Chlorophyll-a concentration in the Tajwid Lake, Langgam Sub-district, Pelalawan District, Riau Province By: Libra T Situmorang 1), Clemens Sihotang 2), Asmika H. Simarmata 2) Email:
[email protected]
Abstract Tajwid lake is an oxbow lake that receives water from the Kampar River during rainy season. To understand the concentration of chlorophyll-a in this lake, a research has been conducted in February 2016. The chlorophyll-a samples were collected from three statios namely station I (in let), station II (in the middle of lake) and station III (in the end of the lake). In each station, the water was sampled from the surface, in middle of water column and in the bottom of the lake. Sampling was done three times, once per week. Results shown that chlorophyll-a concentration in the surface was 13.52-15.75 µg/L, in the middle of water column was 8.18-10.85 µg/L, and in the bottom of the lake was 4.87-7.17 µg/L. Water quality results shown that transparency: 52-69 cm, depth: 6-12 m, temperature: 28-30 0C, pH: 5-6, DO: 2.38.3 mg/L, CO2: 4.9-13.9 mg/L, nitrate: 0.02-0.11 mg/L, phosphate: 0.02-0.10 mg/L, and phytoplankton abundance: 723-4,485 cells/L. The concentration of chlorophyll-a in Tajwid Lake indicate that the trophic status of the lake was mesotrophic, the water quality is good and it may be able to support the life of aquatic organisms.
Keywords : Chlorophyll-a, mesotrophic, Tajwid Lake 1) Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University 2) Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University PENDAHULUAN Kabupaten Pelalawan merupakan
yang dipisahkan oleh aliran Sungai Kampar. Sungai dan anak sungainya
salah satu kabupaten yang terdapat di
berfungsi
sebagai
Provinsi Riau yang memiliki luas
perhubungan,
wilayah yaitu sebesar 12.647,29 km²,
budidaya
sumber
perikanan
prasarana air dan
bersih, irigrasi.
Danau Tajwid terletak di Kecamatan
berlangsung.
Langgam
penyerap
dan
merupakan
tempat
Klorofil
cahaya
merupakan
yang
terpenting
wisata yang terkenal karena danaunya
dalam sel tumbuhan sebelum energi
yang indah dan hutan yang masih asri.
cahaya digunakan untuk fotosintesis
Danau Tajwid merupakan salah
dan fiksasi karbon (Lovelles, 1986).
satu oxbow yang terbentuk akibat
Demikian pentingnya fungsi klorofil
terputusnya aliran Sungai Kampar
sehingga klorofil dapat digunakan
karena proses sedimentasi dan erosi.
sebagai
Sumber air Danau Tajwid berasal dari
perairan.
air hujan, dan aliran Sungai Kampar.
pendapat Arifin (2009) menyatakan
Pada musim kemarau volume air
bahwa
danau menyusut karena terputusnya
butuhkan
aliran
Kampar
sentrasi klorofil-a di perairan dapat
sementara pada musim hujan volume
digunakan sebagai penentu produk-
danau
tivitas perairan. Sementara di Danau
dengan
sungai
melimpah
masukan
dari
Perubahan
karena Sungai
volume
Kampar.
ini
proses
sesuai
dengan
fotosintesis
klorofil,
belum
sehingga
pernah
memkon-
dilakukan
penelitian tentang kondisi limnologi
berpengaruh terhadap faktor biotik
perairan, termasuk mengenai klorofil-
maupun abiotik di perairan Danau
a.
Tajwid,
diketahui kesuburan perairan sehingga
satunya
ini
Tajwid
Hal
produktivitas
akan
salah
air
adanya
indikator
adalah
fitoplankton.
Padahal
dari
klorofil-a
dapat digunakan sebagai informasi
Fitoplankton memegang peranan
awal mengenai status trofik perairan
penting dalam perairan yaitu sebagai
Danau Tajwid.
produsen primer. Sebagai produsen
METODE PENELITIAN
primer,
fitoplankton
bahan
organik
dapat
menghasilkan lewat
proses
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di Danau Tajwid
fotosintesis. Dengan bantuan klorofil
Kecamatan
Langgam
fitoplankton mengikat cahaya matahari
Pelalawan Provinsi Riau. Pengukuran
dan memanfaatkan unsur hara di
kualitas
perairan sehingga proses fotosintesis
kecerahan, pH, karbondioksida bebas,
air
(suhu,
Kabupaten
kedalaman,
oksigen
terlarut)
lapangan.
dilakukan
Pengukuran
di
Stasiun pengamatan ditentukan 3
konsentrasi
yaitu dengan karakteristik sebagai
klorofil-a, nitrat dan fosfat dilakukan
berikut :
di Laboratorium Kimia Ilmu Kelautan
Stasiun 1: Merupakan daerah di sekitar
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
saluran air masuk. pada
Universitas Riau.
stasiun ini terdapat pohon-
Bahan dan alat yang digunakan dalam
penelitian
ini
terdiri
dari
pohon yang tinggi di tepi perairan
danau
dan
peralatan dan bahan kimia untuk
substratnya
pengukuran kualitas air yang dipakai
Titik koordinat stasiun ini
di laboratorium dan di lapangan.
terletak pada 0015’54,” LU
Disamping
dan 101042’34,7754” BT
itu
digunakan
kamera
digital untuk dokumentasi, pompong untuk pengambilan sampel.
berlumpur.
Stasiun 2: Terletak dibagian tengah Danau Tajwid, stasiun ini
Metode yang digunakan dalam
merupakan perairan yang
penelitian ini adalah metode survey
terbuka
dengan
matahari dapat langsung
melakukan
pengamatan
dimana
langsung di Danau Tajwid. Data yang
menembus
dikumpulkan berupa data primer dan
Titik koordinat stasiun ini
data sekunder. Data primer diperoleh
terletak
dari hasil pengamatan dan pengukuran
0016’26,5389”
kualitas
101042’18,0936” BT.
air
(suhu,
kecerahan.
Kedalaman, pH, CO2 bebas, DO) di
ke
sinar
perairan.
pada LU
dan
Stasiun 3: Terletak di bagian ujung
lapangan secara langsung dan hasil
perairan
analisa
Titik koordinat stasiun ini
klorofil-a,
nitrat,
fosfat,
Danau
Tajwid.
sedangkan data sekunder diperoleh
terletak
pada
dari instansi terkait dan literatur yang
0016’11,7048”
ada kaitannya dengan penelitian ini.
101042’38,556” BT.
LU
dan
Dari hasil pengukuran parameter
HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitas air di lapangan (kecerahan,
Klorofil-a
suhu, kedalaman, pH, DO, CO2 bebas)
Konsentrasi
dan
pengukuran
nirat,
fosfat,
selama
rata-rata
penelitian
klorofil-a
di
permukaan
konsentrasi klorofil-a dilaboratorium
berkisar 13,52-15,75 µg/L, di tengah
ditabulasikan dalam bentuk tabel serta
berkisar 8,18-10,85 µg/L, dan di dasar
grafik.
berkisar 4,87-7,17 µg/L. Konsentrasi klorofil-a tertinggi di stasiun 1 dan terendah di stasiun 3 (Gambar 1)
Konsentrasi Klorofil-a (µg/L)
5
10
15
0
20
1000
2000
3000
4000
5000
0
0
2
2 4 6 8
ST 1
10
ST 2
12
ST 3
14
Kedalaman (m)
Kedalaman (cm)
0
Kelimpahan Fitoplankton (sel/L)
4 6 8
ST 1
10
ST 2
12
ST 3
14
(a)
(b)
Nitrat (mg/L) 0
Fosfat (mg/L)
0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
0
0 2
0,1
0,12
2 ST 1 ST 2 ST 3
4 6 8 10 12
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
0,02 0,04 0,06 0,08
0 ST 1 ST 2 ST 3
4 6 8 10 12
14
14
(c)
(d)
Konsentrasi Karbondioksida (mg/L)
Konsentrasi Oksigen Terlarut (mg/L) 0
5
10
0 2 4 6 8 10 12 14
2
4
6
8
10
0
15
2
ST 1 ST 2 ST 3
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
0
4 6 8
ST 1 ST 2 ST 3
10 12 14
(e)
(f)
Gambar 1. Hubungan antara klorofil-a dengan parameter kualitas air selama penelitian di Danau Tajwid (a) Konsentrasi Klorofil-a, (b) Kelimpahan Fitoplankton, (c) Konsentrasi Nitrat, (d) Konsentrasi Fosfat, (e) Konsentrasi Karbondioksida Bebas, (f) Konsentrasi Oksigen Terlarut. Tingginya konsentrasi klorofil-a di stasiun 1 disebabkan fitoplankton
tinggi
kelimpahan dibandingkan
dengan stasiun lainnya.
bebas di perairan mengalami pengurangan
karena
dimanfaatkan
fitoplankton untuk proses fotosintesis.
Menurut
Oleh karena itu konsentrasi oksigen
menyatakan
terlarut di stasiun ini lebih sedikit bila
bahwa klorofil-a di-temukan pada
dibandingkan dengan stasiun lainnya
semua kelas fitoplankton.
Dengan
(Gambar 1). Selanjutnya jika profil
demikian jika kelimpahan fitoplankton
vertikal klorofil-a dihubungkan dengan
banyak maka konsentrasi klorofil juga
kelimpahan
akan banyak.
sekunder)
Anonim
(2016)
klorofil-a
yang
Sementara rendahnya
di
kualitas
air
menunjukkan kecenderungan (pola)
kelimpahan fitoplankton yang sedikit
yang sama, dimana profil vertikal
(5.739 sel/L), sehingga unsur hara dan
klorofil-a cenderung menurun dengan
karbondioksida bebas di stasiun ini
bertambahnya kedalaman, demikian
tinggi
dimanfaatkan
juga dengan fitoplankton (Gambar 1).
(Gambar 1). Hal ini sesuai dengan
Menurut Edward (2003) klorofil-a
pendapat
yang
merupakan pigmen yang terdapat pada
karbondioksida
fitoplankon sehingga jika kelimpahan
menyatakan
tidak
Effendi bahwa
3
dan
(data
karena
karena
stasiun
fitoplankton
(2003)
fitoplanktonnya
banyak
maka
konsentrasi klorofil-a juga banyak. Berdasarkan
kedalaman,
karena
proses
fotosintesis
tidak
maksimum maka unsur hara dan karbondioksida bebas (Gambar 1)
konsentrasi klorofil-a di permukaan
tinggi,
tertinggi di stasiun 1 dan terendah di
rendah (7,4 mg/L) di stasiun ini
stasiun
dibandingkan dengan stasiun lainnya.
3.
Tingginya
konsentrasi
akibatnya
oksigen
terlarut
klorofil-a di permukaan stasiun 1
Konsentrasi klorofil-a di tengah
disebabkan kelimpahan fitoplankton
dan dasar paling tinggi di stasiun I dan
yang tinggi (4.485 sel/L). Hal ini
terendah di stasiun 3. Hal ini sesuai
sesuai pendapat Moosa dan Suharsono
dengan kelimpahan fitoplankton dan
dalam
penetrasi cahaya (kecerahan perairan).
Salwiyah
menyatakan
(2009)
bahwa
yang
tingginya
Semakin
bertambah
kedalaman
konsentrasi klorofil-a disebabkan oleh
perairan maka intensitas cahaya yang
tingginya
masuk ke perairan akan semakin
kelimpahan
fitoplankton.
Tingginya konsentrasi klorofil-a ini
sedikit
sehingga
unsur
hara
dan
sesuai dengan konsentrasi oksigen
karbondioksida bebas akan semakin
terlarut yang juga tinggi di stasiun ini
meningkat, karena proses fotosintesis
(8,3 mg/L). Pada permukaan oksigen
fitoplankton terhambat.
terlarut cenderung lebih tinggi karena
Berdasarkan konsentrasi klorofil-a
sumber oksigen terlarut berasal dari
yang didapat selama penelitian maka
proses difusi dan fotosintesis. Hal ini
Danau Tajwid dikategorikan sebagai
sesuai dengan pendapat Alaerts dan
perairan mesotrofik.
Santika
dengan pendapat Ryding dan Rast
(1984)
yang
menyatakan
bahwa oksigen terlarut di perairan
(1989)
berasal dari fotosintesis dan difusi
kisaran konsentrasi klorofil-a < 8.0
udara. Di samping itu rendahnya
µg/L perairan oligotrofik, klorofil-a :
konsentrasi klorofil-a di permukaan
8,0-25 µg/L perairan mesotrofik, dan
stasiun 3 disebabkan oleh kelimpahan
klorofil-a : 25-75 µg/L perairan tipe
fitoplankon yang sedikit (3.224 sel/L).
eutrofik.
Kelimpahan
fitoplankton
sedikit
yang
Hal ini sesuai
menyatakan
bahwa
Jika konsentrasi klorofil-a yang diperoleh
pada
penelitian
berkisar 20,12-23,74 µg/L, di tengah
ini
berkisar 13,65-23,74 µg/L, Muspa
dibandingkan dengan hasil penelitian
(2011) di Sungai Salo Desa Salo
yang sama di oxbow yang lain seperti
Kecamatan Salo Kabupaten Kampar
Manurung (2014) di Danau Pinang
Provinsi
Dalam Desa Buluh Cina Kecamatan
perairan oligotrofik dimana rata-rata
Siak Hulu termasuk kategori perairan
konsentrasi klorofil-a berkisar 2,574-
mesotrofik
5,514 µg/L.
dimana
klorofil-a
di
konsentrasi
permukaan
berkisar
Riau
termasuk
kategori
Parameter Kualitas Air Pendukung
17,26-21,44 µg/L, di tengah berkisar
Nilai rata-rata parameter kualitas
11,60-14,43 µg/L dan di dasar berkisar
air yang diukur selama penelitian di
9,98-12,41 µg/L, Hasibuan (2010) di
sekitar Danau Tajwid antara lain :
Danau
Cina
kedalaman berkisar 6-12 m, suhu
Kabupaten
berkisar 28-30 0C, pH berkisar 5-6.
termasuk
Untuk lebih jelasnya hasil pengukuran
dimana
parameter kualitas air di Danau Tajwid
Baru
Kecamatan
Desa
Siak
Buluh
Hulu
Kampar
Provinsi
Riau
kategori
perairan
eutrofik
konsentrasi klorofil-a di permukaan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Rata-rata Pengukuran Kualitas Air di Danau Tajwid Pada Masing-masing Stasiun Penelitian Parameter
Satuan
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
P
T
D
P
T
D
P
T
D
C
29.3
29.3
28.7
30.3
29.0
27.7
29.7
29.0
28.3
pH
-
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Kedalaman
M
Suhu
0
6.33
12.33
6.33
Sumber : Data Primer Keterangan : P : Permukaan T : Tengah D : Dasar.
Kedalaman
Kedalaman selama penelitian berkisar
Kedalaman perairan merupakan
6-16 m, kedalaman tertinggi di stasiun
ukuran untuk menentukan jarak antara
2 (12 m) dan terendah di stasiun I dan
permukaan dengan dasar perairan.
3 (6 m). Perbedaan kedalaman antar
stasiun
disebabkan
oleh
kondisi
bathimetrik perairan. Poernomo (1993) menyatakan
danau
pH Hasil
pengukuran
pH
selama
berdasarkan
penelitian adalah 5. Derajat keasaman
kedalamannya dibagi menjadi dua
di Danau Tajwid tidak menunjukkan
jenis danau yaitu danau dangkal
perubahan
dengan rata-rata kedalaman kurang
kedalaman. Derajat keasaman Danau
dari 15 m dan danau dalam dengan
Tajwid termasuk asam, hal ini karena
rata-rata kedalaman lebih besar dari 15
posisi Danau Tajwid disekitar lahan
m. Apabila dilihat dari kedalaman
gambut sehingga mempengaruhi pH
Danau
perairan.
Tajwid
termasuk
maka
perairan
danau
yang
ini
sangat
seiring
Hal
pernyataan
ini
Pusat
bertambahnya
sesuai
dengan
Penelitian
dan
dangkal.
Pengembangan
Suhu
(2012) menyatakan kualitas air gambut
Sumber
Daya
Air
Hasil pengukuran suhu selama
memiliki karakteristik yang ekstrim
penelitian berkisar 27-30 0C. Suhu di
yaitu derajat keasaman (pH) berkisar
0
C, di
antara 3,7 – 4,3. Menurut Wardoyo
C dan dasar
(1989) yang menyatakan bahwa pH
berkisar 27-28 C. Secara umum suhu
yang mendukung kehidupan organisme
di perairan tropis relatif stabil sehingga
adalah 5-9. Jika di-hubungkan dengan
perbedaan suhu tidak jauh berbeda.
pH
Boyd
perairan Danau Tajwid masih mampu
permukaan berkisar 29-30 tengah
berkisar 29
0
0
(1979)
menyata-kan
bahwa
selama
kisaran suhu di daerah tropis yang
mendukung
layak untuk kehidupan organisme
perairan.
0
penelitian,
maka
kehidupan
organsime
akuatik adalah 25-30 C. Berdasarkan
KESIMPULAN DAN SARAN
hasil
Kesimpulan
pengukuran
penelitian, Tajwid
masih
kehidupan tersebut.
maka
suhu
selama
perairan
Danau
dapat
organisme
mendukung di
perairan
Konsentrasi
pH
klorofil-a
selama
penelitian berkisar 4,87-15,75 ug/L, konsentrasi dengan perairan.
klorofil-a
berkurang
bertambahnya
kedalaman
Berdasarkan
konsentrasi
klorofil-a
yang
penelitian
maka
diperoleh dapat
selama dikatakan
bahwa perairan di Danau Tajwid mesotrofik. Konsentrasi nitrat, fosfat, dan CO2 bebas meningkat dengan bertambahnya tetapi
oksigen
dengan
kedalaman
perairan,
terlarut
berkurang
bertambahnya
perairan.
kedalaman
Parameter
kualitas air
seperti
kedalaman,
pendukung
kecerahan, suhu, pH, oksigen terlarut, CO2 bebas, nitrat, dan fosfat yang diukur selama penelitian masih mampu mendukung organisme perairan. Saran Berdasarkan penelitian ini maka disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh musim terhadap
konsentrasi
klorofil-a
di
Danau Tajwid. DAFTAR PUSTAKA Alaerts dan S.Santika. 1984. Metoda Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, Indonesia. 309 hal. Anonim. 2016. http:/www.fondriest.com/envir onmentalmeasurements/parameters/wate r-quality/algae-phytoplanktonchlorophyll/ 20 juli 2016.
Arifin, R. 2009. Distribusi Spasial dan Temporal Biomassa Fitoplankton (Klorofil-a) dan Keterkaitannya Dengan Kesuburan Perairan Estuari Sungai Brantas, Jawa Timur. Skripsi: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor. 116 hal (tidak diterbitkan) Boyd, C.E. 1979. Water Quality Management in Pond Fish Culture. International Center for Aquaculture Agriculture Experiment Station. Auburn University, Alabama. 378 p. Edward. 2003. Kuallitas Perairan Waisarisa dan Sumber Daya perikanan. Jurnal Pusat Studi Lingkungan PTNSI. 15 (4):5360. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal. Hasibuan, D. 2010. Distribusi Vertikal Klorofil-a di Danau Baru Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Skripsi: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 49 hal (tidak diterbitkan). Lovelles, A. R.1986. Estuary Ecosystem. VIORC Press. Inc Boca rotan. Florida. 289 p. Manurung, R.F.A. 2014. Profil Vertikal Klorofil-a di Danau Pinang Dalam Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Skripsi:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 68 hal (tidak diterbitkan). Muspa, R. 2015. Konsentrasi Klorofila Perifiton pada Substrat Buatan Kaca di Sungai Salo Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Skripsi: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 50 hal (tidak diterbitkan). Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air. Instalasi Pengolahan Air Gambut Untuk Penyedian Air Bersih. 2012 Poernomo, A.M. 1993. Analisis Kualitas Air Untuk Keperluan Perikanan. Balai Latihan Perikanan Darat Bogor.49 hal. (tidak diterbitkan). Ryding, S.O dan W. Rast. 1989. The Control of Eutrophication of Lakes and Reservoirs. Man and Biosphere series. Vol.I, The Parthenon Publishing Group. 314 p .
Salwiyah. 2009. Struktur Komunitas, Kandungan Klorofil-a dan Produktivitas Primer Fitoplankton di Perairan Teluk Kendari Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis. Ilmu Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar. 137 hal (tidak diterbitkan). Wardoyo, S.T.H. 1989. Kriteria Kualitas Air Untuk Evaluasi Pertanian Perikanan. Training Analisa Dampak Lingkungan PPLH-UND-IPB. Bogor: PPLH-UNDO-PSL IPB. 30 hal (tidak diterbitkan).