Tata Manajemen, UNAIR Jalin Kerjasama Teknologi Informasi UNAIR NEWS – Anak perusahaan Universitas Airlangga, PT. Dharma Putra Airlangga dan PT. Techno Internasional Mandira (TIM) bersepakat untuk mendirikan perusahaan baru yang bergerak di bidang sistem komputasi awan (cloud). Kesepakatan itu dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak, Kamis (2/2), di ruang kerja Wakil Rektor IV. Dari pihak UNAIR, penandatanganan nota kesepahaman diwakili oleh Wakil Rektor IV Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D, sedangkan dari PT. TIM diwakili oleh Direktur Bintang Juliarso. Mereka bersepakat untuk joint venture dengan mendirikan perusahaan bernama PT. Solusi Awan Cerdas Indonesia. Proyek utamanya adalah penataan manajemen pendidikan dan rumah sakit universitas dengan sistem komputasi awan. Sistem komputasi awan merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer yang dikembangkan dengan basis internet. Dengan adanya sistem komputasi awan, data mahasiswa dari awal masuk sampai lulus terekam dalam sistem. Begitu pula dengan data pasien di rumah sakit. Riwayat kesehatan mereka akan terekam dalam sistem tersebut. “Sistem informasi yang sudah diaplikasikan di RS UNAIR, contohnya. Adanya sistem yang terintegrasi dengan IT ini, pasien yang masuk hingga pembiayaan dapat terlaporkan dengan baik,” papar Junaidi. Perkembangan teknologi menjadi latar belakang kerja sama ini. Berbagai macam dinamika yang dihadapi perguruan tinggi harus direspon dengan sistem teknologi informasi yang handal. “Sekitar 450 perguruan tinggi yang ada di Indonesia sebagian besar membutuhkan sistem yang terintegrasi dalam merespon era
sekarang,” tutur Bintang. Konsep yang diintegrasikan dalam bentuk teknologi informasi ini diharapkan dapat membantu universitas dalam meningkatkan kualitas pendidikan. “Harapannya sistem ini dapat didukung dengan baik yang nantinya bisa menjadi membranding UNAIR,” imbuh Junaidi yang membawahi bidang kerja sama bisnis. Dengan demikian, sistem komputasi awan yang diterapkan bisa mewadahi manajemen pendidikan maupun rumah sakit agar terkoordinasi dengan baik.
Penulis: Helmi Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
Lebih Dekat dengan Rachmah Ida, Sang Profesor Media UNAIR NEWS – Memilih menekuni bidang ilmu yang tak banyak orang tahu merupakan suatu tantangan bagi Prof. Rachmah Ida, Ph.D. Ketertarikan pada bidang kajian media ini muncul karena Rachmah Ida sering mengonsumsi bacaan-bacaan mengenai kajian media dari beragam perspektif. Setelah ia merampungkan kuliahnya di S-1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga pada tahun 1992, ia melanjutkan studinya di bidang Media Studies di Edith Cowan University, Australia, pada lima tahun kemudian. Rachmah Ida pulang ke Indonesia dengan membawa gelar Master of Media Studies.
Rachmah Ida mulai banyak menulis tentang kajian-kajian media dan gender. Banyak rekannya yang meragukan keputusannya dalam mengambil bidang Media Studies. Pasalnya, hanya sedikit orang yang mengetahui bidang ilmu tersebut. Hal tersebut tak menyurutkan langkahnya untuk tetap melanjutkan studinya di bidang media. Usai lulus S-2, ia terus melanjutkan doktornya di Curtin University of Technology, Australia pada bidang yang sama. Sudah banyak pemikiran-pemikirannya yang tertuang dalam jurnal-jurnal ilmiah yang sudah dipublikasikan. Rachmah Ida berhasil mematahkan keraguan-keraguan sekitarnya dengan menyandang gelar profesor pada bidang kajian media. Rachmah Ida merupakan profesor pertama dalam bidang ilmu kajian media di Indonesia. “Kajian media tidak hanya membahas sebatas apa yang ditampilkan media, tetapi juga kekuatan di balik media tersebut.” (Prof. Rachmah Ida ) Prestasi demi prestasi ia ukir di bidang penelitian maupun penulisan jurnal imiah maupun buku. Di tahun 2003, Rachmah Ida mendapatkan hibah penelitian dari AMAN (Asian Moslem Action Network). Melalui hibah tersebut, Rachmah Ida membuat penelitian yang berjudul “Images of Contemporary Urban Muslim Women in Indonesian (Islamic-themed) Television Drama In Transitional Indonesia”. Penelitian tersebut mengulas mengenai gambaran wanita muslim dalam sinetron-sinetron di Indonesia. Penelitian yang ia gagas ini juga berhasil ia jadikan sebuah buku berjudul Imaging Muslim Women in Indonesian Ramadan Soap Opera. “Media itu berkembang terus. Media sangat bergantung pada perkembangan teknologi. Media sangat bergantung terhadap transformasi budaya masyarakat hingga politik. Ke depan ilmu media ini akan menjadi ilmu yang transformatif dan bergerak terus,” tutur Rachmah Ida.
Ia juga menambahkan, teori-teori baru akan terus bermunculan seiring dengan perubahan format media dan cara audiens merespon perkembangan informasi. Kiprahnya sebagai ahli kajian media membuat ia sering didaulat menjadi beberapa pembicara di sejumlah konferensi nasional maupun internasional. Selain itu, Rachmah Ida juga masih aktif mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas Airlangga dan bergabung dalam Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. Penulis : Faridah Hari Editor : Defrina Sukma S
Mutu Pendidikan UNAIR Capai Peringkat “Excellence” UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus memacu diri dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terbukti, UNAIR berhasil mempertahankan status “Excellence Level” dalam penilaian mutu pendidikan. Mutu pendidikan di UNAIR mendapatkan sertifikasi sesuai standar ISO 9001:2015, MBNQA 2015-2016, dan IWA 2:2007. Pada hari Selasa (10/1) lalu, lembaga sertifikasi mutu DeCRA merilis hasil penilaian manajemen. Penilaian mutu didasarkan pada proses audit eksternal yang dilakukan pada tanggal 14-18 November dan 28-30 November 2016 lalu di hampir semua unit kerja di lingkungan UNAIR. Sertifikat itu akan berlaku sampai tanggal 17 Desember 2018. Menanggapi hasil penilaian itu, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh sivitas akademika yang telah berusaha untuk menjaga
mutu kelangsungan proses pendidikan. Menurut Rektor, UNAIR termasuk responsif dalam mengadopsi standar ISO 9001:2015 dalam manajemen pendidikan. “Tapi kita sudah dapat ISO 9001:2015, kita termasuk institusi yang responsif dalam menggunakan ISO 9001:2015, karena mengaitkan dengan isu-isu risk management,” tuturnya. Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM) UNAIR Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, drh., DEA., menyampaikan seluruh aspek yang berkenaan dengan mutu pendidikan yang dinilai oleh lembaga audit. Aspek-aspek itu meliputi visi dan misi, kebijakan pendukung, sumber daya manusia, sarana prasarana, hingga kualitas lulusan. “Mulai dari bagaimana proses input, hingga output dan outcomenya saling terkait yang bertujuan untuk menghasilkan output dan outcome sebagaimana visi dan misi yang ditetapkan atau tujuan dan sasaran yang ditetapkan,” tutur Bambang. Terkait dengan hasil excellence yang berhasil dicapai oleh UNAIR, Bambang mengatakan bahwa pencapaian tersebut selaras dengan target yang ditetapkan. Lulusan Universitas Rene Descartes, Prancis, itu menambahkan, hasil tersebut bisa tercapai karena semua bidang berhasil melakukan strategistrategi dalam aspek yang dijadikan penilaian. Patokannya, mengarah pada kebijakan mutu yang berpegang pada prinsip BEST. BEST adalah kependekan dari based on morality, excellent (academic, research, dan community development), strong academic culture, dan target oriented. Namun, ia berharap ada peningkatan terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan. Apalagi dengan predikat yang telah dicapai, kebijakan-kebijakan UNAIR sudah barang tentu mengarah pada internasionalisasi. “Ke depan yang perlu diperbaiki, menurut saya adalah semua level bisa bersama-sama mensinkronkan semua program dan
langkahnya sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan berdasarkan target kinerja, baik dalam jangka panjang, menengah, maupun tahunan,” terangnya. Di tingkat lembaga/institusi/badan, ada sekitar 17 unit kerja yang diaudit terkait proses pengembangan kebijakan. Sedangkan, di tingkat program studi, ada 30 prodi dari berbagai jenjang pendidikan, dari seluruh fakultas yang diaudit terkait proses pembelajarannya. IWA 2 adalah bagian dari ISO (International Organization for Standarization) yang bertugas untuk melakukan audit dan penilaian terhadap lembaga penyelenggara pendidikan tinggi. Audit dan penilaian oleh lembaga eksternal dilakukan terhadap unit kerja di lingkungan UNAIR. Sedangkan, MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality Award) yang bertugas untuk menilai mutu organisasi-organisasi di bidang bisnis, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sektor non-profit lainnya. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh
Birokrasi yang Efektif adalah Kunci Kemajuan Ilmu Keperawatan UNAIR NEWS – Salah satu pakar ilmu keperawatan yang dimiliki UNAIR adalah Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs. (Hons). Dekan Fakultas Keperawatan ini memulai pendidikan strata satu di Lambton College, Sarnia Ontario dan kemudian ia lanjutkan
studi master di Magister, University of Wolllongong, Australia dan Program Doktor, Universitas Airlangga (UNAIR). Tahun ini, Nursalam menerbitkan sebuah buku bersama Airlangga University Press. Judulnya, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabet. Menurut pria kelahiran Kediri 25 Desember 1966 ini, prospek lulusan S1 keperawatan sangat terang. Kebutuhan akan perawat selalu meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Maka itu, diperlukan sarjana keperawatan yang berkualitas. UNAIR, kata Nursalam, memastikan bahwa akan mencetak para perawat handal dan potensial. Ilmu keperawatan, kata Nursalam, adalah future sciences dalam mendukung program pemerintah menurunkan angka kematian dan sakit, melalui peran promotif dan preventif. Juga, sebagai kajian holistik, humanistik dan caring yang selalu diterapkan dalam melaksanakan asuhan kepada pasien bagi semua profesi kesehatan. Nursalam
berharap,
baik
pemerintah
maupun
institusi
pendidikan/kampus bisa selalu mendukung dan memfasilitasi pengembangan ilmu keperawatan. Dengan memperbanyak program penelitian serta pembangunan SDM melalui penggelontoran beasiswa, penambahan alokasi formasi, dan lain sebagainya. Termasuk, menggenjot jumlah sarana praktik lewat pengadaan laboratorium yang representatif. Diperlukan pula penguatan jejaring penyaluran lulusan melalui program Government to Government, Person to Person, maupun Government to Person. “Yang jelas, di samping dukungan finansial, pemerintah juga harus serius membenahi birokrasi. Birokrasi harus dipangkas dan perlu action real untuk mendukung semua kebijakan,” ungkap lulusan Lambton College, Sarnia Ontario ini. Nursalam tergolong aktif di banyak organisasi. Termasuk, di Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Baik di level regional atau provinsi, maupun di tingkat nasional. Selain aktif mengajar dan memberi bimbingan tugas akhir, Nursalam pun rutin
mempublikasikan hasil penelitian. Juga, sering mengikuti konfrensi baik tingkat nasional maupun internasional. Misalnya, pada 2009, dia mengikuti 4th National Nursing Research Conference, Malaysia, the immune response modulation on CD4 & cytokine (IFNy) nursing care approach model on patient with HIV/AIDS, Malaysia, 5th International Conference on Information & Communication Technology System, Nursing Informatics Development to Create Indonesia Nurses with Global Standard, ITS Surabaya dan Shanghai International Conference (Nursing Education in Indonesia: Todays and Future Role), Shanghai.Tahun lalu, Nursalam turut serta di gelaran The 5th International Nursing Conference (The Power of Caring in Improving Nursing Quality of Care and Patient Safety). (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor: Defrina Sukma Satiti
Camp Bidikmisi, Siap Mengabdi untuk Cerdaskan Anak Negeri UNAIR NEWS – Beragam kegiatan dilakukan oleh mahasiswa Universitas Airlangga untuk mengisi libur semester gasal. Selain Kuliah Kerja Nyata (KKN), sosialisasi tentang jalur seleksi di UNAIR, ada sebagian mahasiswa yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Salah satunya yakni mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Bidikmisi Universitas Airlangga (AUBMO, red). Sebagai bentuk pengamalan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, AUBMO melaksanakan program kerja yang bernama Camp Pengabdian Bidikmisi. Program kerja ini merupakan kegiatan mengabdi di tengah masyarakat di Dusun Gegunung, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Kegiatan sosial kemasyarakatan yang diketuai oleh Muhammad Nur Syamsi tersebut, dilaksanakan pada tanggal 22 hingga 28 Januari 2017. Bersama tim camp pengabdian, mahasiswa yang akrab disapa Syamsi tersebut mengambil pendidikan sebagai tema unggulan kegiatan camp tahun ini. Hal itu dipilih karena berbagai permasalahan pendidikan masih menjadi momok bagi warga setempat. “Pendidikan di Dusun Gegunung sangat miris, ditambah pengetahuan orang tua masih sangat rendah, sementara semangat belajar anak-anak sangat tinggi,” paparnya. Meski mengusung tema pendidikan, serangkaian kegiatan unggulan lainnya seperti yang menyangkut aspek kesehatan dan kesejahteraan warga juga dilakukan di camp tahun ini. Diantara yakni sosialisasi dan cek kesehatan, mengajar, workhshop kewirausahaan, nonton bareng, dan sosialisasi pendidikan. Sosialisasi dan cek kesehatan dilakukan dengan menggandeng pihak Puskesmas Singgahan yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan saat musim hujan tiba, telebih untuk mencegah terjadinya demam berdarah. Sedangkan kegiatan mengajar, dilakukan oleh panitia dengan dibagi menjadi kelompok kecil pada tiap kelas. Selain memberikan materi pelajaran, para pengajar juga memberikan motivasi kepada para siswa untuk berani melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kemudian, juga diadakan sosialisasi tentang pendidikan anak dengan menggandeng salah satu dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang menjelaskan tentang pola asuh yang baik terhadap pertumbuhan anak. Antusias Warga Antusiasme warga Dusun Gegunung sangat tampak dari setiap kegiatan yang dilakukan, terutama pada kegiatan cangkruk pemuda, workshop kewirausahaan, dan nonton bareng. Mereka dengan senang hati menghadiri dan mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai. Sikap ramah tamah yang dilakukan oleh panitia
juga menambah kehangatan saat bercengkrama dengan warga. Salah satu warga yang bernama Waluyo mengungkapkan, kegiatan ini mendapatkan respon positif dari warga dan warga sangat senang dengan adanya kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat ditunggu oleh warga disini dan warga merasa sangat senang,” Jelas Waluyo. Selaku ketua, Syamsi juga berharap dengan dilaksanakanya kegiatan ini, ia ingin agar mahasiswa mampu untuk terus bermanfaat bagi masyarakat dan mampu untuk memberi perubahan di masyarakat. “Fungsi camp ini sebagai kegiatan mahasiswa bidikmisi dalam belajar bermasyarakat serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan mampu menghadapi budaya di masyarakat,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Rizky Yanuar Rahmadan Editor: Nuri Hermawan
Ustaz Yusuf Mansur: Berdoa adalah Cara Manusia Berdialog dengan Tuhan UNAIR NEWS – “Berdoa adalah ketukan pintu masuk untuk berdialog dengan Tuhan.” Itulah yang disampaikan oleh Ustaz Yusuf Mansur dalam ceramahnya di Masjid Ulul Azmi Kampus C Universitas Airlangga, Minggu (29/1). Dalam ceramahnya, Ustaz Yusuf Mansur menyampaikan, kehidupan umat manusia selama di dunia memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Pernyataan itu ia sampaikan dalam ceramahnya
yang bertema “Sedekah, Doa, dan Sholawat”. “Sebutlah nama Allah, seperti yang terkandung dalam surat AlA’la yang membuat saya lebih percaya diri karena Allah ada di mana-mana. Temuin dan ngobrol lah untuk membuktikan cara Allah bekerja untukmu,” pungkas salah satu penceramah terkenal di Indonesia. Ceramah dari Ustaz Yusuf Mansur itu merupakan bagian dari acara yang diadakan oleh Yayasan Daarul Quran Wisata Hati. Acara dibuka dengan penampil banjari dari Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Religi UNAIR dan sambutan dari Rektor UNAIR. “Saya berterima kasih kepada panitia yang telah mendukung acara ini dan mengunjungi Masjid Ulul Azmi untuk mengikuti acara tausiah bersama Ustaz Yusuf Mansyur,” ucap Prof. Dr. M. Nasih, SE., MT., Ak.
JAMAAH pengajian “Wisata Hati” di masjid Ulul ‘Azmi, Kampus C UNAIR. Hadir, diantaranya Rektor dan sivitas UNAIR lainnya serta ribuan masyarakat dari sekitar Surabaya. (Foto: Bambang Bes)
Acara ini mendapatkan respon positif dari pengunjung. Sekitar lebih dari seribu orang dari kalangan sivitas akademika maupun warga sekitar berbondong-bondong mendatangi kampus C untuk mendengarkan ceramahnya. Salah satu peserta, Ridwan, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan acara ini. “Melalui acara tausiyah ini, saya belajar untuk bisa lebih bersyukur dan terus berusaha untuk satu tujuan. Setiap langkah yang dikehendaki telah menjadi bagian dari rencana tuhan. Dan orang yang berdoa pasti akan dikabulkan selama itu dijalankan dengan kerja keras dan selalu berusaha,” kata Ridwan. Di akhir acara, sebagaimana lazimnya ia mengisi pengajian di acara-acara televisi, Ustaz Yusuf Mansur mengajak para peserta yang hadir untuk berselawat sebanyak sepuluh kali. (*) Penulis: Helmi Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
Pelajar Dapatkan Banyak Manfaat Setelah Berkunjung ke UNAIR UNAIR NEWS – Universitas Airlangga selalu menyambut baik kunjungan para pelajar dan guru pendamping sekolah menengah atas sederajat. Kali ini, para pelajar dan guru pendamping yang berkunjung ke UNAIR berasal dari SMAN 7 Tangerang Selatan dan MAN 2 Gresik. Mereka berkunjung dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai kehidupan kampus dan seleksi penerimaan mahasiswa baru. “Kunjungan kali ini sudah memasuki kunjungan yang keempat
untuk SMAN 7 Tangerang Selatan ke Universitas Airlangga,” tutur Hamdari, M.Pd, Kepala SMAN 7 Tangerang Selatan, dalam sambutannya. Pemaparan materi tentang UNAIR dilaksanakan di Hall Airlangga Convention Center, Kamis (24/1). Kunjungan itu diikuti oleh 390 siswa beserta guru pendamping dari SMAN 7 Tangerang Selatan, dan 226 siswa beserta 16 guru dan MAN 2 Gresik. Siswa juga antusias mendengar penjelasan mengenai UNAIR yang disampaikan Drs. Djoko Adi Prasetyo, M.Si., dari pihak Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB). Informasi yang dipaparkan dari pemateri antara lain mengenai jalur penerimaan mahasiswa baru, program studi, fasilitas hingga mengenai lokasi kampus UNAIR. Salah satu siswa, Fina, memberikan respon positifnya mengenai pemaparan materi yang disampaikan oleh pemateri. Menurutnya, informasi tersebut bisa memperkaya pengetahuan dirinya dan rekan-rekannya. “Kunjungan
semacam
ini
dapat
membantu
untuk
memperkaya
informasi yang akan dijadikan opsi sebelum masuk ke jenjang universitas,” kata pelajar kelas XI. Secara rutin, UNAIR menjadi tempat kunjungan bagi para pelajar dan guru pendamping dari sekolah-sekolah. Pada bulan Januari telah terjadwal 19 kunjungan dari pihak sekolah. Kunjungan seperti ini merupakan sarana bagi UNAIR untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan akademis di perguruan tinggi dan jalur penerimaan mahasiswa baru. (*) Penulis: Helmi Rafsanjani. Editor: Defrina Sukma S
Jadikan UKM UNAIR sebagai Motor Penggerak Lahirnya Prestasi di UNAIR UNAIR NEWS – Awal tahun menjadi momen emas bagi setiap organisasi mahasiswa di Universitas Airlangga untuk melaksanakan regenerasi struktur kepengurusan, tak terkecuali Unit Kegiatan Mahasiswa UNAIR. Sebanyak 84 mahasiswa dari 40 UKM mengikuti lokakarya pembekalan yang diadakan oleh Direktorat Kemahasiswaan UNAIR, Jumat-Sabtu (20-21/1). Lokakarya pembekalan yang berlangsung di Royal Trawas Cottage ini diikuti oleh ketua dan sekretaris UKM di UNAIR. Ada tiga UKM baru yang turut serta mengikuti lokakarya, yakni UKM Tahfidzul Qur’an, UKM Airlangga Aquatik, dan UKM Pagar Nusa. Sekretaris universitas Drs. Koko Srimulyo., M.Si mengatakan, pembekalan ini dilakukan guna melibatkan UKM sebagai komponen strategis menuju World Class University (WCU). Berkaca dari tahun sebelumnya, lebih dari 50% prestasi mahasiswa UNAIR adalah hasil pencapaian dari UKM. Untuk itu, guna mencapai prestasi tersebut, peserta lokakarya dibekali berbagai materi dari pimpinan universitas. Mereka terdiri dari Sekretaris Universitas, Direktur Kemahasiswaan, Direktur Sarana Prasarana dan Lingkungan, Wakil Dekan Fakultas Vokasi, Pembina UKM, Kasubdit Program Kemahasiswaan, dan Koordinator Bidang Minat dan Bakat. “Pembekalan ini bertujuan untuk penguasaan Visi dan Misi universitas, sehingga mahasiswa yang tergabung dalam UKM dapat menjadi pioner yang bermoral dan bermartabat dalam hal pencapaian prestasi di universitas,” ujar Koko. Berada
di
Wishnu
disampaikan.
Kencana
Beragam
Hall,
materi
satu
tersebut
demi
satu
diharapkan
materi menjadi
stimulus dalam menjalankan roda organisasi. Berbagai materi yang disampaikan meliputi keterlibatan UKM dalam kebijakan pengembangan UNAIR, tata aturan peminjaman sarana prasarana dan lingkungan, perencanaan dan pengembangan UKM melalui rencana program kerja selama satu periode. Selain itu ada materi seputar penyusunan evaluasi diri, hasil akreditasi dan persiapan reakreditasi, strategi pengembangan UKM menuju percaturan global, UKM UNAIR sebagai sarana pembangunan karakter ke-UNAIR-an, strategi peningkatan softskill dalam kegiatan minat bakat, dan peran FORKOM UKM. Eko Setyo Widodo selaku Ketua UKM Kependudukan mengatakan, pembekalan ini sangat bermanfaat untuk memberikan stimulus bagi mahasiswa dalam mencapai prestasi di masing-masing bidang yang mereka tekuni. “Pembekalan selama tiga hari ini sangat menarik dan saya rasa memang sangat diperlukan bagi semua teman-teman UKM. Jangan majukan UKM lewat UNAIR, tetapi majukan UNAIR lewat UKM. Katakata itu menjadi prinsip saya sekaligus bisa menjadi penyemangat kepada 40 UKM UNAIR,” kata Eko. (*) Penulis : Disih Sugianti Editor : Binti Q. Masruroh
Alumnus Fisika Jadi Penanggung Jawab Lab di BATAN UNAIR NEWS – Berawal dari sekadar coba-coba ikut tes seleksi kepegawaian, kini Sugiyana, alumnus program studi S-1 Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga telah menapaki karirnya sebagai penanggung jawab sebuah laboratorium
di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Ia sebelumnya tak menyangka bahwa dirinya akhirnya diterima di badan yang menggawangi perkembangan penggunaan energi nuklir di Indonesia itu. Usai menamatkan kuliahnya di S-1 Fisika, ia lantas mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke berbagai instansi. BATAN menjadi salah satu sasarannya. “Nggak ada niat untuk masuk BATAN karena saya juga mengikuti tes di militer pada saat itu,” tutur Sugiyana ketika dihubungi via telepon, Senin (23/1). Ia kini bertanggung jawab atas salah satu Laboratorium Kedaruratan Nuklir yakni Laboratorium Whole Body Counter. Berkantor di Jakarta, pria asal Magetan itu bertugas memeriksa karyawan yang diduga terkontaminasi interna oleh zat radioaktif. “Tugas saya adalah memeriksa karyawan yang kontak dengan radioaktif. Setiap negara kan harus punya kedaruratan nuklir. Di Indonesia itu ya di BATAN, dan saya adalah penanggung jawabnya,” tutur Sugiyana yang mulai bekerja di BATAN pada tahun 1992. Sebagai pranata nuklir, ia mengatakan, pekerjaannya ini mengharuskan dirinya untuk banyak-banyak memperbarui ilmu baru di bidang spektroskopi dan instrumentasi pendukungnya. Sugiyana harus belajar tentang internal dosimetri serta merawat alat supaya dapat bekerja dengan baik. Ia dan timnya juga wajib menjaga mutu hasil pengukuran sehingga hasil pengukuran dapat diakui oleh internasional. Untuk menambah pengetahuannya di bidang tenaga nuklir, Sugiyana pernah melakukan pendidikan dan pelatihan di luar pendidikan formalnya. Ia pernah mengikuti pelatihan Internal Exposure Monitoring di Japan Atomic Energy Research Institute (JAERI), dan Pemodelan dan Simulasi Komputer di Pusdiklat BATAN, Radiation Measurement and Nuclear Spectroscopy di BATAN-JAERI.
Ia juga pernah mengikuti pelatihan Aplikasi Statistik untuk Pengolahan Data di Pusdiklat BATAN, Radiological Emergency Preparedness and Response di BATAN dan Japan Atomic Energy Agency (JAEA), serta Chemical, Biological, Radiological, and Nuclear (CBRN) First Responder Training Program di Defence Research and Development, Kanada. Meski ia menjadi pranata nuklir, alumnus Fisika tahun angkatan 1985 itu juga melakukan publikasi. Beberapa di antaranya Tingkat Ketelitian Alat Whole Body Counter Accuscan Canberra Model 2260, Status Prototipe Whole Body Counter Mobile Dual Probe, dan Pembuatan Phantom Manekin 5 Kelompok Umur untuk Kalibrasi Alat Whole Body Counter. Ditanya mengenai opini pribadinya mengenai masa depan energi nuklir di Indonesia, Sugiyana menuturkan bahwa dirinya sepakat apabila energi nuklir lebih banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. “Karena energi nuklir sangat murah dan terjamin. Kita juga nggak perlu takut dengan perkembangan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir). Entah kenapa pemerintah lebih mengedepankan bahan bakar fosil atau batu bara itu,” tegasnya. Fisika Dulunya, Sugiyana mengakui tak begitu tertarik dengan salah satu bidang ilmu tertua di dunia. Pada saat tes mahasiswa baru, ia menempatkan prodi Teknik Kelautan pada pilihan pertama, dan Fisika pada pilihan kedua. “Saya asal saja menempatkan jurusan Fisika. Pokoknya, di Jatim. Akhirnya, saya milih di UNAIR,” cerita Sugiyana. Ia mengakui, semasa kuliah di S-1 Fisika dulu bukan termasuk mahasiswa yang aktif berorganisasi maupun mengikuti konferensi ilmiah. Ketika ditanya, berapa IPK-nya? Ia menuturkan IPK-nya dulu tak lebih dari 2,50 dari skala 4,00.
“Dulu satu angkatan tertinggi sekitar 2,80,” tuturnya. Ia lantas berpesan kepada mahasiswa UNAIR agar sering memanfaatkan berbagai kesempatan kompetisi-kompetisi mahasiswa antar universitas. “Mahasiswa harus banyak-banyak mengikuti kompetisi antar universitas,” pesannya. (*) Penulis : Defrina Sukma Editor : Faridah Hari
62 Tahun, Sosial
IIDI
Tebar
Aksi
UNAIR NEWS – Perayaan ulang tahun tak selalu harus dirayakan dengan acara hura-hura. Memaknai bertambahnya usia ke-62, organisasi Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) menggelar serangkaian acara edukatif. Seperti acara penyuluhan kesehatan dengan berbagai tema dan mengajak ratusan pelajar SMA serta masyarakat Surabaya. Puncak perayaan HUT ke-62 IIDI ini sekaligus memperingati Hari Ibu ke-88, Hari Kesetia Kawanan Sosial Nasional dan Hari Disabilitas Internasional. Berlangsung di Gedung Airlangga Medical Education Center (AMEC) FK UNAIR (18/1), keempat acara tersebut dikemas dalam sebuah acara temu silaturahmi antar anggota IIDI, Komunitas Worokawuri, Dharmawanita Persatuan, Ikatan Dokter Indonesia, Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) dan yayasan sosial. Ketua Organisasi IIDI Cabang Surabaya Ir. Heri Sri Totok Suhartoyo mengungkapkan, peringatan HUT IIDI kali ini dimeriahkan dengan serangkaian kegiatan sosial. Yaitu penyuluhan pencegahan HIV/Aids bekerjasama dengan BNN, di
Grand City pada bulan November 2016 lalu. Dilanjutkan dengan acara sosialisasi Bahaya Narkoba dan obat terlarang yang diikuti oleh lebih dari 200 pelajar SMA 20 Surabaya, pada bulan Desember 2016. Setelah sukses mengagendakan kegiatan sosial, acara puncak peringatan HUT ini pun dimeriahkan dengan acara hiburan, seperti lomba kreasi menata tumpeng kue basah dengan peserta ranting kelompok IIDI, dan bazaar. Berlangsung pula penyerahan bantuan dana kepada Yayasan Anak Berkebutuhan Khusus Peduli Kasih, dan Panti Pondok Kasih Surabaya. IIDI merupakan satu-satunya wadah yang menghimpun para isteri dokter Indonesia. Organisasi ini bergerak di bidang medik sosial berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong. Selain itu, IIDI Surabaya merupakan pendamping serta mitra yang sejajar dengan organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). ‘’Karena posisi kami di Surabaya, ya mitra kita IDI Surabaya. Yang membedakan antara IIDI dengan IDI adalah, kalau IIDI Surabaya hanya ada satu cabang saja tanpa pengurus wilayah (Jatim). Sementara IDI ada Cabang Surabaya dan ada IDI pengurus wilayah Jawa Timur,” ungkapnya. Di periode kepengurusan IIDI kali ini, Sri mencanangkan tujuh program unggulan. Yaitu penyuluhan penyakit menular HIV/Aids, penyuluhan penyakit tidak menular kanker serviks dan kanker payudara, penyuluhan narkoba dan obat-obatan terlarang, pola hidup sehat, penertiban jamban dan sanitasi, menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi, sekaligus program menekan kekerasan pada perempuan dan anak. “Bersyukur sekali sebagian program unggulan kami sudah terlaksana dan mendapat respon positif dari masyrakat,” ungkapnya. Sri berharap, program kegiatan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. IIDI pun tdiak bergerak sendiri, dalam pelaksanaanya, IIDI juga melibatkan peran serta masyarakat seperti kader posyandu, dan ibu PKK. (*)
Penulis: Sefya Hayu Editor: Nuri Hermawan