STOCK ASSESSMENT OF CRAB crab (Portunus Palagicus) BASED LONG WEIGHT IN RED LAND IN THE VILLAGE daratkan acacia DISTRICT BINTAN Riau Islands Province
Azahar Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected]
Andi Zulfikar, S.Pi, MP Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Linda Waty Zen. M.Sc Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTARCT
Crab is one of a family of crabs that many sections are traded. Crab crab (Portunus pelagicus), is a type of crab that berhabitat naturally only in the sea. Crab crab is the one commodity that should be developed because semangkin rising prices and demand in the market every year. Currently the price of crab crab in Tanah Merah village Penaga 30,000 / Kg, Because of the high demand for crab crabs in the economy will lead to greater crab catching crabs in the village Penaga. To maintain a small crab crab stocks in the sea village of Penaga should be a small crab crab stock assessment efforts and methods to maintain the existing stock of crab crabs sea waters especially in village Penaga. The research was conducted from March to May 2015 in Water Village Penaga Bintan regency. The purpose of this study was to determine the condition of crab crab stocks in the waters of Bintan Regency Village Penaga. Total sample crab crabs were measured during the study amounted to 600 long-range 4-7 cm tail. Value growth coefficient (K) equal to 0.315 per year. While heavy long relationship mud crab is negative allometric (carapace length growth faster than weight gain). Total mortality rate (Z) was 1.846 per year and the rate of exploitation (E) on the mud crab is 0.52 per year showing still be below the average of optimum (0.5).
Keywords: Stock, Crab crabs, Long Relationships weight, Rural Penaga
1
PENGKAJIAN STOK KEPITING RAJUNGAN (Portunus Palagicus) BERBASIS PANJANG BERAT YANG DI DARATKAN DI TANAH MERAH DESA PENAGA KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Azahar Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected]
Andi Zulfikar, S.Pi, MP Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Linda Waty Zen M.Sc Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Rajungan merupakan salah satu famili dari seksi kepiting yang banyak diperjual belikan. Kepiting rajungan (portunus pelagicus), merupakan jenis kepiting yang berhabitat alami hanya di laut. Kepiting rajungan merupakan salah satu komoditas perikanan yang patut di kembangkan karna semangkin meningkatnya harga pasaran dan permintaan di setiap tahunnya. Saat ini harga kepiting rajungan di Tanah Merah Desa Penaga mencapai 30.000/Kg, Karena tingginya permintaan kepiting rajungan dalam perekonomian maka akan mendorong meningkatnya penangkapan kepiting rajungan di Desa Penaga. Untuk mempertahankan stok kepiting rajungan yang ada di laut Desa Penaga perlu diadakan upaya pengkajian stok kepiting rajungan dan metode-metode untuk mempertahankan stok kepiting rajungan yang ada dilaut khusunya di perairan Desa Penaga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai May 2015 di Perairan Desa Penaga Kabupaten Bintan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi stok kepiting rajungan di Perairan Desa Penaga Kabupaten Bintan. Total sampel kepiting rajungan yang diukur selama penelitian berjumlah 600 ekor Kisaran panjang 4-7 cm. Nilai koefisien pertumbuhan (K) sebesar 0,315 per tahun. Sedangkan hubungan panjang berat kepiting bakau adalah allometrik negatif (pertumbuhan panjang kerapas lebih cepat dari pertambahan bobot). Laju mortalitas total (Z) adalah 1,846 per tahun dan laju eksploitasi (E) pada kepiting bakau adalah 0,52 per tahun menunjukkan masih berada dibawah rata-rata optimum (0,5).
Kata kunci : Stok, Kepiting Rajungan, Hubungan Panjang Berat, Desa Penaga
2
I.
1.
PENDAHULUAN
Mengetahui kondisi stok kepiting
Desa Penaga adalah salah satu Desa
rajungan ( Portunus Palagicus) di
yang terletak di Kecamatan Teluk Bintan
perairan Desa Penaga Kecamatan
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan
Teluk
Riau. Desa Penaga terbagi dari enam
Provinsi Kepulauan Riau
kampung yaitu kampung Tanah Merah,
2.
Bintan
Kabupaten
Bintan
Mengetahui ukuran pertumbuhan dan
Segelap, Tanjung Pisau, Rekoh, Kamalai,
studi dari stok kepiting rajungan
Belak.
(Portunus Palagicus)
Yang
memiliki
Sumberdaya
di perairan
prikanan yang sangat baik, sehingga
Desa Penaga Kecamatan Teluk Bintan
masyarakat
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan
di
memanfaatkan
Desa
Penaga
sumberdaya
ini
perikanan,
Riau
salah satunya sumberdaya perikanan yang
Diharapkan dapat dijadikan sebagai
dimanfaatkan adalah Rajungan. Rajungan
salah satu sumber
merupakan salah satu famili dari seksi
mengenai potensi sumberdaya kepiting
kepiting yang banyak diperjual belikan.
rajungan yang ada diperairan Desa Penaga.
Kepiting
Serta
rajungan,
merupakan
jenis
sebagai
informasi dasar
informasi
dalam
kepiting yang berhabitat alami hanya di
pengambilan kebijakan untuk pemanfaatan
laut.(Mosa,1980).
yang
Tingginya
permintaan
berkelanjutan.
Selain
itu
juga
hasil
diharapkan dapat menjadi bahan acuan
perikanan khususnya kepiting rajungan di
atau referensi untuk penelitian-penilitian
pasaran
selanjutnya mengenai kepiting rajungan.
berpengaruh
terhadap
penangkapan yang berlangsung secara
Ekosistem perairan Desa Penaga
terus menerus, penangkapan rajungan di
memiliki
Desa Penaga menggunakan jaring dan
tangkap yang sangat baik salah satunya
bubu, namun yang lebih dominan adalah
yaitu Kepiting rajungan Nilai ekonomis
menggunakan jaring dengan ukuran 3-4
kepiting rajungan dan permintaan pasarnya
cm. Tekanan lingkungan yang ada akan
akan menyebabkan jumlah peningkatan
mempengaruhi populasi kepiting rajungan.
penangkapan terhadap kepiting rajungan
Oleh karena itu diperlukan suatu upaya
tanpa
Pengkajian Stok Kepiting rajungan di
kepiting rajungan. Hal ini akan memicu
Perairan Desa Penaga Kecamatan Teluk
terjadinya overfishing di perairan Desa
Bintan
Penaga.
Kabupaten
Bintan
Provinsi
sumberdaya
memikirkan
Untuk
hasil
perikanan
keberlanjutan
mengetahui
stok
kondisi
Kepulauan Riau.
kepiting rajungan yang ada di alam
Adapun tujuan penelitian ini untuk :
khususnya di Desa Penaga dibutuhkan 3
suatu kajian. Salah satu kajian awal adalah
pengkajian stok ikan adalah memberikan
melakukan kajian tentang penyebaran,
saran
hubungan panjang dan bobot kepiting
sumberdaya hayati perairan seperti ikan
rajungan serta parameter pertumbuhan dan
dan udang. Sumberdaya hayati bersifat
mortalitas.
terbatas
tentang
pemanfaatan
tetapi
dapat
optimum
memperbaharui
dirinya. Pengkajian stok rajungan dapat diartikan sebagai upaya pencarian tingkat
II. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan
merupakan
satu
pemanfaatan yang dalam jangka panjang
famili dari seksi kepiting yang banyak
memberikan hasil tangkapan maksimum
diperjual
perikanan dalam bentuk bobot.
belikan.
salah
Kepiting
rajungan
(portunus pelagicus), merupakan jenis kepiting yang berhabitat alami hanya di
III. METODE PENELITIAN
laut. Mosa,(1980) dalam Suadela (2004)
Penelitian ini telah dilaksanakan
menyebutkan bahwa di Indo Pasifik Barat
Maret 2015 sampai dengan May 2015.
jenis kepiting dan rajungan diperkirakan
Lokasi penelitian ini terletak di desa
ada 234 jenis, Sedangkan di Indonesia ada
Penaga
sekitar 124 jenis. Empat jenis rajungan
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan
diantaranya yang dapat dimakan (edible
Riau. Penilitian ini
crab) selain tubuhnya berukuran besar
persiapan,
juga tidak menimbulkan keracunan, yaitu
literatur,
pengambilan
jenis
analisis
data, dan penyusunan laporan
Portunus
Portunus
pelagicus
(rajungan),
sanguinolentus
(rajungan
Menurut Nontji (1986) dalam Jafar (2011), ciri morfologi rajungan (Portunus pelagicus) mempunyai karapaas berbentuk bulat pipih dengan warna yang sangat menarik kiri kanan dari karapas terdiri atas duri besar, jumlah duri-duri sisi belakang matanya 9 buah.
mengemukakan
bahwa
maksud
meliputi tahap lokasi, data
studi
lapangan,
pada penelitian ini dapat dilihat pada table
angin).
Venema
awal
Bintan
Alat dan bahan yang di gunakan
karang) dan Podopthalmus vigil (rajungan
dan
survei
Teluk
akhir hasil penelitian.
bintang), Charybdis feriatus (rajungan
Sparre
Kecamatan
(1999) dari 4
pengukuran kepiting rajungan yang di
Tabel 1. Alat dan Bahan No 1.
Nama Alat Jangka sorong
2.
Timbangan digital
3.
Alat tulis
4. 5.
Camera digital Formulir kuisioner Literaturliteratur yangmendukung Penelitian
6.
Kegunaan Mengukur objek Penelitian Menimbang objek penelitian Mencatat data penelitian Dokumentasi
lakukan yaitu : pengukuran panjang, bobot
Data primer
pada metode ini sebagai berikut :
total. Sedangkan berat kepiting rajungan dengan menggunakan timbangan. Metode menggunakan
3. Pengambilan sampel secara sistematis,
langsung
sampel
terhadap
pengukuran
sampel
rata-rata
dari
menangkap
semua
kepiting
menggunakan
tangkapan
kepiting
Analisis data menggunakan bantuan software
yang
FISAT
II
Ver
I.2.2
yang
dikeluarkan oleh FAO-ICLARM
dan
secara manual menggunakan Microsoft
dengan
Excel 2010. Analisis data yang dilakukan
jumlah 20 responden, yang di wawancari dengan
hasil
Bintan Provinsi Kepulauan Riau.
responden
rajungan
tersistem.
Kecamatan Telik Bintan Kabupaten
kepiting
nelayan
secara
rajungan yang berasal dari Desa Penaga
rajungan dan hasil wawancara responden wawancara
diambil
Pendataan sampel berdasarkan total
data yang diambil dari survei lapangan
diambil
Langkah-langkah
dalam satu minggu selama dua bulan.
data sekunder. Data primer merupakan
Hasil
random
diambil. Sampel yang diambil dua kali
dalam penelitian ini adalah data primer dan
terpilih,
sistem
2. Menetapkan jumlah sampel yang akan
lokasi penelitian. Data yang digunakan
seperti
sampel
1. Menyusun kerangka sampling Data sekunder
dalam penelitian ini adalah metode survei pengamatan
metode
sampling sistematis.
Metode penelitian yang digunakan
yakni
pengambilan
mencakup sebagai berikut :
kuisioner.
Sebaran frekuensi panjang menurut
Pengambilan sampel kepiting rajungan
Sparre dan Venema (1999)
menggunakan alat tangkap jaring dengan
a. Menentukan wilayah kelas, r =
ukuran 3-4 cm yang biasa digunakan oleh
pb-pk
masyarakat dengan interval waktu yang
Dimana : r = lebar kelas, pb=
sama. Pengambilan contoh dilakukan 2
panjang tertinggi, pk = panjang
kali seminggu selama 2 bulan sebanyak
terpendek
50 ekor/pengambilan data sampai total
b. Menentukan jumlah kelas 1 +
target kepiting rajungan yaitu 600 ekor.
3,32 log N (N= jumlah data) 5
c. Menghitung lebar kelas, L= r /
tumbuh dari panjang L1 ke L2
jumlah kelas (L = lebar kelas, r =
(perubahan nilai t)
wilayah kelas)
Δt – t (L2) – t (L1) -
d. Memilih
ujung
bawah
kelas
kelas
masing-masing
∗ 1𝑛
(𝑳𝒐𝒐−𝑳𝟏)
((𝑳𝒐𝒐−𝑳𝟐))
interval e. Menentukan frekuensi
1 𝐾
jumlah 3. Menghitung (t+delta t/2)
selang
(L1−L2)
kelas yaitu jumlah frekuensi
t
dibagi jumlah total dikalikan
)
2
1
= to - ( 𝐾 ∗ 1𝑛 (1 −
(𝐿1−𝐿2) 𝟐𝑳𝒐𝒐
)
100. Parameter Pertumbuhan Persamaan
pertumbuhan
Bertalanffy
dapat
4. Menurunkan kurva hasil tangkapan Von
(C)
dinyatakan
C(𝐿1.𝐿2)
In 𝛥𝑡(𝐿1.𝐿2) = C – Z * t
Lt = Loo( 1 – e [- k ( t-to)]) panjang
C(𝐿1+𝐿2) 2
Persamaan di atas adalah bentuk
isometrik dan alometrik ( Hile 1936 dalam
persamaan linier dengan kemiringan (b)= -
Effendi, 1997), untuk kedua pola ini
Z Laju mortalitas alami (M) diduga
berlaku persamaan :
menggunakan rumus empiris Pauly (1980)
W=aLb dilenierkan
yang
berat
digambarkan dalam dua bentuk yakni
Jika
dilinierkan
dikonversikan kepanjang
sebagai berikut :
Hubungan
yang
melalui
dalam Sparre dan Vanama (1999) sebagai
transpormasi
berikut :
logaritma, maka di peroleh persamaan : Log W = Log a + b Log L
ln M = -0.0152 – 0.279*ln Loo+ 0.6543*ln
Laju mortalitas total (Z) di duga dengan
K + 0.463*ln T
kurva tangkapan yang di linierkan
M = e (1n M)
1. Mengkonversikan data panjang ke data umur dengan menggunakan inverse
persamaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Von
Desa Penaga merupakan wilayah
Bertalanffy. 1
𝐿
administrasi dari Kecamatan Teluk Bintan
t(L) = to ( 𝐾 ∗ 1𝑛 (1 − 𝑳𝒐𝒐) )
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan 2. Menghitung waktu yang diperlukan oleh
rata-rata
kepiting
Riau Di Desa Penaga terdapat 2 jenis alat
untuk
tangkap yang digunakan oleh masyarakat 6
100
alat jaring dan bubu. Berdasarkan ke 2 alat
80 Frequensi
untuk penangkapan kepiting rajungan yaitu
tangkap tersebut masyarakat Tanah Merah mayoritas menggunakan alat tangkap jenis
60 40
jaring, karna mudah pengoperasiannya dan
20
tanpa menggunakan umpan. Untuk lebih
0 40 44 48 52 56 60 64 68 72
jelasnya alat tangkap yang di gunakan
Nilai Tengah
untuk penangkapan kepiting rajungan di Tanah Merah dapat di lihat pada gambar 1.
Gambar 2. Parameter Pertumbuhan ( L∞, K dan t0 Kepiting Rajungan ( Portunus Palagicus) Menurut Sunarto (2012), dalam Jula (2014) menyatakan bahwa nilai L∞ dapat diaplikasikan
dalam
melakukan
pembatasan ukuran (size limitation). Tabel 3. Parameter Pertumbuhan Kepiting Rajungan (Portunus Palagicus) Berdasarkan Von Bartalanffy b
k
L infiniti
log (-t0)
-t0
t0
29,32
0,73
0,315
109
0,360
2,291
-2,291
Panjang Total karapaks (mm)
a
Gambar
1. Alat Tangkap Kepiting Rajungan (keterangan : A alat tangkap jaring rajungan, B alat tangkap bubu rajungan) ( Data primer, 2015) Ukuran panjang kepiting rajungan
150.000 100.000 50.000 Series1
0.000 1 21 41 61 Umur (Bulan)
Gambar 3. Kurva Pertumbuhan Kepiting Rajungan (Portunus Palagicus)( Sumber Data primer 2015)
yang diamati selama penelitian dari bulan Maret - April 2015 dengan jumlah sampel 600 sampel dan memiliki panjang karapas
Analisis hububngan panjang berat
minimum 4 cm dan panjang karapas
menggunakan data panjang total karapas
maksimum 7,5 cm.
dan berat basah kepiting rajungan
7
Berat ( Gram)
6.000
tangkapan yang dilinearkan berdasarkan
y = 2.382x + 0.557 R² = 0.747
4.000 2.000
data panjang karapas kepiting rajungan dapat di lihat pada gambar 8.
Linear (Series1)
10.00 in(fi/dt
0.000 0.000 1.000 2.000 Panjang (Cm)
5.00 0.00 0.00
Gambar 4 : Hubungan Panjang Berat Kepiting Rajungan ( portunus Palagicus)
1.00
2.00
3.00
4.00
t(L1+L2/2
Gambar 5. Kurva Penangkapan Kepiting Rajungan Berbasis Panjang Karapas Yang di Linierkan (Sumber data primer 2015)
Hasil analisis perhitungan panjang berat kepiting rajungan di Desa Penaga
Titik yang digunakan dalam analisis regresi untuk menduga Z
Tabel 2. Hasil Perhitungan Panjang Berat Kepiting Rajungan ( portunus Palagicus) di Desa Penaga N
A
B
R20
W=aLb
2,3822
2,3822
742
1,742L
Alomertrik
Mortalitas Total analisis
diatas
Mortalitas Alami
didapatkan persamaan Y = 2,382x+0,057,
Mortalitas
=2,3822, dan hubungan karapas kepiting
Mortalitas
rajungan mempunyai persamaan W =
Ekploitasi (E)
2,3822.
1,742 L
hal
yang
mortalitas
penting
0,96
Penagkapan (F)
rajungan degan berat tubuh kepiting
merupakan
0,889
(M)
dimana nilai a = 0,5577, sedangkan nilai b
laju
1,846
(Z)
hubungan panjang berat kepiting rajungan
Pendugaan
masuk
area
Tabel 3. Mortalitas dan Laju Ekploetasi Kepiting Rajungan (portunus Palagicus) Laju Nilai Pertahun
Negative
Berdasarkan
belum
penangkapan
an 0,5577
yang
Pola Pertumbuh
600
Titik
dalam
menganalisa dinamika populasi kepiting rajungan, menggunakan program dalam FiSAT II dengan pendekatan kurva hasil 8
0,52
PENUTUP
kepiting
A. Kesimpulan
penagkapan kepiting rajungan yang tetap
Dari hasil penelitian yang dilakukan
dan
mempertahankan
tangkapan
di Desa Penaga Kabupaten Bintan dapat di
nelayan
yang
cara
hasil terus
menerus.
ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
rajungan
3.
Perlu
meningkatkan
kelestarian
Kondisi stok rajungan di Desa Penaga
ekosistem lamun di Desa Penaga
masih dalam keadaan yang cukup baik
untuk
dan
kelangsungan hidup kepiting rajungan.
pemanfaatan
yang
belum
menjaga
habitat
dan
optimum, hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai ekploitasi (E) dan DAFTAR PUSTAKA
rendahnya nilai mortalitas alami (M)
Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau, 2003.
di bandingkan dengan nilai mortalitas penangkapan 2.
Tingkat
pertumbuhan
Effendy, S., Sudirman, S. Bahri, E. Nurcahyono, H. Batubara, dan M. Syaichudin. 2006. Petunjuk Teknis Pembenihan Rajungan (Portunus Pelagicus Linnaenus). Diterbitkan Atas Kerjasama Departemen Kealutan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan dengan Balai Budidaya Air Payau, Takalar.
kepiting
rajungan total di Desa Penaga pada fase awal mengalami peningkatan yang sangat cepat yaitu sampai umur 9 bulan, dan mengalami pertumbuhan yang lambat pada umur 13-77 bulan, dan mengalami pertumbuhan yang
Effendie, M. I., 1997, Biologi Perikanan, Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
lambat dan statis pada umur tua. B. Saran
Harmiyati, D., 2009, Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Skripsi, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor.
Adapun saran dari penelitian yang dapat diberikan penulis antara lain: 1.
Perlu dilakukan sosialisasi tentang alat tangkap
dan
ukuran
penagkapan
kepiting rajungan di Desa Penaga berdasarkan PERMEN 2015 no 1
Jafar, L. 2011. Perikanan Rajungan di Desa Mattiro Bombang (Pulau Salemo, Sabangko Dan Sagara) Kabupaten Pangkep (Skripsi). Makasar : Fakultas Perikanan dan
mengenai ukuran rajungan yang boleh di tangkap. 2.
Pelu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
faktor-faktor
mortalitas 9
Ilmu Kelautan, Hasanuddin.
Universitas
Pelagicus) Di Perairan Desa Lakara Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan (Skripsi). Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo. Kendari.
Jula, I. 2014. Kajian Stok Rajungan. Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo Juwana, S. 1997. Tinjauan tentang Perkembangan Penelitian Budidaya Rajungan (Portunus pelagicus,Linn). Oseana. Moosa. M.K. 1990 Beberapa Catatan Mengenai Rajungan dari Teluk Jakarta dan Pulau Seribu Sumberdaya Hayati Bahari Jakarta Nontji, A. 1986. Laut Djambatan, Jakarta.
Nusantara.
Sparre, P. dan SC. Venema, 1999, Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis Buku: 1 Manual (Edisi Terjemahan), Kerjasama Organisasi Pangan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Setiawan, N. 2007. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin Dan Tabel Krejcie-Morgan : Telaah Konsep Dan Aplikasinya. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Soim, A. 1994. Pembesaran Kepiting. Penebar Swadaya. Jakarta. Suadela P. 2004. Analisis Tingkat Keramahan Lingkungan Unit Penangkapan Jaring Rajungan (studi kasus di Teluk Banten) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Tanda, O, L. 2014. Jenis Dan Pola Distribusi Ektoparasit Pada Kepiting Rajungan (Portunus 10