STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN OKSIGENASI PADA NY. D : CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DIRUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
YANA FERI ANGGRIAWAN NIM : P.09115
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKATA 2012
ŝ
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawahini : Nama
: Yana Feri Anggriawan
Nim
: P. 09115
ProramStudi
: DIII Keperawatan
JudulKaryaTulisIlmiah
: ASUHAN
KEPERAWATAN
PEMENUHAN
OKSIGENASI PADA NY. D : CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD)DIRUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDISURAKARTA MenyatakandengansebenarnyabahwaTugasAkhir
yang
sayatulisinibenar
-
benarhasilkaryasayasendiri, bukanmerupakanpengambilalihantulisanataupikiran orang lain yang sayaakuisebagaitulisanataupikiransayasendiri. ApabiladikemudianharidapatdibuktikanbahwaTugasAkhiriniadalahhasiljiplakan, makasayabersediamenerimasanksiatasperbuatantersebutsesuaidenganketentuanakademik yang berlaku.
Surakarta, … April 2012 Penulis
Yana Feri Anggriawan NIM P.09115
ŝŝ
LEMBAR PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiahinidiajukanoleh : Nama
: Yana Feri Anggriawan
Nim
: P. 09115
ProramStudi
: DIII Keperawatan
Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN OKSIGENASI
PADA
NY.
D
:
CHRONIC
(CKD)DIRUANG
MELATI
KIDNEY II
DESEASE
RSUD
Dr.
MOEWARDISURAKARTA TelahdisetujuiuntukdiujikandihadapanDewanPengujiKaryaTulisIlmiah Prodi DIII KeperawatanStikesKusumaHusada Surakarta.
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
: Sabtu, 28 April 2012
Pembimbing :Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns NIK.
ŝŝŝ
(.....................................)
HALAMAN PENGESAHAN
KaryaTulisIlmiahinidiajukanoleh : Nama
: Yana Feri Anggriawan
Nim
: P. 09115
ProramStudi
: DIII Keperawatan
Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN OKSIGENASI
PADA
NY.
D
(CKD)DIRUANG
:
CHRONIC MELATI
KIDNEY III
DESEASE
RSUD
Dr.
MOEWARDISURAKARTA TelahdiujikandandipertahankandihadapanDewanPengujiKaryaTulisIlmiah Prodi DIII Keperewatan STIKesKusumaHusada Surakarta
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
: Senin, 30 April 2012
DEWAN PENGUJI Penguji 1
: Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns NIK.201186080
(.....................................)
Penguji II
: Oktavianus, S.Kep.,Ns NIK.201086056
(.....................................)
Penguji III
: Amalia Senja, S.Kep.,Ns NIK. 201189090
(.....................................)
Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKesKusumaHusada Surakarta
Setiyawan, S. Kep.,Ns NIK.201084050
ŝǀ
ǀ
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN OKSIGENASI PADA NY. D :
CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD)DIRUANG MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA”. DalampenyusunanKaryaTulisIlmiahinipenulisbanyakmendapatbimbingand andukungandariberbagaipihak, olehkarenaitupadakesempataninipenulismengucapkanterimakasihdanpenghargaan yang setinggi-tingginyakepadayangnterhormat: 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns ,selakuKetua Program Studi DIII Keperawatan yang telahmemberikankesempatanuntukdapatmembinailmu
di
StikesKusumaHusada Surakarta. 2. ErlinaWindyastuti, S.Kep.,Ns, selakuSekretarisKetua Program Studi DIII Keperawatan yang telahmemberikankesempatanuntukdapatmenimbailmu di StikesKusumaHusada Surakarta. 3. Nurul
Devi
Ardiani,
selakudosenpembimbingsekaligussebagaipenguji telahmembimbingdengancermat,
I
memberikanmasukan-masukan,
perasaannyamandalambimbingansertamemfasilitasi sempurnanyastudikasusini.
ǀŝ
S.Kep.,Ns, yang inspirasi, demi
4. Oktavianus
S.Kep.,Ns,
telahmembimbingdengancermat,
selakudosenpenguji
II
yang
memberikanmasukan-masukan,
inspirasi,
perasaannyamandalambimbingansertamemfasilitasi
demi
sempurnanyastudikasusini. 5. AmaliaSenja
S.Kep.,Ns,
telahmembimbingdengancermat,
selakudosenpenguji
III
yang
memberikanmasukan-masukan,
inspirasi,
perasaannyamandalambimbingansertamemfasilitasi
demi
sempurnanyastudikasusini. 6. Semuadosen Program Studi DIII KepearwatanStikesKusumaHusada Surakarta yang telahmemberikanbimbingandengansabardanwawasannyasertailmu yang bermanfaat. 7. Keduaorangtuaku, Bp. Suyadi dan Ibu Tri Lestari yang selalumenjadiinspirasi, doadanmemberikansemangatuntukmenyelesaikanpendidikan. 8. Teman-temanMahasiswa kepearwatanStikesKusumaHusada
Program Surakarta
Studi danberbagaipihak
DIII yang
tidakdapatdisebutkansatu-persatu, yang telahmemberikandukunganmorildan spiritual. PenulismenyadarisepenuhnyabahwaKaryaTulisIlmiahinijauhdarisempurna nyakaryatulisinidansemogadengansegalaketerbatasanpenulisdalammenyusunkarya tulisini, bermanfaatbagisemuapihakterutamadalambidangkeperawatan.
Surakarta,
ǀŝŝ
April 2012
Yana Feri Anggriawan
ǀŝŝŝ
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................
iv
KATA PENGANTAR .............................................................................
v
DAFTAR ISI ...........................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. LatarBelakang ..................................................................
1
B. TujuanPenulisan ...............................................................
3
C. ManfaatPenulisan .............................................................
4
BAB II
LAPORAN KASUS ...............................................................
6
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan ......................................................................
13
B. Simpulan ..........................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ŝdž
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
SuratKeteranganSelesaiPengambilan Data
Lampiran 2
Format PendelegasianPasien
Lampiran 3
Log Book
Lampiran 4
LembarKonsultasiKaryaTulisIlmiah
dž
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yana Feri Anggriawan
Tempat, Tanggal Lahir
: Sukoharjo, 25 Juni 1991
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: Darasan 3/5, Daleman, Nguter, Sukoharja
Riwayat pendidikan
:
1. SD
: SDN 1Daleman
Lulus 2003
2. SMP : SMPN 2 Sukoharjo
Lulus 2006
3. SMA : SMAN 1 Nguter
Lulus 2009
Riwayat Pekerjaan
: Tidak Ada
Riwayat Organisasi
: Tidak Ada
džŝ
LAMPIRAN
džŝŝ
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN OKSIGENASI PADA NY. D : CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DIRUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
YANA FERI ANGGRIAWAN NIM : P.09115
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKATA 2012
džŝŝŝ
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia prevalensi penderita gagal ginjal hingga kini belum ada yang akurat karena belum ada data yang lengkap mengenai jumlah penderita gagal ginjal kronis di Indonesia. Tetapi diperkirakan, bahwa jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia semakin meningkat. WHO memperkirakan di Indonesia akan terjadi peningkatan penderita gagal ginjal antara tahun 19952025 sebesar 41,4%. Berdasarkan data dari Yayasan Ginjal Diatras Indonesia (YGDI) RSU AU HalimJakarta pada tahun 2006 ada sekitar 100.000 orang lebih penderita gagal ginjal di Indonesia (RSU AU Halim, 2006) Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap-akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemikn seperti diabetes melitus, glomerulonefritis kronis, pielonefritis, hipertensi yang tidak dapat dikontrol, obstruksi traktus urinarius, lesi herediter seperti penyakit ginjal polikistik, gangguan vaskuler, infeksi, medikasi, atau agen toksik. Lingkungan dan agen berbahaya yang mempengaruhi gagal ginjal kronik mencakup timah, katmium, merkuri, dan kromium. Dialisis atau tranplantasi
ϭ
Ϯ
ginjal kadang-kadang diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien. (Bruner & Suddarth,2002) Gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian tinngkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien. (Bruner & Suddarth,2002) Manifestasi kardiovaskuler pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat restensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renimangiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif, dan edema pulmoner (akibat cairan berlebih), dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksin uremik). (Bruner & Suddarth,2002) Gejala dermatologi yang sering terjadi mencakup rasa gatal yang parah (pruritis). Butiran uremik, suatu penumpukan urea dikulit, saat ini jarang terjadi akibat penangaan yang dini dan agresif pada penyakit ginjal tahap akhir. Gejala gastrointestinal juga sering terjadi dan mencakup anoreksia, mual, muntah, dan cegukan. (Bruner & Suddarth,2002) Organ pengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang utama adalah ginjal. Kira-kira 180 L plasma difiltrasi setiap hari oleh ginjal. Dari volume ini, kira-kira 1500 ml urine dieksresikan setiap hari. Setiap jam haluaran urine mempunyai rentang rata-rata 40-80 ml untuk orang dewasa dan 0,5 mL/kg/jam untuk anak-anak. Volume, komposisi, dan konsentrasi urine sangat bervariasi dan akan tergantung pada penambahan dan kehilangan cairan. Nilai urine (volume dan konsentrasi) selalu dievaluasi dalam
ϯ
hubungannya dalam kebutuhan tubuh untuk menyimpan dan mengeluarkan cairan. Pasien dehidrasi memerlukan penghematan cairan sebagai yang akan diharapkan untuk mengeksresikan urine lebih sedikit daripada pasien dengan dehidrasi adekuat. Jikakelebihan cairan yang tidak dapat dibuang dapat menyebabkan terjadi penumpukan cairan didalam rongga tubuh seperti paru – paru sehingga menyebabkan sesak nafas. (Mimo, 2002) Oksigenisasi adalah prosespenambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energy, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. (Kozier B, 2004) Dari hasil pengkajian keadaan Ny. D sesak nafas dan terasa semakin berat setelah melakukan aktifitas sedang. Setelah itu penulis tertarik untuk membandingkan antara konsep teori dengan keadaan di klinik. Maka dari itu penulis mengambil judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenisasi Pada Ny. D dengan Chronic Kidney Disease (CKD) Di Ruang Melati III RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenisasi pada Ny.D dengan Cronic Kidney Desease (CKD) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
ϰ
2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pngkajian pada pasien dengan gangguan oksigenasi pada CKD. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigenasi pada CKD. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigenasi pada CKD. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan oksigenasi pada CKD. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan gangguan oksigenasi pada CKD. f. Penulis mampu menganalisa kondisi gangguan oksigenasi pada CKD yang terjadi pada pasien dengan gangguan oksigenasi pada CKD.
C. Manfaat Penulisan 1. Bagi penulis Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khusus nya dibidang keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan gagal ginjal kronik. 2. Bagi instansi pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan gagal ginjal kronik dapat digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan
ϱ
3. Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek
pelayanan
keperawatan
khususnyapemenuhan
kebutuhan
oksigenasi pada pasien dengan gagal ginjal kronik. 4. Bagi profesi keperawatan Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dibidang keperawatan tentang asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan gagal ginjal kronik.
ϲ
BAB II LAPORAN KASUS
Dalam bab ini menjelaskan tentang ringkasan Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ny.D dengan CKD (Cronic Kidney Desease) yang dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 5 April 2012. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB, Dengan menggunakan metode autoanamnesa dan alloanamnesa,Dari pengkajian tersebut didapat hasil identitas pasien, bahwa pasien bernama Ny.D umur 54 tahun, beragama kristen, alamat Bulusari1/3 Bulusulur, Wonogiri, pendidikan S1, pekerjaan Guru, nomor register 011xxxx, dirawat di ruang Melati III RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dengan diagnosa medis
CKD(Cronic
Kidney Desease), yang bertanggung jawab kepada pasien adalah Tn.J Umur 60 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta, hubungan dengan pasien adalah seorang suami pasien. Hasil dari pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama yang dirasakan oleh pasien adalah sesak nafas.Riwayat penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan sesak nafas 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit dan sesak nafas dirasakan apabila beraktifitas sedang.Kemudian oleh keluarganya, pasien langsung dibawa ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Di IGD pasien mendapatkan terapi O2 liter per menit,
ϲ
ϳ
injeksi furosemid 40 mg, injeksicefotaxime 2gram, daninfuseD5% 16 tetes per menit. Tekanan Darah Ny.D150/90 mmHg, nadi 72 kali per menit, suhu 36,5°C, dan pernafasan 28 kali per menit. Riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan 6 bulan yang lalu pernah periksa ke dokter dan setelah dilakukan pemeriksaan pasien menderita diabetes meilitus.Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi dan telah melakukan imunisasi secara lengkap. Riwayat penyakit keluarga, Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit gagal ginjal.Selain itu dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan seperti asma, diabetes meilitus, serta penyakit menular seperti TB paru dan HIV/AIDS. Pada pengkajian fungsi kesehatan menurut Gordon, pada pola aktifitas dan latihan, sebelum sakit pasien mengatakan dapat bekerja dan melakukan aktifitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan selama sakit pasien mengatakan aktitifitas dan latihannya (makan/minum, toileting,
berpakaian,
mobilitas
di
tempat
tidur,
berpindah,
dan
ambulasi/ROM) dibantu oleh orang lain, kode aktifitas dan latihan 4. Pada pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien lemah, sianosisdi bibir. Kesadaran composmentis glosglow coma scale 15 eye 4,verbal 5,motoric 6,tanda-tanda vital, Tekanan Darah 150/90 mmHg, nadi 72kali per menit, teratur dan kuat, pernafasan 28 kali per menit, teratur dan nafas dalam, suhu36,5°C.
Pada pemeriksaan mata
didapatkan konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, menggunakan alat
ϴ
bantu penglihatan,simetris kanan dan kiri. Pada pemeriksaan hidung pasien terpasang kanul O2 2 liter per menit.Pada pemeriksaan dada saat dilakukan inspeksi diperoleh pernafasan 28 kali per menit, menggunakan otot bantu pernafasan,saat dilakukan palpasi didapatkan vokal fremitus kanan kiri sama, ekspansi paru tidak maksimal. Saat dilakukan perkusi didapatkan sonor dan saat dilakukan auskultasi didapatkan suara lapang paru vesikuler.Pada pemeriksaanekstremitas bawah didapatkan sebelah kiri kekuatan otot penuh, sebelah kanan kekuatan otot penuh, kedua ekstremitas bawah terdapat oedema,capillary refill kurang dari 2 detik. Pemeriksaan data penunjang dan data laboraturium yang dilakukan pada tanggal 3Maret 2012, yaitu hemoglobin10,7 g/dl; hematokrit33%; leukosit
6,8x103/ul;
trombosit226x103/ul;
eritrosit3,81x106/ul;
kreatinin6,3mg/dl; ureum182 mg/dl, natrium120 mmol/l; kalium 3,9 mmol/l; klorida90 mmol/l, hasil penilaian CCT menunjukan nilai 8,3 mL/menit/1,73 m2 (menunjukan CKD). Selama diruang Melati 3 pasien mendapatkan terapi injeksi furosemide 20 mg per 12 jam, infus D5% 16 tetes permenit, O2 2liter per menit. Serta mendapatkan obat oral seperti klonidin 2x0,1mg, asam folat 3x1 tablet, Ca CO33x1 tablet. Dari data pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan analisa data dengan data subjektif pasien mengatakan sesak nafasdan data objektif ditandai dengan pasien tampak lemah, nafas dalam, Tekanan Darah
ϵ
150/90 mmHg, nadi 72 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,5°C. Kemudian merumuskan diagnosa keperawatan, yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengansindrom hiperventilasi sebagai diagnosa utama. Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan masalah pola nafas tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil nafas teratur denganpernafasan16 sampai 24kali per menit, tidak terjadi sianosis di bibir, tidak memakai otot bantu pernafasan, ekspansi paru maksimal. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah observasi keadaan umum dan vital sign dengan rasional untuk mengetahui keadaan pasien, kaji ulang penyebab sesak nafas dengan rasional untuk mengetahui penyebab sesak nafas, berikan posisi semi fowler dengan rasional untuk mengurangi sesak nafas, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian O2 2liter per menit dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam darah,dan kolaborasi pemberian terapi furosemid dengan rasional untuk mengeluarkan cairan dalam tubuh termasuk paru-paru sehingga ekspansi paru maksimal. Tindakan keperawatan pada hari pertama yang dilakukan pada tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji keadaan umum dan vital sign didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan sesak
nafas,
data
objektif,pasien
tampak
lemah,Tekanan
ϭϬ
Darah150/90mmHg, nadi 72 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, Suhu 36,5°C, menggunakan otot bantu pernafasan, ekspansi paru tidak maksimal, sianosis
di bibir.Kemudian memberikan posisi semi fowler
kepada pasien didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan bersedia diberikan posisi semi fowler, data objektif pasien tampak lebih rileks dengan posisi semi fowler,kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan O2 2liter per menit data subjektif pasien mengatakan bersedia di beri oksigen, data objektif pasien tampak rileks dengan oksigen nasal kanul terpasang 2liter per menit, dan memberikan terapi furosemid, didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia diinjeksi, data obyektif furosemid 40 mg telah masuk melalui intravena, pasien tidak alergi.Pada jam 12.00 WIB mengkaji ulang faktor penyebab sesak nafas dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia diperiksa, data objektif. Sesak nafas terasa berat setelah melakukan aktivitas sedang. Tindakan keperawatan pada hari kedua yang dilakukan pada tanggal 4 April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji keadaan umum dan vital sign didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang, data objektif,Pasien tampak lemah,Tekanan Darah 140/90 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20kali per menit,Suhu 36,5°C, menggunakan otot bantu pernafasan, ekspansi paru tidak maksimal.Kemudian memberikan posisi semi fowler kepada pasien didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan bersedia diberikan posisi semi fowler, data objektif pasien tampak lebih rileks
ϭϭ
dengan posisi semi fowler,kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan O2 2liter per menit data subjektif pasien mengatakan bersedia di beri oksigen, data objektif pasien tampak rileks dengan oksigen nasal kanul terpasang 2liter per menit,memberikan terapi furosemid, didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia diinjeksi, data obyektif furosemid 40 mg telah masuk melalui intravena, pasien tidak alergi. Pada jam 12.00 WIB mengkaji ulang faktor penyebab sesak nafas dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia diperiksa, data objektif. . Sesak nafas terasa berat setelah melakukan aktivitas sedang. Tindakankeperawatan yang dilakukan pada hari ke tiga pada tanggal 5 April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji keadaan umum dan vital sign didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang, data objektif,Pasien tampak lemah,Tekanan Darah 130/80 mmHg, nadi 80kali per menit, pernafasan 22kali per menit, Suhu 36,5°Cmenggunakan
otot
bantu
pernafasan,
ekspansi
paru
maksimal.Kemudian memberikan posisi semi fowler kepada pasien didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan bersedia diberikan posisi semi fowler, data objektif pasien tampak lebih rileks dengan posisi semi fowler, Kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan O2 2liter per menit data subjektif pasien mengatakan bersedia di beri oksigen, data objektif pasien tampak rileks dengan oksigen nasal kanul terpasang 2liter per menit,memberikan terapi furosemid, didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia diinjeksi, data obyektif furosemid 40 mg telah
ϭϮ
masuk melalui intravena, pasien tidak alergi. Pada jam 12.00 WIB mengkaji ulang faktor penyebab sesak nafas dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia diperiksa, data objektif. Sesak nafas terasa berat setelah melakukan aktivitas sedang. Pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 jam 14.00 WIB, Setelah melakukan implementasi penulis melakukan evaluasi dengan metode SOAP yaitu pasien mengatakan sesak nafas, sesak nafas terasa semakin berat setelah melakukan aktifitas sedang. ditandai dengan pasien tampak lemah, menggunakan otot bantu pernafasan, pernafasan 28 kali per menit, Tekanan Darah 150/90 mmHg, nadi 72 kali per menit, menggunakan otot bantu pernafasan, ekspansi paru tidak maksimal, sianosis di bibir. Hal ini menyatakan masalah keperawatan belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan yaitu kaji ulang faktor penyebab nyeri, beri posisi yang nyaman (semi fowler), kolaborasi dengan tim medis pemberian O2 2liter per menit dan terapi furosemid. Pada hari Rabu tanggal 4 April 2012 jam 14.00 WIB, dilakukan evaluasi dengan metode SOAP yaitu pasien mengatakan sesak nafas, sesak nafas berkurang. ditandai dengan pasien tampak lemah, menggunakan otot bantu pernafasan, pernafasan 20kali per menit, Tekanan Darah 140/90 mmHg, nadi 80 kali per menit, ekspansi paru tidak maksimal. Hal ini menyatakan masalah keperawatan teratasi sebagian, maka intervensi dilanjutkan yaitu kaji ulang faktor penyebab nyeri, beri posisi yang nyaman
ϭϯ
(semi fowler), kolaborasi dengan tim medis pemberian O2 2liter per menitdan terapi furosemid. Pada hari Kamis tanggal 5 April 2012 jam 14.00 WIB, dilakukan evaluasi dengan metode SOAP yaitu pasien mengatakan sesak nafas berkurang. ditandai dengan pasien tampak lemah, menggunakan otot bantu pernafasan, pernafasan 22kali per menit, Tekanan Darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, ekspansi paru maksimal, sianosis di bibir. Hal ini menyatakan masalah keperawatan teratasi sebagian, maka intervensi tetapdilanjutkan yaitu kaji ulang faktor penyebab nyeri, beri posisi yang nyaman (semi fowler), kolaborasi dengan tim medis pemberian O2 2liter per menit dan terapi furosemid.
ϭϰ
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi pada Ny.D dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Melati III RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Organ pengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang utama adalah ginjal. Kira-kira 180 L plasma difiltrasi setiap hari oleh ginjal. Dari volume ini, kira-kira 1500 ml urine dieksresikan setiap hari. Setiap jam haluaran urine mempunyai rentang rata-rata 40-80 ml untuk orang dewasa dan 0,5 mL/kg/jam untuk anak-anak. Volume, komposisi, dan konsentrasi urine sangat bervariasi dan akan tergantung pada penambahan dan kehilangan cairan. Nilai urine (volume dan konsentrasi) selalu dievaluasi dalam hubungannya dalam kebutuhan tubuh untuk menyimpan dan mengeluarkan cairan. Pasien dehidrasi yang memerlukan penghematan cairan, sebagai contoh, akan diharapkan untuk mengeksresikan urine lebih sedikit daripada pasien dengan dehidrasi adekuat. Jika kelebihan cairan yang tidak dapat dibuang dapat menyebabkan terjadi penumpukan cairan didalam rongga tubuh seperti paru-paru sehingga menyebabkan sesak nafas. (Mimo, 2002).
14
ϭϱ
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan homeostatis
tubuh
dalam
mempertahankan
keseimbangan,
termasuk
keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal menyekresi hormon dan enzim yang membantu pengaturan produksi eritrosit, tekanan darah, serta metabolisme kalsium dan fosfor. Ginjal membuang sisa metabolisme dan menyesuaikan ekskresi dan pelarut. Ginjal mengatur volume cairan tubuh, asiditas, dan elektrolit sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal. (Mari B, 2009). Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap-akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemikn seperti diabetes melitus, glomerulonefritis kronis, pielonefritis, hipertensi yang tidak dapat dikontrol, obstruksi traktus urinarius, lesi herediter seperti penyakit ginjal polikistik, gangguan vaskuler, infeksi, medikasi, atau agen toksik. Lingkungan dan agen berbahaya yang mempengaruhi gagal ginjal kronik mencakup timah, katmium, merkuri, dan kromium. Dialisis atau tranplantasi ginjal kadangkadang
diperlukan
untuk
kelangsungan
hidup
pasien.
(Bruner
&
Suddarth,2002). Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria.(Corwin,2005)
ϭϲ
Sesak nafas terjadi karena peningkatan kadar PCO2 dalam darah sedangkan kadar O2 menurun dalam darah. Pasien akan bernafas dengan cepat yang berguna untuk kompensasi untuk mengeluarkan CO2 dalam darah. Terapi oksigen dibutuhkan untuk menyeimbangkan kadar O2 dan CO2 dalam darah. (Andry H, 2008). Selain itu sesak nafas terjadi karena adanya penumpukan cairan pada rongga paru yang diakibatkan karena kegagalan ginjal untuk mengekskresikan cairan sehingga cairan akan dialirkan kembali ke semua jaringan dan rongga tubuh termasuk rongga paru (Doengoes, 2000). Gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian tinngkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien. (Bruner & Suddarth,2002) Manifestasi kardiovaskuler pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat restensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renimangiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif, dan edema pulmoner (akibat cairan berlebih), dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksin uremik). (Bruner & Suddarth,2002) Gejala dermatologi yang sering terjadi mencakup rasa gatal yang parah (pruritis). Butiran uremik, suatu penumpukan urea dikulit, saat ini jarang terjadi akibat penangaan yang dini dan agresif pada penyakit ginjal tahap akhir. Gejala gastrointestinal juga sering terjadi dan mencakup anoreksia, mual, muntah, dan cegukan. (Bruner & Suddarth,2002)
ϭϳ
Tanda dan gejala yang dirasakan oleh Ny. D adalah sesak nafas, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkankeadaan umum pasien lemah, sianosis di bibir. Kesadaran composmentis glosglow coma scale 15 eye 4, verbal 5, motoric 6, tanda-tanda vital, Tekanan Darah 150/90 mmHg, nadi 72kali per menit, teratur dan kuat, pernafasan 28 kali per menit, teratur dan nafas dalam, suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, menggunakan alat bantu penglihatan, simetris kanan dan kiri. Pada pemeriksaan hidung pasien terpasang kanul O2 2 liter per menit. Pada pemeriksaan dada saat dilakukan inspeksi diperoleh pernafasan 28 kali per menit, menggunakan otot bantu pernafasan, saat dilakukan palpasi didapatkan vokal fremitus kanan kiri sama, ekspansi paru tidak maksimal. Saat dilakukan perkusi didapatkan sonor dan saat dilakukan auskultasi didapatkan suara lapang paru vesikuler. Pada pemeriksaan ekstremitas bawah didapatkan sebelah kiri kekuatan otot penuh, sebelah kanan kekuatan otot penuh, kedua ekstremitas bawah terdapat oedema,capillary refill kurang dari 2 detik. Pemeriksaan data penunjang dan data laboraturium yang dilakukan pada tanggal 3Maret 2012, yaitu hemoglobin 10,7 g/dl; hematokrit 33%; kreatinin 6,3mg/dl; ureum 182 mg/dl. Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada Ny. D dengan gagal ginjal kronik (CKD) dapat penulis simpulkan bahwa gejala-gejala yang dirasakan oleh Ny. D sama dengan manifestasi klinis pada pasien gagal ginjal kronik (CKD) pada konsep teori yaitu sesak nafas, tekanan darah tinggi, nilai
ϭϴ
ureum dan kreatinin meningkat, sehingga apa yang dirasakan Ny. E sesuai dengan diagnosa gagal ginjal kronik (CKD).
Dari hasil pengkajian yang penulis dapatkan dari pasien, penulis menegakan diagnosa pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sindrom hiperventilasi. Oleh penulis diagnosa tersebut diprioritaskan menjadi diagnosa yang utama dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan penulis memprioritaskan masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi karena pola nafas yang dirasakan pasien merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, dimana kebutuhan oksigenasi tersebut lebih dahulu untuk diatasi dan penulis berasumsi untuk mengefektifkan kembali pola napas pasien, agar pasien bisa bernapas dengan normal yaitu 16 sampai 24 kali permenit. Sesak nafas yaitu perasaan sulit bernapas yang biasanya terjadi ketika kita melakukan aktivitas fisik. Sesak napas adalah suatu gejala dari beberapa penyakit yang dapat bersifat kronis. Sesak napas juga dikenal dengan istilah “Shortness Of Breath”.
Kejadian-kejadian sesak nafas
bergantung dari tingkat keparahan dan sebabnya. Sesak nafas ditimbulkan karena kurangnnya kebutuhan oksigen dalam tubuh, oleh sebab itu sesak nafas biasanya diberi terapi oksigenasi. Oksigenisasi adalah prosespenambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
ϭϵ
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energy, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. (Kozier B, 2004) Rencana tindakan yang dirumuskan penulis untuk diagnosa keperawatan oksigenasi yang telah ditegakkan dan bertujuan untuk mengefektifkan kembali pola napas pasien yaitu observasi keadaan umum dan vital sign dengan rasional untuk mengetahui keadaan pasien, kaji ulang penyebab sesak nafas dengan rasional untuk mengetahui penyebab sesak nafas, berikan posisi semi fowler dengan rasional untuk mengurangi sesak nafas, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian O2 2liter per menit dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam darah. Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya.Tindakan tersebut yaitu mengobservasi keadaan umu dan vital sign, mengkaji pola napas, memberikan posisi semi fowler, memberikan terapi oksigen 2 liter permenit. Setelah melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, penulis mengevaluasi keadaan pasien setiap hari pada jam akhir jaga dan hasilnya pola napas pasien sudah efektif walaupun hanya sedikit dan masalah belum teratasi karena keterbatasan waktu dalam proses keperawatan di klinik. Dalam menentukan diagnosa medis pasien, penulis memerlukan waktu beberapa hari untuk merumuskannya, karena pasien mempunyai lebih dari satu diagnosa sehingga penulis harus mengkaji lebih dalam mengenai
ϮϬ
pasien dan menyesuaikan data-data yang ada pada pasien kemudian merumuskan diagnosa yang sesuai, setelah melakukan pengkajian dan pengumpulan data-data lebih dalam dan disesuaikan dengan keadaan pasien dan tanda gejala pasien penulis dapat merumuskan diagnosa yang sesuai pada Ny. D yaitu CKD. Dalam proses pengkajian pada pola nafas didapatkan hasil sesak nafas, pernafasan 28 kali per menit, sianosis di bibir di bibir. Sebenarnya dalam teori menurut judith M. Wilkinson ada data penunjang seperti pemeriksaan AGD (analisa gas darah) untuk menentukan kadar PCO2 dan O2 dalam darah, tetapi penulis tidak memasukan data tersebut karena kurangnya observasi hasil pada pemeriksaan darah.
B. Simpulan Simpulan yang didapatkan pada asuhan keperawatan pemenuhan oksigenasi pada Ny.D dengan Chronic Kidney Disease (CKD) sebagai berikut : 1. Pengkajian didapatkan hasil pasien sesak nafas, pasien tampak lemah, sianosis di bibir, nafas dalam, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 72 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, Suhu 36,5°C. 2. Perumusan masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut data subjektif pasien mengatakan sesak nafas sedangkan data objektif ditandai dengan pasien tampak lemah, nafas dalam, Tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 72 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, Suhu 36,5°C, menggunakan otot bantu pernafasan, ekspansi paru tidak maksimal, sianosis di bibir,
Ϯϭ
Dari perumusan data di atas maka dapat disimpulkan diagnosa keperawatan yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sindrom hiperventilasi. 3. Tujuan dilakukan intervensi
keperawatan
adalah setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah pola nafas tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil nafas teratur dengan pernafasan 16 sampai 24 kali per menit. Intervensi keperawatan yaitu mengobservasi keadaan umum dan vital sign dengan rasional untuk mengetahui keadaan pasien, kaji ulang penyebab sesak nafas dengan rasional untuk mengetahui penyebab sesak nafas, berikan posisi semi fowler dengan rasional untuk mengurangi sesak nafas, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian O2 2 liter per menit dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam darah. 4. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis adalahmengobservasi keadaan umum dan vital sign, kaji ulang penyebab sesak nafas,berikan posisi semi fowler, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian O2 2 liter per menit. 5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan secaran komprehensif dengan acuan Rencana Asuhan Keperawatan (Doengoes, 2000) serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya didapatkan hasil evaluasi keadaan pasien dengan kriteria hasil belum tercapai, maka gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi pada Ny.D belum teratasi.
ϮϮ
6. Tanda dan gejala pada pasien gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) yang sesuai dengan teori, tidak semuanya muncul pada pasien pengelolaan penulis tetapi pada dasarnya tanda dan gejala yang muncul sama dengan pasien yang ada di klinik. Tanda dan gejala yang muncul pada Ny.D adalahpasien sesak nafas, pasien tampak lemah, sianosis di bibir, nafas dalam, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 72 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, Suhu 36,5°C. Dalam menegakkan diagnosa medis secara pasti dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Walaupun tanda dan gejala pasien pengelolaan penulis tidak muncul semua sesuai didalam teori, diagnosa medis Chronic Kidney Disease (CKD) pada Ny.D dapat dipastikan karena tanda dan gejala yang ada pada Ny.Dsesuai dengan konsep teori.
C. Saran Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD), penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain : 1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit) Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun klien serta rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang
Ϯϯ
optimal pada umumnya dan pasien Chronic Kidney Disease (CKD) khususnya.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan
asuhan
keperawatan
serta
memberikan
pelayanan
profesional dan komprehensif pada klien agar lebih maksimal, khususnya pada klien dengan Chronic Kidney Disease (CKD). 3. Bagi institusi pendidikan Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil, inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.