Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 11 PALEMBANG Sugiri Dinah *), Mariska**) Dosen MM UTP*) dan SMA Negeri 11 Palembang **)Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail :
[email protected]
ABSTRACT Hipotesis yang diajukan (1). Diduga terdapat pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang, (2). Diduga terdapat pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang, (3). Diduga terdapat pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang, (4). Diduga terdapat pengaruh disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri 11 Palembang yang berjumlah 70 orang, sampel penelitian menggunakan Sampling Jenuh dengan perincian sampel untuk uji coba instrumen sebanyak 30 responden dan sebagai sampel analisis data sebanyak 40 responden. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang menggunakan skala Likert yang disusun berdasarkan konstruksi yang dirangkum dari berbagai teori yang diwujudkan kedalam variabel operasional, sedangkan pengujian terhadap instrumen penelitian dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis data dilakukan melalui uji persyaratan yang terdiri dari uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan uji Chi Square, dan uji linearitas yang menggunakan One-Way Anova. Selanjutnya dilakukan pula uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikolinearitas dengan menggunakan uji koefisien alpha, uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson, serta uji heterokedastisitas yang menggunakan correlation coefficients Spearman. Analisis data menggunakan regresi berganda dan koefisien determinasi dengan persaman : Yˆ a b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 e . Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari ketiga variabel bebas gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara parsial terhadap kinerja guru sebagai variabel terikat. Sedangkan uji-F untuk mengetahui pengaruh dari ketiga variabel bebas gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru sebagai variabel terikat. Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersamasama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dengan nilai Sig. F = 0.000 < α = 0.05 dan koefisien determinasi sebesar 0.696, artinya 69.6 % variasi kinerja guru dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan disiplin kerja (X3) kepala sekolah secara bersama melalui persamaan regresi linear berganda yang dihasilkan yaitu: Yˆ 0.552 0.172 X 1 0.507 X 2 0.299 X 3 e (2).Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah secara parsial terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dengan nilai Sig. t = 0.016 < α = 0.05, (3). Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah secara parsial terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dengan nilai Sig. t = 0.000 < α = 0.05 dan (4). Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja kepala sekolah secara parsial terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dengan nilai Sig. t = 0.000 < α = 0.05. Kata Kunci : Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Salah satu amanat Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudian diatur lebih lanjut dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan sebagai berikut : ----------------Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
537
Dari kutipan diatas menunjukan bahwa pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka diperlukan kinerja guru yang optimal. Tuntutan ini akan terwujud jika guru memiliki beberapa persyaratan mendasar. Pertama, pengetahuan dan pengalaman guru sebagai tenaga profesional merupakan salah satu kunci sukses, bagaimana mengelola proses pembelajaran agar seluruh siswa dapat aktif secara fisik, mental, sosial dan emosional sehingga proses pembelajaran aktif, hasil belajar tidak hanya siswa mengetahui, tetapi juga dapat melakukan sesuatu yang fungsional. Kedua, guru dituntut memiliki motivasi, semangat dan tanggungjawab yang tinggi guna melaksanakan tugasnya. Kemampuan merupakan persyaratan pokok terwujudnya kinerja yang optimal. Tanpa adanya kemampuan menyangkut manajemen maupun kemampuan teknis, tidak akan tercapai kinerja yang optimal. Kemampuan terdiri atas beberapa elemen, antara lain: kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, kemampuan menerapkan, menganalisis, mensintesa dan mengevaluasi. Sedang aspek afektif, mencakup dengan berbagai komponen; seperti sikap, minat dan nilai-nilai. Aspek psikomotor merupakan kegiatan fisik mencakup antara lain kemampuan perseptual, gerak terampil, komunikasi wajar. Kemampuan dibangun melalui pendidikan formal seseorang, juga oleh pelatihan-pelatihan yang telah diikuti. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pembinaan guru berupa pelatihan guru, sekolah lanjutan (S-1), KKG, seminar, workshop, diskusi, dan sebagainya. Pembinaan mutu guru yang dilakukan tidak akan lepas dari peningkatan kompetensi guru dan harus sesuai dengan sistem standarisasi guru di tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan sekolah. Tujuan dikembangkan standar kompetensi guru adalah untuk menetapkan suatu ukuran kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru agar profesional dalam merencanakan dan mengelola proses pembelajaran di sekolah. (Suwondo, MS., 2003). Keberhasilan SMA Negeri 11 Palembang dalam rangka mewujudkan tuntutan sebagaimana yang diuraikan di atas, hanya dapat dicapai apabila di dukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan memiliki kemampuan sekaligus
538
taat hukum, rasional, inovatif, memiliki integrias yang tinggi, serta menjunjung tinggi etika. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pihak manajemen sumber daya manusisa SMA Negeri 11 Palembang telah mulai memperbaiki manajemen yang ada di setiap bagian organisasi. Selain aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional, ada faktor lain yang sangat berperan dalam meningkatkan kinerja guru, yaitu gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja. Kinerja guru dapat dioptimalisasi melalui pendekatan gaya kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang mampu memberi contoh bekerja dengan semangat pada bawahannya. Pemimpin selalu menjadi pelopor dan selalu memberi contoh bagaimana cara bekerja keras dan bersemangat, sehingga bawahan dengan sendirinya terimbau untuk ikut bekerja dengan semangat. Selain menjadi pemimpin yang baik dalam hal memberi contoh yang baik kepada bawahan, seorang pemimpin pun harus mampu menggerakkan bawahannya untuk mengikuti dan mematuhi pedoman kerja dan aturanaturan kerja. Kekuasaan seorang pemimpin meliputi sifat-sifat yang berhubungan dengan orang dan posisi yang didudukinya, yang merupakan dasar kekuatan bagi pemimpin untuk dapat mempengaruhi orang lain. Selain aspek gaya kepemimpinan yang efektif, ada karakteristik psikolog individu yang sangat berperan dalam meningkatkan kinerja guru, yaitu motivasi. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting, karena motivasi adalah hal yang mendorong perilaku manusia agar mau bekerja dengan giat guna mencapai hasil yang baik. Dengan adanya motivasi berarti adanya suatu dorongan dalam diri guru untuk melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan oleh pimpinan dan adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diserahkan kepadanya. Namun masalah motivasi bukan hanya datang dari dalam diri pribadi guru saja, tetapi juga datang dari luar pribadi guru seperti dari pimpinan atau organisasi dengan berbagai cara. Dalam hal ini Pimpinan atau Kepala Sekolah belum sepenuhnya mampu menjadi motivator bagi peningkatan kinerja guru. Hal ini tercermin dari masih sedikitnya pemberian penghargaan atau reward oleh pimpinan/kepala sekolah kepada bawahannya/guru yang berprestasi dalam bidang kerjanya.
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Aktivitas sekolah didalam memberikan motivasi yaitu proses pemberian kegairahan kerja pada setiap guru, sehingga ada kerelaan dan semangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk tercapainya tujuan organisasi. Untuk memotivasi para guru, pihak manajemen sekolah tidaklah cukup hanya dengan menawarkan mereka dengan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang penting, tetapi mereka termotivasi karena mereka yakin bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memperoleh apa yang ingin dicapainya. Disamping faktor motivasi yang tinggi, peningkatan kinerja guru juga dapat dioptimalisasi pelalui peningkatan disiplin kerja. Guru yang memiliki disiplin kerja yang tinggi, senantiasa memiliki dorongan untuk bekerja gigih guna mencapai prestasi, hal ini disebabkan mereka memiliki kontrol kerja yang baik sehingga tidak memerlukan pengawasan yang ketat dalam mencapai kinerja yang telah ditentukan. Karena disiplin kerja dapat dipengaruhi oleh sikap mental, kemampuan, tanggung jawab, ketaatan terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Sehingga disiplin kerja guru akan mencerminkan pula tingkat profesional organisasi / sekolah dalam menangani berbagai tugasnya. Memperhatikan kondisi yang terjadi pada SMA Negeri 11 Palembang saat ini, disiplin kerja guru belum optimal. Hal ini ditandai belum dimanfaatkannya waktu kerja, atau jam dinas untuk melakukan tugas secara efektif, mekanisme dan prosedur kerja masih belum optimal dijadikan pedoman pelaksanaan tugas sehari-hari, masih terjadinya keterlambatan penyelesaikan tugas sesuai jadwal yang ditetapkan. Dalam hubungannya dengan pelaksanaan peningkatan dan pengembangan kinerja guru belum sesuai rencana dan target yang telah ditetapkan. Melihat kenyataan di atas maka SMA Negeri 11 Palembang perlu membudayakan motivasi dan disiplin kerja kepada para guru-guru dalam mlaksanakan pekerjaannya. Selanjutnya pimpinan sekolah atau kepala sekolah juga berperan aktif dalam meningkatkan motivasi dan disiplin kerja guru melalui gaya kepemimpinan yang efektif yang menjadi panutan para guru. Karena dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh Manajemen SMA 11 Palembang terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia Manusia melalui gaya kepemimpinan yang efektif dari kepala sekolah untuk memacu motivasi dan disiplin kerja para guru, diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru yang pada gilirannya akan meningkatkan pula performance organisasi/sekolah itu sendiri.
539
Hal ini dikarenakan kinerja guru di SMA 11 Palembang akhir-akhir ini mengalami penurunan yang terlihat dari kurangnya prestasi kerja yang diperlihatkan oleh guru, masih adanya guru-guru yang datang terlambat untuk mengajar. Selain itu gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah belum terlaksana secara efektif, serta motivasi dan disiplin kerja yang diperlihatkan oleh pimpinan masih rendah. B.
Identifikasi Masalah Dari uraian di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang belum terlaksana secara optimal. 2. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan atau kepala SMA Negeri 11 Palembang saat ini belum terlaksana secara efektif, namun masih perlu dioptimalisasi. 3. Masih rendahnya motivasi dan inisiatif dari guru untuk menjadi lebih produktif, mandiri dan inovatif dalam meningkatkan kinerjanya dan tercapainya tujuan oganisasi 4. Disiplin kerja guru masih rendah, hal ini mencerminkan efektivitas kerja belum optimal, dimana para guru masih suka menunda-nunda pekerjaan 5. Kemampuan guru masih kurang efektif meningkatkan kinerja guru. 6. Kurang optimalnya kemampuan dalam pengembangan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menjalankan tugas-tugas serta memecahkan masalah. 7. Komitmen guru masih kurang optimal mendukung kinerja guru. 8. Pengembangan karir guru belum sepenuhnya berdasarkan kemampuan, keahlian dan latar belakang pengalaman serta pendidikan yang dimiliki oleh guru sehingga belum mampu mengoptimalkan kinerja guru. 9. Budaya Organisasi belum efektif, sehingga belum dapat meningkatkan kinerja guru 10. Sarana dan prasarana bekerja kurang mendukung sehingga banyak sekali terjadi keterlambatan dalam penyelesaian tugas. C.
Pembatasan Masalah Disebabkan adanya keterbatasanketerbatasan dalam diri penulis, baik menyangkut kemampuan, waktu, maupun dana dan agar fokus penelitian ini lebih mendalam,
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
maka dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi tersebut di atas, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, pada: 1) Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru, 2) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Guru, 3) Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru. 3) Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru. Agar lebih fokus, lokasi penelitian penulis tetapkan yaitu di SMA Negeri 11 Palembang D.
Perumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah, dapat rumusan permasalahan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA negeri 11 Palembang? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui, menganalisis dan membuktikan : Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA negeri 11 Palembang. F. Hipoesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka sejalan dengan penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang.
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penyusunan penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian, yang dimulai sejak bulan Desember 2013 dan selesai pada bulan Maret 2014. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 11 Palembang. B. Teknik Analisis 1. Analisis Deskriptif a. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memperoleh gambaran karakteristik yang menyeluruh terhadap populasi yang diteliti, diperlukan analisis statistik deskriptif. Analisis data
540
dilakukan terhadap jawaban 42 responden terhadap setiap butir pertanyaan dari setiap variabel yang diteliti. Setelah dilakukan tabulasi terhadap setiap butir pertanyaan pada setiap variabel yang diteliti, maka dilakukan analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekwensi populasi. Distribusi frekwensi populasi dalam statistik deskriptif meliputi : range, mean, median, standar deviasi, kuartil, desil dan dilengkapi dengan grafik atau diagram. Dengan dilakukannya analisis statistik deskriptif, diharapkan temuan-temuan dalam penelitian secara deskriptif dapat disajikan dan dibaca lebih mudah. b. Analisis Butir Instrumen Setelah dilakukan tabulasi terhadap setiap butir pertanyaan/pernyataan pada setiap variabel yang diteliti, maka dilakukan analisis butir-butir pertanyaan/pernyataan. Analisis dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap butir pertanyaan/pernyataan. Dengan dilakukannya analisis butir pertanyaan, maka dapat diketahui dimensi dan indikator mana yang masih lemah dari setiap instrumen variabel yang diteliti. Kegunaannya adalah untuk memberikan saran dalam rangka memperbaiki kondisi dari variabel yang diamati. Untuk menganalisis data deskriptif tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala penafsiran seperti pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Skala Penafsiran Nilai Indikator No. Interval Nilai Penafsiran 1.
0
< 1,00
Tidak Baik
2.
1,00 < 2,00
Kurang Baik
3.
2,00 < 3,00
Cukup Baik
4.
3,00 < 4,00
Baik
5.
4,00 - 5,00
Sangat Baik
2. Analisis Inferensial a. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis dilakukan terhadap data penelitian dari sampel 42 orang guru. Dengan mempertimbangkan bahwa semua data hasil penelitian akan diolah dengan statistik parametris, maka sesuai dengan pendapat Santoso (2001, h.96) salah satu konsep penting dalam statistik inferensi adalah apakah sampel yang telah diambil berasal dari
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal), maka diperlukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sugiyono (2000, h. 69) bahwa penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi data setiap variabel membentuk distribusi normal, homogen dan linear. Apabila data tidak normal, homogen dan linear, maka statistik parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis. 1). Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk apakah sebaran data hasil penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Tujuan dilakukannya uji normalitas untuk mengetahui apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji Kolmograf-Smirnov dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai α = 0,05. Apabila Asymp.Sig.> 0,05, maka data dinyatakan normal. 2). Uji Homogenitas Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Ujii homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan menetapkan signifikansi 5%( =0,05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp. Sig. > 0,05, maka data tersebut dinyatakan homogen. 3). Uji Linearitas Uji Linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh “berarti“ apabila digunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisi . Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan One-way Anova program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika sig. F > 0,05, maka variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan yang linear. 4) Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis regresi linier berganda, akan dilakukan uji asumsi
541
klasik yang mendasari penggunaan persamaan model regresi linier berganda. Jika asumsi dasar terpenuhi, maka estimator ordinary least square (OLS) dapat memenuhi harapan sebagai penduga BLUE yang merupakan singkatan dari Best Linier Unbiased, Estimator. Sehingga datadata yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis telah terbebas dari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik, yaitu fungsi linier dari random Y dalam model dan efisien dimana ia tidak bias dan memiliki varian yang minimum. Uji ini bermanfaat untuk melihat apakah model regresi linier berganda tersebut telah dibuat dengan tidak melanggar asumsi klasik yang berlaku dalam suatu persamaan regresi linier klasik (Gujarati, 2003, h. 77-85). a). Uji Multikolinieritas Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan varabel bebas lainnya. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebas (independent) akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pangaruh masingmasing variabel bebas (independent) terhadap variabel dependennya. Oleh karena itu kita harus dapat menyatakan, bahwa tidak terjadi adanya hubungan linear diantara variabelvariabel bebas (independent) tersebut.(Haryono, h.237). Adapun hipotesis yang akan diuji untuk membuktikan ada tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas dinyatakan sebagai berikut : Ho: ρ = 0: tidak ada hubungan antar variabel bebas (independent) Ha: ρ ≠ 0: terjadi hubungan antar variabel bebas (independent) b). Uji Heteroskedastisitas Untuk uji Heteroskedastisitas, seperti halnya uji Normalitas, cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak hanya dengan melihat pada Scatter Plot dan dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak metode statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
tidak, seperti misalnya Uji White, Uji Park, Uji Glejser, rank korelasi dari Spearman (Gujarati, 1997). Disini akan menggunakan salah satu uji Heteroskedastisitas yang mudah yang dapat diaplikasikan di SPSS, yaitu rank korelasi dari Spearman. Adapun hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut : Ho: ρ = 0: Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang dijelaskan dan nilai mutlak dari residunya. Ha: ρ ≠ 0: Terdapat hubungan yang sistematik antara variabel yang dijelaskan dan nilai mutlak dari residunya. Apabila menggunakan bantuan program SPSS, maka perhitungan yang diperlukan dua tahap, yaitu menghitung nilai residual absolutnya terlebih dahulu baru menghitung korelasi antara nilai variabel dengan nilai residual absolutnya. b. Model Regresi Berganda Model Regresi Linear Ganda untuk mengukur Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru (Y). ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : a = Konstanta regresi b1,b2 ,b3 = Koefisien regresi e = Residual Y = Variabel Kinerja Guru X1 = Variabel Gaya Kepemimpinan X2 = Variabel Motivasi X3 = Variabel Disiplin Kerja c. Penentuan Koefisien Korelasi (r) Menurut Hadi dalam Arikunto (2002, h. 245) penafsiran koefisien korelasi adalah dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Penafsiran Koefisian Korelasi NILAI r INTERPRETASI 0,80 – 1,00 Sangat Kuat 0,60 – 0,80 Kuat 0,40 – 0,60 Sedang 0,20 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah
menjelaskan variabel dependent (Y). Analisis terhadap nilai Rsquere atau (R²) ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kedua variabel bebas (X1 dan X2) dapat menerangkan hubungan perubahan variabel terikat (Y) . Sifat – sifat Rsquere sangat dipengaruhi oleh banyaknya variabel bebas, dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar nilai Rsquare . Dalam perhitungan rumus yang telah dikemukakan tersebut dilakukan dengan program SPSS 15. 3. Uji Hipotesis Statistik a. Hipotesis Pertama: Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x1x2 x3 y =0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x1x2 x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. F < 0,05. H0 diterima, apabila sig. F ≥ 0,05. b. Hipotesis Kedua: Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x1 y =0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x1 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang
d. Penentuan Koefisien Determinasi ( R² ) Untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, maka perlu diketahui koefisien determinasi atau penentuan nilai R² ini berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 nilai r² tersebut berarti semakin besar variabel independen (X) mampu
542
signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. . b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05.
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
c. Hipotesis Ketiga: Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x2 y =0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x2 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05. 4. Hipotesis Keempat: Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x3 y = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang
hipotesis yang diikuti dengan pembahasan hasil penelitian. A. Analisis Deskriptif Pada bagian ini dideskripsikan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, baik data tentang variabel bebas yang terdiri dari Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) maupun variabel terikat Kinerja Guru (Y). Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket yang disebarkan kepada 40 responden dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dan dibuat sendiri oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan pula analisis butir instrumen yang dimaksudkan untuk memberi saran dalam rangka memperbaiki kondisi dari variabel yang diamati. a. Analisis Statistik Deskriptif 1). Deskripsi Variabel Kinerja Guru (Y) Hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 40 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Kinerja Guru sebagai berikut: Tabel 3. Data Statistik Desriptif Variabel Kinerja Guru (Y) Kinerja Guru (Y)
signifikan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05.
N Mean Std. Error of Mean Median
0 86.25 .303 86.00
Mode
87
Std. Deviation
1.918
Variance
3.679
Skewness
.152
Std. Error of Skewness
543
40
Missing
HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI Pada diuraikan deskripsi data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan untuk mendapatkan gambaran tentang beberapa karakteristik dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel terikat yaitu Kinerja Guru maupun variabel bebas yaitu Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja. Karakteristik yang dimaksud berupa distribusi skor variabel yang diwujudkan dalam bentuk nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi serta varians. Namun sebelumnya, pada bab ini akan dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas sebagai syarat untuk menguji hipotesis yang diajukan, serta uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Sedangkan pada bagian akhir dilakukan pengujian
Valid
Kurtosis Std. Error of Kurtosis
.374 -.718 .733
Range
7
Minimum
83
Maximum
90
Sum
3450
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
a)
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Kinerja Guru 86.25 dengan standard error of mean 0.303. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Distribusi frekuensi skor Kinerja Guru dapat dilihat pada tabel 4 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 2. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y) Valid
83 84 85 86 87 88 89 90 Total
Frequ ency 3 5 7 7 8 4 4 2 40
Percent 7.5 12.5 17.5 17.5 20.0 10.0 10.0 5.0 100.0
Valid Percent 7.5 12.5 17.5 17.5 20.0 10.0 10.0 5.0 100.0
Cumulative Percent 7.5 20.0 37.5 55.0 75.0 85.0 95.0 100.0
KinerjaGuru
10
8
Frequency
rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Kinerja Guru menjadi : 86.25 (2x 0.303) = 85.644 sampai 86.856. c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 86.00 menunjukan bahwa 50% skor Kinerja Guru adalah 86.00 keatas dan 50% adalah 86.00 kebawah. d) Standar deviation adalah 1.918 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 3.679. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Kinerja Guru terhadap rata-ratanya adalah : 86.25 (2 x 1.918) = 82.414 sampai 90.086. e) Ukuran Skewnes adalah 0.152 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = 0.152/0.374 = 0.406. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah - 0.718 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0.718/0.733 = - 0.979. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 90 dan nilai minimum adalah 83 sehingga range sebesar 7. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3450.
6
4
2
Mean = 86.25 Std. Dev. = 1.918 N = 40
0 82
84
86
88
90
92
KinerjaGuru
Gambar 2. Histogram Frekuensi Skor Kinerja Guru
Melihat Gambar 2 di atas, distribusi variabel Kinerja Guru adalah normal karena kurvanya simetris. Artinya Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang terkategori baik. Hal ini terlihat dari distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang rata-rata cukup baik, indikasi lainnya skor antara nilai Kinerja Guru yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. 2). Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) Hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 40 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan sebagai berikut : Tabel 5. Data Statistik Desriptif GayaKepemimpinan (X1) Gaya Kepemimpinan (X1) N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
40 0 90.03 .426 90.50 91 2.694 7.256 -.136 .374 -.291 .733 12 84 96 3601
a Multiple modes exist. The smallest value is shown Sumber : diolah peneliti dengan bantuan program SPSS
a)
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Gaya Kepemimpinan 90.03dengan standard error of mean 0.426. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi
544
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Valid
84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 96 Total
Percent 2.5 2.5 5.0 10.0 7.5 15.0 7.5 22.5 10.0 7.5 7.5 2.5 100.0
Valid Percent 2.5 2.5 5.0 10.0 7.5 15.0 7.5 22.5 10.0 7.5 7.5 2.5 100.0
12
10
8
6
4
2 Mean = 90.02 Std. Dev. = 2.694 N = 40
0 84
86
88
90
Cumulative Percent 2.5 5.0 10.0 20.0 27.5 42.5 50.0 72.5 82.5 90.0 97.5 100.0
545
92
94
96
GayaKepemimpinan
Gambar 3. Histogram Frekuensi Skor Gaya Kepemimpinan Melihat dari gambar 3 di atas terungkap bahwa distribusi variabel Gaya Kepemimpinan kepala sekolah adalah normal karena kurvanya simetris. Artinya Gaya Kepemimpinan di SMA Negeri 11 Palembang terkategori baik. Hal ini terlihat dari distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala SMA Negeri 11 Palembang rata-rata cukup baik, indikasi lainnya skor antara nilai Gaya Kepemimpinan yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. 3). Deskripsi Variabel Motivasi (X2) Hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 40 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Motivasi sebagai berikut :
Tabel 6. Data Statistik Desriptif Motivasi (X2) N Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Gaya Kepemimpinan (X1) Frequ ency 1 1 2 4 3 6 3 9 4 3 3 1 40
GayaKepemimpinan
Frequency
yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Gaya Kepemimpinan menjadi : 90.03 (2x 0.426) = 69.904 sampai 71.656. c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 90.50 menunjukan bahwa 50% skor Gaya Kepemimpinan adalah 90.50 keatas dan 50% adalah 90.50 kebawah. d) Standar deviation adalah 2.694 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 7.256. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Gaya Kepemimpinan terhadap rata-ratanya adalah : 90.03 (2 x 2.694) = 84.642 sampai 95.418. e) Ukuran Skewnes adalah -0.136. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = -0.136/0.347 = -0.391. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah - 0.291. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0.291/0.733 = - 0.397. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai maksimum adalah 96 dan nilai minimum adalah 84 sehingga range sebesar 12. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3601. Distribusi frekuensi skor Gaya Kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 6 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 3.
Valid Missing
Motivasi (X2) 40 0 88.18 .360 88.00 87(a) 2.275 5.174 -.062 .374 -.920 .733 8 84 92 3527
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Motivasi 88.18 dengan standard error of mean 0.360. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Motivasi menjadi : 88.18 (2x 0.360) = 87.46 sampai 88.90. c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 88.00 menunjukan bahwa 50% skor Motivasi adalah 88.00 keatas dan 50% adalah 88.00 kebawah. d) Standar deviation adalah 2.275 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 5.174. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Motivasi terhadap rata-ratanya adalah : 88.18 (2 x 2.275) = 83.63 sampai 92.73. e) Ukuran Skewnes adalah -0.062. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = - 0.062/0.347 = - 0.178. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah – 0.920 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0.920/0.733 = - 1.255. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai maksimum adalah 92 dan nilai minimum adalah 84 sehingga range sebesar 8. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3527. Distribusi frekuensi skor Motivasi dapat dilihat pada tabel 7 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 4 :
546
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi (X2) Frequency Vali d
84
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
5.0
5.0
5.0
85
4
10.0
10.0
15.0
86
4
10.0
10.0
25.0
87
6
15.0
15.0
40.0
88
6
15.0
15.0
55.0
89
5
12.5
12.5
67.5
90
6
15.0
15.0
82.5
91
4
10.0
10.0
92.5
92
3
7.5
7.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
Motivasi
8
6
Frequency
a)
4
2
Mean = 88.18 Std. Dev. = 2.275 N = 40
0 84
86
88
90
92
Motivasi
Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Motivasi Melihat dari gambar 4 di atas, distribusi variabel Motivasi kepala sekolah adalah normal karena kurvanya simetris. Artinya Motivasi kepala sekolah di SMA Negeri 11 Palembang terkategori baik. Hal ini terlihat dari distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti Motivasi kepala sekolah di SMA Negeri 11 Palembang rata-rata cukup baik, indikasi lainnya skor antara nilai Motivasi yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. 4). Deskripsi Variabel Disiplin Kerja (X3) Hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 40 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Disiplin Kerja sebagai berikut :
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Tabel 7. Data Statistik Desriptif Disiplin Kerja (X3) Disiplin Kerja (X3) N Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
Valid Missing
40 0 88.80 .427 89.00 89 2.700 7.292 .026 .374 -.887 .733 10 84 94 3552
g)
Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai maksimum adalah 94 dan nilai minimum adalah 84 sehingga range sebesar 10. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3552. Distribusi frekuensi skor Motivasi dapat dilihat pada tabel 9 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 5 : Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Kerja (X3) Freque ncy Valid
a)
547
Valid Percent
Cumulativ e Percent
5.0
5.0
84
2
85
3
7.5
7.5
12.5
86
5
12.5
12.5
25.0
87
3
7.5
7.5
32.5
88
5
12.5
12.5
45.0
89
6
15.0
15.0
60.0
90
5
12.5
12.5
72.5
91
3
7.5
7.5
80.0
92
4
10.0
10.0
90.0
93
3
7.5
7.5
97.5
94
1
2.5
2.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
5.0
DisiplinKerja
6
5
4
Frequency
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Disiplin Kerja 88.80 dengan standard error of mean 0.427. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Disiplin Kerja menjadi : 88.80 (2x 0.427) = 87.946 sampai 89.654. c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 89.00 menunjukan bahwa 50% skor Disiplin Kerja adalah 89.00 keatas dan 50% adalah 89.00 kebawah. d) Standar deviation adalah 2.700 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 7.292. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Disiplin Kerja terhadap rata-ratanya adalah : 88.80 (2 x 2.700) = 83.4 sampai 94.20. e) Ukuran Skewnes adalah 0.026 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = 0.026/0.374 = 0.069. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah - 0.887. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0.887/0.733 = - 1.21. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal.
Percent
3
2
1 Mean = 88.8 Std. Dev. = 2.7 N = 40
0 82.5
85
87.5
90
92.5
95
DisiplinKerja
Gambar 5. Histogram Frekuensi Skor Disiplin Kerja
Melihat dari gambar 5 di atas terungkap bahwa distribusi variabel Disiplin Kerja Kepala Sekolah adalah normal karena kurvanya simetris. Artinya Disiplin Kerja Kepala SMA Negeri 11 Palembang terkategori baik. Hal ini terlihat dari distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti Disiplin Kerja Kepala SMA Negeri 11 Palembang ratarata cukup baik, indikasi lainnya skor antara nilai Disiplin Kerja yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. b. Analisis Butir Instrumen Setelah dilakukan tabulasi terhadap setiap butir pertanyaan pada setiap variabel yang diteliti, maka dilakukan analisis butir
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
pertanyaan. Analisis dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap butir pertanyaan. Dengan dilakukannya analisis butir pertanyaan, maka dapat diketahui dimensi dan indikator mana yang masih lemah dari setiap instrumen variabel yang diteliti. Kegunaannya adalah untuk memberikan saran dalam rangka memperbaiki kondisi dari variabel yang diamati. Analisis Butir Instrumen variabel terikat (Dependent) yaitu Kinerja Guru (Y) maupun variabel bebas (Independent) yaitu Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) diperoleh hasil sebagai berikut : 1). Variabel Kinerja Guru (Y) Tabel 10. Analisi Butir Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y) No 1 2
3 4 5 6
7 8 9 10 11
12 13
14
15 16 17
18
19 20 21 22
Pernyataan Saya mengembangkan materi sesuai kebutuhan anak. Saya menyusun persyaratan kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan tugas. Saya menyusun jadwal kegiatan. Saya menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan belajar mengajar. Saya membuat laporan hasil pelaksanaan tugas. Saya melaksanakan proses belajar mengajar sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Saya bekerja harus mencapai suatu hasil kerja tercapai sesuai standar. Saya menghasilkan kerja memenuhi kuantitas yang diisyaratkan. Saya melaksanakan tugas sesuai uraian tugas. Saya melaksanakan tugas secara mandiri Saya menyesuaikan dan menilai tugas saya dalam menunjang tujuan organisasi Saya dapat berkomunikasi dengan baik dalam melaksanakan tugas. Saya mengisi waktu kosong untuk mendiskusikan tugas dengan guru lain. Saya menanyakan kepada guruguru lainnya tentang masalah yang Kepala Sekolah hadapi Saya dapat bekerja sama dengan rekan kerja. Saya dapat menyampaikan gagasan kepada orang lain. Saya dapat mengatur pekerjaan dengan baik dalam melaksanakan tugas. Saya sadar akan kekurangan dalam diri, sehingga perlu senantiasa belajar. Saya mewujudkan hal yang inovatif dan kreatif. Saya belum puas dengan hasil yang telah dicapai. Saya tidak akan tersinggung jika ada teman yang mengkritik. Saya memberikan petunjuk jika ada teman yang mempunyai masalah
Total Nilai 174
Nilai RataRata 4.4
162
4.1
156 152
3.9 3.8
147
3.7
145
3.6
150
3.8
156
3.9
147
3.7
124
3.1
140
3.5
160
4
160
4
148
3.7
23
156
3.9
2
148
3.7
3
145
3.6
158
4
1
4 5 6 7
3.7
159
4
3.7
2). Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) Tabel 11. Analisis Butir Instrumen Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
3.2
148
3.8
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Kinerja Guru (Y) di atas dapat dikatakan bahwa Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1) kemampuan guru membuat dan melaksanakan program kerja; 2) standar mutu pekerjaan yang dipersyaratkan; 3) kemandirian seorang guru; 4) kemampuan bekerja dalam kelompok; 5) minat untuk memperbaiki kemampuan diri sendiri menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3.7, artinya terkategori baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Kinerja Guru di atas, tidak terdapat indikator Kinerja Guru yang terkategori cukup. Secara keseluruhan indikator Kinerja Guru berada pada kategori baik, yaitu pada interval 3 < 4 (kategori baik). Artinya Kinerja Guru guru SMA Negeri 11 Palembang saat ini sudah baik namun belum optimal, sehingga masih memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan. Indikator yang perlu segera diperbaiki dan ditingkatkan diprioritaskan pada item yang skor nya masih di bawah nilai ratarata, yaitu item no. 6, 15 dan 20, yaitu : Guru melaksanakan proses belajar mengajar sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku, Guru dapat bekerja sama dengan rekan kerja, Guru belum puas dengan hasil yang telah dicapai. Indikator-insikator tersebut harus ditingkatkan lagi karena nilainya masih dibawah nilai ratarata.
127
3.3
153
Sumber : diolah peneliti dengan program exel
No
131
dalam tugas. Saya membantu teman yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Nilai rata-rata
8
9
548
Pernyataan Kepala sekolah membuat program kerja dan cara mencapainya Kepala sekolah memberikan petunjuk cara melaksanakan program kerja Kepala sekolah sselalu mengingatkan Visi yang telah ditetapkan Kepala sekolah selalu mengingatkan Misi yang telah ditetapkan Pengambilan keputusan oleh Kepala sekolah sesuai tujuan Kemampuan Kepala sekolah merubah perubahan Kepala sekolah selalu memsosialisasikan tujuan apabila ada hal yang baru Kepala sekolah mampu mengkoordinasikan dan mengarahkan guru dalam pencapain tugas. Kepala sekolah membimbing dan menjelaskan peraturan yang berlaku ditempat kerja.
Total Nilai
Nilai RataRata
170
4.3
120
3
131
3.3
144
3.6
116
2.9
159
4
159
4
147
3.7
118
3
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24
Kreatifitas dalam memimpin dikuasai oleh Kepala sekolah Kepala sekolah membimbing dan mengawasi kegiatan guru Kedisiplinan selalu ditetapkan oleh Kepala sekolah kepada guru. Khrisma kepemimpinan hendaknya dimiliki seorang pemimpin Kewibawaan Kepala sekolah terhadap guru Kepala sekolah menerapkan kejujuran bekerja pada gurunya. Perkataan Kepala sekolah sesuai dengan perbuatan Kepala sekolah memberikan petunjuk dalam bekerja Kepala sekolah sering memberikan pekerjaan yang menantang kepada guru Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan potensi diri. Kepala sekolah meminta guru karyawan berdisiplin dan menegakkan peraturan Gaya kepemimpinan yang diterapkan Kepala sekolah demokratis Kepala sekolah selalu menghargai pekerjaan guru Kepala sekolah menekankan pentingnya kerjasama antar guru Perlakuan adil terhadap setiap guru Nilai rata-rata193
ISSN : 2089-6948
157
3.9
139
3.5
145
3.6
156
3.9
159 161
4 4
160
4
No
161
4
1
160
4
2
160
4
3 4
150
3.8
5
160
4
6
160
4
7
150
3.8
8
160
3.4 3.75
9
optimal masih memiliki peluang ditingkatkan dan dikembangkan lagi.
untuk
3). Variabel Motivasi (X2) Tabel 12. Analisis Butir Instrumen variabel Motivasi (X2)
Sumber : diolah penulis dengan bantuan program exel
10
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Gaya Kepemimpinan (X1) di atas dapat dikatakan bahwa Gaya Kepemimpinan di SMA Negeri 11 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1) Orientasi Tugas, 2). Orientasi Orang, 3). Orientasi Kelompok, 4). Orientasi Organisasi menunjukkan nilai rata-rata sebasar 3.75, berarti berada pada kategori baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Gaya Kepemimpinan di atas, masih terdapat indikator Gaya Kepemimpinan yang menghasilkan skor < 3 atau terkategori cukup, yaitu item no. 5 tentang : Pengambilan keputusan oleh Kepala sekolah sesuai tujuan. Artinya pengambilan keputusan oleh kepala sekolah perlu diperbaiki. Sedangkan indikator yang nilainya masih dibawah nilai rata-rata harus mendapat prioritas juga untuk ditingkatkan dan dikembangkan yaitu item no. 2, 3, 4, 9, 11, 12, dan 24, tentang: Kepala sekolah memberikan petunjuk cara melaksanakan program kerja, selalu mengingatkan Visi yang telah ditetapkan, selalu mengingatkan Misi yang telah ditetapkan, membimbing dan menjelaskan peraturan yang berlaku ditempat kerja, membimbing dan mengawasi kegiatan guru, Kedisiplinan selalu ditetapkan oleh Kepala sekolah kepada guru, Perlakuan adil terhadap setiap guru. Secara keseluruhan indikator Gaya Kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah SMA Negeri 11 Palembang berada pada kategori baik, yaitu berada pada interval 3 < 4, namun dalam rangka menciptakan kinerja guru yang
549
11 12 13 14
15
16
17
18
19
20
Pernyataan Kepala sekolah bekerja dengan penuh semangat untuk berprestasi. Kepala sekolah bekerja dengan penuh semangat untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan Kepala sekolah bekerja dengan penuh disiplin Kepala sekolah bekerja dengan semangat komitmen yang tingi Kepala sekolah bekerja dengan baik agar dapat pengakuan dan dihormati oleh bawahan/guru. Kepala sekolah bekerja dengan baik karena ingin mendapatkan pengakuan dari para guru. Kepala sekolah bekerja dengan baik karena ingin mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Kepala sekolah bekerja dengan baik karena ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial. Kepala sekolah bekerja keras untuk memperoleh gaji yang layak. Kepala sekolah bekerja untuk memperoleh insentif. Kepala sekolah bekerja dengan baik karena ingin Memperoleh kenaikan pangkat. Kepala sekolah bekerja dengan baik karena ingin Memperoleh promosi jabatan. Kepala sekolah bekerja karena hanyab ingin Memperoleh Kebanggaan dari keluarga Kepala sekolah bekerja karena ingin memperoleh kebanggan dari lingkungan social Kepala sekolah senang bekerja karena memberikan kepuasan bekerja sesuai yang dikerjakan. Kepala sekolah senang bekerja karena memberikan kepuasan lahir dan batin. Kepala sekolah senang dengan pekerjaannya karena menghasilkan gaji yang besar Kepala sekolah betah berada di sekolah ini karena rekan Kerja/bawahan menyenangkan. Kepala sekolah betah berda di sekolah ini karena ruang Kerjanya nyaman dan menyenangkan Fasilitas kerja di SMA Negeri 11 Palembang di harapkan dapat memuaskan Kepala Sekolah.
Nilai rata-rata Sumber : diolah peneliti dengan program exel
Total Nilai
Nilai RataRata
185
4.6
164
4.1
184 183
4.6 4.6
170
4.3
187
4.7
177
4.4
178
4.5
179
4.5
178
4.5
183
4.6
166
4.2
182
4.6
163
4.1
191
4.8
178
4.5
179
4.5
179
4.5
162
4.1
161
4
4.4
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Motivasi (X2) di atas dapat dikatakan bahwa Motivasi di SMA Negeri 11 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1) semangat yang tinggi untuk berprestasi, 2) ingin mendapat pengakuan, 3) mendapatkan kompensasi 4) merasa puas dalam bekerja, 5) lingkungan kerja sesuai harapan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.4, artinya Motivasi kepala sekolah SMA Negeri 11 Palembang berada pada kategori sangat baik. Secara keseluruhan indikator Motivasi berada pada kategori sangat baik, yaitu berada pada interval 4 < 5, sehingga hal ini menjadi faktor kekuatan bagi SMA Negeri 11
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Palembang untuk meningkatkan kinerja guru yang optimal, yang pada gilirannya akan meningkatkan pula performance SMA Negeri 11 Palembang. 4). Variabel Disiplin Kerja (X3) Tabel 13. Analisis Butir Instrumen variabel Disiplin Kerja (X3) No 1.
2 3 4
5 6 7 8 9 10
11
12 13 14 15 16
17 18 19 20 21
22
Pernyataan Kepala Sekolah datang dan pulang tepat waktu dalam melaksanakan tugas Kepala Sekolah melaksanakan tugas tepat waktu. Kepala Sekolah memanfaatkan waktu kerja dengan baik Kepala Sekolah menkoreksi kembali pekerjaan yang telah selesai dikerjakan Kepala Sekolah taat pada peraturan organisasi dan kedinasan. Kepala Sekolah juga taat terhadap jadwal kerja Kepala Sekolah mampu menyusun uraian tugas. Kepala Sekolah melakukan tugas sesuai uraian tugas. Kepala Sekolah memahami pedoman dalam memberikan penyuluhan. Kepala Sekolah memerlukan pedoman untuk melaksanakan penyuluhan. Kepala Sekolah dapat memahami pedoman penyuluhan yang harus di laksanakan Kepala Sekolah memberikan penyuluhan sesuai pedoman. Kepala Sekolah bekerja memiliki standar kerja Kepala Sekolah memahami standar kerja. Kepala Sekolah bekerja berdasarkan standar kerja. Pekerjaan yang dilakukan kepala sekolah sudah sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan Kepala Sekolah melakukan evaluasi atas proses pekerjaan. Kepala Sekolah melakukan evaluasi hasil kerja para guruu/bawahan Kepala Sekolah melakukan perbaikan dalam proses kerja. Kepala Sekolah melakukan perbaikan terhadap hasil kerja. Kepala Sekolah dan guru/bawahan melakukan pertemuan rutin membahas program kerja kelompok/unit kerja. Kepala Sekolah dan guru melakukan pertemuan rutin membahas program kerja kelompok/unit kerja. Nilai rata-rata
Total Nilai 152
Nilai RataRata 3.8
170
4.3
160
4
159
4
161
4
159
4
161
4
153
3.8
159
4
161
4
165
4.1
164
4.1
166
4.2
166
4.2
166
4.2
164
4.1
165
4.1
162
4.1
164
4.1
161
4
160
4
160
4
dikatakan bahwa Disiplin Kerja Kepala SMA Negeri 11 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1) patuh terhadap tata tertib , 2) patuh terhadap peraturan – peraturan, 3) mantaati semua pedoman kerja, 4) memenuhi standar kerja, 5) mempertahankan standar kelompok secara konsisten menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.04, artinya Disiplin Kerja yang diterapkan Kepala SMA Negeri 11 Palembang berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Disiplin Kerja di atas, secara keseluruhan indikator disiplin kerja kepala sekolah sudah berada pada kategori sangat baik, hanya saja masih terdapat indikator yang masih perlu ditingkatkan karena nilainya masih dibawah nilai rata-rata yaitu item no. 1 dan 8 tentang : Kepala sekolah datang dan pulang tepat waktu dalam melaksanakan tugas, Kepala sekolah melakukan tugas sesuai uraian tugas. Kedua indikator tersebut nilainya masih dibawah nilai rata-rata, artinya belum terlaksana optimal sebagaimana mestinya, sehingga perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki dan ditingkatakan. B. Analisis Inferensial 1. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan dilakukan pada 40 orang guru sebagai sampel penelitian. Data penelitian diolah dengan statistik parametris yang bekerja dengan asumsi data setiap variabel membentuk distribusi normal, homogen dan linear. Bila data tidak normal, homogen dan linear, maka statistik parametris tidak dapat digunakan sebagai alat analisis, sehingga perlu dilakukan uji normalitas, homogenitas dan linearitas. Disamping itu dilakukan pula uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas.
4.04
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Disiplin Kerja (X3) di atas dapat
550
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah data populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian persyaratan ini dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dari program SPSS, normalitas distribusi data dapat dihitung berdasarkan nilai Asymtotic Significance. Kriteria pengujian adalah : H0 diterima jika Asymtotic Significance.yang diperoleh lebih besar dari dan H0 ditolak jika Asymp. Significance lebih kecil dari pada . H0
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
menyatakan data berdistribusi nornal, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan dengan normal atau tidaknya distribusi data adalah dengan taraf 0,05 . Hasil uji normalitas didapatkan nilai Asymp. Sig untuk variabel Kinerja Guru (Y) sebesar 0.637, untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1) didapat nilai sebesar 0.401 variabel Motivasi (X2) didapatkan nilai sebesar 0.678 dan Disiplin Kerja (X3) didapat nilai sebesar 0.818. Nilai Asymp. Sig keempat variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Kinerja Guru, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah berdistribusi normal. Dengan demikian pengujian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan. Hasil uji normalitas keempat variabel dapat dilihat pada tabel 14 berikut :
1 2 3 4
Varia bel
Asymp. Sig
Y X1 X2 X3
0.637 0.401 0.678 0.818
(0,05) 0,05 0,05 0,05 0,05
Keteranga n
Kesimpulan
Asymp.Sig >0,05 Asymp.Sig >0,05 Asymp.Sig >0,05 Asymp.Sig >0,05
Normal Normal Normal Normal
Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas No.
Variabel
Asymp.Sig
1 2 3 4
Y X1 X2 X3
0.494 0.091 0.887 0.798
(0,05) 0.494 > 0,05 0.091 > 0,05 0.887 > 0,05 0.798 > 0.05
Kesimpulan Homogen Homogen Homogen Homogen
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS c. Uji Linearitas Penggunaan teknik statistik analisis regresi untuk menguji hubungan antar variabel harus memenuhi persyaratan antara lain bahwa variabel-variabel tersebut harus bersifat linier. Jika sifat ini tidak terpenuhi, maka teknik analisis regresi dan pengaruh tidak dapat dilakukan. Uji linearitas variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan one-way anova dengan tarif signifikansi 5% (α = 0,05)
Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Normalitas No.
menunjukkan angka yang lebih besar dari = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Kinerja Guru, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah homogen. Dengan demikian pengujian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan. Hasil uji homogenitas ketiga variabel dapat dilihat pada tabel 15 berikut :
Sumber : Data diolah Peneliti melalui Program SPSS
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dimaksud adalah untuk menguji homogenitas varians antara kelompok data Y yang dikembangkan berdasarkan kesamaan nilai X . Pengujian persyaratan ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square Test dari program SPSS. Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila tingkat signifikan lebih besar dari pada dan tolak H0 jika Asymp. Significance lebih kecil dari pada . H0 menyatakan sebaran data homogen, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan dengan homogen atau tidaknya sebaran data adalah dengan taraf 0,05 . Dari hasil uji homogenitas didapatkan nilai Asymp. Sig untuk variabel Kinerja Guru (Y) sebesar 0.494, untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1) didapat nilai sebesar 0.091, untuk variabel Motivasi (X2) didapat nilai sebesar 0.887 sedangkan variabel Disiplin Kerja (X3) didapatkan nilai sebesar 0.798. Nilai Asymp. Sig keempat variabel
551
1). Uji linearitas antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Guru Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari Program SPSS untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja Guru (Y) diperoleh nilai sig deviation from linearity sebesar 0.387 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja Guru (Y) linear. 2). Uji linearitas antara Variabel Motivasi dengan Kinerja Guru Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas untuk variabel Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) diperoleh nilai sig deviation from linerity sebesar 0.707 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Motivasi (X2) dengan Kinerja Guru (Y) linear. 3). Uji linearitas antara Variabel Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas untuk variabel Disiplin Kerja (X3) dengan Kinerja Guru (Y) diperoleh nilai sig deviation from linerity sebesar 0.308 > 0,05
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Disiplin Kerja (X3) dengan Kinerja Guru (Y) linear.
adalah menerima H0 apabila Sig > 0,05. Ho menyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas diperoleh nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya (abs) masingmasing nilai Sig. sebesar 0.969 untuk korelasi variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dengan absx1, Sig. sebesar 0.826 untuk korelasi variabel Motivasi (X2) dengan absx2 dan Sig. sebesar 0.709 untuk korelasi variabel Disiplin Kerja (X3) dengan absx3. Karena ketiga variabel bebas Gaya Kepemimpinan (X1) Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) diperoleh nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terjadi heteroskedastisitas atau tidak terjadi korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan program SPSS V.15 disajikan dalam tabel 17 berikut ini :
d. Uji Asumsi Klasik Penggunaan teknik statistik analisis Regresi Linear Berganda (RLB) adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) terhadap Kinerja Guru (Y). Namun sebelum dapat dilakukan analisis RLB terlebih dahulu harus dipenuhi beberapa asumsi klasik yakni tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi Autokorelasi dan tidak terjadi Heteroskedastisitas. Oleh karena itu maka dilakukan uji multikolinearitas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas. 1). Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Pengujian Multikolinearitas antar variabel bebas dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila Sig > 0,05. Ho menyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Berdasarkan hasil perhitungan uji Multikolinearitas korelasi antara Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Motivasi (X2) diperoleh nilai Sig. sebesar 0.502, korelasi antara Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Disiplin Kerja (X3) diperoleh nilai Sig. sebesar 0.117 dan korelasi antara Motivasi (X2) dengan Disiplin Kerja (X3) diperoleh nilai Sig. sebesar 0.445. Karena semua nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terjadi korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Hasil Uji Multikolinearitas dengan program SPSS disajikan pada tabel 16 berikut ini :
Tabel 17. Hasil Analisis Uji Heteroskedastisitas
Signifikansi
Alpha
Kondisi
Kesimpulan
X1-X2
0.502
0.05
X1-X3
0.117
0.05
X2-X3
0.445
0.05
Sig. > Alpha Sig. > Alpha Sig. > Alpha
Tidak terjadi hubungan linear diantara variabelvariabel bebasnya
Signifikansi
Alpha
Kondisi
Kesimpulan
X1 – ax1
0.969
0.05
Sig. > Alpha
Terima Ho
X2 - ax2
0.826
0.05
Sig. > Alpha
Terima Ho
X3 – ax3
0.709
0.05
Sig. >Alpha
Terima Ho
Sumber : diolah oleh Peneliti dengan Program SPSS V.15
2. Analisis Data a. Analisis Regresi Berganda Untuk menetapkan persamaan regresi linear berganda pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) kepala sekolah secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru (Y) perlu dilakukan analisis koefisien regresi ganda. Dengan menggunakan fasilitas program SPSS, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini :
Tabel 16. Hasil Analisis Multikolinearitas Keterangan
Keterangan
Tabel 18. Koefisien Regresi Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru
2). Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman pada program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Kriteria pengujian
552
Mod el
1
Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant) Gaya Kepemimp inan Motivasi Disiplin Kerja
-.552
9.984
.172
.068
.507 .299
Standard ized Coefficie nts
t
Sig.
Beta -.055
.956
.242
2.535
.016
.079
.601
6.420
.000
.068
.421
4.381
.000
Sumber : diolah peneliti dengan bantuan program SPSS
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Berdasarkan hasil koefisien regresi linear ganda pada tabel 18 di atas, maka persamaan regresi linear ganda pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) terhadap Kinerja Guru adalah : Yˆ 0.552 0.172 X 1 0.507 X 2 0.299 X 3 e Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa konstanta regresi adalah – 0.552. Artinya jika mengabaikan variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Kepala Skolah maka skor Kinerja Guru akan turun sebesar 0.552. Koefisien regresi Gaya Kepemimpinan (X1) adalah 0.172, artinya setiap penambahan satu satuan skor Gaya Kepemimpinan akan meingkatkan skor Kinerja Guru sebesar 0.172 dengan menjaga skor Motivasi (X2) dan skor Disiplin Kerja (X3) tetap/konstan. Koefisien regresi Motivasi (X2) adalah 0.507, artinya setiap penambahan satu satuan skor Motivasi akan meningkatkan skor Kinerja Guru sebesar 0.507 dengan menjaga skor Gaya Kepemimpinan (X1) dan skor Disiplin Kerja (X3) tetap/konstan. Koefisien regresi Disiplin Kerja (X3) adalah 0.299, artinya setiap penambahan satu satuan skor Disiplin Kerja akan meningkatkan skor Kinerja Guru sebesar 0.299 dengan menjaga skor Gaya Kepemimpinan (X1) dan skor Motivasi (X2) tetap/konstan. Dari persamaan regresi linear ganda di atas memperlihatkan bahwa variabel Motivasi (X 2) kepala sekolah lebih dominan pengaruhnya terhadap Kinerja Guru dibandingkan variabel Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja kepala sekolah. Sedangkan variabel Disiplin Kerja lebih dominan pengaruhnya dibandingkan variabel Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Guru. Sehingga untuk meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang secara optimal, maka yang harus lebih dahulu diperhatikan untuk diperbaiki dan ditingkatkan adalah masalah motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah, selanjutnya baru tentang gaya kepemimpinan.. b. Analisis Korelasi Untuk melihat kuat atau lemahnya pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja secara simultan dengan Kinerja Guru (Y) perlu dilakukan analisis koefisien korelasi, hasil koefisien korelasi ditampilkan pada tabel 19 berikut ini :
553
Tabel 19. Koefisien Korelasi dan Determinasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru
R 1
R Square .835(a)
Adjusted R Square .696
Std. Error of the Estimate .671
DurbinWatson 1.100
2.146
Berdasarkan Tabel 33 di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama dengan Kinerja Guru (Y) adalah sebesar 0.835 artinya korelasi Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja kepala sekolah secara bersamasama dengan Kinerja Guru menunjukkan adanya pengaruh yang sangat kuat dan bersifat positif (searah). c. Analisis Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya ( Rsquare ) yaitu 0.696 yang memberikan pengertian bahwa 69.6 % variasi Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan disiplin kerja (X3) Kepala Sekolah secara bersama-sama dalam model regresi yang dihasilkan, yaitu : Yˆ 0.552 0.172 X 1 0.507 X 2 0.299 X 3 e . 3. Uji Hipotesis Statistik a. Hipotesis Pertama: Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x1x2 x3 y =0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x1x2 x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian :
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
H0 ditolak, apabila sig. F < 0,05. H0 diterima, apabila sig. F ≥ 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik : terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis uji signifikansi Y atas X1, X2 dan X3 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 20 berikut ini : Tabel. 20. BUji Signifikansi Pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y Sum of Squares
Model
1
Regressi on Residual Total
df
Mean Square
99.939
3
33.313
43.561
36
1.210
143.500
39
F 27. 531
Sig. .000(a )
Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja guru. Dengan kata lain, makin tinggi gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama yang diterapkan kepala sekolah, maka makin tinggi pula kinerja yang dihasilkan oleh guru. Sebaliknya, makin rendah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama yang diterapkan oleh kepala sekolah, maka makin rendah pula kinerja yang diperlihatkan oleh guru. Kesimpulan: Hipotesis pertama terbukti, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang. b. Hipotesis Kedua: Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x1 y =0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x1 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan gaya
kepemimpinan
kepala
sekolah
554
terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. . b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan secara parsial terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X1 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 32. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,016 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel gaya kepemimpinan bisa menjelaskan skor kinerja guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua diterima atau benar adanya. Dengan kata lain, tinggi-rendahnya kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dapat dipengaruhi oleh variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah secara parsial, artinya tinggi rendahnya kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dipengaruhi oleh efekti atau tidaknya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah. Kesimpulan: Hipotesis kedua terbukti, yaitu terdapat pengaruh yang tidak signifikan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang. c. Hipotesis Ketiga: Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x2 y =0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x2 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: terdapat pengaruh Motivasi kepala sekolah secara parsial
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X2 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 32. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0.000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel Motivasi kepala sekolah bisa menjelaskan skor kinerja guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga diterima. Dengan kata lain, tinggi-rendahnya kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dapat dipengaruhi oleh motivasi yang dimiliki kepala sekolah, artinya tinggi rendahnya kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dipengaruhi oleh motivasi kepala sekolah. Kesimpulan: Hipotesis ketiga terbukti, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan Motivasi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang. 4. Hipotesis Keempat: Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x3 y = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. H1: x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: terdapat pengaruh disiplin kerja kepala sekolah secara parsial terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X3 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 32. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel disiplin kerja kepala sekolah bisa menjelaskan skor kinerja guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis keempat diterima. Dengan kata lain, tinggi-rendahnya Kinerja SMA Negeri 11
555
Palembang dapat dipengaruhi oleh variabel disiplin kerja kepala sekolah, artinya tinggi rendahnya kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya Disiplin Kerja kepala sekolah Kesimpulan: Hipotesis keempat terbukti, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan Disiplin Kerja Kepala Sekolah erhadap Kinerja Guru SMA Negeri 11 Palembang. C. Interpretasi Hasil analisis statistik yang dilakukan dengan bantuan program SPSS meliputi Analisis Regresi, Analisis Korelasi, Product Moment, Koefisien Determinasi, maka akan dilakukan interpretasi dengan 2 (dua) cara yaitu : 1). Hasil analisis tiap variabel, 2). Hasil analisis pengaruh antar variabel dengan rincian sebagai berikut : 1. a.
Hasil Analisis Tiap Variabel Variabel Kinerja Guru Untuk mengetahui deskripsi data dari variabel Kinerja Guru (Y), sesuai dengan data pada Tabel 15, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Kinerja Guru dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 86.25, median 86.00, mode 87, nilai minimum 83, nilai maksimum 90, dan total 3450. b. Variabel Gaya Kepemimpinan Untuk mengetahui deskripsi data dari variabel Gaya Kepemimpinan (X1), sesuai dengan data pada Tabel 18, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Gaya Kepemimpinan dengan 50 responden memiliki nilai rata-rata 90.03, median 90.50, mode 91, nilai minimum 84, nilai maksimum 96, dan total 3601. c. Variabel Motivasi Untuk mengetahui deskripsi data dari variabel Motivasi (X2), sesuai dengan data pada Tabel 21, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Motivasi dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 88.18, median 88.00, mode 87, nilai minimum 84, nilai maksimum 92, dan total 3527. d. Variabel Disiplin Kerja Untuk mengetahui deskripsi data dari variabel Disiplin Kerja (X3), sesuai dengan data pada Tabel 24, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Disiplin Kerja
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 88.80, median 89.00, mode 89, nilai minimum 84, nilai maksimum 94, dan total 3552. 2. a.
Hasil Analisis Pengaruh Antar Variabel Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Secara Bersama-Sama Terhadap Kinerja Guru Hasil penelitian menujukkan bahwa pengaruh antara Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru diperoleh persamaan regresi: Yˆ 0.552 0.172 X 1 0.507 X 2 0.299 X 3 e . Persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa konstanta sebesar – 0.552 yang menyatakan jika tidak ada Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) maka skor Kinerja Guru (Y) akan turun sebesar 0.552. Koefisien regresi X1 adalah 0.172, artinya setiap penambahan satu satuan skor X1 akan meingkatkan skor Kinerja Guru sebesar 0.172 dengan menjaga skor X2 dan X3 tetap/konstan. Koefisien regresi X2 adalah 0.507, artinya setiap penambahan satu satuan skor X2 akan meningkatkan skor Kinerja Guru sebesar 0.507 dengan menjaga skor X1 dan X3 tetap/konstan. Koefisien regresi X3 adalah 0.507, artinya setiap penambahan satu satuan skor X3 akan meningkatkan skor Kinerja Guru sebesar 0.384 dengan menjaga skor X1 dan X2 tetap/konstan.. Sedangkan korelasinya diperoleh angka pearson correlation sebesar 0.835, artinya antara Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru berkorelasi sangat kuat Jika dilihat dari uji F hitung sebesar 27.531dengan tingkat signifikansi 0.000 yang berarti < = 0.05, maka maka secara statistik variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Guru. Jika dilihat dari konsep teori, maka hasil penelitian tersebut sejalan dengan konsep teori bahwa Gaya Kepemimpinan yang efektif, Motivasi dan Disiplin Kerja yang tinggi dari kepala sekolah akan mempercepat peningkatan Kinerja Guru. Oleh sebab itu hasil penelitian tersebut sejalan dengan konsep teori yang ada. b. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Jika dilihat dari uji t hitung sebesar 2.535 dan tingkat signifikansi 0.016 yang berarti < = 0.05 maka secara statistik variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja
556
Guru. Artinya gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah SMA Negeri 11 Palembang saat ini sudah terlaksana dengan baik dan efektif, sehingga tidak menjadi permasalahan terhadap peningkatan kinerja guru. c.
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Guru Jika dilihat dari uji t hitung sebesar 6.420 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang berarti < = 0.05, maka maka secara statistik variabel motivasi kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Jika dilihat dari konsep teori, maka hasil penelitian tersebut sejalan dengan konsep teori bahwa motivasi kepala sekolah yang tinggi akan mempercepat peningkatan kinerja guru. Oleh sebab itu hasil penelitian tersebut sejalan dengan konsep teori yang ada. d. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Jika dilihat dari uji t hitung sebesar 4.381 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang berarti < = 0.05, maka maka secara statistik variabel disiplin kerja kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. Jika dilihat dari konsep teori, maka hasil penelitian tersebut sejalan dengan konsep teori bahwa disiplin kerja kepala sekolah yang efektif dan dinamis akan mempercepat peningkatan kinerja guru. Oleh sebab itu hasil penelitian tersebut sejalan dengan konsep teori yang ada. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi yang telah dilakukan sebelumnya maka disimpulkan sebagai berikut: a. Secara simultan variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang, karena hasil analisis regresi menghasilkan persamaan: Yˆ 0.552 0.172 X 1 0.507 X 2 0.299 X 3 e
. Angka koefisien korelasinya diperoleh angka pearson correlation sebesar 0.835, artinya antara gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja secara bersamasama dengan kinerja guru berkorelasi sangat kuat. Kekuatan pengaruh tersebut dilihat dari koefisien determinasinya yaitu sebesar 0.696 yang berarti Kinerja guru
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
b.
c.
d.
ISSN : 2089-6948
pegawai dapat dijelaskan oleh variabel Gaya kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin kerja secara bersama-sama sebesar 69.9%. Hasil uji sig. F = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah secara bersamasama terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Secara parsial variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Angka koefisien korelasinya diperoleh angka pearson correlation sebesar 0.292, artinya antara gaya kepemimpinan dengan kinerja guru tidak berkorelasi secara signifikan. Hasil uji sig. t = 0.016 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang tidak signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Secara parsial variabel motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Angka koefisien korelasinya diperoleh angka pearson correlation sebesar 0.642, artinya antara motivasi dengan kinerja guru berkorelasi kuat. Hasil uji sig. t = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Secara parsial variabel disiplin kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang. Angka koefisien korelasinya diperoleh angka pearson correlation sebesar 0.569, artinya antara gaya kepemimpinan dengan kinerja guru berkorelasi rendah. Hasil uji sig. t = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian seperti dipaparkan sebelumnya, maka pada bagian berikut perlu diberkan beberapa saran pada pihakpihak yang terkait dengan penelitian ini. 1. Bagi para guru SMA Negeri 11 Palembang, agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja guru yang sudah terlaksana dengan baik saat ini, khususnya peningkatan terhadap hal-hal berikut :
557
2.
3.
4.
5.
- Guru melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku, - Guru dapat bekerja sama dengan rekan kerja, - Guru hendaknya merasa belum puas dengan hasil yang telah dicapai. Peningkatan kinerja guru SMA Negeri 11 Palembang dipengaruhi oleh adanya gaya kepemimpinan yang efektif serta motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah yang tinggi, karena berdasarkan hasil analisis ternyata tinggi rendahnya kinerja guru dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan yang efektif dan tinggi-rendahnya motivasi dan disiplin kerja kepala sekolah. Peningkatan gaya kepemimpinan yang efektif oleh kepala sekolah diutamakan terhadap hal-hal berikut : - Kepala sekolah memberikan petunjuk cara melaksanakan program kerja, - selalu mengingatkan Visi yang telah ditetapkan, - selalu mengingatkan Misi yang telah ditetapkan, - membimbing dan menjelaskan peraturan yang berlaku ditempat kerja, - membimbing dan mengawasi kegiatan guru, - Kedisiplinan selalu ditetapkan oleh Kepala sekolah kepada guru, - Perlakuan adil terhadap setiap guru. Peningkatan motivasi diutamakan terhadap hal-hal berikut: - Kepala sekolah hendaknya bekerja dengan penuh semangat untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan, - bekerja dengan baik agar mendapat pengakuan dan dihormati oleh bawahan/guru, - bekerja dengan baik karena ingin memperoleh promosi jabatan, - bekerja karena ingin memperoleh kebanggan dari lingkungan social, - betah berada di sekolah karena ruang kerjanya nyaman dan menyenangkan Peningkatan disiplin kerja diutamakan terhadap hal-hal berikut: - Kepala sekolah datang dan pulang tepat waktu dalam melaksanakan tugas, - Kepala sekolah melakukan tugas sesuai uraian tugas.
Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014
ISSN : 2089-6948
Rachmi, 2011. Analisis Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Tesis-MM UTP, Palembang
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta Jakarta Anoraga, Panji, 1998, Psikologi Kerja, PT Rineka Cipta, Jakarta Aurbrey Fisher. B. 1986. Teori-teori Komunikasi. CV Remaja Karya, Bandung Cherrington, 1995. Fundamental of Management. Needham Heights, Allyn and Bacon. Dharma, Agus,2001. Manajemen Prestasi Kerja, Rajawali Press, Jakarta. Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. Haryono, Siswoyo, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Teori dan Aplikasi. Badan Penerbit MM UTP Palembang. Junita, 2011. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Tesis-MM UTP, Palembang. Kartono, Kartini, 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Keith Davis, 1995. Human Behavior at Work Organizational Behavior, EnglewoddCliff, New Jersey. Maliki, 2000 dalam Laily Fitriana (2011). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri 80 Palembang, Tesis-MM UTP, Palembang. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosdakarya, Bandung. Nasir, M, 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Gadjah Mada University Press Panyarikan, Ktut Sudiri, 1996, Motivasi dalam Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia, PPPG IPS, Malang. Prawirosentono, Suyadi, 1999, Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE Yogyakarta.
558
Santoso, Singgih, 2001. SPSS Statitistik Multivariat. Elek Media Komputindo. Jakarta. Soelaiman Sukmalana, 2005, Langkah dan Kebijakan Evaluasi Kinerja, Universitas Tridinanti, Palembang. Siagian, Sondang, 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksaara, Jakarta. Sigit, Suhardi, 2003. Perilaku Organisasi. BPFE, Yogyakarta. Singaribun, M, 2005. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Sugiyono. 2004. Statistik Nonparametris. CV . Alfabeta Bandung Sulbahri Madjir dan Kamsrin Sa’i, 2013. Statistika Penelitian Manajemen dengan Program SPSS Badan Penerbit MM UTP Palembang Suradinata, Ermaya, 1997, PsikologiKepegawaian dan Peranan Pimpinan dalam Motivasi Kerja, Ramadhan, Bandung. Susilo, Maryoto, 1994, Manajemen dan Proses Pengambilan Keputusan , Ramadhan, Bandung. Sutisna, Oteng, 2003, Administrasi: Dasar Teorits untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung. Usman, 2002 dalam Laily Fitriana (2011). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri 80 Palembang, Tesis-MM UTP, Palembang. Wahjosumidjo, 1987. Kepemimpinan dan Organisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia. Winardi, 2001. Manajemen Perilaku Organisasi, Prenada Media, Jakarta.