i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA KE-2 (SeNdiMat II) 2014 Inovasi Teknologi untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Pendidikan Matematika di Indonesia
ISBN: 978-602-70422-1-6 Tim penyunting makalah: 1. Prof. Dr.rer.nat Widodo, M.S. 2. Sumaryanta, M. Pd. 3. Titik Sutanti, M.Ed. 4. Jakim Wiyoto, S. Si. 5. Hanan Windro Sasongko, S.Si.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
ii
Makalah-makalah dalam prosiding ini telah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ke-2 (SeNdiMat II) 2014 pada tanggal 27 – 28 November 2014 yang diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika.
Diterbitkan oleh: PPPPTK Matematika Jl. Kaliurang Km.6 Sambisari Condongcatur Depok Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
Juni 2015
Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
iii
Makalah-makalah dalam prosiding ini telah direview dan dipresentasikan dalam Seminar Tim reviewer prosiding: 1. Prof. Dr.rer.nat Widodo, M.S. 2. Dr. Sahid 3. Dr. Supinah 4. Dr. Wahyudi 5. Dra. Sri Wardhani 6. Drs. Rachmadi Widdiharto, M.A. 7. Dra. Th. Widyantini, M. Si. 8. Adi Wijaya, S. Pd., M.A. 9. Sumardyono, M.Pd. 10. Sigit Tri G, M. Si. 11. Untung T.S, S. Pd, M. Si. 12. Fajar Shadiq, M. App. Sc. 13. Drs. Markhaban, M. Si. 14. Sapon Suryopurnomo, M. Si. 15. Agus Dwi Wibawa, M. Si. 16. Wiworo, S. Si, M. M. 17. Drs. Marsudi Raharjo, M. Sc. Ed 18. Dra. Pujiati, M. Ed. 19. Drs. Agus Suharjana, M. Pd. 20. Sri Wulandari D, S. Si., M. Pd. Si. 21. Fajar Nur Hidayat, M. Ed. 22. Joko Purnomo, M. T. 23. Muh. Tamimuddin, M. T. 24. Sumaryanta. M. Pd. 25. Titik Sutanti, M.Ed. 26. Marfuah, S. Si., M. T. 27. Estina Ekawati, S. Si., M. Pd. Si. 28. Ashari Sutrisno, M. T. 29. Jakim Wiyoto, S. Si.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan kekuatan sehingga prosiding SeNdiMat 2014 ini dapat diterbitkan. Prosiding ini merupakan dokumentasi makalah yang telah dipresentasikan pada SeNdiMat 2014 yang diselenggarakan pada tanggal 27 – 28 November 2014 di PPPPTK Matematika. Pada SeNdiMat 2014 ini dipresentasikan 119 judul makalah dari 124 judul makalah yang lolos seleksi yang ditulis oleh pendidik dan tenaga kependidikan matematika, dosen, mahasiswa, dan para praktisi dibidang pendidikan matematika. Makalah yang dipresentasikan tersebut terbagi dalam 7 ruang lingkup, yaitu: TIK dan Media dalam Pembelajaran Matematika, TIK dalam Peningkatan Kompetensi PTK Matematika, Inovasi Pembelajaran Matematika, Evaluasi Pendidikan dan Penilaian Pembelajaran Matematika, Pembelajaran Matematika SD, SMP, atau SMA/SMK, Manajemen Sekolah dan Supervisi Akademik, dan Matematika Terapan. Setelah melalui proses review dan revisi oleh pemakalah, dari 119 makalah yang dipresentasikan terpilih 82 judul makalah yang diterbitkan dalam prosiding ini. Selain itu dipresentasikan juga makalah dari para keynote speaker dan invited speaker berikut ini. 1. Dr. Abi Sujak (Sekretaris BPSDMPK & PMP)
Topik: Pemanfaatan TIK untuk Mendukung PKB Guru dan Implementasi Kurikulum 2013 2. Prof. Yaya Sukjaya Kusumah, M.Sc., Ph.D. (Universitas Pendidikan
Indonesia) Topik: Tantangan Pendidikan Matematika di Era Teknologi dan Informasi 3. Untung Trisna Suwaji, M.Si. dan Fadjar Noer Hidayat, M. Ed.
(Widyaiswara PPPPTK Matematika) Topik: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Matematika pada Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pembelajaran
Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
v
Semoga prosiding ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu matematika secara umum dan lebih khusus kemajuan pendidikan matematika di Indonesia. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi terhadap terbitnya prosiding ini.
Yogyakarta, Juni 2015 Kepala PPPPTK Matematika
Prof. Dr.rer.nat. Widodo, M.S.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
vi
UCAPAN TERIMAKASIH PPPPTK Matematika sebagai penyelenggara SeNdiMat 2014 mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Abi Sujak. (Sekretaris BPSDMPK & PMP) 2. Prof. Yaya Sukjaya Kusumah, M.Sc., Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia) 3. Untung Trisna Suwaji, M.Si. dan Fadjar Noer Hidayat, M. Ed. (Widyaiswara PPPPTK Matematika) 4. Semua peserta atas partisipasi dan peran serta aktif dalam SeNdiMat 2014
Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
vii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................................................... vi DAFTAR ISI............................................................................................................................. vii PENGGUNAAN TEKNIK ORIGAMI UNTUK PEMAHAMAN KONSEP DASAR BANGUN DATAR ..................................................................................................................... 1 Abdul Azis Faizal1), Marwan2),Dian Risma3) PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX B SMPN 4 CIBADAK ................................................................................................................................ 10 Abdul Karim DAMPAK DIKLAT IN ON IN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) GURU MATEMATIKA DI PPPPTK MATEMATIKA TAHUN 2013............................................................................................................................ 22 Adi Wijaya MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 2 KAWUNGANTEN CILACAP............... 32 Agoeng Siswantara PENGEMBANGAN ALAT PERAGA HANMIK UNTUK PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA SEKOLAH DASAR ................................................................................ 43 Agus Sukamto PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 2 BANJAR ............................................................ 50 Anti Wijayanti KONSTRUKSI TEORITIK TENTANG BERPIKIR REFRAKSI DALAM MATEMATIKA ....................................................................................................................... 58 Anton Prayitno1, Akbar Sutawidjaja2, Subanji3, Makbul Muksar4 TIPE REPRESENTASI SISWA PADA PEMECAHAN WORD PROBLEM MATEMATIS ........................................................................................................................... 69 Anwar Muttaqien PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR MELALUI PENERAPAN THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS XII IPS.3 SMA 1 SRAGI ................................................................................................................................... 77 Apriyanti Arifin
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
viii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI TL 3 SMKN 3 YOGYAKARTA TAHUN 2014-2015 ..................................................................................... 88 Arga Daniati PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN SISWA PADA OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN KOIN BILANGAN DI KELAS VIIA SEMESTER GANJIL SMPN 2 SAWAHAN ........................................................................... 99 Bambang Tri Handoko INVESTIGASI PENGETAHUAN GURU TENTANG KONTEN DAN PEMIKIRAN SISWA DALAM MEMPELAJARI JAJARGENJANG MELALUI ANALISIS PEKERJAAN SISWA............................................................................................................. 107 Bettisari Napitupulu PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 BANTUL TAHUN 2013/2014............................ 118 Christina Sri Purwanti STRUKTUR KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP............................................................................................................. 128 Diayu Nugrahaini Putri Prasetya1), Teguh Wibowo2) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA LHOKSEUMAWE ............................... 136 Didi Pianda, ST., MSM 1) ............................................................................................... 136 PENEMUAN TERBIMBING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA 3R UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BRSL SISWA SMPN 18 TANGERANG .............. 146 Dyah Sinto Rini PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP MENURUT KURIKULUM 2013 ................................................ 156 Ena Suhena Praja ANALISIS KETERKAITAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA DAN IPA KELAS VII SMP PADA KURIKULUM 2013 ...................................................................... 167 Endah Tri Wahyuni PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI ARITMETIKA SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP .... 178 Endang Kusumaningtyas PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TRANSFORMASI GEOMETRI BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK SISWA KELAS XI SMK ............... 188 Fairus
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
ix
OBJEK-OBJEK MATEMATIKA DI LINGKUNGAN SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA .................................................................................................................... 199 Febyanita Sari1), Wiworo2) UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS XII UPW1 SMKN 1 CILACAP ................................. 208 Fetty Handina Prayekti PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN SPREADSHEET PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DAN GETARAN TEREDAM .......................................................... 217 Hanafi1), Andika Kusuma Wijaya2,3) IMPLEMENTASI MULTIMEDIA ASYIK BELAJAR MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEGITIGA DAN JAJARGENJANG SISWA KELAS IV .................................................................................. 225 Hendrik Hermawan PEMBELAJARAN FUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN POHON MATEMATIKA DAN EFEKTIVITASNYA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 AMPELGADING KABUPATEN MALANG ...................................................................................................... 235 Hidayah Susatri MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI KESEBANGUNAN MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 3 KEDIRI ................................................................................................................................ 245 Drs. Jawahir MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAYANG-LAYANG DAN BELAH KETUPAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA SISWA KELAS VII – 4 SMP NEGERI 3 SALAHUTU ......... 256 Kasman Samin Kamsurya PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KELAS X SMA NEGERI 1 LIMBOTO ........................ 266 Khardiyawan A. Y. Pauweni1), Syamsu Q. Badu2) PEMANFAATAN MEDIA GEOKOMAT UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BANGUN RUANG SISI DATAR ............................. 271 Kholifatur Rosyidah PENGEMBANGAN ALAT PERAGA “GARIS SINGGUNG” UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHITUNG PANJANG GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN............................................................ 279 Khusnul Khotimah
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
x
ANALISIS PENGETAHUAN KONTEN KHUSUS MAHASISWA PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA STAIN TULUNGAGUNG PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR 2 VARIABEL (SPLDV) ................................................................ 290 Maryono1) PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TRIGONOMETRI SEBAGAI PENDUKUNG PELAKSANAAN PROSES BELAJAR KURIKULUM 2013 KELAS XI SMKN 1 KARIMUNJAWA JEPARA................................................................. 300 Maskur POLA AKSES INTERNET PESERTA DIKLAT TERHADAP LMS (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM) DIKLAT ONLINE PPPPTK MATEMATIKA ANGKATAN 1 TAHUN 2014 ....................................................................................................................... 310 Muh.Tamimuddin H UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENYISIPKAN MATERI MATEMATIKA REKREASI PADA SISWA KELAS VIIIH SMPN 6 SALATIGA TAHUN AJARAN 2014-2015 ............................................................ 317 Muhamad Nurul Huda UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X IPS 2 SMAN 1 KATAPANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING ....................................................................... 328 Musthafa Lutfi KETERKAITAN MATEMATIKA DALAM SEMUA MATA PELAJARAN JENJANG SMP/MTs ................................................................................................................................ 338 Nabila Rahma Khairunnisa1), Wiworo2) ANALISIS VALIDASI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PLOMP PADA MATERI GEOMETRI..................... 348 Neneng Aminah MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (GAGASAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMK N 1 KALIBAGOR BANYUMAS) ......................................................................................................................... 356 Noorul Fatimah PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI BARISAN DAN DERET ARITMETIKA KELAS X MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI MELALUI KONTEKS KAIN SONGKET .............................................................................................................................. 367 Novi Komariyatiningsih PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA ............................... 377 Novilia Sri Retno Purwaningtyas1)
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
xi
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIF LEARNING TIPE STAD PADA MATERI PELUANG SISWA KELAS XII TKJ 2 SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG ...................................................................... 388 Nur Hamidah MENINGKATKAN PEMAHAMAN GEOMETRI DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENERAPKAN FASE PEMBELAJARAN VAN HIELE PADA KELAS X3 MAN KARANGANYAR ....................................................................................................... 399 Nur Handayani PEMBINAAN GURU MATEMATIKA DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN SANI (SANTUN, TERBUKA, KOMUNIKATIF) DI SMA.................................................. 408 Nur Isnaini Taufik PEMBINAAN GURU KONTES LITERASI MATEMATIKA MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK DI SEKOLAH ................................................................................ 419 Nur Isnaini Taufik EKSPLORASI GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN BLENDED LEARNING .......................................................................................................... 430 Nurhayati MENINGKATKAN PENALARAN SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY PADA MATERI STATISTIKA............................................................................. 441 Nurlela PEMBELAJARAN BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI PROGRAM LINEAR ............... 452 Nursyamsi MEDIA PINTAR (PEMBELAJARAN INTERAKTIF, NARATIF, DAN REALISTIK) SEBAGAI SARANA MEMPERMUDAH PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP TRANSFORMASI ................................................................................................. 461 Paulus Pintarko PENGARUH PENGAJARAN DENGAN ALAT PERAGA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GEOMETRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 10 GORONTALO .................................................................................................................. 473 Nurhayati Abbas1), Perry Zakaria2) KONSTRUK EFIKASI DIRI GURU MATEMATIKA SMP ................................................ 484 Rachmadi Widdiharto PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ......................................... 497 DI SD NEGERI SUMBERAGUNG ....................................................................................... 497 Retno Dwi Wiranti
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
xii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS 10 MIA 1 SMAN 1 CIKULUR MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING ........................................................................................................................ 508 Retno Siswanto PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 5E LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 10 BOGOR ................................................................................................................. 519 Retno Widiowardhani BARET RATIH, ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT ...................... 532 Reza Fahdina PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODELLUS 4.01 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DALAM FISIKA .................................................. 538 Sari Asih1), Andika Kusuma Wijaya2,3) UPAYA MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL BELAJAR KAMI DI MTs NEGERI SINTANG TAHUN 2014 .......................................................................................................................... 547 Sariyanto, S.Pd.M.Si PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS X AP 2 SMK N 1 DEMAK MENGGUNAKAN MODEL STAD BERBANTUAN PAKAR SOAL ...................................................................................................................................... 558 Sarli Bamoris Maya Kusuma PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PADA MATA KULIAH KALKULUS III ......................................................................................... 570 Setiyani1), Anggita Maharani2), Ferry Ferdianto3) SURVEY PEMANFAATAN FACEBOOK SISWA KELAS XII RPL 1 DAN XII RPL 2 SMK NEGERI 1 PURBALINGGA ........................................................................................ 580 Seto Eko Purwanto MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MELALUI PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN HEURISTIC POLYA DI SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA ..................................................................................................................... 587 Siti Kawiyah, S.Pd. PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN BANTUAN LCD DAN MEDIA VISUAL BANNER GARIS BILANGAN BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR..................................................................... 596 Slamet Widiantoro
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
xiii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DI SD MUHAMMADIYAH SAPEN YOGYAKARTA (BEST PRACTICE PENDIKAR 2013) ... 607 Sofyan PENGGUNAAN ALAT PERAGA LIPATAN PERSEGIPANJANG DALAM MATERI PENEMUAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR ............................................................... 618 Sohibah Sain PERMAINAN LINGKARAN OBIBU UNTUK MELATIH KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI BILANGAN BULAT ................................................................. 627 Sorta Corie Ivana Panjaitan GESTURE DAN PROSES BERPIKIR MATEMATIS SISWA AUTIS ................................ 633 Sriyanti Mustafa1), Toto Nusantara2), Subanji3) MEMAHAMI OPERASI HITUNG PECAHAN DENGAN KOTAK-KOTAK PECAHAN.............................................................................................................................. 639 Sugiati Tabrang MODEL EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ................................................................................ 649 Sugiyanto PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MATLAB 7.6 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA UNTUK PERSAMAAN SCHRODINGER TAK BERGANTUNG WAKTU ...................................... 657 Nilawati Lestari 1), Andika Kusuma Wijaya 2,3), Suliswa 1) PROOF WITHOUT WORDS: LUAS ELLIPS ...................................................................... 666 Sumardyono MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA KABUPATEN GORONTALO MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH .............................................................................................. 677 Syamsu Q. Badu1), Evi Hulukati2), Khardiyawan A. Y. Pauweni3) MENINGKATKAN PERAN AKTIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMKN 2 PURWOKERTO DENGAN PENEMUAN TERBIMBING.................................. 686 Tato Sugianto JENIS IMAJINASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ..................................................................................................................... 697 Teguh Wibowo1, Abdurrahman As’ari2 PROFIL IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 PESERTA DIKLAT E-TRAINING TERSTRUKTUR UNTUK GURU SMA/SMK ANGKATAN II TAHUN 2014 .............................................................................................. 705 Theresia Widyantini
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
xiv
JUDUL UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI DISCOVERY LEARNING BAGI SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 2 SRAGEN .......................................................................... 714 Titik Purwandari, S.Pd. PROFIL PENGETAHUAN KONTEN PEDAGOGI GURU MATEMATIKA SMP PADA ASPEK PKs. DAN PPr. KONSEP PECAHAN SUB-KONSTRUK BAGIAN KESELURUHAN ................................................................................................................... 724 Usman H.B PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN ..................................................................... 734 Wenni Meliana RESPON DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX MTS MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN TERHADAP PEMANFAATAN CD PEMBELAJARAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ..................................................................................... 746 Wenni Meliana, S.Pd MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD NEGERI 2 GUNEM DENGAN DISCOVERY LEARNING........................................................................................................ 757 Widi Ardianto MATEMATIKA DALAM ARSITEKTUR MASJID DI YOGYAKARTA .......................... 766 Wina Fauriza Syafni1), Wiworo2) PENINGKATAN MUTU GURU MATEMATIKA MELALUI LESSON STUDY DI SMP NEGERI 1 SUNGAI SELAN KAB. BANGKA TENGAH TAHUN 2014................... 775 Wilson Sandi, S.Si, M.Pd1) PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BERORIENTASI TEMATIK- SAINTIFIK ......................................................................................................... 786 Wisulah 1), I Ketut Suastika 2) CARA MENENTUKAN BANYAK FAKTOR BILANGAN BULAT POSITIF .................. 798 Wiworo
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
58
KONSTRUKSI TEORITIK TENTANG BERPIKIR REFRAKSI DALAM MATEMATIKA Anton Prayitno1, Akbar Sutawidjaja2, Subanji3, Makbul Muksar4 1
Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika UM,
[email protected] 2 Dosen S3 Pendidikan Matematika UM 3 Dosen S3 Pendidikan Matematika UM,
[email protected] 4 Dosen S3 Pendidikan Matematika UM,
[email protected]
Abstrak: Refraction atau yang dikenal dengan refraksi adalah peristiwa perubahan atau pembelokan arah gelombang akibat melewati bidang batas dua medium yang mempunyai kerapatan berbeda. Refraksi terjadi karena adanya refleksi yang “diisyaratkan” dengan cahaya melewati suatu medium yang memicu terjadinya berpikir kritis, sehingga cahaya yang keluar dari medium tidak sama seperti refleksi. Refraksi merupakan perubahan pengetahuan yang memvalidasi anasis kritis dan interpretasi masalah dengan mempertimbangkan konten dan konteks. Hal ini berarti bahwa, komponen yang dilewati terjadinya berpikir refraksi adalah refleksi dan berpikir kritis. Kajian ini membahas tentang konstruksi berpikir refraksi dalam matematika yang didasarkan pada pada pengertian dan pemikiran dari refleksi dan berpikir kritis dalam matematika. Berdasarkan kajian dari refleksi dan berpikir kritis, diperoleh kategori berpikir refraksi yaitu: similar refraction, relevance refraction, evaluation refraction dan clarification refraction. Kata Kunci: Berpikir reflektif, berpikir kritis, berpikir refraksi
1. Pendahuluan Refraction atau yang dikenal dengan refraksi adalah peristiwa perubahan atau pembelokan arah gelombang akibat melewati bidang batas dua medium yang mempunyai kerapatan berbeda. Dalam bidang kesehatan, refraksi terjadi pada penglihatan. Penglihatan terjadi karena mata harus memfokuskan cahaya yang masuk pada retina, yang berarti membengkokkan cahaya saat memasuki mata. Struktur mata yang melakukan refraksi adalah kornea dan lensa. Downey [5] menggunakan metaphor cahaya untuk menggambarkan proses refraksi yang dihasilkan dari refleksi menuju berpikir kritis (gambar 1). Refraksi merupakan suatu proses dimana cahaya (refleksi) membentur medium sehingga menyebabkan “reaksi” pada medium yang memicu terjadinya berpikir kritis. Menurut Pagano & Roselle [11]; Medeni [10], refraksi terjadi karena adanya refleksi yang “diisyaratkan” dengan cahaya melewati suatu medium yang memicu terjadinya berpikir kritis, sehingga cahaya yang keluar dari medium tidak sama seperti refleksi. Hal ini berarti, komponen yang dilewati terjadinya berpikir berpikir refraksi adalah refleksi dan berpikir kritis.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
59
Gambar 1. Proses terjadinya refraksi Kajian tentang berpikir reflektif sebagai proses awal mengembangkan berpikir kritis masih belum cukup. Beberapa peneliti, telah banyak mengkaji tentang berpikir reflektif sebagai proses menuju berpikir kritis (Colley & Billics, [4]; Taylor, [18]; Asare, [2]; Park & Kastanis; [12]; Park Ji Yong, [13]; Choy, S. Chee, [3]). Dari kajian tersebut, diperoleh beberapa temuan antara lain: berpikir reflektif merupakan salah satu alat untuk mengembangkan berpikir tingkat tinggi; berpikir kritis merupakan hasil dari refleksi seseorang dalam belajar dan mengembangkan kesadarannya dalam bentuk perasaan dan tindakan; berpikir reflektif mendukung kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah sosial dan politik; berpikir reflektif meningkatkan berpikir kritis siswa dan pemahaman yang dipelajarinya; refleksi mengarah siswa berpikir kritis untuk menghasilkan pengetahuan baru; berpikir reflektif bagian dari proses berpikir kritis secara khusus mengacu pada proses menganalisis dan membuat penilaian tentang apa yang telah terjadi. Sebagian besar peneliti belum memberikan strategi yang efektif tentang cara untuk mengkonstruksi dua konsep tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini, komponen berpikir reflektif dan berpikir kritis untuk membangun berpikir refraksi sangat perlu untuk dikaji. Mengkonstruksi berpikir refraksi diperlukan adanya komponen dari berpikir refraksi sendiri. Oleh karena itu, terlebih dahulu diperlukan kajian teori berpikir reflektif dan berpikir kritis.Perlu disetarakan beberapa komponen berpikir reflektif dan kritis yang didasarkan pada pengertian dan pemikiran orang lain.
2. Berpikir Reflektif Sebagai Awal Terjadinya Berpikir Refraksi Komponen berpikir reflektif ditentukan dahulu beberapa komponen berpikir reflektif dari beberapa pandangan. Sebelumnya perlu disetarakan beberapa komponen berpiki reflektif yang ada, yaitu komponen berpikir reflektif Lee [9] yang disingkat (KRL); berpikir reflektif Zehavi dan Mann [19] yang disingkat (KRZ), berpikir reflektif Jansen dan Jansen [7] yang disingkat (KRJ) dan berpikir reflektif Rosen [16] yang disingkat (KRR). Adapun kesetaraan berpikir reflektif terdapat pada tabel 1 berikut.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
60
Tabel 1 Kesetaraan berpikir reflektif Lee [9] Recall Mendeskripsikan apa yang dialami Menafsirkan situasi berdasarkan ingatan atau pengalaman Meniru cara-cara yang diamati Rasionalisasi Menghubungan antara pengalaman dengan konsep yang ditemui Menafsirkan situasi secara rasional Menggeneralisasi pengalaman sampai pada prinsip terpadu Reflectivity Melakukan pendekatan terhadap pengalaman dengan tujuan mengubah atau memperbaiki dimasa mendatang Menganalisis pengalaman dengan berbagai perspektif
Zehavi dan Mann [19] Selection of techniques Memilih teknik yang relevan untuk memunculkan ide dalam memecahkan masalah Monitoring of the solution process Memvisualisasikan ide dalam bentuk gambar atau simbol Conceptualization Menghubungkan antar konsep
insight or ingenuity, kecerdikan memilih ide untuk menyelesaikan masalah
Jansen dan spitzer [7] Deskripsi Menggambarkan sesuatu yang dipikirkan oleh seseorang
Rosen [16] Location and definition of the problem Membatasi dalam merumuskan masalah Recognize or felt difficulty Merasakan dan mengidentifikasi masalah
Interpretasi Menafsirkan hasil yang diperoleh Membentuk dugaan atau hipotesis yang menjelaskan bagaimana pengetahuan yang dimiliki mendukung berpikir siswa
The mental elaboration of the idea or supposition mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Suggestion of possible solution Mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi dalam pemecahan masalah
Testing the hypothesis by overt or imaginative action. Melakukan pengujian hipotesis dan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan
Dalam tabel di atas tampak perbandingan komponen berpikir reflektif Lee (KRL); berpikir reflektif Zehavi dan Mann (KRZ), berpikir reflektif Jansen dan Spitzer (KRJ) dan berpiki reflektif Rosen (KRR): 1. Komponen Selection of techniques digabung dengan monitoring of the solution process karena untuk memviasualisasi ide menjadi gambar diperlukan adanya ide yang dapat ditemukan dengan cara/teknik yang relevan. 2. Komponen Location and definition of the problem digabung dengan Recognize or felt difficulty karena dalam mengidentifikasi masalah dapat terjadi pula merumuskan masalah. 3. Komponen Selection of techniques dan monitoring of the solution process pada KRZ; komponen Deskripsi pada KZL dankomponen Location and definition of the problem dan Recognize or felt difficulty pada KRR dapat disetarakan dengan Recall pada KRL karena untuk mendeskripsikan sesuatu diperlukan penafsiran berdasarkan ingatan, sehingga dimungkinkan memunculkan ide yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
61
4. Komponen Conceptualization pada KRZ, interpretasi pada KRJ dan The mental elaboration of the idea or supposition pada KRR dapat disetarakan dengan rasionalisasi pada KRL karena memiliki indikator yang sama seperti menafsirkan dan menghubungkan antar informasi sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. 5. Komponen Reflectivity pada KRL, insight or ingenuity pada KRZ, dan Suggestion of possible solution pada KRR dapat disetarakan karena masing-masing komponen melakukan pangajuan kemungkinan alternatif penyelesaian berdasarkan ide yang diperoleh dari pengalaman. Berdasarkan adanya kesamaan indikator pada masing-masing komponen berpikir reflektif, maka Prayitno [15] mengkonstruksi berpikir reflektif. Adapun hasil kontruksi berpikir reflekti terdapat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil kontruksi berpikir reflektif Lee 2005 Recall
Rasionalisasi
Zehavi & Mann (2006) Selection of techniques monitoring of the solution process Conceptualization
Reflectivity
insight or ingenuity,
Jansen & spitzer (2009) Deskripsi
JG Rosen (2010) Location and definition of the problem Recognize or felt difficulty
Berpikir reflektif Description of problem
Interpretasi
The mental elaboration of the idea or supposition Suggestion of possible solution Testing the hypothesis by overt or imaginative action.
Define the problem Collection of information Conclusion belief
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kontruksi berpikir reflektif dengan alasan sebagai berikut: 1. Komponen Selection of techniques dan monitoring of the solution process pada KRZ; komponen Deskripsi pada KZL dankomponen Location and definition of the problem dan Recognize or felt difficulty pada KRR serta Recall pada KRL merupakan bagian dari berpikir reflektif yang sifatnya hanya menafsirkan situasi berdasarkan ingatan dan menggambarkan informasi yang diperoleh seseorang sebelum menyelesaikan masalah, maka komponen tersebut dapat disebut sebagai description of problem. 2. Komponen define the problem dapat dikatakan sebagai komponen yang menafsirkan informasi secara rasional dan menghubungkan konsep dengan pengetahuan sehingga dapat mendefinisikan masalah. Komponen ini merupakan kontruksi dari rasionalisasi pada KRL, conceptualization pada KRZ, interpretasi pada KRJ, dan the mental elaboration of the idea or supposition pada KRR. 3. Komponen reflectivity, insight or ingenuity, dan Suggestion of possible solution indikatornya adalah pengajuan beberapa alternatif berdasarkan kumpulan ide terhadap informasi, sehingga dapat disebut sebagai Collection of information. 4. Conclution belief dapat pula disejajarkan dengan Testing the hypothesis by overt or imaginative action karena pada bagian ini adalah membuat hipotesis atau kesimpulan yang diyakini kebenarannya.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
62
3. Berpikir Kritis Sebagai Proses Menuju Berpikir Refraksi Pagano dan Roselle [11] menyatakan bahwa setelah berpikir reflektif, proses selanjutnya menuju proses mental yang lebih aktif disebut berpikir kritis. Dalam berpikir kritis salah satu tujuan utama adalah untuk mengenali keterkaitan pandangan yang berbeda oleh karena itu seseorang perlu mempertimbangkan bahan yang dikumpulkan dan persediaan yang diambil dalam tahap refleksi. Dalam berpikir kritis, siswa secara aktif mencoba untuk mengembangkan keterampilan dengan mengonseptualisasikan, analisis, sintesis, evaluasi, mengingat, dan atau menerapkan informasi untuk mencapai kesimpulan atau menjawab pertanyaan (Facione, [6]; Jenicek, [8]). Untuk membuat kategori berpikir kritis ditentukan dahulu beberapa komponen berpikir kritis. Sebelumnya perlu disetarakan beberapa komponen berpikir kritis yang ada, yaitu komponen berpikir kritis Jenicek [8] yang disingkat (KKJ); berpikir kritis Plymouth University [1] yang disingkat (KKP) dan berpikir kritis Facione [6] yang disingkat (KKF). Adapun kesetaraan berpikir kritis terdapat pada tabel 3 berikut. Tabel 3 Kesetaraan berpikir kritis Jenicek [8] Conceptualizing Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi
Learning Development, Plymouth University [1] Description mendefinisikan dengan jelas informasi yang akan diselesaikan
Applying Menggunakan informasi yang diperoleh untuk berbagai situasi Analyzing mengidentifikasi bagianbagian suatu informasi. menganalisis hubungan antar bagian. mengenali prinsip yang ada di informasi Synthesizing mengintegrasikan beberapa informasi sehingga membentuk sesuatu yang baru (hipotesis)
Analysis memeriksa dan menjelaskan bagian-bagian informasi yang sesuai memberikan alasan (reasonable). membandingkan dan membedakan informasi yang berbeda menunjukkan pemahaman hubungan
Evaluating information memberikan penilaian terhadap suatu materi sesuai tujuan yang telah ditentukan menyimpulkan denganvalid
Evaluation menilai keberhasilan atau kegagalan sesuatu
Facione [6] Interpretation Berkaitan dengan memahami dan mengekspresikan makna dari pengalaman, data atau peristiwa. Analysis Mengidentifikasi hubungan antara pernyataan, pertanyaan dan konsep.
Inference Kemampuan mengenali informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kesimpulan yang akurat atau hipotesis dari informasi. Evaluation Menilai kredibilitas pernyataan atau representasi lain dan menilai kekuatan logis dari hubungan antara pernyataan. Explanation Menjelaskan kembali informasi sehingga sepenuhnya dipahami oleh orang lain. Self Regulasi, kesadaran diri untuk memantau aktivitas kognitif seseorang
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
63
Dalam tabel di atas tampak perbandingan komponen berpikir kritis Jenicek (KKJ); berpikir kritis Plymouth University (KKP) dan berpikir kritis Facione (KKF) sebagai berikut: 1. Komponen Conceptualizing pada KKJ, Description pada KKP, dan Interpretation pada KKF dapat disejajarkan karena mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi untuk membuat suatu konsep berkaitan dengan memahami masalah 2. Komponen Analysis pada KKP merupakan gabungan dari Analysis dan Inference pada KKJ. Komponen Analysis dan Inference pada KKJ dapat disetarakan dengan Applying, Analyzing, Synthesizing pada KKF, karena indikator-indikator dari komponen tersebut terlihat dalam komponen itu seperti mengidentifikasi hubungan antar konsep, dan kemampuan mengenali unsur yang diperlukan untuk membuat kesimpulan. 3. Komponen evaluation dapat disejajarkan karena memiliki kesamaan indikator, seperti menilai kredibilitas dari kesimpulan secara logis. Berdasarkan adanya kesamaan indikator pada masing-masing komponen, maka dapat dikontruksi komponen berpikir kritis. Adapun hasil kontruksi berpikir kritis terlihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4 Hasil kontruksi berpikir kritis Jenicek (2011) Conceptualizing
Plymouth University (2010) Description
Facione (2013) Interpretation
Applying Analyzing Synthesizing Evaluating information
Analysis
Analysis
Evaluation
Inference Evaluation Explanation Self Regulasi,
Berpiki Kritis Exploration the information Relevance of informatioan Evaluation clarification
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kontruksi berpikir kritis dengan alasan sebagai berikut: 1. Komponen Conceptualizing pada KKJ, Description pada KKP, dan Interpretation pada KKF secara umum memiliki indikator mengorganisasikan informasi untuk membuat suatu konsep yang berkaitan dengan memahami dan mendefinisikannya. Seseorang harus dapat mengeksplorasi informasi untuk mengkontruksi makna/arti dari informasi tersebut, sehingga komponen tersebut dapat disebut exploration the information. 2. Karena pada komponen Applying, Analyzing, Synthesizing pada KKJ, dan Analysis, Inference pada KKF memiliki indikator yang terlihat sama pada analysis dalam KKP seperti mengidentifikasi hubungan antar konsep, dan kemampuan mengenali unsur yang diperlukan untuk membuat kesimpulan. Maka indikator ini terkait dengan menghubungkan masing-masing informasi untuk membuat suatu kesimpulan sehingga disebut dengan Relevance of information. 3. Komponen evaluation memilikikesamaan indikator pada komponen berpikir kritis KKJ, KKP dan KKF seperti menilai kesimpulan secara valid. 4. Komponen clarification merupakan gabungan dari komponen explanation dan self regulation pada KKF karena explanation dan self regulation merupakan disposisi/ kebiasaan seseorang berpikir kritis, sehingga komponen tersebut hanya digunakan mengklarifikasi hasil yang diperoleh
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
64
4. Konstruksi Berpikir Refraksi dalam Matematika Komponen pada refleksi dan berpikir kritis sifatnya tidak hirarki, artinya kriteria tersebut dapat bertukar posisi menuju komponen yang lain. Secara umum, kriteria berpikir reflefksi akan selalu muncul dalam menyelesaikan masalah atau ketika seseorang menilaikeberhasilan menjawab. Schon [17] menjelaskan bahwa refleksi dapat terjadi ketika seseorang memeriksa kembali tentang apa yang dikerjakan (reflection on action) dan refleksi terjadi pada proses menyelesaikan masalah (reflection in action). Pada proses berpikir refraksi diperlukan adanya komponen berpikir refraksi. Oleh karena itu, untuk membangun berpikir refraksi ditentukan dahulu komponen berpikir reflektif dan berpikir kritis. Pada proses berpikir refraksi, refleksi dan berpikir kritis tidak dapat disejajarkan, sehingga komponen berpikir reflektif yang menuju berpikir kritis kemungkinan dapat bertukar posisi. Adapun komponen berpikir reflektif dan berpikir kritis terdapat pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Indikator dari komponen berpikir reflektif dan berpikir kritis Komponen Berpikir reflektif Description of problem Mendeskripsikan informasi yang akan diselesaikan Menafsirkan situasi berdasarkan ingatan atau pengalaman menggunakan cara yang relevan untuk menafsirkan situasi Define the problem Mengidentifikasi masalah Menafsirkan situasi secara rasional. memvisualisasikan ide dalam bentuk simbol
Collection Kecerdikan memilih ide untuk memberikan alternative solusi Mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi dalam pemecahan masalah Conclusion belief Melakukan pengujian hipotesis dan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan
Komponen Berpikir kritis Exploration the information Mengumpulkan dan mengelompokkan informasi mendefinisikan dengan jelas informasi yang akan diselesaikan
Relevance of information membandingkan dan membedakan informasi yang berbeda Mengidentifikasi hubungan antara pernyataan, pertanyaan dan konsep. mengenali prinsip yang ada di informasi (focus) mengintegrasikan beberapa informasi sehingga membentuk sesuatu yang baru (hipotesis) Evaluation Menyimpulkan dengan valid Menilai kredibilitas pernyataan atau representasi lain dan menilai kekuatan logis Clarification Menjelaskan kembali informasi yang dihasilkan kesadaran diri untuk memantau hasil penyelesaian seseorang
Komponen berpikir reflektif dapat bertukar posisi menuju berpikir refraksi, maka kemungkinan akan terjadi situasi sebagai berikut: 1. Ketika seseorang ingin mengumpulkan dan mengelompokkan informasi maka terlebih dulu seseorang mengidentifikasi informasi pada masalah dan menafsirkannya. Proses ini
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
65
merupakan komponen description dan define problem pada berpikir reflektif yang menuju pada exploration of information pada berpikir kritis. 2. Ketika seseorang mengajukan beberapa alternatif yang diperoleh dari hasil identifikasi masalah yang dilakukan dengan benar, maka proses tersebut akan menuju pada proses membandingkan atau menghubungkan informasi. Proses ini merupakan komponen define problem dan Collection pada berpikir reflektif yang menuju relevance of information pada berpikir kritis. 3. Ketika seseorang mengajukan alternatif dan melakukan pengujian terhadap alternatif tersebut, maka kemungkinan seseorang akan mengklarifikasi terhadap alternatif yang digunakan. Proses ini merupakan komponen conclution belief dan Collection dalam berpikir reflektif yang menuju clarification pada berpikir kritis 4. Ketika seseorang mengajukan beberapa alternatif yang diperoleh saat mengidentifikasi masalah, maka alternatif tersebut dievaluasi kebenaran dari alternatif tersebut. Proses ini merupakan komponen define problem dan Collection pada berpikir reflektif yang menuju evaluation pada berpikir kritis. Dari beberapa kemungkinan adanya komponen refleksi menuju berpikir kritis, maka berpikir refraksi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Similar refraction, peristiwa ini terjadi karena adanya komponen berpikir reflektif menuju komponen exploration the information pada berpikir kritis. Kemungkinan komponen yang terjadi pada berpikir reflektif menuju exploration the information pada berpikir kritis adalah semua komponen atau hanya beberapa komponen. Proses terjadinya Similar refraction digambarkan sebagai berikut: Description of problem Define the problem Collection Conclusion belief
Exploration the information
Gambar 2. Proses terjadinya Similar refraction 2. Relevance refraction, peristiwa ini terjadi karena adanya komponen berpikir reflektif yang menuju relevance of information pada berpikir kritis. Komponen berpikir reflektif menuju relevance of information pada berpikir kritis, kemungkinannya hanya beberapa atau semua komponen. Proses terjadinya Relevance refraction digambarkan sebagai berikut:
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
66
scription of problem Define the problem Collection Conclusion belief
elevance of information
Gambar 3. Proses terjadinya Relevance refraction 3. Evaluation refraction, peristiwa ini terjadi karena adanya komponen berpikir reflektif menuju evaluation pada berpikir kritis. Kemungkinan komponen berpikir reflektif menuju berpikir kritis hanya beberapa komponen atau semua komponen, seperti Description of problem dan Collection pada berpikir. Proses terjadinya Evaluation refraction digambarkan sebagai berikut: tion of problem Define the problem Collection Conclusion belief
Evaluation
Gambar 4. Proses terjadinya Evaluation refraction 4. Clarification refraction, peristiwa ini terjadi karena adanya komponen berpikir reflektif menuju clarification pada berpikir kritis. Komponen berpikir reflektif yang menuju clarification dapat terjadi hanya beberapa komponen saja atau semua komponen yang menuju berpikir kritis. Proses terjadinya Clarification refraction digambarkan sebagai berikut: Description of problem Define the problem Collection Conclusion belief
Clarification
Gambar 5. Proses terjadinya Clarification refraction
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
67
5. Kesimpulan dan Saran Pada saat diberikan masalah matematika, siswa terkadang akan mengalami kebingungan sehingga memungkinkan siswa melakukan refleksi. Siswa akan cenderung mengaitkan masalah tersebut dengan pengetahuan yang dimiliki. Siswa juga akan mengaitkan masalah dengan pengalaman yang dimilikinya. Selanjutnya, siswa mengevaluasi informasi yang terkumpul pada saat melakukan refleksi, sehingga akan memungkinkan siswa memilih alternatif dengan cara mengeliminasi informasi secara bertahap. Kemudian, siswa menyelesaikannya dengan mempertimbangkan beberapa informasi sehingga menghasilkan informasi yang lebih sedikit. Karena itu, proses berpikir refraksi merupakan proses berpikir yang “mengerucutkan” pilihan dari beberapa alternatif dengan cara mengeliminasi informasi secara bertahap. Terjadinya berpikir refraksi dalam matematika dapat dikelompokkan menjadi empat ketegori, yaitu:similar refraction, relevance refraction, evaluation refraction dan clarification refraction.
Daftar Pustaka [1].
Anonymous. 2010. Critical Thinking. Learning Development, Plymouth University. http://www.learningdevelopment.plymouth.ac.uk/LDstudyguides/pdf/8Criticalthinking.pdf. diakses tanggal 13 November 2013 [2]. Asare, Samuel Amoah. 2012. Reflective Collaborative Practices: What Is the Teachers’ Thinking? A Ghana Case. Creative Education. Vol.3, No.4, 448-456. Atkins, S. & Murphy, K. 1994. Reflective Practice. Nursing Standard, 8(39), pp.49-56. [3]. Choy, S. Chee., & Oo, Pou San. 2012. Reflective Thinking and Teaching Practices: A Precursor for Incorporating Critical Thinking Into The Classroom?. International Journal of Instruction. Vol.5, No.1, 167-182. [4]. Colley, Binta M, & Billics, Andrea R., & Lerch, Carol M. 2012. Reflection: A Key Component to Thinking Critically.The Canadian Journal for the Scholarship of Teaching and Learning. Vol. 3. Issue. 1, 1-19. [5]. Downey, Greg. 2005. How to Guide and Facilitate Self Reflective Practice in Re-Entry Programs. Presented at CIEE Conference, Miami, FL. [6]. Facione, P. A. 2013. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Millbrae, CA: Measured Reasons and The California Academic Press. [7]. Jansen and Spitzer. (2009). Prospective Middle School Mathematics Teacher’s Reflective Thinking Skills: Descriptions of Their Students’ Thinking and Interpretations of Their Teaching. J Math Teacher Educ, 12, 133–151 [8]. Jenicek, M., Croskery, Pat,. 2011. Evidence and its uses in health care and research: The role of critical thinking. Medical Science Monitor. 17(1): RA12–RA17. [9]. Lee, H. 2005. Understanding and Assesing Preservice Teachers Reflective thinking. Teaching and Teacher Education. USA. 21 (699-715) [10]. Medeni, Tunch D., & Medeni, I Tolga. 2012. Reflection and Refraction For Knowledge Management Systems. International Journal of Ebusiness and Egovernment Studies. Vol 4, No 1, 55-64. [11]. Pagano, M., & Roselle, L. 2009. Beyond Reflection: Refraction and International Experiential Education. Frontiers: The Interdisciplinary Journal of Study Abroad. 18, 217-229. [12]. Park, J.Y., & Kastanis, L.S. 2009. Reflective Learning Through Social Network Sites In Design Education. The International Journal of Learning, 16(8), 11-22.
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]
68
[13]. Park, Ji Yong & Son, Jeong Bae. 2011. Expression and Connection: The Integration of the Reflective Learning Process and the Public Writing Process into Social Network Sites. MERLOT Journal of Online Learning and Teaching. Vol. 7, No. 1, 170-178. [14]. Prayitno, A. 2014. Construction Theory of Critical Thinking As Process Towards Refraction Thinking In Mathematics. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional di UNISMA Malang. [15]. Prayitno, A. 2014. Konstruksi Teoritik Tentang Berpiki Reflektif Sebagai Awal Terjadinya Berpikir Refraksi Dalam Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional di ITS Surabaya. [16]. Rosen, JG. 2010. Problem solving and reflective thinking: John Dewey, Linda Flower, Ricard Young. Journal of Teaching Writing. 69-78 [17]. Schon, D. 1991. Educating the Reflective Practitioner. San Francisco: Jossey-Bass. [18]. Taylor, L. 1992. Mathematics Attitude Development From A Vygotskian Perspective. Mathematics Education Research Journal, 4,8-23. [19]. Zehavi, N. 2006. Instrumented Techniques and Reflective Thinking in Analitic Geometry. The Montana Mathematics Enthusiast. ISSN 1551-3440. Vol 2, No. 2 pp. 83-92
PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condong catur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta Telp. 0274 881717, Faks. 0274 885725 Laman http://p4tkmatematika.org email:
[email protected]