Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 - 9952
PENGARUH SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MEMBUANG SAMPAH KE SUNGAI DI DESA MIDEUN GEUDONG KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUN Armi1, dan Nafisatun Mardhiah2 Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengaruh Sosialisasi Pengelolaan Sampah Masyarakat terhadap Perilaku Membuang Sampah ke Sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun. Latar belakang masalah dalam penelitian ini kebanyakan masyarakat yang seenaknya membuang sampah ke sungai sehingga banyak sampah yang menumpuk disungai dan tercium bau yang tidak sedap serta perairan sungai tersumbat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh Sosialisasi Pengelolaan Sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samlanga Kabupaten Bireun dan Bagaimana Pengaruh Sosialisasi Pengelolaan Sampah masyarakat terhadap perilaku membuang Sampah ke sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh sosialisasi sebelum dan sesudah dalam perilaku masyarakat membuang sampah ke sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun. Populasi penelitian adalah seluruh kepala keluarga yang berjumlah 50 % dari 115 KK, yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 56 orang kepala keluarga. Instrument Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, sosialisasi dan angket. Selanjutnya, pengolahan data yang diperoleh dianalisis dengan Uji-t. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam perilaku membuang sampah kesungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun. ( = 10,116 > = 2,004). Berarti ada pengaruh sosialisasi yang diberikan karena ada perbedaan nyata antara sebelum dan sesudah. Dengan demikian hipotesis Ha yang nyata menyatakan terdapat pengaruh sosialisasi antara sebelum dan sesudahnya dapat diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terjadi perubahan positif terhadap penelitian yang diberikan kepada masyarakat mideun geudong kecamatan samalanga kabupaten bireun. Kata Kunci: Sosialisasi, Pengelolaan Sampah, Perilaku Masyarakat, Sungai PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan, Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemajuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang 27
Armi, dan Nafisatun Mardhiah
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau layanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah republik Indonesia kementrian kesehatan (2004). Bank dunia dalam laporan yang berjudul “ What a Waste : A Global Review of Solid Waste Management”. Mengungkapkan masalah sampah perkotaan diseluruh dunia. Dalam laporan ini terungkap, jumlah sampah padat dikota-kota dunia akan terus naik sebesar 70% tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun. Mayoritas kenaikan terjadi dikota-kota di negara berkembang. Laporan Bank Dunia ini adalah laporan pertama yang membahas masalah sampah secara terpadu, mulai dari asal usul sampah, pengumpulan, pengolahan hingga pembuangannya, lalu mengelompokkannya per wilayah dan Negara. Setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 perhari. Data yang sama juga menyebutkan dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang berhasil dikumpulkan. Sisanya terbuang mencemari lingkungan. Secara umum, peningkatan urbanisasi dan pendapatan masyarakat akan memicu konsumsi material-material sintesis seperti plastik, kertas, gelas aluminium sementara konsumsi bahan-bahan organik menurun Chandra (2007). Hakim, dkk. (2006:1) menyatakan bahwa Sampah selalu identik dengan barang atau hasil buangan tak berharga. Meski setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling menghindari sampah. Sedangkan rahma menerangkan sampah menerangkan, sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi padat, cair, atau gas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampah adalah barang sisa atau hasil buangan dari masyarakat ataupun industri yang dianggap tak memiliki guna lagi, baik berbentuk padat, cair ataupun gas. Kastaman dan Kramadibrata (2007:74), sampah bersumber dari rumah tangga, daerah komersial, institusi, sampah dari sisa-sisa konstruksi bangunan, fasilitas umum, sampah dari hasil pengolahan air buangan serta sisa-sisa pembakaran dari incinerator, industri, dan sampah pertanian. Sampah di Indonesia ibarat penyakit kanker sudah mencapai stadium IV, Produksi sampah di indonesia mencapai 200 ribu ton setiap hari. Bebasari (2007). Sampah yang dibuang oleh masyarakat setiap harinya berasal dari kegiatan pertanian, pasar, rumah tangga, hiburan dan industri. Salah satu bentuk sampah adalah sampah domestik yang merupakan salah satu kegiatan rumah tangga yang menyisakan limbah domestik atau sampah masyarakat. Bertambahnya sampah domestik sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik, dan pertambahan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai. Akibat dari pencemaran tersebut keseimbangan lingkungan terganggu, misalnya terjangkitnya penyakit menular Sudiran (2005). Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/pendaurulangan walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali Dainur (1995). Sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Salah satu fungsi utama sungai saat ini yaitu sebagai sumber air untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, 28
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 – 9952
baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pada kegiatan sektor perindustrian. Aswin (2009). Pembuangan sampah-sampah kesungai akan menyebabkan pencemaran air, pendangkalan dan penyempitan dan penyempitan sungai juga terhambatnya proses air tanah, apalagi jika banyak sampah-sampah plastik yang tidak bisa diuraikan oleh tanah akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan limbah. Salah satu yang menyebabkan pencemaran sungai adalah perilaku masyarakat didaerah aliran sungai yang masih membuang sampah kesungai. Perilaku dan kultur masyarakat membuang sampah kesungai masih kuat, permasalahan ini disebabkan karena kurangnya kesadaran warga akan pentingnya lingkungan hidup. Pencemaran sungai terutama terutama disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, karena itu diperlukan sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat untuk mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi mengelolala sampah. Agar setiap masyarakat mau mengelola sampah sehingga menjadi kebiasaan hidup dengan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan warga melalui sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat, terutama pada para ibu-ibu atau wanita, dimana fungsi ibu yaitu sebagai pengelola rumah tangga. Perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya kemungkinan karena pengetahuan tentang lingkungan yang belum baik. Perilaku masyarakat terbentuk sejak lama dan bertahan apabila didasarkan pada pengetahuan yang baik. Pengetahuan dapat meliputi pengetahuan tentang sampah, dampak dan cara pengelolaannya. Pengatahuan yang baik akan mengarahkan pola pikir, persepsi/sikap seseorang sehingga akan melakukan hal yang benar karena sadar dan tahu akan akibat perbuatan tersebut. Hermawan dan Roesman (2008) menyatakan bahwa pengetahuan tentang kebersihan lingkungan hidup akan mempengaruhi perilaku pengelolaan kebersihan. Terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan dengan perilaku pedagang sayuran dalam mengelola kebersihan lingkungan hidup. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku adalah sikap. Sikap atau persepsi yang baik terhadap sesuatu akan mendukung seseorang melakukan suatu perilaku. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat Kecamatan Godean membuang sampah sembarangan, sehingga terbentuk TPS ilegal. Hubungan antara sikap dan perilaku berkorelasi positif ditemukan salah satunya oleh Sudiharti dan Solikhah (2012). Masalah sampah mutlak harus ditangani secara bersama-sama antara pemerintah, dan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dan komitmen bersama menuju prubahan sikap, perilaku dan etika yang berbudaya lingkungan. Sungai telah menjadi tempat untuk pembuangan sampah, tidak semua sampah yang dibuang kesungai mudah terurai salah satu contohnya yaitu plastik. Plastik membutuhkan waktu sangat lama, sebelum plastik tersebut dapat terurai, telah ada plastik yang lain terbuang kesungai maka membusuk sehingga dapat menyebabkan bau tidak sedap dan jika tidak diatur dengan baik akan menimbulkan banyak permasalahan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 29
Armi, dan Nafisatun Mardhiah
1. Apakah ada Pengaruh Sosialisasi Pengelolaan Sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samlanga Kabupaten Bireun? 2. Bagaimana Pengaruh Sosialisasi Pengelolaan Sampah masyarakat terhadap perilaku membuang Sampah ke sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun? Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah di atas Tujuan dalam Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh sebelum Sosialisasi pengelolaan sampah Masyarakat terhadap Perilaku membuang sampah ke Sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Sesudah Sosialisasi pengelolaan sampah Masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke Sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 sampai 11 juli 2015. 2. Subjek Penelitian Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang berada di desa mideun geudong yang berjumlah 455 orang, warga yang terdiri dari 115 KK. Dimana jumlah warga laki-laki 239 dan jumlah warga perempuan 216. Penentuan sampel dengan menggunakan random sampling yaitu dengan memilih masyarakat secara acak. 3. Pengumpulan Data Pengukuran perilaku membuang sampah ke sungai dilakukan pada dua domain, yaitu : 1. Pengetahuan, yaitu apa yang diketahui oleh responden terkait dengan pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai. Pengukuran pengetahuan bersifat memory recall (apa yang di ingat oleh responden tentang pesan-pesan atau informasi pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai, bukan apa pendapat responden. Namun demikian apa yang di ingat atau diketahui oleh responden sulit dibedakan dengan pendapat responden. Metode penelitian dan pengukuran pengetahuan dibedakan menjadi: a. Kuantitatif : observasi dan angket sebelum sosialisasi b. Kualitatif : observasi dan angket sesudah sosialisasi 2. Perilaku dan Kesadaran, yaitu apa pendapat atau penilaian responden terhadap hal yang terkait dengan pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai. Pengukuran perilaku dirumuskan dalam bentuk pernyataan. Pernyataan haruslah sependek mungkin, kurang lebih dua puluh kata. Bahasa yang digunakan juga sederhana dan jelas. Tiap satu pernyataan hanya memiliki satu pemikiran saja. Perilaku merupakan penilaian dan atau pendapat individu terhadap obyek : 30
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
3.
ISSN : 2337 – 9952
a. Setuju, tak setuju b. Baik, tak baik c. Senang, tak senang Metode pengukuran perilaku dan kesadaran dilakukan dengan : observasi, dan angket. Soekidjo Notoadmodjo (2003). Skala yang digunakan Skala Nominal, yaitu pengaruh sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai seperti setuju, tak setuju. Baik, tak baik. Senang, tak senang. Karena itu diberikan angka 1 untuk setuju, 2 untuk tidak setuju, 3 untuk tidak senang. Angka-angka itu berfungsi sebagai pelabelan saja. Susianto Darius (2008:5).
Tehnik Analisis Data Uji statistik yang digunakan uji t-test berpasangan atau paired t-test digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan (paired). Proses analisa data dibantu dengan menggunakan teknik komputerisasi analisa statistik. Rumus paired t-test Malonda (2011:1) : Rumus : t = Keterangan : δ = Rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah) sdδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah) n = Banyaknya sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun, pada tanggal 27 sampai 11 juli 2015 terhadap 56 responden dengan menggunakan angket mengenai pengaruh sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pengaruh sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai terdapat perubahan untuk pengetahuan (60,72%) ditinjau dari jumlah sebelum sosialisasi 611 dengan rata-rata 10,91 dan sesudah sosialisasi 982 dengan rata-rata 17,54. Berdasarkan Hasil penelitian dapat di ketahui bahwa pengaruh sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai terdapat perubahan positif untuk kesadaran (13,632%), di tinjau dari jumlah sebelum sosialisasi 3959 dengan rata-rata 70,70 dan sesudah sosialisasi 4488 dengan rata-rata 80,14. Berdasarkan uji statistik, di dapatkan dengan yang berarti maka Ha diterima karena pengaruh sebelum sosialisasi dengan sesudah sosialisasi pada pengaruh sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai di desa mideun geudong kecamatan samalanga kabupaten bireun 2015. 31
Armi, dan Nafisatun Mardhiah
Pembahasan 1. Sosialisasi pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah Berdasarkan hasil penelitian bahwa, masyarakat yang memiliki pengetahuan sebelum sosialisasi sebanyak 56 KK rata-rata (10,91) dan masyarakat yang memiliki pengetahuan sesudah sosialisasi sebanyak 56 KK rata-rata (17,54) Sosialisasi dimaksudkan agar nilai-nilai yang terkandung dalam Peraturan Daerah benar-benar membumi dalam kehidupan masyarakat. Sementara ini sosialisasi ditempuh secara konvensional dalam bentuk penyuluhan masyarakat dan pengadaan papan reklame di lokasi-lokasi strategis. Akan tetapi, sebagian warga masyarakat masih membuang sampah diluar jam yang ditentukan disamping tiadanya pemilahan sampah. Ditambah lagi dengan aktivitas pembuangan sampah ke sungai/sembarang tempat dan pembakaran sampah. Ringkasnya, kegiatan pengelolaan sampah ditingkat masyarakat terkendala sosialisasi yang belum menyentuh semua lapisan dan jarang dilakukan. Kondisi demikian patut disayangkan karena sosialisasi merupakan salah satu jalan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pandangan Hurairah (2008:104). Hakim, dkk. (2006:1) menyatakan sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling menghindari sampah. Sedangkan Rahman menerangkan, sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam prosesproses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah barang sisa atau hasil buangan dari masyarakat ataupun industri yang dianggap tak memiliki guna lagi, baik berbentuk padat, cair ataupun gas. Asumsi peneliti, baik perilaku masyarakat tentang pengaruh sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat terhadap perilaku membuang sampah ke sungai di sebabkan karena pengetahuan masyarakat lebih tinggi pengetahuannya atau informasi yang didapatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai. 2. Sosialisasi perilaku dan kesadaran masyarakat membuang sampah ke sungai Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki perilaku kesadaran sebelum sosialisasi rata-rata (70,70) dan responden yang memiliki perilaku kesadaran sesudah sosialisasi rata-rata (80,14). Menurut Wibowo dan Djajawinata (2002), persampahan telah menjadi suatu agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh perkotaan di indonesia. Pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik, dapat mengakibatkan masalah besar. Penumpukan sampah atau pembuangan sampah dilahan terbuka dapat mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak pada pencemaran air tanah. Misalnya sebagian warga masyarakat yang mengabaikan dan membuang sampah seenaknya, seperti membuang sampah pada saat berkendaraan, membuang sampah ke sungai dapat mengakibatkan pencemaran air, selain itu dapat juga menyebabkan tersumbatnya saluran drainase yang pada akhirnya menyebabkan banjir. Pembakaran juga menjadi alternatif dalam pembuangan sampah yang justru mengakibatkan pencemaran udara. Menurut penelitian Mudhar (2010), pengetahuan, sikap dan perilaku saling berhubungan. Sikap masyarakat membuang sampah ke sungai dapat dipengaruhi oleh 32
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 – 9952
pengetahuan dan kesadaran yang kurang dari masyarakat. Dari hasil penelitiannya di dapatkan bahwa banyak keluarga yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dari persampahan. Demikian dengan teori Notoadmodjo (2010:15), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mulai dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan peneelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Masyarakat yang memiliki pengetahuan sebelum sosialisasi sebanyak 65 KK ratarata (10,91) dan masyarakat yang memiliki pengetahuan sesudah sosialisasi sebanyak 65 KK rata-rata (17,54). 2. Masyarakat yang memiliki perilaku kesadaran sebelum sosialisasi sebanyak 56 KK rata-rata (70,70) dan masyarakat yang memiliki perilaku kesadaran sesudah sosialisasi sebanyak 56 KK rata-rata (80,14). 3. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah ke sungai di Desa Mideun Geudong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun setelah sosialisasi menghasilkan perubahan yang positif dimana perubahan yang terjadi pada pengetahuan masyarakat berkisar (60,72%), dan untuk perilaku kesadaran masyarakat terjadi perubahan positif berkisar (13, 632%). Dengan uji statistik didapatkan dan yang berarti maka Ha di terima karena ada perbedaan nyata antara sebelum sosialisasi dan sesudah sosialisasi. Saran 1. Diharapkan kepada petugas kebersihan harus bisa memperingatkan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat agar tidak terjadi lagi pembuangan sampah ke sungai. 2. Diharapkan kepada masyarakat supaya dapat menyediakan tempat-tempat penampungan sampah, sehingga tidak terjadi pembuangan sampah yang dapat mencemarkan lingkungan guna untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit yang akan disebabkan oleh penumpukan sampah. DAFTRAR PUSTAKA Agency, 2005. Pengelolaan sampah. Wahli, Jakarta Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta. Aswin R, 2009. Pencemaran Sungai di Kota Bandung. Terdapat pada http://dark4me.com /2009/11/Pencemaran-Sungai-di-Kota-Bandung di Unduh: 22 Maret 2011. 33
Armi, dan Nafisatun Mardhiah
Becker Bloom, 1994. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Chandra, B. 2006. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC. Darwin T Djajawinanata, 2002.Kesehatan Lingkungan. Gadja Mada Universitas Press, Yogyakarta. Entjang. I, 1990. Ilmu Kesehatan masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti. Fritz, Damarik. 2006. Seribupena Sosiologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Kembara, 2010. Lingkungan Hidup: http/www. Kembara.id.com.html. Myrnawati, 2004. Buku ajaran kesehatan lingkungan, EGC. Jakarta. Notoadmojo. S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Riduan, Akhmad, 2010. Implementasi Kebi-jakan Pengelolaan Sampah di Kecama-tan Martapura Kabupaten Banjar (Studi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 19 Tahun 2007 tentang Kebersihan Lingkungan). Tesis pada Pascasarjana UNLAM Banjarma-sin. Tidak diterbitkan. Rima Septisia. Pegawai Lingkungan Hidup. Kota Pekanbaru. Soemarwoto, O. 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan.Jakarta. Soekidjo Notoadmodjo. 2003. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Slamet, Y. 2002. Konsep-konsep Dasar Partisipasi Sosial, PAU-ss UGM Yogyakarta setyawati, D. 2008. Arahan Pemanfaatan Kembali Tempat Pembuangan Akhir (TPA) S ampah. Semarang: Universitas Diponegoro. Suryanto, Ari, dkk. 2005. Kajian Potensi Ekonomis dengan Penerapan 3R Pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. di Kota Depok. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuanti-tatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung.
34