Praktikum M.K. Oseanografi Dosen : 1…………………. 2…………………. 3………………….
Hari / Tanggal : Nilai
PASANG SURUT Oleh Nama NIM
: :
JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015
MODUL 5. PASANG SURUT
TUJUAN PRAKTIKUM - Mahasiswa dapat melakukan pengukuran pasang surut dengan papan skala (Tide Staff) dan menentukan tipe pasang surut berdasarkan grafik pasang surut. - Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pasang surut berdasarkan konstantanya. - Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung beberapa kondisi muka air.
I. Pendahuluan Pasang surut merupakan fenomena yang menggambarkan naik turunnya permukaan laut dengan periode gabungan dari komponen komponen utama pembentuknya. Pasang surut yang diukur pada perairan pantai sudah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lokal, seperti topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang sangat berlainan. Pengetahuan mengenai pasang surut sangat penting dalam bidang pelayaran dan perencanaan pembangunan kawasan pesisir dan lautan. Pada hutan mangrove misalnya, tingkat genangan air laut yang disebabkan pasang surut akan sangat menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove. Sebaran beberapa biota intertidal juga sangat dipengaruhi oleh pasang surut.
Selanjutnya dalam bidang budidaya perikanan seperti tambak udang
misalnya banyak memanfaatkan pasang surut untuk pengisian air laut ke tambak. Secara visual, tipe pasang surut di suatu perairan dapat ditentukan dari frekuensi air pasang (naik) dan surut (turun) dalam waktu satu hari. Jika dalam satu hari terjadi satu kali air naik dan satu kali air surut, maka tipe pasang surut di tempat itu dikatakan bertipe pasang surut tunggal. Jika dalam satu hari air naik dan air surut masing-masing terjadi 2 kali, maka dikatakan pasang surut bertipe ganda. Adapun tipe pasang surut lainnya, yang merupakan peralihan antara tipe pasang surut tunggal dan ganda, dikenal sebagai tipe pasang surut campuran. Tipe pasang surut juga dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan bilangan Formzahl, yakni bilangan yang dihitung dari nilai perbandingan antara amplitudo (tinggi gelombang) komponen harmonik pasang surut tunggal utama (K1 dan O1) dan amplitudo komponen harmonik pasang surut ganda utama (M2 dan S2). Pengukuran pasang surut dapat dilakukan secara visual dengan menggunakan papan pasut maupun dengan alat pengukur pasang surut (Tide Gauge).
Pada prakteknya di
lapangan metode pengukuran pasut dengan papan pasut (Tide Staff) sering digunakan. Penempatan papan pasut ini prinsipnya pada daerah yang masih kuat dipengaruhi pasang Praktikum Oseanografi (IKN 209)
2
surut tetapi cukup terlindung dari gangguan gerakan air yang ditimbulkan selain pasut. Selanjutnya perlu dipertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan saat pengamatan pasut. Selanjutnya berdasarkan data elevasi muka air selama satu bulan perlu ditentukan beberapa kondisi penting yang sering dijadikan acuan dalam suatu pegukuran dan perhitungan (datum), yaitu : HW (Highest Water)
: Nilai kondisi muka air tertinggi
MHHW L (Mean High Highest Water Level) : Nilai rata-rata muka air tinggi tertinggi MHWL (Mean High Water Level)
: Nilai rata-rata muka air tinggi
MSL (Mean Sea Level)
: Nilai rata-rata kondisi muka air
MLWL (Mean Low Water Level)
: Nilai rata-rata muka air rendah
MLLWL(Mean Low Lowest Water Level)
: Nilai rata-rata muka air rendah terendah
LW (Lowest Water)
: Nilai terendah muka air
Tunggang pasut (Tidal Range) merupakan selisih antara kondisi muka air tertinggi dan muka air terendah pada saat purnama.
II. Metode 1. Alat dan bahan a. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Kalkulator, penggaris, pensil dan spidol berwarna. b. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas berskala. 2. Prosedur kerja : a. Penentuan
tipe
pasang
surut
dengan
memplotkan
tinggi
muka
air
dan
membandingkannya dengan pasang surut di daerah lain. b. Menghitung beberapa kondisi penting dari muka air, dimana secara matematis masing-masing kondisi muka air dapat dinyatakan : HW
=
max (data)
MHHW L
=
Average (MHWL : HW)
MHWL
=
Average (MSL : HW)
MSL
=
Average (data)
MLWL
=
Average (MSL : LW)
MLLWL
=
Average (MLWL : LW)
LW
=
min (data)
Praktikum Oseanografi (IKN 209)
3
Tide Range
=
HW - LW
c. Menentukan tipe pasang surut berdasarkan bilangan Formzahl. Secara matematis, bilangan Formzahl dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
F
O1 K1 M 2 S2
dimana: F
=
bilangan Formzahl
O1
=
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan,
K1
=
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari,
M2
=
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan, dan
S2
=
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
Berdasarkan nilai F tersebut, tipe pasang surut dapat dikelompokkan sebagai berikut: F ≤ 0,25
: pasang surut tipe ganda
0,26 < F ≤ 1,50
: pasang surut campuran condong bertipe ganda
1,51 < F ≤ 3,00
: pasang surut campuran condong bertipe tunggal
F > 3,00
: pasang surut tunggal
Praktikum Oseanografi (IKN 209)
4
III. Tugas 1. Berikut ini adalah data pasut dalam periode 15 hari yang didapatkan dari stasiun pasang surut Sungai Kotawaringin dalam centimeter. Tabel 1. Data pasang surut.
a. Dari data di atas plotkan data pasut pada kertas berskala, di mana sumbu x menyatakan jam dan sumbu y menyatakan tinggi air (cm), kemudian tentukan tipe pasut tiap stasion ! b. Dari grafik tersebut evaluasilah mengenai Kondisi Muka Air Penting di Stasiun Pasut Sungai Kotawaringin ! Jawaban : 1b. Tabel 2. Kondisi muka air penting di stasiun Sungai Kotawaringin. Stasiun / Tanggal
Kondisi Muka Air Penting
Nilai
HW MHHW MHW Sungai Kotawaringin /
MSL
.......................................
MLW MLLW LW Tidal Range
Interpretasi :
Praktikum Oseanografi (IKN 209)
5
Contoh Perhitungan :
Praktikum Oseanografi (IKN 209)
6
2. Berikut adalah data konstanta pasut di stasiun pasut Sungai Kotawaringin hasil pengolahan dengan metode admiralty : Tabel 3. Konstanta Pasut di Stasiun Sungai Kotawaringin
Tentukanlah tipe pasut berdasarkan data di atas dengan menggunakan bilangan Formzahl dan buatlah gambar skematis dari tipe pasut, kemudian bandingkan dengan gambar grafik hasil plot soal ke 1.a ! Jawaban : Contoh Perhitungan :
Praktikum Oseanografi (IKN 209)
7
3. Sebuah kapal survey yang dilengkapi dengan alat pemerum sedang melakukan survey di Pelabuhan Ratu yang tepatnya tanggal 13 Mei 2008. Saat pukul 10.00, alat tersebut mendeteksi kedalaman sebesar 25 meter, jika suatu kedalaman perairan acuanya adalah MSL dari pasang surut dan peletakan alat pemerum tersebut dibawah kapal dengan jarak 150 cm. Berapakah nilai kedalaman sebenarnya? (Alat pemerum: alat untuk mengukur kedalaman suatu perairan) Jawaban:
Praktikum Oseanografi (IKN 209)
8
4. Uraikan kegunaan informasi pasang surut dalam dunia perikanan!
Praktikum Oseanografi (IKN 209)
9