelelahan, baca dan catat dalam formulir yang telah tersedia, jarak bagian penggaris yang meluncur ke bawah dan waktunya. Percobaan dilakukan 10 kali. 3. Sesudah kelelahan, baca dan catat di dalam formulir yang tersedia, jarak bagian penggaris yang meluncur ke bawah dan waktunya. Percobaan dilakukan 10 kali. Membuat laporan lengkap hasil penelitian. 4. Mendiskusikan laporan lengkap hasil pengamatan dalam seminar! 5. PengumpuIan laporan lengkap hasil pengamatan untuk diperiksa! Sumber 1. Bahan kuliah. 2. Diktat petunjuk praktikum 3. Buku-buku teks.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
15
ACARA IX PENYELIDIKAN PEKERJAAN ALAT PENDENGARAN
A. Pokok Bahasan 1. Faal alat pendengaran manusia 2. Persepsi bunyi dan pemeriksaan ketajaman pendengaran. B. Tujuan Instruksional Umum 1. Menjelaskan fungsi aurikel 2. Menjelaskan persepsi bunyi 3. MejeIaskan cara pemeriksaan ketajaman pendengaran. 4. Melakukan pemeriksaan pendengaran. C. Tujuan Instruksional Khusus 1. Menjelaskan fungsi aurikel, kanaIis akustikus eksternus, membran timpani timpani tulang pendengaran. 2. Menjelaskan fungsi dan mekanisme perangsangan alat corti. 3. MenjeIaskan pengantaran inpuls di N cochlearis sampai terjadinya sensori pendengaran pada kedua hemisfir otak. 4. Menjelaskan cara pemeriksanaan ketajaman pendengaran. - jam - penala menurut Rinne dan Weber 5. Menarik kesimpulan pemeriksaan pendengaran dengan cara tersebut. 6. Melakukan pemeriksaan pendengaran dengan: - jam - PenaIa, menurut Rinne dan Weber D. Materi 1. Susunan alat pendengaran manusia 2. MasaIah pemriksaan ketajaman pendengaran. E. Kegiatan mahasiswa 1.
MeIakukan kegiatan dengan mempersiapkan: alat ( penala, jam, penggaris), Orang percobaan: salah satu anggota kelompok 2. Melakukan percobaan, pengamatan dan pencatatan hasil pengamatan! F. Cara Kerja 1. Pemeriksaan ketajaman pendengaran - Tutuplah salah satu ambang telinga orang percobaan. - Pasang jam di dekat telingan yang masih terbuka. - Perlahan-lahan jam dijauhkan, sehingga tak terdengan lagi. - Ukur dan catat jarak telinga yang terbuka dengan jam tersebut. - Perlahan-lahan jam didekatkan lagi sampai orang percobaan mendengar lagi suara jam. - Ukur jarak antara jam dengan telinga yang terbuka, dan catatlah.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
16
2. Perneriksaan ketajaman dengan penala MENURUT RINNE GetarkanIah penala dan letakkanlah penala di pucuk kepala orang percobaan. Catat waktu antara orang percobaan mendengar bunyi penala sampai tidak mendengar. Pada saat orang percoobaan tidak mendengar bunyi penala yang diletakkan di pucuk kepalanya, segera penala dipindahkan ke lubang telinga. Orang percobaan akan mendengar suara percobaab lagi. Catat waktu antara orang percobaan mendengar suara penala di depan telinga sampai tidak mendengar Lakukan percobaan ini untuk dua telinga! Catat frekuensi penala yang didengarkan. MENURUT WEBER PenaIa dengan frekuensi antara 112 - 879 Hz diletakkan dan digetarkan di pucuk orang percobaan. Tututp salah satu lubang telinga dan tanyakan pada orang percoabaan telinga mana penala terdengar lebih keras. Jika pada telinga yang ditutup terdengan suara penala lebih keras daripada yang terbuka, maka dikatakan ada lateralisasi. 3. Pencatatan hasil pengamatan meliputi: Data orang percobaan : Nama, umur, jenis kelamin, bangsa. Pemeriksaan ketajaman pendengaran dengan jam. a. Jam dijauhkan Catat jarak antara jam dengan telinga kanan/kiri orang percobaan pada saat orang percobaan tidak mendengar suara jam. b. Jam didekatkan Catat jarak antara jam dengan telinga kanan/kiri orang percobaan, pada saat orang percobaa mendengar suara jam. 4. Pemeriksaan ketajaman pendengaran dengan penala Menurut Rinne Catat waktu hantaran penala pada saat penaIa di puncak kepala dan didekat telinga, baik untuk telinga kanan maupun telinga kiri. Catat frekuensi penala yang digunakan. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 5 kali, catat masin-masing hasilnya dan hitung waktu hantaran rata-rata. b. Menurut Weber Catat ada atau tidak adanya literalisasi pada telinga orang percobaan yang ditutup (telinga kanan dan kiri). Catat frekuensi penala-penala yang digunakan. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 5 kali dan catat masing-masing hasilnya. 3. Membuat laporan lengkap hasil pengamatan. Sistematika laporan lengkap hasil pengamatan lihat pada percobaan dengan no. kode mata praktikum 6. 4. Mendiskusikan Iaporan lengkap hasil pengamatan dalam seminar(lihat pada percobaan dengan kode mata praktikum 6). Mengumpulkan laporan lengkap hasil pengamatan untuk dipweriksa. Sumber Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
17
1. Bahan kuIiah 2. Diktat peteunjuk praktikum 2. Buku-buku teks 1. Untuk mengetahui cara mencari titik rasa di kulit. 2. Untuk mengetahüi percobaan orang di berbagai bagian tubuh. 3. Untuk mengetahui receptor-reoeptor panas, dingin, sakit dan tekanan pada telapak tangan. 4. Untuk mengetahui perbandingan. 5. Untuk mengetahui kemampuan menaksir sikap. 6. Untuk mengukur/mengetahui daya membedakan dua titik pada berbagai bagian permukaan. 7. Untuk mengetahui berbagai bentuk dan jenis benda serta mengetahui menaksir berbagai sikap ACARAX PEKERJAAN PROPIOPTOR DAN EKTEROSSEKTOR Pokok Bahasan Isi
: Faal indra perasan : Indra perasa kulit
Tujuan Instruksional Khusus 1. 2.
Melakukan pencarian titik rasa di kulit. Mengukur dan menetapkan dua titik pada berbagai bagian tubuh. Kegiatan Mahasiswa:
1. Melakukan persiapan percobaan dengan menyediakan alat: - satu set sign pen berwarna. - Tangkai berkerucut Cu dengan serbuk Cu. - Air panas dan air es. - Aesteeiometer. - Jarum penusuk - Tambahan lihat hal sebelumnya. Orang percobaan: salah satu anggota kelompok. 2. Melakukan percobaan dan pencatatan hasil pengamatan. Cara Kerja 1. Titik Panas Dingin, Tekanan dan Sakit -
Gambarlah telapak tangan orang percobaan pada kertas. Ambillah daerah pada telapak tangan seluas 3 x 3 cm dan gambar pula pada kertas tersebut. Letakkan tangan orang percobaan anaknya di atas meja dan tutuplah mata orang percobaan. Tentukan titik-titik panas, dingin, tekanan dan sakit secara teratur menurut garisgaris sejajar. Pada penentuan dengan rangsang yang adekuat, maka digunakan: a. Untuk titik panas, tangki berkerucut Cu yang cukup lama direndam dalam serbuk Cu dalam air panas. Tandai titik itu dengan tinta/sign pen. b. Untuk titik dingin, tangkai berkerucut Cu yang telah direndam dalam air dalam serbuk Cu dan es. Tandai titik itu dengan tinta/sign pen.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
18
c. Untuk titik tekanan, reistesimeter hati-hati supaya tidak kacau dengan titik sakit. Tandai titik itu dengan tinta/sign pen. d. Untuk titik sakit, jika terasa sakit sebelum terlihat adanya perubahan bentuk kulit, maka di situlah letak rasa sakit kulit. Tandai titik itu dengan tinta/sign pen. 2. Rasa panas dan Dingin -
-
Ambil 3 bejana masing-masing berisi air es, air panas(40ºC) dan air biasa. Masukkan jari tangan kanan ke dalam air panas, tangan kiri ke dalam air es. Bagaimana kesan orang percobaan pada saat permulaan dan bagaimana kesan/rasa pada akhirnya. Masukkan kedua jari tangan kanan dan kiri ke dalam air biasa. Bagaimana kesan orang percobaan pada saat permulaan dan akhir. Masukkan plat besi ke dalam air es. Setelah cukup dingin ambil dan bersihkan airnya. Tempelkan plat besi tersebut pada dahi orang percobaan, kemudian lepaskan. Bagaimana kesan orang percobaan pada saat besi ditempelkan dan dilepaskan.
3. Rasa tekanan dan Sentuhan -
-
Penempatan tekanan dan pengenalan sentuhan dasar. Orang percobaan ditutup matanya. Tempatkan ujung pensil pada kulit dan tekan dengan kuat. Di mata orang percobaan, diminta menunjukkan ujung pensil. Pensil dapat digerakkan dengan perlahan-lahan di atas permukaan kulit sehingga terasa telah sampai pada titik yang dituju. Ukur jarak kesalahan. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 5 kali dan hitung datarannya. Lakukan percobaan pada ujung jari kiri, telapak tangan kanan, lengan bawah dan tengkuk. Cari di mana kesalahan paling sedikit.
Membedakan Tekanan - Gunakan aisteiometer berujung dua(berjangka Weber). - Tentukan nilai ambang dari jarak ambang dengan titik tekanan, di mana pada saat itu dirasakan sebagai dua titik yang tertekan. - Penentuan dikerjakan secara bersama-sama(simultas dan secara berurutan/ suksesif). - Lokalisasi penentuan ialah pada ujung jari dan punggung lengan bawah. Bandingkan keduanya dan mana yang lebih besar. Daya Membedakan. 1. Penilaian Bentuk - Orang percobaan disuruh mempelajari bentuk sejumlah benda seperti kumci, mata uang dan percikan kertas. - Orang percobaan kemudian ditutup matanya. - Berikan setiap benda yang telah dipelajari oleh orang percobaan satu per satu dan orang percobaan menyebut setiap benda itu. - Dengan orang percobaan dipleksi. Gerakkanlah benda tadi satu persatu pada kulit di siku orang percobaan. Orang percobaan diminta menyebut setiap benda yang digerakkan pada setiap kulitnya. 2. Taksiran Sikap. - Dengan mata tertutup, mata orang percobaan diletakkan berturut-turut dekat kepala di dada, lutut, dan digantungkan di sisi bahu. Orang percobaan diminta Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
19
-
untuk menebak sikap-sikap yang diberikan tadi. Betulkah tebakan-tebakan orang percobaan tersebut? Dengan mata masih tertutup, suruhlah orang percobaan denghan tangan menyentuh telinga, hidung dan lutut. Bagaimana hasilnya dan adakah kesalahan yang dilakukannya?
Pengamatan dan Pencatatan Hasil Pengamatan 1. Catat data orang percobaan meliputi: nama, umur, jenis kelamin dan bangsa. 2. Untuk titik panas, dingin, tekanan dan sakit. a). Rangsang yang adekut - Catat nama dan luas daerah tangan yang diteliti. - Gambar lokasi titik panas, dingin dan tekanan serta sakit. - Hitung jumlah prosentase masing-masing titik. b). Rangsang yang tidak adekut - Catat nama dan luas daerah tangan yang diteliti - Gambar titik-titik panas, dingin, tekanan dan sakit. - Hitung jumlah prosentase masing-masing titik. Untuk rasa panas dan dingin - Catat kesan mula-mula, yang dialami orang percobaan - Catat kesan kemudian yang dialami orang percobaan. Setelah beberapa lama tangannya berada di dalam bejana yangh berisi air panas dan es. - Catat kesan mula-mula, yang dialami oleh orang-orang percobaan setelah kedua tangannya dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air biasa. - Catat kesan yang dialami oleh orang percobaan sewaktu plat besi ditempelkan pada dahinya dan kesan yang dialami setelah plat besi diambil. Untuk Rasa Tekanan dan Sentuhan 1. Penempatan tekanan dan Pengenalan sentuhan dasar Ukur jarak kesalahan, ulangi 5 kali dan catat masing-masing hasilnya. Pengamatan dan pencatatan meliputi daerah ujung jari, telapak tangan, lengan dan telunjuk. 2. Membedakan tekanan Ukur jarak ambang antara dua titik yang memberikan kesan satu titik. Catat hasil pengukuran untuk punggung, tangan, bibir, ujung jari. Kedua titik ditekan secara simultan dan suksektif. 3. Untuk daya membedakan 4. Penilaian bentuk.
ACARA XI REFLEKS PADA KATAK DAN REFLEKS PADA MANUSIA Pokok Bahasan : Sistem saraf IsI : Refleksi Tujuan Instruksional Umum: 1. Memahami pengertian refleksi secara umum. 2. Memahami anatomi dan mekanisme pelbagai refleks. 3. Memahami peristiwa tonus otot rangka. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
20
Tujuan Instruksional Khusus: 1. Mendefinisikan refleks. 2. Menyebutkan bagian-bagian lengkung refleks. 3. Menyebutkan fungsi setiap lengkung refleks. 4. Menerangkan pengertian refleks. 5. Menyebutkan 8 contoh refleks(semantic). 6. Menjelaskan anatomi dan mekanisme kerja refleks: - membetulkan sikap - melarikan diri - menghapus - tonus otot rangka - naik atau turun - menyebrang - regangan otot - selaput lendir 7. Menjelaskan timbulnya tonus otot rangka berdasarkan mekanisme refleks serta pengaturannya. 8. Menjelaskan hasil pemeriksaan tonus otot rangka. Materi: Batasan dan pengertian tentang: - Refleks - Lengkung refleks dan bagian-bagiannya - Fungsi setiap bagian refleks dan kegiatan biolistriknya - Delapan contoh refleks: refleks melarikan diri, refleks penghapus, refleks tonus otot rangka, refleks naik dan turun, refleks menyebrang, refleks tegangan otot, refleks selaput lendir. KEGIATAN MAHASISWA 1. Melakukan persiapan percobaan: a. Orang percobaan: salah satu anggota kelompok. b. Binatang percobaan: katak. - jarum - gunting - pinset - statif dengan klem - larutan asam sulfat 1% - pemacu(stimulator) lengkap dengan electrode pemacu - martil refleks - kapas kerongkongan - kapas 2. Melakukan percobaan, pengamatan dan pencatatan hasil pengamatan percobaan pada katak dan manusia.
1.
Cara Kerja Pegang seekor katak dengan tangan kiri. Dengan rtangan kanan, guntinglah tengkorak dengan memasukkan salah satu daun gunting ke dalam mulutnya dan daun gunting yang lainnya di atas batas belakang tengkora.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
21
2.
3.
4.
5. 6.
7.
-
-
-
Perhatikan sikap katak bila diletakkan di atas meja. Jika katak diletakkan/lentangkan, dia tidak akan kembali tegak, karena refleks membetulkan sikap sudah tidak ada dengan lenyapnya hubungan antara alat keseimbangan dengan medulla spinalis. Jepitlah tulang rawan bawah katak dengan pinset pada kaki belakangnya, kaki tersebut akan ditarik, terjadilahrefleks melarikan diri. Jika dipijat lebih kuat, refleks menjalar ke sebelah kaki lain dan mungkin juga akan menjalar ke kaki depan. Lakukan rangsangan dengan asam sulfat. Jika kaki dimasukkan ke dalam asam sulfat akan terjadi refleks penarikan kaki, refleks melarikan diri dan dengan kakiitu sendiri atau dengan kaki lainnya, asalnya akan dihapuskan, refleks menghapus. Sesudah percobaan ini, kaki dicuci dengan memasukkan ke dalam air pencuci. Perhatikan bahwa tungkai bawah tergantungnya tidak lemas sempurna. Ini disebabkan refleks tonus otot. Usaplah medulla spinalis daerah dada dengan memasukkan jarum sepanjang ¾ cm ke dalam canalis vertebralis, maka sekarang refleks pada tungkai atas tidak terjadi lagi. Rusaklah seluruh medulla spinalis, sekarang refleks pada tungkai bawah juga tidak terjadi. Dan tungkai atas dan bawah tergantung lemas sempurna kemana tonus otot rangka sudah menghilang 1). Refleks regangan otot refleks patella, orang percobaan duduk dengan bertumpang kaki. Pukullah ligamentum patella kaki yang tertumpang di atas, maka akan terjadi gerakan kaki tersebut. reflks echilus, orang percobaan berdiri dengan satu kaki diletakkan pada kursi sedemikian rupa sehingga kaki bawah tergantung bebas. Pukullah tendo enchilei dengan martil refleks, maka akan terjadi gerakan kaki bawah. Refleks m. biceps brachii, berikan lengan orang percobaan secara pasif, pukullah pada tendon m. triceps brachii dengan martil, maka akan terjadi gerakan meluruskan lengan.
2). Refleks selaput lendir - refleks kornea mata, sentuhlah kornea mata orang percobaan dengan ujung kapas yang bersih, terjadi gerakan mengejap. - Refleks pharynx, orang percobaan disuruh dengan kapas kerongkongan. Terjadilah refleks muntah. Catatlah hasil pengamatan anda. - Refleks pada katak: a. amati gerak refleks pada katak b. catat hasil pengamatan pada formulir yang tersedia meliputi: (1). Sikap katak yang telah didekapitasi : - Refleks membentuk sikap: ada/tida ada (2). Percobaan mekanik: - Refleks melarikan diri: ada/tidak ada - Refleks yang naik: ada/tidak ada - Refleks yang menyebrang (3). Pacuan dengan asam sulfat 1% : - Refleks melarikan diri: ada/tidak ada - Refleks menghapus: ada/tidak ada (4). Refleks dengan pemacu(stimulator ada) Refleks
Pacuan Besar
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
22
Frekuensi(PPS)
Delay(MS)
Duration(MS)
Volt(volts)
Pada tungkai terpacu Melintang Naik sepihak Naik menyebrang -
sikap tungkai bawah yang tergantung: lemah/tidak lemah. Sikap tungkai depan hilang pada kerusakan medulla spinalis ………..cm. Refleks tungkai bawah hilang perusakan medulla spinalis ……….. cm.
Refleks pada manusia 1. Amati gerak refleks yang terjadi pada manusia. 2. Catat hasil pengamatan pada formulir yang tersedia, meliputi: a. refleks regangan otot: - refleks petelleae : +\kiri: +\- refleks achilae ; +\kiri: +\- refleks m. biceps barachii : kanan : +\- kiri: +\- refleks m. triceps barachii : kanan : +\- kiri: +\b. refleks selaput lendir - refleks kornea : +\- kiri: +\- refleks pharynx : +\- kiri: +\3. Membuat laporan lengkap hasil pengamatan Sistematika laporan lengkap: a. No. kode mata praktikum b. Nama mata praktikum c. Nama praktikum d. No. mahasiswa praktikan e. Jurusan/Fakultas/Perguruan Tinggi f. Tanggal praktikum g. Pendahuluan, berisi: tujuan praktikum dan teori h. Cara kerja, meliputi: binatang percobaan, orang percobaan, cara memperoleh data, cara mengaanalisa data i. Hasil percobaan yang meliputi: data percobaan, analisa percobaan, lampiran hasil pengamatan. j. Pembahasan, meliputi: pembahasan data yang diperoleh dikaitkan dengan teori. k. Kesimpulan l. Kepustakaan 4. Mendiskusikan laporan lengkap dalam seminar a. setiap kelompok mengajukan satu judul b. seorang diri setiap kelompok ditunjuk sebagai penyaji c. lama penyajian: 20 menit d. lama diskusi: 40 menit Sumber: 1. Bahan kuliah 2. Diktat petunjuk praktikum 3. buku-buku teks 4. Mengumpulkan laporan lengkap untuk diperiksa ACARA XII Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
23
PENCERNAAN SECARA KIMIAWI
Masalah: Bagaimana makanan dicerna secara kimiawi? Apa pengaruh enzim dalam pencernaan makanan? Pengantar Pencernaan adalah proses mekanik dan kimiawi. Proses mekanik terjadi pada saat penguyahan di mulut dan terjadi oleh gerakan-gerakan otot lambung. Pencernaan mekanik memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil. Partikel ini belum bisa diserap dan masuk ke dalam aliran darah. Pencernaan kimiawi memecah partikel-partikel kecil ini menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana, sehingga mudah diserap dan masuk ke dalam aliran darah. Reaksi dasar pemecahan kimiawi adalah hidrolisis, yakni pemecahan molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul kecil dengan penambahan air. Hidrolisis ini bisa berlangsung tanpa enzim. Namun kehadiran enzim dapat mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Enzim ini berfungsi menurunkan energi yang diperlukan untuk memecahkan ikatan antar atom. Tujuan: Mengamati pencernaan karbohirat, protein dan lemak. Alat dan Bahan: - Parafin wak - Tabung reaksi - Air - Kain katun tipis - Beker gelas 50 ml 2 buah - Rak tabung reaksi - Medicine(pipiet ukut) - Spidol Tabung 1. 2. 3. 4.
Test
Hasil
B. Pencernaan protein 1. Pecahkan telur, ambil putih telur dan tampung dalam beker gelas 2. Isi penuh tabung kapiler dengan membenamkan dari ujung yang satu hingga tenggelam seluruhnya. 3. Angkat tabung tersebut, masukkan dalam air panas 85ºC selama 5 menit, putih telur akan menggumpal. 4. Angkat tabung dan letakkan pada tissue basah agar dingin. 5. Bagi tabung menjadi 3 bagian(dipatahkan masing-masing 5 cm).] 6. Beri nomor pada bejana, 1 – 3. Isi bejana 1 dengan 50 ml. Asam hydroklorat, bejana 2 dengan 50 ml pepsin dan bejana 3 dengan 50 ml pepsin + 20 tetes larutan asam hydroklorat dengan stiring, aduk larutan pada tabung 3. 7. Masukkan potongan tabung kapiler berisis gumpalan putih telur masing-masing 1 dalam tiap bejana 1 – 3. 8. Simpan di tempat aman. 9. Amati setiap hari selama 3 hari. Ukur ujung bening pada kapiler. Tabung Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
Panjang daerah yang dingin
24
Bejana 1
Bejana 2
Bejana 3
Perhatian: Hati-hati dengan asam hidroklorat, karena bisa membakar kulit, gunakan forceps untuk mengangkat kapiler dari larutan.
C. Percernaan Lemak 1. Berikan nomor pada tabung reaksi 1 – 3, letakkan pada rak tabung reaksi. 2. Masing-masing tabung diisi dengan 10 ml air dan 2 tetes minya olive. Kocok dengan stiring . 3. Ukur pH-nya dengan pH meter/kertas lakmus. 4. Pada tabung 2, tambahkan 2 ml pacereas dan tabung 3 tambahkan 5 ml pacereas dan 3 ml larutan sabun. Kocok lagi! 5. Setelah 10 menit ukur pH-nya. Tunggu 10 menit lagi dan ukur pH-nya. 6. Ulangi percobaan 1 – 5 dengan lemak hewani, PH Waktu 0 10 20
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Pengamatan dan kesimpulan Bagian A 1. Apakah enzim itu? Dan hydrolysis itu? 2. Tabung mana yang berfungsi sebagai pengontrol? 3. Zat apakah yangn berfungsi sebagai enzim? 4. Apa pengaruh enzim tersebut dalam larutan tepung? 5. Mengapa harus berkumur sebelum mengumpulkan air liur? Bagian B 1. Zat atau materi apa yang ditemukan di perut(lambung) yang membantu mencerna protein? 2. Mengapa diperlukan pemanas putih telur, jelaskan? Bagian C 1. Tabung mana yang pH-nya paling tinggi? 2. Menunjukkan apakah pH itu? 3. Dengan melihat hasilnya, diskusikan perbedaan antara minyak olive dengan minya hewan!
MENCARI HUBUNGAN BERAT BERMACAM SERANGGA DENGAN KONSUMSI OKSIGEN Sasaran : Mengukur kecepatan absorbsiu gas oleh organiusme kecil misalnya serangga. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
25
Teori Kecepatan metabolisme suatu organisme dapat diketahui dengan mengukur konsumsi oksigen pada waktu tertentu. Respirasi terjadi dengan pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dapat diabsorbsi dengan KOH sedang konsumsi oksigennya dapat diukur dengan melihat volume udara yang terjadi dalam tabung percobaan dengan pertolongan manometer. Prosedur percobaan 1. Keterangan alat a.
Respirometer terdiri dari dua tabung reaksi, satu digunakan untuk tempat hewan percobaan yang akan diukur ( tabung reaksi A ) tabung lainnya sebagai termometer (B) b. Manometer kapiler ini diisi dengan larutan pradio atau larutan parapin yang diwarnai dengan larutan sudan III.Kapiler ini akan menujukkan volume relatif atau perubahan tekanan diantara dua tabung reaksi .Perubahan dari temperatur sekeliling atau tekanan atmosfir akan mempengaruhi tabung percobaan (A) dan termometer (B). Jadi perubahan level kedua tabung percobaan, akibat dari keaktifan dari organisme Yang diukur. c. Pipa D dan E masing-masing dimasukkan kedalam propakarat tabung percobaan (A dan B ). d. Pipa D dihubungkan dengan Manometer kapiler dan pipa E dapat dibuka sehingga dapat berhubungan dengan udara. Pipa E tersebut dapat ditutup dengan klem (C) e. Jarum (H) dimasukkan menembus tabung percobaan (A) dan berhubungan dengan syringe ukuran 1 ml (J) yang berfungsi sebagai komensator. f. Organisme yang dicobakan dimasukkan dalam basket (K) yang dimasukkan dalam tabung percobaan. Dengan bantuan sepotong pipa kaca, basket (K) dapat disangga agar tidak tercelup kedasar tabung , yang akan diisi dengan KOH untuk memperluas permukaan absorbsi CO oleh KOH dapat dipakai kertas saring yang ditempelkan disebelah dalam dinding tabung percobaan. Rangkaian alat tersebut kemudian dicelupkan ke dalam “water bath “ dengan kapiler Manometer diluarnya. PREPARASI ALAT DAN PENGUKURAN 1. Ambil Manometer dan dengan menggunakan stiring dan jarum, perlahan-lahan masukkan larutan parapin tambah sudan III atau cairan brodie kedalamnya, hindarkan adanya gelombang udara. Larutan tersebut kira-kira setengah dari tiap tangan Manometer. 2
3 4
5 6 7
8
Perlahan-lahan rangkaian Manometer dan tabung percobaan berikut prepnya dan usahakan porpnya terbenam pada tabung dengan baik, jangan ada udara keluar atau masuk. Pasanglah klem pada kedua kaca gelas tetapi jangan ditutup dahulu, pasang pula siringe ke dalamnya. Sediakan serangga yang akan diukur konsumsi oksigennya dengan terlebih dahulu ditimbang beratnya, kemudian masukkan serangga ke dalam basket(tabung A). Hubungkan kedua A dan B dengan manometer, usahakan jangan ada udara masuk atau keluar dari tabung gelas tersebut, prop harus masuk ke dalam tabung dengan baik. Kedua tabung kemudian dimasukkan ke dalam waterbath pada suhu kamar 25ºC dengan manometer menggantung di luar. Biarkan alat tersebut kira-kira 10 menit dengan kedua klem terbuka. Tariklah pluger dari syringe pada tanda 0,5 cm³. Tutuplah kedua kedua klem pada tabung reaksi dan aturlah sedemikian rupa sehingga miniscus di kedua sisi sama tinggi. Catatlah tinggi meniscus pada waktu mulai percobaan dan pada tiap 2 menit selesai percobaan. Apabila satu meniscus mencapai ujung tabung manometer,
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
26
kembalikan lagi pada posisi semula dengan menekan plunger syringe sehingga dapat diketahu volume total per waktu percobaan, kemudian segera bukalah klem di kedua tabung reaksi tersebut untuk menghindari akspulasi dari cairan manometer. Lembar data Nama dan Kelompok :………………………………….. Percobaan : …………………………………. Tanggal : …………………………………. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Data : Waktu yang digunakan untuk mengkonsumsi ………………Mi oksigen Species :…………………………….. Ulangan: 1. …………………… Suhu percobaan :…………………………….. 2. …………………… Berat hewan : ………………………………gram 3. ……………………….. Rata-rata :……………………………… gram Hasil perhitnungan tiap individu Konsumsi O2(ml/jam) :…………………………………….. Konsumsi O2(ml/berat tubuh/jam):………………………….. DATA AKHIR Konsumsi oksigen tiap temperatur 20°C 30°C
No. Hewan 10°C 1 2. 3. 4. 5. 6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
40°C
Tujuan : Mempelajari kerja enzim dengan pelbagai kondisi lingkungan. Bahan : a. Untuk dipakai bersama 1. Larutan yodium 2. Larutan benedict atau larutan fehling atau larutan haines 3. 0,1 NaOH 4. 0,1 HCl 5. Larutan amilum 6. Ubi kayu rebus 7. Lampu spritus 8. Es 9. Parafin c. Dipakai kelompok 1. 7 buah tabung raksi 2. 2 buah pemegang tabung reaksi 3. Rak tabung reaksi 4. Corong gelas 5. Kertas filter 6. Gelas ukur 10 ml. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
27
7. Termometer 8. Gelas arloji 9. Pipet 1 ml 10. Gelas piala 500 ml. 11. Pensil warna untuk gelas. Kerja Enzim Saliva pada Berbagai Suhu a. Kerja Enzim pada Suhu Kamar Cara Kerja 1. Lakukan pengujian pada ubi kayu yang telah mengalami perlakuan dengan saliva. Dua orang praktikum mengunyah ubi kayu sampai lumat dan ludahkan ke dalam corong gelas yang dilapisi dengan kertas filter. Tambahkan sedikit air hangat dan tampung filtratnya dalam tabung reaksi. Pada sebagian filtrat yang lain digunakan untuk menguji gula dengan menambahkan beberapa tetes larutan benedict dalam tabung reaksi dan panaskan. Warna kuning kemerah-merahan menadakan adanya gula. Catatlah hasil pengamatan itu dalam table 1. Gunakan tanda (+) untuk meandakan bahan adanya bahan yang diuji dan tanda (-) untuk menunjukkan tanda negatif. 2. Lakukan uji amilum dan gula pada ubi kayu rebus tanpa perlakuan saliva. Untuk uji pula, ubi kayu rebus dicampur air. 3. Kumpulkan saliva dalam tabung reaksi dan lakukan uji pula. Kesimpulan 1. 2. 3. 4.
Apakah enzim amilase mengubah pati menjadi zat yang lain? Zat apakah yang diperoleh dari kerja amilase pada pati? Apakah larutan pati dapat menembus kertas filter? Ajukan alasan berhubungan dengan pertanyaan! b. Pengaruh Suhu Tinggi pada Enzim
1. Kunyah beberapa potong paraffin untuk merangsang keluarnya saliva dan kumpulkan saliva dalam satu reaksi. 2. Didihkan saliva kemudian tambahkan ubi kayu rebus yang telah dilumatkan secukupnya. Kemudian tunggu ± 10 menit berakhir, lakukan uji gula dengan menambahkan beberapa tetes larutan benedict dan panaskan. 3. Catat hasilnya. Kesimpulan Apakah pengaruhnya terhadap kerja enzim? c. Kerja Enzim pada Suhu Rendah Cara Kerja 1. Kumpulkan saliva dengan cara serupa sebelumnya dan penampung saliva ditempatkan pada gelas piala yang telah diisi dengan potongan es batu. 2. Tambahkan ke dalam saliva ubi kayu rebus yang telah lumat. 3. Tunggu 20 menit, setelah itu lakukan uji gula dengan menambahkan beberapa tetes larutan benedict dan panaskan. 4. Catat yang terlumat. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
28
Uji Filtrat ubi kayu rebus + saliva Ubi kayu rebus Saliva Saliva + ubi kayu dididihkan Saliva + es + ubi kayu
Uji pati
Uji gula
Kumpulkan saliva dalam tabung reaksi atau gelas piala. Siapkan uji pati dan gula. Selanjutnya tambahkan larutan saliva ke dalam pet dan campur hingga rata. Lakukan uji pati dan uji gula bersama-sama setiap 2 menit. Masing-masing uji cukup beberapa tetes larutan pati dalam gelas arloji. Sebaiknya dikerjakan oleh satu orang untuk masingmasing uji. Untuk uji gula gunakan tabung reaksi kecil. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, tentukan waktu hingga saat pati habis dicerna dan garis muncul. PENGARURUH PENCERNAAN PADA AKTIVITAS ENZIM Cara Kerja 1. Tuangkan air dalam gelas piala 50 ml hingga 1/6 tinggi gelas, dan hangatkan hingga sesuai dengan suhu badan manusia(37°C). 2. Kumpulkan saliva 1 ml dalam tabung reaksi. 3. Siapkan di rak 6 buah tabung reaksi. 4. Berilah nomor 1 – 6, tuangkan di masing-masing tabung 9 ml air. 5. Tambahkan saliva pada tabung no 1. Campur hingga rata. Diperoleh rasio 1 : 10 6. Ambillah 1 ml. Cairan dari tabung no. 1 dan tambahkan pada tabung no. 2, dengan demikian diperoleh pengenceran 1 : 100. Lanjutkan pada tabung berikutnya( 4 tabung). Dengan cara seperti diperoleh 6 pengencera. 7. Tambahkan 1 ml. Larutan benedict larutan pati ke dalam tiap tabung, campur hingga rata dan tabung-tabung di letakkan dalam air hangat yang telah disediakan terlebih dahulu. 8. Setelah 10 menit, salah seorang anggota kelompok mengambil sedikit cuplikan dari setiap tabung dan lakukan uji pati dengan larutan yodium. 9. Seorang anggota kelompok lainnya melakukan uji gula untuk setiap cuplikan dari masing-masing cuplikan. 10. Ambil setiap tabung cuplikan 1 ml. Tambahkan beberapa tetes larutan benedict dan panaskan. Kesimpulan Tuliskan satu paragraph yang menerangkan pengaruh pengenceran terhadap kerja enzim. Pengenceran enzim manakah yang masih efektif? PENGARUH ASAM DAN BASA PADA KERJA ENZIM Cara Kerja 1. Kumpulkan saliva ± 12 ml. Dan siapkan satu gelas piala 500 ml. 2. Isikan air hingga 1/5 tinggi gelas dan hangatkan hingga suhu badan manusia 37°C. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
29
3. Siapkan satu seri pengenceran HCl mulai dari larutan 0,1 N. 4. Tuangkan 10 ml larutan 0,1 N HCl ke dalam tabung no. 1, tabung-tabung yang lain diisi dengan air masing-masing 9 ml. 5. Ambil 1 ml. Larutan 0,1 N HCl dari no. 1 dan masukkan ke dalam tabung no. 2. 6. Ambil 1 ml. Cairan dari tabung no. 2 dan masukkan ke dalam tabung no. 3 dan begitu seterusnya. 7. Bersamaan dengan itu, buatlah satu seri pengenceran larutan NaOH mulai dari larutan 0,1 N NaOH selanjutnya seperti pengenceran 0,1 N HCl. 8. Tambahkan 1 tabung no. 7 berisi 10 ml. Air sebagai kontrol. Semua tabung dimasukkan ke dalam gelas piala untuk mendapatkan suhu 37°C. 9. Masukkan 2 ml. Larutan pati ke dalam setiap tabung. 10. Tambahkan 1 ml. saliva dalam setiap tabung dan campurkan hingga rata. 11. Setelah 10 menit, lakukan uji pati dan uji gula. Kesimpulan Hasil pengamatan ditabulasi, buat uraian singkat satu paragraph yang menerangkan pengaruh berbagai kadar asam dan basa terhadap kerja enzim. Uji gula dapat dilakukan dengan larutan benedict, larutan fehling. Larutan fehling terdiri dari larutan fehling A (CuSO4.5H2O 69,26 gr dilarutkan dalam 1 liter aquades) dan fehling B(K-Na Tartrat 348 gr + NaOH 106 gr dalam 1 liter aquades). Larutan fehling A dan B diberikan dalam jumlah yang sama warna kuning kemerahmerahan menunjukkan adanya gula. Reagen haines CuSO4.5H2O : 2 gr./15 H2 Gliserin : 15 ml. KOH 15% : 150 ml.
HIDROLISIS LEMAK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Alat dan Bahan Tabung reaksi 3 buah Kreamer/minyak goring Garam-garam empedu Larutan pankreatin/pankreon( 2 mg/10 ml air) Lakmus biru Penang spair Air suling Termometer Arloji
Cara Kerja 5 ml. Krem 5 ml aquades
5 ml krem 5 ml pangkreatin
5 ml krem 5 ml pankreatin
sedikit gr empedu sedikit gr empedu 1. Penangas air 40°C. 2. Perhatikan warnanya setiap 5 menit sejak eksperimen dimulai. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
30
Waktu 1
Tabung 2
3
0 5 10
Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kapas dan alcohol Jarum franke gelas benda Kertas saring Pemulas glensa Larutan buffer Metanol/aseton Mikroskop
Cara Kerja a. Membuat sediaan apus 1. Bersihkan jari dengan kapas yang dibasahi alcohol 75 %. 2. Sesudah kering, tusuklah ujung jari dengan jarum franke sedalam 3 – 4 mm. 3. Darah yang keluar diteteskan pada ujung kanan gelas benda satu. 4. Ambillah gelas benda 2 yang bersih, sentuhlah salah satu ujungnya pada gelas benda 1 di sebelah kiri tetesan darah tadi, sedemikian rupa sehingga kedua gelas benda itu membentuk sudut 45°C. 5. Gerakkanlah gelas benda 2 ke kanan, sehingga tetesan darah berada di sudut antara gelas benda 1 dan gelas benda 2 dan merupakan garis yang tipis. 6. Gelas benda 2 digerakkan ke kiri dengan cepat dan teratur tanpa merubah besar sudutnya. Dengan demikian terjadilah sediaan apus dari darah berupa lapisan tipis dan homogen pada gelas 1. 7. Biarlah sediaan ini kurang. 8. Setelah kering, dipulas atau diwarnai dengan methanol giemsa atau aseton giemsa. Cara Pengecatannya 1. Sediaan apus yang kering diletakkan di rak pengecatan atau di atas kedua gelas benda tadi. 2. Sediaan apus difiksasi dengan methanol selama 3 – 5 menit, kemudian methanolnya dibuang. 3. Tetesilah dengan larutan giemsa( 9 – 10 menit dalam 10 ml air buffer)
dan
biarkan selama 20 – 30 menit, lalu dibuang. Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
31
4. Cuci pada air yang mengalir. Pengamatan 1. Sesudah kering, sediaan apus dilihat di bawah mikroskop dengan minyak imersi. 2. Hitunglah 100 butir leucocyt yang ditemukan, masukkan ke dalam laporan pada tempatnya. Sampai mencapai 10 buah untuk tiap kolom ke bawa, sehingga kita mengisi 10 kolom ke bawah untuk memperoleh 100 butir leucocyt. Kemudian ambil prosentase dari masing-masing leucocyt 3. Pertanyaan: Apakah tujuan dari percobaan ini?
Anatomi dan Fisiologi Manusia 2013
32