“STRATEGI TIM KREATIF PROGRAM KOMEDI SITUASI OB (OFFICE BOY) RCTI DALAM MEMPERTAHANKAN RATING (PERIODE DESEMBER 2007)”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S 1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Citra Ayu Kinanti
Nim
: 04103- 039
Jurusan
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Judul
: Strategi Tim Kreatif Program Komedi Situasi (Sitkom) OB (Office Boy) RCTI Dalam Mempertahankan Rating (Periode Desember 2007)
Nama
: Citra Ayu Kinanti
NIM
: 04103 – 039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Jakarta, 30 Agustus 2008
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
( Drs. Farid Hamid, M.Si )
( Drs. Morissan, MA )
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Judul
: Strategi Tim Kreatif Program Komesi Situasi (Sitkom) OB (Office Boy) RCTI Dalam Mempertahankan Rating (Periode Desember 2007)
Nama
: Citra Ayu Kinanti
NIM
: 04103 – 039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Jakarta, 30 Agustus 2008 Ketua Sidang Drs. Riswandi, M.Si
(..............................................)
Penguji Ahli Ponco Budi Sulistyo, M.Comm
(..............................................)
Pembimbing I Nama: Drs. Farid Hamid, M.Si
(...............................................)
Pembimbing II Nama: Drs. Morissan, MA
(...............................................)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Judul
: Strategi Tim Kreatif Program Komesi Situasi (Sitkom) OB (Office Boy) RCTI Dalam Mempertahankan Rating (Periode Desember 2007)
Nama
: Citra Ayu Kinanti
NIM
: 04103 – 039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting Jakarta, 30 Agustus 2008
Di setujui dan di terima oleh Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
( Drs. Farid Hamid, M.Si )
( Drs. Morissan, MA ) Mengetahui
Ketua Bidang Studi
( Drs. Riswandi, M.Si )
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
( Dra. Diah Wardhani, M.Si)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
Nama NIM Judul
Bibliografi
: Citra Ayu Kinanti : 04103- 039 : Strategi Tim Kreatif Program Komedi Situasi OB (Office Boy) RCTI Dalam Mempertahankan Rating (Periode Desember 2007) : 27 buah, 5 non pustaka, tabel rating, skenario ABSTRAKSI
Sebuah program televisi bermula dari titik temu seorang kreatif dalam menciptakan suatu program. Proses kreatif mencakup perencanaan sampai kepada pengembangan konsep. Seorang kreatif sangat dibutuhkan guna menciptakan program. Berdasarkan alasan tersebut peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai strategi tim kreatif program OB (Office Boy) RCTI dalam mempertahankan rating dalam periode Desember 2007. Teori yang digunakan adalah teori Gilson dan Berkman, yaitu strategi kreatif memiliki tiga tahap yaitu: menemukan suatu konsep, melakukan pengembangan konsep kemudian mengaplikasikan konsep tersebut ke dalam sebuah produksi. Tahapan produksi dimulai dari tahapan pra produksi (pra- production), yaitu di mana suatu konsep cerita mulai dikembangkan dalam proses produksi (production), kemudian mengalami proses penyuntingan (post production). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitiannya adalah studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara secara mendalam (indepth interview) dan observasi dengan beberapa narasumber yaitu dengan tim kreatif program OB RCTI, diantaranya produser, sutradara dan penulis naskah. Hasil penelitian memberikan gambaran strategi kreatif yang dipakai oleh tim OB untuk menghasilkan tayangan yang baik sesuai dengan kebutuhan audien sehingga dapat meningkatkan rating program OB (Office Boy) ini. Kesimpulannya yaitu, tim kreatif program sitkom OB ini memiliki strategi kreatif yang memegang metode dimana pada tahapan pra produksi sangat penting diproses secara matang. Penemuan ide, perencanaan ataupun persiapan yang kemudian dikembangkan sampai kepada proses produksi bahkan pasca produksi memang dilakukan secara teliti. Hal ini berguna untuk memiliki penonton yang banyak, sehingga rating yang ada cukup bisa dibanggakan.
ii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Sidang Skripsi ………………………………….. i
Abstraksi…………………………………………………………….... ii
Kata Pengantar …………………… ...……………………………….. iii
Daftar Isi ……………………………………………………………... vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………….…….. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………..... 7
1.3 Tujuan Penelitian .…………………………………...... 7
1.4 Signifikansi Penelitian …………………………........... 8
1.4.1 Signifikansi Akademik ……………………......... 8
1.4.2 Signifikansi Praktis ………………………..….... 8
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi ......................................…………………. 9
iv
2.2 Komunikasi Massa ….........…………………….......... 11
2.3 Televisi ……………………………………………… 12
2.3.1 Pengertian dan Perkembangan Televisi ………. 12
2.3.2 Fungsi Televisi ……………………………........15
2.3.3 Karakteristik Televisi ………………………… 16
2.4 Manajemen ……………………………………………17
2.4.1 Proses Manajemen ……………………….......... 18
2.4.2 Manajemen Media Penyiaran Televisi ………... 22
2.5 Strategi ……………………………….……………… 24
2.5.1 Strategi Program Televisi …….……………….. 25
2.6 Rating Televisi …………………..…….……………. 31
2.7 Program Televisi ………………………….…………. 33
2.7.1 Program Situasi Komedi (Sitkom) …………….. 35
2.7.2 Program OB (Office Boy) RCTI ……………… 37
BAB III
METODELOGI
3.1 Sifat Penelitian ………………………………..…….. 39
3.2 Metode Penelitian …………………………………… 40
3.3 Narasumber (Key Informan) ………………………… 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………...... 41
3.4.1 Data Primer …………………………………… 41
3.4.2 Data Sekunder ………………………………… 41
3.5 Definisi Konsep ………………………………........... 42
3.6 Fokus Penelitian …………………………………...... 43
3.7 Teknik Analisis Data………………………………… 43
3.8 Teknik Keabsahan Data …………………………….. 44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ……………………..…. 45
4.1.1 Visi dan Misi PT RCTI ……………………...…. 47
4.1.2 Data Perusahaan RCTI …………….…………… 48
4.1.3 Organisasi RCTI ……………………… ……….. 49
4.1.4 Logo dan Struktur Organisasi RCTI…………….. 50
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Penemuan ide ....................................................... 51
4.2.2 Pengembangan ide ................................................ 59
4.2.3 Perwujudan ide...................................................... 71
4.3 Pembahasan …………………………………………... 73
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………… 78
5.2 Saran ………………………………………………….. 81
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Media massa elektonik seperti halnya televisi, radio dan yang lainnya
merupakan salah satu bentuk adanya komunikasi. Proses komunikasi massa ini semakin banyak dijadikan sebagai objek studi. Gejala ini seiring dengan perkembangan dan kiat meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam kehidupan masyarakat. Media saat ini juga sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari- hari. Seperti halnya pesan lisan dan isyarat media- media massa menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam komunikasi manusia. Media komunikasi massa dapat dan memang telah mempengaruhi perubahan apalagi jika itu menyangkut orang banyak. Media juga mampu untuk menggalang persatuan dan opini publik dan arena secara keseluruhan, isi media adalah hiburan, atau sesuatu yang dimaksudkan sebagai hiburan. Karena tuntutan pasar, media berusaha untuk menyajikan hiburan yang bisa memenuhi selera umum. Sehingga perusahaan televisi dituntut untuk dapat menyajikan sesuatu yang dapat menghibur berbagai kalangan. Industri televisi di Indonesia berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Televisi itu sendiri adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi, dengan ciri- ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan
2
keserempakan, dan komunikan yang heterogen.1 Menurut Marshall McLuhan, media televisi telah mampu untuk menggiring masyarakat pada corak berpikir seperti "kaca spion (rearview)”, yaitu segala sesuatunya dilihat sebagai realitas yang bukan sebenarnya.2 Perkembangan media televisi yang semakin pesat tersebut dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama Indonesia yaitu RCTI pada tahun 1989 di Jakarta. Saat itu televisi masih harus menggunakan dekoder (alat penerima signal TV) bagi pemirsa yang ingin mengaksesnya. Tetapi itu hanya berlangsung selama satu tahun saja. Selanjutnya pemirsa dibebaskan dari dekoder saat SCTV lahir di Surabaya pada tahun 1990. Sampai saat ini tak kurang dari 11 stasiun televisi swasta nasional yang melakukan siaran yaitu, RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, GLOBAL TV, TRANS 7, dan televisi- televisi Komunitas lainnya (lokal). Maraknya stasiun televisi yang ada membuat para pendirinya saling bersaing dan berlomba- lomba untuk menampilkan yang terbaik dalam segi penampilan program- program acaranya serta yang tak kalah pentingnya yaitu rating acara televisi tersebut yang terus berubah dan meningkat. Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada konsumen, keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendaptkan
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1999, hal. 11 2 Asep Syaeful Muhtadi, Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999, hal.98
3
sebanyak mungkin audien. Namun jumlah audien yang banyak bukanlah satusatunya alasan adanya suatu program. Seorang programmer harus mengetahui apakah tujuan program siaran sebelum membeli atau memproduksi program. Banyak orang mengatakan bahwa selera audien adalah sesuatu yang sulit diterka, namun ada satu hal yang pasti tidak ada program yang pernah sukses dengan mengabaikan tujuannya. Tujuan utama televisi komersial pada umumnya adalah untuk mendapatkan audien sebanyak- sebanyaknya guna menarik pemasang iklan. Sebuah program yang diminati banyak penonton, bermula dari titik temu seorang kreatif dalam menciptakan program tertentu. Seorang kreatif dapat mengubah ide- ide tersebut ke dalam sebuah cerita yang dapat dimainkan. Dalam
hal
ini,
kreatif
mencakup
perencanaan
sampai
kepada
pengembangan konsep atau ide suatu cerita. Seorang kreatif sangat dibutuhkan guna menciptakan suatu hal yaitu program yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Strategi pihak televisi juga sangat penting guna bersaing dengan televisi lainnya yaitu dengan merencanakan kemudian membuat suatu program acara yang menarik dan berbeda dengan yang lainnya sehingga audien merasa tertarik. Sebuah strategi dibutuhkan dalam stasiun televisi untuk bertahan dan mendapat audien yang sebanyak mungkin. Cara sebuah stasiun televisi dapat bertahan yaitu bagaimana ia dapat menciptakan sebuah program yang berkualitas serta mendapat rating serta share yang tinggi juga. Bagi industri televisi, rating dan share merupakan ukuran yang disepakati untuk menentukan acara atau program mana yang paling disenangi oleh
4
pemirsanya. Rating adalah jumlah rumah tangga yang menonton sebuah program tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi di suatu wilayah tertentu.3 Pengelola stasiun penyiaran pada umumnya sangat peduli terhadap peringkat atau rating dari suatu program yang ditayangkan di stasiun penyiarannya. Rating yang tinggi berarti penonton lebih banyak dan jumlah pemasang iklan yang lebih besar. Rating sangat penting untuk menentukan acara apakah yang paling terfavorit yang akan menjadi inceran iklan. Semakin tinggi rating maka semakin banyak iklan yang akan dimasukkan ke dalam program tersebut. Share adalah jumlah persentase rumah tangga yang sedang menyalakan pesawat televisi untuk menonton suatu program. 4 Saat ini sinetron menduduki rating tertinggi di semua stasiun televisi. Sinetron merupakan suatu acara yang paling menyerap penonton, keadaan inilah yang membuat para rumah produksi yang ada sekarang seakan berlomba untuk menghadirkan berbagai pilihan sinetron. Tetapi sangat disayangkan jika para rumah produksi membuat tema cerita sinetron dengan menonjolkan kemewahan, ketampanan, kecantikan, intrik, perselingkuhan, dan yang lain- lain yang jauh dari kenyataan dan tidak mengangkat nilai- nilai budaya Indonesia yang sesungguhnya. Namun ada pula sinetron yang menggambarkan kondisi sosial ekonomi
3
Ron Wittaker, Ratings & Shares, HUTS and CPM, Cyber College Internet Campus, http://www.cybercollege.com/ratings.htm, 2006 4 Ibid
5
dan budaya masyarakat Indonesia tetapi jumlahnya tidak banyak. Diantaranya adalah "Bajaj Bajuri" yang ditayangkan di Trans TV dan juga "OB (Office Boy)" RCTI. Rajawali Citra Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai RCTI, merupakan televisi swasta yang hadir pertama dalam industri pertelevisian di Indonesia. Stasiun televisi yang diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989 memiliki slogan "Kebanggaan Bersama Milik Bangsa" yang ingin menyampaikan progam- program berkualitas yang berdasarkan pada nilainilai moral budaya bangsa yang da pat diterima oleh masyarakat Indonesia.5 Sampai saat ini, RCTI masih terus berkiprah di dunia layar kaca dengan menyajikan program- program yang berkualitas bagi masyarakat. Salah satu program acara di RCTI yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah OB (Office Boy) RCTI. Program OB merupakan genre drama dengan subgenre yaitu sinetron komedi atau komedi situasi yang ditayangkan pertama kali di RCTI pada tanggal 17 April 2006. OB atau Office Boy, sinetron komedi Indonesia merupakan produksi inhouse RCTI yang berkisah tentang kejadian-kejadian lucu pada stasiun televisi OK TV. Semua kejadian itu sering kali terjadi akibat keluguan Sayuti (Aditya Padat Karya), office boy di kantor tersebut. Meski ditempatkan di bagian dapur, Sayuti mesti berinteraksi dengan sesama pekerja lain, seperti Odah (Tika Panggabean) yang bertingkah bak penguasa, Ismail (Daus Separo) OB yang kaya dan sombong,
5
www.rcti.tv
6
serta Susi (Oline Mendeng), petugas kebersihan yang jatuh cinta kepadanya. Sayuti juga kerap berhubungan kerja dengan karyawan HRD OKTV dengan tingkah dan kebiasaan masing-masing. Ada Pak Taka (Marlon Renaldy), manajer yang galak dan suka memberi hukuman fisik, dia diam-diam jatuh cinta kepada Saschya (Winda Viska) sekretaris yang cantik. Kemudian ada Gusti (Bayu Oktara) pria playboy bertampang cool dan Hendra (M.Ridwan) seorang karyawan yang selalu disiplin, pelit, dan suka heboh sendiri kalau melihat artis datang. Kisah-kisah mereka juga semakin berwarna dengan kehadiran para bintang tamu yang sedang naik daun.6 OB ditayangkan setiap hari Senin sampai Jum'at pukul 17.00 W1B. Dalam setiap episodenya, OB selalu menampilkan bintang tamu yang berbeda- beda, mulai dari grup musik sekelas Radja, pelawak Jojon, sampai penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang patah- patahnya Anissa Bahar. Peneliti menjadikan OB (Office Boy) sebagai bahan penelitian karena OB merupakan program situasi komedi (sitkom) yang pertama kali diproduksi oleh in house RCTI. Berbeda dengan sitkom Bajaj Bajuri yang bukan merupakan hasil produksi in house, sitkom OB mengetengahkan kejadian yang terjadi di sekitar kantor sebuah stasiun TV. Jalan cerita program OB ini tidak terlalu lama, konflik dalam satu scenenya dibuat agak cepat untuk berubah ke scene lainnya namun tidak jumping sehingga ceritanya tidak terlalu monoton, audien dapat cepat mengerti apa maksud isi cerita yang sedang ditontonnya. Semua kejadian tersebut tidak lepas dari kejadian nyata yang terjadi di 6
Http://www.rcti.tv/entertainment/sitkom.php
7
sebuah kantor tertentu. Di mana terdapat konflik, pertentangan terhadap suatu masalah yang dikemas secara komedi, ringan dan mudah untuk dinikmati penontonnya.7 Saat ini, OB merupakan suatu program acara yang banyak digemari penonton. Hal ini tidak lepas dari unsur cerita yang dibuat oleh tim kreatif se- unik mungkin serta dapat menghibur audiennya. Maka dari itu, penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang program OB dan bagaiman tim kreatifnya dapat menciptakan program tersebut menjadi program unggulan yang diminati penontonnya.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok masalah dalam penelitian
ini adalah "Bagaimana strategi tim kreatif program komedi situasi OB (Office Boy) RCTI dalam mempertahankan ratingnya selama periode bulan Desember 2007 ?"
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui strategi tim kreatif program
komedi situasi OB (Office Boy) RCTI dalam mempertahankan rating selama periode bulan Desember 2007.
1.4.
Signifikansi Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 kegunaan yang akan disampaikan oleh
7
Wawancara dengan Eksekutif Producer, Winny Rosalina, 15 Desember 2007, studio OB RCTI, Parumpung, Jakarta Timur
8
penulis. Kegunaan itu adalah : 1.4.1. Signifikansi Akademis Secara akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau kontribusi penuh kepada mahasiswa Universitas Mercu Buana dalam hal kajian media yang berkembang dengan strategi kreatif yang ada. 1.4.2. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada RCTI untuk meningkatkan strategi kreatifitas dalam menciptakan suatu program acara yang berkualitas, yang dapat dinikmati penonton serta menaikkan rating atas program acara tersebut.
9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.
Komunikasi Komunikasi berasal dari kata "Communicare", yaitu dalam bahasa Latin
memiliki arti berpartisipasi dan memberitahukan. Kata "Communis" berarti milik bersama ataupun berlaku dimana- mana, sehingga "Communis Opinio" memiliki arti pendapat umum ataupun pendapat mayoritas.8 Komunikasi adalah sebagai salah satu proses yang terus- menerus berkesinambungan tanpa awal dan akhir, merupakan bagian dari kehidupan manusia. Sehubungan dengan proses komunikasi, maka dikenal dengan istilah komunikator dan komunikan. Komunikator adalah individu atau kelompok yang mengambil prakarsa ataupun yang sedang mengadakan komunikasi dengan individual atau kelompok (sasaran) yang lain. Sedangkan komunikan adalah penerima berita atau informasi yang diberikan oleh si komunikator.9 Proses komunikasi itu sendiri mengenal 5 unsur pokok, yaitu : 1. Sumber atau Komunikator : pengirim pesan yang terdiri dari orang per orang, kelompok, organisasi, massa dan Negara. 2. Pesan :
berupa lambang- lambang, simbol, gambar, perilaku yang
verbal maupun yang non verbal.
8 9
Phil. Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Prektek I , Bina Cipta, 1974, hal. 6 Ibid, hal. 7
10
3.
komunikator atau sumbernya.
4. Saluran : dengan media apa proses komunkasi tersebut berlangsung. 5. Efek : akibat oleh pesan yang disampaikan oleh si komunikator.10 Komunikasi juga memiliki teori- teori sebagai pedomannya. Menurut Little John, fungsi teori komunikasi ada 9, yaitu : 1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam mengamati realitas kita harus melakukan secara menyeluruh tidak setengah- setengah. 2. Memfokuskan. Hal ini berarti aspek- aspek dari suatu objek yang diamati harus jelas fokusnya. 3. Menjelaskan. Maksudnya adalah bahwa teori komunikasi harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. 4. Pengamatan, menunjukkan bahwa teori komunikasi tidak hanya menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati, tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya. 5. Membuat prediksi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal- hal yang digambarkan oleh teori komunikasi ini juga mencerminkan dalam kehidupan di masa sekarang. 6. Fungsi Heuristik atau Heurisme yaitu bahwa teori komunikasi yang baik adalah teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya- upaya penelitian selanjutnya.
10
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999, hal. 158
11
7. Fungsi komunikasi, menunjukkan bahwa teori komunikasi tidak menjadi monopoli penciptanya saja. 8. Fungsi kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsiasumsi teori komunikasi dapat kemudian berkembang menjadi normanorma yang dipegang dalam kehidupan sehari- hari. 9. Fungsi generatif, yaitu rungsi yang menonjol di kalangan pendukung tradisi atau aliran pendekatan interpretatif dan teori kritis.11
2.2
Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (Human
Communication). Dalam catatan sejarah, komunikasi massa dimulai pada saat mesin cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg. Sejak itulah, dimulai era komunikasi massa.12 Komunikasi
massa
diadopsi
dari
istilah
bahasa
Inggris,
Mass
Communication (komunikasi media massa). Artinya yaitu, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication (Susanto, 1974).13 Karakteristik komunikasi massa adalah : 1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar serta tidak mengenal batas geografis kultural. 11
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, 2002, hal. 1.12 Wiryanto, Pengantar llmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2004, hal.67 13 Ibid, hal.69. 12
12
2. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. 3. Pola penyampaian pesan media massa mampu menjangkau khalayak luas, dan memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan secara singkat. 4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. 5. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. 6. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. 7. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa cepat mencakup berbagi aspek kehidupan manusia.14 Media komunikasi massa menunjukkan bukan hanya apa yang dapat dan harus dipikirkan tetapi juga bagaimana masyarakat harus berpikir bagaimana masyarakat harus berpikir mengenai relaitas, tidaklah mengherankan bila media saat ini menjadi ajang untuk pertarungan berbagai kepentingan, dan media juga merupakan pesan yang di dalamnya mengandung daya untuk mempengaruhi dan mendesak pendapat sehingga terjadi perubahan di dalam masyarakat.15
2.3
Televisi
2.3.1 Pengertian dan Perkembangan Televisi Televisi secara harafiah berarti "melihat dari jauh", Namun, demikian dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi 2 bagian utama. Pertama, 14 15
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 2003, hal. 7.5 Idy S.Ibrahim & Hanif Suranto, Wanita& Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal. 207
13
pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal- sinyal gambar (view) bersama- sama dengan sinyal suara sehingga sinyal- sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh.16 Kedua, televisi yang menangkap sinyal- sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh sekalipun.17 Televisi menjadi cermin perilaku masyarakat kita dan sudah menjadi candu. Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini. Dari sudut teknologi, kehadiran televisi boleh diacungi jempol. Lewat televisi inilah seluruh masyarakat dapat menyaksikan peristiwa- peristiwa penting ataupun acara hiburan yang disiarkan di televisi. Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Pemancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara.18 Sejak pemerintah membuka Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962, maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu siaran televisi saja. Namun, da lam waktu beberapa tahun ini industri pertelevisian di Indonesia telah berkembang dengan sangat
16
Ciptono Setyobudi, Teknik Broadcasting Televisi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005,hal. 2 Ibid, hal. 3 18 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Penerbit Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hal. 3 17
14
pesat.19 Saat ini media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Gerakan reformasi di Indonesia tahun 1998 telah memicu perkembangan industri televisi.20 Televisi merupakan medium yang tidak hanya mengarahkan pengetahuan tentang dunia tetapi mengarahkan bagaimana mendapatkan pengetahuan. Televisi mencampuradukan berbagai realitas pengalaman kita yang berlainan, kadangkala berisi mimpi, kenyataan, khayalan, kegilaan, harapan atau angan- angan sehingga penonton sulit untuk mengidentifikasikan pengalaman yang sebenarnya terjadi. Dengan berkembangnya pertelevisian saat ini, tentunya merupakan salah satu fakta tumbuhnya perekonomian yang sudah meningkat di Indonesia. Di Indonesia sendiri, televisi merupakan medium terfavorit bagi para pemasang iklan, karena hal itu mampu menarik investor untuk membangun industri televisi. Saat ini perkembangan pertelevisian sangat pesat. Dapat dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI pada tahun 1989 di Jakarta. Saat itu harus menggunakan dekoder (alat penerima sinyal TV) bagi pemirsa yang ingin mengaksesnya. Tetapi itu hanya berlangsung selama satu tahun saja. Selanjutnya pemirsa dibebaskan dari dekoder saat SCTV lahir di Surabaya pada tahun 1990. Disusul oleh TPI, INDOSIAR dan ANTV. Lalu sejak tahun 2000an, muncul hampir secara serentak 5 televisi swasta baru yaitu, METRO TV, TRANS TV, TV- 7, LATIVI, dan GLOBAL TV. 19 20
Ibid, hal. 3 Ciptono Setyobudi, Teknik Broadcasting Televisi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hal. 5
15
Kemudian dalam beberapa tahun belakangan ini, muncul pula beberapa televisi lokal (daerah) lainnya yang ikut meramaikan pertelevisian di Indonesia antara lain seperti JAWA TV, BALI TV, dan RIAU TV.21
2.3.2
Fungsi Televisi Televisi memiliki fungsi yang sama dengan media massa lainnya, yaitu :
memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Pada televisi, fungsi menghibur lebih dominan dibandingkan dengan media lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, pada umumnya khalayak menonton TV yang utama adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.22 Kekuatan media televisi ialah menguasai jarak dan ruang, karena teknologi televisi telah menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi) melalui satelit. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa, cukup besar. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan, sangat cepat. Daya rangsang terhadap seseorang terhadap media televisi, cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak. Daya tarik televisi adalah ialah televisi atau berita- berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi. Sedangkan kelemahan televisi adalah karena bersifat transitori, maka isi pesannya tidak dapat di 'memori' oleh pemirsa (lain halnya dengan media cetak, informasi dapt disimpan dalam bentuk klipingan koran). 21
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Penerbit Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005. hal. 3 William L. Rivers, penerjemah : Haris Munandar & Dudi Priatna, Media Massa dan Masyarakat Modern, PT. Prenada Media, Jakarta, 2003, hal.4
22
16
Media televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media cetak dapat dibaca dan dimana saja. Televisi tidak dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung seperti halnya media cetak.23
2.3.3
Karakteristik Televisi Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilah berdasarkan
karakteristiknya. Yaitu : 1. Televisi Publik (Public Television Broadcasting) Lembaga periyiaran televisi yang tidak bersifat komersial, independen, dan berfungsi memberi pelayanan kepada publik. 2. Televisi Komersial (Commercial Television Broadcasting) Lembaga penyiaran televisi yang menjalankan usaha penyiaran yang berdasarkan prinsip- prinsip komersil. 3. Televisi Pendidikan (Educational Television Broadcasting) Lembaga penyiaran televisi yang bersifat pendidikan, memberikan, pengetahuan kepada masyarakat.24 Jika memperhatikan muatan program media televisi pasti berbeda dengan media lain yang ada. Muatan program televisi dapat disederhanakan yaitu menjadi sebagai berikut: 1. Materi Informasi: bersifat faktual dan fiksional 2. Fungsi Informasi: pragmatis sosial dan pragmatis psikis 3. Siaran : merupakan program regular dan interupsi regular.25
23
Ibid hal. 23 Ashadi Siregar, Menyingkap Media Penyiaran, Penerbit LP3Y, Yogyakarta, 2001, hal. 15 25 Ibid, hal. 14 24
17
Kelebihan lainnya yang dimiliki media TV adalah : 1. Dapat dilihat dan didengar bila ada siaran 2. Dapat dilihat dan didengar kembali 3. Daya rangsang sangat tinggi 4. Elektis 5. Daya jangkau sangat besar.26 Tetapi, media TV juga memiliki kekurangan, yaitu : 1. Tayangan program acara TV hanya sekali diputar 2. Biaya sangat mahal 3. Dapat memberikan dampak negatif dan positif terhadap seseorang 4. Memberikan contoh gaya hidup yang bukan sebenarnya.27
2.4
Manajemen Manajemen
dapat
disebut
sebagai
suatu
proses
merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan organisasi untuk mencapai sasaran organisasi tersebut seperti apa yang sudah ditetapkan sebelurnnya. Manajemen itu sendiri berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.28 Orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya tersebut, disebut
26
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Penerbit Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hal. 5 Ibid, hal. 5 28 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen ; dasar, pengertian dan masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hal. 1 29. 27
18
dengan Manajer.
2.4.1 Proses manajemen Proses manejemen memiliki beberapa tahap, yaitu : 1. Perencanaan Adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif- alternatif yang ada. Perencanaan merupakan tahap dasar dari manajemen yang turut menentukan suksesnya suatu program, yang mengandung art! bahwa dalam tahap ini harus dilakukan pemikiran dengan matang terlebih dahulu terhadap apa tujuan sasaran dan tindakan.29 Perencanaan mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Disamping itu, perencanaan merupakan pedoman untuk: a) Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. b) Anggota organisasi mclaksanakan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan. c) Memonitor dan mengukur kemajauan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak memuaskan.30 Langkah pertama dalam perencanaan dapat dimulai dengan membuat sebuah strategi. Strategi merupakan hal yang paling dasar yang harus 29 30
Ibid, hal. 40 James Stoner, Manajemen edisi bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta, 1996, hal. 11
19
dibuat untuk memberi arah bagi sukses atau tidaknya suatu organisasi. Menurut beberapa literatur, proses perencanaan mencakup langkahlangkah sebagai berikut : 31 a) Menentukan tujuan visi dan misi Tujuan ini biasanya ditetapkan pada awal mula usaha. Penetapan tujuan pada awal usaha adalah sangat penting karena tugas ini memberikan petunjuk atau kunci terhadap apa yang harus diutamakan seperti apa yang harus dilaksanakan atau dicapai oleh policy, prosedur, budget (anggaran), serta program yang harus dibuat. Visi adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; pandangan wawasan apa yang nampak di khayal penglihatan; pengamatan.32 Sedangkan misi merupakan tujuan atau sesuatu yang luas yang menjadi arahan rencana terinci sekali pakai dan rencana yang dipakai secara terus- menerus.33 b) Menentukan target Target merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi. Di bidang pertelevisian, target tersebut terdiri dari: i. Target audien, berdasarkan : (i) Segmentasi
demografis
(jenis
kelamin,
pekerjaan,
pendidikan, pendapatan, agama, suku, dan lain- lain yang dapat dicatat). (ii) Segmentasi geografis, yaitu menurut wilayah tempat tinggal 31
Dirangkum dari berbagai buku (James Stoner- Manajemen, Malayu Hasibuan- Manajemen dasar, pengertian, dan masalah, Morissan- Media Penyiaran ; strategi mengelola radio dan televisi) 32 Kamus Bahasa Indonesia. 33 Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen : suatu pengantar, BPFE,Yogyakarta, 1993, hal. 11
20
atau kesamaan karakter. (iii) Segmentasi
geodemografis,
merupakan
gabungan
dari
segmentasi geografis dengan segmentasi demografis. (iv) Segmentasi psikografis, berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. ii. Target iklan Pengelola stasiun penyiaran akan selalu berpikir bahwa setiap acara yang ditonton audiennya adalah bisnis, dan setiap bisnis diharapkan akan mendatangkan keuntungan. iii. Target rating Suatu
program
pasti
programnya tersebut.
harus Apakah
memperhatikan mengalami
hasil
rating
kenaikan
atau
kemunduran. Rating adalah perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat
popularitas
program
acara
televisi
terhadap penontonnya.34 iv. Target program Suatu program acara pasti memilik target untuk mendapatkan kepuasan dari audiennya.
2. Pengorganisasian Adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya di antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi. Struktur organisasi kerja juga sangat penting bagi organisasi penyiaran 34
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Gramedia, Jakarta, 2004, hal. 213
21
atau produksi televisi. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghindari tumpang tindihnya tugas dan kewajiban diantara para karyawan yang terlibat. Struktur organisasi stasiun penyiaran pada umumnya tidak memiliki standar yang baku. Bentuk organisasi stasiun penyiaran berbeda- beda satu dengan yang lainnya. Tanggung jawab dalam menjalankan stasiuh penyiaran pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori umum, yaitu : a. Manajemen penyiaran Berfungsi pada stasiun penyiaran yang akan mengalir berurutan mulai dari atas sampai ke bawah; mulai dari pimpinan tertinggi, direktur utama atau manajer umum hingga ke manajer, staf dan seterusnya samapi ke bawah. b. Pelaksanaan operasional penyiaran Yaitu mereka yang menjadi bagian dari lembaga penyiaran yang terlibat dalam kerja penyiaran yakni antara lain para teknisi, para perancang program dan staf produksi yang membuat materi acara untuk stasiun penyiaran itu. 35 3. Pengarahan Pengarahan merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Pengarahan meliputi mempengaruhi, dan memotivasi anggotanya untuk melaksanakan tugas yang penting. Dimana pada setiap 35
Morissan, Media Penyiaran; strategi mengelola radio dan televisi, Penerbit Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hal.62
22
tim kreatif atau produksi pastinya akan mendapatkan pengarahan terlebih dahulu dari suatu organisasi penyiarannya tersebut.
4. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap hasil yang diperoleh dan merupakan tolok ukur dari seluruh kegiatan untuk mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan program, dalam hal ini evaluasi berhubungan sangat erat dengan adanya rating yang akan dihasilkan dari program tersebut. Evaluasi adalah suatu sistem yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mengolah informasi mengenai tujuan dan sasaran program dalam rangka pencapaian hasil yang dapat berfungsi untuk mengamati kejadian yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan suatu program tersebut.36
2.4.2
Manajemen Media Penyiaran Televisi Kemajuan teknologi dan makin ketatnya persaingan membuat media
televisi harus terus- menerus menyesuaikan organisasinya meskipun prinsip dasar tidak banyak yang berubah. Manajemen suatu media penyiaran juga harus mempersiapkan suatu struktur organisasi yang mengantisipasi terjadinya promosi, demosi, mutasi, pengunduran diri karyawan, dan sebagainya. Struktur organisasi stasiun penyiaran pada umumnya tidak memiliki standar yang baku. Bentuk organisasi penyiaran berbeda- beda satu dengan yang lainnya, bahkan pada wilayah yang sama stasiun penyiarannya tidak memiliki 36
James Stoner, Manajemen edisi bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta, 1996, hal. 11
23
struktur organisasi yang sama persis. Tanggung jawab dalam menjalankan stasiun penyiaran pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori umum, yaitu : pertama adalah manajemen penyiaran, dan yang kedua adalah pelaksanaan operasional penyiaran. Masingmasing kategori membutuhkan struktur dan tanggung jawab fungsional sendirisendiri.37 Namun pada umumnya, menurut Willis dan Aldridge (1991), stasiun penyiaran harus memiliki empat fungsi dasar (areas of operations) dalam struktur organisasinya, yaitu : 1. Teknik 2. Program 3. Pemasaran 4. Administrasi 38 Menjalankan suatu stasiun penyiaran merupakan pekerjaan yang penuh tuntutan dan membutuhkan kemampuan, keahlian dan energi yang tinggi karenanya manajemen stasiun penyiaran membutuhkan orang- orang terbaik. Suatu stasiun penyiaran hanya akan bisa bagus kalau orang yang menjalankannya bagus juga. Suatu stasiun penyiaran akan sukses apabila dapat menggabungkan orang- orang dengan bakat kreatif dan memiliki kemampuan teknis dan manajerial.39
2.5
Strategi Strategi
37
Ibid, hal. 21 Ibid, hal. 62 39 Ibid, hal. 68 38
berasal
dari
bahasa
Yunani
"Strategic”
yang
berarti
24
"kepemimpinan" (leadership), Secara singkat dapat dinyatakan bahwa strategi adalah keseluruhan tindakan- tindakan yang ditempuh oleh organisasi untuk mencapai sasarannya.40 Strategi merupakan suatu keputusan tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai sasaran yang diinginkannya. Dalam menentukan suatu strategi yang efektif, maka harus diketahui terlebih dahulu tujuan yang hendak diraih agar sesui dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi kreatif merupakan hasil terjemahan dari orang- orang kreatif yang beranggapan bahwa berbagai informasi mengenai suatu produk, pasar, dan konsumen sasaran, ke dalam suatu posisi tertentu di dalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan iklan.41 Menurut Gilson dan Berkman, strategi kreatif terdiri dari tiga tahap : 1. Tahap pertama Menemukan dan mengumpulkan suatu konsep atau ide cerita yang semenarik serta sekreatif mungkin. 2. Tahap kedua Mulai melakukan pengembangan terhadap konsep dan ide cerita tersebut. 3. Tahap ketiga Melaksanakan perwujudan atau pengaplikasian konsep cerita tersebut ke dalam suatu produksi program. 42
Dalam hal pemprograman, biasanya orang- orang kreatif berada di tahapan pra produksi yang terdiri dari Produser, pengarah kreatif dan penulis naskah.
40
Winardi, Strategi Pemasaran, Mandar Maju, Bandung, 1998, hal. 46 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, PT. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1993, hal. 81 42 Ibid, hal. 82 41
25
Menurut
Naratama
(2000),
seorang
sutradara televisi juga
merupakan
seseorang yang terlibat dalam proses kreatif, dari pra sampai pasca produksi.43
2.5.1
Strategi Program Televisi Strategi program sangat diperlukan agar setiap program yang ditayangkan
mencapai hasil yang optimal. Pengertian strategi itu sendiri adalah perencanaan (planning) dana manajemen untuk mencapai suatu tujuan namun untuk mencapai tujuan
tersebut
strategi
juga
harus
menunjukkan
bagaimana
taktik
operasionalnya.44 Strategi
produksi
program
televisi
merupakan
perencanaan
dan
manajemen untuk menghasilkan tayangan yang baik sesuai dengan kebutuhan penonton. Strategi tersebut dilakukan pada saat pelaksanaan produksi yang terbagi dalam tiga tahap, yaitu : pra produkis, produksi dan pasca produksi. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audiencenya terus menonton
acara
yang
sedang
ditayangkannya
tersebut.
Namun
pada
kenyataannya, tidak semua media penyiaran yang seluruh acaranya disukai oleh penonton. Salah satu strategi agar penonton menyukai program acaranya dan tidak memindahkan saluran TV adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab jika tetap menonton program di saluran tersebut. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam strategi program adalah : 43
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Gramedia, Jakarta, 2004, hal. 15 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filasafat Komunikasi., Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 18 44
26
a) Perilaku dan kegiatan audien dalam 1 hari b) Demografis audien (umur, jenis kelamin, pendidikan, dll) c) Tingkat kompetisi media d) Penayangan
media
harus
realistis,
berdasarkan
ketersediaan
audiennya e) Program disiarkan terus- menerus45 AC Nielsen mengemukakan bahwa "audien akan tetap bertahan bila program sejenis diletakkan berdampingan, audien akan berpindah jika ditayangkan sesudah suatu program yang diunggulkan."46 Dalam strategi terkait dengan visi dan misi suatu organisasi tersebut. Yang menjadi tolok ukur dari suatu program tersebut adalah rating. Rating suatu program sangat penting dalam prosesnya. Dimana rating merupakan pencapaian target audien dalam menonton program acaranya tersebut. Apakah audien yang menontonnya banyak, maka rating program tersebut akan naik. Head Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah untuk tidak terjadi aliran audien keluar (outflow), yaitu : 1. Head To Head, yaitu menempatkan program yang sejenis pada saat yang sama dengan stasiun saingan. 2. Counter Programming, yaitu menempatkan program yang berbeda dengan stasiun saingan pada saat yang sama. 3. Blocking 45 46
Programme,
ibid Morissan, opcit hal. 166
yaitu
audien
dipertahankan
agar
tidak
27
memindahkan channel dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. 4. Strong Lead In, yaitu stasiun televisi yang bersangkutan mempromokan acara yang bagus untuk menahan audien agar tidak memindahkan channel. 5. Creating Hammock, yaitu strategi untuk membantu audien pada acara baru dengan cara menempatkan acara yang kurang popular di tengahtengah program acara unggulan. 6. Stunting, yaitu merebut perhatian audien dengan cara merubah jadwal program tayangan secara tepat. 7. Strategi lainnya, yaitu dengan tetap mempertahankan program- program yang berhasil pada posisinya sekarang.47
Strategi dalam bentuk program bertujuan mendapatkan audien dan penghargaan memiliki dua bentuk yaitu : 1. Dominasi Format (Format Dominant) Dalam format ini konsep acara merupakan kunci keberhasilan program tersebut. Pemain dipilih untuk memenuhi persyaratan dari inti cerita yang hendak dibangun, dan biasanya yang menggunakan format ini adalah program acara reality show. 2. Dominasi Bintang (Star Dominant) Konsep acara tidak terlalu diperhatikan. Yang diperhatikan adalah pemain atau bintang yang merupakan kunci dari keberhasilan program tersebut. Bintang tersebut harus memiliki daya tarik yang cukup tinggi 47
Ibid, hal. 168
28
tidak hanya sekedar fisik tetapi juga memiliki pengetahuan yang cukup luas. 48 Semua
program
acara
yang
sukses
harus
memiliki
elemen
keberhasilan. Elemen- elemen tersebut adalah : 1. Konflik Elemen konflik merupakan elemen yang paling penting dalam keberhasilan program. Yaitu dengan adanya benturan kepentingan diantara tokoh- tokoh yang terlibat. 2. Durasi Program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama mungkin. 3. Kesukaan Sebagian audien memilih program yang menampilkan pemain utama atau pembawa acara yang mereka sukai yaitu orang -orang yang membuat audien merasa nyaman. 4. Konsistensi Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain yang dibawanya sejak awal. 5. Energi Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan audien untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal- hal lain. 6. Timing Setiap program harus memiliki cerita yang mencerminkan nilai- nilai sosial yang hidup dan diterima oleh masyarakat saat itu. 48
Ibid, hal. 133
29
7. Tren Program yang sejalan dengan tren yang berkembang akan menjamin keberhasilan karena audien lebih menyukai hal- hal yang sedang berkembang pada saatnya.49
Dalam organisasi televisi juga terdapat beberapa orang yang memiliki tugas sebagai tim kreatif. Tim kreatif terdiri dari orang- orang yang terlibat di pra produksi, seperti produser dan penulis naskah. Namun ada juga tim kreatif yang ada dalam proses produksi hingga pasca produksi, yaitu sutradara. Seorang produser televisi bertanggung jawab terhadap suatu programnya. Produser harus memiliki kemampuan untuk berpikir dan menuangkan ide dalam satu tulisan atau proposal untuk suatu program acara secara baik dan sistematis serta memiliki kemampuan untuk memimpin dan bekerjasama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur- unsur produksi yang terkait. Produser akan bekerjasama dengan sutradara dan penulis naskah.50 Sutradara televisi adalah seseorang yang menyutradarai program acara televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari pra hingga pasca produksi, baik untuk drama maupun non drama dengan lokasi di studio (in door) maupun alam (out door), dan menggunakan sistem produksi single atau multi kamera.51 Penulis naskah bertugas untuk membuat naskah untuk mata acara siaran dalam karya artistik. Penulis naskah harus memiliki kemampuan mengubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasinya.52
49
Ibid, hal. 135 Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Brodcasting, Media Pressindo, Yoyakarta, 2006, hal. 60 51 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, PT. Gramedia, Jakarta, 2006, hal.15 52 Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Brodcasting, Media Pressindo, Yoyakarta, 2006, hal. 61s 50
30
Penulis naskah haruslah memiliki ide kreatif, inovatif dan baru dalam membuat suatu konsep cerita yang nantinya dapat membuat para audience mampu untuk bertahan menonton program acaranya dan menikmatinya. Seorang penulis naskah bekerjasama dengan sutradara ataupun produser dalam menentukan tema apakah yang cocok untuk dijadikan sebuah cerita. Yang nantinya skenario yang sudah dibuat oleh si penulis naskah dapat dikembangkan dalam produksinya oleh si sutradara. Dalam sebuah proses produksi suatu program terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Pra Produksi Pada tahap ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang atau juga disebut sebagai tahap perencanaan. Dimana pada tahap ini, seorang kreatif harus mampu merencanakan ide atau gagasan yang dimilikinya untuk menciptakan sesuatu yang kreatif pula. Bermula dari timbulnya sebuah gagasan atau ide, di mana gagasan atau ide tersebut menjadi tanggung jawab produser, lalu gagasan tersebut kemudian dikembangkan oteh penulis naskah untuk dijadikan dalam bentuk tulisan dan dimainkan oleh tokoh- tokohnya. 2. Produksi Adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk yang dapat dinikmati dalam bentuk visual. Karakter produksi dibagi menurut lokasinya : a) Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio. b) Produksi yang sepenuhnya diselenggarakandi luar studio. c) Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio.
31
3. Pasca Produksi Pada tahap ini, merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual, demikian pula untuk televisi apakah digunakan satu atau lebih kameranya.53
2.6
Rating Televisi Rating adalah jumlah rumah tangga yang menonton sebuah program
tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi di suatu wilayah tertentu.54 Pengelola stasiun penyiaran pada umumnya sangat peduli terhadap peringkat atau rating dari suatu program yang ditayangkan di stasiun penyiarannya. Rating yang tinggi berarti penonton lebih banyak dan jumlah pemasang iklan yang lebih besar. Rating sangat penting untuk menentukan acara apakah yang paling terfavorit yang akan menjadi inceran iklan. Semakin tinggi rating maka semakin banyak iklan yang akan dimasukkan ke dalam program tersebut. Rating merupakan salah satu dampak dari strategi yang telah dibuat sebelumnya oleh stasiun televisi. Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran. Perusahaan atau lembaga rating menyediakan jasa kepada stasiun penyiaran dengan mengeluarkan laporan rutin mengenai program apa saja yang menjadi unggulan dan program apa saja yang sudah ditinggalkan audiennya. Rating merupakan hal yang sangat penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak diminati 53
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana, Yogyakarta, 1994, hal. 157 Ron Wittaker, Ratings & Shares, HUTS and CPM, Cyber College Internet Campus, http://www.cybercollege.com/ratings.htm,2006
54
32
audiennya. Kegunaan rating yaitu :55 1. rating digunakan untuk pembuatan dan produksi program. 2. rating digunakan untuk membeli program. 3. rating digunakan untuk penyusunan acara. 4. rating digunakan untuk penjualan komersial. 5. rating digunakan untuk penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan periklanan. Share adalah jumlah presentase rumah tangga yang sedang menyalakan pesawat televisi untuk menonton suatu program. 56 Share dari suatu stasiun televisi A diperoleh dengan cara membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televisi A dengan keseluruhan rumah tangga yang benar- benar menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini disebut dengan Audience Share. Stasiun penyiaran televisi akan selalu memiliki nilai audience share yang lebih tinggi dari pada nilai ratingnya.
2.7
Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sanagt beragam. Pada dasarnya apa saja dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program tersebut manarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan kesusilaan, hukum dan
55
Proceeding, Seminar Mencari Format dan Pola Produksi Sinetron Indonesia, LP3Y dan RCTI, Yogyakarta, 23-24 September 1994, hal. 23 56 Ron Wittaker, Ratings & Shares, HUTS and CPM, Cyber College Internet Campus, http://www.cybercollege.com/ratings.htm,2006
33
peraturan yang berlaku. Televisi memiliki berbagai jenis program acara yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu : 1. Program informasi (berita) Merupakan
segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Jenis-jenis program berita: a) Berita keras (hard news) Merupakan laporan berita terkini yang harus segera dlsiarkan. Biasanya disebut juga dengan straight news, yang biasnya disiarkan beberapa kali dalam satu hari, misalnya pada pagi, siang, petang atau tengah malam. b) Berita lunak (soft news) Yang merapakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. Salah satu contoh yang merupakan berita lunak adalah talk show atau laporanlaporan khusus seperti perkembangan tren atau gaya hidup. 2.
Program hiburan (infotainment) Adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. a) Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip atau konser. Saat ini program acara musik sangat diminati banyak penoton.
34
b) Drama Kata "drama" berasal dari bahasa Yunani "dran" yang berarti bertindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang yang diperankan oleh tokoh (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. c) Permainan Biasa disebut juga dengan game show yang merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan, dan atau memenangkan suatu bentuk permainan. Terdiri dari Quiz, ketangkasan, reality show (hidden camera, competition show., relationship show, fly on the wall, mistik) d) Pertunjukan Siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain yang berada di atas panggung yang menunjukkan kemampuannya kepada sejumlah orang atau hanya kepada audien televisi.57 Selain pembagian jenis program berdasarkan jenisnya, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif. Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.
57
Ibid, haI. 100
35
Format Acara Televisi
Timeless & Imajinatif
DRAMA (FIKSI)
Timeless & Faktual
Dokurama Opera Musikal Reality Show
NONDRAMA (NONFIKSI)
Faktual & Aktual
Infotainmen Sportainmen
BERITA (FIKSI)
y Others
y Musik
y Features
y Tragedy
y Magazine Show
y Sport
y Aksi
y Talk Show
y News
y Komedi
y Variety Show
y Cinta
y Repackaging
y Legenda
y Game Show
y Horor
y Kuis
1.1 Bagan struktur format acara televisi
2.7.1 Program Situasi Komedi (Sitkom) Menurut Goodwin dan Whannel (1990) sitkom harus menunjukkan struktur narasi simplistik yang melibatkan suatu masalah yang harus dipecahkan dalam program berdurasi setengah jam, yang diwujudkan dalam sebuah alur cerita yang memiliki urutan logis temporal.58 Situasi komedi atau sitkom merupakan satu genre yang terdiri dari karakter-karakter yang tetap di dalam suatu format di mana terdapat satu atau lebih jalan cerita yang bersifat humor. Sitkom merujuk pada pentingnya tokoh dalam memecahkan narasi tersebut. Ciri tokoh itulah yang membuat kita tertawa, ciri yang juga kerap 58
Graeme Burton, Membincangkan Televisi; pengantar studi televisi, Jalasutra, Yogyakarta, 2007,hal.181
36
menyebabkan munculnya masalah dan solusi.59 Situasi komedi memiliki ciri- ciri yaitu : 1.
Karakter tokohnya tetap
2.
Terdapat konflik- konflik tertentu yang diangkat dalam ceritanya
3.
Di akhir cerita terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit
4.
Menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita
5.
Jalan cerita habis dalam 1 episode saja
6.
Tetap berkesinambungan
7.
"Ensenble Cast Structure" karakter- karakter ini merupakan perpaduan sifat- sifat manusia pada umumnya. Diantaranya seperti yang sudah penulis katakan di atas, yaitu : Naive Fool, The Sage, The Comic Relief.60
Plot pendekatan formula Sitkom menggunakan : a) masalah timbul karena adanya kesalahan yang ingin disembunyikan b) melindungi kerabat dekatnya c) membenarkan suatu kesalahan sebelum diketahui orang lain d) menyembunyikan keretakan hubungan e) menjaga sesuatu yang bisa menguntungkan f) memanfaatkan seseorang untuk mendapatkan keuntungan g) menemukan sesuatu yang hilang h) berusaha untuk memperbaiki situasi justru semakin memperburuk. 61
59
ibid Ponco Budi Sulistyo, Modul Produksi Non Berita, Broadcasting Universitas Mercu Buana, Jakarta, 17 April 2006 61 Ibid 60
37
2.7.2
Program OB (Office Boy) RCTI OB atau Office Boy adalah sinetron komedi Indonesia yang ditayangkan
oleh RCTI, yang merupakan produksi in-house RCTI. OB ini berkisah tentang kejadian-kejadian lucu pada stasiun televisi OKTV. Acara ini pertama kali ditayangkan pada 17 April 2006. Sinetron komedi yang disutradarai oleh Adek AZ ini dibintangi oleh Tika Panggabean, Bayu Oktara, Winda Viska, dan lain- lain. Sitkom OB ini bergenre drama, bersub- genre sinetron atau situasi komedi yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang dalam hal ini adalah Sayuti (Aditya Padat Karya), seorang Office Boy yang bekerja di Pantry HRD OK TV yang selalu mengalami kejadian- kejadian lucu, serta terlibat kesalahpahaman karena keluguannya. Semua kejadian itu sering kali terjadi akibat keluguan Sayuti (Aditya Padat Karya), office boy di kantor tersebut. Meski ditempatkan di bagian dapur, Sayuti mesti berinteraksi dengan sesama pekerja lain, seperti Odah (Tika Panggabean) yang bertingkah bak penguasa, Ismail (Daus Separo) OB yang kaya dan sombong, serta Susi (Oline Mendeng), petugas kebersihan yang jatuh cinta kepadanya. Sayuti juga kerap berhubungan kerja dengan karyawan HRD OKTV dengan tingkah dan kebiasaan masing-masing. Ada Pak Taka (Marlon Renaldy), manajer yang galak dan suka memberi hukuman fisik, dia diam-diam jatuh cinta kepada Saschya (Winda Viska) sekretaris yang cantik. Kemudian ada Gusti (Bayu Oktara) pria playboy bertampang cool dan Hendra (M.Ridwan) seorang karyawan yang selalu disiplin, pelit, dan suka heboh sendiri kalau melihat artis datang. Kisah-kisah mereka juga semakin berwarna dengan kehadiran para bintang tamu
38
yang sedang naik daun. OB ditayangkan setiap hari Senin sampai Jum'at pukul 17.00 WIB. Dalam setiap episodenya, OB selalu menampilkan bintang tamu yang berbeda- beda, mulai dari grup musik sekelas Radja, pelawak Jojon, sampai penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang patah- patahnya Anissa Bahar.62
62
Ibid.
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Sifat atau Tipe Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Mohammad Nazir (1988) mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu metode dalam suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada masyarakat sekarang. 63 Tujuannya yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai strategi tim kreatif OB (Office Boy) RCTI dalam mempertahankan ratingnya. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1.
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2.
mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek- praktek yang berlaku.
3.
membuat perbandingan atau evaluasi.
4.
menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.64
63 64
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.5 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal.25
40
3.2.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan
penelitian studi kasus dengan teknik observasi dan wawancara mendalam (In Depth Interview) kepada narasumber (Key Informan) yaitu kepada tim kreatif. Penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (1987) adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.65 Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah bahwa tidak ada hipotesis yang spesifik pada saat penelitian dimulai. Hipotesis justru dibangun selama tahaptahap penelitian, setelah diuji dengan data yang diperoleh peneliti selama penelitian tersebut.66 Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang mana mengangkat suatu masalah tertentu untuk diteliti dengan cara mempelajarinya serta mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara mendalam agar dapat menemukan jawaban atas masalah yang ingin diteliti tersebut, yaitu meliputi aspek how (bagaimana stretegi itu dipakai) dan why (mengapa strategi kreatif itu dipakai). Apa kekuarangannya serta apa pula kelebihannya. Kasus yang saat ini ingin diteliti oleh peneliti adalah seperti apa yang sudah tertera dalam latar belakang masalah yaitu bagaimana cara tim kreatif program komedi situasi OB (Office Boy) RCTI untuk mempertahankan rating .
3.3.
Narasumber (Key Informan) Key Informan merupakan narasumber dari sebuah penelitian. Dan yang
65 66
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.5 Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, halt56
41
menjadi narasumber di sini yaitu : 1. Winny Rosalina (Eksekutif Produser & Penyelia naskah program OB RCTI) 2. Ery Sumaryadi (Produser program OB RCTI) 3. Budi (Asisten produser OB RCTI) 4. Adek AZ (Sutradara program OB RCTI) 5. Eki NF (salah satu Penulis naskah OB RCTI)
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Mengumpulkan cara in depth interview, elemen dasar penelitian adalah
data yang menjamin kemajuan maupun pengembangan dari penelitian. Dalam memperoleh pengumpulan data, peneliti menggunakan 2 jenis, yaitu :
3.4.1. Data Primer Data yang diambil secara langsung dari narasumber dengan melakukan observasi serta wawancara mendalam (in depth interview). Dalam penelitian narasumber yang dimaksud adalah Winny Rosalina yaitu eksekutif produser dan penyelia naskah program OB, Ery Sumaryadi selaku Produser program OB serta Adek AZ selaku Sutradara OB RCTI, Eki NF selaku salah satu penulis naskah program OB RCTI ini.
3.4.2. Data Sekunder Data- data yang diambil dari internet, berbagai pustaka seperti buku-buku atau pendapat para ahli yang dapat dijadikan sebagai penunjang data primer untuk melengkapi data- data dalam penelitian ini.
42
3.5.
Definisi Konsep Konsep utama penelitian ini adalah : a) Strategi tim kreatif yaitu sebuah strategi yang dilakukan kelompok atau tim kreatif media televisi untuk menunjukkan bagaimana cara operasional suatu program dan juga guna memajukan program pada media TV tersebut sehingga pada akhirnya mencapai tujuan yang diinginkan. b) Tim kreatif terdiri dari seorang penulis naskah, sutradara, produser yang bekerjasama di proses pra produksi dan produksi guna mencapai hasil yaitu program tersebut dapat diminati banyak audien. c) Rating adalah jumlah rumah tangga yang menonton sebuah program tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi di suatu wilayah tertentu. d) Program sitkom adalah tayangan yang terdiri dari karakter- karakter yang tetap di dalam suatu format di mana terdapat satu atau lebih jalan cerita yang bersifat humor dalam satu situasi tertentu. e) Program OB (Office Boy) merupakan program acara in house production yaitu program yang dibuat sendiri oleh RCTI. OB merupakan komedi situasi (sitkom) yang menampilkan ide cerita baru, menarik serta berbeda dengan yang lain, yang bercerita tentang kejadian- kejadian yang terjadi di sebuah kantor televisi yang bernama OK TV. f) OK TV adalah nama sebuah kantor stasiun televisi, dimana letak setting itu berada.
43
g) RCTI adalah stasiun televisi yang menayangkan acara OB setiap hari Senin sampai Jum'at pukul 17.00 WIB.
3.6.
Fokus Penelitian Fokus penelitian pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tim kreatif program sitkom OB ini dapat menemukan dan mengumpulkan ide atau konsep ceritanya sehingga dapat menghasilkan rating yang cukup besar. 2. Bagaimana dengan pengembangan serta perencanaan konsep dan ide cerita tersebut. 3. Lalu bagaimana perwujudan dalam hal ini yaitu persiapan dari pengembangan konsep ide cerita tadi.
3.7.
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu langkah yang mesti dilakukan yaitu
mengumpulkan semua data baik data primer maupun data sekunder, kemudian diolah dan dirangkum sehingga menjadi data yang siap untuk diteliti atau dianalisis. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan adalah mendeskripsikan dan menganalisa data yang diperoleh secara kualitatif. Analisis deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan metode ini diartikan melukiskan variabel, satu demi satu.67
67
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal.25
44
3.8.
Teknik Analisis Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik yang digunkan
untuk memanfaatkan sumber. Tringulasi berarti mencari, membandingkan serta mengecek suatu informasi atau suatu kasus yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda.68 Triangulasi dapat membantu peneliti untuk mendapatkan data secara lengkap dan akurat mengenai apa yang ingin ditelitinya.
68
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 330
45
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) adalah stasiun televisi swasta
pertama di Indonesia yang lahir dari gagasan dua perusahaan besar, yaitu Bimantara Cipta, Tbk dan Rajawali Coorporation. Pembangunan stasiun RCTI pertama kali dilakukan pada awal tahun 1988, dengan lokasi areal tanah seluas lima hektar di Jl. Raya Perjuangan Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Pada tanggal 24 Agustus 1989 RCTI diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke- 2 yaitu Bapak Soeharto dan hadir sebagai stasiun televisi swasta pertama yang mengudara di tanah air. Dengan menjadi stasiun televisi swasta pertama, RCTI berkeinginan untuk mampu menyajikan tayangan- tayangan yang menampilkan berbagai kreasi dan inovasi yang bermutu serta berkualitas kepada seluruh masyarakat Indonesia. Sejak berdirinya tahun 1989, RCTI identik dengan berbagai program popular yang merupakan trend setter. Memiliki 47 stasiun pemancar di seluruh Indonesia, RCTI selalu menjadi pilihan para pemasang iklan, karena merupakan media untuk beriklan efektif dengan cakupan terluas. Di dukung dengan sumber daya yang berkualitas, RCTI selalu berupaya untuk meningkatkan citra dengan cara memberikan service exellent, programprogram bermutu, serta berbagai kontribusi sosial kepada masyarakat. Komitmen tersebut yang menjadi acuan RCTI untuk siap menghadapi persaingan di tahuntahun mendatang.
46
Dalam perjalanannya memang terbukti
RCTI memberikan cakrawala
tersendiri bagi masyarakat penonton televisi Indonesia. Program- program RCTI bertujuan menghibur dan mendidik keluarga Indonesia, membuahkan berpuluhpuluh penghargaan. Perjalanan RCTI memang penuh warna- warni. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia ikut membawa dampak, tetapi dengan komitmen dan loyalitas tinggi dari owner, para direksi dan seluruh karyawan, membuat RCTI tetap eksis dan terus berupaya menjadi media televisi yang berfaedah stake holder. Dengan wilayah jangkauan yang luas meliputi hampir seluruh wilayah di Indonesia, serta penggunaan satelit domestik Palapa B2P yang memungkinkan merelay program ke seluruh pemirsanya, membuat RCTI menjadi stasiun televisi paling digemari oleh pemirsa, terbukti dari tingginya rating dan share terhadap program-program RCTI. Hal ini tentu saja membuat RCTI menjadi ladang yang subur bagi para pengiklan yang hendak mengiklankan produk dan jasa mereka. Dibawah naungan perusahaan induknya MNC (Media Nusantara Citra), RCTI berhasil menempati posisi nomor satu diantara stasiun televisi lainnya di Indonesia. Selain itu pengembangan teknologi yang dilakukan RCTI juga memungkinkan pemirsa menikmati program-program RCTI melalui telepon seluler dan internet. Didukung oleh lebih dari 1550 tenaga profesional yang penuh semangat, berdedikasi tinggi terhadap perusahaan, berkomitmen tinggi, serta konsisten memberikan pelayan terbaik mereka terhadap pemirsa, menjadikan RCTI sebagai pelopor dalam hal penyediaan program-program informasi dan hiburan terbaik dan paling digemari oleh pemirsanya.
47
Dengan kapasitas sebagai stasiun televisi terbesar dan memiliki jangkauan terluas serta didukung dengan teknologi tinggi, kini RCTI telah mampu membuktikan diri sebagai stasiun televisi terdepan di kancah pertelevisian dalam tanah air. Hal ini menjadikan RCTI selalu berupaya untuk terus dapat menyajikan tontonan yang menarik dan bermutu bagi pemirsa televisi dengan tetap menjunjung tinggi nilai- nilai serta kebudayaan Indonesia. 69
4.1.1 Visi dan Misi PT. RCTI 1.
Visi (Media Utama Hiburan dan Informasi) Perkataan “Utama” mengandung makna lebih dari yang “Pertama”.
Karena kata pertama hanya mencerminkan hirearki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata utama mengandung unsur kemuliaaan, karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi. Media utama hiburan dan informasi memliki makna : a) RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. b) RCTI memperlihatkan keseimbangan faktor bisnis dan tanggungjawab sosial atas sajian program- programnya. c) RCTI menjadi pilihan utama dari pada “stake holders” (karyawan, pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan afiliasi, mitra strategis, masyarakat dan penyelenggara negara).
69
Company Profile RCTI: www.rcti.tv
48
2.
Misi (Bersama Menyediakan Layanan Prima) Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan
sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini menyakinkan seluruh komponen perusahaan, mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama- sama tersistemasi dalam memberikan karya terbaik demi mewujudkan pelayanan dan kepuasan stake holders. 70
4.1.2
Data Perusahaan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia
Nama Perusahaan
: PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia
Alamat
: Jln. Raya Perjuangan Kebun Jeruk Jakarta Barat 11530
Telepon
: 021- 5303540
Faks
: 021- 5303550
Email
:
[email protected] Sedangkan tempat syuting atau produksi program sitkom OB ini terletak di
Studio Evolution, Jln. D. I Panjaitan kav. 73 Parumpung, Jakarta Timur.
4.1.3 Organisasi RCTI MANAGEMEN PROFILE 1. DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama
70
Ibid
: M. Tachril Sapi'ie
49
Wakil Komisaris Utama
: Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris
: Hidajat Tjandradjaja : Alexander Edwin Kawilarang
2. DEWAN DIREKSI Direktur Utama
: Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo
Wakil Direktur Utama
: Sutanto Hartono
Direktur Keuangan & ADM : Beti Puspitasari Santoso Direktur Programming
: Harsiwi Achmad
Direktur Sales & Marketing : Daniel Tatang Hartono
4.1.4
Logo RCTI
Rajawali Citra Televisi Indonesia Gambar 1: Logo RCTI
50
51
51
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1
Penemuan Ide
A. Ide atau gagasan awal Gagasan awal dalam proses perencanaan program sitkom OB ini berasal dari mba Winny yang pada saat itu menemukan lalu membuat naskah mula- mula kemudian mengembangkannya ke dalam bentuk skenario. Di mana program OB ini merupakan acara hiburan yang bersifat komedi situasi yang unik, berbeda serta menarik untuk ditonton. “Idenya seh datang begitu saja. Selama ini kan belum pernah ada stasiun TV yang menampilkan sitkom dalam sebuah kantor. Kita tidak tahu apa saja sebenarnya yang terjadi dalam sebuah kantor, padahal banyak konflik juga yang terjadi di dalamnya. Seperti yang kita tahu, stasiun TV menampilkan program acara yang selalu menghadirkan bintang tamu, seperti seorang artis. Seorang artis datang guna pekerjaannya di stasiun TV, dengan adanya artis tersebut maka cerita bisa berkembang. Menimbulkan konflik atau masalah ringan yang terjadi seputarnya. Berbeda dengan sitkom- sitkom yang lain, yang notebene terjadi dalam lingkup masyarakat saja.” 71 Program OB (Office Boy) ini bermula atas ide kreatif mba Winny, yang saat ini berkedudukan menjadi eksekutif produser dan penyelia naskah. Seperti apa yang diceritakan oleh mas Eri berikut ini: “Gagasan awal tercipta dari mba Winny yang memang sudah memiliki ide tersebut sejak lama, namun baru diimplementasikan saat ini. Beliau juga merupakan seorang eksekutif produser dan penyelia naskah dalam program OB ini. Kemudian beliau mulai mempromosikan gagasan serta konsep awal program sitkom ini yang saat itu belum terlalu matang kepada saya,lalu mencari asisten produser serta tim kreatif lain, dalam hal ini yaitu penulis naskah yang memang tepat dalam membuat cerita program ini, lalu kami semua melakukan proses sebelumnya untuk menentukan dan membuat konsep program OB ini menjadi matang dan dapat diproduksi.” OB pertama kali melakukan on air pada tanggal 17 April 2006 yang hampir selama sebulan penuh dilakukan proses syuting sebelumnya. Konsep cerita yang 71
Wawancara dengan mba Winny Rosalina, Eksekutif Produser dan Penyelia Naskah OB
52
matang serta ikut menentukan kesuksesan program OB ini. Dimulai dari pembentukan karakter, para tokoh- tokoh utama, nama- nama pemain, jalan cerita dan sebagainya. “Proses syuting OB ini berlangsung sejak tanggal 16 Maret 2006 namun pertama kali On Air adalah tanggal 17 April 2006, sebelumnya kita menentukan konsep cerita dahulu secara matang mulai dari pencastingan para pemain, pembentukan karakter, menentukan tokoh- tokoh utama serta nama- nama pemain tersebut, bagaimana jalan cerita dan sebagainya lalu proses syuting dimulai kemudian on- air.” 72 Sitkom yang belum lama ini merayakan ulang tahunnya yang kedua selalu membuat para audiennya merasa terhibur. Dialog- dialognya yang lucu namun menggambarkan banyak keadaan yang memang sedang kita hadapi sehari-hari, entah itu dikantor atau di kehidupan sehari-hari diluar kantor membuat kita merasa dekat dengan ceritanya. Sebelum melakukan produksi, seperti semua program yang ada, selaku tim kreatif termasuk seorang produser juga turut mencari serta menentukan pencastingan para pemain untuk menemukan tokoh yang cocok untuk memerankannya. Seperti apa yang dikatakan mba Winny berikut ini : “Semua pemain di sini mengalami proses pencastingan. Proses casting terdiri dari beberapa tahap yang memakan waktu hampir tiga bulan, untuk dapat menentukan para pemain yang cocok untuk memainkan karakternya masingmasing. Proses pencastingan ini berlangsung dari bulan November 2005 sampai Januari 2006, sampai pada akhirnya terpilihlah beberapa pemain yang dipercaya dan cocok dapat menjadi tokoh- tokoh utama dalam program OB ini. Mulai dari Pak Taka, Sascya, Gusti, Pak Hendra, Mail, Saodah, Susi dan Sayuti tentunya.” Akhirnya saat ini sudah ditemukanlah para pemain yang sangat cocok dengan karakter yang dimainkannya tersebut. Sayuti, tokoh sentral yang menjadi OB memiliki karakter yang polos, jujur tetapi naïf. Diperankan oleh Adithya
72
Wawancara dengan Winny Rosalina, Eksekutif Produser dan Penyelia Naskah OB
53
Padat Karya. Saodah adalah salah satu OB yang digambarkan galak, egois dan kurang memiliki rasa kepedulian, diperankan oleh Tika Panggabean. Susi, seorang OB yang menyukai Sayuti memiliki karakater yang genit, terkadang suka sok tahu. Diperankan oleh Oline Mendeng. Ismail, pagawai OB yang memiliki sifat lebih general. Kadang pemarah, penurut, dan setia kawan. Diperankan oleh Daus Separo. Sasya, seorang sekretaris yang memiliki kemampuan tidak selayaknya sekretaris namun karena disenangi oleh bos nya maka ia dapat bekerja di stasiun TV OK tersebut, cerewet dan lemot serta sedikit bodoh menjadi karakter dari Sasya ini yang dimainkan oleh Winda, finalis Indonesian Idol 2004. Hendra, manager keuangan yang pelit, sedikit “over” menjadi salah satu tokoh juga dalam program OB ini. Diperankan oleh M. Ridwan Gusti, seorang tokoh OB yang memiliki karakter jahil, baik namun juga setia kawan diperankan oleh Bayu Oktara. Pak Taka, yaitu bos yang galak yang selalu menghukum para karyawannya dengan istilah “scot jump”. Diperankan oleh Marlon Renaldy. 73 Saat ini OB merupakan sitkom unggulan yang diproduksi oleh RCTI yang memiliki kelebihan diantara sitkom yang ada lainnya. Yaitu jalan cerita yang menarik, berbeda dengan sitkom yang ada sebelumnya, karakter serta tokoh yang fresh dan unik membuat program OB ini memiliki jumlah penonton yang banyak. “Perbedaan sitkom OB dari sitkom yang lain memang sudah jelas terlihat, dari segi penampilan yang berlatar belakang kantor, tokoh- tokoh yang unik, yang terdapat juga joke- joke yang lucu, cerita yang segar namun ringan, yang jalan ceritanya tidak lama, maksud di sini adalah dialog pemain tidak lama, langsung cut to cut, 1 scene dapat berlalu langsung diganti dengan seting yang
73
Sitkom - OB di RCTI http://irha.wordpress.com/2006/10/19/sitkom-ob-di-rcti/
54
lain tanpa bertele- tele, penulis cerita lebih OK daripada yang lain, serta para pemain yang dapat mengembangkan karakter mereka sendiri- sendiri.” 74 Program yang disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat pukul 17.00 wib ini selalu menghadirkan bintang tamu yang berbeda setiap episodenya. Dalam tiap episodenya, bintang tamu tersebut bisa menjadi tokoh apa saja, mulai dari OB, karyawan dari departemen lain, saudara ataupun teman tokoh tetap OB tersebut. Beberapa bulan belakangan ini OB menjadi program yang re-run, yaitu tayangan ulang dari episode sebelumnya, namun ditayangkan pada malam hari, disisipkan pada slot waktu yang kosong.
B. Target Program Suatu program acara televisi tidak akan berarti apa- apa tanpa audiennya. Karena audien merupakan bagian paling penting dalam suatu program di sebuah televisi. Demikian juga dengan program sitkom OB ini, program ini menjadi salah satu bagian dari program yang ditayangkan oleh RCTI. Pada awalnya target audien program OB ini adalah orang dewasa namun setelah program ini ada, tidak hanya orang dewasa saja yang menontonnya, melainkan semua segmen, yaitu meliputi kalangan anak- anak sampai orang dewasa. “Pada awalnya target audien kami adalah untuk orang dewasa saja, tapi ternyata kok anak- anak belasan tahun juga dapat menikmatinya. Program OB ini ternyata dapat dinikmati oleh semua kalangan. Baik itu anak- anak, orang dewasa yang sudah pulang kantor juga menontonnya, ibu- ibu rumah tangga ataupun orang tua lainnya.” 75 Target merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi. Begitupun dengan program sitkom OB ini. Target- target yang ingin dicapainya meliputi: 74 75
Wawancara dengan Eri sumaryadi dan Budi , Produser dan Aspro program OB Wawancara dengan mas Budi, Asisten Produser OB
55
a) Target audien program sitkom OB adalah : 1. Wilayah/ tempat tinggal
: Indonesia
2. Jenis kelamin
: Pria dan Wanita
3. Usia
: 15- 45 (+) tahun
4. SSE
: A, B, C, D (umum)
b) Target iklan Target iklan dari program sitkom OB ini adalah bisa mendapatkan lima sampai delapan jenis iklan dalam satu episod penayangannya. c) Target rating Target rating program sitkom OB ini adalah 2 poin. Namun target tersebut hanya terkadang saja didapatnya. Sering kali rating yang didapat program OB ini hanya berkisar 1,3- 1,8 saja. d) Target program Target program yang ingin dicapai OB ini yaitu bagaimana program ini dapat diminati banyak penonton sehingga menduduki rating tertinggi diantara program yang lain serta tidak kalah bersaing dengan program- program lain yang ada saat ini.
C. Format Acara Program OB Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah : format sinetron cerita terdiri dari beberapa jenis yaitu : sinetron drama modern, sinetron drama
56
legenda, sinetron drama komedi, sinteron drama saduran, dan sinetron drama yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah.76 “Format program OB adalah ber-genre drama, sub-genrenya drama komedi (situasi komedi), yaitu acara hiburan yang berlatar komedi dengan setingan situasi dalam kantor sebuah stasiun televisi.” 77 1. Jenis
: Program acara drama , bergenre komedi situasi
2. Sifat
: Hiburan
3. Setting
: Indoor (studio Evolution, Jakarta Timur)
4. Durasi
: 30 menit
5. Tayang
: Senin sampai Jumat pukul 17.00- 17.30 WIB (Rerun, tergantung slot kosong)
D. Susunan tim kreatif program OB a. Eksekutif Produser : Winny Rosalina Memiliki tanggung jawab melakukan supervise terhadap seluruh proses produksi. Mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi. Bertugas terhadap pelaksanaan produksi programnya, memilih tim dalam bidang produksi dan kreatif, bertanggungjawab dalam menentukan tema atau konsep cerita apa yang akan diproduksi, dan hal penting lainnya. b. Produser : Eri Sumaryadi Memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama pentingnya dengan eksekutif produser seperti membahas materi apa yang cocok untuk diproduksi di episode selanjutnya, letak setting, budget, bintang tamu, dan lain sebagainya namun wewenangnya lebih sedikit dibanding eksekutif produser. 76 77
RM. Soenarto, Programa Televisi, FFTV-IKJ Press, Jakarta, 2007, hal 62 Wawancara dengan mba Winny Rosalina, Eksekutif Produser dan Penyelia Naskah OB
57
c. Asisten Produser : Budi Berkewajiban membantu eksekutif produser dan produser dalam menjalan proses produksi suatu programnya. d. Sutradara : Adek AZ Bertanggung jawab terhadap pernyelesaian pada proses produksi yang telah ditentukan dan disetujui bersama antara tim kreatif lainnya. e. Asisten Sutradara : Yadi Kasu dan Joind Bayu W. Memiliki tugas dan kewajiban yang sama yaitu membantu sutradara dalam proses produksi, antara lain membantu para pemain reading, mengatur bloking pemain atau setting tempat dan hal- hal teknis lainnya. f. Penulis Naskah/ ide kreatif : Eki NF Memiliki tugas untuk membuat konsep cerita di setiap episodenya, mulai dari proses pemilihan bintang tamu, judul, ataupun alur cerita tersebut. g. Penyelia Naskah : Winny Rosalina Berperan dalam merevisi skenario yang telah dibuat oleh para penulis naskah, apakah sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan serta apakah sudah layak untuk dapat diproduksi. E.
Pemain a. Aditya Padat Karya sebagai Sayuti b. Tika Panggabean sebagai Saodah c. Daus Separo sebagai Ismail d. Oline Mendeng sebagai Susi e. Marion Renaldy sebagai Pak Taka f. Winda Viska sebagai Sascya
58
g. Bayu Oktara sebagai Gusti h. M. Ridwan sebagai Hendra
Gambar 2: Para tokoh sitkom OB (Sayuti, Susi, Ismail, Saodah)
Gambar 3: Para tokoh sitkom OB (Pak Taka, Hendra, Gusti, Sascya)
4.2.2
Pengembangan ide Sebuah program dapat dikatakan baik dan lancar apabila mengikuti tahap-
tahap proses produksi program televisi serta ketentuan- ketentuan atau perencanaan yang berlaku nyang sudah ditetapkan terlebih dahulu. a. Tahap pra produksi
59
Tahap pra produksi merupakan tahap penemuan ide, perencanaan dan persiapan. Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra produksi program OB meliputi tiga bagian: 1. Penemuan ide Produser dalam hal ini mba Winny menemukan ide atu gagasan dan membuat naskah mula- mula lalu mengembangkan gagasan tersebut menjadi naskah dalam bentuk skenario. Di mana program OB ini merupakan acara hiburan yang bersifat komedi situasi yang unik, berbeda serta menarik untuk ditonton. “Belum pernah ada stasiun TV yang menampilkan sitkom dalam sebuah kantor. Kita tidak tahu apa saja sebenarnya yang terjadi dalam sebuah kantor, padahal banyak konflik juga yang terjadi di dalamnya. Seperti yang kita tahu, stasiun TV menampilkan program acara yang selalu menghadirkan bintang tamu, seperti seorang artis. Seorang artis datang guna pekerjaannya di stasiun TV, dengan adanya artis tersebut maka cerita bisa berkembang. Menimbulkan konflik atau masalah ringan yang terjadi seputarnya. Berbeda dengan sitkom- sitkom yang lain, yang notebene terjadi dalam lingkup masyarakat saja.” 78 OB atau Office Boy adalah serial sinetron komedi Indonesia yang ditayangkan oleh RCTI. acara ini pertama kali ditayangkan pada tahun 2006. sinetron komedi yang disutradarai oleh Adek AZ ini dibintangi oleh Tika Panggabean (Saodah), Bayu Oktara (Gusti), Winda Viska (Sascya), Oline Mendeng (Susi), Aditya Padat Karya (Sayuti), Daus Separo (Ismail), Marion Renaldy (Pak Taka) dan M. Ridwan (Hendra). Seperti yang dikatakan oleh Mas Eri selaku Produser, bahwa OB merupakan program tayangan yang bergenre drama dengan situasi komedi yang unik yang didasari oleh kejadian sehari- hari di sebuah kantor televisi.
78
Wawancara dengan mba Winny Rosalina, Eksekutif Produser dan Penyelia Naskah OB
60
“Sitkom OB ini bergenre drama, bersub- genre sinetron atau situasi komedi yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang dalam hal ini adalah Sayuti (Aditya Padat Karya), seorang Office Boy yang bekerja di Pantry HRD OK TV yang selalu mengalami kejadian- kejadian lucu, dikarenakan kesalahapahaman atas keluguannya. Sayuti menjadi tokoh sentral yang sering menjadi bual- bualan teman- temannya dikarenakan sifatnya yang lugu, sabar dan mungkin bisa dikatakan sedikit ndeso. Hal ini yang menyebabkan setiap kali dia diejek, tetapi dia tetap sabar dalam menghadapinya”
Gambar 4: Logo Sitkom OB RCTI
Meski ditempatkan di bagian dapur, di sini pun Sayuti harus berinteraksi dengan sesama pekerja lain, seperti Saodah (Tika Panggabean) yang bertingkah bak penguasa, Ismail (Daus Separo) yang kaya dan sombong, serta Susi (Oline Mendeng), petugas kebersihan yang jatuh cinta kepadanya. Sayuti juga kerap berhubungan kerja dengan para bos dan tingkah serta kebiasaannya masing- masing. Ada Pak Taka (Marion Renaldy), manajer yang galak dan suka memberi hukuman flsik. Dia diam- diam jatuh cinta kepada Saschya (Winda Viska), sekretaris yang cantik, kemudian ada Gusti (Bayu Oktara), seorang pria yang playboy dan bertampang cool, serta Hendra (M. Ridwan), seorang karyawan yang selau disiplin, pelit dan suka heboh sendiri kalau melihat artis datang. OB ditayangkan setiap hari Senin sampai Jum'at pukul 17.00 WIB. Dalam setiap episodenya, OB selalu menampilkan bintang tamu yang berbeda- beda,
61
mulai dari grup musik sekelas Radja, pelawak Jojon, sampai penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang patah- patahnya Anissa Bahar.
2. Perencanaan Dalam hal ini, penetapan waktu produksi atau shooting, penentuan naskah apa yang akan diproduksi selanjutnya, pemilihan pemain atau bintang tamu, lokasi atau estimasi biaya merupakan bagian dari perencanaan yang perlu di buat secara hati- hati dan teliti. Proses perencanaan pada program sitkom OB adalah berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai. Proses ini dimulai dengan meeting yang dilakukan oleh tim kreatif program OB. Meeting kreatif teresebut bertujuan untuk memilih dan menentukan cerita serta skenario apa yang akan diproduksi dalam program OB ini. Meeting ini dilakukan di studio, seminggu dua sampai tiga kali pertemuan yang terdiri dari eksekutif produser, produser, sutradara serta penulis naskah.
Gambar 5: Kiri ke kanan : Eri Sumaryadi (pro), Winny Rosalina (ex pro dan penyelia naskah), Budi (ass pro). Doc. Peneliti, 12 Desember 2007
62
Seperti yang dikatakan oleh mba Winny berikut ini : “Meeting yang kami lakukan selaku tim kreatif, yaitu baik eksekutif produser, produser, sutradara atupun penulis naskah itu sendiri selalu dilakukan setiap dua sampai tiga kali pertemuan dalam seminggu. Ataupun kita bisa berkomunikasi melalui email. Hasil meeting ini adalah cerita apa yang akan kami tampilkan atau yang akan kami produksi dalam beberapa episode kedepannya. Baik dari bintang tamu yang akan kami hadirkan, setting tempat, dresscode ataupun yang lainnya. Kadang kala meeting ini kami lakukan setiap kami mendapatkan rating yang kurang memuaskan. Kami membahas bagaimana cara kami bekerja agar rating program OB ini tetap menjadi sitkom striping yang banyak diminati penontonnya, agar rating program OB ini naik ataupun stabil.” Perencanaan atau meeting dalam menentukan tema atau judul dalam program sitkom OB ini selalu dilakukan guna membahas mana yang layak tayangkan dan mana yang tidak layak untuk ditayangkan. “Pertama- tama, hal mendasar yang paling penting yaitu kita selalu melakukan meeting guna merencanakan isi atau tema yang akan di angkat dalam satu episodenya. Penulis naskah kami selalu memiliki ide yang kreatif yang sudah dituangkannya melalui skenario, lalu kami membahasnya manakah yang bagus serta layak untuk kami tayangkan. Disini saya juga turut mendukung menentukan isi cerita atau judul apa yang akan diangkat Kami memiliki lima orang penulis naskah yang masing- masing penulis naskah tersebut mengerjakan tujuh sampai sepuluh skenario yang kemudian diberikan kepada mba Winny selaku penyelia naskah untuk direvisi sebelum diproduksi.” 79 Keberhasilan Bajaj Bajuri, OB dan Extravaganza atau sitkom lainnya merupakan terobosan dari sitkom televisi yang scripted. Artinya, komedi dan alur ceritanya dibangun dengan penulisan skenario yang kuat dan mampu beradaptasi secara periodik.80 Program OB ini sendiri, memiliki lima orang penulis naskah yang bekerja sama dalam membuat naskah skenario OB untuk setiap episodenya. Mereka
79 80
Wawancara dengan Eri Sumaryadi, Produser program OB http://naratamatv.televisiana.net/p=19
63
kadang bertemu untuk melakukan meeting membahas apa kekurangan cerita mereka masing- masing seblelum mereka memberikan naskah mereka kepada penyelia naskah untuk dilihat dan direvisi. Jika mereka susah untuk bertemu, kadang kala mereka tetap saling mengirimkan hasil naskah atau skenario mereka melalui email, agar para penulis naskah yang lain mengetahuinya dan dapat memberikan masukan terhadap skenario yang akan diajukan. Dalam satu minggu, biasanya para penuls naskah tersebut dapat menghasilkan tujuh sampai sepuluh skenario yang masih belum terlalu matang. Proses pematangan ini akan terjadi setelah dilakukannya meeting dengan tim kreatif lainnya, guna memdapatkan hasil keputusan bersama. “Biasanya kami mengerjakan scenario dalam waktu seminggu menghasilkan tujuh sampai sepuluh cerita. Lalu kami meyampaikan skenario itu kepda mba Winny. Mba Winny melihat, membaca lalu kalau ada kekurangan ataupun kesalahan secara teknis seperti bahasa yang monoton, joke atau guyonan yang kurang dipakai ataupun urutan kejadian yang kurang pas maka ia akan merevisi skenario kami tadi. Kemudian akan disampaikan kepada tim kreatif lainnya pada saat meeting dilakukan. Apakah skenario yang kami buat layak ditayangkan atau tidak.” 81 Biasanya yang menjadi kendala dalam pembuat skenario adalah kesalahan- kesalahan teknis seperti urutan kejadian yang kurang pas, bahasa yang monoton atau kurang bisa dipahami audien, ataupun kurangnya joke- joke yang dipakai. Setelah para penulis naskah selesai dalam membuat naskah skenario tersebut, maka skenario tersebut kemudian diberikan kepada penyelia naskah untuk dilihat, direvisi dan diberitahukan kepada para tim kreatif lainnya pada saat meeting nanti. Apakah naskah skenario tersebut layak produksi atau tidak.
81
Wawancara dengan mba Eky, Penulis naskah OB
64
Pada tahap pra produksi ini, peran penulis naskah sangat penting dalam pembuatan ide cerita yang akan diproduksi nantinya. Seorang penulis naskah pastinya akan bekerjasama dengan seorang sutradara pada saat produksi akan dimulai. Maka dari itu penulis naskah harus memiliki visi dan misi yang sama dengan sutradaranya agar program yang akan diproduksi nantinya dapat menjadi program yang diminati banyak penonton. Tim kreatif merupakan otak dari segala ide program televisi. Mereka bekerja keras mencari ide dan mencoba menyajikannya menjadi skenario yang siap diproduksi. Tim kreatif berada di bawah kesatuan departemen produksi. Pada tahap pra produksi, produser memberikan pandangan terhadap biaya, waktu, kemampuan produksi serta membuat strategi manajemen. Para penulis naskah televisi wajib mengetahui bagaimana cara kerja tim kreatif, mereka dihadapkan kenyataan setiap saat terhadap ritme kerja, kedisiplinan, sistematika kerja televisi dan pola produksi yang padat bahkan tim kreatif harus mampu membaca pasar dan mengetahui rating acara, baik acaranya sendiri ataupun acara saingannya. Strategi menjadi alat bertahan dalam menghadapi persaingan untuk menarik perhatian audiens tergantung bagaimana tim kreatif yang selalu dapat menampilkan cerita yang menghibur, lucu, dan dapat dinikmati banyak penonton.Yang jelas saat ini tim kreatif OB terus menampilkan yang terbaik yang pastinya berbeda dengan sitkom yang lain yang sudah ada sebelumnya. Selain itu strategi yang dipakai dalam program ini OB ini adalah menampilkan adanya bintang tamu dalam setiap episodenya. Hal ini termasuk dalam dominasi bintang yang telah disebutkan sebelumnya.
65
Skenario dan ide cerita dalam program OB ini selalu segar dan menghibur. Dalam program OB ini pedoman yang dipakai yaitu tidak berisi unsur kekerasan, pornoisme, hal hal yang bertentangan dengan agama, ras, atau kepercayaan atau hal lainnya. Kejadian yang menyeramkan atau yang berhubungan dengan hal- hal mistik juga tidak dihadirkan dalam program ini. OB merupakan program hiburan yang disisipkan unsur pendidikan yang divariasikan dengan unsur komedi. 82 Untuk hal menulis cerita sitkom OB ini, ide cerita pada awalnya datang dari tim kreatif seperti yang dikatakan mba Eki selaku penulis naskah program OB berikut ini: “Pada awal riset dulu, tim kreatif sudah memiliki dan menentukan cerita apa saja yang akan diproduksi. Lalu pada akhirnya saat- saat ini, kami serahkan kepada setiap penulis naskah namun tetap saja harus dikoreksi terlebih dahulu kepada penyelia naskah serta harus disetujui oleh eksekutif produser dan produser itu sendiri. Hal ini dibuat agar produser tahu mana yang harus diubah atau ditambahkan dalam setiap skenario yang telah dibuat para penulis naskah. Apa-apa saja yang boleh atau tidak boleh ditayangkan yang sesuai dengan pedoman kami. Setelah itu barulah proses produksi dimulai.” Program sitkom yang memang murni buatan Indonesia ini memang berasal dari ide kreatif tim kreatif OB RCTI. Sebelumnya mereka menyaksikan beberapa program tayangan sitkom lain dan menjadikannya sebagai referensi saja dalam produksi. Seperti sitkom Friends yang digunakan sebagai referensi dalam opening program OB ini yaitu dimana para tokoh pemain OB sedang bermain air sebagai pengenalan masing masing karakter nama pemainnya.83 Srategi tim kreatif dalam membuat suatu konsep cerita pada setiap episodenya mulai dari proses pemilihan bintang tamu, judul, ataupun cerita tersebut selalu dituangkan dalam bentuk skenario.. 82 83
Wawancara dengan Eky NF, Penulis Naskah OB Wawancara dengan Adek AZ, Sutradara program OB
66
Para pemain OB hanya boleh manambahkan gaya bicara mereka dengan menggunakan gerakan tubuh. Kami mengizinkan mereka berimprovisasi dengan logat bicara yang disesuaikan dengan keinginan mereka, namun tidak melenceng dari karakter mereka tersebut.84 Seperti yang diutarakan oleh mba Adek berikut ini : “Setiap program acara memiliki strategi khusus untuk menghasilkan rating yang cukup memuaskan. Kami disini lebih mengandalkan format cerita yang benar benar matang sebelum kami produksi. Dari segicerita yang benar benar dapat menghibur dan yang ringan, mudah untuk dimengeti para audiensnya. Persaingan dengan sitkom lain sangat memacu kami untuk selalu setiap saat dapat membuat program OB berbeda dengan sitkom yang lain, dengan cara memantapkan konsep cerita yang tidak melenceng dari konsep awal”. 85 Program komedi situasi OB menggunakan dua dominasi ini yang telah diungkapkan oleh Vane Gross, yaitu dominasi format, yaitu dimana konsep acara merupakan kunci keberhasilan programnya, termasuk ide dan konsep serta isi cerita tersebut. Kemudian dominasi bintang, yang artinya pemain dan bintang tamu juga merupakan unsur utama dalam programnya. “Kami menggunakan dominasi kedua- duanya, yaitu dominasi format dan bintang. Keduanya sangat penting dan sanagt mempengaruhi. Jika tidak ada dominasi format maka dominasi bintang akan biasa saj. Sebaliknya demikian, jika yang ada hanya dominasi bintang saja yang diutamakan maka dominasi format akan dianggap tidak penting dalam program ini. Dominasi format dan bintang harus sama- sama diimbangi agar cerita lebih berkembang dan seimbang.” 86 Saat ini program sitkom OB merupakan sitkom RCTI yang in house production yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan sitkom lain yang ada pada televisi lainnya. “Berbeda dari sitkom yang lain memang sudah jelas terlihat, dari segi penampilan yang berlatar belakang kantor, tokoh- tokoh yang unik, yang 84
Ibid Wawancara dengan Adek AZ, Sutradara program OB 86 Wawancara dengan mba Winny Rosalina, Eksekutif Produser OB 85
67
terdapat juga joke- joke yang lucu, cerita yang segar namun ringan, yang jalan ceritanya tidak lama, maksud di sini adalah dialog pemain tidak lama, langsung cut to cut, 1 scene dapat berlalu langsung diganti dengan seting yang lain tanpa bertele- tele, penulis cerita lebih OK daripada yang lain, serta para pemain yang dapat mengembangkan karakter mereka sendiri- sendiri.” 3. Persiapan Pada tahap ini, pemberesan semua masalah yaitu kontrak dengan pihak lain seperti bintang tamu ataupun perizinan tempat dan hal lainnya harus diselesaikan dengan baik. Semua rencana menjelang produksi sudah siap untuk dijalankan, dari segala aspek yang meliputi skenario yang sudah matang dan layak untuk dimainkan, para pemain yang sudah melakukan proses reading sehingga mengerti apa yang akan dimainkannya, bintang tamu yang sudah stand- by ataupun hal- hal lain yang sifatnya mendadak sudah memiliki persiapan awalnya.
b. Tahap Produksi Setelah perencanaan dan persiapan selesai, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pada program sitkom OB ini, shooting dilakukan di studio OB RCTI yang terletak di studio studio Evolution, Jln. D. I Panjaitan kav. 73 Parumpung, Jakarta Timur.
68
Gambar 6 : Studio Evolution, Jakarta Timur
Tahapan produksi dimulai dari proses pengambilan gambar atau shooting yang dilakukan secara taping. Namun sebelum proses syuting itu dimulai, para pemain tersebut di briefing yaitu sutradara memberi tahukan tentang skenario yang akan mereka mainkan. Hal ini berguna untuk para pemain tahu apa cerita yang akan mereka mainkan nantinya, setelah itu mereka melakukan proses reading, yaitu dimana para pemain harus bisa mendapatkan makna apa yang ada di dalam sebuah skenario sebelum mereka memainkannya. Proses reading ini dimaksudkan agar para pemain mengerti apa maksud dari isi skenario atau maksud dari isi cerita yang akan mereka mainkan nanti. Sutradara di sini berfungsi untuk mengarahkan jalannya proses tersebut. Sutradara pastinya juga dibantu oleh asisten sutradara dalam menjalankan tanggung jawabnya ini.
69
Gambar 7 & 8 : Sebagian para pemain di briefing sebelum produksi dimulai..Susi, Saodah dan Sayuti sedang melakukan reading sebelumnya.
Gambar 9 : Proses shooting dimulai.. Ismail dan Saodah memainkannya.
Seorang sutradara adalah seorang kreator, penerjemah naskah tertulis untuk disusun menjadi kreasi audio visual. Sutradara bertanggung jawab atas penyelesaian sebuah karya produksi program tertentu. Dimana ia harus bekerjasama dengan beberapa kru produksi lainnya yang berada di atas atau di bawah tingkatannya. Sutradara wajib memberikan pengarahan terhadap skenario yang akan dimainkan oleh para pemain dalam sebuah program tertentu. Ia merupakan unsur penting dalam penataan suatu program agar program tersebut dapat disuguhkan dengan apik kepada audiennya.
70
Gambar 10 : Sutradara OB (Adek AZ) sedang melakukan proses reading atau memberikan pengarahan kepada pemain OB.
Gambar 11 & 12 : Proses produksi (shooting) dimulai.
c. Tahap Pasca Produksi Proses akhir dalam proses produksi adalah pasca produksi. Proses ini dilakukan oleh editor dalam melakukan tahap editing. Hasil program editing tersebut akan diserahkan kepada produser untuk dilihat atau di preview kembali oleh Produser sebelum ditayangkan di televisi. Pada tahap ini, proses editing dilakukan. Berdasarkan naskah, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan- sambungan setiap shot dan adegan dibuat tepat berdasarkan kode catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula suara dimasukkan dengan level sempurna. Setelah editing siap,
71
maka proses pasca produksi ini telah selesai dan siap untuk dikirim kepada pihak televisi untuk ditayangkan.
Gambar 13 : Control room serta editing room
4.2.3
Perwujudan Ide Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk
kepada khalayaknya. Keberhasilan dapat diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini, evaluasi di sini sangat berkaitan erat dengan hasil rating yang akan didapatkan oleh suatu program acara televisi. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audien. Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya. Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi dengan media lainnya. Pengelola media idealnya akan berupaya agar audien dapat terus menerus menonton acara yang disiarkannya oleh media penyiaran tersebut.
72
Strategi yang dipakai kurang begitu berdampak positif pada program OB ini, masih banyak kekurangan yang ada. Dalam hal ini tidak terpenuhinya target baik target audien, iklan maupun target rating yang ditentukan sebelumnya. Rating OB hingga saat ini cukup memuaskan saja, jika dalam episode tersebut menampilkan bintang tamu yang sedang naik daun serta didukung dengan cerita yang menarik, maka rating bisa mencapai poin 2. Namun jika cerita yang ditayangkan kurang bagus, rating OB juga ikut menurun. Tapi pastinya program OB ini tetap menjadi program sitkom ungulan RCTI. Seperti apa yang dikatakan oleh mba Winny: “Saya menginginkan bahwa program OB ini bisa mendapatkan rating dan share yang tinggi. Rating yang saya targetkan untuk acara saya ini dari 1.5 sampai 2 lewat. Pada bulan Desember ini, OB mendapatkan rating 2 secara per bulan. Namun jika dalam hitungan per hari, OB kurang dapat bersaing dengan program lainnya. Rating Ob hanya berkisar 1,5 sampai 1,8. Hal tersebut tidak membuat kami putus asa melainkan kami selalu berusaha untuk lebih mendapatkan serta menampilkan yang terbaik untuk audien kami.”
4.2
Pembahasan Program komedi situasi OB menggunakan strategi kreatif dua dominasi ini
yang telah diungkapkan oleh Vane Gross, yaitu dominasi format, yaitu dimana konsep acara merupakan kunci keberhasilan programnya, termasuk ide dan konsep serta isi cerita tersebut. Kemudian dominasi bintang, yang artinya pemain dan bintang tamu juga merupakan unsur utama dalam programnya. Saat ini program sitkom OB merupakan sitkom RCTI yang in house production yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan sitkom lain yang ada pada televisi lainnya. Untuk program komedi situasi OB juga menggunakan strategi program yang kedua, yaitu strategi program tandingan (counter programming). Yaitu
73
strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. Pada televisi lain, di jam yang bisa dikatakan sebagai prime time saat ini yaitu 17.00 wib biasanya ditayangkan program informasi seperti berita. Ataupun bisa juga diisi oleh tayangan hiburan, namun acara hiburan tersebut seperti film televisi ataupun sinetron serial drama. Berbeda dengan RCTI yang menampilkan OB (Office Boy), yang merupakan program acara hiburan komedi situasi andalan yang menarik untuk ditonton, dan selalu siap untuk bersaing dengan program- program yang ada pada stasiun televisi lain. Strategi kreatif dalam suatu program sangat penting adanya. Kreatif dimulai pada saat pra produksi dimulai, yaitu pada tahap perencanaan tentang konsep serta ide cerita suatu program. Pada intinya tujuan sebuah program dibuat yaitu untuk mendapatkan audien, prestise, penghargaan atau sebagainya. Strategi tim kreatif program sitkom OB ini, memiliki senjata ampuh sehingga mendapatkan kualitas yang menjamin bahwa program ini akan tetap ditonton oleh audiennya. Dari segi isi cerita dalam skenarionya, memeliki elemen- elemen keberhasilan, seperti menurut Vane Gross yaitu adanya konflik dalam setiap peristiwanya, selalu menampilkan pemain dan binrtang tamu yang disukai oleh audien, serta konsisten terhadap tema dan karakter pemain yang dibawanya sejak awal.
74
Setelah mengumpulkan data- data dari hasil penelitian, maka dalam pembahasan ini peneliti akan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka pemikiran serta teori- teori yang digunakan sehingga dapat menjawab bagaimana cara tim kreatif program OB ini dalam mempertahankan ratingnya. Pada proses produksi program sitkom OB periode Desember 2007, tim kreatif OB berusaha memberikan sajian hiburan yang tidak kalah dengan acara hiburan yang lainnya. Program OB ini berbeda dengan sitkom yang ada sebelumnya. Cerita yang ditampilkan lebih ringan dan menghibur dengan menggunakan isi cerita dan bahasa yang mudah dimengerti penontonnya serta berisi nilai- nilai yang bermanfaat. Sajian yang diberikan tersebut, terdiri dari beberapa tahapan produksi seperti dalam tahapan pra produksi, yaitu semua kegiatan produksi dimulai dari pembahasan ide atau gagasan awal (pra produksi), pelaksanaan pengambilan gambar (shooting atau produksi) hingga proses editing (pasca produksi). Pada tahap perencanaan ini, tim kreatif program OB melakukan meeting yang bertujuan untuk mementukan cerita apa yang akan diproduksi untuk episodeepisode selanjutnya, menetukan siapakah bintang tamu yang akan ditampilkan serta lain halnya. Meeting ini dilakukan rutin 3 sampai 4 kali dalam seminggu guna membahas hal lainnya seperti rating program OB tersebut, apakah naik, turun atau tetap stabil. Yang ikut serta dalam meeting ini meliputi eksekutif produser, produser, asisten produser (perwakilan), sutradara, serta penulis naskah OB itu sendiri.
75
Setelah proses perencanaan dan penentuan cerita apa yang akan diproduksi selanjutnya, maka tim kreatif ini segera melakukan produksi dan mempersiapkan segala kebutuhan yang akan dilakukan. Mulai dari skenario dibagikan kepada para pemain, brifing pemain serta bintang tamu, setting adegan per adegan, properti apa saja yang diperlukan serta lain halnya. Dalam membuat suatu program televisi, pihak televisi tersebut harus melakukan riset kepada beberapa masyarakat tentang program televisi yang banyak disukai. Entah dari production house itu sendiri yang menpromosikan ataukah memang dari televisi itu sendiri yang memang menginginkan program tersebut untuk ditayangkan di stasiun televisinya. Jika suatu program sudah melakukan tahapan proses produksi dengan aturan yang baik dan benar, maka audien pun menjadi bagian yang tidak boleh luput dari tahapan tersebut. Karena audien lah yang akan memilih serta menentukan program apa yang mereka sukai untuk mereka saksikan. Jika program tersebut diminati banyak audien, maka rating program tersebut akan naik dengan sendirinya. Elemen- elemen keberhasilan juga sudah diterapkan dalam program OB ini. Merupakan konflik, yaitu dalam setiap cerita yang diproduksi pasti terdapat konflik di dalam cerita tersebut, ini yang dinamakan masalah. Yang kedua yaitu durasi, bagaimana cara program OB ini dapat bertahan sampai saat ini dikarenakan audiennya masih menyukai program sitkom ini. Ketiga adalah kesukaan, audien menyukai suatu program tertentu dikarenakan adanya para pemain yang mereka sukai.
76
Konsistensi juga merupakan elemen keberhasilan di dalamnya, yaitu bahwa program sitkom OB ini masih konsisten terhadap tema serta ide ceritanya. Yang memberikan acara hiburan komedi situasi yang unik serta berbeda dengan sitkom yang lainnya. Selanjutnya, energi dimana program OB ini dapat menahan audien untuk tidak mengganti saluran dengan televisi lain. Timing juga termasuk di dalamnya, program OB ini memiliki sifat acara yang tidak hanya menghibur namun juga terdapat unsur- unsur yang mendidik. Kemudian yang terakhir adalah tren, dimana saat ini mulai bermunculan program sitkom- sitkom lain yang siap untuk bersaing dengan sitkom OB. Namun bagaimana caranya sitkom OB ini tetap bertahan, salah satunya dengan menghadirkan ide cerita yang selalu menarik untuk ditonton. Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu memakai strategi itu sendiri yang merupakan aspek how dan why. How adalah bagaimana sebuah tim kreatif program sitkom OB dapat mempertahankan ratingnya yaitu dengan cara mempersiapkan konsep cerita OB yang matang, yang menampilkan cerita yang selalu menarik sehingga audien tertarik untuk menontonnya serta mendapatkan rating yang besar. Mempertahankannya adalah dengan cara : 1. Program sitkom OB menggunakan dua dominasi, yaitu dominasi bintang dan dominasi format. Kedua dominasi ini saling berkesinambungan satu sama lain. 2. Elemen keberhasilan juga diterapkan dalam program sitkom OB ini yang merupakan unsur utama dalam suatu program acara. 3. Sitkom OB merupakan counter programming yaitu menempatkan program yang berbeda dengan stasiun saingan pada saat yang sama. Dalam hal ini
77
pada saat yang sama program OB ditayangkan, stasiun TV lain menampilkan program yang berbeda dengan RCTI. Jika di RCTI sitkom OB ditayangkan maka di TV lain, program acara informasi seperti berita sore ataupun acara hiburan lain seperti sinetron ditayangkan.
Kemudian why, adalah mengapa strategi itu dilakukan. Strategi itu digunakan untuk menghasilkan rating program OB agar mendapatkan audien yang banyak menontonnya, sehingga rating program sitkom OB ini cukup besar. Strategi kreatif merupakan hasil terjemahan dari orang- orang kreatif yang beranggapan bahwa berbagai informasi mengenai suatu produk, pasar, dan konsumen sasaran ataupun suatu program tertentu masuk ke dalam suatu posisi yang di dalam komunikasi tersebut dapat dipakai untuk mempertahankan programnya. Rating merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu program. Rating tersebut menentukan apakah acara tersebut akan menjadi inceran iklan. Jika semakin tinggi rating suatu program maka semakin banyak iklan yang akan masuk ke dalam program tersebut. Rating juga merupakan salah satu dampak dari sebuah strategi yang telah dibuat sebelumnya oleh stasiun televisi tersebut. Maka dari itu peringkat rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran. Rating itu sendiri adalah jumlah rumah tangga yang menonton sebuah program tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi di suatu wilayah tertentu.
78
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Program OB yang ditayangkan di RCTI merupakan program sinetron yang
ber sub-genre komedi situasi atau sitkom yang ditayangkan setiap hari Senin hingga Jumat pukul 17.00- 17.30 WIB. Acara ini berdurasi 30 menit dengan menyajikan hiburan yang berisi komedi tentang kelucuan- kelucuan yang terjadi pada sebuah stasiun televisi. Tim kreatif sebuah program acara televisi memiliki strategi dalam mencari ide, sehingga dapat menciptakan sebuah program yang baik. Dengan begitu program yang dihasilkan dapa diterima oleh masyarakat. Kreatifitas sangat penting bagi tim kreatif itu sendiri dalam era persaingan stasiun televisi yang makin marak di negeri ini. Itu pula yang menjadi alasan kenapa program OB ini memerlukan tim kreatif yang sangat berkompeten di bidangnya. Pada tahap pra produksi (perencanaan), tim kreatif sangat berperan aktif di dalamnya. Mulai dari menentukan ide atau konsep cerita untuk tiap episode, menentukan bintang tamu sampai setting dan properti apa saja yang digunakan. Meeting biasanya dilakukan setiap 2 atau 3 kali pertemuan, dilakukan di studio Evolution, Jl. D.I Panjaitan kav. 73 Jatinegara, Jakarta Timur. Meeting ini dihadiri para tim kreatif tentunya serta pihak- pihak lain yang berkepentingan di dalamnya.
79
Setelah proses perencanaan selesai maka proses produksi dimulai. Segala persiapan guna memproduksi setiap episode program ini telah disiapkan secara matang. Proses produksi dilakukan secara taping dengan menggunakan 5 kamera. Proses akhir dalam proses produksi adalah pasca produksi. Proses ini dilakukan oleh editor dalam melakukan tahap editing. Hasil program editing tersebut akan diserahkan kepada produser untuk dilihat atau di preview kembali sebelum ditayangkan di televisi. Tahapan dalam memproduksi suatu program televisi secara garis besar melakukan tiga tahapan proses produksi yang dimulai dari pra produksi (perencanaan), produksi (shooting), hingga pasca produksi (editing). Jika suatu program telah melakukan tahapan proses produksi dengan baik dan benar maka audienpun akan menjadi bagian yang tidak boleh luput dari tahapan tersebut. Karena audien lah yang akan menentukan program mana yang mereka sukai untuk disaksikan, maka dengan demikian rating program menjadi bagian yang harus dipertimbangkan untuk mengetahui apakah proses tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak. Dalam penelitian strategi kreatif program sitkom OB (Office Boy) RCTI dalam mempertahankan ratingnya, setelah melakukan wawancara mendalam (depth interview) dengan narasumber yang terkait, dapat disimpulkan bahwa sitkom OB ini merupakan sitkom in house pertama yang diproduksi oleh RCTI pada tahun 2006 yang memiliki audien yang cukup banyak, rating program OB sebagai program komedi situasi juga cukup lumayan. Tahapan pra produksi program OB meliputi : A. Penemuan ide
80
Tahap ini dimulai ketika produser atau tim kreatif menemukan ide atau gagasan, kemudian membuat riset dan menulis, lalu mengembangkan gagasan atau ide tersebut menjadi naskah dengan bantuan penulis naskah. B. Pengembangan ide Tahap ini
meliputi penetapan jangka waktu, penyempurnaan naskah,
pemilihan artis, lokasi dan crew, selain estimasi biaya, persediaan biaya dan alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang dibuat secara hati- hati dan teliti. Penetapan jadwal kerja, pemilihan kru, talent (bintang tamu), lokasi. C. Perwujudan terhadap ide tersebut Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan suratmenyurat, latihan para artis, meneliti dan melengkapi
peralatan yang
diperlukan, mengecek persiapan akhir dari peralatan teknik dan kru yang terlibat, pembuatan setting panggung, serta rehearsal dengan pengisi acara (bintang tamu) lengkap dengan pengaturan blockingnya. Sesudah perencanaan dan persiapan selesai pelaksanaan produksi dimulai. Tim produksi mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam tulisan (shooting script) menjadi susunan gambar yang dapat bercerita. Yakni di mana semua kru dan artis siap mewujudkan program sesuai perencanaan yang telah dibuat dalam shooting script. Dalam mengoperasikan semua peralatan ketika proses ini berlangsung, semua kru wajib tunduk kepada Program Director selaku “komandan”. Dan kesibukan akan tampak terutama di control room atau ruang kendali siaran dan di studio, di mana pertunjukkan musik disiarkan atau direkam.
81
Tahapan ini adalah proses editing yang merupakan tahapan sebelum penayangan. Proses editing ini merupakan penyusunan gambar sesuai dengan naskah dan memasukkan narasi atau musik. Jika suatu program telah melakukan tahapan proses produksi dengan baik dan benar maka audienpun akan menjadi bagian yang tidak boleh luput dari tahapan tersebut. Karena audien lah yang akan menentukan program mana yang mereka sukai untuk disaksikan, maka dengan demikian rating program menjadi bagian yang harus dipertimbangkan untuk mengetahui apakah proses tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak.
5.2 Saran Setelah melakukan penelitian, ada beberapa hal yang ingin disampaikan sebagai suatu saran dan masukan kepada pihak tim kreatif OB RCTI yaitu : 1. Pada tahap pra produksi sebaiknya meeting pencarian serta pembuatan naskah OB dilakukan lebih sering agar dapat menghasilkan cerita yang lebih unik dan bervariasi. 2. Penentuan bintang tamu dalam satu episod lebih spesifikasi disesuaikan dengan cerita tersebut. 3. Penulisan naskah atau skenarionya lebih sistematis. 4. Studio tempat syuting sepertinya harus diperbesar sehingga letak settingan program OB ini dapat banyak tercipta. 5. Dalam memproduksi tayangan OB yang dilakukan di luar studio sebaiknya lebih diperbanyak agar audien yang menontonnya tidak terlalu
82
jenuh. 6. Program sitkom OB diharapkan lebih meningkatkan kualitas ide dan konsep melalui cerita apa yang akan diangkat menjadi tema atau judul cerita dalam setiap episodenya. 7. Program OB diharapkan agar lebih menyesuaikan kejadian dalam kenyataan yang ada pada saat ini di masyarakat. 8. Program OB ini diharapkan menjadi salah satu program televisi yang ikut menanamkan nilai- nilai yang tidak hanya berisi hiburan semata namun berisi unsur pendidikan juga.
DAFTAR PUSTAKA
Burton, Graeme, Membincangkan Televisi; sebuah pengantar kepada studi televisi, Jalasutra, Yogyakarta, 2007.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filasafat Komunikasi, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003.
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen; dasar, pengertian dan masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006.
Ibrahim, Idy Subandi & Suranto, Hanif, Wanita dan Media., PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998.
Kasali Rhenald, Manajemen Periklanan, PT. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1993, hal. 81
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002.
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Penerbit Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005.
-----------, Media Penyiaran; strategi mengelola radio dan televisi, Penerbit Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005.
Muhtadi, Asep Syaeful, Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999.
Mulyana, Dedy, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Gramedia, Jakarta, 2004.
Proceeding, Seminar Mencari Format dan Pola Produksi Sinetron Indonesia, LP3Y dan RCTI, Yogyakarta, 23-24 September 1994, hal. 23
Rahmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.
Reksohadiprodjo Sukanto, Manajemen perusahaan ; suatu pengantar edisi2, BPFE, Yogyakarta, 1993.
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, PT. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1993.
Rivers, William L., penerjemah : Munandar, Haris & Priatna, Dudi, Media Massa dan Masyarakat Modern, PT. Prenada Media, Jakarta, 2003.
Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 2003. Sendjaja, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, 2002.
Setyobudi, Ciptono, Teknik Broadcasting Televisi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.
Siregar, Ashadi, Menyingkap Media Penyiaran, Penerbit LP3Y, Yogyakarta, 2001.
Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana, Yogyakarta, 1994.
Sulistyo, Ponco Budi, Modul Produksi Non Berita, Broadcasting Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2006.
Suprapto, Tommy, Berkarier di Bidang Broadcasting, Medat Pressindo, Yogyakarta, 2006.
Susanto, Phil. Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, 1974.
Stoner, James, E. Freeman, Gilbert, Daniel, Manajemen edisi bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta, 1996.
Winardi, Strategi Pemasaran, Mandar Maju, Bandung, 1998. Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2004.
Wiryanto, Pengantar llmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2004, hal.67
Wittaker Ron , Ratings & Shares, HUTS and CPM, Cyber College Internet Campus, http://www.cybercollege.com/ratings.htm, 2006.
DATA NON PUSTAKA : www.rcti.tv http://naratamatv.televisiana.net/p=19 www.rcti.tv ; OB.... Sini Donk!!!! http//id.wikipedia.org/wiki/OB Kamus Bahasa Indonesia
LAMPIRAN DRAFT WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Producer
program OB (Office Boy)
RCTI, Eri Sumaryadi. Kegiatan wawancara ini dilakukan di studio Evolution, Jl. D.I Panjaitan kav. 73 Jatinegara, Jakarta Timur. Wawancara ini dilakukan pada hari Rabu, 12 Desember 2007.
1. Apakah tugas dan kewajiban anda sebagai Producer pada program OB (Office Boy) RCTI ? Jawab : Tugas dan kewajiban saya sebagai produser adalah melakukan supervise terhadap seluruh proses produksi. Sebagai orang yang mempunyai gagasan pada produksi program OB dan melakukan supervise terhadap seluruh proses produksi, saya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan produksi program, bertanggung jawab memilih para pemain serta tim pendukung produksi. Saya juga menentukan dengan eksekutif produser, konsep cerita apa yang akan ditampilkan setiap episodenya. Apakah saya setuju atau menolak terhadap ide cerita yang akan ditampilkan nantinya.
2. Apakah program OB itu ? Jawab : Program OB (Office Boy) adalah program situasi komedi pertama yang dibuat oleh in-house production RCTI. Yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang dalam hal ini adalah Sayuti (Aditya Padat Karya), seorang Office Boy yang bekerja di Pantry HRD OK TV yang selalu mengalami kejadian- kejadian lucu, dikarenakan kesalahapahaman atas keluguannya. Meski ditempatkan di bagian dapur, di sini pun Sayuti harus berinteraksi dengan sesama pekerja lain, seperti Saodah (Tika Panggabean) yang bertingkah bak
1
penguasa, Ismail (Daus Separo) yang kaya dan sombong, serta Susi (Oline Mendeng), petugas kebersihan yang jatuh cinta kepadanya. Sayuti juga kerap berhubungan kerja dengan para bos dan tingkah serta kebiasaannya masing- masing. Ada Pak Taka (Marion Renaldy), manajer yang galak dan suka memberi hukuman flsik. Dia diam- diam jatuh cinta kepada Saschya (Winda Viska), sekretaris yang cantik, kemudian ada Gusti (Bayu Oktara), seorang pria yang playboy dan bertampang cool, serta Hendra (M. Ridwan), seorang karyawan yang selau disiplin, pelit dan suka heboh sendiri kalau melihat artis datang.
3. Siapakah yang menciptakan gagasan awal program ini? Jawab : Gagasan awal tercipta darimba Winny yang memang sudah memiliki ide tersebut sejak lama, namun baru diimplementasikan saat ini.
Beliau juga merupakan seorang produser dan penulis naskah
dalam program OB ini. Kemudian saya mulai memilih produser lainnya, asisten produser serta tim- tim kreatif lain, dalam hal ini yaitu penulis naskah yang memang tepat dalam membuat cerita program ini. Kebetulan, saya memiliki banyak penulis naskah yang berkompeten di bidangnya.
4. Bagaimana proses awal produksi atau penayangan program sitkom OB ini ? Jawab : Proses produksi bermula pertama- tama dari ide kreatif bersama. Saya yang membuat ide cerita, lalu ide cerita tersebut didiskusikan dengan tim kreatif RCTI yang lain . Mulai dari pembentukkan karakter, para pemain,
jalan cerita, nama- nama
pemain, dan lain sebagainya. Konsep cerita yang matang sangat menentukan sukses atau tidaknya program tersebut, maka dari itu kami di sini benar- benar berusaha untuk menampilkan suatu tayangan yang menghibur namun mendidik juga.
2
5. Bagaimana para kreatif menentukan ide cerita dalam tiap episodenya ? Jawab : Pertama- tama, hal mendasar yang paling penting yaitu kita selalu melakukan meeting guna merencanakan isi atau tema yang akan diangkat dalam satu episodenya. Penulis naskah kami selalu memiliki ide yang kreatif yang sudah dituangkannya melalui skenario. Lalu kami membahas manakah yang memang bagus serta layak untuk kami tayangkan. Di sini, saya juga turut mendukung menentukan isi cerita atau judul apa yang akan diangkat, kemudian penulis naskah kami mulai membuat skenarionya.
6. OB merupakan Sitkom unggulan RCTI yang in house production, apa kelebihannya dibanding yang lain ? Jawab : Berbeda dari sitkom yang lain memang sudah jelas terlihat, dari segi penampilan yang berlatar belakang kantor, tokoh- tokoh yang unik, yang terdapat juga joke- joke yang lucu, cerita yang segar namun ringan, yang jalan ceritanya tidak lama, maksud di sini adalah dialog pemain tidak lama, langsung cut to cut, 1 scene dapat berlalu langsung diganti dengan seting yang lain tanpa bertele- tele, penulis cerita lebih OK daripada yang lain, serta para pemain yang dapat mengembangkan karakter mereka sendiri- sendiri.
7. Bagaimana dengan persaingan antara sitkom yang ada saat ini, strategi apa yang digunakan menghadapi persaingan tersebut agar tetap dapat menarik perhatian audien ? Jawab : Persaingan selalu ada, bagaimana tim kreatif OB saja yang selalu dapat menampilkan cerita yang menghibur, lucu dan dapat dinikmati banyak penonton. Dari pihak produksi, selalu berusaha mempertahankan cerita yang bagus, dari programming, agar dapat menaruh slot yang baik dalam prime time. Yang jelas kami berusaha
3
terus untuk menampilkan yang terbaik dari program OB ini, yang pastinya berbeda dengan sitkom yang lain yang sudah ada sebelumnya. OB juga kita lakukan proses syutingnya di luar kota, seperti yang barubaru ini kita lakukan, yaitu di Bali agar tidak terlalu jenuh hanya dalam kantor saja, melainkan cerita dapat dibuat seperti para pegawai sedang berlibur bersama- sama. Hal ini juga merupakan strategi kami dalam mempertahankan tayangan atas ratingnya, terbukti saat episode di Bali tersebut, rating program kami ikut naik juga, yaitu 2.3.
8. Bagaimana dengan rating program OB ini ? Jawab : Saya menginginkan bahwa program OB ini bisa mendapatkan rating dan share yang tinggi. Rating yang saya targetkan untuk acara saya ini dari 1.5 sampai 2 lewat. Hal ini sudah OB dapatkan dalam bulan Desember ini, kami pernah mendapatkan rating 2.3, namun hal tersebut tidak membuat kami cepat puas melainkan kami selalu berusaha untuk lebih mendapatkan serta menampilkan yang terbaik untuk audien kami.
4
Hasil wawancara dengan Eksekutif Producer dan Penyelia naskah program OB (Office Boy) RCTI, Winny Rosalina. Kegiatan wawancara ini dilakukan di studio Evolution, Jl. D.I Panjaitan kav. 73 Jatinegara, Jakarta Timur. Wawancara ini dilakukan pada hari Rabu, 19 Desember 2007.
1. Apakah tugas dan kewajiban anda sebagai Eksekutif Producer pada program OB (Office Boy) RCTI ? Jawab : Tugas saya sebagai eksekutif produser yaitu memimpin tim produksi melakukan meeting, di mana meeting ini merupakan proses penentuan awal setiap konsep cerita yang akan diproduksi. Biasanya, dalam meeting ini, saya selalu bertemu dengan para kreatif untuk membahas materi apa yang akan kami produksi untuk episode selanjutnya, bisa mengenai cerita, budget atau hal- hal lain seperti bintang tamu. Tidak hanya itu saja, saya di sini juga memikirkan setting, adegan atau jalan cerita yang semuanya dapat menyatu dalam satu episode tertentu.
2. Sejak kapan program ini pertama kali tayang ? dan apa yang menjadi latar belakangnya? Jawab : Proses syuting berlangsung sejak tanggal 16 Maret 2006 namun pertama kali On Air adalah tanggal 17 April 2006. Saat ini, sitkom yang ada hanya menampilkan seputar masalah rumah saja, maka dari itu kami mencari ide lain, yaitu permasalahan di dalam sebuah kantor di mana terdapat beberapa departemen yang saling berhubungan. Kehidupan karyawan kantor televisi yang meliputi HRD dan Pantry atau OB nya yang sehari- hari terjadi kesalahpahaman antara satu sama lainnya menjadi tema utama yang kami angkat yang memang belum pernah ada di stasiun TV manapun. Dibuat sekreatif,
5
semenarik serta selucu mungkin agar para audien tertawa dan merasa terhibur.
3. Lalu mengapa yang menjadi latar belakangnya adalah kantor televisi, mengapa tidak yang lainnya ? Jawab : Karena hal itu tadi, belum pernah ada stasiun TV yang menampilkan sitkom dalam sebuah kantor. Kita tidak tahu apa saja sebenarnya yang terjadi dalam sebuah kantor, padahal banyak konflik juga yang terjadi di dalamnya. Seperti yang kita tahu, stasiun TV menampilkan program acara yang selalu menghadirkan bintang tamu, seperti seorang artis. Seorang artis datang guna pekerjaannya di stasiun TV, dengan adanya artis tersebut maka cerita bisa berkembang. Menimbulkan konflik atau masalah ringan yang terjadi seputarnya. Berbeda dengan sitkom- sitkom yang lain, yang notebene terjadi dalam lingkup masyarakat saja.
4. Mengapa bagian HRD dan OB yang menjadi tokoh utama dalam program ini ? Jawab : Kalau HRD, pastinya kan dalam melamar suatu pekerjaan, seseorang harus datang dulu ke departemen HRD untuk interview, lalu semua data- data karyawan letaknya kan di dalam departemen HRD, jadi kita sertakan
departemen HRD. Dan kalau OB, OB adalah
karyawan yang paling penting (vital) dalam suatu perusahaan. OB datang paling pagi dan pulang paling malam, ia juga seorang karyawan yang dapat bebas keluar masuk ruangan seseorang guna membawakan makanan atau minuman, jadi pada intinya akses OB bisa kemanamana, mendapatkan banyak informasi, seperti contohnya gosip- gosip karyawan, memo atau tentang kenaikan gaji. Maka dari itu, kami menentukan kedua departemen ini menjadi tokoh utama penting dalam
6
program OB ini. Di situlah letak ciri khas program ini yang memang berbeda dengan sitkom manapun.
5. Apakah para pemain OB mengalami proses pencastingan atau langsung ditarik menjadi pemain ? Jawab : Semua pemain di sini mengalami proses pencastingan. Proses casting terdiri dari beberapa tahap yang memakan waktu hampir tiga bulan, untuk dapat menentukan para pemain yang cocok untuk memainkan karakternya masing- masing. Proses pencastingan ini berlangsung dari bulan November 2005 sampai Januari 2006, sampai pada akhirnya terpilihlah beberapa pemain yang dipercaya dan cocok dapat menjadi tokoh- tokoh utama dalam program OB ini. Mulai dari Pak Taka, Sascya, Gusti, Pak Hendra, Mail, Saodah, Susi dan Sayuti tentunya.
6. Adakah kendala dalam proses produksi atau yang lainnya ? dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut ? Jawab : Kendala dalam proses produksi sangat banyak sekali, mulai dari peralatan yang kadang- kadang suka error, bintang tamu yang datangya agak ngaret sampai para pemain yang suka nge- blank saat kita ambil adegannya. Namun itu semua dapat kami atasi bersama. Tidak ada yang sempurna dalam suatu proses, semua ada kekurangannya, hanya saja kami selalu berusaha untuk menampilkan apa yang terbaik untuk audien kami.
7. Dominasi apakah yang dipakai dalam program OB ini ? apakah dominasi format atau bintang ? Jawab : Kami menggunakan dominasi dua- duanya, yaitu format dan bintang. Keduanya sangat penting dan saling mempengaruhi. Jika tidak
7
ada dominasi format maka dominasi bintang akan biasa saja, sebaliknya demikian jika yang ada hanya dominasi bintang saja yang lebih diutamakan, maka dominasi format akan dianggap tidak penting dalam program ini. Dominasi bintang dan format harus sama- sama diimbangi agar cerita lebih berkembang.
8. Format acara OB ini termasuk genre apa ? Jawab : Program OB ini ber-genre drama, sub-genrenya drama komedi (situasi komedi), yaitu acara hiburan yang berlatar komedi dengan setingan situasi dalam kantora sebuah stasiun televisi.
9. Siapa saja target audiennya ? Jawab : Pada awalnya, target audien yang kita fokuskan adalah dewasa. Namun hal yang tidak terduga, program OB ini tidak hanya digemari kaum dewasa saja melainkan yang lain juga, baik itu anakanak ataupun orang tua.
10. Bagaimana dengan rating dan share program OB ini ? Jawab : Rating dan share OB ini berjalan standat saja. Kadang kala jika dalam episode tertentu menampilkan bintang tamu yang sedang naik daun serta didukung dengan cerita yang menarik, rating dan sharenya bias mencapai poin 2 bahkan lebih. Hal itu yang selalu kami usahakan, agar dapat menampilkan cerita OB yang selalu diminati audien.
11. Bagaimana jika rating dan share program OB ini rendah, apa yang akan dilakukan ? Jawab : Cara menyesuaikan apabila ratingnya rendah yaitu dengan cara memperbaiki setiap kekurangan yang ada. Entah dari isi ceritanya mungkin. Pastinya kami selalu melakukan evaluasi terhadap produksi.
8
Hasil wawancara dengan Sutradara program OB (Office Boy) RCTI, Adek AZ. Kegiatan wawancara ini dilakukan di studio Evolution, Jl. D.I Panjaitan kav. 73 Jatinegara, Jakarta Timur. Wawancara ini dilakukan pada hari Kamis, 27 Desember 2007.
1.
Bagaimana
cara
penentuan
karakter
pemain?
apakah
ditentukan dengan berimprovisasi ? Jawab : Penentuan karakter pemain pastinya langsung ditentukan dari tim kreatif itu sendiri. Hal tersebut sudah ditentukan sebelumnya, sejak dari awal sebelum proses produksi dimulai. Tim kreatif serta saya sendiri selaku Produser memang sudah memutuskan bahwa karakter si pemain A harus begini, dan si pemain B harus begini juga. Tinggal bagaimana cara si artis tersebut memerankannya. Maka dari itu proses pencastingan sangat penting, guna menemukan artis yang cocok untuk memerankan tokoh yang akan dimainkan tersebut. Untuk improvisasi, kami tidak mengizinkannya. Kami sangat “script” sekali. Para pemain hanya boleh menambahkan gaya bicara mereka dengan menggunakan gerakan tubuh atau body language, selain itu tidak diperbolehkan. Hanya saja, kami mengizinkan mereka berimprovisasi dengan logatlogat bicara yang disesuaikan dengan keinginan mereka namun tidak melenceng dari karakter mereka itu sendiri.
2. Mengapa pada program OB ini tokoh Sayuti yang menjadi pioner ? apakah alasan utamanya ? Jawab : Pada intinya sampai saat ini belum ada tokoh utama yang seperti Sayuti. Tokoh Sayuti di sini digambarkan sangat berbeda dengan manusia pada umumnya. Sayuti yang sangat jujur, polos dan luguterhadap apapun yang ia hadapi,
dari dialah timbul semua
persoalan yang dikarenakan kepolosannya sehingga sering terjadi miss communication antara tiap- tiap individu lainnya. Dialah yang kami
9
tampilkan sebagai image utama, yang selalu membawa masalah atau persoalan dalam setiap episode program OB ini. Namun tak tertutup kemungkinan juga kalau kadang kala apa yang ia lakukan atau bicarakan merupakan hal yang sesungguhnya.
3. Apakah program OB ini merupakan hasil adaptasi dari program luar atau memang murni buatan Indonesia ? Jawab : Program OB memang benar- benar ide kreatif tim kami. Murni made in Indonesia. Sebelumnya kami memang menyaksikan beberapa program tayangan sitkom lain dan menjadikannya sebagai referensi saja dalam produksi, entah dari dalam dan luar negeri guna mendapatkan suatu perbedaan dan lain dari sitkom yang telah ada. Seperti sitkom “Friends’ yang kami gunakan sebagi refensi dalam opening program OB kami. Yaitu di mana dalam opening tersebut, kami menggunakan para tokoh pemain OB sedang bermain air sebagai pengenalan masing- masing karakter nama pemainnya. Hal ini sama seperti dalam opening program sitkom Friends yang ditayangkan di Amerika. Hanya itu saja persamaan dari sitkom OB dengan sitcom Frinds, yang lainnya jauh berbeda.
4. Program OB merupakan sitkom striping, dalam satu hari biasanya memproduksi berapa episode ? Jawab : Program OB ini memang sitkom striping, yaitu sitkom yang setiap harinya kita memproduksi tayangannya. Biasanya kita menghitung bukan per-episode namun per-scene. Kalau dalam episode kita menyelesaikan hanya satu setengah episode saja dalam satu harinya. Setiap harinya ya begitulah.
10
5. Dalam setiap episode apakah harus ada bintang tamu ? bagaimana
cara
menentukan bintang
tamu
dalam
setiap
episodenya ? Jawab : Ya, dalam setiap
episodenya OB selalu menghadirkan
bintang tamu yang terkenal di bidangnya. Baik itu penyanyi, grup band, pelukis, olahragawan, artis atau aktor sinetron dan film, bintang iklan dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu strategi kami dalam memproduksi program OB. Yaitu menghadirkan bintang tamu yang memang dapat dijadikan bahan dalam menarik minat para audien untuk menonton program OB ini. Cara menentukan bintang tamu setiap episode tidak ada, mungkin jika memang saat ini bintang tersebut sedang naik daun, maka kami mencoba mengajak mereka untuk menjadi bintang tamu. Seperti saat ini yang sedang naik daun adalah host Indonesian Idol yaitu Atta, maka kami menghadirkannya. Tidak ada cara khusus untuk menghadirkan bintang tamu.
6. Siapa tokoh yang paling ditonjolkan dalam program OB ini ? dan mengapa ? Jawab : Tokoh yang paling ditonjolkan dalam program OB ini tidak ada. Tapi mungkin yang dibilang menjadi figur utamanya yaitu si Sayuti. Pada dasarnya semua tokoh sangat menonjol, tidak ada yang hanya menjadi figuran belaka. Mungkin kadarnya saja yang berbeda. Orang menafsirkan bahwa si Sayutilah yang menjadi pentolan. Itu sahsah saja, tiap pendapat orang kan berbeda- beda. Mengapa si Sayuti yang menjadi figur utama, mungkin karena dialah yang menjadi korban dalam setiap tindakan teman- temannya baik yang ada di HRD atau yang di Pantry. Sedangkan yang lainnya tidak terlalu diperlakukan seperti halnya si Sayuti ini.
11
7. Dalam setiap episodenya, apakah OB memiliki unsur- unsur tertentu dalam pemilihan judulnya ? Jawab : Unsur- unsur tersebut kadang ada namun kadang juga tidak ada, seperti yang sudah dijelaskan bahwa pada umumnya program OB ini sama seperti program yang lain yang tidak berisi tentang kekerasan, pornoisme dan hal- hal negatif lainnya. Judul serta cerita dalam setiap episode sudah dikoreksi sebelumnya oleh penyelia naskah, jadi pastilah saya selaku sutradara sudah tahu manakah yang harus saya produksi atau yang tidak saya produksi.
8. Bagaimana menuangkan naskah atau skenario ke dalam bentuk audiovisual ? Jawab : Saya selaku sutradara harus dapat menuangkan setiap permasalahan isi cerita yang berbentuk naskah ke dalam bentuk audio visual yang dapat dinikmati oleh audien kami. Susah- susah gampang sih, hanya saja saya bekerja dengan tim yang cukup handal dan bisa diajak bekerjasama dengan baik. Dari segi para pemain, kreatif ataupun orang produksi yang lain, berusaha sama- sama agar dapat menghasilkan program OB menjadi program yang berkulitas dan diminati banyak audien.
9. Adakah kendala dalam proses produksi atau yang lainnya ? dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut ? Jawab : Kendala dalam proses produksi sangat banyak sekali, semuanya itu hanya human error saja, yaitu mulai dari peralatan yang kadang- kadang suka error, bintang tamu yang datangya agak ngaret sampai para pemain yang suka nge- blank saat kita ambil adegannya. Namun itu semua dapat kami atasi bersama.
12
10. Dari segi produksi, strategi apa yang dilakukan guna mendapatkan rating dan share yang tinggi ? serta dalam menghadapi persaingan dengan sitkom lainnya ? Jawab : Pastinya setiap program acara memiliki strategi khusus untuk mengasilkan rating yang cukup memuaskan. Kami di sini tidak memiliki strategi khusus tersebut, hanya saja kami lebih mengandalkan format cerita yang benar- benar matang sebelum kami produksi. Dari segi cerita yang benar- benar dapat menghibur dan yang ringan, mudah untuk dimengerti para audiennya. Persaingan dengan sitkom lainnya sangat memacu kami untuk selalu setiap saat dapat membuat program OB berbeda dengan sitcom yang ada. Ya dengan cara memantapkan konsep cerita yang tidak melenceng dari konsep awalnya.
11. Apakah maksud dan arti dari slogan OB,, Sini Donk!!! ? Jawab : Slogan OB adalah OB… Sini Donk!! Di sini dimaksudkan adalah seorang OB yaitu seorang Office Boy yang memiliki tugas dan kewajiban untuk mengerjakan apa yang disuruh atasannya di sebuah Pantry atau yang mungkin kita kenal dengan sebutan kasarnya “pembantu” dalam kantor. Seorang OB harus siap sedia dalam mengerjakan tugas yang disuruh. Mulai dari datang pertama sebelum para pegawai yang lain masuk dan pulang paling belakangan setelah yang lainnya sudah pulang. Kata “Sini Donk” ini berarti kata ajakan yang dimaksudkan untuk mengajak para OB. Tetapi bukan maksud untuk mengajak OB untuk menonton acara ini lho ya.. :p
13
Hasil wawancara dengan salah satu Tim ide cerita dan Penulis naskah program OB (Office Boy) RCTI, Eki NF. Kegiatan wawancara ini dilakukan di studio Evolution, Jl. D.I Panjaitan kav. 73 Jatinegara, Jakarta Timur. Wawancara ini dilakukan pada hari Selasa, 29 Desember 2007.
1. Apakah tugas anda sebagai tim ide cerita dan penulis naskah pada program OB (Office Boy) RCTI ? Jawab : Tugas saya selaku tim ide cerita, dalam hal ini disebut kreatif yaitu membuat konsep cerita di setiap episodenya mulai dari proses pemilihan bintang tamu, judul ataupun cerita tersebut. Hal ini saya dibantu oleh penulis naskah yang selalu menuangkan ide cerita saya tadi ke dalam bentuk scenario. Tapi terkadang si penulis naskah juga tidak menutup kemungkinan untuk menemukan ide cerita yang lebih bagus. Pada dasarnya kita bekerjasama saja. Dan dalam produksinya, kami persuasikan hasil cerita tersebut.
2. Bagaimana menentukan ide cerita tiap episodenya ? dengan siapa saja membahasnya? Jawab : Pertama- tama, hal mendasar yang paling penting yaitu kita selalu melakukan meeting guna merencanakan isi atau tema yang akan diangkat dalam satu episodenya. Kami selalu memiliki ide yang kreatif yang sudah dituangkannya melalui skenario. Lalu kami membahas manakah yang memang bagus serta layak untuk kami tayangkan. Menentukan ide cerita tiap episode selalu kita lakukan setiap harinya. Saat para pemain break, pastinya kami selaku tim kreatif yaitu saya sendiri, eksekutif produser, sutradara ataupun penulis naskah melakukan meeting bersama untuk mencari dan menentukan judul untuk episode selanjutnya dan untuk beberapa episode lainnya. Untungnya, sampai saat ini kami tidak mengalami krisis ide cerita
14
untuk tiap episode. Kami selalu mendapatkan ide cerita yang mungkin sangat ringan namun dapat kami bawa ke arah yang memiliki cerita yang unik, serta dapat berkembang dengan adanya bintang tamu yang selalu kami hadirkan di setiap episode program OB ini.
3. Apakah ada pedoman khusus dalam penetapan ide cerita program OB ini? Jawab : Pada intinya sama dengan tayangan- tayangan yang ada pada semua stasiun TV. Kami tidak memiliki pedoman yang khusus hanya saja program ini tidak berisi unsur kekerasan, pornoisme, hal- hal yang bertentangan dengan agama, ras atau kepercayaan serta hal lainnya. Kejadian yang menyeramkan atau yang berhubungan dengan hal- hal mistik juga tidak kami hadirkan dalam program ini. OB merupakan program hiburan namun di sini kami juga menyisipkan unsur pendidikan yang divariasikan dengan unsur komedi.
4. Dalam ide cerita apakah hanya penulis naskah saja yang membuat atau bisa orang lain yang menulis ceritanya ? Jawab : Pada awal riset dulu, tim kreatif sudah memiliki dan menentukan cerita apa saja yang akan diproduksi. Lalu pada akhirnya saat- saat ini, kami serahkan kepada setiap penulis naskah namun tetap saja harus dikoreksi terlebih dahulu kepada penyelia naskah serta harus disetujui oleh eksekutif produser dan produser itu sendiri. Hal ini dibuat agar produser tahu mana yang harus diubah atau ditambahkan dalam setiap skenario yang telah dibuat para penulis naskah. Apa-apa saja yang boleh atau tidak boleh ditayangkan yang sesuai dengan pedoman kami.
15
Struktur Organisasi RCTI
President Director Finance Audit Department Head
Operation Audit Department Head
Managing Director
Finance And Administration Director
Sales & Marketing Director
Programing Director
Technical Division Head
Sales Department Head
Finance & Accounting DeputiyDirector
News & Features Division Head News Deputy
News Gathering Department Head
General Affairs Division Head
Corporate Secretary
HRD Division Head
General Service Group Section Head
Deputy Corporate Secretary
Personel Department Head
Finance Department Head
Drama Department Head
Deputy Technical Division Head
Marketing Services Department Head
Safety & Security Group Section
Public Relations Department Head
Training & Development Department Head
Accounting Department Head
Non-Drama Department Head
Master Control Department Head
Sales Adm Support Department Head
Budget & Cost Analysis Group Section Head
Sport Department Head
Studio & Outside Broadcasting Department Head
Promotions Department Head
News Productions Department Head
Legal Department Head Corporate Policy & Procedure Departmen Head
Features Deputy
Purchasing Department Head
Features & Infotainment Department Head General Secretariate
Production Division Head
Tax Department Head Program Research & Development Department Head
Acquitions Department Head
Planning Scheduling & Operations Department Head
Production Support Department Head Creative Section Head Production Operations Section Head
Technical Facility Department Head Transmission Department Head
Promo Media Publicity & Off Air Group Section Head