0
SCAN NUPTK
SCAN NPWP
1
SCAN SURAT KETERANGAN SEHAT
2
SCAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Judul Karya Tulis
Topik
Nama Penulis Tempat, Tanggal Lahir NUPTK NPWP Email Telpon Instansi Telpon Instansi Email Instansi
: Pemanfaatan Aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada Android sebagai Media Pembelajaran Fisika Inovatif di SMA Negeri 2 Kuta (Studi pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik) : Teknologi Informasi Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran : : : : : : : : :
Didik Juliawan, S. Pd., M. Pd. Badung, 28 Juli 1988 6060-7666-6711-0023 66.319.067.6-905.000
[email protected] 082145907502 SMA Negeri 2 Kuta (0361) 704966
[email protected]
saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar karya denganjudul yang tersebut diatas merupakan karya original (hasil karya sendiri) dan belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan di luar kegiatan ”Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016“ yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka saya bersedia untuk didiskualifikasi dari perlombaan ini sebagaibentuk tanggung jawab saya.
Mengetahui Kepala SMA Negeri 2 Kuta,
Kuta, 16 November 2016 Yang membuat pernyataan,
Drs. I Putu Jaya Kusuma, M. Pd. NIP. 19591231 198703 1 180
Didik Juliawan, S. Pd., M. Pd. NIP. -
0
PEMANFAATAN APLIKASI WAZE SOCIAL GPS MAPS AND TRAFFIC PADA ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA INOVATIF DI SMA NEGERI 2 KUTA (Studi pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik)
Topik: Teknologi Informasi Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran
Makalah Ini Diajukan Guna Mengikuti Kegiatan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016
Oleh: Didik Juliawan, S. Pd., M. Pd.
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BADUNG SMAN NEGERI 2 KUTA Jln. Pura Dalem Kedonganan, Kuta, Badung, Bali Telepon (0361) 704966, Fax. (0361) 704966 Tahun 2016
1
PEMANFAATAN APLIKASI WAZE SOCIAL GPS MAPS AND TRAFFIC PADA ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA INOVATIF DI SMA NEGERI 2 KUTA (Studi pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik)
A. Pengantar Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karakteristik peserta didik (Septriana & Handoyo, 2006). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003). Ditilik
secara
lebih
mendalam,
pembelajaran
fisika
memiliki
tujuan
sebagaimana yang tersirat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu pembelajaran yang membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, pembelajaran fisika juga bertujuan yakni memperbaiki kemampuan siswa
untuk
menggunakan
pemahaman
konsep
fisika
mereka
dalam
memecahkan permasalahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Dufresne & Gerace, 2004). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa harapan tumbuhnya sifat kreatif dan antisipatif
guru
fisika
di
sekolah
dalam
praktek
pembelajaran
untuk
memaksimalkan peranan siswa dewasa ini masih belum optimal. Hal ini terjadi mulai dari bangku pendidikan formal paling rendah hingga perguruan tinggi. Kekurangaktifan siswa yang terlibat dalam pembelajaran dapat terjadi karena metode yang digunakan kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung. Pembelajaran di kelas masih banyak didominasi oleh guru, sehingga kurang mampu membangun persepsi, minat, dan sikap siswa yang lebih baik. Siswa hanya menghafal rumus, istilah-istilah tanpa tahu kegunaan dan aplikasinya di
2
kehidupan sehari-hari, sehingga fisika menjadi identik dengan rumus (Popov, 2006). Patut diakui bahwa hasil-hasil pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam persaingan global, terutama di bidang sains. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia khususnya di bidang sains dan matematika ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh The Third International Mathematics and Science Study-Repeat (TIMSS-R) yang melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat 32 untuk sains dan peringkat 34 untuk matematika dari 38 negara yang disurvei di Asia (Lubis, 2008). Penelitian dari Efendi (2010) tentang kemampuan fisika siswa Indonesia dalam TIMSS (Trend of International on Mathematics and Science Study) juga menunjukkan tiga fakta penting, yaitu: (1) rata-rata capaian siswa Indonesia baik ditinjau dari aspek kognitif (knowing, applying, reasoning) masih rendah yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia rata-rata masih berada pada kemampuan knowing yaitu kemampuan dalam memperlihatkan pengetahuan tentang alat, metode, dan prosedur fisika, (2) kecenderungan capaian fisika siswa Indonesia selalu menurun pada tiap aspek kognitif yang mengindikasikan bahwa kemampuan fisika siswa Indonesia harus ditingkatkan pada semua aspek, khususnya aspek reasoning dengan cara membekalkan pada siswa kemampuan berpikir tingkat tinggi dan mencermati data yang disajikan dalam berbagi bentuk tampilan, dan (3) capaian rata-rata fisika siswa Indonesia masih di bawah rata-rata Internasional yang menunjukkan bahwa kemampuan fisika siswa Indonesia masih ada di bawah siswa Internasional. Selain itu, tahun 2011, HDI Indonesia berada di No.124 dari 187 Negara. Sedangkan di Asia Pasifik, Indonesia berada di No.12 dari 21 Negara. Kenyataan ini tergambar pada laporan United Nations Development Program (UNDP) yang dipublikasikan dalam Human Development Report 2011. Paradigma lama dalam dunia pendidikan, mengenai proses belajar mengajar mengatakan bahwa pikiran seorang anak adalah seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya. Proses pembelajaran yang bersifat konvensional ini kegiatan pembelajarannya melibatkan guru, siswa, dan materi pokok pembelajaran yang terkandung di dalam buku ajar. Meskipun dewasa ini eksperimen di kelas sudah sering dilakukan, namun
3
pembelajaran masih berpusat pada guru. Dampak dari pembelajaran seperti ini adalah siswa yang pasif, yaitu siswa yang lebih mengandalkan alat dan bekerja hanya pada saat tugas merupakan tugas akhir yang sangat menentukan nilai (Wenning & Wenning, 2006). Hal ini mencerminkan kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar fisika. Guru masih dominan dan siswa resisten pada model pembelajaran konvensional ini. Guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru aktif dan siswa pasif. Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi paradigma membelajarkan siswa. Diperlukan media pembelajaran inovatif dalam pembelajaran fisika yang dapat membawa ke arah peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan, mampu mengembangkan potensi secara utuh, dan melakukan pendekatan baru terhadap situasi untuk memecahkan masalah melalui penanaman pemahaman konsep dan kemampuan memahami situasi kontekstual di sekitar kehidupan siswa. Proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Ibnu, 2007). Berbagai inovasi pembelajaran dikembangkan untuk mengantisipasi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin menganut paham modernisasi dan westernisasi, aplikasi Android saat ini sedang populer dan menjadi salah satu sistem aplikasi yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Salah satu aplikasi Android yang dapat dimanfaatkan adalah Waze Social GPS Maps and Traffic. Waze adalah aplikasi yang memanfaatkan penggunanya untuk berbagi dan mengetahui situasi lalu lintas sekaligus menyajikan navigasi, bak perangkat Global Positioning System (GPS). Waze mengandung beberapa informasi khusus yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Fisika khususnya topik Gerak dan Energi. Aplikasi inidiharapkan dapat digunakan sebagai media alternatif yang interaktif selain buku, sehingga menarik minat siswa dalam mempelajari Fisika. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, judul karya tulis ini adalah “Pemanfaatan Aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada Android
4
sebagai Media Pembelajaran Fisika Inovatif di SMA Negeri 2 Kuta (Studi pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik)”.
B. Masalah 1. Bagaimanakah pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif di SMA Negeri 2 Kuta untuk pokok bahasan gerak lurus beraturan (GLB)? 2. Bagaimanakah pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif di SMA Negeri 2 Kuta untuk pokok bahasan energi kinetik? 3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif di SMA Negeri 2 Kuta?
C. Pembahasan dan Solusi C.1
Pengaplikasian Piranti Lunak Waze Social GPS Maps and Traffic pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan (GLB) Piranti lunak ini dapat diaplikasikan pada pokok bahasan Gerak Lurus
Beraturan (GLB) di Kelas X Semester Ganjil. Peneliti menerapkan di kelas X MIPA 5 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Kurikulum yang digunakan di kelas X adalah Kurikulum Tahun 2013. Siswa memprediksi melalui aplikasi Waze besar kecepatan yang diperlukan oleh siswa untuk menuju ke suatu lokasi yang mereka inginkan. Adapun aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk menentukan besar kecepatan, yakni sebagai berikut. a. Menentukan
dasar
teori
yang
dipakai
sebagai
acuan
untuk
menentukan besar kecepatan pada Gerak Lurus Beraturan (GLB). Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar kecepatan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar kecepatan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan konstan.
5
Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur dengan kecepatan konstan 10 m/s. Ini berarti mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter setiap sekon. Karena kecepatannya konstan maka setelah 2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 20 meter, setelah 3 sekon mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 30 meter, dan seterusnya. Gerak lurus beraturan adalah suatu gerak yang berkecepatan konstan pada lintasan yang lurus.Gerak lurus beraturan (GLB) memiliki ciri-ciri, yaitu: a. Bergerak pada lintasan lurus. b. Kecepatannya konstan. c. Percepatannya sama dengan nol. Persamaan umum untuk kecepatan pada gerak lurus beraturan, yaitu: v
x x0 x t t t0
………………………… (1)
Keterangan : v = kecepatan benda (m/s) x0 = kedudukan awal benda (m) x = kedudukan akhir benda (m) t0 = waktu pada saat benda berada pada kedudukan awal (s) t = waktu pada saat benda berada pada kedudukan akhir (s) Jika awalnya benda itu diam atau pada saat benda berada pada kedudukan awal sama dengan nol (x0 = 0), waktunya sama dengan nol (t0 = 0), maka persamaan (1) menjadi:
v
x t
………………………… (2)
Keterangan : v = kecepatan benda (m/s) x = kedudukan akhir benda (m) t = waktu pada saat benda berada pada kedudukan akhir (s)
6
b. Mengunduh dan menginstal program Waze.
Gambar 1. Tampilan Waze
Gambar 2. Bergabung dengan Waze
c. Mengaktifkan GPS dan menjalankan program Waze.
Gambar 3. Navigasi Waze
Gambar 4. Pemilihan Lokasi
d. Menentukan 10 lokasi yang ingin dituju oleh siswa dengan mengetik pada menu search. Contoh tampilan lokasi yang dituju oleh siswa tersaji pada Gambar 5, 6, dan 7.
Gambar 5. Surya Husada
Gambar 6. Carrefour
Gambar 7. Pandawa Beach
7
e. Mencatat data yang tersaji pada aplikasi Waze berupa waktu tempuh dan jarak yang ditempuh. f. Melakukan perhitungan secara manual ataupun dengan bantuan program Microsoft Excel. Salah satu contoh hasil tugas siswa terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengamatan Siswa Menentukan Kecepatan dengan Waze No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Lokasi Hotzone GWK Dreamland Carrefour Imam Bonjol Klinik Surya Husada MBG Pandawa beach Jalan Puri Gading Pizza Hut Denpasar Kuta Beach Mall Benoa Square
Jarak (km) 1,8 13
Waktu (jam) 0,083 0,500
Kecepatan Kecepatan (km/jam) (m/s) 21,7 6,02 26 7,2
8,3
0,300
27,67
7,7
7,4 8,7 11 6,3 11 7,6 1,1
0,267 0,300 0,550 0,267 0,467 0,467 0,067
27,75 29 20 23,63 23,57 16,29 16,5
7,71 8,06 5,56 6,56 6,55 4,52 4,58
Keterangan: Penentuan jarak dan waktu melalui aplikasi Waze dilakukan dari kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 Kuta C.2
Pengaplikasian Piranti Lunak Waze Social GPS Maps and Traffic pada Pokok Bahasan Energi Kinetik Piranti lunak Waze ternyata juga dapat diaplikasikan pada pokok bahasan
Energi Kinetik di Kelas XI IPA Semester Genap. Peneliti menerapkan di kelas XI IPA 4 dengan jumlah siswa sebanyak 36 Siswa. Kurikulum yang digunakan di kelas XI adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Siswa diberikan tugas untuk memprediksi melalui aplikasi Waze energi kinetik yang diperlukan oleh siswa untuk menuju ke suatu lokasi yang mereka ingin kunjungi. Adapun aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk menentukan besar energy kinetic, yakni sebagai berikut. a. Menentukan
dasar
teori
yang
dipakai
sebagai
acuan
untuk
menentukan besar energi kinetik. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak. Energi kinetik suatu benda besarnya berbanding lurus dengan
8
massa benda dan kuadrat kecepatannya. Persamaan umum untuk energi kinetik, yakni:
Ek
1 mv 2
2
………………………… (3)
Keterangan: Ek = Energi kinetik (Joule) m = massa benda (kg) v = kecepatan benda (m/s)
b. Mengunduh dan menginstalnya program Waze terlebih dahulu.
Gambar 8. Tampilan Waze di Android
Gambar 9. Bergabung dengan Waze
c. Mengaktifkan GPS dan menjalankan program Waze.
Gambar 10. Navigasi Waze
Gambar 11. Pemilihan Lokasi
9
d. Menentukan 10 lokasi yang ingin dituju oleh siswa dengan mengetik pada menu search. Contoh tampilan lokasi yang dituju oleh siswa tersaji pada Gambar 12, 13, dan 14.
Gambar 12. RTC Computer
Gambar 13. GWK
Gambar 14. Taman Ujung
e. Mencatat data yang tersaji pada aplikasi Waze berupa waktu tempuh dan jarak yang ditempuh. f. Melakukan perhitungan secara manual ataupun dengan bantuan program Microsoft Excel. Salah satu contoh hasil tugas siswa terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengamatan Siswa Menentukan Energi Kinetik dengan Waze No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Lokasi RTC Computer Center Galeri XXI Muaya Beach Bandar Udara Ngurah Rai Gelael Kuta Gilimanuk KFC Singaraja
Massa Jarak Waktu Kecepatan Kecepatan (kg) (km) (jam) (km/jam) (m/s) 159
15
0,63
23,8
6,61
3.473,5
159
10
0,35
28,57
7,93
4.999,3
159
2,5
0,15
16,66
4,62
1.696,8
159
8,5
0,33
25,75
7,15
4.064,2
159 159
7,9 110
0,31 3,18
25,48 34,7
7,07 9,63
3.973,8 7.372,5
159
94
2,57
36,57
10,1
8.109,7
Energi Kinetik (J)
10
No
Lokasi
Taman 8. Ujung Karangasem 9. UNUD 10. GWK
Massa Jarak Waktu Kecepatan Kecepatan (kg) (km) (jam) (km/jam) (m/s)
Energi Kinetik (J)
159
78
2
39
10,8
9.272,8
159 159
3,6 5,2
0,16 0,25
22,5 20,8
6,25 5,77
3.105,4 2.646,7
Keterangan: Penentuan jarak dan waktu melalui aplikasi Waze dilakukan oleh salah seorang siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Kuta. Kendaraan yang diasumsikan adalah Motor Honda Vario 150 ESP dengan spesifikasi massa 109 kg digabung dengan massa tubuh siswa sebesar 50 kg.
C.3 Respon Siswa Terhadap Pemanfaatan Aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada Android Sebagai Media Pembelajaran Fisika Inovatif Data hasil respon respon siswa terhadap pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif tertera seperti dalam Tabel 3.
Tabel 3.
Hasil Survei Respon Siswa SMA Negeri 2 Kuta terhadap PemanfaatanAplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic Respon Setuju Kurang Setuju Ragu-Ragu Tidak Tahu
Tabel
Persentase (%) 75.15 % 16.06 % 4.24 % 4.24%
3 merupakan hasil data penelitian melalui survei secara acak
terhadap 35 siswa kelas X MIPA 5 dan 36 siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Kuta tentang waze. Jika dikonversi dalam persentase, maka akan diperoleh hasil 75,15% setuju, sebanyak 16,06% kurang setuju, sebanyak 4,24% ragu-ragu, dan 4,24 % tidak tahu. Berdasarkan data tersebut, Berdasarkan kriteria respon menurut Khabibah (2006) dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memberikan respon positif dari siswa terkait penerapan media pembelajaran menggunakan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic.
11
C.4 Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian dapat dikatakan bahwa software Waze social GPS MAPS and traffic pada android dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran fisika inovatif pada pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Kuta, khususnya untuk pokok bahasan gerak lurus beraturan dan energi kinetik. Aktivitas siswa di kelas terlihat lebih aktif, dimana siswa dapat memanfaatkan program Waze dengan mudah untuk pembelajaran pada pokok bahasan gerak lurus beraturan (GLB) dan Energi Kinetik. Penerapan software Waze social GPS MAPS and traffic yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran diorientasikan untuk pengembangan keterampilan berpikir siswa, pengaktifan pengetahuan awal siswa, belajar bagaimana belajar, belajar tentang dunia nyata berbasis penyelidikan. Hal ini sejalan dengan peranan model pembelajaran
kooperatif,
yakni
membantu
siswa
untuk
mengembangkan
kemampuan kognitif. Karena model ini melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas, seperti mengidentifikasi informasi yang relevan dengan topik penelitian mereka, menerapkan pengetahuan untuk masalah-masalah baru dengan menggunakan kesimpulan untuk merumuskan jawaban dan mengevaluasi kinerja penyelidikan orang lain (Doymuş et al., 2009). Proses
pembelajaran
menjadi
berpusat
pada
siswa
dan
guru
dapat
mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator dan mediator.
D. Kesimpulan dan Harapan Penulis Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Software Waze social GPS MAPS and traffic pada android dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran fisika inovatif pada pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Kuta, khususnya untuk pokok bahasan gerak lurus beraturan dan energi kinetik. Siswa dapat memanfaatkan program Waze dengan mudah untuk pembelajaran pada pokok bahasan gerak lurus beraturan (GLB) dan Energi Kinetik. Responden memberikan respon positif terkait penerapan media pembelajaran menggunakan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic, yakni 75,15% setuju, sebanyak 16,06% kurang setuju, sebanyak 4,24% ragu-ragu, dan 4,24 % tidak tahu. Adapun rekomendasi yang penulis harapkan yaitu: (1) Bagi guru diharapkan dapat memanfaatkan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic
12
pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif, dan (2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan dan melanjutkan penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik serta dapat berguna bagi seluruh pihak yang berkepentingan terhadap pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif.
13
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2003. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta. Doymuş, K. Şimşek, U. Karaçop A & Ada, Ş. 2009. Effects of Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry. Word Applied Sciences Journal. 7(1): 34-42 Dufresne, R. J., & Gerace, W. J. 2004. Assessing-to-learn: Formative assessment in physics instruction. The Physics Teacher. 42. 428-433. Efendi, R. 2010. kemampuan fisika siswa indonesia dalam timss (trend of international on mathematics and science study). Makalah. Disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA di Universitas Pendidikan Indonesia. Ibnu, S. 2007. Menyikapi KTSP sebagai tantangan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih baik. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2(2). 51-56. Khabibah, Siti. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Tidak Dipublikasikan. Tesis. Pasca Sarjana Unesa. Lubis, F. R. 2008. Mendongkrak human development indonesia (HDI) atau indeks pembangunan manusia (IPM) melalui program pendidikan keaksaraan. Tersedia pada http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/index. php?dir=1&idStatus=0&PHP SESSID=909ac7122495912b50586eef91cbb6ee. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2016. Popov, O. 2006. Developing outdoor activities and a website as resources to stimulate learning physics in teacher education. Journal of Physics Teacher Education Online. 3(3). 18-23. Septriana, & Handoyo. 2006. Penerapan think pair share (TPS) dalam pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi belajar geografi. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2(1). 47-50. Wenning, C. J., & Wenning, R. E. 2006. A generic model for inquiry-oriented labs in postsecondary introductory physics. Journal of Physics Teacher Education Online. 3(3). 24-33.
14
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Gambar 15. Guru Menerangkan Langkah-langkah Pengaplikasian Waze
Gambar 16. Guru Menerangkan Teori Pembelajaran
15
Gambar 17. Siswa Menginstal Program Waze
Gambar 18. Siswa Menentukan Lokasi dengan Waze
16
Gambar 19. Siswa Memasukkan Data dari Aplikasi Waze ke LKS
Gambar 20. Siswa Memasukkan Data dari Aplikasi Waze ke LKS
17
Gambar 21. Siswa Menganalisis Data Hasil Pengamatan
Gambar 22. Siswa Presentasi
18
Lampiran 2. Contoh Kuisioner yang Disebarkan Kepada Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan Pemanfaatan aplikasi Waze sebagai media pembelajaran fisika inovatif sudah terlaksana dengan baik. Aplikasi Waze membuat kecintaan pada Pariwisata Bali menjadi semakin melekat dalam diri saya. Aplikasi Waze menambah wawasan Anda mengenai objek Pariwisata di Bali. Saya lebih mudah memahami pelajaran setelah guru menggunakan media pembelajaran Waze Saya merasa bosan jika kegiatan belajar mengajar tidak menggunakan media pembelajaran Waze Penggunaan media pembelajaran Waze memberi pengaruh yang sangat besar dalam menerima pembelajaran fisika Saya lebih bersemangat mengikuti pelajaran fisika dengan menggunakan media pembelajaran Waze Saya lebih rajin belajar karena media pembelajaran Waze membuat saya menyukai pelajaran fisika Saya tidak merasa tegang atau takut selama mengikuti kegiatan belajar fisika dengan media pembelajaran Waze Penggunaan media pembelajaran Wazemembuat variasi pengajaran dari guru menjadi lebih inovatif
Keterangan: S KS R TS
= setuju = kurang setuju = ragu-ragu = tidak setuju
S
KS
R
TS
19
Lampiran 3. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP Didik Juliawan, dilahirkan di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, tanggal 28 Juli 1988 dari pasangan I Wayan Gargita dan Ni Ketut Sinar. Memulai pendidikan formal di SD Negeri 3 Pecatu, tamat tahun 2000. Setelah lulus dari sekolah dasar (SD), melanjutkan ke SMP Ngurah Rai Pecatu, tamat tahun 2003. Kemudian, melanjutkan ke SMA Negeri 1 Kuta Selatan, tamat tahun 2006. Melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Jalur Khusus (PMJK) diterima sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Undiksha, tamat tahun 2010. Melanjutkan pendidikan S2 di Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha dengan mengambil Program Studi Pendidikan Sains, tamat tahun 2012. Selepas tamat S1 Jurusan Pendidikan Fisika, mulai mengajar sebagai guru honorer (tidak tetap) di SMA Negeri 2 Kuta dengan mengajar fisika, pembina Karya Ilmiah Remaja, dan pembina kelompok fisika. Beberapa organisasi yang pernah penulis ikuti, seperti (1) Sekretaris I KMHD YBV Undiksha periode
2008-2009, (2) Koordinator Bidang I Jurusan
Pendidikan Fisika masa bakti 2008-2009, (3) Ketua Sekaa Teruna Widya Dharma Banjar Adat Tengah Pecatu Periode 2010-2013. Berbagai prestasi yang pernah diraih, yaitu (1) Juara II Lomba Karya Tulis Guru SMA/SMK Se-Bali di Jurusan Budidaya Kelautan Undiksha Tahun 2010 dan (2) Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Guru Tingkat Nasional Kementrian Perhubungan Darat Tahun 2013.