Seuramoe PRIORITAS
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014 Rektor Universitas Syiah Kuala: Foto: Teuku Meldi/ Rahmi Jafar/ Mashadi/ PRIORITAS Aceh
“....jadi, mahasiswa FKIP Unsyiah bisa kuliah di Universitas Al Muslim selama satu semester dan sebaliknya. Ini penting agar mereka memperoleh pengalaman yang dapat berguna saat mereka mendidik siswa nantinya ” (Petikan sambutan Rektor Universitas Syiah Kuala yang disampaikan saat pembukaan Pertemuan Universitas Konsorsia di Banda Aceh). Sumber berita: www.atjehpost.com
Kepala Dinas Pendidikan Aceh: ”Saya berharap para fasilitator daerah dapat memanfaatkan ilmu dan menyebarluaskan kepada guru-guru saat pelatihan di sekolah” (Petikan sambutan kepala dinas pendidikan yang disampaikan saat pembukaan Pelatihan untuk Pelatih (Fasda) Kohor 2 Provinsi Aceh. Sumber berita: http://acehprov.go.id
Wakil Bupati Bener Meriah: ”Penataan dan pemerataan guru (PPG) bermanfaat bukan hanya untuk menjangkau daerah terpencil dan meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga bermanfaat bagi guru bersertifikasi untuk pemenuhan jam mengajar” (Petikan sambutan Wakil Bupati Bener Meriah saat uji publik hasil analisis PPG di Kabupaten Bener Meriah) Keterangan gambar paling atas dari kiri: Peserta ToT menyelesaikan karyanya: Kelompok mapel; mengarahkan siswa saat praktik; mendampingi kelompok saat praktik pembelajaran
Fasda Garda Depan Peningkatan Mutu Pendidikan
S
elama tujuh hari, 134 fasilitator daerah (fasda) dari Kabupaten Mitra Kohor 2 di Aceh telah melalui tahapan pelatihan untuk pelatih modul pertama. Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh Drs Anas M. Adam MPd pada 7 Februari 2014. Ia menyatakan, para fasda adalah garda terdepan untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya. ”Karena itu, saya berharap fasda dapat memanfaatkan ilmu dan menyebarluaskannya kepada guru-guru saat pelatihan dan pendampingan di sekolah,” jelasnya. Kadisdik menambahkan, tahun ini telah dialokasikan anggaran daerah lebih dari Rp 300 miliar untuk peningkatan mutu pendidikan. ”Termasuk akan dilakukan training pengelola atau penyelenggara pelatihan agar mereka dapat melaksanakan pelatihan secara profesional,” paparnya. Ia berharap, dana yang dialokasikan memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di Aceh. Pelatihan perubahan kurikulum menjadi dominan tahun ini. Dinas pendidikan bersama LPMP akan melatih 22 ribu guru SD selama lima hari di berbagai kabupaten/kota. Kadisdik juga memberikan kesempatan para fasda untuk menjadi tenaga pelatih. ”Sebab, merekalah yang nanti melatih sekolah-sekolah dalam rangka mempercepat akses pendidikan dasar yang berkualitas,” ucap Pak Anas. Fasda yang terpilih hasil seleksi bersama antara USAID PRIORITAS serta dinas pendidikan dan Kementerian Agama tersebut tidak hanya melakukan pelatihan di tempat kegiatan, tetapi juga mengaplikasikan praktik pembelajaran di sekolah-sekolah terpilih. Dengan model pelatihan itu, diharapkan fasda lebih terampil, terbiasa, dan merasakan langsung keterlibatan peserta didik dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat pelatihan. Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
SE
Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE UTAMA Edisi : 1/2012
USAID PRIORITAS di Pekan Kreativitas Pendidikan di Aceh Jaya
Dana Diseminasi Rp 404.162.500 untuk Latih 1.017 Orang pada 2013
Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi
Bupati memperhatikan presentasi siswa MTsN Teunom (kiri). Kapolres dan bupati mengisi wall frame “Ukiran Imajinasiku” pada stan USAID PRIORITAS (kanan).
U
SAID PRIORITAS menjadi satu-satunya peserta yang mewakili donor/NGO pada pekan kreativitas pendidikan di Kabupaten Aceh Jaya. Kegiatan yang dihelat pada 17-20 Desember 2013 di halaman Dinas Pendidikan Aceh Jaya tersebut melibatkan PAUD, SD, dan SMP. Tujuannya, mendorong anak belajar berkarya dan menciptakan hal baru serta lebih berani berkreasi di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Kegiatan ini memperlombakan berbagai kreativitas siswa seperti mewarnai, puisi, pidato, hafalan doa, cerdas cermat, berhitung cepat, dan tarian. Stan PRIORITAS menampilkan foto-foto kegiatan (terutama pelatihan tingkat sekolah) yang telah dilaksanakan di Aceh Jaya. Dengan dukungan MTs Negeri Teunom dan SDN 3 Teunom ditampilkan pula hasil-hasil karya siswa, termasuk simulasi gunung berapi dan peredaran darah mengunakan alat peraga sederhana hasil karya guru dan siswa. Bupati, Kapolres, Kadisdik, dan kepala kanwil Kemenag melihat langsung presentasi siswa dan memberikan pesan-pesan kepada siswa di wall frame yang disediakan PRIORITAS.
Sharing cost diseminasi lima kabupaten. Kabupaten menempatkan dana Rp 404.162.500 (77 %) dan USAID PRIORITAS Rp 117.998.100 (23 %)
L
ima kabupaten/kota eks mitra DBE telah mengalokasikan anggaran Rp 404.162.500 untuk mendiseminasikan pelatihan tingkat sekolah menggunakan modul 1 yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Rinciannya, Kota Banda Aceh sebesar Rp 10.750.000, Kabupaten Aceh Besar Rp 69.060.000, Kabupaten Pidie Rp 31.200.000, Kabupaten Bireuen Rp 102.148.500, dan Kabupaten Aceh Tengah Rp 191.004.000. Telah dilatih 147 SD, 56 MI, dan 33 SMP dengan total 1.017 peserta. Mereka terdiri atas unsur guru, kepala sekolah, dan komite. Pelatihan yang didukung dana BOS tersebut dibantu USAID PRIORITAS (sharing cost) sebesar Rp 117.998.100 untuk membiayai fasilitator daerah. Sumber data ME Specialist Prov. Aceh
Keterangan foto: 1. Peserta ToT menempelkan plano; 2. Diskusi kelompok; 3. Mengarahkan siswa saat praktik; 4. Memanfaatkan lantai untuk menyelesaikan tugas kelompok; 5. Praktik pelatihan manajemen sekolah (MBS); 6. Menjelaskan hasil karya kelompok; 7. seorang guru menjelaskan praktik pembelajaran; 8. Siswa menjelaskan hasil karyanya pada kertas plano; 9. Siswa memajangkan kertas plano hasil karya mereka; 10. Praktik pembelajaran di Sekolah. 11. presentasi siswa saat praktik pembelajaran
7
6
8 Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
4
5
9
2
1
10
3
11
Foto: Teuku Meldi/ Rahmi Jafar/ Yusrizal/ Mashadi/ Cut Rahmawati/ PRIORITAS ACeh
Galeri foto pelatihan kohor 2
2
Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE KABUPATEN
K
daerahnya. ”Sudah sepatutnya kualitas guru menjadi fokus kita bersama tahun ini. Karena itu, Pemda Aceh Tamiang akan terus mendukung program yang dilaksanakan USAID PRIORITAS hingga 2017,” tegasnya saat sosialisasi program USAID PRIORITAS dan PPG (30/1). ”Dengan masuknya USAID PRIORITAS, kami berharap agar mutu pendidikan Aceh Tamiang lebih baik dibandingkan pencapaian kami saat ini,” kata Kadisdik Aceh Tamiang Izuardi SIP. Dia juga mendukung pelatihan untuk analisis pemetaan dan pemerataan guru (PPG) yang difasilitasi USAID PRIORITAS. ”Melibatkan staf dinas pendidikan dan staf Kemenag dalam menganalisis pemetaan guru itu sangat tepat. Sebab, sumber daya tersebut harus tetap tersedia di dinas setelah USAID PRIORITAS mengakhiri programnya nanti,” jelasnya. Di dua kabupaten tersebut, USAID PRIORITAS akan membina 32 SD/MI dan delapan SMP/MTs hingga 2017.
adisdik Kabupaten Pidie Jaya Ridwan M. Ali menegaskan, fokus kerjanya pada 2014 adalah menyelesaikan pemerataan dan meningkatkan kualitas guru di kabupaten tersebut. Hal itu ditegaskan saat memberikan arahan dalam sosialisasi program USAID PRIORITAS, pemetaan dan pemerataan guru, serta asesmen pendidikan di Kabupaten Pidie Jaya. Kegiatan yang dihadiri komisi A dan komisi bidang pendidikan DPRK, Kakankemenag, ketua MPD, Bappeda, BKPP, pengawas, dan kepala sekolah tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten 2 Bupati Pidie Jaya Fauzi SH di aula kantor bupati (27/1). Fauzi menekankan, semua unsur pendidik harus berkomitmen meningkatkan mutu. ”Program ini adalah permintaan pemerintah kabupaten kepada USAID. Karena itu, kita harus berkomitmen secara bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan selama didampingi tersebut,” ujarnya. Sementara itu, di Kabupaten Aceh Tamiang, Sekretaris Daerah Ir Razuardi MT menyambut baik peningkatan mutu guru di
Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi
Pemerataan dan Kualitas Guru Jadi Fokus Dinas Pendidikan Kabupaten pada 2014
Keseriusan pemangku kepentingan pendidikan saat asesmen kebutuhan daerah dalam sosialisasi program USAID PRIORITAS di Aceh Tamiang (atas) dan Pidie Jaya (bawah).
Dua Kabupaten Siapkan Draf Perbup PPG sebanyak 168 orang. Di tiga kecamatan terjadi kekurangan guru kelas. Sebanyak 40,8 persen SD tergolong sekolah kecil. Jumlah siswanya tidak mencapai sepuluh anak per rombongan belajar (rombel). Sementara itu, di Kabupaten Bener Meriah diperoleh data bahwa sekolah dasar masih membutuhkan 177 guru kelas. Tetapi, hal itu berbanding terbalik jika melihat distribusi berdasar kecamatan. Ada dua kecamatan kelebihan guru kelas, sedangkan kecamatan lainnya kekurangan guru kelas. Pada tingkat SMP, terjadi kelebihan 63 orang. Kelebihan terbanyak adalah guru IPA dan PAI. Secara keseluruhan, kecukupan guru pada tingkat sekolah tidak merata. Wakil Bupati Bener Meriah Rusli M. Saleh segera mengintruksi dinas terkait untuk menyusun draf perbup PPG. ”Perbup ini akan bermanfaat bagi guru yang telah bersertifikasi,” tuturnya.
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
Wakil Bupati Bener Meriah, Drs Rusli M. Saleh (kiri) dan Wakil Bupati Aceh Jaya, Teungku Maulidi (kanan) Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi
K
abupaten Aceh Jaya ternyata kelebihan 117 guru mata pelajaran (mapel) pada tingkat SMP. Hal itu terungkap dari hasil analisis data penataan dan pemerataan guru (PPG) oleh tim dinas pendidikan, Kemenag, dan USAID PRIORITAS (24/12). Wakil Bupati Aceh Jaya Teungku Maulidi langsung menginstruksi jajarannya untuk menindaklanjutinya. ”Kami akan mengeluarkan peraturan bupati atau perbup untuk pemerataan guru di Aceh Jaya,” tegasnya. Menurut tim PPG, secara merata di semua kecamatan masih terjadi kekurangan guru kelas, guru PAI (pendidikan agama Islam), dan penjas. Untuk tingkat SMP, terjadi kekurangan guru bahasa Indonesia, mulok, dan sosbud, tetapi kecukupan guru mapel SMP pada level sekolah tidak merata. Di tingkat SD, Aceh Jaya kekurangan guru kelas (PNS)
Konsultasi Publik PPG Aceh Jaya dihadiri seluruh stakeholder pendidikan, termasuk dari unsur kepolisian
Kunjungi kami di:
www.prioritaspendidikan.org
3
Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE LPTK
Pertemuan Konsorsium
R
ektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prof Dr Samsul Rizal MEng membuka acara pertemuan tingkat Provinsi LPTK Mitra USAID
23 pimpinan LPTK dari empat universitas konsorsium. Pada pertemuan tersebut, mereka mendiskusikan usaha peningkatan mutu pendidikan Aceh melalui peningkatan mutu lulusan LPTK. Rektor Unsyiah juga menawarkan kerja sama pertukaran mahasiswa antaruniversitas konsorsium selama satu semester. ”Mahasiswa antar LPTK bisa kuliah di LPTK konsorsium PRIORITAS di Banda Aceh (29/1). Dia menegaskan, perbaikan mutu pendidikan lainnya selama satu semester agar mereka memperoleh pengalaman,” tawar Aceh merupakan tanggung jawab Samsul. bersama. Karena itu, dibutuhkan kerja Usul tersebut disambut baik sama antar-LPTK, pemerintah daerah, oleh para pimpinan LPTK, terutama dan pemerintah pusat. ”Sebagai untuk memaksimalkan mahasiswa yang universitas tertua dan terbesar di Aceh, melaksanakan program pengalaman Unsyiah memang memiliki peran besar. lapangan (PPL). ”PPL terpadu perlu Namun, harapan ini tidak akan terwujud menjadi satu alternatif yang baik,” sebut apabila tidak ada kerja sama yang baik Dr Saifullah MAg dari UIN Ar Raniry. antar-LPTK di Aceh,” katanya di hadapan
Harapan lain dikemukakan oleh Wakil Rektor 1 Universitas Al Muslim Drs Marwan Hamid MPd. ”Tahapan PPL sebaiknya tidak hanya dilakukan di semester VII, tetapi dilakukan orientasi secara bertahap mulai mahasiswa belajar di LPTK,” ucapnya. Pembantu Dekan 1 Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Drs Nuralam MAg mengusulkan perlunya penguatan mutu dosen micro teaching di LPTK sehingga sesuai dengan tuntutan di sekolah. Kegiatan sehari tersebut juga dihadiri Rektor Universitas Al Muslim Bireuen Dr H Amiruddin Idris MSi dan para dekan LPTK dari empat universitas konsorsium di Aceh. Foto Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prof Dr Samsul Rizal MEng
60 Dosen LPTK dari Empat Universitas Ikut Pelatihan Paedagogi
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
Foto: Ismail/ TTI Sp. Prov. Aceh
dalam mengintegrasikan materi dalam perkuliahan. Sekitar 92 persen peserta menyatakan buku ajar menyajikan informasi baru yang bersifat praktis bagi dosen LPTK. Untuk kesempurnaan buku ajar itu, peserta pelatihan menyarankan adanya contoh soal, langkah pembelajaran, dan pemahaman konsep untuk buku ajar literasi. Untuk buku ajar matematika, peserta menyarankan adanya media pembelajaran dan contoh yang lebih konkret. Untuk buku ajar IPA/sains, perlu tambahan sintak pembelajaran dan peningkatan keterpaduan fisika, kimia, dan biologi.
Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi
Peserta
Foto: Ismail/ TTI Sp. Prov. Aceh
S
ebanyak 60 dosen LPTK dari empat universitas konsorsium USAID PRIORITAS telah menyelesaikan pelatihan penggunaan buku sumber (materi ajar) yang dikembangkan USAID PRIORITAS untuk bidang literasi kelas awal SD/MI, matematika, dan IPA/sains di SMP/MTs pada 18-20 Februari 2014. Para peserta memberi masukan untuk perbaikan bahan ajar agar lebih baik. Pada hari pertama, kegiatan tersebut mengupas penjelasan unit serta permodelan beberapa tema buku ajar. Di hari kedua dan ketiga, peserta mempersiapkan bahan simulasi serta melakukan simulasi, refleksi, dan menyusun rencana tindak lanjut secara individu. Dari hasil evaluasi pelatihan yang dilatih oleh para fasilitator dari Unsyiah, UIN Ar Raniry, Untirta, Unes, dan Unimed tersebut, secara keseluruhan peserta menyatakan bahwa buku ajar itu dapat membantu dosen dalam mengaitkan teori dan praktik bagi mahasiswa calon guru di LPTK (100 persen). Sebab, cara pengemasan materi dalam buku tersebut memudahkan dosen
Peserta pelatihan merancang model dan simulasi pembelajaran (kiri); Peserta pelatihan sedang bekerja secara berkelompok (atas); Dr. M. Duskri, M. Kes fasilitator LPTK UIN Ar Raniry melakukan simulasi pembelajaran aktif di madrasah mitra LPTK (MTsN Model Banda Aceh)
4
SE Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE Edisi : 1/2012 BELAJAR
S
AYA mencoba mengembangkan teknik membaca cepat dengan menjadikan siswa sebagai fokus pembelajaran. Siswa terlibat langsung dalam proses kegiatan membaca dan mereka sendiri yang menilai hasil belajarnya. Teknik ini saya namakan teknik kolaborasi yang berarti bekerja sama dengan orang lain untuk saling melengkapi, saling memberi masukan, dan berlatih bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada praktiknya, siswa belajar meningkatkan kemampuan membaca cepat dengan temannya. Siswa juga menilai tingkat kecepatan membacanya. Mereka saling memberi masukan dan menghilangkan kebiasaan penghambat membaca cepat secara bertahap. Dengan teknik ini, siswa dapat melakukan refleksi untuk keberhasilan meningkatkan kemampuan membacanya. Beberapa hal yang dipersiapkan, antara lain, bahan bacaan yang panjangnya 300700 kata sebagai acuan pembelajaran, beberapa pertanyaan yang terkait dengan bahan bacaan, dan pengukur waktu. Tahapannya sebagai berikut. Pertama, tahap introspeksi yang dilakukan pada awal pembelajaran. Guru memotivasi dengan memberikan ilustrasi tokoh-tokoh yang telah menerapkan membaca cepat dan sukses seperti Soekarno, Theodore Roosevelt, atau John F. Kennedy. Untuk tahap awal, hindari memberikan pengantar yang terlalu banyak. Sampaikan rumus menghitung kecepatan membaca kata per menit (KPM).
membaca dan menjawab pertanyaan, sedangkan siswa B mengukur waktu, menghitung KPM, memeriksa jawaban, dan memberi masukan. Setelah proses ini selesai, guru menjelaskan klasifikasi nilai kpm yang harus dikuasai siswa. Nilai KPM untuk tingkat SD/MI di bawah 200 KPM, sedangkan tingkat SMP/MTs sebesar 200-250 KPM. Yang kedua adalah tahap latihan. Setelah melakukan introspeksi terhadap hasil KPM yang diperoleh, siswa diberikan penghambat membaca cepat dan cara mengatasinya. Langkahnya sebagai berikut: a) Siswa duduk berpasangan dan menentukan tugas masingmasing sebagai pembaca dan pencatat waktu. b) Setiap pasangan berlatih meningkatkan kecepatan membaca dan menghindari penghambat membaca cepat seperti menggerakkan bibir, kepala, atau membaca bersuara. c) Siswa yang bertugas sebagai pencatat waktu mengingatkan dan memberikan masukan kepada pasangannya. d) Siswa yang bertugas sebagai pencatat waktu menghitung KPM pasangannya dan mengajukan pertanyaan. e) Apabila belum mencapai 250 KPM, dicari penyebabnya dan prosesnya diulang kembali. f) Jika pasangannya telah mencapai 250 KPM, pasangan tersebut beralih tugas. Yang ketiga adalah tahap refleksi. Guru memberikan pemahaman dengan membandingkan cara membaca konvensional dengan membaca cepat dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, guru memotivasi siswa berlatih secara berkelanjutan untuk meningkatkan pencapaian.
Selanjutnya siswa duduk berpasangan dan memegang stop watch. Dalam kegiatan membaca berpasangan, siswa A bertugas
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
Drs Teuku Husni MPd, guru SMP Negeri 2 Sigli, Pidie.
Bawa Perlengkapan Bayi ke Pelatihan PAKEM
XX
Xxxxx Xxxxx
Foto: Rahmi Jafar/ DC A.Tengah
Membaca Cepat dengan Teknik Kolaborasi
S
emangat Maryani untuk memperoleh ilmu sangat kuat. Guru SDN 2 Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, yang telah mengabdi sebelas tahun (5 tahun sebagai guru honor) itu baru kali ini mendapatkan pelatihan pembelajaran tingkat sekolah. Dalam kondisi terbatas dengan tetap merawat seorang bayi dan menempuh perjalanan selama satu jam ke tempat pelatihan, ia tetap melakoni. ”Agar kesempatan ini tidak hilang, saya tetap mengikuti pelatihan dengan bantuan suami,” katanya sembari mengendong bayinya. Di luar ruang pelatihan, berbekal tikar, bantal, dan peralatan bayi, suami Maryani dengan setia menunggu sembari bermain dengan anaknya. Saat jam istirahat, Maryani melayani bayinya. Apa manfaat pelatihan yang dia rasakan? ”Saya sudah lama mendengar tentang PAKEM, tetapi baru kali ini saya mengetahui proses pembelajaran PAKEM yang sebenarnya secara detail dan mudah. Proses pembelajaran yang saya lakukan selama ini terkadang sudah sesuai dengan PAKEM, tapi saya tidak tahu bahwa itu bagian dari pembelajaran PAKEM,” tuturnya. Dia kini lebih memahami memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. ”Saya juga lebih mengetahui cara membuat media pembelajaran yang murah,” katanya bangga. Foto: Maryani memanfaatkan waktu istirahat pelatihan bersama bayinya
5
SE Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE Edisi : 1/2012BELAJAR
Siaga Bencana dengan Simulasi Gunung Api
C
Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi
ut Rika Ramadhani menuangkan asam cuka dalam sebuah selang yang terhubung dengan pompa dan sebuah alat peraga di hadapannya. Teman-teman kelompoknya ikut membantu menuangkan soda dan pewarna dalam sebuah lubang pada alat peraga yang berbentuk puncak gunung. Selanjutnya, asam cuka dipompa sehingga mengeluarkan cairan merah. Alat peraga yang mereka rancang bersama tersebut bernama simulasi gunung berapi yang menghasilkan magma (lahar merah) pada lereng pegunungan. Ridwan SPd, pembimbing siswa MTsN Teunom Aceh Jaya tersebut, berharap dengan menggunakan alat peraga itu siswa memahami proses letusan gunung berapi. ”Sebab, kita tidak mungkin membawa siswa pada situasi nyata, apalagi saat terjadinya ledakan gunung berapi,” jelas Ridwan. Siswa juga diajak memahami jalur evakuasi, cara pengungsian yang benar, dan tempat pertemuan jika terjadi
bencana. Karena itu, alat peraga yang mereka buat dari karton dan busa bekas tersebut juga memperlihatkan hamparan jalan, sekolah, rumah penduduk, pepohonan, dan persawahan. ”Dengan memperhatikan arah angin dan magma soda yang keluar dari alat peraga gunung berapi, kami bisa mempelajari jalur evakuasi dan tempat berkumpul yang benar saat terjadi
Gambar dari atas searah jarum jam: Siswa tampak menaburkan tepung ke dalam lubang gunung api; Siswa lainnya memberikan campuran pewarna merah ke dalam botol plastik kecil; Muntahan magma; Botol plastik kecil ditambahi air cuka untuk menimbulkan efek muntahan magma; Botol plastik diletakkan di bawah gunung untuk dipompa dan menimbulkan muntahan magma.
bencana. Selain itu, kami dapat mengetahui radius yang aman untuk mengungsi dan bersiaga ketika terjadi bencana gunung berapi,” jelas Rika.
Memanfaatkan Corong Minyak Jadi Stetoskop kuat (pastikan tidak ada kebocoran). Selanjutnya, hubungkan dengan selang 5 mm dan pastikan tertutup dengan rapat hinggga hampa udara. Stetoskop sudah bisa digunakan. ”Dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif, penggunaan alat peraga yang mudah dijangkau dan relevan bisa membantu meningkatkan pemahaman siswa”, jelas Ridwan. Dia menambahkan, merakit stetoskop bersama lebih memotivasi kreativitas siswa. Mereka pun bisa memperoleh penjelasan tentang bahan ramah lingkungan dan inovatif dalam bereksperimen. ”Kami dapat memahami perbandingan kontraksik dan relaksasi jantung dengan bereksperimen tentang tekanan sistol dan diastole. Masing-masing secara bergantian menghitung detak jantung teman yang sedang santai dan membandingkan jumlah detak
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
jantung setelah beraktivitas dengan hitungan normal rata-rata 72 kali per menit,” kata Nazalia Asrita, salah seorang siswa. Dia menuturkan, eksperimen ini dapat membangun kerja sama tim secara pembelajaran yang komparatif. Dengan begitu, siswa bisa menemukan hasil eksperimen sendiri dan memahami materi.
Foto: Koleksi pribadi Ridwan, S.PdI
C
orong minyak ternyata bisa menjadi media pembelajaran dan menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Ridwan SPd, salah seorang guru MTsN Teunom Aceh Jaya, membuktikannya. Dia merangkai corong minyak menjadi alat penghitung detak jantung atau stetoskop. Media pembelajaran tersebut berbahan 1 corong minyak ukuran sedang, 30 cm selang air ukuran 6 mm, 30 cm selang air ukuran 5 mm, 1 selotip bening, gunting, dan lem perekat. Cara merangkainya, potong selang 6 mm masing-masing berukuran 10 cm (2 selang). Selang pertama dilubangi 6 mm pada bagian tengah. Pada selang kedua, tambahkan lem secara merata pada ujung selang. Masukkan selang pertama sehingga berbentuk huruf T. Hubungkan selang 6 mm dengan corong minyak dan diselotip dengan perekat hingga
Ridwan, S.PdI guru MTsN Teunom - Aceh Jaya.
6
Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE ACEH Edisi 1 / 2012
USAID PRIORITAS Pertemukan LPTK dan Sekolah Mitra
Permudah Pelaporan Dana BOS dengan ALPEKA
Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi
S
ekolah lab atau mitra LPTK sangat penting dalam peningkatan mutu lulusan LPTK dan diharapkan dapat menjadi sekolah referensi. Hal itu dikemukakan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Ar Raniry Dr Mujiburrahman MA kepada 44 peserta yang terdiri atas kepala sekolah, dinas pendidikan, Kemenag, dan dosen LPTK di Banda Aceh (24/2). ”FTIK akan membuka pendidikan guru raudhatul athfal dalam waktu dekat untuk meningkatkan kualitas lulusan dan memperkuat SDM di Aceh,” tegasnya. Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP Unsyiah D. M. Hasan MSi menambahkan, peringkat akreditasi program studi di LPTK sangat penting sebagai acuan kualitas lulusan. ”Karena itu, kami perlu merevitalisasi LPTK sesuai dengan rencana pemerintah. Dukungan sekolah mitra sangat kami harapkan,” ucapnya. Dalam kegiatan yang bertajuk peran sekolah laboratorium/mitra LPTK dalam usaha peningkatan mutu
Dr Mujiburrahman MA dari FTIK UIN Ar Raniry (kanan) dan Dr M. Hasan MSi dari FKIP Unsyiah (kiri) saat memberikan presentasi kepada peserta pertemuan
lulusan LPTK sebagai calon guru tersebut, hubungan antara sekolah dan LPTK tidak bisa dipisahkan. Sekolah mitra merupakan hal terpenting dalam peningkatan mutu lulusan. Diharapkan pula mahasiswa LPTK sering mengunjungi sekolah mitra LPTK untuk melakukan observasi pembelajaran. Sekolah mitra LPTK dapat memberi contoh yang baik sebagai sekolah acuan dan mahasiswa LPTK melakukan PPL di sekolah mitra. Dengan begitu, guru di sekolah mitra tersebut dapat membimbing mahasiswa secara maksimal.
Kemdikbud dan USAID PRIORITAS mengembangkan perangkat lunak aplikasi pengelolaan dan pelaporan keuangan sekolah (ALPEKA) untuk memudahkan sekolah dalam pembuatan pelaporan penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). ALPEKA dan panduan penggunaannya dapat diunduh secara gratis melalui situs:
www.bos.kemdikbud.go.id. ALPEKA dapat menghasilkan tabel BOS K-7A untuk diinput ke dalam laporan penggunaan dana BOS daring yang sudah disediakan dalam situs tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Tim Manajemen BOS pusat di 0800-140-1299 (bebas pulsa), 021-5731070, dan
[email protected]; atau Mahargianto, Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan, USAID PRIORITAS di 08119720665 dan
[email protected].
Sekda Aceh Tengah: Semua Pihak Harus Terlibat Peningkatan Mutu Pendidikan Ir. H. Taufik, MM (foto:www.tanohgayo.com)
S
ekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Tengah Ir H Taufik MM menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan. ”Sekolah, pemerintah, dan masyarakat mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan kapasitas dan mutu pendidikan di daerah kita. Karena itu, mari kita saling mendukung dan bergandengan tangan demi masa depan anak-anak kita yang lebih baik,” ajak Sekda saat membuka kegiatan diseminasi pelatihan MBS tingkat sekolah di Takengon pada
(24/2). Selama 2013, Aceh Tengah telah mendiseminasikan program USAID PRIORITAS kepada 401 peserta. Mereka terdiri atas guru, kepala sekolah, dan komite. Alokasi dananya Rp 191.004.000. Salah seorang anggota komite sekolah mengungkapkan pentingnya pelatihan MBS tersebut. ”Pelatihan ini bermanfaat bagi kami untuk mengetahui strategi komunikasi, kekompakan, dan kebersamaan antarkomite, wali murid, guru, dan kepala sekolah,” jelas Azwaruddin, komite SDN 4 Pegasing. Dia menyatakan siap menindaklanjuti hasil pelatihan dengan menjaga hubungan mesra antara wali murid dan sekolah serta penerapan keamanan bersama di
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
sekolah. Hal senada disampaikan Kepala SDN 8 Pengasing Masidah Pasaribu. ”Dalam sebuah pendidikan, semua kegiatan sekolah mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan harus melibatkan komite dan wali murid sehingga timbul rasa memiliki. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, wali murid penting terlibat,” terangnya. Pasca pelatihan, dia siap meningkatkan keterlibatan komite dan wali murid dalam segala kegiatan sekolah. ”Dalam perencanaan sekolah, kami akan menyosialisasikan pentingnya peran mereka dalam proses belajar mengajar dan menjaga lingkungan sekolah,” jelasnya. 7
Diseminasi di Kabupaten mitra DBE terutama untuk peningkatan mutu,” jelasnya. Dia menegaskan, pelatihan tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 yang sedang diterapkan pada beberapa sekolah di Aceh Tengah. ”Walaupun tiga gugus ini tidak termasuk sekolah pilot kurikulum 2013, setidaknya mereka sudah mengetahui lebih awal sehingga nanti penerapannya lebih mudah,” ujarnya. Sementara itu, di Pidie, Bireuen, Aceh Besar, dan Kota Banda Aceh, para peserta menyatakan perlunya pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kapasitas dalam mengajar. Hal itu disampaikan Ibrahim SPd, kepala SDN Geulumpang Minyeuk, Kabupaten Pidie. ”Program ini sangat membantu pengembangan sekolah kami dalam menyusun persiapan pembelajaran terhadap siswa. Semoga program ini
Alokasi Anggaran Diseminasi Daerah Tahun 2013 (Provinsi Aceh) Kabupaten/Kota Kota Banda Aceh
Sumber Dana (BOS, APBK) 10.750.000
USAID PRIORITAS 6.330.000
Kab. Aceh Besar
69.060.000
19.550.000
Kab. Pidie
31.200.000
19.635.000
Kab. Bireuen
102.148.500
23.693.126
Kab. Aceh Tengah
191.004.000
48.790.000
TOTAL
404.162.500
117.998.126
ditindaklanjuti,” harapnya. Hal tersebut disambut oleh Kepala KCD Glumpang Tiga Abdul Hamid. Dia menyatakan siap bekerja sama dengan pengawas untuk melakukan monitoring dan evaluasi ke sekolah dalam rangka pendampingan setelah pelatihan. ”Monitoring berkala ini dilakukan untuk meningkatnya mutu pendidikan di wilayah UPTD kami,” terangnya.
Foto: Rahmi Jafar/ DC A.Tengah
D
iseminasi di kabupaten eks DBE selama 2013 telah melatih 147 SD, 56 MI, dan 33 SMP. Total peserta berjumlah 1.017 orang dari unsur guru, kepala sekolah, dan komite. Di Aceh Tengah, fokusnya tidak hanya sekolah di pusat kota/kabupaten saja, tetapi hingga kecamatan terjauh dan berbatasan dengan kabupaten lainnya yang berjarak tempuh hingga tiga jam. Diseminasi PAKEM yang dipusatkan di SDN 3 Celala, SDN 2 Rusip Antara, dan SDN 1 Linge tersebut dibuka oleh Kadisdik Aceh Tengah Drs Nasaruddin (4/12). Dia mengimbau para kepala sekolah dan guru serius dalam meningkatkan kapasitas diri. ”Pelatihan ini diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik. Pendidik harus saling berbagi informasi sehingga dapat membawa perubahan di lingkungan sekolah,
Siswa SDN Rusip Antara mengukur media pembelajaran matematika
Penyebaran peserta diseminasi pelatihan tingkat sekolah di lima kabupaten/kota
Sumber data ME Specialist Prov. Aceh
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia (1 Mei 2012 hingga 30 April 2017). USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini bekerja di 89 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan (46 daerah DBE dan 23 daerah mitra PRIORITAS, akhir tahun 2013 sudah mulai bekerja di 20 daerah mitra baru PRIORITAS). USAID PRIORITAS bekerja dengan 2 – 3 LPTK di setiap propinsi (saat ini ada 16 LPTK mitra) dan bulan April 2014 akan menambah 2 kabupaten di provinsi Papua dengan bekerja melalui LSM setempat, serta akan menambah kabupaten berikutnya di Papua Barat pada tahun 2015. CAPAIAN 2012-2013: (1) Mengembangkan modul pelatihan untuk mendukung program Pembelajaran Aktif dan Kontekstual, Manajemen Berbasis Sekolah, Membaca Kelas Awal, Matematika dan Sains. (2) Lebih dari 1100 dosen dari 48 LPTK telah dilatih dengan metodologi pembelajaran dengan penekanan pada Membaca Kelas Awal, Sains dan Matematika dan Manajemen Berbasis Sekolah. (3) Lebih dari 2.400 fasilitator dari 69 kabupaten telah dilatih. (4) Lebih dari 2200 kepala sekolah, komite sekolah dan pegawai pemerintah lainnya dari 595 sekolah mitra secara langsung telah dilatih oleh proyek dalam manajemen sekolah dan peranserta masyarakat. (5) Sekitar 8.000 guru dari 595 sekolah mitra secara langsung telah dilatih oleh proyek dalam Pembelajaran Aktif dan Kontekstual. (6) Bekerja sama dengan 50 LPTK dan melatih 1500 dosen untuk meningkatkan kualitas pendidikan/kelas guru dan calon guru. (7) Terlatihnya 1300 guru dan kepala sekolah di 114 sekolah lab dan sekolah mitra LPTK. (8) Peningkatan kualitas pendidikan di sekitar 100 kabupaten/daerah di sembilan provinsi. (9) Terlatihnya secara langsung 11000 guru di 1200 SD/MI, SMP/MTs dalam pembelajaran aktif dan pembelajaran kontekstual. (10) Terlatihnya secara langsung 5000 kepala sekolah dan komite sekolah dan pengawas dalam manajemen berbasis sekolah dan partisipasi masyarakat. Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi:Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl.Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran:
[email protected]
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
8