STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
DI SUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
STEFANUS WISNU BROTO NIM. P. 09105
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
STEFANUS WISNU BROTO NIM. P. 09105
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012 i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Stefanus Wisnu Broto
NIM
: P. 09105
Program Studi
: D III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN
KEPERAWATAN
PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta,
April 2012
Yang Membuat Pernyataan
STEFANUS WISNU BROTO NIM. P. 09105
ii
LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Stefanus Wisnu Broto
NIM
: P. 09105
Program Studi : D III Keperawatan Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI
RUANG
MELATI
I
RSUD
Dr.
MOEWARDI
SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : STIKES Kusuma Husada Surakarta Hari/Tanggal : Jum’at, 27 April 2012
Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns NIK.201186080
iii
(…………………….)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Stefanus Wisnu Broto
NIM
: P. 09105
Program Studi : D III Keperawatan Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI
RUANG
MELATI
I
RSUD
Dr.
MOEWARDI
SURAKARTA Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/ Tanggal
: Kamis, 03 Mei 2012 DEWAN PENGUJI
Penguji I
: Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns NIK. 201186080
(…………………………….)
Penguji II
: Oktavianus, S.Kep.,Ns NIK. 201086056
(…………………………….)
Penguji II
: Amalia Senja, S.Kep.,Ns NIK. 201189090
(…………………………….)
Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S. Kep, Ns NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah serta karunia yang telah dilimpahkan-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY.E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA“ Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini.
v
4. Oktavianus, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Amalia Senja, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku, Bp. Riyanto dan Ibu Suryati yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan, Amin.
Surakarta, April 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iv
KATA PENGANTAR ................................................................................
v
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
ix
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................
1
B. Tujuan Penulisan .................................................................
6
C. Manfaat Penulisan ...............................................................
6
LAPORAN KASUS A. Identitas Klien .....................................................................
8
B. Pengkajian ...........................................................................
8
C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................
11
D. Perencanaan Keperawatan ...................................................
12
E. Implementasi Keperawatan ..................................................
12
F. Evaluasi Keperawatan..........................................................
14
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan .........................................................................
vii
16
B. Simpulan .............................................................................
21
C. Saran ...................................................................................
22
Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi 2. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data 3. Lembar Look Book 4. Format Pendelegasian Pasien 5. Asuhan Keperawatan
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Osteoartritis (OA) didefinisikan sebagai kelompok kondisi yang menyebabkan gejala dan tanda sendi yang berhubungan dengan kerusakan integritas kartilago artikular selain perubahan pada tulang yang mendasarinya. Osteoartritis primer bersifat idiopatik dan dapt bersifat general atau lokal. Osteoartritis sekunder terjadi akibat adanya faktor resiko yang teridentifikasi atau adanya penyebab seperti trauma sendi, abnormalitas anatomis, infeksi, neuropati, hemofilia, perubahan metabolik pada kartilago (hemokromatosis), atau perubahan tulang subkondral (akromegali, penyakit paget). (Valentina L. Brashers, edisi 2, 2008) Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenerative atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Bruner & Suddarth, vol 3, 2002) Pada umumnya, gambaran klinis osteoartritis berupa nyeri sendi, terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang akan berkurang bila penderita beristirahat. Nyeri dapat timbul akibat beberapa hal, termasuk dari periostenum yang tidak terlindungi lagi, mikrofaktur subkondral, iritasi ujung-ujung saraf di dalam sinovium oleh osteofit, spasme otot periartikular, penurunan aliran darah didalam tulang dan peningkatan tekanan intraoseus
1
2
dan sinovitis yang diikuti pelepasan prostaglandin, leukotrien dan berbagai sitokin. (Eka, 2007) Manifestasi klinis osteoarthritis yang primer adalah rasa nyeri, kaku dan gangguan fungsional. Nyeri pada osteoartritis disebabkan oleh inflamasi sinovia, peregangan kapsula atau ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikro fraktur trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tendinitis dan spasme otot. Perasaan kaku yang paling sering dialami pada pagi hari atau sesudah bangun tidur biasanya berlangsung kurang dari 30 menit dan akan berkurang sesudah sendi sendi itu digerakkan. Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat perubahan structural dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi penyokong berat badan (panggul, lutut, servikal, dan tulang belakang), sendi tengah dan ujung jari juga sering terkena. Mungkin ada nodus tulang yang khas; pada inspeksi dan palpasi ini tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi. (Bruner & Suddarth, vol 3, 2002) Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa sakit dan ketidakmampuan fisik dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya. Berdasarkan data WHO, 40% penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun mengalami OA lutut. Data Arthritis Research Campaign tahun 2000 menunjukkan bahwa 2 juta penderita OA lutut berobat ke dokter praktik umum maupun rumah sakit, sedangkan 550 ribu di antaranya menderita OA
3
lutut yang parah (grade IV). Data WHO menunjukkan penduduk yang mengalami OA di Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk sebanyak 29% diantaranya
melakukan
pemeriksaan
dokter,
dan
sisanya
(71%)
mengkonsumsi obat bebas pereda nyeri. Kejadian penyakit OA di Jawa Tengah diperkirakan sebesar 5,1% dari semua penduduk. Di RSDK Semarang kasus OA cenderung meningkat selama 3 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2004 – 2006 berturut-turut sebesar 23,71%, 25,46% dan 25,51% dari seluruh kasus reumatik yang tercatat di RSDK Semarang. (Eka, 2007) Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. (Potter & Perry, 2005). Nyeri biasanya dibedakan menjadi dua tipe besar yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Keduanya bisa dibedakan dari onset, durasi dan penyebab nyeri. Nyeri akut biasanya
awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan
cidera spesifik. Nyeri akut mengidentifikasikan bahwa kerusakan atau cidera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak menyebabkan kerusakan sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga
4
enam bulan. Cidera atau penyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh secara spontan atau dapat memerlukan pengobatan. Sebagai contoh jari yang tertusuk biasanya sembuh dengan cepat, dengan nyeri yang hilang dengan cepat, barangkali dalam beberapa detik atau beberapa menit. Pada kasus dengan kondisi lebih berat, seperti fraktur ekstermitas, pengobatan dibutuhkan dengan nyeri menurun sejalan dengan penyembuhan tulang. (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cidera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mrmpunyai awitan yang ditetapkan dengan tepatdan sering sulit diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan kepada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya. Nyeri kronis sering didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung lebih dari enam bulan, meskipun enam bulan adalah sebagai suatu periode yang dapat berubah untuk membedakan antara nyeri akut dan nyeri kronis. (Brunner & Suddarth, vol 1, 2002). Pengkajian keperawatan pada individu dengan nyeri termasuk deskripsi
nyeri juga faktor-faktor lain yang mungkin yang dapat
mempengaruhi nyeri (pengalaman lalu tentang, ansietas, dan usia) dan respon individu terhadap pereda nyeri. Alat-alat pengkajian nyeri dapat digunakan
5
untuk mengkaji persepsi sesorang. Agar alat-alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat, alat tersebut harus memenuhi kriteria berikut: mudah dimengerti dan digunakan, memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien, mudah dinilai, dan sensitif terhadap perubahan kecil dalam intensitas nyeri. Deskripsi verbal tentang nyeri, induvidu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya. Intensitas nyeri didapat diukur dengan menggunakan skala diantaranya; skala intensitas nyeri deskriptif sederhana, skala intensitas nyeri numerik 0-10 dan skala analog visual (VAS). (Brunner & Suddarth, 2002) Karakteristik nyeri pada Ny. E dengan osteoartritis yang telah penulis dapatkan setelah dilakukan pengkajian yaitu pasien mengatakan nyeri pada persendian kaki dan tangan, nyeri terasa panas terasa terus menerus dan terasa sekali jika digerakkan , skala nyeri 6, pasien mengatakan kurang lebih dua bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri sendi “keju kemeng” hilang timbul dan sudah dirasakan kurang lebih tiga tahun, ekspresi wajah pasien tampak meringis menahan sakit dan penyebab nyeri pasien yaitu radang sendi. Berdasarkan tanda dan gejala tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dengan keadaan yang ada di klinik. Maka penulis mengambil judul dalam studi kasus ini “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA”.
6
B. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan Umum Melaporkan kasus nyeri pada Ny. E dengan osteoarthritis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
2.
Tujuan Khusus a.
Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan nyeri osteoartritis.
b.
Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan nyeri osteoarthritis.
c.
Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien nyeri osteoarthritis.
d.
Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan nyeri osteoartritis.
e.
Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan nyeri osteoartritis.
f.
Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada pasien dengan nyeri osteoartritis.
C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Pendidikan Manfaat penulisan bagi pendidikan dimaksudkan memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah dalam bidang / profesi keperawatan.
7
2. Bagi Penulis Manfaat penulisan bagi penulis dimaksudkan menambah wacana/ wawasan untuk memberikan asuhan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien osteoartritis. 3. Bagi profesi keperawatan Dapat dijadikan sebagai dasar mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam memberikan informasi mengenai pemenuhan asuhan keperawatan pada pasien dengan osteoartritis. 4. Rumah Sakit Khususnya bagi perawat RSUD Dr Moewardi, sebagai masukan untuk lebih memperhatikan nyeri yang dirasakan pasien dengan osteoarthritis.
BAB II LAPORAN KASUS
Pengkajian dilakukan pada tanggal 03 April 2012 jam 07.30 WIB, pada kasus ini diperoleh dengan cara autoanamnesa dan allowanamnesa. Dalam bab ini menjelaskan tentang ringkasan Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ny. E. Dari hasil pengkajian identitas pasien yaitu nama Ny. E, alamat Jalan Cakra Rt 3/6 Pasar Kliwon Surakarta, umur 38 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan sebagai buruh, pendidikan terakhir SMP, nomor register 952392, masuk rumah sakit pada tanggal 02 April 2012 dari IGD RSUD Dr Moewardi Surakarta kemudian dirawat dibangsal Melati 1 kamar 5C RSUD Dr Moewardi Surakarta, dengan diagnosa osteoarthritis. Penanggung jawab yaitu Tn. P, alamat Jalan Cakra Rt 3/6 Pasar Kliwon Surakarta, umur 39 tahun, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan sebagai Buruh, dan berperan sebagai suami dari Ny. E. Ketika dilakukan pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama yang dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada persendian tangan dan kaki. Riwayat penyakit sekarang Ny. E mengatakan tanggal 26 Maret 2012 atau kurang lebih 1 minggu yang lalu pasien mengeluh badan lemas, lemas dirasakan terus menerus, lemas bertambah bila aktivitas, lemas berkurang bila istirahat, lemas disertai rasa “gliyer”, mata berkunang-kunang, “gliyer” terutama bila berpindah dari posisi duduk ke berdiri atau tidur ke duduk dan jika pasien berjalan agak jauh tidak mampu karena terasa ingin pingsan.
8
9
Kemudian pasien dibawa ke RSUD Dr Moewardi Surakarta pada tanggal 02 April 2012, di IGD pasien mendapatkan tindakan keperawatan pengukuran tandatanda vital dengan hasil Tekanan Darah 140/80 mmHg, nadi 76 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,7˚ C dan pemasangan infuse ditangan kiri D 5% 16 tetes per menit, dari IGD pasien dipindah diruang Melati 1. Pada tanggal 03 April 2012 dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri pada sendi tangan dan kaki, nyeri terasa panas, nyeri dirasakan terus menerus tetapi terasa sekali jika untuk bergerak, skala nyeri 6 (0-10), pasien tampak meringis, menahan sakit. Dalam pengkajian, riwayat penyakit dahulu, bahwa pasien mengatakan kurang lebih 1 bulan merasakan keluhan yang sama dan pasien mengeluh nyeri pinggang
kanan
dirasakan
bila
beraktifitas
berat,
kemudian
pasien
memeriksakannya ke RSUD Dr Moewardi Surakarta didiagnosa Gagal Ginjal dan disarankan untuk cuci darah. Kurang lebih 2 bulan yang lalu pasien mengeluh seluruh sendi “keju kemeng”, terasa pegal linu terutama pada tangan dan kaki pada pagi hari terjadi beberapa menit “keju kemeng” hilang timbul dan dirasakan kurang lebih 3 tahun. Kurang lebih 1 tahun pasien mengeluh pusing, berkurang jika istirahat kemudian pasien berobat ke puskesmas dan didapatkan hasil Tekanan Darah 160/100 mmHg diberi obat tetapi lupa namanya. Pasien mempunyai riwayat hipertensi kurang sejak lebih 1 tahun yang lalu, riwayat minum jamu “keju kemeng” danpil stelan sejak 3 tahun yang lalu, riwayat mondok di RSUD Dr
10
Moewardi Surakarta kurang lebih 1 bulan yang lalu karena gagal ginjal, riwayat cuci darah kurang lebih 1 kali tanggal 17 Maret 2012. Dari pengkajian riwayat penyakit keluarga, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan hipertensi yaitu Ibu dan tidak mempunyai riwayat penyakit DM dan jantung. Pada pengkajian fungsi kesehatan menurut Gordon yang telah dilakukan penulis menemukan masalah pada klien yaitu pada pengkajian pola kognitif perceptual yaitu pasien mengatakan sebelum sakit pasien mengatakan tidak mengalami nyeri, dapat berbicara dengan jelas, mata berfungsi dengan baik dan tidak menggunakan alat bantu perdengaran sedangkan selama sakit, pasien mengatakan pendengaran dan bicara jelas, penglihatan baik, dan pasien mengeluh nyeri pada sendi tangan dan kaki, terasa terus menerus dan terasa sekali saat digerakkan, nyeri terasa panas, skala nyeri 6. Pada pengkajian pemeriksaan fisik, pada keadaan umum pasien adalah baik, kesadaran komposmentis, untuk pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Tekanan Darah 110/70 mmHg, pernafasan 20 x/menit teratur, nadi 80 x/menit teratur dan kuat, suhu 36,4˚ C. Pada pemeriksaan fisik head to toe ditemukan masalah pada ekstermitas, untuk ekstermitas atas terpasang infuse pada tangan kiri D5% 16 tetes permenit, kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM kanan kiri sama, capillary refill kurang 2 detik, perubahan bentuk tulang tidak ada, perubahan akral hangat sedangkan pada ekstermitas bawah kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM kanan kiri sama, capilari
11
refill kurang 2 detik, perubahan pada ekstermitas bawah odem pada sendi kaki, dan perubahan akral hangat. Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 3 April 2012 yaitu hemoglobin 5,1 g/dl dengan nilai normal 12,0-15,6 g/dl, hematokrit 14 % dengan nilai normal 33-45 %, leukosit 5,2 ribu/ul dengan nilai normal 4,5-11 ribu/ul, trombosit 186 ribu/ul dengan nilai normal 150-450 ribu/ul, eritrosit 1,60 juta/ul dengan nilai normal 4,10-5,10 juta/ul, golongan darah AB, kreatinin 6,6 mg/dl dengan nilai normal 0,6-1,1 mg/dl, ureum 138 mg/dl dengan nilai normal kurang 50 mg/dl, natrium 138 mmol/L dengan nilai normal 136-145 mmol/L, kalium 5,2 mmol/L dengan nilai normal 3,3-5,1 mmol/L, klorida 116 mmol/L 98-106 mmol/L, dan asam urat 7,9 mg/dl dengan nilai normal 2,4-6,1 mg/dl. Dari data hasil pengkajian dan observasi data di atas, penulis melakukan analisa data yaitu data subyektif yang didapat adalah pasien mengatakan nyeri pada persendian kaki dan tangan, nyeri terasa panas, nyeri dirasakan terus menerus dan terasa semakin berat jika digerakkan, skala nyeri 6, dan pasien mengatakan 2 bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri sendi “keju kemeng” dan frekuensinya hilang timbul yang sudah dirasakan kurang lebih 3 tahun. Sedangkan data obyektif yang penulis dapatkan adalah pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak menahan sakit, klien tampak merasa sakit saat menggerakkan kaki tangannya, hasil laboratorium asam urat meningkat 7.9 mg/dl, problem radang sendi, tampak odem pada kaki. Setelah penulis melakukan pengkajian dan analisa data kemudian merumuskan diagnosa yaitu nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan
12
fisik, ditandai dengan klien tampak meringis kesakitan, klien tampak menahan sakit, odem pada sendi kaki, problem radang sendi, asam urat 7,9 mg/dl. Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil skala nyeri berkurang hingga hilang 3-0, ekspresi wajah tidak meringis menahan sakit, tidak ada odem, asam urat dalam batas normal 2,4-6,1 mg/dl. Intervensi atau rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu observasi keadaan umum dan vital sign pasien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kesadaran dan memantau tanda-tanda vital pasien, kaji nyeri (PQRST) dengan rasional mengetahui keadaan nyeri pasien, beri posisi nyaman (semi fowler) dengan rasional memberikan kenyamanan pasien, ajarkan teknik relaksasi dengan rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, anjurkan untuk memberikan kompres hangat ditempat nyeri dengan rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, kolaborasi pemberian analgetik dengan rasional mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 03 April 2012 yaitu jam 08.30 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign klien dengan respon subyektif pasien mengeluh lemas dan respon obyektif tekanan darah klien 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,4˚ C, jam 09.00 WIB mengkaji nyeri (PQRST) dengan respon subyektif pesien mengatakan nyeri pada sendi kaki dan tangan, terasa panas terus menerus, skala nyeri 6 dan respon obyektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak menahan sakit, problem radang sendi, sendi kaki edema, jam 09.10 WIB memberikan posisi
13
nyaman semi fowler dengan respon subyektif pasien mengatakan sudah enakan dan respon obyektif pasien tampak lebih rileks dengan posisi semi fowler, jam 09.15 WIB mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dengan respon subyektif pasien
mengatakan nyeri sedikit berkurang dan respon obyektif
ekspresi wajah pasien tampak lebih rileks setelah diajarkan teknik relaksasi, jam 09.20 WIB menganjurkan memberikan kompres hangat jika nyeri dengan respon subyektif pasien mengerti dan mau melakukan saran yang dianjurkan parawat dan respon obyektif pasien tampak mengerti. Pada tanggal 04 April 2012 jam 08.00 mengobservasi keadaan umum dan vital sign dengan respon subyektif pesien masih mengeluh lemas dan masih nyeri sendi dan respon obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37˚ C, jam 08.15 WIB mengkaji nyeri (PQRST) dengan respon subyektif pasien mengatakan masih nyeri pada sendi tangan dan kaki, terasa panas, terasa jika digerakkan, skala 5 dan respon obyektif pasien masih tampak meringis, ekspresi wajah masih menahan sakit, masih tampak odem, jam 08.25 WIB memberikan posisi nyaman semi fowler dengan respon subyektif pesien mengatakan nyaman dengan posisi yang diberikan dan respon obyektif pasien tampak lebih rileks dengan posisi semi fowler, jam 08.28 menganjurkan untuk teknik relaksasi yang telah diajarkan jika nyeri dengan respon subyektif pasien mengerti dan respon obyektif pasien tampak melakukan jika nyeri dan ekspresi wajah masih meringis menahan sakit, jam 08.30 WIB mengingatkan untuk memberikan kompres hangat dengan respon subyektif
14
keluarga pasien dan pasien mengerti dan mau melakukan dan respon obyektif keluarga pasien tampak mengerti dan mau melakukan. Pada tanggal 05 April 2012 jam 08.00 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign pasien dengan respon subyektif pasien masih mengeluh lemas dan respon obyektif tekanan darah 139/90 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 37˚ C, jam 08.10 WIB mengkaji nyeri (PQRST) dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri pada sendi kaki dan tangan masih terasa panas terasa saat digerakkan, skala nyeri 5 dan respon obyektif pasien masih tampak meringis menahan sakit, jam 08.20 WIB mengingatkan untuk teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri berkurang sedikit dan respon obyektif pasien masih tampak menahan sakit, jam 08.25 WIB mengingatkan keluarga untuk rutin memberikan kompres hangat dengan respon subyektif keluarga pasien mengatakan rutin melakukan dan respon obyektif keluarga pasien tampak melakukan dan pasien tampak lebih nyaman. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dilakukan evaluasi setiap hari pada jam akhir jaga yaitu pada tanggal 03 April 2012 jam 14.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien mengatakan nyeri pada sendi kaki dan tangan, terasa panas terus menerus terasa lebih nyeri jika digerakkan, skala nyeri 6, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak menahan sakit, problem radang sendi, sendi kaki tampak odem, masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi yaitu: kaji nyeri (PQRST), ajarkan teknik relaksasi, beri posisi nyaman semi fowler, beri kompres hangat, kolaborasi pemberian analgetik.
15
Pada tanggal 04 April 2012 jam 14.00 WIB hasil evaluasi adalah pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada sendi kaki da tangan dirasakan bila untuk bergerak, terrasa panas, skala nyeri 5, pasien tampak menahan sakit ekspresi wajah meringis, problem radang sendi, masih odem pada sendi kaki, masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi yaitu: kaji nyeri (PQRST), ajarkan teknik relaksasi, beri posisi nyaman semi fowler, beri kompres hangat, kolaborasi pemberian analgetik. Pada tanggal 05 April 2012 jam 14.00 WIB hasil evaluasi adalah pasien mengatakan masih nyeri pada sendi kaki dan tangan,terasa jika digerakkan, nyeri masih terasa panasn skala nyeri 5, ekspresi wajah pasienmasih meringis, pasien tampak menahan sakit, problem radang sendi, masih odem pada sendi kaki, masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi yaitu: kaji nyeri (PQRST), ajarkan teknik relaksasi, beri posisi nyaman semi fowler, beri kompres hangat, kolaborasi pemberian analgetik.
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 03 April 2012 tentang “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Ny. E dengan Osteoartritis di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Osteoartritis (OA) didefinisikan sebagai kelompok kondisi yang menyebabkan gejala dan tanda sendi yang berhubungan dengan kerusakan integritas kartilago artikular selain perubahan pada tulang yang mendasarinya. Osteoartritis primer bersifat idiopatik dan dapat bersifat general atau lokal. Osteoartritis sekunder terjadi akibat adanya faktor resiko yang teridentifikasi atau adanya penyebab seperti trauma sendi, abnormalitas anatomis, infeksi, neuropati, hemofilia, perubahan metabolik pada kartilago (hemokromatosis), atau perubahan tulang subkondral (akromegali, penyakit paget). (Valentina L. Brashers, 2008) Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenerative atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Bruner & Suddarth, vol 3, 2002)
16
17
Kartilago berdegenerasi karena alasan apapun ia menjadi tidak begitu hogroskopik, mulai retak, dan kemudian pecah berkeping-keping. Sementara proses itu terjadi terutama pada sendi-sendi panahan beban, tulang subkondral artikular menjadi kistik dan berubah bentuknya dengan osteofit hipertrofik (spur). Sementara sel fagosit membuang reruntuhan kartilago dari cairan sinovial, terjadi radang sendi yang ringan. Radang ringan dan kesamaan gejala dengan kelainan arthritis radanglah yang menyebabkannya digunakan istilah “osteoartritis” di AS dan bukan istilah “osteoartrosis” yang biasa digunakan di inggris. Sementara fenomena proses penuaan biasanya merupakan penyebab degenerasi kartilago, cedera berulang, perdarahan intraartikular berkala (hemofilia), nekrosis iskemik pada tulang artikular (alkoholisme, hiperlipidemia, penggunaan kortikosteroid, penyakit sel sabit), infeksi pada sendi, dan riwayat arthritis (arthritis masa kanak-kanak), semuanya
dapat
memudahkan
orang
muda
terserang
osteoarthritis
degenerative premature. Obesitas tampaknya juga memudahkan orang untuk terkena osteoarthritis dan dapat mempercepat progresinya. (Stein, 2001) Manifestasi klinis osteoarthritis yang primer adalah rasa nyeri, kaku dan gangguan fungsional. Nyeri pada osteoartritis disebabkan oleh inflamasi sinovial, peregangan kapsula atau ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikro fraktur trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tendinitis dan spasme otot. Perasaan kaku yang paling sering dialami pada pagi hari atau sesudah bangun tidur biasanya berlangsung kurang dari 30 menit dan akan berkurang sesudah sendi sendi itu
18
digerakkan. Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat perubahan structural dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi penyokong berat badan (panggul, lutut, servikal, dan tulang belakang), sendi tengah dan ujung jari juga sering terkena. Mungkin ada nodus tulang yang khas; pada inspeksi dan palpasi ini tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi. (Bruner & Suddarth, vol 3, 2002) Pada Ny. E tanda dan gejala yang dirasakan adalah nyeri pada sendi tangan dan kaki, nyeri terasa panas, nyeri dirasakan terus menerus dan semakin berat atau semakin nyeri jika digerakkan, skala nyeri 6 (0-10). Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. E ditemukan masalah pada ekstermitas, untuk ekstermitas atas terpasang infuse pada tangan kiri D5% 16 tetes permenit, kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM kanan kiri sama, capillary refill kurang 2 detik, perubahan bentuk tulang tidak ada, perubahan akral hangat sedangkan pada ekstermitas bawah kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM kanan kiri sama, capilari refill kurang 2 detik, perubahan pada ekstermitas bawah edema pada sendi kaki, dan perubahan akral hangat kemudian dari hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 3 April 2012 yaitu didapatkan asam urat 7,9 mg/dL. Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada Ny. E dengan osteoartritis dapat penulis simpulkan bahwa gejala-gejala yang dirasakan oleh Ny. E sama dengan manifestasi klinis pada pasien osteoartritis pada konsep teori yaitu kaku pada persendian yang dialami pada pagi hari, berlangsung
19
kurang dari 30 menit, sehingga apa yang dirasakan Ny. E sesuai dengan diagnosa osteoartritis. Dari hasil pengkajian yang penulis dapatkan dari pasien, penulis menentukan diagnosa yang utama adalah nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan fisik. Oleh penulis diagnosa tersebut dprioritaskan menjadi diagnosa yang utama dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan penulis memprioritaskan masalah nyeri karena nyeri yang dirasakan pasien merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan rasa nyaman, dimana nyeri tersebut lebih terdahulu untuk diatasi dan penulis berasumsi dengan mengatasi nyeri, pasien bisa melakukan aktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. (Potter & Perry, 2005). Rencana
tindakan yang dirumuskan
penulis
untuk diagnosa
keperawatan nyeri yang telah ditegakkan dan bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien yaitu observasi keadaan umum dan vital sign pasien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kesadaran dan memantau tanda-tanda vital pasien, kaji nyeri (PQRST) dengan rasional mengetahui keadaan nyeri pasien, beri posisi nyaman (semi fowler) dengan rasional memberikan kenyamanan pasien, ajarkan teknik relaksasi dengan rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, anjurkan untuk
20
memberikan kompres hangat ditempat nyeri dengan rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, kolaborasi pemberian analgetik dengan rasional mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien. Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya, tetapi ada satu rencana keperawatan yang tidak dilakukan yaitu kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik, karena untuk kolaborasi pemberian obat analgetik tidak ada terapi dari dokter namun dengan tindakan yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat mengurangi nyeri klien sehingga kebutuhan rasa nyaman klien akan terpenuhi. Tindakan keperawatan tersebut adalah mengobservasi keadaan umum dan vital sign pasien, mengkaji nyeri pasien (PQRST), memberikan posisi nyaman (semi fowler), mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan memberikan kompres hangat pada lokasi nyeri. Setelah melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, penulis mengevaluasi keadaan pasien setiap hari pada jam akhir jaga dan hasilnya nyeri pasien sudah berkurang walaupun hanya sedikit dan masalah belum teratasi karena keterbatasan waktu dalam proses keperawatan di klinik. Dalam menentukan diagnosa medis pasien, penulis memerlukan waktu beberapa hari untuk merumuskannya, karena pasien mempunyai lebih dari satu diagnosa sehingga penulis harus mengkaji lebih dalam mengenai pasien dan menyesuaikan data-data yang ada pada pasien kemudian merumuskan diagnosa yang sesuai, setelah melakukan pengkajian dan
21
pengumpulan data-data lebih dalam dan disesuaikan dengan keadaan pasien dan tanda gejala pasien penulis dapat merumuskan diagnosa yang sesuai pada Ny. E yaitu osteoartritis.
B. Simpulan Setelah penulis melakukan pengkajian dan melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. E dengan osteoartritis penulis mendapat data dari keluhan pasien yaitu Ny. E mengeluh nyeri pada sendi tangan dan kaki, nyeri terasa panas, nyeri dirasakan terus menerus dan semakin memberat atau semakin nyeri jika digerakkan, skala nyeri 6 (0-10). Dari data tersebut yang penulis dapatkan, penulis merumuskan diagnosa prioritas yaitu nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan fisik. Setelah pengkajian yang dilakukan penulis kemudian penulis merumuskan diagnosa selanjutnya penulis merencanakan asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan kepada Ny. E yaitu observasi keadaan umum dan vital sign pasien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kesadaran dan memantau tanda-tanda vital pasien, kaji nyeri (PQRST) dengan rasional mengetahui keadaan nyeri pasien, beri posisi nyaman (semi fowler) dengan rasional memberikan kenyamanan pasien, ajarkan teknik relaksasi dengan rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, anjurkan untuk memberikan kompres hangat ditempat nyeri dengan rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, kolaborasi
pemberian
analgetik
dengan
rasional
menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
mengurangi
dan
22
Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya, tetapi ada satu rencana keperawatan yang tidak dilakukan yaitu kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik, karena untuk kolaborasi pemberian obat analgetik tidak ada terapi dari dokter namun dengan tindakan yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat mengurangi nyeri klien sehingga kebutuhan rasa nyaman klien akan terpenuhi. Tindakan keperawatan tersebut adalah mengobservasi keadaan umum dan vital sign pasien, mengkaji nyeri pasien (PQRST), memberikan posisi nyaman (semi fowler), mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan memberikan kompres hangat pada lokasi nyeri. Setelah melakukan tindakan keperawatan kepada pasien selama tiga hari, penulis mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan dari hasil keadaan pasien setiap hari pada jam akhir jaga dan hasilnya nyeri pasien sudah berkurang walaupun hanya sedikit dan masalah belum teratasi karena tujuan belum tercapai karena keterbatasan waktu dalam proses keperawatan di klinik. Penulis lebih mengerti dan mampu menganalisa keadaan nyeri yang dirasakan pasien dengan osteoartritis setelah melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari di klinik.
C. SARAN Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan osteoartritis, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :
23
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit) Hal ini diharapkan Rumah Sakit khususnya RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik antara tim kesehatan dan klien yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pasien osteoartritis khususnya dan diharapkan Rumah Sakit mampu menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kesembuhan pasien. 2. Bagi tenaga kesehatan terutama perawat. Diharapkan selalu berkoordanasi dengan tim kesehatan lain yakni, dokter, radiologi dan ahli gizi karena untuk menangani pasien osteoartritis membutuhkan asuhan keperawatan yang lebih maksimal pada umumnya dan khususnya pada pasien osteoartritis diharapkan tenaga kesehatan lebih mengutamakan pelayanan yang segera karena pada pasien osteoartritis nyeri bersifat kronis. Dan memberikan pendidikan kesehatan tentang osteoartritis untuk mencegah terjadinya osteoartritis yang berkelanjutan. 3. Bagi institusi pendidikan. Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil, handal dan mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. 4. Bagi klien. Diharapkan mendapat tindakan keperawatan yang sesuai dengan keluhan yang dialami pasien serta pasien senantiasa bekerjasama dalam mengatasi
24
masalah keperawatan, yaitu dengan mengikuti saran yang diberikan baik dokter, perawat ataupun tim kesehatan pada umumnya. Dan khususnya bagi pasien osteoartritis diharapkan pasien kooperatif dan mempercepat proses kesembuhan dan mengikuti saran dari tenaga kesehatan agar tidak terjadi osteosrtritis yang berkelanjutan. 5. Bagi keluarga. Diharapkan keluarga selalu memberikan dukungan terhadap Ny. E agar mempercepat proses penyembuhan, selain itu melaksanakan tindakan yang dianjurkan oleh parawat dan dokter.
DAFTAR PUSTAKA Brasher, Valentina L. (2008), Aplikasi Klinis Patofisiologi & Pemeriksaan Manajemen, Edisi 2, Penerjemah dr. H. Kuncara, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 351-362 Herdman Hearther T. (2009), Nanda International Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi, Made Sumarwati Skep.,Mn., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 410-411 Pratiwi Eka, (2007), Faktor-Faktor Resiko Osteoartritis Lutut, (online), (http://www.arc.org.uk/about_arth/astatis.htm). [diakses 09 April 2012] Kongres Nasional Ikatan Reumatologi Indonesia VI, (2005), http://pemdadiy.go.id/berita, [diakses 09 April 2012] Planta Martin Von, Georges Hartmann, (2003). Buku Saku Diagnosis Banding Ilmu Penyakit Dalam, Penerjemah dr. Huriawan Hartanto, Penerbit Hipokrates, Jakarta, hal 7-8 Smeltzer Suzzanne C., Bare Brenda G., (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth, Vol 1, Edisi 8, Penerjemah Agung Wahyu SKep dkk, Penerbir Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 211-217 Smeltzer Suzzanne C., Bare Brenda G, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth, Vol 3, Edisi 8, Penerjemah Agung Wahyu SKep dkk, Penerbir Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 211-217 Stein Jay H. MD., (2001), Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, Penerjemah dr. E. Nugroho, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 377-379 Wilkinson. Judith M., (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi Nic Dan Kriteria Hasil Noc, Edisi 7, Penerjemah Widyawati SKep., Mkes dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 345-348
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Stefanus Wisnu Broto
Tempat,tanggal lahir
: Sukoharjo, 09 Mei 1991
Jenis kelamin
: Laki - Laki
Alamat Rumah
: Semberejo Rt/Rw 01/07 Kunden Bulu Sukoharjo
Riwayat Pendidikan
: SD Negeri 02 Kunden SMP Negeri 01 Bulu SMA Negeri 01 Sukoharjo DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada,
Surakarta