Boks 3
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia Salah satu program kerja Bank Indonesia Palembang dalam tahun 2007 adalah melakukan penelitian bertema transmisi kebijakan moneter di Sumatera Selatan. Sesuai dengan temanya, judul penelitian tersebut “Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon suku bunga dan kredit perbankan di Sumatera Selatan terhadap kebijakan moneter. Analisis respon suku bunga dan kredit tersebut membedah seberapa cepat dan seberapa besar respon, serta bagaimana respon tersebut pada bank-bank berkarateristik tertentu (menurut asset dan likuiditas). Salah satu variabel yang digunakan untuk mengukur transmisi respon kebijakan moneter ke suku bunga perbankan adalah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 1 bulan yang dianggap sebagai suku bunga kebijakan. Penelitian tersebut melakukan estimasi dan pengujian dengan menggunakan dua model sebagai berikut:
(i) Untuk menjawab pertanyaan pertama, yaitu “Apakah suku bunga bank sentral diikuti oleh suku bunga pasar? Apakah karakteristik bank mempengaruhi kecepatan respon bank?” digunakan model sebagai berikut:
rt = α 0 + α 1i _ upt − j + α 2 i _ downt − j + ε t ….
(persamaan 1)
dimana : • rt adalah suku bunga perbankan (deposito, kredit konsumsi, dan kredit investasi). • it adalah suku bunga SBI 1 bulan yang dianggap sebagai suku bunga kebijakan. • i_up dan i_down masing-masing adalah suku bunga SBI pada saat tren naik dan turun • Persamaan di atas di-run untuk masing-masing kategori bank.
(ii) Untuk menjawab pertanyaan kedua, ”Apakah kredit yang disalurkan perbankan dipengaruhi oleh PDBRB riil, inflasi daerah, dan suku bunga kebijakan? Apakah karakteristik bank juga mempengaruhi dalam penyaluran kredit?” digunakan model sebagai berikut:
Lt = β 0 + β1Yt + β 2 p t + β 3 i t + µ t ….
(persamaan 2)
dimana : • Lt adalah nominal kredit • Yt adalah nilai tambah riil (PDRB, konsumsi, investasi) • pt adalah IHK • it adalah suku bunga SBI 1 bulan • i adalah suku bunga SBI 1 bulan (dianggap sebagai suku bunga kebijakan) Kedua persamaan di atas di-run untuk masing-masing kategori bank dan menggunakan teknis analisis panel data ekonometrik serta menggunakan metode fixed effect. Periode penelitian mencakup dari April 2000 sampai dengan Desember 2006. Teknis analisis panel Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2007
Boks 3
data mengharuskan series data yang utuh selama periode penelitian, sehingga bank yang datanya tidak lengkap, bank yang dilikuidasi, atau baru berdiri, tidak dimasukkan dalam penelitian dimaksud. Di Sumatera Selatan terdapat 10 bank yang memenuhi kriteria dimaksud. Dari 10 bank umum dikelompokkan berdasarkan besarnya asset dan tingkat likuiditas, masing-masing dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu besar, sedang, dan kecil. Berdasarkan asset, bank dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Asset besar, yaitu bank-bank yang memiliki asset di atas Rp2,5 triliun. 2. Asset sedang, yaitu bank-bank yang memiliki asset di atas Rp500 miliar sd. Rp2,5 triliun. 3. Asset kecil, yaitu bank-bank yang memiliki asset di bawah Rp2,5 miliar. Sementara, berdasarkan likuiditas, bank dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Likuiditas besar, yaitu bank-bank yang memiliki likuiditas di atas Rp70 miliar 2. Likuiditas sedang, yaitu bank-bank yang memiliki likuiditas di atas Rp6 miliar sd. 70 miliar 3. Likuiditas kecil, yaitu bank-bank yang memiliki likuiditas di bawah Rp6 miliar Pembagian kelompok di atas berdasarkan adhoc sesuai dengan nilai kuantitas asset dan likuiditas bank di sumatera Selatan per Desember 2006. Hasil-hasil Empiris: (1) Pengaruh SBI terhadap Suku Bunga Deposito Berdasarkan hasil estimasi pengaruh perubahan SBI terhadap suku bunga deposito, diketahui bahwa pergerakan suku bunga deposito pada umumnya cukup responsif (dengan lag 3 bulan) dan gerakannya relatif simetris pada saat suku bunga SBI naik maupun turun (koefisien sbi_up 0.7300 dan koefisien sbi_down 0.7427). Bank berasset besar dan sedang lebih responsif terhadap pergerakan suku bunga SBI. Sementara itu, respon bank berlikuiditas kecil lebih besar daripada respon bank berasset besar dan sedang. Kesimetrisan respon diukur dari kesamaan masing-masing koefisien sbi_up dan sbi_down. Tabel 1 Pengaruh Kenaikan dan Penurunan SBI terhadap suku bunga deposito Semua Variabel
Koefisien
Prob.
sbi_up(-3)
0.7300
0.0000
sbi_down(-3)
0.7427
0.0000
Asset Besar Variabel
Koefisien
Asset Sedang Prob.
Variabel
Koefisien
Asset Kecil Prob.
Variabel
Koefisien
Prob.
sbi_up(-3)
0.7706
0.0000
sbi_up(-3)
0.7563
0.0000
sbi_up(-3)
0.5870
0.0000
sbi_down(-3)
0.7927
0.0000
sbi_down(-3)
0.7968
0.0000
sbi_down(-3)
0.6955
0.0000
Likuiditas Besar
Likuiditas Sedang
Likuiditas Kecil
Variabel
Koefisien
Prob.
Variabel
Koefisien
Prob.
Variabel
Koefisien
Prob.
sbi_up(-3)
0.7174
0.0000
sbi_up(-3)
0.7106
0.0000
sbi_up(-3)
0.7661
0.0000
sbi_down(-3)
0.7711
0.0000
sbi_down(-3)
0.6970
0.0000
sbi_down(-3)
0.7507
0.0000
Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2007
Boks 3
(2) Pengaruh SBI terhadap Suku Bunga Kredit Modal Kerja Berbeda dengan respon suku bunga deposito, respon suku bunga kredit modal kerja lebih kaku daripada respon suku bunga deposito. Pada umumnya, terjadi asimetri gerakan respon suku bunga kredit modal kerja pada saat suku bunga SBI naik maupun turun (sbi_up 0.4791 dan sbi_down 0.5004). Respon pada saat suku bunga SBI turun lebih besar pada saat suku bunga SBI naik. Respon suku bunga modal kerja bank berasset besar dan sedang terhadap suku bunga SBI lebih kaku dibandingkan dengan bank berasset kecil. Sementara itu, berdasarkan kelompok likuiditas menunjukkan hasil yang beragam dari sisi besar maupun kesimetrisan respon. Bank yang berlikuiditas besar relatif lebih simetris responnya terhadap pergerakan suku bunga SBI, namun magnitude responnya lebih rendah daripada kelompok bank yang lain. Lihat tabel 2. Tabel 2. Pengaruh Kenaikan dan Penurunan SBI terhadap Suku Bunga Modal Kerja Semua Variabel
Koefisien
Prob.
sbi_up(-3)
0.4791
0.0000
sbi_down(-3)
0.5004
0.0000
Asset Besar Variabel
Koefisien
Asset Sedang Prob.
Variabel
Koefisien
Asset Kecil Prob.
Variabel
Koefisien
Prob.
sbi_up(-3)
0.4054
0.0000
sbi_up(-3)
0.3749
0.0000
sbi_up(-3)
0.6125
0.0000
sbi_down(-3)
0.3921
0.0000
sbi_down(-3)
0.3885
0.0000
sbi_down(-3)
0.6655
0.0000
Likuiditas Besar
Likuiditas Sedang
Variabel
Koefisien
Prob.
Variabel
sbi_up(-3)
0.3625
0.0000
sbi_up(-3)
sbi_down(-3)
0.3534
0.0000
sbi_down(-3)
Koefisien
Likuiditas Kecil Prob.
Variabel
Koefisien
Prob.
0.4852
0.0000
sbi_up(-3)
0.6285
0.0000
0.5164
0.0000
sbi_down(-3)
0.6804
0.0000
(3) Pengaruh SBI terhadap Suku Bunga Kredit Konsumsi Secara umum respon suku bunga kredit konsumsi lebih rendah dan asimetris dibandingkan respon suku bunga kredit modal kerja. Respon pada saat suku bunga SBI turun lebih besar pada saat suku bunga SBI naik. Bank yang berasset kecil lebih besar responnya daripada bank berasset besar dan sedang. Jika berdasarkan kelompok likuiditas, bank berlikuiditas sedang lebih besar responnya daripada kelompok bank lain. Ketidaksimetrisan respon suku bunga kredit konsumsi terkait erat dengan sifat kredit konsumsi yang biasanya berjangka waktu pendek dengan tingkat suku bunga relatif tetap. Bentuk kredit konsumsi biasanya berupa kredit pembelian kendaraan bermotor, kartu kredit, dan kredit multiguna/kredit tanpa agunan. Lihat tabel 3.
Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2007
Boks 3
Tabel 3. Pengaruh Kenaikan dan Penurunan SBI terhadap Suku Bunga Kredit Konsumsi Semua Variabel sbi_up(-3)
Koefisien 0.2581
Prob. 0.0200
sbi_down(-3)
0.3425
0.0193
Asset Besar Variabel
Koefisien
sbi_up(-3) sbi_down(-3)
Asset Sedang Prob.
0.1197
Variabel 0.0000 sbi_up(-3)
0.1669
0.0000 sbi_down(-3)
Likuiditas Besar Variabel
Koefisien
Asset Kecil
Koefisien 0.1220
Prob. 0.0007
Variabel sbi_up(-3)
Koefisien 0.4756
Prob. 0.0000
0.2725
0.0000
sbi_down(-3)
0.5280
0.0000
Likuiditas Sedang Prob.
sbi_up(-3)
0.1073
0.0035
Variabel sbi_up(-3)
sbi_down(-3)
0.2422
0.0000
sbi_down(-3)
Likuiditas Kecil
Koefisien
Prob.
Koefisien
Prob.
0.0000
Variabel sbi_up(-3)
0.4253 0.4959
0.4050
0.0000
0.0000
sbi_down(-3)
0.4537
0.0000
(4) Pengaruh SBI terhadap Suku Bunga Kredit Investasi Tidak berbeda dengan kredit modal kerja dan kredit konsumsi, respon suku bunga kredit konsumsi terhadap pergerakan suku bunga SBI tidak simetris (koefisien sbi_up 0.2614 dan koefisien sbi_down 0.3076). Respon pada saat suku bunga SBI turun lebih besar pada saat suku bunga SBI naik. Bank berasset besar responnya lebih rendah dan paling tidak semetris dibanding bank berasset sedang dan kecil. Untuk kelompok likuiditas, bank berlikuiditas sedang (koefisien sbi_up 0.2890 dan sbi_down 0.3855) responnya cukup besar namun tidak simetris. Sementara jika dibandingkan bank berlikuiditas sedang, bank berlikuiditas besar dan kecil responnya lebih simetris. Tabel 4. Pengaruh Kenaikan dan Penurunan SBI terhadap Suku Bunga Kredit Investasi Semua Variabel
Koefisien 0.2614
0.0000
sbi_down(-3)
0.3076
0.0000
Asset Besar Variabel
Prob.
sbi_up(-3)
Koefisien
Asset Sedang Prob.
Variabel
Koefisien
Asset Kecil Prob.
Variabel
Koefisien
Prob.
sbi_up(-3)
0.1665
0.0000
sbi_up(-3)
0.3387
0.0007
sbi_up(-3)
0.2746
0.0000
sbi_down(-3)
0.2716
0.0000
sbi_down(-3)
0.3428
0.0000
sbi_down(-3)
0.3081
0.0000
Likuiditas Besar
Likuiditas Sedang
Variabel
Koefisien
Prob.
Variabel
sbi_up(-3)
0.2761
0.4586
sbi_up(-3)
sbi_down(-3)
0.2962
0.0000
sbi_down(-3)
Koefisien 0.2890 0.3855
Likuiditas Kecil Prob.
Variabel
Koefisien
Prob.
0.0000
sbi_up(-3)
0.2143
0.0000
0.0000
sbi_down(-3)
0.2448
0.0000
Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2007
Boks 3
(5) Pengaruh suku bunga SBI, PDRB Sumatera Selatan, dan IHK Palembang, terhadap kredit perbankan (berdasarkan karateristik bank) Tabel 5 merupakan hasil estimasi dengan menggunakan persamaan 2, dimana untuk mengetahui pengaruh SBI, PDRB Sumatera Selatan, dan IHK Palembang terhadap kredit perbankan. Secara umum, ketiga variabel tersebut secara signifikan dan positip mempengaruhi kredit perbankan dengan time lag yang bervariasi. Dari estimasi dengan menggunakan persamaan 2 untuk semua bank, diketahui bahwa pengaruh PDRB dengan lag 3 bulan paling besar (koefisien 4.4958) kemudian diikuti oleh SBI dengan lag 3 bulan (koefisien -0.2432) dan kemudian inflasi Palembang dengan lag 1 bulan (koefisien 0.0110). Dari tabel 5 pula diketahui bahwa bank beraset besar lebih lambat responnya terhadap suku bunga SBI (lag 4 bulan) dibandingkan dengan bank beraset sedang (lag 3 bulan), sedangkan respon bank beraset kecil paling lambat (8 bulan). Bank beraset besar paling cepat responnya terhadap PDRB. Besar dan cepatnya respon bank beraset besar terhadap PDRB (koefisien 2.6267) disebabkan besarnya kemampuan bank-bank dimaksud dalam memahami potensi daerah dengan ditunjang dengan jaringan kantor yang memadai. Sementara itu, respon bank beraset sedang terhadap PDRB selama 3 bulan, sedangkan bank beraset kecil selama 9 bulan atau 3 triwulan. Respon terhadap inflasi pun beragam di antara kelompok bank. Secara umum respon bank beraset kecil lebih lambat. Tabel 5 Berdasarkan Aset Variabel SBI lag 3 bulan
Umum -0.2432 (8.3452)
Aset Besar
Aset Sedang -0.3436 (6.9629)
-0.2718 (6.2633)
SBI lag 4 bulan
-0.1515 (2.8964)
SBI lag 8 bulan 2.6267 (1.6897)
PDRB lag 1 bulan
3.6849 (2.0213)
PDRB lag 2 bulan PDRB lag 3 bulan
4.4958 (4.1237) 3.6360 (2.1017)
PDRB lag 9 bulan Inflasi lag 1 bulan Inflasi lag 2 bulan
Aset Kecil
0.0110 (2.4837)
0.01798 (2.3937) 0.0121 (1.8522)
Inflasi lag 7 bulan Angka di dalam tanda kurung adalah angka t-hitung
1.8745 (2.4933)
Hasil estimasi berdasarkan kelompok likuiditas menunjukkan bahwa bank berlikuiditas besar (koefisien -0.1549) dan sedang (koefisien -0.1545) mempunyai kecepatan respon yang sama terhadap SBI dengan magnitude koefisien yang relatif sama, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2007
Boks 3
sedangkan bank likuiditas kecil cenderung lambat atau membutuhkan waktu tiga triwulan. Pengaruh PDRB pada bank berlikuiditas besar dan sedang masing-masing 3 bulan, sedangkan koefisien bank berskala sedang lebih besar (koefisien 5.1977). Besarnya likuiditas memungkinkan bank mempunyai ruang lebih luas untuk menentukan penempatannya likuiditasnya yang menguntungkan, antara lain, berupa penyaluran kredit. Selanjutnya pengaruh PDRB pada bank berlikuiditas kecil lambat dan memakan waktu 9 bulan. Secara umum, berdasarkan kelompok likuiditas, pengaruh inflasi rata-rata di atas 6 bulan. Tabel 6 Berdasarkan Likuiditas Variabel SBI lag 3 bulan
Umum -0.2432 (8.3452)
Likuiditas Besar -0.1549 (4.2214)
Likuiditas Sedang -0.1545 (2.6542)
-0.1573 (3.4094)
SBI lag 9 bulan PDRB lag 3 bulan
4.4958 (4.1237)
2.6016 (2.1179)
5.1977 (2.8807) 3.0943 (1.8257)
PDRB lag 9 bulan Inflasi lag 1 bulan
0.0110 (2.4837) 0.0115 (1.6703)
Inflasi lag 7 bulan Inflasi lag 10 bulan
Likuiditas Kecil
0.0093 (1.6796)
Inflasi lag 11 bulan
0.0234 (2.8292)
Angka di dalam tanda kurung adalah angka t-hitung
Kesimpulan 1.
2.
3.
Secara umum, perubahan atau pergerakan suku bunga SBI direspon cukup simetris oleh pergerakan suku bunga deposito. Pada umumnya besarnya respon bank pada saat SBI turun lebih besar daripada ketika SBI naik. Secara umum, respon kredit terhadap pergerakan suku bunga SBI lebih kaku dan asimetris daripada respon suku bunga deposito. Di antara suku bunga kredit, suku bunga kredit modal kerja paling responsif dan simetris dibandingkan dengan suku bunga kredit konsumsi dan modal investasi. Respon kredit konsumsi paling tidak simetris dibandingkan suku bunga kredit lainnya. Pada umumnya besarnya respon bank pada saat SBI turun lebih besar daripada ketika SBI naik. Karateristik bank menentukan beberapa hal sebagai berikut: a. Dalam hal kredit modal kerja, bank berasset besar dan kecil lebih responsif dibandingkan bank berasset sedang. Namun pada kredit konsumsi, bank berasset besar kurang responsif dibandingkan dengan bank berasset sedang dan kecil. Sama seperti suku bunga kredit konsumsi, respon kredit investasi cenderung asimetris. b. Besarnya kredit nominal yang disalurkan oleh perbankan di Sumsel secara signifikan dipengaruhi oleh PDRB riil, inflasi, dan suku bunga SBI. Secara umum pengaruh PDRB lebih kuat dibandingkan pengaruh SBI dan inflasi. Karateristik
Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2007
Boks 3
bank yakni asset dan likuiditas menentukan besar dan cepatnya respon terhadap tiga variabel independen dimaksud. Secara umum bank berasset besar dan sedang responnya lebih cepat dan daripada bank berasset dan berlikuiditas kecil. Rekomendasi tindak lanjut kebijakan Berdasarkan temuan-temuan dari penelitian terdapat beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diimplementasikan baik dalam skala nasional maupun regional: 1. Berdasarkan hasil temuan penelitian kecepatan respon suku bunga perbankan dalam mentransmisikan kebijakan moneter ke daerah-daerah sangat diperlukan agar tercapainya efektivitas kebijakan moneter dalam menggerakkan sektor riil. Percepatan transmisi kebijakan moneter dapat ditempuh melalui upaya-upaya untuk menghilangkan asimetris informasi di kalangan perbankan mengenai prospek ekonomi secara nasional maupun regional, prospek sektor-sektor ekonomi, profil debitur, mitigasi risiko kredit melalui penjaminan kredit. Hal-hal tersebut membutuhkan koordinasi yang solid dan intensif antara Bank Indonesia, kalangan perbankan, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya, agar jenis usaha-usaha unggulan daerah menjadi lebih prospektif. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh kalangan perbankan dan pemerintah daerah khususnya untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hendaknya dapat disinergikan agar target keberhasilan masingmasing program dapat tercapai. 2. Terkait dengan poin pertama, upaya-upaya untuk mempersempit asimetris respon terhadap kebijakan moneter, kontribusi bank-bank beraset dan berlikuiditas besar serta sebagai economic agents sangat diperlukan dikarenakan bank-bank tersebut biasanya sebagai market leader dan mempunyai jaringan kantor yang luas, sehingga dampak ekonominya cukup dapat dipertimbangkan.
Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2007