STUDI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT KERIPIK TALAS BENENG Sri Mulyati1, Nuraeni2 1
Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2 Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen untuk atribut keripik talas beneng. Atribut yang digunakan adalah warna, rasa, kerenyahan dari jenis keempat keripik talas beneng yaitu original, barbeque, jagung bakar dan balado. Metode yang digunakan adalah survey dengan organoleptik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah Multidemensional Scalling (MDS). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Multidimensional Scalling menunjukkan bahwa keripik talas beneng dalam jenis asli dan jagung bakar memiliki preferensi yang tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya. Keripik dari talas beneng tipe asli memiliki preferensi tinggi untuk rasa dan warna atribut, sedangkan keripik talas beneng taro jenis jagung bakar memiliki preferensi tinggi untuk atribut warna. Kata kunci: preferensi konsumen, atribut, beneng talas. ABSTRACT The aim of this research is analyze the consumer preference to chips of beneng taro attribute. The attribute used are color, taste, flavor and crispness from the fourth kind of chips beneng taro namely original, barbeque, grilled corn and balado. The method used is survey with organoleptic. Data used in this research are primary data and secondary data. The analysis used is Multidemensional Scalling (MDS). Based on the result by using Multidimensional Scalling analysis showed that the chips of beneng taro in original type and grilled corn has high preference than the other type. The chips of beneng taro in original type has high preference for taste and color attribute, while the chips of beneng taro in grilled corn type has high preference for color attribute. Key words : consumer preference, atribut, beneng taro.
jenis lain. Walaupun kadar oksalatnya
1. PENDAHULUAN Ketahanan pangan merupakan hal
tinggi,
dengan
perlakuan
perendaman
yang sangat strategis dan penting karena
dalam garam dapat menurunkan kadar
pangan
oksalat.
merupakan
kebutuhan
pokok
manusia. Berbagai program pemerintah
Produk olahan dari talas beneng dapat
dalam rangka meningkatkan ketahanan
menjadi salah satu alternatif industri rumah
pangan nasional salah satunya adalah
tangga. Salah satu produk yang akan
diversifikasi pangan yang dimulai sejak
dikembangkan sebagai industri rumah
tahun
tangga adalah keripik talas beneng. Produk
50-an.
Tujuannya
untuk
meningkatkan ketahanan pangan Nasional
keripik
sehingga tidak tergantung lagi pada impor
altenatif
khususnya bahan makanan pokok seperti
makanan
beras dan gandum. Menindaklanjuti hal
masyarakat telah membuat keripik talas
tersebut
Peraturan
beneng, perbaikan mutu diutamakan untuk
Presiden nomor 22 tahun 2009 tentang
mengurangi rasa gatal pada talas atau
kebijakan percepatan penganekaragaman
oksalat
konsumsi pangan berbasis sumber daya
pengemasan produk (Balai Pengkajian
lokal.
Teknologi Pertanian Banten, 2011).
maka
dikeluarkan
Di wilayah Propinsi Banten yaitu di
talas
beneng
makanan khas
dalam
Pengolahan
dapat
selingan
Banten.
produk
talas
menjadi sekaligus
Selama
keripik
menjadi
ini
dan
produk
Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang,
gorengan dapat disebut keripik. Keripik
ditemukan tanaman Talas Beneng, Talas
merupakan makanan ringan yang tergolong
tersebut berukuran besar dan berwarna
jenis makanan crackers, yaitu makanan
kuning. Talas beneng ini merupakan
yang bersifat kering dan renyah. Keripik
tanaman lokal yang dapat dijadikan salah
dapat dijadikan sebagai salah satu cara
satu komoditi bahan pangan pokok di
untuk
Provinsi Banten selain komoditi beras dan
memberikan nilai tambah dari talas. Talas
umbi-umbian yang lain.
yang telah diolah menjadi keripik dapat
mengawetkan
serta
dapat
Talas beneng memiliki potensi yang
memiliki kelebihan, diantaranya adalah
besar untuk dikembangkan sebagai sumber
waktu simpan produk menjadi lebih lama
pangan lokal. Ukurannya yang besar
karena kadar airnya berkurang, berat
dengan kadar protein yang tinggi serta
kering
warna
sehingga
kuning
yang
menarik
adalah
produk
menjadi
lebih
lebih
mudah
ringan dalam
kelebihan yang dimiliki talas beneng yang
pendistribusian, lebih praktis dikonsumsi
menjadi ciri khas dan tidak dimiliki talas
secara
langsung
dan
memiliki
nilai
ekonomi
yang
tinggi.
Namun
ada
dimakan.
Studi
tentang
preferensi
kekurangan yang dimiliki talas beneng
konsumen terhadap keripik talas beneng
yaitu adanya rasa gatal yang sangat
perlu dilakukan untuk memperkenalkan
mengganggu pada tenggorokan akibat
dan mengembangkan produk ini kepada
kandungan zat tertentu pada talas. Zat
masyarakat umum. Preferensi konsumen
tersebut adalah oksalat yang berbentuk
mengukur tingkat kesukaan konsumen
jarum (Kurdi, 2002).
terhadap
Untuk mengurangi rasa gatal pada produk keripik, petani dikenalkan dengan proses pencucian
yang lama dengan
perendaman dalam larutan garam.
suatu
produk
dibandingkan
dengan produk lain. Hasil penelitian terdahulu dengan uji organoleptik, menunjukkan talas beneng yang telah direndam dalam asam sitrat
Perbaikan pengemasan produk dapat
dengan konsentrasi 0,15% dengan lama
meningkatkan citra dan harga jual produk.
perendaman 40 menit memiliki kadar
Pengemasan
lagi
oksalat yang rendah yaitu sebesar 0,43%.
menggunakan plastik biasa yang tipis,
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa
tetapi menggunakan kemasan plastik PP
asam sitrat dapat mereduksi oksalat pada
0.8 dengan menggunakan label. Keripik
talas beneng. Dan tingkat kesukaan talas
talas beneng juga dapat dikemas dalam
beneng berdasarkan warna memiliki nilai
plastik alumunium foil yang berkesan lebih
3,43, aroma memilliki nilai 3,1, rasa
eksklusif. Untuk keperluan menengah ke
memiliki nilai 3,24, kerenyahan memiliki
atas, keripik talas beneng dikemas dalam
nilai 3,53, dan penerimaan keseluruhan
kaleng
memiliki nilai 3,53, dimana hasil tersebut
produk
komposit
tidak
(Balai
Pengkajian
Teknologi Pertanian Banten, 2011). Saat
ini,
produksinya
keripik belum
talas
menunjukkan beneng
kontinyu
masih
tingkat
kesukaan
yang
berada pada range agak suka (Anggraini, 2010).
tergantung pesanan. Keripik talas beneng
Berdasarkan uraian diatas, penulis
belum terlihat dijual di pasaran sehingga
tertarik untuk meneliti tentang Studi
belum memasyarakat. Hal ini diduga
Preferensi Konsumen Terhadap Keripik
karena belum adanya pengetahuan yang
Talas Beneng. Penelitian ini dilakukan
memadai
untuk
tentang
tingkat
kesukaan
konsumen terhadap keripik talas beneng atau
memang
masyarakat
mengetahui
tingkat
kesukaan
konsumen terhadap keripik talas beneng.
tidak
menyukainya karena image talas beneng yang terasa gatal ditenggorokan saat
2. METODOLOGI PENELITIAN Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode survey.
memberikan peluang atau kesempatan
Pengertian survey dibatasi pada penelitian
yang sama bagi setiap anggota populasi
yang datanya dikumpulkan dari sampel
untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan
atas populasi untuk mewakili seluruh
convenience
populasi. Dengan demikian, penelitian
penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
survey adalah penelitian yang mengambil
yaitu sampel yang dipilih oleh peneliti
sampel
dan
adalah siapa saja yang kebetulan bertemu
alat
dengan peneliti dan sesuai dengan kriteria
pokok
penelitian. Konsumen yang digunakan
(Singarimbun dan Effendi, 1995). Metode
sebagai panelis (responden yang mencicipi
survey yang digunakan dalam penelitian
keripik talas beneng) dalam penelitian ini
ini memiliki beberapa kelebihan, antara
adalah
lain mudah dikelola dan data
Penentuan
dari
menggunakan
satu kuesioner
pengumpulan
diperoleh
data
dapat
populasi sebagai yang
dipercaya
yang
(Maholtra,
2005).
sampling
anak-anak jumlah
adalah
sampai panelis
teknik
dewasa. dilakukan
dengan menggunakan teori dari Roscoe (1975)
dalam
Rahayu
(2005),
yang
Lokasi penelitian ditetapkan secara
memberikan panduan untuk menetukan
sengaja (purposive) yaitu Alun-alun Kota
ukuran sampel minimal 10 kali atau lebih
Serang,
bahwa
dari jumlah faktor yang digunakan dalam
lokasi tersebut dapat mewakili kelompok
penelitian. Faktor yang dimaksud dalam
masyarakat yang sesuai dengan kriteria
penelitian ini adalah atribut. Roscue juga
penelitian yaitu anak-anak, remaja, dan
berpendapat bahwa pada setiap penelitian,
dewasa. Selain itu Alun-alun Kota Serang
ukuran sampel harus berkisar antara 30
merupakan pusat kota sehingga keripik
sampai 500. Populasi dalam penelitian ini
talas beneng akan lebih mudah untuk
adalah orang-orang yang berkunjung ke
memiliki pangsa pasar yang lebih luas
Alun-Alun Kota Serang pada hari Sabtu
nantinya. Objek dalam penelitian ini
dan Minggu. Penentuan jumlah sampel
adalah
didapat dari jumlah atribut dikali 10 yaitu
dengan
pertimbangan
preferensi
konsumen
terhadap
keripik talas beneng. Metode penentuan panelis (responden
4 X 10 = 40 orang panelis, namun panelis yang
diambil
sebagai
sampel
dalam
yang mencicipi keripik talas beneng) yang
penelitian ini adalah sebanyak 50 orang
digunakan dalam penelitian ini adalah non
panelis.
probability sampling berupa convenience
Metode pengumpulan data dilakukan
sampling. Non probability sampling adalah
dengan cara pemberian kuesioner (angket)
teknik pengambilan sampel yang tidak
langsung kepada panelis. Kuisoner terdiri
dari lembaran berisi identitas panelis,
tertentu
pertanyaan-pertanyaan tentang preferensi
penelitian ini objeknya adalah atribut dari
konsumen terhadap keripik talas beneng
keripik talas beneng. Pengujian dilakukan
dan
dengan memberikan penilaian pada lima
lembar
pengujian
deskripsi
dan
hedonik (kesukaan). Dalam kuesioner,
yang
akan
diukur.
Dalam
tingkat skala hedonik, dimulai dari 1=
lembar
pertanyaan
pertanyaan
yang
pada
diajukan
sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak suka, 4= suka, 5= sangat suka.
adalah jenis pertanyaan tertutup, dimana
Data yang telah diperoleh kemudian
panelis diberikan alternatif jawaban yang
dianalisis dengan menggunakan program
tersedia dan hanya diperbolehkan memilih
Microsoft Excel dan SPSS 15.0. Data
satu jawaban dari beberapa jawaban yang
tentang
tersedia. Dalam lembar pengujian hedonik,
ditampilkan
panelis diminta untuk melakukan uji
deskriptif dengan menggunakan Microsoft
organoleptik dengan cara mencicipi keripik
Excel,
talas
preferensi
beneng
penilaiannya keripik
kemudian terhadap
talas
beneng
memberikan
keempat yaitu
penelitian
yang ini
uji
terhadap
untuk
konsumen
tabulasi
mengetahui
digunakan
peta
original,
dengan metode multidimensional scalling (MDS) melalui program SPSS 15.0.
dalam hedonik
(kesukaan) untuk mengetahui kesukaan konsumen
sedangkan
bentuk
geometri (spasial map) yang diperoleh
dilakukan
adalah
dalam
responden
jenis
barbeque, jagung bakar, dan balado. Analisis
karakteristik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
karakteristik
Responden
yang
terlibat
dalam
organoleptiknya yaitu warna, rasa, aroma,
penelitian adalah sebanyak 50 orang,
dan
yang
sebagian besar responden berjenis kelamin
terhadap
laki-laki yaitu sebanyak 28 orang (56%)
keempat jenis keripik talas beneng yaitu
dan sisanya sebanyak 22 orang (44%)
original, barbeque, jagung bakar, dan
berjenis kelamin perempuan.
kerenyahan.
dilakukan
adalah
Uji
hedonik
penilaian
balado berdasarkan warna, rasa, aroma, dan kerenyahan. Uji hedonik ini di ukur dengan
Karakteristik responden berdasarkan usia
menunjukkan
didominasi
oleh
bahwa usia
responden
remaja
yaitu
menggunakan Skala Likert. Skala ini
kelompok usia 15 – 19 tahun sebanyak 13
terdiri atas sejumlah pertanyaan yang
orang
semuanya menunjukkan sikap terhadap
kelompok usia 5 – 9 tahun sebanyak 7
objek tertentu atau menunjukkan ciri
orang (14%), kelompok usia 10 – 14
(26%),
kemudian
diikuti
oleh
sebanyak 7 orang (14%), kelompok usia 20
konsumen dalam memilih suatu produk
-24 sebanyak 6 orang (12%), kelompok
yang lebih disukainya.
usia 30 -34 sebanyak 6 orang (12%),
Dalam
penelitian
ini
digunakan
kelompok usia 35 – 39 sebanyak 3 orang
perceptual map atau spasial map (peta
(6%), kelompok usia 40 – 44 sebanyak 3
geometri) untuk memperoleh gambaran
orang (6%), kelompok usia 25 -29
preferensi konsumen (panelis) terhadap
sebanyak 2 orang (4%), kelompok usia 45
berbagai jenis keripik talas beneng yang
– 49 sebanyak 2 orang (4%), dan
dilihat berdasarkan atribut dari masing-
kelompok usia > 54 sebanyak 1 orang
masing
(2%).
digunakan dalam penelitian ini adalah
Karakteristik responden berdasarkan
oleh
responden
produk.
Atribut
yang
warna, rasa, aroma, dan kerenyahan.
pendidikan menunjukkan bahwa responden didominasi
jenis
Jenis produk yang digunakan dalam
tingkat
penelitian ini adalah keripik talas beneng
pendidikan SLTA sebanyak 18 orang
dengan berbagai jenis yaitu original,
(36%), SD sebanyak 13 orang (26%),
barbeque, jagung bakar, dan balado.
Perguruan Tinggi sebanyak 10 orang
Penelitian ini dilakukan dengan cara
(20%), dan SLTP sebanyak 9 orang (18%).
meminta 50 orang panelis untuk mencicipi
Analisis Multidimensional Scalling
keempat jenis perasa keripik talas beneng
Multidimensional Scaling merupakan sekelompok
prosedur
untuk
menggambarkan persepsi dan preferensi
dan
menilai
tingkat
kesukaannya
berdasarkan atribut yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan data
responden secara visual sebagai hubungan
yang
geometris antara beberapa hal dalam suatu
Multidimensional Scalling dihasilkan nilai
ruang
riset
RSQ sebesar 0,91 yang hampir mendekati
multidimensional
1, ini menyatakan bahwa model MDS yang
multidimensi.
pemasaran, scaling
analisis
digunakan
Dalam
untuk
mengetahui
dilakukan
terbentuk
sangat
dengan
baik.
analisis
Selain
itu
persepsi dan preferensi konsumen terhadap
didapatkan nilai stress sebesar 0,13 atau
beberapa produk dan hubungan antara
13%, hal ini berarti peta yang terbentuk
atribut-atribut produk (Rangkuti, 2005).
dapat
Multidimensional
sebesar 87%. Gambar perceptual map atau
teknik
yang
memperoleh
Scaling
dapat
merupakan
digunakan
gambaran
menerangkan
data
sebenarnya
untuk
spasial map pada berbagai jenis produk
mengenai
keripik talas beneng dapat dilihat pada
preferensi. Preferensi merupakan sikap
Gambar 2.
Keterangan :
Titik-titik yang berada dalam satu kuadran
Angka 1 menunjukkan produk keripik
yang sama diartikan memiliki kesamaan
talas beneng jenis original
atau
Angka 2 menunjukkan produk keripik
berarti. Kuadran yang memiliki nilai
talas beneng jenis barbeque
positif dianggap disukai bagi panelis
Angka 3 menunjukkan produk keripik
seperti Kuadran II, sebaliknya kuadran
talas beneng jenis jagung bakar
yang memiliki nilai negatif dianggap tidak
Angka 4 menunjukkan produk keripik
disukai bagi konsumen seperti Kuadran IV.
talas beneng jenis balado
Sedangkan untuk kuadran yang bernilai
tidak
memiliki
perbedaan
yang
positif dan negatif seperti Kuadran I dan Kuadran
Analisis Persepsi Konsumen Berdasarkan Perceptual Map diatas, terdapat empat kuadran dengan sebaran atribut
yang
menunjukkan
berbeda-beda hubungan
antar
III dianggap
relatif
disukai
meskipun masih memiliki kekurangan. Hasil analisis berdasarkan Perceptual
yang
Map diatas, menunjukkan bahwa warna
atribut.
keripik talas beneng jenis original dan jenis
jagung bakar memiliki kesamaan atau
keripik talas beneng jenis balado terletak
tidak memiliki perbedaaan yang berarti
pada Kuadran I.
karena terletak pada kuadran yang sama yaitu
Kuadran
II,
tetapi
Untuk atribut kerenyahan, keripik
memiliki
talas beneng jenis barbeque dan balado
perbedaan yang berarti dengan warna
memiliki kesamaan atau tidak memiliki
keripik talas beneng jenis balado dan
perbedaan yang berarti karena terletak
barbeque karena berada pada kuadran
pada kuadran yang sama yaitu Kuadran I,
yang berbeda. Warna keripik talas beneng
tetapi
jenis balado terletak pada Kuadran III dan
kerenyahan keripik talas beneng jenis
warna keripik talas beneng jenis barbeque
original dan jagung bakar karena terletak
yang berada pada Kuadran IV.
pada kuadran yang berbeda dan letaknya
Untuk atribut rasa, keempat jenis
memiliki
berjauhan.
perbedaan
Kerenyahan
jenis
original
dengan
keripik
talas
terletak
pada
keripik talas beneng dinilai memiliki
beneng
perbedaan yang berarti karena terletak
Kuadran III dan kerenyahan keripik talas
pada kuadran yang berbeda. Rasa keripik
beneng jenis jagung bakar terletak pada
talas beneng jenis balado terletak pada
kuadran IV.
Kuadran I, rasa keripik talas beneng jenis original terletak pada Kuadran II, rasa keripik
talas
beneng
jenis
Analisis Preferensi Konsumen
barbeque
Pada Kuadran I, dimensi 1 bernilai
terletak pada Kuadran III, sedangkan rasa
negatif sedangkan dimensi 2 bernilai
keripik talas beneng jenis jagung bakar
positif. Posisi dalam kuadran ini ditempati
terletak pada Kuadran IV.
oleh keripik talas beneng jenis balado dan
Untuk atribut aroma, keripik talas beneng
jenis
original
dan
barbeque
barbeque. Posisi ini diartikan bahwa keripik
talas
beneng
jenis
balado
memiliki kesamaan atau tidak memiliki
mempunyai preferensi yang relatif tinggi
perbedaan yang berarti karena terletak
untuk atribut rasa, aroma, dan kerenyahan,
pada kuadran yang sama yaitu Kuadran IV,
sedangkan keripik talas beneng jenis
tetapi memiliki perbedaan dengan aroma
barbeque mempunyai
keripik talas beneng jenis jagung bakar dan
relatif tinggi untuk atribut kerenyahan.
preferensi
yang
balado karena terletak pada kuadran yang
Pada Kuadran II, dimensi 1 bernilai
berbeda dan letaknya berjauhan. Aroma
positif dan dimensi 2 juga bernilai positif.
keripik talas beneng jenis jagung bakar
Posisi dalam kuadran ini ditempati oleh
terletak pada Kuadran III dan aroma
keripik talas beneng jenis original dan jagung bakar. Posisi ini diartikan bahwa
keripik
talas
beneng
jenis
original
mempunyai preferensi yang tinggi untuk
yang rendah untuk atribut rasa dan kerenyahan.
atribut rasa dan warna, sedangkan keripik talas
beneng
jenis
jagung
bakar
mempunyai preferensi yang tinggi untuk atribut warna.
Pembahasan Hasil analisis preferensi konsumen menyatakan bahwa warna keripik jenis
Pada Kuadran III, dimensi 1 bernilai
original
dan
jagung
bakar
memiliki
positif dan dimensi 2 bernilai negatif.
preferensi yang tinggi. Warna keripik talas
Posisi dalam kuadran ini ditempati oleh
beneng yang kuning menjadi salah satu ciri
keripik talas beneng jenis barbeque,
khas yang membedakan talas beneng
balado, jagung bakar, dan original. Posisi
dengan talas lainnya, sehingga warna
ini diartikan bahwa keripik talas beneng
keripik jenis original dan jagung bakar
jenis barbeque mempunyai preferensi yang
memiliki preferensi yang tinggi. Berbeda
relatif tinggi untuk atribut rasa. Keripik
dengan warna keripik jenis barbeque
talas beneng jenis balado mempunyai
memiliki preferensi yang rendah. Hal ini
preferensi yang relatif tinggi untuk atribut
diduga karena keripik jenis barbeque
warna. Keripik talas beneng jenis jagung
memiliki warna yang pucat sehingga
bakar mempunyai preferensi yang relatif
warna yang dihasilkan menjadi tidak
tinggi untuk atribut aroma, sedangkan
menarik. Menurut Winarno (1992) salah
keripik
original
satu unsur sensoris yang paling penting
mempunyai preferensi yang relatif tinggi
untuk produk pangan adalah warna. Jika
untuk atribut kerenyahan.
warnanya tidak sesuai dengan warna bahan
talas
beneng
jenis
Pada Kuadran IV, dimensi 1 bernilai
makanan atau tidak sedap dipandang, maka
negatif dan dimensi 2 juga bernilai negatif.
makanan
Posisi dalam kuadran ini ditempati oleh
meskipun aroma, rasa dan teksturnya
keripik
menarik.
talas
beneng
jenis
original,
tersebut
kurang
diminati
barbeque, dan jagung bakar. Posisi ini
Rasa keripik jenis original memiliki
diartikan bahwa keripik talas beneng jenis
preferensi yang tinggi dan rasa jenis
original
yang
jagung bakar memiliki preferensi yang
rendah untuk atribut aroma. Keripik talas
rendah. Hal ini diduga karena panelis
beneng
mempunyai
menilai rasa talas beneng dari keripik jenis
preferensi yang rendah untuk atribut warna
jagung bakar tertutup oleh rasa jagung
dan aroma, sedangkan keripik talas beneng
sehingga preferensinya rendah. Untuk rasa
jenis jagung bakar mempunyai preferensi
keripik jenis original panelis menilai
mempunyai
jenis
preferensi
barbeque
keripik jenis original lebih aman untuk
Atribut
kerenyahan,
keripik
jenis
dikonsumsi dengan tidak adanya bahan
jagung bakar memiliki preferensi yang
tambahan makanan. Sama halnya seperti
rendah. Kerenyahan dari keempat jenis
yang dikatakan Winarno dan Sulistyowati
keripik beneng tersebut pada umumnya
(1994)
bahwa
tidak berbeda jauh, hanya saja selama
penggunaan bahan makanan tambahan
proses pengujian berlangsung keripik jenis
dapat menimbulkan gangguan kesehatan
jagung bakar memiliki ketebalan yang
walaupun kadar yang terkandung di dalam
lebih
makanan atau minuman dalam jumlah
Perbedaan kerenyahan pada keempat jenis
yang sangat rendah. Pemakaian bahan
keripik
tambahan makanan walaupun mempunyai
ketebalan
dampak
digunakan sebagai bahan baku akibat
yang
menyatakan
positif
bagi
produsen
dan
besar
sehingga
dipengaruhi dari
tidak
oleh
talas
keragaman
beneng
proses
suatu makanan lebih menarik, meratakan
pengolahannya, talas beneng diiris secara
wama
manual yang mengakibatkan ketebalan dari
dan
mengembalikan
warna dari bahan dasar yang hilang atau
Dalam
yang
konsumen, diantaranya dapat membuat
makanan,
pengolahan.
renyah.
proses
talas beneng itu berbeda-beda.
berubah selama pengolahan, ternyata dapat pula menimbulkan hal-hal yang tidak
4. SIMPULAN
diinginkan dan bahkan mungkin memberi
Kesimpulan
dampak
negatif
terhadap
kesehatan
konsumen.
keripik
hasil
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa keripik talas beneng
Atribut aroma, hasil analisis preferensi konsumen
Dari
menyatakan
jenis
original
bahwa dan
aroma
barbeque
jenis original dan jagung bakar mempunyai preferensi
yang
tinggi
dibandingkan
dengan keripik talas beneng jenis lainnya.
memiliki preferensi yang rendah. Hal ini
Keripik
talas
disebabkan karena talas beneng itu sendiri
mempunyai preferensi yang tinggi untuk
tidak memiliki aroma yang kuat dan tidak
atribut rasa dan warna, sedangkan keripik
ada penambahan penyedap rasa atau
talas
bumbu-bumbu pada keripik jenis original.
mempunyai preferensi yang tinggi untuk
Meski ada penambahan bumbu pada
atribut warna.
beneng
beneng
jenis
jenis
jagung
original
bakar
keripik jenis barbeque, namun aromanya memiliki preferensi yang rendah. Hal ini
Saran
diduga karena bumbu yang digunakan
1. Atribut yang mempunyai preferensi
tidak mengeluarkan aroma yang kuat.
tinggi dari keripik talas beneng jenis
original dan jagung bakar seperti rasa
keripik lainnya.
dan warna dari jenis original maupun warna
dari
jenis
jagung
bakar
sebaiknya dipertahankan agar dapat bersaing dipasaran. 2. Atribut yang mempunyai preferensi rendah dari keripik talas beneng jenis original dan jagung bakar, seperti aroma dari jenis original maupun kerenyahan dan rasa dari jenis jagung bakar
sebaiknya
kualitasnya
dengan
ditingkatkan cara
proses
pengolahan keripik talas beneng yang lebih baik dengan menggunakan mesin agar
ketebalan
dari
keripik
menghasilkan keripik talas beneng yang
kerenyahannya
seragam
dan
dapat disukai. 3. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai keberadaan talas beneng dan produk olahannya. 4. Untuk sebaiknya
penelitian dilakukan
selanjutnya, perbandingan
antara keripik talas beneng dengan
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Y. 2012. Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Perendaman Terhadap Karakteristik Sensori Keripik Talas (Xanthosoma undipes k.koch) Lokal Banten. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2010. Banten Kembangkan Talas Beneng sebagai Potensi Pangan Lokal. http:/www.banten.litbang.deptan.go.i d. (11 Mei 2012). __________2011. Talas Beneng Banten Alternatif Pengganti Beras. http:/www.banten.litbang.deptan.go.i d.(11 Mei 2012) Kurdi, Wahdat. 2002. Reduksi Kalsium Oksalat Pada Talas Bogor (Colocasia esculenta Lschott) Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Keripik Talas. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rahayu, Sri. 2005. Aplikasi SPSS versi 12 dalam Riset Pemasaran. Bandung : Alfabetha. Winarno, FG. 1992. Kimia dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.