JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
STRATEGI PEMASARAN PRODUK BUKU PADA CV. ARYA DUTA DI JABODETABEK Mochamad Yunus Fitriady 1, Nurjalih2 Program Studi Teknik Kemasan 2Program Studi Teknik Grafika Jurusan Teknik Grafika Politeknik Negeri Media Kreatif Jalan Srengseh Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 e-mail :
[email protected]
1
Abstrak The complexity of the problem - the underlying problems associated with the realization of business development will surely encountered in running a business enterprise products. Therefore the formulation of the management aspects of the strategy rather than internal and external environment as well as the position of the book on a CV product. Arya Duta, can determine whether the chosen strategy appropriate for your business and marketing at CV. Arya Duta in Jabodetabek. Research conducted at Arya Duta CV This is a survey research. Key informants and respondents were obtained by snow ball method. The method of analysis of this research in order to identify the aspects of management strategies rather than internal and external environments are becoming strenght, weakness, oppurtunity, and a threat to the CV. Arya Duta is a matrix of External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) and Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS). To determine the position of the CV. Arya Duta by analyzing the market growth rate (Market Grow Rate) and the relative market share using a matrix analysis relative market growth parts of the Boston Consulting Group-BCG. To define marketing strategies CV. Arya Duta using SWOT analysis taking into account the EFAS and IFAS The results of this research are a priority product marketing strategy books CV. Arya Duta in Jabodetabek Keywords: Marketing Strategy, Product Books CV. Arya Duta, Jabodetabek 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif adalah industri yang menekankan pada olah cipta, rasa, dan karsa yang orisinal lantas merealisasikannya dalam sebuah produk kreatif. Menurut kementerian pariwisata dan industri kreatif (2012), ada 14 sektor idustri kreatif priotitas meliputi periklanan, film dan fotografi, musik, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, permainan interaktif, desain fashion, seni pertunjukkan, penerbitan dan percetakan,
layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan. Selain inovasi dan kreatifitas, bergelut dalam industri kreatif memerlukan kemampuan untuk membaca tren dan selera pasar agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah, serta laku terjual dalam pasar domestik maupun internasional. Tren cenderung berubah seiring dengan perubahan gaya hidup dan selera konsumen yang dinamis. Salah satu industri kreatif tersebut diatas adalah percetakan dan penerbitan,
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
28
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
industri tersebut terdiri dari yang mencetak (dan menjilid buku) adalah percetakan, sementara itu, yang menyiapkan isi dan memesan pencetakannya adalah penerbit. Dapat dikatakan bahwa penerbit dan percetakan adalah dua pihak yang berbeda, bahkan kebanyakan adalah dua perusahaan yang berbeda. Penerbitlah yang merencanakan akan menerbitkan buku apa, penerbit yang mencari (atau dicari) penulis untuk bekerja sama mewujudkan sebuah naskah menjadi buku/naskah yang siap cetak. Setelah bersepakat dengan penulis, naskah tersebut disunting/diedit oleh editor/penyunting, lalu didesain (di-setting) oleh desainer/setter, kemudian dikoreksi oleh korektor. Setelah beberapa kali dikoreksi dan mengalami penyempurnaan desain, naskah tadi menjadi buku yang siap untuk dicetak/diperbanyak/digandakan. Saat ini telah memasuki zaman internet, dimana buku dapat dibaca melalui dua media, yakni buku yang berupa lembaran-lembaran kertas dan buku yang tersimpan di media elektronik (yaitu eBook). Baik buku kertas maupun eBook, sama-sama ada penerbitnya. Apakah penerbitnya itu sebuah perusahaan, yayasan, organisasi, atau perorangan (indie). (www.google.co.id. Industri kreatif, diakses tanggal 1 April 2015, jam 00.30 WIB) Menurut Emka (2013) kebutuhan akan regulasi yang bisa mendorong pertumbuhan industri penerbitan dan percetakan dinilai mendesak, dikarenakan adanya produk e-book yang dapat mengancam indutri percetakan. Pentingnya pembukaan jalur-jalur baru pendistribusian dalam industri penerbitan dan percetakan, jika penerbit hanya mengandalkan jaringan toko buku dalam urusan pemasaran dan pendistribusian produk buku, hal ini merupakan strategi pemasaran yang ketinggalan zaman seiring tantangan tersebut diatas.
Menurut Emka (2013) “Menciptakan gerai baru, adalah salah satu contoh dapat masuk ke ritel tradisional. Model distribusi seperti yang dilakukan KFC terhadap pemasaran musik itu wajib ditiru, tidak hanya mengandalkan jaringan toko buku, apalagi potongan yang diberlakukan toko buku cukup besar hingga 50 persen, maka strategi yang inivotaf seperti itu sangat berguna perusahaan penerbitan dan percetakan buku. CV. Arya Duta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan yang berskala nasional. Alamat perusahaan di jalan Revolusi No. 29 Sukmajaya, Cilodong, Depok. Seluruh kompetensi, baik SDM yang handal maupun fasilitas infrastruktur yang dimilliki didedikasikan untuk mewujudkan komitmen perusahaaan dalam memberikan total solusi yang terbaik dibidang percetakan kepada seluruh pelanggan sejak tahun 1998. CV.Arya Duta terus berkembang pesat dalam industri penerbitan dan percetakan, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya konsumen yang ditangani. (CV. Arya Duta, Mei 2015) Persaingan pada bisnis penerbitan dan percetakan berupa produk, baik buku tulis, buku pelajaran, LKS, agama, komik, dll sangat ketat jangankan pada skala nasional, pada skala Jabodetabek saja tingkat persaingannya begitu tinggi, yang memaksa perusahaan lebih pandai memperkenalkan dan memasarkan produknya kepada konsumen. Hal ini yang sedang dialami oleh perusahaan CV. Arya Duta dituntut untuk mampu memasarkan produknya sehingga perusahaan ini dapat lebih maju dan berkembang. Untuk itu diperlukan suatu bentuk strategi pemasaran yang benar-benar jitu yang dapat membawa perusahaan CV. Arya Duta menuju pada level persaingan yang lebih tinggi. Menurut Philip Kotler (1998:98) strategi pemasaran adalah logika Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
29
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Sedangkan menurut David (2006) mengatakan bahwa strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam rangka memberi nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini layak untuk dilakukan dengan judul “Strategi pemasaran produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: a. Aspek-aspek manajemen strategi daripada lingkungan internal dan eksternal apakah yang menjadi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) bagi pemasaran produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek ? b. Bagaimana posisi produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek ? c. Berdasarkan pada aspek-aspek manajemen strategi daripada lingkungan internal dan eksternal serta posisi produk buku pada CV. Arya Duta, maka strategi apakah yang dipilih dan sesuai bagi bisnis pemasaran pada CV. Arya Duta di Jabodetabek ? 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini agar fokus dalam pembahasannya, maka batasan masalah atau ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek pada penelitian ini adalah produk buku-buku islam yang bertemakan anak yang diproduksi rata-rata oleh CV. Arya Duta, Depok pada kurun waktu 5 tahun
terakhir. Begitu juga dengan perusahaan pesaing Gema Insani Press, Depok. 2. Sampel perusahaan pada tingkat persaingan bisnis wilayah Jabodetabek, pada penelitian ini hanya berdasarkan purposive sampling baik area wilayah maupun perusahaan pesaing dari key informan dari perusahaan CV. Arya Duta yang didapat berdasarkan wawancara peneliti kepada key informan dan data sekunder serta bukan berdasarkan analisis persaingan bisnis produk buku wilayah Jabodetabek secara ideal dilakukan, dikarenakan kendala teknis penelitian. 3. Perusahaan pesaing dari penelitian ini adalah penerbit dan percetakan Gema Insani Press (GIP), yang beralamat di Jalan.Ir. H. Juanda, Depok 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada bab 1, maka tujuan umum penelitian adalah untuk menentukan strategi pemasaran produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek. Sedangkan tujuan khusus penelitian strategi pemasaran produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi aspek-aspek menejemen stategi daripada lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) bagi pemasaran produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek. 2. Untuk mengetahui posisi bagi pemasaran produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek, dengan menganalisis Tingkat Pertumbuhan Pasar (Market Growth Rate) dan Bagian Pasar Relatif (Relatif Market Share).
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
30
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
3. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan produk dan posisi produk buku pada CV. Arya Duta di Jabodetabek di masa akan datang. 1.3.2
Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan strategi pemasaran bagi CV. Arya Duta dalam mengatasi kelemahan pemasarannya. 2. Sebagai dasar pertimbangan bagi CV. Arya Duta dalam menunjang pemasaran yang dilakukannya". 4. Bagi peneliti dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu manajemen strategi pemasaran melalui terjun secara langsung di masyarakat. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu, dirancang untuk menjamin tercapainya sasaran yang telah dirumuskan dalam jangka waktu tertentu dengan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan dan menumbuhkembagkan kekuatan untuk mengeksploitasi peluangpeluang yang muncul guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian tersebut mengandung implikasi bahwa strategi berusaha mengurangi kelemahankelemahan dan pengaruh negative dari ancaman-ancaman (Philip Kotler, 1997) (dalam Retno Sari Mahanani dan Bagus Putu Yudhia, 2004) Menurut Chandler dalam Rangkuti (1999:4), strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.
Menurut Kotler (1997:5), menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Menurut Kotler (1999:108), strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan lebih dulu, didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran (marketing mix) dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan. Strategi merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari tujuan atau sasaran. Dalam banyak hal strategi diartikan sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Setiap perusahaan harus melihat jauh ke depan dalam mengembangkan strategi jangka panjang untuk menghadapi suatu kondisi lingkungan yang berubahubah dalam industri mereka. Dalam praktek operasional perusahaan tidak ada satu strategipun untuk semua perusahaan. Pada dasarnya perusahaan menyusun strategi karena keinginan untuk unggul di dunia bisnisnya dari para pesaingnya. Bentuk strategi dapat bervariasi dari satu industri ke industri yang lain, dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, dari situasi ke situasi yang lain, sehingga perusahaan mempunyai strategi sendiri yang di dalamnya memperhatikan lingkungan yang dihadapi. Seandainya suatu perusahaan mempunyai lebih dari sesuatu yang ingin dicari konsumen maka perusahaan itu mempunyai peluang untuk menang. Pengertian strategi yang lain diantaranya dikemukakan oleh Porter (dalam Rangkuti, 1999:4), yang menyatakan bahwa ”Strategi adalah alat Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
31
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
yang penting untuk mencapai keunggulan bersaing”. Learnd, Christensen, Andrews dan Guts (dalam Rangkuti, 1993:4), menyatakan strategi sebagai alat untuk mencapai keunggulan bersaing. Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan, serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara intensif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan. 2.1.1Tipe-tipe Strategi Strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis,dengan penjelasan sebagai berikut: Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi dan strategi pengembangan pasar. Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya, strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan dan strategi divestasi. Sedangkan strategi bisnis (secara fungsional) berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti, 1999:7). Dari ketiga tipe strategi di atas, maka penelitian ini termasuk dalam kelompok tipe strategi bisnis.
Strategi perusahaan dapat dibagi atau dibedakan menjadi tiga tingkatan strategi yaitu strategi ditingkat perusahaan (corporate strategy) strategi ditingkat unit bisnis (strategic bussiness unit, SBU) dan strategi di tingkat fungsional (functional strategy). Corporate strategy dirumuskan oleh manajemen puncak untuk mengatur kepentingan dan kegiatan organisasi yang mencakup lebih banyak dari satu bidang usaha (multibisnis). Corporate strategy merupakan landasan dan acuan untuk penyusunan strategi-strategi tingkat bisnis unit maupun fungsional. perusaMenurut Andrews (1980), strategi korporat adalah strategi yang disusun dalam suatu bisnis dimana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi competitive advantage. Strategic bussiness unit (SBU) menyangkut pengelolaan kepentingan dan operasi unit usaha tertentu. Pada prinsipnya SBU memiliki karakteristik sebagai berikut (Hall, 1978; Abell dan Hammond, 1979): (a) memiliki misi dan strategi; (b). menghasilkan produk/jasa yang berkaitan dengan dengan misi dan strategi; (c). menghasilkan produk atau jasa secara spesifik; dan (d). bersaing dengan dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas. SBU memiliki pengertian yang berbeda (Haspeslagh, 1982; Wind dan Mahajan, 1981) Functional strategy ditetapkan lebih rinci serta memiliki lingkup waktu yang lebih pendek. Pada tingkatan ini strategi yang dtetapkan memiliki tujuan diantaranya adalah mengkomunikasikan sasaran-sasaran jangka pendek yang telah ditetapkan oleh perusahaan, melakukan evaluasi terhadap tindakan-tindakan yag dibutuhkan untuk mencapai sasaran jangka pendek dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk m endorong tercapainya tujuan, sesuai dengan gambar 2.1 (dalam Retno
2.1.2 Tingkatan Strategi Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
32
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
Sari Mahanani dan Bagus Putu Yudhia, 2004)
Gambar 2.1 Hierarki Tingkatan Strategi (sumber: sekunder 2016) Menurut Sondang P. Siagian (1998) (dalam Retno Sari Mahanani dan Bagus Putu Yudhia, 2004), berbagai factor yang bersifat kritikal yang harus diperhatikan dalam merumuskan dan menetapkan strategi adalah: 1. Strategi merupakan keputusan dasar yang dinayatakan secara garis besar 2. Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen perusahaan mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil yang dimaksud menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan. 3. Suatu strategi merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan- kekuatan yang dimiliki organisasi, kelemahankelemahan yang mungkin melekat pada organisasi, berbagai peluang yang mungkin timbul, dan ancaman-ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. 4. Mengidentifikasi beberapa pilihan strategi dari berbagai alternative yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang akan dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. 5. Menjatuhkan pilihan pada satu alternative strategi yag dipandang paling tepat dikaitkan dengan sasaran jangka panjang yang dianggap mempunyai nilai paling strategic dan diperhitungkan dapat dicapai karena didukung oleh kemapuan dan kondisi internal perusahaan. 2.1.3 Lingkungan Strategi Sebelum organisasi memformulasikan strategi, manajemen harus menilai secara seksama lingkungan eksternalnya (identifikasi kemungkinan peluang dan ancaman) untuk memonitor lingkungan internalnya, yaitu tanda-tanda kelemahan dan kekuatan. Menurut Philip Kotler 1997 (dalam Retno Sari Mahanani dan Bagus Putu Yudhia, 2004) data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti analisis pasar, competitor, komunitas, pemasok, dan kelompok tertentu, sedangkan data internal dapat diperoleh dari lingkungan internal (lebih mudah dikendalikan dan diintervensi perusahaan sendiri), seperti laporan keuangan, laporan sumber daya (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn over) laporan kegiatan operasional/produksi dan pemasaran. Selain itu faktor faktor eksternal (sesuatu yang given diterima saja, dan dan selanjutnya perusahan menyiasati, dan kompromi komponen komponen tersebut) yang perlu diperhatikan juga adalah: a) economic forces, yaitu peraturan, perubahan bahan baku, uang, energi, dan informasi b) techlnogi forces, yaitu penemuan-penemuan baru dalam teknologi yang dapat memecahkan beberapa permasalahan c) political legal forces, yaitu perubahan penguasa-penguasa dan undangundang atau perturan yang akan menghambat keberlangsungan aktivitas uasaha. d) sosiocultural forces, yaitu Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
33
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
pengaturan nilai, adat istiadat, dan kebiasaan dalam masyarakat. Dapat dikatakan pemerintah, kelompok lokal, supplier, pesaing, pelanggan, kreditor, serikat buruh, kelompok interest tertentu dan asosiasi perdagangan, termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi perusahan secara langsung. 2.1.4 Model Manajemen Strategi Model manajemen strategik dibentuk untuk memberikan suatu kerangka berpikir yang mudah didalam memahami bekerjanya manajemen strategic. Model tersebut dibentuk dari tiga elemen dasar manajemen strategic, yaitu analisis lingkungan, penetapan misi, visi dan tujuan, serta strategi sebagai elemen akhir, ketiga elemen tersebut ditambah dengan komponen-komponen lain yang akan membentuk model manajemen strategic, seperti gambar dibawah ini. Gambar 2.2 Model Manajemen Strategik
(sumber: sekunder 2016) 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan di CV Arya Duta ini merupakan penelitian survei (survey research), penelitian survei adalah penelitian yang pengambilan sampel dari populasi dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuesioner) sebagai alat pengumpulan data yang pokok dilapangan (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995). 3.2 Rancangan Pengumpulan Data
3.2.1 Populasi Dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan dalam penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2003:59). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV. Arya Duta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode bola salju (snow ball method) yakni perolehan individu sasaran wawancara berdasarkan informasi dari informan kunci (key informan) maupun responden penelitian sebelumnya (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995). Dengan demikian sejak awal tidak ditentukan jumlah individu sasaran wawancara, melainkan lebih menekankan pada kelengkapan dan kelayakan informasi yang diperoleh untuk menangkap kecenderungan umum tentang manajemen strategi pemasaran perusahaan. 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumber informasi dalam hal ini obyek penelitian atau sumber-sumber lain yang mendukung penelitian kemudian dikumpulkan, diolah dan disusun secara jelas. b. Data Sekunder Selain dari data kepustakaan, data yang diperoleh dari buktibukti tertulis atau dokumentasi Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
34
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
perusahaan, literatur (dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan), hasil penelitian terdahulu, foto, data pemerintah, Deperindag dan data-data lain yang relevan dengan penelitian ini. 3.3.2
Sumber Data Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan: a. Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. Suatu cara untuk dapat mendapatkan data atau informasi dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini pihak manajemen/karyawan CV. Arya Duta b. Interview/wawancara Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan berbagai sumber informasi yang relevan. Suatu cara untuk dapat mendapatkan data atau informasi dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini pihak manajemen/karyawan pada CV. Arya Duta. c. Kuesioner Merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada pihak internal maupun eksternal (optional), dalam hal ini pihak manajemen/karyawan pada CV. Arya Duta dan stake holders (optional) d. Dokumentasi Merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari bukti-bukti tertulis atau dokumentasi
perusahaan pada perusahaan CV. Arya Duta dan data dokumen literatur yang relevan, data pemerintah, Deperindag, foto kegiatan, dll. 3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian ini terdapat 3 (tiga) tahapan yang dilakukan antara lain: a. Tahapan sebelum pengambilan data di lapangan, yaitu mengadakan pengamatan dan penelitian pendahuluan pada CV. Arya Duta yang akan dijadikan obyek penelitian. b. Tahap pengumpulan data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) sebagai alat pengumpul data yang pokok, yaitu melalui metode wawancara atau interview. Dalam tahap pengumpulan data primer ini menerapkan dua macam wawancara yang pada dasarnya berbeda sifatnya, yaitu sebagai berikut: 1. Wawancara untuk mendapatkan keterangan dan data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi. Individu sasaran wawancara untuk golongan ini adalah informan kunci (Key informan) yaitu decition maker/manajemen/karyawan usaha percetakan CV. Arya Duta dan mitra bisnis dari Key informan, yakni perusahaan pracetak sampai penyelesaian cetak yang melakukan kerjasama bisnis dengan Key informan yang dipandang mengetahui perkembangan usaha CV. Arya Duta 2. Wawancara untuk mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau pandangan dari Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
35
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
individu yang di wawancara untuk keperluan komparatif. Individu sasaran wawancara untuk golongan ini adalah pemilik/owner/direktur CV. Arya Duta dan responden yang berasal dari eksternal, yaitu analisis pasar, competitor dan pemerintah daerah. c. Tahap pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari dari dokumen perusahaan, seperti laporan keuangan, laporan sumber daya perusahaan foto kegiatan, pustaka maupun literatur yang relevan, data pemerintah, Deperindag, dll. (dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan) yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode bola salju (snow ball method) yakni perolehan individu sasaran wawancara berdasarkan informasi dari informan kunci (key informan) maupun responden penelitian sebelumnya (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995). Dengan demikian sejak awal tidak ditentukan jumlah individu sasaran wawancara, melainkan lebih menekankan pada kelengkapan dan kelayakan informasi yang diperoleh untuk menangkap kecenderungan umum tentang pengembangan usaha CV. Arya Duta. 3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut: a. Metode analisis yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian No.1 adalah dengan matrik External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) dan Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS); b. Untuk mengetahui posisi unit bisnis usaha sesuai dengan tujuan penelitian No.2 dengan menggunakan analisis
matrik pertumbuhan bagian pasar relatif dari Kelompok Konsultan Boston (Boston Consulting Group-BCG); c. Sedangkan untuk menetapkan strategi unggulan yang tepat dan sesuai bagi pengembangan usaha percetakan CV. Arya Duta, sesuai tujuan rinci penelitian No.3 menggunakan analisis SWOT, dengan mempertimbangkan matrik EFAS & IFAS yang telah dibuat. 3.4.1 Matrik External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) dan Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) Meneliti lingkungan eksternal dan factor yang berkaitan langsung dengan lingkungan eksternal tersebut. Untuk membuat tabel SWOT perlu adanya identifikasi terhadap factor eksternal. Dalam menganalisa factor-faktor eksternal perlu disusun tabel EFAS , secara singkat dapat di lihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Contoh Tabel EFAS (External Strategic Factor Analysis Summary)
(sumber: sekunder 2016) Meneliti lingkungan internal serta memperkirakan factor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan internal tersebut. Untuk membuat tabel SWOT perlu adanya identifikasi terhadap factor internal. Dengan menganalisis factor-faktor internal perlu disusun tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) (Freddy Rangkuti, 2004:22), secara singkat dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
36
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
Tabel 4.2 Contoh Tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary)
(sumber: sekunder 2016) Penentuan rating pada setiap variable internal dan eksternal dilakukan dengan penilaian terhadap variabel tersebut dimana pengukuran variabel kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman menggunakan skala ordinal dengan rentang 1-4. Pemberian nilai bobot dan rating dari setiap variable menunjukkan bobot masingmasing variable terhadap factor strategis perusahaan.Pemberian bobot dan rating berfungsi untuk mengetahui apakah factor strategis perusahaan dapat memberikan dampak positif atau negative. Dampak positif dapat menjadi factor kelemahan dan ancaman. Perhitungan bobot dapat dirumuskan sebagai berikut (Freddy Rangkuti, 2004:25): Bobot = Penilaian X 1 Total Penilaian Dimana: Penilaian adalah nilai dari factor strategis perusahaan Bobot adalah jumlah nilai dari factor strategis perusahaan Pada kolom pertama, disusun variable yang menyusun factor strategis perusahaan yang terdiri dari atas variable kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Langkah-langkah dari identifikasi tabel IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut: a. Pemberian nilai terhadap bobot dari setiap variable dengan skala ordinal
dengan rentang 1-5, dimana besarnya nilai tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sangat Penting diberi nilai 5 2. Penting diberi nilai 4 3. Cukup diberi nilai 3 4. Tidak Penting diberi nilai 2 5. Sangat Tidak Penting diberi nilai 1 Pemberian nilai dari setiap variable menunjukkan bobot pengaruh masing-masing variable terhadap factor strategis perusahaan yang diperoleh dari prosentase masing-masing variable. Masingmasing variable diberi nilai skala ordinal ini mulai dari (tidak penting) 0,0 sampai 1,0 (sangat penting), semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh lebih dari dari skor total 1,0. b. Pemberian rating pada variabel-variabel kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) adalah sebagai berikut: 1. Pemberian nilai untuk variable kekuatan dan peluang, kedua variable ini memiliki pengaruh yang sifatnya positif, tingkat pengaruh diberi nilai sebagai berikut: a. Memiliki pengaruh positif sangat kecil Rating 1 b. Memiliki pengaruh positif kecil Rating 2 c. Memiliki pengaruh positif besar Rating 3 d. Memiliki pengaruh positif sangat besar Rating 4 2. Pemberian nilai untuk variable kelemahan dan ancaman, kedua variable ini memiliki pengaruh yang sifatnya negatif, tingkat pengaruh diberi nilai sebagai berikut: a. Memiliki pengaruh negatif sangat besar Rating 1 b. Memiliki pengaruh negatif besar Rating 2
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
37
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
c. Memiliki pengaruh negatif kecil Rating 3 d. Memiliki pengaruh negatif sangat kecil Rating 4 3.4.2
Analisis Matrik PertumbuhanBagian Pasar dari Kelompok Konsultan Boston (Boston Consulting Group-BCG)
Salah satu upaya untuk mengevaluasi strategi yang telah diterapkan perusahaan adalah dengan melakukan analisis Boston Consulting Group, karena ini dapat digunakan dalam usaha menempatkan posisi produk dibandingkan dengan para pesaing. Matrik Boston Consulting Group ini memiliki beberapa unsur yaitu sebagai berikut: a. Tingkat Pertumbuhan Pasar (Market Growth Rate; MGR) Tingkat Pertumbuhan Pasar (industri) barada di sumbu tegak menunjukkan tingkat pertumbuhan pasar dimana bisnis beroperasi. Rentangnya mulai dari 0% sampai 20%, walaupun rentang yang lebih lebar dapat pula ditunjukkan. Pertumbuhan pasar diatas 10% termasuk tinggi. Dimensi Tingkat Pertumbuhan Pasar (industri) relatif menyiratkan aktivitas suatu bisnis dimasa yang akan datang.
menggambarkan pangsa pasar dibandingkan dengan pesaing terbesar. Pangsa Pasar Relatif 0,1 artinya volume penjualan perusahaan hanya 10% dari volume penjualan perusahaan terbesar/pemimpin pasar dan 10 artinya unit tersebut memimpin pasar dengan 10X penjualan saingan terdekatnya. Pangsa Pasar Relatif bisa dihitung dengan formula sebagai berikut: Pangsa Pasar Relatif
Volume Penjualan Industri Tahun N Volume Penjualan Pesaing Utama Tahun N
Diagram Matrik BCG dapat disajikan sebagaimana gambar 4.1
4 .0 x
1 .5x
0 .1 x
Gambar 4.1 Matrik BCG Tingkat Pertumbuhan Pasar bisa Sumber : Rangkuti, (1999:36) dihitung dengan formula sebagai berikut: Keterangan: 1. Question Mark, merupakan suatu posisi Volume penjualan - Volume Penjualan dimana unit bisnis yang dimiliki oleh Tahun N Tahun N - 1 Tingkat Pertumbuhan Pasar x100% Volume Penjualan Industri Tahun N - 1 perusahaan berada dalam pangsa pasar relatif rendah tetapi memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang sangat tinggi b. Pangsa Pasar Relatif (Relative Market sekali. Keadaan ini biasanya terjadi Share; RMS) pada perusahaan yang sedang memulai Pangsa Pasar Relatif merupakan rasio kegiatan bisnisnya, atau perusahaan pangsa pasar terhadap pangsa pasar tersebut sedang meluncurkan suatu yang dipegang oleh perusahaan pesaing produk baru yang masih perlu lagi yang terbesar yang dapat dibandingkan untuk berkembang. di dalam industri. Pangsa Pasar Relatif terletak pada sumbu mendatar yang Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
38
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
2. Star, posisi Star ini ditunjukkan oleh pangsa pasar yang tinggi dan tingkat pertumbuhan pasar yang tinggi. Ini terjadi pada perusahaan dimana ketika unit bisnis perusahaan yang dalam keadaan Question Mark itu berkembang karena dapat diterima oleh masyarakat. 3. Cash Cow, posisi Star yang berkembang nantinya akan menjadi turun tingkat pertumbuhan pasarnya tetapi pangsa pasar relatif masih tinggi. Keadaan ini disebut dengan posisi Cash Cow, pada posisi ini unit bisnis perusahaan masih dapat menghasilkan laba yang dapat digunakan untuk menutupi biaya operasi unit bisnis tersebut. 4. Dog. Jika unit bisnis perusahaan itu dalam perkembangannya terus mengalami penurunan maka posisi dari unit bisnis tersebut akan menajadi Dog. Posisi ini berarti bahwa unit bisnis dari perusahaan itu pangsa pasar relatifnya rendah dan tingkat pertumbuhan pasarnya juga rendah. Jika perusahaan tidak segera mengambil tindakan dan kebijakan lebih lanjut maka unit bisnis dalam posisi ini akan mengurangi laba yang didapat oleh perusahaan, karena unit bisnis dalam posisi ini tidak dapat dipertahankan lagi untuk dioperasikan oleh perusahaan. Setelah tiap-tiap unit bisnis atau produk itu terpetakan dalam Boston Consulting Group maka perusahaan selanjutnya adalah menentukan kelanjutan dari strategi usaha tersebut dengan ketentuan, yaitu: 1. Jika produk itu berada dalam posisi “Question Mark” maka strategi yang dapat dilakukan adalah menggembangkan (Build); sasaranya adalah menaikkan pangsa pasar produk meskipun perusahaan mengorbankan laba jangka pendek. Tujuan utama didalam strategi ini adalah melakukan pengembangan terhadap produk atau
unit bisnis agar mampu berkembang sehingga posisinya dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Dalam posisi ini produk atau unit bisnis tersebut biasanya produk baru atau unit bisnis bagi perusahaan sehingga pada awalnya masih memerlukan banyak biaya dan perhatian dalam penggembanggannya. Jika produk atau unit bisnis itu mampu berkembang maka posisi akan bergeser menjadi lebih baik. Strategi ini cocok untuk tanda Tanya yang pangsa pasarnya harus naik untuk menjadi Bintang. 2. Jika produk atau unit bisnis itu berada dalam posisi “Star” maka strategi yang dapat diterapakan adalah mempertahankan (Hold) pangsa pasar dari produk atau unit bisnis tersebut. Usaha ini dimaksudkan agar perusahaan mampu memperpanjang produk atau unit bisnis sehingga posisinya tidak cepat bergeser ke posisi yang kurang menguntungkan. Suatu produk atau unit bisnis yang berada dalam posisi ini mampu menghasilkan laba yang sangat tinggi bagi perusahaan, sebab dengan sedikit pengeluaran akan memberikan masukan pendapatan yang sangat besar bagi perusahaan. 3. Jika posisi produk atau unit bisnis itu berada dalam posisi “Cash Cow” maka strategi yang dapat dilakukan adalah memanen (Harvest), sasarannya adalah menaikkan laba jangka pendek. Dalam strategi ini usaha yang dilakukan memperbanyak pendapatan yang diterima, sebab pada posisi ini, produk atau unit bisnis sudah mampu untuk menghasilkan laba yang cukup yang dapat dikatakan posisinya dalam siklus hidup produk sudah mencapai kematangan. Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan keberadaannya pada posisi ini adalah dengan melakukan inovasi dari fungsi produk itu, sehingga diharapkan nantinnya Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
39
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
posisinya tidak akan cepat bergeser pada posisi yang tidak menguntungkan dan harapan dari perusahaan untuk memanen dalam jangka waktu lama akan terwujud. 4. Jika posisi suatu produk atau unit bisnis itu ada didalam posisi “Dog” maka strategi yang dilakukan adalah dengan menjual usaha itu atau melakukan divestasi (Divest); sasarannya yaitu dengan melikuidasi unit bisnis atau produk tersebut karena sumber daya yang dimiliki lebih baik digunakan di tempat lain. Dalam posisi ini, unit bisnis atau produk sudah tidak dapat lagi menghasilkan keuntungan bagi perusahaan karena usaha yang dilakukan perusahaan untuk menggeser posisinya ke posisi yang lebih baik cukup sulit dilakukan. Seandainya posisinya dapat berubah mungkin hanya sedikit, perubahan tersebut yang membawa dampak yang kurang berarti bagi perusahaan, (Kotler, 1997:20). 3.4.3
Analisis Matrik SWOT
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Proses pengambilan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat itu. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis ini merupakan salah satu alat formulasi strategi. Salah satu tujuan pokok analisis lingkungan adalah untuk mengenali adanya peluang-peluang (opportunities) baru bagi pemasaran, peluang perusahaan adalah sebuah gelanggang yang menarik untuk kegiatan pemasaran dimana perusahaan tertentu akan meraih keunggulan bersaing. Analisis matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana ancaman yang dihadapi perusahaan dan disesuaikan dengan kelemahan yang dimiliki, (Rangkuti, 1999:18-19).
Menurut Rangkuti (1999:8), formulasi strategi atau perencanaan strategis merupakan proses penyusunan perencanaan jangka panjang, oleh sebab itu formulasinya lebih banyak menggunakan proses analisis. Dalam perencanaan strategis analisis-analisis pada tingkat korporat maupun pada tingkat bisnis sangat dibutuhkan. Adapun model analisis yang paling populer adalah analisis SWOT yang mencakup (strength = kekuatan; weakness = kelemahan; opportunity = peluang; threat = ancaman) analisis SWOT ini membandingkan antara faktor internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang ada dalam perusahaan dengan faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang ada di luar lingkungan perusahaan.
Adapun definisi dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman adalah sebagai berikut: a. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulankeunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani. b. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapasitas yang secara serius menghambat kinerja. c. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. d. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
Analisis matrik SWOT dilakukan dengan cara membandingkan antara faktorVolume 04 Nomor 01 Januari 2017
40
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan, dan faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman. Seluruh kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk merebut peluang dan mengatasi ancaman, sedangkan untuk mengatasi kelemahan dilakukan dengan memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Oleh sebab itu perencanaan strategis yang harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi saat ini. Diagram Analisis SWOT dapat disajikan sebagaimana Gambar 4.2 Opportunity St rategi Weakness Memutar III
St rategi diversifika si I
St rategi Defensif I V
St rategi Diversifika si II
Threat
Gambar 4.2 Diagram Analisis Matrik SWOT Sumber: Rangkuti, (1999:19)
Keterangan : a. Strategi diversifikasi (kuadran I) Strategi diversifikasi adalah situasi dimana industri berada pada posisi paling menguntungkan. Industri memiliki banyak kesempatan dan kekuatan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada untuk mencapai tujuan strategi yang diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. b. Strategi Diversifikasi (kuadran II) Strategi Diversifikasi adalah situasi dimana industri memiliki kekuatan dari segi internal, tetapi menghadapi berbagai ancaman. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan yang dimilikianya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara Strategi Diversifikasi (produk atau pasar) c. Strategi Memutar (kuadran III) Strategi Memutar adalah situasi dimana industri menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi di lain pihak menghadapi berbagai kendala internal. Pada kondisi ini kelemahan yang ada untuk membangun dan menangkap peluang bisnis. Strategi yang tepat untuk situasi dan kondisi ini adalah Strategi Memutar. d. Strategi Defensif (kuadran IV) Strategi Defensif adalah situasi yang paling tidak menguntungkan dimana industri menghadapi tantangan yang besar sedangkan keadaan internal tidak mendukung. Strategi terbaik pada situasi dan kondisi ini adalah Strategi Defensif.
3.1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perusahaan Tempat Penelitian CV.Arya Duta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan yang berskala nasional. Alamat perusahaan di jalan Revolusi No. 29 Sukmajaya, Cilodong, Depok. Seluruh kompetensi, baik SDM yang handal maupun fasilitas infrastruktur yang dimilliki didedikasikan untuk mewujudkan komitmen perusahaaan dalam memberikan total solusi yang terbaik
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
41
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
dibidang percetakan kepada seluruh pelanggan sejak tahun 1998. CV.Arya Duta terus berkembang pesat dalam industri penerbitan dan percetakan, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya konsumen yang ditangani. CV. Arya Duta adalah perusahaan dengan kepemilikian tunggal, yang 100% sahamnya dimiliki oleh Bapak .H.Mudjiyo. Perusahaan ini didirikan melalui Akta Pendirian Perusahaan oleh Pejabat Kantor Notaris Ny.Cynthia S.Siddharta M.SH, No.3 tanggal 12 Febuari 1998, Tanda Daftar Perusahaan dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Depok Nomor: 10.27.3.46.00388, tanggal 19 April 2012 berlaku s.d. tanggal 29 April 2017, dan SIUP dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Depok, Nomor: 0022/10-27/PB/XI/2011, Klasifikasi Besar, berlaku s.d. tanggal 28 November 2013, Keanggotaan Ikatan Penerbit Indonesia Nomor 168/DKI/01, berlaku s.d. tanggal 30 April 2016, keanggotaan PPGI nomor 20127-00129, berlaku s.d. 31 Desember 2013, bersertifikasi ISO. CV. Arya Duta, Depok mempunyai 1 Kantor Pusat dan 2 Pabrik Percetakan, yaitu: Factory 1 dan 2, sedangkan aktivitas penelitian dilakukan di Factory 2.
Gambar 5.1 Factory 1 dan 2 CV. Arya Duta (sumber: sekunder, Profil Perusahaan CV. Arya Duta, 2015)
Gambar 5.2 Contoh Produk Buku Islam Bertema Anak CV. Arya Duta (sumber: sekunder, CV. Arya Duta, 2015) 3.2 Deskripsi Perusahaan Pesaing Sedangkan pesaing terbaik dari CV.Arya Duta menurut Muhammad Taufik, SE, MBA (2015) Gema Insani Press (GIP) sebagai sebuah perusahaan penerbitan buku yang telah berdiri di Jakarta sejak 29 April 1986 dan memiliki nama Gema Insani sebagai wadah dan payung untuk dijadikan cover aktivitas kesehariannya. Gema Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
42
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
“Hegemoni Kristen - Barat” pada Indonesia Book Fair 2007 (k). Buku Terjemah Terbaik (Juara III) “Hijrah dalam Pandangan Al-Qur'an” pada Indonesia Book Fair 2007 (l). Stand Terbaik Islamic Book Fair Jakarta 2008.
Insani Press beralamat di Jalan. Ir. H. Juanda, Depok sebagai lokus pessaing (dan satu perusahan berdomisili di jalan. Kalibata Utara II No. 84, Jakarta dan ditambah dengan kantor perwakilan di Bandung , Jogjakarta , Malang dan Medan). Hingga saat ini GIP telah menerbitkan buku lebih dari 1000 judul yang meliputi buku bertema Islam baik untuk remaja anak-anak, selain itu buku tentang politik , ekonomi, manajemen, kamus dan lainnya dengan penulis bertaraf nasional dan internasional, semuanya itu dicetak oleh GIP dengan mempertimbangkan mutu. Adapun produk-produk GIP meliputi : 1). Buku-buku Islam untuk umum 2). Buku-buku remaja 3). Bukubuku anak Islam 4). Buku-buku wanita keluarga 5). Produk penunjang multimedia (Kaset, VCD) dan Non Multimedia ( Kalender, Poster ). Kemudian prestasi GIP adalah (a). Juara II pewajahan buku nonfiksi pada IKAPI BOOK FAIR'92 di Jakarta, (b). Desain sampul terbaik untuk buku nonfiksi pada IKAPI BOOK FAIR (1992/1993) (c). Stand dengan pengunjung terbanyak pada BISTEK-I FAIR (1992) di Masjid Istiqlal (d). Desain sampul terbaik ke-3 buku "Jangan Jadi Bebek" karya: O. Solihin pada Pesta Buku Jakarta 2003 (e). Stand Terbaik pada Indonesia Book Fair 2003, Jakarta 2003 (f). Cover Terbaik buku "Jangan Nodai Cinta" pada Indonesia Book Fair 2003, Jakarta 2003 (g). Stand Terbaik Pesta Buku Jakarta 2004 (h). Buku Non Fiksi Terbaik (Juara I) “Wajah Peradaban Barat” pada Indonesia Book Fair 2006 (i). Buku Non Fiksi Terbaik (Juara I) “Tren Pluralisme Agama” pada Indonesia Book Fair 2007 (j) Buku Non Fiksi Terbaik (Juara II)
Gambar 5.3 Contoh Produk Buku Islam Bertema Anak GIP {sumber: sekunder, Gema Insani Press (GIP) , 2015} 3.3
Gambaran Kondisi Persaingan Berdasarkan Perkembangan Penjualan
Perkembangan penjualan Buku Islam bertema anak “CV. Arya Duta, Depok” dan “Gema Insani Press (GIP), Depok” pada kurun waktu 5 (lima) tahun mulai dari tahun 2010 s.d. 2014 dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
43
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
Tabel 5.1. Data Perkembangan Penjualan Produk Buku Islam Bertema Anak “CV. Arya Duta, Depok” dan “Gema Insani Press (GIP), Depok”
konsep untuk tersebut.
menghadapi
persaingan
3.4 Hasil dan Pembahasan 3.4.1 Analisis Berdasarkan Matrik SWOT Matrik SWOT menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada hasil analisis SWOT. Maka akan muncul 4 alternatif strategi SO, WO, ST dan WT. Data dan informasi yang digunakan oleh masing-masing strategi ini diperoleh dari matrik IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary). 3.4.1.1 Hasil Analisis Matrik SWOT
(sumber: primer dan sekunder, diolah GIP Depok dan CV. Arya Duta Depok, 2015) Dari data tersebut diatas menunjukkan penjualan buku islam bertema anak “CV. Arya Duta, Depok“ pada tahun 2012 dari semester I ke II pada tahun 2012 mengalami penurunan yang sangat signifikan, yaitu dari penjualan sebanyak 37.318,- menjadi hanya 19.540,atau mengalami indeks penurunan sebesar ± 50% produk buku islam bertema anak. Bandingkan dengan Gema Insani Press (GIP), Depok, mengalami indeks kenaikan penjualan buku sebesar ± 20%. CV. Arya Duta, Depok ternyata belum kuat daya saingnya terhadap Gema Insani Press (GIP), Depok, hal ini terlihat adanya penurunan nilai produksi pada tahun 2012 semester I ke II tersebut di atas. Namun demikian untuk menghadapi persaingan dengan produk yang sejenis tidak hanya di daerah, tetapi juga persaingan dari luar daerah Depok, apalagi dengan diterapkannya pasar bebas maka CV. Arya Duta, Depok perlu menyusun
Faktor-faktor internal dan eksternal yang diperoleh akan menjadi faktor strategis yang diformulasikan dalam bentuk tabel IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary), Adapun skor yang diperoleh dari analisis data yang diperoleh dari CV. Arya Duta meliputi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman adalah sebagai berikut: a. Kekuatan mempunyai skor : 1.825 b. Kelemahan mempunyai skor : 0.325 c. Peluang mempunyai skor : 1.501 d. Ancaman mempunyai skor : 0.770 Selanjutnya, Analisis Matrik SWOT CV. Arya Duta, dapat dijelaskan berikut ini Gambar tersebut menunjukkan bahwa titik potong antara Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman terletak pada kuadran I yaitu strategi Agresif, yang berarti bahwa perusahaan dapat menggunakan kekuatan yaitu memiliki Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
44
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
fasilitas yang memadai, menghasilkan buku islam bertema anak yang terbaik, memiliki citra perusahaan yang baik, pemberian diskon kepada konsumen, kemudahan bertransaksi, manajemen perusahaan dikelola dengan baik dan memiliki tenaga kerja yang terampil yang dimilikinya untuk memanfaatkan serta meraih peluang yaitu mendapat dukungan dari stake holders, memiliki pangsa pasar yang luas, bekerja sama dengan beberapa toko, meningkatnya minat terhadap buku CV. Arya Duta dan tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk buku CV.Arya Duta. 3.4.1.2 Pembahasan Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal Ketentuan faktor-faktor strategi internal dan eksternal dapat di analisis secara sistematis seperti apa yang sudah ditetapkan dengan penjelasan sebagai berikut:
3. Citra perusahaan yang baik Citra CV. Arya Duta yang dibentuk melalui promosi yang dilakukan sudah sangat baik dan membuat konsumen tertarik untuk membeli produk-produk dari perusahan tersebut, dalam benak konsumen sudah tertanam bahwa produk dari CV. Arya Duta memiliki kualitas yang baik sehingga banyak diminati oleh konsumen. Citra perusahaan yang sudah cukup terkenal merupakan kekuatan bagi CV. Arya Duta dalam memasarkan dan dapat mendukung kebijakan agresif. 4. Pemberian diskon CV. Arya Duta, Depok memberikan diskon kepada konsumen dalam jumlah pembelian tertentu yang melakukan pembelian secara langsung di Outlet atau toko-toko yang ditunjuk. 5. Kemudahan bertransaksi CV. Arya Duta, Depok selalu memberikan kemudahan dalam melakukan pembelian buku yang dilakukan di CV. Arya Duta, Depok.
3.4.1.3 Faktor-Faktor Strategi Internal A. Kekuatan (strength) Kekuatan yang dimiliki oleh CV. Arya Duta adalah sebagai berikut: 1. Fasilitas kerja Fasilitas (sarana dan prasarana) kerja sangat penting dalam kegiatan pemasaran, dimana pemasaran yang umum salah satunya harus ada fasilitas. Adapun fasilitas yang dimiliki CV. Arya Duta sangat baik dan dapat memperlancar jalannya kegiatan pemasaran. Setiap tenaga pemasar mempunyai alat transportasi untuk memudahkan mereka dalam kinerjanya. 2. Menghasilkan buku islam tema anak yang terbaik Buku mempunyai standar cetak dan isi yang sudah ditetapkan dan juga mempunyai quality control pada tahap pre, press, post yang menghasilkan kualitas buku yang baik.
6. Manajemen yang baik CV. Arya Duta, Depok memiliki manajemen yang baik dan telah berpengalaman kurang lebih 10 tahun, karyawan CV. Arya Duta, Depok sudah mempunyai pengalaman dan berpendidikan minimal lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ataupun SMA, Diploma III dan Sarjana. 7. Tenaga kerja yang terampil CV. Arya Duta, Depok mempunyai tenaga-tenaga pemasaran yang handal, karena sebagai tenaga pemasar mereka harus cakap dan terampil. Selain itu karyawan CV. Arya Duta, Depok juga dilakukan training kerja selama seminggu sebelum mereka mulai bekerja. B. Kelemahan (Weakness) Adapun kelemahan yang dimiliki oleh CV. Arya Duta sebagai berikut:
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
45
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
1. Kurangnya promosi CV. Arya Duta, Depok kurang melakukan promosi sehingga masyarakat kurang begitu mengenal produk CV. Arya Duta, Depok terutama masyarakat diluar kota Depok. 2. Lokasi perusahaan kurang terjangkau CV. Arya Duta, Depok berada tidak dijalan besar yang dilalui, kecuali mobil pribadi sehingga masyarakat tidak bisa langsung melihat secara langsung CV. Arya Duta, Depok. 3. Keuntungan menurun CV. Arya Duta, Depok mengalami keuntungan menurun yang diakibatkan oleh penjualan yang menurun. 3.4.1.4 Faktor-Faktor Strategi Eksternal A. Peluang (opportunity) Adapun peluang yang dimiliki CV. Arya Duta adalah sebagai berikut:
Faktor ini merupakan pelung bagi CV. Arya Duta, Depok karena dalam sistem pemasaran tidak bisa lepas dari kerjasama dengan toko atau Outlet sehingga dapat mendukung kebijakan strategi agresif . 4. Meningkatnya minat masyarakat Masyarakat mulai sadar bahwa buku anak islam mempunyai peranan penting bagi tumbuh kembang anak, dengan kesadaran itu maka akan timbul minat untuk membeli buku islam bertema anak. 5. Tingkat kepercayaan masyarakat CV. Arya Duta, Depok sudah dikenali oleh konsumen di pasaran, hal ini menjadi peluang bagi perusahaan dalam memasarkan produk bukunya. peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan sehingga dapat mendukung kebijakan strategi agresif. B. Ancaman (threat) Adapun ancaman yang dihadapi CV. Arya Duta adalah sebagai berikut:
1. Dukungan stake holders Dukungan kepada CV. Arya Duta, Depok, dari masyarakat luas tidak hanya dari pemerintah daerah saja. Hal ini merupakan peluang bagi CV. Arya Duta, Depok yang dapat mendukung kebijakan strategi agresif. 2. Pangsa pasar yang luas CV. Arya Duta, Depok dalam memasarkan produknya sudah sampai keluar kota Depok yakni kota Jakarta, Banten, Bekasi, Tangerang, Bogor, beberapa pula Jawa, Sumatera dan lain-lain. 3. Bekerja sama dengan beberapa toko buku CV. Arya Duta, Depok sudah memiliki daerah pemasaran yang dikuasainya. Sehingga jaringan distribusinya sudah tertata dengan baik, dari penelitian yang sudah dilakukan diperoleh informasi bahwa CV. Arya Duta, Depok mempunyai kerjasama dengan beberapa toko atau Outlet yang berada di daerah Jabodetabek.
1. Peraturan pemerintah tentang penerbitan dan cetak Kebutuhan akan regulasi yang bisa mendorong pertumbuhan industri penerbitan dan percetakan dinilai mendesak, dikarenakan adanya produk ebook yang dapat mengancam indutri percetakan. Pentingnya pembukaan jalurjalur baru pendistribusian dalam industri penerbitan dan percetakan, jika penerbit hanya mengandalkan jaringan toko buku dalam urusan pemasaran dan pendistribusian produk buku, hal ini merupakan strategi pemasaran yang ketinggalan zaman seiring tantangan tersebut diatas. 2. Pesaing perusahaan sejenis Pesaing untuk jenis produk buku memang sangat banyak namun pesaing yang utama adalah Gema Insani Press karena dilihat dari skala perusahaan samasama besar, dan teknologi yang digunakan pun hampir sama. Pesaing ini merupakan Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
46
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
ancaman bagi perusahaan yang harus diwaspadai dan diatasi supaya perusahaan tetap eksis dan semakin kuat serta dapat berkembang. 3. Perekonomian yang tidak stabil Ekonomi yang tidak stabil menyebabkan daya beli konsumen menjadi menurun, sehingga pemasaran menjadi ikut menurun, ini merupakan ancaman bagi CV.Arya Duta, Depok. Adapun faktor-faktor yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang Agresif adalah sebagai berikut: 1. Menambah fasilitas yang mendukung kegiatan produksi Menambah fasilitas yang mendukung kegiatan produksi merupakan kekuatan bagi perkembangan CV. Arya Duta, Depok. CV. Arya Duta, Depok mempunyai kualitas yang baik karena mempunyai fasilitas yang mendukung kegiatan produksi. 2. Meningkatkan kerja sama dengan toko atau outlet CV. Arya Duta, Depok wajib meningkatkan kerja sama dengan toko atau outlet, hal ini merupakan peluang bagi CV. Arya Duta, Depok dalam melakukan kegiatan pemasaran, karena kegiatan pemasaran akan berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan. 3. Mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar CV. Arya Duta, Depok mempunyai daerah pemasaran di wilayah Jabodetabek. Pasar tersebut merupakan pasar sasaran dari perusahaan. Dalam kondisi pasar selalu terjadi perubahan, hal ini terjadi karena tidak hanya satu atau dua produk yang bersaing di pasaran namun berbagai macam jenis produk, khususnya untuk jenis produk buku banyak bermunculan di pasar yang tentunya hal tersebut merupakan pesaing bagi CV. Arya Duta
3.4.2
Penentuan Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dan berpengaruh terhadap perkembangan CV. Arya Duta, tahap selanjutnya adalah menentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi dengan menggunakan Matrik SWOT, dimana Matrik tersebut dapat menggambarkan secara jelas berbagai kemungkinan alternatif (SO, ST, WO dan WT) yang bisa digunakan oleh CV. Arya Duta, selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut. 3.4.3 Analisis Berdasarkan Matrik Boston Consulting Group (BCG) 3.4.3.1 Analisis Posisi Perusahaan dalam Persaingan Matrik Boston Consulting Group (BCG) merupakan model yang sangat baik untuk mengevaluasi strategi bisnis dalam perusahaan, sehingga dapat diketahui strategi perusahaan yang terbaik untuk diambil dan dirumuskan. Matrik ini pada dasarnya melihat posisi perusahaan dalam persaingan industri sejenis yang didasarkan pada dua hal, yaitu tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif. Dari data-data yang telah diperoleh, yaitu hasil penjualan produk perusahaan dan industri sejenisnya, maka analisis Boston Consulting Group (BCG) bisa dimulai dengan cara menentukan posisi dari masing-masing produk ke dalam sebuah matrik sebagai berikut: 1. Produk Buku Islam Anak CV. Arya Duta Dari data yang diperoleh di CV. Arya Duta dapat ditentukan sebagai berikut: a. Tingkat Pertumbuhan Pasar Berdasarkan perhitungan diperkirakan untuk semester I tahun 2015
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
47
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
mengalami kenaikan Tingkat Pertumbuhan Pasar dari semester II tahun 2015 sebesar: 0%2 Tingkat Pertumbuhan Pasar
Tingkat Pertumbuhan Pasar = (43.454) – (38.980) : 38.980 x 100% = 11.47% 1
Star uku
1,47% 1 0% pangsa
yasi
b. Pangsa Pasar Relatif Merupakan perbandingan pasar yang diraih perusahaan dibanding dengan pesaing terdekatnya atau pemimpin pasar, dalam hal ini perbandingan antara perusahaan CV. Arya Duta dengan Dapur Kreasi .
n
Cash Cow
4 X
Pangsa Pasar Relatif = (43.454 : 31.223) = 1.39x Dari perhitungan berdasarkan teori Matrik Boston Consulting Group (BCG). Perusahaan CV. Arya Duta dapat ditampilkan dalam Matrik Boston Consulting Group (BCG) sebagai berikut: Tingkat Pertumbuhan Pasar : 11.47% Pangsa Pasar Relatif : 1.39x Berarti posisi produk buku islam anak CV. Arya Duta berada dalam Matrik Boston Consulting Group (BCG) yaitu: “Star“ atau Bintang, dimana produk tersebut memiliki Pangsa Pasar Relatif dan Tingkat Pertumbuhan Pasar yang tinggi. 3.4.3.2 Pemetaan Posisi Produk Buku Islam Anak CV. Arya Duta dalam Matrik BCG Dari perhitungan di atas maka posisi produk buku islam anak CV. Arya Duta dapat digambarkan dalam Matrik Boston Consulting Group (BCG) dapat dijelaskan berikut
Question Mark B
Dog
1 1 ,39X X Pangsa Pasar Relatif
0 ,1X
Gambar 5.4 Matrik BCG Produk Buku Islam Anak CV. Arya Duta, 2016, diolah Dari hasil perhitungan pada teori Matrik Boston Consulting Group (BCG) di atas, maka dapat di evaluasi produk Buku Islam Anak CV. Arya Duta, Depok memiliki Pangsa Pasar Relatif sebesar 1,39x dibandingkan pesaing utamanya Gema Insani Press. Produk Buku Islam Anak CV. Arya Duta, Depok berada di dalam posisi “Star“ atau Bintang. Sementara itu posisinya relatif kuat. Produk dalam posisi ini menghasilkan keuntungan yang besar dan bisa digunakan untuk membiayai jenis produk pada posisi “Question Mark“ atau Tanda Tanya yang cenderung lebih memerlukan dana dan perhatian. Dengan dasar pertimbangan ini, analisis Matrik Boston Consulting Group (BCG) menawarkan saran; Menggembangkan (Build); karena produk pada posisi ini akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Produk yang berada dalam posisi ini memiliki kemungkinan untuk tumbuh di pasar lebih besar daripada produk yang berada dalam posisi (Cash Cow) atau Sapi Perah. Hal ini menunjukkan bahwa produkVolume 04 Nomor 01 Januari 2017
48
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
produk dalam posisi ini masih dapat dilakukan pengembangan produk untuk memperpanjang siklus hidup produk dua atau tiga kali lebih panjang dibanding dengan siklus hidup produk awalnya. Jika perusahaan memiliki pangsa pasar yang tinggi untuk produk itu maka aliran kas jangka pendek cukup besar untuk perusahaan, sebab posisi ini merupakan penghasil dana kas yang besar bagi perusahaan serta perlu dikembangkan posisinya agar pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan dapat ditingkatkan Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan CV. Arya Duta, Depok dalam menggembangkan posisi produk Buku Islam Anak ini adalah dengan terus menjaga kualitas dari buku yang sudah dikenal kualitas, mempercantik desain serta pelayanan yang lebih berkualitas, hal ini untuk menghindari kekecewaan konsumen apabila terjadi kekecewaan tersebut yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk dapat bersaing dengan pesaing utama yaitu Gema Insani Press dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari segi produksi dan dari segi pemasaran. Dari segi produksi dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk buku baik cetak, pre dan pasca cetak . Menurut Kotler (1999:20) menyatakan konsep produk bahwa konsumen akan menyukai produkproduk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovatif. Sedangkan dari segi pemasaran bisa dengan cara menambah daerah pemasaran yang lebih luas. Menurut Kotler (1999:22) menyatakan konsep pemasaran bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan analisis Matrik Boston Consulting Group (BCG) pada CV. Arya Duta, Depok dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Analisis SWOT, CV. Arya Duta, Depok terletak pada kuadran I yakni Strategi Agresif , Strategi Agresif adalah situasi dimana industri berada pada posisi paling menguntungkan. Industri memiliki banyak kesempatan dan kekuatan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada untuk mencapai tujuan strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. 2. Analisis BCG, CV. Arya Duta, Depok terletak pada posisi “Star “ atau Bintang, posisi “Star“ atau Bintang adalah posisi yang memiliki Pangsa Pasar yang tinggi dan tingkat Pertumbuhan Pasar yang tinggi. 3. Strategi pemasaran yang cocok untuk diterapkan pada produk buku islam anak CV. Arya Duita adalah “Build“ atau Kembangkan, Tujuan utamanya strategi ini adalah melakukan pengembangan terhadap produk perusahaan agar mampu berkembang sehingga posisinya dapat menghasilkan laba secara sustainable atau berkelanjutan bagi perusahaan. 4.2 Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, di rekomendasikan kepada CV. Arya Duta, Depok melakukan hal sebagai berikut: 1. Meningkatkan kerja sama dengan toko atau Outlet, dengan meningkatkan kerja sama, CV. Arya Duta, Depok dapat
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
49
JURNAL KREATOR e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
menambah mitra kerja untuk memasarkan produk buku islam anak. 2. Meningkatkan promosi diberbagai pameran dan media cetak, dengan harapan konsumen lebih mengenal CV. Arya Duta, Depok dan produk buku islam bertema anak dari perusahaan tersebut. 5. REFERENSI Azizah, N. 2005. Strategi Pemasaran Rokok Gudang Garam Pada PT. Surya Bakti Utama Jember – Jawa Timur. Proyek Usaha Mandiri (Tidak dipublikasikan), Jember: MNA Politeknik Negeri Jember. Hitt, M. A. & Ireland, Duane R & Hokinson, Robert E.1997, Manajemen Strategis: Menyongsong Era Persaingan Dan Globalisasi. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran Modern: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta: Prenhallindo. Ningrum, Indah L. R. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Berdasarkan Matrik Boston Consulting Group pada Perusahaan Roti SIP Politeknik Pertaninan Negeri Jember. Skripsi (Tidak dipublikasikan), Jember: Fakultas Ekonomi, Universitas Jember. Mahanani, Retno Sari dan Kurniawan, Bagus Putu Yudhia 2004. Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Kerajinan Kuningan ”Cibogo”Penelitian Dosen Muda, Politeknik Negeri Jember. Rangkuti, F.1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Singarimbun, M., dan Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Stanton, William J. 1991. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Tjiptono, Fandi. 1997, Soal Jawab Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Usman, H., dan Akbar, R. P. S. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
50