Nov - Des 2013 M Shafar 1435 H
TAHUN BARU - SEMANGAT BARU
TEKNOLOGI INFORMASI, SEMANGAT BARU MANAJEMEN ZAKAT KEWAJIBAN ZAKAT PROFESI
KARYAWAN BERZAKAT, ARTAJASA PUN TUMBUH PESAT K.H. AGUS SALIM
DIPLOMAT ULUNG YANG SEDERHANA
ii Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
Zakat minimal Rp. 1.000.000,-
Za k a t t u p Je m 55 nan 5 a y a 3 L 7 73
7 0878
t Zakat u p m e J 0 ayanan L e 0 - 16.0 n i l 0 . t 8 0 Ho l ku mat pu u J n i Sen
5 5 5 4 390
r.id aznas.o b i@ k a uz t yananm la . il milzaka a m e badana donesia in s a n z @ba r.id aznas.o www.b
infak n a d t a n zak kening: a k r u l a S lui re a l e m a and ariah 5 BRI Sy 163755 1 3 1 0 7 Zakat : 1477 131163 0 7 : k Infa yariah 10 BCA S 15555 1 0 0 : t Zaka 711 00777 : k a f n I
HIKMAH
Setelah mengikuti pelajaran olah raga, sejumlah siswa SD Pasanggrahan, Tegalwaru, Purwakarta, mandi bersama di sebuah empang di dekat sekolahnya (12/11/2013). Desa Pasanggrahan, Tegalwaru, Purwakarta adalah salah satu desa binaan BAZNAS melalui program Zakat Community Development yang bekerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia. ©miroslavarofich
2 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
SALAM,
SALAM
Waktu begitu cepat berlalu. Tidak terasa tahun baru 1435 Hijriyah dan 2014 Masehi telah datang menghampiri kita hampir bersamaan Kita bersyukur kepada Allah atas rahmat dan karuniaNya sehingga kita bisa sampai ke tahun baru ini. Hanya persoalannya, apa yang harus kita lakukan untuk mengisi hari-hari di sepanjang tahun baru ini? Untuk menjawab pertanyaan itu, maka majalah Zakat edisi akhir tahun 2013, mengangkat tema utama tentang tahun baru khususnya tentang Semangat Berzakat dengan menyajikan tulisan-tulisan pada rubrik Zakat Utama, Wawancara, dan Catatan Zakat. Pada rubrik Inspirasi, kami tampilkan seorang pimpinan perusahaan yang salah satu layanannya, ATM Bersama, yaitu Arya Damar, Direktur Utama Artajasa. Dia mengaku, tak bisa mengukur manfaat yang diraih setelah perusahaannya berzakat. “Yang saya rasakan, saya tak pusing mengurus karyawan dan Artajasa juga tumbuh bagus,” katanya. Sementara itu, di rubrik Kiprah kami tampilkan program Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS di Desa Pasanggrahan, Pur warkata, Jawa Barat. Lewat tulisan ini, bisa tergambarkan bagaimana sebuah program ZCD dijalankan. Intinya, program ini berupaya memberdayakan para dhuafa hingga mereka bisa mandiri dan sejahtera. Semoga yang kami sajikan dalam majalah Zakat ini, benarbenar bermanfaat, antara lain, bisa menginspirasi atau memotivasi pembaca untuk terus-menerus mau melakukan berbagai amal shaleh, seperti berzakat, berinfak, dan bersedekah.
4
SULUH
8
22
Teknologi Informasi, Semangat Baru Manajemen Zakat
INSPIRASI
14
Putuskan MK Perkuat Optimalisasi Pengelolaan Zakat
Majalah ini diterbitkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) DEWAN REDAKSI Prof Dr. Didin Hafidhuddin, Teten Kustiawan, M. Fuad Nasar, M.Sc, Hermin R. Rachim, Ndari Rumi Widyawati, Nuri Fitriyani Fauzia KONSULTAN MEDIA rubudesign.co REDAKSI Karsono Tadjuddin, Sunan Hasan FOTOGRAFER Miroslav Arofich Dika Kurniawan DESAIN GRAFIS Gunadi Gaisani, Miroslav Arofich REDAKSI DAN IKLAN Jl. Kebon Sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555 Fax. (021) 3913777 www.baznas.or.id 01 HIKMAH 03 KHAZANAH 11 SURAT KEBON SIRIH 12 KAIDAH Kewajiban Zakat Profesi 14 PROGRAM BAZNAS 19 KABAR BASNAS DAERAH 24 DUNIA ZAKAT Zakat di Pakistan 28 TOKOH KH. Agus Salim 30 KIPRAH Berdayakan Dhuafa Desa Pasanggrahan 33 AGENDA BAZNAS 36 OPINI Berjamaah dalam Muamalah 38 TANYA JAWAB 43 MAS ZAKI 44 CATATAN ZAKAT
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 3
KOLOM AGAMA KOSONG, GANGGU PELAYANAN ZAKAT
kalori bisa membantu otak Anda, tapi dengan cara mengurangi asupan makanan atau berpuasa,” jelas Mark Mattson, Kepala Laboratorium Institut Ilmu Saraf di Johns Hopkins University School of Medicine, Baltimore, seperti dilansir dari guardian.co.uk akhir November 2013(arrahmah.com).
MASJID PERTAMA AKAN DIBANGUN DI ATHENA
B
AZNAS mendukung kolom agama pada kartu tanda penduduk (KTP) harus tetap dipertahankan. Sebab, bukan hanya sebatas pelengkap identitas. “Dengan disahkannya UU Administrasi Kependudukan oleh DPR yang mempersilakan penduduk tidak mengisi kolom agama pada KTP patut disayangkan. Sebab, Indonesia bukan negara sekular apalagi atheis,” ujar Wakil Sekretaris BAZNAS, M Fuad Nasar di Jakarta, Jumat (20/12/2013). Jika kolom agama dihilangkan dari KTP, katanya, akan mengganggu kelancaran pelayanan lembaga zakat. Sebab, KTP dan kolom agama menjadi sangat penting untuk administrasi pengajuan dana zakat di BAZNAS dan semua lembaga zakat. “Dari situ bisa diketahui identitas agama seorang mustahik yang diprioritaskan Muslim, kecuali dalam kondisi darurat kemanusiaan,” katanya. (POL)
PUASA 2 KALI SEMINGGU BISA CEGAH ALZHEIMER
P
ara peneliti dari National Institute on Aging menemukan fakta, dengan berpuasa selama satu atau dua hari selama seminggu dapat melindungi otak terhadap beberapa efek buruk dari Alzheimer, Parkinson, dan menjadi kunci untuk kehidupan yang lebih panjang. Penelitian ini awalnya dilakukan pada tikus yang diberi makanan dengan kalori minimum. Hasilnya, umur tikus ternyata dua kali lebih panjang. Percobaan selanjutnya dilakukan pada manusia dan ternyata memiliki manfaat yang sama, yaitu melindungi jantung, sistem peredaran darah dan otak dari penyakit Alzheimer. Dengan berpuasa, kimia di otak mendorong asupan kalori terbatasi. “Mengurangi asupan
M
uslim Yunani nanti tak perlu lagi shalat di dalam gudang. Sebab, sebuah masjid agung akan segera dibangun di kota Athena. Ini akan menjadi masjid pertama di Yunani. Dilansir dari World Bulletin (17/11/2013), pembangunan masjid yang akan menelan biaya sekitar $ 1,27 juta itu akan ditangani oleh perusahaan properti Yunani : J&P AVAX, Terna, Aktor dan Intrakat, yang telah memenangkan sayembara tempat ibadah umat Islam Yunani itu. Athena tidak memiliki masjid resmi sejak Yunani merdeka dari rezim Ottoman tahun 1832. Keadaan ini telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia seperti Amnesti Internasional, yang menyebut Athena sebagai salah satu ibukota di Eropa yang tak memiliki satu pun masjid sebagai tempat ibadah umat Muslim (republika online)
Rp2.212.398.951.344
Zakat yang Dihimpun BAZNAS Pusat, 33 BAZNAS Provinsi, 502 BAZNAS Kabupaten/Kota, dan 18 LAZ Nasional ( 2013)
Rp 50.212.435.875
Zakat yang Dihimpun BAZNAS Pusat (2012)
Rp 1.432.968.925.426 Zakat yang Dihimpun BAZNAS Prov. dan Kab/ Kota (2012)
Rp 729.217.590.043
Zakat yang Dihimpun LAZ Nasional ( 2012) Sumber: Annual Report BAZNAS 2012)
KHA ZANAH
4 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
SINERGI HATI, PIKIRAN, DAN AMAL UNTUK KEMAJUAN DUNIA ZAKAT SULUH
Selasa 27 November 2013 lalu berlangsung silaturrahim BAZNAS dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Jakarta. Pertemuan semacam ini sebetulnya bukan yang pertama diadakan sejak terbentuknya BAZNAS. Tapi kali ini mengandung makna dan pesan yang khusus karena diselenggarakan setelah terbitnya UndangUndang Pengelolaan Zakat yang baru dan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi tentang uji materi (judicial review) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
S
ebagian masyarakat mungkin mempunyai kesan uji materi Undang-Undang Pengelolaan Zakat di Mahkamah Konstitusi membawa BAZNAS dan LAZ seolah berada dalam posisi yang saling “berhadapan”. Padahal hakikatnya tidak sejauh itu. Undang-Undang merupakan produk DPR dan Pemerintah, sedangkan BAZNAS dan LAZ adalah subyek hukum yang mesti tunduk dan melaksanakan peraturan perundang-undangan. Namun BAZNAS sebagai lembaga pemerintah diberi mandat dan tugas untuk mengkoordinasikan pengelola zakat yang lain dalam rangka mencapai tujuan
pengelolaan zakat nasional. Tujuan Pengelolaan Zakat menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 ialah: (1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan (2) meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Dalam pertemuan dengan LAZ maupun BAZNAS daerah kami selalu menekankan pentingnya sinergi antarpengelola zakat, yaitu pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah sebagai lembaga non-struktural dalam hal ini
BAZNAS dengan pengelola zakat yang dibentuk masyarakat sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Sinergi merupakan kebutuhan dan keharusan bagi pengelola zakat di tanah air, mengingat problematika umat bersifat kompleks. Apalagi para amil zakat (BAZNAS dan LAZ) selaku orang-orang yang mendapat amanah sebagai pengelola zakat. Oleh karena itu, semua satuan organisasi pengelola zakat baik BAZNAS maupun LAZ harus menyadari kesamaan tujuan dan mengoptimalkan peran zakat di tempat masing-masing.
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 5
Sinergi antar-pengelola zakat tentu saja harus dibangun dalam kerangka ukhuwah islamiyah. Dalam bingkai semangat ukhuwah islamiyah, sesama pengelola zakat tidak boleh saling menafikan, atau menggugat peran yang lain, atau memandang lembaga yang lain sebagai pesaing. Pengelola zakat harus saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Sebab, wajah umat Islam terlihat pada institusi yang dimilikinya, di antaranya ialah lembaga pengelola zakat ini. Sinergi antar-stake holder (pemangku kepentingan perzakatan) akan memudahkan akselerasi peran pengelolaan zakat secara nasional untuk menanggulangi kemiskinan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat di negara kita. Dalam berbagai kesempatan kami sering menyampaikan ada 5 agenda zakat nasional yang perlu disukseskan bersama, yaitu:
Pertama, sosialisasi dan edukasi zakat. Sosialisasi dan edukasi mencakup pengertian, hikmah, manfaat, obyek, dan regulasi pengelolaan zakat, serta zakat dan pajak, kampanye berzakat melalui amil (BAZNAS dan LAZ), peran (amil) zakat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, serta penggunaan berbagai media dalam sosialisasi dan edukasi dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi.
Kedua, penguatan kelembagaan pengelola (amil) zakat. Penguatan kelembagaan mencakup aspek Sumber Daya
Manusia (SDM), manajemen yang transparan, profesional dan amanah, sistem IT (Teknologi Informasi) yang kuat, data-base muzaki dan mustahik, pelaporan per lembaga dan nasional, serta membangun pola koordinasi yang efektif antar-pengelola zakat di semua tingkatan. Ketiga, optimalisasi pendayagunaan zakat. Dalam pendayagunaan zakat kita menginginkan dilakukan berbasis data-base mustahik yang menggambarkan asnaf, menyeluruh, terintegrasi, dan mutakhir, memenuhi kebutuhan dasar mustahik dan meningkatkan kesejahteraan mustahik, pendayagunaan yang sistematis dan berkesinambungan, pelayanan pada mustahik zakat dengan pendekatan komprehensif (misalnya pendekatan agama, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi), memiliki SOP (Standard Operasional Procedure) di dalam pendayagunaan zakat yang harus sama pada setiap amil zakat, serta merujuk pada bab 1 pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 bahwa asas pengelolaan zakat adalah: syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas.
Keempat, penguatan regulasi pengelolaan zakat. Terbitnya peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 (seperti PP, PMA, Peraturan BAZNAS dan lainlain) yang komprehensif, aplikatif, dan adaptif diharapkan akan dapat mendorong terwujudnya
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua Umum BAZNAS
good amil governance (GAG), pemahaman dan implementasi yang relatif sama dari pengelola zakat, Pemerintah (khususnya Kementerian Agama), Pemerintah Daerah, serta para pemangku kepentingan zakat lainnya atas Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya. Kelima, sinergi antar semua stake holder perzakatan. Sinergi yang harmonis perlu dipekuat antar-seluruh pemangku kepentingan zakat; BAZNAS, LAZ, Kementerian Agama, Pemerintah Daerah, organisasi kemasyarakatan Islam, lembaga pendidikan, dan pemangku kepentingan zakat lainnya. Sinergi dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan pengelolaan zakat sebagaimana disinggung di atas, sehingga zakat dapat berperan secara signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan terutama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sinergi yang meliputi sinergi hati, pikiran dan amal, pada akhirnya diharapkan menjadi kekuatan yang mendorong kemajuan dunia perzakatan di tanah air. Wallahu a’lam bisshawab.
SULUH
6 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
ZAKAT UTAMA
TAHUN BARU, SEMANGAT BERZAKAT PUN BARU Tahun terus berganti, datang dan pergi. Yang pergi jadi usang dan tak akan kembali lagi. Sedangkan yang datang jadi baru dan tak bisa ditahan-tahan lagi. Karena itu, ketika tahun baru datang, tak perlu disambut secara berlebihan, tapi harus dibuat evaluasi diri dan agenda kerja ke depan untuk mengisi tahun baru dengan yang lebih baik agar hidup tak merugi.
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 7
S
aat ini, kita telah memasuki tahun baru 1435 H dan 2014 M. Berarti kita perlu mengintrospeksi tentang amal yang diperbuat di tahun lalu. Lebih banyak amal shalehkah atau sebaliknya? Bagaimana dengan ibadah shalat, puasa, dan haji kita? Apakah sudah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga kita menjadi orang bertakwa atau belum? Dalam hal ibadah zakat, apa kah sudah dilaksanakan dan spiritual kita merasakan kenikmatan sehingga kita ke tagihan untuk berzakat? Menurut Dr. Ahmad Muchlis Yusuf, dalam hal zakat, kalau logika inginnya menahan harta, tapi kalau spiritual merasakan kenikmatan. “Maka, zakat itu addicted (ketagihan) karena urusannya de ngan Maha Pencipta,” kata mantan Dirut Antara itu. Atau kita masih bersikap masa bodoh terhadap zakat, seperti dikatakan Ustaz Mudzoffar, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Mahad Ukhuwah Islamiyah, Su rabaya. Menurut dia, selama ini zakat belum mendapatkan perhatian yang semestinya dari umat Islam, baik dalam tataran pemahaman maupun pelaksanaan dibanding dengan ibadah lainnya seperti shalat, puasa, dan haji. Dia membandingkan zakat dengan puasa Ramadhan. Umat begitu antusias berpuasa Ramadhan. Zakat, Sedekah, dan Infak pun semarak pada bulan itu. Tapi, tidak semarak pada bulan lainnya. Melihat ini, zakat seakan mendompleng, atau hanya bagian dari amal ibadah puasa. Padahal, zakat itu semestinya bergandengan dengan shalat. Sebab, dalam Al-Quran dan Hadis, shalat dan zakat hampir selalu
digandengkan penyebutannya. Artinya, perhatian terhadap zakat sebagaimana perhatian terhadap shalat, bersifat harian sepanjang tahun. Lalu, bila zakat dibandingkan dengan haji juga sangat jauh perbedaannya. Perhatian dan semangat kaum muslimin ter hadap haji demikian besar, bahkan kadang berlebihan. Sementara tingkat perhatian dan semangat terhadap zakat masih kecil. Ini bisa dilihat, antara lain, dari masih rendahnya penerimaan dana zakat dibanding jumlah calon haji setiap tahun. Ada beberapa faktor penyebab munculnya sikap ‘diskriminatif‘ umat terhadap zakat. Antara lain, lemahnya pemahaman umat tentang ajaran Islam secara umum termasuk zakat; lemahnya dakwah atau sosialisasi tentang zakat; lemahnya kesadaran dan dukungan terhadap peran lembaga amil zakat; dan adanya tabiat dasar yang melekat pada manusia, yaitu cinta harta ( QS AlFajr:20, Al-Adiyat: 8, dan lainnya). Setelah mengevaluasi diri, maka pada tahun baru ini kita membuat langkah-langkah nya ta ke depan yang lebih baik. Katakanlah, melakukan peru bahan. Sebab, makna dari ta hun baru adalah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan penuh semangat. Kalau amal shalehnya kurang, ditingkatkan menjadi banyak dan berkualitas. Waktu-waktunya diisi dengan berbagai ibadah baik yang wajib maupun yang sunah. Dalam hal zakat, kita tidak akan melakukan sikap diskriminatif lagi. Kalau kita bersemangat dan penuh perhatian terhadap shalat, puasa dan haji. Maka, pada tahun baru ini kita
pun akan bersemangat berzakat dan berzakatnya melalui badan atau lembaga amil zakat. Kalau cinta dunia menjadi penyakit kita sehingga kita tak mau berzakat, kita akan berusaha mengobatinya dengan taat berzakat. Sebab, ancaman Allah terhadap yang tak berzakat sangat mengerikan. Tentang ini, Rasulullah Saw. bersabda: ‘’Siapa yang dikaruniai oleh Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul, yang sangat berbisa dan sangat menakutkan dengan sambil berteriak, ‘Saya adalah kekayaanmu, yang kau timbuntimbun dulu.’’ Nabi kemudian mem baca ayat,(QS Ali Imran:20) ‘Janganlah orang-orang yang kikir sekali dengan karunia yang diberikan Allah kepada mereka itu mengira bahwa tindakannya itu baik bagi mereka. Tidak, tetapi buruk bagi mereka. Segala yang mereka kikirkan itu dikalungkan di leher mereka nanti pada hari kiamat.’ (HR Bukhari). Untuk menumbuhkan se mangat umat berzakat, para pe ngelola zakat pun perlu mela kukan agenda pada tahun baru ini dengan lebih bersemangat dan kreatif. “Semangat mana jemen zakat di tahun baru ini, antara lain, berinovasi dalam pelayanan, akuntabilitas good amil governance, dan produk,” kata Ahmad Muchlis Yusuf. Menurut Ketua Umum BAZ NAS Didin Hafidhuddin, ada lima age nda yang perlu dilakukan, yaitu sosialisasi dan edukasi za kat, penguatan kelembagaan pe ngelola zakat, optimalisasi pen dayagunaan, penguatan regulasi pengelolaan zakat, dan si ner gisitas BAZNAS dan LAZNAS.
ZAKAT UTAMA
8 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
MANAJEMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI, SEMANGAT BARU PENGELOLAAN ZAKAT Saat ini kita telah memasuki tahun baru 1435 Hijriyah dan 2014 Masehi. Apa sebenarnya makna tahun baru ini bagi kita dikaitkan dengan zakat? Untuk mengetahui ini, redaksi Zakat mewawancarai Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf, dari Divisi Pengembangan BAZNAS. Berikut hasil wawancaranya: WAWAN CARA Apa makna tahun baru bagi kita? Dengan adanya tahun baru kita punya energi yang lebih untuk meningkatkan ketaatan kita kepada Allah. Kita yakin, hidup ini untuk beribadah kepada Allah baik ibadah mahdah maupun ghair mahdah.
Tahun baru ini adalah tahun renungan untuk kembali ke nilai-nilai sesuai dengan pedoman yang Allah buat. Lalu, kita manifestasikan, misalnya, dalam gerakan ekonomi syariah, yang tidak harus sektor perbankan syariah, tapi juga sektor zakat yang jelas-jelas jadi instrumen ilahiyah dan kepedulian atas kemiskinan.
Semangat baru ekonomi syariah adalah semangat nilainilai etika, nilai-nilai ilahiyah, atau rabbani. Kebenaran yang sudah ada di dalam
hati kita, kita rawat, lalu kita manifestasikan dalam hidup kita. Ini benar-benar tahun rohani. Artinya, rohani harus jadi panglima atau kendali hidup kita.
Semangat baru dalam soal zakat ini, kongkretnya bagaimana?
Kami sedang membahas berbagai hal, antara lain, fungsi standarisasi pelayanan, good amil governance yang meliputi, antara lain profesionalitas. Ada unsurunsur yang sifatnya lebih terukur, bukan normatif. Untuk itu, Information Technology (IT) atau Teknologi Informasi akan dijadikan sebagai backbone (tulang punggung) pelayanan zakat, mulai dari muzaki hingga mustahik, termasuk juga organisasi pelayanan zakat baik badan amil zakat
(BAZ) maupun lembaga amil zakat (LAZ). Ada tiga titik kritis, yaitu muzaki didekatkan kesadarannya, mustahik diubah mentalnya, dan organisasi pelayanan zakat harus governance, dan transparan. Ketiganya bisa disambung dengan teknologi berbasis IT.
Kami dibantu para ahli IT untuk merumuskan ulang pengembangan IT. Misalnya, bagi muzaki, SIMBAZNAS berhenti hanya pada berapa zakat yang sudah dibayarkan. Kalau bisa mengakses, dia tahu siapa mustahiknya. Tapi, dengan IT backbone muzaki bisa tahu juga akuntabilitas amil, misalnya, program apa yang dijalankan dari uang zakatnya.
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 9 Ini manajemen muzaki.
Dalam hal manajemen mustahik, dengan IT backbone kita bisa mengendalikan mustahik supaya dia hanya mendapatkan kebutuhan pokok. Misalnya, dia punya kartu mustahik. Dia datang ke mart tertentu. Kartu itu hanya bisa ditukar dengan sembako, atau obat, bukan dengan rokok atau hal-hal yang tak syariah. Sistem ini bisa dibangun dari sisi muzaki sampai mustahik. Dan ini bisa meningkatkan penghimpunan dana zakat. Misalnya, bekerja sama dengan supermarket, dengan IT backbone, muzaki tak hanya berbelanja, tapi juga bisa berzakat.
Jadi, semangat manajemen zakat di tahun baru ini adalah inovasi pelayanan, inovasi akuntabilitas good amil governance. Dan yang paling penting, inovasi produk yang membuat muzaki jatuh cinta dan mustahik juga terjaga hidupnya supaya jangan menjadi konsumtif.
Akhir Oktober lalu, UU Zakat No. 23/2011 direvisi Mahkamah Konstitusi (MK). Bagaimana pengaruhnya terhadap semangat zakat ini? Posisi BAZNAS adalah bekerja. Revisi MK atas UU Zakat adalah ikhtiar negara dan para pegiat zakat untuk mencari cara yang terbaik dalam pengelolaan zakat. Apa pun hasilnya, tak ada kalah dan menang. Ini urusannya bekerja dan bekerja. Momentum ini harus kita gunakan untuk bekeja sama menuntaskan amanah dari para muzaki yang makin hari makin tumbuh, terutama di kalangan menengah atas. Misalnya dengan
melakukan kampanye, komunikasi, dan membenahi standar pelayanan yang lebih baik secara bersama, ketimbang memikirkan soal hukum yang sebenarnya multi tafsir.
Bagaimana merealisasikan kerja sama ini? Apakah mudah? Ada dua hal yang ada pada para penggiat zakat, yaitu trust dan semangat berlomba untuk kebaikan. Kedua hal ini bisa diintegrasikan dalam gerakan bersama dengan berpedoman pada tujuan zakat nasional dalam UU Zakat itu. Jadi, kita bisa saling bekerja sama untuk peningkatan efektivitas pelayanan, bisa saling berbagi pengalaman tentang amil yang amanah dan profesioanal serta tentang aspek-aspek manajemen pelayanan kepada muzaki dan mustahik.. Kalau kita punya data base mustahik nasional, lalu kita share ,kita rayonisasi . Dalam manajemen mustahik ini, yang perlu dilakukan adalah berbagi peran
WAWAN CARA
10 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H dengan LAZ..Misalnya, dalam spesialisasi bencana. jaringan yang sudah ada biasanya Dompet Dhuafa (DD). Maka, DD kita pakai. Kalau urusan Zakat Community Development (ZCD), BAZNAS. Pendekatannya bisa program atau wilayah. Kita bisa melakukan itu. Yang penting, mustahik terselesaikan masalahnya dan tidak overlap.
ZAKAT UTAMA
Untuk menumbuhkan kepercayaan muzaki, lembaga amil harus transparan. Para amil langsung berhubungan dengan mustahik. Kita bagi tugas, tentu dengan online. Misalnya, ada mustahik yang datang ke suatu counter zakat. Dia punya kartu mustahik yang bisa dipakai di BAZ atau LAZ mana saja, dan tak bisa dipalsukan. Lebih dari itu, BAZ dan LAZ harus masuk ke pembinaan. Kita membuat satu model manusia yang utuh yang kemudian kita sharing antar penggiat zakat, sehingga nanti ada gerakan yang mengumandangkan bahwa kemiskinan itu bukan hanya urusan ekonomi, tapi juga
urusan mental yang harus kita bangkitkan. LAZ punya keunggulan masing-masing. Kenapa tidak di-share? .Sejarahnya, BAZNAS juga hasil sharing para LAZ. Mestinya, zakat ini bergeraknya lebih cepat . Tapi, wajar untuk sebuah tujuan yang mulia tantangannya lebih besar. Mengatasinya, ya, dengan silaturahim.
Bagaimana semangat umat dalam berzakat?
Saya melihat perkembangannya luar biasa. Memang, ekonomi tahun 2014 agak melambat dibandingkan 2013. Sekarang banyak yang wait and see. Dollar disimpan, rupiah melemah. Tapi, kondisi itu tidak menyurutkan umat berzakat. Umat akan tetap berzakat bila ada gerakan nyata, misalnya, ada satu program yang menarik yang bisa mengajak setiap muzaki yang potensial berzakat. Karena itu, ada dua unsur yang nanti melekat dalam gerakan zakat dengan IT backbone. Yaitu,Membersihkan Harta Muzaki dan
Menyejahterakan Mustahik. Saat ekonomi slow down adalah saat yang baik untuk melakukan kampanye zakat. Sebab, ketika itu ada waktu untuk merenung, mengisi kembali relung-relung spiritual. Ini kesempatan untuk melihat ke dalam, apa yang menjadi hak orang lain yang melekat pada harta kita.
Jadi, semangat muzaki itu dimulai dari para pengelola zakat?
Ya, dari para pengelola zakat, kemudian nyambung ke muzaki. Bukan zakat saja, infak dan sedekah juga demikian. Saya melihat, gerakan infak ini dimana-mana ada,. Ada “Tangan di Atas”, “Sedekah Rombongan”. Benar-benar tidak terpengaruh oleh krisis. Ini momentum, Artinya, manusia itu makhluk spiritual benar. Itu sudah di luar logika. Kalau logika menahan, tapi kalau spiritual merasakan kenikmatan. Maka, zakat itu addicted atau angaged (mengikat).karena urusannya dengan Maha Pencipta .
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 11
BAZNAS RAIH SERTIFIKAT ISO 9001:2008 UNTUK KE-5 KALINYA Mempertahankan prestasi terbaik sebagai lembaga terpercaya umumnya lebih sulit dibanding meraihnya pertama kali. Sebab, setelah sukses meraih prestasi terbaiknya, lembaga itu biasanya terlena. Akhirnya, prestasinya melorot dan ia tak berhak lagi menyandang gelar sebagai lembaga terpercaya.
A
gar tidak terjadi seperti itu, maka setelah selama empat tahun kami menjadi badan amil zakat terpercaya dengan diraihnya sertifikat ISO 9001:2008 dari WQA, kami tak pernah terlena. Kami terus bekerja penuh semangat melayani muzaki dan mustahik dengan sebaiknyabaiknya. Kami bekerja tertib sesuai dengan standar atau aturan. Ya, bagaimanapun juga kami memang harus berusaha menjaga dan memelihara amanah itu. Kerja keras kami membuah kan hasil. Audit ISO 9001: 2008 yang dilakukan WQA pada 18 Desember 2013 berjalan lancar. Alhamdulillah, berkat doa dari semuanya, akhirnya, pada tahun ini
kami kembali bisa mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 untuk kelima kalinya. Terima kasih atas doa dan dukungan dari semua pihak. Semoga ke depan, kami bisa semakin amanah, transparan dan profesional. Kami bisa meraih kembali prestasi terbaik ini selain kami bekerja tertib sesuai standar, kami juga melakukan perbaikanperbaikan yang terus menerus di semua lini atau divisi. Di Divisi Penghimpunan, misalnya, sekarang kami punya muzaki corner yang bisa dimanfaatkan oleh muzaki untuk melihat laporan setoran zakatnya dan kegiatan BAZNAS. Kami juga punya rekening mobile.
Hermin R. Rachim Corporate Secretary BAZNAS
Sekarang, dengan handphone muzaki bisa membayar zakat. Di Divisi Pendayagunaan, sekarang kami punya 100 titik program Zakat Community Development (ZCD). Alhamdulillah, sudah ada 51 desa yang melakukan program ini. Dan kick off-nya dilakukan pada 29 Desember 2013 di Sumatera Barat. Dari sisi pendukungnya, sekarang kami sudah punya pola perekrutan sumber daya manusia (SDM) BAZNAS. Yaitu, setelah diterima lewat testing, mereka dilatih melalui Amil BAZNAS Development Program (ABDP). Setelah itu, ada juga pelatihan Officer Development Program (ODP). Dalam hal Information Technology (IT) kami sudah punya yang namanya Sistem Manajemen dan Informasi BAZNAS (Simba) yang diimplementasikan pada 2013. Dengan Simba ini, lapor an zakat nasional sudah bisa real time. Secara IT, kami sudah memenuhi standar termasuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
SURAT KEBON SIRIH
12 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
KEWAJIBAN ZAKAT PROFESI
KAIDAH ZAKAT
Salah satu topik yang sangat menarik untuk dibahas adalah kewajiban zakat penghasilan atau zakat profesi. Yang sering menjadi pertanyaan di tengah masyarakat adalah, bagaimana hukum zakat profesi ini? Hal ini sangat penting diketahui agar kita semakin yakin bahwa zakat profesi ini juga merupakan bagian integral dari pelaksanaan ibadah yang kita lakukan.
U
ntuk menjawab pertanyaan hukum zakat profesi, ada beberapa hal yang perlu untuk kita pahami. Pertama, penulis setuju bahwa zakat adalah ibadah mahdhah yang wajib dikerjakan seperti yang dicontohkan Nabi. Namun, ada ketentuan ibadah mahdhah yang tidak berlaku untuk zakat, yaitu ketentuan tentang mukallaf. Mukallaf adalah orang yang sudah memenuhi syarat untuk diberikan taklif syarak (tuntutan dan kewajiban syara). Di antara syarat tersebut, antara lain, telah cukup umur (akil baligh). Khusus zakat, ketentuan akil baligh, yang menjadi dasar pembebanan kewajiban syariat, tidak berlaku. Dengan
kata lain, seorang muzaki tidak mesti telah akil baligh. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, dan ditinggal wafat oleh kedua orang tuanya namun mewarisi harta senilai Rp 10 miliar misalnya, telah memenuhi syarat untuk mengeluarkan zakat, meskipun ia belum wajib melaksanakan shalat. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah Saw. : “Barangsiapa diserahi harta anak yatim, maka usahakanlah ia dan jangan ditinggalkan hingga habis termakan zakat” (HR Ad-Daaruquthni, Al-Baihaqi, At Tirmidzi). Pada hadis lain, Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha meriwayatkan sebuah hadis dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya: “Aisyah adalah seorang yang mengurus aku dan saudara laki-lakiku yang yatim. Ia mengeluarkan zakat dari harta-harta kami”. Yang mendukung wajibnya zakat pada harta anak yatim, selain Aisyah ra, juga Ibnu Umar ra, Jaabir ra, dan Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Sehingga dapat disimpulkan, di samping dikaitkan dengan orang, kewajiban zakat juga dikaitkan dengan harta. Kedua, berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan dalam menentukan harta obyek zakat ini tidak hanya dilakukan melalui pendekatan tafshili, melainkan juga ijmali. Pendekatan tafshili berarti harta obyek zakat hanyalah yang disebut secara eksplisit dalam Al-Quran dan hadis,
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 13 dan tidak boleh dikembangkan. Sehingga, jumlahnya sangat sedikit. Sementara pendekatan ijmali, menuntun kita pada konsep harta yang sangat dinamis, di mana harta bisa berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Banyak jenis harta yang didapat dari pekerjaan yang tidak ada pada zaman Nabi, namun ada pada zaman sekarang. Misalnya, harta yang didapat dari profesi pilot dan ahli listrik. Menurut Didin Hafidhuddin (2002), dengan keumuman makna amwal atau harta pada nash-nash yang ada, seperti QS 9 : 103, maka terbuka ruang ijtihadi untuk menentukan kriteria kewajiban zakat atas segala jenis harta yang dihasilkan oleh manusia, selama harta tersebut didapatkan dengan jalan yang halal dan sesuai dengan ketentuan Allah Swt. Apalagi ada perintah untuk mengeluarkan zakat dari segala hasil usaha yang baik, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam QS 2 : 267. Ketiga, dari sisi pertimbangan keadilan dan kemaslahatan. Islam adalah agama yang adil, sehingga menjadi tidak adil jika para petani yang mayoritas miskin, harus membayar zakat sebesar 5 % ketika hasil panen dari sawah yang diairi melalui sistem irigasi melebihi 5 ausaq (setara 524 kg beras), sementara banyak orang kaya tidak terkena kewajiban zakat hanya karena profesinya tidak disebut secara eksplisit dalam nash. Meskipun ada pendapat yang menyatakan bahwa argumentasi semacam ini adalah ta’lil bil hikmah dan tidak bisa dijadikan rujukan/ sandaran pengambilan hukum, tidak pula bisa kita abaikan. Apalagi di dalam QS 16 : 90 dinyatakan, basis dari perintah Allah itu adalah adil dan ihsan. Karena itu, mewajibkan orang kaya yang hartanya bersumber dari profesi yang baru ada pada masa
sekarang, sejalan dengan prinsip keadilan dalam Al-Quran. Tinggal sekarang, bagaimana ketentuan nishab, kadar, dan cara mengeluarkan zakatnya. Pada praktiknya, ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan. Pertama, dianalogikan dengan zakat perdagangan atau zakat emas perak. Haulnya 1 tahun, artinya dikeluarkannya setahun sekali. Nishabnya 85 gram emas dan kadarnya 2,5 %. Kedua, dianalogikan dengan zakat pertanian. Nishabnya senilai 653 kg gabah atau 524 kg beras, dengan kadar 5 %. Tidak ada haul, artinya setiap kali menerima penghasilan segera dikeluarkan zakatnya. Misalnya sebulan sekali. Ketiga, dianalogikan dengan dua hal sekaligus (disebut qiyas syabah). Yaitu, untuk nishab dianalogikan dengan zakat pertanian (senilai 524 kg beras) dan tanpa haul. Sementara kadarnya dianalogikan dengan zakat emas perak, yaitu 2,5 %. Munculnya pendekatan yang menganalogikan zakat penghasilan dengan zakat pertanian, karena adanya sejumlah argumentasi. Pertama, hadis-hadis tentang ketentuan bahwa tidak wajib zakat kecuali telah berlalu satu tahun (ketentuan haul), menurut Yusuf Al Qardhawi, lemah dari sisi sanad. Hadis-hadis tersebut, antara lain, hadis dari Ali yang diriwayatkan Abu Daud, kelemahannya terletak pada Ashim dan Haris yang dianggap cacat dan tidak bisa dipercaya. Kemudian, hadis dari Ibnu Umar yang di antara jalur sanadnya ada Ismail bin Iyasy yang dianggap dha’if. Selanjutnya, hadis dari Anas yang kelemahannya terletak pada Hasan bin Siyah, dan hadis dari Aisyah yang kelemahannya terletak pada Harisha bin Abur Rijal. Dengan adanya kelemahan pada sisi sanad ini, maka ketentuan bahwa
Irfan Syauqi Beik Staf Ahli BAZNAS
zakat profesi harus satu tahun, tidak bisa dijadikan rujukan. Kecuali jika zakat penghasilan/profesi itu dianalogikan dengan zakat perdagangan, maka pasti ada haul. Kedua, ada KAIDAH kedekatan antara profesi ZAKAT hari ini dengan pertanian pada masa lalu. Yaitu, keduanya adalah sektor yang dominan dalam perekonomian pada masanya. Ekonomi yang dominan pada masa Rasul Saw adalah ekonomi pertanian, sementara ekonomi yang dominan saat ini adalah sektor jasa. Ketiga, adanya aspek keadilan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Kesimpulannya, kewajiban zakat profesi memiliki basis dalil yang kuat. Perbedaannya hanya pada pendekatan yang digunakan. Kewajiban zakat penghasilan ini juga sudah dinyatakan dalam UU No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 4 ayat 2 poin h (pendapatan dan jasa). Ketentuan UU ini menjadi pemutus perbedaan pendapat yang ada, karena ada kaidah yang menyatakan : “hukmul wali yarfa’ul khilaf”, yang artinya ketentuan penguasa/ hukum menghapuskan perbedaan (pendapat). Jadi, janganlah kita ragu untuk menunaikan kewajiban zakat penghasilan/profesi kita. Wallahu a’lam.
14 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
PUTUSAN MK PERKUAT OPTIMALISASI PENGELOLAAN ZAKAT
PROGRAM BAZNAS
S
etelah hampir setahun ditunggu semua pihak, terutama para pengelola zakat, akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan gugatan uji materi Undang-Undang No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat pada Kamis, 31 Oktober 2013. Isinya, MK mengabulkan sebagian pasal yang diujimaterikan, yakni persyaratan pendirian lembaga
amil zakat (LAZ) tak harus berlatar belakang ormas Islam dan pengelolaan zakat tanpa izin tak bisa dikriminalisasi. Masjid dan mushalla juga bisa mengelola zakat. “Mereka cukup melaporkan pengelolaan zakatnya kepada pengawas syariah eksternal atau pemegang kewenangan di wilayahnya, “kata Wakil Ketua MK Hamdan Zoelva dalam sidang putusan itu Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin menyambut baik putusan itu. “Tak ada kalah dan menang. Semua adalah amanah yang harus dijalankan dengan sebaikbaiknya. Insya Allah keputusan ini semakin memperkuat optimalisasi penghimpunan dan penyaluran zakat secara nasional dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari tujuan pegelolaan zakat,” katanya. Sementara itu, menanggapi putusan MK ini, Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan, meskipun MK tidak mengabulkan semua permohonan penggugat, paling tidak keputusan ini memberi jaminan bahwa LAZ, bahkan pengelola zakat kecil-kecil, seperti mushala dan masjid, dilindungi. “Ini yang utama. Jadi, menurut kami, keputusan ini sudah baik,” tegasnya. DD adalah salah satu LAZ yang melakukan uji materi UU Zakat. Dia mengapresiasi keputusan ini karena sebenarnya seluruh permintaan umat diterima dan direkam dengan baik oleh MK. “Keputusannya cukup jelas. Kami bukan lagi sub-ordinasi BAZNAS. Kami setara. Kami hanya diminta membuat laporan. Itu wajar, “katanya.
BAZNAS & LAZNAS SEPAKAT INTENSIFKAN KERJA SAMA
Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) merivisi Undang-Undang No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, maka BAZNAS dan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) menyelenggarakan pertemuan silaturahim untuk menyusun bersama tentang strategi dan agenda perzakatan nasional sebagai wujud nyata Ukhuwah Islamiyah.
P
ada pertemuan yang diadakan di Jakarta, 27 November 2013 ini hadir, antara lain, BAZNAS Jawa Barat, Dompet Dhuafa, dan Rumah Zakat. Yang dibahas, antara lain, lima agenda perzakatan nasional. Yaitu, sosialisasi dan edukasi
zakat; penguatan kelembagaan pengelola (amil) zakat; optimalisasi pendaya gu naan zakat; penguatan regulasi pengelolaaan zakat; dan sinergi. Menurut Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin, sosialisasi dan edukasi zakat perlu terus dilakukan karena masih banyak pemahaman masyarakat yang ke liru tentang zakat. Misalnya, zakat dipahami sebagai urusan pribadi, sehingga tak perlu keterlibatan lembaga
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 15 amil zakat. “Ada yang berpendapat, agar ikhlas. maka zakat itu tak perlu diketahui orang lain. Padahal, seperti shalat Jumat yang wajib berjamaah di masjid, ya zakat juga harus diketahui orang lain,”ujarnya pada pengarahan silaturahim itu. Dalam hal penguatan lembaga amil zakat, agendanya diarahkan agar amil itu bisa dipercaya. Untuk itu, katanya, diperlukan SDM yang profesional, manajemen yang baik dan terbuka, sistem Information
Technology(IT) yang kuat, data base muzaki dan mustahik yang baik, pelaporannya per lembaga dan nasional, dan pola koordinasi yang efektif antar pengelola zakat. Karena makin kompleknya persoalan kemiskinan, kata Didin lebih lanjut, maka pengelolaan zakat harus dilakukan dengan sinergi dan koordinasi yang lebih intensif dan berkesinambungan. Kerja sama itu perlu di in ten sifkan, juga karena adanya ke
GRES DIHARAPKAN TINGKATKAN KESADARAN BERZAKAT LEWAT AMIL RESMI
senjangan yang lebar antara potensi zakat dan aktualitasnya. . Karena itu, BAZNAS dan LAZNAS sepakat untuk bekerja sama dalam melakukan lima agenda perzakatan nasiona itu. Misal nya dalam pengembangan IT, Yayasan Baitul Maal BRI menyiapkan dirinya untuk jadi tuan rumah pelatihan atau pengembangan IT. Dua minggu setelah pertemuan ini akan dibentuk kelompok kerja (working group).
PROGRAM BAZNAS
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi mencanangkan Gerakan Ekonomi Syariah (GRES) di silang Monumen Nasional (Monas), Minggu (17/11/2013).
D
alam acara yang dihadiri Gubernur DKI Jokowi dan Guberbur BI Agus Martowardojo, Presiden SBY berharap, dengan pencanangan GRES tersebut masyarakat Indonesia bisa lebih berperan aktif dalam pengembangan ekonomi syariah. Menurut Staf Ahli BAZNAS Irfan Syauki Beiq, pencanangan GRES ini menunjukkan adanya penguatan komitmen dan dukungan pemerintah terhadap gerakan ekonomi syariah yang telah berkembang dalam kurun dua dekade terakhir ini. “Diharapkan, GRES ini akan memberikan dampak positif terhadap akselerasi pembangunan ekonomi syariah nasional, sehingga peran institusi ekonomi syariah, seperti
perbankan syariah dan lembaga zakat bisa signifikan,” tegas Irfan. Selain itu, ia juga berharap, dengan diluncurkannya GRES ini kesadaran publik untuk berekonomi syariah meningkat, termasuk kesadaran untuk berzakat melalui amil resmi.
Gerakan ini juga diluncurkan secara masif di daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota. Karena itu, kata Irfan, ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh para pegiat zakat, se hing ga potensi zakat yang besar ini bisa diaktualisasikan secara riil.
16 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
BERBAGI PAKET GIZI UNTUK YANG TERASING Perjalanan menuju Dusun Sidowayah, Desa Sidoharjo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur bukan tanpa hambatan, mulai dari kondisi geografi hingga masalah komunikasi dengan warganya. Namun justru itulah yang menjadi alasan kenapa warga di sana patut dibantu.
D
usun Sidowayah merupakan salah satu daerah di Ponorogo yang sebagian besar warganya miskin dan menderita down syndrom. BAZNAS be kerjasama dengan PROGRAM BAZ Jatim mem bagi BAZNAS kan bantuan paket gizi berupa daging sapi pada 300 warga miskin di dusun tersebut, Sabtu (19/10). Ini merupakan rangkaian dari program Pekan Gizi Nusantara, yang sedang dilaksanakan BAZNAS. Bantuan ini diberikan ka rena warga penderita down sindrom selama ini tidak bisa bekerja dan hidupnya tergantung pada bantuan tetangga di sekitarnya. Di kawasan ini, BAZNAS Jatim telah mengembangkan sejumlah program sejak dua tahun. Ada bedah rumah dan bantuan karitas bulanan. Lain halnya dengan cerita dari Tim BAZNAS Sumatera Selatan yang menyalurkan paket gizi dan sapi dari muzaki BAZNAS kepada masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Di sela-sela membelah hutan, mobil tim yang membawa 1,5 ton paket gizi harus berhenti di tengah jalan karena dua rodanya meletus. Perjalanan selama 7 jam ke kampung tertinggal, tempat para petani jagung bermukim itu menjadi makin berarti. Sementara itu, di Cilincing, Jakarta Utara, daerah yang
dihuni para nelayan miskin, tim menyasar menyalurkan paket gizi dan menyembelih sapi dengan melibatkan masyarakat setempat agar suasana rohani dalam Idul Adha dapat mereka rasakan. Pekan Gizi Nusantara merupakan program penyaluran paket gizi senilai Rp250.000 termasuk daging sapi, kerbau dan kambing ke lebih dari 60 titik di berbagai daerah di Indonesia. Program ini merupakan salah satu penyaluran dana zakat, infak dan sedekah dari para muzaki yang dilaksanakan untuk turut merayakan Idul Adha. Menyasar masyarakat yang rawan pangan, rawan akidah dan tak tersentuh bantuan hewan kurban, turut didukung pula oleh Wardah, Bank Bukopin Syariah dan Perusahaan Asuransi InHealth.
TERIMA KASIH KEPADA PARA SPONSOR DAN MITRA BAZNAS YANG TURUT MENYUKSESKAN
PROGRAM PEKAN GIZI NUSANTARA
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 17
MENERANGI GULITA KOTA TACLOBAN
PROGRAM BAZNAS
Topan Haiyan yang menimpa pulau Leyte Philipina adalah badai terkuat di dunia dengan kategori 5, berkecepatan 300 km/jam, dan menimbulkan gelombang laut yang melanda daratan hingga mencapai 6 meter. Hampir 80% bangunan di Kota Tacloban rusak atau hancur. Laporan tidak resmi dari berbagai pihak menyebutkan 13 ribu jiwa tewas akibat topan ini. BAZNAS mengirimkan tim kemanusiaannya untuk membantu saudara-saudara di Negara tetangga tersebut.
T
im Kemanusiaan BAZNAS yang dipimpin oleh Maman Kardiman, saat ini berkedudukan di Kota Ormoc, pulau Leyte. Sebagian besar kota ini juga rusak parah akibat topan. Hingga sekarang listrik hanya mengalir di sebagian kecil wilayah kota, sedang sebagian besarnya masih gelap gulita. Tim kemanusiaan BAZNAS kali ini membawa misi bantuan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang akan memproduksi listrik serta Filter air teknologi membrane yang akan memproduksi air bersih. Praktis alat-alat ini sangat dibutuhkan
oleh para korban. Listrik akan dapat menerangi kegelapan yang saat ini terjadi di hampir semua kawasan dan juga untuk keperluan aktivitas lain. Pun air bersih sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia. Rencana bantuan tersebut akan dipasang di rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah. Masyarakat kota Tacloban dan Ormoc sangat menyambut dan terharu akan bantuan yang akan diberikan oleh BAZNAS. Semoga bantuan kemanusiaan masyarakat Indonesia ini bermanfaat bagi para korban dan menjadikan hubungan kemanusiaan yang lebih dekat
antara masyarakat Indonesia dan Philipina. Menurut Direktur Eksekutif Teten Kustiawan, meskipun mayoritas masyarakat di Filipina bukan umat Islam, bencana alam besar yang terjadi pada November lalu tetap menjadi perhatian BAZNAS. Agama Islam merupakan rahmatan lil alamin dan tidak memandang agama ras atau golongan dalam hal penyaluran bantuan. Hal ini menunjukkan dana infak yang disalurkan melalui BAZNAS akan bermanfaat tidak hanya kepada masyarakat di Indonesia namun juga internasional.
18 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
PENGOBATAN GRATIS BERSAMA NUSANTARA PARKERIZING
UPZ BAZNAS
B
PENGOBATAN & PEMBAGIAN PAKET GIZI ARTAJASA
ekerja sama dengan BAZNAS, PT Nusantara Parkerizing menyelenggarakan kegiatan pe ngobatan gratis bagi warga dhuafa di sekitar pabrik yang berlokasi di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (7/12/2013). Acara dihadiri oleh Direktur Pe masaran PT Nusan tara Pakerizing, H. Mu ham mad Syahrial, SE dan Kepala Divisi Penghimpunan BAZNAS M. Nasir Tajang. Kegiatan ini merupakan wujud dari tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan dan dalam rangka memperingati HUT perusahaan yang ke-31.
S
ebanyak 100 pasien terlayani pada acara pengobatan gratis yang diselenggarakan PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) dan BAZNAS bagi warga dhuafa RT 04/13 Kaceot I, Tunggakjati, Karawang Barat, Sabtu (14/12). Menurut Direktur Utama Arta jasa Arya Damar, kegiatan Bazar Amal Arta Jasa (Bazmala), baik bidang pendidikan, ekonomi, maupun kesehatan, me rupakan wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Setiap tahun kami mengadakan Bazmala di berbagai daerah yang benar-benar membutuhkan, "katanya.
KUNJUNGAN KOMISI VIII DPR RI KE BALI
DPR RI APRESIASI PROGRAM ZCD BAZNAS K
omisi VIII DPR RI berkesempatan mengunjungi Desa Candi Kuning, Baturiti, Bedugul, Bali yang merupakan desa dilaksanakan Program Zakat Community Development, kerjasama BAZNAS dalam program Rumah Makmur bekerjasama dengan Universitas Udayana. Ketua Komisi VIII DPR RI mengapresiasi kinerja BAZNAS dan BAZNAS Provinsi Bali yang berhasil mengelola zakat untuk memberdayakan keluarga yang
masuk kategori miskin. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan memotivasi organisasi serupa di daerah lain. "Kami sangat mengapresiasi karena bantuan usaha diberikan kepada masyarakat yang memang membutuhkan, yaitu mereka yang masuk dalam kategori mustahik. Alhamdulillah bantuan tersebut digunakan sebagai usaha yang akhirnya bisa meningkatkan perekonomian keluarga, bahkan meningkat menjadi muzzaki," kata
ketua Komisi VIII, Ida Fauziyah. Baznas Bali telah menyalurkan Rp170 juta untuk 35 orang berbentuk pemberian modal usaha untuk keluarga yang berhak menerima zakat. "Hari ini kami melihat sendiri bahwa penyaluran zakat oleh Baznas itu benar benar digunakan untuk yang membutuhkan. Di antaranya digunakan untuk usaha budidaya strawberry, jagung dan berbagai sayuran yang kemudian dijual dan akhirnya bisa meningkatkan ekonomi keluarga," ungkap Ida.
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 19
BAZNAS JATIM RESMIKAN BERDIRINYA SAUNG BAZNAS BAZNAS Provinsi Jawa Timur (Jatim) meresmikan berdirinya Saung BAZNAS sebagai sarana pendidikan bagi anak- anak di wilayah Dusun Sidowayah, Desa Sidoarjo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Saung ini digunakan sebagai tempat singgah belajar siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) di wilayah tersebut.
D
usun Sidowayah merupakan salah satu daerah di Kabupaten Ponorogo yang sebagian besar warganya miskin dengan keadaan down syndrom. Menurut salah seorang tokoh masyarakat di kawasan tersebut, Devit, warga
yang down syndrom di daerah ini di antaranya masih dapat berkomunikasi secara terbatas. Tapi, ada pula yang sama sekali tidak mampu berkomunikasi dan mengurus dirinya sendiri. Direktur Pelaksana BAZNAS
Teten Kustiawan mengatakan, pendidikan merupakan salah satu unsur penentu kemiskinan masyarakat. “Dan karena sebagian kemiskinan juga bersifat kultural, maka penyaluran dana zakat ideal nya tidak hanya untuk bantuan yang bersifat karitas yang langsung tetapi juga melalui program-program pemberdayaan,” kata Teten. Saung BAZNAS ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan warga miskin di sekitarnya. Selain meresmikan berdirinya Saung BAZNAS, BAZNAS Jawa Timur juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan Madrasah Thariqul Jannah di Dusun Sidowayah ini.
Segenap Pimpinan dan Karyawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengucapkan selamat kepada BAZNAS Provinsi Banten yang telah mendapatkan hasil audit independen Kantor Akuntan Publik Drs. Soewarno, Ak dengan
Wajar dalam Semua Hal yang Material (Wajar Tanpa Pengecualian) No. 073/GA/KAP SWN/XI/2013
Semoga hasil tersebut semakin menambah semangat untuk selalu meningkatkan pengelolaan zakat yang amanah dan profesional
KABAR BAZNAS DAERAH
20 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
MISI ZAKAT COMMUNITY DEVELOPMENT DI PULAU KERA Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelenggarakan program pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Pulau Kera
PROGRAM BAZNAS
P
ulau ini secara geografis berada di antara Pulau Semau dan Pulau Timor. Merupakan bagian dari Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau yang indah namun dengan kondisi sosial ekonomi yang sebaliknya. Tidak ada akses listrik di pulau ini, air tawarpun harus didapat dari Kota Kupang, diangkut melalui perahu tempel dengan harga Rp. 2.000 untuk 20 liter air tawar. Satu-satunya sekolah hanya madrasah. Itupun kondisinya memprihatinkan. Demikian juga fasilitas kesehatan, nihil. Jika ada warga biasanya cukup ditangani dengan pengobatan tradisional. Warga yang sakit agak berat dibawa kepuskesmas yang harus ditempuh dengan menyeberangi laut ke Pulau Sulamu. Jika ada yang mengalami sakit berat, haruslah
dibawa berobat ke Kota Kupang. BAZNAS mengawali program Zakat Community Development (ZCD) pertama untuk penduduk di pulau ini berupa santunan seperti pakaian, alat tulis, alat ibadah dan peralatan mandi dari para munfik (pemberi infak) yang peduli. Diajarkan juga pada anakanak di pulau ini cara menggosok gigi. Selanjutnya program pemberdayaan komu-nitas berbasis dana zakat, infaq dan sedekah. yang meliputi 4 fokus bidang; ekonomi, pendidikan, kesehatan dan keagamaan. Program ini berbasis pada masalah dan potensi yang ada pada sasaran program, dengan menekankan pada partisipasi aktif masyarakat. Saat ini, sedang dilaksanakan tahap pengkajian oleh Tim Pengelola dan Pengawas (TPP) ZCD oleh Baznas Provinsi
BAZNAS menggandeng MetroTV, Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), RSCM Kirana dan PT Pelindo II dalam acara pengobatan dan operasi mustahik penderita katarak (23/11). BAZNAS menyalurkan dana zakat
Rp 100 juta untuk membantu 100 orang penderita katarak menjalani operasi pemulihan dari penyakit Hadir Ketua Perdami, Prof. Nila Moeloek, Pemimpin Redaksi Metro TV Suryopratomo, dan Direktur Eksekutif Teten Kustiawan.
NTT. Hasil dari pengkajian tersebut berupa berbagai program penyaluran zakat yang akan dilaksanakan selama 3 hingga 5 tahun ke depan. Ketua BAZNAS Provinsi NTT, Abdullah Said Sagran memaparkan bahwa Pulau Kera akan dijadikan sebagai titik program pemberdayaan masyarakat, program ini bersih dari kepentingan politik, program ini lahir atas dasar kajian masalah dan potensi yang ada di pulau ini. Masyarakat Pulau Kera lah yang akan lebih berperan aktif kelak. “Islam tidak hanya berbicara masalah aspek spiritual, karena islam adalah agama yang komprehensif, juga menyangkut aspek kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dan lingkungan, yang kesemuanya akan masuk ke dalam Program ZCD,” katanya. (Furkon)
OPERASI 100 MUSTAHIK PENDERITA KATARAK
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 21
BAZNAS-BRI SYARIAH-WARDAH-METROTV
PERSEMBAHKAN "SEJUTA CINTA UNTUK IBU, PAHLAWAN KELUARGA" B
anyak ibu yang telah berjuang merawat dan mem besarkan anak-anaknya tak menikmati keindahan dan ke ba hagiaan itu, karena mereka ditelantarkan oleh anak-anaknya. Beberapa di antara mereka, lalu ada yang diasuh di panti-panti wredha. Karena itu, dalam upaya mem beri kebahagian dan keindahan di Hari Ibu, 22 Desember 213, BAZNAS bersama BRI Syariah, Wardah, dan MetroTV mengadakan kegiatan dengan tema "Sejuta Cinta untuk Ibu, Pahlawan Keluarga". Pada kegiatan itu, ibu-ibu dhuafa yang tinggal di panti wredha diberi hadiah kejutan berupa perhiasan (giwang), ditambah kain samping, parcel buah-buahan, seperangkat alat mandi, dan mukena. “Saya bahagia mendapat kun
jungan dari BAZNAS, Wardah, dan MetroTV. Terima kasih atas segala pemberiannya,”kata ibu Aminah, yang baru 2 tahun tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng Barat. Nenek asal Cirebon ini hidup sebatangkara tak punya tempat berteduh ber tahun-tahun, akhirnya ia diasuh di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2. Kebahagiaan yang sama juga dirasakan seorang nenek di Pan ti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma, Bekasi Timur. “Saya benar-benar senang dapat perhiasan giwang dari Bapak semuanya. Terima kasih,” katanya sambil meneteskan air mata bahagia saat diberi giwang oleh Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin yang disaksikan Direktur Kepatuhan BRI Syariah
Budi Wisakseno. Menurut Didin, banyak pe laja ran yang bisa dipetik dari kunjungan ke panti wredha, antara lain, bahwa ibu itu berhati mulia. “Ada ibu yang ditelantarkan anaknya. tapi ia tetap mendoakan anak-anaknya agar suk ses dan sehat. Tak ada dendam se dikit pun kepada anak-anaknya,”. Kare na itu ia berpesan agar anak-anak berbakti dan memuliakan ibunya. Persembahan Sejuta Cinta untuk Ibu juga diberikan kepada Ibu Sutarsih (78) dan Ibu Juarsih (53). Sutarsih adalah janda yang berjuang menghidupi anaknya de ngan membuka warung sayuran. Sedangkan Ibu Juarsih juga ber juang menghidupi anak-anaknya dengan menjadi seorang penyapu jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta.
ZAKAT ARMINAREKA PERDANA Direktur Utama Arminareka Perdana, Ibu Hj. Darnelly Guril membayarkan zakatnya langsung melalui konter BAZNAS di Jl. Kebon Sirih no.57 Jakarta. Tahun ini, perusahaan yang bergerak di bidang perjalanan haji dan umrah plus ini membayarkan zakatnya sebesar Rp85 juta.
PROGRAM BAZNAS
22 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
KARYAWAN BERZAKAT, ARTAJASA PUN TUMBUH PESAT INSPIRASI
Dirut Artajasa Arya Damar Untuk memajukan perusahaan, seorang pemimpin perusahaan tak cukup hanya membina karyawannya dalam hal profesionalitas bekerja, tetapi juga dalam hal spiritualitas keberagamaannya. Dengan demikian, perusahaan itu akan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya profesional, tapi juga amanah, mau berbagi dan bersilaturahim, serta nilai-nilai luhur lainnya sebagai wujud ketaatannya kepada Maha Pencipta.
K
arena itu, tak heran kalau kemudian Direktur Utama Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) Arya Damar, selalu mendorong karyawannya untuk mengikuti kegiatan pengajian atau tausiah yang diadakan oleh badan kerohanian Islam Artajasa setiap dua minggu sekali. “Kami sengaja membentuk badan kerohanian
Islam agar karyawan kami terbina spiritualitas atau rohaninya,” kata alumnus Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) itu. Dalam pengajian yang pada awal berdiri Artajasa dilakukan dua bulan sekali itu, dihadirkan para dai, antara lain Ustaz Didin Hafidhuddin, Ketua Umum BAZNAS. Dari para dai itu Arya Damar juga menjadi paham
pentingnya zakat. “Zakat adalah kewajiban yang benar-benar harus ditunaikan, sampai-sampai Khalifah Abu Bakar akan memerangi umat yang tak mau berzakat,” katanya mengutip bagian dari isi pengajian yang sering diikutinya.. Awalnya, Arya Damar hanya memfasilitasi karyawannya untuk berzakat secara sendiri-sendiri ke
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 23 lembaga pengelola zakat yang mereka percayai. Tapi, sejak 2009 , ia menerapkan ketegasan Abu Bakar dalam hal zakat ini dengan membuat kebijakan bahwa gaji karyawan muslim setiap bulan dipotong langsung oleh perusahaan sebesar 2,5% untuk zakat dan diserahkan melalui BAZNAS. Dia tentu tidak memerangi yang tak mau berzakat, tapi hanya membuat surat edaran buat karyawannya:.”Bagi siapa saja yang merasa keberatan berzakat dengan gajinya dipotong setiap bulan, silakan membuat surat keberatan ke perusahaan”.. “Alhamdulillah, tak satu pun karyawan kami yang melakukan protes atau mengajukan surat keberatan. Ya, karena memang simple saja, yaitu hanya dengan dipotong gajinya setiap bulan mereka sudah bisa melaksanakan kewajibannya sebagai muslim. Lalu, kami pun bisa bekerja sama dengan BAZNAS, dalam melakukan kegiatan Bazar Amal Artajasa atau Bazmala,” ujar Arya Damar yang memulai kariernya di PT Indosat itu. Bazmala ini diadakan setiap tahun di daerah-daerah yang memang membutuhkan bantuan dan ini merupakan bagian atau perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Beberapa program CSR yang telah dilakukan Artajasa, antara lain pembangunan SMAN I Cigalontang Tasikmalaya, pemberian beasiswa kepada 25 mahasiswa berprestasi dari berbagai universitas di Jakarta dan pembangunan gedung sekolah (Taman Pendidikan AlQuran) di Cikeot, Tunggakjati, Karawang.. Sebagai muslim, Arya yakin, zakat, infak, dan sedekah itu membawa berkah. Tapi, ia
mengaku tak bisa menghitung atau mengukurnya dengan angkaangka. Yang jelas, dia mendapat berbagai kemudahan sehingga Artajasa bisa bertahan hingga saat ini. “Yang saya rasakan sih, saya tidak pusing mengurus karyawan dan pertumbuhan Artajasa juga cukup bagus,,”katanya. Pertumbuhan Artajasa me mang pesat. Dulu, saat awal berdirinya (tahun 2000), kar ya wan Artajasa hanya 6 orang. Tapi sekarang, karyawannya sudah mencapai sekitar 300 orang. Ini karena customer dan layanannya juga bertambah. Yang tadinya hanya ATM Bersama tapi kemudian berkembang ke berbagai pelayanan, seperti pem bayaran online, dan transfer. Pertumbuhan itu hadir, mungkin juga karena Artajasa adalah perusahaan yang ber tujuan memberi kemudahan bagi masyarakat dengan cara ber silaturahim dan bergotong royong. “Artajasa ini bisnis silaturahim dengan semua pemilik bank dan jasa keuangan lain. Masyarakat bersilaturahim ke kantor pos, misalnya, untuk melakukan pembayaran rekening listrik, atau premi asuransi. Artajasa mengajak silaturahim. Akibatnya, semua perusahaan berumur panjang dan memperoleh rezeki,” kata anak ketiga dari empat bersaudara itu sambil tersenyum. Artajasa maju pesat juga karena pimpinannya punya visi yang kuat, yaitu bahwa Artajasa ini harus jadi pemain di negeri sendiri bahkan harus menjadi leader-nya “Jangan sampai kita dijadikan pasar saja oleh industriindustri asing. Kita buktikan bahwa kita mampu jadi leader, jika kita berjamaah dalam muamalah ini,” tegas Arya Damar.
Visi ini didukung oleh ni lai-nilai perusahaan yang ada di Artajasa. Yaitu, mampu mem berikan pelayanan yang baik, berinovasi, bekerja sama, baik keluar maupun ke dalam, dan mampu melihat perubahan se hingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.. Keempat nilai itu disebut dengan CITA (Customer oriented, Inovation, Teamwork, Adaftibility). Dari cara memimpinnya, terlihat Arya Damar adalah seorang yang religius. Tapi ia mengaku, dirinya bukan seorang yang serius religius yang hafal dalil-dalil.“Sebagai muslim profesional, saya ingin menampilkan Islam yang benarbenar rahmatan lil alamin, bukan muslim yang pintar dengan dalildalil,”kata penikmat musik jazz dan klasik itu.. Karena itu, ia juga punya per hatian kepada pembinaan rohani agama lain. Di Artajasa memang ada juga bagian kerohanian nonIslamnya. “Ya, mereka juga kami fasilitasi untuk melaksanakan ibadahnya dengan baik,” kata Arya.
INSPIRASI
24 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
DUNIA ZAKAT
DI PAKISTAN PUN ZAKAT DIKELOLA NEGARA H
ingga saat ini, di Indonesia, pengumpulan zakat masih menjadi masalah, terutama soal siapa yang wajib mengumpulkan zakat, pemerintah atau swasta?. Begitu pula soal sifatnya, apakah sentralisasi atau desentralisasi? Namun, di Pakistan, yang sejak 1947 lepas dari India dan berdiri sendiri sebagai negara Islam, pengumpulan zakat sudah tidak lagi menjadi masalah seperti di Indonesia. Dengan tegas, pemerintah Pakistan menyatakan bahwa zakat dikelola negara. Maka, dikeluarkanlah Zakat and Ushr Ordinance 1979 yang kemudian disempurnakan menjadi Undang-Undang Zakat
dan Ushr 1980. Sejak 2006, UU ini telah lebih dari 12 kali diamandemen. Begitu pula soal sifatnya. Berdasarkan UU Zakat dan Ushr 1980 tersebut, pengelolaan zakat di Pakistan bersifat sentralisasi. Artinya, zakat dikelola secara sentralistik dengan hirarki, pusat atau nasional oleh Dewan Zakat Pusat (Central Zakat Council), provinsi oleh Dewan Zakat Provinsi (Provincial Zakat Council), kabupaten oleh Komite Zakat Kabupaten, kecamatan oleh Komite Zakat Kecamatan, dan perdesaan/ perkotaan oleh Komite Zakat Lokal Dewan Zakat Pusat atau
Central Zakat Fund (CZF) dipimpin secara kolektif oleh 16 orang anggota yang salah satunya adalah Hakim Agung Pakistan. Unsur masyarakat, seperti ulama, juga terlibat di CZF yang tugas utamanya adalah melakukan pengawasan dan membuat kebijakan tentang penyaluran dana zakat. Selain itu, CZF juga bertugas mendistribusikan dana zakat yang dihimpun ke Dewan Zakat Provinsi. Kebijakan dan aturan dari Dewan Zakat Pusat menjadi pedoman Dewan Zakat Provinsi yang di setiap provinsi terdiri dari 10 orang anggota dan dipimpin seorang Hakim Pengadilan Tinggi.
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 25
Sejak berlakunya UU Zakat dan Ushr 1980, selama tiga dekade (1981-2010) jumlah dana zakat yang dapat dihimpun pemerintah Pakistan umumnya mengalami peningkatan yang cukup berarti.
Dewan Zakat Provinsi ini bertugas mengawasi pengelolaan zakat di tingkat kabupaten, kecamatan, dan perdesaan/perkotaan serta mendistribusikan dana zakat ke Komite Zakat Lokal melalui Komite Zakat Kecamatan.yang terdiri dari ketua dengan enam anggota yang bekerja secara sukarela. Komite Zakat Lokal ini keanggotannya bersifat nonofficial dan dipilih oleh Komite Zakat Kabupaten. Mereka, yang bekerja secara sukarela, mempunyai tanggung jawab di dalam mengidentifikasi dan memverifikasi mustahik yang layak mendapat dana zakat. Setelah itu, baru mereka
mencairkan dana zakat kepada para mustahik.. Pemerintah Pakistan mempunyai wewenang untuk menentukan pemotongan zakat bersamaan dengan dimulainya awal Ramadhan. Penghimpunan zakat ini dilakukan dengan cara debit langsung oleh lembaga keuangan, seperti bank dan disalurkan ke Central Zakat Fund. Jenis harta yang dipotong secara langsung ini, menurut UU Zakat dan Ushr 1980 ada 11 jenis. Yaitu, (1) Saving Bank Accounts & Similar Accounts; (2) Notice Deposit Receipts and Accounts, (3) Fixed Deposit Receipts and Accounts (Periodically), (4) Fixed Deposit Receipts and Accounts (on Maturity/Enchasment), (5) NIT Units; (6) ICP Mutual Funds; (7) Government Securities; (8) Shares and Debentures of Companies; (9) Annuities; (10) Life Insurance Policies; dan (11) Provident Credit Balances. Sedangkan harta lain, seperti emas dan perak, uang tunai, surat berharga obligasi dan saham, zakatnya tidak dipotong langsung oleh bank yang ditunjuk CZF, tapi diserahkan sepenuhnya kepada muzaki dengan cara menghitung sendiri (self- assessment). Zakat ini boleh dibayarkan melalui lembaga zakat baik di tingkat pusat maupun daerah atau langsung ke mustahik, baik perorangan
maupun lembaga. Sejak berlakunya UU Zakat dan Ushr 1980, selama tiga dekade (1981-2010) jumlah dana zakat yang dapat dihimpun pemerintah Pakistan umumnya mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada 1981, dana zakat yang terhimpun adalah Rs 844 juta. Pada 2005 meningkat menjadi Rs 4.665 juta. Kemudian, pada 2010 turun menjadi Rs 4.222 juta. Jumlah tertinggi terjadi pada 1999 yang mencapai Rs 6.512 juta. Dana zakat tersebut disalurkan kepada empat provinsi dengan proporsi sesuai dengan persentasi jumlah penduduk. Yaitu, Punjab (57,36%), Sindh (23,71%), Khyber Pakhtunkhwa (13,83%), dan Baluchistan (5,11 %). Berdasarkan UU Zakat dan Ushr 1980, yang berhak menerima zakat ada tujuh sektor. Yaitu, tunjangan hidup, tunjangan pendidikan umum; tunjangan pendidikan agama; kesehatan; kesejahteraan sosial; bantuan pernikahan; dan rehabilitasi. Jumlah dana zakat yang disalurkan dan penerima manfaat zakat dari tahun ke tahun berfluktuasi. Misalnya, pada 2001-2002, jumlah dana zakat yang disalurkan adalah Rs 5.254 juta dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 1.710.000 jiwa. Kemudian, pada 2002-2003 naik menjadi Rs 8.009 juta dengan penerima manfaat 1.754.000 jiwa. Periode ini termasuk yang tertinggi. Sedangkan yang terendah terjadi pada periode 2008-2009 ,yaitu sebesar Rs 2,877 juta dengan penerima manfaat sebanyak 1.085.378 jiwa. (sumber: Indonesia Zakat Development Report 2012)
DUNIA ZAKAT
26 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
OPINI
HAPUS KESALAHAN 2013 & WUJUDKAN RESOLUSI 2014 DENGAN SEDEKAH Alhamdulillah, waktu terus bergulir, dan tanpa terasa kini telah sampai di pengujung tahun 2013. Banyak yang telah dilakukan di tahun 2013, namun masih banyak lagi yang harus dilakukan. Akhir tahun biasanya menjadi momen untuk melakukan introspeksi dan kemudian menetapkan resolusi baru.
M
enurut ajaran Islam, introspeksi atau muhasabah harusnya dilakukan setiap saat, minimal setiap akhir hari, tidak perlu menunggu akhir tahun masehi ataupun hijriyah.
Rasulullah sangat menganjurkan muhasabah, sebagaimana hadis berikut: dari Syadad bin Aus ra, dari Rasulullah saw, bahwa beliau berkata, “ Orang yang pandai adalah yang menghisab
(mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 27 Allah Swt “ (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadis ini adalah hadis hasan’). Setiap Muslim seyogyanya selalu mengevaluasi diri, apakah telah menjalankan hidup sesuai tujuan Allah menciptakanya? Manusia diciptakan tak lain untuk mengabdi kepada-Nya dan menjadi khalifah-Nya untuk memakmurkan bumi. Nah, sekarang mari kita lihat, apakah kita telah menghabiskan detik-detik sepanjang 2013 hanya untuk menghamba kepadaNya ? Jangan-jangan bukannya menghamba, justru membangkang. Apakah perilaku kita telah menaburkan kebaikan bagi lingkungan dan alam sekitar? Mungkin bukannya memakmurkan bumi, tapi justru membuat kerusakan dan kehancuran. Naudzubillahi min dzalik. Allah Swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Hasyr (59) : 18). Muhasabah sangat penting untuk memastikan apakah perjalanan hidup kita telah berada di jalan yang benar? Apabila selama ini terasa jalan menujuNya terasa berat, banyak godaan dan banyak resolusi yang tidak tercapai, bisa jadi itu akibat dari banyaknya dosa dan kesalahan yang menggelincirkan kita dari tujuan hidup itu. Mumpung masih diberi kesempatan, mari segera bertaubat, memperbanyak istighfar dan memperbaiki diri. Cara lain untuk menghapus
kesalahan adalah dengan memperbanyak sedekah, sesuai sabda Rasulullah Saw: “Dengki itu bisa menghabiskan kebaikan, sebagaimana api membakar kayu. Sedekah itu dapat menghapuskan kesalahan, sebagaimana air dapat memadamkan api. Shalat itu adalah cahaya orang yang beriman, dan puasa adalah perisai dari siksa api neraka”. (HR. Ibnu Majah). Dengan hapusnya kesalahan, insya Allah kehidupan akan berjalan lebih mudah, karena hidup dalam keridhaan dan perkenan-Nya. Tahun baru, biasanya juga ditandai dengan resolusi yaitu harapan dan niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sukses di tahun 2014 untuk urusan dunia dan akhiratnya. Banyak faktor yang diperlukan agar resolusi itu dapat terealisasi , antara lain niat yang istiqamah, motif yang kuat, usaha yang gigih, disiplin dan doa yang sungguh-sungguh. Terwujudnya sebuah resolusi tak lepas dari izin-Nya, dari takdir yang telah ditetapkan. Banyak bersedekah adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepadaNya. Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan syurga, dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah, itu lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah tapi bakhil”. (HR. Turmudzi). Apabila seorang hamba telah dekat dengan Tuhannya, maka apapun kebutuhannya, termasuk resolusinya, selama itu baik
Emmy Hammidiyah Sekretaris Umum BAZNAS
baginya, pasti akan dicukupi oleh-Nya. Rasulullah Saw. bersabda: “Sikap rendah hati itu hanya akan menambah seseorang makin menjadi mulia, maka dari itu berlaku rendah hatilah kalian, niscaya Allah Swt. akan memuliakanmu. Sikap pemaaf hanya akan menambah seseorang makin mulia, oleh karena itu banyak maaflah kalian, niscaya Allah Swt. akan memuliakanmu. Dan amal sedekah itu hanyalah akan menambah seseorang makin banyak hartanya, maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah Swt. akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian”. (HR. Ibnu Abu Dunya) Selamat bermuhasabah, selamat menetapkan resolusi baru. Yang harus diingat adalah pergantian tahun, bulan, hari, jam atau bahkan detik berarti jatah hidup kita berkurang. Berarti kesempatan untuk berladang amal semakin terbatas. Berarti berkurangnya waktu untuk bersiap menghadapi hisab yang sesungguhnya. Mari me nghitung-hitung posisi amal dan menetapkan target baru agar hasil hisab kita layak untuk menempatkan kita di dekat-Nya.
OPINI
28 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
TOKOH
K.H. AGUS SALIM
DIPLOMAT ULUNG YANG SEDERHANA Dengan jabatan yang pernah di sandangnya, yaitu diplomat dan menteri luar negeri, ia sebenarnya bisa hidup berkecukupan. Tapi, karena ia seorang yang sederhana, tak mau memanfaatkan jabatannya untuk meraup harta. Maka, hidupnya miskin hingga akhir hayatnya, hingga ia tak mampu mewariskan kemilau harta buat anak-anaknya..
I
tulah pilihan hidup K.H. Agus Salim yang lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884. Bagi putra keempat pasangan Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab itu, hidup tanpa gelimang harta adalah berkah yang harus disyukurinya. Tentang kesederhanaan Agus Salim, Mohamad Roem bercerita bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Agus Salim itu rela berjualan minyak tanah eceran tanpa merasa malu.. Padahal ketika itu, dia adalah seorang yang sudah pernah menjabat menteri luar negeri dan perwakilan tetap Indonesia di Perserikatan BangsaBangsa (PBB).
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 29 Dengan segala kesederha na an nya ini, Agus Salim tak pernah merasa minder. Ia tetap berkiprah sebagai negarawan yang tangguh. Sehingga banyak yang mengaguminya. Salah satu di antaranya adalah Prof. Schermerhoon, seorang diplomat Kerajaan Belanda, yang sering berdebat alot dengan K.H. Agus Salim, saat Agus Salim menjadi menteri luar negeri Dalam buku harian Scher merhoon, Schemerhoon menya takan bahwa K.H. Agus Salim itu adalah orang tua yang sangat pandai. “Ia seorang yang genius. Ia mampu bicara dan menulis secara sempurna dalam 9 bahasa. Kelemahannya hanya satu, yaitu ia hidup melarat,” tulisnya. Agus Salim yang nama aslinya Mashudul Haq (berarti ‘pembela kebenaran’) ini memang anak yang cerdas. Karena kecerdasannya, putra jaksa ini, ketika duduk di Europe Lagere School (ELS), sekolah Eropa setingkat lanjutan pertama di Riau, sang kepala sekolah tertarik langsung untuk mendidiknya dengan bahasa Belanda. Kemudian, ketika ia lulus dari Hoogere Burger School (HBS), sekolah menengah atas (SMA) lima tahun, berhasil menjadi lulusan terbaik HBS se-Hindia Belanda yang ada di tiga kota, yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Dengan prestasinya yang tinggi ini, ia berharap pemerintah Belanda memberikannya beasiswa untuk melanjutkan studi di bidang kedokteran di Belanda. Tapi, Be landa menolak. Atas rekomendasi RA Kartini, Agus Salim disetujui mendapat beasiswa menggantikan RA Kartini.
Tapi, tawaran ini ditolak oleh Agus Salim. Dia merasa, pemerintah Belanda telah diskriminatif. Beasiswa itu diberikan bukan karena kecerdasan dan jerih payahnya belajar, tapi karena kebangsawanan RA Kartini. Meski ia tak bisa sekolah tinggi ke Belanda, ia belajar sen diri (otodidak) berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan mem bacanya. Ini didukung oleh ke mampuannya menguasai minimal 9 bahasa asing, antara lain, Belan da, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki, dan Jepang. Ilmu diplomasi dan agama Islam dia dalami ketika ia bekerja di Konsulat Belanda di Jedah, Arab Saudi sebagai penerjemah (19061911). Dia belajar kedua ilmu itu dari pamannya yang menjadi Imam Masjidil Haram, yaitu Syekh Ahmad Khatib. Dengan kemampuan ber ba hasa asing, ilmu agama, dan diplomasi, ia menjadi tokoh pemberani yang pandai ber argumentasi. Suatu ketika, dalam sidang Dewan (Volksraad) dia berpidato dalam bahasa Indonesia. Ketua Dewan menyuruh Agus Salim berbahasa Belanda. Tapi, ia tetap berbahasa Indonesia yang saat itu dikenal juga sebagai bahasa Melayu dan itu dibolehkan oleh peraturan Dewan. Ketika dia mengucapkan ka ta ekonomi, seorang Belanda ber tanya dengan maksud menghina. “Apa kata ekonomi itu dalam bahasa Melayu?. Menjawab per tanyaan ini, Agus Salim balik bertanya,”Coba tuan sebutkan dahulu, apa kata ekonomi itu dalam bahasa Belanda, nanti saya sebutkan bahasa Indonesianya”. Jawabannya mengagetkan pria Belanda. Sebab, kata ekonomi
juga tidak ada padanannya dalam bahasa Belanda. Muso, tokoh Sarekat Islam (SI) yang jadi tokoh PKI, pernah mengejek Agus Salim dalam rapat SI. Di podium Muso berkata,” Saudara-saudara, yang berjanggut itu seperti apa? “Kambing!”. “Lalu, yang berkumis itu seperti apa? “Kucing!”. Agus Salim yang berkumis dan berjanggut itu menjawab, ”Saudara-saudara, yang tak berkumis dan tak berjanggut itu seperti apa?. Hadirin berteriak riuh,”Anjing!” Muso yang tak berkumis dan berjanggut itu pun diam. Dengan kepiawaian ber diplomasi dan berbahasa asing mengantarkan tokoh kharismatik SI ini jadi menteri luar negeri dalam beberapa kabinet. Yaitu, pada masa Sutan Syahrir, Amir Sayrifudin dan Hatta. Meski begitu dia tetap sederhana sampai wafatnya, di Jakarta, 4 November 1954. Atas jasa-jasanya, Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961.
TOKOH
30 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
BAZNAS-NURANI DUNIA
BERDAYAKAN DHUAFA DESA PASANGGRAHAN
KIPRAH
pelaksanaan, monitoring hingga pemeliharaan program. Dengan cara ini, mereka akan merasa me miliki program, sehingga mau melaksanakan dan merawat, bah kan mengembangkannya, mes kipun program itu sudah berakhir. Akhirnya, mereka akan berubah semakin mandiri dan sejahtera. Itulah yang dilakukan BAZ NAS dengan program Zakat Community Development (ZCD)nya di sejumlah desa miskin di seluruh Nusantara. Salah satu di antaranya di Desa Pasanggrahan, kan tetapi lebih dari itu, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten mereka harus diberi Purwakarta, Jawa Barat. Sebab, program kegiatan partisifatif, berdasarkan survei, desa terpen yang melibatkan me re cil di bawah kaki Gunung Bongkok ka sejak dari perencanaan, ini adalah desa miskin dengan
Untuk mengentaskan masyarakat miskin (dhuafa) dari kemiskinannya, mereka tak cukup hanya diberi berbagai macam program kegiatan yang sifatnya proyek, yang setelah proyek itu selesai, selesai pulalah programprogram kegiatan bantuan itu dan kemudian, mereka kembali miskin.
A
sejumlah masalahnya, antara lain, anak-anak, khususnya anak SDN, gizinya kurang baik; sumber air minumnya tidak sehat, yaitu sungai atau kali, dan tidak ada tempat singgah bagi siswa yang rumahnya jauh (1-3 km) dari sekolah. Untuk membantu mengatasi ketiga masalah masyarakat Desa Pasanggrahan itu, BAZNAS meng gandeng mitra kerja yang punya kom petensi dan kepedulian tinggi di bidang pengembangan komunitas atau pembangunan masyarakat secara partisipatif dan terpadu, yaitu Yayasan Nu ra ni Dunia, di bawah pimpinan sosiolog Dr. Imam Budidarmawan Prasodjo (53).
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 31 Agar lahir masyarakat man diri, Nurani Dunia yang berkantor pusat di Jakarta memberdayakan masyarakat Desa Pasanggrahan itu melalui yayasan setempat (lokal) yang dibentuknya bersama warga, terutama guru-guru SDN dan SMPN, yaitu Pena Hijau. Di bawah fasilitasi, bimbingan dan dorongan Nurani Dunia, Pena Hijau ini menggerakkan masyarakat Desa Pasanggrahan untuk mengatasi masalahnya, an tara lain, membangun ja ring an air bersih. Misalnya, anak SDN 2 Pasanggrahan dan war ganya bergotong royong mem ba wa material bangunan. Me reka melewati pematang sawah dan kebun menuju lokasi pem bangunan bendungan. Karena medannya berat, un tuk mempermudah pengangkutan material bangunan dari pinggir jalan, mereka mendirikan lima unit Menara Bambu (semacam flying fox) yang antar menara itu dihubungkan dengan tali sling. Lewat tali sling inilah mereka pindahkan material bangunan se cara estafet dari satu menara ke menara lainnya hingga ke pertengahan perjalanan dekat kali kecil. Dengan bantuan tambahan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam pemasangan pipa nisasi dari bendungan ke bak filter dan bak distribusi, maka sejak Juni 2013 warga Desa Pasanggrahan sudah bisa menikmati air ber sih melalui 9 bak distribusi. Penerima sambungan air bersih itu berjumlah 286 rumah yang dimanfaatkan oleh 355 kepala keluarga (KK). Selain rumah, sambungan air bersih juga di manfaatkan oleh fasilitas umum, seperti masjid, mushala, ma drasah, MCK, kebun, dan PAUD. Untuk pemeliharaan fasilitas
air bersih ini, akan dibentuk kelompok pengguna air bersih. Melalui pendekatan pem ba ngunan partispatif seperti itu, Desa Pasanggrahan juga punya Perpustakaan Komunitas dengan nama Saung Ilmu yang diresmikan BAZNAS, 28 November 2011. Saung Ilmu yang berlokasi di Kampung Cilele ini tidak hanya dimanfaatkan oleh siswa SDN I Pasanggrahan, tapi juga oleh siswa SD lain, siswa SMPN dan warga sekitarnya. Agar Saung Ilmu ini terus aktif dimanfaatkan, Nurani Dunia mendidik para penanggung jawab perpustakaan. Ini dilakukan be kerja sama dengan Warung Baca Lebakwangi (Warabal), Pa rung Bogor yang dikelola Ibu Kiswanti , seorang pencinta buku yang mengenalkan buku ke masyarakat saat ia berjualan jamu. Selama seminggu, di Warabal inilah mereka belajar tentang perpustakaan komunitas dan cara mengelolanya . Dalam hal program pem be rian makanan tambahan (PMT) dari BAZNAS, Nurani Dunia tak hanya sekadar bagibagi makanan tambahan, tapi juga melakukan kajian masalah sehingga diketahui jalan keluar dari masalah kekurangan gizi itu. Maka, dilakukanlah kerja sama dengan tiga mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manuisia, Institut Pertanian Bogor yang didampingi dosen pembimbingnya. Kegiatan ini menghasilkan tiga skripsi yang bisa jadi pedoman pelaksanaan pemberian makanan tambahan. Nurani Dunia tak ingin setelah program pemberian makanan tambahan berakhir, berakhir pulalah kegiatan untuk memperbaiki gizi anak dan warga dhuafa. Maka, saat ini tengah
dirintis pendirian pusat kebun organik yang akan dijadikan tempat bagi siswa dan warga melakukan beragam aktivitas seperti belajar membuat pupuk, melakukan pembibitan, dan menanam sayuran dan buahbuahan organik. Dari kebun ini akan dihasilkan sayuran dan buahbuahan yang bergizi yang bisa dikonsumsi anak-anak siswa dan orang tuanya. Lalu, mereka akan terdorong juga menanam sayuran dan buah-buahan atau padi organik di lahannya. Awalnya, produk pertanian organik ini hanya untuk konsumsi sendiri, tapi nanti, bisa jadi untuk dijual ke pasar. Untuk keperluan itu, telah disiapkan kader penanggung jawab dan ahli pertanian organik dengan cara melatih empat pemuda desa, tiga di antaranya alumni SMPN 3 Tegalwaru, di The Learning Farm, Karang Widya, Pacet, Cianjur. Di perkebunan Maleber, di kaki Gunung Gede itu, selama 3 bulan, mereka belajar tidak hanya tentang membuat kompos, tapi juga tentang bisnis pertanian organik. Merekalah nanti yang akan melatih para siswa SD, SMP, dan para petani desa dan sekitarnya. Riki, salah seorang alumni pelatihan itu, mengaku bahwa pelatihan itu sangat bermanfaat, khususnya dalam mengubah visi hidupnya. Dulu, sebelum mengikuti pelatihan ini, selepas Sekolah Menengah Atas (SMA) ia ingin bekerja di pabrik. Tapi, sekarang tidak lagi. “Setelah mengikuti latihan, saya ditawari bekerja di perusahaan, tapi saya tolak. Saya lebih baik membangun desa," kata Riki.
KIPRAH
32 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
IMAM B. PRASODJO
BERBAGI ITU MEMBAHAGIAKAN “Saya bahagia, kalau lewat sekolah yang kami bangun bersama masyarakat ada seorang tukang kebun yang jadi sarjana dan guru di desa”
SAHABAT
B
erbagi ternyata bisa memberi kebahagiaan tersendiri buat Imam B. Prasodjo yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan bagi kalangan dhuafa. Ia mau berbagi karena ter inspirasi pamannya, seorang carik yang mampu menggerakkan mas yarakat bergotong-royong mem bangun masjid, sekolah, kli nik, balai desa, dan lainnya. Pamannya jadi
tempat curhat warga dari berbagai persoalan, seperti ekonomi, dan keluarga. “Hidupnya sungguh bermakna,”ujar dosen FISIP UI kelahiran Purwokerto, 53 tahun lalu itu. Yang paling menginspirasi dia adalah adanya penderitaan hebat puluhan ribu orang korban konflik di Poso dan Maluku Utara dan ia saksikan sendiri se pulangnya menyelesaikan pro
DAHLAN ISKAN
gram doktornya dari Brown University, AS. Hingga akhirnya, ia dan teman-temannya mendirikan Yayasan Nurani Dunia. Imam memang punya kepe du lian terhadap masyarakat dhuafa. Selain itu, ia juga punya kompetensi dalam pembangunan komunitas yang partisifatif dan integratif. Maka, ia digandeng BAZNAS membangun Desa Pasanggrahan, Purwakarta.
BAZNAS ITU AMANAH Ramadhan lalu, Meneg BUMN Dahlan Iskan membayar zakat Rp100 juta melalui BAZNAS. Ia mempercayakan sebagian zakatnya ke BAZNAS karena, katanya, BAZNAS adalah lembaga amil zakat yang terpercaya dalam menyalurkan zakat ke mustahik. Ia mengatakan hal itu karena ia punya pengalaman yang cukup berkesan tentang BAZNAS usai melakukan senam pagi di Monas, Jakarta. “Ketika itu, kebetulan hujan. Tak jauh dari tempat saya senam ada tenda berwarna biru. Di tenda itu, saya melihat ada bayi berumur sekitar 2 minggu. Saya heran, kok
bayi ditaruh di tenda.? Dalam hati saya, apa tidak kedinginan bayi itu? Akhirnya, saya dekati,” katanya saat buka puasa bersama BAZNAS. Setelah dia dekati, ternyata ibu yang berjualan rokok itu baru me lahirkan di bawah patung Kuda Monas. “Setelah melahirkan dengan kondisi seperti itu, akhir nya dibawa ke rumah sakit. Dia dibawa dulu ke BAZNAS untuk medapatkan bantuan,”tutur Dah lan. “Alhamdulillah, ibu dan anak nya saat ini sehat. Ini kasus konkrit yang pernah dibantu BAZNAS”.
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 33
AGENDA BAZNAS
DESEMBER 2013-JANUARI 2014
7-8 JAN Milad BAZNAS dan Launching Program Mustahik Berdaya Balikpapan
Workshop Program Nasional "ZCD" Bedugul, Bali
29-DES
Kick Off ZCD Tanah Datar, Sumatera Barat
17-JAN
8 JAN Peresmian Pembangunan Sarana Air Bersih BAZNAS bersama AIA Lumajang
18-DES Audit Eksternal ISO BAZNAS
14 JAN Talkshow "Economic Challenge" bersama Metro TV Jakarta
16 JAN
Seminar Zakat Nasional I Balikpapan
AGENDA
34 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
SILATU RAHIM
MASJID JOGOKARIYAN
MEMBANGUN PERADABAN MASYARAKAT MELALUI MASJID “Sebaik-baik tempat di muka bumi dan yang paling dicintai Allah adalah masjid. Seburuk-buruknya ialah pasar. Jika pasar mengalahkan masjid, maka masjid mati (sepi). Jika masjid mengalahkan pasar, maka pasar hidup (ramai),” - Abu Bakar Ash Shiddiq
P
agi itu, mulai sekitar pukul tujuh, satu persatu orang mulai berdatangan. Ada yang berjalan kaki, bersepeda, mengendarai motor, dan mobil. Yang meng gunakan alat transportasi memar kir kendaraanya rapi di halaman masjid yang teduh. Mereka da
tang untuk tujuan yang sama, menghadiri Pengajian Dhuha yang rutin diadakan setiap hari Kamis di Masjid Jogokariyan, Jogjakarta. Pengajian Dhuha adalah salah satu dari berbagai kegiatan yang didakan, merupakan bagian dari layanan pembinaan jamaah
yang digagas oleh Ustadz HM Jazir ASP. Beliau secara sederhana membagi manajemen masjid dalam tiga hal, yaitu pemetaan, pelayanan, dan pemberdayaan jamaah. Kegiatan pemetaan jamaah, masjid harus memiliki data jamaah yang mencakup potensi, kebutuhan, peluang, tantangan, kekuatan sekaligus kelemahan. Sensus Masjid ini menghasilkan data base dan peta dakwah yang komprehensif. Data base jamaah tidak hanya mencakup nama
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 35 warga, pendapatan, pendidikan. Tapi juga profil warga, siapa saja yang sudah menjalankan shalat secara istiqamah dan yang belum. Yang sudah shalat berjamaah di masjid dan yang belum. Jamaah yang sudah berqurban dan berzakat di Baitul Maal Masjid Jogokariyan, yang aktif mengikuti kegiatan masjid atau belum. Bahkan sampai golongan darah jamaahpun didata. Sehingga tidak asing lagi apalagi PMI kota Jogja atau RS Sardjito sedang memerlukan golongan darah tertentu yang kebetulan stok mereka habis, akan menghubungi pengurus Masjid Jogokariyan. Pengurus Masjid Jogokariyan memilih wilayah dakwah masjid meliputi 4 RW dan 18 RT yang terdapat 907 Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.973 jiwa. Dari jumlah tersebut ditingkatkan lagi pendataanya mukalaf (yg sudah wajib melaksanakan ibadah terutama shalat) ada 1.839 jiwa. Pada tahun 2000, dari 1.839 jiwa yang belum shalat masih ada 816 orang. Kemudian Masjid Jogokariyan mengadakan pelayanan shalat dari rumah ke rumah. Mereka yang mau belajar shalat disediakan pembimbingnya, buku-bukunya dan hadiah mukena dan sajadah bagi ibu-ibu. Sedangkan untuk bapak-bapak disediakan sarung, peci dan baju takwa. Alhamdulillah banyak warga yang berminat. Sehingga pada tahun 2005 mukallaf yang belum shalat berkurang tinggal 315 orang. Dan dilanjutkan sampai tahun 2009 mukallaf yang belum shalat tinggal 27 orang. Sekarang ini yang masih belum shalat masih ada sekitar 11 orang saja. Pada tahun 2000, penge lolaan Masjid Jogokariyan ini mulai dirintis, bagi yang sudah
shalat diundang berjamaah di masjid. Dengan undangan seperti undangan perkawinan yang menarik dan dikutipkan hadis-hadis keutamaan shalat berjamaah di masjid. Jamaah juga digembirakan dengan hadiah seperti kompor gas, radio, dll. Dengan kriteria jamaah yang paling aktif berjamaah di masjid selama empat bulan. Kemudian ditingkatkan secara periodik dengan lomba shalat berjamaah dengan hadiah utama 4 tiket umroh gratis setiap periode bagi jamaah yang paling aktif berjamaah shalat lima waktu di masjid. Hadiah umrahnya dari sponsor jamaah masjid sendiri maupun dari luar lingkungan Masjid Jogokariyan yang simpati dengan program-program ini. Tidak mengherankan apabila Anda, pembaca, menemukan pemandangan yang menakjubkan saat shalat Subuh. Jamaah sholat Subuhnya sudah setengah dari jamaah shalat Jumat yang berjumlah lebih dari 500 orang. Bagi jamaah yang kurang mampu ada program lumbung masjid, berupa pengumpulan beras dari jamaah, yg disalurkan untuk anak-anak yatim setiap 15 hari diberikan 5 Kg per anak yatim, di sini ada 68 anak yatim. Di sekitar Masjid Jogokariyan ada 280 kepala keluarga (KK) miskin. Masjid Jogokariyan meng adakan Kampung Ramadhan sudah tahun ke-9. Mereka menamakannya Pasar Sore yang pesertanya ada sekitar 260 lapak yang diisi oleh jamaah baik warga sekitar masjid maupun yang dari luar. Pasar Sore ini, tahun lalu pernah diteliti oleh Fakultas Ekonomi UII Jogjakarta, rata-rata omsetnya Rp400 ribu per lapak per hari. Omsetnya sebulan hampir
Rp3,5 miliar. Pasar Sore diadakan di sepanjang Jalan Jogokariyan. Jamaah tidak hanya diberikan lapak gratis tapi bagi yang butuh modal usaha disediakan juga. “Ini bagian dari upaya menyebarkan barakah keberadaan masjid untuk masyarakat,” ujar Ustadz HM Jazir ASP yang juga penemu metode cara cepat baca Al Quran, Iqra bersama almarhum KH As’ad Humam RA dari Kotagede. Kini, setelah lebih dari 10 tahun, Masjid Jogokariyan mampu memberikan berbagai layanan untuk jamaah. Mulai majelis ilmu untuk beragam usia, klinik kesehatan yang lengkap; cek gula darah, asam urat, kolesterol dan dokter gratis. Jamaah yang putraputrinya memerlukan seragam sekolah, sepatu atau biaya sekolah bulanan pun bisa datang ke masjid. Kini bangunan megah berupa penginapan dan Islamic Centre tempat segala aktivitas warga sekitar berdiri megah menyatu dengan Masjid Jogokariyan. Bagi masyarakat, Masjid Jogokariyan, tempat untuk mencari solusi, baik duniawi maupun ukhrawi.
SILATU RAHIM
36 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
OPINI
BERJAMAAH DALAM MUAMALAH P
ergantian tahun, adalah sebuah peristiwa yang selalu berulang. Tidak sekadar menjadi catatan kejadian yang ada di kehidupan kita. Ada hikmah dan ibrah di baliknya. Salah satu ibrah (pelajaran) yang bisa kita ambil adalah berupa semangat untuk terus memperbaiki diri dari tahun ke tahun. Apa prestasi yang telah kita torehkan pada tahun ini? Bisakah kita mengulang prestasi tersebut pada tahun depan? Atau bahkan memperbaikinya. Pertanyaannya, ketika para generasi Muslim pendahulu kita punya legacy berupa catatan emas sejarah Islam
yang luar biasa berupa penaklukan wilayah dan musuh, menghasilkan kitab-kitab pengetahuan dalam beragam disiplin ilmu, mewarisi perdagangan dan jalurnya hampir di seluruh pelosok dunia, apa catatan sejarah yang kita akan tinggalkan untuk ditorehkan di buku sejarah? Bila belum ada, sudah semestinya kita mulai memikirkannya di tahun baru nanti. Minimal marilah kita mendedikasikan waktu, tenaga, dan sumber daya kita untuk medan jihad dalam bentuk dakwah yang mengajak sesama pada jalanNya dengan cara yang hikmah. Salah
satu metode dakwah yang bisa dijalankan adalah jihad dalam bidang ekonomi. Harus diakui bangsa yang mayoritas Muslim ini belum menjadi pemain dalam bidang ekonomi. Ia hanya menjadi pasar besar yang menjadi obyek jualan para pemain ekonomi yang mayoritas dikuasai Asing dan ‘Aseng’. Disadari atau tidak, saat ini Muslim hanya pandai sebatas shalat berjamaah. Belum pintar berjamaah dalam muamalah. Boleh jadi ini kelemahan menjadi mayoritas, sehingga merasa tak perlu berjamaah dalam muamalah. Hikmah Tahun Baru yang
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 37
Lembaga zakat bisa ikut berperan serta menciptakan wirausaha baru. Atau minimal mampu berperan mengubah mustahik menjadi muzaki melalui program penyaluran zakat produktif. Sebaiknya ini menjadi agenda utama para pengelola zakat tersebut. mengajarkan kita untuk menjadi pribadi baru dengan semangat baru semestinya menjadi titik tolak kita untuk berjihad juga dalam bidang ekonomi. Bagaimana sesama Muslim membiasakan berjamaah juga dalam bidang muamalah. Bagaimana sesama pengusaha Muslim saling men dukung dan saling berlombalomba menumbuhkan para entrepreneur baru yang punya komitmen terhadap kemajuan agama dan bangsa. Bentuk jihad yang bisa dilakukan, misalnya; para pengusaha muslim yang sudah cukup mapan rajin mendorong business plan competition untuk para mahasiswa. Tujuannya men cari para calon entrepreneur baru. Semakin banyak yang menyelenggarakan kompetisi se macam ini akan semakin mem percepat lahirnya pengusaha baru. Saat ini kecenderungan para mahasiswa menerjuni dunia wirausaha luar biasa besar. Anakanak muda ini sudah tak minder lagi memilih jalan wirausaha. Mereka muda. Mereka punya ide segar. Dan mereka punya semangat yang luar biasa. Yang mereka perlukan adalah sedikit modal, bimbingan dan jaringan. Para pengusaha Muslim yang sudah mapan hendaknya mampu menangkap semangat ini. Mem bantu memfasilitasi mereka menjadi bapak asuh atau menjadi semacam lembaga inkubator bisnis. Melalui inkubator bisnis
inilah ide-ide yang dicetuskan para anak muda melalui ajang kompetisi wirausaha ini bisa direalisasikan menjadi sebuah bisnis baru. Memasukkan materi kewira usahaan ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah Islam maupun pesantren. Saat ini sudah banyak yang me ma sukkan wirausaha dalam ku rikulum pendidikan, namun be lum menjadi perhatian utama. Hendaknya kesadaran pentingnya menjadi pribadi mandiri sebagai wirausaha terus ditumbuhkan di kalangan pelajar dan santri kita. Sehingga mereka terbiasa berpikir bagaimana membuat usaha da ripada mencari pekerjaan selepas mereka lulus sekolah atau lulus dari pesantren. Cara lain bisa melalui mem biasakan membeli barang atau menggunakan jasa dari produsen atau penyedia layanan jasa dalam negeri (baca umat). Ini adalah bagian keberpihakan terhadap tumbuhnya usaha ummat. Sebagai Muslim akan lebih baik apabila mengonsumsi kebutuhan seharihari atau membeli produk-produk yang dihasilkan oleh Muslim yang lain meskipun sedikit lebih mahal. Namun sebagai produsen, pengusaha muslim tetap dituntut untuk menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga bersaing terhadap barang atau layanan yang ada di pasaran. Juga lembaga pengelola Zakat, Infak, Sedekah, semisal BAZNAS
Soetrisno Bachir Ketua Umum Keluarga Besar Persatuan Pelajar Islam Indonesia
atau yang lainnya yang sekarang banyak sekali jumlahnya ini juga ikut berperan serta menciptakan wirausaha baru. Atau minimal mampu berperan mengubah mustahik menjadi muzaki melalui program penyaluran zakat pro duktif. Sebaiknya ini menjadi agenda utama para pengelola zakat tersebut. Harapan yang lain, adalah pemerintah dalam hal ini yang mem buat kebijakan banyakbanyak membuat kebijakan yang berpihak untuk para pengusaha UKM yang baru tumbuh dan mem berikan fasilitas yang mendukung berkembangnya usaha mereka. Semangat mengubah para mustahik menjadi para muzakki, menumbuhkan wirausaha baru ini menjadi tema jihad ekonomi kita bersama di tahun baru ini. Bahwa jihad ekonomi juga tak kalah pentingnya untuk diperjuangkan. Kelak, generasi mendatang akan mencatat bahwa generasi pendahulunya, pernah mencatatkan prestasi dalam bidang jihad ekonomi untuk kemaslahatan umat Islam di Indonesia. Sehingga dengan munculnya banyak pengusaha, insya Allah akan melahirkan juga banyaknya pembayar zakat baru. Amien.
OPINI
38 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua umum BAZNAS
TANYA JAWAB
BERHAKKAH ORANG SAKIT MENERIMA ZAKAT? S
ebuah keluarga hidup dari penghasilan yang cukup, tidak kaya tidak miskin dan tidak fakir. Suatu saat mereka mendapat musibah, yaitu salah seorang anaknya sakit berat. Untuk mengobatinya diperlukan uang banyak, sedangkan mereka tak memilikinya. Apakah ia berhak menerima zakat? Sutan, Aceh
J
Keluarga yang mendapat musibah dan tak memiliki dana untuk pengobatan, ia termasuk kategori mustahik (berhak untuk menerima zakat). Seorang pedagang atau petani kaya raya yang jatuh pailit karena mendapat musibah, juga termasuk kategori mustahik. Mayoritas ulama memasukkan
kelompok orang yang mendapat musibah ini ke dalam mustahik zakat golongan gharimin (orang yang berutang). Lihat buku Fikih Zakat karya Yusuf Qhardhawi, halaman 591. Di dalam kitab Mushannif Ibnu Abi Syaibah (III:27), Imam Mujahid mengatakan bahwa ada tiga kelompok yang masuk kategori orang yang berutang. Pertama, orang yang hartanya terbawa banjir. Kedua, orang yang hartanya musnah terbakar. Ketiga, orang yang mempunyai keluarga, tetapi tak mempunyai harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga ia berutang untuk menanggulanginya. Pendapat mayoritas ulama tersebut didasarkan pada sebuah hadis Imam Ahmad,
Muslim, Nasa’i, dan Abu Daud dari Kabishas bin Muharrik AlHilal (Nailul Authar,IV:168). Sakit adalah sebuah musibah yang hampir terjadi pada setiap orang (QS Al-Baqarah:155). Karenanya, Islam memberi perhatian yang jelas, yaitu memerintah untuk mengobati orang sakit. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. menyatakan,” Setiap penyakit itu ada obatnya, maka berobatlah kamu sekalian (jika sakit) dan jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan.” Bagi orang yang sakit atau keluarganya yang sakit yang tak mampu mengobatinya, maka kaum muslimin wajib membantunya dengan zakat, infak dan sedekah (ZIS).
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 39
ZAKAT DEPOSITO TANYA JAWAB
T
Bila kita mendepositokan sejumlah uang, apakah zakat yang kita keluarkan darinya dihitung dari simpanan pokok atau menunggu setelah satu tahun? Soal teknis pembayaran zakatnya, bagaimanakah yang baik, menunggu setahun atau dikeluarkan setiap bulan? Ani Perum Antapani, Bandung Setiap harta yang telah nisab dan (apalagi) berkembang serta bertambah besar, setelah satu tahun harus dikeluarkan zakatnya. Akan tetapi, harus diingat
J
pula bahwa jumlah harta yang dikeluarkan zakatnya itu setelah dikurangi berbagai kebutuhan pokok. Jika deposito tersebut simpanan pokoknya sejumlah Rp10 juta, kemudian setelah setahun berkembang menjadi, misalnya, Rp11,8 juta, lalu setelah dikurangi biaya kebutuhan pokok, seperti uang kuliah atau kebutuhan lainnya, akhirnya berjumlah Rp9 juta. Maka, zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% x Rp9 juta=Rp225.000,Sebenarnya, perhitungan zakat adalah setahun sekali, setelah dikurangi kebutuhan pokok (keperluan hidup sehari-
hari). Misalnya, seseorang berpenghasilan Rp2 juta per bulan. Setelah dikurangi kebutuhan pokok tersisa Rp1 juta. Maka, zakatnya setahun adalah 2,5% dari Rp12 juta, yaitu Rp300.000,- . Akan tetapi, terkadang untuk memudahkan teknis pembayaran zakat, apalagi penghasilannya bersifat tetap, maka boleh saja dikeluarkan zakatnya setiap bulan, yaitu 2,5% dari Rp1 juta= Rp 25.000 Wallahu a’lam bish-shawab.
40 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
UMAR BIN ABDUL AZIZ
KHALIFAH ADIL DAN SEDERHANA Menjadi seorang pemimpin negara itu berat. Sebab, dia harus mempertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt di akhirat nanti tentang apa-apa yang telah dilakukan untuk rakyatnya.
SIROH
K
arena itu, ketika nama Umar bin Abdul Aziz disebut-sebut menjadi calon khalifah yang baru menggantikan putra pamannya, Sulaiman bin Abdul Malik, yang wafat, dia menolak. “Jangan
sebut-sebut nama saya,” katanya. Tapi, suatu ketika diumum kan di muka umum bahwa atas wa siat khalifah sebelumnya ditetapkan, Umar bin Abdul Aziz adalah kha lifah yang baru
dan hadirin pun menyetujuinya. Maka, ia pun ter kejut, seraya mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, bukan Alhamdulillah seperti umumnya para pejabat di negeri ini.
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 41 Umar terkejut dan sedih dengan penetapan itu karena ia bukanlah tipe orang yang berambisi menjadi pemimpin, apalagi mengejarnya. Baginya, tahta adalah musibah, bukan kenikmatan.Namun, akhirnya, ia tak bisa menolaknya lagi setelah itu.. “Demi Allah, ini betul-betul bukan atas permintaanku, baik secara rahasia maupun terangterangan,” tegas Umar yang lahir pada tahun 61 H di kampung Halawan, Mesir. Setelah dilantik jadi khalifah, dalam pidatonya dia menyatakan, tugas dia bukanlah seorang peng uasa yang mewajibkan, tapi hanya sebagai pelaksana. “Taatlah kalian kepadaku selama aku taat kepada Allah. Jika aku durhaka kepada Allah, maka kalian tidak harus taat kepadaku,” katanya. Maka, ia tidak menyalahkan, seandainya ada orang yang melarikan diri dari pemimpin yang zalim. Ya, selama kepemimpinannya, tidak ada seorang pun rakyatnya yang melarikan diri. Sebab, Umar bin Abdul Aziz adalah seorang pe mimpin yang menyayangi rakyat nya, bukan yang menzalimi rakyat nya. Orang-orang fakir dia santuni. Para bujangan ia nikahkan. Baitul Mal pun dia penuhi sehingga isinya melimpah. Maka, pada masanya, tak ada orang fakir yang mau menerima sedekah. Umar sangat menghormati para tamu (musafir). Untuk itu, ia menyurati gubernurnya di Shugdi (Sulaiman bin Abi as-Sari) agar membangun pondok-pondok untuk menjamu kaum muslimin yang datang. “Jika salah seorang di antara mereka lewat, maka jamulah ia sehari semalam atau lebih. Rawatlah kendaraannya.. Jika dia punya kesulitan, bantulah agar dia keluar dari kesulitannya.
Umar yang wafat pada tahun 101 H bisa berlaku adil, sedehana, dan taat beribadah karena ia merasa selalu diawasi oleh Allah Swt. Karakter ini, diwarisi dari nenek dan kakeknya yang shaleh/ shalehah. Bila tersesat di jalan, bantulah hingga ia bisa kembali ke tempat asalnya,” begitu isi surat Umar bin Abdul Aziz. Perintah ini dilaksanakan oleh gubernurnya. Umar juga sangat meresfon positif pengaduan penduduknya yang merasa terzalimi oleh gubernurya terdahulu, seperti yang dialami negeri Samarkand yang pada masa Gubernur Qutaibah bin Muslim al-Bahili (sebelum Sulaiman bin Abi asSari) dirampas tanpa ada pilihan perang atau membayar jizyah. Menanggapi pengaduan itu, melalui surat, Umar meme rin tahkan gubernurnya untuk menyelesaikan perkara ini dengan terlebih dahulu menunjuk seorang qadhi (hakim). “Jika menurut hakim, kebenaran ada di pihak penggugat, maka perintahkan kepada seluruh pasukan kaum muslimin beserta kaum muslim in meninggalkan kota itu, kem bali ke negeri semula. Lalu, pulihkan situasi kota itu seperti sebelum dimasuki oleh Gubernur Qutaibah,” demikian isi surat itu.. Perkara itu dimenangkan peng gugat. Tapi, ternyata para pembesar Samarkand
tak mau dipisahkan dengan kaum muslimin. “Kalian telah berdampingan dengan kaum muslimin. Bergaullah dengan mereka dan berbahagialah kalian tinggal bersama kaum muslimin,” kata pembesar Samarkand. Dia mengatakan itu karena khalifah yang sekarang, Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah yang adil. Umar bin Abdul Aziz bisa membuat rakyatnya merasakan hidup adil dan sejahtera karena ia tidak mementingkan dirinya sendiri, misalnya, dengan hidup bermewah-mewahan meman fa at kan kedudukannya sebagai khalifah. Setelah jadi khalifah, ia justru lebih sederhana. Dia me ninggalkan semua harta kesenangannya. Sebagai khalifah sebenarnya Umar bin Abdul Aziz berhak mendapatkan kendaraan "dinas" su permewah berupa be berapa ekor kuda tunggangan, lengkap dengan kusirnya. Tapi, ia menolaknya. Ia jual semua kendaraan itu, termasuk semua tenda, permadani dan alas kaki yang biasanya diberikan untuk khalifah yang baru. Lalu, uang hasil penjualannya itu ia serahkan ke Baitul Mal. Menjadi istri khalifah tentu akan bergelimang dengan harta dan perhiasan, seperti emas berlian. Tapi, jadi istri Khalifah Umar bin Abdul Aziz malah harus melepaskan semua perhiasan itu untuk Baitul Mal. Fatimah, istri Umar bin Abdul Aziz, sangat ridha melepas semua itu. “Demi Allah, aku tidak memilih pendamping yang lebih mulia daripadamu, ya Amirul Mukminin. Inilah emas permata dan seluruh perhiasanku,” jawabnya ketika diminta Umar bin Abdul Aziz untuk memilih antara emas berlian atau suaminya.
SIROH
42 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
KITABAH
PANDUAN PENCUCIAN HATI
S
esungguhnya harta itu milik Allah Swt. Tapi, manusia seringkali merasa memiliki penuh harta itu. Buktinya, ketika Allah meminta dia untuk membayar zakat atau sedekah dia enggan mengeluarkannya. Dia takut, gara-gara bersedekah atau berzakat, ia jadi miskin atau fakir. Kalau ada seorang muslim yang berpikiran seperti itu, pintu hatinya jelas-jelas telah dimasuki setan. Bersifat kikir dan takut fakir adalah salah satu pintu setan yang berbahaya. Kenapa? Ya itu tadi. Sifat itu bisa mencegah pembayaran zakat, infak dan sedekah serta mengakibatkan penimbunan kekayaan dan siksa yang pedih. Ini sangat berbahaya. Karena itu, hati harus terus dijaga dari bisikan-bisikan setan. Untuk bisa mengusirnya, seseorang wajib mengenali pintu-pintu setan itu. Nah, berbagai pintu setan yang berbahaya dibahas dalam buku Tazkiyatun Nafs ini. Selain pintu-pintu jalan masuknya setan, di dalam buku ini juga dibahas secara detail tentang penyakit -penyakit hati dan racunnya yang berbahaya, seperti bicara, melihat, bergaul, makan, dan tidur yang semuanya dilakukan secara berlebihan.
Menghadapi penyakit dan racun hati, buku ini juga memberi terapi pengobatannya. Antara lain, dengan istighfar, zikir, dan shalat malam. Terapi ini menjadi gizi baik buat hati. Maka, pembahasan tentang kondisi hati dan terapinya masuk dalam Bab I, yaitu, Gizi Hati. Bab II adalah Tamasya Hati. Lewat bab ini, hati Anda seakan diajak bertamasya ke alam setelah kehidupan ini. Yaitu, untuk mengingat kematian, membayangkan nikmat dan siksa kubur, hari kiamat, surga dan neraka. Dengan uraian yang panjang lebar, buku ini mengajak Anda menelusuri setiap ruang hidup setapak demi setapak sehingga Anda selamat sampai tujuan. Setelah bertamasya, hati juga membutuhkan gerak agar hati selalu bugar. Gerak atau olah raga hati dibahas dalam Bab III, yaitu Olahraga Hati. Melalui bab ini, Anda dipandu untuk melakukan ‘gerakan-gerakan’ yang dapat membugarkan hati, antara lain bertaubat, beramar makruf nahi munkar, dan bertawakal. Dengan demikian, buku ini penting dibaca, terutama bagi yang menginginkan hatinya suci bersih agar bisa menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. SPESIFIKASI BUKU:
Judul
: Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa Dalam Islam) Penulis : Syaikh Ahmad Farid Penerbit : Ummul Qura
Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H 43
44 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
PERGANTIAN WAKTU DAN PERUBAHAN “Semangat Terbarukan”. Begitu slogan sebuah perusahaan milik Negara. Dijelaskan bahwa semangat terbarukan yang dicanangkan tersebut merupakan salah satu bukti komitmen perusahaan tersebut dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
CATATAN
Y
a. Menciptakan alternatif baru, membangun semangat baru, dan berkarya lebih baik lagi merupakan kewajiban bahkan kebutuhan tahunan, bulanan, atau mungkin harian bagi setiap individu dan organisasi agar tidak stagnan atau jumud. Sebuah nasihat yang masyhur mengajarkan kepada kita bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Kita harus punya semangat hijrah atau semangat untuk melakukan perubahan dalam berbagai hal sehingga kondisinya lebih baik, lebih bermanfaat, lebih peduli dari sebelumnya. Perubahan perlu kita lakukan dalam banyak hal, diantarnya adalah dalam cara menyambut atau merayakan tahun baru. Kebiasaan hura-hura, berpesta pora, atau kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat harus kita ganti dengan aktivitas yang bermanfaat, bernilai instrospeksi, dan menumbuhkan motivasimotivasi positif untuk mengisi waktu esok hari, bulan depan, atau tahun depan yang insya Allah masih diberikan oleh-Nya. Banyak kegiatan yang dapat
mendorong perubahan pada diri kita untuk lebih peduli lagi. Salah satunya adalah ketika BAZNAS mendatangi panti wredha di Desember ini. Banyak kisah miris yang didapat dari kunjungan ini. Misalnya, seorang Ibu yang lanjut usia tak berdaya di bawah pohon dalam keadaan kedinginan dengan selimut yang basah. Seseorang menelepon panti wredha nyaris tanpa henti tentang keberadaan Ibu tersebut agar dijemput. Setelah Ibu tersebut dijemput dan berada di panti, sungguh menimbulkan pertanyaan besar ternyata sang penelepon tak pernah bisa dihubungi lagi. Maafkan kami Ibu yang telah menelantarkan engkau. Ampuni kami ya Allah, karena ada perasaan su’uzhon kepada sang penelepon. Sungguh kisah tersebut harusnya dapat mendorong untuk lebih peduli, mulai hari ini dan di masa yang akan datang. Menyambut tahun baru juga bisa dengan muhasabah dengan semangat hijrah. Artinya, kita menyesal atas perbuatan dosa dan maksiat di masa lalu, tidak mengulangi, dan mengisi harihari selanjutnya dengan kebaikan. Keshalehan pribadi yang selama
Teten Kustiawan Direktur Pelaksana BAZNAS
ini sudah ada ditransformasikan ke dalam keshalehan sosial sehingga terwujud keluarga dan masyarakat yang baik. Inilah dua sisi yang harus terus kita bangun dalam setiap pergantian waktu, keshalehan pribadi dan keshalehan social. Khusus dalam berzakat, dengan semangat hijrah kita dapat melakukan perubahan dari kebiasaan berzakat yang kurang memberi dampak perubahan. Kebiasaan berzakat langsung ke mustahik perlu kita ubah dengan berzakat melalui amil zakat, sehingga zakat kita bukan hanya sah secara syariah, namun akan lebih dapat memberdayakan para mustahik. Akhirnya zakat dapat terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sungguh sangat banyak dan luas tempat kita melakukan perubahan dalam nilai hijrah. Sebagaimana diajarkan para ulama, bahwa hijrah buat kita saat ini bukan berarti perpindahan dari satu tempat. Namun hijrah harus kita maknai perubahan dari kondisi tidak atau kurang baik kepada kondisi yang lebih baik; dari tidak atau kurang bermanfaat kepada yang lebih bermanfaat; dari tidak atau kurang peduli kepada lebih peduli; dan dari senang menjadi “super man” kepada menjadi “super team”. Wallahu’alam.
46 Edisi November-Desember 2013 M Safar 1434 H
BRI Syariah rekening zakat
701311637555 rekening infaq
701311631477 BCA Syariah
hotline
(021) 3904555
banyak cara agar berkah harta anda BSM rekening zakat
tunaikan zakat anda lewat berbagai chanel BAZNAS
rekening zakat
0011555510 rekening infaq
00777711
Bank Mandiri rekening zakat
070-00-0185555-5 rekening infaq
070-00-0187777-3
009 005 5555 rekening infaq
009 007 7777
BNI Syariah Prima rekening zakat
009 555 5554 rekening infaq
009 577 7779 layanan jemput zakat
08787 7373 555
@baznasindonesia badanamilzakat www.baznas.or.id