STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA
DI SUSUN OLEH:
CHRISTINA MAYA SARI NIM. P.09071
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
CHRISTINA MAYA SARI NIM. P.09071
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Christina Maya Sari
NIM
: P.09071
Program Studi
: DIII Keperawatan
Judul karya Tulis Ilmiah
:ASUHAN
KEPERAWATAN
PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari saya dapat dibuktikan bahwa tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta,
April 2012
Yang Membuat Pernyataan
CHRISTINA MAYA SARI NIM.P.09071
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh: Nama
: Christina Maya Sari
NIM
: P.09071
Program Studi
: DIII KEPERAWATAN
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di Hari/Tanggal
Pembimbing : Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns NIK . 201187065
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA.’’ Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan ,S.Kep.,Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan, serta selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta, serta membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan yang nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 3. Nurul Devi. A, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman daam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya kasus ini.
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman daam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan Amin. Surakarta, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................
i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME...........................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
v
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................
5
C. Manfaat Penulisan ................................................................................
6
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien .......................................................................................
7
B. Pengkajian.............................................................................................
7
C. Perumusan Masalah Keperawatan .........................................................
11
D. Perencanaan Keperawatan .....................................................................
12
BAB III
E. Implementasi Keperawatan ...................................................................
13
F. Evaluasi Keperawatan ...........................................................................
15
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan .........................................................................................
17
B. Kesimpulan ...........................................................................................
29
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 LembarKonsultasiKaryaTulisIlmiah Lampiran 2 SuratKeteranganSelesaiPengambilan Data Lampiran 3 Loog Book KegiatanHarian Lampiran 4 LembarPendelegasianPasien Lampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium Lampiran 7 HasilEndoskopi
BAB I PENDAHULUAN
͘ >ĂƚĂƌĞůĂŬĂŶŐDĂƐĂůĂŚ
Berdasarkan catatan medik di rumah sakit Dokter Riyadi Semarang diketahui bahwa dari 108 pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu hati, hanya 22 subyek (20,23%) yang sampai pada diagnosis definitife. Sedangkan 86 subyek (79,62%) baru sampai anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta sebagian telah dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dari 22 subyek dengan pemeriksaan definitife, ternyata 7 subyek (31,81%) dengan diagnosis fungsional dan 15 subyek (68,18%) dengan kelainan organik. Gambaran diagnosis definitife dengan diagnosis medis beserta prosentase pada gastritis erosive sebesar 4 (18,18%) (Noerhidajati dkk, 2011). Kira-kira 80-90% pasien yang dirawat diruang intensif menderita gastritis erosive (Hirlan, 2004). Pada tahun 2004 gastritis menempati urutan ke-9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit diseluruh Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (Wijoyo, 2009). Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai diklinik karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi (Hirlan, 2006). Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana terjadi erosi atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem pembuluh darah lambung atau duodenum; dapat terjadi secara akut atau
kronik. Ciri khas gastritis erosive adalah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh kerena itu, pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Biasanya mereda bila agen-agen penyebabnya dapat dihilangkan. Intervensi medis yang dilakukan apabila keluhan tetap tidak hilang dengan menghindari agen penyebab adalah dengan terapi farmakologis, meliputi terapi cairan dan terapi obat (Wehbi, 2009). Terapi cairan, hal ini diberikan pada fase akut untuk hidrasi pasca muntah yang berlebihan. Infeksi bakteri merupakan penyebab lain yang dapat meningkatkan peradangan pada mukosa lambung. Helicobacter pylori merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan terjadinya gastritis. Prevalensi terjadinya infeksi oleh Helicobacter pylori tergantung pada faktor usia yang menggambarkan semakin meningkatnya usia, maka akan semakin meningkat pula rasio terjadinya infeksi Helicobacter pylory pada lambung (Harris, 2007). Masuknya bakteri Helicobakter pylori ketika seseorang mengonsumsi makanan yang secara tidak sengaja terdapat bakteri helicobacter pyori (Muttaqin, 2011). Nutrient merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Nutrien mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh, menyediakan struktur material untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot, serta mengatur proses tubuh (Kozier, 2004). Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan
keseimbangan asam basa (Renata, 2006). Energi yang dihasilkan oleh nutrient atau makanan disebut sebagai nilai kalori. Kalori sama dengan energi yang digunakan untuk pembakaran. Jumlah kalori yang dihasilkan nutrient adalah 1 g karbohidrat dan protein sama dengan 4 kkal dan 1 g lemak sama dengan 9 kkal. Kebutuhan energi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kebutuhan energi seseorang ketika istirahat disebut laju metabolisme basal (basal metabolic rate) adalah energi yang diperlukan pada tingkat terendah fungsi seluler. Persamaan umumnya digunakan untuk memperkirakan penggunaan energi basal (basal energy expenditure) pada orang dewasa dan anak yang berusia lebih dari 6 tahun ketika istirahat terlihat dalam kalkulasi penggunaan energi basal (BEE) pada wanita: BEE = 655 + (9,6 x berat badan dalam kg) + (1,7 x tinggi badan dalam cm) – (4,7 x umur dalam tahun) dan untuk pria: BEE = 66 + (13,7 x berat badan dalam kg) + (5 x tinggi badan dalam cm) – (6,8 x umur dalam tahun). (Harris, 2007). Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D. A adalah pengukuran antropometrik (antropometrik measurements), B adalah data biomedis (biochemical data), C adalah tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign) dan D adalah diet (dietary) (Mubarak, 2007). Secara anatomi-fisiologis, sistem pencernaan manusia memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk menerima nutrient. Proses ini dimulai dari mulut sampai dengan lambung yang merupakan alat penerima makanan yang paling besar (reservoir). Fungsi pencernaan yang kedua adalah untuk menghancurkan nutrient ke dalam bentuk molekul dengan ukuran yang cukup
kecil agar dapat mencapai dan memasuki aliran darah. Dengan demikian, molekul tersebut dapat dengan mudah dikirim keseluruh jaringan. Fungsi pencernaan yang ketiga adalah untuk membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna melalui anus (Inayah, 2004). Berdasarkan observasi penulis selama Studi Kasus di RS Panti Waluyo Surakarta di ruang cempaka didapatkan data bahwa 1 pasien dari 14 pasien mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gastritis. Dengan melihat latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada Tn. S
dengan gastritis erosive di ruang cempaka rumah sakit Panti Waluyo Surakarta.
͘ dƵũƵĂŶWĞŶƵůŝƐĂŶ ϭ͘ dƵũƵĂŶhŵƵŵ͗ DĞůĂƉŽƌŬĂŶ ŬĂƐƵƐ ƉĞŵĞŶƵŚĂŶ ŬĞďƵƚƵŚĂŶ ŶƵƚƌŝƐŝ ƉĂĚĂ dŶ͘^ ĚĞŶŐĂŶ ŐĂƐƚƌŝƚŝƐ ĞƌŽƐŝǀĞĚŝƌƵĂŶŐĐĞŵƉĂŬĂZ^WĂŶƚŝtĂůƵLJŽ^ƵƌĂŬĂƌƚĂ͘ Ϯ͘ dƵũƵĂŶ<ŚƵƐƵƐ͗
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive. d. Penulis
mampu
melakukan
implementasi
pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive
Tn.S
dengan
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive. f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn.S dengan gastritis erosive.
͘ DĂŶĨĂĂƚWĞŶƵůŝƐĂŶ ϭ͘ ĂŐŝWĞŶƵůŝƐ DĞŶĚĂƉĂƚŬĂŶ ƉĞŶŐĂůĂŵĂŶ ƐĞƌƚĂ ĚĂƉĂƚ ŵĞŶĞƌĂƉŬĂŶ ƐƚĂŶĚĂƌ ĂƐƵŚĂŶ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ ƵŶƚƵŬ ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐĂŶ ƉƌĂŬƚŝŬ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ ĚĂŶ ƉĞŵĞĐĂŚĂŶ ŵĂƐĂůĂŚŬŚƵƐƵƐŶLJĂĚĂůĂŵďŝĚĂŶŐͬƉƌŽĨĞƐŝŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ͘ Ϯ͘ ĂŐŝ/ŶƐƚŝƚƵƐŝ ^ĞďĂŐĂŝďĂŚĂŶŬĞƉƵƐƚĂŬĂĂŶĚĂŶƉĞƌďĂŶĚŝŶŐĂŶƉĂĚĂ ƉĞŶĂŶŐĂŶĂŶŬĂƐƵƐ ƉĞŵĞŶƵŚĂŶŬĞďƵƚƵŚĂŶŶƵƚƌŝƐŝĚŝůĂƉĂŶŐĂŶĚĂŶĚĂůĂŵƚĞŽƌŝ͘ ϯ͘ ĂŐŝWĞůĂLJĂŶĂŶ<ĞƐĞŚĂƚĂŶ ŐĂƌ ĚĂƉĂƚ ŵĞŶŐĂƉůŝŬĂƐŝŬĂŶ ƚĞŽƌŝ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ ŬĞĚĂůĂŵ ƉƌĂŬƚĞŬ ƉĞůĂLJĂŶĂŶŬĞƐĞŚĂƚĂŶĚŝƌƵŵĂŚƐĂŬŝƚ͘ ϰ͘ ZĞƐĞĂƌĐŚ^ĞůĂŶũƵƚŶLJĂ DĞŶŐĞŵďĂŶŐŬĂŶ ƉĞŶĞůŝƚŝĂŶ ƐĞŚŝŶŐŐĂ ĚĂƉĂƚ ďĞƌŵĂŶĨĂĂƚ ďĂŐŝ ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐĂŶ ŝůŵƵ ĚĂŶ ƉƌĂŬƚŝŬ ŬĞƉĞƌĂǁĂƚĂŶ ĚŝŵĂƐĂ LJĂŶŐ ĂŬĂŶ ĚĂƚĂŶŐ ƐĞƌƚĂƐĞďĂŐĂŝďĂŚĂŶŵĂƐƵŬĂŶƵŶƚƵŬƉĞŶŐĞŵďĂŶŐĂŶƉĞŶĞůŝƚŝĂŶƐĞůĂŶũƵƚŶLJĂ͘
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien Tanggal 2 April 2012 jam 12.05 WIB, didapat hasil identitas klien. Klien bernama Tn. S, alamat jl. pajajaran no 1 rt 01/10 Sumber, umur 41 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan swasta, pendidikan terakhir SMU, beragama Islam, nomor rekam medik 176XXX. Tanggal masuk 30 Maret 2012 pukul 12.30 WIB. Dokter mendiagnosa Tn.S menderita gastritis. Penanggung jawab terhadap Tn. S adalah Ny. S, umur 40 tahun, pekerjaan swasta, alamat perak sangkal pulung, klaten. Hubungan dengan klien sebagai adik͘
B. Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa atau pengkajian yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan alloanamnesa atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari keluarga.
1) Riwayat Kesehatan Klien Ketika dilakukan pengkajian, keluhan utama yang dirasakan klien adalah lemas. Pada riwayat kesehatan sekarang, klien mengatakan tanggal 30 Maret 2012 pukul 10.00 WIB merasakan perutnya sakit dan ketika BAB feses berwarna hitam. Klien tampak lemas dan merasakan mual, kemudian oleh
keluarga dibawa ke IGD RS Panti Waluyo Surakarta. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 36,40C, nadi 100 kali per menit, hemoglobin 6,1 g/dl. Ketika di IGD klien mendapatkan terapi infuse Asering 20 tetes per menit, serta injeksi intravena yaitu panzo 1x24 jam, fucoidan 1x24 jam, venofer 1x24 jam. Kemudian klien dirawat di ruang cempaka RS Panti Waluyo Surakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut serta mendapatkan tranfusi Packed Red Cell (PRC) dan tranfusi darah. Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya klien pernah dirawat dirumah sakit 2 tahun yang lalu karena sakit yang sama, klien mempunyai riwayat gastritis. Riwayat penyakit keluarga didapatkan ayah klien mempunyai riwayat diabetes mellitus dan hepatitis, ibu klien mempunyai riwayat tuberkolusis, kedua orang tua klien sudah meninggal.
2) Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon, pola aktivitas dan latihan. Klien mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas dilakukan secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya dibantu oleh orang lain (skor 2) seperti berpakaian, mobilisasi, ambulasi, mandi, dan makan. Pola nutrisi dan metabolik. Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dengan menu nasi, jarang mengkonsumsi sayur dan lauk, satu porsi selalu habis, sering telat makan, minum 6-8 gelas air putih dan ditambah teh manis 2 gelas perhari. Selama sakit klien mengkonsumsi makan sesuai diit yang diberikan oleh rumah sakit 3x sehari tetapi hanya menghabiskan setengah porsi saja, merasa mual, tidak nafsu makan, minum hanya 4-5 gelas
air putih perhari. Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian Antropomerti,
Biochemical
data,
Clinical
sign,
Dietary
(ABCD).
Antropometri diantaranya berat badan sebelum sakit 62 kg, berat badan selama sakit 59 kg, tinggi badan 162 cm, IMT = 22,48 %. Biochemical data didapatkan hasil hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematoktit 21,1 % (normal 35-45%), Clinical sign rambut kering, kusam. Turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir, konjungtiva pucat, kuku telihat pucat. Dietary, sebelum sakit klien mengatakan jika makan sayur nangka dan minum kopi perutnya akan sakit dan merasa mual jadi klien menghindari untuk mengkonsumsi sayuran dan minuman tersebut, klien mengatakan sering telat makan meskipun makan 3X sehari karena merasa perut masih terasa kenyang. Selama sakit klien mengatakan diit yang diberikan dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi, klien mengatakan tidak nafsu makan. Pola kognitif dan perseptual, sebelum sakit indra pendengaran, perabaan dan penciuman normal, klien menggunakan alat bantu baca (+ 2) saat membaca. Selama sakit indra pendengaran, perabaan dan penciuman tetap normal, klien merasa nyeri di bagian ulu hati, pengkajian PQRST dilanjutkan hasilnya Provocate: iritasi mukosa lambung, Quallity: seperti ditusuk-tusuk, Regio: procecus xipoideius (ulu hati), Scale: 3, Time: hilang timbul.
3) Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penilaian Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan umum pasien baik, GCS E4M6V5, kesadaran composmentis (sadar penuh).
Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 99 kali per menit, suhu 36,40 C, pernafasan 22 kali per menit. Pemeriksaan head to toe didapatkan hasil kepala mesochephal, rambut kering, dan kusam. Mata, simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva pucat. Hidung, tidak ada polip dan sekret. Mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Telinga serumen sedikit kering. Leher tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, nyeri tekan tidak ada, kaku kuduk tidak ada. Hasil pemeriksaan paru inspeksi ekspansi dada kiri dan kanan simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas. Palpasi pada dada vocal premitus kanan dan kiri sama. Perkusi, sonor disemua lapang paru. Auskultasi suara nafas vesikuler. Pemeriksaan jantung didapatkan hasil inspeksi ictus cordis jantung tidak tampak. Palpasi ictus cordis jantung teraba di ICS ke 5. Hasil pemeriksaan fisik perkusi adalah pekak. Auskultasi hasilnya normal yaitu tidak ada suara tambahan seperti gallop, murmur pada BJ I dan BJ II. Inspeksi pada abdomen hasilnya abdomen tidak buncit, umbilikus tidak menonjol. Auskultasi terjadi peningkatan peristaltic usus 30 kali per menit (normal 4-24 kali per menit). Perkusi hasilnya hipertympani pada kuadran kiri bawah. Palpasi, ada nyeri tekan di procexus xipoeidius (ulu hati) dengan skala 3. Ekstremitas atas kanan dan kiri tidak mengalami oedema, infuse ekstremitas atas kanan. Ekstremitas bawah kanan dan kiri tidak mengalami oedema.
4) Pemeriksaan Penunjang Hasil pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG, dan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan USG tanggal 1
april 2012, kesan: secara sonografi, ukuran hepar masih dalam batas normal namun tampak hipoecholic kasar, cenderung kearah gambaran hepatitis (DD: awal serosis hepatis), tidak tampak sumbatan / bendungan pada traktus urunarius, tidak tampak kelainan organ-organ intra abdomen yang lainnya secara sonografi. Pemeriksaan laboratorium tanggal 2 april 2012 hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45 %), eritrosit 2,35 juta/mm3 (normal 4,5-5,9 juta/mm3), basofil 0,0 % (normal 0,2 %), eosinofil 2,2% (0,4 %), monosit 7,3 % (normal 0,7 %), MCH 26 pg (normal 28-33 pg), MCHV 29 % (normal 32-36 %), trigliserida 54 mg/dl (normal 450 mg/dl), kreatinin 0,80 mg/dl (0,9-1,3 mg/dl). Pemeriksaan endoskopi tanggal 3 april 2012. Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung (+). Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd part mukosa dalam batas normal, erosi (-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive.
C. Daftar Perumusan Masalah Keperawatan Dari data hasil pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan analisa data kemudian membuat prioritas diagnosa keperawatan sesuai dengan kegawatan yang dialami klien atau yang harus segera mendapatkan penanganan karena apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan masalah yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat
adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi respons sekunder akibat nyeri, mual. Ditunjukkan dengan data subjektif klien mengatakan nafsu makan berkurang, mual. Data objektif berat badan sebelum sakit 62 kg, selama sakit 59 kg, hemoglobin 8,1 g/dl, hematokrit 21,1 %.
D. Perencanaan Penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan: setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
2x24
jam
klien
akan
mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat, dengan kriteria hasil: klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, nilai laboratorium dalam rentang normal yaitu hemoglobin 12,1-17,6 g/dl, hematokrit 35-45%, klien akan mempertahankan berat badan. Intervensi atau rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnose keperawatan NIC dan kriteria hasil NOC adalah pantau status nutrisi, rasionalnya dapat mengetahui perbaikan nutrisi klien. Kaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi berkaitan dengan gastritis yang klien alami yaitu untuk tidak mengkonsumsi makanan, sayuran, minuman, atau buah yang dapat meningkatkan asam lambung, rasionalnya pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi lambung. Jelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat, rasionalnya distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari
membantu mencegah distensi lambung sehingga selera makan meningkat. Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam hal memfasilitasi kenaikan berat badan klien dan untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien, rasionalnya dengan berkonsultasi dapat menentukan diet yang memenuhi asupan kalori dan nutrisi yang optimal.
E. Implementasi Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 2 April 2012 pukul 13.00 WIB adalah memantau status nutrisi klien. Respon subjektif: klien mengatakan selama sakit mengkonsumsi diit dari rumah sakit. Respon objektif: IMT 22,48 %, dalam rentang yang normal tetapi berat badan mengalami penurunan. Mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi. Respon subjektif: klien mengatakan sering telat makan, mual. Respon objektif:
klien
tampak
kooperatif.
Menjelaskan
perlunya
konsumsi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat. Respon subjektif: klien mengatakan bersedia diberi informasi perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan bagi kesembuhan klien. Respon objektif: klien tampak kooperatif. Memantau nilai laboratorium. Respon subjektif: -, respon objektif: hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 12,1 % (normal 35-45%). Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 3 April 2012 pukul 08.00 WIB adalah memberi pengetahuan kepada klien tentang intake nutrisi berkaitan dengan gastritis yang klien alami yaitu untuk tidak mengkonsumsi makanan, sayuran, buah, kopi, minuman beralkohol, rokok
karena dapat meningkatkan asam lambung. Respon subjektif: klien mengatakan bersedia diberi pendidikan kesehatan. Respon objektif: setelah diberi pendidikan kesehatan, klien mampu menyebutkan jenis makanan, minuman, dan buah yang dapat meningkatkan asam lambung seperti: sayur nangka, sawi, durian, kopi, minuman beralkohol, dan rokok. Mengkaji ulang perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat. Respon subjektif: klien mengatakan mengerti
dan dapat
menyebutkan pentingnya mengkonsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat. Respon objektif: terpasang infus Asering 20 tetes per menit. Berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan memfasilitasi kenaikan berat badan klien serta untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Respon subjektif: klien mengatakan diit dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi, tidak nafsu makan. Respon objektif: berat badan 59 kg. Memantau hasil laboratorium. Respon subjektif:-. Respon objektif: Biochemical hemoglobin 10,5 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl). Memantau hasil endoskopi. Respon subjektif: klien mengatakan baru pertama kali dilakukan tindakan endoskopi. Respon objektif: Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung (+). Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).
Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd part mukosa dalam batas normal, erosi (-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive.
F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari senin, 2 April 2012 jam 14.20 WIB, dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah subjektif klien mengatakan tidak nafsu makan. Objektif klien tampak lemas, hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45 %), berat badan sebelum sakit 62 kg, berat badan saat sakit 59 kg, terpasang Packed Red Cell 1 kolf (200 cc). Masalah pemenuhuan kebutuhan nutrisi pada Tn.S belum teratasi. Tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji intake nutrisi klien, kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit yang tepat, pantau nilai laboratorium. Tanggal 3 April 2012 pukul 13.45 WIB, subjektif klien mengatakan nafsu makan berkurang, diit yang diberikan dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi. Objektif Antropometri
IMT = 22,48%. Biochemical data
hemoglobin 10,5 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl). Clinical sign turgor kulit sedikit lembab, mukosa bibir tidak pecah. Dietary makan habis setengah porsi. Hasil endoskopi Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung (+). Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd part mukosa dalam batas normal, erosi
(-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive. Masalah keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi belum teratasi. Intervensi keperawatan dilanjutkan, anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam lambung, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan merokok. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, anjurkan klien untuk mengkonsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, yang berperan penting untuk proses penyembuhan klien.
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada Asuhan Keperawatan yang dilakukan tanggal 2-3 April 2012 di ruang cempaka rumah sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn. S. Abraham maslow menjelaskan konsep dasar kebutuhan manusia dalam kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan paling dasar. Kebutuhan nutrisi (makanan) yaitu apabila nutrisi yang diperlukan tidak diperoleh, maka tubuh akan menggunakan sumber-sumber dari tubuh sendiri, sehingga keadaan gizi dalam tubuh menurun (Anonim, 2011). Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik dan anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya (Mubarak, 2007).
1. Pengkajian Peran perawat dalam pengkajian nutrisi ialah untuk mengidentifikasi masalah nutrisi, membuat rencana asuhan keperawatan, serta merencanakan pendidikan kesehatan bagi klien, khususnya tentang nutrisi. Dengan menggunakan pedoman tersebut, status nutrisi seseorang dapat dinilai, melalui tanda-tanda status gizi yang normal. Tujuan dari mengkaji kebutuhan
16
pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruhnya terhadap status kesehatan, mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan keperawatan terkait nutrisi, menilai keefektifan asuhan keperawatan
terkait nutrisi dan kemungkinan untuk
memodifikasi asuhan tersebut, mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang beresiko menyebabkan obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Mubarak, 2007). Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn. S merupakan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi karena penyakit gastritis yang dialami oleh klien. Memiliki ciri khas tersendiri terkait dengan penyakit yang dialami, yaitu terjadi dalam waktu yang relatife singkat serta adanya rasa nyeri tumpul di epigastrium, disertai dengan mual kadang-kadang dengan muntah, dan rasa cepat kenyang (Wehbi, 2008; Tjokronegoro, 2004). Karakteristik gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dialami oleh klien adalah penurunan berat badan, meskipun berdasarkan nilai indeks masa tubuh masih dalam rentang yang normal. Hal ini berbeda dengan nilai indeks masa tubuh yang normal dikarenakan adanya penurunan konsumsi makanan (Damanik, 2009). Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Tn.S dengan gastritis erosive pada tanggal 2-3 April 2012 dengan metode autoanemnesa dan alloanamnesa. Data yang diperoleh penulis pada pengkajian riwayat keluhan utama yang dirasakan klien adalah lemas, nyeri di ulu hati. Kondisi lemas
dikarenakan kurangnya konsumsi makanan sehingga kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk aktivitas tidak tercukupi. Nyeri di ulu hati akibat perlukaan pada lambung. Riwayat penyakit sekarang, klien datang dengan keluhan feses berwarna hitam. Hasil pengkajian tentang pola nutrisi dan metabolisme didapatkan selama sakit klien mengalami anoreksia, mual diakibatkan oleh peningkatan asam lambung akibat adanya peradangan di saluran pencernaan atas (Saryono, 2006). Diit yang dianjurkan rumah sakit adalah diit tinggi karbohidrat tinggi protein (TKTP). Fungsi tinggi protein adalah mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh (Sunita, 2004). Fungsi tinggi karbohidrat adalah memberikan perlindungan terhadap kenaikan badan (Michael J.G, 2009). Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.S, yaitu tekanan darah 100/70 mmHg; nadi 99 kali per menit; pernafasan 22 kali per menit. Dalam hal ini terjadi penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut nadi dari rentang normal yang diharapkan (120/80 mmHg untuk tekanan darah dan nadi 60-80 kali per menit), terjadi karena sebagai respon gangguan pemenuhan nutrisi, kemungkinan kekurangan vitamin K (Mubarak, 2007). Vitamin K dihasilkan oleh sebagian besar tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi biologi bahwa vitamin K dapat bertindak sebagai suatu karier elektron dalam sejumlah rute khusus diantaranya sistem kardiovaskuler (Dinarto M, 2002). Hasil auskultasi abdomen, peristaltik usus meningkat yaitu 30 kali per menit (normal 4-24 kali per menit), hal ini sesuai dengan teori pada pengkajian
klien dengan gastritis erosive yaitu adanya peningkatan peristaltik usus (Priyanto A & Puji lestari, 2008). Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian Antropometri, Biochemical
data,
Clinical
sign,
Dietary
(Mubarak,
2007).
Hasil
Antropometri berat badan selama sakit 59 kg, IMT 22,48% , interpretasi dari perhitungan yang dimaksud digolongkan berdasarkan kriteria dari WHO yang disesuaikan untuk regional Asia Pasifik IMT 18,5-22,9 % adalah normal (Damanik, 2009). Biochemical data hasil dari hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45%). kadar hemoglobin yang menurun adalah indikator dari ketidakadekuatan nutrisi terhadap kebutuhan tubuh dalam fungsi fisiologis (Saryono dkk, 2006). Clinical sign rambut kering, kusam, konjungtiva pucat, turgor kulit kering, mukosa bibir pecahpecah pada sudut bibir, hal ini sesuai dengan teori dimana tanda-tanda klinis tersebut muncul karena kekurangan protein, vitamin A, asam asetat, dan zat besi yang berasal dari konsumsi makanan (Mubarak, 2007). Dietary, klien menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung, sering telat makan karena merasa masih kenyang, merasa nyeri, mual. Hal ini sesuai dengan teori pada pengkajian adanya mual/muntah, riwayat diet yang menjadi faktor gangguan nutrisi yaitu diet yang salah, asupan makanan yang tidak adekuat, serta adanya riwayat medis pada klien yaitu gastritis erosive (Priyanto, 2008; Mubarak, 2007).
Berdasarkan hasil pengkajian nutrisi
A,B,C,D penulis mengambil kesimpulan pada Tn.S terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan adanya penurunan berat badan, hasil laboratorium dibawah normal, tanda-tanda klinis, dan anoreksia. Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang mengarah ke gastritis erosive. Pemeriksaan tersebut antara lain, Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung (+). Antum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd part mukosa dalam batas normal, erosi (-), ulkus (-). Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada klien gastritis erosive yang ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi akan tampak erosi multiple yang biasanya sebagian tampak berdarah dan letaknya tersebar, terkadang juga dapat dijumpai erosi yang mengelompok pada satu daerah (Muttaqin A & Kumala S, 2011).
2. Diagnosa Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun potensial (NANDA cit Newfield et al, 2007). Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada batasan karakteristik yang muncul pada pasien (Newfield et al, 2007). Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini didasarkan pada beberapa karakteristik yang muncul pada klien, yaitu data subjektif, antara lain klien mengatakan nafsu makan berkurang, sehabis
mengkonsumsi sayuran yang dapat meningkatkan asam lambung maka klien merasakan nyeri ulu hati, mual. Kondisi tersebut akan menimbulkan terjadinya respon penurunan fungsi imun dan infeksi H.Pylory sehingga menimbulkan peradangan lokal, erosi kecil, serta perdarahan (Wehbi, 2009). Pada kasus yang dialami Tn.S terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan nutrisi adalah intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik, ditunjukkan dengan tanda dan gejala yang muncul yaitu mual, dan nyeri (NANDA, 2005).
3. Intervensi Penentuan tujuan rencana tindakan seharusnya didasarkan pada prinsip SMART (Subjective, Measurable atau dapat diukur, Achievable atau dapat dicapai, Rational atau sesuai akal sehat, Time atau ada kriteria waktu pencapaian) yang dilakukan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, nilai laboratorium dalam batas normal, dan klien akan mempertahankan berat badan. Perencanaan keperawatannya sesuai dengan management pelaksanaan kebutuhan nutrisi yaitu, kaji kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingakat aktivitas dan kebutuhan metabolik untuk mengetahui keadekuatan zat gizi yang
dibutuhkan tubuh , membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat dengan tujuan pemberian asupan diet makanan dan cairan yang seimbang, nilai laboratorium dalam batas normal yang menunjukkan status gizi dalam batas normal, klien akan mempertahankan berat badan untuk meminimalkan faktor yang dapat menimbulkan penyakit lainnya (Wilkinson, 2006; 319). Berdasarkan teori dan aplikasi pada Tn.S terdapat kesenjangan yaitu Tn.S belum bisa membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena waktu pencapaian yang diharapkan terlalu singkat. Penyusunan intervensi dalam kasus ini tidak sepenuhnya sesuai dengan teori, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan klien.
4. Implementasi Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari pertama adalah memantau status nutrisi, untuk mengetahui perkembangan status nutrisi yang dialami klien. Mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan klien tentang nutrisi terhadap kebutuhan tubuh. Didapatkan hasil implementasi pada Tn.S hari pertama dan kedua berat badan 59 kg, berat badan sebelum sakit 62 kg, nafsu makan klien berkurang, IMT masih dalam rentang yang normal yaitu 22,48% (Damanik, 2009). Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat. Packed Red Cell (200 cc). Packed Red Cell banyak mengandung nutrient yang diperlukan untuk menggantikan sel-sel darah yang
rusak dan sebagai sumber energi metabolik tubuh selama perbaikan sel (Saryono, 2006). Memantau nilai laboratorium. Hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45%). Nilai hemoglobin yang rendah dipengaruhi karena kurangnya nutrisi dalam tubuh, hemoglobin merupakan komponen utama yang berfungsi untuk menghantarkan nutrisi dalam darah keseluruh tubuh. Pemeriksaan hematokrit menggambarkan perbandingan prosentase antara sel darah merah dan sel darah putih dalam 100ml/dl keseluruhan darah dimana semakin tinggi prosentase hematokrit berarti konsentrasi darah semakin kental dimana dalam darah terdapat nutrisinutrisi dari asupan makanan (Sukawana, 2011). Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari kedua adalah memberi pengetahuan kepada klien tentang intake nutrisi berkaitan dengan gastritis yang klien alami yaitu untuk tidak mengkonsumsi makanan, sayuran, buah, kopi, minuman beralkohol, dan rokok karena dapat meningkatkan asam lambung (Sunita, 2004). Dalam hal ini pengetahuan klien akan diit makanan yang sesuai dengan penyembuhan penyakit klien sudah terarah (Muttaqin A & Kumala S, 2011). Mengkaji ulang perlunya cairan yang adekuat. infuse Asering 20 tetes per menit. Infus asering berperan penting dalam perbaikan kondisi nutrisi seseorang (Rachardian Dani, 2010-2011). Memfasilitasi kenaikan berat badan klien dan kolaborasi dengan tim ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Hal ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien. Memantau hasil laboratorium, hasil pemeriksaan laboratorium
pada hari kedua sudah meningkat. Memantau hasil pemeriksaan endoskopi. Endoskopi adalah pemeriksaan histopatologi untuk mengetahui lokasi apakah terdapat edema, erosi, maupun lesi (Mutaqqin A, 2011). Pemeriksaan endoskopi dimaksudkan supaya pemberian terapi obat selanjutnya dapat mempercepat proses penyembuhan. Terapi obat yang diberikan yaitu panzo 1x24 jam per intravena yang membantu menjaga keasaman asam lambung, venofer 1x24 jam per intravena yang berfungsi dalam memperbaiki produksi hemoglobin yang menurun pada anemia defisiensi Fe, fucoidan 100 1x24 jam per oral yang membantu pemeliharaan kesehatan lambung, mucosta 3x8 jam per oral indikasi untuk pengobatan gastritis.
5. Evaluasi Tindakan keperawatan yang dilakukan selama dua hari sudah dilakukan secara komprehensif dengan recana Asuhan Keperawatan (Doengoes, 2000) serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya didapatkan data hasil evaluasi keadaan pasien berdasarkan kriteria hasil, maka gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada Tn.S belum teratasi yaitu klien belum dapat mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu menentukan diit, nilai laboratorium masih dibawah normal, dan belum belum ada pertambahan berat badan.
B. Simpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Hasil pengkajian pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive adalah klien mengalami penurunan berat badan yaitu berat badan sebelum sakit 62 kg dan berat badan selama sakit 59 kg, penurunan hemoglobin pada pemeriksaan laboratorium sebesar 8,1 g/dl, mual, serta terjadi penurunan nafsu makan. b. Diagnosa keperawatan pada Tn.S adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi respon sekunder akibat nyeri, mual. c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive selama 2x24 jam dengan tujuan klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat, kriteria hasil: klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, nilai laboratorium dalam batas normal, klien akan mempertahankan berat badan. Perencanaanya yaitu pantau status nutrisi, kaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi yang berkaitan dengan gastritis erosive, jelaskan pentingnya konsumsi nutrisi (karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan cairan) yang adekuat berdasarkan kebutuhan tubuh dan proses penyembuhan, dan fasilitasi kenaikan berat badan dengan berkolaborasi dengan tim ahli gizi.
d. Tindakan pada tanggal 2 dan 3 April 2012 pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive adalah memantau status nutrisi, mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi yang berkaitan
dengan
gastritis
erosive,
menjelaskan
pentingnya
mengkonsumsi nutrisi (karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan cairan) yang adekuat berdasarkan kebutuhan tubuh dan proses penyembuhan,
memfasilitasi
kenaikan
berat
badan
dengan
berkolaborasi dengan tim ahli gizi. e. Evaluasi dilakukan tanggal 3 April 2012 pukul 13.45 WIB pada Tn.S dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi belum tercapai yaitu klien belum mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu menentukan diit, nilai
laboratorium
masih dibawah normal,
serta
belum ada
pertambahan berat badan. f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi gastritis erosive dalah status pemenuhan kebutuhan nutrisi klien mengalami penurunan. Berdasarkan pengkajian nutrisi antropometri didapatkan hasil IMT 22,48%, biochemical data didapatkan hasil hemoglobin 8,1 g/dl, clinical sign klien rambut kering, kusam, konjungtiva pucat, turgor kulit kering, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir, dietary klien sering telat makan. Berdasarkan hasil antropometri, IMT masih dalam batas yang normal tetapi dalam hal ini
terjadi penurunan berat badan yaitu berat badan sebelum sakit 62 kg, dan berat badan selama sakit 59 kg. 2. Saran a. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan. b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit) Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan klien pada umummya dan pada klien dengan gastritis erosive secara khusus. c. Research selanjutnya Lebih memperoleh data yang lebih akurat sebagai data dukung penelitian selanjutnya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi. d. Bagi penulis Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan keperawatan selanjutnya pada pasien dengan gastritis erosive.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Tingkat Kebutuhan Dasar Manusia. (online). (http://makalahpendidikan.com/2011/tingkatan-kebutuhan-dasar-manusia/,.diakses tanggal 20 April.
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Doengoes, E.Marilyn, Marry F.M., & Alice CM. Geissler, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Penerjemah I Made Kariasa, S.Kp, Penertbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), (2010), Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta. Jonatan A.Lassa, (2009). Memahami Kebijakan Pangan dan Nutrisi di Indonesia. Journal of NTT Studies.http://scholar.google.co.id/scholar=JURNAL+OF+ NTT+STUDIES+memahami+kebijakan+pangan+di+indonesiaTelusuri. Diakses tanggal 16 April 2012 jam14.30 WIB. Mubarak W, (2007), BUKU AJAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA; Pemenuhan kebutuhan Nutrisi, EGC, Jakarta, 26-67. Mutaqqin A, Kumala sari, (2011), GANGGUAN GASTROINTESTINAL; Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Salemba medika, Jakarta, hal 384-397. Newfield, Susan A., Mithie D. Hinz, & Donna Scott T., (2007), Cox’s Clinical Application of Nursing Diagnosis : adulth, chlid, women’s, mental health, gerontic, and home health consideration, 5th Ed., F.A Davis Company, Philadelphia, hal 486-490. Noerhidajati E., Izzudin, Djagat H., 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Amplifikasi Somatosensori Pada Penderita dengan Keluhan Nyeri Ulu Hati. http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&assdt=0,5&q=jurnal+ faktor+yang+berhubungan+dengan+amplifikasi diakses tanggal 14 April 2012 jam 15.10 WIB. Potter & Perry, (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, proses, dan praktik, Vol 2, Penerjemah Komalasari, Skp, dkk, EGC, Jakarta, hal 1420-1465.
Priyanto A, Amk.,S.pd, Sri Lestari, (2008), PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GASTRITIS EROSIVE, Salemba Medika, Jakarta, hal 69-76. Tjokronegoro A. Prof.dr. , dr. Utama H, (2004), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; gastritis, Gaya Baru, Jakarta, 127-131. Saryono, Prastowo A, Mekar D.J., 2006. Perbedaan Kadar Albumin Plasma pada Psien Sebelum dan Setelah Rawat Inap di rsud.DR Margono Soekarjo Purwokerto. The Soedirman Journal of Nursing.http://scholar.google. co.id/scholar=jurnal+keperawatan+soedirman+perbedaan+kadar+albumin +plasma Diakses tanggal 14 April 2012 jam 14.30 WIB. Wilkinson Judith M, (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan; Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta. Yanita, (2011). Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan 1. EGC, Jakarta, hal 119.