Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
Tindak Ilokusi Dalam Komedi Situasi Preman Pensiun (epsd. 73) Prapti Wigati Purwaningrum ABA BSI Jl. Salemba Tengah no. 45 Jakarta pusat
[email protected]
ABSTRACK This tendency draws interest to find the speech act classification and the meaning of it. This paper is using dialog script of Preman Pensiun part 73 written by Aris Nugraha. In this analysis the writer uses speech act theory by Searl, and pragmatic theory by Austin. From the data source the writer found 45 data. Based on the analysis are there are 5 speech act classification, representatives, commisive, expressive, directive, and declarative. Directive speech act command and request is mostly used by the characters in the situation comedy series Preman Pensiun. The conclusion of this analyasis are the writer found 3 data for representative (2 suggest and 1 swear), 3 data for commisive, 26 data for request (20 command and 6 request), 13 data for expressive (2 thank, 10 complaint, 1apologize), and 1 data for declare. Keywords: Pragmatic, speech act classification, Preman pensiun script cpt.73
I.
PENDAHULUAN Dalam berkomunkasi tidak lepas dari adanya penutur, mitra tutur, topik, dan situasi tutur. Tidak jarang penutur dan mitra mengalami kesalahpahaman terhadap apa yang tengah mereka perbincangkan. Oleh karena itu perlu komunikasi yang baik serta kerjasama yang baik antar keduanya agar tidak terjadi salah paham. Memahami sebuah tuturan tidak hanya sekedar mengetahui maksud tuturan yang dituturkan secara eksplisit, tapi juga harus mengetahui makna yang tersirat dibalik ujaran tersebut. tidak selamanya mitra tutur mampu mengetahui makna tersebut maka sering terjadi kesalahpahaman atau miscommunication. Pragmatic merupakan salah satu ranah linguistik yang mengkaji mengenai makna yang tersirat dari sebuah tuturan. Tidak selamanya apa yang penutur tuturkan itulah yang dia maksud. Oleh Karena itu mitra tutur harus benar-benar mampu memahami apa yang tersirat dalam tuturan tersebut. banyak sekali kajian dalam pragmatik yaitu implikatur, tindak tutur, presuposisi. Dalam tulisan ini penulis hanya ingin fokus pada kajian tindak tutur. Menurut Austin, pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Contohnya, seorang penghulu pada saat menikahkan sepasang kekasi dengan
ISSN 2086-6151
mengujarkan “saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan si Fulan Binti Fulan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai”. Maka penghulu tidak sekedar mengucapkan tetapi juga melakukan yaitu menikahkan (menjadikan halal bagi pesangan laki-laki dan perempuan menjadi suami dan istri) maka setelah tuturan tersebut dituturkan status si Fulan berubah menjadi suami istri yang sah menurut agama dan Negara. Dalam sebuah tuturan tidak lepas dari adanya konteks tutura yang mempengaruhi penutur dan mitra tutur. Oleh karena itu mitra tutur harus benarbenar memahami Tindak ilokusioner yang ada dibalik tiap tuturan. Ada berbagai jenis tindak ilokusi, misalkan menyarankan, bersumpah, meminta, mengundang, berjanji, mengancam, berterimakasih, mengucapkan selamat, menyatakan, mendeklarasikan. Tuturan-tutran tersebut akan menjadi sah atau valid jika diujarakn antara penutur dan mitra tutur yang memiliki latar belakang pengetahuan yang sama, serta dituturkan dalam situasi yang sesuai. Berbagai tutran sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari, novel, reality show, film, bahkan dalam sinetron dan komedi situasi. Beberapa tahun belakangan ini, khususnya di Indonesia banyak bermunculan komedi situasi yang cukup merebut hati pemirsa sepeti bajaj bajuri,
35
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016 suami-suami takut istri, dan yang sedang menjadi favorit saat ini preman pensiun dan tukang ojek pengkolan. Dari sekian banyak komedi situasi, yang paling menarik perhatian penulias adalah preman pension. Dalam cerita ini menggambarkan kehidupan para preman yang memiliki kebaikan hati dipimpin oleh Dedy petet (kang Bahar) dan para preman yang hanya memihak pada pihak yang berduit dipimpin oleh Jamal untuk membantu melancarkan bisnisnya. Selain itu dalam komedi ini juga menggambarkan sekelompok pencopet yang dengan terampilnya memindahkan barang-barang yang bukan haknya ke kantong mereka. Selain itu cerita ini juga dibumbui dengan kisah cinta antara dua copet dewi dan Ubed yang akhirnya merke insaf dan beralih menjadi penjual cilok dan masih banyak kelucuan lainnya. Dalam komedi situasi ini terdengar lucu dan kadang ada beberapa percakapan yang patah (pertanyaan dan jawabannya singkat atau bahakan terkadang tidak nyambung) tapi justru dengan ini memicu tawa penonton. Dalam beberapa dialog yang digunakan oleh masing-masing tokoh t banyak sekali ditemukan tindak ilokusi yang dituturkan oleh masing-masing tokohnya. Melalui pembahasan ini, penulis ingin mengetahui bagaimana tindak ilokusi dituturkan serta maksud dari tuturan tersebut saat dituturkan oleh para tokoh. Dengan beberapa latar belakang di atas penulis memilih judul TINDAK ILOKUSI DALAM KOMEDI SITUASI PREMAN PENSIUN (epsd. 73).
II. TINJAUAN PUSTAKA Pragmatic Menurut gazdar dalam Nadar (2009:5) pragmatic adalah kajian antara lain mengenai deiksis, implikatur, presuposisi, tindak tutur, dan aspek – aspek struktur wacana. Aspek tutur Menurut Leech (1991:19-21) Aspek tutur meliputi penutur, lawan tutur, tujuan tutur, tuturan sebagai produk tindak verbal. Terkait dengan aspek tutur penutur dan lawan tutur ditegaskan bahwa lawan tutur atau petutur adalah orang yang menjadi sasaran tuturan dari penutur. Pendapat lain diungkapkan dalam Wardaugh (1986:349-350) tentang bahwa dalam setiap tuturan terdapat SPEAKING yaitu Setting, Participants, Ends, Act of sequence, Keys, Instrumentalities,
36
Norms, dan Genres “tempat, peserta tutur, tujuan tuturan, urutan tuturan, cara, media, norma yang berlaku, dan genre. Tindak Tutur Austin (1962:98-99) menyebutkan bahwa pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Contoh, saat seseorang menggunakan kata kerja promise ‘berjanji’, apologize ‘minta maaf’, name ‘menamakan’, pronounce ‘menyatakan’. 1. Saya berjanji akan datang tepat waktu 2. Saya minta maaf karena datang terlambat 3. Saya menamakan kapal ini Elizabeth Tuturan tersebut dinamakan tuturan performatif, sedangkan kata kerjanya juga disebut kata kerja performatif. Masih menurut Austin, agar tuturan tersebut dapat terlaksana ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam tuturan performatif. Berikut tiga syarat-syarat yang diperlukan dan harus dipenuhi agar suatu tindakan dapat berlaku disebut dengan felicity conditions, yaitu: Pelaku dan situasi harus sesuai, tindakan harus dilaksankan dengan lengkap dan benar oleh semua pelaku, pelaku harus mempunyai maksud yang sesuai. Klasifikasi Tindak Tutur Searl (1975) membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan yang berbeda yaitu tindak lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner. Pendapat serupa dari Wijana (1996:17-20) menyatakan pada hakikatnya ketiga tindakan tersebut yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi dapat dijelaskan sebagai tindakan untuk menyatakan sesuatu, untuk melakukan sesuatu, dan untuk mempengaruhi. Contohnya, “saya tidak dapat datang” sekilas tuturan tersebut sebagai sebuah pernyataan bahwa penutur tidak dapat dating, tetapi jika tuturan tersebut dituturkan pada teman yang baru saja merayakan ulang tahun, maka tutran tersebut memiliki ilokusi apologize ‘meminta maaf’. Dalam nadir, disebutkan bahwa tindak ilokusioner yang merupakan sentral dalam kajian tindak tutur dibagi menjadi lima yaitu: a. Representative ‘representatif seperti suggest ‘menyarakan, swear ‘bersumpah
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016 b. Directives ‘direktif seperti command ‘memerintah, request ‘meminta’, invite ‘mengundang c. Commissive ‘komisif’ seperti undertake ‘mengusahakan’, promise ‘berjanji’, threaten ‘mengancam, offer. d. Expressive ‘ekspresif’ seperti thank ‘berterimakasih’, congratulate ‘mengucapkan selamat’, welcome ‘menyambut’, complaint ‘mengeluh’, apologize. e. Declarations ‘deklarasi’ seperti declare ‘menyatakan’, name ‘menamakan’.
tersebut ditulis oleh Aris Nugroho. Alur cerita tersebut sangat mudah dipahami dan ringan untuk dinikamti, selain itu dalam percakapan tersebut banyak ditemukan berbagai tindak ilokusi. Oleh karena itu penulis memilih percakapan dalam sitcom tersebut sebagai sumber data. Prosedur
Dari skrip percakapan yang ada dalam sitkom tersebut, penulis mengelompokan terlebih dahulu tuturan-turan yang memiliki tindak ilokusi. Stelah data terkumpul semua lalu dikelompokan masingmasing berdasarkan jenis tindak ilokusinya, setelah itu dideskripsikan dan dijelaskan arti dari tindak ilokusi tersebut. Hasil III. METODE PENELITIAN Hasil dari analisa tindak ilokusi pada Materi percakapan sitcom preman pension ditujukan Data percakapan dalam sitkom preman dengan table sebagai berikut: pension eps. 73 dipilih sebgai objek kajian. Dialog TABEL HASIL ANALISIS TINDAK ILOKUSI DALAM PERCAKAPAN PREMAN PENSIUN
REPRESENTATIVE Suggest swear 2 1
COMMISIVE offering 3
DIRECTIVE command request 20 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas tindak ilokusi yang ada pada tuturan –tuturan yang dituturkan oleh tokoh dalam komedi situasi Preman Pensiun. Penulis menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Searl dalam Nadar. 1. Representative ‘representatif’ Tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakan. a. Data 2 (Suggest ‘menyarankan’) Menyarankan merupakan tindak ilokusi yang berfungsi untuk memberikan saran pada mitra tutur tentang suatu hal. Suggest atau saran sifatnya tidak sekuat dengan tuuran perintah, jadi mitra tutur boleh melakukan saran tersebut atau sebaliknya. Muslihat: kalo akang mau es goyobot gimana? Sukesih: buka puasa minum es mah ga bagus! Muslihat : tapi akang maunya es goyobod! Sukesih : kalo buka puasanya pake the anget tawar, biar akang enggak kebanyakan gula. Tuturan ini dituturkan oleh sepasang suami istri yaitu muslihat dan sukesih.
ISSN 2086-6151
thank 2
EXPRESSIVE complaint apologize 10 1
DECLARATIVE declare 1
Pagi sebelum muslihat berangkat kerja dia bilang ke sukesih bahwa dia ingin berbuka dengan es goyobod. Sukesih tidak mengiyakan atau juga melarang. Sukesih hanya bertutur “buka puasa minum es mah nggak bagus!” kemudian disusul dengan jawaban berikutnya yaitu “kalo buka puasa pake teh anget tawar, biar akang nggak kebanyakan gula….”. Dengan tuturan “buka puasa minum es mah ga bagus!” tidak hanya sebatas pernyataan sebagai jawaban dari sukesih, melainkan tersirat bahwa sukesih menyarankan agar muslihat tidak minum es saat berbuka puasa. Tuturan ini tidak terlalu tegas hanya menyarankan alangkah baiknya jika berbuka puasa diawali terlebih dahulu dengan minum teh tawar, yaitu dengan tuturan “kalo buka puasanya pake the tawar, biar akang nggak kebanyakn gula.” Sukesih ingin memberikan yang terbaik untuk muslihat, demi kesehatan muslihat yaitu ingin melarang agar tidak berbuka dengan minum es, tetapi dalam hal ini kapasitas sukesih sebagai istri harus sopan ketika berbicara pada suaminya dan tidak
37
45
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
b.
member kesan memerintah atau menggurui, maka sukesih memilih menuturkan niatnya yang dikemas dengan tindak ilokusi suggest ‘menyarankan’ yaitu “kalo buka puasanya pake the tawar, biar akang nggak kebanyakn gula.” Tindak ilokusi suggest ‘menyarankan juga ditemukan pada data 44. Data 14 (swear ‘bersumpah’) Bersumpah tidak jarang dituturkan oleh seseorang sebagai alat untuk meyakinkan apa yang dituturkan pada mitra tutur adalah benar. Tuturan ini dituturkan oleh dikdik yaitu anak buah kang mus yang sedang menjalin kasih dengan imas pembantu kang bahar yang merupakan bos besar dari kang mus dan didik. Imas : nggak pengen buka puasa bareng aku? Dikdik : memnagnya kamu mau? Imas : mau aja kalo diajak. Dikdik : mau? Imas : Bener? Dikdik : bener Imas : sumpah? Dikdik : sumpah. Dari seberang terdengar suara dikdik yang mencoba membuka pembicaraan dengan imas melalui HP. Tiba-tiba Imas bertutur “kamu nggak mau buka puasa bareng aku?” dengan pertanyaan itu dikdik memberanikan diri untuk mengajak imas buka puasa bersama. Dengan bertutur “memangnya kamu mau?” perbincangan merekapun bersahutan untuk saling meyakinkan satu sama lain, ampailah dikdik bertutur “sumpah” saat imas menanyakan “sumpah?”. Tuturan “sumpah” yang dituturkan oleh didik merupakan tuturan yang ditujukan untuk memberikan ketegasan pada Imas bahwa dikdik memang benarbenar memiliki niat untuk mengajak imas berbuka puasa bersama. Dengan menuturkan “sumpah” berarti dikdik mengetahui seberapa besar keseriusan dia dan juga dengan ujaran tersebut berarrti dikdik terikat untuk membuktikan kebenarannya yaitu dengan mengajak Imas berpuka puasa bersama.
38
2.
Commisive “komisif” tuturan yang dituturkan oleh penutur dan memiliki kekuatan atau komitmen dari si penutur untuk melakukannya. Data 6&7 (offering “menawarkan”) (saep menurut, duduk, bersila, tampak sedih dan bingung. Junaedi kemudian jongkok dihadapannya, kemudian bertanya sambil member isyarat dengan gerakan minum) Junaedi : kamu mau minum? (saep tempak sedih dan bingung, kemudian menggeleng. Saep kemudian bertanya sambil member isyarat gerakan makan). Junaedi : kamu mau makan? Pada percakapan antara saep dan junaedi, saep dalam kondisi sedih karena dia telah ditinggalkan ketiga rekannya yaitu dewi, junaedi, dan ubed yang telah insaf tidak mau mencopet lagi. Dalam percakapannya, junaedi bertutur “ kamu mau makan? Dan kamu mau minum? Tuturan ini ditujukan sebagai rasa simpati junaedi pada saep dengan cara menawarkan sesuatu. Pada kedua tuturan tersebut termasuk dalam kategori tuturan representative jenis offering “menawarkan”. Junaedi menwarkan makanan dan minuman sebagai wujud kepedulian terhadap temannya meskipun mereka sudah tidak sepaham lagi. Pada tindak ilokusi ini junaedi memiliki suatu niat yang ingin dicapai yaitu agar saep mau menerima tawaran dia untuk makan dan minum. Tindak ilokusi offering “menarwakan” juga terdapat pada data 29
3.
Directives ‘direktif Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan sesuai apa yang disebutkan di dalam tuturan. a. Data 16 (Command “memerintah’) Tuturan ini diungkapkan oleh resty gadis cantik anak buah jamal yang ditugaskan untuk mengadu domba muslihat dan anak buahnya, pada komar yang merupakan anak buah muslihat. Komar yang saat itu sedang didera rasa iri pada dikdik yang ternyata lebih dipercaya oleh muslihat. Komar : tenang, nanti masalahnya saya beresin!
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016 Resty : jangan Cuma masalahnya yang diberesin, dikdiknya aja yang sekalian diberesin! Dari tuturan tersebut terlihat jelas bahwa resty mencoba menghasut komar untuk memusuhi dikdik yang sama-sama anak buah muslihat. Resty menciptakan cerita seolah dikdik menjadi anak buah kesayangan muslihat, jadi jika sewaktuwaktu muslihat mundur maka dikdiklah yang kelak menggantikan. Komar percaya akan hal itu, sebagai senior merasa tidak dianggap. Komar bertutur pada resty saat setelah resty mengadukan tentang dikdik “tenang nanti masalahnya saya beresin!” restypun dengan tipu dayanya bertutur “jangan Cuma masalahnya yang diberesin, dikdiknya aja yang sekalian diberesin!” Tuturan resty merupakan sebuah perintah yang ditujukan pada komar agar memusuhi dikdik atau bahkan menyingkirkannya. Jika komar telah terhasut oleh apa yang diungkapkan oleh resty dan bermusuhan dengan dikdik, maka tujuan jamal untuk menghancurkan muslihat melalui tipu daya resty akan berhasil. Jamal akan menguasai daerah yang selama ini dibawah pengawan muslihat. Tindak ilokusi memerintah lainnya juga terdapat pada data 1, 4, 5, 11, 12, 20, 24, 25, 26, 30, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43. b. Data 31 (Request ‘Meminta) Tuturan request atau meminta ini dituturkan oleh muslihat atau serin disapa kan mus. Situasi tutur terjadi di pasar saat bulan ramadhan, kang mus ingin membeli sarung untuk tarawih. Pelayan : ada yang bisa saya bantu? Muslihat : kamu bisa bantu? Pelayan : apa yang perlu saya bantu? Muslihat : bantu saya cariin sarun yang bagus! “bantu saya cariin sarung yang bagus” sangat jelas terlihat bahwa tuturan tersebut merupakan sebuah tuturan meminta si lawan tutur untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini kang mus sebagai pembeli meminta tolong pada pelayan untuk mencarikan sarung yang bagus untuk dibeli.
ISSN 2086-6151
Tindak ilokusi jenis meminta ini secara jelas dituturkan oleh muslihat kepada penjual. “bantu saya cariin sarung yang bagus” sangat mungkin dituturkan dari seorang pembeli pada penjual dengan didasari rasa percaya bahwa penjual akan lebih mampu untuk memilihkan kualitas dagangannya yang baik untuk diberikan pada pembelinya. Tindak ilokusi meminta yang lainnya dapat ditemui pada data 3, 8, 17, 46, dan 28. 4.
Expressives ‘expresif’ Tindak tutur expressive adalah tindak tutur yang memiliki maksud terhadap sesuatu yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menutur sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan seperti berterimakasi, meminta maaf, mengucapkan selamat. a. Data 32 (thank “terimakasih”) (di toko busana muslim) Muslihat: bantu saya carikan sarung yang bagus! Pelayan : Baik pak! Saya bantu Muslihat: terimakasih sudah mau bantu saya! Pelayan: Sudah tugas saya bantu bapak. Tuturan ini terjadi pada saat muslihat berrada di toko busana muslim, dia ingin membeli sarung yang cocok dengannya. Segera dia meminta tolong pada pelayan untuk mencarikan sarung tersebut. pelayan segera memberikan respon yang sopan dengan bertutur baik pak, saya bantu! Lalu muslihat bertutur” terimakasih sudah mau bantu saya” sebagai ungkapan rasa puas dengan jawaban yang diperoleh muslihat meskipun sarung yang dia inginkan belum digenggamannya. “terimakasih sudah mau bantu saya” tuturan tersebut masuk dalam tindak ilokusi expressive yang menyatakan terimakasih. Tuturan ini dituturkan oleh muslihat sebagai ungkapan rasa kepuasan atas respon yang telah diberikan oleh pelayan pada saat muslihat saat meminta tolong pelayan untuk mencarikan sarung yang dia inginkan. Dengan tuturan tersebut muslihat sangat menghargai pelayan meskipun dia belum mendapatkan sarung yang dicarinya, namun dengan respon awal sang pelayan, muslihat cukup
39
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016 merasa puas dengan pelyanan di toko tersebut. tindak ilokusi ini juga terdapat pada data 33.
b.
40
Data 45 (Complaint “mengeluh”) (di Terminal) Musliaht : Gobang! Gobang : eh kang! Muslihat : dari mana? Gobang : barusan nengok empang dulu, kang! Udah tiga hari ini lele saya banyak yang mati. Muslihat: Kamu bukanya udah dapet penyuluhan dari dinas? Gobang: udah, kang! Teorinya mah udah bener, tapi prakteknya masih salah. Muslihat: sabar! Gobang: say amah pasti sabar, tapi tetep pusing juga. Sabar di hati pusing di otak. Musliahat: hebat, kamu! Biar lagu pusing tetep lucu! Percakapan ini antara muslihat dan gobang. Gobang adalah anak buah muslihat yang dipercaya menjaga keamanan terminal. Seiring berjalannya waktu muslihat dkk sadar bahwa bisnisnyang mereka jalani adalah bisnis yang besar dan menjanjikan tapi bukan bisnis yang baik, maka muslihat menyarankan seluruh anak buahnya termasuk dirinya untuk mulai memikirkan memilih usaha yang lebih baik. Salah satunya gobang dengn mencoba keberuntungan berbisnis lele. Tapi ternyata tidak semulus niatnya, bisnisnya bisa dibilang gagal dengan banyaknya lele yang mati. Gobang bertutur “barusan nengok empang dulu, kang! Udah tiga hari ini lele saya banyak yang mati” dan “udah, kang! Teorinya mah udah bener, tapi prakteknya masih salah.” Tindak ilokusi ini termasuk dalam tindakan mengeluh. Gobang mencoba berkeluh kesah pada muslihat atas apa yang tengah dia alami. Tindak ilokusi mengeluh dituturkan apabila si penutur merasakan ketidaknyamanan terhadap sesuatu hal atau situasi. Seperti yang dilakukan oleh gobang, dia merasa sedikit tertekan satu
sisi dia ingin mencoba memiliki bisnis yang baik tapi disisi lain dia harus mengalami kerugian dengan banyaknya lele yang mati. Hal ini terlihat dalam tuturan gobang “barusan nengok empang dulu, kang! Udah tiga hari ini lele saya banyak yang mati” dan “udah, kang! Teorinya mah udah bener, tapi prakteknya masih salah.” Dengan menuturkan ujaran tersebut, gobang berusaha meluapkan atas rasa ketidaknyamanan dia terhadap suatu kondisi. Meskipun belum tentu solusi dapat dia peroleh dari muslihat, tapi paling tidak dia telah bisa sedikit meluapkan rasa ketidaknyamanan dia. Tindak ilokusi mengeluh juga terdapat pada data 9, 10, 13, 15, 18, 19, 21, 22, dan 23. c.
Data 27 (Apologize “meminta maaf”) Di pos preman pasar. Komar dan iwan sedang duduk, tiba2 taslim datan dan duduk. Komar : pos ini buat yang tanggung jawab keamanan di pasar. Taslim : (merasa malu dan tidak enak) map, kang! (taslim bangkit dan pergi kea rah WC umum) Taslim sebagai orang baru yang ditugaskan menjaga parkir merupakan orang pilihannya dikdik, maka komar merasa tidak dianggap oleh muslihat. Sikap komar ke taslim menjadi cuek. Dengan kondisi seperti ini, taslim merasa malu dan tidak enak, apalagi saat komar bertutur “pos ini buat yang tanggung jawab keamanan di pasar.” Tidak ada kata yang sanggup mewakili perasaan taslim selain kata “maap kang” dan pergi berlalu. Tindak ilokusi yang dituturkan oleh taslim “maap bang!” merupakan tindak ilokusi ekspresi yang mewakili hati dan ketidaktauannya terhadap kondisi yang sedang dia alami. Katakata sinis yang dia peroleh dari komar, seperti angin lalu yang dia sendiri tidak tau apa salah dia. Tuturan “maap kang” yang diujarkan oleh taslim bukan semata-mata karena dia telah melakukan kesalahan pada
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016 komar, melainkan hanya sebagai respon atas apa yang sudah dia terima dan dengar dari si komar. Tuturan “ maap kang!” juga ditujukan sebagai rasa penghormatan pada senior dia yaitu komar dan iwan, bukan untuk mengakui bahwa dia sudah melakukan kesalahan dengan berada di tempat itu. Lalu dia berlalu menuju WC umum dengan rasa ketidaktahuannya. 5.
Declarative (Deklarasi) Tindak ilokusi ini apabila tuturan ini dituturkan maka akan ada perubahan. Data 36 Menyatakan (percakapan melalui HP) Komar : bertiga sama siapa? Muslihat : orang baru yang jagain parkir juga harus kebagian. Komar : kan yang kerjanya mungutin iuran dari pedagang di pasar Cuma saya sama iwan. Muslihat : dia kan kerja juga jagain parkir Komar : dia kan bukan anak buah saya Muslihat : bener, dia bukan anak buah kamu, tapi anak buah saya Komar : iya kang…. Percakapan antara komar dan muslihat melalui hp. Saat lebaran menjelang muslihat sebagai bos memerintahkan agar komar dan kawan-kawan boleh menarik iuran tanpa harus menyetornya ke muslihat, sebagai THR bagi mereka. Maka komar sangat bahagia mendengar kabar tersebut, musliaht menambahkan bahwa hasilnya juga harus dibagi ke tukang parkir, awalnya komar menolak dengan bertutur “dia kan bukan anak buah saya” namun dibalas oleh muslihat dengan tuturan “bener, dia bukan anak buah kamu, tapi anak buah saya”, komar hanya bisa menjawab “iya kang”. Tindak ilokusi yang dituturkan oleh muslihat “bener, dia bukan anak buah kamu, tapi anak buah saya” memiliki kekuatan atau makna menyatakan Declare bahwa dia yang dimaksud adalah anak buah muslihat. Tuturan tersebut memiliki kekuatan dan merubah situasi karena dituturkan oleh muslihat sebagai ketua mereka dan komar sebagai salah satu anak buahnya. Maka setelah tuturan tersebut
ISSN 2086-6151
ditutrkan, komar yang pada awalnya menolak untuk membagi hasil dengan si tukang parkir, maka berubah sikap dan keputusannya untuk mematuhi perintah muslihat. V.
KESIMPULAN `data dalam penelitian ini diperoleh dari percakapan dalam sitkom preman pension episode 73. Hasil dari analisa penulis menemukan 45 data yang termasuk dalam tindak ilokusi. Menurut Searl ada 5 jenis tindak ilokusi, kelimanya ditemukan dalam percakapan sitkom preman pension. Data tersebut diantara, 3 data termasuk dalam tindak ilokusi representative suggest dan swear. 3 data termasuk dalam tindak ilokusi comissive offer, 26 data merupakan tindak ilokusi directive command dan request, 13 data mencakup tindak ilokusi expressive thank, complain, dan apologize, sedangkan 1 data merupakan tindak ilokusi declarative. Dari sekian banyak data, tindak ilokusi yang paling sering digunakan dalam percakapan para pemeran preman pension adalah tindak ilokusi directive command “meminta” dan expressive complaint “mengeluh”.
DAFTAR PUSTAKA Leech. N Geoffrey. Principle of Prgamatics. New York: Longman Group Nadar, F.X. (2009). Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta; Graha ilmu Yule, George, (1996). Pragmatics New York: Oxford UP.
41