TIM PERUMUS "KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI" SAHIRA Htl, 21-22 Sept 2010
DASAR • Dibutuhkan STANDAR KOMPETENSI lulusan profesi dan STANDAR PENDIDIKAN profesi dokter gigi, yang akan menjadi acuan bagi institusi penyelenggara pendidikan. • Standar dimaksud direvisi setiap 5 tahun, agar senantiasa sesuai dengan perkembangan kebutuhan peningkatan MUTU PELAYANAN KESEHATAN dan iptek kedokteran gigi. • Untuk revisi standar tersebut, diperlukan masukan dari stakeholder, salah satunya dari profesi kedokteran gigi, – tentang kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi
Tujuan Tujuan Umum – Diperolehnya masukan untuk penyempurnaan revisi standar kompetensi dokter gigi tentang penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi di Indonesia. Tujuan khusus 1. Memperoleh data tentang jenis penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai dalam masyarakat Indonesia 2. Memperoleh data tentang kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3. Masukan untuk penyempurnaan revisi standar pendidikan dan standar kompetensi dokter gigi
Luaran dan Dampak Diperolehnya Standar pendidikan dan standar kompetensi bagi dokter gigi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia
10 Besar Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut : (Bogor 26 Agst 2010) Sepuluh besar masalah kesehatan gigi dan mulut), idealnya evidence based, namun sampai saat ini dibuat berdasarkan input. 1. Karies gigi 2. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapeks – Pulpitis – Nekrosis Pulpa 3. Gingivitis dan Penyakit Periodontal 4. Oral Candidiasis 5. Impaksi 6. Infeksi Odontogenik 7. Kanker Mulut 8. Celah Bibir dan Lelangit 9. Stomatitis Aftosa Rekuren 10.Kelainan Fungsi Dentofasial
Terdiri atas 6 Domain dan 16 Kompetensi Utama
Domain I. Profesionalisme Kompetensi Utama 1. Etik dan Jurisprudensi: etika dan hukum 2. Analisis informasi kesehatan secara kritis, ilmiah, dan efektif 3. Komunikasi 4. Hubungan sosio-kultural dalam bidang KesGiLut
Domain II. Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Kompetensi Utama 5. 6. 7. 8.
Ilmu Kedokteran Dasar Ilmu Kedokteran Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Dasar Ilmu Kedokteran Gigi Klinik
Domain III. Pemeriksaan Klinik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik Kompetensi Utama 9.
Pemeriksaan pasien: fisik, klinis, laboratoris, radiologis, psikologis, dan sosial; mengelola perilaku pasien, dan mengunakan rekam medik 10. Diagnosis 11. Rencana Perawatan
Domain IV. Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik Kompetensi Utama
12. Pengelolaan sakit dan kecemasan 13. Tindakan medik kedokteran gigi: melakukan perawatan konservasi dan restorasi gigi sulung dan dewasa; periodontal; ortodonti anak dan dewasa; bedah terbatas jar. lunak dan keras; nonbedah lesi jar. lunak; kelainan TMJ dan oklusi; prostodonsi anak, dewasa, dan lansia; mengelola gawat-darurat; dan bekerja dalam tim.
Domain V*. Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Kompetensi Utama 14. Melakukan pelayanan KesGilut masyarakat: • • • •
Mendiagnosis masalah KesGiLut mas. Upaya promotif dan preventif Teknolgi informasi Bekerja dalam tim
15. Manajemen perilaku
Domain VI*. Manajemen Praktik KG Kompetensi Utama 16. Manajemen praktik dan lingkungan kerja
• Menata menajemen praktik dan tatalaksana lingkungan kerja praktik KG • Menata lingkungan kerja KG secara ergonomik dengan memperhatikan prinsip keselamatan kerja • Menerapkan prinsip dasar pengelolaan praktik dan hubungannya dengan aspek sosial
I.
Memperoleh data tentang jenis penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai dalam masyarakat Indonesia
– POLA PENYAKIT – nyaris tidak berubah , kisaran berada pada masalah gigi berlubang dan masalah jaringan penyangga gigi terutama pada kelompok usia produktif – Prevalensi karies gigi berkisar 60 – >90% – Menerima perawatan pengobatan dari nakes gigi = 29,6%
lanjutan
– Angka kasus (10 besar penyakit/masalah kesgilut) 1. Karies gigi 2. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapeks • Pulpitis • Nekrosis Pulpa
3. Gingivitis dan Penyakit Periodontal 4. Oral Candidiasis 5. Impaksi 6. Infeksi Odontogenik 7. Kanker Mulut 8. Celah Bibir dan Lelangit 9. Stomatitis Aftosa Rekuren 10.Kelainan Fungsi Dentofasial
– Penduduk yang merasa bermasalah pada kesehatan gigi dan mulut = 23,4%, dan – Terdapat 1,6% penduduk yang telah kehilangan seluruh gigi aslinya; – DMFt; Indeks DMF - T = 4,85 gigi perorang – Terbesar jumlah gigi yang dicabut 3,86 gigi perorang.
simpulan data jenis penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai dalam masyarakat
• Melihat jumlah masy yang merasa bermasalah 23,% dan diantaranya hanya 29,6% yang mendapat pelayanan; ini menunjukkan tingkat pemanfaatan yankesgi (utility) yang sangat rendah • Melihat kasus karies yg tinggi preventif (min intervention ) dapat dilakukan lebih dini
II.
Memperoleh data tentang kebutuhan masyarakat (percieve need) Indonesia akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
– DATA PADA SARYANKES – Utility yang ada pada yankesdas (puskesmas) ; cabut, tambal, (+ prothesa) – DATA YANG ADA PADA MASYARAKAT – MELALUI SURVEY (normatif - percieve need) status kesgi (OHIS,CPITN), def/DMFt,
• SIMPULAN Masalah / jenis penyakit yang ada pada masyarakat terdapat kesenjangan antara kebutuhan pelayanan (normative need) dan kondisi status kesehatan yang ada dirasakan masyarakat (percieve need) SELANJUTnya menjadi rekomendasi peningkatan kapasitas kompetensi dalam melakukan kajian sosial dan pemasaran sosial kesehatan gigi, demand / kesadaran masy meningkat
III.
Masukan untuk penyempurnaan revisi standar pendidikan dan standar kompetensi dokter gigi Melihat dari permasalahan kesh gigi di masyarakat begitu besar, dimana portabilitas pelayanan kesgi belum merata, maka untuk mengantisipasi percepatan penyelesaian masalah dimaksud , direkomendasikan : 1. Peningkatan kapasitas kompetensi (=pengetahuan), sehingga beberapa kasus khusus dpt terdeteksi secara dini, dan apabila dijumpai dapat dilakukan perawatan darurat dasar sebelum dilakukan rujukan 2. Peningkatan utility dan kemampuan pembiayaan perawatan dapat dilakukan melalui pendekatan pelayanan publik dokter gigi keluarga, yang selanjutnya kompetensi DGK dapat masuk dalam standar kompetensi
Melihat wilayah Ind termasuk daerah rawan bencana dan konflik sosial, maka dibutuhkan peran dokter gigi dalam melakukan identifikasi korban/ visum verbal , maka : 1. Peningkatan kapasitas drg dalam melakukan identifikasi post-mortem 2. Peningkatan kapasitas dalam membuat visum verbal yang terkait dengan jejas gigit (bite mark) SIMPULANNYA ; Perlu kajian ulang (revisi) standar kompetensi, harapannya kembalikan kompetensi semula kalau perlu ditambahkan dalam ranah pengetahuan dan pelimpahan (sebagian) kewenangan
• Revisi Standar Kompetensi Dokter Indonesia memang sangat diperlukan, bukan hanya karena sudah berlaku selama 5 tahun, tetapi juga karena banyak kelemahan yang menimbulkan interpretasi yang berbeda. Revisi sebaiknya tetap berdasarkan pada Std Kompetensi (perkonsil2006). • Perlu penambahan kompetensi dokter gigi keluarga (mengacu pd kompetensi yg telah diatur melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 1415/2005). Mengingat Kementerian Kesehatan merupakan pengguna terbanyak dokter gigi…
Tahapan Tinjut • Mg IV Sept – 24 Sept – 25-30 Sept
• Mg I Okt
-
Penjaringan aspirasi IPKG
- Pengiriman Naskah - Pengembalian / input data
-
Pembahasan finalisasi