HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA HATSERA KAMPUNG GENDENG RW 17 KELURAHAN BACIRO KECAMATAN GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA Sonya Gobala Yulisandro Babys¹, Rodiyah², Siti Wahyuningsih² INTISARI Latar Belakang: Pengetahuan gizi merupakan salah satu unsur penting untuk meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pola konsumsi masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik. Berdasarkan wawancara dari 10 orang responden dengan 10 pertanyaan yang dijawab yaitu pengetahuan baik ada 8 orang dan pengetahuan cukup ada 2 orang sedangkan hasil perhitungan status gizi lansia adalah obesitas ada 5 orang, status gizi normal ada 4 orang dan status gizi kurang ada 1 orang. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia di Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Data diambil dengan metode total sampling purposive yang mengunakan kriteria inkusi sebanyak 68 sampel. Data diolah dan dianalisis dengan chi-square dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil Penelitian: Responden yang memiliki pengetahuan tentang gizi kategori baik ada 30 orang (66,7%) dari 45 responden, responden dengan pengetahuan tentang gizi termasuk kategori cukup ada 15 responden (33,3%). Status gizi kurang ada 4 sampel (8,9%), status gizi normal ada 23 sampel (51,1%) dan status gizi obesitas ada 18 sampel (40,0%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia dengan nilai (p-value = 0,040 < Level of Significant = 0,05), dan nilai koefisien korelasi (c = 0,348). Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia di Posyandu Lansia Hatsera RW 17 Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dengan tingkat keeratan rendah. Kata kunci: Pengetahuan, Status gizi, Ibu rumah tangga, Gizi dan Lansia
1. Mahasiswa S-1 Gizi, Universitas Respati Yogyakarta 2. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
THE RELATIONSHIP BETWEEN HOUSEWIFE KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL STATUS OF ELDERLY PEOPLE AT ELDERLY POSYANDU HATSERA IN GENDENG VILLAGE RT 17, BACIRO, GONDOKUSUMAN, YOGYAKARTA Sonya Gobala Yulisandro Babys1, Rodiyah2, Siti Wahyuningsih² ABSTRACT Background: Knowledge of nutrition is one important element to improve the nutritional status of long-term community. Through socialization and delivery of nutrition messages, it will establish a practical balance between lifestyle with the consumption patterns of society. Consumption patterns with the ultimate goal of achieving the nutritional status of a better society. Based on interviews of 10 respondents with 10 questions to be answered is whether the knowledge that there are 8 people and 2 people have sufficient knowledge of the results of the calculations while the nutritional status of older adults are obese there are 5 people, there are 4 normal nutritional status and nutritional status of people there is one less person. Objective: Determine relationship between housewife knowledge about nutrition with nutritional status of elderly people at elderly Posyandu Hatsera in Gendeng village RT 17, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. Method: This research conducted at Posyandu Hatsera in Gendeng village RT 17, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. This study is an analytical study with cross sectional design. Data is taken with the purposive sampling method that uses the total inclusion criteria as many as 68 samples. Data were processed and analyzed with the chisquare and 98% confidence level. Result: Respondents who knew a good knowledge of the nutritional categories exist (66.7%) of 45 respondents, respondents with knowledge about nutrition, including adequate category there were 15 respondents (33.3%). Nutritional status is less there are 4 samples (8.9%), normal nutritional status there are 23 samples (51.1%), and nutritional status of obesity there are 18 samples (40.0%). Statistical test results show that there is relationship between housewife knowledge about nutrition with nutritional status in elderly with a value of (p-value = 0.040 < level of significant = 0.05%), and a correlation coefficient (c = 0, 348) Conclusion: There is relationship between housewife knowledge about nutrition with nutritional status in elderly people at elderly Posyandu Hatsera in Gendeng village RT 17, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta with a low level of closeness. Keywords: Knowledge, Nutritional Status, Housewife, Nutrition, Elderly people
1 2
Student of S-1 Science of Nutrition in Respati University of Yogyakarta Lecture Faculty of health sciences, Respati University of Yogyakarta
30 1
PENDAHULUAN Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang wajar terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi mulai sejak permulaan kehidupan. ³ Secara umum, kebutuhan
gizi para lansia sedikit lebih rendah dibandingkan
kebutuhan
gizi di usia
dewasa. Kondisi ini merupakan konsekuensi terjadinya penurunan tingkat aktivitas dan metabolisme basal tubuh para lansia.(1) Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs) takhyul (supersition) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation).(2)
Pengetahuan ibu rumah tangga
tentang pemilihan makanan yang baik untuk mencapai hidup yang sehat dipengaruhi oleh beberapa
faktor
antara
lain, ekonomi,
sosial,
budaya
Pengetahuan gizi merupakan salah satu unsur penting untuk masyarakat
dan kondisi kesehatan. meningkatkan status gizi
jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang
praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi
masyarakat.
Pola
konsumsi
masyarakat
dengan
tujuan
akhir
yaitu
tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik.(3) Badan Pusat Statistik (BPS, 2004) menyimpulkan bahwa abad 21 bagian bangsa Indonesia
merupakan
abad lansia
(era of population
aging),
karena
pertumbuhan
penduduk lansia di Indonesia diperkirakan lebih cepat dibandingkan dengan negaranegara lain. Di Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan 7,4% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 15,3 juta orang akan berusia di atas 60 tahun.(4) Meningkatnya jumlah lansia yang demikian pesat jika tidak diikuti dengan status kesehatan atau gizi yang baik dapat menjadi masalah yang serius karena menuntut beban masyarakat yang produktif. Peningkatan harapan hidup di satu pihak menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, tetapi di pihak lain akan banyak menimbulkan masalah terutama masalah kesehatan
dan kerawanan
sosial akibat banyaknya
Penanganan yang tidak bijaksana akan menimbulkan
lansia yang terlantar.
masalah baru terutama secara
psikologis lansia tidak mendapatkan tempat secara sosial di masyarakat.(5) Bagi lansia pemenuhan membantu
dalam
proses
kebutuhan
beradaptasi
atau
gizi yang diberikan menyesuaikan
diri
dengan
baik dapat
dengan
perubahan–
perubahan yang dialaminya. Selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel–sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.(6)
30 2 Setelah melakukan studi pendahuluan pada tanggal 27 November 2011, diketahui jumlah lansia yang berumur 60-69 tahun sebanyak 26 orang dan usia lebih dari 70 tahun sebanyak 42 orang, dengan demikian jumlah lansia di Posyandu Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta berjumlah 68 orang. Berdasarkan wawancara dengan kader lansia, hampir semua lansia tinggal dengan keluarga. Dari hasil data posyandu pada bulan November 2011, peneliti melakukan wawancara dengan 10 responden untuk mengetahui pengetahuan tentang gizi dan status gizi lansia.
Dari
10
orang
responden
dengan
10
pertanyaan
yang
dijawab
yaitu
pengetahuan baik ada 8 orang, dan pengetahuan cukup ada 2 orang sedangkan BB dan TB lansia diambil dari buku rekapan kader dari 60 tahun ke atas. Hasil perhitungan status gizi lansia adalah obesitas ada 5 orang, status gizi normal ada 4 orang dan status gizi kurang ada 1 orang. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia di Posyandu Lansia Hatsera kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta?. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia. Tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi, status gizi lansia dan keeratan hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia.
30 3
A.
KEASLIAN PENELITIAN 1. Bakker (2008) Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi seimbang terhadap penyajian menu dalam keluarga di kecamatan gondokusuman Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Uji statistik yang digunakan yaitu korelasi product moment. Persamaan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (pengetahuan ibu tentang gizi), rancangan penelitian yaitu cross sectional. Perbedaannya yaitu responden (balita) sedangkan penelitian ini yaitu lansia, jenis penelitian yaitu metode kuantitatif sedangkan peneliti yaitu analitik. Uji statistik yang digunakan yaitu korelasi product moment sedangkan peneliti yaitu chis-quare.(7) 2. Nuh (2006) Hubungan Tingkat Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional, yaitu dengan dengan melakukan pengukuran variabel independen dan variabel dependen secara bersamaan. Sampel penelitian umur 60-90 tahun. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner analisisnya menggunakan uji statistik chi square. Persamaan penelitian ini adalah variabel terikat (status gizi lansia), instrumen penelitian yaitu kuesioner, rancangan penelitian yaitu cross sectional, uji statistik yaitu chi square dan sampel > 60 tahun sedangkan perbedaannya adalah
variabel bebas yaitu tingkat asupan zat gizi sedangkan
pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dan jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional sedangkan penelitian ini adalah analitik.(8) 3. Wahyuni (2008) Hubungan Status Fungsi Oral dengan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Kelompok Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Wana Seraya Denpasar Bali. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dengan sampel penelitian semua lansia yang ada di PSTW Wana Seraya Denpasar Bali yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi yaitu sebanyak 50 orang. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman. Persamaan penelitian ini yaitu variabel terikat (status gizi lansia), rancangan penelitian cross sectional dan sampel (lansia).
30 4
Perbedaannya yaitu variabel bebas (status fungsi oral dengan asupan zat gizi) sedangkan pada penelitian ini variabel bebas yaitu pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi. Jenis penelitian menggunakan observasional sedangkan penelitian ini adalah analitik. Uji statistik yang digunakan yaitu Rank Spearman sedangkan penelitian ini adalah chi square.(9
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik. Peneliti mencoba mencari hubungan antar variabel, dalam penelitian ini variabel bebas yaitu pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi sedangkan variabel terikat yaitu status gizi pada lansia. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat.(10). Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia. Penelitian ini akan dilakukan di Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu Februari-April 2012. Populasi yang diambil yaitu seluruh lansia yang terdaftar di Posyandu Lansia. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua lansia yang memenuhi kriteria inklusi di Posyandu Lansia, Besar sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang. Teknik pengambilan sampel adalah lansia yang digunakan adalah total sampling purposive. Sampel yang digunakan hanya lansia
yang tinggal dengan
keluarga yang memenuhi kriteria inklusi sebagai subjek penelitian. Kriteria inklusi dan ekslusi pada lansia. 1). Kriteria inklusi pada lansia dalam penelitian ini yaitu: (a) Lansia yang bersedia atau sanggup menjadi sampel, (b) Lansia yang tinggal bersama keluarga yaitu ibu rumah tangga, (c) Lansia yang berumur di atas 60 tahun (laki-laki dan perempuan) 2). Kriteria ekslusi pada lansia dalam penelitian ini yaitu: (a) Lansia yang sakit (tidak bisa berjalan, bungkuk). a) Kriteria inklusi pada responden. Kriteria inklusi pada responden dalam penelitian ini yaitu 1). Bersedia menjadi responden. 2). Tinggal dengan lansia dan 3). Bisa membaca dan menulis. Variabel independen
(variabel bebas) dalam penelitian ini yaitu : pengetahuan ibu
rumah tangga tentang gizi. Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini yaitu: status gizi lansia.
30 5
Definisi Pengetahuan
Operasional
yaitu Pengetahuan
ibu rumah tangga lansia tentang
ibu rumah tangga
tentang gizi
gizi adalah kemampuan
untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti tentang gizi yang meliputi pengertian ilmu gizi, pengertian makanan, pengertian bahan makanan, guna makanan, manfaat makanan, manfaat minuman dan masalah gizi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes atau kuesioner tentang objek pengetahuan yang akan diukur, selanjutnya dilakukan penilaian di mana setiap jawaban benar dari tiap pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100%. Dengan rumus sebagai berikut: (³)
Keterangan yaitu N (Nilai pengetahuan), Sp (Skor yang didapat), Sm (Skor tertinggi maksimum), dengan paramameter pengetahuan yang digunakan sebagai berikut yaitu a). Pengetahuan baik (76-100%), Pengetahuan cukup ( ≤ 75%) dengan skala pengukuran yaitu ordinal sedangkan status gizi lansia yaitu Adalah keadaan gizi lansia yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik dan lebih. 14 BB diukur dengan timbangan injak sedangkan TB diukur dengan arm span board. Dengan Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: 1). Berat kurang ( < 18,5, 2). Berat normak (18,522,9) dan Obesitas ( > 23) dengan skala pengukuran yaitu ordinal. Jenis data yang dikumpulkan meliputi Data primer (identitas responden, pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi, status gizi lansia (BB dan TB lansia) dan karateristik responden) dan data sekunder (gambaran umum posyandu dan jumlah lansia). Cara pengumpulan data meliputi data primer tentang pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi lansia diperoleh melalui kuesioner kepada ibu rumah tangga yang meliputi identitas responden dan pertanyaan tentang pengetahuan gizi. Pengumpulan data dilakukan pada saat berkunjung ke rumah responden (home visit) dan pada saat mengikuti posyandu. Data primer diperoleh dengan cara mengukur BB dan TB sampel oleh peneliti. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diambil melalui posyandu tentang gambaran umum posyandu. Alat atau instrumen Pengumpulan Data yaitu a). Timbangan injak dengan kapasitas 120 kg, dengan tingkat ketelitian 0,1 kg. b). Arm span board untuk mengukur rentang lengan. c). Kuesioner penelitian digunakan untuk menyatakan identitas responden, umur, jenis kelamin, serta data hasil pengukuran dan untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang gizi. d). Alat tulis. e). Kalkulator.
30 6
Uji Validitas ada 2 yaitu 1). Kuesioner. Dari hasil uji validitas isi yang telah dilakukan peneliti di Wilayah Posyandu Lansia RW 19 Kampung Gendeng Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dengan 20 intem pertanyaan kepada 20 responden Ibu Rumah Tangga dengan latar belakang SLTP, SMA dan S-1 kuesioner ditunjukkan kepada responden yang memiliki kriteria yang sama dengan responden sehingga akan dapat diketahui kata-kata atau kalimat yang sulit dipahami oleh Ibu Rumah Tangga, maka peneliti sudah menyesuaikan dari hasil yang didapat dari uji validitas isi tersebut. Kuesioner yang telah di uji validitas isi diterima oleh respoden tanpa ada revisi ulang dari pakar. 2). Rentang lengan (tidak dilakukan uji rentang lengan karena sebelumnya sudah dilakukan uji rentang lengan atau diadopsi dari hasil penelitian Hidayat (2011) (11) dengan judul Sensitivitas
dan spesifitas penentuan
status gizi dengan pengukuran
antropometri pada wanita pasca menopause di Posyandu Lansia Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan hasil tingkat sensitivitas dan spesifisitas status gizi menggunakan rentang lengan dalam kategori baik dengan nilai sensivitas sebesar 93,75% dan nilai spesifitas sebesar 92,86% dibandingkan dengan tinggi lutut dalam kategori cukup yaitu nilai sensivitas sebesar 81,25% dan nilai spesivitas sebesar 17,14%). Fatmah dalam Hidayat (2011) (11) berhasil membuktikan bahwa rentang lengan memiliki tingkat sensivitas dan spesifitas yang tinggi dari pada tinggi lutut karena memberikan nilai tinggi badan estimasi yang lebih mendekati tinggi badan sebenarnya dari pada tinggi lutut. Dengan demikian peneliti mengunakan rentang lengan yang dikonversikan menjadi TB dengan mengunakan rumus BMA yaitu : TB (laki-laki)
: 118,24 + (0,28 x RL) – (0,07 x umur) cm
TB (perempuan)
: 63,18 + (0,63 x RL) – (0,17 x umur) cm
Langkah–langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut yaitu Editing, coding, scoring dan tabulating. Teknik Analisis Data yaitu analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan baik dari studi dokumentasi, kuesioner, maupun wawancara langsung. Langkah-langkah analisis yang dikerjakan sebagai berikut: a). analisis univariat: Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari karateristik responden, pengetahuan dan status gizi. 2). Analisis bivariat: Uji statistik yang digunakan adalah chi square dengan rumus yang digunakan yaitu:(12)
30 7
ߑ
ݔ²
ߑݔ
ߑߑݔ²
ߑߑ keterangan: x² (kai-kuadrat), f0
(frekuensi
yang
diobservasi),
fh
(frekuensi
yang diharapkan), Σ (jumlah korelasi) Ketentuannya adalah apabila x² hitung > x² tabel maka ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia dan apabila x² hitung < x² tabel maka tidak ada hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada Lansia. Analisis keeratan koefisien kontingensi adalah analisis ini untuk mengetahui keeratan hubungan dua variabel yang keduanya mempunyai skala data ordinal. Koefisien kontigensinya dirumuskan sebagai berikut:
ܥ
√ మ ௫²
Keterangan yaitu C (Koefisien kontigensi), N (Jumlah sampel), X² (harga chi kuadrat) adapun tingkat hubungan penelitian menurut besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 1. Tingkat Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000
Tingkat hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Jalannya penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan (pengumpulan dan analisis data), tahapan penyusunan laporan. Diuraikan seperti di bawah ini: 1. Tahap
persiapan
meliputi
a). Peneliti
melakukan
studi pendahuluan
untuk
mendapatkan data sesuai dengan kebutuhan peneliti, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa kuesioner sesuai dengan variabel dalam penelitian dan b). tahap pelaksanaan: cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan yaitu: (1) memberikan penjelasan kepada responden mengenai tujuan dilakukannya penelitian. Bila menyetujui untuk menjadi responden maka harus mengisi dan menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden, (2) Membagikan kuesioner kepada responden yang selanjutnya untuk diisi oleh responden, (3) Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden, (4)
Melakukan
editing
data
hasil
jawaban
dari responden
dengan
melakukan
30 8
pengecekan terhadap kelengkapan jawaban responden dan (5) Melakukan pengolahan data dan analisis data. 2. Tahap penyusunan laporan yaitu data yang telah dianalisis, akan disajikan berupa hasil pengolahan data dalam bentuk laporan hasil pengolahan data sesuai dengan hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN a. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
Baciro adalah
sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gondokusuman adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terletak di kota bagian utara, dan terdiri dari lima kelurahan: 1) Kelurahan Terban 2) Kelurahan Demangan 3) Kelurahan Klitren (sebelumnya Klitren Lor) 4) Kelurahan Kotabaru 5) Kelurahan Baciro Posyandu lansia Hatsera berada di Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta yang merupakan suatu wilayah di kecamatan gondokusuman, Kodya Dati II Kota Yogyakarta, dengan luas dan batas wilayah 106. 35 Ha. Dengan jumlah penduduk 14.914 orang yang terdiri dari laki-laki 7.387 orang dan perempuan 7.527 orang, sedangkan jumlah KK (Kepala Keluarga) 4.177 KK (Profil Kelurahan Baciro, 2011). Batas-batas wilayah Kelurahan Baciro adalah sebagai berikut: Sebelah utara
: Kelurahan Demangan Kecamatan Gondokusuman
Sebelah selatan: Kelurahan Semaki Kecamatan Umbulharjo Sebelah barat
: Kelurahan Bausasran Kecamatan Danurejan
Sebelah timur
: Kelurahan Mujamuju Kecamatan Umbulharjo
30 9
Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan 1 km, jarak dari Ibu kota Kabupaten atau Kotamadya Daerah Tingkat II 1 km, jarak dari ibu kota Propinsi Dati I 2 km sedangkan jarak dari ibu kota Negara 565 km. (Profil Keluraha Baciro, 2011). Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamtan Gondokusuman Yogyakarta membentuk kepengurusan pada tanggal 16 Mei 2008, dengan pengurus terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, sie olahraga, kesehatan, gizi dan umum. Posyandu Lansia Hatsera di RW 17 terdiri dari 6 RT yaitu RT 66,67,68,69,70 dan 71. Kegiatan posyandu Lansia yaitu melaksanakan posyandu Lansia di RW 17 setiap 2 bulan sekali pada hari sabtu jam 10.00 pagi. melaksanakan senam bersama setiap hari jumat jam 16.00-17.00 bertempat di RT 69, 70,71. Jumlah Lansia dari umur 60 tahun ke atas yaitu 68 Lansia, dengan tenaga kesehatan terdiri dari 1 dokter dan 1 perawat dibantu dengan kader 12 orang. Kegiatan yang dilakukan di posuandu lansia yaitu melaksanakan penimbangan
berat badan, pengukuran
tinggi badan, tensi, pemeriksaan,
pemberian obat ringan, tambahan gizi, pemberian penyuluhan oleh tenaga kesehatan. 2.
Karakteristik Responden a. Karakteristik ibu rumah tangga Tabel 5. Distribusi Frekuesi Berdasarkan Karakterstik Ibu rumah tangga Karakteristik Rincian n % Umur (tahun) 25-35 23 51,1 >35 22 48,9 Pendidikan Tinggi 31 68,9 Dasar 14 31,1 Pekerjaan Bekerja 27 60,0 Tidak bekerja 18 40,0 Total 100,0 Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah berumur 25-35 tahun sebanyak 23 responden atau 51,1%. Tingkat pendidikan sebagian besar responden yaitu tingkat pendidikan tinggi (S-1, D III dan SMA) sebanyak 31 responden atau 68,9%, sedangkan sebagian kecil responden yaitu tingkat pendidikan dasar (SLTP dan SD) sebanyak 14 responden atau 31,1%.
31 0 Dari segi pekerjaan sebagian besar responden tidak bekerja (IRT atau Ibu Rumah Tangga) sebanyak 27 responden atau 60,0%, sedangkan sebagian kecil bekerja (sebagai pedagang, pegawai swasta, pensiunan dan PNS) sebanyak 18 responden atau 40,0%.
b. Karakteristik Lansia Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Lansia Karskteristik Rincian n % Umur lansia 60-70 21 46,7 (tahun ) 24 53,3 71 45 100,0 Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan
tabel 6. lansia berumur ≥ 71 tahun sebanyak 24
responden atau 53,3% dan sebagian kecil berusia 60-70 tahun sebanyak 21 responden atau 46,7%. 3. Analisis Univariat a. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Tangga tentang Gizi No Pengetahuan ibu rumah n tangga tentang gizi 1 Baik 30 2 Cukup 15 Jumlah 45 Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Ibu Rumah % 66,7 33,3 100,0
Berdasarkan tabel 7 diketahui sebagian besar yaitu sebanyak 30 responden atau 66,7% pengetahuan tentang gizi termasuk dalam kategori baik,
sedangkan sebagian
kecil
yaitu 15 responden
atau 33,3%.
pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi di Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Bacir Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta termasuk kategori baik.
31 1 b. Status gizi lansia Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi pada Lansia No Status gizi n % 1 Kurang 4 8,9 2 Normal 23 51,1 3 Obesitas 18 40,0 Jumlah 45 100,0 Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan tabel 8 diketahui sebanyak yaitu 23 lansia atau 51,1% lansia mempunyai status gizi dengan kategori normal, sedangkan sebagian kecil yaitu 4 responden atau 8,9% dan 18 lansia atau 40,0% status gizi dengan kategori obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi lansia di Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan
Baciro Kecamtan
Gondokusuman
Yogyakarta
termasuk
kategori normal. 4. Analisis Bivariat Tabel 9. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi dengan Status Gizi pada Lansia Varibel
Status gizi Kurang n
%
Normal n
Total
P
Obesitas
%
(value)
n
%
N
x²
% Pengetahuan 0,040 Total
Baik
3
6,7
17
37,8
10
22,2
30
66,7
6,205
Cukup
1 4
2,2 6 8,9 23
13,3 51,1
8 18
17,8 40
15 33,3 45 100
0,348
Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan
tabel 9 diketahui sebagian besar responden
dengan
pengetahuannya tentang gizi sedang, tetapi status gizi lansianya normal yaitu sebanyak
17
responden
atau
37,8%,
sedangkan
sebagian
kecil
pengetahuannya tentang gizinya cukup, tetapi status gizi lansianya kurang yaitu sebanyak 1 responden atau 2,2%.
31 2 Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square diperoleh pvalue = 0,040 < Level of Significant = 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi lansia. Keeratan hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi lansia di Posyandu Lansia Hatsera Kampung Gendeng RW 17 Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta menurut besarnya koefisien korelasi adalah rendah (c = 0,348).
PEMBAHASAN 1) Karakteristik Respoden (Ibu Rumah Tangga) Hasil karakteristik responden dari segi umur menunjukkan bahwa sebagian besar berusia 25-35 tahun sebanyak 23 responden atau 51,1%. Hal ini sesuai dengan.(12) Bahwa umur 20-35 tahun merupakan umur produktif yang dapat meningkatkan pengetahuan dan adanya kemampuan tersebut ibu rumah tangga mampu menyerap berbagai informasi yang diterimanya sehingga akan meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga sehinnga dapat menimbulkan kesadaran akan pentingnya penyediaan makanan secara tepat dengan harapan agar gizi lansia dapat terjamin. Kebanyakan
pendidikan
responden
yaitu
perguruan
tinggi
sebanyak 31 responden atau 68,9%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden
akan
mempengaruhi
kemampuan
menyerap
berbagai informasi. Semakin banyak informasi maka akan semakin luas wawasan dan pengetahuan yang dimiliki ibu rumah tangga,(13) yang menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Dari segi pekerjaan sebagian besar tidak bekerja (sebagai IRT atau Ibu Rumah tangga) sebanyak 27 responden atau 60,0%. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang berstatus ibu rumah tangga merupakan ibu yang tidak bekerja sehingga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berkomunikasi
dengan sesama ibu dalam mencari dan menambah
informasi tentang pengetahuan akan gizi. Hal ini sesuai dengan teori.(2) tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi biasanya dapat diperoleh dari berbagai macam pengalaman yang berasal dari berbagai macam narasumber seperti media massa, media elektronik, buku-buku, petugas kesehatan, orang tua terdahulu, maupun teman dan saudara dekat.
31 3
2) Karakteristik Responden Lansia Sebagian besar lansia berusia 60-70 tahun sebanyak 21 responden atau 46,7% dan sebagian kecil berusia > 80 tahun sebanyak 6 responden atau 13,3%. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah lansia yang demikian pesat jika tidak diikuti dengan status kesehatan atau gizi yang baik dapat menjadi masalah yang serius karena menuntut beban masyarakat
yang produktif. Hal ini sesuai dengan teori
(1)
yang
menyebutkan bahwa secara umum, kebutuhan para lansia sedikit lebih rendah dibandingkan kebutuhan gizi usia dewasa. Kondisi ini merupakan konsekuensi terjadinya penurunan tingkat aktifitas dan metabolisme basal tubuh para lansia. b. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi baik yaitu sebanyak 30 responden atau 66,7% dan sebagian kecil pengetahuan cukup yaitu 15 responden atau 33,3%. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan
responden
dipengaruhi oleh umur, pengalaman, informasi dan pendidikan. Hal ini sesuai dengan teori,(13) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, informasi budaya, pengalaman (umur) dan sosial ekonomi. Hasil penelitian ini didukung oleh Bakker (2008)
(7)
yang melakukan
penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi Seimbang
terhadap
Penyajian
Menu
dalam
Keluarga
di Kecamatan
Gondokusuman Yogyakarta” di mana hasil penelitian menunjukksn bahwa tingkat pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang dalam kategori baik dengan persentase sebesar 83,6%.
31 4
4. Status Gizi Lansia Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia dengan status gizi normal namun sebagian lansia yang mengalami obesitas dan status gizi kurang. Hal ini wajar karena status gizi lansia dipengaruhi oleh asupan makanan, budaya, ekonomi, persediaan makanan, pendidikan, fasilitas kesehatan dan pengetahuan ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian,(9) tentang “Hubungan Status Fungsi Oral dengan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Kelompok Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Wana Seraya Denpasar Bali”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar status gizi kelompok Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Wana Seraya Denpasar Bali adalah status gizi lansia dengan kategori normal. Hal ini sesuai dengan teori
(6)
menyatakan bahwa gizi lebih
disebabkan karena kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya
aktivitas
fisik, sehubungan
proses penuaan itu sendiri
kebiasaan makan itu sulit untuk diubah, walaupun disadari untuk mengurangi makan. 5. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Gizi Lansia
Tangga tentang Gizi dengan Status
Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi berhubungan signifikan dengan status gizi lansia (p-value = 0,040 < Level of Significant = 0,05). Keeratan hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi lansia menurut analisis besarnya koefisien korelasi adalah rendah (c = 0,348). Pengetahuan tentang gizi berhubungan dengan status gizi dapat dijelaskan karena pengetahuan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga akan mengalami
proses
dan
tahapan
pengetahuan
yang
akhirnya
akan
mempengaruhi ibu rumah tangga dalam berperilaku hidup sehat yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi lansia sesuai dengan tahapan yang benar sehingga akan dicapai tingkat status gizi lansia yang baik. Hal ini sesuai dengan dengan teori bahwa setelah mempunyai pengetahuan seseorang akan berusaha untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang riil.(13)
31 5 Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian,(8) tentang “Hubungan Tingkat Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna
Werdha
(PSTW)
Budi
Luhur
Jambi”.
Hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat asupan zat gizi dengan status gizi pada usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi. Mengingat keeratan hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi lansia tergolong rendah, maka dari itu apabila dalam suatu kelompok masih didapatkan status gizi obesitas dan kurang maka yang perlu ditinjau adalah selain tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi faktor-faktor lain seperti asupan makanan, infeksi penyakit, tingkat pendidikan,
faktor ekonomi dan fasilitas pelayanan kesehatan juga
perlu ditinjau karenakemungkinan faktor-faktor tersebut lebih berpengaruh terhadapa status gizi lansia.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan antara lain: 1.
Jumlah responden yang diteliti sebanyak 45 responden, jumlah ini perlu ditambah untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dan status gizi.
2. Dalam penelitian ini hanya meneliti1 faktor saja yaitu pengetahuan sehingga diharapakan kepada peneliti lain untuk meneliti faktor lain seperi asupan makanan.
31 6
KESIMPULAN 1). Dari segi pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi sebagian besar yaitu 30 responden atau 66,7% memiliki pengetahuan dengan kategori baik. 2). Status gizi lansia sebagian besar yaitu 23 responden atau 51,1% memiliki status gizi dengan kategori normal. 3). Ada hubungan bermakna antara variabel pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi dan keeratan hubungan menurut analisis besarnya koefisien korelasi adalah rendah (c = 0,348).
SARAN 1). Bagi Posyandu yaitu dapat dijadikan untuk memberikan informasi tentang gambaran hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia akan pentingnya pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi untuk meningkatkan status gizi pada lansia. 2). Bagi Dinas Kesehatan yaitu dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk dijadikan sebagai sumber informasi tentang hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi dengan status gizi pada lansia. 3). Bagi Institusi UNRIYO yaitu sebagai sumber sumbangan
hasil
penelitian
ini
untuk
dapat
dijadikan
dalam memperluas ilmu pengetahuan tentang gizi
dengan status gizi pada lansia. 4). Bagi Program Studi S-1 Ilmu Gizi yaitu hasil penelitian ini untuk dijadikan sebagai masukkan pada proses pengembangan Ilmu Gizi khususnya status gizi pada lansia. 5) Bagi peneliti Lainnya yaitu dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dan gambaran untuk mengadakan dan mengembangkan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang dan dapat menambah faktor lain seperti asupan makanan lansia.
31 7
DAFTAR PUSTAKA 1. Wirakusumah, E S. (2001). Menu Sehat untuk Lanjut Usia, Jakarta: Puspa Swara. 2. Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 3. Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Umum Gizi Seimbang (panduan untuk gizi), Jakarta. 4. Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta: PT Rineka Cipta. 5. Jayanti, W et al. (2008). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Depresi Lansia di Panti Wredha Wiloso Wredho Purworejo”, Jurnal Ilmu Keperawatan, Halaman 133. Yogyakarta: Mei 2008. 6. Proverawati, Atikah dan Siti Asfuah. (2009). Gizi untuk Kebidanan, Yogyakarta: Nuha Medika. 7. Bakker, Susi Yohana. (2008). “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi Seimbang terhadap Penyajian Menu dalam Keluarga di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta”. Skripsi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 8. Nuh. (2006). “Hubungan Tingkat Asupan zat Gizi dengan Status Gizi Pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)”. Skripsi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 9. Wahyuni. (2008). “Hubungan Status Fungsi Oral dengan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Kelompok Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Wana Seraya Denpasar Bali”. Skripsi, Universitas Gdajah Mada Yogyakarta. 10. Sastroasmoro, S. dan Sofyan Ismael. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: PT. Binarupa Aksara. 11. Hidayat, T. (2011). “Sensivitas dan Spesfisitas penentuan status gizi dengan pengukuran antropometri pada wanita pasca menopause di posyandu lansia kabupaten bantul Yogyakarta ”. Skripsi, Universitas Respati Yogyakarta. 12. Sugiono. (2010). Statistik untuk Penelitian, Bandung: Cv. Alfabeta 13. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rineke Cipta.