STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. H DENGAN OTITIS MEDIA DIRUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA
DISUSUN OLEH : HERMAN SUSILO NIM : P. 09078
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
SURAT PERSYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: HERMAN SUSILO
NIM
: P. 09078
Program Studi
: D III KEPERAWATAN
Judul Karya Tulis Ilmiah
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. H DENGAN OTITIS MEDIA DIRUANG BAKUNG RUMAH
SAKIT
PANTI
WALUYO
SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta,
April 2012
Yang Membuat Pernyataan
HERMAN SUSILO NIM. P. 09078
ŝŝ
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: HERMAN SUSILO
NIM
: P.09078
Program Studi
: DIII KEPERAWATAN
Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. H DENGAN OTITIS MEDIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
:Surakarta
Hari/Tanggal
: Sabtu, 28 April 2012
Pembimbing : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep., N ( NIK. 201187086
ŝŝŝ
)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat,
menyelesaikan
rahmat, Karya
dan
karunia-Nya,
Tulis
Ilmiah
sehingga
dengan
penulis
judul
dapat
“ASUHAN
KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. H DENGAN OTITIS MEDIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA “
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada yang terhormat :
1. Setyawan, S.Kep, Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di STIKES Kusuma Husada Surakarta. 3. Mushlihah Muliana Utami, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini. ǀ
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sebar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat. 5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta doa-doanya untuk menyelesaikan pendidikan dan tugas-tugas 6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan, Amin.
Surakarta, April 2012
Penulis
ǀŝ
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………...
i
PERNYATAAN TIDAK ……………………………….
ii
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………….
iii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………….
iv
KATA PENGANTAR …………………………………..
v
DAFTAR ISI …………………………………………....
vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………
xii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………
1
B. Tujuan Penulisan ……………………
3
C. Manfaat Penulisan …………………..
4
LAPORAN KASUS A. Identitas Klien ………………………
5
B. Pengkajian …………………………..
6
C. Perumusan Masalah Keperawatan ….
11
D. Perencanaan Keperawatan ………….
11
E. Implementasi Keperawatan …………
12
F. Evaluasi Keperawatan ………………
14
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan ………………………..
ǀŝŝ
16
B. Kesimpulan …………………………
21
C. Saran ………………………………..
23
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ǀŝŝŝ
DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Gambar
1
Genogram
ŝdž
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Log Book
Lampiran 2
: Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 3
: Surat Keterangan Selesai Pengmbilan Data
Lampiran 4
: Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5
: Asuhan Keperawatan
džŝ
/ WE,h>hE ͘ >ĂƚĂƌĞůĂŬĂŶŐ ŝĚƵŶŝĂ͕KƚŝƚŝƐDĞĚŝĂŬƵƚ;KDͿŵĞƌƵƉĂŬĂŶƉĞŶLJĂŬŝƚLJĂŶŐƐĞƌŝŶŐ ĚŝũƵŵƉĂŝ ƉĂĚĂ ŵĂƐĂ ĂŶĂŬͲĂŶĂŬ ;sĞƌŶĂĐĐŚŝŽ Ğƚ Ăů͕ ϮϬϬϰͿ͘ DĞŶƵƌƵƚ ĂƐƐĞůďƌĂŶƚ;ϭϵϵϵͿ ĐŝƚdŝƚŝƐĂƌŝ;ϮϬϬϱͿ͕ŵĞŶƵŶũƵŬŬĂŶďĂŚǁĂϭϵйŚŝŶŐŐĂϲϮй ĂŶĂŬͲĂŶĂŬ ŵĞŶŐĂůĂŵŝ ƐĞŬƵƌĂŶŐͲŬƵƌĂŶŐŶLJĂ ƐĂƚƵ ĞƉŝƐŽĚĞ KD ĚĂůĂŵ ƚĂŚƵŶ ƉĞƌƚĂŵĂ ŬĞŚŝĚƵƉĂŶŶLJĂ ĚĂŶ ƐĞŬŝƚĂƌ ϱϬͲϴϰй ĂŶĂŬͲĂŶĂŬ ŵĞŶŐĂůĂŵŝ ƉĂůŝŶŐ ƐĞĚŝŬŝƚ ƐĂƚƵ ĞƉŝƐŽĚĞ KD ŬĞƚŝŬĂ ŝĂ ŵĞŶĐĂƉĂŝ ƵƐŝĂ ϯ ƚĂŚƵŶ͘ ŝ ŵĞƌŝŬĂ ^ĞƌŝŬĂƚ͕ŝŶƐŝĚĞŶƐKDƚĞƌƚŝŶŐŐŝĚŝĐĂƉĂŝƉĂĚĂƵƐŝĂϬƐĂŵƉĂŝĚĞŶŐĂŶϮƚĂŚƵŶ͕ ĚŝŝŬƵƚŝĚĞŶŐĂŶĂŶĂŬͲĂŶĂŬƉĂĚĂƵƐŝĂϱƚĂŚƵŶ͘ ŝ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ͕ ĚĂƌŝ ƉĞŶĞůŝƚŝĂŶLJĂŶŐ ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ĚŝWŽůŝd,dƐƵďͲďĂŐŝĂŶ KƚŽůŽŐŝ d,d Z^D ĚĂŶ WŽůŝ d,d Z^ ,ĂƌĂƉĂŶ <ŝƚĂ ƉĂĚĂ ŐƵƐƚƵƐ ϮϬϬϰ ƐĂŵƉĂŝ ĚĞŶŐĂŶ &ĞďƌƵĂƌŝ ϮϬϬϱ͕ ƚĞƌŚĂĚĂƉ ϰϯ ŽƌĂŶŐ ƉĂƐŝĞŶ LJĂŶŐ ĚŝĚŝĂŐŶŽƐŝƐ ĚĞŶŐĂŶ KD͕ ƐĞďĂŶLJĂŬ ϯϬ͕Ϯй ĚŝũƵŵƉĂŝ ƉĂĚĂ ĂŶĂŬͲĂŶĂŬ LJĂŶŐ ďĞƌƵŵƵƌ ŬƵƌĂŶŐ ĚĂƌŝ Ϯ ƚĂŚƵŶ͘ ŶĂŬͲĂŶĂŬ LJĂŶŐ ďĞƌƵŵƵƌ Ϯ ƐĂŵƉĂŝ ĚĞŶŐĂŶ ϱ ƚĂŚƵŶ ĂĚĂůĂŚ ƐĞďĂŶLJĂŬ Ϯϯ͕ϯй͘ 'ŽůŽŶŐĂŶ ƵŵƵƌ ϱ ƐĂŵƉĂŝ ĚĞŶŐĂŶ ϭϮ ƚĂŚƵŶ ĂĚĂůĂŚ ƉĂůŝŶŐ ƚŝŶŐŐŝ LJĂŝƚƵ ϯϮ͕ϲй͘ ŶĂŬͲĂŶĂŬ LJĂŶŐ ďĞƌƵŵƵƌ ϭϮ ƐĂŵƉĂŝ ĚĞŶŐĂŶ ϭϴ ƚĂŚƵŶ ĂĚĂůĂŚ ϰ͕ϳй ĚĂŶ ďĂŐŝ LJĂŶŐ ďĞƌƵŵƵƌ ϭϴ ƚĂŚƵŶ ŬĞ ĂƚĂƐ ĂĚĂůĂŚ ϵ͕Ϯй ;dŝƚŝƐĂƌŝ͕ϮϬϬϱͿ͘
1
2
dĞƌŝŶĨĞŬƐŝŶLJĂ ƚĞůŝŶŐĂ ƚĞŶŐĂŚ ĚĂƌŝ ďĞďĞƌĂƉĂ ďĂŬƚĞƌŝ ƚĞƌƐĞďƵƚ͕ ŵĞŵƵĚĂŚŬĂŶ ƵŶƚƵŬ ŵĞŵƉĞƌůƵĂƐ ĚĂĞƌĂŚ ŝŶĨĞŬƐŝ Ěŝ ƐĂůƵƌĂŶ ƉĞƌŶĂĨĂƐĂŶ ŵĞůĂůƵŝ ƐĂůƵƌĂŶ ĞƵƐƚĂĐŚŝƵƐ ;Ğƚnj͕ ϮϬϬϮͿ͘ ĂĞƌĂŚ LJĂŶŐ ƚĞƌŝŶĨĞŬƐŝ ĂŶƚĂƌĂ ůĂŝŶ ďĂŐŝĂŶ ĚĂƌŝ ŽƌŐĂŶ ƐĂůƵƌĂŶ ƉĞƌŶĂĨĂƐĂĂŶ ĂƚĂƐ ĚĂŶ ďĂǁĂŚ LJĂŝƚƵ ŚŝĚƵŶŐ͕ ƐŝŶƵƐ͕ ĨĂƌŝŶŐ͕ ůĂƌŝŶŐ͕ ƚƌĂŬĞĂ͕ ďƌŽŶĐŚƵƐ͕ ďƌŽŶĐŚĞŽůƵƐ͕ ĂůǀĞŽůƵƐ͘ /ŶĨĞŬƐŝ ^ĂůƵƌĂŶ WĞƌŶĂĨĂƐĂŶ ŬƵƚ ĂĚĂůĂŚ WĞŶLJĂŬŝƚ ŝŶĨĞŬƐŝ ĂŬƵƚ LJĂŶŐ ŵĞŶLJĞƌĂŶŐ ƐĂůĂŚ ƐĂƚƵ ďĂŐŝĂŶ ĚĂŶ ĂƚĂƵ ůĞďŝŚ ĚĂƌŝ ƐĂůƵƌĂŶ ŶĂƉĂƐ ŵƵůĂŝ ĚĂƌŝ ŚŝĚƵŶŐ ;ƐĂůƵƌĂŶ ƉĞƌŶĂƉĂƐĂŶ ĂƚĂƐͿ ƐĂŵƉĂŝ ĂůǀĞŽůŝ ;ƐĂůƵƌĂŶ ƉĞƌŶĂƉĂƐĂŶ ďĂǁĂŚͿ ƚĞƌŵĂƐƵŬ ũĂƌŝŶŐĂŶĂĚŶĞŬƐĂŶLJĂƐĞƉĞƌƚŝƐŝŶƵƐƌŽŶŐŐĂƚĞůŝŶŐĂƚĞŶŐĂŚĚĂŶƉůĞƵƌĂ;ĞƉŬĞƐ͕ ϮϬϬϭͿ͘ zĂŶŐ ƚĞƌŵĂƐƵŬ ŐĞũĂůĂ ĚĂƌŝ /^W ĂĚĂůĂŚ ďĂĚĂŶ ƉĞŐĂů ƉĞŐĂů ;ŵLJĂůŐŝĂͿ͕ ďĞƌŝŶŐƵƐ;ƌŚŝŶŽƌƌŚĞĂͿ͕ďĂƚƵŬ͕ƐĂŬŝƚŬĞƉĂůĂ͕ƐĂŬŝƚƉĂĚĂƚĞŶŐŐŽƌŽŬĂŶ;ŶŽŶŝŵ͕ ϮϬϬϯͿ͘ ĞƌĚĂƐĂƌŬĂŶ ƚĂŶĚĂͲƚĂŶĚĂ Ěŝ ĂƚĂƐ ĚĂƉĂƚ ŵĞŶLJĞďĂďŬĂŶ ŐĂŶŐŐƵĂŶ ďĞƌƐŝŚĂŶ ũĂůĂŶ ŶĂĨĂƐ ƚŝĚĂŬ ĞĨĞŬƚŝĨ͘ ĞƌƐŝŚĂŶ ũĂůĂŶ ŶĂĨĂƐ ƚŝĚĂŬ ĞĨĞŬƚŝĨ ĂĚĂůĂŚ <ĞƚŝĚĂŬŵĂŵƉƵĂŶ ƵŶƚƵŬ ŵĞŵďĞƌƐŝŚŬĂŶ ƐĞŬƌĞƐŝ ĂƚĂƵ ŽďƐƚƌƵŬƐŝ ƐĂůƵƌĂŶ ƉĞƌŶĂƉĂƐĂŶ
ŐƵŶĂ
ŵĞŵƉĞƌƚĂŚĂŶŬĂŶ
ũĂůĂŶ
ŶĂƉĂƐ
LJĂŶŐ
ďĞƌƐŝŚ
ĞƌƐŝŚĂŶ ũĂůĂŶ ŶĂƉĂƐ ƚŝĚĂŬ ĞĨĞŬƚŝĨ ĂĚĂůĂŚ ŬĞƚŝĚĂŬŵĂŵƉƵĂŶ ŵĞŵďĞƌƐŝŚŬĂŶ ƐĞŬƌĞƐŝĂƚĂƵŽďƐƚƌƵŬƐŝĚĂƌŝƐĂůƵƌĂŶƉĞƌŶĂĨĂƐĂŶƵŶƚƵŬŵĞŶũĂŐĂďĞƌƐŝŚĂŶũĂůĂŶ ŶĂƉĂƐ͘^ĂůƵƌĂŶƉĞƌŶĂĨĂƐĂŶLJĂŶŐƚŝĚĂŬďĞƌƐŝŚŵĞŶLJĞďĂďŬĂŶŬƵƌĂŶŐŶLJĂĚĂůĂŵ ƉĞŵĞŶƵŚĂŶ ŬĞďƵƚƵŚĂŶ ŽŬƐŝŐĞŶĂƐŝ͘ ^ĂůƵƌĂŶ ƉĞƌŶĂĨĂƐĂŶ LJĂŶŐ ƚŝĚĂŬ ďĞƌƐŝŚ ŵĞŶLJĞďĂďŬĂŶ ŬƵƌĂŶŐŶLJĂ ĚĂůĂŵ ƉĞŵĞŶƵŚĂŶ ŬĞďƵƚƵŚĂŶ ŽŬƐŝŐĞŶĂƐŝ ;EĂŶĚĂ͕ ϮϬϬϱͿ͘
3
KŬƐŝŐĞŶĂƐŝ ĂĚĂůĂŚ ƉĞŵĞŶƵŚĂŶ ĂŬĂŶ ŬĞďƵƚƵŚĂŶ ŽŬƐŝŐĞŶ ;KϮͿ͘ <ĞďƵƚƵŚĂŶ ĨŝƐŝŽůŽŐŝƐ ŽŬƐŝŐĞŶĂƐŝ ŵĞƌƵƉĂŬĂŶ ŬĞďƵƚƵŚĂŶ ĚĂƐĂƌ ŵĂŶƵƐŝĂ LJĂŶŐ ĚŝŐƵŶĂŬĂŶ
ƵŶƚƵŬŬĞůĂŶŐƐƵŶŐĂŶ
ŵĞƚĂďŽůŝƐŵĞ
ƐĞů
ƚƵďƵŚ͕
ƵŶƚƵŬ
ŵĞŵƉĞƌƚĂŚĂŶŬĂŶ ŚŝĚƵƉŶLJĂ͕ ĚĂŶƵŶƚƵŬ ĂŬƚŝǀŝƚĂƐ ďĞƌďĂŐĂŝ ŽƌŐĂŶ ĂƚĂƵ ƐĞů͘ ƉĂďŝůĂ ůĞďŝŚ ĚĂƌŝ ϰ ŵĞŶŝƚ ŽƌĂŶŐ ƚŝĚĂŬŵĞŶĚĂƉĂƚŬĂŶ ŽŬƐŝŐĞŶ ŵĂŬĂ ĂŬĂŶ ďĞƌĂŬŝďĂƚ ƉĂĚĂ ŬĞƌƵƐĂŬĂŶ ŽƚĂŬ LJĂŶŐ ƚŝĚĂŬ ĚĂƉĂƚĚŝƉĞƌďĂŝŬŝ ĚĂŶ ďŝĂƐĂŶLJĂ ƉĂƐŝĞŶĂŬĂŶŵĞŶŝŶŐŐĂů;DƵďĂƌĂŬ͕ϮϬϬϳͿ ĞƌĚĂƐĂƌŬĂŶ ůĂƚĂƌ ďĞůĂŬĂŶŐ ŵĂƐĂůĂŚ Ěŝ ĂƚĂƐ ŵĂŬĂ ƉĞŶƵůŝƐ ƚĞƌƚĂƌŝŬ ƵŶƚƵŬ ŵĞůĂŬƵŬĂŶ ƐƚƵĚŝ ŬĂƐƵƐ LJĂŶŐ ďĞƌũƵĚƵů ͞ƐƵŚĂŶ <ĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ WĞŵĞŶƵŚĂŶ<ĞďƵƚƵŚĂŶKŬƐŝŐĞŶĂƐŝWĂĚĂŶ͘,ĚĞŶŐĂŶKƚŝƚŝƐDĞĚŝĂĚŝZƵĂŶŐ ĂŬƵŶŐZƵŵĂŚ^ĂŬŝƚWĂŶƚŝtĂůƵLJŽ͘͟ ͘ dƵũƵĂŶWĞŶƵůŝƐĂŶ 1) Tujuan Umum Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An. H dengan Otitis Media di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. 2) Tujuan Khusus a) Penulis mampu melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada klien dengan otitis media. b) Penulis mampu merumuskan diagnose keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada klien dengan otitis media. c) Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada klien dengan otitis media.
4
d) Penulis mampu melakukan implementasi pada pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada klien dengan otitis media. e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada pasien otitis media. f) Penulis mampu menganalisis pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang terjadi dengan klien otitis media.
͘ DĂŶĨĂĂƚWĞŶƵůŝƐĂŶ 1) Bagi penulis Mendapatkan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan dari studi kasus dalam membuat karya tulis ilmiah. 2) Bagi instansi pendidikan Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang terbaru. 3) Bagi pembaca Dapat menambah bahan materi yang terbaru dan meningkatkan prestasi dalam pengelolaan kasus.
BAB II LAPORAN KASUS
WĂĚĂ ďĂď ŝŶŝ ďĞƌŝƐŝ ƚĞŶƚĂŶŐ ƌĂŶŐŬƵŵĂŶ ĂƐƵŚĂŶ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ LJĂŶŐ ĚŝůĂŬƵŬĂŶƉĂĚĂŶ͘,ƐĞůĂŵĂϯŚĂƌŝŵƵůĂŝĚĂƌŝƚĂŶŐŐĂůϬϮƉƌŝůϮϬϭϮƐͬĚϬϰ Ɖƌŝů ϮϬϭϮ Ěŝ ƌƵĂŶŐ ĂŬƵŶŐ ZƵŵĂŚ ^ĂŬŝƚ WĂŶƚŝ tĂůƵLJŽ ^ƵƌĂŬĂƌƚĂ͘ ĚĂƉƵŶ ůĂƉŽƌĂŶ ŬĂƐƵƐ LJĂŶŐ ĂŬĂŶ ĚŝŬĞŵƵŬĂŶŬĂŶ ƉĂĚĂ ďĂď ŝŶŝ ĂĚĂůĂŚ ƉƌŽƐĞƐ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ LJĂŶŐ ŵĞůŝƉƵƚŝ͕ ƉĞŶŐŬĂũŝĂŶ͕ ĚŝĂŐŶŽƐĂ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ͕ ŝŶƚĞƌǀĞŶƐŝ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ͕ŝŵƉůĞŵĞŶƚĂƐŝŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶĚĂŶĞǀĂůƵĂƐŝŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ A. Identitas Klien WĞŶŐŬĂũŝĂŶĚŝůĂŬƵŬĂŶƉĂĚĂƚĂŶŐŐĂůϬϮƉƌŝůϮϬϭϮƉƵŬƵůϭϵ͘ϭϬt/Ěŝ ZƵĂŶŐĂŬƵŶŐZƵŵĂŚ^ĂŬŝƚWĂŶƚƵtĂůƵLJŽ͘WĞŶŐŬĂũŝĂŶŝŶŝĚŝůĂŬƵŬĂŶĚĞŶŐĂŶ ŵĞƚŽĚĞĂůůŽĂŶĂŵŶĞƐĂƐĞƌƚĂĚĞŶŐĂŶŵĞŵďĂĐĂƐƚĂƚƵƐƉĂƐŝĞŶ͘ Pasien bernama An. H, berusia 1 tahun 2 bulan, tanggal lahir 29 januari 2011, jenis kelamin pasien yaitu laki-laki dengan diagnosa medis otitis media. An. H dirawat di Ruang Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo pada tanggal 02 April 2012. Orang tua An. H bernama Tn. S berusia 36 tahun beragama Islam dan beralamat di Matren Rt 04/08 Klodran, Colomadu, Karanganyar.
5
6
B. Pengkajian Keluhan utama adalah ibu pasien mengatakan An. H batuk, pilek, berdahak, dahak bisa keluar dan muntah bila batuk. Awalnya Tn. S membersihkan telinga An. H, pada saat dibersihkan An. H tiba-tiba menangis. Kemudian Tn. S menyudahi pembersihan telinga An. H. Selang satu hari, telinga An. H mengeluarkan cairan di kedua telinganya. Menurut keluarga An. H cairan yang keluar dari telinga An. H berwarna kekuning-kuningan dan cair. Dari pihak keluarga An. H dibawa ke dokter terdekat untuk pertolongan. Setelah dua hari kemudian An. H batuk pilek, dan telinga An. H masih mengeluarkan cairan yang sama, dan pihak keluarga pun masih membawa An. H ke dokter terdekat. Sudah 6 hari keadaan An. H pun belum menunjukan perubahan yang baik dan An. H batuk kurang lebih 1 minggu, lalu keluarga An. H membawa An. H ke poliklinik di Rumah Sakit Panti Waluyo. Dari dr. spesialis anak, menyarankan An. H dirawat untuk pengobatan sekaligus pengawasan. Pihak keluarga pun setuju dan An. H dirawat di Ruang Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo. An. H merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara, dan masa kehamilannya yaitu 9 bulan 10 hari dengan hari perkiraan lahir tanggal 29 januari 2011, kesehatan Ny. D saat mengandung An. H baik, dan selalu memeriksakan kandungannya tiap bulan sekali di bidan desa di wilayahnya. Ny. D selalu mengkonsumsi obat-obatan pemberian bidan setelah pemeriksaan kehamilan yaitu vitamin tambah darah atau vitamin Fe. Dalam
7
kelahirannya, Ny. D melakukan section cesarean di rumah sakit bersalin di daerah Surakarta karena letak janinnya sungsang. Panjang badan An. H saat lahir yaitu 54 cm dengan berat badan 3300 gram. An. H lahir dengan keadaan baik tanpa ada kelainan dan nilai Apgar score : nadi lebih dari 100 kali per menit, menangis kencang, gerakan aktif, warna kulit merah muda, dan tidak ada kelainan konginetal. Ny. D dibolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan selama 1 minggu. Ny. D mengatakan sebelumnya belum pernah di operasi, mengalami operasi pada saat mau melahirkan An. H yaitu dengan section cesarea. Setelah operasi, Ny. D mengatakan tidak merasa keluhan. Ny. D mengatakan dalam keluarganya, kakek dan nenek An. H ada yang pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Respon Ny. D saat di rumah sakit sebelum operasi yaitu biasa saja, Ny. D tidak merasa cemas ataupun takut, dan An. H lahir tanpa ada kelainan konginetal. Tn. S mempunyai kebiasaan merokok dan lingkungan rumah An. H baik, jauh dari jalan raya dan pabrik, lantai rumah sudah keramik. An. H tidak alergi pada terapi obat yang di berikan dan tidak alergi pada cuaca ataupun binatang. Pengobatan yang diperoleh An. H yaitu kalfoxime 3 x 200mg, lameson 3 x 1/5 125mg, puyer yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg, syirup sanmol ½ sendok takar ( 1 sendok takar = 5ml, 5ml=120mg ) dan tetes telinga otolin 3 x 1 tetes. Pada hari ketiga An. H mendapatkan terapi yaitu, syirup amoksan 3 x ½ sendok takar ( 1
8
sendok takar = 5ml, 5ml = 125mg ), syirup sanmol 3 x ½ sendok takar, dan puyer 3 x 1 bungkus yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg. Menurut keluarga, An. H sudah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu hepatitis B1 pada usia 0 hari; BCG pada usia 1bulan; hepatitis B2, DPT 1, polio 1 pada usia 2 bulan; hepatitis, DPT 2, polio 2 pada usia 3 bulan; DPT, polio 3 pada usia 4 bulan; campak dan polio 4 pada usia 9 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan An. H sekarang yaitu berat badan sekarang 8,5 kilogram. An. H sudah mempunyai 2 gigi dibagian atas dan 4 gigi dibagian bawah serta An. H sudah bisa berdiri dan berjalang dengan memegang sesuatu yang asa disekitarnya misal: kursi, meja, dan dengan dipegang. Kebiadaan An. H selalu minum Air Susu Ibu setiap menangis. Sejak lahir An. H diberi Air Susu Ibu dan tidak didiberi susu formula, sampai sekarang pun An. H masih diberi Air Susu Ibu untuk pemenuhan nutrisinya. An. H sekarang juga mau minum teh ataupun jus. An. H sudah bisa makan bubur tim dan biscuit seperti biscuit roma atau yang lainnya. Setiap pagi An. H selalu sarapan bubur tim dan Air Susu Ibu, dan nafsu makan An. H baik meskipun tidak diberi vitamin penambah nafsu makan. Genogram Hipertensi
DM
9
Keterangan : : Meninggal : Laki-laki : Perempuan : Pasien : Tinggal serumah Gambar 1 : genogram Tn. S mengatakan kalau keluarganya saling menyayangi, memberikan perhatian dan memberikan dukungan kepada setiap anggota keluarga. Untuk pemecahan masalah, Tn. S selalu memusyawarahkan masalah tersebut kepada Ny. S selaku istrinya untuk mencari solusinya. Komunikasi pada keluarga Tn. S yaitu jelas jelas dan langsung, selalu memberikan kesempatan pada istrinya untuk berbicara, tidak pernah ada masalah satu sama lain. Pemeriksaan pada An. H yaitu dengan panjang berat 75 cm, berat badan 8,5 kg, lingkar kepala 44 cm, lingkar lengan 14 cm. Pemeriksaan vitalnya adalah suhu tubuh 36 oC, denyut nadi 124 kali per menit, dan pernafasaannya 58 kali per menit. Keadaan umum An. H baik dengan tingkat kesadaran composmentis. Dari pemeriksaan head to toe dapat dihasilkan bahwa warna kulit sawo matang, tidak ada ruam, elastisitas kulit kurang dari 3 detik. Struktur asecoris dengan warna rambut hitam, bersih, warna kuku merah muda. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Bentuk kepala mesosefal,
10
tidak ada jejas, kulit kepala bersih. Mata simetris kanan dan kiri, Sclera mata putih, konjungtiva agak pucat, kornea jernih, pupil isokor. Telinga simetris kanan dan kiri, telinga kanan dan kiri keluar cairan jernih kekuningan. Hidung simetris kanan dan kiri, keluar lender, tidak ada polip. Warna bibir merah muda, tidak ada labioskizis dan labiopalatoskizis, mukosa bibir lembab, gusi merah muda, lidah kotor, gigi putih dan tidak ada stomatitis. An. H tidak mengalami kesulitan menelan. Leher tidak kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nadi karotis teraba kuat. Dada datar, simetris kanan kiri, ada retraksi dada, vokal fremitus tidak sama kanan dan kiri, ada suara tambahan yaitu ronchi basah. Ictus kordis tampak, ictus kordis teraba di inter costa ke IV, perkusi pekak tidak ada pelebaran batas jantung, bunyi jantung I dan bunyi jantung II. Perut datar, pusar tidak menonjol, peristaltic usus 24 kali per menit. Genetalia bersih, tidak ada hipospodia. Lubang anus ada, tidak hemoroid, tidak ada prolap rectum. Punggung datar, ektermitas tidak odema, jari tangan dan kaki lengkap, gerakan aktif. Aktivitas An. H aktif, sudah mampu berdiri dan berjalan dengan berpegangan sesuatu yang berdiri atau tegak. Tidak kejang, tidak tremor, menangis. Bila cuaca panas, An. H minum air susu ibu sering. Data penunjang dilakukan pada tanggal 02 april 2012 dengan hasil pmeriksaan adalah hemoglobin 11,4 g/dl, hematokrit 33,3 %, eritrosit 5,32 106/mm3, leukosit 18,2 103/mm3, trombosit 404 103/mm3, basofil 1,5 %, eosinofil 0,1 %, neutrofil 18 %, limfosit 74,4 %, monosit 6,0 %. Untuk
11
penghitungan status nutrisi, dihasilkan WAZ = -2 (normal), HAZ = -1,22 (normal), WHZ = -1,75 (normal).
C. Daftar perumusan masalah Berdasarkan data hasil pengkajian dan observasi tersebut penulis melakukan analisa data yang terkait dengan studi kasusnya dengan data subyektif keluarga klien mengatakan An. H sudah batuk kurang lebih 1 minggu, batuk berdahak, dahak bisa keluar, pilek. Data obyektifnya klien tampak sering menangis, ada cairan yang keluar dari hidung, ada retraksi dada, vokal fremitus tidak sama kanan dan kiri, ada suara tambahan yaitu ronchi basah, frekuensi nafas 58 kali per menit. Kemudian dari data-data yang didapatkan, maka penulis membuat prioritas masalah keperawatan adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas : sekresi yang tertahan/ sisa sekresi.
D. Perencanaan Perencanaan / intervensi keperawatan yang akan dilakukan penulis pada prioritas diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas : sekresi yang tertahan/ sisa sekresi. Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif dengan kriteria hasil : tidak ada batuk, frekuensi nafas normal yaitu 30-40 x/menit, tidak ada suara
12
tambahan, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, tidak ada retraksi dada, tidak ada cairan yang keluar dari hidung (Mutakin, 2008). Intervensi atau rencana tindakan (Mutakin, 2008) dan rasional (Dongoes, 2003). intervensi yang akan dilakukan yaitu kaji pola nafas (frekuensi, irama, suara) dengan rasional untuk mengetahui frekuensi, irama dan suara nafas. Monitor vital sign dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum klien. Lakukan fisioterapi dada dengan rasional untuk fisioterapi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan secret. Anjurkan minum air hangat dengan rasional untuk mengencerkan dahak. Kolaborasi dengan
dokter
pemberian
terapi
obat
ekspektoran,
antialergi
dan
kortikosteroid dengan rasional alergi, memudahkan secret lepas dari pelengketan jalan nafas dan menurunkan reaksi inflamasi akibat odema mucus dan dinding bronchus ( IAI, 2011).
E. Implementasi Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan intervensi keperawatan pada prioritas diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan atau sisa sekresi pada tanggal 02 april 2012 jam 19.30 WIB adalah mengkaji pola nafas ( frekuensi, irama, suara tambahan) dengan respon subyektif keluarga klien mengatakan An. H batuk, dahak bisa keluar, dan pilek. Respon obyektif frekuensi nafas 58 kali per menit, fokal fremitus tidak sama antara kanan dan kiri, ada suara nafas tambahan yaitu ronchi basah, dan ada retraksi dada. Jam 19.35 WIB
13
monitoring vital sign dengan respon subyektif keluarga klien mengatakan An. H sering menangis. Respon obyektif suhu tubuh 36 oC, denyut nadi 124 kali per menit. Jam 19.40 WIB melakukan fisioterapi dada dengan respon obyektif klien batuk, dan dahak bisa keluar, dahak berwarna putih. Jam 20.00 memberikan obat sesuai terapi, pemberian injeksi lameson 3x 1/5 125mg, puyer yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg dengan respon obyektif tidak ada tanda-tanda alergi setelah pemberian obat. Tanggal 03 april 2012 penulis melakukan intervensi lanjutan pada jam 07.45 WIB monitoring vital sing dengan respon subyektif keluarga klien mengatakan An. H sudah tidak sering menangis dan respon obyektifnya suhu : 365 oC, nadi : 110 kali per menit. Jam 08.30 WIB menganjurkan minum air hangat dengan respon obyektif batuk klien sedikit berkurang, batuk tidak sesering sebelumnya. Jam 08.40 WIB mengkaji pola nafas klien dengan respon subyektif keluarga klien mengatakan An. H batuk berkurang, masih pilek, dahak bisa keluar dan respon obyektif frekuensi nafas 48 kali per menit, masih ada suara tambahan yaitu ronchi basah, dan ada retraksi dada. Jam 09.00 melakukan fisioterapi dada dengan respon obyektif dahak bisa keluar, dahak berwarna putih. Jam 11.30 memberikan terapi obat sesuai program yaitu lameson 3x 1/5 125mg, puyer yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg dengan respon obyektif tidak ada tanda-tanda alergi setelah pemberian terapi. Tanggal 04 april 2012 penulis melanjutkan intervensinya pada jam 07.35 monitoring vital sign dengan respon subyektif keluarga klien
14
mengatakan An. H sudah tidak menangis dan respon obyektif suhu 364 oC, nadi 110 kali per menit. Jam 08.10 mengkaji pola nafas dengan respon subyektif keluarga klien mengatakan An. H sudah tidak batuk dan pilek, respon obyektif sudah tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, tidak ada suara tambahan, frekuensi nafas 38 kali per menit dan tidak ada retraksi dada. Jam 11.25 memberikan obat sesuai program yaitu puyer yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg dengan respon obyektif tidak ada tanda-tanda alergi setelah pemberian terapi.
F. Evaluasi Penulis melakukan evaluasi dengan metode evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilaksanakan berdasarkan respon pasien dan keberhasilan tindakan dilakukan pada saat dan setelah dilakukan pada saat dan setelah dilakukan tindakan keperawatan. Hasil dari evaluasi respon telah diuraikan pada sub bab sebelumnya (implementasi). Evaluasi hasil dilakukan sesuai dengan tujuan dari masing – masing intervensi pada diagnosa keperawatan yang muncul. Evalusi pada hari senin tanggal, 02 april 2012 didapatkan hasil keluarga klien mengatakan An. H batuk, dahak bisa keluar, dan pilek, An. H sering menangis, suhu tubuh 36 oC, denyut nadi 124 kali per menit, frekuensi nafas 58 kali per menit, fokal fremitus tidak sama antara kanan dan kiri, ada suara nafas tambahan yaitu ronchi basah, ada retraksi dada, klien batuk, dan dahak bisa keluar, dahak berwarna putih, tidak ada
15
tanda-tanda alergi setelah pemberian obat. Dari data tersebut maka disimpulkan masalah belum teratasi, kemudian intervensi yang dilanjutkan adalah kaji pola nafas ( frekuensi, irama, suara tambahan), monitor vital sign, lakukan fisioterapi dada, anjurkan minum air hangat, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat ekspektoran, antialergi dan kortikosteroid. Evaluasi pada hari selasa tanggal 03 April 2012 didapatkan hasil keluarga klien mengatakan An. H batuk berkurang, masih pilek, dahak bisa keluar, An. H sudah tidak sering menangis, batuk klien sedikit berkurang, batuk tidak sesering sebelumnya, frekuensi nafas 48 kali per menit, masih ada suara tambahan yaitu ronchi basah, ada retraksi dada, suhu : 365 oC, nadi : 110 kali per menit, dahak bisa keluar, dahak berwarna putih, obyektif tidak ada tanda-tanda alergi setelah pemberian terapi. Dari data tersebut maka disimpulkan masalah teratasi sebagian, kemudian intervensi yang dilanjutkan adalah kaji pola nafas ( frekuensi, irama, suara tambahan), monitor vital sign, lakukan fisioterapi dada, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat ekspektoran, antialergi dan kortikosteroid Evaluasi pada hari rabu tanggal 04 April 2012 didapatkan hasil keluarga klien mengatakan An. H sudah tidak menangis, sudah tidak batuk dan pilek, suhu : 364 oC, nadi : 110 kali per menit͕sudah tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, tidak ada suara tambahan, frekuensi nafas 38 kali per menit, tidak ada retraksi dada͕tidak ada tanda-tanda alergi setelah pemberian terapi. Dari data tersebut maka disimpulkan masalah teratasi, kemudian intervensi dihentikan.
BAB III PEMBAHASAN DAN SARAN
A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan anak pada An. H dengan otitis media di ruang bakung Rumah Sakit Panti Waluyo. Di samping itu di bab ini penulis juga akan membahas tentang faktor pendukung dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dan kenyataan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
dan
evaluasi.
Prinsip
dari
pembahasan
ini
dengan
memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, di mana masing-masing memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. Otitis media yang lain adalah otitis media adhesiva (Djaafar, 2007). Penyebab dari otitis media dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya Streptococcus pneumoniae (40%), diikuti oleh Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira 5% kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif.
16
17
Staphylococcus aureus dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan neonatus yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai pada anak balita. Jenis mikroorganisme yang dijumpai pada orang dewasa juga sama dengan yang dijumpai pada anakanak (Kerschner, 2007). Terinfeksinya
telinga
tengah
dari
beberapa
bakteri
tersebut,
memudahkan untuk memperluas daerah infeksi di saluran pernafasan melalui saluran eustachius. Daerah yang terinfeksi antara lain bagian dari organ saluran pernafasaan atas dan bawah yaitu hidung, sinus, faring, laring, trakea, bronchus, broncheolus, alveolus. ISPA adalah Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2001). Yang termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tenggorokan (Anonim, 2003). Berdasarkan tanda-tanda di atas dapat menyebabkan gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif. Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan
guna
mempertahankan
jalan
napas
yang
bersih
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan
18
napas. Saluran pernafasan yang tidak bersih menyebabkan kurangnya dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi (Nanda, 2005). Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan
metabolisme
sel
tubuh,
untuk
mempertahankan hidupnya, danuntuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Mubarak, 2007). Gejala gangguan pemenuhan oksigenasi yang timbul pada An. H adalah batuk, pilek, berdahak, dahak bisa keluar dan muntah bila batuk, tampak sering, menangis, ada cairan yang keluar dari hidung, ada retraksi dada, vokal fremitus tidak sama kanan dan kiri, ada suara tambahan yaitu ronchi basah, frekuensi nafas 58 kali per menit. Dari hasil pengkajian, penulis membuat masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas : sekresi yang tertahan/ sisa sekresi. Masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas : sekresi yang tertahan/ sisa sekresi tersebut lebih diprioritaskan penulis dari beberapa masalah
keperawatan
yang
muncul
pada
pasien.
Alasan
penulis
memprioritaskan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif karena gejala yang muncul pada klien merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia terutama pada kebutuhan pemenuhan oksigenasi, jika tidak segera
19
diatasi akan menyebabkan kematian yang dikarenakan penyumbatan jalan nafas yang mengganggu keefektifan jalan nafas. Bila klien sampai tidak dapat bernafas selama kurang lebih 4 menit maka akan mengakibatkan kerusakan otak dan berakibat kematian (Mubarak, 2007). Melihat hal tersebut maka penulis melakukan pemantauan selama 3 x 24 jam dalam intervensi keperawatan untuk mengatasi bersihan jalan nafas tidak efektif. Hal ini dilakukan untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi pada klien yang mana bila tidak dilakukan akan menyebabkan kematian. Dengan ditegakkannya diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas : sekresi yang tertahan/ sisa sekresi, penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah bersihan jalan nafas tidak efektif adalah kaji pola nafas (frekuensi, irama, suara) bertujuan untuk mengetahui frekuensi, irama dan suara nafas. Monitor vital sign bertujuan untuk mengetahui keadaan umum klien. Lakukan fisioterapi dada bertujan agar memudahkan dalam membantu mengeluarkan dahak karena fisioterapi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan secret. Anjurkan minum air hangat bertujuan untuk mengencerkan dahak (Mutakin, 2008). Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat yaitu mucosulvan sebagai ekspektoran yang bertujuan untuk mengeluarkan dahak, ocuson sebagai antialergi yang bertujuan anti alergi yang disebabkan kortikosteroid dan kortikosteroid sebagai anti inflamasi yang bertujuan menurunkan reaksi inflamasi akibat odema mucus dan dinding bronchus (IAI, 2011).
20
Implementasi
yang
dilakukan
oleh
penulis
sesuai
dengan
intervensinya yang dibuat, dan dilakukan selama tiga hari. Tindakan yang sudah dilakukan adalah pada hari senin, 02 April 2012 yaitu mengkaji pola nafas ( frekuensi, irama, suara tambahan), monitoring vital sign, melakukan fisioterapi dada, memberikan obat sesuai terapi, pemberian injeksi lameson 3x 1/5 125mg, puyer yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg. Selasa, 03 April 2012 tindakan yang dilakukan yaitu monitoring vital sing, menganjurkan minum air hangat, mengkaji pola nafas klien, melakukan fisioterapi dada, memberikan obat sesuai terapi, pemberian injeksi lameson 3x 1/5 125mg, puyer yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg. Rabu, 04 April 2012 tindakan yang dilakukan yaitu monitoring vital sign, mengkaji pola nafas ( frekuensi, irama, suara tambahan), memberikan obat sesuai program yaitu puyer yang berisi ocuson 0,25mg dan mucosulvan 0,25mg. Setelah melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, penulis mengevaluasi keadaan pasien setiap hari dengan hasil akhirnya masalah teratasi dengan kriteria klien sudah tidak menangis, sudah tidak batuk dan pilek, 364 oC, nadi 110 kali per menit, sudah tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, tidak ada suara tambahan, frekuensi nafas 38 kali per menit, tidak ada retraksi dada, tidak ada tandatanda alergi setelah pemberian terapi. Dengan hasil diatas sudah sesuai dengan criteria hasil yang sudah tercantum pada intervensi (Mutakin, 2008).
21
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada pihak lain sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang penyakit otitis media dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas : sekresi yang tertahan/ sisa sekresi. Penulis menyadari masih mempunyai banyak kekurangan, tetapi dengan kekurangan tersebut penulis mendapatkan masukan dari pihak lain sehingga penulis mampu melengkapinya dan menjadikan lebih sempurna serta dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis.
B. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam laporan kasus dan pembahasan pada asuhan keperawatan pemunuhan kebutuhan oksigenasi pada An. H dengan otitis media di ruang bakung rumah sakit panti waluyo surakarta, maka penulis mengambil kesimpulan : Berdasarkan data hasil pengkajian dan observasi tersebut penulis mendapatkan data sesuai yang pada klien adalah klien sudah batuk kurang lebih 1 minggu, batuk, pilek, berdahak, dahak bisa keluar dan muntah bila batuk, tampak sering, menangis, ada cairan yang keluar dari hidung, ada retraksi dada, vokal fremitus tidak sama kanan dan kiri, ada suara tambahan yaitu ronchi basah, frekuensi nafas 58 kali per menit. Kemudian dari datadata yang didapatkan, maka penulis membuat prioritas masalah keperawatan adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas : sekresi yang tertahan/ sisa sekresi.
22
Penulis membuat rencana keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif dengan kriteria hasil : tidak ada batuk, frekuensi nafas normal yaitu 30-40 x/menit, tidak ada suara tambahan, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, tidak ada retraksi dada, tidak ada cairan yang keluar dari hidung. Ada pun intervensinya adalah kaji pola nafas (frekuensi, irama, suara), monitor vital sign, lakukan fisioterapi dada, anjurkan minum air hangat, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat ekspektoran, antialergi dan kortikosteroid. Implementasi yang dilakukan penulis sudah sesuai dengan intervensi yang dibuat, yaitu mengkaji pola nafas ( frekuensi, irama, suara tambahan), monitoring vital sign, melakukan fisioterapi dada, menganjurkan minum air hangat, memberikan obat sesuai terapi. Evaluasi dilakukan pada hari ke tiga dengan hasil akhirnya masalah teratasi dengan kriteria klien sudah tidak menangis, sudah tidak batuk dan pilek, 364 oC, nadi 110 kali per menit, sudah tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, tidak ada suara tambahan, frekuensi nafas 38 kali per menit, tidak ada retraksi dada, tidak ada tandatanda alergi setelah pemberian terapi. Dengan hasil diatas sudah sesuai dengan criteria hasil yang sudah tercantum pada intervensi. Analisa pada klien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan tanda-tanda seperti batuk, pilek, berdahak, dahak bisa keluar dan muntah bila batuk, tampak sering, menangis, ada cairan yang keluar dari hidung, ada
23
retraksi dada, vokal fremitus tidak sama kanan dan kiri, ada suara tambahan yaitu ronchi basah, frekuensi nafas 58 kali per menit. Perlu perawatan, pengobatan dan pengawasan.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran antara lain : a. Bagi Institusi pelayanan kesehatan Diharapkan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. b. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien agar lebih maximal khususnya pada pasein dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. c. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dengan mengetahui kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi dapat dijadikan refrensi dan daftar kepustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Infeksi saluran pernafasan pada anak. http:/ ispa/klinikita.com. Di akses tanggal 09 april 2012.
Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, L. J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Editor Bahasa Indonesia Monica Ester. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges Marilyn . 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gulo,
R R. 2010. Penyakit Otitis http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 16377/4/Chapter%20II.pdf. Di akses tanggal 05 april 2012.
Media.
Hari.
2011. Infeksi saluran nafas atas pada anak. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/ jtptunimus-gdl-mansyurhid5396-2-bab2.pdf. di akses tanggal 10 april 2012
Ikatan Apoteker Indonesia. 2011. ISO Indonesia volume 46. Jakarta : ISO Indonesia.
Mubarak Wahid I, Chayatin Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Penerjemah Budi Santosa. Jakarta : Penerbit Prima Medika.
Rudolph Pediatrics. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Siew, TH. 2011. Otitis media akut. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /25640/5/Chapter%20I.pdf . di akses tanggal 06 april 2012.
Tamsuri, Anas. 2006. Tanda-Tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 27-38.
Zieve, David. 2001. Penyakit Peradangan Telinga Tengah. http:/ Otitis media akut; Infeksi - telinga bagian dalam; Tengah infeksi telinga – akut/2011. Di akses tanggal 14 april 2012