KELAYAKAN INVESTASI USAHA PENGGILINGAN PADI PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat)
SKRIPSI
EKA NOVIANTI H 34077016
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
RINGKASAN
EKA NOVIANTI. Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Pada Kondisi Risiko (Studi Kasus Di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan TINTIN SARIANTI).
Pesatnya perkembangan pertumbuhan produksi padi telah menciptakan pasar yang besar dan meluas bagi perkembangan dan pertumbuhan usaha jasa penggilingan padi. Hal tersebut didukung dengan industri mesin penggilingan padi yang semakin maju. Berdasarkan data Perhimpunan Penggilingan Padi (PERPADI) tahun 2009, jumlah penggilingan padi di Indonesia sekitar 110.000 unit, sekitar 85 persen merupakan penggilingan padi kecil (PPK) dan sebagian besar sudah berumur tua buatan tahun 1970 – 1980 an, sehingga rendemen dan kualitas berasnya rendah termasuk Standar Nasional Indonesia (SNI) Mutu 4 dan atau Mutu 5.Perkembangan produksi padi di Jawa Barat membawa perkembangan yang cukup baik pula bagi pengusahaan penggilingan padi, salah satunya di Kabupaten Karawang. Saat ini penggilingan padi di Kabupaten Karawang didominasi oleh penggilingan padi berskala kecil. Sinar Ginanjar merupakan penggilingan padi berskala kecil yang berada di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang. Untuk meningkatkan rendemen beras di penggilingan padi Sinar ginanjar sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal, maka penggilingan padi Sinar Ginanjar harus melakukan penambahan konfigurasi mesin penggilingan yang digunakan. Namun, untuk menarik investor menanamkan modalnya di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, harus dilakukan studi kelayakan investasi, sehingga diketahui apakah layak atau tidak penggilingan padi Sinar Ginanjar dijalankan. Penentuan kelayakan tersebut dilakukan melalui analisa secara mendalam terhadap aspek-aspek yang terkait, seperti aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial dan lingkungan serta aspek finansial, aspek finansial yang dilakukan melalui analisis kriteria investasi. Layaknya sebuah usaha dalam bidang pertanian pada bidang pengolahan, usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar rentan terhadap risiko, baik itu risiko harga maupun risiko produksi dari output yang dihasilkan. Risiko tersebut dapat mempengaruhi kelayakan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar. Untuk itu, perlu dilakukan perhitungan dan dimasukan kedalam perhitungan finansial, yakni dengan melakukan analisis skenario. Berdasarkan uraian hasil analisis aspek pasar, pada aspek ini Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan masih terbukanya peluang untuk memasarkan output penggilingan ke berbagai pasar selain kepada masyarakat sekitar. Peluang tersebut ada karena hasil kerjasama yang dilakukan oleh pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan penanam modal. Hambatan dalam aspek pasar ini hanyalah ketersediaan bahan baku gabah yang tidak secara kontinu ada. Berdasarkan hasil analisis teknis, dapat dikatakan bahwa secara teknis usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dilaksanakan. Karena
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah memenuhi syarat untuk menjadikan penggilingan padinya sesuai dengan pengelolaan yang benar. Walaupun masih menggunakan mesin penggilingan yang sudah tua dan terkadang tidak mengikuti syarat-syarat yang baik dan benar untuk menjaga kualitas beras, seperti menyimpan beras langsung diteras dan tidak adanya gudang penyimpanan secara terpisah. Tidak terdapat kendala yang dapat menghambat kegiatan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Pada aspek manajemen dan hukum Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam melakukan manajemen perusahaannya cukup baik, walaupun tidak memiliki struktur organisasi yang baku layaknya sebuah perusahaan besar dan tidak mengelola tenaga kerja berdasarkan pekerjaannnya. Dari sisi hukum, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah memenuhi persyaratan sebagai sebuah perusahaan kecil yang diperkuat dengan Tanda Daftar Perusahaan, SIUP Kecil dan Izin Undang-Undang Gangguan (HO). Kedua aspek tersebut memperkuat Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sebagai sebuah perusaahan yang siap dilakukan tambahan oleh para investor. Berdasarkan hasil analisis aspek sosial dan lingkungan, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Hal tersebut dikarenakan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mampu mengelola dengan baik limbah sekam dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitarnya dengan adanya penggilingan padi disana. Pada aspek finansial, usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar menunjukan kelayakan, yakni dengan memperoleh nilai nilai NPV pada kondisi tanpa risiko menghasilkan nilai sebesar Rp. 322.915.059. Hal tersebut menunjukan bahwa manfaat bersih atau keuntungan yang diperoleh penggilingan padi Sinar Ginanjar selama 15 tahun dengan tingkat diskonto 12 persen sebesar Rp. 322.915.059. Nilai IRR yang diperoleh sebesar 28 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pengembalian dari invesatasi yang ditanamkan pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar sebesar 28 persen. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat diskonto yang ditentukan yaitu sebesar 12 persen (IRR (28 persen) > 12 persen). Sehingga berdasarkan kriteria penilaian investasi untuk IRR, usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar tanpa kondisi risiko layak untuk dilakukan investasi. Kriteria kelayakan investasi berikutnya yaitu Net B/C, berdasarkan perhitungan nilai Net B/C yang dihasilkan sebesar 1,83 menunjukan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan untuk usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar akan memberikan keuntungan sebesar 1,83 satuan. Berdasarkan kriteria penilaian investas apabila nilai Net B/C lebih dari 1 (Net B/C (1,83) > 1) maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Waktu pengembalian untuk investasi yang dilakukan adalah 3 tahun, karena mengikuti asumsi dalam satu bulan hanya ada 8,8 bulan sehingga waktu pengembalian mencapai 4 tahun 0,9 bulan. Usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada aspek finansial dengan kondisi risiko juga menunjukan kelayakan. Pada risiko produksi, berdasarkan kriteria investasi, nilai NPV yang diharapkan Usaha Penggilingan Padi mencapai Rp. 259.662.572, dengan nilai standar deviasi mencapai 388.618.762 dan koefisien variasi sebesar 1,50. Sedangkan pada risiko harga, nilai NPV yang diharapkan mencapai Rp. 59.440.085, dengan standar deviasi sebesar 108.146.306 dan menghasilkan nilai koefisien variasi sebesar 1,82. Berdasarkan nilai koefisien variasi, tingkat risiko paling besar adalah pada risiko harga.
Judul Proposal
: Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Pada Kondisi Risiko (Studi Kasus Di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat)
Nama
: Eka Novianti
NIM
: H 34077016
Menyetujui, Pembimbing
Tintin Sarianti, SP, MM NIP 19750316 200501 2 001
Mengetahui: Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
KELAYAKAN INVESTASI USAHA PENGGILINGAN PADI PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat)
EKA NOVIANTI H 34077016
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Pada Kondisi Risiko (Studi Kasus Di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar putsaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Desember 2010
Eka Novianti H34077016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Karawang, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 9 Januari 1986 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Bapak Candran dan Ibu E.Karnesih. Penulis menigikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 3 Jomin Barat di Karawang dan lulus pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah penulis dapat diselesaikan pada tahun 2001 di SMP Negeri 1 Cikampek, Karawang. Pendidikan tingkat atas penulis di selesaikan pada tahun 2004 di SMA Negeri 1 Jatisari, Karawang. Tahun 2004, penulis di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Diploma III Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Selepas menempuh program Diploma III, penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor sejak tahun 2008 hingga 2010. Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan kepanitian.
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Pada Kondisi Risiko (Studi Kasus di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat)”. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha penggilingan padi berdasarkan aspek non finansial dan finansial baik kondisi tanpa risiko maupun dengan kondisi risiko terhadap penggilingan padi Sinar Ginanjar Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun demikian sangat disadari masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2010 Eka Novianti
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
mampu
menyelesaikan
skripsi
ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1.
Tintin Sarianti, SP, MM sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, saran dan perhatiannya yang sangat berarti bagi penulis hingga penyusunan skripsi ini selesai.
2.
Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam seminar proposal penelitian.
3.
Dr.Ir.Harianto, MS dan Ir.Burhanuddin, MM Selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
4.
Devi Nitasari, yang telah bersedia sebagai pembahas pada seminar hasil penelitian dan memberikan begitu banyak saran serta kritiknya demi kelancaran penelitian ini.
5.
Kedua orang tua, adik-adikku yang selalu mendoakan dan memberi semangat serta menjadi motivator penulis dengan penuh kasih sayang.
6.
M. Shaffa Muzaki yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta kasih sayangnya dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang telah banyak membantu penulis selama pengumpulan yang sangat berguna bagi penelitian ini.
8.
Teman-teman EKW 41, Rekan-rekan Ekstensi AGB angkatan 1,2,3,4,5,6 dan 7 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, Desember 2010 Eka novianti
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv I.
II.
III.
IV.
V.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 1.3. Tujuan..................................................................................... 1.4. Manfaat ................................................................................... 1.5. Ruang Lingkup .......................................................................
1 7 11 11 13
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi ............................................................. 2.2. Penggilingan Padi ................................................................... 2.3. Penelitian Terdahulu ..............................................................
13 13 16
KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis ................................................ 3.1.2. Biaya dan Manfaat ....................................................... 3.1.3. Aspek-Aspek Studi Kelayakan ..................................... 3.1.4. Konsep Nilai Waktu Uang ........................................... 3.1.5. Kriteria Kelayakan Investasi ........................................ 3.1.6. Risiko Dalam Investasi................................................. 3.1.7. Konsep Expected Return .............................................. 3.1.8. Penilaian Risiko............................................................ 3.1.9. Perhitungan Bunga ....................................................... 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ..........................................
21 21 22 23 25 25 29 33 33 34 36
METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu ................................................................ 4.2. Metode Penentuan Sampel .................................................... 4.3. Data dan Instrumentasi .......................................................... 4.3. Metode Pengumpulan Data ................................................... 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. 4.4.1. Analisis Aspek Teknis ............................................... 4.4.2. Analisis Aspek Pasar ................................................. 4.4.3. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum ................... 4.4.4. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan .................... 4.4.5. Analisis Aspek Finansial ........................................... 4.4.6. Penilaian Risiko Dalam Investasi .............................. 4.5. Asumsi Dasar .........................................................................
39 39 39 40 41 41 42 42 43 43 46 48
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Latar Belakang Penggilingan Padi Sinar Ginanjar .................
51
5.2. Jalinan Kerjasama Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ............ 5.3. Risiko Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar .................... VI.
VII.
HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial ................................................ 6.1.1. Aspek Pasar .................................................................. 6.1.2. Aspek Teknis ................................................................ 6.1.3. Aspek Manajemen dan Hukum .................................... 6.1.4. Aspek Sosial dan Lingkungan ...................................... 6.2. Analisis Aspek Finansial ....................................................... 6.2.1. Arus Biaya .................................................................... 6.2.2. Arus Manfaat ................................................................ 6.2.3. Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Tanpa Risiko ........................................ 6.3. Perhitungan Risiko pada Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ........................................................................ 6.3.1. Risiko Produksi ............................................................ 6.3.2. Risiko Harga................................................................. 6.3.3. Perhitungan Tingkat Risiko.........................................
52 53 58 58 61 71 74 77 77 89 96 97 98 102 105
KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan............................................................................. 7.2. Saran .......................................................................................
108 109
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
111
LAMPIRAN .............................................................................................
114
xi
DAFTAR TABEL
Nomor 1.
Halaman Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2004-2009* (Miliar Rupiah) ............................
1
Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Tahun 2004-2009 ......
2
Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2006 -2010 .......................
5
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Padi Tahun 2004 – 2008 di Kabupaten Karawang .......................
6
5.
Produksi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar .........................
55
6.
Harga Beras Yang Diterima Penggilingan Padi Sinar Ginanjar .....................................................................
57
7.
Biaya Investasi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar....
79
8.
Umur Teknis dari Investasi yang Ditanamkan dalam Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar .............................
80
Biaya Reinvestasi yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Tahun Ke-....................................
82
Penyusutan dari Barang Investasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar per Tahun .....................................................
83
Biaya Variabel yang dikeluarkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ......................................................................
85
Biaya Tetap yang Dikeluarkan Oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ......................................................................
88
Penerimaan Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Tanpa Risiko ........................................................................
92
Nilai Sisa Barang Investasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar per Tahun .....................................................
95
Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar .............................................................
96
Frekuensi dan Produksi Beras di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Setiap Kondisi .....................................
98
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Tiga Skenario Risiko Produksi ......................
99
Biaya Variabel Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Produksi ..............................................
100
2. 3. 4.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
19.
Kriteria Investasi pada Ketiga Kondisi Risiko Produksi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ..............
101
Frekuensi Harga Beras Risiko Harga di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Setiap Kondisi .....................................
102
Penerimaan Usaha Penggiilingan Padi Sinar Ginanjar pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario ...........................
103
Kriteria Investasi Pada Ketiga Kondisi Risiko Harga Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ............................
104
23.
Probabilitas dari Ketiga Kondisi pada Risiko Produksi .......
105
24.
Probabilitas dari Ketiga Kondisi Pada Risiko Harga ...........
106
25.
Tingkat Risiko yang Terjadi pada Ketiga Skenario dalam Risiko Produksi dan Risiko Harga ............................
106
20. 21. 22.
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor 1.
Halaman Grafik Harga Gabah Kering Panen dan Harga Pokok Penjualan Gabah Kering Panen Tahun 2007-2009..................
10
2.
Grafik Harga Beras dan Komoditas Lain Tahun 2007-2009 ....
11
3.
Hubungan Antara IRR dengan NPV ........................................
29
4.
Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ..................................
38
5.
Saluran Pemasaran Beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ...
60
6.
Akses Menuju Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ....................
63
7.
Lantai Jemur dan Bangunan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ...........................................................................
66
8.
Rangkaian Mesin Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ...............
68
9.
Tempat Penyimpanan Beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ...........................................................................
69
Alur Kegiatan Operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ...........................................................................
70
11.
Struktur Organisasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ............
72
12.
Limbah Sekam Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ...................
76
10.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Halaman Jumlah Alsin Penggilingan Padi Berdasarkan Jenis Penggilingan Padi di Seluruh Indonesia Tahun 2008 ..........
115
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Tanpa Risiko ...........................................................
116
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terbaik ..........................
116
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Normal .................
117
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terburuk ...............
117
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terbaik ......................
118
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Harga Skenario Normal...............................
118
Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terburuk ............................
119
Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Tanpa Risiko ..................................................
119
Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terbaik .................
120
Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Normal ..........................
120
Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terburuk ...............
121
Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terbaik ......................
121
Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Harga Skenario Normal ......................
122
Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terburuk ...................
122
Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Tanpa Risiko ...........................................................
123
Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Produksi Skenario Terbaik .........................
125
18. 19. 20. 21. 22. 23.
Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Produksi Skenario Normal ..........................
127
Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Produksi Skenario Terburuk .......................
129
Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Harga Skenario Terbaik ..............................
131
Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Harga Skenario Normal...............................
133
Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Harga Skenario Terburuk ............................
135
Tingkat Risiko Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ...............
137
xvii
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia
merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, dan yang terpenting adalah sebagai penyediaan makanan pokok dan bahan baku industri pangan dan nonpangan. Hal ini ditunjukkan
pada Tabel 1 yaitu
besarnya
kontribusi pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan menurut lapangan usaha terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2004-2009.
Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun 2004-2009* (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih
2004
2005
2006
329124,6 364169,3 433223,4
205252
309014,1 366520,8
2007
2008*
2009**
541931,5
716065,3
858252
440609,6
540605,3
591531,7
644342,6 760361,3 919539,3 1068653,9 1380713,1 1480905,4 23730,3
26693,8
30354,8
34723,8
40846,1
46823,1
151247,6 195110,6 251132,3 Konstruksi Perdagangan, 368555,9 431620,2 501542,4 Hotel & Restoran Pengangkutan 142292 180584,9 231523,5 dan Komunikasi Keuangan, Real Estate & Jasa 194410,9 230522,7 269121,4 Perusahaan 236870,3 276204,2 336258,9 Jasa-jasa
304996,8
419642,4
554982,2
592304,1
691494,7
750605
264263,3
312190,2
352407,2
305213,5
368129,7
404116,4
398196,7
481669,9
573818,7
* angka sementara ** angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009
Sektor pertanian sebagai penyedia makanan pokok di Indonesia saat ini masih di dominasi oleh beras. Oleh karena itu pangsa pasar beras untuk konsumsi dalam negeri merupakan yang terbesar diantara tanaman pangan lainnya. Data
Biro Pusat Statistik (2009) menyebutkan bahwa tingkat konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia sebesar 139,15 kilogram per tahun, dan untuk konsumsi rumah tangga 110 kilogram per kapita per tahun. Hal ini dapat di lihat pada Tabel 2, dimana presentase terhadap tanaman pangan khususnya padi relatif masih tinggi.
Tabel 2. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Tahun 2004-2009 Kelompok Barang
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Makanan: Padi-padian Umbi-umbian Ikan Daging Telur dan susu Sayur-sayuran
9,44 0,76 5,06 2,85 3,05 4,33
8,54 0,58 4,66 2,44 3,12 4,05
11,37 0,59 4,72 1,85 2,96 4,42
10,15 0,56 3,91 1,95 2,97 3,87
9,57 0,53 3,96 1,84 3,12 4,02
8,86 0,51 4,29 1,89 3,27 3,91
Kacang-kacangan
1,75
1,7
1,63
1,47
1,55
1,57
Buah-buahan
2,61
2,16
2,1
2,56
2,27
2,05
Minyak dan lemak
2,31
1,93
1,97
1,69
2,16
1,96
Bahan minuman
2,48
2,23
2,5
2,21
2,13
2,02
Bumbu-bumbuan
1,43
1,33
1,37
1,1
1,12
1,08
Konsumsi lainnya
1,23
1,34
1,27
1,34
1,39
1,33
Makanan jadi
10,28
11,44*)
10,29*)
10,48*)
11,44*)
12,63*)
Minuman beralkohol
0,08
-
-
-
-
-
Tembakau dan sirih
6,89
6,18
5,97
4,97
5,08
5,26
Jumlah makanan
54,59
51,37
53,01
49,24
50,17
50,62
Catatan : *) Termasuk minuman beralkohol, Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009(Angka diolah)
Agroindustri pengolahan padi yaitu jasa penggilingan padi merupakan mata rantai usaha pengolahan gabah menjadi beras dan piranti suplai beras dalam 2
sistem perekonomian masyarakat Indonesia, sehingga penggilingan padi dituntut untuk memberikan kontribusi dalam penyediaan beras nasional baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Penggilingan padi mempunyai peranan dalam menentukan jumlah ketersediaan beras, mutu dari beras yang akan dihasilkan dan dikonsumsi oleh masyarakat, serta ikut dalam meyediakan lapangan pekerjaan di lingkungan sekitarnya. Keberadaan penggilingan padi di Indonesia dilatar belakangi oleh kebutuhan beras sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Perhimpunan Penggilingan Padi (PERPADI) tahun 2009, jumlah penggilingan padi di Indonesia sekitar 110.000 unit, sekitar 85 persen merupakan Penggilingan Padi Kecil (PPK) dan sebagian besar sudah berumur tua buatan tahun 1970 – 1980 an, sehingga rendemen dan kualitas berasnya rendah termasuk Standar Nasional Indonesia (SNI) Mutu 4 dan atau Mutu 5. Penerapan standar tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 20 tahun 2010 tentang Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian. Sistem ini merupakan tatanan dan upaya untuk menghasilkan produk segar dan olahan primer yang aman dan bermutu sesuai standar atau persyaratan teknis minimal. Peraturan ini sebagai dasar hukum bagi pemangku kepentingan dalam penerapan sistem jaminan mutu pangan hasil pertanian. Tujuannya untuk memberikan perlindungan bagi konsumen, kepastian usaha dan meningkatkan daya saing pangan hasil pertanian. Pesatnya perkembangan pertumbuhan produksi padi telah menciptakan pasar yang besar dan meluas bagi perkembangan dan pertumbuhan usaha jasa penggilingan padi. Hal tersebut didukung dengan industri mesin penggilingan padi yang semakin maju, namun demikian kualitas beras yang dihasilkan tidak seiring dengan kemajuan teknologi. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Pertanian pada tahun 2006 - 2007, besarnya susut panen dan pasca panen gabah/beras adalah sebesar 10,82 persen. Dimana susut penggilingan rata-rata sebesar 3,25 persen dengan rendemen penggilingan yang merupakan persentase berat beras hasil penggilingan terhadap berat Gabah Kering Giling (GKG) yang digiling adalah sebesar 62,74 persen. Bila dibandingkan dengan survei yang sama tahun 1995/96, rendemen penggilingan
3
padi adalah sebesar 63,20 persen dan susut hasil sebesar 2,19 persen, maka terjadi penurunan rendemen giling sebesar 0,46 persen dan peningkatan susut giling sebesar 1,06 persen. Setiap penurunan randemen giling atau peningkatan susut giling sebesar 1 persen akan menurunkan ketersediaan beras sekitar 500.000 ton. Dalam jangka panjang apabila masalah ini tidak diatasi maka akan menjadi ancaman yang serius terhadap swasembada beras dan ketahanan pangan nasional serta persaingan global. Penurunan kualitas beras dan rendemen beras tersebut salah satunya dikarenakan dominasi penggilingan padi di Indonesia adalah penggilingan padi kecil dengan hanya memiliki 2 unit mesin dalam proses penggilingan, yang mengakibatkan proses dalam penggilingan padi menjadi tidak sempurna. Selain itu, pengusahaan penggilingan padi di Indonesia masih belum menggunakan pendekatan sistem agribisnis yang terpadu juga merupakan salah satu penyebab penurunan rendemen beras. Posisi penggilingan padi di Indonesia yang didominasi oleh penggilingan padi skala kecil (Lampiran 1) menjadi strategis dalam masalah perberasan, mengingat pada titik ini merupakan muara aliran produksi padi di hulu dan memprosesnya menjadi olahan primer di hilir, sehingga industri penggilingan padi terutama skala kecil (PPK) juga merupakan simpul industri pedesaan. Melihat pentingnya peranan penggilingan padi ini, maka untuk mendapatkan hasil optimal dan kualitas beras yang baik diperlukan alat mesin penggilingan padi yang cukup baik dan berteknologi tinggi tepat guna. Namun melihat kepemilikan penggilingan padi di Indonesia dengan berbagai keterbatasannya, pemenuhan untuk alat mesin tersebut masih sulit dilakukan. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan mengadakan investasi di pengusahaan pengilingan padi tersebut khususnya penggilingan padi skala kecil (PPK). Maka dengan demikian
pemenuhan akan alat mesin
penggilingan padi dapat terpenuhi dan kualitas beras yang diinginkan dapat dicapai. Adanya investasi pada pengusahaan penggilingan padi tersebut tentunya akan menimbulkan dampak, tidak hanya menimbulkan dampak positif akan tetapi perlu juga di perhatikan dampak negatif yang mungkin dapat ditimbulkan. dampak negatif yang ditimbulkan tersebut tentunya akan menimbulkan kerugian dan setiap yang menimbulkan kerugian tentu akan menimbulkan risiko. Risiko
4
yang ada akan berdampak bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Menurut Hadiutomo (2010) dalam tulisannya menyatakan saat ini para investor Indonesia dan Asing enggan berinvestasi pada usaha penggilingan padi modern (Rice Processing Complex), hal ini disebabkan karena perusahaan penggilingan padi besar atau modern kalah bersaing untuk memperebutkan bahan baku gabah dengan penggilingan padi kecil yang jumlahnya besar. Diperkirakan 80 persen hasil penggilingan padi kecil umumnya ditampung oleh BULOG. Hal tersebut salah satu alasan lain mengapa pengusaha penggilingan skala kecil enggan berinvestasi pada penggilingan padi modern. Hal tersebut menjadi salah satu risiko produksi yang harus dihadapi oleh para investor apabila akan melakukan investasi pada usaha penggilingan padi untuk perluasan skala usaha. Jawa Barat sebagai lumbung beras nasional, memiliki perkembangan produksi padi yang cukup baik untuk perkembangan penggilingan padi. Hal tersebut terlihat pada Tabel 3 bahwa setiap tahunnya produktivitas padi yang dihasilkan selalu mengalami kenaikan.
Tabel 3. Luas Panen Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2006 -2010 Tahun
Luas Panen(Ha)
Produktivitas(Ku/Ha)
Produksi(Ton)
2006
1.798.260
52,38
9.418.572
2007
1.829.085
54,20
9.914.019
2008
1.803.628
56,06
10.111.069
2009
1.949.239
57,89
11.283.441
2010
1.791.951
56,51
10.127. 097
Sumber Data : BPS Jawa Barat,2010
Perkembangan produksi padi di Jawa Barat membawa perkembangan yang cukup baik pula bagi pengusahaan penggilingan padi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 penggilingan padi di Jawa Barat berdasarkan jenis penggilingan padinya mencapai 30.952 unit. Penggilingan Padi Besar (PPB) sebesar 2,012 unit, Penggilingan Padi Kecil (PPK) mencapai sebesar
5
11.119 unit, Rice Milling Unit (RMU) 3,981 unit, Huller Masyarakat sebesar 7.469 unit dan Penyosoh Polisher mencapai 6.371 unit. Dalam hal produktivitas padi sawah, pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 2,89 Kw/ha atau 4,65 persen. Dengan demikian peningkatan produksi padi sawah yang tercapai adalah 20.170 Ton GKP atau 1,65 persen dari 1.223.900 Ton GKP pada tahun 2007 menjadi 1.244.070 ton GKP pada tahun 2008. Produksi padi ladang meningkat dari 7.470ton GKP tahun 2007 menjadi 11.048 ton GKP tahun 2008 atau sebesar 47,89 persen. Peningkatan produksi ini diikuti oleh peningkatan produktivitas dari 29,79 Kw/Ha pada tahun 2007 menjadi 33,73 Kw/Ha pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 13,22 persen. Dengan demikian produksi padi secara keseluruhan pada tahun 2008 sebesar 1.255.118 Ton GKP, meningkat sebesar 23.748 Ton GKP atau 1.93 persen dari tahun 2007 sebesar 1.231.370 ton GKP. Luas panen, produktivitas dan produksi komoditi padi tahun 2004 – 2008 di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Komoditi Padi Tahun 2004 – 2008 Di Kabupaten Karawang Tahun No
Jenis Komoditi
I.
Padi sawah :
1
Luas Panen (Ha)
2
3
Produktivitas (Ton GKP) Produktivitas (Kw/Ha)
II.
Lahan Kering
1
Luas Panen (Ha)
2
3
Produktivitas (Ton GKP) Produktivitas (Kw/Ha)
2004
2005
2006
2007
2008
186.205
183.436
186.606
197.377
191.261
1.181.315
1.180.183
1.200.810
1.223.900
1.244.070
63,44
64,34
64,35
62,16
65,05
1.480
3.655
2.100
2.507
3.275
3.096
8.942
5.242
7.470
11.048
20,92
24,47
24.96
29,79
33,73
Sumber Data : Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Tahun 2008
6
Teknologi pasca panen di Kabupaten Karawang umumnya meliputi mesin pemotong padi (ripper), mesin perontok (thresser), mesin pengering (dryer), dan mesin Penggilingan Padi (PB). Saat ini penggilingan padi di Kabupaten Karawang didominasi oleh penggilingan padi berskala kecil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arif (2008) karakteristik kepemilikan penggilingan padi baik skala besar maupun kecil di Kabupaten Karawang umumnya berada pada kelompok usia 40-49 tahun. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikannya, kepemilikan penggilingan padi berdasarkan pendidikan dan pengalaman usaha pemilik penggilingan padi, di Kabupaten Karawang umumnya pemilik penggilingan padi menyelesaikan pendidikan formal pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP)/Sederajat, rata-rata pengalaman usaha yang dimiliki oleh pemilik penggilingan padi adalah 10-19 tahun. Perkembangan pertumbuhan produksi padi di Kabupaten Karawang memicu perkembangan pengusahaan jasa penggilingan padi.
1.2.
Perumusan Masalah Sinar Ginanjar merupakan penggilingan padi berskala kecil yang berada di
Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang. Penggilingan padi Sinar Ginanjar saat ini sudah mempunyai penanam modal untuk pengembangan usahanya. Sekitar 10 tahun yang lalu, penanam modal ini sudah melakukan pemantauan kepada penggilingan padi Sinar Ginanjar untuk melakukan jalinan kerjasama. Namun, baru pada akhir tahun 2009 penanam modal ini melakukan pendekatan dan komunikasi yang lebih intensif dengan pemilik penggilingan padi Sinar Ginanjar, sehingga pada bulan Januari 2010 terjalin kesepakatan untuk melakukan kerjasama. Penggilingan padi Sinar Ginajar menggunakan konfigurasi mesin penggilingan yang terdiri dari Pemecah beras-Separator-Polisher. Separator yang digunakan adalah separator sederhana buatan pengrajin alsintan lokal. Fungsi separator sederhana tersebut adalah untuk memisahkan batu, kerkil, paku, dan lain-lain dari gabah. Kondisi tersebut mengakibatkan rendemen beras giling yang dicapai oleh Sinar Ginanjar menjadi lebih baik yaitu bisa mencapai 2,5 ton beras perhari, 7
dibandingkan dengan penggilingan padi yang menggunakan konfigurasi penggilingan pemecah beras dan penyosoh beras yang hanya mencapai satu ton beras perhari. Untuk meningkatkan rendemen beras di penggilingan padi Sinar ginanjar, sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal, maka penggilingan padi
Sinar
Ginanjar
harus
melakukan
penambahan
konfigurasi
mesin
penggilingan yang digunakan yaitu menjadi dryer – cleaner – husker – separator – polisher – grader. Penambahan konfigurasi mesin penggilingan padi tersebut diharapkan memberikan peluang kepada pemilik penggilingan padi Sinar Ginanjar untuk memperoleh hasil giling lebih banyak dengan mutu yang lebih baik serta meningkatnya nilai tambah. Akan tetapi penambahan konfigurasi mesin penggilingan padi tersebut membutuhkan biaya yang relatif mahal. Diantara mesin-mesin penggilingan padi yang ada, dryer adalah yang paling tinggi harganya. Mesin-mesin pengupas, pemipil, pencacah, pemecah atau penepung dengan kapasitas terkecil (di bawah 300 kilogram per jam), harganya masih di bawah Rp.20.000.000,- per unit termasuk tenaga penggeraknya. Tetapi harga dryer kapasitas terkecil sudah mencapai di atas Rp. 30.000.000,- per unit. Pemenuhan
kebutuhan
untuk
penambahan
konfigurasi
mesin
di
penggilingan padi Sinar Ginanjar adalah dengan melakukan kegiatan investasi, sehingga hal tersebut dapat membantu pemilik penggilingan padi meringankan beban biaya yang harus ditanggung untuk pemenuhan mesin-mesin penggilingan padi. Kegiatan investasi pada penggilingan padi masih sangat jarang dilakukan, umumnya para investor enggan untuk melakukan investasi pada penggilingan padi khususnya penggilingan padi skala besar. Hal tersebut dikarenakan untuk perluasan usaha penggilingan padi kecil menjadi penggilingan padi besar selain membutuhkan biaya yang lebih besar,hal lainnya diakibatkan oleh akses pada penggilingan padi tersebut dan risiko-risiko yang ditumbulkan. Risiko-risiko yang umumnya ada seperti perolehan bahan baku gabah jika penggilingan padi tersebut tidak dekat dengan daerah produksi padi. Perolehan bahan baku gabah menimbulkan adanya risiko produksi berupa penurunan volume produksi di penggilingan padi yang di investasikan. Panen padi di Kabupaten Karawang pada umumnya dilakukan dua kali dalam satu tahun, termasuk di Kecamatan Kota Baru. Pada tahun 2008 luas panen padi sawah di Kabupaten
8
Karawang menurun dari 197.377 ha menjadi 191.261 ha dengan perincian : tanam padi 2 kali setahun seluas 188.223 ha, tanam padi 3 kali setahun 3.038 ha. Sementara padi gogo mengalami peningkatan luas panen dari 2.507 ha menjadi 3.275 ha. Selain itu, investor juga harus menghadapi risiko harga berupa fluktuasi harga output yang dihasilkan baik berupa gabah kering panen maupun beras. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik mengenai Harga Gabah Kering Panen dan Harga Pokok Penjualan GKP yang dikeluarkan oleh BULOG pada tahun 2010 (Grafik 1) dan grafik mengenai harga beras (Grafik 2). Terlihat bahwa harga gabah kering panen tidak akan selalu pada posisi harga yang sama, sehingga hal tersebut mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran oleh pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar.
Gambar 1.Grafik Harga Gabah Kering Panen dan Harga Pokok Penjualan Gabah Kering Panen Tahun 2007-2009 Sumber : BULOG, 2010
Risiko fluktuasi harga yang dihadapi oleh investor juga terjadi pada hasil pengilingan padi yaitu beras. Harga beras akan selalu mengalami perubahan Risiko lain yang harus dihadapi oleh investor adalah kenaikan harga bahan baku pada penggilingan padi yang diinvestasikan.
9
Gambar 2. Grafik Harga Beras dan Komoditas Lain Tahun 2007-2009 Sumber : BULOG, 2010
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa fluktuasi harga Gabah Kering Panen dan harga beras setiap bulannya dari tahun 2007 - 2009 selalu mengalami perubahan. Keseluruhan risiko yang ditimbulkan tersebut akan mempengaruhi tingkat pengembalian yang diinginkan oleh para investor. Saat ini penggilingan padi Sinar Ginanjar sudah beroperasi sekitar 15 tahun dan telah memiliki investor untuk pengembangan skala usahanya. Namun melihat besarnya pemanfaatan modal dalam pengembangan penggilingan padi di Sinar Ginanjar, pemilik penggilingan padi serta investor membutuhkan suatu tinjauan untuk melihat besarnya pengembalian yang dihasilkan jika dilakukan investasi. Tinjauan investasi investor tersebut dilakukan pada penggilingan padi Sinar Ginanjar skala kecil sehingga keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk perluasan skala usaha penggilingan padi Sinar Ginajar menjadi penggilingan padi skala besar. Untuk itu diperlukan suatu analisis yang disebut studi kelayakan usaha atau studi kelayakan proyek, yang melihat secara menyeluruh berbagai aspek mengenai kemampuan suatu usaha dalam memberikan manfaat sehingga risiko kerugian dimasa yang akan datang dapat dihindari ataupun diantisipasi (Husnan dan Muhammad, 2000). Kelayakan investasi tersebut dilihat pada saat penggilingan padi Sinar Ginanjar menggunakan konfigurasi mesin skala kecil, dan pada saat penggilingan padi Sinar Ginajar akan meningkatkan skala usahanya. Perhitungan atau penilaian tersebut dilakukan agar menghindari kerugian dalam
10
penanaman modal yang terlalu besar dan melihat sasaran dari kebijakan pemerintah dalam revitalisasi penggilingan padi. Selain itu, studi kelayakan investasi pada penggilingan padi di Kabupaten Karawang dilakukan untuk meminimalkan risiko dalam pengembangan usahanya. Berdasarkan uraian diatas, dengan melakukan kegiatan kelayakan usaha maka dapat membandingkan tingkat keuntungan yang diperoleh pada kondisi normal dengan kondisi risiko. Dengan demikian, diharapkan hasil studi kelayakan usaha ini dapat memberikan informasi kepada para investor untuk menarik minatnya menanamkan modal pada usaha penggilingan padi. Berdasarkan kondisi yang dijelaskan pada uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kelayakan usaha pengusahaan penggilingan padi jika dilihat dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek pasar? 2. Bagaimana kelayakan usaha pengusahaan penggilingan padi jika dilihat dari aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, PBP)? 3.
Bagaimana dampak kelayakan investasi usaha penggilingan padi jika adanya risiko ?
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis kelayakan usaha penggilingan padi berdasarkan aspek non finansial
2.
Menganalisis kelayakan usaha penggilingan padi berdasarkan aspek finansial pada kondisi tanpa risiko
3.
Menganalisis tingkat risiko pada penggilingan padi berdasarkan risiko produksi dan risiko harga.
1.4
Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan hasil yang diperoleh dapat
berguna :
11
1.
Bagi calon investor serta pengusaha penggilingan padi, digunakan sebagai masukan dan pertimbangan pengusahaan penggilingan padi dalam menjalankan operasional serta membuat rencana kerja selanjutnya.
2.
Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan lagi untuk belajar dan menambah pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh selama masa perkuliahan.
3.
Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini ruang lingkup penelitian akan difokuskan pada
penggilingan padi berskala kecil. Hal tersebut dikarenakan dominasi penggilingan padi di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota baru, Kabupaten Karawang adalah penggilingan padi kecil. Selain itu, batasan penelitian ini juga terkait risiko yang akan dikaji yaitu hanya risiko produksi dan harga.
12
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi Umumnya alat pengolahan padi terdiri dari berbagai macam mesin, yaitu mesin perontok padi, mesin penggiling padi, mesin pembersih gabah, mesin penyosoh beras, dan mesin pencacah kulit gabah. Berbagai macam alat pengolahan padi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1.
Perontok Padi (Thresher ) Merupakan alat yang digunakan untuk merontokkan butiran padi dari tangkainya dan juga dapat digunakan untuk merontokkan kedelai maupun jagung. Berdasarkan penggeraknya thresher dibedakan atas :
2.
a.
Pedal Thresher, jika digerakkan oleh tenaga manusia
b.
Power Thresher, jika digerakkan oleh tenaga mekanik (motor)
Pembersih Gabah (Paddy Cleaner) Merupakan alat untuk memisahkan gabah dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan seperti potongan jerami, kerikil, dan benda-benda asing lainnya.
3.
Pengering Padi (Dryer) Merupakan alat yang dapat menurunkan kadar air gabah atau biji-bijian lainnya dengan menggunakan udara yang dipanaskan.
4.
Pemisah kulit (husker) Merupakan alat pengolah padi yang digunakan untuk mengupas kulit luar (sekam) gabah menjadi beras.
5.
Penyosoh Beras Pecah Kulit (Polisher) Alat yang berfungsi untuk menyosoh beras pecah kulit menjadi beras putih.
1.2.
Penggilingan Padi Sistem penggilingan padi merupakan rangkaian mesin yang berfungsi
untuk melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap dikonsumsi. Umumnya sistem ini terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu husker, separator, dan polisher. Berdasarkan sejarahnya, sistem penggilingan padi pertama kali diproduksi di benua Eropa dengan mekanisme kerja sangat sederhana yang dinamakan mesin tipe Engelberg. Tipe
yang muncul berikutnya adalah tipe buatan Jepang. Tipe ini memiliki rancangan lebih sederhana dan setiap mesin saling terintegrasi satu sama lain. Pada awalnya Jepang hanya memproduksi untuk kebutuhan dalam negeri sendiri. Namun, karena tipe mesinnya relatif sederhana dan murah, penggilingan padi buatan Jepang banyak digemari di negara-negara penghasil padi, termasuk Indonesia (Patiwiri, 2008). Konfigurasi atau susunan mesin pada Penggilingan Padi Kecil (PPK) umumnya terdiri dari husker dan polisher saja. Sedangkan pada Penggilingan Padi Menengah (PPM) atau Penggilingan Padi besar (PPB) mempunyai konfigurasi mesin yang lebih lengkap. PPK memiliki ciri konfigurasi sederhana yaitu terdiri dari Husker-Polisher (H-P). PPM memiliki konfigurasi CleanerHusker-Separator-Polisher (C-H-S-P) dan PPB memiliki konfigurasi lengkap Dryer – Cleaner – Husker – Separator – Polisher – Grader (D-C-H-S-PG). Berdasarkan data Persatuan Penggilingan Padi (PERPADI) pada tahun 2009 bahwa kinerja rendemen masing masing penggilingan adalah sebagai berikut (a) PPK memiliki kinerja rendemen rata rata sebesar 55.71 persen dengan kualitas beras kepala 74.25 persen dan broken 14.99 persen. (b) PPM memiliki kinerja rendemen 59.69 persen, deng n kualitas Beras Kepala 75.73 persen dan broken 12.52 persen. (c) PPB memiliki kinerja rendemen sebesar 61.48 persen dengan kualitas beras kepala 82.45 persen dan broken 11.97 persen. Berdasarkan tingkat teknologi, penggilingan padi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu penggilingan padi sederhana, kecil, besar, pengolahan padi terpadu, dan country elevator (Patiwiri, 2008) 1.
Penggilingan padi besar (PPB) Penggilingan padi besar (PPB) atau biasa disebut dengan rice miller plant merupakan gabungan dari beberapa mesin yang juga berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih dari 2 ton gabah kering giling per jamnya.
2.
Penggilingan Padi Menengah/Sederhana (PPS) Penggilingan padi sederhana (PPS) merupakan unit peralatan teknik yang berfungsi sebagai mesin pengolah gabah menjadi beras. Dikatakan sederhana karena teknologi yang digunakan sudah dikenal sejak
14
mulai adanya mesin penggilingan padi sederhana sampai saat ini secara turun-temurun tanpa mengalami perubahan berarti. Beberapa mesin PPS antara lain mesin tipe Engelberg dan kombinasi dari beberapa mesin khususnya husker, separator, dan polisher. 3.
Penggilingan Padi Kecil (PPK) Penggilingan padi kecil (PPK) merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih kecil dari 2 ton per jam gabah kering giling. Sistem PPK ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tipe sederhana dan tipe lengkap.
4.
Pengolahan Padi Terpadu (PPT) Pengolahan padi terpadu merupakan gabungan unit proses pembersihan awal, pengeringan, penyimpanan, penggilingan, pengepakan yang satu sama lain dihubungkan dengan elevator, dengan kapasitas besar. Sistem PPT tergolong sangat komplek dan masing-masing pabrikan memiliki ciri khas tersendiri.
5.
Country Elevator (CE) Country elevator
merupakan penggilingan padi terpadu yang
berlokasi di tengah sentra produksi padi dan terintegrasi dengan areal persawahan berskala besar, sehingga hasil panen padi langsung dibawa ke tempat pengolahan tersebut.
Menurut Sukowati (2001), dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil samping berupa sekam (15-20 persen), dedak atau bekatul (8-12 persen) dan menir (± 5 persen). Pemanfaatan hasil samping tersebut masih terbatas, bahkan kadang-kadang menjadi limbah dan mencemari lingkungan terutama di sentra produksi padi pada saat musim penghujan. Secara umum hasil sampingan dari proses penggilingan padi yaitu: 1.
Sekam adalah kulit paling luar dari gabah/padi. Sekam ini merupakan hasil pertama dari proses penggilingan atau beras pecah kulit (PK).
2.
Dedak adalah campuran antara sekam yang tergiling halus dan bekatul yang masih kasar.
15
3.
Bekatul adalah kulit paling luar dari beras dan kulit paling dalam dari sekam yang sudah terkelupas melalui proses penggilingan.
4.
Menir adalah beras yang hancur kecil-kecil karena proses penggilingan terhadap gabah yang dilakukan beberapa kali, patahan beras mencapai 1/3 bagian dari beras utuh.
1.3.
Penelitian Terdahulu Rosmawati (2007) melakukan kajian tentang analisis kelayakan investasi
pengusahaan penggilingan padi dengan studi kasus beberapa penggilingan padi yang ada di Kabupaten Karawang. Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan pengusahaan penggilingan padi di Kabupaten Karawang dari sisi investasi baik untuk aspek non finansial maupun aspek finansial. Penelitian ini melakukan analisis terhadap aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial. Sedangkan untuk aspek finansial, peneliti melakukan kajian kelayakan dengan menganalisis NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit/Cost), IRR (Internal Rate Return) dan PP (Payback Periode) untuk ketiga skala penggilingan padi yang diteliti. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa pada penggilingan padi kecil (PPK) NPV sebesar Rp. 175.228.679, Net B/C adalah 2,4, IRR sebesar 33,59 persen dan waktu PP adalah 5 tahun 6 bulan. Pada penggilingan skala sedang (PPM), nilai NPV adalah sebesar Rp. 805.401.116, Net B/C adalah 2,1, IRR sebesar 31,18 persen dan waktu PP adalah 6 tahun 1 bulan. Sedangkan pada penggilingan padi skala besar (PPB) nilai NPV sebesar Rp.9.825.060.859, Net B/C adalah 3,1, IRR sebesar 43,35 persen dan waktu PP adalah 3 tahun 4 bulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosmawati (2007), dapat diketahui bahwa penggilingan padi besar mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang sangat besar. Hal tersebut dikarenakan dukungan dari modal dan teknologi yang digunakan, sehingga mampu berproduksi secara optimal dan menghasilkan keuntungan yang besar. Pada penggilingan padi skala kecil, walaupun masih menunjukan kelayakan, akan tetapi nilai pengembalian yang diperolah jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggilingan padi skala
16
sedang. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh penggunaan teknologi oleh penggilingan padi skala kecil yaitu hanya dua mesin penggilingan dengan penggunaan mesin yang relatif sudah tua. Arimanto (2008) melakukan penelitian mengenai analisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi di kelompok tani Suka Tani, Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk mempelajari proses produksi beras pada penggilingan padi kecil (PPK) dan menganalisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi sehingga usaha tersebut dapat berjalan pada jalur yang tepat agar tidak mengalami kerugian. Selain itu penelitiannya juga bertujuan untuk melihat pengruh dari perubahanperubahan yang mungkin terjadi melalui metode analisis sensitivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis titik impas. Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui bahwa pengusahaan penggilingan padi yang diteliti layak untuk dikembangkan dengan nilai kriteria investasi seperti NPV sebesar Rp. 39.782.468,-, nilai IRR sebesar 43,78 persen dan B/C Ratio sebesar 2,57. Kelayakan penggilingan tersebut dikarenakan jumlah giling setiap tahunnya selalu tinggi. Adapun dalam perhitungan dengan analisis sensitivitas diketahui bahwa 3 variabel yang memiliki pengaruh cukup besar antara lain kenaikan harga bahan baku solar, kenaikan upah pekerja dan penurunan jumlah giling tahunan rata-rata. Rosiana (2008) melakukan penelitian mengenai kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon zizanoid) pada kondisi risiko di Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha akarwangi di Kabupaten Garut dan menganalisis dampak adanya risiko volume produksi dan harga output terhadap kelayakan usaha akarwangi di Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa peneliti melakukan kajian terhadap aspek-aspek finansial dan non finansial untuk melihat kelayakan usaha akarwangi. Kajian aspek non finansial terdiri dari aspek teknis, aspek pasar, aspek hukum, aspek sosial dan lingkungan. Sedangkan aspek finansial dilihat berdasarkan kriteria investasi
dan penilaian investasi terhadap risiko,kriteria
investasi tersebut antara lain NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit/Cost), IRR (Internal Rate Return) dan PP (Payback Periode). Berdasarkan
17
NPV yang telah diperoleh dari hasil perhitungan peneliti, diketahui setiap risiko pada kondisi tertinggi, normal dan terendah akan didapatkan NPV yang diharapkan. Dalam hal ini, pendapatan petani dan penyulingan setiap bulannya akan diketahui dari nilai NPV yang diharapkan. Selain NPV yang diharapkan, peneliti juga melakukan penilaian dan tingkat risiko yang terjadi pada pengusahaan akarwangi dapat dilihat dari standar deviasi dan koefisien variasi,kemudian dapat disimpulkan apakah pengusahaan akarwangi layak atau tidak untuk diusahakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosiana (2008), bahwa pengusahaan akar wangi ini memiliki tingkat risiko yang lebih besar pada gabungan antara risiko harga output dan risiko produksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada kegiatan pengusahaan akar wangi, selain memiliki tingkat pengembalian yang cukup besar yaitu mencapai Rp.1.139.179 untuk kegiatan budidaya dan Rp.1.030.118.304 untuk kegiatan penyulingan,usaha ini juga memiliki risiko yang tinggi khususnya pada risiko produksi. Sari (2010) melakukan penelitian mengenai kelayakan usaha peternakan sapi perah dengan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas pada kondisi risiko. Penelitian tersebut bertempat di Reaktor Skala 7 m3, KUD Giri Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa aspek-aspek utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah aspek teknis,aspek teknis, aspek manajemen dan hukum,sosial ekonomi dan lingkungan serta finansial. Pada penelitian tersebut, peneliti melakukan kajian terhadap manfaat bersih tambahan yang dihasilkan dari usaha KUD Giri Tani. Usaha sapi perah berdasarkan penelitian merupakan salah satu usaha yang rentan terhadap risiko, baik risiko harga dari input maupun output. Selain itu risiko lain yang dihadapi adalah risiko produksi dari output yang dihasilkan. Risiko tersebut dapat mempengaruhi kelayakan dari usaha peternakan,sehingga perlu dilakukan suatu perhitungan secara finansial yakni dengan analisis skenario. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, seluruh aspek non finansial layak untuk dijalankan kecuali pada aspek lingkungan. Pada aspek lingkungan, usaha peternakan sapi perah belum layak untuk dijalankan karena limbah ternak yang dihasilkan belum dapat tertampung seluruhnya. Usaha peternakan sapi perah skala
18
besar secara finansial layak untuk dijalankan. Berdasarkan kriteria investasi nilai NPV menunjukan Rp.366.648.484,00 yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar Rp.366.648.484,00 selama umur usaha. Sementara itu nilai IRR sebesar 22,01 persen yang menunjukan besarnya tingkat pengembalian dari penanaman modal untuk investasi sebesar 23,01 persen dari modal yang diinvestasikan. Net B/C usaha ini sebesar 1,72 dimana setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,72 satuan. Sedangkan waktu pengembalian dari nilai investasi adalah lima tahun satu bulan. Riesti (2010) melakukan kajian tentang kelayakan usaha peternakan sapi perah dengan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas pada kondisi risiko. Penelitian tersebut bertempat di Reaktor Skala 5 m3, KUD Giri Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kelayakan pengusahaan sapi perah dan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas dari aspek finansial dan aspek non finansial. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji dampak adanya risiko pada usaha peternakan sapi perah. Penelitian ini serupa dengan yang dilakukan oleh Sari (2010), namum memiliki perbedaan yaitu pada skala reaktor yang diteliti. Penelitian tersebut melakukan analisis untuk kelayakannya non finansial terhadap beberapa aspek yaitu, aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial lingkungan. Pada aspek finansial peneliti melakukan analisis kelayakan dengan menggunakan NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit/Cost), IRR (Internal Rate Return) dan PP (Payback Periode), serta perhitungan untuk Incremental Net Benefit. Penelitian ini menghasilkan NPV sebesar Rp. 82.401.004,07, dengan demikian selama umur usaha peternakan sapi perah ini mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp.82.401.004,07. Penelitian ini juga memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi pada kegiatan produksi susu yaitu dengan nilai koefisien variasi sebesar 1,03. Penelitian terdahulu yang dikaji memiliki manfaat yang bisa diambil antara lain adalah penggunaan metode, lokasi penelitian, dan objek penelitian yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Adapun penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah objek penelitian yang sama penggilingan padi yang diteliti oleh Rosmawati (2007), dan Arimanto (2008). Selain itu, persamaan
19
lain dengan penelitian terdahulu adalah metode yang digunakan serta alat analisis kelayakan usaha yaitu judgment sampling dan kriteria kelayakan investasi seperti NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit/Cost), IRR (Internal Rate Return) dan PP (Payback Periode) yang diteliti oleh Rosiana (2008), Arimanto (2009), Sari (2010) dan Riesti (2010). Penelitian ini memiliki persamaan dengan terdahulu yaitu sama-sama meneliti objek penelitian dengan menggunakan analisis skenario untuk mengetahui kelayakan yang memiliki kondisi risiko dan penelitian tersebut dilakukan oleh Sari (2010), Riesti (2010) dan Rosiana (2008). Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Rosmawati (2007) menganalisis kelayakan investasi pada pengusahaan penggilingan padi di Kabupaten Karawang tidak pada kondisi risiko sedangkan penelitian ini menganalisis kelayakan investasi pada pengusahaan penggilingan padi pada kondisi risiko. Penelitian yang dilakukan oleh Arimanto (2008) memiliki perbedaan dalam penggunaan metode yang digunakan yaitu Metode Analisis Titik Impas sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan analsis sensitivitas.
20
III.
3.1.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis ialah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya (Kasmir dan Jakfar, 2003). Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan finansial. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau mencapai sasaran tertentu. Studi kelayak bisnis adalah penelitian tentang dapat atau tidak suatu bisnis yang biasanya merupakan bisnis investasi dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Muhammad, 2000). Menurut Kadariah et al (1999) analisa bisnis bertujuan untuk memperbaiki pilihan investasi karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan terbatas. Oleh karena itu, perlu diadakan pemilihan alternatif berbagai bisnis yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi. Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan untuk menentukan apakah bisnis tersebut dapat menghasilkan manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Untuk menentukan panjangnya umur bisnis, terdapat beberapa pedoman yang dapat menjadi acuan (Kadariah et a.,1999), antara lain : 1.
Untuk ukuran umum dapat diambil suatu periode (jangka waktu) yang kirakira sama dengan umur ekonomis dari suatu asset. Yang dimaksud dengan umur asset ekonomis ialah jumlah tahun selama pemakaian asset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunan.
2.
Untuk bisnis-bisnis yang mempunyai investasi modal yang sangat besar, umur bisnis yang digunakan adalah umur teknis. Dalam hal ini, untuk bisnisbisnis tertentu, umur teknis dari unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena obsolenscence (ketinggalan zaman karena penemuan teknologi baru yang lebih efisien).
3.
Untuk bisnis-bisnis yang umurnya lebih lama dari 25 tahun dapat diambil 25 tahun, karena nilai-nilai sesudah itu jika di-discount dengan discount rate sebesar 10 persen keatas maka present valuenya sudah sangat kecil.
3.1.2. Biaya dan Manfaat Menurut Gitinger (1986), secara sederhana biaya adalah suatu yang mengurangi suatu tujuan. Biaya tersebut dikeluarkan sebelum bisnis dimulai dan akan terus ada selama bisnis berlangsung. Sedangkan manfaat adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang menggunakan sejumlah biaya, atau segala sesuatu yang menambah tujuan. Untuk melakukan analisis bisnis, biaya dan manfaat yang diperhitungkan adalah biaya dan manfaat yang dapat diukur nilainya (tangible). Termasuk kedalam biaya tangible diantaranya adalah (1) biaya investasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memulai dan pada saat menjalankan usaha; (2) biaya operasional, yaitu biaya yang muncul ketika suatu usaha berjalan. Biaya ini termasuk biaya tetap dan biaya variable. Sedangkan yang termasuk kedalam manfaat tangible adalah penerimaan penjualan unit usaha. Kadariah et al (1999) membagi benefit bisnis menjadi tiga, yaitu : direct benefit,indirect benefit, dan intangible benefit. Direct benefit dapat berupa kenaikan dalam output fisik atau kenaikan nilai output yang diakibatkan oleh adanya perbaikan kualitas, perubahan lokasi, perubahan waktu penjualan, penurunan kerugian dan penurunan biaya. Kenaikan dalam nilai output dapat disebabkan oleh kenaikan produk fisik, perbaikan mutu produk, perbaikan dalam lokasi dan waktu penjualan, dan perubahan dalam bentuk. Sedangkan penurunan biaya dapat berupa keuntungan dari mekanisasi, penurunan biaya pengangkutan, dan penurunan kerugian. Indirect benefit merupakan benefit yang dirasakan diluar bisnis karena adanya realisasi suatu bisnis. Indirect benefit terdiri dari multiplier effect dari bisnis, benefit yang disebabkan karena adanya economic of scale, dari benefit yang ditimbulkan karena adanya dynamic secondary effect berupa perubahan dalam produktifitas tenaga kerja yang disesbkan oleh perbaikan kesehatan atau keahlian. Intangible benefit suatu bisnis adalah benefit yang sulit dinilai dengan uang, seperti perbaikan lingkungan hidup, perbaikan pemandangan
22
karena adanya suatu taman, perbaikan distribusi pendapatan, integrasi nasional, dan sebagainya. Menurut Husnan dan Muhammad (2000) suatu studi kelayakan bisnis umunya akan menyangkut tiga aspek, yaitu : 1.
Manfaat ekonomis tersebut bagi bisnis itu sendiri (sering disebut sebagai manfaat finansial), yang berarti apakah bisnis itu dipandang cukup menguntungkan pabila dibandingkan dengan risiko bisnis.
2.
Manfaat bisnis tersebut bagi negara tempat bisnis itu dilaksanakan (sering disebut juga sebagai manfaat ekonomi nasional), yang menunjukan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3.
Manfaat sosial bisnis bagi masyarakat sekitar bisnis tersebut. Ini merupakan studi yang relatif paling sulit untuk dilakukan.
3.1.3. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Dalam menganalisis suatu bisnis, haruslah mempertimbangkan aspekaspek yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan bisnis dan siklus pelaksanaannya (Gittinger, 1986). Aspek-aspek yang termasuk dalam analisis usaha antara lain : 1)
Aspek Teknis Aspek teknis yaitu analisa yang berkaitan dengan input usaha dan output berupa barang dan jasa. Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya usaha. Evaluasi ini mempelajari kebutuhankebutuhan teknis usaha, seperti karakteristik produk yang diusahakan, lokasi dimana usaha akan didirikan dan sarana pendukungnya, serta layout bangunan yang dipilih (Husnan dan Muhammad, 2000)
2)
Aspek Institusional-organisasi-manajerial Aspek ini berhubungan dengan penetapan institusi/lembaga bisnis yang harus mempertimbangkan pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan untuk
menjalankan
operasi
tersebut,
persyaratan-persyaratan
yang
23
diperlukan untuk bisa menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan juga struktur organisasi yang akan dipergunakan dalam suatu bisnis. 3)
Aspek Sosial Aspek sosial mempertimbangkan pola dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Bisnis harus tanggap pada keadaan sosial dan dampak lingkungan yang merugikan. Pertimbangan mengenai aspek sosial dalam analisis bisnis penting untuk kelangsungan bisnis, sebab tidak ada bisnis yang bertahan lama bila tidak bersahabat dengan lingkungan (Gittinger, 1986).
4)
Aspek Pasar Aspek pasar perlu dilakukan melihat dari banyaknya perusahaan baru yang muncul dan adanya kemungkinan memiliki jenis usaha yang sama. Aspek pasar menjadi mutlak untuk dianalisis agar tidak melakukan kegagalan dalam menajalankan usah. Menurut Kadirah, et al (1999), aspek komersial menyangkut penawaran input (barang dan jasa) yang diperlukan bisnis, baik waktu membangun bisnis maupun pada waktu bisnis sudah berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi oleh bisnis. Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran
mereka. Alat – alat ini
membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat- alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. 5)
Aspek Finansial Aspek finansial berhubungan dengan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu bisnis yang diusulkan terhadap para anggota yang tergabung didalam suatu bisnis. Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis. Kemudian dibuat suatu aliran kas, selanjutnya dinilai kelayakan investasi tersebut berdasarkan kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi pada umumnya dapat
24
dilakukan melalui pendekatan Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).
3.1.4. Konsep Nilai Waktu Uang (Time value of money) Investasi suatu unit usaha berkaitan dengan usaha dalam jangka waktu yang panjang. Uang memiliki nilai waktu, yaitu uang dihargai secara berbeda dalam jangka waktu yang berbeda. Konsep nilai waktu uang (Time value of money) menyatakan bahwa uang yang diterima sekarang lebih berharga daripada yang diterima kemudian. Atau niali sekarang adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa yang akan datang (Gitinger, 1986). Waktu mempengaruhi nilai uang, sehingga untuk membandingkan niali uang yang berbeda pada waktu penerimaan dan pengeluarannya perlu dilakukan penyamaan nilai uang tersebut dengan menggunakan tingkat diskonto (discount rate). Hal ini bertujuan untuk melihat nilai uang dimasa yang akan datang (future value) pada saat sekarang (present value). Menurut Husnan dan Muhammad, (2000) nilai mata uang akan selalu mengalami penurunan, penyebabnya adalah karena adanya inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat penurunan nilai mata uang.
3.1.5. Kriteria Kelayakan Investasi Analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya
dengan
manfaat
untuk
menentukan
apakah
suatu
bisnis
akan
menguntungkan selama umur bisnis (Husnan dan Muhammad, 2000). Tujuan analisis finansial dari suatu studi kelayakan usaha adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan dalam jangka waktu tertentu. Pelaksanaan analisis finansial dari suatu bisnis dapat menggunakan metode-metode atau kriteria-kriteria penilaian investasi. Melalui metode-metode ini dapat diketahui apakah suatu bisnis layak untuk dilaksanakan dilihat dari aspek profitabilitas komersialnya. Beberapa kriteria dalam menilai kelayakan suatu paling umum digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Pay Back Periode. Setiap metode ini 25
menggunakan nilai sekarang yang telah di-discount dari arus manfaat dan arus biaya selama umur bisnis. Kriteria investasi digunakan untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi yang ditinjau dari aspek keuangan. Adapun kriteria investasi yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan usaha antara lain: 1.
Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih yang diterima selama umur bisnis pada tingkat diskonto tertentu. Ukuran ini bertujuan untuk menghasilkan alternatif yang dipilih karena adanya kendala biaya modal, dimana bisnis ini memberikan NPV biaya yang sama atau NPV penerimaan yang kurang lebih sama setiap tahun. Menurut Husnan dan Muhammad (2000) metode penghitungan Net Present Value (NPV) adalah dengan cara menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebuh dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Jika NPV menghasilkan nilai positif maka investasi tersebut dapat diterima, sedangkan jika NPV tersebut bernilai negatif maka sebaiknya investasi tersebut ditolak (Kasmir dan Jakfar, 2003).
2.
Internal Rate of Return (IRR) Menurut Jakfar dan Kasmir (2003) Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Ibrahim (1998) mendefinisikan IRR sebagai tingkat suku bunga yang membuat nilai NPV bisnis sama dengan nol. Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto maka bisnis tersebut tidak layak dilaksanakan. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.
3.
Net Benefit per Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit per Cost Ratio (Net B/C) adalah besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Net B/C
26
merupakan perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari net benefit yang positif dengan net benefit yang negative. Bisnis dikatakan layak bila NBCR lebih besar dari satu (Gray et al, 1992). 4.
Pay Back Periode Merupakan kriteria tambahan dalam anaslisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seleruh pengeluaran investasi. Perhitungan dilakukan dengan cara nilai manfaat bersih yang terdapat pada cash flow didiskontokan dan dukumulatifkan. Metode ini juga membantu dalam memilih investasi yang terbaik diantara dua perusahaan yang mempunyai rate of return dan risiko yang sama. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) ada dua macam perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa pengembalian investasi, yaitu apabila kas bersih setiap tahun sama dan apabila kas bersih setiap tahun berbeda. Permasalahan dari penggunaan metodi payback ini adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk digunakan sebagai pembanding (Husnan dan Muhammad, 2000).
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa metode-metode untuk menilai kelayakan tersebut memiliki perbandingan, karena metode untuk menilai kelayakan tersebut keputusannya tidak akan selalu sama. Husnan dan Muhammad (2000) membandingkan antara metode-metode tersebut yaitu NPV, IRR, PI, ARR dan PP. Dua metode yang pertama adalah average rate of return dan payback periode. Kedua metode tersebut mempunyai kelemahan yang sama yaitu diabaikannya nilai waktu uang. Padahal kita tahu nilai waktu uang sangat penting bagi proyek yang memberikan manfaat jangka panjang. Kalaupun metode payback tersebut di-discounted-kan masih ada kelemahan yaitu diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Kelemahan utama dari payback periode adalah tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan berapa payback maksimum yang diperkenankan. Metode kedua yang dibandingkan adalah metode NPV dan Profitable Index (PI), jika kedua metode tersebut dipakai untuk menilai suatu usulan investasi, maka perdefinisi hasilnya akan selalu konstan. Dengan kata lain jika
27
NPV mengatakan diterima maka PI juga mengatakan diterima, demikian pula sebaliknya. Metode yang terakhir untuk dibandingkan adalah NPV dan IRR, dimana jika keduanya digunakan dalam menilai suatu usulan investasi yang sama maka hasilnya pun akan sama. Meskipun mungkin bisa tidak selalu sama, hal ini terutama untuk pola aliran kas yang tidak normal. Jika dihadapkan pada pemilihan usulan investasi, maka antara kedua metode yaitu NPV dan IRR juga bisa memberikan keputusan yang tidak konsisten. Menurut Ibrahim (1998) internal rate of return merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli aset (original outlays) dengan present value. Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui untuk mendapatkan nilai PV=original outlays harus menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga pertama menghasilkan present value lebih kecil dari original outlays dan tingkat bunga kedua lebih besar dari original outlays. Jika suatu proyek mempunyai nilai IRR lebih besar dari social discount rate maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dijalankan (feasible) dan untuk proyek-proyek yang nilai IRR nya lebih kecil dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dinyatakan tidak layak. Sumbu tegaknya adalah NPV dan sumbu datarnya adalah tingkat bunga. Kesimpulan dari semua perbandingan metode penilaian investasi tersebut adalah bahwa metode yang seharusnya digunakan adalah metode NPV. Karena penggunaan NPV akan konsisten dengan tujuan suatu proyek. Hubungan antara IRR dan NPV tersebut akan jelas jika digambarkan dalam grafik (Gambar 1). NPV IRR
Tingkat Bunga (%) 0 Gambar 3. Hubungan Antara IRR dengan NPV Sumber ; Nurmalina et al (2009)
28
3.1.6. Risiko dalam Investasi Menurut Husnan dan Muhamad (2000), setiap usulan investasi selalu mempunyai risiko. Semakin tinggi risiko suatu investasi, semakin tinggi tingkat keuntungan yang diminta para pemilik modal yang menanamkan modalnya. Hubungan yang positif antara risiko dan tingkat keuntungan merupakan pertimbangan dalam sebuah penilaian investasi. Ada beberapa pendekatan yang dipergunakan dalam pemasukan faktor risiko dalam investasi antara lain dalam pendefinisian risiko. Namun, apa pun definisi risiko yang dipergunakan maka hubungan yang positif antara risiko dan tingkat keuntungan harus tetap berlaku. Lebih lanjut Kasmir dan Jakfar (2003) mengungkapkan bahwa risiko kerugian yang ditimbulkan dalam sebuah investasi di masa yang akan datang disebabkan karena di masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Akan tetapi, yang paling penting untuk diperhatikan adalah memprediksikan risiko yang akan datang. Keown et al (2001) mendefinisikan risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar). Risiko merupakan suatu atas pengembalian yang diperkirakan seperti yang diukur sebagai deviasi standar. Semakin besar rentang penyimpangan yang mungkin terjadi, maka akan semakin besar risikonya. Standar deviasi adalah akar dari rata-rata penyimpangan pangkat dua dari setiap kemungkinan pengembalian terhadap pengembalian yang diharapkan. Semakin lama usia investasi semakin besar kemungkinan terjadi penyimpangan atas return yang diharapkan (σ) dari return rata-rata (E), yang disebabkan meningkatnya variabilitas. Suatu bisnis berisiko tinggi dapat disebabkan oleh faktor antara lain situasi ekonomi, situasi politik, situasi keamanan, situasi pasar, situasi konsumen dan lainnya. Sementara itu, menurut Brigham dan Houston (2001) risiko didefinisikan sebagai peluang bahwa kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi. Lebih jauh diungkapkan oleh Brigham dan Houston bahwa tidak ada investasi yang akan dilakukan kecuali tingkat pengembalian yang diharapkan cukup tinggi untuk mengkompensasi investor atas risiko investasi yang diharapkan. Jika risiko investasi dihubungkan dengan probabilitas laba aktual yang lebih kecil darpada
29
pengembalian
yang
diharapkan,
maka
semakin
besar
peluang
bahwa
pengembalian akan rendah atau negatif, semakin berisiko investasi tersebut. Bila risiko suatu investasi adalah nol, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan mestinya adalah tingkat keuntungan yang tidak mengandung risiko (tingkat keuntungan bebas risiko). Akan tetapi bila risiko suatu investasi diukur dengan standar deviasi maka teori yang berlaku adalah teori portofolio dan model penentuan harga aktiva (Capital Assets Pricing Model). Teori portofolio dan model penentuan harga aktiva berguna dalam masalah penilaian investasi dengan memasukan unsur risiko (yang diukur dengan standar deviasi) bisa dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, memilki berbagai jenis pilihan investasi. Memiliki berbagai jenis investasi, maka fluktuasi tingkat keuntungan akan semakin berkurang karena saling menguntungkan. Maka dengan demikian deviasi standar sekumpulan investasi tersebut (portofolio) akan cenderung lebih kecil daripada deviasi stanadar suatu investasi saja (Husnan dan Muhamad, 2000). Menurut Keown et al (2001) pengurangan risiko dapat dilakukan dengan mendiversifikasikan portofolio, akan tetapi hanya sampai satu titik. Risiko yang dapat dihindarkan hanyalah risiko spesifik atau risiko unik perusahaan (risiko yang dapat didiversifikasikan atau tidak sistematik). Risiko yang sistematik atau risiko pasar (risiko yang tidak dapat didiversifikasi) tidak dapat dihilangkan sebanyak apa pun kita mendiversifikasikannya. Menurut Weston dan Brigham (1995), terdapat tiga jenis risiko bisnis yang terpisah dan berbeda satu sama lain. Pertama, risiko berdikari (stand alone risk) dari bisnis itu sendiri yaitu risiko yang didasari asumsi bahwa bisnis tersebut merupakan satu-satunya aktiva perusahaan dan bahwa perusahaan tersebut merupakan satu-satunya perusahaan yang dimiliki para investor bersangkutan. Kedua, risiko dalam perusahaan (within firm risk) yaitu risiko yang diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham. Risiko ini diukur dari variabelitas laba perusahaan yang diakibatkan oleh suatu bisnis tertentu. Ketiga, risiko pasar atau beta (market or beta risk) yaitu bagian dari risiko bisnis yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi, risiko ini diukur dengan beta koefisien.
30
Titik awal untuk menganalisis risiko berdikari dari suatu bisnis adalah penentuan ketidakpastian yang terkandung dalam arus kas bisnis. Tiga teknik untuk memperkirakan risiko berdikari bisnis yaitu, Analisis Sensitivitas, Analisis Skenario dan Analisis Monte Carlo. 1.
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas proses menentukan bagaimana distribusi dari pengembalian yang mungkin untuk bisnis tertentu dipengaruhi oleh perubahan salah satu variable input (Keown et al (2001). Sedangkan Gittinger (1986) mengungkapkan bahwa analisis sensitivitas merupakan suatu alat yang langsung (dan kadang-kadang cukup) dalam menganalisa pengaruh-pengaruh risiko yang ditanggung dan ketidakpastian dalam analisa bisnis. Menurut Kadariah et al (1999), analisis sensitivitas tujuannya adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis bisnis jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Perubahan yang mungkin terjadi antara lain; kenaikan dalam biaya konstruksi (cost over run), perubahan dalam harga hasil produksi dan terjadi penurunan pelaksanaan pekerjaan. Lebih Lanjut Gittinger (1986) mengungkapkan bahwa pada bidang pertanian, bisnis sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama, yaitu harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya dan hasil.
2.
Analisis Skenario Menurt Keown et al (2001) analisis skenario mengidentifikasikan hasil yang mungkin terjadi dalam kategori kasus yang paling jelek, terbaik, dan yang paling mungkin terjadi. Pihak manajemen akan memeriksa penyebaran ini untuk menentukan tingkat risiko bisnis dan kemudian membuat penyesuaian yang diperlukan. Analisis skenario merupakan analisis risiko yang mempertimbangkan sensitivitas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang memungkinkan. Pada umumnya risiko berdikari bergantung pada kedua hal tersebut. Pada analisis skenario, terdapat keadaan yang negatif dan positif. NPV untuk keadaan buruk dan baik kemudian dihitung dan dibandingkan dengan NPV yang diharapkan atau NPV dasar. Nilai-nilai skenario terburuk dan
31
terbaik dapat diterapkan pada biaya tetap dan biaya variabel, tarif pajak penghasilan, nilai sisa, dan sebagainya (Weston dan Copeland, 1995). 3.
Analisis Monte Carlo Menurut Weston dan Copeland (1995), simulasi Monte Carlo adalah teknik analisis skenario dimana kejadian yang cukup memungkinkan akan terjadi di masa yang akan datang, disimulasikan dalam komputer sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks risiko. Pada hal ini, simulasi memerlukan komputer dengan daya yang cukup besar disertai paket perangkat lunak untuk perencanaan keuangan yang efisien, sementara analisis skenario dapat dilakukan hanya dengan menggunakan perangkat komputer (PC) serta program spreadsheet atau bahkan hanya dengan menggunakan kalkulator sekalipun. Keunggulan utama dari simulasi ini adalah dapat menunjukan berbagai hasil yang mungkin sekaligus dengan probabilitasnya.
3.1.7. Konsep Expected Return Preferensi investor terhadap risiko dibedakan menjadi tiga. Pertama, risk seeker, dimana investor yang menyukai risiko atau pencari risiko, kedua, risk neutral, dimana investor yang netral terhadap risiko dan ketiga yaitu risk averter, dimana investor yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko (Weston dan Copeland, 1995). Membuat
keputusan
investasi,
ada
dua
faktor
yang
paling
dipertimbangkan, yaitu pengembalian yang diharapkan (expected return ) dan risiko yang harus ditanggung. Pengembalian yang diharapkan (expected return ) sering dinyatakan dalam persentase, sehingga distilahkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return ). Risiko investasi merupakan
konsekuensi
yang
harus
ditanggung
oleh
investor,
karena
pengembalian di masa yang akan datang dari investasi dalam kondisi ketidakpastian (uncertainly). Antara risiko yang harus ditanggung dengan tingkat pengembalian yang diharapkan berhubungan sangat erat (Warsono, 2000). Keown et al (2001) menjelaskan expected return atau tingkat pengembalian yang dinginkan investor dapat didefinisikan sebagai tingkat pengembalian minimum yang dibutuhkan yang dapat menarik para investor untuk
32
membeli atau memiliki sekuritas. Definisi tersebut mempertimbangkan biaya kesempatan investor dalam membuat investasi; yaitu, jika suatu investasi telah dilakukan maka investor tersebut harus melepaskan pengembalian yang diperoleh dari alternatif investasi terbaik berikutnya. Pengembalian yang dilepas ini merupakan biaya kesempatan dana (opportunity cost of found) dan sebagai konsekuensinya merupakan pengembalian yang diinginkan investor.
3.1.8. Penilaian Risiko Penilaian risiko dalam sebuah investasi diukur dari tiga hal, yaitu NPV yang diharapkan, standar deviasi, dan koefisien variasi. NPV yang diharapkan merupakan penjumlahan dari setiap probabilitas dikalikan dengan NPPV nya. Koefisien variasi merupakan pembagian dari standar deviasi dan NPV yang diharapkan. Bila nilai NPV yang diharapkan, koefisien variasi dan standar deviasi besar maka tingkat risiko yang dihadapi tinggi (Weston dan Copeland, 1995). Keown et al (2001) menjelaskan bahwa metode lain untuk menilai risiko dalam keputusan investasi adalah melalui penggunaan simulasi. Pendekatan tingkat kepastian yang setara dan tingkat diskonto, memberikan nilai tunggal untuk nilai sekarang bersih dengan risiko yang telah disesuaikan, sedangkan pendekatan simulasi memberikian penyebaran kemungkinan hasil untu nilai sekarang bersih dari suatu investasi atau tingkat pengembalian internal. Menurut Husnan dan Muhamad (2000), jika kita menilai suatu usulan investasi dengan menggunakan metode NPV, maka salah satu tugas yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat bunga yang dianggap relevan. Tingkat bunga ini merupakan tingkat keuntungan yang diminta oleh pemilik dana, agar bersedia menyerahkan dananya kepada perusahaan. Apabila investor merasa bahwa bisnis tersebut mempunyai risiko tinggi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diinginkan. Para investor selalu memilih investasi yang berisiko sama, tetapi diharapkan memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi atau investasi yang diharapkan memberikan tingkat keuntungan yang lebih sama, tetapi risiko yang lebih rendah.
33
3.1.9. Perhitungan Bunga Bunga merupakan biaya modal, besar kecilnya jumlah bunga yang merupakan beban terhadap peminjam (debitor) sangat tergantung pada waktu jumlah pinjaman, dan tingkat bunga yang berlaku (Ibrahim, 1998). Pada perhitungan matematics of finance dikenal tiga bentuk sistem perhitungan bunga, antara lain: 1.
Simple Interest (Bunga Biasa) Besar kecilnya jumlah bunga yang diterima kreditor tergantung pada besar
kecilnya principal (modal), interest rate (tingkat bunga) dan jangka waktu. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: B = f (P.i.n) Dimana : B = bunga P = Principal (modal) i = interest rate (tingkat bunga) n = jangka waktu 2.
Compound Interest (Bunga Majemuk) Bunga majemuk biasa dilakukan dalam waktu yang relatif panjang dan
dalam perhitungan bunga biasanya dilakukan lebih dari satu periode. Maka demikian, bunga majemuk adalah bunga yang terus menjadi modal apabila tidak diambil pada waktunya (Ibrahim, 1998). Menurut Keown (2001) bunga majemuk merupakan bunga yang terjadi ketika bunga dibayar terhadap investasi selama periode pertama ditambahkan kepokoknya kemudian, selama periode kedua bunga ditambahkan pada jumlah yang baru. Perhitungan bunga majemuk dilakukan secara reguler dengan interval tertentu, setiap bulan, setiap kuartal, setiap 6 bulan atau setiap tahun. Tingkat bunga setiap interval adalah tingkat bunga setahun dibagi dengan interval yang digunakan. Rumus matematis yang menggambarkan bunga majemuk dituliskan sebagai berikut : FV 1 = PV (1+i) atau S = P (1+i)n
34
Dimana: FV
= future value (nilai masa depan dengan investasi diakhir tahun pertama)
i
= interest rate (tingkat suku bunga (diskonto) tahunan)
PV/P = present value (nilai sekarang atau jumlah investasi mula-mula di awal tahun pertama) S
= jumlah penerimaan
n
= periode waktu Nilai (1+i)n disebut dengan compounding factor, yaitu suatu bilangan yang
digunakan untuk menilai uang pada masa yang akan datang (future value). Nilai (1+i)-n disebut dengan discount factor,yaitu suatu bilangan untuk menilai uang dalam bentuk present value (nilai sekarang). Besarnya uang di masa yang akan datang maupun jumlah uang pada saat ini tergantung pada besar kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan. Tingkat bunga yang sama akan memberikan hasil yang berbeda, apabila frekuensi bunga majemuk yang dilakukan dalam satu tahun juga berbeda (Ibrahim, 1998).
3.
Annuity (Anuitas) Menurut Keown (2001) anuitas adalah serangkaian pembayaran yang
sama untuk jumlah tahun tertentu. Besarnya jumlah pembayaran setiap intervalnya tergantung dari jumlah pinjaman, jangka waktu dan tingkat bunga. Tingkat bunga pada setiap interval tergantung pada interval bunga majemuk yang dilakukan,bisa terjadi pada setiap bulan, setiap kuartal, setiap 6 bulan atau setiap tahun (Ibrahim, 1998). Semua anuitas melibatkan serangkaian pembayaran yang sama untuk jumlah tahun tertentu, namun ada dua tipe dasar anuitas yaitu anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo. Pada anuitas biasa, pembayaran disaumsikan terjadi pada akhir tiap periode, sedangkan pada anuitas jatuh tempo pembayaran terjadi pada awal tiap periode. Oleh karena itu, anuitas jatuh tempo memberikan pembayaran yang lebih cepat (pada awal tiap periode dan bukan pada akhir periode seperti anuitas biasa), maka nilai sekarang akan menjadi lebih besar (Keown, 2001).
35
3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional Penggilingan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen padi yang
terdiri dari rangkaian beberapa proses untuk mengolah gabah menjadi beras siap dikonsumsi. Penggilingan padi sebagai mata rantai akhir dari proses produksi beras, mempunyai peranan yang penting untuk ditingkatkan kinerja dan efisiensinya sehingga dapat menyumbang pada peningkatan produksi beras. Kabupaten Karawang memiliki luas lahan sawah
mencapai 94.311 ha
(Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang, 2009 ). Besarnya areal sawah yang dimiliki mengakibatkan pengusahaan penggilingan di daerah tersebut berkembang dengan baik. Sinar Ginanjar merupakan penggilingan padi berskala kecil yang berada di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang. Saat ini penggilingan padi sinar ginajar menggunakan konfigurasi mesin penggilingan yang terdiri dari Husker-Separator-Polisher. Namun penggunaan mesin-mesin penggilingan padi
yang digunakan adalah mesin yang sudah tua sehingga
mempengaruhi rendemen beras yang dihasilkan. Akan tetapi, penggunaan separator di Sinar Ginanjar cukup membantu dalam meningkatkan rendemen beras yaitu dengan mencapai 2.5 ton per hari, bila dibandingkan dengan penggilingan padi skala kecil tanpa separator yaitu hanya menghasilkan rendemen beras satu ton per hari. Untuk memperoleh hasil giling lebih banyak dengan mutu yang lebih baik serta meningkatnya nilai tambah, penggilingan padi Sinar Ginanjar memerlukan konfigurasi mesin penggilingan yang lebih modern. Akan tetapi penambahan konfigurasi mesin penggilingan padi tersebut membutuhkan biaya yang relatif besar. Pemenuhan kebutuhan akan mesin-mesin pengilingan padi,serta dalam rangka peningkatan nilai tambah dari output yang dihasilkan, dilakukan dengan kegiatan investasi. Penggilingan padi Sinar Ginjar memerlukan investasi untuk meringankan beban biaya yang harus ditanggung untuk pemenuhan mesin-mesin penggilingan
padi.
Namun,
dalam
melakukan
kegiatan
investasi
pada
penggilingan padi termasuk pada penggilingan padi Sinar Ginanjar, memiliki berbagai risiko yang dapat ditimbulkan.
36
Risiko yang mungkin timbul pada kegiatan investasi di penggilingan padi Sinar Ginanjar adalah risiko produksi dan risiko harga. Risiko produksi pada kegiatan investasi di penggilingan padi Sinar Ginanjar, disebabkan oleh fluktuasi perolehan bahan baku utama yaitu gabah, yang tidak selalu kontinu didapatkan oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar. Sedangkan risiko harga pada kegiatan investasi di penggilingan padi Sinar Ginanjar, yaitu berupa fluktuasi harga output yang dihasilkan yaitu beras dan akses pada penggilingan padi, serta akses dalam perolehan bahan baku utama. Kenaikan harga tersebut meliputi juga kenaikan harga bahan baku. Untuk itu perlu dilakukan tinjauan kegiatan investasi pada penggilingan padi Sinar Ginanjar untuk agar menghindari kerugian yang terlalu besar dalam penanaman modal, meminimimalisasi biaya, dan mempertimbangkan risiko dalam investasi. Maka untuk itu diperlukan suatu analisis kelayakan investasi usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada kondisi risiko. Analisis kelayakan investasi pada pengusahaan penggilingan padi dengan menganalisis aspek teknis, aspek pasar, aspek sosial dan lingkungan, aspek manajemen,aspek hukum dan aspek finansial. Kriteria kelayakan investasi yang dianalisis adalah NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Setelah analisis tersebut dilakukan, selanjutnya adalah menganalisis tingkat risiko yang ditimbulkan dengan menggunakan Tingkat pengembalian yang diharapkan, standar deviasi dari tingkat pengembalian
yang
diharapkan
dan
Coefficient
Variation
dari
tingkat
pengembalian yang diharapkan. Setelah rangkaian analisis tersebut dilakukan, maka dapat diketahui apakah invetasi yang dilakukan pada Penggilingan Padi Sinar Ginanjar di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat layak diusahakan atau tidak. Bila tidak layak, maka perlu dilakukan suatu evaluasi terhadap penggunaan biaya oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar. Jika analisis tersebut menunjukan kelayakan, maka upaya kegiatan investasi pada penggilingan padi dapat dijalankan. Ada pun kerangka pemikiran mengenai kelayakan investasi pada pengusahaan penggilingan padi tersebut ditunjukan pada Gambar 4.
37
Teknologi Mesin Penggilingan Padi Kecil Oleh Sinar Ginanjar
Upaya Perbaikan Nilai Tambah, Peningkatan Rendemen Beras dengan Penambahan Konfigurasi Mesin Penggilingan
Investasi Pada Penggilingan
Risiko Investasi Pada Penggilingan Padi
Risiko Harga
Risiko Produksi
Meninjau Efisiensi dan Efektifitas Penggilingan Padi
Analsisis Kelayakan Investasi Penggilingan Padi
Aspek Non Finansial Aspek Teknis, Aspek Pasar, Aspek Manajeman dan Hukum, Apek Sosial dan Lingkungan
Tidak Layak Tinjauan ulang oleh Sinar Ginanjar
Aspek Finansial 1. NPV 2. IRR 3. Net B/C 4. PP
1. Tingkat Pengembalian yang diharapkan 2. Standar Deviasi 3. Koefisien Variasi
Layak Kegiatan Investasi dapat dilanjutkan
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional 38
IV. METODE PENELITIAN
4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak
Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan, bahwa daerah ini merupakan salah satu sentra produksi padi, hal tersebut dapat dilihat dari besarnya luas areal sawah di Kecamatan Kota Baru pada tahun 2009 yang mencapai 1.276.558 ha. Pemilihan lokasi tersebut juga dikarenakan di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru memiliki empat penggilingan padi khususnya penggilingan padi berskala kecil. Akan tetapi penggilingan padi Sinar Ginanjar merupakan penggilingan yang memiliki akses terdekat dengan jalan raya dan sudah memiliki investor untuk ikut mengembangkan skala usaha penggilingan padi tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Desember 2010 yang mencakup penyusunan proposal hingga penyusunan draft skripsi.
4.2.
Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling dengan jenis Judgment Sampling, pemilihan teknik sampling tersebut dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa tempat tersebut sesuai untuk dijadikan lokasi penelitian karena memiliki sejumlah informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Pada hal ini tempat penelitian yang digunakan adalah satu penggilingan padi berskala kecil di Desa Jomin Timur, Kota Baru, Kabupaten Karawang yang sedang dilakukan penambahan modal oleh investor untuk menjadi penggilingan padi berskala besar.
4.3.
Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer berupa informasi tentang penggilingan padi yang diperoleh dari pengamatan langsung, wawancara langsung secara terpadu dengan pemilik
penggilingan yang menggunakan kuesioner, buruh penggilingan, dan pihak-pihak yang terkait. Data primer yang diambil antara lain data jumlah rata-rata gabah yang digiling perhari dan jam kerja per hari, biaya operasional penggilingan seperti pemakaian bahan bakar per hari, listrik, upah buruh dan sebagainya, data biaya jasa giling per kilogram, fasilitas yang tersedia dan digunakan di penggilingan padi yang diperoleh melalui metode wawancara. Data sekunder merupakan data yang diolah lebih lanjut yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian Pangan dan Kehutanan Kabupaten Karawang, Departemen Pertanian, internet, literatur yang relevan seperti jurnal, buku teks, majalah, surat kabar dan sebagainya serta penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diambil antara lain harga gabah dan beras tingkat petani, penggilingan dan pasar, kondisi wilayah Kabupaten Karawang, harga mesin-mesin penggilingan padi dan sebagainya.
4.4.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2010 atau selama
2 bulan. Lokasi pengumpulan data meliputi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, Perpustakaan IPB, Badan Pusat Statistik. Pada pengumpulan data primer, data diperoleh langsung dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung, wawancara mendalam dan obesrvasi. Teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer. Sedangkan untuk data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan browsing internet. Pengambilan data dengan metode pengamatan langsung dilokasi penelitian, yakni dengan wawancara dan pengatan langsung dengan berbagai pihak yang terkait disekitar lokasi penelitian dan juga pihak atau instansi terkait dengan penelitian mengenai kelayakan investasi penggilingan padi ini. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui penelusuran pustaka ataupun literatur di perpustakaan IPB, instansi terkait dan media cetak maupun internet.
40
4.5.
Metode Pengolahan Data Data dan informasi yang sudah diperoleh diolah dengan bantuan komputer
melalui program Excel Windows XP dan kalkulator. Setelah itu dikelompokan dan disajikan dalam bentuk table (tabulasi) kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mempermudah proses analisis data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengusahaan penggilingan padi secara deskriptif atau dengan cara diinterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan investasi ini. Aspek tersebut antara lain aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek hukum. Analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap aspek finansial pengusahaan penggilingan padi, dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh dimasa sekarang dengan masa mendatang melalui tingkat diskonto tertentu. Selain itu, analisis secara kuantitaif ini juga menganalisis adanya risiko investasi pada pengusahaan padi yaitu kekurangan bahan baku gabah sehingga volume produksi penggilingan padi menurun, harga output dan bahan baku termasuk mesin-mesin penggilingan padi yang digunakan. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Pay Back Periode.
4.5.1. Analisis Aspek Teknis Aspek teknis merupakan aspek
yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Aspek teknis mencakup lokasi proyek, seberapa skala operasi atau luas produksi yang ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis, tata letak (layout), bagaimana proses produksi dilakukan, ketepatan penggunaan teknologi (Husnan dan Muhamad, 2000). Apabila penggilingan padi Sinar Ginanjar sudah melakukan kegiatan produksi sesuai kriteria pengelolaan penggilingan padi yang baik seperti, jarak antara lokasi penggilingan dengan bahan baku dan pasar relatif terjangkau, terdapat akses yang mudah dari dan menuju lokasi penggilingan, tata letak mesin sudah efektif, serta proses kegiatan penggilingan yang baik, maka usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan.
41
4.5.2. Analisis Aspek Pasar Analsisi aspek pasar mencakup ada tidaknya pasar, seberapa besarnya pasar yang ada, potensi pasar, dan tingkat persaingan yang ada, termasuk besarnya market share yang akan direbut dan market share pesaing (Kasmir dan Jakfar, 2003). Dalam aspek pasar ini banyak hal yang akan dikaji, antara lain berkaitan dengan adanya permintaan, baik secara meyeluruh maupun secara terperinci seperti menurut jenis konsumen, daerah dan proyeksi permintaan. Selain itu adanya penawaran juga mempengaruhi aspek pasar, yaitu penawaran terhadap input dan output yang dibutuhkan dalam sebuah usaha, baik waktu membangun proyek maupun pada waktu usaha sudah berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi oleh usaha yang diteliti ini. Dalam penelitian ini, aspek penawaran dan permintaan mencakup kebutuhan bahan baku penggilingan seperti gabah, alat mesin penggilingan padi sampai distribusi dan pemasaran hasil yaitu pemasaran hasil penggilingan padi. Segemen pasar yang ada juga menjadi kajian dalam aspek pasar ini, dimana segmen pasar berdasarkan geografis, status sosial, ataupun atas dasar-dasar lainnya. Sehingga hal tersebut juga menentukan strategi pemasaran yang digunakan dalam pemasaran produk penggilingan padi. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar, maka usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada aspek pasar layak untuk dijalankan.
4.5.3. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk kelayakan suatu proyek investasi. Karena walaupun suatu proyek investasi telah dinyatakan layak untuk diusahakan tanpa dukungan dengan manajemen yang baik, maka bukan tidak mungkin proyek tersebut tidak akan berjalan dengan lancar bahkan mengalami kegagalan. Aspek manajemen yang akan dikaji dalam penelitian ini menyangkut sumberdaya manusia (SDM) yang digunakan dalam kegiatan pengusahaan kegiatan pengilingan padi, serta fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang diterapkan dalam proses operasional maupun non operasional. Dalam hal ini termasuk bahan kajian adalah mengenai pembagian kerja di pengusahaan penggilingan padi.
42
Apabila penggilingan padi Sinar Ginajar dapat melakukan pengelolaan dan pembagian kerja pada kegiatan usahanya maka usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada aspek manajemen layak untuk dijalankan. Tujuan dari analisis aspek hukum ini adalah meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Aspek hukum ini berkaitan dengan prosedur yang berkaitan dengan izin-izin usaha atau berbagai persyaratan yang harus terlebih dahulu terpenuhi. Aspek hukum ini meliputi badan hukum pengusahaan penggilingan padi, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha penggilingan padi. Persyaratan hukum seperti izin usaha, kepemilikan dokumen-dokumen tersebut sudah dipenuhi oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar, maka penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan pada aspek hukum.
4.5.4. Analisis Sosial dan Lingkungan Analisis proyek investasi akan selalu ingin mempertimbangkan secara teliti pengaruh yang akan merugikan suatu proyek pada golongan-golongan tertentu dalam daerah-daerah tertentu (Gittinger, 1986). Pada aspek ini, analisis akan dilakukan untuk menilai apakah pengusahaan penggilingan padi memiliki dampak positif atau negatif setelah dan sebelum adanya investasi. Dampak positif dan negatif ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha sendiri maupun masyarakat luas termasuk pemerintaan. Apabila dalam pengelolaannya penggilingan padi Sinar Ginajar mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik, maka penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan pada aspek sosial lingkungan.
4.5.5. Analisis Aspek Finansial Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu proyek. Analisis finansial mengkaji berbagai kebutuhan dana investasi, baik kebutuhan dana untuk aktiva tetap yang meliputi tanah dan pengembangan lokasi, pabrik dan mesin-mesinnya, maupun dana untuk modal kerja (Husnan dan Muhamad, 2000). Secara keseluruhan penilaian dalam aspek finansial ini meliputi sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi 43
pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur proyek, proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan, kriteria penilaian investasi dan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan. Setiap kriteria investasi menggunakan present value yang telah didiskonto dari arus-arus benefit dan biaya selama umur proyek.
1.
Net Present Value (NPV) Menurut Ibrahim (1998), NPV merupakan selisih antara Present Value
dan Benefit dan present value dari biaya. Dalam evaluasi suatu proyek investasi, apabila perhitungan nilai NPV ≥ 0 menandakan bahwa proyek tersebut layak untuk dijalankan. Jika nilai NPV = 0, maka proyek tersebut dikembalikan tepat sebesar Social Opportunity Cost of Capital atau berada pada posisi break event point (BEP) dimana TR = TC. Jika nilai NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. Menurut Kadariah et al (1999) penentuan nilai NPV dapat dituliskan sebagai berikut: n
NPV = ∑ t =0
B t −C t (1 + i )t
Dimana : NPV = Net Present Value ( Nilai Bersih sekarang) N
= Umur proyek
Bt
= Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t
Ct
= Biaya (cost) pada tahun ke-t
i
= Tingkat suku bunga yang berlaku
t
= 1,2,3,4 dst
2.
Internal Rate of Return (IRR) IRR merupakan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present
value sama dengan nol dalam suatu proyek. Setiap benefit bersih yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapat tingkat keuntungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek.
44
Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social discount rate, maka NPV dari proyek itu adalah sebesar 0. Jika IRR < social discount rate, maka NPV < 0. Oleh karena itu, jika suatu nilai IRR yang lebih besar daipada/sama dengan social discount rate menunjukan suatu proyek tersebut layak untuk dijalankan, sedangkan IRR kurang dari social discount ratenya memberikan tanda tidak layak untuk dijalankan (Ibrahim ,1998). Penentuan IRR sebagai berikut:
IRR = i1 + [
NPV1 × (i1 − i2 ) NPV1 − NPV2
]
Di mana : IRR
= tingkat pengembalian internal
NPV1 = nilai sekarang bersih pada discount rate NPV2 = nilai sekarang bersih pada discount rate i1
= discount rate percobaan pertama
i2
= discount rate percobaan kedua
3.
Net Benefit per Cost (Net B/C) Net Benefit per Cost (Net B/C) merupakan perbandingan antara net benefit
yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif. Apabila Net B/C ≥ 1 menandakan bahwa proyek layak untuk dijalankan dan bila Net B/C < 1 menandakan bahwa proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan (Kadariah,1999). Penentuan Net B/C sebagai berikut: n
NetB / C =
Bt − Ct
∑ (1 + i )
t
t =0 n
Bt − Ct
∑ (1 + i ) t =0
t
Dimana: Bt
= Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t
Ct
= Biaya (cost) pada tahun ke-t
n
= Umur proyek (tahun)
i
= Discount rate (%)
Untuk pembilang yaitu Bt – Ct > 0 dan penyebut yaitu Bt – Ct < 0. 45
4.
Payback Periode Payback periode merupakan jangka waktu tertentu yang menunjukan
terjadinya arus penerimaan (cash in flow) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Analisis payback periode dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Metode ini juga membantu dalam memilih investasi yang terbaik diantara dua perusahaan yang mempunyai rate of return dan risiko yang sama. Semakin pendek periode pengembalian investasi suatu proyek akan semakin lancar perputaran modal (Ibrahim ,1998). Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), ada dua macam model perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa pengembalian investasi, yaitu sebagai berikut: a.
Apabila kas bersih setiap tahun sama
b.
Apabila kas setiap tahun berbeda Investasi PP =
x 12 bulan Kas bersih/Tahun
Kelemahan metode payback periode ini adalah mengabaikan time value of money dan tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian.
4.4.7. Penilaian Risiko dalam Investasi Setiap keputusan investasi pastia akan menghasilkan return dan mempunyai risiko tertentu yang beragam. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, semua harus ditinjau dari pengembalian yang diharapkan dan risiko yang dihadapi. Semakin tinggi risiko dari suatu investasi maka semakin besar tinggi tingkat pengembaliannya. Penelitian ini, teknik mengukur risiko yang digunakan adalah analisis skenario. Analisis skenario merupakan teknik menganalisis dan mengidentifikasi hasil yang mungkin terjadi dalam kategori pada kondisi buruk dan terbaik, serta kejadian yang plaing mungkin terjadi. Skenario terburuk adalah keadaan dimana semua variabel masukan diberi nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang masih
46
wajar. Skenario terbaik adalah keadaan dimana semua variabel masukan diberi nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar. Skenario dasar merupakan keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling memungkinkan. Dalam analisis skenario terdapat ukuran untuk menilai tingkat risiko dalam investasi yaitu NPV yang diharapkan, deviasi standar dari pengembalian yang diharapkan dan Coefficient Variation.
4.4.7.1. NPV yang Diharapkan (Pengembalian yang Diharapkan) Keuntungan atau pengembalian yang diharapkan didapat dalam bentuk arus kas. Tingkat pengembalian yang diharapkan merupakan rata-rata tertimbang semua kemungkinan pengembalian dengan pengembalian ditimbang atas probabilitas yang terjadi (Weston dan Brigham, 2001) . Penentuan nilai NPV yang diharapkan sebagai berikut : 𝑛𝑛
NPV Yang Diharapkan = � 𝑃𝑃𝑖𝑖 (𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 ) 𝑖𝑖=1
Dimana : Pi
= Probabilitas tingkat pengembalian ke-i yang mungkin dihasilkan
i
= 1,2,3….dst (1=Kondisi Tertinggi, 2 = Kondisi Normal, 3 = Kondisi Terendah… dst)
NPV = Tingkat Pengembalian ke-i yang mungkin dihasilkan
Semakin tinggi NPV yang diharapkan, maka tingkat risiko yang dihadapi semakin besar.
4.4.7.2. Deviasi Standar dari Pengembalian yang Diharapkan Menurut (Weston dan Brigham, 2001) standar deviasi (σ) adalah akar dari rata-rata penyimpangan pangkat dua dari setiap kemungkinan pengembalian terhadap pengembalian yang diharapkan. Makna dari ukuran standar deviasi dari NPV adalah semakin kecil nilai standar deviasi dari NPV maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Secara matematis standar deviasi dari NPV dapat dituliskan sebagai berikut :
47
𝑛𝑛
𝜎𝜎 = �� 𝑃𝑃𝑖𝑖 (𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 − 𝐸𝐸 NPV )2 𝑡𝑡=1
Dengan : n
= Jumlah hasil yang memungkinkan atau banyaknya tingkat pengembalian investasi yang berbeda
NPV i
= Nilai tingkat pengembalian ke-i yang diharapkan
E (NPV)
= Tingkat pengembalian yang diharapkan
Pi
= Kemungkinan atau probabilitas hasil pengembalian ke-i akan terjadi
𝜎𝜎
= standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan
4.4.7.3. Coefficient Variation (CV) Coefficient Variation dari tingkat pengembalian yang diharapkan diukur dari rasio standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan dengan pengembalian yang diharapkan. Semakin kecil nilai Coefficient Variation maka semakin rendah risiko yang dihadapi (Weston dan Brigham, 2001). Secara matematis CV NPV dapat dituliskan sebagai berikut: 𝜎𝜎𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝐶𝐶𝐶𝐶NPV = E (NPV) Dengan: 𝐶𝐶𝐶𝐶NPV
= Coefficient Variation dari tingkat pengembalian yang diharapkan
E (NPV)
= Tingkat pengembalian yang diharapkan
𝜎𝜎𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
4.6.
= Standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan
Asumsi Dasar Analisis kelayakan investasi pada pengusahaan penggilingan padi Sinar
Ginajar di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang menggunakan asumsi sebagai berikut: 1.
Penggilingan padi yang dianalisis adalah penggilingan padi berskala kecil. Studi kasus penelitian ini pada penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak 48
Candran, penggilingan padi Sinar Ginanjar menggunakan konfigurasi mesin penggilingan Husker-Separator-Polisher. 2.
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berproduksi hanya 22 hari dalam 1 bulan, yaitu pada hari senin dan jumat tidak melakukan produksi atau 8,8 bulan berproduksi dalam satu tahun.
3.
Seluruh modal yang digunakan dalam usaha penggilingan padi adalah modal sendiri, yaitu yang berasal dari investor sebesar Rp.70,000,000,-
4.
Analisis kelayakan ini menggunakan dua kondisi yaitu kondisi I dan kondisi II. Kondisi I merupakan analisis kelayakan tanpa risiko (kondisi normal) dan kondisi II merupakan analisis kelayakan dengan adanya risiko yaitu Risiko Harga dan Risiko Produksi. Kondisi II memiliki tiga skenario yaitu skenario I analisis dengan kondisi terbaik, skenario II
dengan kondisi nomal, dan
skenario III dengan kondisi terburuk. 5.
Umur proyek analisis kelayakan investasi penggilingan padi ini didasarkan pada umur teknis aset terpenting pada penggilingan padi yaitu mesin penggilingan padi. Umur proyek dari analisis kelayakan investasi penggilingan padi ini untuk mesin penggilingan adalah 15 tahun
6.
Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman di Bank Rakyat Indonesia yaitu 12 persen per 12 bulan pada bulan Maret tahun 2010 dan diasumsikan konstan, dengan alasan pemilihan tingkat suku bunga pinjaman tersebut dikarenakan untuk lebih menarik minat investasi yang lebih tinggi.
7.
Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dikeluarkan setelah dikurangi nilai penyusutan per tahun selama Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak dikelola oleh Bapak Candran.
8.
Penerimaan untuk hasil sampingan beras (dedak, menir dan sekam) dan jasa giling dianggap tetap setiap tahunnya.
9.
Penerimaan hasil jasa giling mengikuti produksi beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar.
10. Harga beras dan bahan baku gabah yang digunakan untuk kondisi tanpa risiko adalah harga yang berlaku di pasar yaitu pada bulan mei sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah/BULOG mengenai bahan baku gabah.
49
11. Beras yang dihasilkan diasumsikan sudah berupa beras kepala yang utuh 12. Nilai sisa yang diperoleh dari nilai sisa brang-barang yang sifatnya investasi dan masih bernilai serta berada di akhir tahun proyek, seperti bangunan dan mesin-mesin peralatan pendukung kegiatan lainnya. Perhitungan nilai sisa peralatan ditetapkan sebesar 5 persen. 13. Biaya yang digunakan untuk kegiatan pengusahaan penggilingan padi adalah biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-0 dan terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatanperalatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan usaha. Biaya operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 14. Biaya variabel di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan terus meningkat setiap tahunnya sebesar 1 persen. 15. Biaya investasi dan biaya operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan sama untuk kondisi tanpa risiko dan kondisi dengan risiko harga. 16. Pajak Pendapatan yang digunakan sesuai dengan Tarif dan
PTKP yang
dikeluarkan oleh Direktorat Pajak tentang penghasilan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu: -
Pasal 17 ayat 1 b : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen) untuk tahun 2010.
-
Pasal 17 ayat 2 a : Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25 % (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak tahun 2010.
50
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1.
Latar Belakang Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada tanggal 1 September 1994 Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
didirikan, perusahaan ini bergerak dibidang pengolahan padi dan penjualan beras. Usaha penggilingan padi ini berskala kecil dan masuk kedalam kategori usaha Perdagangan Eceran Khusus Beras. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berlokasi di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang. Kepemilikan penggilingan padi ini secara bergantian. Pada awalnya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar didirikan oleh Almarhum Bapak Zaenal Abidin,namun dikarenakan permasalahan ekonomi pada tahun 1998, akhirnya pada tahun 1998 Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dipindahalihkan atas nama Bapak Candran pemilik penggilingan padi sampai saat ini. Penggilingan
Padi
Sinar
Ginanjar
dilatarbelakangi
oleh
pemilik
penggilingan melihat peluang dengan keberadaan areal sawah yang ada masih relatif banyak, saat ini areal sawah Kecamatan Kota Baru mencapai 1.276.558 Ha, sehingga dengan melihat besarnya areal sawah tersebut pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yang saat itu masih milik Almarhum Bapak Zaenal Abidin melihat peluang untuk membuka usaha di bidang pengolahan padi. Saat itu jumlah penggilingan padi di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang masih sedikit, kalaupun ada lokasinya relatif jauh khususnya akses dengan jalan raya. Untuk itu dengan keuntungan lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar atas kemudahan akses yang dimilikinya, berdirilah sebuah penggilingan padi skala kecil dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dibandingkan dengan penggilingan yang ada sebelumnya. Adapun maksud dan tujuan didirikannya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ini diantaranya untuk mendapatkan keuntungan dengan usaha penjualan baik berupa beras, gabah kering dan basah dan jasa penggilingan padi untuk masyarakat sekitar. Selain itu maksud lain pendirian Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah untuk memudahkan akses para pemilik gabah atau petani untuk melakukan penggilingan, karena jarak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan jalan raya tidaklah jauh.
Unit Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yang dimiliki oleh Bapak Candran tergolong tua. Fasilitas yang ada terdiri dari bangunan yang berukuran 16x12 m2, lantai jemur berukuran 16x16 m2, mesin penggilingan yang terdiri dari dua mesin huller tapi saat ini yang aktif hanya satu mesin dan satu mesin polisher serta 2 motor penggerak. Pembangunan dan pembelian awal mesin dilakukan bersamaan pada tahun berdirinya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan telah beroperasi 16 tahun. Lantai jemur milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mampu menampung 2-3 ton Gabah Kering Panen (GKP) untuk dijemur.
5.2.
Jalinan Kerjasama Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidaklah mempunyai pemasok yang
tetap, sehingga aktivitas penggilingan tergantung dari ketersediaan padi. Dalam melaksanakan usahanya, pada awal berdirinya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar banyak melakukan kerjasama dengan beberapa pengumpul di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang
untuk memasok gabah di
penggilingan. Jalinan kerjasama tersebut hanya sebatas kepada pengadaan gabah dan penjualan beras, akan tetapi jangkauannya masih disekitar Kecamatan Kota Baru yang dulu masih Kecamatan Cikampek. Namun saat ini Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak melakukan kerjasama lagi, hanya mengandalkan gabahgabah yang siap beli dari petani dan pengumpul lainnya. Pada saat kepemilikan penggilingan oleh Bapak Candran, selain menjadi tempat penggilingan, sebagian tempat di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga digunakan peternakan unggas, hal itu membantu perekonomian keluarga dan menambah modal Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Kerjasama Sinar Ginanjar dengan pedagang biasanya pada saat penggilingan saja,dimana para pedagang besar tersebut rutin melakukan penggilingan di Sinar Ginanjar untuk beras yang akan dijual. Saat ini Penggilingan Padi Sinar Ginanjar melakukan kerjasama dengan Bapak Nawawi seorang pegawai BUMN asal Cengkareng, Tanggerang dalam pengadaan modal. Hal tersebut diperkuat dengan surat perjanjian kerjasama diatas materai yang disaksikan oleh notaries. Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa sebagai pihak pertama yaitu Bapak Nawawi sebagai penyedia modal dan pihak kedua yaitu Pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Bapak Candran sebagai
52
penyedia jasa penggilingan dan sebagai pelaksana. Kerjasama tersebut dimulai pada bulan Januari 2010, dengan isi perjanjian kerjasama bahwa pihak pertama akan memberikan modal untuk pengembangan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Adapun pihak kedua yaitu Penggilingan Padi Sinar Ginanjar meyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran usaha. Perjanjian tersebut tidak disertai dengan batas waktu yang pasti. Pada awalnya jalinan kerjasama antara pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan Bapak Nawawi hanya sebatas menanamkan modal untuk menyediakan beras saja, yang kemudian dikirim ke tempat tujuan yang diinginkan oleh Bapak Nawawi. Akan tetapi setelah lama berjalan modal yang diberikan oleh Bapak.Nawawi juga diberikan untuk pengembangan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar.
Kerjasama
tersebut
memberikan
keuntungan
tersendiri
bagi
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, karena selain bisa menambah keuntungan dari jasa penggilingan kerjasama tersebut memberi peluang kepada Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk memasuki pasar yang lebih luas. Kemampuan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk menyerap pasar beras khususnya di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang terbilang cukup baik dari pesaing yang sama di bidang jasa penggilingan padi. Saat ini pesaing Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dibidang jasa penggilingan ada tiga pesaing. Untuk di Kabupaten Karawang secara luas, kemampuan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk meyerap pasar beras masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan penghasil beras terbesar dan pemasok beras terbesar di Kabupaten Karawang berasal dari penggilingan padi besar. Penggilingan padi besar tersebut selain memiliki areal pesawahan yang cukup besar, mereka juga memiliki merek dagang sendiri untuk memasarkan berasnya dan penggilingan padi besar tersebut melakukan kerjasama dengan petani-petani di beberapa titik sentra produksi padi untuk mendukung kegiatannya.
5.3.
Risiko Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada kegiatan usaha penggilingan padi ini dihadapkan pada risiko, risiko
tersebut baik risiko produksi maupun risiko harga output. Indikasi adanya risiko
53
dalam kegiatan pengusahaan penggilingan padi ini yaitu adanya fluktuasi produksi dan harga hasil gilingan yang diperoleh. Salah satu risiko yang dihadapi oleh usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah risiko produksi. Setiap kondisi akan menunjukan produksi yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel.
Tabel 5. Produksi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Setiap Kondisi. Gabah Kering Giling (Ton) 3 2,5 2
Kondisi Terbaik Normal Terburuk
Beras (Ton) 2 1,5 1
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam melakukan kegiatannya terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya risiko produksi (kondisi terbaik,normal dan terburuk). Penyebab munculnya risiko produksi pada kondisi terbaik dan terburuk yaitu tingkat permintaan, hasil panen, curah hujan, kualitas gabah dan susut penggilingan, Faktor-faktor tersebut antara lain: a)
Tingkat Permintaan Tingkat permintaan beras yang tinggi akan meningkat produksi beras di penggilingan. Biasanya produksi beras di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan meningkat jika permintaan akan beras dari konsumen dan pedagang besar meningkat. Permintaan beras tersebut terkadang tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku yang rendah. Hal tersebut menjadi kendala bagi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk melakukan produksi khsususnya untuk berproduksi lebih tinggi.
b)
Hasil Panen Hasil
panen
yang
melimpah
akan
menguntungkan
bagi
penggilingan. Biasanya panen yang melimpah akan meningkatkan persediaan gabah bagi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Karena pada musim panen, penggilingan padi Sinar Ginanjar akan memiliki persediaan yang cukup bahkan lebih. Tidak semua gabah yang dimiliki oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan digiling, gabah-gabah tersebut
54
akan disimpan untuk persediaan. Jika hasil panen yang diperoleh sedikit maka persediaan gabah bagi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan sedikit, karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar biasanya akan mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku. Selain itu, faktor cuaca dan hama penyakit mempengaruhi hasil panen yang diperoleh. c)
Curah hujan Curah hujan yang cukup akan memberikan keuntungan bagi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Hal tersebut akan memberikan damBapak terhadap hasil penjemuran gabah yang biasa dilakukan, dengan penjemuran gabah yang optimal secara otomatis kualitas beras akan meningkat. Karena jika curah hujan tinggi,gabah yang sudah kering dapat kehujanan sehingga akan berdamBapak pada meningkatnya butir patah dan menir,hal tersebut akan mengurangi hasil beras yang diproduksi.
d)
Susut Penggilingan Penurunan rendemen giling meruBapakan salah satu masalah perberasan termasuk
untuk usaha penggilingan padi,hal tersebut
memerlukan penanganan secara menyeluruh dan bertahap untuk mencegah semakin besarnya kerugian yang terjadi maupun dalam menjaga keamanan pangan. Susut penggilingan akan mengakibatkan hasil beras yang diproduksi berkurang. Hal tersebut tentu akan menimbulkan kerugian bagi pihak penggilingan. Penggunaan teknologi atau konfigurasi mesin yang tidak sesuai akan menyebabkan terjadinya susut yang lebih tinggi.
Selain memiliki risiko produksi, usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga memiliki risiko lain yaitu risiko harga. Indikasi adanya risiko harga adalah adanya fluktuasi harga beras yang diterima oleh pemilik usaha penggilingan. Setiap kondisi (terbaik, normal dan terburuk) akan menunjukan harga yang diterima oleh penggilingan padi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
55
Tabel 6. Harga Beras Yang Diterima Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Setiap Kondisi. Kondisi Terbaik Normal Terburuk
Harga Beras (Rp/Kg) 5800 5500 5300
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam melakukan kegiatannya terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya risiko harga. Penyebab munculnya risiko harga pada kondisi terbaik dan terburuk yaitu mekanisme pasar,tingkat permintaan, kualitas gabah dan susut penggilingan. Faktor-kaktor tersebut adalah: a)
Mekanisme pasar Mekanisme pasar yang dimaksud adalah bagaimana cara produk dipasarkan. Dalam hal ini Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diuntungkan karena lebih banyak menjual hasil gilingan yaitu beras langsung ke konsumen. Hal tersebut berdamBapak pada harga yang diterima oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, karena harga yang diberikan kepada konsumen dapat langsung disesuaikan dengan harga pasar. Jika mekanisme penjualan lebih panjang yaitu diserahkan kepada pedagang pengumpul atau pedagang besar, harga yang diterima akan dikurangi dengan biaya transportasi dan sesuai dengan harga ditingkat penggilingan.
b)
Tingkat Permintaan Tingginya tingkat permintaan akan beras namun persediaan di gudang tidak ada, maka akan berdamBapak pada harga yang diterima yakni akan lebih tinggi. Beras meruBapakan makanan pokok bagi masyarakat di Indonesia, umumnya tingkat permintaan beras akan selalu tinggi. Permintaan beras biasanya disesuaikan dengan panen yang dihasilkan, jika panen rendah maka beras yang dihasilkan akan sedikit padahal permintaan terhadap beras terus menerus. Bila hal tersebut terjadi,maka akan meningkatkan harga jual beras.
c)
Kualitas Gabah
56
Untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Gabah yang berkualitas tentunya tidak akan meningkatkan butir patah, sehingga harga gabah yang diterima akan lebih tinggi. Jika kualitas gabah rendah maka harga yang akan diterima lebih rendah. Gabah kering panen lebih 2 -3 bulan akan menimbulkan kuning, penamBapakan beras tidak optimal (buram) dan terjadi perubahan cita rasa (tingkat kepulenan menurun), sehingga hal tersebut mengurangi kualitas beras yang dihasilkan dan berakibat terhadap harga yang diterima. d)
Susut Penggilingan Beras yang mengalami susut giling tentu akan mengurangi hasil yang diperoleh, hal tersebut juga berdamBapak pada harga yang diterima oleh penjual. Susut giling akan megurangi kualitas beras yang diproduksi,sehingga harga yang diterima tidak sesuai atau harga yang diterima lebih rendah. Sebaliknya jika susut giling lebih ditekan maka kualitas beras akan semakin baik dan harga yang diterima akan lebih tinggi.
57
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial 6.1.1. Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah studi kelayakan, karena pasar berperan penting untuk menentukan kelanjutan suatu usaha. Pada penelitian ini aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran dan strategi pemasaran. A.
Permintaan dan Penawaran Konsumen utama dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
adalah
masyarakat yang ada disekitar lokasi pengusahaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Biasanya permintaan beras dari masyarakat sekitar lebih banyak dan menguntungkan bila dibandingkan dengan penyaluran kepada pedagang besar. Permintaan beras tersebut setiap harinya bisa mencapai 200 kilogram per hari bahkan lebih, permintaan beras tersebut mulai dari pedagang beras eceran baik untuk warung sembako maupun pedagang beras keliling, konsumsi rumah tangga, pedagang nasi uduk dan beberapa pasokan untuk catering. Untuk memenuhi keseluruhan permintaan tersebut, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memasok Gabah Kering Giling yang siap dijadikan beras dari berbagai daerah. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga mempunyai pangsa pasar tujuan yang lain selain masyarakat sekitar, yaitu para pedagang besar yang ada di Pasar Cikampek dan Pasar Johar Karawang. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memasok beras-berasnya kepada pedagang besar yang sudah menjadi langganan pasokan beras, seperti Toko Agung Cikampek, Toko Haji Ali, dan Pedagang Besar di Pasar Johar Karawang. Penawaran dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar bisa mencapai 2 ton untuk sekali transaksi, namun dalam sebulan rata-rata penjualan ke pedagang besar hanya empat kali. Penawaran untuk pedagang-pedagang besar dilakukan setelah kebutuhan untuk masyarakat di sekitar Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah terpenuhi. Apabila Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki kelebihan persediaan beras, maka beras tersebut akan dikirim ke pedagang besar yang ada dipasar. Saat ini penggilingan padi Sinar Ginanjar hanya mampu memiliki pangsa pasar di Kabupaten Karawang sebesar 0,014 persen. Hal tersebut
dikarenakan penggilingan padi Sinar Ginanjar merupakan penggilingan padi kecil yang ruang lingkup pemasarannya hanya disekitar lokasi penggilingan padi saja. Saat ini di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru memiliki empat penggilingan padi khususnya penggilingan padi berskala kecil. Penggilingan padi Sinar Ginanjar mampu menyerap pangsa pasar di Desa Jomin Timur sendiri sebesar 25 persen. Untuk produk sampingan seperti dedak, menir, dan sekam padi permintaan utamanya berasal dari rumah tangga, peternak, pedagang pakan ternak dan perusahaan pembuat abu gosok. Hal tersebut dikarenakan persediaan produk sampingan beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak selalu tersedia secara berkala. Biasanya dedak dan menir merupakan hak bagi yang melakukan penggilingan khususnya bagi konsumen rumah tangga, sehingga jika mereka melakukan penggilingan secara langsung mereka juga membawa dedak dan menirnya. Proses pemasaran dilakukan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yaitu konsumen khususnya konsumen yang membeli secara eceran seperti rumah tangga dan peternak datang langsung ke penggilingan untuk membeli kebutuhan mereka. Namun untuk permintaan yang lebih besar seperti untuk pedagang pakan ternak dan pengusaha abu gosok akan diantarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar atau dijemput oleh pihak pembeli, hal tersebut juga biasanya dilakukan sesuai kesepakatan bersama antar kedua belah pihak. Harga untuk masing-masing produk hasil sampingan beras adalah dedak Rp.800 per kilogram, sekam Rp.600 per karung ukuran 50 kilogram, menir mulai dari harga Rp. 1500 sampai dengan Rp.3000 per kilogram. B.
Pemasaran Output Output yang dihasilkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar terdiri dari
dua bagian utama, yaitu output utama dan output sampingan Beras, Dedak, Menir dan Sekam. Menir yang dihasilkan dibagi kedalam tiga bagian yaitu menir gitai, menir tonggok dan menir bebek. Pada pemasaran output utama dan output sampingan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
menyalurkannya melalui dua saluran, yaitu Pedagang Besar dan
pemasaran langsung kepada konsumen. Gambar 3 merupakan saluran pemasaran
59
Beras dan hasil sampingan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ke pedagang besar dan konsumen secara langsung.
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Pedagang Besar
Konsumen
Konsumen
Gambar 5. Saluran Pemasaran Beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Pada saluran pertama, beras dan hasil sampingan lainnya yang dihasilkan dipasarkan kepada pedagang besar yang ada di Pasar Cikampek ataupun kepada pedagang besar yang ada di luar daerah Penggilingan Padi Sinar Ginanjar seperti Karawang dan Jakarta. Beras yang dipasarkan ke
pedagang besar biasanya
dikirim setelah ada pemesanan terlebih dahulu. Dalam tempo berapa waktu beras tersebut dipesan dan siap diantar oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
ke
tempat tujuan ataupun dijemput oleh pedagang besar tersebut. Pedagang besar biasanya akan meminta kriteria beras yang harus di terimanya, yakni kualitas beras tidak banyak yang pecah dan tidak banyak kerikilnya. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar harga yang ditentukan untuk pedagang besar biasanya dilakukan setelah melihat mutu dan kualitas beras yang dihasilkan seperti rendemen, varietas, derajat putih dan harga gabah. Harga beras yang ditawarkan ke pedagang besar biasanya tidak melebihi harga yang sudah ditetapkan oleh BULOG. Hal tersebut dikarenakan jika melebihi harga yang ditetapkan oleh BULOG, para pedagang besar cenderung enggan membeli dan menimbulkan ketidakstabilan harga di tingkat konsumen akhir. Setiap bulannya beras yang dijual Penggilingan Padi Sinar Ginanjar bisa mencapai 2000 kilogram, bahkan jika musim-musim panen biasanya permintaan akan tinngi, namun karena keterbatasan produksi baik dari dukungan bahan baku maupun keterbatasan mesin giling, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan membatasi jumlah permintaan. Untuk hasil sampingan beras seperti dedak dan menir, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
menyalurkannya kepara penjual pakan ternak ataupun para
peternak sendiri,yang sudah dipesan terlebih dahulu. Penggilingan Padi Sinar
60
Ginanjar bisa menjual sampai 3228 kilogram per bulannya untuk dedak dan menir mencapai 4598 kilogram per bulan. Harga dedak dijual dengan harga Rp.800 per kilogram dan harga menir dihitung berdasarkan jenis menirnya. Jenis menir ditentukan oleh
Untuk sekam, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
mejualnya kepada pemilik pengusahaan abu gosok, yang biasa setiap bulannya mencapai 5720 kilogram dengan harga jual Rp. 600 per kilogram. Untuk saluran kedua, beras dan hasil sampingannya biasanya dijual langsung kepada konsumen yaitu masyarakat sekitar. Umumnya konsumen datang langsung ke Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk membeli kebutuhan mereka sehari-hari seperti untuk keperluan makanan pokok, makanan ternak peliharaan dan kebutuhan lainnya yang digunakan untuk sendiri. Dalam satu bulan biasanya jumlah beras dan hasil sampingannya yang terjual memang relatif lebih kecil dibandingkan pada saluran satu. Untuk beras, pada saluran ini setiap bulannya mencapai 1500 kilogram, sedangkan untuk hasil sampingan beras jumlahnya selalu tidak menentu, karena hasil sampingan beras ini tergantung dari jumlah gabah yang digiling. Berdasarkan uraian hasil analisis aspek pasar, pada aspek ini Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan masih terbukanya peluang untuk memasarkan output penggilingan ke berbagai pasar selain kepada masyarakat sekitar. Peluang tersebut ada karena hasil kerjasama yang dilakukan oleh pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan penanam modal. Hambatan dalam aspek pasar ini hanyalah ketersediaan bahan baku gabah yang tidak secara kontinu ada. 6.1.2. Aspek Teknis Aspek teknis yang akan dikaji berkaitan dengan sumberdaya produksi yang digunakan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk menghasilkan beras dan hasil sampingannya. Pada penelitian ini, aspek teknis yang akan dianalisis meliputi lokasi usaha perusahaan, sumberdaya produksi, luas produksi, tata letak (Layout). A.
Lokasi Usaha
61
Penggilingan padi Sinar Ginanjar berada di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki berbagai alasan untuk mendirikan usaha di lokasi tersebut, diantaranya: 1.
Lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar turut mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan. Apabila lingkungan sekitar baik fisik maupun iklim suatu daerah sesuai, maka produksi beras dan hasil sampingannya tersebut akan maksimal dihasilkan. Saat ini di Kecamatan Kota Baru terdapat areal sawah yaitu sebesar 1.276,558 ha. Sehingga dengan adanya areal sawah yang cukup besar tersebut, membuka peluang membuka usaha di bidang pertanian khususnya pengolahan padi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berada tidak jauh dari areal pesawahan atau tanam padi yaitu kurang lebih 7 Km dari lokasi perusahaan. Hal tersebut juga didukung oleh iklim didaerah Kabupaten Karawang, khususnya Kecamatan Kota Baru yaitu merupakan dataran rendah dengan curah hujan yang cukup bagi hidup tanaman padi. Keberadaan areal sawah di sekitar Kecamatan Kota Baru juga didukung oleh aliran irigasi Waduk Jatiluhur Purwakarta yang jaraknya relatif dekat. Sehingga dengan berbagai kemudahan input tersebut lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dapat berkembang dengan cukup baik.
2.
Akses menuju lokasi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berada dekat dengan Jalan Raya By Pass Jomin, Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang yang merupakan akses utama menuju Ibu Kota Jakarta dan Jalur Pantai Utara. Jarak Ibu kota Kabupaten Karawang dengan Kecamatan Kota Baru sendiri lebih kurang 25 Km. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah kemudahan lokasi penggilingan untuk dapat dijangkau oleh sarana transportasi. Selain itu, jarak tempuh dari lahan tanam padi dengan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak terlalu jauh sehingga biaya untuk pengangkutan gabah petani tidak terlalu besar.
62
Gambar 6. Akses Menuju Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yang dekat dengan jalan raya dimaksudkan untuk mempermudah pengangkutan hasil giling ke pasar. Karena biaya pengangkutan dari lokasi penggilingan menuju pasar juga menjadi pertimbangan bagi pemilik penggilingan. 3. Letak Pasar yang dituju Pasar dari hasil giling Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah Pasar Cikampek yang letaknya kurang lebih 4 kilometer dari lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Beras yang dihasilkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dibawa ke Pasar Cikampek khususnya ke Pedagang Besar atau Toko Beras. Biasanya beras yang dikirim ke Pasar Cikampek diangkut dengan menggunakan mobil bak terbuka milik pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Letak pasar Cikampek dapat dijangkau dengan mudah oleh kendaraan apapun baik kendaraan roda dua maupun roda empat bahkan bisa dilalui oleh kendaraan roda delapan. Mengingat Pasar Cikampek ini berada di persimpangan antarkota baik yang menuju Ibu Kota Jakarta maupun Ibu Kota Kabupaten Karawang dan khususnya jalur pantai utara, proses pemasaran beras milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dapat berjalan dengan lancar, hanya tinggal menunggu kesepakatan kedua belah pihak tentang harga yang disepakati. Biasanya pada hari menjelang libur Hari Raya khususnya Hari Raya Lebaran, jalur utama untuk menuju Pasar Cikampek akan tersendat dan tentunya pengiriman beras akan sedikit terhambat, mengingat jalur Pasar Cikampek merupakan jalur utama menuju kota-kota di Pantai Utara. Namun
63
demikian, hal tersebut tidak terlalu mengganggu aktifitas pemasaran dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Selain Pasar Cikampek, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga memasok berasnya ke Pasar Johar Karawang melalui pedagang-pedagang besar yang sudah menjadi langganan pembelian beras. 4. Letak sumber bahan baku. Sumber bahan baku utama Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tentunya adalah Padi yang kemudian diolah menjadi gabah kemudian beras dan menghasilkan hasil sampingan lainnya. Bahan baku tersebut relatif mudah dididapatkan, mengingat di sekitar Kecamatan Kota Baru khususnya dan Kabupaten Karawang pada umumnya memilik areal sawah yang cukup banyak, sehingga untuk pasokan bahan baku akan mudah didapatkan. Untuk bahan baku pendukung lainya seperti karung, benang, dan beberapa perlengkapan dalam penggilingan lainnya pun mudah untuk didapatkan, karena di Kabupaten Karawang sendiri toko-toko yang menjual aneka saprodi dan kebutuhan penggilingan padi sudah banyak ditemukan. Jarak antara Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan bahan baku bervariasi, mengingat Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mencari dan membeli bahan baku khususnya gabah tidak hanya di daerah Kecamatan Kota Baru saja tetapi ke berbagai daerah lainnya di Kabupaten Karawang. 5. Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, dimiliki dan digunakan untuk mendukung kelancaran usaha penggilingan padi yang dijalankan. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain a)
Tenaga Listrik dan Air Tenaga listrik yang dibutuhkan untuk usaha kegiatan penggilingan, antara lain penerangan bangunan penggilingan padi untuk malam hari, pompa air, dan mesin jahit karung. Sedangkan untuk kebutuhan air, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menggunakan sumber air tanah dengan bantuan pompa air. Sehingga untuk kebutuhan air untuk proses penggilingan dapat terpenuhi dengan baik dan dapat mengurangi penggunaan biaya operasional.
64
b)
Mesin Penggilingan Mesin penggilingan yang ada terdiri dari dua mesin huller tapi saat ini yang aktif hanya satu mesin dan satu mesin penyosoh beras serta 2 motor penggerak. Motor penggerak untuk menggerakan mesin penggilingan padi menggunakan bahan bakar solar. Harga solar adalah Rp. 4500/liter. Jenis pelumas yang digunakan pada kedua motor penggerak adalah sama, hanya kapasitas pelumasnya saja yang berbeda. Jika pelumas untuk mesin pemecah kulit membutuhkan pelumas sebanyak 3 liter dalam sekali perawatan, mesin penyosoh beras membutuhkan lebih banyak pelumas yaitu 5 liter setiap kali perawatan. Untuk perawatan mesin baik untuk mesin pemecah kulit, penyosoh beras ataupun motor penggerak perawatan dilakukan setiap tiga bulan sekali. Dalam setiap perawatan, biaya yang dikeluarkan akan berbedabeda hal tersebut tergantung permasalahan mesin-mesin tersebut.
c)
Transportasi Transportasi yang dibutuhkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah untuk memasarkan hasil giling gabah yaitu beras beserta hasil sampingannya ataupun untuk pengadaan bahan baku penggilingan seperti gabah, solar, karung, benang dan sebagainya. Alat trasnportasi yang digunakan adalah mobil bak terbuka dan sepeda motor. Alat transportasi yang dipakai adalah secara sewa kecuali sepeda motor. Biasanya untuk pengangkutan jarak jauh, pemilik penggilingan padi membayar ongkos sebesar Rp. 70.000,- per ton. Mobil bak terbuka biasanya mampu membawa beras Penggilingan Padi Sinar Ginajar sebanyak 2 ton.
d)
Tenaga Kerja Tenaga kerja Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berasal dari masyarakat sekitar, yakni dari Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru. Tenaga kerja di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berjumlah 4 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Kemudahan memperoleh suplai tenaga kerja tersebut, memberikan keuntungan tersendiri bagi pemilik. Karena hal tersebut mengurangi biaya tambahan
65
untuk melakukan pencarian tenaga kerja. Sedangkan upah tenaga kerja per orang adalah Rp.50,000 per hari. e)
Tata Letak (Layout) Bangunan Bangunan tempat penggilingan padi milik Sinar Ginanjar terletak tidak jauh dari rumah pemilik yaitu kurang lebih 500 m. Pemilihan lokasi penggilingan tersebut dikarenakan lahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah lahan yang terletak dengan jalan desa yang banyak dilalui oleh banyak orang.
Gambar 7. (a) Lantai Jemur (b) Bangunan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Layout bangunan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki luas lahan sebesar 2000 m2 dengan luas lahan jemur 750 m2 dan luas bangunan 1250 m2. Bangunan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar terdiri dari tempat penggilingan padi dan gudang penyimpanan dijadikan dalam satu ruangan. Lantai jemur berukuran 16x16 m2, lantai jemur milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mampu menampung 2-3 ton Gabah Kering Panen (GKP) untuk dijemur. B.
Alur Kegiatan Penggilingan Padi Tahapan proses penggilingan padi yang ada di Penggilingan Padi Sinar
Ginanjar adalah persiapan bahan baku, proses pemecahan kulit, proses penyosohan beras, proses pengemasan, dan proses penyimpanan. Berikut penjelasan pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut.
66
1.
Persiapan Bahan baku Untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus menggunakan bahan
baku gabah yang berkualitas pula. Sebelum dilakukan proses pemecahan kulit, gabah dijemur pada tempat jemuran, kemudian gabah yang sudah dijemur atau dikeringkan, disimpan dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Hal tersebut untuk memudahkan proses penggilingan sehingga tidak memakan waktu yang cukup banyak. Pengangkutan gabah-gabah tersebut biasanya dilakukan tidak hanya oleh tenaga kerja Penggilingan Padi Sinar Ginanjar saja, tapi terkadang oleh konsumen yang akan menggiling gabahnya. Hambatan dalam proses penyiapan bahan baku adalah pada saat penjemuran yaitu pada musim hujan, sehingga gabah-gabah yang ada tidak selalu kering pada waktunya. Gabah Kering Panen (GKP) akan dijemur sampai kering yaitu 2-3 hari tergantung dari teriknya sinar matahari. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki kapasitas penjemuran gabah yaitu 2-3 ton. Proses penjemuran tidak hanya terbatas pada gabah milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar saja, terkadang gabah-gabah milik petani lainnya ikut melakukan penjemuran gabah.
2.
Proses Penggilingan Proses penggilingan gabah di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dilakukan
dalam dua tahap, yaitu proses pemecahan kulit dan proses penyosohan beras. Adapun untuk penjelasannya adalah sebagai berikut : a)
Proses Pemecahan Kulit Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan dua kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit (separator) agar dihasilkan Beras Pecah Kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih
67
banyak butir gabah harus diatur kembali struktur rubber roll dan kecepatan putarannya. b)
Proses Penyosohan Beras Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu gesekan antar butiran, sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening. Pada proses ini beras pecah kulit disosoh dua kali,biasanya proses ini dilakukan dengan dua mesin yang berbeda, dikarenakan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar hanya mempunyai satu mesin penyosoh maka prosesnya hanya dilakukan satu kali dan ditambah dengan menggunakan ayakan beras. Proses ini bertujuan untuk membersihkan beras pecah kulit agar menjadi beras putih dan bertujuan untuk memisahkan beras pecah kulit dari menir dan dedak. Beras yang dihasilkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar biasanya mempunyai rendemen beras yang cukup baik yaitu sama atau lebih dari 65 persen.
Gambar 8. Rangkaian Mesin Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
3. Proses Pengemasan Beras hasil giling biasanya tidak langsung disimpan dalam karung. Beras yang sudah jadi akan disimpan di lantai untuk menghilangkan panas akibat penggilingan. Pengemasan beras giling untuk jasa giling dari masyarakat biasanya dimasukan kembali ke dalam karung milik pengguna jasa tersebut. Sedangkan untuk beras giling untuk dipasarkan, dimasukan kedalam karung yang sudah disiapkan oleh penggilingan. Kemasan karung yang digunakan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar lebih sering yaitu 50 kilogram, adapun 25 kilogram dan 10
68
kilogram biasanya sesuai dengan pesanan. Karung plastik yang digunakan umumnya hanya berupa karung biasa yang kedap udara atau pori-porinya tidak terlalu besar, hal tersebut bertujuan agar
penyerapan uap air dari luar tidak
mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan. Karung-karung yang sudah berisi beras akan dijahit dengan menggunakan mesin jahit karung. Namun karung-karung beras tersebut tidak diberi label atau merek beras hanya sekedar varietas beras saja.
4.
Proses Penyimpanan dan Pengangkutan Beras yang sudah dikemas dan siap dijual oleh Penggilingan Padi Sinar
Ginanjar biasanya tidak langsung di jual ke pasar, beras akan disimpan terlebih dahulu. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak mempunyai gudang penyimpanan sendiri, sehingga beras yang sudah dikemas disimpan pada tempat yang sama, yaitu dekat dengan alat penggilingan padi.
Gambar 9. Tempat Penyimpanan Beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Karung beras diletakkan langsung diatas teras, tetapi hal tersebut hanya untuk karung-karung beras yang masa penyimpanannya tidak lebih dari satu minggu. Untuk beras yang penyimpanannya lebih dari satu minggu, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan meletakan karung-karung beras tersebut diatas bantalan kayu yang disusun berjejer. Bantalan kayu tersebut akan berfungsi untuk menghindari kelembaban dan sebagai teknik penumpukan beras sehingga kualitas beras terjaga. Beras umumnya lebih banyak dikemas dalam karung yang berukuran 50 kilogram.
69
Untuk pengangkutan, beras dari jasa penggilingan umunya akan dibawa oleh pemiliknya sendiri, namun apabila jasa giling tersebut dipesan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan mengantarkannya ke tempat tujuan. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan mobil bak terbuka sewaan. Berikut merupakan garis besar alur kegiatan dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar (Gambar 10).
Perontokan
Pengeringan/penjemuran
Penggilingan
Pengemasan
Penyimpanan
Pengangkutan
Gambar 10. Alur Kegiatan Operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
C.
Waktu Produksi Penggilingan Padi Waktu produksi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak mengikuti masa
tanam padi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berproduksi setiap bulannya selama satu tahun. Namun jika di rata-tarakan bulan produksi penggilingan padi Sinar Ginanjar berkisar 8,8 bulan. Pada bulan-bulan yang dekat dengan masa panen, gabah yang diperoleh memang akan melimpah pasokannya, sedangkan pada musim tanam atau pada saat jeda pasokan gabah akan sedikit. Akan tetapi, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tetap melakukan kegiatan baik pada musim tanam padi maupun jeda tanam padi. Hal tersebut dilakukan untuk tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan jasa giling padi dan pembelian beras secara eceran, walaupun terkadang pasokan beras yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
berasal dari penggilingan padi 70
lainnya atau berasal dari pedagang-pedagang besar lainnya. Kegiatan produksi penggilingan padi Sinar Ginanjar berjalan selama lima hari dalam satu minggu, yaitu setiap hari selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu. Sedangkan pada hari senin dan jumat penggilingan padi sinar Ginajar tidak melakukan kegiatan produksi. Rata-rata jam kerja buruh Penggilingan Padi Sinar Ginajar mencapai 8 jam per hari. Waktu kerja dimulai pada pukul delapan pagi sampai pukul empat sore. akan tetapi apabila dalam satu bulan tersebut pesanan beras banyak biasanya pada hari libur tersebut pun akan tetap melakukan aktivitas kerja. Berdasarkan hasil analisis teknis, dapat dikatakan bahwa secara teknis usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dilaksanakan. Karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah memenuhi syarat untuk menjadikan penggilingan padinya sesuai dengan pengelolaan yang benar. Walaupun masih menggunakan mesin penggilingan yang sudah tua dan terkadang tidak mengikuti syarat-syarat yang baik dan benar untuk menjaga kualitas beras, seperti menyimpan beras langsung diteras dan tidak adanya gudang penyimpanan secara terpisah. Tidak terdapat kendala yang dapat menghambat kegiatan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar.
6.1.3. Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen dan hukum merupakan aspek yang cukp penting dianalisis dalam kelayakan suatu usaha. Karena hal ini berkaitan dengan keberlangsungan suatu usaha baik saat ini ataupun dimasa mendatang. Aspek manajemen dan hukum terkait dengan sistem organisasi dan manajerial Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, terkait dengan badan hukum dan perizinan yang dimiliki oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. 1.
Aspek Manajemen Manajemen yang dilakukan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
dilakukan masih sangat sederhana. Hal tersebut dilakukan mengingat aktivitasaktivitas kerja yang dilakukan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar masih sedikit dan terbatas, seperti hanya ada beberapa pembagian kerja. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak memiliki stuktur organisasi yang baku, struktur organisasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar terdiri dari pemilik yang juga berperan sebagai
71
tenaga kerja, serta pekerja-pekerja lainnya yang semuanya berasal dari tenaga keluarga non keluarga atau yang berasal dari masyarakat sekitar (Gambar 11 ).
Pimpinan Operasional (Pemilik)
Pengelolaan Produksi (Pemilik )
Pengelolaan Keuangan (Pemilik dan TK 1)
Pemasaran (Pemilik)
Koordinasi, Evaluasi dan Pengawasan (Pemilik)
Penjemuran (TK 1,2,3,4)
Penggilingan (TK1,2,3)
Pengangkutan dan Pengemasan (TK 1,2,3)
Pemisahan Hasil Sampingan dan Kebersihan (TK 4)
Gambar 11 . Struktur Organisasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Proses perekrutan atau tenaga kerja yang berasal dari tenaga kerja non keluarga dilakukan secara sederhana, yaitu dengan membuka lowongan atau mencari masyarakat yang membutuhkan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dipilih tidak harus mempunyai pengalaman kerja, karena pekerjaan yang di berikan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak membutuhkan keahlian khusus. Biasanya fisik tenaga kerja harus cukup kuat apabila ingin bekerja di penggilingan, hal tersebut untuk melakukan pekerjaan berat seperti angkut gabah, beras dan beberapa pekerjaan lain yang membutuhkan tenaga yang cukup besar. Karena untuk selebihnya akan diberikan pengarahan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengenai pembagian kerja yang harus dilakukan. Jenis-jenis pembagian kerja
72
tersebut yang umumnya dikerjakan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah pimpinan operasional, bagian penjemuran, bagian penggilingan dan bagian pengemasan. Pimpinan operasional ini langsung dipegang oleh pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Untuk pimpinan operasional, bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional setiap kegiatan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Pemimpin operasional sekaligus pemilik juga bertanggung jawab atas pengelolaan produksi seperti perolehan bahan baku serta melakukan kegiatan pengelolaan keuangan. Pimpinan operasional juga melakukan koordinasi, evaluasi serta pengawasan terhadap kegiatan yang berlangsung di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Pembagian kerja untuk penjemuran, penggilingan dan pengemasan tidak diberikan secara rinci kepada masing-masing pegawai, karena umumnya semua pekerja dapat melakukan pekerjaan tersebut. Pekerjaan-pekerjaan yang berat biasanya dilakukan oleh tenaga kerja pria yaitu untuk angkut gabah, beras dan melakukan penggilingan dan penjemuran, sedangkan untuk pekerjaan yang ringan seperti menampi hasil sampingan beras seperti dedak dan menir, bersih-bersih serta membantu membersihkan rumput saat penjemuran dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki fasilitas berupa sertifikat kesehatan, kebersihan badan dan pakaian, kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), fasilitas cuci tangan, kamar mandi dan pemadam kebakaran. Rata-rata jam kerja tenaga kerja Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah tujuh sampai delapan jam perhari yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB atau dalam hitungan bulan adalah 20 hari sampai 22 hari dalam satu bulan. Para pekerja mendapatkan hari libur setiap hari senin dan jumat, akan tetapi apabila dalam satu bulan tersebut pesanan beras banyak biasanya pada hari libur tersebut pun akan tetap melakukan aktivitas kerja. Jumlah upah dari tenaga kerja dihitung tidak berdasarkan jam kerja setiap harinya tapi setiap satu hari para pekerja bekerja, biasanya apabila ada pesanan beras dan permintaan penggilingan padi dari luar upah akan disesuaikan diluar dari upah harian yaitu bagi hasil antara pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan para tenaga kerja, sedangkan untuk upah harian para tenaga kerja adalah Rp.50,000 per tenaga kerja. Setiap tenaga
73
kerja juga mendapatkan fasilitas berupa makan siang, tambahan makan ringan di sore hari dan santunan apabila terjadi kecelakaan atau tenaga kerja sedang sakit.
2.
Aspek Hukum Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berstatus badan hukum sebagai
Perusahaan Perseorangan. Hal tersebut diperkuat dengan Tanda Daftar Perusahaan Perorangan Nomor. 100855208987 yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Kabupaten
Karawang dengan
kegiatan
usaha
pokok
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sebagai Perdagangan Eceran Khusus Beras dengan jenis usaha Penggilingan Padi Unit Kecil (Huller), tanda daftar peusahaan tersebut akan diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali. Dalam permasalah izin usaha, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil Nomor : 503/0835/PK/V/DAGRI yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil tersebut akan diperbaharui setiap 3 (tiga) tahun sekali. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga memiliki Izin Undang-Undang Gangguan (HO) yang diterbikan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Karawang. Seperti halnya suart izin milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, Izin Undang-Undang Gangguan (HO) ini juga selalu diperbaharui yaitu setiap 4 (empat) tahun sekali. Untuk status hukum tanah milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, status tanahnya masih merupakan tanah Hak Milik yaitu milik pengelola Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Hal tersebut didukung oleh adanya sertifikat tanah milik pengelola Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Aspek manajemen dan hukum Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam melakukan manajemen perusahaannya cukup baik, walaupun tidak memiliki struktur organisasi yang baku layaknya sebuah perusahaan besar dan tidak mengelola tenaga kerja berdasarkan pekerjaannnya. Dari sisi hukum, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah memenuhi persyaratan sebagai sebuah perusahaan kecil yang diperkuat dengan Tanda Daftar Perusahaan, SIUP Kecil dan Izin UndangUndang Gangguan (HO). Kedua aspek tersebut memperkuat Penggilingan Padi
74
Sinar Ginanjar sebagai sebuah perusaahan yang siap dilakukan tambahan oleh para investor.
6.1.4. Aspek Sosial dan Lingkungan Keberadaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak sosial maupun dampak pada lingkungan. Adanya usaha penggilingan padi khususnya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, kegiatan perekonomian masyarakat yang berada di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang menjadi berkembang. Memlalui kedekatan sosial antara pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan masyarakat sekitar, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan kedekatan sosial tersebut maka pemilik usaha telah mempekerjakan masyarakat sekita sebagai tenaga kerja atau buruh di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Usaha penggilingan padi memberikan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dampak positifnya adalah membantu petani dan masyarakat sekitarnya untuk memudahkan akses yaitu untuk pengelolaan hasil panen petani dan memudahkan akses untuk masyarakat akan kebutuhan pokok mereka yaitu beras. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah suara bising yang ditimbulkan dari suara mesin-mesin penggilingan dan limbah padi yaitu sekam yang tidak termanfaatkan. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga mempunyai limbah penggilingan padi yaitu sekam. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengolah sendiri sekam padi untuk dijadikan abu gosok, pembakaran sekam tersebut biasa dilakukan dekat dengan kandang ternak yang ada disekitar Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Hal tersebut rupanya dimanfaatkan oleh pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk megusir nyamuk dan menghangatkan ternak-ternak yang ada khususnya pada malam hari. Selain dimanfaatkan sendiri, limbah padi tersebut biasanya dijual kepada pengusaha abu gosok atau pengusaha pabrik batu bata dengan harga Rp. 600 per karung ukuran 50 kilogram. Terkadang limbah padi tersebut juga dimanfaatkan oleh warga untuk keperluan rumah tangga seperti membuat abu gosok sendiri,
75
untuk bahan campuran media tanam, dan keperluan lainnya. Sehingga dengan demikian limbah penggilingan padi yaitu sekam dapat dikelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan sekitar, sehingga dapat dikatakan industri Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ramah lingkungan.
Gambar 12. Limbah Sekam Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Dampak negatif lain dari penggilingan adalah suara bising yang ditimbulkan pada saat proses penggilingan berlangsung. Tak jarang Penggilingan Padi Sinar Ginanjar melakukan penggilingan padi pada malam hari, hal tersebut biasanya dilakukan apabila pesanan beras dipenggilingan sedang banyak. Namun suara bising tersebut bagi masyarakat sekitar tidaklah terlalu mengganggu,karena dengan adanya suara-suara dari penggilingan tersebut mereka merasa tidak sepi. Selain itu, lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yang tidak berdampingan dengan rumah warga sekitar juga menjadi alasan suara bising tersebut tidak terlalu dipermasalahkan. Namun
demikian,
Penggilingan
Padi
Sinar
Ginanjar
tetap
memperhitungkan dampak suara bising tersebut agar tidak menjadi permasalahan yang serius dimasa mendatang, hal tersebut dilakukan dengan memberikan insentif kepada warga disekitar Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan tentunya meminta izin kepada aparat setempat atas gangguan yang terjadi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sebenarnya sudah mempunyai Izin Undang-Undang Gangguan pada Pemerintah Kabupaten Karawang untuk perlindungan pada saat melakukan penggilingan dan terjadi gangguan baik dari dalam Penggilingan Padi
76
Sinar Ginanjar maupun dari luar, ada hal yang dapat memperkuat posisi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Berdasarkan hasil analisis aspek sosial dan lingkungan, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Hal tersebut dikarenakan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mampu mengelola dengan baik limbah sekam. Selain itu, kelayakan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk dijalankan dapat dilihat dari manfaat positif yang diberikan yaitu penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar dan mempermudah akses perolehan makanan pokok seperti beras.
6.2. Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial pada usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha ini, sehingga hasilnya dapat direkomendasikan untuk dilakukan suatu investasi pengembangan skala usaha. Kelayakan terdapat dua kondisi yaitu kondisi I tanpa memperhitungkan risiko dan kondisi II dengan memperhitungkan risiko. Kondisi II memiliki tiga skenario yaitu skenario I, skenario II dan skenario III kondisi terburuk. Skenario I yaitu analisis kelayakan dengan kondisi terbaik. Skenario II yaitu analisis kelayakan dengan kondisi normal (dasar) dan skenario III yaitu analisis dengan kondisi terburuk. Komponen yang dianalisis pada aspek finansial ini adalah :
1.
Arus Biaya (Outflow) Komponen biaya yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
mencakup biaya investasi dan biaya reinvestasi serta biaya operasional yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya investasi dan biaya operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan sama untuk kondisi tanpa risiko dan kondisi dengan risiko Adapun penjelasan masing-masing biaya tersebut sebagai berikut:
1.1.
Biaya Investasi dan Biaya Reinvestasi Biaya investasi dikeluarkan pada saat suatu usaha akan menjalankan
usahanya, dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam periode mendatang
77
yakni selama umur usaha atau selama usaha dijalankan. Rincian biaya yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dapat dilihat pada Tabel 7. Besarnya
biaya investasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 190.938.000,-
yang terdiri dari biaya pembangunan gedung, lantai jemur, pembelian mesin penggilingan, peralatan dan perlengkapan untuk penggilingan seperti alat tampung beras, timbangan, mesin jahit, sampai dengan alat pemadam kebakaran. Seluruh biaya investasi ini dilkeluarkan secara tunai. Biaya investasi dikeluarkan awal pendirian usaha, namun biaya tersebut setiap tahunnya mengalami penyusutan dengan proporsi yang berbeda. Penyusutan barang investasi dipengaruhi oleh umur teknis masing-masing barang yang diinvestasikan. Umur teknis setiap barang yang dinvestasikan ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan barang, yakni masih layak untuk digunakan dan masih memiliki fungsi yang baik dalam penggunaannya sehingga dapat mendukung jalannya usaha. Umur teknis dari mesin penggilingan, gedung dan lantai jemur ditentukan selama 15 tahun, hal ini dilihat dan diperhitungkan berdasarkan kelayakannya. Karena setelah 15 tahun fungsi dari mesin dan gedung sudah tidak optimal lagi untuk dipergunakan. Hal tersebut dikarenakan pada baik pada gedung ataupun mesin penggilingan banyak mengalami kerusakan, seperti atap yang berlubang, mesin penggilingan lebih sering tidak optimal dalam beroperasi dan harus sering dilakukan perawatan. Umur teknis dari gedung, lantai jemur dan mesin penggilingan ditentukan sebagai umur usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, hal tersebut dikarenakan selain gedung dan mesin penggilingan merupakan salah satu asset yang memiliki umur teknis paling panjang, gedung, lantai jemur dan mesin penggilingan juga merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam pelaksanaan usaha dan memiliki nilai.
78
Tabel 7. Biaya Investasi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Jumlah Investasi
Satuan
Per satuan
Harga Per Satuan
Jumlah Biaya
Rp
Rp
Mesin Penggilingan a. Pemecah beras
unit
1
40.000.000
40.000.000
b. Penyosoh beras
unit
1
30.000.000
30.000.000
c. Separator
unit
1
1.500.000
1.500.000
Bangunan gedung
85.000.000
Lantai jemuran (16 m x 14 m) Timbangan
30.000.000
a. Timbangan duduk
unit
1
1.500.000
1.500.000
b. Timbangan gantung
unit
1
400.000
400.000
Meja tulis dan kursi
unit
1
400.000
400.000
Bak air
unit
2
500.000
1.000.000
1
300.000
300.000
1
450.000
450.000
12
10.000
120.000
Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram) Mesin Jahit
unit unit
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil
unit
b. Drum air
unit
2
70.000
140.000
c. Tampi/Nyiru
unit
2
5.000
10.000
d. Sapu lidi
unit
6
3.000
18.000
e. serok
unit
2
50.000
100.000
Total
190.938.000
Sementara itu,untuk timbangan,bak air, meja tulis dan kursi, mesin jahit serta alat pemadam kebakaran, masing-masing memiliki umur teknis 1 tahun sampai 15 tahun. Setelah melewati batas umur teknis, barang investasi tersebut sudah tidak layak untuk digunakan dan dapat menghambat jalannya usaha. Timbangan memiliki umur teknis selama 3 tahun, akan tetapi karena sering dilakukan pembaharuan atau kir ukuran timbangan, setelah melewati umur teknis barang investasi tersebut masih layak untuk dijalankan. Hal serupa juga terjadi
79
untuk barang investasi yang lain yaitu alat pemadam kebakaran, alat pemadam kebakaran memiliki umur teknis 15 tahun dikarenakan selama jalannya usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, alat pemadam kebakaran tidak pernah digunakan hanya sebatas isi ulang saja setiap satu tahun sekali. Hal tersebut mengakibatkan alat pemadam kebakaran memiliki umur teknis yang cukup lama.
Tabel 8. Umur Teknis dari Investasi yang Ditanamkan dalam Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Investasi
Umur Ekonomis (tahun)
Mesin Penggilingan a. Pemecah beras
15
b. Penyosoh beras
15
c. Separator
5
Bangunan gedung
15
Lantai jemuran (16 m x 14 m)
15
Timbangan a. Timbangan duduk
3
b. Timbangan gantung
3
Meja tulis dan kursi
15
Bak air
10
Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram)
15
Mesin Jahit
5
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil b. Drum air
0,5 3
c. Tampi/Nyiru
0,5
d. Sapu lidi
0,5
e. serok
3
Perlengkapan lainnya seperti bak air, memiliki umur teknis selama 10 tahun,setelah melewati umur teknisnya bak air tersebut sudah tidak bisa dipergunakan lagi. Hal tersebut dikarenakan banyak terjadi kerusakan seperti bak 80
bocor, berlubang dan dinding disekitarnya runtuh. Untuk itu pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menggantinya dengan drum air. Umur teknis drum air adalah 3 tahun, akan tetapi alat ini jauh lebih murah dan menggunakan bahan dari plastik sehingga mudah untuk dibersihkan. Sampai saat ini penggilingan padi masih memakai drum air dan tidak melakukan perbaikan bak air yang dibuat dari semen dan pasir. Barang investasi lainnya yaitu alat tampung beras atau bak plastik kecil, tampi atau nyiru, sapu lidi dan serok, memiliki umur teknis yang relatif pendek yaitu satu tahun. Hal tersebut dikarenakan barang-barang investasi tersebut sering dipergunakan pada saat proses penggilingan berlangsung. Sehingga perlu dilakukan suatu reinvestasi terhadap barang-barang tersebut. Untuk melakukan pergantian terhadap barang-barang investasi yang sudah habis umur teknisnya, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya yaitu biaya reinvestasi (Tabel 9). Biaya reinvestasi dikeluarkan tepat setelah secara teknis barang investasi tersebut tidak layak atau tidak optimal untuk digunakan. Untuk bak plastik kecil, tampi atau nyiru dan sapu lidi biaya- biaya reinvestasi ini dikeluarkan pada tahun ke-0 sampai tahun ke-15, hal tersebut dikarenakan barangbarang investasi seperti bak plastik kecil, tampi atau nyiru dan sapu lidi memiliki umur teknis 6 bulan sehingga setiap tahunnya harus dilakukan reinvestasi. Untuk barang investasi seperti serok dan drum air dikeluarkan pada tahun ke-4, tahun ke8 dan tahun ke-12. Barang investasi separator, biaya reinvestasinya dikeluarkan pada tahun ke-6 dan tahun ke-11, untuk barang investasi bak air hanya pada tahun ke-11, sedangkan untuk reinvestasi gedung dilakukan pada tahun ke-15. Tabel 9 menunjukan bahwa pengeluaran untuk biaya reinvestasi paling besar yaitu di tahun ke-11 yaitu sebesar Rp. 3.036.011. hal ini disebabkan oleh adanya reinvestasi yang bersamaan yaitu separator, bak air, alat tampung beras,tampi dan sapu lidi. Sedangkan biaya reinvestasi paling rendah dikeluarkan pada tahun ke-15 yaitu sebesar Rp.636.015, hal ini disebabkan pada tahun ke-15 reinvestasi yang dilakukan hanya pada barang-barang investasi yang setiap tahunnya memang ada dan reinvestasi yang dilakukan setiap 3 tahun sekali, barang investasi tersebut yaitu alat tampung beras, tampi, sapu lidi dan serok.
81
Tabel 9. Biaya Reinvestasi yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Tahun KeBarang investasi Mesin
4
6
8
11
12
15
480.000
480.000
Penggilingan c. Separator
1.500.000
1.500.000
Bak air
1.000.000
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik
480.000
480.000
480.000
480.000
kecil b. Drum air
140.000
c. Tampi/Nyiru
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
100.000
100.000
776.012
35.636.000
Total Biaya Reinvestasi
776.000
140.000
140.000
100.000 2.036.006
776.008
3.036.011
Barang-barang investasi tersebut mengalami penyusutan setiap tahunnya. Nilai penyusutan ditentukan dengan metode garis lurus, yaitu harga beli asset dikurangi dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur teknis, nilai sisa ditentukan sebesar 5 persen. Penyusutan dari setiap barang investasi memiliki nilai yang berbeda (Tabel 10). Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai beli awal barang investasi,umur teknis dan nilai sisa barang tersebut. Nilai penyusutan dimasukan kedalam hitungan rugi laba,sedangkan nilai sisa dari barang-barang investasi tersebut dimasukan sebagai tambahan di akhir tahun umur usaha.
82
Tabel 10. Penyusutan dari Barang Investasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Per Tahun
Investasi
Nilai penyusutan per tahun Rp
Mesin Penggilingan a. Husker
2.533.333
b. Polisher
1.900.000
c. Separator Bangunan gedung Lantai jemuran (16 m x 14 m)
285.000 2.216.667 950.000
Timbangan a. Timbangan duduk
475.000
b. Timbangan gantung
126.667
Meja tulis dan kursi
25.333
Bak air
95.000
Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram)
19.000
Mesin Jahit
85.500
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil b. Drum air c. Tampi/Nyiru
228.000 44.333 9.500
d. Sapu lidi
17.100
e. serok
95.000
Total
9.105.433
Total nilai penyusutan barang-barang investasi tersebut mencapai Rp.9.105.433 per tahun. Mesin penggilingan seperti pemecah beras dan penyosoh beras serta gedung memiliki nilai penyusutan yang besar, yaitu Rp.2.533.333 , Rp.1.900.000 dan Rp. 2.216.667. Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai awal dan umur teknis dari masing-masing barang investasi tersebut yang tinggi. Sedangkan untuk barang-barang investasi lain seperti separator memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.285.000 per tahun, timbangan duduk mempunyai nilai penyusutan sebesar Rp.475.000 dan timbangan gantung mempunyai nilai penyusutan sebesar
83
Rp.126.667 pertahun. Barang-barang investasi yang memiliki umur teknis diatas 3 tahun, akan mempunyai nilai penyusutan yang cukup besar dan memiliki nilai sisa diakhir umur ekonomis cukup besar. Sedangkan barang investasi yang memiliki umur teknis dibawah 1 tahun mempunyai nilai penyusutan dan nilai sisa yang relatif kecil bahkan tidak mempunyai nilai sisa lagi.
1.2.
Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan
dengan kegiatan operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini berkaitan dengan jalannya proses produksi, yaitu jumlah input yang digunakan serta output yang dihasilkan.
A.
Biaya Variabel Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
antara lain biaya bahan baku gabah, biaya peralatan pendukung seperti karung dan benang, biaya bahan bakar mesin, biaya pelumas, biaya kuli angkut dan biaya sewa kendaraan. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan selama umur usaha tidak selalu sama setiap tahunnya, hal tersebut dikarenakan selama umur usaha bahan-bahan produksi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar baik bahan baku maupun pelengkap akan mengalami kenaikan mengikuti harga yang berkembang dipasaran. Biaya variabel Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dikeluarkan mulai dari tahun pertama yaitu pada tahun persiapan atau tahun ke-0, karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mulai beroperasi pada triwulan terakhir. Pada tahun pertama kapasitas produksi belum optimal sehingga biaya variabel yang dikeluarkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya yaitu sebesar Rp.530.958.000. Pada tahun kedua sampai dengan tahun ke-15, biaya variabel mengalami kenaikan yaitu sebesar 1 persen. Kenaikan biaya variabel tersebut disebabkan oleh adanya fluktuasi harga bahan baku gabah dan beberapa bahan pendukung lainnya seperti pelumas, bahan bakar dan lainnya. Kenaikan tersebut juga disebabkan adanya inflasi setiap tahunnya yang mempengaruhi harga-harga
84
dipasaran. Namun kenaikan biaya variabel di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan terus meningkat setiap tahunnya sebesar 1 persen.
Tabel 11. Biaya Variabel yang dikeluarkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Biaya Variabel
1
6
11
15
545.600.000
573.431.083
602.681.832
627.153.131
a. Karung
7.040.000
7.399.111
7.776.540
8.092.298
b. Benang
1.848.000
1.942.267
2.041.342
2.124.228
15.840.000
16.647.999
17.497.214
18.207.672
640.000
672.646
706.958
735.663
4.400.000
4.624.444
4.860.337
5.057.687
6.160.000
6.474.222
6.804.472
7.080.761
515.358.000
635.759.255
701.929.589
759.791.161
Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung
Biaya bahan bakar mesin Biaya pelumas Biaya kuli angkut Biaya Sewa Kendaraan Total Biaya Variabel
Jumlah biaya variabel yang dikeluarkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak sama untuk setiap tahunnya. Dimulai dengan tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-15 biaya variabel diasumsikan naik sebesar 1 persen (Lampiran 9). Setiap tahunnya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya variabel untuk pengeluaran yang sama yaitu biaya bahan baku gabah, biaya peralatan pendukung seperti karung, benang, biaya bahan bakar mesin, biaya pelumas, biaya kuli angkut, dan biaya sewa kendaraan. Untuk biaya bahan baku gabah, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar biasanya membeli gabah kering simpan (GKS) dari petani. Harga yang diberikan sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran dan atau sesuai dengan kualitas gabah yang dimiliki oleh petani. Gabah yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak hanya dari daerah sekitarnya, terkadang berasal dari berbagai daerah di
85
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang. Biasanya hal tersebut dilakukan jika pasokan gabah di daerah sekitar penggilingan sedikit. Gabah dihargai Rp.3.100 per kilogram, sehingga untuk memenuhi kebutuhan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan gabah, dengan asumsi kapasitas menggiling normal maksimal yaitu 2 ton dengan frekuensi menggiling 10 kali dalam satu bulan serta bulan operasinya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar hanya 8,8 bulan, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli gabah mencapai Rp. 515.358.000 dalam satu tahun. Biaya peralatan pendukung seperti karung dan benang, Karung yang digunakan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah karung plastik dengan harga Rp.2,000 per karung ukuran 50 kilogram. Kebutuhan karung untuk satu kali produksi dengan kapasitas produksi beras yang dihasilkan 1 ton adalah 40 karung ukuran 50 kilogram. Jika diasumsikan produksi beras 1 ton frekuensinya dalam satu bulan adalah 10 kali dan bulan operasinya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar hanya 8,8 bulan,maka biaaya yang harus dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah sebesar Rp. 7.040.000 dalam satu tahun. Sedangkan untuk kebutuhan benang, jika dalam satu kali produksi adalah sama dengan jumlah kebutuhan karung yang dipakai untuk mengemas beras, maka benang yang digunakan dalam satu kali produksi adalah 3 gulung. Harga benang untuk satu gulung adalah Rp.7.000, sehingga untuk kebutuhan satu tahun Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.848.000. Biaya bahan bakar mesin Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dikeluarkan setiap tahunnya sebesar Rp. 15.840.000, dengan kebutuhan bahan bakar mesin penggilingan Sinar Ginanjar adalah 40 liter per satu kali produksi dengan asumsi frekuensi penggilingan dalam satu bulan 10 kali. Bahan bakar mesin tersebut dipakai untuk dua motor penggerak mesin penggilingan yaitu pemecah beras dan penyosoh beras. Sedangkan biaya pelumas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mencapai Rp. 640.000 per tahun dengan harga beli pelumas adalah Rp.20,000 per liter. Pelumas ini digunakan untuk merawat motor-motor penggerak, yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Penggunaan pelumas untuk masing-masing motor penggerak berbeda kebutuhannya. Untuk motor penggerak mesin
86
penggilingan pemecah beras kebutuhan pelumas untuk perawatan adalah 3 liter, sedangkan untuk motor penggerak penyosoh beras membutuhkan 5 liter pelumas. Biaya kuli angkut dan biaya sewa kendaraan biasanya dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Biaya kuli angkut dan sewa kendaraan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar jika diasumsikan beras yang diangkut adalah 1 ton dengan frekuensi pengangkutan 10 kali. Biaya kuli angkut adalah sebesar Rp.25,000 per ton. Biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun sebesar Rp. 4.400.000. Biasanya 2 ton beras tersebut dapat diangkut oleh 2 orang dalam satu kali angkut. Sedangkan biaya sewa kendaraannya dihitung berdasarkan jarak, namun rata-rata biaya pengangkutan beras yang dilakukan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah Rp.70,000 per ton. Biaya yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mencapai Rp. 6.160.000 per tahun.
B.
Biaya Tetap Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar antara
lain biaya perawatan, biaya listrik, biaya Pajak, isi ulang alat pemadam kebakaran, kir timbangan, dan biaya upah tenaga kerja (Tabel 12). Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak dipengaruhi oleh perubahan input maupun output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk perawatan mesin adalah sebesar Rp. 1.820.000 per tahun. Perawatan mesin tersebut untuk perawatan masing-masing mesin yaitu sebesar Rp.60,000 per bulan, sehingga Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya untuk perawatan mesin dalam satu tahun mencapai Rp. 360.000. Perawatan mesin tersebut dilakukan 3 kali dalam satu tahun yang dilakukan dengan menggunakan jasa operator mesin. Biaya untuk jasa operator adalah Rp. 60,000 per satu kali perawatan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut dalam satu tahun mencapai Rp. 240.000. Untuk perawatan dan perbaikan mesin-mesin penggilingan dan motor-motor penggerak dilakukan setiap 4 bulan sekali atau tergantung kerusakan yang terjadi pada mesin. Biaya untuk perawatan dan perbaikan adalah Rp.100.000 untuk mesin penggilingan yaitu pemecah kulit gabah dan penyosoh beras, sedangkan untuk motor penggerak sebesar Rp.150.000
87
per satu kali perawatan dan perbaikan. Namun jika kerusakan mesin-mesin tersebut memerlukan pergantian onderdil maka biayanya pun akan lebih besar. Biaya untuk untuk perawatan dan perbaikan masing-masing mesin penggilingan seperti pemecah kulit gabah dan penyosoh beras dan motor penggerak dalam satu tahun adalah Rp. 400.000, Rp. 400.000 dan Rp. 600.000.
Tabel 12 . Biaya Tetap Yang Dikeluarkan Oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Biaya Tetap
Pengeluaran Per Tahun
Biaya perawatan a. Service Mesin
360.000
b. Husker
400.000
c. Polisher
400.000
d. motor penggerak
600.000
e. ongkos tukang
240.000
Biaya listrik
880.000
Biaya Pajak a.
PBB
Isi ulang alat pemadam kebakaran
200.000 60.000
Kir Timbangan a. Timbangan duduk b. Timbangan gantung
120.000 70.000
Biaya upah tenaga kerja
52.800.000
Total Biaya Tetap
55.770.000
Pengeluaran biaya listrik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam satu bulan adalah Rp.100,0000,sehingga dalam satu tahun pengeluaran Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk listrik mencapai Rp. 880.000. Listrik di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar biasanya digunakan untuk penerangan, pompa air dan mesin jahit. Untuk Pajak Bumi dan Bangunan, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya sebesar Rp. 200.000. Tanah yang digunakan untuk usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah tanah milik pribadi, sehingga dalam perhitungan tidak dipertihungkan sebagai sewa. Biaya upah tenaga kerja di
88
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah secara harian yaitu Rp. 50.000 per hari. Tenaga kerja yang ada di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berjumlah empat orang, tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan. Sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dalam satu tahun mencapai Rp. 52.800.000. Tenaga kerja ini bekerja setiap lima hari dalam satu minggu, terkadang jika tidak ada bahan baku para pekerja tersebut tidak datang. Biaya tetap lain yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah biaya isi ulang alat pemadam kebakaran, yaitu sebesar Rp. 60.000 per tahun. Sampai saat ini, alat pemadam kebakaran tersebut belum pernah digunakan, pengisian ulang alat pemadam kebakaran ini untuk mengikuti persyaratan yang ditetapkan kepada usaha penggilingan, tujuannya adalah agar isi gas dalam alat pemadam kebakaran selalu dalam kondisi baik jika suatu saat dibutuhkan. Biaya tetap lain yang harus dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah kir timbangan, baik itu timbangan gantung maupun timbangan duduk. Biaya kir timbangan tersebut berbeda untuk jenisnya, yaitu untuk timbangan gantung sebesar Rp.70,000 per tahun dan untuk timbangan duduk sebesar Rp.120,000 per tahun. Tujuan dari kir timbangan ini adalah untuk selalu memperbaharui ukuran timbangan yang berlaku di pasaran, sehingga tidak ada kesalahan pada saat penimbangan dan tentu saja tidak menimbulkan kerugian.
2.
Arus Manfaat (Benefit) Manfaat yang diterima dari usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
merupakan pemasukan atau penerimaan bagi pemilik penggilingan. Manfaat merupakan seluruh kondisi yang mendorong tercapainya suatu tujuan usaha yaitu keuntungan. Manfaat yang diterima oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah dari jasa penggilingan, penjualan beras dan hasil sampingannya seperti dedak, menir,dan sekam. Hasil sampingan dari pengguna jasa giling pemakai tidak dimasukan kedalam penerimaan, karena biasanya hasil sampingan tersebut dibawa pulang oleh pengguna jasa kecuali sekam. Nilai sisa untuk barang-barang investasi setelah mengalami penyusutan juga dimasukan sebagai pemasukan diakhir tahun umur usaha. Manfaat dari usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar didapatkan pada tahun pertama usaha dijalankan.
89
Asumsi untuk penerimaan jasa penggilingan dan hasil sampingan penggilingan dianggap tetap setiap tahunnya, baik itu untuk kondisi tanpa risiko atau dengan risiko. Pada tahun pertama produksi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar masih belum optimal sehingga penerimaan yang diperoleh hanya Rp.356.756.602. Sedangkan untuk tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-14, penerimaan Penggilingan
Padi
Sinar Ginanjar dianggap
konstan
yaitu
Rp.872.071.693, kecuali pada tahun ke-15 penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar ada tambahan dari nilai sisa barang-barang investasi yaitu sebesar Rp.6.290.500 sehingga total penerimaan tahun ke-15 Rp. 878.362.193 (Tabel 13). Manfaat yang pertama diperoleh usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yaitu dari jasa giling padi. Jasa giling padi ini terbagi menjadi dua yaitu jasa giling padi untuk pedagang dan jasa giling padi untuk pemakai. Jasa giling untuk pedagang merupakan jasa giling yang diperuntukan bagi pedagang beras yang melakukan penggilingan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Harga jasa giling untuk pedagang sebesar Rp.150 per kilogram, gilingan untuk pedagang biasanya dalam jumlah besar sehingga harga yang diberikan pun lebih rendah dari pada untuk penggiling pemakai. Dalam satu bulan biasanya para pedagang mampu menggiling padi 10 kali dengan gabah yang digiling rata-rata sebesar 2 ton GKG. Sehingga pendapatan yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk setiap bulannya mencapai Rp. 3.000.000. Sehingga penerimaan untuk Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam satu tahun, dengan asumsi dalam satu tahun hanya ada 8,8 bulan berproduksi adalah Rp. 26.400.000. Manfaat berikutnya berasal dari jasa giling pemakai, yaitu merupakan jasa giling yang diperuntukan untuk konsumsi rumah tangga bukan untuk dijual kembali. Harga jasa giling untuk pemakai adalah Rp. 200 per kilogram, gilingan untuk pemakai biasanya lebih tinggi, hal tersebut dikarenakan gilingan dari pemakai jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan pedagang, sehingga untuk menghindari kerugian harga jasa giling dibedakan. Dalam satu bulan, gilingan dari pemakai mencapai 10 kali dengan gabah yang digiling mencapai 1,5 ton GKG. Penerimaan yang diterima oleh penggilingan padi adalah Rp. 3.000.000 per bulan, sedangkan penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar per tahun
90
dengan asumsi dalam satu tahun hanya ada 8,8 bulan berproduksi yaitu Rp.26.400.000. Manfaat lain yang diterima Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah dari penjualan beras. Beras yang dijual oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah beras kualitas sedang dengan rendemen rata-rata 62-65 persen. Bahan baku gabah kering giling (GKG) yang dikeluarkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk menghasilkan beras kualitas sedang sebesar 2 ton. Bahan baku tersebut disesuaikan dengan kapasitas mesin penggilingan yang dimiliki oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Sehingga dengan bahan baku gabah 2 ton GKG mampu menghasilkan beras sebesar 57 persen, dedak 9 persen, sekam 14,14 persen, dan menir sebesar 26 persen yang di bagi kedalam tiga jenis yaitu 8 persen untuk menir gitai, 10 persen untuk menir bebek dan 5 persen untuk menir tonggok. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menghasilkan beras sebesar 57 persen dari 2 ton GKG atau sebesar 1140 kilogram. Harga jual beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berbeda untuk konsumen langsung dan pedagang besar. Perbedaan tersebut mengikuti harga pasar yang berlaku dan biaya produksi penggilingan. Harga jual beras untuk pedagang yaitu Rp.6,000 sampai Rp.6,400, sedangkan harga jual untuk konsumen langsung yaitu Rp.6,500 sampai Rp.6,600. Penerimaan yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dari penjualan beras apabila yang digunakan adalah harga rata-rata Rp. 6.200 yaitu Rp.68.200.000 per bulan. Asumsi untuk penjualan beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah 10 kali produksi dan asumsi dalam satu tahun hanya ada 8,8 bulan berproduksi. Maka penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan penjualan beras dalam satu tahun yaitu Rp. 621.984.000 (Tabel 13). Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga mempunyai manfaat dari hasil sampingan beras, baik yang berasal dari bahan baku gabah milik sendiri atau bahan baku gabah yang berasal dari jasa giling. Dedak yang dihasilkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah sebesar 180 kilogram yang berasal dari 2 ton GKG, sedangkan hasil dari jasa giling yaitu 180 kilogram. Sehingga total dedak yang diperoleh mencapai 360 kilogram. Harga jual dedak adalah Rp.800 per kilogram, sehingga penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam satu
91
tahun dengan asumsi penggilingan berproduksi 10 kali dan dalam satu tahun hanya ada 8,8 bulan berproduksi yaitu Rp.25.344.000.
Tabel 13. Penerimaan Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Tanpa Risiko Uraian
Tahun 1
6
11
15
a. Pemakai
12.000.000
26.400.000
26.400.000
26.400.000
b. Pedagang
12.000.000
26.400.000
26.400.000
26.400.000
282.720.000
621.984.000
621.984.000
621.984.000
11.520.000
25.344.000
25.344.000
25.344.000
1. Gitai
21.888.000
48.153.600
48.153.600
48.153.600
2. Tanggok
20.000.000
44.000.000
44.000.000
44.000.000
3. Bebek
24.000.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
c.
12.268.224
26.990.093
26.990.093
26.990.093
356.756.602
872.071.693
872.071.693
872.071.693
1. Penerimaan Penggilingan Padi Jasa Giling Padi
Penjualan Beras b.
Beras mutu
sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a.
Dedak
b.
Menir
Sekam
Total 2. Nilai sisa Total Inflow
6.290.500 356.756.602
872.071.693
872.071.693
878.362.193
Penerimaan lain dari hasil sampingan beras yaitu menir. Menir yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar merupakan hasil penggilingan gabah,baik dari produksi beras atau dari hasil jasa gilingan. Menir yang ada di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar terbagi menjadi tiga, yaitu menir bebek, menir tanggok dan menir gitai. Menir bebek yaitu menir yang dihasilkan dari sisa penyaringan dedak, dalam hal ini menir bebek merupakan menir yang paling banyak dihasilkan. Penggunaan 2 ton GKG mampu menghasilkan menir bebek 10 persen atau sebesar 200 kilogram, namun karena adanya jasa giling gabah maka 92
menir yang diperoleh bertambah sebesar 200 kilogram sehingga menjadi 400 kilogram. Menir bebek dihargai Rp. 1,500 per kilogram, pendapatan yang diterima oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk penjulan menir bebek sebesar 400 kilogram adalah Rp. 52.800.000 per tahun. Pendapatan tersebut diasumsikan produksi menir dalam sebulan adalah 10 kali produksi dan dalam satu bulan hanya 8,8 bulan berproduksi. Manfaat yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berasal dari menir lainnya yaitu menir tanggok. Menir tanggok merupakan menir yang berasal dari keluaran gabah pada saat digiling dengan penyosoh beras. Penggunaan 2 ton GKG mampu menghasilkan menir tanggok sebesar 5 persen atau 100 kilogram. Penerimaan menir tanggok Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak hanya dari hasil produksi beras, tetapi berasal dari hasil jasa giling yaitu hasil jasa giling sebesar 100 kilogram. Sehingga total menir tanggok yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah 200 kilogram. Harga jual untuk menir tanggok relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan menir bebek yaitu sebesar Rp.2,500 per kilogram, hal tersebut dikarenakan menir tanggok jauh lebih sedikit dihasilkan jika dibandingkan dengan menir bebek. Penerimaan yang diterima oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk menir tanggok yaitu Rp. 44.000.000 per tahun dengan asumsi dalam sebulan adalah 10 kali produksi dan dalam satu bulan hanya 8,8 bulan berproduksi. Menir terakhir yang memberikan manfaat untuk Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yaitu menir gitai. Menir gitai merupakan beras patah yang dihasilkan dari penggilingan pada saat beras sedang disaring menggunakan separator. Penggunaan 2 ton GKG mampu menghasilkan menir gitai sebesar 8 persen atau sebesar 91,2 kilogram. Penerimaan menir gitai Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak hanya dari hasil produksi beras, tetapi berasal juga dari hasil jasa giling sebesar 91,2 kilogram. Sehingga total menir gitai yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah 182 kilogram. Harga jual untuk menir gitai adalah Rp.3,000 kilogram, harga jual ini jauh lebih tinggi dibandingkan menir-menir lainnya. Menir gitai merupakan menir yang tidak tercampur dengan dedak sama sekali sehingga harganya lebih tinggi. Penerimaan yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mencapai Rp. 48.153.600 per tahun, dengan asumsi dalam
93
sebulan adalah 10 kali produksi dan dalam satu bulan hanya 8,8 bulan berproduksi. Terkadang Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ataupun para pengguna jasa giling tidak memisahkan menir gitai dengan beras kepala, hal tersebut dikarenakan beras yang dihasilkan akan lebih sedikit. Sehingga dalam penelitian ini, beras yang dihasilkan diasumsikan sudah berupa beras kepala yang utuh. Hasil sampingan beras yang mampu memberikan manfaat adalah sekam. Sekam yang dihasilkan dengan penggunaan 2 ton GKG mencapai 14,44 persen atau sebesar 288,80 kilogram. Sekam Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berasal dari produksi beras perusahaan, jasa giling pedagang dan jasa giling pemakai. Sehingga total sekam yang dihasilkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah 794,20kilogram. Harga jual untuk sekam yaitu Rp. 600 per karung ukuran 50 kilogram, sehingga jumlah sekam yang diperoleh jika dilakukan pengemasan mencapai 511,2 karung. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dari penjualan sekam yaitu Rp.26.990.093 per tahun, dengan asumsi dalam sebulan adalah 10 kali produksi dan dalam satu bulan hanya 8,8 bulan berproduksi. Penerimaan yang terakhir Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah nilai sisa dari barang-barang investasi (Tabel 14). Penerimaan untuk nilai sisa ini diperoleh pada tahun terakhir umur usaha yaitu pada tahun ke-15.
94
Tabel 14. Nilai Sisa Barang Investasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar per Tahun Investasi
Nilai sisa di akhir umur ekonomis (Rp)
Mesin Penggilingan a. Husker
2.000.000
b. Polisher
1.500.000
c. Separator Bangunan gedung Lantai jemuran (16 m x 14 m)
75.000 1.750.000 750.000
Timbangan a. Timbangan duduk
75.000
b. Timbangan gantung
20.000
Meja tulis dan kursi
20.000
Bak air
50.000
Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram)
15.000
Mesin Jahit
22.500
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil
6.000
b. Drum air
7.000
c. Tampi/Nyiru d. Sapu lidi e. serok Total
6.290.500
Nilai sisa diperoleh dari barang-barang investasi yang masih memiliki nilai di akhir tahun umur usaha. Berdasarkan tabel diatas, total nilai sisa yang diperoleh pada akhir tahun umur usaha adalah Rp.6.290.500. Tidak semua barang investasi memiliki nilai di akhir tahun umur usaha, hal tersebut dikarenakan umur ekonomis barang-barang investasi tersebut relatif lebih pendek. Kerjasama yang dilakukan oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar dengan investor berdampak pada pembagian keuntungan yang diperoleh. Laba yang diperoleh penggilingan padi Sinar Ginanjar, setiap tahunnya tidak selalu sama, pembagian labanya hanya pada penjualan menir, dedak, sekam dan beras.
95
Pembagian laba tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak, saat ini penanam modal
diasumsikan
menanamkan
modalnya
sebesar
Rp.70.0000.000
di
penggilingan padi Sinar Ginanjar. Jika mengasumsikan laba yang diberikan kepada penannam modal sebesar suku bunga pinjaman yaitu 12 persen, maka penanam modal setiap tahunnya akan memperoleh keuntungan sebesar Rp.8.400.000 per tahun. Namun karena pada tahun pertama keuntungan yang diperoleh Sinar Ginanjar belum maksimal, maka pembagian laba kepada penanam modal hanya sebesar Rp. 7.560.000.
3.
Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Tanpa Risiko Kelayakan investasi usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar dilihat dari
empat kriteria utama yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Periode ( PP). Pada kriteria penilaian investasi, apabila nilai NPV > 0, IRR > discout rate (12 persen), Net B/C > 1 serta PP < umur usuha penggilingan padi Sinar Ginanjar, maka usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi yang dilakukan dengan umur usaha 15 tahun, didapatkan hasil sebagai berikut (Tabel 15).
Tabel 15. Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kriteria Investasi NPV
322.915.059
Net B/C IRR PP
Perhitungan
1,83 28 % 3 Tahun
Nilai NPV usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar tanpa kondisi risiko sebesar
Rp. 322.915.059, yang menunjukan bahwa manfaat bersih atau
keuntungan yang diperoleh penggilingan padi Sinar Ginanjar selama 15 tahun dengan tingkat diskonto 12 persen sebesar Rp. 322.915.059. Nilai tersebut lebih 96
besar dari pada nol atau bernilai positif sehingga berdasarkan kriteria NPV, usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dilakukan investasi. Sementara itu, nilai IRR usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar tanpa kondisi risiko 28 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pengembalian dari invesatasi yang ditanamkan pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar sebesar 28 persen. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat diskonto yang ditentukan yaitu sebesar 12 persen (IRR (28 persen) > 12 persen). Sehingga berdasarkan kriteria penilaian investasi untuk IRR, usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar tanpa kondisi risiko layak untuk dilakukan investasi. Nilai IRR 28 persen menunjukan bahwa usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan hingga tingkat IRR sebesar 28 persen. Kriteria kelayakan investasi berikutnya yaitu Net B/C, berdasarkan perhitungan nilai Net B/C yang dihasilkan sebesar 1,83 menunjukan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan untuk usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar akan memberikan keuntungan sebesar 1,83 satuan. Berdasarkan kriteria penilaian investasi apabila nilai Net B/C lebih dari 1 (Net B/C (1,83) > 1) maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Nilai Payback Periode dari usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar tanpa kondisi risiko adalah 3 tahun karena mengikuti asumsi dalam satu bulan hanya ada 8,8 bulan maka waktu pengembaliannya mencapai 4 tahun 0,9 bulan. Nilai ini menunjukan, bahwa seluruh biaya investasi yang dikeluarkan untuk usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, akan dapat dikembalikan pada tahun pertama. Nilai Payback Periode memiliki periode yang lebih kecil dibandingkan umur usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar yakni 15 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi untuk usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan.
6.3. Perhitungan Risiko pada Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Penggilingan padi Sinar Ginanjar memiliki risiko dalam mengelola usahanya, risiko yang sering terjadi dan memiliki dampak yang cukup besar adalah risiko harga dan risiko produksi. Produksi beras di penggilingan padi pada setiap kondisi diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola penggilingan padi
97
Sinar Ginanjar. Penetapan waktu untuk memprediksikan berbagai kondisi risiko pada pengusahaan penggilingan padi, baik dari risiko produksi maupun risiko harga adalah selama satu tahun yaitu pada tahun 2009. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan data yang dimiliki oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar.
6.3.1. Risiko Produksi Produksi beras pada kondisi terbaik di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam satu kali produksi adalah 2,5 ton beras dari 3,5 ton GKG. Kondisi ini terjadi selama 3 kali dalam satu periode terakhir, sedangkan produksi beras pada kondisi terburuk adalah 1 ton dari penggunaan 2 ton GKG. Kondisi produksi beras terburuk terjadi selama 21 kali. Adapun peluang risiko produksi pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Frekuensi dan Produksi Beras Di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Setiap Kondisi Kondisi
Frekuensi
Produksi (Ton)
Terbaik
3
2,5
Normal (Dasar)
23
1,5
Terburuk
10
1
Adanya risiko pada produksi beras akan mempengaruhi penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar. Penerimaan awal penggilingan padi Sinar Ginanjar sama dengan kondisi tanpa risiko, yakni dimulai bulai ke sembilan pengoperasian penggilingan maka pada tahun pertama penerimaan yang diperoleh belum optimal. Harga jual untuk beras pada kondisi risiko produksi disesuaikan dengan harga jual pada kondisi tanpa risiko yaitu Rp.6200 per kilogram. Namun ada perbedaan pada kondisi risiko produksi dan tanpa risiko, yaitu jumlah produksi yang dihasilkan. Pada kondisi terbaik, di tahun pertama jumlah total penerimaan yang dihasilkan dari penjualan beras dan hasil sampingannya serta jasa giling mencapai Rp. 548.708.602. Penerimaan pada tahun ke-2 sampai ke-14 diasumsikan konstan sehingga penerimaan yang di terima sudah optimal yaitu Rp.1.341.287.693, hal tersebut dikarenakan produksi yang dilakukan oleh 98
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah optimal selama 8,8 bulan. Pada tahun ke lima belas penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mendapatkan tambahan dari nilai sisa barang-barang investasi yaitu sebesar Rp. 6.290.500 sehingga total penerimaan menjadi Rp. 1.347.578.193 (Tabel 17)
Tabel 17. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Tiga Skenario Risiko Produksi Penerimaan
Tahun Ke-1 (Rp)
Tahun Ke-2 (Rp)
Tahun Ke-15 (Rp)
548.708.602
1.341.287.693
1.347.578.193
Terbaik Normal
437.108.602
Terburuk
325.508.602
1.068.487.693
1.074.778.193
795.687.693
801.978.193
Sementara itu, penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar untuk kondisi normal pada tahun pertama mencapai Rp. 437.108.602 dan pada tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-14 penerimaan mencapai Rp. 1.068.487.693 peningkatan pernerimaan tersebut dikarenakan adanya peningkatan produksi dari tahun pertama ke tahun ke-2. Pada tahun ke-15, penerimaan penggilingan padi mendapatkan tambahan dari nilai sisa yang diperoleh dari barang-barang investasi, sehingga penerimaan
tahun
ke-15 menjadi Rp.1.074.778.193.
Penerimaan pada kondisi ketiga yaitu kondisi terburuk, ditahun pertama penerimaan sebesar Rp. 325.508.602. Sedangkan ditahun kedua sampai dengan tahun ke-14 penerimaan mencapai Rp. 795.687.693 karena produksi sudah optimal. Pada tahun ke-15 seperti pada kondisi sebelumnya diakhir tahun umur usaha penerimaan penggilingan padi mendapatkan tambahan dari nilai sisa barang-barang
investasi,
sehingga
penerimaan
di
tahun
ke-15
adalah
Rp.801.978.193. Perubahan jumlah penerimaan yang dihasilkan dengan adanya risiko produksi, akan memberikan perubahan juga terhadap biaya variabel yang dikeluarkan, khususnya biaya pembelian bahan baku dan produksi seperti bahan bakar mesin penggilingan, biaya pembelian karung dan benang, biaya kuli angkut dan biaya sewa kendaraan. Apabila terjadi perubahan pada produksi yang dihasilkan, jumlah biaya pembelian bahan baku dan biaya produksi juga akan
99
mengalami perubahan. Namun untuk besarnya biaya tetap, ketiga kondisi pada risiko produksi dianggap tetap seperti pada kondisi tanpa risiko. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Biaya Variabel Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Tahun KeBiaya Variabel
1
6
15
Terbaik
774.396.000
918.347.358
1.004.382.980
Normal
644.877.000
764.769.565
836.417.210
Terburuk
515.358.000
635.759.255
759.791.161
Pada kondisi terbaik, dimana jumlah produksi beras berada pada posisi terbaik yaitu mencapai 2 ton per satu kali produksi, biaya variabel yang dikeluarkan pada tahun pertama investasi yaitu sebesar Rp. 774.396.000, hal tersebut dikarenakan usaha yang dimulai pada bulan ke sembilan. Sementara itu, pada tahun kedua sampai tahun ke-15 jumlah pengeluaran untuk biaya variabel seperti halnya pada kondisi tanpa risiko, biaya variabel meningkat sebesar 1 persen. Biaya pada tahun ke-15 mencapai Rp. 1.004.382.980. Pada kondisi normal, biaya variabel belum maksimal, tahun awal investasi yang dimulai pada bulan ke sembilan besarnya biaya variabel sebesar Rp.644.877.000. Perubahan biaya variabel pada kondisi normal risiko produksi diasumsikan meningkat sebesar 1 persen seperti pada kondisi tanpa risiko. Sehingga pada tahun ke-15 biaya variabel mencapai Rp. 836.417.210. Risiko produksi pada kondisi terburuk juga mengalami hal yang sama, dimana pada awal investasi usaha baru berjalan pada tahun ke-9, sehingga biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp. 515.358.000 dan untuk tahun berikutnya biaya variabel diasumsikan mengalami kenaikan sebsar 1 persen. Adanya perubahan pada penerimaan dan biaya usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar karena adanya risiko produksi, kriteria investasi dari ketiga skenario yang sudah ditetapkan pun mengalami perbedaan dengan kondisi tanpa risiko (Tabel 19). Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi pada
100
kondisi risiko produksi sama dengan kriteria yang digunakan pada kondisi tanpa risiko, yakni NPV, IRR, Net B/C serta Payback Periode.
Tabel 19. Kriteria Investasi Pada Ketiga Kondisi Risiko Produksi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kriteria Investasi
Terbaik
NPV
Normal
Terburuk
1.138.014.178
630.318.189
(16.059.645)
Net B/C
4,97
2,97
0,96
IRR
53%
38%
11%
1 Tahun
1 Tahun 6 Bulan
14 Tahun
PP
Berdasarkan perhitungan untuk kriteria investasi kondisi risiko produksi, pada skenario terbaik, nilai NPV yang dihasilkan mencapai Rp. 1.138.014.178, nilai IRR sebesar
53
persen, serta Net B/C sebesar 4,97. Hal tersebut
menunjukan bahwa usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada kondisi risiko produksi layak untuk dijalankan dan dilakukan investasi, dengan waktu pengembalian 1 tahun, namun karena mengikuti bulan produksi per tahun Penggilingan Padi Sinar Ginanjar 8,8 bulan maka waktu pengembaliannya menjadi 1 tahun 4 bulan. Sedangkan pada kondisi normal, nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp. 630.318.189, IRR sebsar 38 persen dan Net B/C sebsar 2,97. Hal tersebut juga menunjukan bahwa pada kondisi normal risiko produksi usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan dan untuk diinvestasikan dengan waktu pengembalian 1 tahun 6 bulan, namun karena mengikuti waktu produksi penggilingan padi Sinar Ginanjar per tahun 8,8 bulan maka waktu pengembaliannya mencapai 2 tahun 0,4 bulan. Pada kondisi risiko produksi skenario terburuk usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar menunjukan ketidaklayakan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang bernilai negatif yaitu sebesar Rp. (16.059.645), nilai IRR yang lebih kecil dari tingkat diskonto yaitu sebesar 11 persen dan Net B/C yang lebih kecil dari satu yaitu 0,96. Pada kondisi risiko produksi skenario terburuk waktu pengembalian atas investasi meunjukan kelayakan, hanya saja waktu pengembaliannya yang lebih lama dari dua skenario lainnya yaitu 14 tahun. Namun dengan mengikuti
101
asumsi yang digunakan untuk waktu produksi penggilingan padi sekitar 8,8 bulan per tahun, maka hasil yang diperoleh yaitu 19 tahun 0,9 bulan.
6.3.2. Risiko Harga Risiko lain yang dihadapi oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah risiko harga. Risiko harga disebabkan adanya fluktuasi harga yang diterima oleh pemilik usaha, sehingga menimbulkan adanya kerugian. Selama satu periode tersebut terjadi tiga skenario, yaitu kondisi terbaik, normal dan terendah. Harga beras terbaik di Penggilingan Padi pada tahun 2009 sebesar Rp.5,800 per kilogram dengan intensitas penjualan 18 kali, sedangkan harga normal sebesar Rp.5.500 dengan intensitas 5 kali dan harga terendah Rp.5.300 dengan intensitas 13 kali. Pada risiko harga, kondisi terbaik memiliki jumlah intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua kondisi lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Frekuensi Harga Beras Risiko Harga Di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Setiap Kondisi Kondisi
Frekuensi
Harga (Rp/Kilogram)
Terbaik
18
5800
Normal (Dasar)
5
5500
Terburuk
13
5300
Risiko harga yang terjadi mengakibatkan perubahan pada penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar. Perubahan penerimaan tersebut tidak mengakibatkan biaya-biaya dalam usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar berubah, baik meningkat atau turun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 21.
102
Tabel 21. Penerimaan Usaha Penggiilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario Penerimaan
Tahun Ke-1 (Rp)
Tahun Ke-2 (Rp)
Tahun Ke-15 (Rp)
Terbaik
340.340.602
837.943.693
844.234.193
Normal
328.028.602
801.847.693
808.138.193
Terburuk
319.820.602
785.383.693
791.674.193
Penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada kondisi terbaik untuk satu periode yang lalu mencapai Rp. 837.943.693 pada kondisi optimal yakni dimulai pada tahun kedua sampai dengan tahun keempat belas. Pada penerimaan tahun pertama, produksi yang dilakukan penggilingan padi Sinar Ginanjar
belum
optimal
sehinga
penerimaan
yang
diperoleh
sebesar
Rp.844.234.193. Sementara itu, di tahun ke lima belas perimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar mendapatkan tambahan, yang berasal dari nilai sisa barang-barang investasi diakhir umur usaha yaitu sebesar Rp. 6.290.500, sehingga penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 844.234.193. Pada kondisi normal, penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar untuk periode yang lalu mencapai Rp. 801.847.693 dengan kondisi produksi sudah optimal, yang dimulai pada tahun kedua sampai dengan tahun ke-14. Sedangkan penerimaan di tahun pertama, kondisi produksi usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar belum optimal, penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar hanya sebesar Rp. 328.028.602 dan pada tahun ke-15 penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar memperoleh tambahan dari nilai sisa barang investasi sebesar Rp. 6.290.500, sehingga penerimaan yang diperoleh sebesar Rp.808.138.193. Skenario terakhir merupakan kondisi terburuk dimana usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar memperoleh harga paling rendah, yang menyebabkan rendahnya penerimaan yang diperoleh penggilingan padi Sinar Ginanjar. Pada tahun pertama, penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar sebesar Rp.319.820.602. Sedangkan pada tahun kedua sampai dengan tahun ke-14, penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar mencapai Rp. 785.383.693. Pada tahun ke-15, penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar memperoleh
103
tambahan yang berasal dari nilai sisa barang-barang investasi sebesar Rp. 6.290.500, sehingga total penerimaan yang diperoleh Rp. 791.674.193. Penerimaan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar yang terjadi pada kondisi risiko harga, memiliki perbedaan dengan kondisi risiko produksi maupun kondisi tanpa risiko. Sehingga hal tersebut menyebabkan perbedaan kriteria investasi yang ditentukan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Kriteria Investasi Pada Ketiga Kondisi Risiko Harga Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Terbaik 164.377.817
Normal 14.128.016
Terburuk (68.430.593)
Net B/C
1,40
1,04
0,83
IRR
21%
13%
6%
4 Tahun 4 Bulan
10 Tahun 6 Bulan
31 Tahun 5 Bulan
Kriteria Investasi NPV
PP
Nilai NPV yang diperoleh dari perhitungan pada kondisi terbaik adalah sebesar Rp. 164.377.817, nilai tersebut lebih dari nol, sehingga menunjukan bahwa pada kondisi terbaik, usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan dan dilakukan investasi. Nilai IRR untuk kondisi terbaik sebesar 21 persen,nilai tersebut lebih besar dari nilai diskonto 12 persen (IRR (21 persen) >12 persen), sehingga hal tersebut menunjukan bahwa usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Sedangkan nilai Net B/C pada kondisi terbaik sebesar 1,40, nilai tersebut lebih besar sama dengan satu,hal tersebut menunjukan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan, karena setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,56 satuan. Waktu pengembalian dari investasi yang dilakukan adalah 4 tahun 4 bulan, namun karena penggilingan padi Sinar Ginanjar berproduksi dalam satu tahun hanya 8,8 bulan maka waktu pengembalian investasi menjadi 6 tahun. Pada kondisi normal, nilai NPV, IRR dan Net B/C yang diperoleh berdasarkan hitungan, menunjukan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar tidak layak untuk dijalankan.
Nilai NPV sebesar Rp. 14.128.016,
NPV tersebut
bernilai positif sehingga usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada kondisi
104
normal masih layak untuk dijalankan. Nilai IRR 13 persen lebih tinggi dari nilai discount rate sebesar 12 persen, sehingga usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada kondisi normal masih layak untuk dijalankan. Sedangkan nilai Net B/C mempunyai nilai sebesar 1,04 lebih besar sama dengan satu, hal tersebut menunjukan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Sedangkan waktu pengembalian investasi yang dilakukan mencapai 10 tahun 6 bulan dengan berasumsi dalam satu tahun waktu berproduksi penggilingan padi hanya 8,8 bulan, maka waktu pengembalian mencapai 14tahun 3 bulan. Kondisi terburuk pada risiko harga menunjukan ketidaklayakan usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar. Nilai NPV, IRR, dan Net B/C yang diperoleh sebagai berikut NPV Rp. (68.430.593), IRR sebesar 6 persen, dan Net B/C sebesar 0,83. Waktu pengembalian untuk investasi pun sudah mencapai 43 tahun dengan berasumsi dalam satu tahun waktu berproduksi penggilingan padi hanya 8,8 bulan. Ketidaklayakan yang terjadi di kondisi terburuk pada risiko harga disebabkan rendahnya harga yang diterima oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar, sehingga rendahnya penerimaan tersebut tidak dapat menutupi pengeluaran dari usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar.
6.3.3. Perhitungan Tingkat Risiko Berdasarkan data risiko produksi dan data risiko harga, dari kedua data risiko tersebut dapat diketahui tingkat risiko keduanya manakah risiko yang tertinggi dan mana risiko yang terendah. Untuk mengetahui tingkat risiko tersebut maka diperlukan nilai probabilitas atau peluang kejadian pada setiap kondisi yang dihasilkan dari perhitungan risiko produksi dan risiko harga. Nilai probabilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Probabilitas Dari Ketiga Kondisi Pada Risiko Produksi Kondisi
Peluang
NPVi (Rp)
Terbaik
0,08
1.138.014.178
Normal (Dasar)
0,28
630.318.189
Terburuk
0,64
(16.059.645)
105
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa probabilitas dari risiko produksi pada kondisi terbaik adalah 0,08. Sementara itu pada kondisi normal, probabilitasnya sebesar 0,33 dan pada kondisi terburuk probabilitasnya adalah 0,58. Sedangkan pada risiko harga, probabilitas untuk kondisi terbaik sebesar 0,50,kondisi normal sebesar 0,14 dan kondisi terburuk 0,36, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 24. Probabilitas untuk kedua risiko yaitu risiko produksi dan risiko harga dihitung berdasarkan data selama periode satu tahun yakni tahun 2009.
Tabel 24. Probabilitas Dari Ketiga Kondisi Pada Risiko Harga Kondisi
Peluang
NPVi (Rp)
Terbaik
0,50
164.377.817
Normal (Dasar)
0,14
14.128.016
Terburuk
0,36
(68.430.593)
Komponen lain yang perlu diketahui untuk dapat menghitung tingkat risiko yang dihasilkan adalah NPV yang diharapkan (E NPV), dimana nilai ini akan menunjukan harapan dari pelaku usaha terhadap manfaat bersih atau keuntungan yang ingin diterima selama usaha yang dijalankan. Setelah nilai NPV yang diharapkan diketahui, komponen lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko adalah penentuan nilai standar deviasi. Nilai rasio standar deviasi dan NPV yang diharapkan akan menghasilkan nilai koefisien variasi, yang digunkan untuk menetukan tingkat risiko dari risiko produksi dan risiko harga pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar.
Tabel 25. Tingkat Risiko yang Terjadi Pada Ketiga Skenario dalam Risiko Produksi dan Risiko Harga
Jenis Risiko Produksi Harga
NPV Yang Diharapkan (Rp) 259.662.572 59.440.085
Standar Deviasi
Koefisien Variasi
Tingkat Risiko
388.618.762
1,50
Rendah
108.146.306
1,82
Tinggi
106
Nilai NPV yang diharapkan (E NPV) pada risiko produksi mencapai Rp.343.602.143, sementara NPV yang diharapkan (E NPV) dari risiko harga sebesar Rp. 100.617.022. Semakin besar nilai NPV yang diharapkan, maka tingkat risiko yang dihadapai semakin rendah. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa nilai standar deviasi untuk risiko produksi sebesar 350.588.589 dan nilai standar deviasi risiko harga sebesar 119.046.176. Nilai standar deviasi dari risiko produksi jauh lebih tinggi dari pada nilai standar deviasi risiko harga. Namun risiko yang diterima oleh pemilik usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar, pada komponen produksi jauh lebih rendah dibandingkan dengan komponen harga. Nilai standar deviasi tidak dapat menentukan serta membandingkan tingkat risiko secara keseluruhan, karena terdapat perbedaan nilai NPV yang diharapkan dari masing-masing risiko. Pada koefisien variasi risiko produksi, nilai yang diperoleh sebesar 1,02, sedangkan koefisien variasi pada risiko harga diperoleh hasil sebesar 1,18. Berdasarkan nilai koefisien variasi masing-masing risiko, dapat disimpulkan dari dua risiko tersebut yakni risiko harga memiliki tingkat risiko lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat risiko produksi. Jadi,ketika kegiatan pengusahaan penggilingan padi Sinar Ginanjar dihadapkan pada risiko harga, maka tingkat risiko atau peluang kejadian kerugian yang ditimbulkan akan tinggi. Untuk meminimalkan risiko yang terjadi, penggilingan padi Sinar Ginanjar sejauh ini telah melakukan manajemen risiko secara sederhana. Manajemen risiko tersebut dengan menjaga kualitas beras yang dihasilkan,bahan baku gabah yang diperoleh dan selalu mengikuti perkembangan harga beras dan gabah yang berlaku dipasaran. Selain itu, manajemen risiko yang dilakukan adalah dengan selalu melakukan perawatan secara rutin,yaitu terhadap mesinmesin penggilingan dan komponen pendukung lainnya,sehingga kerugian yang ditimbulkan akibat mesin penggilingan dapat dikurangi.
107
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berdasarkan hasil analisis aspek non finansial, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen dan hukum serta aspek sosial dan lingkungan menunjukan kelayakan. Pada aspek pasar, penggilingan padi Sinar Ginanjar berpeluang peluang untuk memasarkan output penggilingan ke berbagai pasar selain kepada masyarakat sekitar. Berdasarkan aspek teknis, usaha penggilingan padi sinar ginanjar sudah memenuhi syarat untuk menjadikan penggilingan padinya sesuai dengan pengelolaan yang benar, namun terkadang ada beberapa pesyaratan untuk menjaga kualitas beras tidak dilakukan seperti dalam penyimpanan beras. Pada aspek manajemen, struktur organisasi yang digunakan masih sangat sederhana, namun proses produksi tetap dijalankan dengan baik. Selain itu, dari aspek hukum usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar sudah melengkapi berkas-berkas perijinan usahanya, sehingga sejauh ini tidak ada hambatan dalam aspek hukum. Aspek sosial lingkungan dari usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar, dalam mengelola limbah yaitu sekam sudah baik, yaitu dengan mempergunakannya sendiri untuk pembuatan abu gosok dan sebagian untuk masyarakat sekitarnya.
2.
Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berdasarkan hasil analisis finansial layak untuk dijalankan. Berdasarkan kriteria investasi, nilai NPV pada kondisi tanpa risiko menghasilkan nilai sebesar Rp. 322.915.059. Hal tersebut menunjukan bahwa manfaat bersih atau keuntungan yang diperoleh penggilingan padi Sinar Ginanjar selama 15 tahun dengan tingkat diskonto 12 persen sebesar Rp. 322.915.059. Nilai IRR yang diperoleh sebesar 28 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pengembalian dari invesatasi yang ditanamkan pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar sebesar 28 persen, usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar tanpa
kondisi risiko layak untuk dilakukan investasi. Kriteria kelayakan investasi berikutnya yaitu Net B/C, berdasarkan perhitungan nilai Net B/C yang dihasilkan sebesar 1,83, berdasarkan kriteria penilaian investas apabila nilai Net B/C lebih dari 1 (Net B/C (1,83) > 1) maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Waktu pengembalian untuk investasi yang dilakukan adalah 4 tahun 0,9 bulan karena mengikuti asumsi dalam satu bulan hanya ada 8,8 bulan. Waktu pengembalian tersebut lebih sedikit dari umur usaha penggilingan padi sinar ginanjar,sehingga berdasarkan penilaian usaha ini layak dijalankan.
3.
Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berdasarkan hasil analisis pada kondisi risiko layak untuk dijalankan. Pada risiko produksi, berdasarkan kriteria investasi, nilai NPV yang diharapkan Usaha Penggilingan Padi mencapai Rp. 259.662.572, dengan nilai standar deviasi mencapai 388.618.762 dan koefisien variasi sebesar 1,50. Sedangkan pada risiko harga, nilai NPV yang diharapkan mencapai Rp. 59.440.085, dengan standar deviasi sebesar 108.146.306 dan menghasilkan nilai koefisien variasi sebesar 1,82. Berdasarkan kriteria penilaian untuk mengukur tingkat risiko, semakin besar nilai NPV yang diharapkan maka semakin kecil tingkat risiko yang dihadapi. Maka dapat disimpulkan bahwa risiko harga pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar memiliki tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat risiko pada kondisi risiko produksi.
B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1.
Pajak penghasilan saat ini masih dikeluarkan dari pemilik saja, untuk itu jika perluasan skala usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar membuahkan hasil, maka pajak penghasilan perusahaan sebaiknya tetap dihitung dan dibayarkan.
109
2.
Memanfaatkan limbah sekam tidak hanya sebagai penghangat bagi ternak dimalam hari, namun diolah menjadi abu gosok, media tanam tanaman dan briket sekam pengganti bahan bakar minyak dan gas. Jika dilakukan pengemasan yang lebih menarik, harga jual untuk media tanam bisa lebih tinggi sehingga pendapatan penggilingan padi bertambah.
3.
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sebaiknya melakukan renovasi terhadap bangunan penggilingan padi, selalu melakukan perawatan dan pergantian suku cadang mesin penggilingan. Saat ini kondisi banguannya sudah mengalami banyak kerusakan, dan mesin pengilingan terkadang lebih sering mengalami kerusakan, sehingga dikhawatirkan dapat mengurangi nilai tambah untuk output yang dihasilkan serta sekaligus meminimalkan risiko yang terjadi di penggilingan padi Sinar Ginanjar.
4.
Penggunaan mesin pengering (dryer) dalam teknologi pengeringan gabah merupakan terobosan baru dalam penanganan pasca panen. Namun demikian, penggunaan mesin pengering akan menambah biaya produksi beras karena harus mengeluarkan biaya investasi (pembelian unit mesin) dan biaya operasional mesin pengering saat bekerja. Maka untuk mengatasi hal tersebut pengeringan padi dapat dilakukan dengan mesin pengering berbahan bakar sekam dengan menggunakan tungku. Untuk itu perlu
dilakukan
penelitian
lanjutan
mengenai
keefektifan
dan
kelayakannya.
5.
Investor yang akan menanamkan modal pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar, sebaiknya melakukan perhitungan secara rinci mengenai biaya yang harus dikeluarkan dan pembagian hasil yang diterima oleh kedua belah pihak. Saat ini, investor belum secara melakukan perincian biaya investasi untuk apa saja yang akan dikeluarkan dan mengenai pembagian laba yang akan diterima.
110
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Nugraha. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Pendapatan Dan Efisiensi Produksi Pada Pengusahaan Penggilingan Padi Di Kabupaten Karawang. [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Arimanto, Ambi Yoan. 2008. Analisis Biaya dan Kelayakan Usaha Penggilingan Padi di Kelompok Tani Suka Tani, desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang. 2005. Kabupaten Karawang dalam angka. Karawang. BPS Kabupaten Karawang. . 2009. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2004-2009* (Miliar Rupiah). BPS. Jakarta ,2009. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Tahun 2004-2009. BPS. Jakarta Brigham E F dan Houston J F. 2001. Manajemen Keuangan. Buku 1 dan 2. Edisi Kedelapan. Jakarta. Erlangga. BULOG. 2010. Kebijakan Perberasandan Stabilisasi Harga. Jakarta Gittinger J Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. Jakarta. Universitas Indonesia. Gray, C, P Simanjuntak, L.K Sabur, P.F.L Maspaitella. 1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Husnan Suad dan Suwarsono Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan. Ibrahim, Yacob. 1998. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta; Kencana Prenada Media Grup.
Keown AJ, Scott DF Jr, Martin JD, Petty JW. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku Satu. Penerjemah: Djakman C D. Jakarta; Salemba Empat. Terjemahan dari : Basic Financial Management. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta; Ghalia Indonesia.Rachmina D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi. Bogor. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Nuryati Sri. 2005. Analisa Keseimbangan Sistem Penawaran Dan Permintaan Beras Di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 23 No.1, Mei 2005 : 71-81. Patiwiri, Abdul Waries. Edisi 13, 26 November 2008. Sistem Penggilingan Padi. Majalah Padi. Kolom Opini. . Edisi 18, 28 Januari 2009. Kemitraan Berbasis Penggilingan Padi. Majalah Padi. Kolom Opini Permentan No. 20 Tahun 2010, Aturan Menteri Untuk Menjamin Mutu Pangan Hasil Pertanian. Sinar Tani. Rahmat, Ridwan. 2010. Stabilisasi Beras Pecah Kulit Melaui Penerapan Teknologi Penyimpanan Hermetik. Pangan Media komunikasi dan informasi. Riesti, Selly. 2010. Kelayakan Usaha Peternakan Sapi Dengan Pemanfaatan Limbah Untuk Menghasilkan Biogas Pada Kondisi Risiko. Studi Kasus : Reaktor Skala 5 m3, KUD Giri Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rosiana, Nia. 2008. Kelayakan Pengembangan Usaha Akarwangi (Andropogan zizanoid) Pada Kondisi Risiko Di Kabupaten Garut. [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Rosmawanty. 2007. Analisis Kelayakan Investasi Pengushaan Penggilingan Padi (Studi Kasus Beberapa Pengusahaan Penggilingan Padi di Kabupaten Karawang) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Saptana, Susmono, Suwarto, dan Nur M. 2003. Kinerja Kelembagaan Agribisnis Beras Di Jawa Barat. Makalah disampaikan pada seminar “Penyusunan Profil Investasi dan Pengembangan Agribisnis Beras di Jawa Barat”, yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian, Provinsi Jawa Barat, November 2003 di Bandung.
112
Sari,
Ade Nurmarita. 2010. Kelayakan Usaha Peternakan Sapi Dengan Pemanfaatan Limbah Untuk Menghasilkan Biogas Pada Kondisi Risiko. Studi Kasus : Reaktor Skala 7 m3, KUD Giri Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Suryoputro, Daniel. 2009. Mekanisasi Vs Padat Karya. http://www.perpadi.or.id. [Diakses pada Tanggal 23 Mei 2010,13:22] . 2009. Renovasi Konfigurasi Penggilingan Padi Skala Kecil Untuk Meningkatkan Rendemen Dan Kualitas Beras Giling. http://www.perpadi.or.id. [Diakses pada Tanggal 23 Mei 2010, 13:19] Warsono. 15 Juni Tahun 2000. Fungsi Pengembalian Bebas Risiko. Media Ekonomi: hal 9 Weston dan Brigham. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta; Erlangga. Zuhrotul H, Bintoro N, Susanti D Y. 2008. Unjuk Kerja Mesin Penggiling Padi Tipe Single Pass. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 – Yogyakarta, 18-19 November 2008.
113
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah Alsin Penggilingan Padi Berdasarkan Jenis Penggilingan Padi Di Seluruh Indonesia Tahun 2008 Jenis Penggilingan Padi No
Provinsi
Penggilingan
Penggilingan
Padi Besar
Padi Kecil
(Unit)
(Unit)
RMU
Penggilingan
Huller
Penyosoh
Padi Egelberg
Masyarakat
Polisher
(Unit)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
Jumlah (Unit)
1
Nanggroe Aceh Darusalam
393
1.014
564
-
234
262
2.467
2
Sumatera Utara
272
1.700
516
-
281
173
2.942
3
Sumatera Barat
83
586
2.967
-
544
505
4.685
4
Riau
40
135
864
-
95
96
1.230
5
Jambi
86
97
697
-
31
48
959
6
Bengkulu
8
163
708
-
120
13
1.012
7
Sumatera selatan
13
240
4.337
391
-
21
5.002
8
Lampung
396
1.112
1.551
-
437
496
3.992
Sumatera
1.291
5.047
12.204
391
1.742
1.614
22.289
-
30
-
-
-
-
30
2.012
11.119
3.981
-
7.469
6.371
30.952
9
DKI Jakarta Raya
10
Jawa Barat
11
Jawa Tengah
239
7.290
1.699
129
46
148
9.551
12
Daerah Istimewa Yogyakarta
62
372
729
-
20
25
1.208
13
Jawa Timur
426
9.301
3.757
-
2.514
2.896
18.894
Jawa
2.739
28.112
10.166
129
10.049
9.440
60.635
14
Bali
30
206
981
-
64
264
1.545
15
Nusa Tenggara Barat
290
203
965
-
161
261
1.880
16
Nusa Tenggara Timur
33
223
872
3
10
-
1.141
Bali & Nusa Tenggara
353
632
2.818
3
235
525
4.566
17
Kalimantan Barat
2
736
136
1.107
69
-
2.050
18
Kalimantan Tengah
85
383
518
-
181
146
1.313
19
Kalimantan Selatan
118
963
436
-
573
648
2.738
20
Kalimantan Timur
-
969
68
11
6
1.054
Kalimantan
205
3.051
1.158
1.107
834
800
7.155
21
Sulawesi Utara
308
236
627
-
233
166
1.570
22
Sulawesi Tengah
38
37
1.078
-
44
7
1.204
23
Sulawesi Selatan
77
1.318
8.388
878
-
-
10.661
24
Sulawesi Tenggara
-
431
62
-
84
111
688
Sulawesi
423
2.022
10.155
878
361
284
14.123
25
Maluku
-
-
46
-
-
-
46
26
Irian Jaya
-
148
69
-
-
-
217
Maluku & Irian Jaya
-
148
115
-
-
-
263
5.011
39.012
36.616
2.508
13.221
12.663
109.031
5
36
34
2
12
12
100
Total Propinsi Presentase
115
Lampiran 2. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Tanpa Risiko No 1
2 3
Pemasukan Penggilingan Jasa Giling Padi a. Pemakai b. Pedagang Penjualan Beras b. Beras mutu sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a. Dedak b. Menir 1. Gitai 2. Tanggok 3. Bebek c. Sekam Total
Satuan
Jumlah Per Satuan
Harga (Rp)
Pendapatan Per bulan (Rp)
Pendapatan Per tahun (Rp)
kg kg
1500 2000
200 150
3.000.000 3.000.000
26.400.000 26.400.000
kg
1140
6200
70.680.000
621.984.000
kg
360
800
2.880.000
25.344.000
182 200 400 511,2
3000 2500 1500 600
5.472.000 5.000.000 6.000.000 3.067.056 99.099.056
48.153.600 44.000.000 52.800.000 26.990.093 872.071.693
kg kg kg karung
Lampiran 3. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terbaik No 1
2 3
Pemasukan Penggilingan Jasa Giling Padi a. Pemakai b. Pedagang Penjualan Beras b. Beras mutu sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a. Dedak b. Menir 1. Gitai 2. Tanggok 3. Bebek c. Sekam Total
Satuan
Jumlah Per Satuan
Harga (Rp)
Pendapatan Per bulan (Rp)
Pendapatan Per tahun (Rp)
kg kg
1500 2000
200 150
3.000.000 3.000.000
26.400.000 26.400.000
kg
2000
6200
124.000.000
1.091.200.000
kg
360
800
2.880.000
25.344.000
kg kg kg karung
182 200 400 511,2
3000 2500 1500 600
5.472.000 5.000.000 6.000.000 3.067.056 152.419.056
48.153.600 44.000.000 52.800.000 26.990.093 1.341.287.693
116
Lampiran 4. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Normal No 1
2 3
Pemasukan Penggilingan Jasa Giling Padi a. Pemakai b. Pedagang Penjualan Beras b. Beras mutu sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a. Dedak b. Menir 1. Gitai 2. Tanggok 3. Bebek c. Sekam Total
Satuan
Jumlah Per Satuan
Harga (Rp)
Pendapatan Per bulan (Rp)
Pendapatan Per tahun (Rp)
kg kg
1500 2000
200 150
3.000.000 3.000.000
26.400.000 26.400.000
kg
1500
6200
93.000.000
818.400.000
kg
360
800
2.880.000
25.344.000
kg kg kg karung
182,40 200,00 400,0 511,18
3000 2500 1500 600
5.472.000 5.000.000 6.000.000 3.067.056 121.419.056
48.153.600 44.000.000 52.800.000 26.990.093 1.068.487.693
Lampiran 5. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terburuk No 1
2 3
Pemasukan Penggilingan Jasa Giling Padi a. Pemakai b. Pedagang Penjualan Beras b. Beras mutu sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a. Dedak b. Menir 1. Gitai 2. Tanggok 3. Bebek c. Sekam Total
Satuan
Jumlah Per Satuan
Harga (Rp)
Pendapatan Per bulan (Rp)
Pendapatan Per tahun (Rp)
kg kg
1500 2000
200 150
3.000.000 3.000.000
26.400.000 26.400.000
kg
1000
6200
62.000.000
545.600.000
kg
360
800
2.880.000
25.344.000
kg kg kg karung
182,40 200,00 400,0 511,2
3000 2500 1500 600
5.472.000 5.000.000 6.000.000 3.067.056 90.419.056
48.153.600 44.000.000 52.800.000 26.990.093 795.687.693
117
Lampiran 6. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terbaik No 1
2 3
Pemasukan Penggilingan Jasa Giling Padi a. Pemakai b. Pedagang Penjualan Beras b. Beras mutu sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a. Dedak b. Menir 1. Gitai 2. Tanggok 3. Bebek c. Sekam Total
Satuan
Jumlah Per Satuan
Harga (Rp)
Pendapatan Per bulan (Rp)
Pendapatan Per tahun (Rp)
kg kg
1500 2000
200 150
3.000.000 3.000.000
26.400.000 26.400.000
kg
1140
5800
66.120.000
581.856.000
kg
360
800
2.880.000
25.344.000
kg kg kg karung
182,4 200 400 511,176
3000 2500 1500 600
5.472.000 5.000.000 6.000.000 3.067.056 94.539.056
48.153.600 50.000.000 52.800.000 26.990.093 837.943.693
Lampiran 7. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Harga Skenario Normal No 1
2 3
Pemasukan Penggilingan Jasa Giling Padi a. Pemakai b. Pedagang Penjualan Beras b. Beras mutu sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a. Dedak b. Menir 1. Gitai 2. Tanggok 3. Bebek c. Sekam Total
Satuan
Jumlah Per Satuan
Harga (Rp)
Pendapatan Per bulan (Rp)
Pendapatan Per tahun (Rp)
kg kg
1500 2000
200 150
3.000.000 3.000.000
26.400.000 26.400.000
kg
1140
5500
62.700.000
551.760.000
kg
360
800
2.880.000
25.344.000
kg kg kg karung
182,4 200 400 511,2
3000 2500 1500 600
5.472.000 5.000.000 6.000.000 3.067.056 91.119.056
48.153.600 44.000.000 52.800.000 26.990.093 801.847.693
118
Lampiran 8. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terburuk No 1
2 3
Pemasukan Penggilingan Jasa Giling Padi a. Pemakai b. Pedagang Penjualan Beras b. Beras mutu sedang Penjualan Hasil Sampingan Penggilingan Padi a. Dedak b. Menir 1. Gitai 2. Tanggok 3. Bebek c. Sekam Total
Satuan
Jumlah Per Satuan
Harga (Rp)
Pendapatan Per bulan (Rp)
Pendapatan Per tahun (Rp)
kg kg
1500 2000
200 150
3.000.000 3.000.000
26.400.000 30.000.000
kg
1140
5300
60.420.000
531.696.000
kg
360
800
2.880.000
25.344.000
kg kg kg karung
182,4 200 400 511,2
3000 2500 1500 600
5.472.000 5.000.000 6.000.000 3.067.056 88.839.056
48.153.600 44.000.000 52.800.000 26.990.093 785.383.693
Lampiran 9. Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Tanpa Risiko No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
356.756.602 872.071.693 872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
I. Biaya Variabel
515.358.000 587.343.280 599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161
II. Biaya Tetap
55.770.000 55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
9.105.433
9.105.433
Penerimaan Total Penerimaan
B
Pengeluaran
III. Depresiasi
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
580.233.433 652.218.713 663.965.579
675.947.382
688.168.821
700.634.689
713.349.874
726.319.362
739.548.241
753.041.697
766.805.022
780.843.614
795.162.978
809.768.729
824.666.595
R/L Sebelum Pajak (223.476.832) 219.852.979 208.106.114
196.124.311
183.902.872
171.437.004
158.721.819
145.752.330
132.523.452
119.029.996
105.266.670
91.228.079
76.908.715
62.302.964
47.405.098
Total Pengeluaran C
Tahun
Uraian
9.105.433
D
Deviden (12%)
0
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
E
Pajak (25%)
0
54.963.245
52.026.528
49.031.078
45.975.718
42.859.251
39.680.455
36.438.083
33.130.863
29.757.499
26.316.668
22.807.020
19.227.179
15.575.741
11.851.275
F
Laba Setelah Pajak
(223.476.832) 156.489.735 147.679.585
138.693.233
129.527.154
120.177.753
110.641.364
100.914.248
90.992.589
80.872.497
70.550.003
60.021.059
49.281.536
38.327.223
27.153.824
119
Lampiran 10. Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terbaik Tahun No
A
B -
Uraian
Penerimaan Total Penerimaan Pengeluaran I. Biaya Variabel II. Biaya Tetap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
548.708.602 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693 1.341.287.693
774.396.000
882.513.760
891.338.898
900.252.287
909.254.809
918.347.358
927.530.831
936.806.139
946.174.201
955.635.943
965.192.302
974.844.225
984.592.668
994.438.594 1.004.382.980
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
839.271.433
947.389.193
956.214.331
965.127.720
974.130.243
983.222.791
992.406.264 1.001.681.573 1.011.049.634 1.020.511.376 1.030.067.736 1.039.719.659 1.049.468.101 1.059.314.028 1.069.258.413
(290.562.832) 393.898.499
385.073.362
376.159.973
367.157.450
358.064.902
348.881.428
339.606.120
330.238.059
320.776.317
311.219.957
301.568.034
291.819.592
281.973.665
272.029.279
C
III. Depresiasi Total Pengeluaran R/L Sebelum Pajak
D
Deviden (12%)
-
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
E
Pajak (25%) Laba Setelah Pajak
0
98.474.625
96.268.340
94.039.993
91.789.363
89.516.225
87.220.357
84.901.530
82.559.515
80.194.079
77.804.989
75.392.009
72.954.898
70.493.416
68.007.320
(290.562.832) 287.023.875
280.405.021
273.719.980
266.968.088
260.148.676
253.261.071
246.304.590
239.278.544
232.182.237
225.014.968
217.776.026
210.464.694
203.080.249
195.621.959
-
F
Lampiran 11. Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Normal Tahun No
A
Uraian
Penerimaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Total Penerimaan 437.108.602 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 B
Pengeluaran
-
I. Biaya Variabel
644.877.000
734.928.520
742.277.805
749.700.583
757.197.589
764.769.565
772.417.261
780.141.433
787.942.848
795.822.276
803.780.499
811.818.304
819.936.487
828.135.852
836.417.210
-
II. Biaya Tetap
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
-
III. Depresiasi
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
-
Total Pengeluaran 709.752.433
799.803.953
807.153.239
814.576.017
822.073.022
829.644.998
837.292.694
845.016.867
852.818.281
860.697.709
868.655.932
876.693.737
884.811.920
893.011.285
901.292.644
C
R/L Sebelum Pajak (272.643.832) 268.683.739
261.334.454
253.911.676
246.414.670
238.842.694
231.194.999
223.470.826
215.669.412
207.789.983
199.831.761
191.793.956
183.675.773
175.476.408
167.195.049
D
Deviden (12%)
0
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
E
Pajak (25%)
0
67.170.935
65.333.614
63.477.919
61.603.668
59.710.674
57.798.750
55.867.707
53.917.353
51.947.496
49.957.940
47.948.489
45.918.943
43.869.102
41.798.762
F
Laba Setelah Pajak (272.643.832) 193.112.805
187.600.841
182.033.757
176.411.003
170.732.021
164.996.249
159.203.120
153.352.059
147.442.488
141.473.821
135.445.467
129.356.829
123.207.306
116.996.287
120
Lampiran 12. Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Skenario Terburuk Tahun No
A
B -
Uraian
Penerimaan Total Penerimaan Pengeluaran I. Biaya Variabel II. Biaya Tetap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
325.508.602 795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
515.358.000 587.343.280
593.216.713
599.148.880
605.140.369
611.191.772
617.303.690
623.476.727
629.711.494
636.008.609
642.368.695
648.792.382
655.280.306
661.833.109
668.451.440
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
580.233.433 652.218.713
663.965.579
675.947.382
688.168.821
700.634.689
713.349.874
726.319.362
739.548.241
753.041.697
766.805.022
780.843.614
795.162.978
809.768.729
824.666.595
(254.724.832) 143.468.979
131.722.114
119.740.311
107.518.872
95.053.004
82.337.819
69.368.330
56.139.452
42.645.996
28.882.670
14.844.079
524.715
(14.081.036)
(28.978.902)
C
III. Depresiasi Total Pengeluaran R/L Sebelum Pajak
D
Deviden (12%)
-
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
E
Pajak (25%) Laba Setelah Pajak
0
35.867.245
32.930.528
29.935.078
26.879.718
23.763.251
20.584.455
17.342.083
14.034.863
10.661.499
7.220.668
3.711.020
131.179
0
0
(254.724.832) 99.201.735
90.391.585
81.405.233
72.239.154
62.889.753
53.353.364
43.626.248
33.704.589
23.584.497
13.262.003
2.733.059
(8.006.464)
(22.481.036)
(37.378.902)
-
F
Lampiran 13. Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terbaik Tahun No
Uraian 1
A
Penerimaan Total Penerimaan
B
Pengeluaran
-
I. Biaya Variabel
-
II. Biaya Tetap
-
III. Depresiasi
-
Total Pengeluaran
C
R/L Sebelum Pajak
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
340.340.602
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
515.358.000
587.343.280
599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
580.233.433
652.218.713
663.965.579
675.947.382
688.168.821
700.634.689
713.349.874
726.319.362
739.548.241
753.041.697
766.805.022
780.843.614
795.162.978
809.768.729
824.666.595
(239.892.832)
185.724.979
173.978.114
161.996.311
149.774.872
137.309.004
124.593.819
111.624.330
98.395.452
84.901.996
71.138.670
57.100.079
42.780.715
28.174.964
13.277.098
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
D
Deviden (12%)
0
E
Pajak (25%)
0
46.431.245
43.494.528
40.499.078
37.443.718
34.327.251
31.148.455
27.906.083
24.598.863
21.225.499
17.784.668
14.275.020
10.695.179
7.043.741
3.319.275
F
Laba Setelah Pajak
(239.892.832)
130.893.735
122.083.585
113.097.233
103.931.154
94.581.753
85.045.364
75.318.248
65.396.589
55.276.497
44.954.003
34.425.059
23.685.536
12.731.223
1.557.824
121
Lampiran 14. Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Harga Skenario Normal Tahun No A
B -
Uraian Penerimaan Total Penerimaan Pengeluaran I. Biaya Variabel II. Biaya Tetap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
328.028.602 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693 801.847.693
515.358.000
587.343.280
599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
580.233.433
652.218.713
663.965.579
675.947.382
688.168.821
700.634.689
713.349.874
726.319.362
739.548.241
753.041.697
766.805.022
780.843.614
795.162.978
809.768.729
824.666.595
(252.204.832) 149.628.979
137.882.114
125.900.311
113.678.872
101.213.004
88.497.819
75.528.330
62.299.452
48.805.996
35.042.670
21.004.079
6.684.715
(7.921.036)
(22.818.902)
C
III. Depresiasi Total Pengeluaran R/L Sebelum Pajak
D
Bunga (12%)
0
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
E
Pajak (25%) Laba Setelah Pajak
0
37.407.245
34.470.528
31.475.078
28.419.718
25.303.251
22.124.455
18.882.083
15.574.863
12.201.499
8.760.668
5.251.020
1.671.179
0
0
(252.204.832) 103.821.735
95.011.585
86.025.233
76.859.154
67.509.753
57.973.364
48.246.248
38.324.589
28.204.497
17.882.003
7.353.059
(3.386.464)
(16.321.036)
(31.218.902)
-
F
Lampiran 15. Laba Rugi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Harga Skenario Terburuk No
Uraian
A
Penerimaan Total Penerimaan
B -
Pengeluaran I. Biaya Variabel
-
II. Biaya Tetap
-
III. Depresiasi Total Pengeluaran R/L Sebelum Pajak
C D E F
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
319.820.602
785.383.693 785.383.693 785.383.693 785.383.693 785.383.693 785.383.693 785.383.693 785.383.693 785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
515.358.000
587.343.280 599.090.146 611.071.949 623.293.387 635.759.255 648.474.440 661.443.929 674.672.808 688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
9.105.433
652.218.713 663.965.579 675.947.382 688.168.821 700.634.689 713.349.874 726.319.362 739.548.241 753.041.697
766.805.022
780.843.614
795.162.978
809.768.729
824.666.595
133.164.979 121.418.114 109.436.311
(24.385.036) (39.282.902)
580.233.433 (260.412.832)
97.214.872
84.749.004
72.033.819
59.064.330
45.835.452
32.341.996
18.578.670
4.540.079
(9.779.285)
Deviden (12%)
-
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
Pajak (25%) Laba Setelah Pajak
0
33.291.245
30.354.528
27.359.078
24.303.718
21.187.251
18.008.455
14.766.083
11.458.863
8.085.499
4.644.668
1.135.020
-
-
-
(260.412.832)
91.473.735
82.663.585
73.677.233
64.511.154
55.161.753
45.625.364
35.898.248
25.976.589
15.856.497
5.534.003
(4.994.941)
(18.179.285) (32.785.036) (47.682.902)
122
Lampiran 16. Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Tanpa Risiko Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
356.756.602
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
A. INFLOW 1. Penerimaan Penggilingan Padi 2. Nilai sisa
9.540.500
3. Sumber Dana TOTAL INFLOW
356.756.602
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
872.071.693
881.612.193
480.000
480.000
480.000
480.000
20.000
B. OUTFLOW Biaya Investasi Mesin Penggilingan a. Husker
40.000.000
b. Polisher
30.000.000
c. Separator
1.500.000
Bangunan gedung dan perbaikannya
85.000.000
Lantai jemuran (16 m x 14 m)
30.000.000
Timbangan a. Timbangan duduk b. Timbangan gantung Meja tulis dan kursi Bak air
1.500.000
1.500.000 400.000 400.000 1.000.000
Alat pemadam kebakaran (2.5 kg)
300.000
Mesin Jahit
450.000
Perlengkapan lainnya
1.500.000
1.000.000
-
a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil
120.000
b. Drum air
140.000
c. Tampi/Nyiru
10.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
18.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
Total Biaya Investasi
190.938.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
140.000
480.000
480.000
480.000
480.000
140.000
100.000
140.000
100.000
100.000
36.000 100.000
536.000
536.000
536.000
776.000
536.000
2.036.000
536.000
776.000
536.000
536.000
3.036.000
776.000
536.000
536.000
636.000
545.600.000
551.056.000
556.566.560
562.132.226
567.753.548
573.431.083
579.165.394
584.957.048
590.806.619
596.714.685
602.681.832
608.708.650
614.795.736
620.943.694
627.153.131
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7.040.000
7.110.400
7.181.504
7.253.319
7.325.852
7.399.111
7.473.102
7.547.833
7.623.311
7.699.544
7.776.540
7.854.305
7.932.848
8.012.177
8.092.298
Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung a. Karung b. Benang
1.848.000
1.866.480
1.885.145
1.903.996
1.923.036
1.942.267
1.961.689
1.981.306
2.001.119
2.021.130
2.041.342
2.061.755
2.082.373
2.103.196
2.124.228
Biaya bahan bakar mesin
15.840.000
15.998.400
16.158.384
16.319.968
16.483.168
16.647.999
16.814.479
16.982.624
17.152.450
17.323.975
17.497.214
17.672.187
17.848.908
18.027.398
18.207.672
123
Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
640.000
646.400
652.864
659.393
665.987
672.646
679.373
686.167
693.028
699.959
706.958
714.028
721.168
728.380
735.663
Biaya kuli angkut
4.400.000
4.444.000
4.488.440
4.533.324
4.578.658
4.624.444
4.670.689
4.717.396
4.764.570
4.812.215
4.860.337
4.908.941
4.958.030
5.007.610
5.057.687
Biaya Sewa Kendaraan
6.160.000
6.221.600
6.283.816
6.346.654
6.410.121
6.474.222
6.538.964
6.604.354
6.670.397
6.737.101
6.804.472
6.872.517
6.941.242
7.010.655
7.080.761
515.358.000
587.343.280
599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161
a. Service Mesin
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
b. Husker
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
c. Polisher
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
d.Motor Penggerak
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
e.Ongkos Tukang
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
Biaya listrik
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
a. Timbangan duduk
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
b. Timbangan gantung
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
Biaya pelumas
Total Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya perawatan
Biaya Pajak a.
PBB
Isi ulang alat pemadam kebakaran Kir Timbangan
Biaya upah tenaga kerja Total Biaya Tetap Total Biaya Operasional Total Outflow
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
-
571.128.000
643.113.280
654.860.146
666.841.949
679.063.387
691.529.255
704.244.440
717.213.929
730.442.808
743.936.264
757.699.589
771.738.181
786.057.545
800.663.295
815.561.161
190.938.000
571.664.000
643.649.280
655.396.146
667.617.949
679.599.387
693.565.255
704.780.440
717.989.929
730.978.808
744.472.264
760.735.589
772.514.181
786.593.545
801.199.295
816.197.161
C. Tax
0
0
54.963.245
52.026.528
49.031.078
45.975.718
42.859.251
39.680.455
36.438.083
33.130.863
29.757.499
26.316.668
22.807.020
19.227.179
15.575.741
11.851.275
D. Deviden
0
7.560.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
(190.938.000)
(222.467.398)
165.059.168
156.249.019
147.022.667
138.096.587
127.247.187
119.210.798
109.243.681
99.562.022
89.441.930
76.619.436
68.350.492
57.850.970
46.896.656
45.163.757
E. Net Benefit ((A-B)-(C)-(D))
1
0,892857143
0,797193878
0,711780248
0,635518078
0,567426856
0,506631121
0,452349215
0,403883228
0,360610025
0,321973237
0,287476104
0,256675093
0,22917419
0,204619813
0,182696261
G. Present Value
(190.938.000)
(198.631.606)
131.584.158
111.214.965
93.435.563
78.359.712
64.467.385
53.924.911
44.121.691
35.903.063
28.797.908
22.026.257
17.543.869
13.257.949
9.595.985
8.251.250
H. Present Value (-)
(389.569.606)
I. Present Value (+)
712.484.665
J. NPV
322.915.059
F. Discount Faktor 12 %
K. Net B/C
1,83
L. IRR
28%
M. PP
3,0
124
Lampiran 17. Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Produksi Skenario Terbaik Tahun Uraian 0 A. INFLOW 1. Penerimaan Penggilingan Padi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
548.708.602
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
14
15
1.341.287.693 1.341.287.693 9.540.500
2. Nilai sisa -
3. Sumber Dana TOTAL INFLOW
-
548.708.602
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
1.341.287.693
B. OUTFLOW
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya Investasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Penggilingan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Husker
40.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Polisher
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Separator Bangunan gedung dan perbaikannya Lantai jemuran (16 m x 14 m)
1.500.000
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
85.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Timbangan gantung
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Meja tulis dan kursi
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
480.000
Timbangan a. Timbangan duduk
Bak air Alat pemadam kebakaran (2.5 kg) Mesin Jahit Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil
1.341.287.693 1.350.828.193
120.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
b. Drum air
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
c. Tampi/Nyiru
10.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
18.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
100.000
190.938.000
536.000
536.000
536.000
776.000
536.000
2.036.000
536.000
776.000
536.000
536.000
3.036.000
776.000
536.000
536.000
636.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
204.600.000
826.584.000
834.849.840
843.198.338
851.630.322
860.146.625
868.748.091
877.435.572
886.209.928
895.072.027
904.022.747
913.062.975
922.193.605
931.415.541
940.729.696
Total Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Karung
3.520.000
14.220.800
14.363.008
14.506.638
14.651.704
14.798.222
14.946.204
15.095.666
15.246.622
15.399.089
15.553.080
15.708.610
15.865.696
16.024.353
16.184.597
b. Benang
924.000
3.732.960
3.770.290
3.807.992
3.846.072
3.884.533
3.923.378
3.962.612
4.002.238
4.042.261
4.082.683
4.123.510
4.164.745
4.206.393
4.248.457
125
Tahun Uraian 0 Biaya bahan bakar mesin Biaya pelumas Biaya kuli angkut Biaya Sewa Kendaraan Total Biaya Variabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
3.960.000
15.998.400
16.158.384
16.319.968
16.483.168
16.647.999
16.814.479
16.982.624
17.152.450
17.323.975
17.497.214
17.672.187
17.848.908
18.027.398
18.207.672
352.000
646.400
652.864
659.393
665.987
672.646
679.373
686.167
693.028
699.959
706.958
714.028
721.168
728.380
735.663
2.200.000
8.888.000
8.976.880
9.066.649
9.157.315
9.248.888
9.341.377
9.434.791
9.529.139
9.624.430
9.720.675
9.817.881
9.916.060
10.015.221
10.115.373
3.080.000
12.443.200
12.567.632
12.693.308
12.820.241
12.948.444
13.077.928
13.208.708
13.340.795
13.474.203
13.608.945
13.745.034
13.882.484
14.021.309
14.161.522
774.396.000
882.513.760
891.338.898
900.252.287
909.254.809
918.347.358
927.530.831
936.806.139
946.174.201
955.635.943
965.192.302
974.844.225
984.592.668
994.438.594
1.004.382.980 -
Biaya Tetap
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya perawatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Service Mesin
-
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
b. Husker
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
c. Polisher
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
d.Motor Penggerak
-
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
e.Ongkos Tukang
-
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
Biaya listrik
-
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
Biaya Pajak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. PBB Isi ulang alat pemadam kebakaran
-
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
-
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
Kir Timbangan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Timbangan duduk
-
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
b. Timbangan gantung
-
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
Biaya upah tenaga kerja
-
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
55.770.000
55.770.000
Total Biaya Tetap
-
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
Total Biaya Operasional
-
830.166.000
938.283.760
947.108.898
956.022.287
965.024.809
974.117.358
983.300.831
992.576.139
1.001.944.201
1.011.405.943
1.020.962.302
1.030.614.225
1.040.362.668
1.050.208.594 1.060.152.980 1.050.744.594 1.060.788.980
190.938.000
830.702.000
938.819.760
947.644.898
956.798.287
965.560.809
976.153.358
983.836.831
993.352.139
1.002.480.201
1.011.941.943
1.023.998.302
1.031.390.225
1.040.898.668
C. Tax
0
-
98.474.625
96.268.340
94.039.993
91.789.363
89.516.225
87.220.357
84.901.530
82.559.515
80.194.079
77.804.989
75.392.009
72.954.898
70.493.416
68.007.320
D. Deviden E. Net Benefit ((A-B)(C)-(D))
0
7.560.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
Total Outflow
F. Discount Faktor 12 %
(160.938.000) (289.553.398) 1
295.593.308
288.974.455
282.049.413
275.537.521
267.218.110
261.830.505
254.634.023
247.847.977
240.751.671
231.084.401
226.105.459
219.034.127
211.649.682
213.631.893
0,892857143
0,797193878
0,711780248
0,635518078
0,567426856
0,506631121
0,452349215
0,403883228
0,360610025
0,321973237
0,287476104
0,256675093
0,22917419
0,204619813
0,182696261
235.645.175
205.686.309
179.247.501
156.347.389
135.381.011
118.438.823
102.842.411
89.376.465
77.515.595
66.431.243
58.035.640
50.196.969
43.307.718
39.029.748
G. Present Value
(160.938.000) (258.529.820)
H. Present Value (-)
(286.933.385)
I. Present Value (+)
1.424.947.563
J. NPV
1.138.014.178
K. Net B/C
4,97
L. IRR
53%
M. PP
1,0
126
Lampiran 18. Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Produksi Skenario Normal Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A. INFLOW 1. Penerimaan Penggilingan Padi
437.108.602
1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693
2. Nilai sisa
9.540.500
3. Sumber Dana
-
TOTAL INFLOW
-
437.108.602
B. OUTFLOW
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya Investasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Penggilingan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Husker
40.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Polisher
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Separator
1.500.000
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
Bangunan gedung dan perbaikannya
85.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lantai jemuran (16 m x 14 m)
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Timbangan gantung
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Meja tulis dan kursi
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
Alat pemadam kebakaran (2.5 kg)
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Jahit
450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil
120.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
b. Drum air
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
c. Tampi/Nyiru
10.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
18.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
100.000
190.938.000
536.000
536.000
536.000
776.000
536.000
2.036.000
536.000
776.000
536.000
536.000
3.036.000
776.000
536.000
536.000
636.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
170.500.000
682.000.000
688.820.000
695.708.200
702.665.282
709.691.935
716.788.854
723.956.743
731.196.310
738.508.273
745.893.356
753.352.290
760.885.812
768.494.671
776.179.617
Timbangan a. Timbangan duduk
Bak air
Perlengkapan lainnya
Total Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung a. Karung b. Benang Biaya bahan bakar mesin
-
1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.068.487.693 1.078.028.193
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.640.000
10.560.000
10.665.600
10.772.256
10.879.979
10.988.778
11.098.666
11.209.653
11.321.749
11.434.967
11.549.316
11.664.810
11.781.458
11.899.272
12.018.265
693.000
2.772.000
2.799.720
2.827.717
2.855.994
2.884.554
2.913.400
2.942.534
2.971.959
3.001.679
3.031.696
3.062.013
3.092.633
3.123.559
3.154.795
3.960.000
15.840.000
15.998.400
16.158.384
16.319.968
16.483.168
16.647.999
16.814.479
16.982.624
17.152.450
17.323.975
17.497.214
17.672.187
17.848.908
18.027.398
127
Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
352.000
640.000
646.400
652.864
659.393
665.987
672.646
679.373
686.167
693.028
699.959
706.958
714.028
721.168
728.380
Biaya kuli angkut
1.650.000
6.600.000
6.666.000
6.732.660
6.799.987
6.867.986
6.936.666
7.006.033
7.076.093
7.146.854
7.218.323
7.290.506
7.363.411
7.437.045
7.511.416
Biaya Sewa Kendaraan
2.310.000
9.240.000
9.332.400
9.425.724
9.519.981
9.615.181
9.711.333
9.808.446
9.906.531
10.005.596
10.105.652
10.206.708
10.308.776
10.411.863
10.515.982
Biaya pelumas
Total Biaya Variabel
-
644.877.000
734.928.520
742.277.805
749.700.583
757.197.589
764.769.565
772.417.261
780.141.433
787.942.848
795.822.276
803.780.499
811.818.304
819.936.487
828.135.852
836.417.210
Biaya Tetap
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya perawatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Service Mesin
-
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
b. Husker
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
c. Polisher
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
d.Motor Penggerak
-
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
e.Ongkos Tukang
-
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
Biaya listrik
-
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
Biaya Pajak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a.
-
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
Isi ulang alat pemadam kebakaran
-
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
Kir Timbangan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Timbangan duduk
-
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
b. Timbangan gantung
-
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
Biaya upah tenaga kerja
-
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
Total Biaya Tetap
-
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
Total Biaya Operasional
-
700.647.000
790.698.520
798.047.805
805.470.583
812.967.589
820.539.565
828.187.261
835.911.433
843.712.848
851.592.276
859.550.499
867.588.304
875.706.487
883.905.852
892.187.210
PBB
Total Outflow
190.938.000
701.183.000
791.234.520
798.583.805
806.246.583
813.503.589
822.575.565
828.723.261
836.687.433
844.248.848
852.128.276
862.586.499
868.364.304
876.242.487
884.441.852
892.823.210
C. Tax
0
-
67.170.935
65.333.614
63.477.919
61.603.668
59.710.674
57.798.750
55.867.707
53.917.353
51.947.496
49.957.940
47.948.489
45.918.943
43.869.102
41.798.762
D. Deviden
0
7.560.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
201.682.238
196.170.274
190.363.190
184.980.436
177.801.454
173.565.682
167.532.553
161.921.492
156.011.921
147.543.254
143.774.900
137.926.263
131.776.739
135.006.220
E. Net Benefit ((A-B)-(C)-(D))
(160.938.000) (271.634.398) 0,892857143
0,797193878
0,711780248
0,635518078
0,567426856
0,506631121
0,452349215
0,403883228
0,360610025
0,321973237
0,287476104
0,256675093
0,22917419
0,204619813
0,182696261
G. Present Value
(160.938.000) (242.530.713)
160.779.845
139.630.126
120.979.249
104.962.867
90.079.750
78.512.300
67.663.588
58.390.513
50.231.663
42.415.160
36.903.436
31.609.140
26.964.132
24.665.132
H. Present Value (-)
(320.230.310)
I. Present Value (+)
950.548.499
J. NPV
630.318.189
F. Discount Faktor 12 %
1
K. Net B/C
2,97
L. IRR
38%
M. PP
1,6
128
Lampiran 19. Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Produksi Skenario Terburuk Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
325.508.602
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
A. INFLOW 1. Penerimaan Penggilingan Padi
9.540.500
2. Nilai sisa -
3. Sumber Dana
325.508.602
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
795.687.693
805.228.193
B. OUTFLOW
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya Investasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Penggilingan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Husker
40.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Polisher
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Separator
1.500.000
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
Bangunan gedung dan perbaikannya
85.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lantai jemuran (16 m x 14 m)
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Timbangan gantung
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Meja tulis dan kursi
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
Alat pemadam kebakaran (2.5 kg)
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Jahit
450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil
120.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
b. Drum air
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
c. Tampi/Nyiru
10.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
18.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
100.000
190.938.000
536.000
536.000
536.000
776.000
536.000
2.036.000
536.000
776.000
536.000
536.000
3.036.000
776.000
536.000
536.000
636.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
545.600.000
551.056.000
556.566.560
562.132.226
567.753.548
573.431.083
579.165.394
584.957.048
590.806.619
596.714.685
602.681.832
608.708.650
614.795.736
620.943.694
627.153.131
TOTAL INFLOW
Timbangan a. Timbangan duduk
Bak air
Perlengkapan lainnya
Total Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Karung
7.040.000
7.110.400
7.181.504
7.253.319
7.325.852
7.399.111
7.473.102
7.547.833
7.623.311
7.699.544
7.776.540
7.854.305
7.932.848
8.012.177
8.092.298
b. Benang
1.848.000
1.866.480
1.885.145
1.903.996
1.923.036
1.942.267
1.961.689
1.981.306
2.001.119
2.021.130
2.041.342
2.061.755
2.082.373
2.103.196
2.124.228
Biaya peralatan pendukung
129
Tahun Uraian 0 Biaya bahan bakar mesin Biaya pelumas Biaya kuli angkut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
15.840.000
15.998.400
16.158.384
16.319.968
16.483.168
16.647.999
16.814.479
16.982.624
17.152.450
17.323.975
17.497.214
17.672.187
17.848.908
18.027.398
18.207.672
640.000
646.400
652.864
659.393
665.987
672.646
679.373
686.167
693.028
699.959
706.958
714.028
721.168
728.380
735.663
4.400.000
4.444.000
4.488.440
4.533.324
4.578.658
4.624.444
4.670.689
4.717.396
4.764.570
4.812.215
4.860.337
4.908.941
4.958.030
5.007.610
5.057.687
6.160.000
6.221.600
6.283.816
6.346.654
6.410.121
6.474.222
6.538.964
6.604.354
6.670.397
6.737.101
6.804.472
6.872.517
6.941.242
7.010.655
7.080.761
515.358.000
587.343.280
599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161
Biaya Tetap
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya perawatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Service Mesin
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
b. Husker
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
c. Polisher
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
d.Motor Penggerak
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
e.Ongkos Tukang
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
Biaya listrik
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
Biaya Pajak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
Biaya Sewa Kendaraan Total Biaya Variabel
a.
PBB
Isi ulang alat pemadam kebakaran Kir Timbangan a. Timbangan duduk b. Timbangan gantung Biaya upah tenaga kerja
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
Total Biaya Tetap
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
Total Biaya Operasional
571.128.000
643.113.280
654.860.146
666.841.949
679.063.387
691.529.255
704.244.440
717.213.929
730.442.808
743.936.264
757.699.589
771.738.181
786.057.545
800.663.295
815.561.161 816.197.161
190.938.000
571.664.000
643.649.280
655.396.146
667.617.949
679.599.387
693.565.255
704.780.440
717.989.929
730.978.808
744.472.264
760.735.589
772.514.181
786.593.545
801.199.295
C. Tax
0
-
35.867.245
32.930.528
29.935.078
26.879.718
23.763.251
20.584.455
17.342.083
14.034.863
10.661.499
7.220.668
3.711.020
131.179
0
0
D. Deviden
0
7.560.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
(160.938.000)
(253.715.398)
107.771.168
98.961.019
89.734.667
80.808.587
69.959.187
61.922.798
51.955.681
42.274.022
32.153.930
19.331.436
11.062.492
562.970
(13.911.603)
(19.368.969)
1
0,892857143
0,797193878
0,711780248
0,635518078
0,567426856
0,506631121
0,452349215
0,403883228
0,360610025
0,321973237
0,287476104
0,256675093
0,22917419
0,204619813
0,182696261
G. Present Value
(160.938.000)
(226.531.606)
85.914.515
70.438.498
57.028.003
45.852.963
35.443.501
28.010.729
20.984.028
15.244.436
10.352.705
5.557.326
2.839.466
129.018
(2.846.590)
(3.538.638)
H. Present Value (-)
(393.725.815)
Total Outflow
E. Net Benefit ((A-B)-(C)-(D)) F. Discount Faktor 12 %
I. Present Value (+)
377.666.171
J. NPV
(16.059.645)
K. Net B/C
0,96
L. IRR
11%
M. PP
14,0
130
Lampiran 20. Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Harga Skenario Terbaik Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
340.340.602
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
A. INFLOW 1. Penerimaan Penggilingan Padi
9.540.500
2. Nilai sisa -
3. Sumber Dana TOTAL INFLOW
-
340.340.602
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
837.943.693
B. OUTFLOW
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya Investasi
847.484.193
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Husker
40.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Polisher
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Separator
1.500.000
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
Bangunan gedung dan perbaikannya
85.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lantai jemuran (16 m x 14 m)
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Timbangan gantung
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Meja tulis dan kursi
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
Alat pemadam kebakaran (2.5 kg)
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Jahit
450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Penggilingan
Timbangan a. Timbangan duduk
Bak air
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
120.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
b. Drum air
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
c. Tampi/Nyiru
10.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
18.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
100.000
190.938.000
536.000
536.000
536.000
776.000
536.000
2.036.000
536.000
776.000
536.000
536.000
3.036.000
776.000
536.000
536.000
636.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
545.600.000
551.056.000
556.566.560
562.132.226
567.753.548
573.431.083
579.165.394
584.957.048
590.806.619
596.714.685
602.681.832
608.708.650
614.795.736
620.943.694
627.153.131
Total Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung a. Karung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7.040.000
7.110.400
7.181.504
7.253.319
7.325.852
7.399.111
7.473.102
7.547.833
7.623.311
7.699.544
7.776.540
7.854.305
7.932.848
8.012.177
8.092.298
b. Benang
1.848.000
1.866.480
1.885.145
1.903.996
1.923.036
1.942.267
1.961.689
1.981.306
2.001.119
2.021.130
2.041.342
2.061.755
2.082.373
2.103.196
2.124.228
Biaya bahan bakar mesin
15.840.000
15.998.400
16.158.384
16.319.968
16.483.168
16.647.999
16.814.479
16.982.624
17.152.450
17.323.975
17.497.214
17.672.187
17.848.908
18.027.398
18.207.672
131
Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
640.000
646.400
652.864
659.393
665.987
672.646
679.373
686.167
693.028
699.959
706.958
714.028
721.168
728.380
735.663
Biaya kuli angkut
4.400.000
4.444.000
4.488.440
4.533.324
4.578.658
4.624.444
4.670.689
4.717.396
4.764.570
4.812.215
4.860.337
4.908.941
4.958.030
5.007.610
5.057.687
Biaya Sewa Kendaraan
6.160.000
6.221.600
6.283.816
6.346.654
6.410.121
6.474.222
6.538.964
6.604.354
6.670.397
6.737.101
6.804.472
6.872.517
6.941.242
7.010.655
7.080.761
515.358.000
587.343.280
599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161 -
Biaya pelumas
Total Biaya Variabel Biaya Tetap
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya perawatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Service Mesin
-
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
b. Husker
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
c. Polisher
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
d.Motor Penggerak
-
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
e.Ongkos Tukang
-
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
Biaya listrik
-
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
Biaya Pajak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a.
-
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
Isi ulang alat pemadam kebakaran
-
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
Kir Timbangan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Timbangan duduk
-
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
b. Timbangan gantung
-
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
Biaya upah tenaga kerja
-
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
Total Biaya Tetap
-
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
Total Biaya Operasional
-
571.128.000
643.113.280
654.860.146
666.841.949
679.063.387
691.529.255
704.244.440
717.213.929
730.442.808
743.936.264
757.699.589
771.738.181
786.057.545
800.663.295
815.561.161 816.197.161
PBB
190.938.000
571.664.000
643.649.280
655.396.146
667.617.949
679.599.387
693.565.255
704.780.440
717.989.929
730.978.808
744.472.264
760.735.589
772.514.181
786.593.545
801.199.295
C. Tax
0
46.431.245
43.494.528
40.499.078
37.443.718
34.327.251
31.148.455
27.906.083
24.598.863
21.225.499
17.784.668
14.275.020
10.695.179
7.043.741
3.319.275
0
D. Deviden
0
7.560.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
(160.938.000)
(285.314.643)
142.399.884
133.648.469
124.482.026
115.617.054
104.829.983
96.857.170
86.954.901
77.339.386
67.286.761
54.533.084
46.334.333
35.906.407
25.025.123
22.887.031
1
0,892857143
0,797193878
0,711780248
0,635518078
0,567426856
0,506631121
0,452349215
0,403883228
0,360610025
0,321973237
0,287476104
0,256675093
0,22917419
0,204619813
0,182696261
(254.745.217)
113.520.316
95.128.341
79.110.578
65.604.222
53.110.132
43.813.265
35.119.626
27.889.358
21.664.536
15.676.959
11.892.869
8.228.822
5.120.636
4.181.375
Total Outflow
E. Net Benefit ((A-B)-(C)-(D)) F. Discount Faktor 12 % G. Present Value
(160.938.000)
H. Present Value (-)
(415.683.217)
I. Present Value (+)
580.061.034
J. NPV
164.377.817
K. Net B/C
1,40
L. IRR
21%
M. PP
4,4
132
Lampiran 21. Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Harga Skenario Normal Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
328.028.602
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
A. INFLOW 1. Penerimaan Penggilingan Padi
9.540.500
2. Nilai sisa -
3. Sumber Dana TOTAL INFLOW
-
328.028.602
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
801.847.693
811.388.193
B. OUTFLOW
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya Investasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Penggilingan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Husker
40.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Polisher
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Separator
1.500.000
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
Bangunan gedung dan perbaikannya
85.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lantai jemuran (16 m x 14 m)
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Timbangan gantung
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Meja tulis dan kursi
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Timbangan a. Timbangan duduk
1.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
Alat pemadam kebakaran (2.5 kg)
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Jahit
450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
120.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
Bak air
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil b. Drum air
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
c. Tampi/Nyiru
10.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
18.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
100.000
190.938.000
536.000
536.000
536.000
776.000
536.000
2.036.000
536.000
776.000
536.000
536.000
3.036.000
776.000
536.000
536.000
636.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
545.600.000
551.056.000
556.566.560
562.132.226
567.753.548
573.431.083
579.165.394
584.957.048
590.806.619
596.714.685
602.681.832
608.708.650
614.795.736
620.943.694
627.153.131
Total Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung a. Karung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7.040.000
7.110.400
7.181.504
7.253.319
7.325.852
7.399.111
7.473.102
7.547.833
7.623.311
7.699.544
7.776.540
7.854.305
7.932.848
8.012.177
8.092.298
b. Benang
1.848.000
1.866.480
1.885.145
1.903.996
1.923.036
1.942.267
1.961.689
1.981.306
2.001.119
2.021.130
2.041.342
2.061.755
2.082.373
2.103.196
2.124.228
Biaya bahan bakar mesin
15.840.000
15.998.400
16.158.384
16.319.968
16.483.168
16.647.999
16.814.479
16.982.624
17.152.450
17.323.975
17.497.214
17.672.187
17.848.908
18.027.398
18.207.672
133
Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
640.000
646.400
652.864
659.393
665.987
672.646
679.373
686.167
693.028
699.959
706.958
714.028
721.168
728.380
735.663
Biaya kuli angkut
4.400.000
4.444.000
4.488.440
4.533.324
4.578.658
4.624.444
4.670.689
4.717.396
4.764.570
4.812.215
4.860.337
4.908.941
4.958.030
5.007.610
5.057.687
Biaya Sewa Kendaraan
6.160.000
6.221.600
6.283.816
6.346.654
6.410.121
6.474.222
6.538.964
6.604.354
6.670.397
6.737.101
6.804.472
6.872.517
6.941.242
7.010.655
7.080.761
515.358.000
587.343.280
599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161
Biaya pelumas
Total Biaya Variabel Biaya Tetap
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya perawatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Service Mesin
-
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
b. Husker
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
c. Polisher
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
d.Motor Penggerak
-
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
e.Ongkos Tukang
-
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
Biaya listrik
-
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
Biaya Pajak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a.
-
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
Isi ulang alat pemadam kebakaran
-
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
Kir Timbangan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Timbangan duduk
-
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
b. Timbangan gantung
-
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
Biaya upah tenaga kerja
-
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
Total Biaya Tetap
-
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
Total Biaya Operasional
-
571.128.000
643.113.280
654.860.146
666.841.949
679.063.387
691.529.255
704.244.440
717.213.929
730.442.808
743.936.264
757.699.589
771.738.181
786.057.545
800.663.295
815.561.161 816.197.161
PBB
190.938.000
571.664.000
643.649.280
655.396.146
667.617.949
679.599.387
693.565.255
704.780.440
717.989.929
730.978.808
744.472.264
760.735.589
772.514.181
786.593.545
801.199.295
C. Tax
0
-
37.407.245
34.470.528
31.475.078
28.419.718
25.303.251
22.124.455
18.882.083
15.574.863
12.201.499
8.760.668
5.251.020
1.671.179
0
0
D. Deviden
0
7.560.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
(160.938.000)
(251.195.398)
112.391.168
103.581.019
94.354.667
85.428.587
74.579.187
66.542.798
56.575.681
46.894.022
36.773.930
23.951.436
15.682.492
5.182.970
(7.751.603)
(13.208.969)
1
0,892857143
0,797193878
0,711780248
0,635518078
0,567426856
0,506631121
0,452349215
0,403883228
0,360610025
0,321973237
0,287476104
0,256675093
0,22917419
0,204619813
0,182696261
(224.281.606)
89.597.551
73.726.923
59.964.096
48.474.475
37.784.137
30.100.582
22.849.969
16.910.454
11.840.221
6.885.466
4.025.305
1.187.803
(1.586.131)
(2.413.229)
Total Outflow
E. Net Benefit ((A-B)-(C)-(D)) F. Discount Faktor 12 % G. Present Value
(160.938.000)
H. Present Value (-)
(389.218.966)
I. Present Value (+)
403.346.982
J. NPV
14.128.016
K. Net B/C
1,04
L. IRR
13%
M. PP
10,6
134
Lampiran 22. Arus Kas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko Harga Skenario Terburuk Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
319.820.602
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
A. INFLOW 1. Penerimaan Penggilingan Padi
9.540.500
2. Nilai sisa -
3. Sumber Dana TOTAL INFLOW
-
319.820.602
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
785.383.693
794.924.193
B. OUTFLOW
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya Investasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Penggilingan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Husker
40.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Polisher
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Separator
1.500.000
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
Bangunan gedung dan perbaikannya
85.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lantai jemuran (16 m x 14 m)
30.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
b. Timbangan gantung
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Meja tulis dan kursi
400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.000.000
-
-
-
-
Alat pemadam kebakaran (2.5 kg)
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mesin Jahit
450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
120.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
480.000
Timbangan a. Timbangan duduk
Bak air
Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/Bak plastik kecil b. Drum air
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
140.000
-
-
-
c. Tampi/Nyiru
10.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
d. Sapu lidi
18.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
36.000
e. serok
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
-
100.000
-
-
100.000
190.938.000
536.000
536.000
536.000
776.000
536.000
2.036.000
536.000
776.000
536.000
536.000
3.036.000
776.000
536.000
536.000
636.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
545.600.000
551.056.000
556.566.560
562.132.226
567.753.548
573.431.083
579.165.394
584.957.048
590.806.619
596.714.685
602.681.832
608.708.650
614.795.736
620.943.694
627.153.131
Total Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung a. Karung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7.040.000
7.110.400
7.181.504
7.253.319
7.325.852
7.399.111
7.473.102
7.547.833
7.623.311
7.699.544
7.776.540
7.854.305
7.932.848
8.012.177
8.092.298
b. Benang
1.848.000
1.866.480
1.885.145
1.903.996
1.923.036
1.942.267
1.961.689
1.981.306
2.001.119
2.021.130
2.041.342
2.061.755
2.082.373
2.103.196
2.124.228
Biaya bahan bakar mesin
15.840.000
15.998.400
16.158.384
16.319.968
16.483.168
16.647.999
16.814.479
16.982.624
17.152.450
17.323.975
17.497.214
17.672.187
17.848.908
18.027.398
18.207.672
135
Tahun Uraian 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
640.000
646.400
652.864
659.393
665.987
672.646
679.373
686.167
693.028
699.959
706.958
714.028
721.168
728.380
735.663
Biaya kuli angkut
4.400.000
4.444.000
4.488.440
4.533.324
4.578.658
4.624.444
4.670.689
4.717.396
4.764.570
4.812.215
4.860.337
4.908.941
4.958.030
5.007.610
5.057.687
Biaya Sewa Kendaraan
6.160.000
6.221.600
6.283.816
6.346.654
6.410.121
6.474.222
6.538.964
6.604.354
6.670.397
6.737.101
6.804.472
6.872.517
6.941.242
7.010.655
7.080.761
515.358.000
587.343.280
599.090.146
611.071.949
623.293.387
635.759.255
648.474.440
661.443.929
674.672.808
688.166.264
701.929.589
715.968.181
730.287.545
744.893.295
759.791.161 -
Biaya pelumas
Total Biaya Variabel Biaya Tetap
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Biaya perawatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Service Mesin
-
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
b. Husker
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
c. Polisher
-
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
d.Motor Penggerak
-
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
e.Ongkos Tukang
-
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
240.000
Biaya listrik
-
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
880.000
Biaya Pajak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a.
-
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
Isi ulang alat pemadam kebakaran
-
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
60.000
Kir Timbangan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. Timbangan duduk
-
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
b. Timbangan gantung
-
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
70.000
Biaya upah tenaga kerja
-
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
52.800.000
Total Biaya Tetap
-
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
55.770.000
Total Biaya Operasional
-
571.128.000
643.113.280
654.860.146
666.841.949
679.063.387
691.529.255
704.244.440
717.213.929
730.442.808
743.936.264
757.699.589
771.738.181
786.057.545
800.663.295
815.561.161 816.197.161
PBB
190.938.000
571.664.000
643.649.280
655.396.146
667.617.949
679.599.387
693.565.255
704.780.440
717.989.929
730.978.808
744.472.264
760.735.589
772.514.181
786.593.545
801.199.295
C. Tax
0
-
33.291.245
30.354.528
27.359.078
24.303.718
21.187.251
18.008.455
14.766.083
11.458.863
8.085.499
4.644.668
1.135.020
0
0
0
D. Deviden
0
7.560.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
8.400.000
(160.938.000)
(259.403.398)
100.043.168
91.233.019
82.006.667
73.080.587
62.231.187
54.194.798
44.227.681
34.546.022
24.425.930
11.603.436
3.334.492
(9.609.852)
(24.215.603)
(29.672.969)
1
0,892857143
0,797193878
0,711780248
0,635518078
0,567426856
0,506631121
0,452349215
0,403883228
0,360610025
0,321973237
0,287476104
0,256675093
0,22917419
0,204619813
0,182696261
G. Present Value
(160.938.000)
(231.610.177)
79.753.801
64.937.861
52.116.719
41.467.888
31.528.256
24.514.974
17.862.819
12.457.642
7.864.496
3.335.711
855.881
(2.202.330)
(4.954.992)
(5.421.140)
H. Present Value (-)
(405.126.640)
Total Outflow
E. Net Benefit ((A-B)-(C)-(D)) F. Discount Faktor 12 %
I. Present Value (+)
336.696.047
J. NPV
(68.430.593)
K. Net B/C
0,83
L. IRR
6%
M. PP
31,5
136
Lampiran 23. Tingkat Risiko Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Kondisi Risiko
Produksi
Harga
Peluang NPV i (Rp)
Terbaik
Normal
Terburuk
0,08
0,08
0,08
Peluang
1.138.014.178 0,50
630.318.189 0,14
(16.059.645) 0,36
NPV i (Rp)
164.377.817
14.128.016
(68.430.593)
NPV Yang Diharapkan
Standar Deviasi
Koefisien Variasi
259.662.572
388.618.762
1,50
59.440.085
108.146.306
1,82
(Rp)
137