TUGAS AKHIR PANCASILA
PERSATUAN INDONESIA YANG TELAH HILANG DI KEHIDUPAN SEKITAR MASYARAKAT DAN POLITIK
Disusun Oleh:
SATRIO AQSHA DIGDOYO 11.11.4807 S1 TEKHNIK INFORMATIKA KELOMPOK C Dosen: Drs. Tahajudin Sudibyo . TA. HA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRAK
Belakangan ini kehidupan di masyarakat mulai tidak teratur, mengapa saya mengangkat tema persatuan indonesia, karena dari apa yang pernah saya alami hidup di perkotaan yang akhir-akhir ini dinilai buruk dalam bermasyarakat, sehingga persatuan yang dulu telah dilahirkan dalam kehidupan bermasyarakat tetapi sekarang ini mulai hancur , dari moral manusianya maupun budaya yang selama ini telah hilang dalam masyarakat perkotaan, banyak dari segala lapis masyarakat perkotaan yang selama ini pecah, karena didikan moral dan pergaulan budaya yang rusak di kehidupan perkotaan. Moral bangsa kita perlu kita lahirkan kembali agar setiap warga Indonesia dapat bersatu dan dapat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan yang selama ini telah tenggelam dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan globalisasi yang telah merusak moral para manusianya, banyak manusia menjadi egois dan tidak pernah memikirkan orang lain, banyak warga yang selalu memikirkan dirinya sendiri karena dia mengejar harta yang tak akan pernah habisnya, sehingga membuat orang itu menjadi egois dan menjadi individualisme yaitu hanya mementingkan diri sendiri. Hal ini sangat di sayangkan dalam kehidupan bangsa kita karena moral yang baik sehingga menjadikan persatuan dan kesatuan yang utuh di Negara kita tetap terjaga dan tetap kokoh, kitan harus selalu melahirkan moral yang baik demi Negara kita agar bisa menjadi negara yang maju, seperti pepatah “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” bila kita bersatu pastu akan kuat dan bila kita pecah pasti kita akan hancur.
LATAR BELAKANG
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 dan ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945 diundangkan dalam berita Republik indonesia tahun II no. 7 (menurut buku Drs. Kaelan, tahun 1987, PANCASILA YURIDIS KENEGARAAN , LIBERTY, YOGYAKARTA. Dari ulasan itu maka warga Negara perludan seharusnya mempelajari, mendalami
menghayati
dan selanjutnya
untuk di amalkan
dalam rangka
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Terutama di dunia pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Banyak pada jaman sekarang ini orang-orang mulai melupakan pancasila, dan banyak orang yang sudah rusak moralnya, Selama ini kerusakan moral dapat disebabkan oleh banyak hal, pergaulan yang kurang mendukung dalam kehidupan tetapi tetap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini menyebabkan orang tersebut mempunyai moral yang kurang baik dalam dirinya, padahal moral dalam dirinya yang dulu tidak seburuk moral dari pergaulan seseorang itu, kebanyakan warga indonesia sangat suka bergaul yang tidak benar menurut norma, banyak sekali orang di indonesia terutama pelajar saling gengsi dalam kehidupan banyak tawuran yang terjadi di indonesia yang disebabkan oleh hal kecil, dan hal tersebut tidak terlalu perlu untuk di permasalahkan, tetapi masalah itu semakin berlarut larut sehingga dapat turun menurun ke adik kelas mereka, dilihat dari sikap para pelajar tersebut bahwa warga indonesia sejak kecil tidak ditanamkan sikap persatuan dan kesatuan menurut ketuhanan yang maha esa, sehingga dapat terus berlangsung di kehidupan dewasanya, perpecahan yang lain dapat disebabkan oleh orang dewasa, dalam masalah politik di indonesia semuanya saling menjatuhkan dan ingin menjabat di jabatan yang tertinggi bukannya memikirkan kesejahteraan masyarakat indonesia tetapi hanya memikirkan jabatan yang tertinggi karena para pejabat tersebut teriming imingi dengan uang atau harta yang akan di terima mereka , lain lagi dengan korupsi di indonesia, para pejabat
mencuri uang warganya dengan hal yang sangat bodoh mereka lakukan dan sekali lagi hanya karena uang dan uang sehingga orang yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin tidak pedulu dengan perasaan para masyarakat itu. Hal-hal ini banyak menyebabkan perpecahan warga di indonesia dan berbagai kota-kota besar, tidak hanya dirasakan di kota jakarta tetapi di kota-kota besar lainnya seperti bandung, jogjakarta, surabaya, juga banyak terjadi perpecahan perrpecahan itu, persatuan yang dulu sudah terbangun sejak kemerdekaan dan pancasila di buat kini telah hilang dari diri para warga indonesia, pada saat modern ini semua hal semakin canggih dan muingkin semua hal dapat dilakukan, globalisasi dunia juga mendamparkan hal buruk pada persatuan di indonesia, tidak ada lagi rasa menghargai, tenggang rasa sesama di kehidupan warga indonesia semuanya terpecah begitu saja.
Rumusan Masalah
Dari Latar belakang masalah saya dapat merumuskan masalah Sebagai berikut: Apa yang menyebabkan persatuan dan kesatuan itu runtuh di sekitar masyarakat indonesia yang sekarang ini mulai luntur? Bagaimana cara pemerintah untuk membangkitkan rasa persatuan dan kesatuan di indonesia yang kini telah hilang dalam diri para warga indonesia, padahal persatuan indonesia sangat di perlukan untuk memajukan negara ini menjadi negara yang lebih baik? Bagaimana cara untuk mengembalikan rasa persatuan dan persatuan pada masyarakat yang telah luntur ?
Pendekatan Historis
Pada waktu pemulaan sidang BPUPKI pertama, ketua BPUPKI dokter K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, mengajukan suatu masalah khusus yang akan dibahas dalam sidang tersebut. Masala yang dimaksud adalah suatu calon rumusan Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampillah 3 orang pembicara yaitu Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Pada tanggal 1 juni 1945 di dalam sidang tersebut insinyur Soekarno berpidato secara lisan ( Tanpa Teks ) Mengenai calon rumusan dasar Negara Indonesia. Kemudian untuk memberi nama 5 asas atau dasar negara tersebut insinyurSoekarno memberikan nama dengan istilah “PANCASILA” yang artinya 5 Dasar. Hal ini menurut beliau atas saran dari seorang teman ahli bahasa yang duduk disamping beliau yaitu Mr. Muhammad Yamin. Pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia merdeka dan keesokan harinya tanggal 18 agustus 1945 disahkanlah undang-undang dasar1945, termasuk pembukaan UUD 1945 dimana di dalamnya memuat rumusan 5 prinsip dasar negara yang diberi nama pancasila. Sejak saat itulah perkataan PANCASILA menjadi bahasa indonesia dan sudah merupakan istilah umum. Walaupun di dalam alenia ke-4 pembukaan UUD 1945 tidak memuat istilah”PANCASILA” namun yang dimaksud dasar negara republik Indonesia adalah disebut dengan istilah pancasila. Hal ini di Dasarkan atas Interprestasi Historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang kemudian pada tanggal 1 juni 1945 oleh insinyur soekarno diberi nama dengan istilah” pancasila” yang secara spontan diterima oleh para peserta sidang. Demikian lah riwayat singkat pancasila, yang semula berasal dari bahasa sansekerta kemudian menjadi bahasa JAWA -KUNO yang semula menjadi istilah ajaran moral budda akhirnya menjadi Bahahasa Indonesia dipakai sebagai istilah nama dasar filsafat Negara Republik indonesia hingga sekarang ini.
Secara terminologi historis proses perumusan pancasila adalah sebagai berikut: Mr. Muhammad Yamin (1945) Pada tanggal 29 mei 1945 itu badan penyelidik mengadakan sidangnya yang pertama. Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah, karena pada saat itulah Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang lengkap badan penyelidik.pidato Mr. Muhammad Yamin itu berisikan 5 asas dasar untuk negara Indonesia merdeka yang di idam-idamkan itu, yaitu: 1. Perikebangsaan 2. Perikemanusiaan 3. Periketuhanan 4. Perikerakyatan 5. Kesejahteraan rakyat Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai rancangan UUD Republik Indonesia. Di dalam pembukaan dari rancangan UUD itu tercantum perumusan 5 asas dasar Negara yang berbunyi sebagai berikut: a. Ketuhanan yang maha esa b. Kebangsaan persatuan indonesia c. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab d. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalm permusyawaratan perwakilan e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Perlu dicatat bahwa, usul 5 asas dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muhammad Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan, baik perumusan kata-katanya maupun sistematikanya. Ir. Soekarno ( 1 juni 1945 )
Pada tanggal 1 juni 1945 insinyur soekarno mengucapkan pidatonya dihadapan sidang hari ketiga badan penyelidik.
Dalam pidato itu dikemukakan atau
diusulkan juga 5 hal untuk menjadi dasar-dasar Negara Merdeka, yang perumusan serta sistemmatikanya sebagai berikut: 1) Kebangsaan indonesia 2) Internasiaonalisme,- atau perikemanusiaan 3) Mufakat,- atau demokrasi 4) Kesejahteraan sosial 5) Ketuhanan yang berkebudayaan Untuk 5 dasar negara itu oleh beliau diusulkan pula agar diberi nama pancasila. Dikatakannya bahwa nama ini berasal dari seorang ahli bahasa kawan beliau, tetapi tidakn dikatakannya siapa. Usul mengenai pancasila ini kemudian diterima oleh sidang. Jika perumusan dan sistematik yang dikemukakan atau diusulkan oleh insinyur Soerkarno itu kita banfingkan dengan pancasila yang sekarang, nyata sekali bahwa perumusan dan sistematiknya berbeda dengan rumusan yang terdapat dalam alenia IV pembukaan UUD 1945. Selanjutnya Nasionalisme dihadapkan / dipertantangkan dengan asas internasionalisme
atau
prikemanusiaan
dan
menjadi
sosionasionalisme”.
Selanjutnya asas mufakat atau demokrasi dalam hal ini demokrasi politik dihadapkan / dipertentangkan dengan asas kesejahteraan sosial yakni demokrasi ekonomi dan menjadi sosiodemokrasi. Kemudian “ sosionasionalisme”, “sosiodemokrasi” dan “ketuhanan” itu disebut trisila yang dikatakannya sebagai persan dari 5 sila / pancasila. Trisila ini kemudian diperas lagi menjadi eka sila yakni “gotong royong”. Pada tahun 1947, pidato insinyur soekano tanggal 1 juni 1945 diterbitkan / diduplikasikan dengan nama “Lahirnya Pancasila”, kemudian menjadi populer dalam masyarakat bahwa Pancasila adlah nama dari dasar negara kita, meskipun
bunyi rumusan dan sistematika serta Metode berfikir antar hak usul dasar negara 1 juni 1945 tidak sama dengan dasar negara yang disahkan dalam pembukaan UUD 1945 tanggal 18 agustus 1945.
Pendekatan Yuridis
Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah diterima secara luas dan telah bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan dalam Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara jo Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002. Selain itu Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah “Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia. Namun dibalik itu terdapat sejarah panjang perumusan sila-sila Pancasila dalam perjalanan ketata negaraan Indonesia. Sejarah ini begitu sensitif dan salah-salah bisa mengancam keutuhan Negara Indonesia. Hal ini dikarenakan begitu banyak polemik serta kontroversi yang akut dan berkepanjangan baik mengenai siapa pengusul pertama sampai dengan pencetus istilah Pancasila.
Paper ini
sedapat
mungkin menghindari polemik dan kontroversi tersebut. Oleh karena itu paper ini lebih bersifat suatu "perbandingan" (bukan "pertandingan") antara rumusan satu dengan yang lain yang terdapat dalam dokumen-dokumen yang berbeda. Penempatan rumusan yang lebih awal tidak mengurangi kedudukan rumusan yang lebih akhir.
Dari kronik sejarah setidaknya ada beberapa rumusan Pancasila yang telah atau pernah muncul. Rumusan Pancasila yang satu dengan rumusan yang lain ada yang berbeda namun ada pula yang sama. Secara berturut turut akan dikemukakan rumusan dari Muh Yamin, Sukarno, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil PPKI, Konstitusi
RIS, UUD Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959), Versi Berbeda, dan Versi populer yang berkembang di masyarakat.
Pendekatan Sosiologis Masyarakat merupakan warga negara yang tinggal di indonesia yang hidup menurut aturan pemerintah serta hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam kehidupan bermasyarakat pasti terdapat nilai-nilai sosial yang ada di lingkungan masyarakat tersebut, nilai-nilai itu berbagai macam bentuk menurut kehidupan di masyarakat tersebut, dalam diri setiap orang pasti akan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kehidupan bermasyarakat yang memiliki persatuan dan kesatuan yang pada jaman dulu sekarang sudah mulai luntur, karena pengaruh dari berbagai hal yang memungkinkan persatuan di kehidupan bermasyarakat pada sekarang ini luntur, semua orang mencari kebahagiaan masing-masing satu antara lain, kehidupannya pun individualisme , yaitu menganut pendirian bahwa semuanya miliknya sendiri, tidak ada lagi rasa tenggang rasa satu sama lain, banyak orang hidup hanya untuk diri sendiri dan keluarganya, hal ini sangat disayangkan karena rasa persatuan dan kesatuan di masyarakat pada era globalisasi ini mulai tenggelam, tidak hanya di masyarakat tetapi di kehidupan politik pemerintahan juga demikian, nilai moral yang ada tidak ada lagi di kehidupan bermasyarakat dan kehidupan politik. Dalam haal ini seharusnya kita intropeksi diri sendiri, bagaimana untuk mempersatukan bangsa ini bagaimana kita akan maju bila warganya berpecah berai, warganya saling tidak teratur saling tidak pernah memperdulikan sesama warga, sebaiknyapemerintah sering membuat program unutulk menangani masalah ini agar tidak berlarut-larut, bila masalah ini berlarut-larut saya yakin negara Indonesia ini tidak akan bisa maju dan menyaingi negara-negara maju di asia ini dan di seluruh dunia ini.
Pembahasan
Pada saat ini masyarakat indonesia sudah mulai tidak memikirkan apa yang dinamakan persatuan dan kesatuan Republik Indonesia yang terdapat di pancasila ke3, banyak di kalangan masyarakat indonesia sudah mulai tidak memikirkan orang lain , hanya memikirkan kehidupan pribadinya saja dan tidak memikirkan kehidupan orang disekitar mereka yang hidup bersama-sama untuk menyatukan satu sama lain yang saling memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya , dan apalagi terdapat suatu budaya di suatu daerah indonesia yang mengandung budaya saling memikirkan satu dengan yang lainnya, padahal budaya ini sudah cukup sevagai bekal bagi masyarakat indonesia untuk dapat lebih mementingkan kehidupan berbangsa dan bernegara satu sama lain dan saling rukun tidak ada rasa egois satu antara lain yang saling mementingkan diri sendiri melainkan peduli dengan orang lain sehingga dapat mencegah persatuan dan kesatuan di indonesia itu luntur untuk selamanya, terdapat banyak penyebab yang mengakibatkan persatuan dan kesatuan di indonesia saya sebutkan satu contoh ciri masyarakat indonesia, berdasarkan kehidupan di perumahan saya, dapat dirasakan kehidupan mulai aneh, salah seorang tetgangga saya ada yang tidak mengenali tetangga samping rumahnya sendiri, ia tidak pernah keluar dari rumah untuk keperluan sosial dan mengenal orang di sekitarnya , ia hanya sibuk dengan kerjaannya dan ia jarang dirumah. Bagi saya ini suatu hal yang aneh sekali, tetangga sendiri saja tidak ia kenal, bagaikan kehidupannya itu sangat edois dan individualisme. Contoh semacam ini yang perlu kita rubah dalam kehidupan masyarakat di Indonesia saat ini, dalam buku ciptaan Drs. Kaelan yang berjudul Pancasila Yuridis kenegaraan tahun 1987 diterbitkan oleh Liberty di yogyakarta pada halaman 33 dinyatakan bahwa Persatuan indonesia adalah persatuan yang berketuhanan yang maha esa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab yang berkerakyatan
yang
dipimpin
permusyawaratan/perwakilan,
yang
oleh
hikmat
berkeadilan
sosial
kebijaksanaan bagi
seluruh
dalam rakyat
indonesia.dalam pernyataan tersebut dapat diartikan semua rakyat yang berpersatuan indonesia yaitu berketuhanan yang maha esa dan selalu berprikemanusiaan yang adil dan beradab tidak saling menjatuhkan satu antara lain dan selalu memberikan semangat satu antara yang lainnya . Rakyat harus selalu adil dalam bertindak , baik adil dalam waktu adil dalam masyarakat adil terhadap tuhan dan adil terhadap yang lainnya karena dinyatakan dalam isi pancasila ke-3 bahwa persatuan indonesia penting bagi warga negara, perlu kita catat: bahwa manusia yang adil dan beradab tidak semuanya berpersatuan indonesia , jadi manusia yang merasa ia selalu adil dan beradab tidak dapat kita jamin bila ia berpersatuan indonesia menurut Drs. Kaelan. Masalah dimasyarakat ini harus segera di selesaikan dan disosialisasikan oleh pemerintah kita agar masyarakat selalu bersatu dan saling tidak individualisme satu dengan yang lainnya, dari apa yang saya mengerti tentang progaram menyatukan masyarakat indonesia ada banyak contoh , dari segi budaya pemerintah selalu menyatukan kita dengan budaya yang ada pemerintah membuat program kepada anakanak disekolah bahwa pada hari tertentu mereka diwajibkan memakai baju batik yang mencirikan khas warga Indonesia , dari hal ini saya kira pemerintah kita sudah menanamkan pada diri anak-anak bahwa kita harus saling kompak dan menjaga persatuan dan kesatuan yang ada sekarang ini , sehingga kelak besar nanti mereka akan mengerti bagaiman rasa persatuan dan kesatuan itu mereka miliki dalam setiap pribadi manusianya, bahkan pada saat tua nanti mereka akan selalu memberi pengarahan pada anak dan cucunya bahwa persatuan dan kesatuan Indonesia yang sekarang ini mulai luntur dapat dilestarikan hingga turunan-turunannya. Pemerintah sangat perlu untuk turun tangan dalam masalah ini karena masalah ini adalah masalah yang perlu diselesaikan secepatnya bila pedmerintah tidak menggubris masalah ini saya menjamin bahwa negara kita ini pasti akan hancur dan tidak mematikan kemungkinan setiap warga indonesia saling mencemooh satu sama lain , padahal pada jaman dulu ini sebagai amanat kepada warga indonesia pada era perang dulu persatuan dan kesatuan sangat di pegang teguh dalam pendirian masingmasing warga, ada satu peribahasa berbunyi bercerai berarti kita runtuh, yang
mengartikan bahwa bila warga negara Indonesia saling berpecah berai warga Indonesia pasti akan hancur dan negara ini akan terjajah negara lain , saya menyampaikan kepada pemerintah bahwa jangan selalu memikirkan hal yang di atas saja hanya selalu membahas masalah politik yang tiada henti dari masalah korupsi, pemerintahan yang gagal , dan masalah yang lainnya , kita perlu saling menyatukan diri agar kita dapat saling menyemangat negara ini agar negar ini menjadi negara yang leih maju dari sebelumnya. Saya yakin bila dari diri masyarakatnya saling mengerti akan rasa persatuan dan kesatuan bagaimana pastilah negaara kita ini negara Merah Putih ini pasti akan menjadi negara yang lebih maju dan dapat dihargai oleh negara-negara tetangga. Mari pemerintah kita bangun bersama negara ini agar menjadi negara yang lebih maju dari sebrlumnya. Untuk mengembalikan rasa persatuan bangsa indonesia harus lebih melihat ke masa lalu dan bangsa Indonesia harus banyak belajar dari sejarah masa lalu, karena apa, dengan belajar masa lalu akan menentukan sejarah masa kini dan menatap masa depan.Hal ini terutama untuk mengembalikan semangat nasionalisme rasa persatuan, banyak kasus yang terjadi di indonesia saat ini yang menimpa kaum pemuda, terutama masalah Tawuran dan bentrokan antarwarga di beberapa daerah di Indonesia. Hal itu menegaskan bahwa semangat nasional dan makna nilai-nilai Sumpah Pemuda 1928 yang didengungkan oleh Boedi Oetomo terasa tak memiliki arti apa pun saat ini.Sebab apa. banyak para pemuda yang tidak mampu menghayati arti sumpah pemuda sehingga melahirkan kekerasan dan konflik sosial antarwarga.Di dalam Sumpah Pemuda yang kedua, yakni Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Meng-akoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Vang Satu, Bangsa mdonesia). Drs. Kaelan (sumpah pemuda).Makna sumpah pemuda yang kedua perlu ditafsirkan kembali, banyak kaum pemuda yang tidak mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, karena akhir-akhir ini kita di televisi sering kali menyaksikan bentrok an antarwarga. Apakah ilu yang dinamakan "berbangsa satu, bangsa Indonesia"! Melainkan juga unsur-unsur primordialisme, atau kesukuan, harus dihindari, setidaknya faktor itulah atau mungkin sentimen antarwarga
yang melahirkan kekerasan anlarpemuda di Indonesia. Kekerasan antarpemuda itu tercipta karena dipicu oleh kaum pemuda yang tidak memiliki pemahaman dan kemengertian makna dari Sumpah Pemuda.Kaum pemuda tidak mampu menghayati secara filosofis pernyataan Sumpah Pemuda yanj dinyalakan oleh Boedi Oetomo. Djoko Suryo dalam Itwsformasi Masyamkni Indonesia Dalam Historiografi Indonesia Modem (2010), mengatakan bahwa tanda-tanda kecenderungan tantangan pada era globalisasi saatkini adalah datangnya anarki fine coming of anarchy), merebaknya aksi kekerasan antarkaum pemuda saal kini. Apabila pemerintah pusat dan daerah tidak mampu mengatasi aksi konflik horizontal itu, maka berarti pemerintah lidak mampu menghadapi tantangan pada era globalisasi. Sementara itu, Kenichi Ohm.itdalam "The End of The Nation State" (1996), menyatakan lebih ekstrem, banyak kekerasan kaum pemuda dan bentrokan aniarmasya rakat menjadi salah satu indikasi berakhirnya negara bangsa (nation state),bangsa Indonesia akan mengalami kehancuran. Karena itu, proses berakhirnya negara bang-sa (nation state) harus segera diselesaikan dan bahkan dihindari oleh pemerintah pusat. Revitalisasi makna Dengan demikian, sudah saatnya kaum pemuda di seluruh Indonesia saat ini harus berpikir ulang dalam melakukan aksi kekerasan dan tawuran antarpelajar yang sering kali terjadi di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Jakarta. Peristiwa di lapangan menunjukkan bahwa kekerasan fisik antarpemuda masih mengkristal. Karena kaum pemuda tidak memahami arti dan ontologi Sumpah Pemuda. Dalam ajaran masyarakat Samin, di Jawa,memiliki peribahasa yaitu ojo tukarpadu, artinya jangan sering bertengkar. Pasalnya, orang yang sering bertengkar akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri dan bahkan bagi negara. Dengan begitu, kaum pemuda perlu juga membangun nilai-nilai kesadaran moralitas dan arti dari nilai-nilai Sumpah Pemuda, yang sejatinya harus menjadi kesadaran secara bersama dalam kehidupan berbangsa dart bernegara. Karena itu. Sumpah Pemuda merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Mulai sekarang marilah kita mengembalikan jati diri bangsa dan mengembalikan roh Sumpah Pemuda
dengan melihat kembali maknanya yakni rasa persatuan dan kesatuan. Identitas bangsa Indonesia yang menganut juga nilai-nilai Pancasila dan semangat Bhineka Tunggal Ika juga harus diimplementasikan oleh kaum pemuda saat ini agar terhindar dari budaya kekerasan dan anarkisme. Lebih dari itu, saat ini kaum pemuda juga harus mereinterpretasikan kembali makna Sumpah Pemuda, sehingga semangatnya bisa tetap kontekstual. Hal itu perlu diwujudkan serta diterapkan dengan tujuan memperkokoh nasionalisme agar sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara baik dari bidang politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan itu tidak rapuh.
KESIMPULAN
Globalisasi pada era sekarang ini sangat merubah kehidupan manusia dari era yang kuno atau Era dulu tradisional menjadi era yang sangat modern dan serba bisa ini, manusia disuguhkan dengan berbagai macam pola kehidupan masyarakat, pola berbangsa dan bertanah air yang mulai berubah dari era dulu ke era sekarang ini, pada era global dulu masih banya tenggang rasa antar sesama manusia yang saling mengerti antara satu manusia dan manusianya yang lain, ada suatu penghargaan tersendiri kepada orang lain sehingga sesama manusia yang tinggal di suatu kehidupan dapat hidup secara rukun, damai, dan sejahtera. Tetapi pada era sekarang semua culture atau budaya yang adam sudah mulai luntur dari kehidupan masyarakat, semua hal yang berkaitan dengan hubungan antar masyarakat yang terjalin secara baik sekarang ini sudah luntur di sekitar masyarakat indonesia, sebaiknya manusia saling mengoreksi dirinya masing-masing apakah dirinya sudah menjadi manusia yang diinginkan oleh pancasila yaitu sila ke-3 , semuanya itu relative tergantung bagaimana cara manusia itu mgmahami arti yang sesungguhnya sila ke-3 tersebut, manusia itu sebaiknya mempelajari dan memahami bagaimana cara kita agar dapat menjadi manusia sila ke-3 tersebut, tidak hanya menghafalkan secara lisan saja tetapi juga di pahami arti sesungguhnya , tidak ada lagi kata individualisme sesama manusia kecuali itu dalam mencapai prestasi , dan semoga persatuan di indonesia pada era sekarang ini dapat kita lahirkan lagi dari tidurnya yang telah lama tidak terlahir di negara kita Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo, Djoko. 2010. Itwsformasi Masyamkni Indonesia Dalam Historiografi Indonesia Modem .Jakarta. Ohm, Kenichi. 1996. The End of The Nation State.Jakarta. Kaelan. 1987. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Liberty. Yogyakarta.