Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
TATA TERTIB PRAKTIKUM DAN PROYEK BENGKEL INSTALASI CATU DAYA 2014 1. PRAKTIKUM INSTALASI CATU DAYA Praktikum Instalasi Catu Daya merupakan salah satu yang diperuntukkan bagi mahasiswa UNIVERSITAS TELKOM D3 jurusan Teknik Telekomunikasi. Target dan tujuan yang dicapai yaitu menuntut kemandiran dan kerjasama mahasiswa dalam pelaksanaan Proyek Instalasi Catu Daya sehingga mahasiswa tersebut diharapkan mempunyai keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang catu daya. Sehingga mahasiswa harus mampu mengaplikasikan dan merancang pembuatan instalasi catu daya. 2. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PROYEK A. Selama pelaksanaan praktikum dan proyek dilarang : Merokok dan makan dalam ruangan Bengkel Mekatronika. Membuang sampah di ruangan Bengkel. Meninggalkan ruangan tanpa seizin asisten. Berlaku tidak sopan terhadap sesama praktikan dan pada asisten B. Setelah Praktikum dan Proyek usai praktikan wajib merapihkan kembali peralatan yang digunakan. C. Kerusakan dan kehilangan alat dan peralatan laboratorium akibat kecerobohan praktikan menjadi tanggung jawab praktikan dan dapat dituntut penggantian / perbaikan alat tersebut. D. Tidak ada praktikum / proyek susulan. E. Asisten berhak untuk mengeluarkan praktikan yang dinilai tidak layak untuk pelaksanaan proyek selama proyek berlangsung. 3. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PROYEK A. Menyepakati pengalokasian waktu pratikum/proyek minimal satu minggu setelah jadwal lengkap pratikum / proyek dikeluarkan, kesalahan ada pada praktikan jika disuatu waktu terjadi bentrok jadwal, dan asisten tidak harus menyesuaikan jadwal dikarenakan hal tersebut B. Memperhatikan setiap hal yang dijelaskan / didemonstrasikan oleh Instruktur. C. Mencatat hal-hal yang dianggap perlu. D. Dilarang mencoba menghidupkan / menjalankan alat, jika belum paham benar prosedur operasinya dan tanpa seizin asisten. E. Melakukan setiap proses menurut urutan operasi yang ditentukan. F. Menanyakan selalu hal-hal yang belum jelas. G. Bekerja selalu dengan tekun dan penuh disiplin. H. Menon-aktifkan nada dering HP pada saat pemberian tutorial dan pelaksanaan praktikum. I. Mengutamakan KESELAMATAN KERJA.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
1
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
4. KESELAMATAN KERJA A. BAHAYA LISTRIK Perhatikan dan pelajari tempat‐tempat sumber listrik (stop‐kontak dan circuit breaker) dan cara menyala‐matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala‐jala yang terkelupas dll. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain. Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi: Jangan panik Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik . B. BAHAYA API ATAU PANAS BERLEBIH Jangan membawa benda‐benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang berlebihan Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau panas berlebih: Jangan panik Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing. Menjauh dari ruang praktikum C. BAHAYA BENDA TAJAM DAN LOGAM Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
2
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
D. BEKERJA AMAN DENGAN BAHAN KIMIA Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia. Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus. Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal). Hal yang harus dilakukan apabila terkena bahan kimia adalah sebagai berikut: Jangan panik. Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan). Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar. Bawa ketempat yang cukup oksigen. 5. TP TP bersifat tidak wajib. 6. Evaluasi dan LOG BOOK Evaluasi hanya ada pada praktikum, sedangkan Logbook hanya ada pada proyek. 7. LAPORAN Laporan proyek akhir dinilai sekali setelah pelaksanaan modul terakhir, diketik komputer dan dikumpulkan dalam bentuk soft copy dan hard copy. Peraturan lebih lanjut tentang format laporan di umumkan setelah UTS. 8. TES AWAL Tes awal bersifat lisan ataupun tulisan, dilakukan tiap saat pelaksanaan praktikum. Durasi Tes Awal adalah 15 menit. Apabila nilai TA < 50% dari total nilai maximum, maka asisten berhak memberikan tugas tambahan, untuk sifat TA dapat berupa tulisan ataupun lisan. 9. KEHADIRAN Keterlambatan >= 15 menit dengan alasan apapun tidak dapat mengikuti modul yang bersangkutan. 10. KELENGKAPAN a. Memakai seragam yang sopan dan sepatu diseluruh kegiatan proyek dan pratikum. b. Membawa kartu pratikum/proyek yang sudah diberi foto dan stempel. c. Jika pratikan tidak memenuhi kelengkapan pratikum/proyek maka pratikan harus siap dengan konsekuensi terberat. d. Pratikan diberikan waktu max 20 menit untuk memenuhi syarat kelayakan mengikuti pratikum / pelanggaran ringan seperti: kartu tanpa foto, tugas tertinggal, kartu tertinggal, tidak memakai sepatu dengan disertai hukuman ringan (membuat paper/makalah), aturan ini tidak berlaku sebagai alasan keterlambatan. Jika waktu toleransi ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka pelanggaran akan dikategorikan pelanggaran berat. UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
3
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
11. TUKAR JADWAL a. Penukaran jadwal praktikum dapat dilaksanakan paling lambat 1 hari sebelum praktikum yang dimaksud dan dilaksanakan atas persetujuan asisten. Tukar Jadwal bersifat perorangan. b. Penukaran jadwal proyek dapat dilaksanakan paling lambat 1 hari sebelum proyek yang dimaksud dan dilaksanakan atas persetujuan asisten. Tukar Jadwal bersifat group bukan bersifat perorangan. Tukar jadwal hanya diperkenankan 1 x per modul. c. Praktikan wajib menyerahkan form tukar jadwal sebelum pelaksanaan proyek. Tidak diperkenankan menyisip, jika hal tersebut terjadi maka praktikan dianggap mendapat nilai NOL dalam modul tersebut. 12. KEHADIRAN a. Praktikan berkewajiban untuk mengikuti semua modul proyek. b. Tidak ada pemberian tugas tambahan untuk penambahan nilai, oleh karena itu pratikum dan proyek harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tugas yang dibuat secara asal-asalan akan dinilai secara asal-asalan, sangsi cukup berat jadi harap jaga kesehatan. c. Tidak ada praktikum susulan. 13. SANKSI / HUKUMAN TIDAK HADIR Ketidak hadiran yang ditoleransi jika hanya jika Sakit, dengan memberikan surat keterangan dokter (maksimal 72 jam/3 hari setelah jadwal pratikum). Maka Kehadiran = 0 Harus membuat laporan/jurnal/makalah yang sama seperti yang ditugaskan. Untuk laporan/jurnal, nilai maksimal = 75% dari nilai max. Pengumpulan makalah yang terlambat akibat sakit= 80% dari nilai max. Untuk modul yang berupa percobaan/pengukuran (mis: penyolderan dan trouble shooting), dapat diganti dengan tugas lain dengan nilai maksimal =50% dari nilai max. Hal – hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan kemudian.
Bandung, Oktober 2014 Koor. Dosen Bengkel Instalasi Catu Daya
Denny Darlis, Ssi. MT.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
4
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
DAFTAR PENGURUS BENGKEL TAHUN 2014/2015 1. 2. 3.
Koordinator Asisten Divisi Administrasi Divisi Praktikum
4.
Divisi Alat
5.
Tim Pendamping
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
: Heby Jaya Wahyudi : Novia Listiyani : Arina Fadhilah Intan Permata Sari Dyah Puspaningrum Primadita Banu Anggra : Ady Agung Syah Putra Pandu Andika Darmawan : Ghilman Hafizhan Thifan Anjar Permadi
5
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
MODUL I INSTALASI LISTRIK Tujuan praktikum: 1. Dapat membedakan sistem kerja listrik 1 fasa dan 3 fasa. 2. Dapat memahami cara pemasangan instalasi listrik. 3. Dapat melakukan pelepasan dan pemasangan ACPDB. 4. Dapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem satu fase Pada sistem tenaga listri 1 fase hanya terdiri dari 2 penghatar saja yaitu fase R dan netral. Beban besar hanya ditampung oleh 1 penghantar R. Karena tegangannya yang rendah maka sistem 1 fasa ini hanya melayani rumah-rumah saja. 2). Sistem 3 fase..... Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
Gambar 1. sistem 3 fase. Hubungan Bintang (Y,wye) Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
6
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase). Vline = 3√Vfase = 1,73Vfase Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama, ILine =Ifase Ia = Ib = Ic Hubungan Segitiga Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.
Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D). Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka: Vline = Vfase Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase 2.
Blok ACPDB
1.
Kontaktor Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
7
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Sekilas kontaktor dan relay memang sama, hanya kontaktor dapat dialiri arus listrik yang lebih besar dari relay. 2.
MCCB MCCB merupakan komponen yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Setiap MCCB memiliki batas arus yang dapat dilewati, jika ada arus berlebih otomatis MCCB akan OFF. 3.
Surge Protector Merupakan pelindung tegangan yang dirancang untuk melindungi perangkat listrik dari lonjakan tegangan . Surge Protectr akan membatasi tegangan yang diberikan ke perangkat listrik dengan membawa tegangan ke ground jika ada tegangan masuk di atas baas aman. Surge protector akan meledak apabila tegangan yang amsuk terlalu tinggi agar tidak merusak komponen lainnya . 4.
MCB MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu phasa dan tiga phasa. Keuntungan menggunakan MCB sebagai yaitu, dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu phasanya, dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih serta mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih. Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsiuntuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsipyang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan(bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arusyang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yangdapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa, sedangkan untuk pengaman tiga phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. 5.
Relay Fungsi relay adalah sebagai penerus data jika terjadi kerusakan pada sistem. Contoh jika MCCB mengalami kerusakan maka relay akan mengirimkan data ke perangkat yang tersambung di DB 9.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
8
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
6.
Serial DB9 Dihubungkan ke perangkat luar
3. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Instalasi ACPDB Pasang rel bagian atas dari ACPDB Pasang relay, MCCB, dan Surge Protector Pasang rel bagian bawah ACPDB Pasang MCB 3 fasa, MCB 1 fasa serta kontaktor Pasang kabel ground, kabel netral, serta kabel alarm yang memiliki skun ke bushbar Pasang kabel netral dari bushbar ke surge protector. Pasang kabel ground dari bushbar surge protector. Pasang kabel RST dari kontaktor ke MCCB. Pasang kabel RST dari MCCB ke surge protector Pasang kabel RST dari surge protektor ke MCB 3 fasa Pasang kabel alarm ke relay
4. Jenis-jenis Kabel a. KABEL N.Y.A Digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC dengan kode warna merah, kuning, biru dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat. b. KABEL N.Y.M Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC biasanya warna putih atau abu-abu, ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. c. KABEL N.Y.Y Memiliki lapisan isolasi PVC biasanya warna hitam, berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM. Kabel NYY sendiri sering juga disebut kabel BCC dan kabel BC jika kabelnya terbuka 5. Skun Kabel Skun Kabel adalah suatu komponen alat listrik yang berfungsi untuk menghubungkan kabel listrik ke terminal maupun ke kabel listrik yang lain. Skun kabel ini dirancang mempunyai bentuk yang mempermudah pemasangan dan pemeliharaan kabel. a. Kabel Skun Garpu Isolasi
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
9
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
b. Kabel Skun Ring Isolasi
c. Kabel Skun Ring Tanpa Isolasi
d. Kabel Skun Garpu Tanpa Isolasi
B. KWh Meter kWh adalah besaran daya yang di digunakan untuk satuan pengukuran daya listrik yang dipakai. Pada umumnya besaran daya yang digunakan di instalasi rumah, industri, kantor dan lain-lain menggunakan kWh meter. Prinsip kerja dari kWh meter adalah daya yang digunakan pada beban dihitung untuk setiap jam yang dilanjutkan dengan tarif per kWh. Dimana kWh meter induksi adalah tipe yang dugunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga. Bagian –bagian utama dari sebuah kWh meter : 1. Kumparan tegangan. 2. Kumparan arus. 3. Sebuah piringan aluminium. 4. Sebuah magnet tetap. 5. Dan sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan Dimana jika kWh meter dihubungkan kedaya satu fasa, maka piringan mendapatkan torsi yang membuat piringan berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Semakin besar daya yang digunakan, akan mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar begitu pula sebaliknya. UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
10
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
Macam – macam kWh meter A. KWH Mekanik/Analog Merupakan peralatan yang menghitung daya listrik dengan menghitung putaran atau rotasi piringan aluminium di kWh meter. Terdapat koil yang menghasilkan fluks magnet yang searah dengan arus dan tegangan. Dengan dipasangnya koil ini, maka pada piringan aluminium ini akan terdapat arus eddy yang pada selanjutnya dapat menghasilkan gaya putar pada piringan aluminium yang identik dengan daya yang sedang digunakan. Putaran aluminum ini selanjutnya menggerakkan counter yang menunjukkan besarnya daya yang digunakan . Piringan yang digunakan adalah aluminum karena aluminum merupakan jenis metal yang tahan terhadap karat dibandingkan logam seperti besi. Untuk kWh meter jenis 3 fasa, semua kawat 3 fasa tersebut dihubungkan kWh meter. Apabil salah satu kawat terputus atau lepas, maka pembacaan kWh meter menjadi tidak akurat lagi . Kesimpulandari kWh meter tipe analog nya adalah kecepatan piringan aluminium menandakan besarnya daya yang sedang digunakan oleh konsumen. Kelebihan KWH analog adalah : Menggunakan prinsip kerja induksi magnetik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan dengan arus berlebih atau tinggi tanpa khawatir akan terjadi terbakarnya kabel dalam KWH meter. Kekurangan KWH Analog adalah : Memiliki keakuratan yang rendah dibanding KWH meter digital. Perlunya pengecekan rutin untuk data penggunaan. Sering terjadi kesalahan baca pada KWH meter. Jenis – jenis KWH Meter Kwh Meter terdiri dari 2 jenus menurut pemakainaannya yaikni : 1. KWH Meter 1 Phasa Kwh Meter yang digunakan pada daya rendah yang kebanyakn pelanggan terdiri dari pelanggan rumah tangga. 2. KWH Meter 3 Phasa Kwh Meter yang digunakan dalam industri – industri, bisnis, dan bangunan besar untuk dapat daya yang besar.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
11
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
Gambar ( 3.1 ). Instalasi KWH meter 1 fasa
Gambar (3.2) instalasi Kwh meter 3 fasa Cara pengukuran KWH meter Alat yag digunakan : 1. Multimeter 2. Kwh meter 3. Tespen 4. Obeng Langkah yang dilakukan instalasi Kwh meter: 1. Persiapkan Kwh meter, dengan kondisi yang baik. 2. Buat rangkainan seperti gambar di atas untuk 1 dan 3 fasa.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
12
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
3. Sebelumnya buka skrup pengait yang ada dan hubungkan kabel yang sesuai dengan gambar diatas. 4. Kencangkan kembali skrup yang telah dibuka tadi dengan kencang untuk menghindari terjadinya konsleting di instalasi. 5. Setelah di rangkain , lakukan pengecekan instaklasi dengan mneggunakan tespen di setiap node atau titik instalasi yang terhubung ke arus maupun tegangan. 6. Setelah sudah semua , lakukan pengecekan tegangan AC yang ada di KWh meter dengan menggunakan Multi metr dan asebelumnya Multi meter di set di volt > AC. 7. Letakakan ujung positif dan negatif multi meter sesuai dengan pin yang di ukur .
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
13
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
MODUL II INSTALASI SISTEM LISTRIK CADANGAN Tujuan Praktikum: a.
Mengetahui jenis-jenis sitem instalasi listrik cadangan.
b.
Mampu membedakan UPS dengan Generator Set
c.
Memahami prinsip kerja Generator Set, UPS, dan Rectifier
I. GENERATOR SET A. PENGERTIAN GENERATOR SET Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau alternator. Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau “off-grid” (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai).
B. GENERATOR AC KONSUTRUKSI GENERATOR AC 1.
Fuel Tank Cap : tempat memasukkan bahan bakar pada Generator set.
2.
AC Socket : Soket untuk menyambungkan tegangan output dari generator ke beban.
3.
AC Breaker adalah perangkat yang dapat memutuskan arus listrik pada saat terjadi hubung singkat (short) atau arus berlebih (over current) pada rangkaian listrik atau beban lainnya.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
14
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
4.
Voltmeter untuk mengetahui keluaran tegangan yang dihasilkan oleh generator set
5.
Machine Oil Plug Gag : tempat untuk mengisi dan menyimpan oli.
6.
Engine Switch : Saklar pada generator set
7.
Starting Handle untuk pemicu manual tenaga mekanik
8.
Fuel Filtering Cup : Tempat bahan bakar yang sudah di filter
9.
Fuel Valve : sebagai switch pada bahan bakar
10. Air Filter : penyaring udara yang masuk ke dalam generator set 11. Choke Handle : handle yang berfungsi untuk meneimbangkan bahan bakar yang masuk ke tempat pembakaran 12. Exhaust Silencer : tempat pembuangan residu hasil pembakaran 13. Spark Plug : tempat terjadinya pembakaran dan menghasilkan percikan api 14. Grounding Terminal : tempat grounding
SISTEM KERJA GENERATOR AC Prinsip utama generator set adalah mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. Saat starting Handle ditarik akan menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran mesin. Putaran tersebut akan menyebabkan lecutan api di ruang bakar yang terkena percikan bensin. Lecutan tersebut akan menjadi proses pembakaran. Akibat adanya proses pembakaran maka motor akan bergerak menggerakkan generator. Gerakan generator inilah yang akan menghasilkan voltase tegangan. Cara menggunakan Genset : 1.
Hilangkan semua beban yang tersambung dari terminal output AC
2.
Matikan AC Circuit Breaker (AC pemutus sirkuit)
3.
Membuka katup bahan bakar
4.
Memutar handle choke untuk menyeimbangkan bensin yang digunakan (jangan menutup choke ketika generator baru dinyalakan)
5.
Meghidupkan tombol mesin
6.
Memegang pegangan tarik dengan lembut sampai beberapa hambatan yang dirasakan dan kemudian tarik dengan kencang dan mengembalikannya dengan pelan.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
15
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
7.
Ketika mesin mulai proses pembakaran atau mekanik, atur handle choke ke posisi “on”
II. UPS A. PENGERTIAN UPS Setiap PC membutuhkan daya listrik. Kalau aliran listrik (main power) terputus, PC akan mati (tidak berfungsi). Fungsi dasar UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah menyediakan suplai listrik SEMENTARA ke beban (PC) tanpa terputus pada saat main power nya tidak bekerja agar seluruh proses dapat dihentikan dengan benar, seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan komputer dapat dimatikan dengan benar. UPS memiliki dua sumber daya listrik : Primary Power Source dan Secondary Power Source. Salah satunya berasal dari main power (stop kontak / PLN), satunya dari baterai UPS. Di dalam UPS terdapat Switch yang mengatur sumber daya listrik mana yang digunakan untuk menyediakan suplai listrik ke beban (PC). Jika Primary Power Source tidak berfungsi, Switch akan mengaktifkan Secondary Power Source secara otomatis. Begitu juga sebaliknya jika Primary Power Source sudah kembali berfungsi. Dimisalkan pada PSU komputer membutuhkan arus listrik AC, sedangkan arus listrik dari baterai adalah DC. Oleh karena itu, di dalam UPS terdapat Inverter yang mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Di dalam UPS juga terdapat Rectifier yang mengubah arus AC dari main power menjadi arus DC untuk mengisi baterai pada saat main power bekerja.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
16
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
a.
Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Berikut dasar converter AC ke DC:
b.
Inverter Inverter digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang tetap. Dan berikut blok diagram inverter dalam UPS , beserta proses menjadi sin wave kembali.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
17
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
c.
Battery Jenis battery yang digunakan untuk UPS adalah lead-acid atau nikel kadmium. Baterei lead acid ( aki ) dan memiliki tegangan sebesar 12 volt. Sedangkan batere nikel kadmium merupakan jenis baterei yang biasa kita pakai dengan anoda berbahan kadmium dan katoda berbahan nikel hidroksida Fungsi Utama dari UPS adalah : 1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama (PLN). 2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan Genset sebagai pengganti PLN.3. 3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan mengamankan Operating System (OS) dengan melakukan shutdown sesuaiprosedur ketika listrik utama (PLN) padam. 6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri sehinggamemudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap sistem.
III. RECTIFIER Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari PLN dikonversikan ke dalam tegangan searah (DC) untuk di komsumsi perangkat lainnya.
Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang
dikonfigurasikan secara forward bias. Dalam sebuah power supply tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi tegangan DC maka tegangan AC tersebut perlu di turunkan menggunakan transformator stepdown. Ada 3 bagian utama dalam penyearah gelombang pada suatu power supply yaitu, penurun tegangan (transformer), penyearah gelombang / rectifier (diode) dan filter (kapasitor) yang digambarkan dalam blok diagram berikut.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
18
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
1.Transformator Transformer step down berfungsi sebagai penurun voltase. Tegangan akhir yang diturunkan step down bergantung pada jumlah lilitannya 2. Rectifier Rectifier berfungsi mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC dengan komponene dioda bridge.
3. Filter (penyaring) Filter pada UPS ini menggunakan kapasitor sebagai penguat tegangan, sehingga saat teganagn turun kapasitor akan memberi tegangan yang tersimpan. Pada akhirnya sinyal tegangan akan memebentuk garis lurus (DC). 4. IC Regulator IC regulator barfungsi mengatur teganagn yang akan dikeluarkan UPS.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
19
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
MODUL III GROUNDING TUJUAN PRAKTIKUM: 1. Praktikan dapat memahami dan mengetahui konsep dasar Grounding 2. Memahami dan mengetahui tentang alat Digital Earth Tester Model 4105 3. Mengetahui cara-cara menggunakan alat Digital Earth Tester Model 4105 4. Memahami dan mengetahui manfaat grounding
I.
BAHAYA AKIBAT SAMBARAN PETIR 1. Sambaran Petir Langsung Melalui Bangunan
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan rumah, kantor dan gedung, dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat elektrik/elektronik atau bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap bangunan di wajibkan memasang instalasi penangkal petir. Cara penanganannya adalah dengan cara memasang terminal penerima sambaran petir serta instalasi pendukung lainnya yang sesuai dengan standart yang telah di tentukan. Terlebih lagi jika sambaran petir langsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka atau cacat bahkan dapat menimbulkan kematian. Banyak sekali peristiwa sambaran petir langsung yang mengenai manusia dan biasanya terjadi di areal terbuka.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
20
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
2. Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik
Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir menyambar dan mengenai sesuatu di luar area bangunan tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam bangunan tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai kabel udara terbuka dan letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar pada kabel terbuka ini maka arus petir akan tersalurkan ke pemakai langsung. Cara penanganannya adalah dengan cara memasang perangkat arrester sebagai pengaman tegangan lebih (over voltage). Instalasi surge arrester listrik ini dipasang harus dilengkapi dengan grounding system.
3. Sambaran Petir Melalui Jaringan Telekomunikasi
Bahaya sambaran petir jenis ini hampir serupa dengan yang ke-2 akan tetapi berdampak pada perangkat telekomunikasi, misalnya telepon dan PABX. Penanganannya dengan cara pemasangan arrester khusus untuk jaringan PABX yang di hubungkan dengan grounding. Bila bangunan yang akan di lindungi mempunyai jaringan internet yang koneksinya melalui jaringan telepon maka alat ini juga dapat melindungi jaringan internet tersebut. Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari sambaran petir pada prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk menghantarkan arus petir yang mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi tanpa melalui struktur bangunan yang bukan merupakan bagian dari sistem proteksi petir atau instalasi penangkal petir, tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan instalasinya. Ada 2 jenis kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu : 1. Kerusakan Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran. 2. Kerusakan Mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan retak, rusaknya peralatan elektronik bahkan menyebabkan kematian. UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
21
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
II.
GROUNDING Grounding atau pembumian atau pentanahan adalah salah satu metoda dalam
listrik dan elektornika yang digunakan untuk meneruskan energi listrik yang berlebihan dengan aman ke bumi. Para pengguna peralatan elektronik tentu membutuhkan sistem kelistrikan yang baik yang dapat menjamin kelangsungan operasional peralatan mereka. Oleh karena itu metoda pembumian atau grounding ini sangat diperlukan untuk kelangsungan kerja dan keamanan dalam banyak hal. Tujuan utama dari adanya grounding sistem pentanahan ini adalah untuk menciptakan sebuah jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Grounding sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
III.
PENGUKURAN TAHANAN TANAH Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan
pertanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur. Perancangan alat ukur tahanan tanah menggunakan tiga batang elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E(earth), elektroda P(Potensial) dan elektroda C(Curren). Tujuan penggunaan tiga batang elektroda ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Grounding juga berhubungan erat dengan resistan tanah, dan nilai resistan tanah berhubungan dengan tekstur tanah di lingkungan sekitar. Semakin kering dan berbatu daerah tersebut maka nilai resistan tanahnya akan semakin besar, berbanding terbalik dengan kondisi tanah yang basah dan cenderung berair. Resistan tanah yang besar akan mempersulit untuk mendapat nilai resistan pembumian suatu grounding. Untuk menangani hal ini diperlukan perlakuan dan teknik khusus agar didapat nilai grounding yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Pengujian ini sebenarnya adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah dilakukan pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap tahun sekali.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
22
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
PRAKTIKUM Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Digital Earth Tester.
(Digital Earth Tester)
Langkah-langkah praktikum: 1. Bentangkan kabel warna merah sepanjang 20 meter. Ujung kabel yang menggunakan sepatu kabel adalah untuk dijepit ke batang angkur, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan ke alat ukur pada terminal C (Terminal C terdapat pada alat ukur). Kemudian tancapkan angkur kedalam tanah. 2. Bentangkan kabel warna Kuning sepanjang 10 meter. Ujung kabel yang menggunakan sepatu kabel adalah untuk dijepit ke batang angkur, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan ke alat ukur pada terminal P (Terminal P terdapat pada alat ukur). Kemudian tancapkan angkur kedalam tanah. Jarak angkur antara kabel warna merah dan biru adalah 5 sampai 10 meter. 3. Hubungkan jepitan kabel warna hijau ke kabel grounding dan ujung yang lain dihubungkan ke terminal E (terminal terdapat pada alat ukur).
4. Putar knob pada alat ukur keposisi CAL (calibration) sebelum melaksanakan pengukuran. UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
23
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
5. Tekan tombol warna kuning pada alat ukur dan akan muncul angka 100 pada displai alat ukur. 6. Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat ukur pada poisisi 200 ohm atau 2000 ohm tergantung dari kondisi tanah pada area setempat yang akan diukur. 7. Kemudian tekan tombol warna kuning dan pada displai alat ukur akan muncul nilai tahanan pentanahan. 8. Nilai tahanan pentanahan yang ditentukan adalah ≤ 1 Ohm
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
24
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
MODUL IV SMOKE DETECTOR Tujuan Praktikum 1. Memahami fungsi dan cara karja dari smoke detector 2. Mengetahui jenis-jenis smoke detector 3. Mengetahui cara memasang smoke detector JTY-DG-01
Sebuah detektor asap adalah perangkat yang mendeteksi asap, biasanya sebagai indikator kebakaran. Pada detektor rumah tangga , yang dikenal sebagai alarm asap , umumnya mengeluarkan alarm suara atau visual lokal dari detektor itu sendiri .
Detektor asap biasanya ditempatkan di disk berbentuk plastik kandang sekitar 150 milimeter (6 in) dengan diameter dan 25 milimeter ( 1 in) tebal , namun bentuknya dapat bervariasi oleh produsen atau lini produk . Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikelpartikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
25
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
Jenis Smoke Detector: 1. Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber). Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Ionisation Smoke Detector bekerja berdasarkan proses ionisasi molekul udara oleh unsur radioaktif Am (Americium241). Bahan ini digunakan sebagai pembangkit ion di dalam ruang detector (Figure 1). Dalam detector terdapat dua plat yang masingmasing bermuatan postif dan negatif. Ion bermuatan positif akan tertarik ke plat negatif, sedangkan ion negatif tertarik ke plat positif. Proses ini akan menghasilkan sedikit arus listrik yang dikatakan "normal" (Figure 2). Manakala asap kebakaran masuk, terjadilah tumbukan antara partikel asap dengan molekul udara (yang terionisasi tadi). Sebagian partikel asap akan dimuati oleh ion positif dan sebagian lagi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran partikel asap lebih besar dan jumlahnya lebih banyak daripada molekul udara (yang terionisasi tadi), maka arus ion yang sebelumnya "normal" tadi, kini akan mengecil akibat terhalang oleh partikel asap. Jika sudah melampaui batas ambangnya, maka terjadilah kondisi "alarm" (Figure 3).
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
26
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
Oleh karena faktor kelembaban dan tekanan udara sering memberikan efek yang sama seperti asap, sehingga dapat mengganggu kerja detector ini, maka dibuatlah detector yang memakai dua ruang (dual chamber). Dual chamber terdiri dari dua ruang, masing-masing dinamakan Reference Chamber yang berhubungan langsung dengan udara luar dan Sensing Chamber yang berhubungan dengan Reference Chamber seperti terlihat pada Figure 4. Rangkaian elektronik memonitor kondisi kedua ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruangan tersebut stabil, maka dikatakan kondisi "normal". Kelembaban dan tekanan udara hanya terjadi di Reference Chamber saja. Jika asap masuk ke Sensing Chamber, maka arus ion menjadi tidak seimbang. Ini akan menyebabkan kondisi alarm. Kendati demikian, ada saja faktor yang bisa mengganggu kinerja detector dual chamber ini, diantaranya: debu, kelembaban berlebih (kondensasi), aliran udara keras dan serangga kecil. Faktor tersebut bisa salah terbaca oleh detector, sehingga disangka sebagai asap.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
27
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
2. Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.
Keterangan : 1. Optical Chamber 2. Cover 3. Case Moulding 4. Photodiode (detector) 5. Infra Red LED Photoelectric (Optical) Smoke Detector bekerja berdasarkan perubahan cahaya di dalam ruang detector (chamber) disebabkan oleh adanya asap dengan kepadatan tertentu. Berdasarkan prinsip kerjanya, kita kenal dua jenis optical smoke, yaitu: 1. Light Scattering. Prinsip ini yang banyak dipakai oleh smoke detector saat ini. Terdiri atas light-emitting diode (LED) sebagai sumber cahaya dan photodiode sebagai penerima cahaya. LED diarahkan ke area yang tidak terlihat oleh photodiode (Figure 6). Jika ada asap yang masuk, maka cahaya akan dipantulkan ke photodiode, sehingga menyebabkan detector bereaksi (Figure
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
28
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
2.Light Obscuration. Prinsip ini mirip dengan cara kerja beam sensor pada alarm. Cahaya yang terhalang oleh asap menyebabkan detector mendeteksi (Figure 8). Prinsip ini pula yang digunakan pada smoke detector jenis infra red beam, sehingga bisa mencapai panjang hingga 100m.
PRAKTIKUM Pada praktikum kali ini jenis smoke detector yang digunakan adalah Photoelectric Smoke Detector. Detektor membutuhkan rectifier untuk mengubah catuan dari PLN ke DC sebesar 24V dan arus yang dibutuhkan sebesar 3mA. Pada pemasangannya dibutuhkan resistor sebesar 3 ohm agar arus yang measuk tidak terlalu tinggi. Jika arus yang masuk terlalu tinggi, maka arus akan merusak fungsi detektor, namun jika terlalu rendah detektor tidak akan berfungsi dengan baik. Dua LED di detector dibuat terlihat dari sudut pandang 3600 . LED akan menyala setiap 3-6 kali perdetik untuk mengindikasi bahwa detektor bekerja dengan baik.
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
29
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014
Petunjuk instalasi 1. Siapkan rectifier, smoke detector, resistor 3K, serta kabel pelangi. 2. Catu rectifier ke PLN, masukan output tegangan 24V 3. Pasang kabel pelangi pada bagian + dan – rectifire 4. Pada bagian + sambungkan dengan resistor 3K 5. Sambungkan kabel pelangi dari resistor ke konduktor nomor 3 pada smoke detector 6. Sambungkan kabel pelangi dari – rectifire ke konduktor nomor 1 smoke detector. 7. Cobalah memberi asap pada smoke detector, jika berhasil maka LED pada smoke detector akan menyala
UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014
30