VOL. 8. NO. 2. JUNI 2007
ISSN:1411- 3201
DATA MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadlirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerahnya sehingga jurnal edisi kali ini berhasil disusun dan terbit. Beberapa tulisan yang telah melalui koreksi dari mitra bestari dan revisi dari penulis, pada edisi ini diterbitkan. Adapun jenis tulisan pada jurnal ini adalah hasil pemikiran konseptual dan penelitian. Redaksi mencoba selalu mengadakan pembenahan kualitas dari jurnal dalam banyak aspek. Beberapa pakar di bidangnya juga telah diajak untuk berkolaborasi mengawal penerbitan jurnal ini. Materi tulisan pada jurnal berasal dari dosen tetap dan tidak tetap STMIK AMIKOM serta dari luar STMIK AMIKOM. Tak ada gading yang tak retak begitu pula kata pepatah yang selalu di kutip redaksi, kritik dan saran mohon di alamatkan ke kami baik melalui email, faksimile maupun disampaikan langsung ke redaksi. Atas kritik dan saran membangun yang pembaca berikan kami menghaturkan banyak terimakasih. Redaksi
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Perhitungan Beban Pendingin pada Lokomotif Kereta Api ........................... 1 Ahmad Nur Fahmi (STMIK AMIKOM Yogyakarta)
Sistem Informasi Geografi, Pengertian dan Pemanfaatannya ...................... 22 Anisah Aini (STMIK AMIKOM Yogyakarta)
Membangun Sistem Berbasis WAP untuk Mengakses Jadwal, Jumlah Sisa Tempat Duduk dan Pemesanan Tiket Online Kereta Api Eksekutif....................................................................................................... 40 Erni Lukminingsih (STMIK AMIKOM Yogyakarta)
Aplikasi Pemantau Presensi Mahasiswa dan Dosen .................................... 52 Gunawan Arisona (STMIK AMIKOM Yogyakarta)
Perangkat Lunak Permainan Scrabble.......................................................... 67 Ichsan Wiratama (STMIK AMIKOM Yogyakarta)
v
Alat Ukur Frekuensi Digital dengan Sistem Pemegang ............................... 76 Moch. Hari Purwidiantoro (AMIK AMIKOM CIPTA DARMA Surakarta)
Analisis Tingkat Keamanan dalam Hal Spamming menggunakan Testing Open Relay antara Sendmail dan Qmail ...................................................... 86 Nila Feby Puspitasari (STMIK AMIKOM Yogyakarta)
Komputerisasi Sistem Bendung Air ........................................................... 105 Taufiq Hidayat (STMIK AMIKOM Yogyakarta)
Lampiran
vi
PERENCANAAN PERHITUNGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA LOKOMOTIF KERET API Ahmad Nur fahmi1 Abstraksi Dewasa ini banyak sekali terjadi kecelakaan kereta api yang antara lain disebabkan oleh faktor human error. Salah satu pemicu terjadinya human error misalnya tidak ada kenyamanan dalam ruangan masinis (lokomotif). Oleh karena itu penulis tertarik untuk merencanakan sistem pengkondisian udara yang ditujukan pada ruangan masinis (lokomotif). Untuk mendapatkan kondisi yang nyaman dalam ruangan masinis (lokomotif) diperlukan perhitungan-perhitungan yang mendasar. Disini penulis mencoba merancang perhitungan yang digunakan untuk mendesain atau memilih alat. Kata kunci : Lokomotif Kereta Api, Pengkondisian Udara 1. Pendahuluan Saat ini pengkondisian udara sudah banyak digunakan, antara lain pada bidang industri, rumah tinggal, pertokoan, perkantoran, hotel, dan kendaraan. Untuk kendaraan dapat digunakan pada mobil, bus, kereta api, kapal laut dan pesawat terbang. Di tambah dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan manusia tentang kenyamanan pada saat bekerja yaitu kebutuhan akan temperatur, kelembaban dan hembusan udara yang sesuai. Diharapkan tugas yang diwajibkan kepadanya dilakukan dengan benar dan tepat. Tidak kecuali bagi tenaga operator, misalnya pada masinis kereta api. 1
Staff Pengajar STMIK AMIKOM Yogyakarta
1
Semuanya itu membuat perkembangan kemajuan sistem pengkondisian udara (Air Conditioning) terus berkembang. Pengkondisian udara diperlukan untuk memberikan kondisi lingkungan yang berudara nyaman, segar, dan bersih. Oleh karena itu perlu perlakukan proses terhadap udara untuk mengatur temperatur, kelembaban dan kebersihan, serta mendistribusikannya secara serentak guna memenuhi kenyamanan yang diinginkan Oleh karena itu penulis tertarik untuk merencanakan sistem pengkondisian udara yang ditujukan kepada masinis operator lokomotif. Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk merencanakan perhitungan sistem pengkondisian udara di ruang kabin masinis lokomotif, sehingga akan diharapkan akan mempermudah dalam perencanaan peralatan atau komponen yang dibutuhkan . Penulisan karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan batasan masalah: 1.
2
Perancangan sistem pengkondisian udara untuk lokomotif kereta api dengan mengacu pada jenis lokomotif CC 20312 dengan struktur (Tabel 1):
Tabel 1 : Struktur lokomotif No.
Struktur
Elemen
1.
Dinding
Plat baja SC 41 Celah udara Glasswool Melamine plastik hardbord Plat baja SC 41 Celah udara Glasswool Melamine plastik hardbord Kaca penyerap panas (48%) Lonleum Plywood Semen Plat baja gelombang
2.
3.
4.
Atap
Jendela
Lantai
Tebal (mm)
A (m2)
3 30 50
Timur 5,11 5,11 5,11
Selatan 4,35 4,35 4,35
Barat 3,77 3,77 3,77
Utara 4,35 4,35 4,35
Total 17,57 17,57 17,57
5
5,11
4,35
3,77
4,35
17,57
3 30 50
-
-
-
-
3,72 3,72 3,72
2
-
-
-
-
3,72
5
0,32
0,79
1,51
0,79
3,41
5 20 8
-
-
-
-
7,39 7,39 7,39
1.2
-
-
-
-
7,39
(Sumber: PJKA Yogyakarta) 2.
3. 4. 5. 6.
Posisi geografis operasi lokomotif kereta api adalah 100 LS dan 1100 BT dikarenakan kereta api mempunyai rute perjalanan dari Yogyakarta – Jakarta, pulang - pergi melalui jalur selatan pulau Jawa, menuju arah barat. Dalam perhitungan beban pendingin, diasumsikan pada jam 13.00 WIB dikarenakan lokomotif beroperasi selama 8 jam (08.00 – 16.00 WIB). Dalam perhitungan diasumsikan kondisi pada bulan Agustus / April. Ruang masinis ditempati oleh 2 (dua) orang. Penerangan di ruang masinis menggunakan lampu fluorescent (TL) 10 Watt, sebanyak 2 buah
3
7. a. b.
8.
2.
Temperatur dalam perhitungan perancangan adalah: Pada temperatur ruangan masinis (Tdb) 25,5oC (78oF) dengan 60% RH. Temperatur udara luar dalam perhitungan diasumsikan adalah 32,78oC (91oF) dengan 80% RH kecuali antara ruang kabin masinis dengan ruangan mesin lokomotif yaitu pada bagian belakang diasumsikan sebesar 40oC dengan 80% RH. Udara luar yang dimasukkan ke ruangan masinis di asumsikan sebesar 15 CFM / orang. Asumsi yang digunakan adalah standard ventilasi untuk ruangan kantor (umum) dengan masinis ada yang merokok (Carrier, 1965). Pembahasan
Perhitungan Estimasi Kapasitas Pendingin Kapasitas pendingin dihitung untuk mendapatkan dasar perancangan peralatan pengkondisian udara. Perhitungan beban pendinginan dihitung dengan asumsi kondisi: 1.Tdb dan Twb dianggap pada saat mencapai maksimum. 2.Udara cerah dan tidak berawan atau kabut yang mengurangi radiasi matahari. 3.Warna dinding dianggap sedang (medium color) 4.Kapasitas pendinginan internal pada keadaan normal. Kapasitas pendinginan untuk pengkondisian udara ruangan masinis ditinjau atas perbedaan kalor adalah : Beban kalor sensible antara lain: Beban kalor lampu Perpindahan kalor melalui dinding Beban kalor masinis Perpindahan kalor melalui atap Beban kalor infiltrasi Perpindahan kalor melalui lantai Beban kalor ventilasi Perpindahan kalor melalui kaca
4
Beban Kalor Laten antara lain adalah: Beban kalor masinis Beban kalor infiltrasi
Beban kalor ventilasi
Perhitungan Koofesien Perpindahan Kalor (U) Perpindahan kalor melalui dinding, atap dan kaca serta lantai ruang masinis disebabkan oleh perbedaan temperatur antara bagian luar dan bagian dalam dari dinding, atap, kaca, dan lantai. Laju perpindahan kalor atau beban pendingin dihitung dengan persamaan: Q = U . A . ∆t dengan : Q = U = A ∆te
= =
laju perpindahan kalor , ( W atau Btu/hr) koefisien perpindahan kalor, (W/m2.oC Btu/(hr.ft2.F)) luasan perpindahan kalor (m2 atau ft2) beda temperatur (oC atau oF)
atau
B a g ia n D a la m ( T e m p . y g d i k o n d is i k a n )
B a g ia n L u a r (T e m p . y g b e sa r)
Q
Gambar 1. Penampang struktur R
A
R
B
R
C
R
D
Gambar 2. Analog tahanan listrik Besarnya harga koefisien perpindahan kalor (U) dipengaruhi oleh harga tahanan termal (R) dari komposisi bahan yang digunakan untuk suatu struktur, lapisan udara bagian luar dan dalam dari struktur tersebut. Koefisien perpindahan kalor dapat dianologikan dengan susunan tahanan listrik sebagai berikut : dengan :
5
RA RB RC RD RE
= = = = =
tahanan termal lapisan film udara luar tahanan termal bahan B tahanan termal bahan C tahanan termal bahan D tahanan termal lapisan film udara dalam
Maka besarnya koefisien perpindahan kalor dari struktur tersebut dihitung dengan persamaan :
U=
1 ΣR
Tabel 2. Tabulasi Perhitungan Harga Koefisien Perpindahan Kalor (U) No
Struktur
1
Dinding
2
6
Atap
Elemen Lapisan film udara luar Plat baja SC 41 Celah udara Glasswool Melamine plastik hardboard Lapisan film udara dalam Lapisan film udara luar Plat baja SC 41 Celah udara Glasswool
R (oC.m2/W)
Rtotal (oC.m2/W)
U (W/oC.m2)
1,329
0,752
1,371
0,729
2,660E-02 3,700E-05 1,638E-01 9,961E-01 2,280E-02 1,198E-01 2,660E-02 3,700E-05 1,638E-01 9,961E-01
3
4
Jendela
Lantai
Melamine plastik hardboard Lapisan film udara dalam Lapisan film udara luar Kaca penyerap panas (48%) Lapisan film udara dalam Lapisan film udara luar Lonleum Plywood Semen Plat baja gelombang Lapisan film udara dalam
2,280E-02 1,621E-01 2,660E-02
0,384
2,603
0,407
2,460
1,96E-01 1,621E-01 2,660E-02 1,16E-02 1,73E-01 3,28E-02 2,20E-05 1,621E-01
Beban Kalor Melalui Kaca Akibat Radiasi Matahari Beban kalor melaui kaca akibat radiasi matahari dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (Carrier,1965): Q= (Beban puncak matahari , Btu /(hr. ft2)) x (Luas kaca, ft2) x (Shade Factor, Shash factor) x (Storage Factor)…………………………………………….(4.3) Dengan mengambil data: 1.Beban puncak matahari pada posisi 10oLS di bulan Agustus dan April 2.Shade factor untuk kaca penyerap panas 56 sampai 70 % sebesar 0,62 3. Shash factor sebesar 1/0,87 4. Storage factor pada jam 13.00 WIBB (1 PM)
7
Tabel 3. Tabulasi Perhitungan Kapasitas Pendingin Radiasi Matahari pada Kaca. Arah Timur (E) Selatan (S) Barat (W) Utara (N) Total
Area (m2) (ft2)
Kapasitas Peak load Facror 2 Btu/(hr.ft ) Shade Shash Storage Btu/hr W
0.32 3.42
155
0.62
1.15
0.19
71.67
0.79 8.55
73
0.62
1.15
0.98
435.71 127.66
1.51 16.21 155
0.62
1.15
0.22
393.90 115.41
0.79 8.55
0.62
1.15
0.83
65.72
13
Akibat Radiasi Matahari Akibat radiasi matahari kapasitas pendingin di hitung dengan persamaan (Carrier,1965) : Q = U . A . ∆te dimana : ∆te = beda temperature equivalent pada bulan dan waktu yang diinginkan (oF) Beda temeperatur equivalent dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (Carrier, 1965) : ∆t e = 0,78
dengan : ∆tes =
8
∆tem
=
Rs
=
Rs R ∆t em + 1 − 0,78 s Rm Rm
∆t es
Beda temperature equivalent pada dinding atau atap yang teduh diambil pada (July, 40oLU dan 24 jam operasi), dan dikoreksi Beda temperatur equivalent pada dinding dan atap yang menghadap datangnya matahari pada hari dan waktu yang direncanakan, dan dikoreksi
21.00
19.25 283.33
Rm
=
Kalor maksimum akibat radiasi matahari pada posisi dan waktu yang direncanakan Kalor maksimum akibat radiasi matahari melalui kaca untuk lapisan dinding pada saat (July; 40oLU dan 24 jam operasi)
Dengan menggunakan Persamaan 2.5 beda temperatur pada bulan Agustus/April dan letak geografis 10oLS adalah dapat dilihat pada Tabel 2.4 Tabel 4. Tabulasi Perhitungan Beda Temperatur Equivalent Struktur Atap
Arah
Atas Selatan (S) Dinding Barat (W) Utara (N)
∆tes (oF) 45 41 53 7
∆tem (oF) 51 45 56 18
Rs (Btu/hr.ft2) 220 14 40 71
Rm (Btu/hr.ft2) 225 63 43 14
(oF) 50 42 55 51
∆te (oC) 10 5 13 10
Beban pendingin untuk dinding daerah bagian selatan dengan menggunakan persamaan 2.4 dapat diketahui dengan : U = koefisien perpindahan kalor = 0,752 W/oC.m2 A = luas dinding arah selatan = 4,35 m2 ∆te = Beda temperatur equivalent = 5 oC Sehingga : Q = 0,752 x 4,35 x 5 = 71,20 W
9
Tabel 5. Tabulasi Perhitungan Kapasitas Pendingin melalui dinding dan atap akibat radiasi matahari Struktur
Arah
Atap
Atas Selatan (S) Barat (W) Utara (N)
Dinding Jumlah
U W/oCm2 0.729 0.752 0.752 0.752
A m2 3.715 17.574 17.574 17.574
∆te C 10 5 13 10 o
Q W 26.45 71.20 170.24 135.99 403.89
Akibat Beda Temperatur Dari batasan telah diuraikan bahwa beda temperatur yang terjadi pada kabin kereta api diasumsikan sebesar: 32,78oC – 25,5oC = 7,28 o C, kecuali pada bagian belakang atau dinding sebalah timur sebesar 40oC – 25,5oC = 14,5oC. Sehingga kapasitas pendingin akibat beda temperatur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1. Misalnya pada dinding sebelah selatan, dengan : Sehing U = koefisien perpindahan kalor = 0,752 W/oC.m2 ga A = luas dinding arah selatan = 4,35 m2 kapasit ∆t = Beda temperatur = 7,28oC as pendinginnya adalah: Q = 0,752 x 4,35 x 7,28 = 23,83 W
10
Tabel 6. Tabulasi Perhitungan kapasitas Pendingin pada Dinding dan Atap Akibat Beda Temperatur Struktur
Arah
Atap
Atas Timur (E) Selatan (S) Barat (W) Utara (N)
Dinding Jumlah
U W/oCm2 0.73 0.75 0.75 0.75 0.75
A m2 3.72 5.11 4.35 3.77 4.35
∆t C 7.28 14.50 7.28 7.28 7.28 o
Q W 19.72 55.75 23.83 20.65 23.83 143,77
Beban Kalor Akibat Beda Temperatur Kecuali Melalui Dinding dan Atap. Beban kalor akibat beda temperatur pada kabin masinis kereta api kecuali melalui dinding dan atap antara lain: Melalui Lantai Dengan menggunakan persamaan 2.1 kapasitas pendinginnya adalah: Q = 2,46 x 7,39 x 7,28 = 132, 78 W Melalui Kaca Beda temperatur pada bagian belakang (timur) dengan arah yang lain berbeda sehingga kapasitas pendinginnya adalah:
11
Tabel 7. Kapasitas Pendingin Akibat Beda Temperatur pada Kaca U A t Q Struktur Arah o 2 2 o W/ Cm m C W Timur (E) 2.60 0.32 14.50 12.08 Selatan (S) 2.60 0.79 7.28 14.97 Kaca Barat (W) 2.60 1.51 7.28 28.61 Utara (N) 2.60 0.79 7.28 14.97 Jumlah 70.63 Beban Kalor Akibat Internal Heat Beban kalor akibat internal heat yang ada di kabin masinis antara lain adalah: Beban Kalor Masinis Masinis diasumsikan dalam kondisi bekerja seperti di kantor pada saat kondisi temperatur 78oF , sehingga perolehan kalor terdiri dari (Carrier, 1965) : Latent heat (ql) sebesar: 235 Btu/hr Sensible heat (qs) sebesar 215Btu/hr. Besarnya kapasitas pendingin dihitung dengan persamaan (G. Pita, ) Qs = qs x n x CLF Ql = ql x n x CLF dimana ql, qs = Kalor latent, sensible n = Jumlah orang (operator) CLF = Cooling Load Factor Sehingga dengan mengambil CLF sama dengan 1, maka kapasitas pendingin akibat operator sebesar: Qs = 215 x 2 x 1 = 430 Btu/hr = 137,71 W Ql = 235 x 2 x 1 = 470 Btu/hr = 125,99 W
12
Beban Kalor Lampu Kapasitas pendingin akibat lampu fluroscent dapat dihitung dengan persamaan (Carrier, 1965) : Q = Total Kapasitas Lampu (Watt) x 1,25 x 3,4 (Btu/hr) (2.8) Dari bab I diketahu bahwa total kapasitas lampu pada ruangan kabin lokomotif sebesar 10 x 2 = 20 Watt. Sehingga kapasitas pendingin adalah: Q = 20 x 1,25 x 3,4 = 85 Btu/hr = 24,91 W Beban Kalor Infiltrasi Beban kalor infiltrasi merupakan beban kalor karena infiltrasi udara melalui bukaan pintu. Pada ruangan masinis terdapat dua (2) pintu, atau sepasang. Pada perancangan diasumsikan bahwa pintu frekuensi bukaan 5%. Sehingga diperoleh CFM/pasang pintu 50 CFM (Carrier, 1965). Beban akibat infiltrasi dihitung dengan persamaan (G. Pita, ): Qs = 1,08 x CFM x T C (2.9) Ql = 0,68 x CFM x (wo’ – wi’) (2.10) Dengan : TC w’ o, i
= = =
beda temperatur ruangan masinis dengan dengan udara luar rasio kelembaman posisi di luar, dalam
Dengan membaca diagram psycometri diketahui bahwa: To = 91oF, 80% RH, mempunyai harga wo’ = 178 gr/lb udara kering Ti = 78oF, 60% RH, harga wi’ = 86 gr/lb udara kering. Sehingga dengan perbedaan temperatur (TC) sebesar 91oF – 78oF = 13 oF, besarnya kapasitas pendingin sensible (Qs) akibat infiltrasi adalah: Qs = 1,08 x 50 x 13 = 702 Btu/hr = 205,69 W Ql = 0,68 x 100 x (178 – 86 ) = 3132,5 Btu/hr = 917,82 W 13
Beban Kalor Akibat Rugi-Rugi Kebocoran Saluran Udara Rugi-rugi kebocoran saluran udara dipengaruhi oleh pemasangannya yaitu sebesar 5 sampai dengan 30% (C.P. Arora, 1983), tergantung pada pemasangannya. Pada perhitungan beban pendinginanini diambil rugi-rugikebocoran udara suplai sebesar 20% Beban Kalor dari Fan Pengkondisian Udara Pada perhitungan ini, system suplai udara ruangan penumpang adalah system induksi. Pada system ini, fan mengalirkan udara melalui koil pendingin sebelum disuplai kedalam ruangan yang dikondisikan. Perolehan kalor fan pengkondisian udara merupakan perolehan kalor sensible ruangan. Besarnya kalor ini antara 2,5 sampai dengan 7,5% dari kalor sensible ruangan (C.P. Arora, 1983). Dalam perhitungan diambil harga 7%. Beban Kalor Ventilasi Dengan menggunakan persamaan 2.9 dan 2.10, pada saat udara luar yang dimasukkan ke ruangan masinis di asumsikan sebesar 15 CFM / orang (standard ventilasi untuk ruangan kantor dengan masinis ada yang merokok). Beban kalor sensible (Qs) ventilsi adalah: Qs = 1,08 x 30 x 13 = 421,2 Btu/hr = 123,41 W, dan Beban kalor laten (Ql) ventilasi adalah: Ql = 0,68 x 30 x (178 – 86 ) = 1876,8 Btu/hr = 549,9 W Beban ventilasi (Qs), disebut juga dengan beban kalor luar (Outdoor Air Sebsible Heat (OASH), dan Ql dengan Outdoor Air Latent Head (OALH)) . Faktor Keamanan Faktor keamanan (safety factor) yang diambil adalah 5% dari seluruh beban pendingin (C.P. Arora, 1983).
14
Beban Pendinginan Dari perhitungan perolehan kalor dan beban-beban pendinginan sebelumnya, maka selanjutnya dapat dibuat tabel beban pendinginan ruangan masinis kereta api, dapat dilihat pada Tabel 2.8
No 1 2
3
4
5 6 7 8
Tabel 8. Estimasi beban pendingin Kalor Sensible Melaui - Akibat (W) (Btu/hr) Kaca - Radiasi 283.33 966.99 Atap dan Dinding - Radiasi dan ∆T a. Radiasi 403.89 1378.46 b. Beda Temperatur (∆T) 143.77 490.69 Kecuali Dinding dan Atap Beda Temp.(∆T) a. Lantai 132.38 451.80 b. Kaca 70.63 241.05 Internal Heat a. Operator 137.71 470.00 b. Lampu 24.91 85.00 Infiltrasi 205.69 702.00 Sub Total 1402.29 4785.98 Rugi Kebocoran (20%) Tambahan kalor untuk fan (7%) Total Safety factor, 5%
280.46 98.16 1780.91 89.05
Kalor Laten (W) (Btu/hr)
125.99
430.00
917.82 3132.50 1043.81 3562.50
957.20 335.02 6078.19 1043.81 3562.50 303.91 52.19 178.13
1869.96 6382.10 Room Sensible Heat (RSH) Outdoor Air Sensible Heat (OASH) 123.41 421.20 Total Sensible Heat (TSH) 1993.37 6803.30
1096.00
3740.63 RLH
549.90 1645.91
1876.80 OALH 5617.43 TLH
15
Analisis Psychometri Analisis psycometri dilalukan berdasarkan: 1. Perolehan kalor sensible dan latent 2. Kondisi di dalam ruangan yang akan dikondisikan dan udara luar 3. Temeperatur bola kerang (Tdb) udara suplai. 4. Anlisis psycometri berguna untuk menentukan: 5. Kondisi udara suplai 6. Kapasitas refrigrasi, dan Temperatur efektif koil pendingin (apparatus dew point temperature (Tadp)). 7. Temperatur bola kering (Tdb) udara suplai dipilih sedemikian rupa, sehingga beda temperatur antara ruangan udara suplai (supply air temperature difference) berkisar antara 15 sampai 30 oF (G. Pita,) diambil 18 oF. Sketsa aliran udara dapat dilihat pada gambar berikut: 6
4 5 7
1
A C
RU A N G A N K A B IN M A S IN IS
2 3
Gambar 3. Aliran Udara pada Sistem AC O u tD o o r D e s ig n
ur
1
iT
HF
as
4 ,5 ,6 ,7
tu r Sa
2
3
F RSH U d a ra M e n in g g a lk a n A la t
BPF
R oom D e s ig n
Spesific Humidity
em
pe
ra t
C a m p u ra n
GS
1 -B P F
D ry -B u lb T e m p e ra tu re
Gambar 4. Diagram psychometric Perancangan Pengkondisian Udara
16
Dari data sebelumnya diketahui bahwa: Room Sensible Heat (RSH) Room Laten Heat (RLH) Assumsi udara luar Perancangan kondisi udara dalam Ventilasi Supply Temperature Diffrence
= 6382,10 Btu/hr = 3740,63 Btu/hr = Tdb 91oF, 80% RH = Tdb 78oF, 60% RH = 30 CFM = 18 oF
Siklus Perancangan Siklus kompresi uap satu tingkat terdiri dari komponen utama antara lain: 1. Kompresor 2. Kondensor 3. Evaporator 4. Ekspansi Valve Siklus diagram sistem kompresi uap refrigrasi perancangan yaitu dengan superheat 5 oC dan sub cooling 5 oC dapat dilihat pada gambar (Gambar 3.4) Qk 3
T ekanan tin g g i
K ondensor
2
W
m E kspansi V a lv e
K o m p re so r
E v a p o ra to r 4
T ekanan re n d ah 1
Qo
Gambar 5. Siklus sistem kompresi uap refrigrasi satu tingat T o
T
k
P K e te ra n g a n :
S u b C o o lin g
P
k
T
3
2'
k
P = T ekanan
2 ns
t
T = T e m p e ra tu r
P
o
h = e n th a lp y
Co
T
=
4
o
S
x
s = e n tro p i
1
4 S u p erh eat
h
1
- h
4
h
2
- h
1
h
Gambar 6. Diagram p-h R-134a siklus refrigerasi rancangan
17
P-h diagram perancangan dengan menggunakan R-134a dapat dilihat pada lampiran-3, dimana dengan membaca diagram tersebut hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.3: Tabel 3.3 Hasil pembacaan p-h diagram Parameter Proses termodi namika pada siklus terdiri dari1:
1–2
Temperatu r (T) Tekanan (P) Enthalpy (h) Enthalpy liquid (hf) Enthalpy vapour (hg) Sesifik volume (v) Entropy (s)
Satu an o C Pa kJ/k g kJ/k g kJ/k g m3/k g kJ/k g
Posisi 1 15 414,49 410 0,05 1,742
Posisi - Posisi - Posisi - 4 2 3 10 45 40 414,49 1160 1160 254 254 440 213,53 404,40 1,742
Kompres isentropic, yaitu pada kompresor, dengan s2 = s1; Q = 0 Kerja, w = − vdp = − dh = −(h2 − h1 )
∫
∫
2–3
P = konstan, pelepasan heat, yaitu pada kondensor, dengan qk = h2 – h3
3–4
Throtling, yaitu pada ekspansi valve, dengan h3 = h4 = hf4 + x (h1 – hf4), atau
18
4-1
x=
h3 − h f 4 h1 − h f 4
P = konstan, penyerapan heat yaitu pada evaporator, dengan Refrigrasi Effeck (RE) = qo = h1 – h4
dengan : s Q v q h hf x 1,2,3,4
= = = = = = = =
Spesific entropy, (kJ/(kg.K) Kapasitas kalor, (kW) Spesific volum, (m3/kg) Heat fluks perunit massa, (kW/kg) Spesific enthalpy, (kJ/kg) Spesific enthalpy pada saat air jenuh, (kJ/kg) Kwalitas uap Posisi 1,2,3 dan 4
3.
Kesimpulan dan Saran Perhitungan atau analisa pada siklus yang dapat dilakukan antara lain adalah : 1.Refrigrasi Effek (RE) Dengan menggunakan persamaan RE adalah: RE = qo = h1 – h4 = 410 – 254 = 156 kJ/kg 2. Massa flow rate sirkulasi refrigran Dengan menggunakan persamaan massa flow rate adalah sebesar: •
m=
Kapasitas refrigrasi Qo = RE qo
dengan : Kapasitas refrigrasi = 3,38 kW
19
sehinga :
3,38 = 0,0216(kg / s ) 156
•
m=
3. Fraksi uap refrigran yang masuk evaporator adalah sebesar
x=
h3 − h f 4 h1 − h f 4
=
254 − 213,53 = 0,206 410 − 213,53
4. Piston displacement teoritis pada kompresor Dengan mengasumsikan efisiensi volumetric kompresor 100%, piston displacement dengan menggunakan persamaan (3.8) adalah sebesar •
Vp = Vp =
m .v1
ηv
0,0216 × 0,05 100%
= 0,000108 m3/s = 0,0648 m3/min 5. Daya kompresor Daya yang dibutuhkan kompresor pada sistem dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (3.9) adalah sebesar: •
W = m (h2 – h1) = 0,0216 (440 – 410) = 0,648 kW 6. Kalor yang hilang pada kondensor Kalor ang hilang pada kondensor dapat di hitung dengan peramaan (3.10) adalah sebesar: •
Qk = m (h2 – h3) = 0,0216 (440 – 254) = 4,0176 kW 7. Coeffisient of Performance (COP) COP yang menyatakan efisiensi mesin refrigrasi adalah perbandingan efek mesin refrigrasi dengan kerja kompresor. COP ini dapat di hitung dengan persamaan (3.6) adalah sebesar: 20
h1 − h4 h2 − h1 410 − 254 = 440 − 410
COP = ε c =
= 5,2 Untuk pemilihan alat kita harus memperhitungkan beban pendinginan yang ada pada lokomotif kereta api. Dengan hasil perhitungan diatas maka bagi pembaca bisa dimanfaatkan untuk mendesain atau pemilihan peralatan yang dibutuhkan, guna untuk memenuhi kenyamanan yang diinginkan pada lokomotif kereta api. 4. Daftar Pustaka Carrier Handbook of Air Conditioning System Design, 1965, Mc Graw-hill, inc.,United States of Amirica Arora CP, 1981, Refrigeration an air Condition, Tata Mac Graw Hill Comp Limited , New Delhi
21
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGERTIAN DAN APLIKASINYA Anisah Aini1 Abstraksi Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non akademis juga individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan menggunakan sistem ini. Perkembangan ini diikuti oleh membanjirnya produk teknologi SIG di pasar-pasar Indonesia, demikian cepat arus datangnya produk-produk teknologi sistem informasi yang multi-disiplin ini sudah sepatutnya juga diikuti pula dengan kemampuan dalam memahami pengertian sistem, data dan informasi, sistem informasi, sistem informasi geografis agar bisa mengimbangi kecepatan perkembangan teknologinya. Kata Kunci : Information system, Geographic Information system.
1
Staff Pengajar STMIK AMIKOM Yogyakarta 22
1.
Pendahuluan
Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Munculnya istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, BenuaEropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus). 23
2.
Pembahasan
Sistem Informasi Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satau kesatuan yang tidak terpisahkan (Vaza,2006). Sementara itu menurut Hamalik (2002 dalam Zakir 2007) Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Mudyharjo (1993, dalam Zakir 2007) mendefinisikan sistem sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atas bagianbagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dari ketiga definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainya untuk mencapai tujuan bersamasama. Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, sebagai contoh, pesawat terbang adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem-sistem bawahan seperti mesin, sistem badan pesawat dan sistem rangka. Masing-masing sistem ini terdiri dari sistem tingkat yang lebih rendah lagi, misal sistem mesin adalah kombinasi dari sistem karburator, sistem bahan bakar dan seterusnya. Istilah subsistem digunakan untuk memudahkan analisis dan pengkomunikasian. Berikut ini adalah karakter atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh sistem Mempunyai komponen (component). Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk membentuk suatu kesatuan.Setiap komponen mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 24
Batas sistem (boundary). Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sitem dengan sistem lainya. Penghubung sistem (interface). Penghubung merupakan media antara subsistem dengan subsistem lainya. Penghubung memungkinkan sumber-sumber daya mengalit dari satu subsistem ke subsistem lainya, dan juga subsistem -subsistem tersebut dapat berintegrasi membentuk satu kesatuan. Masukan sistem (input). Sesuatu yang dimasukan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan Keluaran sistem (output). Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke lingkungan Pengolahan sistem (proces). Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran Lingkungan luar sistem (environments) Segala sesuatu di luar batas suatu sistem yang mempengaruhi kerja sistem. Sasaran suatu tujuan (goal) Setiap sistem mempunyai tujun. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuan (goal)
25
Lingkungan luar
interface
subsistem
Input
subsistem
pengolah subsistem
output
subsistem
boundary boundary
Gambar 1. Karakteristik sistem
Data dan Informasi Seringkali istilah informasi dan data agak rancu karena kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian dan saling tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada masingmasing konsep yang berbeda. Data merupakan bahasa mathematical dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep dan objek-objek penting lainya., data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts). Sedangkan informasi adalah data yang 26
ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya ( John, 1983 dalam Prahasta, 2002).
Data
Pengolahan, Pemrosesan, Konversi, dll
Informasi
Gambar 2. Hubungan data dan informasi Davenport dan Prusak (1998 dalam Setiarso 2006) membedakan data dan informasi sebagai berikut: Data is a set of discreteobjective facts abaout events. Sebagai contoh bila seorang pelanggan datang untuk membeli buah jeruk di sebuah supermarket makan transaksi yang terjadi dapat digambarkanb sebagian oleh , yaitu berapa uang yang harus dibayarkan, berapa kilogram jeruk yang dibeli, namun tidak menjelaskan mengapa pelanggan itu datang ke supermarket, kualitas pelayanaan supermarket dan sebagainya. Dalam organisasi, data terdapat dalam catatan-catatan (record) atau transaksi. Information is data that makes a difference. Kata inform sejatinya adalah berarti memberi bentuk, dan informasi ditujukan untuk membentuk orang yang mendapatkannya, yaitu untuk membuat agar pandangan atau wawasan orang tersebut berbeda (dibandingkan sebelum memperoleh informasi). Sebagai contoh pelanggan membeli jeruk lokal bukan jeruk import, pernyataan tersebut merupakan informasi. Data merupakan bahan mentah, untuk menjadi informasi data harus terlebih dahulu diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data 27
INPUT
DATA
PROSES (MODEL)
HASIL TINDAKAN
KEPUTUSAN TINDAKAN
OUTPUT
PENERIMA
Gambar 3. Model Pengolahan Data Barry E. Cusing (983, dalam Riasetiawan, 2007) mendefinisikan sistem informasi sebagai : An organized means of colleting, entering and processing data, and of storing, managing, controllingm and reporting information so that an organization can achieve its objectives and goal. Sementara itu Gelinas, Oram dan Wiggins (1990 dalam Riasetiawan ,2007) mendefinisikan sistem informasi sebagai: A man made system that generally consists of an integrated set of computerbased and manual components establish to collect, store , and manage data, and to provide output information to users. Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu cara yang terorganisir mengumpulkan, memasukan dan memproses data, mengendalikan, dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau Komputer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatannya, bergantung pada tiga faktor utama yaitu: keserasian dan mutu data, pengorganisasian data dan tata cara penggunaannya ( Cook, 1977 dalam Notohadiprawiro, 2006). 28
Struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda beda bergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi. Diantara berbagai sistem informasi jelas terdapat banyak perbedaan akan tetapi ada suatu persamaan yang menonjol yaitu semua sistem informasi menggabungkan berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber (Coppock dan Anderson, 1987, dalam Notohadiprawiro,2006). 2. Pembahasan Sistem informasi Geografis Definisis SIG sangatlah beragam, karena memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, dibawah ini adalah beberapa definisi SIG. Kang-Tsung Chang (2002), mendefinisikan SIG sebagai : is an a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data. Arronoff (1989), mendefinisiskan SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi Arronoff (1989). Menurut Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi Gistut (1994) (Burrough,1986) mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, 29
mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Dari defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management , data manipulasi dan analysis (Prahasta, 2005) Data Manipulation &analyisi
Data input
SIG
Data Management
Gambar 4 : Subsistem-subsistem SIG
30
Data output
Komponen Sistem Informasi Geografi 1. Perangkat keras Perangkat keras yang sering digunakan antara adalah Digitizer, scanner,Central Procesing Unit (CPU), mouse , printer, plotter 2. Perangkat lunak (Arc View, Idrisi, ARC/INFO,ILWIS, MapInfo dan lain lain) 3. Data dan informasi geografi Data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara menjitasi data spasial dari peta dan memasukan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard 3. Pengguna (user), Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.
Gambar 5. Komponen SIG
31
Perangkat Keras SIG GIS membutuhkan perangkat keras untuk mendukubg pemrosesan data, analisis geografis dan juga pemetaaan. Perangkat keras yang yang digunakan terbagi atas tiga bagian yaitu: 1. Alat data dan masukan terdiri dari : Harddisk : terdiri atas dua yaitu hardisk dengan kapasitas I Gb untuk workstation yang tersambung dengan harddisk berkapasitas 2 Gb untuk workstation yang berdiri sendiri. Disket CD-ROM Keyboard : keyboard 101-key Digitizer : digitizer dengan dimensi minimum 24 x 36 (D size) dengan akurasi 0,005 inchi Scanner : scanner hitam putih dengan ukuran minimum 24 x 36 (D size) dengan resolusi 400 dpi, scanner berwarna dengan ukuran 11 x 17 (B size) dengan resolusi 400 dpi.
32
Gambar 6. Konfigurasi Perangkat Keras SIG 2. Alat proses terdiri dari CPU : Berbasiskan processor 32-bit Intel RAM : minimal 32 Mb 3. Alat keluaran hasil /Output devise terdiri dari Layar monitor dengan resolusi 1280 x 1024 dengan 256 warna dan VRAM 4 MB Printer dengan tehnologi laser atau injet ukuran kertas 11 x 17 (B size) plotter dengan teknologi injet resolusi minimum 300 dpi untuk ukuran kertas minimum 36 x 48 (E size) Fungsi SIG Berdasarkan desain awalnya fungsi utAma SIG adalah untuk melakukan analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik 33
sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data dijital. Adapun fungsi -fungsi dasar dalam SIG adalah sebagai berikut : Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi format data, pemberian atribut dll. Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan pencarian atribut dll. Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay, dll. Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta statistic, tampilan perspektif. 2. Kemampuan SIG Bagaimana mengenali kemampuan SIG adalah dengan melihat kemampuannya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: What is that ….? mencari keterangan (atribut atribut) atau deskripsi mengenai suatu unsur peta yang terdapat pada posisiposisi yang ditentukan. Where is it ….? Mengidentifikasi unsur peta yang didiskripsinya (salah satu atau lebih atributnya) ditentukan. Sebagai contoh SIG dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk mengembangan lahan pertanian tanaman lada yang memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi. How has it changed….?Ini adalah pertanyaan kecenderungan, mengidentifikasi kecenderungan perubahan trend spasial dari berbagai unsur-unsur peta. What spatial patterns exist ? Pertanyaan ini lebih menekankan pada keberadaan pola-pola yang terdapat di dalam data-data spasial (juga atribut) suatu SIG. Jika ada penyimpangan data aktual terhadap pola pola yang sudah biasa dikenali SIG mampu merepresentasikan.
34
What if…? Pertanyaan yang berbasisikan model. Permodelan di dalam SIG adalah penggunaan fungsi dasar manipulasi dan analisis untuk menyelesaikan persoalan yang kompleks..
Aplikasi dan Pemanfaatan SIG Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan (Barus dan Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur 2007). Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, menurut Anon (2003, dalam As Syakur 2007) alasan yang mendasarinya adalah: 1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi 2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data 3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada dipermukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial 4. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan data spasial berikut atributnya 5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif 6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik 7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan geoinformatika. Posisi GIS dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah dan bervarian. Pemanfaatan GIS semakin meluas meliputi pelbagai disiplin ilmu, seperti ilmu 35
kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian, militer dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG: 1. Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi 2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh aplikasinya adalah studi kelayakan untuk tanaman peranian, pengelolaan hutan dan analisis dampak lingkungan 3. Bidang Transportasi: Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan analisis keruangan, terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengirimsn teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.
Gambar 7. Contoh aplikasi SIG dalam 3 dimensi
36
Gambar 8 . Contoh Aplikasi SIG jalan di Web browser 4. Jaringan telekomunikasi : GIS digunakan untuk memtakan Sentral. MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, Rumah Kabel, kabel Sekunder, Daerah Catu Langsung dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang terjadi dapat segera diketahui. 5. Sistem Informasi Lahan : Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral skala besar atau peta persil tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadatral pajak. 3. Penutup Sistem sebagai seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainya untuk mencapai suatu tujuan bersama, terdiri dari beberapa subsistem, yang merupakan bagian yang terpisahkan dari sistem . Sistem mempunyai beberapa karakter yaitu mempunyai komponen, mempunyai batas, mempunyai masukan dan keluaran, pengolahan sistem, lingkungan luar sistem, dan sasaran atau goal. 37
Sistem Informasi, merupakan suatu cara yang terorgansisir mengumpulkan, memasukan dan memproses data, mengendalikan dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau komputer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda tergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi. Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis yaitu penyimpanan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan.SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada pengambil keputusan untuk analiss dan penerapan database keruangan. Saat ini SIG sudah dimanfaatkan oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian dan lain sebagainya. Beberapa aplikasi dari SIG antara lain adalah untuk perencanana fasilitas kota, pengeloaan sumber daya alam, jaringan telekomunikasi dan juga untuk manajemen transportasi. 4.
Daftar Pustaka
Anon, 1989, Libraries. Pasific. Information Bull. Denny Charter, Irma Agtrisari, Desain dan Aplikasi GIS, Geographic Information System, 2003. Jakarta. P.T. Gramedia. Burrough.P, 1986. Principle of Geographical Information System for Land Resources Assesment, Oxford, Claredon Press. Edy Prahasta, 2005. Sistem Informasi Geografis. Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung. C.V.Informatika. 38
Kang-Tsung Chang, 2002. Introduction to Geographic Information System, Mc.Graw-Hill. http//www. Ilmu computer.com. diakses tanggal 29 Agustus 2007 http//www. mbojo wordpress.com diakss tanggal 29 Agustus 2007 http//www. library.gunadarma.ac.id. diakses 30 Agustus 2007 http//www. Media diknas.go.id. diakses 30 Agustus 2007 http///www.GIS.com diakses 1 Sepetember 2007 http//www. pu.go.id diakses 1 Sepetember 2007 http//www. kuliah umum computer.com diakses 2 September 2007 http//www. soil.faperta.ugm.ac.id diakses 3 September 2007 http//www. my quran.org. diakses 3 September 2007
39
MEMBANGUN SISTEM BERBASIS WAP UNTUK MENGAKSES JADWAL, JUMLAH SISA TEMPAT DUDUK DAN PEMESANAN TIKET ONLINE KERETA API EKSEKUTIF Erni Lukminingsih1 Abstraksi Membangun sistem berbasis WAP untuk mengakses jadwal, jumlah sisa tempat duduk dan pemesanan tiket online kereta api eksekutif bertujuan untuk mempermudah pengguna jasa layanan kereta api untuk mendapatkan informasi jadwal dan sisa tempat duduk yang tersisa serta dapat melakukan pemesanan tiket melalui handphone. Sehingga diharapkan efisiensi dibeberapa sektor dapat tercapai. Sistem ini menggunakan WAP untuk dapat mengakses internet melalui ponsel dan perangkat wireless lainnya. Kata Kunci: Tiket Online Kereta Api, Wap
1
Staff Pengajar STMIK AMIKOM Yogyakarta
40
1.
Pendahuluan
Kebutuhan untuk mengakses Internet menuntut untuk terus berusaha mencari alternatif dalam mengakses Internet secara cepat, tanpa harus melalui komputer. Konsep mengakses Internet dari berbagai peralatan elektronik yang biasa digunakan memicu lahirnya berbagai produk elektronik yang bisa digunakan untuk berselancar di dunia maya. Salah satunya adalah WAP. Hadirnya teknologi Wap atau Wireless Application Protocol merupakan langkah maju di dunia komunikasi seluler. Wap merupakan suatu protokol aplikasi yang memungkinkan internet dapat diakses oleh ponsel dan perangkat wireless lainnya. Wap membawa informasi secara online melewati internet langsung menuju ke ponsel atau klien Wap lainnya. Dengan adanya Wap berbagai informasi dapat di akses setiap saat hanya dengan menggunakan ponsel. Mengapa handphone yang dipilih bukan alat-alat elektronik lainnya karena handphone adalah alat komunikasi yang mudah dibawa kemana saja dan hampir semua masyarakat memilikinya. Dengan demikian diharapkan agar informasi yang ada mudah diakses oleh siapa saja yang memiliki handphone WAP-Ready kapan saja dan dimana saja. 2. Pembahasan Cara Kerja WAP Terdapat tiga bagian utama dalam akses WAP, yaitu perangkat wireless yang mendukung WAP, WAP gateway sebagai perantara , dan web server sebagai sumber dokumen. Dokumen yang berada dalam web server dapat berupa dokumen HTML ataupun WML. Dokumen WML khusus ditampilakan melalui browser dari perangkat WAP.Sedangkan dokumen HTML yang seharusnya ditampilkan melalui web browser, sebelum dibaca melalui browser WAP diterjemahkan terlebih dahulu oleh gateway agar dapat menyesuaikan dengan perangkat WAP. Jika pengguna ponsel 41
menginginkan melihat suatu halaman web dengan format HTML, gateway akan menerjemahkan halaman tersebut ke dalam format WML. Meskipun dokumen HTML dapat saja diakses oleh ponsel, namun dokumen WML lebih ditujukan untuk layar ponsel yang kecil. Sehingga beberapa perusahaan telah mulai menyiapkan WAPsite disamping Website yang sudah ada. Seperti halnya menampilkan Internet dari web browser, untuk menampilkan WAP dibutuhkan WAP browser. Didalam ketentuan ponsel, ini disebut sebagai microbrowser. Seperti halnya mengetikkan URL untuk mengakses website, juga akan dilakukan hal yang sama untuk mengakses WAPsite di ponsel. Dengan mengakses webserver melalui ISP dan login ke internet, maka halaman WAP akan dikirimkan dan dimunculkan di layar ponsel. Bagi pengguna PC, juga disediakan browser emulator yang bisa digunakan untuk mengakses situs. Wap browser yang digunakan adalah M3Gate yang dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Wap Browser M3Gate WML Wireless Markup Language (WML) adalah satu script Markup Language untuk membangun aplikasi WAP. 42
MarkupLanguage sendiri adalah bahasa penandaan (markup)yang digunakan umtuk memberi ciri khas pada sebuah dokumen atau teks yang ingin ditonjolkan. Pemberian tanda itu dilakukan dengan cara meletakkan tag diantara dokumen atau teks tersebut. WML mengubah informasi berupa teks dari halamansitus dan menampilkannya ke layar ponsel. Jika HTML memiliki java script untuk membuat halamanhalaman di dalamnya jadi interaktif, WML juga mempunyai versi sendiri dari java script yang disebut WML script. Namun berbeda dengan java script yang bisa dijadikan satu dengan WML adn haru berdiri sendiri sebagai satu file script khusus yang berekstensi wmls. Perbedaan lainnya adalah gambar yang tampil di layar ponsel haruslah gambar yang telah dikonversi ke dalam format wbmp 1 bit, yang saat ini masih terdiri dari warna hitam dan warna latar belakang saja. Dalam satu halaman WAP dapat terdiri dari beberapa subhalaman atau tingkatan, yang disebut sebagai deck, yang masingmasing tingkatan disbut dengan cards. Hirarki dalam WML dapat dilihat pada gambar 2.
43
DECK TEMPLETE Previous next home CARD 1 Halaman Utama CARD 2 Halaman Help CARD 3 Halaman Contact
Gambar 2. Hirarki dalam WML Data Base Database adalah kumpulan data yang terintegrasi satu sama lain. Setiap user akan diberi wewenang untuk dapat mengakses data di dalam database. Database biasanya terorganisasi dalam beberapa komponen yang terdiri dari satu atau lebih table. Table digunakan untuk menyimpan data yang terdiri dari baris dan kolom. Akses terhadap data dapat berupa menampilkan, memodifikasi, dan menambah atau menghapus data yang telah tersimpan. Akses tersebut di atas dapat dilakukan oleh MySQL yaitu salah satu database yang memiliki koneksitas yang baik terhadap PHP.
44
MySQL MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal, karena MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. Seperti halnya SQL engine yang lain, MySQL mempunyai tiga subbahasa, yaitu: •
Data definition language (DDL) DDL berfungsi pada obyek database, seperti membuat tabel, mengubah tabel, dan menghapus tabel
•
Data Manipulation Language (DML) DML berfungsi untuk obyek tabel, seperti melihat, menambah, menghapus, dan mengubah isi tabel
•
Data Control Language (DCL). DCL berfungsi untuk kepentingan sekuritas database, seperti memberikan hak akses ke database dan menghapus hak tersebut dari database.
Koneksi Ke Server Server MySQL baru pertama kali digunakan setelah instalasi, hanya user dengan nama “root” yang bisa masuk ke dalam server. Untuk pertama kali, password koneksi ke server tidak ditanya. Password harus di rubah ketika berhasil masuk ke dalam server. Perintah yang harus dilakukan adalah; Shell>mysql-h localhost –u root –p Localhost menyatakan bahwa komputer yang sedang digunakan untuk koneksi ke server adalah komputer server lokal. Sedangkan atribut –p ditambahkan password yang telah dimiliki.
45
a.
Cara Menulis Perintah Ada beberapa hal untuk menuliskan perintah (query) dalam MySQL,antara lain: • • •
Penulisan statement bisa ditulis dalam huruf besar maupun huruf kecil. Penulisan nama kolom (field) membedakan huruf besar dan huruf kecil (case sensitive). Pernyataan tidak harus ditulis dalam satu baris (single line). Jika layar tidak mencukupi dalam menulis panjangnya query, dapat dilanjutkan dibawahnya (multiple line) dengan menekan tombol enter.
b.
Membuat User Baru Untuk membuat user baru terlebih dahulu harus mengatur hak akses untuk pembatasan host dari komputer yang digunakan sbagai akses server, nama user, dan password. Misalkan untuk membuat user baru dengan nama admin wap dan mempunyai password erni, maka perintah yang harus ditulis adalah: Shell >
mysql –h localhost –u root
Mysql> insert into user (host, user, password) Values ->
(‘localhost’,’adminwap’, password(‘erni’)); mysql> flush privileges;
Unsur-unsur utama untuk membuat user baru adalah sebagai berikut:
46
•
Host Merupakan lokasi dimana user adpat mengakses server MySQL melalui komputer tertentu.
•
User Nama yang digunakan untuk masuk sebagai ID.
•
Password
Password digunakan agar keamanan server dapat terjamin. •
Hak akses Pemberian hak dalam operasional server dapat diberikan pada saat pembuatan user.
Membuat Database Yang harus diperhatikan dalam pembuatan database adalah di dalam penulisan tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan karakter nonstandar. Bentuk penulisan perintahnya adalah: Mysql>create database nama_database; Data Definition Language (DDL) DDL bertugas untuk membuat obyek SQL dan menyimpan definisinya dalam tabel. DDL berfungsi dalam pembuatan tabel, perubahan struktur tabel, perubahan nama tabel, serta perintah untuk menghapus tabel. Perintah-perintah yang digolongkan dalam DDL adalah create, alter, drop. Data Manipulation Language (DML) DML digunakan untuk menampilkan, mengubah, menambah dan menghapus baris dalam tabel. Perintah-perintah yang digolongkan dalam DML adalah select, update, insert, dan delete. Data Control Language (DCL) Sebagai alat kontrol keamanan terhadap database dan tabelnya digunakan DCL. Dua perintah utama di dalam DCL adalah grant dan 47
revoke. Grant digunakan untuk mengijinkan user mengakses tabel dalam database tertentu, sedangkan revoke berfungsi untuk mencabut kembali ijin yang sudah pernah diberikan sebelumnya oleh grant. Bahasa Pemrograman PHP PHP atau Personal Home Page, bias disebut juga Profesional Home Page, ada juga yang mengartikan (PHP : Hypertext Preprocessor). PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan tag-tag HTML yang dieksekusi di server dan digunakan untuk membuat halaman web dinamis seperti halnya Active Server Pages (ASP) atau Java Server Page (JSP). Maksud dari server-side scripting adalah perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada dokumen HTML. Jika user membuka suatu halaman PHP, server akan memproses perintah PHP lalu mengirimkan hasilnya dalam format HTML ke browser user tersebut. Dengan demikian user tidak dapat melihat kode program yang ditulis dalam PHP sehingga keamanan dari halaman web lebih terjamin. PHP dapat mengirim HTTP Header, dapat mengeset cookies, mengatur authentication dan redirect users. PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan beberapa basis data (database) antara lain Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, PostgreSQL, dan tak terkecuali semua database ber-interface ODBC. PHP juga berintegrasi dengan beberapa library eksternal yang dapat membuat user melakukan segalanya dari dokumen PDF hingga mem-parse XML. Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP. Namun kekuatan utama adalah konektifitas basis data dengan web. Kebutuhan Data Masukan Data masukan yang diperlukan dalam pembuatan jadwal dan pemesanan tiket kereta api eksekutif berbasis WAP adalah : 48
1
Data kode pesawat
12
Data propinsi
2
Data hari
13
Data no telp
3
Data kota tujuan
14
Data no hp
4
Data harga
15
Data kode pesan
5
Data jam keberangkatan
16
Data jumlah tiket yabg dipesan
6
Data sisa tiket
17
Data tanggal pesan
7
Data user id
18
Data jam tiket yang dipesan
8
Data nama penumpang
19
Data kode pembatalan
9
Data password user
20
Data jumlah tiket yang dibatalkan
10
Data alamat
21
Data tanggal batal
11
Data kota
22
Data jam pembatalan
Analisis Kebutuhan Antar muka Kebutuhan terhadap antar muka (interface) yang akan dibuat bersifat user friendly, dengan tujuan agar program yang telah dibangun dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna dan dapat memudahkan pengguna dalam mengaksesnya. Karena program yang akan dibangun ini dimaksudkan untuk diakses menggunakan ponsel, maka bentuk antarmuka yang digunakan sama persis dengan antarmuka yang ada pada ponsel. Analisis Keluaran (output) Keluaran atau output yang akan dihasilkan adalah jadwal Kereta Api eksekutif dan jumlah tempat duduk yang tersisa yang bisa diakses lewat ponsel sehingga diharapkan dapat mempermudah penumpang dalam melihat jadwal kereta api dan jumlah tempat duduk yang tersisa pada stasiun yogyakarta tanpa harus datang ke stasiun. 49
Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem yang akan digunakan untuk membangun sistem pembuatan jadwal perkuliahan minimal memiliki spesifikasi sebagai berikut : Kebutuhan Hardware • Intel Pentium 166 atau yang lebih tinggi • Modem • RAM 32 Mb • Kartu VGA 8 Mb atau lebih • Monitor SVGA Kebutuhan Software • Script WML • Script PHP 4 for windows • Browser WinWap 3.0 atau IE / Netscape Navigator • Apache sebagai Server • Mysql Sebagai Database • Mysql font • Waptor Algoritma Program Program yang akan dibuat untuk keperluan wapsite jadwal kereta api eksekutif dan jumlah tempat duduk yang masih tersisa : a. Progaram script PHP pertama kali akan membuka koneksi ke data base server MySQL ( dalam hal ini PHP sebagai konektor antara aplikasi WAP dengan database server MySQL). b. Setelah koneksi terbuka, maka program akan menampilkan halaman utama (main page) wapsite. c. Pada halaman utam ditampilkan link untuk menuju menu utama (Go) dan link untuk membatalkan akses (Back).
50
d. Pada bagian menu utama ditampilkan menu jadwal dan sisa tempat duduk KA eksekutif untuk menuju ke halaman jurusan KA. e. Bila penumpang mencari jurusan Jakarta maka pilih menu Jakarta dan akan ditampilakan nama ka, harga, jam berangkat, dan jumalh tempat duduk yang masih tersisa. Begitu juga yang mencari jurusan Surabaya, dan Bandung tinggal pilih menu kotanya. f. Setelah selesai semua program akan menutup koneksi ke database server. 3.
Kesimpulan
Dengan adanya teknologi WAP dengan WML yang dapat menampilkan informasi jadwal, jumlah sisa tempat duduk dan pemesanan tiket kereta api eksekutif dapat diakses melalui ponsel sehingga dapat memberikan kemudahan kepada pengguna jasa kereta api eksekutif tanpa harus datang langsung ke stasiun sehingga dapat tercipta efisiensi waktu dan mencegah antrian. Daftar Pustaka Purbo, Onno W, Ridwan Sanjaya. Membuat Aplikasi WAP dengan PHP. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2001 Virmansyah, Martin Firda Membuat halaman Aplikasi WAP. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002. Akhmadi, ardiansyah, Aplikasi Pemrograman WAP. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2003.
51
APLIKASI PEMANTAU APLIKASI PRESENSI MAHASISWA DAN DOSEN Gunawan Arisona1 Abstraksi Komputerisasi System Pemantau Presensi Mahasiswa dan Dosen merupakan program aplikasi yang dapat dengan mudah dioperasikan. Dengan system ini pendistribusian rekap presensi mahasiswa dan dosen akan lebih mudah, cepat , efisien dan akurat. Hasil rekap juga dapat di fariasi dalam bentuk web page, document, file dan lain-lain. Aplikasi Pemantau Presensi Mahasiswa dan Dosen ini adalah sebatas pengontrolan di level aplikasi presensi dan berupa sebuah aplikasi yang dapat berkomunikasi dan mengontrol aplikasi presensi yang ada di kelas-kelas. Fasilitas tambahan aplikasi ini adalah pencetakan laporan rekap presensi dengan beberapa variasi sorting data serta fasilitas pembuatan, pencetakan dan Magnetic Encoding kartu dosen. Sedangkan pengontrolan pada sisi teknis seperti kerusakan hardware, kesalahan Log In di kelas yang salah, perbaikan jaringan tidak di kontrol oleh aplikasi ini. Kata Kunci : System Pemantau Presensi, pengontrolan, sorting, Log In
1
Staff Pengajar STMIK AMIKOM Yogyakarta
52
1. Pendahuluan Teknologi Informasi berbasis komputer, saat ini semakin meningkat yang mencakup hampir semua aspek kehidupan termasuk pendidikan, bahkan merupakan suatu keharusan bagi sebuah instansi pendidikan akan ketersediaan informasi yang sudah terkomputerisasi. Oleh karena itu, sekarang banyak lembaga pendidikan yang melakukan inovasi serta pembaharuan dalam mendayagunakan dan mengoptimalkan peran dari teknologi informasi. Salah satu langkah kongkret dari lembaga pendidikan STMIK AMIKOM Yogyakarta adalah melakukan Komputerisasi System Presensi Mahasiswa dan Dosen. Dengan system ini pendistribusian rekap presensi mahasiswa dan dosen akan lebih mudah, cepat , efisien dan akurat. Hasil rekap juga dapat di fariasi dalam bentuk web page, document, file dan lain-lain. Namun, kestabilan dan ke akuratan system presensi tersebut tidaklah dapat dijamin tanpa adanya makanisme control system yang baik. Kebutuhan akan adanya pengontrolan terhadap aktifitas presensi sangatlah dibutuhkan baik itu dari sisi software, hardware dan brainware atau operatornya. Proses Presensi yang berjalan di STMIK AMIKOM mempunyai beberapa kekurangan sehingga memerlukan sebuah mekanisme pengontrolan secara khusus. Kekurangan-kekurangan tersebut diantaranya adalah: 1. Tidak Adanya Jaminan aplikasi presensi siap pakai untuk tiap kelas. 2. Belum adanya makanisme penanganan error aplikasi secara cepat. 3. Ketertiban dosen dalam Log In dan Log Out dari aplikasi presensi tidak bisa dipantau secara akurat. 4. Belum adanya sarana komunikasi antara kelas dan operator presensi. 5. Hasil rekap presensi yang masih belum akurat.
53
Dengan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penelitaian ini mencoba membangun suatu sistem aplikasi pemantau presensi mahasiswa dan dosen di stmik amikom yogyakarta. Metode ataupun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperolah data pada STMIK AMIKOM Yogyakarta yaitu dengan teknik menemukan fakta (fact finding techniques), teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta–fakta dalam kegiatan mempelajari sistem Presensi yang ada. Teknik–teknik ini diantaranya adalah : 1. Wawancara (Interview) Metode pengumpulan data dimana peneliti bertatap muka secara langsung dengan sumber informasi untuk mengajukan pertanyaan secara lisan. 2. Observasi (Observation) Metode pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, agar peneliti memperolah data yang akurat dan terbukti kebenarannya. 3. Kearsipan atau Pustaka (Library) Metode pustaka sebagai referensi yang berupa contoh-contoh laporan rekap presensi mahasiswa dan dosen, laporan-laporan kinerja dosen, dan tutorial untuk mendapatkan dasar teoritis yang berhubungan dengan masalah yang berbasis networking dan mekanisme transfer data. 2. Pembahasan Prosedur Aplikasi Pada pembuatan aplikasi ini, proses transaksi database hanya terjadi di server dan Komputer kelas, pada aplikasi pemantau utama ini database hanya digunakan untuk menyimpan alamat IP dari komputer di kelas-kelas. Dan tidak akan mempengaruhi proses bisnis yang terjadi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut: 54
Gambar 1. Diagram koneksi dan Aliran data Dari gambar diatas terlihat bahwa antara komputer kelas dan server tidak ada hubungan secara langsung, komputer kelas mempunyai database sendiri yang terpisah dari server utama, sinkronisasi data yang ada dengan data yang ada pada server dan kelas dilakukan oleh aplikasi pementau lokal. Jadi yang terhubung dengan server adalah aplikasi pemantau, dengan demikian permasalahan koneksi yang kurang baik akan berakibat pada kualitas datanya saja tetepi tidak menggangu proses presensi. Pada aplikasi pemantau utama, kondisi jaringan sangat berpengaruh sekali, jika jaringan terputus maka aplikasi ini sama sekali tidak dapat berfungsi. Hal ini dikarnakan sistem koneksi yang digunakan adalah sistem koneksi langsung ke server. Untuk mengurangi resiko kerusakan jaingan maka penempatan Unit-Unit komputer pemantau utama di pasang di kawasn yang tidak jauh daari server utama, dengan makin dekatnya jarak secara fisik antara server dan client maka resiko putus 55
jaringan dapat dikurangi, tapi bila hal itu terjadi secepatnya dapat diketahui dan di perbaiki karna jaranya dengan server tidak jauh.
Gambar 2. Diagram Rancangan Aplikasi Pemantau Presensi
56
Gambar 3. Struktur Jaringan Aplikasi Pemantau Presensi
57
Hasil Pemrosesan Sistem Pemantau Presensi Mahasiswa Dan Dosen Merupakan petunjuk bagaimana cara mengoperasikan suatu aplikasi, cara penanganan pertama jika terjadi kerusakan atau kesalahan. 1) Penggunaan Aplikasi a. Instalasi Aplikasi Untuk aplikasi utama paket instalasi sudah tersedia dan dapat di instal sebagaimana meng instal aplikasi standard windows, semua Dependencies Files dan komponen lain sudah disertakan dalam paket instalasi dan secara otomatis akan didaftarkan ke sistem pada saat proses instalasi. Untuk aplikasi pengontrol kelas, aplikasi disertakan dalam paket instalasi aplikasi presensi kelas. Jadi pada saat proses instalasi aplikasi presensi, aplikasi pemantau juga akan terinstal secara otomatis dan akan langsung terintegrasi dengan aplikasi presensi yang di instal tersebut. b. Menjalankan Aplikasi Pada aplikasi pemantau utama Setelah proses instalasi selesai, maka pada desktop akan muncul ShortCut ke aplikasi pemantau Utama. Double click ShortCut tersebut untuk menjalankan aplikasi pemantau. Sedangkan pada aplikasi pemantau kelas aplikasi akan secara otomatis aktif saat komputer dinyalakan. c. Membuat Rekap Absen i. Rekap Per Matakuliah Double Click pada menu Rekap Mahasiswa Æ Per Matakuliah, kemudian, Pilih Jurusan, Pilih nama Matakuliah, Pilih Nama Dosen, Pilih Nama kelas lalu Click tombol Proses, maka akan tampil daftar presensi sesuai kriteria yang dipilih, untuk melakukan pencetakan Click tombol Export Ke Excel, untuk keluar Click Tombol Exit. 58
ii. Rekap Per Mahasiswa Double Click pada menu Rekap Mahasiswa Æ Per Mahasiswa, kemudian, ketikkan NPM mahasiswa lalu Click tombol Proses, maka akan tampil daftar presensi sesuai kriteria yang dipilih, untuk melakukan pencetakan Click tombol Export Ke Excel, untuk keluar Click Tombol Exit.
Gambar 4. Gambar Form rekap Per Mahasiswa
59
iii. Rekap Semua Dosen Double Click pada menu Rekap Dosen Æ Semua Dosen, kemudian, pilih kategori absen yang akan dicek lalu Click tombol Proses, maka akan tampil daftar presensi sesuai kriteria yang dipilih, untuk melakukan pencetakan Click tombol Export Ke Excel, untuk keluar Click Tombol Exit.
Gambar 5. Gambar Form rekap Semua Dosen iv. Rekap Semua Dosen Per Periode Double Click pada menu Rekap Dosen Æ Semua Dosen Per Periode, kemudian, pilih kategori absen yang akan dicek, rentangan tanggal yang akan di cek lalu Click tombol Proses, maka akan tampil 60
daftar presensi sesuai kriteria yang dipilih, untuk melakukan pencetakan Click tombol Export Ke Excel, untuk keluar Click Tombol Exit. Untuk tampilan form sama dengan form rekap semua dosen, hanya saja ad penambahan pemilihan rentangan tanggal yang akan di cek. v. Rekap Per Dosen Double Click pada menu Rekap Dosen Æ Semua Per Dosen, kemudian, pilih NIK Dosen, kriteria absen lalu Click tombol Proses, maka akan tampil daftar presensi sesuai kriteria yang dipilih, untuk melakukan pencetakan Click tombol Export Ke Excel, untuk keluar Click Tombol Exit. vi. Rekap Dosen Per Periode Double Click pada menu Rekap Dosen Æ Semua Dosen Per Dosen per periode kemudian, pilih kategori absen yang akan dicek, rentangan tanggal yang akan di cek lalu Click tombol Proses, maka akan tampil daftar presensi sesuai kriteria yang dipilih, untuk melakukan pencetakan Click tombol Export Ke Excel, untuk keluar Click Tombol Exit. Untuk tampilan form sama dengan form Rekap Per Dosen, hanya saja ad penambahan pemilihan rentangan tanggal yang akan di cek. d. Memantau Keadaan Kelas Untuk memantau keadaan kelas pilih menu Client Control pilih Tab Client List, pada form ini akan ditampilkan semua kelas yang telah didaftarkan sekaligus keadaan koneksinya, form ini juga menyediakan fasilitas penambahan kelas baru, pengubahan data , penghapusan data tes koneksi dan lain-lain.
61
Gambar 6. Form Pemantauan Kelas e. Mengirim Perintah Ke Komputer Kelas Untuk memantau keadaan kelas pilih menu Client Control pilih Tab Client Control, pada form ini akan ditampilkan fasilitas pemantau dan pengirim perintah diantaranya perintah transfer data, eksekusi perintah Query ke database lokal kelas, Encoding kartu ID Dosen sekaligus mengirim perubahan ke setiap kelas yang aktif, Restart dan Shutdown Komputer kelas, Mengaktifkan dan menonaktifkan presensi kelas, dan lain-lain.
62
Gambar 7. From Pengiriman perintah ke komputer kelas f.
Mencetak Kartu ID Dosen Fasilitas lain adalah pencetakan kartu ID Dosen, Untuk membukanya Pilih Menu Cetak Kartu Dosen, setelah terbuka pada kotak NIK, ketikkan NIK dosen yang akan di cetak kartu ID nya, kemudian Klik Preview, bila posisi kartu kurang pas, pengaturan dapat menggunakan fasilitas setting kartu demngan mengklik Tombol Card Setting.
2) Mengetes Aplikasi Hasil Pengujian Aplikasi ini spesifikasi komputer Intel Pentium 3 667 Mhz, RAM 128 MB, Hardisk 20 GB, Monitor 15” 1024x768, dengan sistem operasi Windows Xp Profesional. Didapat hasil pengujian sebagai berikut: 63
Performance Melihat Rekap Absen Mencetak Kartu ID Dosen Menegcek Status Kelas ( 18 Kelas) Mengirim Perintah Dan menerima Balasan Menjalankan perintah Transfer Data
10 detik 1 menit (Proses data + Cetak Kartu dengan Print Card Eltron P10 ) 2 detik untuk Kelas Yang aktif (Connect) 15 detik Untuk kelas yang tidak aktif/mati (Reject) 1 detik
Waktu kirim kurang dari 1 detik sedangkan waktu terima balasan tergantung jumlah data yang di transfer dan status jaringan saat transfer berlangsung (kecepatan rata-rata 100 item data/detik) Permasalahan Yang Timbul Belum bisa diberlakukan karna Sistem penjadwalan belum Validasi Jadwal dan terkomputerisasi waktu Mengajar Belum bisa dilaksanakan karna setelah proses perkuliahan Validasi Pengambilan dimulai masih ada mahasiswa yang belum KRS SKS Mahasiswa Permasalahan pada Hardware, Komputer tidak mampu Aoplikasi Hang( Error) berada dalam Kondisi Normal Setelah Stanby selama saat Jam jam terakhir seharian penuh. perkuliahan Keterbatasan Personil yang ada, Walaupun secara Sistem Penanganana Ganguan terdeteksi adanya Ganguan tetapi untuk melakukan Secara Cepat perbaikan Jumlah personil sangat kurang.
64
3. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah : 1. Aplikasi ini memudahkan pemantauan aplikasi presensi dikelas-kelas. 2. Bagi pihak akademik Aplikasi ini merupakan aplikasi utama yang akan digunakan untuk proses rekap kehadiran mahasiswa dan dosen. 3. Aplikasi ini dapat mengurangi resiko koneksi putus pada jaringan karna penggunaan jalur jaringan akan lebih efisien dibandingkan proses presensi yang langsung koneksi ke server utama yang setiap jam pelajaran terjadi antrian aliran transfer data yang tak terkendali sehingga membuat jaringan macet. 4. Dengan aplikasi ini dapat mengurangi pemakaian kertas untuk proses presensi dan rekap presensi. 5. Aplikasi pemantau ini sangat tergantung pada jaringan, jika jaringan terputus maka aplikasi ini tidak dapat bekerja dengan baik. 4. Daftar Pustaka Gunawan Arisona, 2006, Sistem Pemantau Presensi Mahasiswa Dan Dosen (studi kasus pada STMIK AMIKOM Yogayakarta), skripsi STMIK AMIKOM Yogyakarta. Abdul Kadir. 2003, Penuntun Praktis Belajar database Menggunakan Microsoft Access. Yogyakarta: Andi Offset. B. Davis, Gordon 1974. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Edisi Pertama. Jakarta: PT Gramedia. Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Konsep Dan Perancangan Jaringan Komputer, Yogyakarta : Andi Offset. 65
HM, Jogiyanto. 1995. Analisis dan desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:Andi Offset. M. Suyanto. 1992. Pengenalan dan Pengolahan data Elektronik. Yogyakarta : IMKI. Wahana Komputer. 2001, Tip & Trik Pemrograman Visual Basic 6.0 Yogyakarta : Andi Offset. Wahana Komputer. 2004. panduan Praktis Pemrograman Visual Basic 6.0 Tingkat Lanjut, Semarang : Andi Offset.
66
PERANGKAT LUNAK PERMAINAN SCRABBLE Ichsan Wiratama1 Abstraksi Scrabble adalah suatu permainan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang mempunyai arti yang populer di kalangan masyarakat dunia, baik itu anak-anak, remaja, maupun dewasa. Scrabble bermanfaat untuk memudahkan dalam mengingat kosa kata dalam bahasa tertentu. Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya di bidang komputer, tampaknya permainan ini akan lebih menarik bila diimplementasikan dalam komputer. Aplikasi perangkat lunak permainan scrabble ini dibuat dan diimplementasikan dengan bahasa pemrograman visual yakni Borland Delphi v.7 yang bekerja dibawah sistem operasi Microsoft Windows. Kata Kunci : Scrabble, Game, Aplikasi. 1.
Pendahuluan
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, komputerisasi hampir menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Mulai bidang industri, kesehatan, pendidikan, perbankan dan bahkan untuk media hiburan yaitu berupa permainan (game). Kemajuan di bidang teknologi yang erat hubungannya dengan teknologi informasi berbasis komputer ini sangatlah cepat dan keberadaannya sangatlah diperlukan, sehingga ada pepatah yang berbunyi “Orang yang menguasai informasi akan menguasai dunia”. Hal ini tidaklah berlebihan karena tuntutan kegiatan bisnis semakin kompleks dan teknologi komputer telah mencapai kemampuan yang menakjubkan sehingga informasi menjadi suatu sumber daya yang sangat dibutuhkan. 1
Staff Pengajar STMIK AMIKOM Yogyakarta
67
Game telah lama dimainkan oleh manusia selama beribu-ribu tahun lamanya dan ini merupakan hal yang wajar bagi semua kultur budaya di dunia. Manusia menggunakan game sebagai sarana untuk refreshing dan menghilangkan ketegangan setelah melakukan rutinitas seharian, dan pada game jenis tertentu juga bisa digunakan untuk belajar. Scrabble adalah suatu permainan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang mempunyai arti. Permainan Scrabble ini populer di kalangan masyarakat dunia, baik itu anak-anak, remaja maupun dewasa. Scrabble bermanfaat untuk memudahkan dalam mengingat kosa kata dalam bahasa tertentu. Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya di bidang komputer, tampaknya permainan ini akan lebih menarik bila diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak permainan di komputer. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu : bagaimana merancang dan mengimplementasikan permainan scrabble ke dalam suatu aplikasi perangkat lunak. Implementasi yang dilakukan pada penelitian tugas akhir ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut : a. Program yang akan dibuat nantinya akan dapat menambah dan menghapus daftar kata yang ada dalam database. b. Ukuran atau jumlah kotak pada papan tempat menyusun hurufhuruf menjadi kata adalah 15 x 15 (baris x kolom). c. Peringkat permainan ditentukan berdasarkan score atau nilai yang diperoleh selama permainan. d. Karakter atau huruf yang digunakan dalam permainan adalah alfabet ‘A’, ‘B’, ‘C’, ‘D’, ‘E’, ‘F’, ‘G’, ‘H’, ‘I’, ‘J’, ‘K’, ‘L’, ‘M’, ‘N’, ‘O’, ‘P’, ‘Q’, ‘R’, ‘S’, ‘T’, ‘U’, ‘V’, ‘W’, ‘X’, ‘Y’, ‘Z’. e. Tingkat kesulitan (level) permainan di bagi tiga yaitu mudah sedang dan sukar. 68
f. g. h. i.
Tingkat kesulitan didasarkan pada banyaknya bantuan (hint) yang bisa digunakan oleh pemain. Pemain mendapatkan giliran pertama dalam permainan. Komputer hanya bisa mencari kata yang dapat dimainkan jika sudah ada kata yang dimainkan oleh pemain. Kata yang pertama dimainkan harus diletakkan pada tengah papan permainan.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan permainan scrabble ke dalam komputer. Manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini adalah terbentuknya suatu aplikasi perangkat lunak yang dapat digunakan untuk bermain sekaligus belajar. Metode Pengumpulan Data a. Metode Kepustakaan (Library Research) Metode kepustakaan adalah dengan mengumpulkan data lewat bukubuku referensi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. b. Telaah Dokumen Mempelajari dokumen, artikel dan catatan lain yang juga masih berkaitan dengan bidang permasalahan yang dihadapi.
69
2. Hasil dan Pembahasan Pada awal program dijalankan akan terlihat seperti pada Gambar 1:
Gambar 1. Tampilan Awal Program Setelah pemain memilih menu New Game maka tampilan program akan menjadi seperti pada Gambar 2
70
Gambar 2. Tampilan Awal Permainan Pada tahap ini proses-proses yang dilakukan sistem adalah melakukan inisialisasi, mulai melakukan penghitungan lama permainan, membagi huruf untuk pemain, membuat tampilan huruf pemain di rak pemain, dan membuat database sementara yang diperlukan selama permainan. Kemudian dilanjutkan dengan pemain mendapatkan giliran pertama dalam permainan dengan menggeser kepingan-kepingan huruf yang dimilikinya ke dalam papan permainan untuk membentuk suatu kata seperti terlihat pada Gambar 3
71
Gambar 3. Giliran Pemain Setelah menyusun kepingan-kepingan huruf menjadi suatu kata maka pemain diharuskan untuk menekan tombol Done. Proses yang terjadi ketika tombol Done ditekan adalah sistem membaca kata yang telah disusun oleh pemain kemudian mencocokkannya dengan daftar kata yang ada, jika kata yang dimainkan ada dalam daftar kata maka sistem akan melakukan penghitungan skor pemain. Setelah melakukan penghitungan skor pemain, sistem akan membagi huruf kepada pemain untuk mengganti huruf-huruf yang sudah digunakan pemain untuk menyusun kata kemudian sistem akan menampilkan pesan konfirmasi bahwa giliran untuk menyusun kata akan diberikan kepada komputer seperti terlihat pada Gambar 4
72
Gambar 4. Tampilan Konfirmasi Giliran Komputer Pada giliran komputer, sistem akan membagi huruf untuk komputer. Kemudian komputer akan membaca kondisi papan permainan, kemudian mencari kemungkinan kata yang dapat dimainkan sesuai dengan kepingan-kepingan huruf yang sudah ada di papan permainan. Setelah mendapatkan kemungkinan kata yang dapat dimainkan kemudian komputer akan menyeleksi setiap kata yang didapat dengan huruf-huruf milik komputer. Kata yang didapat setelah melalui proses seleksi kemudian akan dimainkan oleh komputer seperti pada Gambar 5
73
Gambar 5. Tampilan Komputer Selesai Menyusun Kata 3. Kesimpulan dna Saran Setelah dilakukan pengujian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Program permainan scrabble ini telah dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 2. Program permainan scrabble ini dapat digunakan untuk membantu mengingat kosa kata dalam bahasa inggris. 3. Adanya fasilitas untuk menambah dan mengurangi kata dalam daftar kata memudahkan pengembangan program ini sehingga bisa mendukung banyak bahasa. 4. Untuk menjalankan program ini tidak dibutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi, hanya dengan spesifikasi komputer rendah program ini dapat berjalan dengan baik. 5. Sistem ini dapat membantu memasyarakatkan penggunaan aplikasi komputer di kehidupan sehari-hari.
74
Beberapa saran untuk pengembangan dan penelitian selanjutnya sebagai berikut : 1. Daftar kata yang tersedia masih sedikit diharapkan ada penambahan kosa kata untuk pengembangan lebih lanjut. 2. Bahasa yang didukung oleh program ini hanya bahasa inggris, diharapkan ada penambahan daftar kata selain bahasa inggris sehingga nantinya program ini dapat digunakan untuk multi bahasa. 3. Sistem ini hanya mendukung permainan dilakukan dalam satu komputer dengan jumlah pemain yang sangat terbatas yaitu hanya satu player melawan komputer. Diharapkan adanya pengembangan program sehingga mendukung multiplayer dengan menggunakan jaringan komputer. 4. Interface yang digunakan dalam program ini masih sederhana sehingga diharapkan selanjutnya dapat dibuat dengan interface yang lebih dimengerti oleh pengguna program ini. 5. Algoritma yang digunakan oleh komputer dalam mencari kata yang bisa dimainkan masih sangat sederhana sehingga diharapkan dapat dikembangkan dengan menggunakan kecerdasan buatan dengan mempertimbangkan bobot nilai dari setiap kemungkinan kata yang dapat dimainkan. 6. Kepada para pengembang dapat memberikan masukan dan sekaligus melakukan developing langsung ke sistem ini. 4. Daftar Pustaka Hendra, Membuat Program Permainan. Jakarta: Elex Media Komputindo, 1989. Susilo, Djoko. Perancangan dan Implementasi Komponen Visual pada Delphi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004. Setiawan, Yudha C. Panduan Object Oriented Programming (Dasar Pemrograman Delphi). Yogyakarta: ANDI,2004
75
ALAT UKUR FREKUENSI DIGITAL DENGAN SISTEM PEMEGANG Moch. Hari Purwidiantoro1 Abstraksi Umumnya didalam pengukuran dibutuhkan suatu instrumen sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Instrumen tersebut membantu meningkatkan ketrampilan manusia dan banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui. Tanpa bantuan instrumen tersebut, manusia tidak dapat menentukannya. Dengan demikian, sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau kebesaran dari suatu kuantitas atau variabel. Bagi yang senang berkecimpung dalam dunia elektronika, terutama dalam bidang yang berhubungan dengan frekuensi, tentu akan mengalami kesulitan bila hendak mengetahui secara pasti berapa frekuensi dari alat yang digunakan, atau yang dibuat. Misalnya dalam sebuah pemancar, mungkin saja frekuensinya ditentukan dari perhitungan (misalnya dari frekuensi resonansi untai LC) atau bagian yang lain. Tetapi tidak jarang terjadi, setelah dipasang ternyata frekuensinya tidak sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya.Untai itu perlu diukur lagi dengan menggunakan osiloskop atau pencacah elektronik. Karena osiloscop untuk frekuensi tinggi cukup mahal dan sulit untuk mengukur sinyal dengan frekuensi sangat rendah, maka untuk itu perlu menggunakan universal counter, dalam hal ini pencacah elektronik atau pencacah frekuensi. Kata kunci : Untai/rangkaian, instrument, frekuensi
1
Staff Pengajar AMIK AMIKOM CIPTA DARMA Surakarta
76
1. Pendahuluan Dengan berkembangnya tehnik elektronika maka kebutuhan akan Pencacah Frekuensi semakin terasa. Terutama dalam bidang yang berhubungan dengan frekuensi, tentu akan mengalami kesulitan bila hendak mengetahui secara pasti berapa frekuensi dari alat yang digunakan atau yang dibuat. Untuk itu perlu adanya unit ukur Pencacah Frekuensi, dimana fungsi alat tersebut adalah suatu alat ukur yang dibuat untuk mencacah (mengukur) frekuensi dari berbagai isyarat listrik. Mungkin pernah dibuat untai osilator dan mendapatkan kesulitan untuk menentukan tinggi frekuensinya. Mungkin juga dihabiskan banyak waktu untuk mencoba-coba memperoleh frekuensi yang dikehendaki. Pencacah frekuensi ini akan membantu dalam menghadapi persoalan diatas. Alat ukur ini dapat menunjukkan berapa frekuensi yang sebenarnya. Dengan kemajuan teknologi kini sudah dapat dibuat pencacah frekuensi dalam satu chip IC yang kecil, tetapi kali ini yang digunakan adalah IC jenis TTL yang mudah didapat, murah dan akurat. 2.
Pembahasan
Blok diagram alat ukur frekuensi Blok diagram dari alat ukur frekuensi ini terlihat pada gambar 1. Alat ukur ini mempunyai dua masukan, yaitu masukan 1 untuk mengukur frekuensi yang rendah dan masukan 2 untuk mengukur frekuensi tinggi.
77
PENAMPIL 7 SEGMEN
PENCACAH DIGIT
GERBANG PENGENDALI
PEMBENTUK G ELOMBANG
PENGUAT DEPAN 2
PEMROSES ISYARAT MASUKAN
PEMBAGI
PEM BANGKIT CLOC K KRISTAL
TIME BASE
---------------
PENGUAT DEPAN 1
-----------------------------
---------------
--------------------------------- -------------------
--------------------------------- -------------------
Gambar 1: Blok diagram alat ukur frekuensi Isyarat masukan yang hendak diukur frekuensinya terlebih dahulu dikuatkan oleh penguat, sehingga isyarat-isyarat tegangan bolak-balik yang sangat kecil masih memungkinkan untuk diukur frekuensinya oleh alat ini. Setelah melewati penguat depan kemudian diteruskan ke bagian pembentuk gelombang. Pada bagian ini isyarat masukan (tegangan bolak-balik) yang bukan berbentuk denyut akan diubah oleh untai sehingga setelah keluar dari bagian ini, isyarat tadi akan diubah menjadi sederetan denyut dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi masukan. Isyarat-isyarat yang sudah berbentuk denyut-denyut, kemudian diteruskan ke bagian gerbang pengendali. Bagian gerbang pengendali selain mendapat denyut dari pembentuk gelombang juga mendapat masukandari untai dasar waktu (time base). Kerjanya mudah saja, misalnya untai dasar waktu mempunyai frekuensi 1 Hz. Isyarat tegangan bolak-balik yang akan diukur mempunyai frekuensi 100 Hz. Maka setiap satu denyut dari untai dasar waktu, akan meluluskan sebanyak 100 denyut yang berasal dari isyarat masukan. Denyut-denyut ini selanjutnya diteruskan ke untai pencacah. Setelah dicacah kemudian ditampilkan oleh 7 segmen, 78
maka pada penampilpun akan menampilkan angka 000100. Ini berarti tegangan bolak-balik yang sedang diukur mempunyai frekuensi 100 Hz. Untai alat ukur frekuensi Untai dari alat ini dapat dibagi beberapa bagian, dimana tiap bagian mempunyai fungsi yang berkaitan dengan bagian yang lain. Pada gambar berikut terlihat untai-untai tiap-tiap bagian. Untai pencacah digit dan penampil Untuk dapat mencacah denyut-denyut yang berasal dari gerbang pengendali diperlukan sebuah untai pencacah digit. Dan untuk mengetahui hasil cacahannya, maka perlu ditampilkan dalam bentuk-bentuk angka-angka desimal oleh penampil 7 segmen. Skema pencacah Digit dan Penampil selengkapnya diperlihatkan pada gambar 2. Sedangkan gambar 3 diperlihatkan diagram bloknya. 5 VOLT +
f g a bc d e 22K
C
D 8 IC32 555 2 3 6 1
4
22K
IC27 7447 A
C
D
B
f g a bc d e
1
7
6
2
1
7
6
2
1
15
9
10
16
15
9
10
16
15
9
10 16
C
B
A
4
C
D
IC20 7475
B
4
C
D
A
IC21 7475
13
B
7
f g a bc d e
IC30 7447 A
C
D
B
IC31 7447 A
C
D
B
2
1
7
6
2
1
7
6
2
1
15
9
10
16
15
9
10
16
15
9
10
C
B
A
4
C
D
IC23 7475
13
7 475
B
6
D
A
13 IC22 4
C
D
2
13
f g a bc d e
IC29 7447
IC28 7 447 C B A
D
A
6
D 560pf
B
f g a bc d e
f g a bc d e
IC26 7447
RESET
B
A
4
C
D
IC24 7475
13
B
A 7 16
A
IC25 7475
13 4
3
7
6
2
3
7
6
2
3
7
6
2
3
7
6
2
3
7
6
2
3
7
6
2
11
8
9
12
11
8
9
12
11
8
9
12
11
8
9
12
11
8
9
12
11
8
9
12
INPUT 1N4001
IC 14 74 90 STROBE
6
7
2
1
IC 15 74 90
14 6
7
2
1
IC16 7 490
14
6
7
2
1
IC 17 74 90
14 6
7
2
1
IC 18 74 90
14 6
7
2
1
IC 19 74 90
14 6
7
2
1 14
RESET GND
Gambar 2. Skema lengkap pencacah digit dan penampil 7- segmen
79
PENAMPIL
PEMECAH SANDI (DECODER)
INDIKATOR LIMPAHAN (OVERFLOW)
PENYIMPAN DATA SEMENTARA
PENCACAH
Gambar 3. Diagram blok bagian pencacah digit dan penampil 7-segmen Bagian pencacah Pada bagian ini terdiri dari IC14 sampai dengan IC19, 7490 (gambar 2) yang mempunyai tugas mencacah denyut-denyut masukan yang akan diukur frekuensinya, yang berasal dari gerbang pengendali. IC19 adalah untuk memcacah angka satuan, IC18 angka puluhan, IC17 angka ratusan, IC16 angka ribuan, IC15 angka puluhan ribu dan IC14 angka ratusan ribu. Hasil cacahan sebelum ditampilkan disimpan dulu pada bagian penyimpanan data sementara. Prinsip kerja dari bagian pencacah ini adalah : Isi dari pencacah ini akan dinyatakan dalam binary yang dapat dilihat pada pin 12, 11, 8 dan 9. Harga maksimum dari isi pencacah ini adalah 9. Maka pada denyut kesepuluh isi pencacah ini akan kembali menjadi 0. Jadi penunjukan maksimum pada keluaran dari pencacah ini adalah 1001 (dalam binary). Itulah sebabnya maka pencacah ini disebut Pencacah Dekade. Pada denyut masukan yang kesepuluh maka seluruh keluaran dari pencacah (counter) ini akan turun lagi ke logika 0, termasuk bit yang ke-4, yang digunakan untuk meng-clock pencacah dekade yang 80
berikutnya. Demikian seterusnya sehingga keluaran dari IC15 akan meng-clock IC14. Keluaran dari IC14 ini kemudian digunakan untuk meng-clock IC32 yang akan menyalakan indikator limpahan. Bagian penyimpan data sementara Penyimpan data sementara yang digunakan adalah IC flip-flop data berempat tipe 7475. Bagian ini dilengkapi masukan Latch (lihat gambar 2) yang akan diaktifkan oleh denyut yang berasal dari gerbang pengendali. Bagian penyimpan data sementara sesuai namanya berfungsi untuk menyimpan data yang berasal dari pencacah sebelum data ini ditampilkan oleh penampil. Bagian pemecah sandi Terdiri dari IC26 …..IC31 (gambar 2), yaitu IC pemecah sandi tipe 7447. Hasil cacahan yang berasal dari pencacah yang telah diteruskan oleh bagian penyimpanan data sementara adalah masih berupa isyarat-isyarat yang disandikan dalam biner. Supaya hasil cacahan ini dapat dimengerti oleh operator (yang biasa bekerja dengan bilangan desimal), maka sebelum ditampilkan terlebih dahulu isyaratisyarat dalam biner itu diubah oleh bagian pencacah sandi, baru kemudian diteruskan ke penampil tujuh segmen. Bagian penampil tujuh segmen Bagian ini terdiri dari enam buah penampil 7-segmen tunggal anoda, yaitu LD1….. LD6. Bagian penampil tujuh segmen bertugas untuk menampilkakn hasil cacahan dalam bentuk angka-angka desimal. Bagian indikator limpahan (over flow) Terdiri dari IC pewaktu 555 (IC32) dan beberapa komponen yang ada disekitarnya. Bagian ini bertugas untuk memberikan indikator limpahan (over flow), apabila frekuensi yang diukur melebihi 999999. Pada frekuensi ini pin dari IC14 akan mengeluarkan denyut-denyut. Selanjutnya denyut -denyut ini diteruskan ke pin 2 dari IC32 (555) dengan melalui C10 (lihat gambar 2), sehingga IC 555 81
diaktifkan dan akibatnya LED D10 menyala. Untuk mematikan LED D10, jalan masuk RESET (pin 4 IC 555) harus diaktifkan. Untai dasar waktu dan gerbang pengendali Untuk mengendalikan untai pencacah digit diperlukan denyutdenyut yang berasal dari untai gerbang pengendali. Pada bagian ini akan dijelaskan untai gerbang pengendali, sekaligus dengan untai dasar waktunya. Skema blok untai dasar waktu dan untai gerbang pengendali diperlihatkan pada gambar 4 dan untai lengkapnya pada gambar 5. OSILATOR KRISTAL 1 Mhz
10
10
10
10
SCHMITT TRIGGER
10
10
10Hz
100Hz
2 1Hz STROBE
MULTIVIBRATOR MONOSTABIL
PENUNDA WAKTU
RESET RESET
PENGGERBANG
Gambar 4 : Diagram blok untai dasar waktu dan gerbang pengendali Secara singkat kerjanya untai dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebagai frekuensi dasar waktu diambil dari pembangkit frekuensi yang terdiri dari osilator kristal dengan dua gerbang NOT, yang menghasilkan frekuensi 1MHz, frekuensi tersebut dibagi beberapa IC pembagi 10 sehingga diperoleh frekuensi sebesar 100 Hz. Dan apabila dasar waktu diambil dari denyut-denyut yang berasal dari penyearah jembatan, yang mempunyai frekuensi 100 Hz, tetapi bentuknya bukan kotak melainkan setengah sinus. Sehingga denyut-denyut ini perlu diubah menjadi denyut-denyut berbentuk blok, dalam untai sudah ada fasilitas itu, yaitu untai pemicu schimtt N6. D2 dalam untai ini diperlukakn untuk membatasi puncak denyut agar tidak melebihi 4,7 Volt (gambar 5). 82
X-TAL
1
12
13
2
3
4
14
13 12 10 9
5
2
KHz
MHz
14
IC12 7490 6
3
5
11 14
7 10
2
14
12
12
8 13 15
8 13 15
11 14
7 10 14
IC11 7490 3
IC8
IC7
IC6 12
8 13 15
1K
1K
D2
IC5
1MHz
10- 60PF
6
IC12a 7473
14
12
8 13 15
IC12b 7473
7 10
Hz
B
----
----
----
+ C
5V
---------------5 4 2 1
10
STROBE 9
N8
N11
4
5
N9
2
1
N10
13
12
RESET
N7 180
8
6
6
3
11
RESET
220
OUT
Gambar 5 :Untai lengkap dasar waktu dan gerbang pengendali Keluaran pemicu schmitt N6 (kaki 8 IC9) diteruskan ke IC10 dan IC11, yang masing-masing merupakan pembagi 10. Sehingga keluaran dari kaki 12 IC10 diperoleh denyut dengan frekuensi 10 Hz dan kaki 12 IC11 diperoleh frekuensi 1 Hz. 83
Pemilihan untuk pembacaan Hz, KHz dan MHz dipilih oleh saklar S1a. Frekuensi dasar waktu untuk pembacaan Hz adalah 1 Hz, untuk KHz adalah 10Hz dan untuk MHz adalah 100Hz (dalam hal ini ditandai dengan titik desimal pada digit ke 2 untuk KHz dan pada digit ke 4 untuk MHz dari penampil). Selanjutnya frekuensi dasar yang telah dipilih oleh S1a (yang berupa denyut-denyut berlogika 1 dan 0) diteruskan ke untai pembagi 2, yaitu IC 12a, sehingga diperoleh denyut dengan waktu setengah periode 1 detik, 10 detik atau 100 detik (denyut dengan logika 1 detik, 10 detik atau 100 detik, tergantung posisi S1a). Kemudian denyut-denyut ini ditentukan ke untai penggerbang (gerbang N7). Denyut-denyut ini akan mengaktifkan untai penggerbang selama denyut ini berlogika 1 (gambar 6) 1
.......................................................................................................
0
Waktu penggerbangan
.......................................................................................................
Denyut m amp u c ac ah (dari tim e base)
Isyarat ma sukan
Denyut yang diteruskan ke untai p enc aca h
Gambar 6 : Diagram Waktu dari Untai Gerbang Pengendali. Selama untai penggerbang aktif, isyarat masukan yang akan diukur frekuensinya (dari pemroses isyarat masukan) akan diluluskan oleh untai penggerbang dan diteruskan ke untai pencacah digit untuk dihitung frekuensinya. Setelah denyut dari untai dasar waktu (kaki 9 IC12a) berlogika 0, maka untai penggerbang N7 menjadi tak aktif. 84
Bersamaan dengan itu untai multivibrator monostabil IC12b (berupa flip-flop JK) diaktifkan. Karena keluarannya diambil Q (kaki 13 IC12b), maka dari multivibrator ini dihasilkan denyut pendek berlogika 0 (gambar 7)
RESET
STROBE
CACAH
.............. .......................... ........................... .......................... ........................... .......................... .........................
.................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
.............. ........................... .......................... ........................... ........................... .......................... ........................
DASAR WAKTU (PIN 5 IC12)
MAMPU CACAH (PIN 9 IC12)
Q (PIN 13 IC12)
STROBE (PIN 3 IC13)
RESET (PIN 8 IC13)
RESET (PIN 6 IC13)
SATU PENGUKURAN LENGKAP
Gambar 7. Diagram Waktu Satu Pengukuran Lengkap Selanjutnya denyut ini dijungkirkan (menjadi logika 1) oleh N8 dan dipakai untuk mengaktifkan jalan masuk STROBE dari pencacah digit, sehingga denyut-denyut dari isyarat akan diukur frekuensinya yang telah dicacah oleh untai pencacah dan dapat ditampilkan oleh penampil tujuh segmen. Denyut-denyut dari untai multivibrator monostabil juga diteruskan ke jaln masuk RESET dan RESET (setelah melalui 85
penjungkir), untuk mereset pencacah digit. Untai penunda waktu diperlukan agar sebelum di-reset, hasil cacahan sudah ditampilkan pada penampil tujuh segmen. Diode D3 diperlukan untuk menghubungsingkatkan denyut-denyut negative, dan D4 (LED) sebagai indikator yang menunjukkan bahwa untai alat ukur frekuensi ini sedang aktif. Untai penguat depan (Pre-Amplifier) Untuk menguatkan isyarat-isyarat masukan dalam pengukuran frekuensi diperlukan penguat depan (Pre-Amplifier). Untai ini dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9. + 5V C1:1mF/16V
7
2
IC1 Ca3130
3
13 12 10 9
13
6
11 12
4
N1
N2
8
N1:N2:IC3 7413
IC2:7400 100K
5 4 2 1
8
100K 1K
Gambar 8. Untai penguat-depan 1 R10
470
470
10
R6
+ 5V
R9
OUT
R4 IN
R7
27K
R5
2K7
27K
C4:100pF R8
C3:0,68mF
2K2
1N4148
Tr1 BC108C
C5 : 33 mF
C2:100pF
Gambar 9. Untai penguat-depan 2 86
Tr2 BC108C
Pada gambar 8, merupakan penguat-depan yang terdiri dari sebuah operasional Amplifier (op-amp) IC CA3130 dan beberapa komponen luar. Penguat depan ini berfungsi untuk menguatkan isyarat-isyarat masukan berfrekuensi rendah. Kemudian masukan kaki 6 IC1 (CA3130) dimasukkan ke untai Schmitt trigger yang terdiri dari IC2 (7400) dan IC3(7413). Untuk gambar 9, adalah untai penguat depan untuk frekuensi yang lebih tinggi, yang terdiri dari 2 buah penguat yang bekerja pada klas A yang dihubungkan secara kaskade, untuk pengamanan input maka diantara base dari Tr1 dan ground (tanah) dipasangkan sebuah diode yang terpasang terbalik sehingga apabila tegangan di base dari transistor terlalu rendah maka diode ini akan konduktif dan akan membatasi besarnya tegangan reverse dari base ini sebesar – 0,6 Volt. Untuk dapat menerima tegangan masukan yang lebih besar maka masukan harus dipasangkan sebuah attenuator (penghambat) yang juga terdiri dari tahanan dan kapasitor yang diparalel. Tegangan DC dari masukan dan base dari Tr1 diblok oleh suatu kapasitor yang besarnya 0,68 µF dengan tegangan kerja sebesar 250 Volt. Untuk menjamin agar tidak ada denyut-denyut dari untai lain yang mengganggu untai penguat depan maka untai catu daya (supply) untuk penguat depan ini diambil 5 Volt dengan menggunakan lowpass filter yang terdiri dari RC filter. Selanjunya keluaran dari penguat ini diberikan ke salah satu masukan N7 yang merupakan Schmitt trigger 3.
Penutup
Berdasarkan hasil percobaan peralatan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Dengan adanya alat ukur frekuensi digital yang direalisasikan dengan menggunakan IC jenis TTL dan CMOS, maka alat ukur ini sangat berguna terutama dalam bidang yang berhubungan dengan frekuensi. Sehingga dengan mudah dapat mengetahui hasil peralatan yang akan diukur frekuensinya. 87
2. Dalam untai pencacah digital dan penampil yang merupakan bagian dari alat ukur frekuensi ini menggunakan system pemegang IC7475, pada dasarnya IC7475 memegang sementara hasil cacahan IC 7490. Tujuannya adalah untuk menghindari pembacaan yang berkedip-kedip pada saat IC 7490 sedang mencacah. 3. Rancangan yang dibuat menggunakan referensi dasar waktu diambil dari jala-jala listrik sebesar 100Hz, hal ini sudah memadai untuk berbagai penggunaan, namun agar hasil pencacahan dapat lebih teliti, alat ini menggunakan referensi 1MHz dari sebuah kristal, sehingga hasil pengukuran lebih akurat. 4. Alat ukur ini, mempunyai kepekaan yang cukup tinggi, dalam hal ini dapat dibuktikan dengan masukan tegangan 0,12 Volt, alt ukur sudah mampu bekerja. 5. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan, alat ukur ini mampu mengukur hingga 35 MHz, sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur ini cukup baik. 1. Untuk memilih jangkauan pengukuran frekuensi disediakan beberapa saklar, sehingga dapat dipilih mana yang diinginkan Hz, KHz atau MHz, dimana jangkauan tersebut ditandai dengan titik decimal pada penampil. 2. Bilamana yang digunakan untuk masukan pada bagian LOW, maka pada frekuensi tertentu (batas kemampuan) penampil akan padam (000000), dalam hal ini perlu dialihkan ke posisi HIGH untuk bisa mengukur frekuensi yang lebih tinggi. 3. Alat ukur frekuensi digital dengan system pemegang ini dapat dike,bangkan menjadi beberapa kegunaan, misalnya dimodifikasi menjadi Volt meter digital, yaitu dengan menambahkan alat Voltage to Frequency Converter dan lain-lain. 4. Apabila diperlukan kemampuan jangkauan pengukuran alat ukur ini dapat diperbesar dengan menambahkan prescaler yang akan membagi frekuensi dari sinyal masukan dengan 10 sehingga mampu untuk mengukur frekuensi sampai 350MHz. 88
4. Daftar Pustaka Cooper.W.D., Electronic Instrumentation And Measurement Techniques, Edisi Kedua, Cliffs, N.J. : Prentice-Hall, Inc. 1978 David
Bucchlah, Wayne McLahan, Applied Electronic Instrumentation And Measurment, MacMilian Publishing Company, 1992.
_________, Informasi Praktis Elektronika, Penerbit PT. Multi Media Gramedia Group, Jakarta, 1988 Malvino, Albert Paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1994. Tokheim. R., Elektronika Digital, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1995. Sofyan H. Nasution, Analisa dan Desain Rangkaian Terpadu Digital, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987. Wasito S, Kumpulan Data Penting Komponen Elektronika, Penerbit Karya Utama, Jakarta, 1985.
89
ANALISIS TINGKAT KEAMANAN DALAM HAL SPAMMING MENGGUNAKAN TESTING OPEN RELAY ANTARA SENDMAIL DAN QMAIL Nila Feby Puspitasari1
Abstraksi Sebuah server dalam internet menjalankan sebuah aplikasi (perangkat lunak) yang berlaku sebagai server. Aplikasi tersebut berjalan dalam server dan menunggu orang atau program yang akan mengirimkan data atau perintah ke server tersebut. Mail Server menjalankan sebuah aplikasi yang ditujukan untuk proses pengiriman dan penerimaan e-mail, aplikasi tersebut biasa disebut sebagai MTA (Mail Transfer Agent) sedangkan aplikasi yang berjalan pada komputer-komputer lain yang dilayani oleh server (client) disebut dengan MC (Mail Client) [Prakoso, Tomy, Purbo, 2003]. Sendmail merupakan MTA yang paling tua di Internet yang dibuat oleh Eric Allman. Pada saat ini, hampir semua distribusi Linux dan BSD menggunakan sendmail sebagai MTA standarnya. Qmail adalah sebuah software MTA yang dibuat oleh Dan Bernstein, yang ditujukan sebagai pengganti sendmail yang telah mendominasi disetiap sistem operasi UNIX. Software ini menggunakan protokol SMTP untuk mengirimkan e-mail ke MTA / server yang lain. Sebuah server mail disebut “open relay” jika server tersebut meneruskan pesan email yang diterimanya tanpa melihat siapa pengirimnya dan ke mana email tersebut di kirimkan. Kata Kunci: Mail Server, MTA, MC, Open Relay
1
Staff Pengajar STMIK AMIKOM Yogyakarta
90
1.
Pendahuluan
Secara umum, masalah sekuriti di Internet dapat dipandang dari dua sisi penting. Sisi pertama adalah integritas data yang dikirimkan melalui jaringan Internet (kita sebut saja integritas pengiriman data) dan sisi berikutnya adalah tingkat sekuriti dalam jaringan komputer itu sendiri (kita sebut sekuriti jaringan internal). Sebuah server adalah komputer yang dikhususkan untuk melayani komputer-komputer lain dalam jaringan seperti Internet, dengan layanan-layanan tertentu. Email atau electronic-mail adalah suatu bentuk komunikasi dengan menggunakan perangkat elektronik terutama komputer. Server dalam Internet menjalankan sebuah aplikasi yang akan menunggu program untuk mengirimkan data atau perintah ke server tersebut. Server email menjalankan sebuah aplikasi yang ditujukan untuk proses pengiriman dan penerimaan email. Aplikasi yang berjalan pada server ini disebut dengan MTA (Mail Transfer Agent) sedangkan aplikasi yang berjalan pada komputerkomputer lain yang dilayani oleh server (client) disebut dengan MC (Mail Client) [Prakoso, Tomy, Purbo, 2003]. Ada banyak server email yang saat ini digunakan dalam jaringan Internet yang menggunakan sistem operasi Linux/Unix. Di antaranya yang terkenal adalah SendMail dan QMail. Kedua server email ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing dalam melayani dan mengirimkan email. Sebuah sistem unix biasanya lansung dibundled oleh MTA (Mail Transfer Agent) bernama sendmail. Dengan konfigurasi default yang diletakkan pada /etc/sendmail.cf biasanya mail sudah dapat keluar masuk. Setelah itu sysadmin tidak akan mengutak-utik hal yang berhubungan dengan sendmail. Jika ada kebutuhan tambahan yang berkaitan dengan service mail, maka sysadmin akan mencoba melihat sendmail.cf, apakah ada yang bisa diubah sedikit atau ditambahkan. Namun apa yang terjadi. 91
Ternyata sendmail.cf adalah sebuah file text besar yang sebagian besar tidak dapat dibaca, penuh dengan kode-kode yang perlu dipelajari dulu sebelumnya. Untuk mengerti apa yang dikatakan sendmail.cf, sysadmin perlu membaca manual dan buku referensi ( sebagai contoh buku berjudul 'sendmail' buatan O'reilly ). Untuk semuanya perlu waktu yang tidak sedikit. Sendmail juga dikenal sebagai MTA yang mempunyai banyak BUG. Sendmail versi awal mempunyai kode 46000 baris dan versi 8.6.12 mempunyai kode 41000 baris . Bug yang sudah ditemukan sampai saat ini sekitar 20. Mengingat banyaknya baris, maka memungkinkan untuk ditemukannya bugs lagi. Lalu muncullah MTA bernama qmail yang dibuat seseorang yang tidak puas atas kinerja dan buggy sendmail. Qmail tidak merepotkan sewaktu instalasi. Dan juga mempunyai file konfigurasi yang sederhana yang terdiri dari beberapa file yang diletakkan pada direktori /var/qmail/control. Dengan melihat permasalahan yang ada tentang karakteristik server email antara sendmail dan qmail, maka penulis sangat tertarik untuk menganalisis kedua server email yang nantinya dapat diberikan solusi terbaik untuk penanganan server email yang mempunyai keunggulan dan kelemahan antara kedua server email tersebut. Parameter yang harus diperhatikan dalam permasalahan ini adalah: a. Bagaimana membuat atau membangun sebuah aplikasi mail server antara sendmail dan qmail meliputi: instalasi paket aplikasi, konfigurasi, cara kerja dll. b. Menguji dan menganalisa tingkat keamanan aplikasi mail server dalam hal spamming antara sendmail dan qmail dengan testing open relay.
92
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mnganalisis tingkat keamanan dalam hal Spamming dengan Testing Open Relay antara Sendmail dan Qmail sehingga bisa dibuktikan bahwa salah satu dari mail Server tersebut mempunyai keunggulan lebih. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini bisa di jadikan sebagai acuan dan referensi tentang keunggulan dan kelemahan dari Sendmail dan Qmail 2. Pembahasan Keamanan Email Untuk melihat keamanan sistem Internet perlu diketahui cara kerja sistem Internet. Antara lain, yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara komputer di Internet, dan protokol yang digunakan. Internet merupakan jalan raya yang dapat digunakan oleh semua orang (public). Untuk mencapai server tujuan, paket informasi harus melalui beberapa sistem (router, gateway, hosts, atau perangkat-perangkat komunikasi lainnya) yang kemungkinan besar berada di luar kontrol dari kita. Setiap titik yang dilalui memiliki potensi untuk dibobol, disadap, dipalsukan. Identifikasi Keamanan Email Secara umum Email berisi data-data dan informasi yang mana data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang tidak bersifat rahasia. Data yang tidak bersifat rahasia biasanya tidak akan terlalu diperhatikan. Yang sangat perlu diperhatikan adalah data yang bersifat rahasia, dimana setiap informasi yang ada didalamnya akan sangat berharga bagi pihak yang membutuhkan karena data tersebut dapat dengan mudah digandakan. Untuk mendapatkan informasi didalamnya, biasanya dilakukan berbagai cara yang tidak sah.
93
Keamanan data biasanya terkait hal-hal berikut: a. Fisik, dalam hal ini pihak yang tidak berwenang terhadap data berusaha mendapatkan data dengan melakukan kegiatan sabotase atau penghancuran tempat penyimpanan data. b. Organisasi, dalam hal ini pihak yang tidak berwenang untuk mendapatkan data melalui kelalaian atau kebocoran anggota yang menangani data tersebut. c. Ancaman dari luar, dalam hal ini pihak yang tidak berwenang berusaha untuk mendapatkan data melalui media komunikasi dan juga melakukan pencurian data yang tersimpan di dalam komputer. Fungsi keamanan komputer adalah menjaga tiga karakteristik, yaitu: a. Secrecy, adalah isi dari program komputer hanya dapat diakses oleh orang yang berhak. Tipe yang termasuk di sini adalah reading, viewing, printing, atau hanya yang mengetahui keberadaan sebuah objek. b. Integrity, adalah isi dari komputer yang dapat dimodifikasi oleh orang yang berhak, yang termasuk disini adalah writing, changing status, deleting, dan creating. c. Availability, adalah isi dari komputer yang tersedia untuk beberapa kelompok yang diberi hak. Data yang aman adalah data yang memenuhi ketiga karakteristik keamanan data tersebut. Melihat pada kenyataan semakin banyak data yang diproses dengan komputer dan dikirim melalui perangkat komunikasi elektronik, maka ancaman terhadap pengamanan data akan semakin meningkat. Beberapa pola ancaman terhadap komunikasi data dalam komputer dapat diterangkan sebagai berikut: a. Interruption, terjadi bila data yang dikirimkan dari A tidak sampai pada orang yang berhak B. Interruption 94
merupakan pola penyerangan terhadap sifat availability (ketersedian data). Contohnya adalah kerusakan pada hardware, kegagalan operating system sehingga sistem tidak dapat menemukan file yang dicari.
A
B Gambar 1. Interruption
b. Interception, terjadi bila pihak ketiga C berhasil membaca data yang dikirimkan. Interception merupakan pola penyerangan terhadap sifat confidentiality/secrecy (kerahasian data), contohnya adalah penggandaan program atau file data yang tidak terlihat, atau pencurian data pada jaringan dengan cara wireteapping.
A
B C Gambar 2. Interception
95
c. Modification, pada serangan modification pihak ketiga C berhasil merubah pesan yang dikirimkan. Modification merupakan pola penyerangan terhadap sifat integrity (keaslian data).
B
A C Gambar 3. Modification
d. Fabrication, pada serangan fabrication penyerang berhasil mengirimkan data ke tujuan dengan memanfaatkan identitas orang lain. Fabrication merupakan pola penyerangan terhadap sifat authenticity (autentifikasi data).
A
B C Gambar 4. Fabrication
Open Relay dan Spamming Sebuah mail server disebut ‘open relay’ jika server tersebut meneruskan pesan e-mail yang diterimanya tanpa melihat siapa 96
pengirimnya dan kemana e-mail tersebut dikirimkan. Pada awal-awal berdirinya Internet hal ini tidak menjadi masalah. Pada awalnya semua server e-mail meripakan open relay, hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan berdirinya internet yaitu untuk menyebarkan informasi seluas mungkin. Namun, hal ini ternyata mengundang orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menyalahgunakan sifat open relay dari server mail. Orang-orang tersebut menggunakan sifat open relay ini dengan tujuan tidak baik, seperti menghabiskan ‘bandwidth’ dari jaringan server email, atau menghabiskan resource dari server tersebut hingga akhirnya server tersebut ‘down’. Ada lagi orang yang menggunakan sifat open relay dari server tersebut untuk mengirimkan e-mail ke berbagai tujuan, padahal pesan dalam e-mail tersebut tidak di kehendaki oleh si penerima ( biasanya e-mail tersebut berisi semacam promosi atau iklan akan hal-hal tertentu, seperti iklan-iklan produk atau situs-situs porno). Tindakan tersebut dalam dunia Internet di sebut sebagai spamming dan pelakunya disebut sebagai seorang spammer. Sedangkan e-mail yang dikirimkan spammer tersebut biasanya disebut sebagai junk-mail. Metode Penelitian Subjek Penelitian Subyek penelitian kali ini adalah bagaimana menganalisis tingkat keamanan (sekuriti) dalam hal spamming menggunakan testing open relay pada sebuah aplikasi mail server antara sendmail dan qmail yang merupakan sebuah MTA (Mail Transfer Agent) yaitu program yang bertanggung jawab dalam hal pengiriman sebuah email ke suatu tujuan alamat. Program ini biasanya akan menjadi sebuah daemon dan membuka koneksi pada port 25 (smtp) yang digunakan sebagai penghubung antar MTA. Dalam hal ini penulis mencoba membangun dan mengkonfigurasi sebuah aplikasi mail server yaitu sendmail dan qmail. 97
Alat Penelitian Sebelum menginstal Sendmail maupun Qmail, sistem harus memiliki beberapa kriteria pokok agar pelaksanaannya tidak terganggu. Kebutuhan utama adalah kebutuhan hardware(perangkat keras) dan software(perangkat lunak). Kebutuhan Hardware Untuk membangun sebuah server tentu dibutuhkan hardware yang lebih tinggi dibandingkan dengan komputer client walaupun sebenarnya menggunakan komputer sekelas client pun bisa dilakukan. Hardware yang dibutuhkan bergantung pada jumlah banyak client dan juga jumlah transfer data setiap harinya. Untuk menjadi referensi, dalam melakukan penelitian ini penyusun menggunakan server dan client dengan spesifikasi sebagai berikut :
PC Prosesor intel P III 550 MHz RAM 128 MB Hardisk 20 GB Quantum Fireball VGA Card Nvidia Vanta 32 MB Network Card RTL 8139
Kebutuhan Software Sistem operasi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Linux Redhat 7.3, sendmail yang sudah terintegrasi dengan linux, dan qmailrocks.tar sebagai aplikasinya, fasilitas pendukung lainnya adalah Apache Web Server, DNS, PHP, MySQL, Perl dan lain sebagainya.
98
Analisis data dan Interpretasi Adapun hasil penelitian yang bisa penulis sajikan adalah bahwa sendmail bersifat masih bersifat vulnerability atau rentan terhadap penyerangan, sehingga bisa ditembus oleh kode-kode jahat. Hal ini diperkuat oleh : • Data dari Internet Security systems yang bekerja sama dengan Departemen Homeland Security. Data terbaru mengatakan bahwa tanggal 3 Maret 2003, ditemukan sebuah lubang pada root sendmail untuk versi yang lebih rendah 8.12.8 sehingga memaksa setiap sistem pada jaringan di upgrade ke versi yang lebih tinggi1. • Sendmail mempunyai banyak BUG, sendmail versi awal mempunyai kode 45000 baris dan versi 8.6.12 mempunyai kode 41000 baris. Bug yang sudah ditemukan hingga saat ini ada 20. mengingat banyaknya baris, maka memungkinkan untuk ditemukannya bugs lagi2. Sedangkan Qmail tergolong mail server yang aman karena : • Qmail di Klaim sebagai server email yang sangat aman, hal ini di dukung dengan hadiah US$ 1000 dari pendukung qmail yang mampu menemukan lubang keamanan pada qmail. Penyedianya juga menyediakan hadiah Us$500 bagi yang berhasil menemukan lubang keamanan pada qmail. Analisis Keamanan (Sekuriti) Sesuai dengan rumusan permasalahan yang ada, penulis akan menganalisis tingkat keamanan/sekuriti dari kedua aplikasi mail server tersebut berdasarkan sumber-sumber data yang ada dan 1 2
Referensi http://www.iss.net/security_center/ Dodi Maryanto Subhan, lebih jauh tentang Qmail 99
penulis juga mengadakan pengamatan secara langsung dengan testing open relay. Tabel dibawah ini akan menunjukkan bilamana sebuah server mail memberlakukan open relay yang berdasarkan data analisis statistik dari sebuah badan independent yaitu ORDB yang mengatasi masalah open relay.[http://www.ordb.org] Berikut adalah Tabel MTA statistic open relay: Sendmail
21.2%
Exchange
18.76%
IMail
10.22%
UNKNOWN
9.04%
Microsoft ESMTP MAIL Serv
8.07%
IMS
3.89%
MDaemon
2.56%
Post.Office
2.52%
Lotus Domino
2.42%
GroupWise
2.29%
qmail
1.86%
Dari tabel statistik diatas bisa diperlihatkan bahwa prosentase penggunaan open relay pada sendmail menempati urutan pertama dari beberapa server email yang ada yakni 21.2% sedangkan qmail mempunyai prosentase penggunaan open relay sebesar 1.86 %. Hal ini bisa merupakan sebuah bukti yang bisa memperkuat analisis data yang penulis lakukan. Analisis tingkat keamanan aplikasi mail server antara 100
sendmail dan qmail adalah sebagai berikut: ¾ Pada Sendmail
Sendmail adalah sebuah program besar yang bersifat rawan terhadap spamming, dan jika terjadi kerentanan pada sebuah bagian, maka bagian lain akan mudah dimasuki.
Sendmail adalah sebuah aplikasi mail server yang mendukung format mailbox dalam penyampaian emailnya. E-mail disimpan dalam sebuah file. Setiap kali ada surat masuk atau keluar, ditambahkan (embed) secara otomatis kedalam file yang bersangkutan. Dengan demikian ukuran file mbox ini bertambah setiap kali ada penambahan e-mail. Kelemahannya apabila ada data yang rusak atau hilang sebagian, maka data yang lainnya akan ikut hilang.
Dalam proses pengiriman data sendmail mempunyai beberapa mode yaitu slow+queued dan fast+unsafe.
Sendmail bisa di integrasikan dengan software anti virus dan email scanner contohnya, Clamav antivirus dan Amavis.
¾ Pada Qmail
Qmail terdiri dari program-program kecil dalam menjalankan fungsiny yang berada dalam urutan yang tetap dan jika sudah tidak digunakan dalam proses, maka program itudi buang dalam urutan, sehingga jika terjadi kerentanan pada suatu program kecil, maka program kecil itu akan disisihkan setelah digunakan
101
Qmail memberlakukan format maildir dalam proses penyampaian email, yang mana maildir merupakan format yang anti crash, dan lebih reliabel dibandingkan format mbox.
Qmail dalam melayani proses atau tugas, qmail menggunakan system modular, dimana setiap proses akan dilayani (di handle) oleh modul yang terpisah dengan modul yang lain. Setiap modul yang berjalan dengan tingkat keamanan yang berbeda yang tidak berhubungan dengan modul yang lain sehingga keamanan data terjamin.
Aplikasi pendukung qmail cukup banyak yang terintegrasi dengan keamanannya antara lain QmailScannner, Maildrop, Clamav antivirus, Spamassasin yang fungsinya untuk menangkal adanya spam yang masuk.
Dari analisa tentang keamanan aplikasi mail server antara sendmail dan qmail diatas berdasarkan sumber-sumber yang ada dengan didasarkan pada pengamatan yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa dari kedua aplikasi mail server ter sebut dalam hal sekuriti aplikasi, qmail tergolong lebih unggul dan mempunyai sekuriti yang lebih baik dari pada sendmail. Penggunaan Qmail merupakan solusi yang dapat di ambil untuk membangun sebuah mail server yang handal.
3. Penutup Dari hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa aplikasi mail server khususnya qmail memiliki memiliki keunggulan yang lebih di banding sendmail dalam hal keamanan atau sekuriti, karena qmail memiliki karakteristik sebagai berikut : 102
1. Aman (secure), keamanan bukan sekedar goalnya, tetapi suatu kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah aplikasi mail server. Qmail di Claim aman oleh si pembuatnya D.J. Bernstein karena sampai saat ini belum ada yang bisa membobol keamanan mail server tersebut. Salah satu contoh dari item pendukung nya berdasarkan pengamatan penulis adalah qmail tidak bersifat open relay, sehingga terproteksi. 2. Dapat diandalkan, sekali pesan e-mail diterima oleh sistem qmail, pesan tersebut tidak akan hilang sekalipun tiba-tiba listrik padam sewaktu pengiriman dilakukan, karena qmail mendukung format maildir yang tidak akan rusak sewaktu sistem mengalami crash. 3. Simple dan Kecil, qmail dikatakan simple dan kecil karena qmail terdiri dari program-program kecil yang memisahkan mekanisme untuk forwarding, aliasing dan mailing list, dan qmail hanya mempunyai 1 mode pengiriman yaitu fast+queued (cepat dan dibuat antrian). Qmail send, yaitu program untuk mengirimkan mail dipicu oleh adanya antrian baru. 4. Menggantikan sendmail, dengan administrasi virtual domain yang mudah, dengan menggunakan program vpopmail, sebuah program add-in untuk qmail, qmail dapat mendukung banyak domain sekaligus dalam sebuah server. 4.
Daftar Pustaka
Albertus Dwiyoga W, 2004: Membangun Mail Server andal dengan Fedora dan Qmail, PT. elex Media Komputindo. Arul, Instalasi Jaringan dengan Linux, Klub Linux bandung. 103
Frans Setiawan, 2002: Mengamankan Web server dari Serangan Hacker/ Cracker, PT. Elex Media Komputindo. Jhony H, Sembiring, 2002: Jaringan Komputer Berbasis Linux, PT Elex Media Komputindo. Onno W. Purbo, 2001: TCP/IP , Pt. Elex media Komputindo. Samuel Prakoso, Tomy, Onno W Purbo, 2003: Panduan Praktis Menggunakan E-mail server Qmail, PT. Elex Media Komputindo. Tommy PM Hutapea, Pengantar Konsep dan aplikasi TCP/IP, www.ilmukomputer.com. http://sendmail.org http://qmail.org
104
KOMPUTERISASI SISTEM BENDUNG AIR Taufiq Hidayat1
Abstraksi Kebersihan lingkungan daratan maupun perairan perlu mendapat perhatian khusus agar dapat memberikan hasil yang optimal. Teknologi komputerisasi dan otomatisasi bendung air merealisasikan hal tersebut. CBWS (Computerize Barricade of Water System) adalah sistem bendung air yang menerapkan teknologi komputer sebagai pengendali dan pemonitoran seluruh tata pengaturan air secara langsung dari sebuah alat pusat kontrol (komputer) dan menerapkan sistem sensor pendukung yang bekerja secara otomatis mengendalikan pintu air. Peran operator yang bertugas membuka dan menutup valve tidak dapat melakukan dengan sembarangan, operator harus dapat memperkirakan seberapa banyak valve perlu lebih dibuka atau lebih ditutup. Pada tahapan itu operator pada dasarnya melakukan perhitungan, sedangkan tahap berikutnya adalah mengubah bukaan valve sesuai dengan hasil perhitungan dan perbandingan, setelah itu tahapan yang terakhir adalah mengoreksi. Dengan otomatisasi, peran operator digantikan oleh sebuah alat yang disebut controller, dengan kata lain controller melakukan empat tahap pengendalian yaitu mengukur, membandingkan, menghitung, dan mengoreksi. Operator hanya bertugas menentukan besarnya set point, dan keempat tahapan tersebut dilakukan sepenuhnya oleh instrumen secara otomatis Kata kunci: Sistem Bendung Air, Sistem Sensor , Controller.
1
Staff Pengajar STMIK AMIKOM Yogyakarta
105
1. Pendahuluan Kebutuhan manusia akan hidup nyaman dan sehat mendorong eksploitasi alam secara besar-besaran, diikuti kemajuan rekayasa dalam pengolahan hasil alam yang bermuara pada proses industrialisasi. Kondisi ini semakin hari tidak semakin berkurang, namun semakin meningkat. Akibatnya timbul bencana alam banjir, tanah longsor, perubahan iklim, pencemaran lingkungan dan beragam penyaki baru. Dilain pihak, perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan timbulnya pemikiran untuk memanfaatkan teknologi tersebut agar segala hal yang menjadi aktivitas kehidupan mudah dan tidak terlalu menyita banyak waktu. Salah satu sebagai pemanfaatannya adalah dengan menciptakan suatu peralatan yang mampu bekerja secara mekanik untuk membantu segala aktivitas yang diinginkan. Teknologi komputer dalam perkembangannya hampir mencakup ke segala aspek kehidupan. Dari hanya sekedar sebagai alat untuk mengetik, penyampai informasi yang cepat, bahkan sebagai alat bantu yang paling canggih, efisien dan efektif. Salah satu dari kemampuan komputer yang diharapkan dapat membantu kerumitan dari suatu sistem manual, yaitu memfungsikan komputer sebagai alat pengatur interface pengendali jarak jauh. Otomatisasi merupakan suatu kebutuhan dimasa kini dimana aktivitas kehidupan manusia semakin banyak dan semakin menantang, agar segala hal yang menjadi aktivitas kehidupan mudah dan tidak terlalu menyita banyak waktu. Selain itu kecanggihan teknologi komputer pada saat ini dapat membantu perancangan sebuah sistem otomatisasi. Dengan perkembangan teknologi informasi termasuk model simulasi komputer (computer simulation modelling), data air menjadi sangat vital sebagai masukan yang menggambarkan potensi sumberdaya perairan suatu wilayah. Dengan kondisi Bendung Air seperti sekarang yang masih mengandalkan pada pemonitoran air secara manual, dikhawatirkan sektor pertanian akan sangat tertinggal dalam masalah informasi sumber daya alam untuk dapat bersaing 106
dalam era globalisasi, lebih lagi sistem bendung air yang dikerjakan secara manual melibatkan banyak petugas penjaga pintu air yang harus selalu siap berada di setiap valve untuk mengendalikan bendung air disaat terjadi peluapan air yang timbul dari hujan lebat, maupun dari aliran air deras pada setiap sumber air mengalir. Teknologi komputerisasi sistem bendung air merealisasikan hal tersebut. CBWS (Computeriz Barricade of Water System) adalah sistem bendung air yang menerapkan teknologi komputer sebagai pengendali dan pemonitoran seluruh tata pengaturan air secara langsung dari sebuah alat pusat kontrol (komputer) dan menerapkan sistem sensor pendukung yang bekerja secara otomatis mengendalikan pintu air. Sistem komputerisasi sistem bendung air meniadakan pengawasan yang berlebihan, jadi cukup sedikit operator dipusat untuk mengatur seluruh pintu air. Sistem ini memudahkan operator dalam perhitungan dan pengontrolan, dimana hal tersebut diproses pula lewat komputer. Bendung Air merupakan sebuah proyek yang dibangun sebagai suatu alat pengendali dan pemonitoran seluruh tata pengaturan air dan berfungsi sebagai antisipasi bencana banjir. Sistem bendung air yang masih mengandalkan pada pemonitoran air secara manual, dikhawatirkan sektor pertanian akan sangat tertinggal dalam masalah informasi sumber daya alam untuk dapat bersaing dalam era globalisasi, lebih lagi sistem bendung air yang dikerjakan secara manual melibatkan banyak petugas penjaga pintu air yang harus selalu siap berada di setiap valve untuk mengendalikan bendung air disaat terjadi peluapan air yang timbul dari hujan lebat, maupun dari aliran air deras pada setiap sumber air mengalir. Peran operator yang bertugas membuka dan menutup valve tidak dapat melakukan dengan sembarangan, operator harus dapat memperkirakan seberapa banyak valve perlu lebih dibuka atau lebih ditutup. Teknologi komputerisasi sistem bendung air merupakan sistem bendung air yang menerapkan teknologi komputer sebagai pengendali dan pemonitoran seluruh tata pengaturan air secara langsung dari sebuah alat pusat kontrol (komputer) dan menerapkan 107
sistem sensor pendukung yang bekerja secara otomatis dalam mengendalikan pintu air sehingga peran operator digantikan oleh sebuah alat yang disebut controller. Sistem ini mempunyai sistem pendukung disamping sistem antisipasi banjir, yaitu sistem pencatat data, sistem alarm indikator dan keamanan serta pemonitoran bendung air, keadaan pintu air dapat dipantau, saluran yang bekerja, bila ada mesin yang tidak bekerja, dan bila terjadi banjir dapat diantisipasi, sistem alarm yang dimaksud mencakup sistem keamanan pengendalian. Adapun tujuan dari sistem ini adalah : •
Menghasilkan terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dasar, teknologi, bagi masa depan.
•
Meningkatkan kemampuan memanajemen seluruh tata pengaturan air.
•
Menghasilkan kinerja yang canggih dalam pengendalian sistem bendung air secara efektif, efesien dan tepat waktu.
Dalam pendekatan yang dilakukan tidak hanya penelitian berdasarkan data atau fakta yang ada tetapi juga berlandaskan teori yang dikembangkan dan dipelajari, kemudian dipadu dengan teknologi informasi yang mendukung otomatisasi. Komputerisasi yang diterapkan yaitu melalui pengendalian jarak jauh dengan teknologi mikrokontroller yang diintegrasikan dengan perangkat lunak dan perangkat keras pada sistem otomatisasi. Penulis mengambil sumber buku dengan judul “Sistem Pengendalian Proses” karangan Frans Gunterus, Selain itu diambil berdasarkan informasi dari Internet. Untuk itu penulis mengembangkan beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Observasi langsung Mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi pada objek yang diteliti untuk memperoleh informasi yang dapat dijadikan bahan penelitian. 108
2. Wawancara Mengadakan komunikasi secara langsung dengan para pegawai yang berkepentingan. 3. Metode kepustakaan Mengumpulkan data melalui bacaan dan hasil kegiatan selama mengikuti penelitian.
2.
Pembahasan
Perencanaan Otomatisasi Proses otomatisasi ini meliputi kegiatan-kegiatan pengumpulan data, pengolahan dan analisis serta penyajian yang dilaksanakan dalam alur yang logik dan sistematis dengan bantuan perangkat komputer. Fokus pengumpulan data adalah memperoleh data/informasi baik yang langsung maupun tak langsung dan data/informasi yang dimaksud harus sesuai dengan tujuannya. Dalam pengolahan dan analisa kegiatan diarahkan untuk mempersiapkan data/informasi baik berupa seleksi, validasi dan lainnya untuk siap disajikan bagi tujuan yang telah digariskan terlebih dahulu. Sedangkan penyajian data adalah upaya untuk mengemas data/informasi bagi pengguna data/informasi tersebut. Secara garis besar sistem otomatisasi ini meliputi proses persiapan basis data dan analisa data. 1. Persiapan Basis Data. Basis Data yang dihimpun terdiri dari dua jenis yaitu: Basis data letak/peta yang menggambarkan lebar area dan seluruh bagian yang dilalui oleh tanggul air, disimpan sebagai GIS format dan basis data numerik/statistik yang menggambarkan banyaknya wilayah ataupun panjang jarak masing-masing bagian disimpan sebagai database format.
109
2. Analisa Data Data program dalam bentuk tabular dibuat field ditentukan sesuai dengan kategori pengelompokkan program, serta disusun berdasarkan kriteria pada masing-masing wilayah dengan memperhitungkan data sumber daya air baik dari danau, rawa, sungai, ataupun laut. Kriteria tersebut dipadu dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perairan. Dengan otomatisasi analisa dapat dilaksanakan dengan mudah dan cepat dan tersaji dalam format laporan yang baku. Selain dari pada itu, otomatisasi untuk kegiatan yang baku seperti analisis ketinggian air menjadi sangat efisien. Keunggulan otomatisasi akan mendorong produktivitas kerja dan mengarah pada efektifitas waktu. Hal yang harus dipenuhi sebagai aspek pendukung yang sangat berpengaruh terhadap sistem adalah : 1. Sumberdaya Manusia Dalam sistem komputerisasi penyediaan sumberdaya manusia merupakan hal yang sangat penting, yaitu pemakai (user) yang akan mengoperasikan dan memantau kerja mesin. User yang merupakan bagian yang harus segera dilatih cara kerja dan pengoperasiannya, agar berjalan sebagaimana mestinya sehingga tidak menimbulkan kesalahan. 2. Perangkat Keras dan Lunak. Sebagai perangkat komputer, perkembangan teknologi processor yang yang mempunyai kinerja tinggi dapat sebagai modal terbentuknya sebuah sistem yang berdaya guna lebih dan terintegrasi dengan perangkat yang berkaitan dengan proses otomatisasi bendung air. Piranti pendukung yang sangat penting adalah sensor air, yaitu komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor merupakan komponen 110
utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan sistem yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca pada keluarannya. 3. Pemeliharaan sistem. Sementara kegiatan proyek masih berjalan, maka pemeliharaan sistem masih dapat dianggarkan dalam proyek tersebut. Dalam jangka panjang, perawatan sistem dapat bersandar dari dana rutin. Dalam pemeliharaan sistem, terdapat petugas yang mengetahui segala aspek didalamnya dan menjaga dari kerusakan dan kesalahan penggunaan. Komputerisasi Sistem Dengan banyaknya sistem yang diterapkan memiliki kelebihan dan kekurangan secara nyata. Berikut kelebihan dari sistem tersebut: a. Dengan pemakaian perangkat lunak sistem pengendali kendaraan jarak jauh, penggunaan kendaraan dapat lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pengendalian secara manual. b. Perangkat lunak Borland Delphi dapat mengendalikan interface dengan cara memberikan nilai dan dapat mendeteksi keadaan dari interface yang juga berupa nilai, dan kemudian nilai ini dapat diproses menjadi sebuah visualisasi pengendali kendaraan dari jarak jauh. c. Paket perangkat lunak yang dihasilkan dapat bekerja 24 jam terus menerus setiap hari selama diaktifkan. Adapun perancangan perangkat lunak sistem pengendali kendaraan dari jarak jauh, dibagi atas 3 tahap, yaitu: • Persiapan perangkat keras • Persiapan perangkat lunak 111
•
Uji coba piranti
Perangkat Keras Perangkat keras yang diperlukan antara lain : a. Komputer Komputer yang digunakan adalah komputer dengan mikroprosesor berkecepatan tinggi, monitor VGA, RAM, harddisk, mouse, dengan ketentuan mempunyai parallel port yang bersifat latch (pada beberapa komputer parallel port tidak mempunyai sifat latch). b. Parallel Port Mengingat parallel port adalah suatu piranti yang dapat mengirim dan menerima data secara parallel, maka digunakan paralel port 1 (LPT1) sebagai interface yang digunakan. Perangkat Lunak Perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengatur keluaran/masukan interface (dalam hal ini parallel port) dipilih yang berjalan pada sistem operasi Windows. Sedangkan sebagai compiler dipilih Borland Delphi dari Borland Int. yang cukup populer. Perangkat lunak dirancang agar piranti keluaran komputer mampu menampilkan simulasi pengendali kendaraan jarak jauh yang dikendalikan user. Sebelum perangkat lunak dibuat, terlebih dahulu dibuat flowchart yang menggambarkan cara kerja dari perangkat lunak yang dirancang. Sistem kendali adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar output yang dihasilkan dapat dikontrol sehingga tidak terjadi kesalahan. Dalam hal ini output yang dikendalikan adalah kestabilannya, ketelitian, dan kedinamisannya.
112
Uji Coba Setelah perangkat keras dan perangkat lunak siap dioperasikan, untuk mencoba berfungsinya perangkat lunak yang telah dibuat, maka harus disediakan sebuah media yang dibuat sedemikian rupa agar dapat mensimulasikan jalannya perangkat lunak pengendali jarak jauh. Media yang digunakan dapat berupa berbagai macam mesin pengendali yang sebelumnya difungsikan secara manual (mekanis), kemudian oleh user dikendalikan melalui pengendali jarak jauh dan dari pengendali tersebut disambungkan ke mesin tersebut baik itu kesebuah pengendali kern, pengendali peralatan elektronik, ataupun yang lainnya. Perangkat lunak dirancang untuk mengendalikan mesin, dimana dalam penggunaannya dapat membahayakan nyawa manusia. Pengembangan yang dibangun secara metodologis tahap-demi-tahap, yang benar-benar menjamin bahwa aplikasi yang dirancang dan dikembangkan tersebut bisa diterapkan oleh penggunanya dengan aman dan terkendali. 3.
Penutup
Penggunaan otomatisasi sistem bendung air berbasis komputer menggunakan cara yang paling efektif, yaitu teknologi pengendalian jarak jauh. Pengendalian manual dimungkinkan proses masih bisa dilakukan secara manual dari segi ekonomi maupun instrumentasi lebih murah dibandingkan pengendalian otomatis karena instrumentasi yang digunakan lebih sederhana. Teknologi komputerisasi sitem bendung air membantu proses kerja sebuah sistem pengendalian pintu air agar bekerja secara optimal dan maksimal. CBWS (Computerize Barricade of Water System) merupakan sistem bendung air yang menerapkan teknologi komputer sebagai pengendali dan pemonitoran seluruh tata pengaturan air secara langsung dari sebuah alat pusat kontrol (komputer) dan menerapkan 113
sistem sensor pendukung yang bekerja secara otomatis mengendalikan pintu air. CBWS merupakan salah satu konsep dari usaha manusia untuk menciptakan alat yang dapat membantu kinerja manusia. Sistem dirancang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mengefisienkan waktu kerja manusia dan mengurangi tingkat bahaya bagi manusia. Salah satu contoh implementasi dari konsep CBWS yaitu dirancangnya sebuah alat/interface yang mampu mengendalikan kendaraan dari jarak jauh secara terpusat sehingga lebih mengefisien dan mengefektifkan waktu kerja manusia serta mengurangi tingkat bahaya bagi manusia. Penggunaan sistem otomatisasi bendung air sangat baik dilakukan selain sebagai sistem antisipasi banjir, yaitu sebagai sistem pencatat data, sistem alarm indikator dan keamanan serta pemonitoran bendung air, keadaan pintu air dapat dipantau, saluran yang bekerja, bila ada mesin yang tidak bekerja, dan bila terjadi banjir dapat diantisipasi. 4.
Daftar Pustaka
Gunterus, F. 1997.Sistem Pengendalian Proses, Bul.Falsafah Dasar Sistem Pengendalian 1 (2:8) http://jurnal.unikom.ac.id/prototipe.htm Friday, March 19, 200412:51:32 PM http://opiworldwide.hypermart.net Friday, March 19, 200412:51:32 PM
114
LAMPIRAN PEDOMAN PENULISAN MAKALAH 1. Topik yang akan dipublikasikan oleh jurnal DASI berhubungan dengan teknologi informasi, komunikasi dan komputer yang berbentuk kumpulan/akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik atau hasil penelitian, dan pengembangan gagasan atau usulan baru 2. Naskah yang diterima penyunting ditulis dalam bahasa Indonesia baku atau bahasa Inggris dan belum pernah dipublikasikan. 3. Naskah diketik dengan komputer menggunakan Microsoft Word, di atas kertas ukuran 16x21 cm, spasi 1, jenis huruf Time New Roman dengan ukuran 11 point. 4. Jumlah halaman berkisal antara 7 sampai 15 halaman, dan jumlah gambar tidak boleh melebihi 30% dari seluruh tulisan 5. Judul makalah harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas di makalah, dengan menggunakan kata-kata yang tepat, jelas dan mengandung unsur-unsur yang akan dibahas. Ukuran huruf untuk judul adalah Time New Roman ukuran 12 point bold (huruf kapital). Nama penulis ditulis di bawah judul sebelum abstral tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun, asal lembaga tempat penulis bernaung dan alamat email untuk korespondensi dengan ukuran 11 point bold. Jika lebih dari 2 penulis, hanya penulis utama yang dicantumkan di bawah judul; nama penulis lain dalam catatan kaki.
115
6. Sistematika penulisan naskah, untuk: a. Naskah Penelitian, terdiri dari: i. Abstrak dan kata kunci Abstrak memuat secara ringkas gambaran umum dari masalah yang dibahas dalam penelitian, terutama analisis kritis dan pendirian penulis atas masalah tersebut. Panjang abstrak 50 - 75 kata yang disusun dalam satu paragraf dalam ukuran huruf 10 point Time New Roman. Abstrak disertai dengan 3 – 5 kata kunci, yakni istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasal yang dibahas dalam makalah. ii. Bagian Pendahuluan Pendahuluan tidak diberi judul. Bagian ini berisi permasalahan penelitian, rencana pemecahan masalah, tujuan dan ruang lingkup penelitian, serta rangkuman landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti iii. Metode Penelitian Berisi tentang bahan, peralatan metode yang digunakan dalam penelitian iv. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, foto, atau gambar. Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil penelitian yang dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan (tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan ‘teori-teori’ baru atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. v. Kesimpulan dan Saran Berisi ringkasan dan penegasan penulis mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Saran dapat berisi tindakan praktis, pengembangan teori baru dan penelitian lanjutan vi. Daftar Pustaka
116
b. Naskah Konseptual atau nonpenelitian, terdiri dari: i. Abstrak dan Kata Kunci Abstrak adalah ringkasan dari isi makalah yang dituangkan secara padat; bukan komentar atau pengantar penulis. Panjang abstrak 50 - 75 kata yang disusun dalam satu paragraf dalam ukuran huruf 10 point Time New Roman. Abstrak disertai dengan 3 – 5 kata kunci, yakni istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasal yang dibahas dalam makalah. ii. Bagian Pendahuluan Memberikan acuan (konteks) bagi permasalah yang akan dibahas, hal-hal pokok yang akan dibahas serta tujuan pembahasan iii. Bagian Pembahasan Berisi tentang kupasan, analisis, argumentasi dan pendirian penulisan mengenai masalah yang dibicarakan iv. Penutup Berisi kesimpulan penulis atas bahasan masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. v. Daftar Pustaka Diutamakan apabila sumber pustaka atau rujukan berasal lebih dari satu sumber seperti buku, jurnal, makalah, internet dan lain-lain. 7. Tabel/gambar harus diberi identitas yang berupa nomor urut dan judul tabel/gambar yang sesuai dengan isi tabel/gambar, serta dilengkapi dengan sumber kutipan. 8. Daftar pustaka disusun menurut alphabet penulis. Urutan dimulai dengan penulisan nama penulis, tahun, judul, penerbit, dan kota terbit. Penulisan nama penulis adalah nama keluarga diikuti nama kecil. Untuk kutipan dari internet berisi nama penulis, judul artikel, alamat website, dan tanggal akses.
117