STRATEGI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN BINTAN DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN BUDAYA BACA MASYARAKAT
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ANDINY INDAH PURNAMASARI NIM : 110563201112
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DANILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
STRATEGI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN BINTAN DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN BUDAYA BACA MASYARAKAT ANDINY INDAH PURNAMASARI Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Danilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Perpustakaan merupakan hal yang mutlak ada di tengah tengah masyarakat dan mempunyai peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Perpustakaan menjadi media, pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan pernah habis untuk diperdalam dan dikembangkan. Kerakteristik mendasar yang dimiliki oleh perpustakaan daerah Kabupaten Bintan diatur oleh sebuah badan untuk melayani kepentingan umum. Kenyataan di lapangan, perpustakaan umum masih banyak kekurangan. Adanya masalah koleksi, SDM, fasilitas, dan pelayanan makin memperburuk keberadaan perpustakaan umum sebagai sarana memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan dengan pemberian pelayanan informasi kepada semua lapisan masyarakat. Keadaan yang sama juga dialami oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bintan. Data yang diperoleh dari Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bintan pengunjung setiap bulannya mengalamai naik turun. Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui Strategi Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan Dalam Meningkatkan Minat Dan Budaya Baca Masyarakat dan untuk mengetahui hambatan Strategi Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan Dalam Meningkatkan Minat Dan Budaya Baca Masyarakat. Dalam pembahasan skripsi ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat diketahui bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan sudah menjalankan beberapa strategi untuk meningkatkan minat baca di Kabupaten Bintan. Walaupun tidak semua startegi tersebut berjalan dengan baik. dalam pelaksanaan pengawasan merupakan salah satu yang penting dalam startegi meningkatkan minat baca di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan dengan membuat inovasi pelayanan, namun hingga saat ini belum optimal dilakukan. Dimensi konsekuensi isu stratejik dan manifes diketahui bahwa Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan, para pegawainya banyak yang ditempatkan tidak sesuai dengan pendidikannya. S1 yang dimiliki pegawai banyak diantaranya tidak linear dengan pekerjaannya. Pegawai Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan yang senada mengatakan bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan sudah mempersiapkan para pegawainya untuk Ikut mendukung peningkatan minat baca di lingkungan Kabupaten Bintan, namun secara kuantitas memang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku karena minimnya pustakawan. Kata Kunci : Strategi, Perpustakaan
1
ABSTRACT
The library is absolutely in the middle of society and has a strategic role in public life. Library into media, information centre and source of knowledge that will never run out for deepened and developed. Bintan Regency public library is a library which is held by Government funds with the aim of serving the people. Fundamental Kerakteristik which is owned by Bintan District regional library is governed by a body to serve the public interest. The reality in the field, the public library is still a lot of shortcomings. The existence of the problem collection, HR, facilities, and services was further aggravated the existence of public libraries as a means of acquiring and improving the science with the giving of the information service to all walks of life. The same situation is also experienced by Office archive and regional library District Bintan. Data obtained from the Office of regional library District Bintan visitors each month mengalamai up and down. The purpose of this research is basically to find out the strategy of the Office of the District Library and archives Bintan in increasing interest and Cultural Community and Read to know resistance Strategies the Office of the District Library and archives Bintan in increasing interest and Reading Culture society. In the discussion of the thesis is descriptive qualitative research uses. Informants in this study is taken using a Purposive sampling technique. Data analysis techniques used in this research is descriptive qualitative data analysis techniques. Based on the results of interviews with informants then it can be noted that the Office of the District Library and archives Bintan already run several strategies to increase interest in reading in Bintan. Although not all the strategy went well. in the implementation of the supervision is one that is important in the conduct of increasing interest in the library and Archives Reading Area District service innovation by making Bintan, but until now has not been optimally performed. The dimension of the consequences of strategic issues and it is known that the manifest At the offices of the District Library and archives Bintan, his officers many stationed not in accordance with his education. S1 employee owned many of them are not linear with his job. Clerk County Regional Library and archives Bintan similar said that the Office of the District Library and archives Bintan is already preparing his officers to support the increased interest in Bintan Regency neighborhood read, but the quantity was not in accordance with the rules in force due to the lack of a librarian. Keywords: Strategy, Library
2
perpustakaan umum mempunyai peran yang strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah sangat berperan dalam pengembangan minat baca. Sesungguhnya, pengembangan minat baca di sekolah, di masyarakat, dan di keluarga tidak bisa terlepas dari peran pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan adanya otonomi daerah, peran pemerintah daerah, khususnya pemerintah kabupaten atau pemerintah kota, lebih dominan dari pemerintah pusat. Hal ini disebabkan karena kewenangan di bidang pendidikan ada pada pemerintah daerah. Peran pemerintah dalam pengembangan minat baca di sekolah terutama terlihat dari sejauh mana komitmen pemerintah dalam pengadaan buku-buku atau koleksi perpustakaan sekolah. Tersedianya buku-buku yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa yang memadai di perpustakaan sekolah akan mendorong tumbuhnya minat baca siswa. Kenyataan menunjukkan bahwa secara umum, keadaan perpustakaan sangat mengkhawatirkan. Kendala utama yang dihadapi adalah pengadaan koleksi. Di samping itu, perpustakaan sekolah juga mengalami kendala dalam pengelolaan. Kendala pengadaan koleksi perpustakaan biasanya dikaitkan dengan terbatasnya dana. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca, pemerintah daerah perlu mengaktifkan perpustakaan keliling. Sebagaimana diketahui, secara demografi, penduduk kita kebanyakan tinggal di desa-desa dan pedesaan yang jauh dari kota-kota kabupaten yang biasanya juga memiliki perpustakaan daerah masing-masing.
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan perpustakaan memiliki nilai strategis untuk memperkaya khazanah diri dan kualitas sumberdaya manusia sesuai fungsinya sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang perpustakaan sebagai pusat informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan sosial budaya. Untuk itu, Pemerintah Daerah memandang perlu meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi yang difungsikan secara luas guna menarik minat baca bagi seluruh kalangan masyarakat. Perpustakaan merupakan hal yang mutlak ada di tengah tengah masyarakat dan mempunyai peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Perpustakaan menjadi media, pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan pernah habis untuk diperdalam dan dikembangkan. Melalui perpustakaan masyarakat dapat untuk saling bertukar pikiran, menambah wawasan dan pengalaman serta merupakan nilai tambah dalam mengembangkan pola kehidupan. Melihat pentingnya keberadaan dari perpustakaan di tengah masyarakat, maka didirikanlah salah satu jenis perpustakaan yakni perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan salah satu perangkat pemerintah daerah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah (bupati/walikotamadya). (Sutarno, 2006: 71). Perpustakaan umum berfungsi melayani semua lapisan masyarakat dalam memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
3
Perpustakaan Umum Kabupaten Bintan adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana pemerintah dengan tujuan melayani masyarakat. Kerakteristik mendasar yang dimiliki oleh perpustakaan daerah Kabupaten Bintan diatur oleh sebuah badan untuk melayani kepentingan umum. Perpustakaan umum terbuka untuk semua dan setiap anggota masyarakat dapat mengakses koleksi. Perpustakaan daerah Kabupaten Bintan merupakan tempat kegiatan yang banyak dikunjungi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Dengan adanya perpustakaan daerah yang sudah difasilitasi dengan berbagai jenis buku maupun sumber belajar lainnya diharapkan mampu meningkatkan minat baca mahasiswa khususnya dalam memanfaatkan perpustakaan daeran sebagai sumber belajar dan informasi yang dibutuhkan melalui tekhnologi. Dengan tugas pokok dan fungsi aparatur perpustakaan dan kearsipan Kabupaten Bintan sangatlah penting dan menjadi ujung tombak pemerintah daerah dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan daerah dan masyarakat setempat. Kantor ini adalah salah satu kantor yang bertugas untuk melayani masyarakat dari berbagai kalangan. Fenomena yang terjadi saat ini adalah di Perpustakaan Kabupaten Bintan Pelayanan yang diberikan masih banyak menimbulkan permasalahan. Kemajuan dalam segala bidang terutama dalam teknologi informasi yang terjadi saat ini sedikit banyak telah membuat generasi muda menjadi lalai terhadap berbagai upaya membekali diri dengan wawasan dan ilmu pengetahuan, karena telah terjadi penurunan minat baca terutama dari siswa-siswa sekolah. Data statistik
UNESCO pada 2012 juga menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya satu warga yang tertarik untuk membaca. Menurut indeks pembangunan pendidikan UNESCO ini, Indonesia berada di nomor 69 dari 127 negara. (Sumber : http://www.republika.co.id/berita/koran /opini-koran/15/02/27/nkf7k917-minatmembaca) Sementara itu, untuk pembaca buku cerita cenderung stabil. Pada 2006, angkanya sebesar 6,46 persen, turun jadi 4,58 persen pada 2009, dan naik lagi menjadi 5,01 persen untuk 2012. Selanjutnya, yang membaca buku pelajaran sekolah meningkat, dari 18,27 persen pada 2006 menjadi 19,13 persen selama 2009, dan 20,48 persen pada 2012. Untuk masyarakat yang membaca buku pengetahuan, pada 2006 angkanya sebesar 13,21 persen, 2009 angkanya 12,7 persen, dan 14,08 persen pada 2012, oleh karena itu diharapkan adanya perpustakaan daerah benarbenar mampu memberikan nilai tambah dalam upaya meningkatkan minat dan budaya baca dari generasi muda serta menumbuhkan kembali motivasi belajar yang pada gilirannya dapat bermanfaat bagi peningkatan nilai prestasi sekolah serta mampu mendukung terciptanya sumberdaya manusia yang berwawasan luas. Kenyataan di lapangan, perpustakaan umum masih banyak kekurangan. Adanya masalah koleksi, SDM, fasilitas, dan pelayanan makin memperburuk keberadaan perpustakaan umum sebagai sarana memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan dengan pemberian pelayanan informasi kepada semua lapisan masyarakat. Keadaan yang sama juga dialami oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
4
Kabupaten Bintan. Data yang diperoleh dari Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bintan pengunjung setiap bulannya mengalamai naik turun. Kemudian permasalahan yang da yaitu Masih kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten dibidang perpustakaan hal ini dapat dilihat bahwa belum adanya pustakawan yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah keseluruhan pegawai adalah 20 orang, dengan tingkat pendidikan S1 berjumlah 2 orang, S2 berjumlah 1 orang, D3 berjumlah 3 orang, D2 berjumlah 1 orang sedangkan SMA berjumlah 11 orang. Dari 20 pegawai tidak ada yang khusus bersekolah pada bidang pustakawan. Sistem pengelolaan masih bersifat manual sehingga proses pencetakan registrasi pengunjung menjadi lambat. Minimnya alokasi anggaran APBD Bintan untuk kantor perpustakaan Kabupaten Bintan seperti dalam program pemeliharaan gedung yang dialokasikan dengan jumlah 192.600.000, nominal ini dirasakan tidak memadai untuk pemeliharaan rutin dan peningkatan sarana prasarana aparatur, kemudian untuk pengadaan buku hanya disiapkan 100.067.500 atau sekitar 619 buku, anggran untuk pengadaan buku mulai dianggarkan pada tahun 2014. Belum ada inovasi layanan yang diberikan Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan seperti saat ini di perpustakaan ini belum memiliki aplikasi e-book. Buku elektronik (disingkat Buku-e atau ebook) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital
yang juga dapat berwujud teks atau gambar. E-book lebih mempermudah pengunjung mendapatkan refrensi yang mereka butuhkan. Salah satu usaha untuk melestarikan literatur berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan yang mahal adalah dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk buku elektronik. Dalam hal ini akan banyak ruang dan juga upaya yang dihemat untuk merawat literaturliteratur tersebut. Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Bintan selama ini sudah berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, serta kesiapan-kesiapan lainnya hanya saja permasalahan pelayanan masih saja menjadi kendala. Berangkat dari permasalahan yang ada, maka penelitian ini mengambil judul penelitian yaitu : “STRATEGI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN BINTAN DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN BUDAYA BACA MASYARAKAT”. B. Perumusan Masalah Dari indentifikasi permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut bagaimana strategi kantor perpustakaan dan arsip daerah Kabupaten Bintan dalam meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk: Untuk mengetahui Strategi Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan Dalam
5
Meningkatkan Minat Dan Budaya Baca Masyarakat.
E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian jenis Deskriptif. Menurut Sugiyono (2011:6) mengatakan bahwa : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan dengan variable lain.” Dalam kaitannya dengan penelitian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi yang seluas-luasny adalah untuk mengungkapkan berbagai fenomena-fenomena yang berkaitan dengan masalah penelitian F. Teknik Analisis Data Teknik analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, analisa data dilakukan dalam bentuk mudah dibaca dan diinterprestasikan, yakni seluruh data yang didapat dan dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dianalisa secara kualitatif. Bila data yang sudah terkumpul maka dipilah menurut jenisnya, selanjutnya menganalisis datadata yang terkumpul dengan cara deskriptif yaitu memaparkan data apa adanya sesuai dengan fakta yang diperoleh menjadi data yang sistematik, terstruktur dan mempunyai makna. Dalam penelitian ini maka untuk menyempurnakan hasil penelitian di tuliskan kata, dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat dipergunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisisnya agar mudah dimengerti oleh pembaca.
2. Kegunaan Penelitian Setelah mengidentifikasi dan merumuskan masalah tersebut di atas, maka penulis berharap penelitian ini dapat berguna: a. Praktis : Diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan masukan dan sumbang saran agar pemerintah khususnya pada kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan dalam melaksanakan pelayanan publik b. Akademis : Dengan adanya tulisan penelitian ini dapat memberikan referensi dan data untuk penelitian-penelitian berikutnya khususnya dalam hal manajemen strategi. D. Konsep Operasional Agar dapat memberikan gambaran yang jelas serta untuk menghindari kesalah pahaman untuk mencapai realitas dalam rangka penelitian secara empiris, maka perlu kiranya diberikan definisi yang jelas secara konseptual yang masih abstrak perlu dioprasionalkan agar benar-benar menyentuh fenomena yang akan diteliti Ada beberapa dimensi dalam manajemen stratejik menurut Siagian (2011:18) yaitu : a. Dimensi keterlibatan manajemen puncak b. Dimensi alokasi dana c. Dimensi waktu keputusan strategic d. Dimensi orientasi masa depan e. Dimensi konsekuensi isu stratejik
II. LANDASAN TEORI Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, yang berarti kata bentukan dari dua kata stratus yang artinya militer dan ag yang artinya memimpin. Pada awalnya istilah
6
strategi digunakan dalam bidang militer yang diartikan sebagai kemampuan memimpin pasukan untuk memenangkan perang. Namun konsep militer ini diadopsi oleh dunia bisnis sebagai pedoman untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas dan usaha suatu organisasi. Pengertian strategi dari beberapa tokoh mengatakan bahwa strategi adalah suatu rencana yang luas untuk mencapai suatu tujuan yang baik dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Pengendalian strategi adalah sebagaimana organisasi itu membuat rencana strategi yang telah direncanakan dari sebelumnya agar dapat berhubungan baik dengan hal yang disengaja, yang tidak terealisasikan bahkan yang tidak pernah diharapkan (keadaan darurat). Menurut Chandler dalam Rangkuti (2006 : 3) mengatakan bahwa strategi adalah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan oragnisasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Stanton dalam Budhita (2004 : 8) menyebutkan bahwa strategi adalah sebagai suatu rencana dasar yang luas dari suatu tindakan orgnisasi untuk mencapai suatu tujuan tersebut sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Pengertian lain dari strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan (Pearce & Robinson, 2008:6). Jadi, berdasarkan pengertian-pengertian mengenai strategi yang telah dijabarkan, strategi merupakan rencana atau penentuan
tujuan yang dilakukan perusahaan dalam jangka menengah dan jangka panjang Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah, dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder”. Konsep strategi dapat didefinisikan menjadi dua perspektif berbeda: 1) dari apa yang organisasi ingin lakukan, dan 2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan. Dari perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan dan mengimplementasikan program tersebut. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang waktu (Tjiptono, 2000:6). Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2006:4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasar sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi dapat dimulai dengan apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang telah terjadi. Terdapat elemen utama yang merupakan jantung manajemen strategi, menurut Kuncoro (2006:7), strategi memerlukan 3 proses yang berkelanjutan, yaitu: Analisis, Keputusan dan Aksi. Sedangkan konsep strategi menurut Itami dalam Kuncoro (2006:1) menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk
7
mengkordinasikan aktivitas. Newman dan logan dalam Suyanto (2007: 243) menggunakan terminology “pengendalian sistem terkemudi” untuk menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi. Konsep strategi dapat didefinisikan menjadi dua perspektif berbeda: 1) dari apa yang organisasi ingin lakukan, dan 2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan. Dari perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan dan mengimplementasikan program tersebut. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang waktu (Tjiptono, 2000:6). Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2006:4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasar sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi dapat dimulai dengan apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang telah terjadi. Terdapat elemen utama yang merupakan jantung manajemen strategi, menurut Kuncoro (2006:7), strategi memerlukan 3 proses yang berkelanjutan, yaitu: Analisis, Keputusan dan Aksi. Sedangkan konsep strategi menurut Itami dalam Kuncoro (2006:1) menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkordinasikan aktivitas. Newman dan logan dalam Suyanto (2007: 243) menggunakan terminology “pengendalian sistem terkemudi” untuk
menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi. Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995) dalam Husein Umar (2003;31) strategi didefinisikan sebagai: ”Suatu proses penentuan rencana pada pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai”. Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995) dalam Husein Umar (2003;31), mereka mendefinisikan strategi yang terjemahannya seperti berikut ini: "Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi". Berdasarkan perspektif, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan implementasi misinya. Artinya, bahwa para manajer memainkan peranan penting yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri
8
terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Fred R. David ( 2010 : 5 ) Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan – keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana disiratkan oleh definisi ini, manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan / akuntasi, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Terkadang istilah manajamen strategi digunakan untuk merujuk pada perumusan, implementasi, dan evaluasi strategi. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok ; perencanaan jangka panjang, sebaliknya, berusaha untuk mengoptimalkan untuk esok. Menurut Haryadi, Bambang ( 2003:3 ) strategi manajemen adalah suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai – nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi.
Menurut John A Pearce II dan Richard B. Robinson yang dikutip dalam buku Tunggal Amin Widjaja ( 2004 : 2 ) manajemen strategi adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formulasi dan implementasi, rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Menurut Michael R. Porter, seperti yang dikutip dalam buku Husein Umar ( 2003:34 ) menyatakan bahwa strategi generic dibagi menjagi 3 yaitu : 1. Strategi Diferensiasi ( Differentiation Strategy ) Strategi dimana perusahaan mengambil keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu produk atau jasa yang unggul agar tampak berbeda dengan produk yang lain. 2. Strategi Kepemimpinan Biaya ( Cost Leadership Strategy ) Strategi dimana perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah, sehingga biaya produksi, promosi maupun riset dapat ditekan bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk perusahaan lain. 3. Strategi Fokus ( Focus Strategy ) Strategi dimana perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing yang menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh atau diferensiasi. Crown Dirgantoro (2001;5) menyatakan definisi strategi sebagai berikut: “Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya
9
dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentiikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar” Menurut Tedjo Tripomo (2005;17): “Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals) kebijakankebijakan (policies), dan tindakantindakan/ program (programs) organisasi”. Karyoso (2005;70) menjelaskan ”Strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan”. Tujuan pemilihan strategi adalah untuk menjamin ketepatan pencapaian sasaran. Suatu rancangan strategi dapat dipilih untuk menutup kesenjangan dalam mencapai sasaran. Berkenaan dengan pilihan strategic maka akan dikaji penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats matrix), melalui cara ini suatu organisasi dapat memandang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang integral dalam perumusan strategi. Manajemen strategik terdiri dari empat langkah utama dalam menciptakan masa depan perusahaan (Mulyadi, 2007:36): 1. Perencanaan laba jangka panjang (long-range profit planning) 2. Perencanaan laba jangka panjang (long-range profit planning), yang terdiri dari tiga langkah penting berikut iniPerencanaan laba jangka pendek (short-range profit
planning) yaitu Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang lebih efektif untuk memfokuskan usaha seluruh pegawai untuk menciptakan nilai bagi masyarakat melalui pemuasan kebutuhan. 3. Pengimplementasian (implementation) yaitu Impelemtasi strategi adalah proses di mana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. 4. Pemantauan (monitoring) yaitu suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi. Pemerintah pada era sekarang ini, baik pemerintah pusat, daerah maupun lokal diharapkan untuk menjadi: akuntabel, kompetitif, ramah rakyat, dan berfokus pada kinerja. Organisasi pemerintah juga ditantang untuk memenuhi harapan berbagai kelompok stakeholders (yaitu penerima layanan, karyawan, lembaga pemberi pinjaman/hibah, masyarakat, dan pembayar pajak). Tuntutan ini mengharuskan organisasi pemerintah untuk bertindak profesional sebagaimana yang dilakukan oleh organisasi swasta. Ada lima tahapan yang bisa dilakukan agar implementasi strategi berhasil, lima tahapan tersebut menurut
10
Nilasari (2014 : 135) adalah sebagai berikut : 1. Luruskan insiatif yaitu insiatif yang dilakukan harus sesuai dengan strategi yang ditetapkan. 2. Luruskan masalah dana dan performa yaitu dana sebaiknya diserahkan kepada divisi-divisi sehingga mereka dapat mengelola dana tersebut untuk alokasi startegi. 3. Struktur mengikuti strategi yaitu struktur perlu diubah sesuai dengan strategi, perubahan struktur diperlukan jika strategi yang dilakukan juga berubah. 4. Melibatkan staff yaitu pelaksanaan strategi perlu melibatkan pegawai dengan persiapan, melibatkan pegawai secara langsung, mengkominikasikan, serta klarifikasi apa fungsi dari strategi yang dilakukan 5. Monitor atau pengawasan dilakukan dalam pelaksnaan strategi. Organisasi pemerintah harus mempunyai sistem manajemen strategis. Karena dunia eksternal adalah sangat tidak stabil, maka sistem perencanaan harus mengendalikan ketidak-pastian yang ditemui. Organisasi pemerintah, dengan demikian, harus berfokus strategi. Strategi ini lebih bersifat hipotesis, suatu proses yang dinamis, dan merupakan pekerjaan setiap staf. Organisasi pemerintah harus juga merasakan, mengadakan percobaan, belajar, dan menyesuaikan dengan perkembangan. Agar organisasi pemerintah dapat berfokus pada strategi yang sudah dirumuskan, maka organisasi pemerintah juga harus menterjemahkan strategi ke dalam
terminologi operasional, menyelaraskan organisasi dengan strategi (dan bukan sebaliknya), memotivasi staf sehingga membuat strategi merupakan tugas setiap orang, menggerakkan perubahan melalui kepemimpinan eksekutif, dan membuat strategi sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Menurut Mintzberg dalam Budhita (2004 : 8) menyatakan bahwa strategi dapat disefinisikan dari lima segi, yaitu : 1. Strategi sebagai rencana (plan) yaitu sejenis aksi yang ingin dilakukan, sejumlah panduan yang dibuat sebelum aksi dan dibangun dengan sadar dan dengan tujuan tertentu. 2. Strategi sebagai pola (pattern) yaitu pola gelombang aksi. Dengan kata lain, strategi adalah konsistensi perilaku baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan. 3. Strategi sebagai cara (play) yaitu cara untuk mengalahkan rival dalam situasi komperatif atau tawar menawar. 4. Strategi sebagai posisi (position) yaitu alat untuk menempatkan organisasi pada suatu lingkungan. Dari definisi ini, strategi menjadi kekuatan dalam memediasi atau menyesuaikan antara organisasi dan lingkungan antara konteks internal dan konteks eksternal. 5. Strategi sebagai perspektif (perspective) yaitu suatu tujuan kedalam organisasi tentang bagaimana organisasi tersebut mempersepsikan lingkungannya. Hal ini berimplikasi bahwa semua strategi diasumsikan sebagai konsep atau abstarksi yang ada
11
dalam pikiran pihak yang berkepentingan Menurut Newman dan Loga dalam Suyanto (2007 : 243) menggunakan terminology “pengendalian system terkemudi” untuk menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi. Biasanya suatu rentang waktu yang penting terjadi antara awal implementasi strategi dengan pencapaian dari hasil yang diharapkan. Menurut Hary Mintzberg dalam Suyanto (2007 : 245) menyatakan bahwa persoalaan sebagaimana baiknya organisasi membuat rencana strategi, tetapi strategi yang berada akan muncul. Memulai dengan strategi yang telah direncanakan atau diharapkan berhubungan dengan beberapa hal yaitu: 1. Strategi yang diharapkan yang dapat direalisasikan yang disebut startegi dengan sengaja. 2. Strategi yang diharapkan yang tidak dapat direalisasikan yang disebut strategi tidak terealisasi. 3. Strategi yang terealisasi yang tidak pernah diharapkan disebut strategi darurat. Konsep strategi adalah untuk mencapai tujuan dan tindakan yang bersifat selalu meningkatkan untuk dimasa yang akan datang. Sebagaimana kita ketahui bahwa pariwisata itu ialah perpindahan orang dengan jangka pendek untuk melihat dan menikmati berbagai macam keindahan yang ada disekitar tempat tersebut. Menurut Chandler dalam Rangkuty (2006 : 3) menyatakan strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta perioritas alokasi sumber daya. Masih terlihat dalam Rangkuty, menurut Hamel dan Prahald (2006 : 4)
mengatakan strategi adalah tindakan yang bersifat selalu meningkat (incremental) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Stoner, Freeman dan Gilbert.Jr (2001) konsep ini dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yakni : 1. Perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan (intends to do) 2. Perspektif apa yang organisasi akhirnya dilakukan (eventually does) Berdasarkan yang pertama, strategi dapat didefinisikaan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan implementasi misinya. Artinya, bahwa para manajer memainkan peranan penting yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingukangannya disepanjang waktu. Pada definisi ini setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara ekpilit. Pandanagan ini diterapkan para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Pernyataan strategi secara ekspilit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan
12
intiusi berkala dan menggambarkan keputusan yang lain. Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Bryson (2001:189-190) menjelaskan bahwa strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimna organisasi itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya. Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan strategi harus memperhatikan tujuan dan sasaran yang akan dicapai di waktu yang akan datang, selain itu suatu organisasi harus senantiasa berinteraksi dengan lingkungan dimana strategi tersebut akan dilaksanakan, sehingga strategi tersebut tidak bertentangan melainkan searah dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan melihat kemampuan internal dan eksternal yang meliputi kekuatan dan kelemahan organisasinya. Oleh karena itu, strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dengan lingkungannya. Strategi itu sendiri biasanya dikembangkan untuk mengatasi isu strategis, dimana strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. Strategi secara umum akan gagal, pada saat organisasi tidak memiliki konsisten antara apa yang dikatakan, apa yang di usahakan dan apa yang dilakukan. Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi
memberikan arah tindakan, dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Menurut Grant (1999:21) strategi memiliki 3 peranan penting dalam mengisi tujuan manajemen, yaitu : 1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan Strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan suatu bentuk atau tema yang memberikan kesatuan hubungan antara keputusan-keputusan yang diambil oleh individu atau organisasi. 2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi Salah satu peranan penting strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi adalah untuk memberikan kesamaan arah bagi perusahaan 3. Strategi sebagai target Konsep strategi akan digabungkan dengan misi dan visi untuk menentukan di mana perusahaan berada dalam masa yang akan datang. Penetapan tujuan tidak hanya dilakukan untuk memberikan arah bagi penyusunan strategi, tetapi juga untuk membentuk aspirasi bagi perusahaan. Dengan demikian, strategi juga dapat berperan sebagai target perusahaan. Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan implementasi misinya. Artinya, bahwa para manajer memainkan peranan penting yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan perspektif
13
kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Menurut Rangkuti (2006 : 6-7 ) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3 tipe strategi yaitu : 1. Strategi Manajemen Meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya : strategi pengembangan produk, penetapan harga, akuisisi, pengembangan pasar, dan sebagainya. 2. Strategi Investasi Merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru ataau strategi divestasi, dan sebagainya. 3. Strategi Bisnis Sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi dan sebagainya.
III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam ketentuan umum yang dimaksud dengan Arsip rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkambangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan Undangundang no.43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Dalam ketentuan umum : yang dimaksud Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan atau karya rekam secara profesional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 1. dimensi keterlibatan manajemen puncak Dalam dimensi keterlibatan manajemen puncak diketahui bahwa salah satu strategi dari kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan adalah melakukan perbaikan terhadap permasalahan yang dapat menghambat pengunjung datang. Kepala kantor juga mengkontrol setiap kegiatan yang sudah dilakukan agar setiap strategi yang dibuat mencapai sasarannya 2. Dimensi alokasi dana, sarana dan prasarana 2. Dimensi alokasi dana, sarana dan prasarana diketahui bahwa sumber daya modal atau dana yang dialokasikan khusus untuk strategi
14
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan memang sudah ada. Sesuai dengan peraturan daerah yang ada tersebut, dimana pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Kabupaten Bintan wajib mengalokasikan dananya untuk mendukung strategi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan untuk meningkatkan minat baca tersebut namun kenyataannya dana yang diberikan menurut para pegawai tidak cukup untuk mengoperasikan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan, kemudian sarana prasarana juga belum memadai karena banyak saat ini yang tidak berfungsi dengan baik
pengawasan merupakan salah satu yang penting dalam startegi meningkatkan minat baca di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan dengan membuat inovasi pelayanan, namun hingga saat ini belum optimal dilakukan. 5. Dimensi konsekuensi isu stratejik dan manifest Dimensi konsekuensi isu stratejik dan manifes diketahui bahwa Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan, para pegawainya banyak yang ditempatkan tidak sesuai dengan pendidikannya. S1 yang dimiliki pegawai banyak diantaranya tidak linear dengan pekerjaannya. Pegawai Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan yang senada mengatakan bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan sudah mempersiapkan para pegawainya untuk Ikut mendukung peningkatan minat baca di lingkungan Kabupaten Bintan, namun secara kuantitas memang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku karena minimnya pustakawan V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat diketahui bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan sudah menjalankan beberapa strategi untuk meningkatkan minat baca di Kabupaten Bintan. B. Saran
3. Dimensi waktu keputusan strategi 3. Dimensi waktu keputusan strategi diketahui bahwa Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan harus memiliki tujuan yang jelas untuk pelaksanaannya. Hanya saja ketidak efektifan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan ini bukan karena tidak jelasnya tujuan organisasi tersebut tetapi ketidaktahuan para pengelola dan masyarakat dalam memanfaatkan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan ini serta segala permasalahan yang timbul dilapangan yang kadang tidak terduga. Kemudian kurangnya media informasi dalam penyampaikan informasi Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan, karena selama ini Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan baru menyediakan informasi melalui brosur dan website saja sebagai media iklan dan promosi keberadaan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan 4. Dimensi orientasi masa depan 4. Dimensi orientasi masa depan diketahui bahwa dalam pelaksanaan
Adapun saran yang dapat disampaikan kepada Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut :
15
1. Perlu adanya penambahan dana agar Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan dapat mencukupi kebutuhan di kantor tersebut. 2. Perlu adanya penambahan pegawai yang sesuai dengan kemampuan serta peraturan seperti menambah pustakawan yang ada di Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan 3. Perlu adanya penambahan fasilitas agar dapat menarik masyarakat untuk datang ke Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan 4. Kemudian sebaiknya dilakukan inovasi pelayanan seperti Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan mengikuti perkembangan teknologi dengan menyediakan e-book (perpustakaan digital), dan melengkapi perpustakaan dengan akses internet seperti wifi.
Bryson, J. M. (2004). Strategic Planning for Public and Non Profit Organizations: A Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement (Third Edition). San Francisco: Jossey-Bass Publishing Co Chandler, Michael. 2003. Dreamweaving Rahasia Menaklukkan Pesaing dalam Bisnis. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. Dirgantoro, Crown.2001. Manajemen Stratejik Konsep, Kasus, dan Implementasi. Grasindo, Jakarta. Fred,
R. David.2010. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat
Grant, Robert M. 1999. Analisis Strategi Kontemporer, Konsep, Teknik, Aplikasi. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. Hamel, G dan Prahalad, C, K, 2006. Kompetisi Masa Depan. Yakarta : Bina Rupa
DAFTAR PUSTAKA Amstrong Barry, Philip Kotler. Dasardasar Pemasaran. Terjemahan Wilhelmus, Amin Widjaja,Tunggal.2004. Manajemen Strategik. Edisi Pertama. Harvarindo, Jakarta
Hermawan, S. Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.
Amin Widjaja,Tunggal. 2004. Manajemen Strategik. Edisi Pertama. Harvarindo, Jakarta.
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Bambang,Hariadi. 2003. Strategi Manajemen. Bayumedia Publishing, Jakarta.
Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
16
Karyoso. 2005. Man`ajemen Perencanaan dan Penganggaran, Jakarta : PTIK Press
Kasus Bisnis. Pustaka, Jakarta.
PT.Gramedia
Siagian, Sondang. 2011. Manajemen Stratejik. Jakarta : Bumi Aksara
Kuncoro. Mudrajad, 2006, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif,. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Siregar, A. Ridwan. 2004. Perpustakaan : Energi Pembangun Bangsa. Medan : USU Press.
Marrus. 2002 .Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. 2011 Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET
Miftah Thoha. 1991. Perspektif Perilaku Birokrasi: Dimensidimensi Prima Ilmu Administrasi Negara Jilid II. Jakarta: Rajawali Press. Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (edisi.3). Salemba Empat, Jakarta.
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia. Sutarno NS. 2003. Perpustakaan dan Masyrakat. Jakarta : Sagung Seto. --------------. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Sagung Seto
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. remaja Rosdakarya.
Suyanto. 2007. Marketing Strategi Top Brand Indonesia, Yogyakarta:CV. Andi Offset.
Nilasari, Senja. 2014. Manajemen strategi itu gampang. Jakarta : Dunia Cerdas
Tripomo, Tedjo, 2005. Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Jakarta.
Pamuntjak-Ny, Rusina Sjahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan
Tjiptono. 2006. . Manajemen Jasa. Andi : Yogyakarta.
Perpustakaan Nasional RI. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Umar, Husein, 2003. Strategic Manajemen In Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pearce dan Robinson.2008. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan pengendalian. Jakarta: Salemba Empat
Wheelen, Thomas L dan Hungger, J. Davis, 2012, Strategic Management and Bussiness Policy, Singapore, Addison Wessley.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT dan Teknik Membedah
Penelitian terdahulu :
17
Budhita, I G N Gde. 2004. “Strategi Pengelolaan Museum Le Mayeur Sanur” (Tesis). Denpasar: Program Magister (S2) Kajian Pariwisata Universitas Udayana
18