RTBL Klaster Teknik
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberi karunia-Nya, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. ”Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Klaster Teknik, Universitas Gadjah Mada” berpijak pada hasil evaluasi aset fisik rencana strategis UGM dan sebagai arahan strategis pengembangan aspek fisik maupun non-fisik dari Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) UGM 2005-2015. Laporan ini merupakan hasil akhir dari serangkaian proses tahapan perencanaan pekerjaan dan laporan. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini memuat Pendahuluan, Deskripsi Profil, Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik, Analisis Klaster, dan Rumusan Rencana. Semoga tersusunnya laporan ini memperlancar dan mendukung terwujudnya program-program strategis pengembangan kampus UGM.
Yogyakarta, 2011 Tim Penyusun
i.
Daftar Isi
Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
i ii v vi
Bab I Pendahuluan 1.1.
Latar Belakang
I-1
1.1.1. Pengertian dan posisi RIPK RencanaIndukPengembangan
I-2
Kampus 1.1.2. Pengertian RTBL (Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan)
I-3
1.1.3. Pengertian Klaster UGM
I-4
1.1.4. Kaitan RTBL terhadap Klaster UGM
I-6
Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Teknik
I-7
1.2.1. Tujuan Perencanaan FisikMasterplan KlasterTeknik
I-7
1.2.2. Sasaran Perencanaan Fisik
I-8
1.3.
Tinjauan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM
I-8
1.4.
Hasil Keluaran
I-9
1.5.
RencanaLingkup Perencanaan
I-9
1.6.
Metodologi Perencanaan
I-12
1.2.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ii
Daftar Isi
Bab II Deskripsi Profil Klaster Teknik 2.1
Rumusan Tujuan Pengembangan Klaster
II-1
2.2
Profil Klaster
II-2
2.2.1. Fungsi dan Peran Klaster
II-2
2.2.2. Kebijakan Pengembangan Klaster
II-3
Profil Fakultas
II-4
2.3.1. Profil Fakultas Teknik
II-4
2.3.2. Profil Jurusan
II-7
2.3.
1) Teknik Arsitektur dan Perencanaan
II-7
2) Teknik Fisika
II-12
3) Teknik Elektro
II-14
4) Teknik Geodesi dan Geomatika
II-17
5) Teknik Geologi
II-19
6) Teknik Mesin dan Industri
II-21
7) Teknik Kimia
II-26
8) Teknik Sipil dan Lingkungan
II-30
2.4.
Zonasi Klaster Teknik
II-34
2.5.
Fasilitas Ruang Eksisting
II-35
2.5.1. Fasilitas Eksisting Fakultas Teknik Bab III Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik 3.1.
3.2.
Evaluasi Terhadap Masterplan/RIPK Terdahulu
III-1
3.1.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting
III-4
3.1.2. Fasilitas Pelayanan
III-5
3.1.3. Transportasi dan Aksesibilitas
III-5
3.1.4. Analisis Lokasi dan Aspek Lahan
III-6
3.1.5. Potensi Sumber Daya
III-7
Evaluasi Kebutuhan Ruang
III-10
1)
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
III-10
2)
Jurusan Teknik Fisika
III-16
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-35
iii
Daftar Isi
3)
Jurusan Teknik Elektro
III-20
4)
Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika
III-24
5)
Jurusan Teknik Geologi
III-28
6)
Jurusan Teknik Mesin dan Industri
III-32
7)
Jurusan Teknik Kimia
III-37
8)
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
III-41
Bab IV Pendekatan Perencanaan 4.1. Acuan
IV-1
4.1.1. Konsep Educopolis
IV-1
4.1.2. Permen PU
IV-2
4.1.3. RIPK
IV-8
4.2. Analisis Keterkaitan Acuan dengan Kondisi Eksisting Klaster Teknik
IV-11
4.2.1. Analisis Peruntukkan Lahan
IV-11
4.2.2. Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan
IV-12
4.2.3. Analisis Tata Bangunan
IV-16
4.2.4. Analisis Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
IV-17
4.2.5. Analisis Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
IV-18
4.2.6. Analisis Tata Kualitas Lingkungan
IV-18
Bab V Konsep Perancangan 5.1.
Struktur Peruntukan Lahan
V-1
5.2.
Intensitas Pemanfaatan Lahan
V-2
5.3.
Tata Bangunan
V-4
5.4.
Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
V-14
5.5.
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
V-21
5.6.
Tata Kualitas Lingkungan
V-26
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
iv
Daftar Gambar
Daftar Gambar Gambar 1.1. Masterplan Lama
I-4
Gambar 1.2. RencanaMasterplan UGM Baru
I-5
Gambar 2.1. Zonasi Klaster Teknik
II-34
Gambar 2.2. Ketinggian Lantai Bangunan Klaster Teknik
II-35
Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
III-2
Gambar 3.2. Rencana Tata Lansekap Landmark, Pedestrian Plaza
III-3
Gambar 3.3. Eksisting Klaster Teknik
III-5
Gambar 3.4. Eksisting Klaster Teknik
III-6
Gambar 3.5. Kode Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
III-10
Gambar 3.6. Kode Eksisting Jurusan Teknik Fisika
III-16
Gambar 3.7. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro
III-20
Gambar 3.8. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika
III-24
Gambar 3.9. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geologi
III-28
Gambar 3.10. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro
III-32
Gambar 3.11. Kode Eksisting Jurusan Teknik Kimia
III- 37
Gambar 3.12. Kode Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
III-41
Gambar 4.1. Ketinggian Lantai Bangunan
IV-8
Gambar 4.2. Jalur Lalu Lintas
IV-9
Gambar 4.3. Rencana Tata Lansekap Vegetasi
IV-10
Gambar 4.4. Sistem Drainase
IV-11
Gambar 4.5. Sistem Pengelolaan Air Limbah
IV-11
Gambar 5.1. Pengelompokan Blok Klaster Teknik
V-7
Gambar 5.2. Ruang Terbuka Hijau
V-9
Gambar 5.3. Tata Bangunan
V-12
Gambar 5.4. Orientasi Blok Bangunan
V-13
Gambar 5.5. Sirkulasi Utama Kendaraan Pribadi dalam Klaster Teknik
V-17
Gambar 5.6. Jalur Sirkulasi di Kawasan Klaster Teknik
V-20
Gambar 5.7. Sistem Ruang Pepohonan pada Klaster Teknik
V-25
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
v
Daftar Tabel & Grafik
Daftar Tabel & Grafik
Tabel 2.1
Luas Eksisting Klaster Teknik
ll-35
Tabel 3.1
Perkembangan Pencemaran di Lingkungan Kampus UGM 1993-2000 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan
lll-8
Tabel 3.2
lll-11
Perencanaan Tabel 3.3
lll-12
Tabel 3.5
Daftar Bangunan Eksisting T. Arsitektur dan Perencanaan Dipertahankan Daftar Mahasiswa Eksisting T. Arsitektur dan Perencanaan Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-13
Tabel 3.6
Skenario 1 Teknik Arsitektur dan Perencanaan
lll-14
Tabel 3.7
Skenario 2 Teknik Arsitektur dan Perencanaan
lll-14
Tabel 3.8
Skenario 3 T. Arsitektur dan Perencanaan
lll-15
Tabel 3.9
Skenario 4 T. Arsitektur dan Perencanaan
lll-16
Tabel 3.10
Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Fisika
lll-16
Tabel 3.11
Daftar Bangunan Eksisting T. Fisika Dipertahankan dan
lll-17
Tabel 3.4
lll-13
Dihapus Tabel 3.12
Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-18
Tabel 3.13
Skenario 1 Teknik Fisika
lll-18
Tabel 3.14
Skenario 2 Teknik Fisika
lll-19
Tabel 3.15
Skenario 3 Teknik Fisika
lll-19
Tabel 3.16
Skenario 4 Teknik Fisika
lll-19
Tabel 3.17
Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Elektro
lll-20
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
vi
Daftar Tabel & Grafik
Tabel 3.19
Daftar Bangunan Eksisting T. Elektro Dipertahankan dan Dihapus Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-22
Tabel 3.20
Skenario 1 Teknik Elektro
lll-22
Tabel 3.21
Skenario 2 Teknik Elektro
lll-23
Tabel 3.22
Skenario 3 Teknik Elektro
lll-23
Tabel 3.23
Skenario 4 Teknik Elektro
lll-24
Tabel 3.24
lll-24
Tabel 3.26
Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika Daftar Bangunan Eksisting T. Geodesi dan Geomatika Dipertahankan dan Dihapus Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-25
Tabel 3.27
Skenario 1 Teknik Geodesi dan Geomatika
lll-26
Tabel 3.28
Skenario 2 Teknik Geodesi dan Geomatika
lll-26
Tabel 3.29
Skenario 3 Teknik Geodesi dan Geomatika
lll-27
Tabel 3.30
Skenario 4 Teknik Geodesi dan Geomatika
lll-27
Tabel 3.31
Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geologi
lll-28
Tabel 3.32
lll-29
Tabel 3.33
Daftar Bangunan Eksisting T Geologi Dipertahankan dan Dihapus Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-29
Tabel 3.34
Skenario 1 Teknik Geologi
lll-30
Tabel 3.35
Skenario 2 Teknik Geologi
lll-30
Tabel 3.36
Skenario 3 Teknik Geologi
lll-31
Tabel 3.37
Skenario 4 Teknik Geologi
lll-31
Tabel 3.38
lll-32
Tabel 3.40
Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Mesin dan Industri Daftar Bangunan Eksisting Teknik Mesin dan Industri Dipertahankan dan Dihapus Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-34
Tabel 3.41
Skenario 1 Teknik Mesin dan Industri
lll-35
Tabel 3.18
Tabel 3.25
Tabel 3.39
lll-21
lll-25
lll-33
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
vi
Daftar Tabel & Grafik
Tabel 3.42
Skenario 2 Teknik Mesin dan Industri
lll-35
Tabel 3.43
Skenario 3 Mesin dan Industri
lll-36
Tabel 3.44
Skenario 4 Mesin dan Industri
lll-36
Tabel 3.45
Luas Bangunan Eksisting Jurusan T. Kimia
lll-37
Tabel 3.46
lll-38
Tabel 3.47
Daftar Bangunan Eksisting T. Kimia Dipertahankan dan Dihapus Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-39
Tabel 3.48
Skenario 1 Teknik Kimia
lll-39
Tabel 3.49
Skenario 2 Teknik Kimia
lll-40
Tabel 3.50
Skenario 3 Teknik Kimia
lll-40
Tabel 3.51
Skenario 4 Teknik Kimia
lll-41
Tabel 3.52
Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan
lll-42
Lingkungan Tabel 3.53 Daftar Bangunan Eksisting T. Sipil dan Lingkungan
lll-43
Dipertahankan dan Dihapus Tabel 3.54
Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
lll-44
Tabel 3.55
Skenario 1 Teknik Sipil dan Lingkungan
lll-44
Tabel 3.56
Skenario 2 Teknik Sipil dan Lingkungan
lll-45
Tabel 3.57
Skenario 3 Teknik Sipil dan Lingkungan
lll-45
Tabel 3.58
Skenario 4 Teknik Sipil dan Lingkungan
lll-46
Grafik 2.1
. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Arsitektur dan
ll-11
Perencanaan Grafik 2.2.
Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Fisika
ll-14
Grafik 2.3.
Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Elektro
ll-17
Grafik 2.4.
ll-19
Grafik 2.5.
Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geologi
Grafik 2.6.
Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Mesin dan
ll-26
ll-21
Industri Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
vi
Daftar Tabel & Grafik
Grafik 2.7.
Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Kimia
ll-30
Grafik 2.8.
Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Sipil dan
ll-33
Lingkungan
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
vi
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah kampus perguruan tinggi yang memiliki jumlah fakultas terbanyak di seluruh Indonesia, kampus Universitas Gadjah Mada secara fisik telah mengalami perkembangan yang relatif pesat, yang tidak terlepas dari perkembangan kegiatan akademiknya, yang ditengarai dengan berkembangnya jurusan dan program studi. Termasuk pula dalam hal ini adalah jumlah mahasiswanya yang hingga saat ini mencapai sekitar 49.000 orang. Perkembangan fisik yang sedemikian pesat juga terkait dengan perkembangan kota dan wilayah perkotaan Yogyakarta, di mana kampus Universitas Gadjah Mada tidak lagi berkedudukan sebagai kawasan yang berada di pinggiran kota sebagaimana masih dirasakan sekitar dua dekade yang lalu. Akan tetapi kampus Universitas Gadjah Mada sudah merupakan kawasan yang bersifat urban, dengan segala konsekuensi dan kompleksitas kegiatan dan lingkungan secara fisik. Dari beberapa fakultas di wilayah kampus Universitas Gadjah Mada tersebut terbentuk kelompok atau yang sering disebut sebagai Klaster. Dalam perkembangannya, klasterklaster tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan kegiatan yang sangat menyolok. Hal ini tentu saja dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjang kegiatan tersebut. Secara fisik, penambahan fasilitas terutama yang berupa lahan, bangunan, dan lansekap tentunya memerlukan penataan yang terencana dengan baik. Melihat fakta tersebut maka sangat dibutuhkan sebuah evaluasi masterplan secara berkala untuk mengetahui arah pengembangan fisik Universitas Gadjah Mada agar perkembangan fisik yang terjadi memiliki arah yang jelas dan memiliki konsep yang baik untuk jangka waktu yang panjang.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-1
Pendahuluan Klaster Teknik
1.1.1.
Bab I
Pengertian dan posisi RIPK Rencana Induk Pengembangan Kampus
Rencana Induk Pengembangan Kampus adalah acuan bagi pelaksanaan, pengembangan dan peningkatan fisik yang efisien, fungsional dan nyaman bagi Universitas, baik yang mencakup tata guna lahan, integrasi yang serasi antara bangunan dengan uang terbuka, peralatan dan jaringan pelayanan yang memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki yang aman dan aksesibel. Fungsi rencana Induk Kampus (sesuai dengan Rencana Induk Kampus, yaitu tertuang pada Bab XVII Pasal 102) : 1. Sebagai acuan bagi pelaksanaan tanggungjawab Pimpinan Universitas untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan fisik yang efisien, fungsional dan nyaman, dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai tujuan Universitas, yang antara lain mencakup tata guna lahan, integrasi yang serasi antara bangunan dengan uang terbuka, peralatan dan jaringan pelayanan yang memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki yang aman dan aksesibel 2. Disusun dalam suatu instrumen yang bersifat imperatif, dengan tujuan untuk menciptakan tatanan masyarakat Universitas dan lingkungan kampus yang tertib 3. Ditinjau kembali setiap jangka waktu 10 (sepuluh) tahun untuk memenuhi kebutuhan penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi, dan penyusunannya berdasarkan atas hasil kajian ilmiah terbaik pada saat itu
Tetapi didalam Rencana Induk Pengembangan Kampus tersebut bahasan mengenai wawasan lingkungan atau pengembangan yang tanggap terhadap aspek ekologi belum termuat secara langsung. Padahal kedua aspek tersebut relatif penting bagi pengembangan UGM karena pengembangan kampus turut memberikan kontribusi dan dampak cukup besar terhadap kawasan disekitarnya, baik secara fisik maupun sosial ekonomi. Keberadaan dan perkembangan kampus UGM tersebut pada kurun waktu tertentu telah Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-2
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
memberikan pengaruh terhadap tata ruang kawasan, baik secara internal pada lingkungan kampus maupun secara eksternal yaitu terkait dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga dibutuhkan pula perencanaan yang baik dengan mempertimbangkan tata letak bangunan dan lingkungan, pengaturan jalur-jalur sirkulasi, perbaikan sarana dan prasarana penunjang, yang kedepannya dapat digunakan sebagai satu instrument dalam pengendalian perkembangan wilayahnya. Pencapaian keselarasan suatu kawasan yang baik, harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, budaya, edukasi, dan memiliki citra fisik maupun non fisik yang kuat, serta estetika visual yang terencana secara terpadu. Untuk meningkatkan pemanfaatan tata ruang suatu wilayah atau kawasan yang terkendali, maka produk tata ruang suatu wilayah harus dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
1.1.2.
Pengertian RTBL (Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan) RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Maksud dan tujuan Penyusunan rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah untuk memberikan : 1. Masukan rencana dan program pembangunan fisik di lingkungan Universitas Gadjah Mada dalam penanganan penataan kawasan. 2. Masukan teknis dalam bentuk rincian penataan perwujudan bangunan dan lingkungan di kawasan Universitas Gadjah Mada. 3. Panduan untuk terciptanya suatu system penataan bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan, sesuai dengan arahan Rencana Strategis
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-3
Pendahu uluan Klaster Teknik T
Bab I
(R Renstra) UGM 2008-20112, dan Renncana Indukk Pengembanngan Kampuus (R RIPK) UGM 2005-2015.
1.1.3.
Pengeertian Klastter UGM Klasteer merupakaan kumpulaan, kelompok, himpunann, atau gabbungan obyeek tertenttu yang meemiliki keseerupaan ataau atas dasaar karakteriistik tertentuu. Dalam m konteks aakademika, klaster merrupakan kum mpulan fakuultas yang di d dalam mnya terdapaat kesamaann bidang ilm mu. Sistem klaster berrtujuan untuuk menatta bidang-biddang ilmu yang y memilikki kesamaann ke dalam suatu kawasaan tertenttu. Sistem m klaster di Universitas U Gadjah Madda telah dim mulai sejak 19984. Di tahuun tersebbut, fakultas--fakultas di UGM U terbaggi menjadi em mpat bidang ilmu, yaitu :
K Klaster Teknnik dan Sainss
K Klaster Kesehhatan
K Klaster Agro
K Klaster Sosiaal-Humaniorra
Gam mbar 1.1. Massterplan Lama Laporan Ak khir Masterplan n Klaster Teknik Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
I-4
Pendahu uluan Klaster Teknik T
Bab I
Seirinng berjalannnya waktu, kampus Unniversitas G Gadjah Mad da mengalam mi perkem mbangan yang y pesat, diantaranyya mengenaai pertumbu uhan jumlaah mahassiswa, kebuttuhan fasilitaas akademiss dan non-akkademis. Haal-hal tersebuut mendoorong adanyya perubahann-perubahan yang terjadii di kampus UGM.
Gambar 1..2. Rencana Masterplan UGM M Baru
m rencana taata klaster UGM U yang baru, sistem m klaster terrbagi menjaddi Dalam bidangg akademis dan d bidang non-akadem n mis. Bidanng akademis terdiri dari :
K Klaster Kesehhatan
K Klaster Sainss
K Klaster Teknnik
K Klaster Sosiaal-Humaniorra
K Klaster Agro
K Klaster Vokaasi
K Klaster Pascaa Sarjana
Laporan Ak khir Masterplan n Klaster Teknik Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
I-5
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
Sedangkan bidang non-akademis terdiri dari :
Klaster Komersil
Klaster Boulevard dan Riset Plaza
Klaster Perumahan
Klaster MICE
Klaster Administrasi
Klaster Rumah Sakit
Sistem klaster yang baru ini adalah salah satu upaya untuk menjawab permasalahan kebutuhan luasan ruang yang terus meningkat seiring meningkatnya populasi mahasiwa di UGM serta progresif Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dipenuhi. Dengan adanya sistem klaster UGM yang baru, maka diperlukan pembaharuan terhadap Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
1.1.4.
Kaitan RTBL terhadap Klaster UGM Pencapaian keselarasan suatu kawasan yang baik, harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, budaya, edukasi, dan memiliki citra fisik maupun non fisik yang kuat, serta estetika visual yang terencana secara terpadu. Untuk meningkatkan pemanfaatan tata ruang suatu wilayah atau kawasan yang terkendali, maka produk tata ruang suatu wilayah harus dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dalam pengembangan sistem klaster UGM, diperlukan pula perangkat pengendali laju pertumbuhan dan penataan lahan peruntukkan, serta panduan terhadap penataan bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Panduan tersebut berupa dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-6
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
Penataan klaster UGM melalui RTBL Klaster ini mampu memberikan arahan terhadap pemanfaatan lahan dan pencapaian kualitas lingkungan yang lebih baik.
1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Teknik 1.2.1. Tujuan Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Teknik Tujuan kegiatan dari perencanaan fisik masterplan Klaster Teknik adalah untuk mengevaluasi kembali efektifitas pemanfaatan lahan serta meninjau kembali pentahapan pengembangan fisik sesuai visi strategi UGM sehingga didapat kelayakan investasi fisik untuk dibangun, dioperasikan, dihuni, mampu dirawat, dan berkesinambungan (right-sizing the facilities), khususnya pada klaster Teknik. Dalam waktu jangka panjang, diharapkan kegiatan evaluasi masterplan ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi perancangan fisik kampus UGM khususnya perancangan fisik Klaster Teknik yang memiliki kondisi sebagai berikut:
Mampu memenuhi kapasitas kebutuhan kampus UGM
Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan, upaya pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin pada penentuan jenjang fungsi ruangnya.
Memberikan arahan pembangunan dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan.
Mengakomodasikan kegiatan di sekitar kampus UGM dan sekitarnya yang tercermin dalam pola intensitas penggunaan ruang.
Menetapkan syarat-syarat ruang dan lingkungan fisik serta mengendalikan dan mengarahkan perkembangan fisik di Kawasan Lingkungan Kampus UGM, terutama pada lingkup kawasan Klaster Teknik dan sekitarnya.
Menciptakan suasana ‘educopolis’, yaitu suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi mencapai visi universitas.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-7
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
1.2.2. Sasaran Perencanaan Fisik Sasaran kegiatan dari evaluasi efektifitas pemanfaatan lahan dan perencanaan fisik Klaster Teknik adalah untuk mengevaluasi kembali dan mendukung upaya sistem penataan bangunan dan lingkungan di Klaster Teknik. 1.3. Tinjauan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM Kebijakan yang menjadi tinjauan acuan rencana pengembangan UGM secara substansial dan operasional adalah:
Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) Universitas Gadjah Mada.
Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 6 tahun 2007 tentang pedoman Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
KPTS Menteri PU No. 640 tahun 1986, tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 tahun 1987, tentang pedoman penyusunan Rencana Kota
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 1988, tentang juklak Permendagri No. 2 tahun 1987
Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan dan Evaluasi Rencana Kota di Daerah, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri, Juni 1994
Peraturan daerah No. 23 tahun 1994, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman, beserta reviewnya
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-8
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
Aturan-aturan tentang Perencanaan Tata Ruang yang mengikat khususnya di Kabupaten Sleman
Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan
1.4. Hasil Keluaran Hasil keluaran atau output yang diharapkan dari penyusunan perencanaan fisik dan masterplan Klaster Teknik UGM adalah:
Rencana kawasan atau masterplan khususnya kawasan klaster Teknik UGM yang secara teknis dapat dipahami dan dimengerti sebagai suatu perencanaan maupun sebagai suatu implementasi.
Dokumen teknis perencanaan yang berupa analisa kawasan dan rencana kegiatan Program Jangka Pendek dan Program Jangka Panjang.
Daftar indikasi program yang bisa ditindaklanjuti menjadi Program Jangka Menengah (RPJM) dan Jangka Panjang.
1.5. Rencana Lingkup Perencanaan Lingkup wilayah perencanaan masterplan meliputi kawasan kampus UGM khususnya Klaster Teknik Fakultas MIPA, Biologi, dan Geografi. Perencanaa masterplan akan disesuaikan dengan kondisi dan peraturan setempat yang memerlukan penanganan khusus. Dalam Penetapan ruang lingkup perencanaan wilayah secara konkrit, hasil diskusi harus dikonsultasikan dengan Tim Teknis Universitas Gadjah Mada dan seluruh pihak terkait. Berikut adalah lingkup tugas kegiatan dalam perencanaan masterplan kampus UGM khususnya Klaster Teknik:
Pengumpulan data: mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber primer maupun sekunder sebagai bahan analisis, menyajikan peta kawasan, dan melakukan analisis data sebagai bahan untuk merumuskan masalah.
Perumusan potensi dan masalah berdasarkan analisis lapangan, metode pendekatan pemecahan dengan analisis SWOT.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-9
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
Penjabaran peruntukan lahan yang ditetapkan untuk jangka waktu tertentu, terkait dengan jenis, jumlah, besaran, dan luas bangunan. Meliputi penetapan fungsi-fungsi bangunan/peruntukan lahan mikro, kebutuhan ruang terbuka/open space, aktivitas umum dan fasilitas sosial.
Program bangunan dan lingkungan meliputi: faktor kelayakan yang ditinjau dari faktor ekonomi, sosial, dan budaya.
Rencana umum (designplan) meliputi: rencana tapak, rencana peruntukan lahan mikro, rencana sistem pergerakan, rencana wujud bangunan.
Rencana detil bangunan (design guidelines) meliputi: rencana teknis tata bangunan yang menegaskan pencapaian kualitas minimal visual dan lingkungan yang responsif, serta menjelaskan dimensi gubahan dan peletakan bangunan, komponen bangunan, sarana dan prasarana lingkungan, open space, serta pedestrian dan lain-lain.
1.6. Metodologi Perencanaan 1.6.1. Pendekatan Perencanaan Pendekatan yang holistik menekankan pada pemahaman mengenai jaringan interaksi yang integral antara elemen dengan lahan. Pada pemikiran holistik, integrasi adalah lebih dari sekedar gabungan antar bagian. Pendekatan ini melihat lahan tidak hanya sebagai material fisik/ biologis atau hanya sebagai aset estetis tetapi merupakan total entitas ruang dan entitas visual dari tata kehidupan yang mengintegrasikan geosphere, biosphere, noosphere dan artefak buatan manusia, orang, tanaman, binatang dan materi abiotik merupakan bagian sistem yang saling tak terpisahkan dari sistem yang lebih besar. Konsep perencanaan tata ruang secara holistik tidak dapat dilepaskan dari wacana akademis tentang konsep keseimbangan ekosistem. Ekosistem yang merupakan kependekan dari frase eco-system (sistem ekologi) ini lahir dan berkembang berdasar prinsip-prinsip ekologi yang menekankan pemahaman mengenai hubungan makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya. Sebagai disiplin ilmu, ekologi itu sendiri merupakan reaksi terhadap biologi dan Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-10
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
botani yang terlalu memfokuskan pada spesies secara individu. Sedangkan studi-studi yang berkait dengan fenomena tata lingkungan menuntut pengkajian tidak hanya terhadap karakter dan perilaku spesies itu sendiri namun juga berkaitan dengan tata hubungan antar spesies, bahkan antara spesies dengan lingkungan abiotiknya. Hal inilah yang membuat studi-studi ekologi menjadi komplek. Untuk menghadapi kompleksitas ini, kemudian para intelektual mulai mengembangkan suatu metode pendekatan yang disebut pendekatan sistem (system approach). Sistem sendiri adalah kumpulan elemen-elemen yang memiliki satu hubungan atau lebih dalam rangka membentuk satu entitas komponen yang berinteraksi secara aktif. Dalam konsep sistem, bagian-bagian itu memiliki peran yang signifikan, tetapi interaksi mutual antara bagian itu merupakan aspek yang lebih penting untuk kelangsungan sistem itu sendiri. Keseimbangan
adalah
penentu
keberlanjutan suatu
ekosistem. Makna
keseimbangan itu sendiri yang secara sederhana kita mengerti sebagai suatu kondisi kestabilan yang terjadi pada tata hubungan antara unsur-unsur yang berlawanan bukanlah dalam pengertian yang statis. Keseimbangan ekosistem adalah keseimbangan dalam kerangka proses yang dinamis dan memiliki kontinuitas. Metode perencanaan dalam rangka menyusun Penyusunan Master Plan Zona Klaster Teknik, Universitas Gadjah Mada ini mengikuti suatu konsepsi kerangka pikir berdasarkan hasil temuan analisis dan konsep dasar perencanaan kawasan yang mencakup : kebijakan spasial, pengembangan penduduk, sumber daya alam dan lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya sehingga didapat rumusan-rumusan :
Kebijakan dan arah pengembangan
Tata guna lahan
Pertumbuhan kawasan
Pengembangan kegiatan
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-11
Pendahuluan Klaster Teknik
Sistem transportasi
Penataan bangunan
Kelembagaan dan program pembangunan
Bab I
1.6.2. Tahapan Perencanaan Metodologi Pekerjaan Penyusunan Master Plan Zona Klaster Teknik, Universitas Gadjah Mada meliputi seluruh pekerjaan mulai dari persiapan survey lapangan sampai perumusan rencana yang merupakan landasan pelaksanaan pembangunan yang mencakup tahapan dan rincian pekerjaan sebagai berikut :
Tahap Survey dan Penelitian
Persiapan survey lapangan yakni persiapan dasar yang meliputi penyusunan metode pelaksanaan studi literatur, dan pendalaman materi yang terkait dengan materi kawasan perencanaan serta persiapan teknis berupa persiapan peta, daftar pertanyaan atau amatan, dan peralatan survey yang akan digunakan.
Tahap survey dan penelitian yang meliputi jenis kegiatan yaitu: Identifikasi bangunan yang dilengkapi peta meliputi fungsi utama bangunan atau fungsi lainnya Kondisi
bangunan
terkait
kondisi
fisik
bangunan
(permanen/semi/nonpermanen), jenis konstruksi, banyak lantai dan lainnya. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), garis sempadan jalan, ketinggian bangunan. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Bentuk dan corak/tekstur bangunan.
Identifikasi Utilitas (dilengkapi peta), meliputi: Jaringan listrik mencakup daya yang tersalur pada klaster tersebut, gardu dan titik-titik sambungan, penerangan jalan dan sebagainya. Jaringan telepon mencakup pelanggan pada kawasan tersebut.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-12
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
Jaringan air bersih Jaringan pembuangan dan pengelolaan air limbah. Sistem pembuangan sampah Jaringan pembuangan air hujan
Identifikasi Sumber Daya Alam/Lingkungan yang meliputi: Identifikasi Ruang terbuka Hijau (taman, hutan dan pertanian)
Tahap Analisis Pekerjaan analisis meliputi penilaian terhadap seluruh aspek yang dapat terinci pengukurannya yaitu: Penilaian terhadap situasi klaster Teknik dan lingkungan sekitarnya, meliputi penegasan masing-masing fakultas dalam struktur yang lebih luas. Penilaian terhadap faktor fisik dasar dengan mengukur ketersediaan lahan/ruang serta melihat batasan pada kawasan perencanaan Penilaian terhadap aspek buatan, meliputi penilaian terhadap hasil karya manusia sebagai dasar mengenali ciri/karakter terhadap masing-masing bangunan. Penilaian terhadap kualitas kehidupan manusia pada area perencanaan yang meliputi kegiatan pendidikan, perekonomian, dan transportasi di sekitar klaster. Penilaian terhadap kualitas sumber daya alam/lingkungan yang berada pada area perencanaan. Penilaian terhadap estetika lingkungan yang menunjukkan tingkat hubungan manusia dengan alam lingkungannya, keserasian kehidupan manusia pada area perencanaan.
Penyusunan Rencana dan Rancangan Rencana rancangan merupakan kegiatan rencana untuk mendapatkan susunan tata ruang dan bangunan yang terinci dengan komposisi optimal dalam setiap pengaturan komponennya.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-13
Pendahuluan Klaster Teknik
Bab I
Sifat dari rancangan masih berupa konsep matang dan siap diajukan pada diskusi terbatas. Rencana rancangan tersebut berupa: Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan Rencana sistem transportasi Rencana sistem jaringan utilitas: sistem jaringan air bersih, sistem jaringan air kotor limbah, sistem jaringan listrik, sistem jaringan air hujan, dan sistem jaringan sampah.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
I-14
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
BAB II Deskripsi Profil Klaster Teknik 2.1. Rumusan Tujuan Pengembangan Klaster Kawasan Universitas Gadjah Mada tumbuh cepat yang ditandai dengan adanya transformasi pemanfaatan lahan dari pertanian ke non-pertanian, sehingga tujuan perencanaan ini diutamakan untuk mengarahkan perkembangan kampus Universitas Gadjah Mada beserta rencana fasilitas pendukungnya pada masa yang akan datang dengan cara tidak memperburuk kondisi kawasan baik secara spatial/keruangan maupun non-spatial atau dengan kata lain mengarahkan perkembangan alamiah yang tidak terkendali menjadi perkembangan artifisial yang terkendali. Maka tujuan pengembangan wilayah perencanaan meliputi hal-hal berikut : Mengendalikan perkembangan klaster Teknik, berkaitan dengan pemanfaatan lahan/bangunan dengan memperhitungkan secara optimal kemampuan daya dukung lahan/bangunan klaster
baik ditinjau dari aspek ekologis, efisiensi, elaborasi
keselamatan, maupun aspek estetika kawasan kluster. Mengendalikan perkembangan kegiatan klaster dengan mempertimbangkan adanya potensi lingkungan klaster yang bisa dimanfaatkan, serta mengurangi dampak negatif yang timbul sehingga mempengaruhi kualitas lingkungan hidup klaster ini. (aspek ekologis) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan kawasan, khususnya berkaitan dalam penyediaan sarana prasarana yang memadai. (aspek efisiensi) Menjamin terwujudnya perkembangan tata ruang kawasan klaster sehingga terelaborasi dengan sistem pengurangan resiko bencana baik alam maupun buatan. (aspek elaborasi keselamatan) Menciptakan citra tata bangunan dan ruang kawasan klaster yang memiliki identitas dan estetika yang berkualitas. (aspek estetika)
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-1
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
2.2 Profil Klaster 2.2.1. Fungsi dan Peran Klaster Perkembangan wilayah perencanaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kegiatan di Kotamadya Yogyakarta, dan posisi kawasan Universitas Gadjah Mada sebagai periphery bagi kota Yogyakarta, dipersiapkan sebagai perluasan wilayah kota Yogyakarta. Pengaruh ini tampak pada perkembangan kegiatan pendidikan di wilayah perencanaan dan sekitarnya, juga perkembangan pembangunan perumahan dalam bentuk real estate, serta berbagai kegiatan jasa untuk mendukung kegiatan pendidikan tersebut. Oleh karena itu, perkembangan klaster teknik perlu diperhatikan, karena lingkup wilayah ini terletak pada jalur jalan yang sangat padat seperti Jalan Kaliurang sebagai salah satu akses utama dari Sleman ke pusat Kota Yogyakarta. a. Fungsi Klaster Fungsi klaster mengacu pada Visi dan Misi Universitas Gadjah Mada yang dinyatakan dengan cukup jelas dalam dokumen Rencana Stratejik 2003-2007 yaitu : Visi 2010 UGM menjadi universitas penelitian bertaraf internasional yang berorientasi kepada kepentingan rakyat berdasarkan Pancasila. Misi 1. Menyediakan pendidikan sarjana dan pasca sarjana bertaraf internasional. 2. Menyelenggarakan penelitian dan pelayanan pada masyarakat yang bermutu tinggi. 3. Menggali dan mengembangkan secara berkelanjutan khasanah budaya bangsa. 4. Membina dan mengembangkan pengelolaan universitas yang bertanggungjawab. 5. Menyediakan pelayanan sarana prasarana kampus yang sesuai dengan kemajuan teknologi. 6. Menjalin jaringan kerjasama yang simetrikal di tingkat daerah, nasional, dan internasional.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-2
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Dengan mengkaji secara seksama rumusan visi dan misi universitas, butir-butir penting yang terkait dengan pengembangan fisik adalah bagaimana kampus harus menjadi lingkungan yang dapat:
menjamin berlangsungnya proses pendidikan bangsa terutama penelitian.
menumbuhkan semangat peningkatan kemampuan diri sehingga mendukung daya saing bangsa di tingkat internasional.
menumbuhkan jiwa berkebangsaan dengan tetap berwawasan Pancasila termasuk kerakyatan dan budaya bangsa (nusantara).
b. Peran Klaster Dalam RUTR Yogyakarta 1994-2004 intensitas pemanfaatan lahan di bagian wilayah
pusat
kota
Yogyakarta
diarahkan
untuk
dikurangi
intensitas
pemanfaatannya dan mengakselerasi perkembangan wilayah periphery, khususnya dalam skala pelayanan regional. Dengan demikian secara regional dan lokal wilayah perencanaan memiliki peran strategis dalam bentuk pengendalian pemanfaatan lahan. Begitu juga dengan diadakannya perencanaan sistem klaster dimaksudkan untuk mempermudah perencanaan, dan pengembangan dalam lingkup blok-blok peruntukan dari segi transportasi, lansekap, bangunan, parkir dan lain sebagainya. Selain itu, dengan tersusunnya guide lines, pada setiap blok peruntukan sangat berguna untuk menyelaraskan alur pengembangan dalam setiap klaster. Tujuan utama klastering system adalah efisiensi dan efektifitas pengelolaan organisasi universitas. Konsep klastering dikembangkan berdasarkan tujuan peningkatan koordinasi yang terpadu dari pengelolaan universitas pada kelompokkelompok fakultas yang saat ini dipahami belum efisien dan efektif. Salah satu sebab adalah luas dan banyaknya cakupan bidang yang harus dikelola universitas. 2.2.2. Kebijakan Pengembangan Klaster Kebijakan dasar pengembangan ditetapkan berdasarkan fungsi dan peran klaster teknik yaitu : 1. Pemanfaatan lahan dibagi menjadi beberapa zona dalam kaitannya dengan fungsi dan beberapa hirarki dalam kaitannya dengan perbedaan tingkat intensitas Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-3
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
pemanfaatan. Hirarki ruang kemudian dibagi ke dalam intensitas tinggi, sedang dan rendah. 2. Dalam kaitannya dengan fungsi pemanfaatan lahan kawasan pada klaster teknik, maka pola dasar pemanfaatan lahan tersebut adalah :
Pemanfaatan lahan dengan konsep penciptaan batas-batas yang jelas pada setiap fakultas di Klaster Teknik untuk memberikan fleksibilitas yang tinggi kepada pengembang kawasan baik pemerintah, swasta, masyarakat maupun pihak UGM sendiri.
Pembagian sub kawasan tetap didasarkan atas adanya kegiatan dominan dan non dominan. Fungsi dominan sebagai fungsi utama (pendidikan), sedangkan fungsi non dominan sebagai pendukung fungsi dominan (pelayanan di setiap unit lingkungan).
3. Penetapan konsep tata bangunan yang berisi tentang ketinggian bangunan, corak bangunan, penempatan parkir sepeda motor dan mobil. 4. Pengembangan infrastruktur listrik, telepon, drainase, pembuangan limbah. 5. Penetapan transportasi jalan internal dan eksternal di Klaster Teknik.
2.3. Profil Fakultas 2.3.1. Profil Fakultas Teknik a. Sejarah Fakultas Teknik Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada lahir dalam kancah revolusi. Pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandoeng. Dan pada bulan Januari 1946 mengungsi ke Yogyakarta. Pada tahun yang sama, yakni bulan Januari 1946 di Yogyakarta dibentuk Universitas atau Balai Perguruan Tinggi (BPT) Swasta Gadjah Mada. Dalam masa perjuangan mempertahankan negara (Clash II, Desember 1948 - Oktober 1949), baik STT Jogjakarta maupun BPT Swasta Gadjah Mada terpaksa ditutup. Pada tanggal 19 Desember 1949 setelah kedaulatan kembali ke tangan Republik Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-4
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Indonesia, STT Jogjakarta digabung dengan Sekolah Tinggi Kedokteran (yang sebelumnya hijrah ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (swasta) menjadi Universiteit Negeri Gadjah Mada. Pada tanggal 19 Desember 1949 setelah kedaulatan kembali ke tangan Republik Indonesia, STT Jogjakarta digabung dengan Sekolah Tinggi Kedokteran (yang sebelumnya hijrah ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (swasta) menjadi Universiteit Negeri Gadjah Mada. STT Jogjakarta kemudian berstatus sebagai Fakulteit Teknik Universiteit Gadjah Mada dengan bagian yang sama seperti ketika masih di Bandung. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai tanggal kelahiran Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1950, karena kekurangan staf pengajar dan mahasiswa. Bagian MesinListrik Fakultas Teknik terpaksa ditutup. Dibuka kembali Pada tahun 1957 - 1966, setelah memperoleh bantuan dari University of California Los Angeles (UCLA). Memasuki tahun 1966, awal masa pemerintahan Orde Baru, Fakultas Teknik UGM mengalami masa yang sulit, karena dana yang terbatas untuk perkembangannya. Kemudian lahir KATGAMA lalu berubah nama menjadi KAGAMA. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. : 27 tahun 1981 dan Peraturan Pemerintah No. : 53 Tahun 1982, PAT yang semula berada di Fakultas Teknik UGM dikembangkan menjadi Fakultas tersendiri di lingkungan UGM dengan nama Fakultas Non-Gelar Teknologi (FNT), dan resmi dinyatakan berdiri pada awal Juni 1983 dengan tiga (3) jurusan, yaitu Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 maka mulai tahun 1981 setiap Bagian di lingkungan Fakultas Teknik UGM diubah menjadi Jurusan Pada tahun yang sama sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0218/U/1980 Fakultas Teknik UGM melakukan penyempurnaan kurikulum secara serentak, menyesuaikan diri dengan Kurikulum Nasional. Setelah diterbitkannya Surat Keputusan Rektor UGM No.: UGM/2/119/UM/01/37 dan Surat
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-5
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Keputusan Dekan Fakultas Teknik UGM No. : UGM/TK/ 907/UM/01/39, maka mulai saat itu Fakultas Non Reguler Teknik sudah tidak ada. Sejak tahun 1996 kedelapan jurusan yang ada di Fakultas Teknik UGM telah menempati Jl. Grafika 2, Kampus UGM Yogyakarta. Tahun 1994 Fakultas Teknik UGM mulai menyelenggarakan program Pendidikan Ekstensi (S-1), Teknik Arsitektur dan Teknik Sipil bagi lulusan Sarjana Muda dan Program Diploma III sejenis. Pada tahun 1998 Fakultas Teknik UGM membuka Program Studi Teknik Industri yang berada di bawah Jurusan Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Fisika yang berada di bawah Jurusan Teknik Nuklir dengan 2 (dua) program studi, yaitu Teknik Fisika dan Teknik Nuklir. Sejak tahun 2001/2002, sesuai Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000, maka seluruh program studi di lingkungan Fakultas Teknik UGM telah memberlakukan kurikulum baru yang berbasis pada kompentensi lulusan yang berorientasi kepada learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be. Kurikulum 2001/2002 tersebut lebih ringkas dan lebih padat, yakni berkisar antara 144 sks – 151 sks dan terdistribusi dalam 8 semester. b. Visi Misi 1. Membentuk manusia yang cakap, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mempunyai keinsyafan yang bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, serta memiliki kemampuan akademik dan professional dalam menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 2. Mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional; 3. Mendukung pembangunan masyarakat dengan berperan sebagai kekuatan moral yang mandiri; Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-6
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
4. Mencapai keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip pengelolaan sumberdaya sesuai dengan asas profesionalisme; 5. Berperan besar dalam pembangunan masyarakat yang demokratis, adil dan makmur; 6. Meningkatkan kualitas keberlanjutan untuk menempati posisi yang baik dalam persaingan dan kerjasama global. c. Program Pendidikan 1. Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan 2. Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika 3. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan 4. Jurusan Teknik Kimia 5. Jurusan Teknik Mesin dan Industri 6. Jurusan Teknik Elektro 7. Jurusan Teknik Fisika 8. Jurusan Teknik Geologi 2.3.2. Profil Jurusan 1) Teknik Arsitektur dan Perencanaan a) Sejarah Pada hampir saat yang sama sebagai pembukaan STT Bandung (Sekolah Tinggi Teknik / Sekolah Tinggi Teknik) di Yogyakarta, Sekolah Tinggi Pendidikan Swasta diciptakan di Yogyakarta, yang disebut Balai Perguruan Tinggi Swasta / Swasta Pendidikan Tinggi Hall (BPT) Gadjah Mada. Sekolah resmi dibuka pada bulan Maret 1946 dan terletak di Sitihinggil dan Pagelaran dari Kraton Yogyakarta. Kedua lokasi ini digunakan di bawah dukungan dan izin dari Yang Mulia Sultan Hamengku Buwono IX. Sayangnya pada tanggal 19 Desember 1948, ketika militer Belanda menyerang Yogyakarta yang pada waktu itu ibukota Republik Indonesia, baik STT dan BPT Swasta Gadjah Mada dipaksa untuk menutup. Tepat satu tahun setelah itu ditutup, pada 19 Desember 1949, STT ini kembali dibuka dengan status baru: sebagai fakultas dalam Universitas Gadjah MadaYogyakarta. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-7
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Universitas Gadjah Mada diciptakan oleh penggabungan dari BPT dan STT, dan tanggal resmi berdirinya adalah 19 Desember 1949. Pada waktu itu Republik Indonesia modal dipindahkan ke Jakarta yang menciptakan kekurangan staf pengajar di Fakultas Teknik. Kekurangan ini memaksa penutupan dua program, Teknik dan program Teknik Electical, yang tersisa hanya dua program di operasi, Teknik Sipil dan Teknik Kimia. Donor asing di tahun 1955-1966 membantu Fakultas sangat banyak, terutama dari University of California Los Angeles (UCLA) yang dimulai pada tahun 1957. Dengan bantuan dari UCLA yang termasuk bantuan pengajaran, buku, dan beasiswa bagi staf pengajar yang diorganisir dalam 4 periode sampai 1964, fakultas ini mampu membuka program baru, Teknik Arsitektur (1962 - sekarang). Untuk lebih meningkatkan kegiatan pengajaran dan penelitian, sejak tahun 1970 program Arsitektur memiliki dua divisi, Pusat Desain dan Pusat Penelitian. Kegiatan di bawah pusat-pusat memiliki characterisitic kebersamaan karena mereka memerlukan kerjasama dari berbagai bidang, sehingga kegiatan ini dilakukan dalam tim / kelompok. Hal ini semakin mengangkat roh para anggota dan calon anggota dari dua pusat untuk melanjutkan studi mereka di lahan mereka sendiri khusus untuk dapat saling melengkapi. Kegiatan mengajar dilakukan dalam program studi, dan pada awalnya hanya terdiri dari satu program studi, yang merupakan gelar Sarjana Arsitektur (Sarjana/S1). Saat ini, tahun 2009 ada 8 program studi. Program-program studi diciptakan dalam corellation dengan potensi internal di departemen dan harapan eksternal. Tujuh program studi lain Magister Arsitektur (1991), Sarjana Ekstensi Sarjana (1993), Magister Perencanaan Kota dan Daerah (1994), Magister Urban Desain (1997), Program Doktor Arsitektur (1999), Magister Arsitektur Pariwisata (2002), dan Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota (2003). Dengan perkembangan ini, departemen saat ini di tahun 2009 memiliki program Sarjana tiga gelar, dua di antaranya adalah program studi reguler (Arsitektur, dan Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-8
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Urban dan Perencanaan Pedesaan) dan satu swadaya / ekstensi Program (Arsitektur) yang menerima lulusan Diploma (D3 tingkat) untuk memajukan mereka studi untuk gelar Sarjana.
b) Visi dan Misi i. Visi Jurusan - Menjadikan penelitian dan pendidikan pascasarjana unggulan dengan tetap berlandaskan pada visi Universitas Gadjah Mada. - Tanggap terhadap berbagai kondisi, isu dan tuntutan globalisasi serta mampu bersaing pada tingkat nasional dan internasional di dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan. ii. Misi Jurusan - Meningkatkan peran Jurusan pada pengembangan pemikiran-pemikiran ilmiah, gagasan perencanaan dan perancangan, dan teknologi yang berwawasan kerakyatan untuk berbagai lapisan dan ragam masyarakat. - Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan eksperimen sebagai basis pengembangan keilmuan, khususnya pada jenjang pendidkan pascasarjana. - Membangun kerangka pikir dan konsep/teori yang dinamis bertitik tolak pada isu
dan
tuntutan:
globalisasi,
teknologi
dan
sustainability
architecture/environment yang berimplikasi pada pengembangan kegiatan akademik, penelitian, dan penerapannya pada masyarakat. - Mengembangkan Jurusan sebagai institusi yang terbuka dan handal dengan obyek pengembangan sumber daya manusia, organisasi, fasilitas dan program sesuai dengan paradigma perkembangan arsitektur pada masa yang akan datang. - Mewujudkan Jurusan sebagai center of execellence dalam keilmuan dan profesional bidang arsitektur. - Ikut mendukung terciptanya potensi commercial ventures di lingkup fakultas dengan mengembangkan berbagai program studi dan kerjasama. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-9
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
- Melakukan pertukaran dan kerjasama dengan institusi internasional dengan tukar menukar tenaga pengajar (sebagai tamu) untuk berbagai kegiatan: kuliah tamu, seminar, workshop dan penelitian (research). - Melakukan joint research bersama pemerintah dengan layanan sesuai dengan institusi profesional. - Meningkatkan technical skills dengan memberikan pelatihan antara lain: Computer Aided Design (CAD) bagi masyarakat luas maupun kerjasama dengan instansi tertentu. - Menggalang komunikasi secara rutin dengan alumni untuk perkembangan jaringan dengan alumni. iii. Tujuan Program Studi Arsitektur Tujuan Program Studi Arsitektur adalah menghasilkan lulusan dengan kompetensi sebagai berikut: - Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi arsitektur (teori, metode, dan teknik) - Memiliki wawasan permasalahan lingkungan dan pembangunan dalam arti luas - Memiliki kemampuan terbatas dalam pengawasan, pengelolaan pembangunan, konstruksi bangunan dan kawasan - Mampu menerapkan keahlian keahlian secara profesional dalam perancangan arsitektur, teknologi bangunan dan kawasan - Menguasai
kemampuan
keahlian
merancang,
menganalisis
dan
mengkomunikasikan sistesis iv. Tujuan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Tujuan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota adalah menghasilkan lulusan dengan kompetensi sebagai berikut: - Secara substansi mampu mengembangkan ide-ide atau pemikiran perencanaan untuk menghasilkan rencana kota/daerah; - Secara teknis mampu menyajikan produk-produk perencanaan kota dan daerah, dan Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-10
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
- Secara proses mampu melakukan kerjasama dengan ahli-ahli lain dalam suatu tim kerja. c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Arsitektur - S1 Perencanaan Wilayah Kota Program Pasca Sarjana : - S2 Teknik Arsitektur - S2 Teknik Arsitektur Konsentrasi Desain Kawasan Binaan (MDKB) - S2 Teknik Arsitektur Konsentrasi Arsitektur dan Perencanaan Pariwisata (MPAR) - S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD) Program Doktoral : - S3 Teknik Arsitektur d) Populasi Mahasiswa Teknik Arsitektur dan Perencanaan mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Adapun dari 8 buah prodi di dalamnya, Arsitektur merupakan prodi yang paling banyak dan cenderung stabil jumlah mahasiswanya. 1400
ARSITEKTUR
1200
800
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA EKSTENSI ARSITEKTUR
600
S2 ARSITEKTUR
400
S2 PERENCANAAN KOTA DAN DAERAH S3 ILMU ARSITEKTUR
1000
200
TOTAL
0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
Grafik 2.1. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Arsitektur dan Perencanaan Sumber : Data DAA
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-11
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
2) Teknik Fisika a) Sejarah Jurusan Teknik Nuklir UGM berdiri pada tanggal 29 Agustus 1977 sebagai bagian dari kerjasama Badan Tenaga Atom Nasional (sekarang Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terjalin sejak Kerja Sama Induk pada tanggal 5 November 1974 yang kemudian diperpanjang pada tanggal 22 Februari 1978. Kerja sama ini dicatat dalam beberapa Naskah Pengaturan Kerjasama antara Fakultas Teknik UGM dengan Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi (PPBMI) BATAN Yogyakarta dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (pusdiklat) BATAN di Jakarta. Dua tokoh penting yang menjadi kunci berdirinya Jurusan Teknik Nuklir adalah Ir. Soetojo Tjokrodihardjo, Dekan Fakultas Teknik UGM saat itu dan Prof. Ahmad Baiquni, M.Sc.,Ph.D, Dirjen BATAN saat itu. Jurusan Teknik Nuklir UGM diharapkan mampu menjadi lumbung sumber daya manusia Indonesia di dalam pengembangan Teknologi Nuklir, terutama menyokong pendirian PLTN pertama di Indonesia. Pada awal berdirinya Jurusan Teknik Nuklir UGM menyelenggarakan pendidikan hanya pada tingkat sarjana selama empat semester dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru yang mempunyai ijazah Sarjana Muda Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Fisika dan Kimia, di samping mahasiswa tugas belajar dari beberapa instansi. Bersama dengan Jurusan Teknik Kimia, Teknik Geodesi dan KPTU Fakultas Teknik UGM, Jurusan Teknik Nuklir bertempat di Sekip, gedung yang digunakan untuk diploma Teknik Mesin dan Elektro saat ini. Baru pada akhir tahun 1992, Jurusan Teknik Nuklir bergabung di Grafika. Pendidikan Teknik Nuklir program Strata-1 (S-1) resmi diselenggarakan mulai tahun akademik 1981/1982 dan program lama ditutup pada semester ganjil tahun akademik 1984/1985. Jurusan Teknik Nuklir menambah sebuah program studi lagi yaitu Fisika Teknik sejak tahun ajaran 1998/1999. Pada tanggal 25 Juni 2001, Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-12
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Jurusan Teknik Nuklir berganti nama menjadi Jurusan Teknik Fisika dan mempunyai dua buah program studi yaitu Program Studi Teknik Nuklir dan Fisika Teknik. b) Tujuan i. Program Studi Fisika Teknik bertujuan menghasilkan lulusan dengan kompetensi sebagai berikut, - Mampu rnengembangkan diri lebih lanjut untuk dapat berperan dalam penerapan dan pengem-bangan ilmu pengetahuan dan teknologi instrumentasi dan energi terbarukan/alternatif berdasar-kan penguasaan ilmu pengetahuan dasar dan reka-yasa yang cukup lebar dan mendalam; dan - Mampu mengembangkan produk baru, meningkatkan kinerja dan efisiensi rekayasa dan desain, meningkatkan daya saing produk dalam bidang instrumentasi dan energi terbarukan. ii. Program Studi Teknik Nuklir bertujuan menghasilkan lulusan dengan kompetensi sebagai berikut - Kemampuan dasar keteknikan dan analisis yang kuat. - Kemampuan untuk mengembangkan analisis/penge-tahuannya sampai ke taraf desain dasar sistem teknologi nuklir. - Kemampuan untuk mengembangkan ilmunya dan adaptif dengan dunia kerja. - Kemampuan untuk mengembangkan ilmunya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir tingkat lanjut. - Mandiri. - Berjiwa wirausaha berbasis teknologi. - Mampu bekerjasama dalam tim. - Berbudi pekerti. c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Teknik Fisika - S1 Teknik Nuklir Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-13
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Program Pasca Sarjana : - S2 Magister Rekayasa Keselamatan Industri (MRKI) d) Populasi Mahasiswa Teknik Fisika mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Fisika Teknik sempat mengalami penurunan mahasiswa sebelum kembali naik, dan Teknik Nuklir cenderung stabil setiap tahunnya. 700 600 500 400
FISIKA TEKNIK TEKNIK NUKLIR
300
EKSTENSI TEKNIK NUKLIR TOTAL
200 100 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Grafik 2.2. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Fisika Sumber : Data DAA
3) Teknik Elektro a) Sejarah Sebelum tahun 1975 pendidikan teknik setingkat Sarjana Muda yang ada di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah Akademi Teknologi Nasional (ATN) yang terdapat di berbagai kota. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada saat itu (SK Mendikbud No. 043/U/1975 tentang pembentukan PAT), bahwa pendidikan setelah pendidikan menegah harus diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi (Universitas/ Institut), maka ATN yang ada di phasing out-kan dan di phasing in-kan ke dalam universitas. Beberapa ATN yang terdapat di kota-kota sekitar Yogyakarta (Yogyakarta, Klaten dan Purworejo) di phasing in-kan ke Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-14
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
(FT UGM) menjadi Pendidikan Ahli Teknik (PAT), sesuai denga Surat Penunjukan Rektor UGM No. M.5/150/x/76 tanggal 11 Oktober 1976 dan Surat Penunjukan Dekan FT UGM No. 655a/C/A/1/3/T.77 tanggal 20 Meni 1977. Secara resmi PAT FT UGM dibuka pada tanggal 5 September 1977. Tanggal 5 September 1977 tersebut dianggap sebagai kelahiran Pendidikan Ahli Teknik UGM (nama umum dari Pedidikan Diploma Teknik termasuk PAT dan FNT UGM). Selanjutnya PAT yang semula ada di dalam Fakultas Teknik UGM dikembangkan menjadi fakultas tersendiri di lingkungan UGM dengan nama Fakultas Non-gelar Teknologi (FNT), sesuai Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1982tentang Susunan Organisasi Universitas Gadjah Mada. FNT UGM dinyatakan berdiri sejak awal 1983 Pada tahun 1989 DPR Republik Indonesia mengesahkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang dikenal dengan Undang-undang No.2 tahun 1989, yang diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1990 tanggal 10 Juli 1990 tentang Pendidikan Tinggi. Menindak lanjjuti peraturan di atas adalah dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No: 0312/0/1991 tanggal 6 Juni 1991 yang mengatur tentang penutupan dan penintegrasian FNT ke dalam lingkungan universitas dan institute. Didalam lampiran surat keputusan tersebutditetapkan bahawa jurusan-jurasan yang ada di FNT diintegrasikan ke jurusan-jurusan yang sesuai di Fakultas Teknik UGM. Pada surat keputusan tersebut ditetapkan bahwa peakasaan ketentuan itu diatur oleh Rektor UGM No: UGM/2/119/UM/01/37 dan Surat Keputusan Dekan Fakultas teknik UGM: UGM/TK/07/UM/01/39, maka dimulai saat itu FNT sudah tidak ada lagi. Setelah pengintegrasian tersebut, selanjutnya program ini disebut Program Diploma Fakultas Teknik UGM. Pada tahun 1996, Program Diploma Fakultas Teknik UGM mendapat dana pengembangan dari DIKTI melalui Engineering Education Development Project (EEDP). Dana tersebut diperuntukkan guna pembangunan gedung, pengadaan Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-15
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
peralatan laboratorium, dan beasiswa bagi tenaga pengajar ketiga jurusan di Program Diploma Fakultas Teknik UGM, yaitu Jurusan Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Teknik Sipil. Saat ini, Program Diploma Teknik Elektro menempati sebagian bangunan di Sekip Unit IV dan memiliki laboratorium di Jl. Grafika yang dibangun dengan dana dari EEDP. Mulai tahun 2009, Diploma Teknik Elektro diorganisasikan dalam managemen Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.Hal ini untuk lebih mendekatkan antara penyedia pendidikan ketrampilan dengan pengguna lulusan. b) Visi dan Misi i. Visi Jurusan Menjadi lembaga pendidikan tinggi professional (vokasional) yang mempunyai hubungan dengan dunia industri serta berorientasi pada kepentingan rakyat. ii. Misi Jurusan Menyelenggarakan pendidikan tinggi professional (vokasional) yang sesuai dengan tuntutan perubahan dunia kerja, menyelenggarakan penelitian terapan di bidang teknik elektro, serta pengabdian pada masyarakat. c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Teknik Elektro Program Pasca Sarjana : - S2 Magister Teknologi Informasi (MTI) - S2 Magister Sistem Energi Elektrik (MSEE) - S2 Program Magister Teknik Intrumentasi (MTINST) Program Doktoral : - S3 Teknik Elektro d) Populasi Mahasiswa Teknik Elektro mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Adapun dari 5 buah prodi di dalamnya, Teknik Elektro merupakan prodi yang paling banyak dan cenderung stabil jumlah mahasiswanya. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-16
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
1600 1400
TEKNIK ELEKTRO
1200
TEKNOLOGI INFORMASI
1000
TEKNOLOGI INFORMASI
800
EKSTENSI TEKNIK ELEKTRO
600 S2 TEKNIK ELEKTRO
400 200
S3 ILMU TEKNIK ELEKTRO
0
TOTAL
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 2.3. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Elektro Sumber : Data DAA
4) Teknik Geodesi dan Geomatika a) Sejarah Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu dari delapan Jurusan yang ada di lingkungan Fakultas Teknik UGM. Pada awal berdirinya yaitu pada bulan Agustus tahun 1959 masih merupakan program studi gabungan dengan program studi Teknik Geologi yang bernama Bagian Teknik Geodesi dan Geologi. Pada tahun 1962, berdasar UU No. 22 Tahun 1961, Bagian Teknik Geodesi dan Geologi dipecah menjadi dua bagian yaitu Bagian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Pada tahun 1980, berdasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0214/U/1979, Bagian Teknik Geodesi berubah menjadi Jurusan Teknik Geodesi dengan memberlakukan kurikulum baru 1980 yang untuk pertama kalinya menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS). Mulai tahun 1994, Jurusan Teknik Geodesi menempati Kampus baru berlantai 3 seluas 4.237 m2 di Kompleks Fakultas Teknik UGM Jl. Grafika No 2, Yogyakarta.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-17
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
b) Tujuan i. Program Diploma Teknik Geomatika Program Diploma Teknik Geomatika bertujuan menghasilkan lulusan dengan kompetensi sebagai berikut: - Mampu dan terampil menerapkan teknologi Geomatika untuk keperluan pekerjaan survei rekayasa (Sipil dan Perencanaan) dan kadastral (Pendaftaran Tanah dan Perpajakan); dan - Mendukung program pengembangan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau perusahaan swasta. ii. Program S-1 Teknik Geodesi Tujuan program studi S-1 Teknik Geodesi dan Geomatika Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada adalah sebagai berikut. - Mewujudkan
sistem
pendidikan
yang
efisien,
produktif
dan
berkesinambungan dengan kualifikasi lulusan sebagai berikut, Paham secara komprehensif teori dasar Geodesi dan Geomatika; Terampil melaksanakan pekerjaan Geodesi dan Geomatika serta mampu mengembangkan ke-trampilannya mengikuti perkembangan iptek; Tanggap terhadap tuntutan masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika profesi; dan Mandiri dan siap melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi. - Menghasilkan temuan-temuan melalui penelitian ilmiah inovatif di bidang Geodesi dan Geomatika dalam kerangka pengembangan iptek dan penerapannya. - Meningkatkan kinerja program studi melalui parti-sipasi aktif dalam kegiatan pengembangan masyarakat dalam kerangka pengamalan ilmu dan teknologi. c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Reguler Teknik Geodesi-Geomatika Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-18
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Program Pasca Sarjana : - Teknik Geomatika d) Populasi Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Secara garis besar, jurusan ini mengalami penurunan jumlah mahasiswa sejak 2006. 700 600 500
TEKNIK GEODESI TEKNIK GEODESI
400
EKSTENSI TEKNIK GEODESI
300
S2 TEKNIK GEOMATIKA
200
S3 ILMU TEKNIK GEOMATIKA TOTAL
100 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
Grafik 2.4. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Sumber : Data DAA
5) Teknik Geologi a) Sejarah Jurusan Teknik Geologi Universitas gadjah Mada didirikan pada tahun 1959 dengan nama Bagian Teknik Geodesi-Geologi di Kampus Sekip unit IV. Pada tahun 1961 dengan adanya UU No. 22, Bagian Teknik Geodesi-Geologi dipecah menjadi agian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi. Kemudian Bagian Teknik Geologi pindah ke Kampus Jetis Jl. AM Sangaji 47 Yogyakarta. Dengan adanya PP No. 5 tahun 1980, nama Bagian Geologi diubah menjadi Jurusan Teknik Geologi yang dipakai hingga saat ini. Pada tahun 1985 Kampus Jetis pindah ke Kampus di Jl. Flora Bulaksumur dan menghuni kampus tersebut hingga tahun 1992, kemudian pindah ke gedung baru di Kompleks Terpadu Fakultas Teknik UGM Jl. Grafika 2 Yogkarta hingga saat ini. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-19
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
b) Tujuan i. Program S-1 Teknik Geologi Sebagai jurusan yang mendidik sarjana di bidang Teknik Geologi, maka pendidikan di Jurusan Teknik Geologi memiliki tujuan agar para lulusannya menjadi sarjana yang berwawasan luas untuk: - Memahami ilmu kebumian dan ilmu-ilmu lain yang terkait sebagai suatu sistem; - Memahami bumi yang mempunyai karakter dan berproses dalam ruang dan waktu, baik sebagai sumber daya mineral dan energi maupun bencana alam; serta - Mampu mendayagunakan bumi yang berwawasan lingkungan. ii. Program S-2 Teknik Geologi Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan Program Studi Teknik Geologi Strata-2 adalah sebagai berikut, - Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan konsep dasar geologi dengan mendasarkan paradigma baru dalam pendidikan geologi; - Mengembangkan konsep dasar geologi dalam usaha untuk menemukan potensi sumberdaya alam melalui kegiatan penelitian; dan - Mendayagunakan
penemuan
potensi
sumberdaya
alam
dengan
mempertimbangkan keseimbangan geologi lingkungan demi kesejahteraan hidup manu-sia melalui kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan sasaran Program Studi Teknik Geologi Strata-2 adalah menghasilkan lulusan ahli geologi yang dapat berkompetisi di pasar global, memiliki integritas tinggi, tanggap terhadap perubahan/kemajuan teknologi dan masalah geologi yang dihadapi masyarakat, mampu mengembangkan ilmu geologi berwawasan lingkungan, mampu mengembangkan profesionalisme di bidang geologi, serta mempunyai kemampuan penalaran ilmiah dalam setiap penyelesaian masalah. c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Teknik Geologi Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-20
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Program Pasca Sarjana : - S2 Teknik Geologi
Minat studi Geologi Sumberdaya Mineral (GSDM).
Minat studi Geologi Sumberdaya Energi (GSDE).
Minat studi Geologi Lingkungan (GL).
d) Populasi Mahasiswa Teknik Geologi mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Secara garis besar, jurusan ini mengalami kenaikan jumlah mahasiswa sejak 2009. 500 450 400 350 300
TEKNIK GEOLOGI
250
S2 TEKNIK GEOLOGI
200
S3 ILMU TEKNIK GEOLOGI
150
TOTAL
100 50 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
Grafik 2.5. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geologi Sumber : Data DAA
6) Teknik Mesin dan Industri a) Sejarah Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada lahir dalam kancah revolusi. Pada akhir Perang Dunia II, setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, dan diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandoeng. Sebagai hasil
pengambilalihan
kekuasaan dari pemerintah Jepang oleh Pemerintah Republik Indonesia, STT ini merupakan kelanjutan Koo Gyoo Dai Gaku pada masa pendudukan Jepang dan Technische Hoogeschool pada masa pendudukan Belanda. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-21
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Akibat pertikaian antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Belanda yang dibantu oleh tentara Sekutu, dan juga atas usul beberapa mahasiswa, STT Bandoeng pada bulan Januari 1946 mengungsi ke Yogyakarta. Secara resmi, STT Bandoeng di Jogjakarta dibuka pada tanggal 17 Februari 1946, dengan bagian-bagian yang sama seperti ketika masih di Bandung, yakni Bagian Teknik Sipil, Bagian Teknik Mesin-Listrik, dan Bagian Teknik Kimia. Pada awal kegiatannya di Yogyakarta, STT ini menempati ruang-ruang di gedung olah raga Sekolah Menengah Tinggi (SMT) di kawasan Kota Baru. Kegiatan kuliah diselenggarakan pada sore hari. Pada tahun 1950, karena kekurangan staf pengajar dan mahasiswa. Bagian MesinListrik Fakultas Teknik terpaksa ditutup. Pada tahun 1957 - 1966, Fakultas Teknik UGM memperoleh bantuan dari University of California Los Angeles (UCLA) berupa tenaga-tenaga pengajar, peralatan, buku-buku untuk pendidikan, dan beasiswa pendidikan lanjut untuk staf pengajar. Dalam periode ini Fakultas Teknik UGM mengembangkan Bagian-bagian baru, yaitu Bagian Teknik Mesin (1959), Bagian Teknik Geodesi-Geologi (1959) yang kemudian dipisah menjadi Bagian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi (1962), Bagian Teknik Arsitektur (1962), dan Bagian Teknik Listrik (1963). Untuk memenuhi tuntutan industri dan dunia pendidikan, mulai tahun akademik 1998/1999 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM membuka Program Studi Teknik Industri, yang dijalankan untuk menghasilkan sarjana strata-1 (S1) yang mampu merancang dan mengelola sistem yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi, dan energi dengan tetap memiliki tanggungjawab kebangsaan, etika, profesi, dan sosial serta jiwa entrepreneurship dan leadership dengan penekanan pada bidang manufaktur. Program studi Teknik Industri dirancang dengan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan program studi sejenis di Perguruan Tinggi yang lain, terutama dalam hal penguasaan yang lebih mantap tentang dasar-dasar ilmu teknik yang berperan besar dalam industri manufaktur. Jadi mulai tahun akademik 1998/1999 Jurusan Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-22
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mempuyai 2 program studi, yaitu Program Studi Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Industri. Sejak bulan Juli 2007 berdasarkan SK Rektor UGM No. 225/P/SK/HT/2007, tanggal 30 Juli 2007, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM telah berubah namanya menjadi Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM. Saat ini program studi Teknik Industri, selain membuka program sarjana (S1), juga telah mempunyai program pascasarjana S2 dan tengah mempersiapkan program pascasarjana S3. b) Tujuan i. Program S-1 Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin dirancang untuk menghasil-kan lulusan dengan kompetensi sebagai berikut: - Menerapkan pengetahuan matematika, ilmu teknik dasar serta dasar-dasar ilmu teknik, - Merancang, membuat, mengoperasikan, mengelola, dan memelihara mesin dan sistem yang berhu-bungan dengan permesinan, - Merancang, melaksanakan eksperimen, menganalisis serta menafsirkan data yang diperoleh, - Mengidentifikasikan, merumuskan dan memecah-kan problem-problem terkait dengan bidang perme-sinan, - Bekerja secara efektif baik secara individual maupun dalam tim multi-disiplin atau multi-budaya, serta memiliki kemampuan sebagai pemimpin ataupun sebagai anggota tim, - Memahami dan mempunyai komitmen terhadap tanggung jawab profesi dan etika, - Berkomunikasi secara efektif, tidak hanya dengan sesama sarjana teknik tetapi juga dengan masyarakat luas, termasuk kemahiran dalam berbahasa Inggris,
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-23
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
- Menggunakan komputer dan berbagai macam perangkat lunak untuk menganalisis dan menye-lesaikan permasalahan di bidang permesinan, - Memahami tanggung jawab sosial budaya, global, lingkungan dan bisnis dari seorang Insinyur Profesio-nal, serta pemahaman terhadap kebutuhan dan prinsip-prinsip pembangunan berkesinambungan, - Memahami tentang kewirausahaan dan proses ino-vasi, - Mempunyai pengetahuan terhadap berita-berita kontemporer, - Menyadari dan melaksanakan proses belajar seumur hidup, - Menggunakan teknik-teknik, ketrampilan serta pera-latan teknik modern yang diperlukan untuk praktik, dan - Mempunyai kompetensi teknis yang mendalam paling tidak pada satu disiplin ilmu teknik yang spesifik. ii. Program S-1 Teknik Industri Program Studi Teknik Industri dirancang untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi sebagai berikut. - Memahami
dan
menerapkan
pengetahuan
matematika,
teknik,
dan
engineering. - Merancang sistem yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi, dan energi. - Mengidentifikasi, memformulasi, dan menyelesaikan problema teknik industri dengan perhatian yang cukup pada aspek-aspek ergonomi. - Merancang dan melaksanakan eksperimen. - Mengumpulkan, menganalisa, dan menginterpre-tasikan data. - Memodelkan sistem teknik dan menarik appropriate inferences (benang merah yang tepat). - Mengevaluasi dampak dari sebuah sistem teknik terhadap pekerja, pengguna, dan organisasi. - Memilih kombinasi yang tepat antara material dan proses manufaktur untuk memenuhi spesifikasi produk. - Merancang, merencanakan, dan mengontrol sistem produksi terintegrasi. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-24
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
- Menggunakan komputer untuk menganalisa dan meningkatkan kinerja sistem teknik. - Mempunyai jiwa, kemampuan, dan ketrampilan yang cukup dalam hal entrepreneurship, intrapre-neurship, technopreunership, dan leadership, serta berdayaguna dalam sebuah tim lintas bidang. - Berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan. - Memahami tanggungjawab kebangsaan, etika, pro-fesi, dan sosial. - Menghormati perbedaan dan responsif terhadap isu-isu mutahir dalam profesi, sosial, dan global. - Menyadari dan melaksanakan sikap belajar seumur hidup (lifelong learning). iii. Program S-2 Teknik Mesin Program studi S2 Teknik Mesin Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan berpikir, meningkatkan kemampuan
pene-litian
dan
pengembangan
ilmu,
dan
meningkatkan
kemampuan mengembangkan diri bagi peserta. Lulusan program pendidikan S2 ini diharapkan mampu mem-berikan kontribusi nyata bagi perkembangan teknik mesin dalam kariernya baik sebagai peneliti, tenaga pendidik, maupun ahli rancang bangun dan rekayasa industri.
iv. Program S-2 Teknik Industri Program studi S2 Teknik Industri bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan berpikir, meningkatkan ke-mampuan penelitian, dan pengembangan ilmu di dalam
bidang
teknik
industri,
serta
meningkatkan
kemampuan
mengembangkan diri bagi peserta. Lulusan program pendidikan ini diharapkan mampu memberikan kontri-busi yang nyata dalam kariernya baik sebagai peneliti, tenaga pendidik, maupun ahli rancang bangun dan rekayasa industri. (Sumber : http://www.fakultas-teknik.ugm.ac.id/jurusan/teknik-mesin-industri.html )
c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Teknik Mesin Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-25
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
- S1 Teknik Industri Program Pasca Sarjana : - S2 Teknik Mesin
Konsentrasi Konversi Energi (KE),
Konsentrasi Mekanika Bahan (MB), dan
Konsentrasi Teknik Bahan (TB).
- S2 Teknik Industri
Konsentrasi Sistem Kerja dan Ergonomi Industri (SKEI)
Konsentrasi Rekayasa Sistem Manufaktur dan Proses (RPSM)
d) Populasi Mahasiswa Teknik Mesin dan Industri mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Secara garis besar, jumlah mahasiswa jurusan ini cenderung stabil tiap tahunnya. 2000 1800
TEKNIK INDUSTRI
1600
TEKNIK MESIN
1400
TEKNIK MESIN
1200 EKSTENSI TEKNIK INDUSTRI
1000 800
EKSTENSI TEKNIK MESIN
600
S2 TEKNIK INDUSTRI
400
S2 TEKNIK MESIN
200 S3 ILMU TEKNIK MESIN
0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
TOTAL
Grafik 2.6. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Mesin dan Industri Sumber : Data DAA
7) Teknik Kimia a) Sejarah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM lahir dalam kancah revolusi Kemerdekaan Indonesia. Pada jaman penjajahan Belanda, di Indonesia hanya ada Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-26
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
sebuah Perguruan Tinggi Teknik. Perguruan Tinggi Teknik ini berkedudukan di Bandung dengan nama Technische Hoogeschool yang didirikan Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Juli 1920. Perguruan Tinggi ini memiliki Bagian Kimia, tetapi baru pada tingkat permulaan. Pada jaman pendudukan Jepang, tepatnya pada tanggal 1 April 1944, Pemerintah Militer Jepang mendirikan Perguruan Tinggi Teknik dengan nama Bandoeng Koo Gyoo Dai Gaku. Setelah Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Bandoeng Koo Gyoo Dai Gaku direbut oleh pemuda mahasiswa bersama-sama dengan para staf pengajarnya dan dilanjutkan dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng. Dengan penyerbuan tentara Sekutu ke kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota Bandung, Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng berhijrah ke Yogyakarta, yang pada waktu itu berstatus sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia setelah kepindahan Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, dan dibuka dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di Jogjakarta pada tanggal 17 Pebruari 1946. Bagian-bagian yang dibuka pada waktu itu adalah Sipil, Kimia, serta Mesin & Listrik. Perkuliahan dilaksanakan di Gedung SMA III di Kota Baru Yogyakarta. Pada waktu yang bersamaan didirikan juga Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (Swasta). Nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di Jogjakarta ini selanjutnya segera diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta yang berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri. Pada tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda menyerbu dan menduduki Yogyakarta sehingga Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta terpaksa ditutup. Berkat Perjuangan Tentara Nasional Indonesia bersama-sama rakyat, Yogyakarta berhasil direbut kembali. SekoIah Tinggi Teknik Jogjakarta, Sekolah Tinggi Kedokteran (yang juga berhijrah dari Jakarta ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (Swasta) disatukan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dijadikan Universitas Gadjah Mada pada tanggal 19 Desember 1949 dengan nama Universitit Negeri Gadjah Mada. Antara tahun 1946 sampai 1952 Bagian Kimia mengalami kekurangan tenaga dosen, alat dan buku, di samping kesulitan sebagai akibat langsung penjuangan Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-27
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
kemerdekaan. Dengan adanya bantuan beberapa tenaga asing dan perhatian Pemerintah yang serius pada tahun 1955 dihasilkan lulusan-lulusan pertama. Keadaan lebih membaik lagi dengan University of California Los Angeles Gadjah Mada Engineering Project, yang berlaku efektif dari tahun 1957 sampai tahun 1966. Penyediaan tenaga Dosen, alat dan buku disamping pengiriman Dosen ke luar negeri untuk tugas belajar berjalan dengan baik. Pada tahun 1959 Bagian Kimia menjadi Bagian Teknik Kimia dengan pemantapan kurikulum yang bersifat mendasar dengan lama pendidikan tetap 4 tahun. Perluasan kurikulum menjadi 5 tahun terjadi pada tahun 1962/1963. Kurikulum 5 tahun ini mula-mula menuntut 192 SKS untuk pendidikan Sarjana Teknik Kimia yang kemudian dikurangi menjadi 186 SKS. Antara tahun 1980 sampai dengan 2000 Jurusan Teknik Kimia menganut program S-1 yang menuntut 160 SKS untuk Sarjana Teknik Kimia yang terbagi dalam 9 semester. Untuk kurikulum tahun 2000 (berlaku 2000-2006) dan kurikulum 2006 (berlaku 2006-2011), Jurusan Teknik Kimia memberlakukan 148 SKS yang terbagi dalam 8 semester. Saat ini Jurusan Teknik Kimia FT-UGM adalah salah satu Jurusan Teknik Kimia yang terbaik di Indonesia terbukti dengan akreditasi A dari BAN dan dimenangkannya berbagai proyek hibah kompetisi dari DIKTI mulai dari Quality of Undergraduate Education (QUE) dari tahun 2000-2004 dan Proyek Hibah Kompetisi B (PHK B) dari tahun 2006 – 2008. b) Visi dan Misi i. Visi Jurusan Teknik Kimia FT UGM Menjadi institusi pendidikan berbasis riset terkemuka di tingkat internasional yang memberikan kontribusi nyata bagi sustainable development menuju kemakmuran bangsa dan menghasilkan lulusan bermoral baik, berwawasan nasional, berkualitas internasional, serta mempunyai fleksibilitas dalam pengembangan diri.
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-28
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
ii. Misi Jurusan Teknik Kimia FT UGM - Mendidik mahasiswa dengan sistem pembelajaran berorientasi student learning agar dihasilkan lulusan dengan penalaran yang baik untuk life-long learning. - Mengembangkan riset untuk pemecahan permasalahan riil di masyarakat dan dunia industri serta pengolahan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dalam kerangka sustainable development. - Memperkuat dan memperluas jejaring internasional untuk mempertebal atmosfer internasional dalam semua aktivitas Jurusan. - Membangun atmosfer akademis yang kondusif untuk pengembangan kepribadian dan wawasan technopreneurship (entrepreneurship berbasis teknologi). - Membekali lulusan untuk memiliki kemauan dan keahlian dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan serta kepedulian tinggi terhadap pelestarian lingkungan. c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Teknik Kimia Program Pasca Sarjana : - S2 Program Magister Teknik Kimia Konsentrasi Teknik Proses (MTK) - S2 Program Magister Teknik Konsentrasi Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan (MTPPL) - S2 Program Magister Teknik minat Business, Enterprises and Environment (MTBEE) Program Doktoral : - S3 Teknik Kimia d) Populasi Mahasiswa Teknik Kimia mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Sejak 2005, jurusan ini cenderung mengalami peningkatan jumlah mahasiswa. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-29
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
900 800 700 600 500
TEKNIK KIMIA
400 S2 TEKNIK KIMIA
300 200
S3 ILMU TEKNIK KIMIA
100 TOTAL
0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
Grafik 2.7. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Kimia Sumber : Data DAA
8) Teknik Sipil dan Lingkungan a) Sejarah Jurusan Teknik Sipil FT UGM lahir bersama-sama dengan Fakultas Teknik UGM dalam kancah revolusi perjuangan pendirian Negara Indonesia. Riwayat Jurusan Teknik Sipil dapat dirunut ke masa kolonial Hindia Belanda. Saat itu, terdapat institusi pendidikan tinggi di bidang teknik Technische Hoogeschool yang berada di Bandung. Pada masa pendudukan Jepang, Technische Hoogeschool berganti nama menjadi Koo Gyoo Dai Gaku. Segera setelah Indonesia merdeka, Koo Gyoo Dai Gaku berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng, yang selanjutnya dikenal sebagai STT Bandoeng. Dengan penyerbuan tentara Sekutu ke kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota Bandung, Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng berhijrah ke Yogyakarta, yang pada waktu itu berstatus sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Secara resmi, STT Bandoeng di Jogjakarta dibuka pada tanggal 17 Februari 1945. Sama dengan saat masih di Bandung, STT Bandoeng di Jogjakarta memiliki tiga jurusan, yaitu Bagian Teknik Sipil, Bagian Teknik Mesin-Listrik, dan Bagian Teknik Kimia. Pada awal kegiatannya di Yogyakarta, STT ini menempati ruang-ruang di gedung olah raga Sekolah Menengah Tinggi (SMT) di kawasan Kota Baru. Kegiatan kuliah diselenggarakan pada sore hari. Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-30
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Tidak lama kemudian, masih pada 1946, STT Bandoeng di Jogjakarta berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta atau disingkat STT Jogjakarta. Kampus pun pindah ke kawasan Jetis. Dalam perkembangannya, STT Jogjakarta memiliki laboratorium yang berlokasi terpisah dari kampus Jetis, yaitu di kawasan Jl. Krasak Kotabaru dan Pingit. Pada masa yang hampir bersamaan, pada bulan Januari 1946 di Yogyakarta dibentuk Universitas atau Balai Perguruan Tinggi (BPT) Swasta Gadjah Mada. Namun STT Bandoeng tidak menjadi bagian dari Perguruan Tinggi Swasta tersebut, karena STT Bandoeng di Jogjakarta adalah lembaga pemerintah (negeri). Jadi merupakan perguruan tinggi negeri yang pertama di Yogyakarta. Selama perang kemerdekaan, Desember 1948 sampai dengan Oktober 1949, STT Jogjakarta terpaksa ditutup. Pasca pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintah Belanda, pada 19 Desember 1949 STT Jogjakarta digabungkan dengan Sekolah Tinggi Kedokteran dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (perguruan tinggi swasta) menjadi “Universiteit Negeri Gadjah Mada” atau dikenal sebagai UGM. Ex-STT Jogjakarta menjadi “Fakulteit Teknik Universiteit Gadjah Mada”, yang sering disingkat menjadi FT UGM, dan tetap memiliki tiga jurusan: Teknik Sipil, Teknik Mesin-Listrik, dan Teknik Kimia. Dalam perkembangan selanjutnya, kampus FT UGM pernah berpindah beberapa kali. Kampus Jurusan Teknik Sipil FT UGM berpindah dari kawasan Jetis ke kawasan Pogung (di lingkungan kampus UGM Bulaksumur) pada 1974, sedangkan Laboratorium Pengaliran tetap di Pingit sampai 1995. Perkembangan terakhir, kampus Jurusan Teknik Sipil FT UGM berpindah secara bertahap sejak 1994 sampai 1998 ke Jl. Grafika, yang merupakan kampus terpadu FT UGM saat ini. Pada tahun 2006 Jurusan Teknik Sipil FT UGM berubah nama menjadi Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (JTSL FT UGM).
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-31
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
b) Visi dan Misi i. Visi Visi Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM (JTSL FT UGM) adalah menjadi institusi pendidikan tinggi di bidang teknik sipil yang bertaraf internasional dan menghasilkan lulusan yang andal dan bermoral, profesional, berkompeten, dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. ii. Misi - Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan tenaga ahli dalam bidang teknik sipil yang andal, bermoral, kompeten, dan profesional. - Menyelenggarakan penelitian yang menopang pendidikan dan kemajuan ilmu, teknologi bidang infrastruktur, terutama pada tingkatan perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pengoperasian, dan perawatan. - Menyelenggarakan
kegiatan
pengabdian
kepada
masyarakat
dengan
melibatkan segenap unsur sivitas akademika dengan memberdayakan peran serta pemangku kepentingan (stakeholders). - Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. - Mengembangkan organisasi jurusan secara berkelanjutan menuju institusi unggul dan bertaraf internasional, - Meningkatkan manajemen jurusan yang transparan dan akuntabel, serta mampu mendorong kinerja sivitas akademika jurusan. c) Program Studi Program Sarjana : - S1 Teknik Sipil dan Lingkungan Program Pasca Sarjana : - S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Air – MPSA - S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Bencana Alam – MPBA - S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Sarana Prasarana – MPSP - S2 Minat Studi Magister Teknologi Bahan Bangunan – MTBB - S2 Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi – MSTT Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-32
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik
Bab II
Program Doktoral : - S3 Teknik Sipil dan Lingkungan d) Populasi Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Mahasiswa S1 Teknik Sipil cenderung stabil, dan mahasiswa S2 Sipil terus mengalami peningkatan. 1400
TEKNIK SIPIL
1200 TEKNIK SIPIL
1000 EKSTENSI TEKNIK SIPIL
800 600
S2 TEKNIK SIPIL
400
S2 SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI
200
S3 ILMU TEKNIK SIPIL
0
TOTAL
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Grafik 3.8. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan Sumber : Data DAA
Laporan Akhir Masterplan Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
II-33
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik T
Bab II
2.4. Zonaasi Klaster TEKNIK
Gaambar 2.1. Zonasi Klasterr Teknik
Keterangan: ur dan Perenncanaan 1. T. Arsitektu
8. T. Geoloogi
2. T. Geodesi
9. Bengkell T. Mesin
3. T. Sipil
10. Percetakkan
4. T. Kimia
11. Fasilitass umum: Kantor K Pusat
5. T. mesin
Fakultass Teknik, Perpustakaaan
6. T. Elektro
Fakultass,
7. T. Fisika
Kantin Teknik T
Mushoola
Teknikk,
Laporan Ak khir Masterplan n Klaster Teknik Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
II-34
Deskripsi dan Profil Klaster Teknik T
Bab II
Gambar 2.22. Ketinggian Lantai L Bangunan Klaster Tekknik
2.5. Fasilitas Ruangg Eksisting as Eksistingg Fakultas Teknik T 2.5.1. Fasilita Luas tahu un 2011 (m2) Noo
1
Juru usan Fakultas TEKNIK K
Tekn nik
Arsiteektur
daan
Luas Lantai
Luass Total
D Dasar
Laantai
3 3127.33
78 832.00
Peren ncanaan 2
Tekn nik Geodesi
1 1519.33
43 344.00
3
Tekn nik Sipil
5 5446.33
124 444.00
4
Tekn nik Kimia
3 3722.00
46 628.00
5
Tekn nik Mesin
4 4471.50
70 048.00
6
Tekn nik Elektro
2 2866.00
77 778.00
7
Tekn nik Fisika
1 1833.00
34 476.00
8
Tekn nik Geologi
1 1526.33
45 571.00
244511.82
521 121.00
TOTAL
Tab bel 2.1. Luas Eksisting E Klasteer Teknik (Sumber : SIM MGERU, Juli 2011) 2
Laporan Ak khir Masterplan n Klaster Teknik Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
II-35
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
BAB III Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik Fakultas Teknik
3.1. Evaluasi Terhadap Masterplan/RIPK Terdahulu Salah satu arahan mendasar yang menjadi basis dalam proses perancangan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada adalah review terhadap masterplan atau Rencana-rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) terdahulu. Pada RIPK 1996,tercatat titik kelemahan utama dalam masterplan ini, yakni terkait rancangan dalam hal efektifitas pemanfaatan lahan dan optimalisasi lahan hijau di lingkungan kampus, tata sirkulasi dan pemanfaatan lahan parkir, serta tata massa terkait performa integrasi antar fungsi bangunan terhadap bangunan lainnya. Hal ini secara sistemik menurunkan kualitas keterhubungan aktifitas akademik antar fakultas dan menurunkan kualitas lingkungan hijau kampus. Kelemahan ini disebabkan kurang terdefinisi secara baik pengaturan pemanfaatan lahan dalam RIPK 1996 tersebut. Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan didasarkan pada studi dan ketentuan serta kebijakan terkait yang ada yaitu RIPK UGM 2005-2015 yang berisi tentang ketentuan pembangunan gedung baru yang tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas bangunan lama yang berupa bangunan gedung berlantai 1 (satu) dan atau 2 (dua). Sehingga efisiensi lahan diharapkan akan tercapai di antaranya melalui rancangan bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai. Dalam ketentuan tersebut,
untuk
mengefektifkan sirkulasi antar bangunan direkomendasikan adanya penghubung antar bangunan berupa koridor atau jejalur. Di dalam melakukan evaluasi, juga didasarkan pada pedoman rencana tata bangunan yang tertuang pada PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 06/PRT/M/2007 PEDOMAN RTBL tentang KDB (Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan), dan KDH (Koefisien Daerah Hijau). Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-1
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik juga terkait dengan rencana tata lansekap Universitas Gadjah Mada yang menerapkan kebijakan open system dan closed system. Open system (OS) ditujukan sebagai tempat parkir atau tempat kegiatan lain yang dinaungi oleh pohon-pohon tinggi, besar dan beragam. Closed system (CS) ditujukan sebagai daerah resapan air dan penyejukan udara dan dalam jangka panjang seharusnya dapat menggantikan fungsi air conditioner di ruang-ruang dosen, kuliah dan laboratorium ataupun tempat tempat pertemuan dengan bentuk hutan kampus (arboretum) , dan jenis tanaman beragam. Wilayah studi adalah klaster teknik yang termasuk dalam kawasan UGM Yogyakarta; yang berkonsep Educopolis yaitu kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan sinergi interdisiplin dan tanggap terhadap isu ekologis. Untuk itu, UGM telah melakukan penanaman pohonpohon penghijauan yang sesuai dengan konsep kampus educopolis.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-2
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Gambar 3.2. Rencana Tata Lansekap Landmark, Pedestrian Plaza
Pada dasarnya konsep Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) UGM telah memiliki strategi pengembangan yang cukup baik namun perlu disusun kembali kerangka acuan RTBL meruntut pada kebutuhan masing-masing klaster secara spesifik khususnya pada kasus studi klaster Teknik sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: 1. Peletakan entrance dan besaran 2. Peletakan tata unit dan orientasi bangunan 3. Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraan. 4. Jarak pencapaian dari halte bus menuju ke main entrance harus dekat. 5. Aksesibilitas dan besaran lahan parkir yang mencukupi dalam konteks berkelanjutan 6. Ruang terbuka/shared placed menjadi optimal terintegrasi dengan fungsi-fungsi bangunan disekitarnya. 7. Efektifitas lahan dan ruang yang ditingkatkan dengan rencana pembangunan gedung minimal 5 lantai
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-3
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
3.1.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting Pemanfaatan lahan pada perencanaan klaster teknik untuk menghasilkan suatu produk baru yang lebih optimal sebagai penunjang fasilitas pendidikan tanpa mengurangi potensi bangunan sekitar. Pemanfaatan lahan di dalamnya mengandung unsur-unsur penggunaan lahan yang telah ada dan arahan pengembangan pemanfaatan lahan yang lebih optimal berdasarkan evaluasi sumberdaya lahan dan kesesuaian pemanfaatan. Evaluasi sumberdaya lahan dan kesesuaian pemanfaatan diusahakan sedemikian rupa sehingga beberapa area-area pada klaster Teknik yang pada mulanya kurang diperhatikan dapat dikembangkan sebagai area fungsional, sedangkan area-area yang potensial tetap terpelihara kelestariannya. Dalam evaluasi sumberdaya lahan pada klaster ini sangat ditekankan pada upaya pemanfaatan lahan-lahan atau bangunanbangunan yang tidak terpakai untuk dikembangkan menjadi fasilitas-fasilitas pendidikan berdasarkan perkembangan program pendidikan yang telah disesuaikan untuk beberapa masa yang akan datang. Pemanfaatan lahan yang ada di kawasan perencanaan cukup bervariasi terdiri dari: lahan terbangun (bangunan gedung pendidikan, dan laboratorium), serta open space (halaman dan parkir). Berdasarkan kompleksitas permasalahan yang ada, akan mempermudah analisis fungsi kawasan perencanaan nantinya, yang akan menjadi acuan dalam perencanaan nantinya. Kondisi/konstruksi bangunan secara umum adalah bangunan permanen. Masih terdapat pula beberapa bangunan dengan konstruksi non permanen yang berfungsi sebagai tempat parkir dan kantin. Di beberapa bangunan ruang kuliah terasa panas dan sesak karena ventilasi dan cahaya kurang. Dari kondisi yang akan dipetakan dibawah ini, dapat menjadi materi usulan tentang beberapa bangunan yang akan diganti (demolition), yang merupakan bangunan berlantai 1 dan 2, dijadikan bangunan berlantai tiga ke atas dengan dasar kebijakan RIPK yang berlaku saat ini.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-4
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Gambar 3.3.Eksisting Klaster Teknik
3.1.2. Fasilitas Pelayanan Fasilitas pelayanan seperti aula, musholla, kantin, taman untuk refreshing dan parkir, sudah disediakan di tiap-tiap jurusan. Penempatan parkir mobil dan sepeda motor pada masing-masing jurusan di klaster ini pada umumnya diletakkan secara terpisah. Untuk fasilitas bersama fakultas, juga disediakan plaza, kantor pusat fakultas, parkir fakultas, perpustakaan fakultas, mushola fakultas, dan kantin fakultas. 3.1.3. Transportasi dan Aksesibilitas Bangunan-bangunan jurusan T. Arsitektur dan Perencanaan, T. Geodesi dan Geomatika, T. Sipil dan Lingkungan, T. Kimia, T. Mesin dan Industri, T. Elektro dan Teknologi Informasi, T. Fisika, dan T. Geologi teralokasi secara mengelompok membentuk klaster teknik yang dikelilingi oleh sungai dan jalan-jalan umum yang dilewati kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang kini semakin ramai setelah dibangunnya jembatan baru. Klaster Teknik memiliki satu akses utama keluar masuk klaster yang dapat dilalui oleh sepeda dan kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil, travel, bus) dan antar jurusan dihubungkan dengan jalan-jalan untuk mempermudah pencapaian bangunan. Saat ini, kondisi system transportasi dalam klaster telah mengakomodasi kebutuhan ruang sirkulasi kendaraan dengan cukup baik. Namun tidak demikian untuk sirkulasi pejalan kaki. Tidak adanya trotoar atau pergola khusus mengurangi kenyamanan bagi Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-5
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
pejalan kaki.Vegetasi pun kurang memberikan kenyamanan karena hanya memberi keteduhan di bagian-bagian tertentu saja. 3.1.4. Analisis Lokasi dan Aspek Lahan Klaster Teknik yang terdiri dari jurusan T. Arsitektur dan Perencanaan, T. Geodesi dan Geomatika, T. Sipil dan Lingkungan, T. Kimia, T. Mesin dan Industri, T. Elektro dan Teknologi Informasi, T. Fisika, dan T. Geologi berdiri diatas lahan seluas 60.241 m2 dengan batas lahan sebagai berikut: Utara: Jalan Teknika Selatan Barat: Sungai Timur: Jalan Kesehatan Selatan: Klaster Rumah Sakit ( RS Dr. Sadjito)
Gambar 3.4.Eksisting Klaster Teknik
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-6
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
3.1.5. Potensi Sumber Daya Pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya dapat menentukan keberhasilan pengembangan
fungsi
pada
suatu
kawasan.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
mengoptimalkan fungsi pemanfaatan kawasan dengan resiko sekecil mungkin dan penanganan potensi kendala yang ada sebagai alternatif pemecahan masalah. a. Sumber Daya Alam Kondisi tanah di lingkungan Klaster Teknik relatif subur dan cukup tersedia air, sehingga mendukung pengembangan lansekap dan penanaman beberapa pohon sebagai peneduh. Potensi ruang terbuka hijau tersebut diharapkan tidak menjadi kendala pengembangan di lingkungan Klaster Teknik, tetapi justru akan menjadi potensi kekayaan di masa sekarang dan mendatang, karena fungsinya sebagai paruparu kota. Terkait dengan masalah tata hijau dan lansekap yang merupakan bagian dari penataan sumber daya alam ini adalah kualitas lingkungan kampus, khususnya yang berhubungan dengan terdapatnya sejumlah bahan polutan di dalam udara di kampus. Pengukuran yang dilakukan pada dua kurun waktu (1993 dan 1999/2000) menunjukkan hasil yang cukup mengkhawatirkan dalam hal kandungan Karbon Monoksida, sedangkan untuk jenis-jenis polutan lain sudah mendekati batas ambang maksimal. Adapun untuk pencemaran lingkungan yang berupa kebisingan, angka yang didapatkan pada tahun 1999/2000 sedikit berada di atas batas ambang maksimal
yang
dipersyaratkan.
Keseluruhan
data
pencemaran
tersebut
menunjukkan masih diperlukannya upaya pencegahan dengan membatasi peluang terproduksinya bahan-bahan polutan tersebut di lingkungan kampus, yang juga harus disertai dengan berbagai penyelesaian teknis lansekap kampus sehingga angka-angka yang telah melebihi batas ambang tersebut dapat dikurangi seminimal mungkin, hingga berada di bawah batas ambang.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-7
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel 3.1. Perkembangan Pencemaran di Lingkungan Kampus UGM, 1993-2000 Batas maksimal No.
Jenis polutan yang
yang
diukur
diperbolehkan
1.
Karbonmonoksida (CO)
2.
Karbon dioksida
3.
Hidrokarbon
4.
Sulfur dioksida (SO2)
5.
Nitrogen
2,6 ppm
Des 1993
1999/2000
Tak terdeteksi
8 ppm
247
-
0,24 ppm
Tak terdeteksi
-
0,3 ppm
Tak terdeteksi
0,025 ppm
0,0006 ppm
0,0016 ppm
57,4 dba
70,7 dba
dioksida 0,2 ppm
(NO2) 6.
kebisingan
70 dba
Sumber: RIP Kampus 2005-2015
Permasalahan kondisi tata lansekap: Taman di seluruh kampus yang sangat gersang terutama disaat musim kemarau, sangat tidak terawat, dan pada saat musim hujan air hujan melimpah menggenangi area lansekap dan; Kampus tidak semuanya terasa sejuk, rindang, damai, tenang, dan nyaman untuk belajar maupun kegiatan lainnya. Taman belum ditata dan dirawat dengan baik. b. Sumber Daya Buatan Bangunan yang potensial saat ini di lingkungan klaster Teknik adalah bangunan kampus. Bangunan tersebut secara fungsional akan memberikan kehidupan bagi kegiatan pendidikan di kawasan tersebut. Potensi lain dari aspek bangunan kampus adalah kemampuan menciptakan bentuk bangunan dengan dasar estetika dan lingkungan kampus UGM sehingga salah satu bangunan kampus akan menjadi landmark bagi bangunan kampus sekitarnya. Bentuk bangunan pada masing-masing jurusan di klaster Teknikrelative sama. Untuk mempertahankan keselarasan dan konsistensi bentuk antara bangunan yang telah ada dan bangunan yang akan dibangun, diperlukan adanya arahan-arahan yang berupa guidelines, yang dapat menunjukkan ciri-ciri atau karakter pada setiap Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-8
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
bangunan di kampus UGM pada umumnya, dan pada klaster Teknik pada khususnya. Dengan terciptanya ciri-ciri atau karakter pada semua fasad bangunan di seluruh kampus UGM, akan terwujud unsur ‘kemenerusan’ yang menjadi bagian “urban design” kota Yogyakarta. c. Sumber Daya dan Kelembagaan Potensi SDM di lingkungan klaster Teknik mengalami kenaikan dari segi kuantitas maupun kualitas, baik dari sisi mahasiswa, dosen dan karyawan. Meskipun tingkat perkembangan SDM-nya terus meningkat, namun kualitas SDM perlu pembinaan lebih jauh berkaitan searah dengan perkembangan program pendidikan/ kurikulum. Di sisi lain, lokasi UGM di Yogyakarta memiliki peluang untuk mendukung atmosfer akademik, dengan suasana yang penuh rasa kebersamaan, memiliki moralitas relatif tinggi, adanya rasa memiliki, saling menghormati dan menghargai, serta lingkungan kerja yang baik. Klaster Teknik tidak terlepas dengan university governance di UGM yang berstatus sebagai PT BHMN, atau lebih dikenal dengan otonomi pengelolaan kampus. Otonomi universitas yang dikaitkan dengan kebijaksanaan pembiayaan sendiri memungkinkan peningkatan kesejahteraan staf, yang diantaranya ditujukan untuk peningkatan kreatifitas tenaga akademik, sehingga kualitas proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Isu lain tentang university governance adalah penegakan hukum yang masih lemah untuk beberapa peraturan, serta birokrasi dan prosedur yang tidak jelas sehingga menghambat beberapa kegiatan. Organisasi yang besar cenderung menurunkan efisiensi dan produktifitas. Sejalan dengan arahan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara penelitian dengan pengabdian masyarakat maka kegiatan pengabdian masyarakat yang sementara ini banyak dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat perlu diubah pendekatannya.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-9
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Fasilitas akademik mencukupi untuk pengembangan kegiatan, tetapi di sisi lain terdapat penggunaan ruang dan fasilitas yang tidak efisien, karena waktu pemanfaatannya belum optimal, maupun adanya sejumlah fasilitas pendidikan dengan ruang dan peralatan yang sudah tidak layak. Isu yang terkait dengan pengelolaan sarana-prasarana ini adalah belum adanya kesepakatan pendistribusian kewenangan. 3.2. Evaluasi Kebutuhan Ruang 3.2.1. Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
Gambar.3.5. Kode Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Sumber :Data SIMGERU
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel di bawah ini menjelaskan tentang eksisting bangunan di jurusan Arsitektur dan Perencanaan. Kolom Legenda merupakan istilah kode yang digunakan secara universal di lingkungan UGM, kolom 2007 merupakan kode yang digunakan pada tahun 2007, sedangkan kolom 2011 merupakan kode baru yang telah disepakati oleh
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-10
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
pihak masing-masing jurusan bersama dengan tim Blokplan dan Tim Standarisasi Ruang. Kolom Nama Gedung merupakan nama dari gedung yang dimaksud. Luas, kolom 2007 merupakan luas bangunan pada tahun 2007, dan kolom 2011 merupakan luas pada tahun 2011 setelah mungkin mengalami penambahan atau pengurangan massa bangunan. Kolom Jumlah lantai menerangkan ada berapa lantai bangunan tersebut berdiri. Tabel3.2.Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan. LEGENDA 2007
NAMA GEDUNG
2011
2011
LUAS (m2) 2007
2011
JUMLL ANTAI
TEKNIK.ARSITEKTUR. CE.22
CE.23
CE.24
22
ADMINISTRASI T. ARSITEKTUR
2343
2343
3
TEKNIK.ARSITEKTUR.
KULIAH/LAB.
23
(A2)
2968
2968
3
TEKNIK.ARSITEKTUR.
KULIAH/LAB.
24
(A3)
2328
2328
2
TEMPAT PARKIR T. ARSITEKTUR
35
35
1
KANTIN T. ARSITEKTUR
107
107
1
BENGKEL KAYU T. ARSITEKTUR
86
86
1
PENDOPO T. ARSITEKTUR
75
75
1
GERBANG T. ARSITEKTUR
25
25
1
T.
T.
ARSITEKTUR
ARSITEKTUR
TEKNIK.ARSITEKTUR. CE.25
25 TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25A 25A TEKNIK.ARSITEKTUR. CE.25B
25B TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25C
25A TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25D 25B
Sumber: Data SIMGERU, Juli 2011
b. Skema Penghapusan Bangunan Dari bangunan eksisting yang telah didata oleh SIMGERU, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan memiliki 5 massa bangunan 3 lantai maupun kurang. Adapun bangunan 3 lantai tetap dipertahankan dan bangunan 1 dan 2 lantai diganti. Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-11
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel.3.3. Daftar Bangunan Eksisting T. Arsitektur dan Perencanaan Dipertahankan dan Dihapus Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan Kode CE.22 CE.23
TEKNIK.ARSITEKTUR. 22 TEKNIK.ARSITEKTUR. 23
Nama ADMINISTRASI T. ARSITEKTUR KULIAH/LAB. T. ARSITEKTUR (A2)
Jml. Lantai
Luas Lantai Dasar
Luas Total Lantai
3
781
2343
3
989.33
2968
1770.33
5311
Total: Luas Lantai Bangunan yang Dihapus TEKNIK.ARSITEKTUR. 24 CE.25 TEKNIK.ARSITEKTUR. A 25A TEKNIK.ARSITEKTUR. CE.25B 25B CE.24
KULIAH/LAB. T. ARSITEKTUR (A3)
2
1164
2328
KANTIN T. ARSITEKTUR
1
107
107
BENGKEL KAYU T. ARSITEKTUR
1
86
86
1357
2521
3127.33
7832
Total: TOTAL Sumber : Olah Data Tim Blokplan
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Rasio luas per mahasiswa idealnya sebesar 10-12 m2/jiwa.Sementara jumlah mahasiswa yang semakin bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan perkembangan bangunan pendidikan.Karena itu rasio luas semakin mengecil tiap tahunnya. Jurusan T. Arsitektur dan Perencanaan sendiri pada tahun akademik 2010/2011 memiliki mahasiswa 1131 jiwa dengan luas bangunan pendidikan 6571 m2 . Sehingga didapat rasio luas kini sebesar 5.81 m2/jiwa.Dan dapat diketahui bahwa jurusan ini setidaknya membutuhkan luas tambahan sebesar 4739 m2. Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-12
Bab III
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik
Tabel.3.4. Daftar Mahasiswa Eksisting T. Arsitektur dan Perencanaan KEBUTUHAN
JUML. FAKULTAS
MHSW
TEKNIK
EKSISTING
LUAS MHSW
RASIO
KAPASITAS
LANTAI
LUAS
MHSW (JIWA)
EKSISTING
PER
2
(M )
(JIWA)
10 M2/
12 M2/
MHS
MHS
11310
13572
SELISIH LUAS
LUAS TOTAL
2
(M )
MHSW
6571
5.81
&KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/
12 M2/
10 M2/
12 M2/
MHS
MHS
MHS
MHS
657
548
-4739
-7001
TEKNIK ARSITEKTUR
1131
DAN PERENCANAAN
Sumber :Data DAA
Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa JUMLAH
JUMLAH
MAHASISWA MAHASISWA
KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2)
FAKULTAS TEKNIK
EKSISTING
OPTIMUM
10 2
12 2
(JIWA)
(30%)
M /MHS
M /MHS
1131
1470.3
14703
17643.6
TEKNIK ARSITEKTUR
DAN
PERENCANAAN Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Sesuai perhitungan tersebut, Teknik Arsitektur dan Perencanaan diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 1471 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah 14703-17643.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.
1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75%
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-13
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1471 jiwa. Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Arsitektur dan Perencanaan SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
12096
8.23
SELISIH LUAS DAN
KAPASITAS MAHASISWA
KEBUTUHAN LUAS
(JIWA)
MAHASISWA (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1210
1008
-14703
-5547.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
2) Skenario 2 Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (1471 jiwa). Tabel 3.7. Skenario 2 Teknik Arsitektur dan Perencanaan SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL
RASIO
KAPASITAS MAHASISWA
LANTAI
LUAS PER
(JIWA)
2
EKSISTING (M )
MHSW
12096
8.23
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1210
1008
-2607
-5547.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3) Skenario 3
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-14
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 1471 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.07 m2/jiwa. Dan untuk memenuhi rasio 10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas tambahan 4303,25 m2. Tabel.3.8. Skenario 3 T. Arsitektur dan Perencanaan SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL
RASIO LUAS
KAPASITAS MAHASISWA
PER
(JIWA)
LANTAI 2
EKSISTING (M )
MAHASISWA
10399.75
7.07
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1040
867
-4303.25
-7243.85
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 1471 jiwa,
jurusan ini memiliki rasio luas 7.77
m2/jiwa. Tabel.3.9. Skenario 4 T. Arsitektur dan Perencanaan SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
11417.5
7.77
1142
951
-3285.5
-6226.1
KAPASITAS MHSW (JIWA)
LUAS MHSW (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-15
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
3.2.2. Jurusan Teknik Fisika
Gambar.3.6. Kode Eksisting Jurusan Teknik Fisika Sumber : SIMGERU
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel 3.10. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Fisika LEGENDA 2007
NAMA GEDUNG
2011
2011 R.
CE.8
TEKNIK.FISIKA.8
LUAS
KULIAH
LABORATORIUM
2007
2011
JUMLAH LANTAI
DAN TEKNIK 3566
3286
2
FISIKA CE.8A
TEKNIK.FISIKA.8A
TEMPAT PARKIR T. FISIKA
48
48
CE.8B
TEKNIK.FISIKA.8B
TEMPAT PARKIR T. FISIKA
210
210
CE.9
TEKNIK.FISIKA.9
MUSHOLA
50
50
CE.9A
TEKNIK.FISIKA.9A
KANTIN
90
90
CE.9B
TEKNIK.FISIKA.9B
KMTF
50
Sumber: Data SIMGERU, Juli 2011 Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-16
1
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
b. Skema Penghapusan Bangunan Tabel 3.11. Daftar Bangunan Eksisting T. Fisika Dipertahankan dan Dihapus Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan
Kode
Nama
-
Luas
Jml.
Lantai
Lantai
Luas Total Lantai
Dasar
Total:
0
0
2
1643
3286
Luas Lantai Bangunan yang Dihapus R.
KULIAH
DAN
CE.8
TEKNIK.FISIKA.8
CE.9
TEKNIK.FISIKA.9
MUSHOLA
1
50
50
TEKNIK.FISIKA.9A
KANTIN
1
90
90
TEKNIK.FISIKA.9B
KMTF
1
50
50
Total:
1833
3476
TOTAL
1833
3476
CE.9 A CE.9 B
LABORATORIUM T. FISIKA
Sumber : Olah Data Tim Blokplan
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Tabel 3.12.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa JUMLAH
JUMLAH
KEBUTUHAN LUAS
FAKULTAS
MAHASISWA
MAHASISWA
MAHASISWA (M2)
TEKNIK
EKSISTING
OPTIMUM
(JIWA)
(30%)
TEKNIK FISIKA
646
839.8
10 M2/MHS 8398
12 M2/MHS 10077.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-17
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Fisika diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 840 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah 8398-10077.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru. 1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 840 jiwa. Tabel 3.13. Skenario 1 Teknik Fisika SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
9165
10.91
917
764
-8398
-912.6
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
2) Skenario 2 Tabel 3.14. Skenario 2 Teknik Fisika SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) SELISIH LUAS DAN LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
9165
10.91
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2)
10 M2/MHS 917
12 M2/MHS 764
10 M2/MHS 767
12 M2/MHS -912.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-18
Bab III
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (840 jiwa). 3) Skenario 3 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 840, jurusan ini memiliki rasio luas 8.18m2/jiwa. Tabel.3.15. Skenario 3 Teknik Fisika SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
6873.75
8.18
687
573
-1524.25
-3203.85
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4 Tabel.3.10. Skenario 4 Teknik Fisika SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL
RASIO LUAS
KAPASITAS MAHASISWA
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN
LANTAI
PER
(JIWA)
LUAS MAHASISWA (M2)
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
8248.5
9.82
825
687
-149.5
-1829.1
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-19
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan.
3.2.3. Jurusan Teknik Elektro
Gambar.3.7 . Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro Sumber : SIMGERU
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel 3.11. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Elektro LEGENDA 2007 CE.11
2011 TEKNIK.ELEKTRO.11
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
NAMA GEDUNG 2011 R. KULIAH &
LUAS 2007 7368
2011 7368 III-20
JUMLAH LANTAI 3
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
LABORATORIUM T. LISTRIK/ELEKTRO CE.11A TEKNIK.ELEKTRO.11A
KANTIN
35
35
1
CE.11B TEKNIK.ELEKTRO.11B
GUDANG T. ELEKTRO
47
47
1
CE.11E
TEKNIK.ELEKTRO.11E
RUMAH DIESEL T. ELEKTRO 9
9
1
CE.11F
TEKNIK.ELEKTRO.11F
MUSHOLA
CE.12
TEKNIK.ELEKTRO.12
GROUND INDUK
319
1
319
Sumber: SIMGERU, Juli 2011
b. Skema Penghapusan Bangunan Tabel 3.12. Daftar Bangunan Eksisting T. Elektro Dipertahankan dan Dihapus Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan
Kode
Nama
Jml. Lantai
Luas Lantai Dasar
Luas Total Lantai
R. KULIAH & CE.11
TEKNIK.ELEKTRO.11
LABORATORIUM
3
2456
7368
2456
7368
T.ELEKTRO Total: Luas Lantai Bangunan yang Dihapus CE.11A TEKNIK.ELEKTRO.11A
KANTIN
1
35
35
CE.11B TEKNIK.ELEKTRO.11B
GUDANG T. ELEKTRO
1
47
47
1
9
9
1
319
319
CE.11E
TEKNIK.ELEKTRO.11E
CE.12
TEKNIK.ELEKTRO.12
RUMAH DIESEL T.ELEKTRO GROUND INDUK
Total:
410
410
TOTAL
2866
7778
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-21
Bab III
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik
Sumber: Olah Data Tim Blokplan
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
JUMLAH
JUMLAH
KEBUTUHAN LUAS
MHSW
MHSW
MAHASISWA (M2)
EKSISTING
OPTIMUM
(JIWA)
(30%)
1291
1678.3
10 M2/MHS
12 M2/MHS
16783
20139.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Elektro diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 1679 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah sebesar 16783-20139.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru. 1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1679 jiwa. Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Elektro SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
9418
5.61
942
785
-16783
-10721.6
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
2) Skenario 2 Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-22
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (1679 jiwa). Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Elektro SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
9418
5.61
942
785
-7365
-10721.6
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3) Skenario 3 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 1679 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 5.31 m2/jiwa. Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Elektro SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
8905.5
5.31
891
742
-7877.5
-11234.1
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-23
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Elektro SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
9213
5.49
921
768
-7570
-10926.6
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3.2.4. Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika
Gambar.3.8. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-24
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Sumber : SIMGERU
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel 3.15. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika LEGENDA 2007
NAMA GEDUNG
2011
2011 R.
CE.26
LUAS
TEKNIK.GEODESI.26
CE.26A TEKNIK.GEODESI.26A
2007
KULIAH
DAN
LABORATORIUM
TEKNIK
JUMLAH LANTAI
2011
GEODESI
4237
4237
3
MUSHOLA DAN KMTG
107
107
1
Sumber: SIMGERU, Juli 2011
b. Skema Penghapusan Bangunan Tabel 3.16. Daftar Bangunan Eksisting T. Geodesi dan Geomatika Dipertahankan dan Dihapus Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan Kode
Nama
Jml.
Luas Lantai
Luas Total
Lantai
Dasar
Lantai
R. KULIAH DAN CE.26
TEKNIK.GEODESI.26
LABORATORIUM
3
1412.33
4237
1412.33
4237
107
107
T.GEODESI Total: Luas Lantai Bangunan yang Dihapus CE.26A
TEKNIK.GEODESI.26 A
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
MUSHOLA DAN KMTG
1
III-25
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Total: TOTAL
107
107
1519.33
4344
Sumber: Olah Data Tim Blokplan
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa KEBUTUHAN JUML. MHSW FAKULTAS TEKNIK
EKSISTING
JUMLAH MHSW
LUAS MHSW (M2)
OPTIMUM (30%)
(JIWA)
10
12
2
TEKNIK GEODESI
630.5
485
2
M /MHS
M /MHS
6305
7566
DAN GEOMATIKA Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 631 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah 6305-7566 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru. 1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 631 jiwa. Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Geodesi dan Geomatika SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA) 10 M2/MHS
12 M2/MHS
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2) 10 M2/MHS
12 M2/MHS
III-26
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
4772
7.57
477
398
-1533
4141.5
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
2) Skenario 2 Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (631 jiwa). Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Geodesi dan Geomatika SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
4772
7.57
477
398
6733
7994
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3) Skenario 3 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 631 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.36 m2/jiwa.Dan untuk memenuhi rasio 10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas tambahan 2094.75 m2. Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Geodesi dan Geomatika SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-27
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
4638.25
7.36
464
387
-2094.75
-3355.75
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4 Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Geodesi dan Geomatika SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL
RASIO LUAS
LANTAI
PER
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
4718.5
7.48
472
393
6813.25
8074.25
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-28
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
3.2.5. Jurusan Teknik Geologi
Gambar.3.9. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geologi Sumber : SIMGERU
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel 3.19. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geologi LEGENDA
NAMA GEDUNG
LUAS
2007
2011
2011
2007
2011
LANTAI
CE.2
TEKNIK.GEOLOGI.2
4567
4567
3
CE.3
TEKNIK.GEOLOGI.3
GARDU JAGA
4
4
1
CE.4
TEKNIK.GEOLOGI.4
TEMPAT PARKIR
48
48
1
CE.5
TEKNIK.GEOLOGI.5
TEMPAT PARKIR
36
36
1
CE.5A
TEKNIK.GEOLOGI.5A
120
120
1
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
LABORATORIUM
TEKNIK
GEOLOGI
G. HIMPUNAN MAHASISWA T. GEOLOGI
JUMLAH
III-29
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Sumber: SIMGERU, Juli 2011
b. Skema Penghapusan Bangunan Tabel3.20. Daftar Bangunan Eksisting T Geologi Dipertahankan dan Dihapus Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan Kode CE.2
Jml. Lantai
Nama
TEKNIK.GEOLOGI.2
LABORATORIUM TEKNIK GEOLOGI Total:
3
Luas Lantai Dasar
Luas Total Lantai
1522.33
4567
1522.33
4567
4
4
120
120
124
124
1646.33
4691
Luas Lantai Bangunan yang Dihapus CE.3
TEKNIK.GEOLOGI.3
CE.5A
TEKNIK.GEOLOGI.5A
GARDU JAGA
1
G. HIMPUNAN MHSW T. GEOLOGI Total:
1
TOTAL
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK GEOLOGI
JUMLAH MHSW EKSISTING (JIWA)
JUMLAH MHSW OPTIMUM (30%)
476
618.8
KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2) 10 M2/MHS
12 M2/MHS
6188
7425.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Geologi diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 619 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah 6188-7425.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru. Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-30
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 619 jiwa. Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Geologi SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
4775
7.72
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
478
398
-1413
4156.2
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
2) Skenario 2 Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (619 jiwa). Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Geologi SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA) 10 M2/MHS
12 M2/MHS
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2) 10 M2/MHS
12 M2/MHS
III-31
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
4775
7.72
478
398
6188
7425.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3) Skenario 3 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 619 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 8.13 m2/jiwa.Dan untuk memenuhi rasio 10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas tambahan 1156 m2. Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Geologi SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
5032
8.13
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
503
419
-1156
-2393.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa tahun 2010 (1131 jiwa), jurusan ini memiliki rasio luas 10.56 m2/jiwa. Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Geologi SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI
RASIO LUAS PER
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
III-32
Bab III
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik
EKSISTING (M2)
MAHASISWA
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
5125
8.28
513
427
6281
7518.6
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3.2.6. Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Gambar.3.10. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro Sumber : SIMGERU
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel 3.23. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Mesin dan Industri LEGENDA 2007
NAMA GEDUNG
2011
2011 LABORATORIUM
CE.15
TEKNIK.MESIN.15
CE.16
TEKNIK.MESIN.16
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
2007
MESIN (M2)
2011
JUMLAH LANTAI
TEKNIK
MESIN (M3) LABORATORIUM
LUAS
1845
2031
2
960
1197
1
TEKNIK
III-33
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
CE.16A TEKNIK.MESIN.16A
GARASI
70
GEDUNG KULIAH TEKNIK CE.17
TEKNIK.MESIN.17
MESIN (M1)
2889
3122
2
122
122
1
43
43
1
TEMPAT PARKIR TEKNIK CE.17A TEKNIK.MESIN.17A
MESIN TEMPAT PARKIR TEKNIK
CE.17B TEKNIK.MESIN.17B
MESIN TEMPAT PARKIR TEKNIK
CE.17C TEKNIK.MESIN.17C
MESIN
86
86
1
CE.17D TEKNIK.MESIN.17D
GARDU LISTRIK
18
18
1
CE.17E
TEKNIK.MESIN.17E
MUSHOLA TEKNIK MESIN
47
106
1
CE.17F
TEKNIK.MESIN.17F
KANTIN TEKNIK MESIN
102
102
1
CE.17G TEKNIK.MESIN.17G
R. GENSET
16
21
1
CE.17H TEKNIK.MESIN.17H
KANTIN TEKNIK MESIN
70
70
1
CE.18
R. PAKSIMA
234
234
1
TEKNIK.MESIN.18
R. KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK
MESIN
DAN
CE.18B TEKNIK.MESIN.18B
INDUSTRI
96
CE.18A TEKNIK.MESIN.18A
GARDU LISTRIK
CE.18C TEKNIK.MESIN.18C
R. PENGECORAN LOGAM
60
CE.18D TEKNIK.MESIN.18D
R. POMPA
100
17
17
1
Sumber: SIMGERU, Juli 2011
b. Skema Penghapusan Bangunan Tabel 3.24. Daftar Bangunan Eksisting T. Mesin dan Industri Dipertahankan dan Dihapus
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-34
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan
Kode -
-
Nama -
Jml. Lantai
Luas Lantai Dasar
Luas Total Lantai
-
-
-
0
0
2
1015.5
2031
1
1197
1197
2
1561
3122
1
106
106
Total: Luas Lantai Bangunan yang Dihapus LABORATORIUM TEKNIK MESIN (M3) LABORATORIUM TEKNIK MESIN (M2) GEDUNG KULIAH TEKNIK MESIN (M1) MUSHOLA TEKNIK MESIN
CE.15
TEKNIK.MESIN.15
CE.16
TEKNIK.MESIN.16
CE.17
TEKNIK.MESIN.17
CE.17E
TEKNIK.MESIN.17E
CE.17F
TEKNIK.MESIN.17F
KANTIN TEKNIK MESIN
1
102
102
CE.18
TEKNIK.MESIN.18
R. PAKSIMA
1
234
234
CE.18B TEKNIK.MESIN.18B
R. KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK 1 MESIN DAN INDUSTRI
96
96
CE.18C TEKNIK.MESIN.18C
R. PENGECORAN LOGAM
1
60
60
CE.18D TEKNIK.MESIN.18D
R. POMPA
1
100
100
4471.5
7048
4471.5
7048
Total: TOTAL
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-35
Bab III
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2)
JUMLAH MAHASISWA EKSISTING (JIWA)
JUMLAH MAHASISWA OPTIMUM (30%)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1795
2333.5
23335
28002
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Mesin dan Industri diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 2334 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah 23335-28002 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru. 1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 2334 jiwa.
Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Mesin dan Industri SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
20410
8.75
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
2041
1701
-23335
-7592
Sumber :Olah Data Tim Blokplan Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-36
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
2) Skenario 2 Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (2334 jiwa). Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Mesin dan Industri SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
24492
10.50
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
2449
2041
1157
-3510
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3) Skenario 3 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 2334 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.19 m2/jiwa.
Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Mesin dan Industri SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
16768.125
7.19
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1677
1397
-6566.875
-11233.875
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4 Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-37
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 2334 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 8.62 m2/jiwa. Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Mesin dan Industri SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
20121.75
8.62
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
2012
1677
-3213.25
-7880.25
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-38
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
3.2.7. Jurusan Teknik Kimia
Gambar.3.11. Kode Eksisting Jurusan Teknik Kimia Sumber : SIMGERU
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel 3.27. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Kimia LEGENDA 2007 CE.19
2011 TEKNIK.KIMIA.19
NAMA GEDUNG 2011 R. KULIAH DAN
LUAS 2007
2011
JUMLAH LANTAI
4118
1812
2
2772
2672
1
49
1
LABORATORIUM T. KIMIA (K1) CE.20
TEKNIK.KIMIA.20
R. KULIAH DAN LABORATORIUM T. KIMIA (K2)
CE.20C TEKNIK.KIMIA.20C
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
III-39
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
CE.21
TEKNIK.KIMIA.21
CE.21A TEKNIK.KIMIA.21A
R. MAPATK & R.ENTROPI
95
95
1
TEMPAT PARKIR T. KIMIA
180
180
1
Sumber: SIMGERU, Juli 2011
b. Skema Penghapusan Bangunan Tabel 3.28. Daftar Bangunan Eksisting T. Kimia Dipertahankan dan Dihapus Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan Kode -
Nama
Jml. Lantai
Luas Lantai Dasar
Luas Total Lantai
2
906
1812
1
2672
2672
Total:
Luas Lantai Bangunan yang Dihapus
CE.19
CE.20
TEKNIK.KIMIA.19
TEKNIK.KIMIA.20
R. KULIAH LABORATORIUM KIMIA (K1) R. KULIAH LABORATORIUM KIMIA (K2)
DAN TEKNIK DAN TEKNIK
CE.20C TEKNIK.KIMIA.20C
PENGLAHAN LIMBAH CAIR 1
49
49
CE.21
R. MAPATK & R.ENTROPI
95
95
3722
4628
3722
4628
TEKNIK.KIMIA.21
Total: TOTAL
1
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Kimia diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 1030 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah 10296-12355.2 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru. Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-40
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
FAKULTAS TEKNIK
KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2)
JUMLAH MAHASISWA EKSISTING (JIWA)
JUMLAH MAHASISWA OPTIMUM (30%)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
792
1029.6
10296
12355.2
TEKNIK KIMIA
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1030 jiwa. Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Kimia SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
4673
4.54
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
467
389
-10296
-7682.2
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
2) Skenario 2 Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (1030 jiwa).
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-41
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Kimia SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
4673
4.54
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
467
389
-5623
-7682.2
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3) Skenario 3 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 1030 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 13.56 m2/jiwa. Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Kimia SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
13957.5
13.56
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1396
1163
3661.5
1602.3
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 1030 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 16.27 m2/jiwa.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-42
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Kimia SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
16749
16.27
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA) 10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1675
1396
6453
4393.8
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3.2.8. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
Gambar.3.12. Kode Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Sumber : SIMGERU
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-43
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
a. Luas Bangunan Eksisting Tabel 3.31 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan LEGENDA 2007
NAMA GEDUNG
2011
LUAS
2011
2007
2011
JUMLAH LANTAI
CE.27
TEKNIK.SIPIL.27
LAB. TEKNIK SIPIL (S5, S6, S7) 2488
CE.28
TEKNIK.SIPIL.28
MUSHOLA
20
20
1
CE.28A TEKNIK.SIPIL.28A
HALL
24
24
1
CE.28B TEKNIK.SIPIL.28B
28
1
4600
3
2278
2
88
1
1700
3
56
1
CE.29
TEKNIK.SIPIL.29
HALL 28 KULIAH/LAB. T. SIPIL (S1 & S2) 4600
CE.30
TEKNIK.SIPIL.30
KULIAH S2/LAB. T. SIPIL
CE.31
TEKNIK.SIPIL.31
CE.32
TEKNIK.SIPIL.32
GROUND TANK T. SIPIL 88 R. KULIAH/LABORATORIUM S2 1700 TEMPAT PARKIR TEKNIK SIPIL 56
CE.32A TEKNIK.SIPIL.32A CE.32A TEKNIK.SIPIL.32A
2278
2488
3
CE.33
TEKNIK.SIPIL.33
RUANG GENSET LAB. TEKNIK SIPIL (EX. GUDANG) 1139
CE.34
TEKNIK.SIPIL.34
GARDU JAGA
27
27
1
CE.35
TEKNIK.SIPIL.35
BEM
192
192
1
CE.35A TEKNIK.SIPIL.35A
BEM
60
60
1
CE.35A TEKNIK.SIPIL.35A
SELASAR LAB. STRUKTUR BAMBU
135
135
1
CE.36
TEKNIK.SIPIL.36
1 1139
1
DAN 1
Sumber: SIMGERU, Juli 2011
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-44
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
b. Skema Penghapusan Bangunan Tabel 3.32. Daftar Bangunan Eksisting T. Sipil dan Lingkungan Dipertahankan dan Dihapus Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan Kode
Jml. Lantai
Nama
Luas Lantai Dasar
Luas Total Lantai
CE.29
TEKNIK.SIPIL.29
KULIAH/LAB. T. SIPIL (S1 & S2)
3
1533.33
4600
CE.27
TEKNIK.SIPIL.27
LAB. TEKNIK SIPIL (S5, S6, S7)
3
829.33
2488
CE.32
TEKNIK.SIPIL.32
R. KULIAH/LABORATORIUM S2
3
566.67
1700
2929.33
8788
2
1139
2278
1
1139
1139
Total:
Luas Lantai Bangunan yang Dihapus CE.30
TEKNIK.SIPIL.30
KULIAH S2/LAB. T. SIPIL
CE.33
TEKNIK.SIPIL.33
LAB. TEKNIK GUDANG)
CE.34
TEKNIK.SIPIL.34
GARDU JAGA
1
27
27
CE.35
TEKNIK.SIPIL.35
BEM
1
192
192
CE.28
TEKNIK.SIPIL.28
MUSHOLA
1
20
20
2517
3656
5446.33
12444
SIPIL
(EX.
Total: TOTAL
c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Arsitektur dan Perencanaan diprediksi akan memiliki mahasiswa sebanyak 1525 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah 15249-18298.8 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-45
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA (M2)
JUMLAH MAHASISWA EKSISTING (JIWA)
JUMLAH MAHASISWA OPTIMUM (30%)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1173
1524.9
15249
18298.8
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
1) Skenario 1 Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1525 jiwa. Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Sipil dan Lingkungan SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
12835
8.42
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1284
1070
-15249
-5463.8
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
2) Skenario 2 Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (1525 jiwa).
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-46
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Sipil dan Lingkungan SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
12835
8.42
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1284
1070
-2414
-5463.8
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
3) Skenario 3 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 1525 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 11.95 m2/jiwa. Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Sipil dan Lingkungan SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
18226.75
11.95
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
1823
1519
2977.75
-72.05
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
4) Skenario 4 Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum 1525 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 13.19 m2/jiwa.
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-47
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Bab III
Klaster Teknik
Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Sipil dan Lingkungan SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI) LUAS TOTAL LANTAI EKSISTING (M2)
RASIO LUAS PER MAHASISWA
20114.5
13.19
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN LUAS (M2)
10 M2/MHS
12 M2/MHS
10 M2/MHS
12 M2/MHS
2011
1676
4865.5
1815.7
Sumber :Olah Data Tim Blokplan
Laporan Akhir RTBLKlaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
III-48
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
BAB IV Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik Fakultas Teknik
Pada bab IV ini didasarkan pada Permen No.06 Tahun 2007 RTBL yang menjadi acuan dalam membuat rancangan RTBL Klaster Teknik yang baru. 4.1. Acuan 4.1.1. Konsep Educopolis Dalam kajian Rencana Stratejik Universitas Gadjah Mada dapat dikemukakan prinsip dasar yang terkait dengan perkembangan fisik kampus sebagai “suatu sistem interaksi sosial yang khas masyarakat akademis, mandiri, berwawasan internasional dalam jiwa kebangsaan yang tinggi”. Sebagai suatu sistem sosial, kawasan kampus dapat diibaratkan sebagai “kota” atau dalam istilah kemasyarakatan jaman Yunani disebut dengan “polis”. Kawasan kampus UGM harus mampu mewadahi dan menjamin keberlangsungan proses pembelajaran masyarakat akademis yang sudah dicanangkan dalam rencana stratejik universitas. Dengan demikian sangat tepat jika visi dan arah pengembangan fisik kampus Universitas Gadjah Mada adalah mewujudkan Educopolis, A conducive environment for learning within ecological and multidiciplinary colaborative developed setting towards the achievement of the university’s vision (Educopolis, suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi mencapai visi universitas). Pengembangan fisik Klaster Teknik yang terkait dengan aspek akademik hendaknya diarahkan, agar memiliki fasilitas dan infrastruktur dengan kapasitas yang mampu : memberikan pelayanan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien; Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-1
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
memberikan pelayanan menuju terwujudnya sinergi proses belajar-mengajar, penelitian dan pelayanan profesional pada masyarakat untuk menghasilkan proses penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas secara berkelanjutan; dan memberikan pelayanan optimal dengan mengacu pada struktur (komposisi) dan manajemen program studi, baik secara vertikal (level program studi) dan horisontal (jumlah dan bidang ilmu) yang telah disepakati sebagai strategi pengembangan akademik menuju universitas riset. 4.1.2. Permen PU a. Struktur Peruntukan Lahan Struktur Peruntukan Lahan adalah merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Peruntukkan Lahan Makro Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut dengan tata guna lahan. Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Peruntukkan Lahan Mikro Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah: i. Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen; ii. Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan perkotaanperdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi, atau pun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu. Dalam penetapan peruntukan lahan mikro ini masih terbuka kemungkinan untuk melibatkan berbagai masukan desain hasil interaksi berbagai pihak seperti perancang/penata Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
kota,
pihak
pemilik
lahan,
atau
pun
pihak IV-2
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
pemakai/pengguna/masyarakat untuk melahirkan suatu lingkungan dengan ruangruang yang berkarakter tertentu sesuai dengan konsep struktur perancangan kawasan. Penetapan ini tidak berarti memperbaiki alokasi tata guna lahan pada aturan rencana tata ruang wilayah yang ada, namun berupa tata guna yang diterapkan dengan skala keruangan yang lebih rinci, misalnya secara vertikal per lantai. b. Intensitas Pemanfaatan Lahan Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya. Komponen penataan intensitas pemanfaatan lahan meliputi: Koefisien Dasar Bangunan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. Koefisien Lantai Bangunan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. Koefisien Daerah Hijau Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. c. Tata Bangunan Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemenelemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-3
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik. Tata
Bangunan
juga
merupakan
sistem
perencanaan
sebagai
bagian
dari
penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku dalam RTRW Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya. Tata bangunan meliputi beberapa komponen diantaranya: Pengaturan Blok Lingkungan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Bentuk dan Ukuran Blok, Pengelompokan dan Konfigurasi Blok, Ruang terbuka dan tata hijau. Pengaturan Kaveling/Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Bentuk dan Ukuran Kaveling, Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling, Ruang terbuka dan tata hijau. Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri atas: Pengelompokan Bangunan, Letak dan Orientasi Bangunan, Sosok Massa Bangunan, Ekspresi Arsitektur Bangunan. Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan ini terdiri atas: Ketinggian Bangunan, Komposisi Garis Langit Bangunan, Ketinggian Lantai Bangunan. d. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-4
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Penataan sistem sirkulasi dan jalur penghubung dapat memberikan beberapa manfaat: Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus pergerakan yang terjadi. Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban. Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya. e. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan system ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik. Prinsip-prinsip penataan Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau: Pelestarian ruang terbuka kawasan Aksesibilitas publik Keragaman fungsi dan aktivitas Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki Sebagai pengikat lingkungan/bangunan Sebagai pelindung, pengaman dan pembatas lingkungan/bangunan bagi pejalan kaki.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-5
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
f. Tata Kualitas Lingkungan Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu. Komponen penataan lingkungan meliputi: Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau subarea tertentu. Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi. Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. g. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi. Komponen Penataan utilitas lingkungan meliputi: Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas. Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu system jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan air buangan rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran, dan bangunan umum lainnya, yang berasal dari manusia, Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-6
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan caracara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya buangan industri dan buangan kimia. Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan system jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas. Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan sampah rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran dan bangunan umum lainnya, yang terintegrasi dengan system jaringan pembuangan sampah makro dari wilayah regional yang lebih luas. Sistem jaringan listrik, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan daya listrik dan jaringan sambungan listrik bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas. Sistem jaringan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan kebutuhan sambungan dan jaringan telepon bagi penduduk suatu lingkungan yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, yang terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas. Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu system jaringan pengamanan lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran. Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/ kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-7
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
4.1.3. RIPK Rencana Induk Pengembangan Kampus atau RIPK merupakan Rencana Induk Kampus (RIK) adalah instrumen yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan (policy), prosedur dan tugas-tugas lain yang terkait dengan perencanaan dan pengelolaan fasilitas fisik dan peralatan yang diperlukan Universitas Gadjah Mada. Beberapa komponen yang diatur pada RIPK yang menjadi acuan untuk penyusunan RTBK adalah sebagai berikut: a. Tata Bangunan Arahan penataan bangunan meliputi beberapa prinsip sebagai berikut. Bangunan baru tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas bangunan lama yang masih berupa bangunan satu lantai atau dua lantai Bangunan baru menerapkan efisiensi lahan, diantaranya melalui rancangan bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai Bangunan berciri arsitektur tropis dengan ciri khas diantaranya melalui bentuk atap limasan, penggunaan batu candi atau batu alam warna gelap Bangunan menggunakan warna-warna alam Bangunan menggunakan konfigurasi fasad formal dan artikulasi fasad yang kuat Terdapat penghubung antar bangunan berupa koridor atau jejalur Optimalisasi penggunaan bangunan dengan menambah jumlah jam penggunaan
Gambar 4.1. Ketinggian Lantai Bangunan Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-8
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
b. Sirkulasi Eksternal & Tata Parkir Strategi Jangka Pendek pembagian wilayah-wilayah kampus menjadi cluster-cluster, serta melakukan pagarisasi di dalam cluster-cluster itu sendiri menyediakan kenyamanan bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda. Strategi Jangka Menengah diharapkan sudah dapat dibangun jalan-jalan alternatif atau jalan lingkar guna penutupan atau penurunan status jalan Kaliurang tersebut bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi DIY dan Pemerintah Kabupaten Sleman.
Strategi Jangka Panjang Dalam menyusun program jangka panjang penataan transportasi kampus UGM harus memegang konsep bahwa pengembangan sistem transportasi kampus dilaksanakan secara komprehensif, sistematik, dan berkesinambungan. Sistematik berarti semua unsur harus dicermati keterkaitannya karena transportasi adalah “sistem terbuka,” sedangkan kampus adalah suatu area yang tertutup guna terjamin sekuritinya.
Gambar 4.2. Jalur Lalu Lintas
Perencanaan Sirkulasi pada Klaster Teknik tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting sekarang, hanya saja untuk akses keluar dipindah di gerbang selatan. Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-9
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
c. Tata Ruang Luar (lanskap) Tata lansekap terkait secara langsung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di UGM. Hal-hal yang menjadi permasalahan pada saat ini meliputi:
Penyelesaian masalah lingkungan, yang meliputi faktor fisiologis (termal, kebisingan) kawasan dan psikologis (estetika, orientasi) kawasan.
Kebutuhan akademik, terkait dengan pengetahuan yang bisa diserap dengan keragaman jenis tanaman serta penggunaannya sebagai laboratorium alam
Fungsi rekreasi (ekowisata) Minimal pada setiap klaster perlu diadakan, selain fungsional kegiatannya juga perlu ditingkatkan menjadi ekoteknik, dan juga ekospiritualnya. d. e. f. g. h. i.
Gambar 4.3. Rencana Tata Lansekap Vegetasi
d. Utilitas Agar kampus terasa sejuk, damai, tenang, nyaman untuk belajar, maka disana-sini perlu dibuat kolam-kolam dan saluran yang selalu berisi air dengan ikan-ikan di dalamnya. Tentu saja rangkaian yang sangat mendukung adalah taman, dan untuk menyiram tanaman di musim kemarau, cukup di ambilkan dari kolam atau saluran di sebelahnya. Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-10
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
Gambar 4.4. Sistem Drainase
Gambar 4.5. Sistem Pengelolaan Air Limbah
4.2. Analisis Keterkaitan Acuan dengan Kondisi Eksisting Klaster Teknik 4.2.1. Analisis Peruntukkan Lahan Analisis peruntukkan lahan Klaster Teknik merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-11
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan Kampus UGM yang didasarkan pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Prinsip-prinsip penataan Klaster Teknik secara fungsional meliputi penataan keragaman tata guna yang seimbang, saling menunjang (compatible) dan terintegrasi. Selain itu pola distribusi jenis peruntukan yang mendorong terciptanya interaksi aktivitas. Sesuai dengan konsep Educopolis yang dicanangkan pada setiap rancangan pengembangan Kampus UGM, yaitu “suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi mencapai visi universitas”. Selain itu penetapan peruntukan lahan yang tanggap terhadap topografi dan kepentingan kelestarian lingkungan di dalam Klaster Teknik dengan meminimalkan penyebaran area terbangun dan perkerasan serta beradaptasi dengan tatanan kontur yang ada.
4.2.2. Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Pengaturan kepadatan bangunan suatu wilayah atau kawasan bertujuan untuk mendapatkan ruang-ruang terbuka diantara bangunan-bangunan pada wilayah atau kawasan yang bersangkutan. Ruang-ruang terbuka diantara atau sekitar bangunanbangunan dimaksudkan untuk :
Memperoleh peredaran udara lingkungan
Pemerataan penyinaran matahari
Penyerapan air hujan ke dalam tanah
Keamanan lingkungan untuk bahaya kebakaran dan gempa
Perhitungan kepadatan bangunan adalah dengan memperhitungkan ketersediaan lahan dan jumlah penduduk yang akan ditampung. Sebagai dasar analisis, klasifikasi kepadatan bangunan suatu wilayah atau kawasan dihitung berdasar Luas Bangunan dikurangi pekarangan dibagi Luas Wilayah/ Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-12
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
Kawasan. Menurut Kep. Men. Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002, klasifikasi kepadatan bangunan untuk blok peruntukan adalah:
KDB sangat tinggi
: > 75%
KDB tinggi
: 50% - 75%
KDB sedang
: 20% - 50%
KDB rendah
: 5% - 20%
KDB sangat rendah
: > 5%
Selanjutnya dalam analisis kepadatan bangunan ini, pendekatan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
Menilai kecenderungan pertumbuhan kepadatan bangunan yang ada
Mengkaitkan fungsi-fungsi penggunaan lahan
Memberikan
dasar
arahan
kepadatan
bangunan
pada
masing-masing
pemanfaatan lahan Dalam kaitan fungsi Klaster Teknik yang didasarkan pada survei kebutuhan fasilitas dan analisis pemanfaatan lahan, maka kegiatan yang akan direncanakan di klaster ini adalah pendidikan, laboratorium, dan transportasi. Kepadatan bangunan untuk kegiatan yang berbeda akan memiliki kebijakan kepadatan bangunan yang berbeda pula. Pertimbangan yang lain untuk penentuan adalah kondisi lahan sebagai daerah resapan. Berdasar pertimbangan di atas maka dasar arahan kepadatan bangunan pada masingmasing pemanfaatan kegiatan campuran adalah:
Fungsi atau kegiatan pada lahan hijau/ ruang terbuka : < 20%
Fungsi atau kegiatan pendidikan dan permukiman
: 20% - 50%
Fungsi atau kegiatan perdagangan dan jasa
: 50% - 75%
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas persil atau kapling lahan. Penetapan KDB merupakan upaya pengendalian agar kepadatan bangunan yang direncanakan dapat terlaksana. Dengan tercapainya kepadatan bangunan maka pengendalian kawasan dalam rangka melindungi daerah resapan dan pertanian akan tercapai. Jika kepadatan bangunan diwujudkan dengan jumlah bangunan pada setiap fakultas, maka KDB akan Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-13
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
diwujudkan dengan luas dasar bangunan dalam suatu persil atau kavling lahan/ pekarangan dimana bangunan didirikan. Sasaran KDB adalah persil atau lahan pekarangan dalam blok-blok pemanfaatan. Oleh karena itu, besarnya KDB akan diarahkan sebesar 40%. b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Peraturan tinggi bangunan memberikan kebijakan tentang tinggi bangunan maksimal (dihitung dari lantai dasar/ tanah atau ground floor sampai dengan puncak atap bangunan) dalam suatu kawasan atau lingkungan agar terwujud tata bangunan yang sesuai dengan rencana. Pengaturan ketinggian bangunan juga akan terkait dengan aspek jumlah lantai bangunan melalui Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Adapun klasifikasi ketinggian bangunan adalah :
Bangunan sangat rendah dengan tinggi maksimum 12m
Bangunan rendah dengan tinggi maksimum 20m
Bangunan sedang dengan tinggi maksimum 28m
Bangunan tinggi dengan tinggi lebih dari 28m
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan perbandingan antara luas lantai bangunan dengan luas persil dimana bangunan berada. Pengaturan KLB merupakan upaya efisiensi pemanfaatan lahan yang karena faktor ekonomi tanah (mahalnya harga tanah dan keterbatasan lahan di kawasan strategis). Hal ini untuk mengakomodasi kegiatan komersial sehingga bangunan yang berada di lahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi akan memiliki luas tanah lebih besar daripada luas dasar bangunannya. Selain pertimbangan harga tanah, KLB juga mempertimbangkan faktor lingkungan yang berkaitan dengan peraturan tinggi bangunan karena wilayah perencanaan relatif dekat dengan bandara Adisucipto yang memiliki peraturan agar bangunan yang berada dalam radius empat km dari bandara harus memiliki tinggi bangunan di bawah 40 meter.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-14
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
Secara umum tinggi bangunan direncanakan di Klaster Teknik berkisar dari lantai 1 sampai lantai 6 atau ketinggian bangunan sampai dengan 28 meter, sehingga tinggi bangunan dikategorikan bangunan dengan ketinggian sedang. Karena tiap-tiap jurusan pada klaster ini memiliki tingkat pertumbuhan program studi/kurikulum yang relative cepat, maka untuk jangka waktu 10 tahun yang akan datang dimungkinkan arahan pengembangan bangunan ke arah vertikal. Efisiensi penggunaan tanah diakomodasi dengan pengaturan ketinggian bangunan yaitu Koefisien Lantai Bangunan dan pelestarian lahan terbuka. Misalnya, untuk pusat kegiatan pendidikan, diberikan ketinggian bangunan sampai 6 lantai untuk jangka waktu 10 tahun mendatang (tahun 2015). Bangunan yang ada di Klaster Teknik rata-rata berlantai dua dan tiga. Terdapat pula beberapa bangunan yang berlantai satu, misalnya laboratorium Teknik Kimia, bengkel Teknik mesin. Bangunan dengan ketinggian satu dan dua lantai tersebut pada proses pengembangannya akan diganti dengan bangunan baru dengan ketinggian minimal tiga lantai dengan ketentuan ideal yaitu luas lantai dasar bangunan baru harus lebih kecil dari luas lantai dasar yang dihapus, untuk melestarikan dan menambah adanya presentase lahan hijau, peningkatan jumlah lantai bangunan baru juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa di Klaster Teknik sehingga dapat memenuhi kapasitas optimum. c. Koefisien Daerah Hijau (KDH) Pada Klaster Teknik memiliki eksisting untuk daerah hijau belum sebanding dengan banyaknya bangunan yang ada didalamnya. Dapat dikatakan bawa pada Klaster Teknik belum ada perutukkan lahan untuk ruang terbuka hijau secara spesifik. Meskipun belum cukup memadahi, tetapi di Klaster Teknik sudah memiliki banyak pohon peneduh yang relatif besar. Area Klaster Teknik merupakan area yang dilalui cukup banyak kendaraan umum, terutama pada sebelah utara klaster (Jalan Teknika) yang menjadi ramai terutama setelah dibangunnya jembatan baru, serta bagian timur klaster (Jalan Kesehatan) yang dilalui oleh bus kota maupun kendaraan umum yang sangat padat sehingga sangat Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-15
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
diperlukan rancangan ruang terbuka hijau untuk menyeimbangkan kondisi udara dilingkungan Klaster Teknik. Sehingga dapat tercipta lingkungan belajar dan berinteraksi yang kondusif. Untuk selanjutnya Klaster Teknik perlu diarahkan untuk memiliki KDH yang ideal yakni sebanding dengan lahan terbangun pada Klaster Teknik, dengan rencana untuk menambah kantong-kantong terbuka hijau dibeberapa titik. d. Koefisien Tapak Besmen (KTB) Belum ada gedung di Klaster Teknik yang memiliki semi-basement. Untuk perencanaan ke depannya, bangunan dengan ketinggian lebih dari tiga lantai yang baru akan diusahakan untuk menggunakan sistem basement atau semi basement dengan yang akan digunakan sebagai ruang parkir mobil dan sepeda motor baik untuk mahasiswa maupun karyawan Klaster Teknik, hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan di lingkungan klaster dan mengurangi kepadatan kendaraan pada lahan terbuka.
4.2.3. Analisis Tata Bangunan Klaster Teknik rata-rata memiliki bangunan dengan ketinggian yang cukup beragam. Masing-masing bangunan memiliki orientasi yang berbeda-beda serta memiliki citra bangunan masing-masing, sehingga dapat dikatakan secara keseluruhan bangunan pada Klaster Teknik belum terlihat sebagai satu kesatuan. Beberapa bangunan yang terdapat pada Klaster Teknik cenderung padat dan berdekatan, seperti pada bangunan-bangunan yang berada dalam satu jurusan. Jarak bangunan yang terlalu berdekatan akan membuat bangunan tidak berfungsi secara maksimal, seperti misalnya pada sirkulasi udara, cahaya matahari, maupun system pencegahan musibah seperti kebakaran. Selain itu, orientasi bangunan yang sesuai baik terutama pada bangunan di area tropis adalah dengan mengoptimalkan bukaan pada arah utara selatan agar ruangan tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Untuk itu, didalam desain blokplan Klaster Teknik yang baru, mengusahakan arah orientasi bangunan ke utara dan selatan. Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-16
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
Hal lain yang dapat diamati pada lingkungan Klaster Teknik saat ini adalah masingmasing jurusan yang saling terpisah oleh jalan akses klaster. Sedangkan untuk sirkulasi bagi pejalan kaki masih belum jelas, karena Klaster Teknik belum memiliki pedestrian secara keseluruhan. Sehingga pada rancangan blokplan Klaster Teknik juga memiliki pola jalur pedestrian yang jelas dan memadahi, di samping jalur sirkulasi kendaraan bermotor. Selanjutnya, Klaster Teknik juga diarahkan memiliki lingkungan yang lebih kondusif dan lebih interaktif antar jurusan yang di dalamnya, dengan harapan untuk dapat memaksimalkan akses setiap jurusan yang ada pada Klaster Teknik bagi mahasiswa maupun umum.
4.2.4. Analisis Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Sirkulasi utama eksisting pada Klaster Teknik berada pada bagian tengah klaster, yaitu membujur dari akses masuk kawasan menuju kantor pusat (KPTU), serta sirkulasi yang mengelilingi klaster. Hal ini menjadi penentu jalur sirkulasi di dalam blokplan Klaster Teknik. Sirkulasi pada Klaster Teknik masih belum terbagi secara jelas terutama antara sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Kejelasan tersebut membuat alur sirkulasi tidak terarah. Hampir tidak ada jalur khusus pedestrian bagi pejalan kaki dalam Klaster Teknik. Sehingga ke depannya Klaster Teknik diarahkan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan memiliki sirkulasi masing-masing. Selain sebagai sirkulasi pejalan kaki di dalam klaster, pedestrian juga digunakan sebagai jalur penghubung antar bangunan jurusan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jalur interaksi yang jelas antar jurusan mengingat kondisi eksisting yang saling terpisah oleh keberadaan jalan akses utama. Padestrian juga merupakan upaya untuk mengurangi polusi udara dan meningkatkan sustainabilitas di lingkungan Klaster Teknik.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-17
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
4.2.5. Analisis Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Ruang terbuka hijau pada eksisiting Klaster Teknik bisa dikatakan masih kurang. Maka ke depannya Klaster Teknik akan diarahkan untuk dapat memiliki ruang hijau yang maksimal dengan menerapkan sistem pembangunan bangunan baru diatas 75% lahan bangunan lama sehingga 25 % dari lahan tersebut dapat digunakan sebagai lahan hijau terbuka. Ruang terbuka hijau menjadi hal yang penting karena dapat memberikan manfaat seluas-luasnya untuk ruang interaksi antar mahasiswa yang berbeda jurusan dalam klaster Teknik serta kalangan umum, juga dapat membuat kawasan Klaster Teknik menjadi lebih hidup. Ruang terbuka hijau juga sebagai pengikat antar bangunan mengingat dalam klaster Teknik memiliki beberapa jurusan yang berbedabeda. Ruang terbuka hijau yang maksimal juga dapat memberikan dampak positif bagi keberlangsungan kegiatan dalam bangunan. Sirkulasi udara, dapat berlangsung secara maksimal, cahaya matahari tidak akan mengenai secara langsung serta meredam kebisingan yang timbul dari kendaraan umum yang lewat di Jalan Kesehatan. Pohon merupakan salah satu komponen tata hijau, pada eksisting Klaster Teknik pohon peneduh terhitung cukup banyak, keseluruhan pohon tersebut semaksimal mungkin akan dipertahankan dan selanjutnya akan ditambah dngan pohon peneduh yang baru di tempat yang masih sedikit pohon peneduh, terutama pada jalur pedestrian yang baru. Keberadaan ruang terbuka hijau yang maksimal juga dapat memberikan sumbangan untuk UGM menjadi kawasan yang lebih hijau.
4.2.6. Analisis Tata Kualitas Lingkungan Penataan kualitas lingkungan Klaster Teknik merujuk pada upaya rekayasa elemen yang ada di dalamnya. Orientasi yang tampak khas adalah tiap jurusan yang membentuk ruang tersendiri untuk interaksi antar bangunan di dalamnya. Untuk Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-18
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Bab IV
kegiatan pendukung utama yang akan diwujudkan adalah kegiatan interaksi yang terjalin antar hirarki bangunan yang mengitari plasa fakultas di tengah kawasan. Sedangkan konsep orientasi lingkungan dapat ditunjukkan dengan pola tata informasi (directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat yang ada di Klaster Teknik sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungan dengan mengadakan sistem tata rambu pengarah (directional signage system). Wajah jalan yag berusaha diwujudkan dalam konsep perencanaan blokplan Klaster Teknik ini bertujuan agar elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia. Pengaturan ini dapat terdiri atas wajah penampang jalan dan bangunan yang bersinergis satu sama lain, pengadaan street furniture dan pedestrian yang jelas (sistem grid dan dilengkapi dengan tata hijau yang meneduhi), serta pengadaan signage yang memperjelas sistem informasi perletakkan/posisi pada Klaster Teknik.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
IV-19
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
BAB V Konsep Perencanaan Fakultas Teknik
5.1.Struktur Peruntukan Lahan Struktur Peruntukan Lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Manfaat :
Meningkatkan keseimbangan kualitas kehidupan lingkungan dengan membentuk ruang-ruang kota/lingkungan yang hidup secara fisik (vibrant) dan ekonomi (viable), layak huni dan seimbang, serta meningkatkan kualitas hidup pengguna dan kualitas lingkungan.
Mengoptimalkan alokasi penggunaan dan penguasaan lahan baik secara makro maupun mikro.
Mengalokasikan fungsi/kegiatan pendukung bagi jenis peruntukan yang ada.
Menciptakan integrasi aktivitas ruang sosial (socio-spatial integration) antar penggunanya.
Menciptakan keragaman lingkungan (diversity) dan keseimbangan yang akan mendorong terciptanya kegiatan-kegiatan yang berbeda namun produktif.
Mengoptimalkan prediksi/projeksi kepadatan lingkungan dan interaksi sosial yang direncanakan.
5.1.1.
Peruntukkan Lahan Makro Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut dengan tata guna lahan. Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-1
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
5.1.2.
Bab V
Peruntukkan Lahan Mikro Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah: a. Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen; b. Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan perkotaan-perdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi, atau pun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu. Dalam penetapan peruntukan lahan mikro ini masih terbuka kemungkinan untuk melibatkan berbagai masukan desain hasil interaksi berbagai pihak seperti perancang/penata
kota,
pihak
pemilik
lahan,
atau
pun
pihak
pemakai/pengguna/masyarakat untuk melahirkan suatu lingkungan dengan ruang-ruang yang berkarakter tertentu sesuai dengan konsep struktur perancangan kawasan. Penetapan ini tidak berarti memperbaiki alokasi tata guna lahan pada aturan rencana tata ruang wilayah yang ada, namun berupa tata guna yang diterapkan dengan skala keruangan yang lebih rinci, misalnya secara vertikal per lantai.
5.2.Intensitas Pemanfaatan Lahan Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya. Manfaat :
Mencapai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan lahan secara adil.
Mendapatkan distribusi kepadatan kawasan yang selaras pada batas daerah yang direncanakan berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah yang terkait.
Mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas lahan pemanfaatan lahan (Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Daerah Hijau,
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-2
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
dan Koefisien Tapak Besmen) yang dapat mendukung berbagai karakter khas dari berbagai subarea yang direncanakan.
Merangsang pertumbuhan kota dan berdampak langsung pada perekonomian kawasan.
Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen intensitas pemanfaatan lahan dalam hal pencapaian kinerja fungsi, estetis dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya.
5.2.1.
Koefisien Dasar Bangunan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.2.
Koefisien Lantai Bangunan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.3.
Koefisien Daerah Hijau Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.4.
Koefisien Tapak Besmen Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.5.
Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas: a) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan dalam KLB.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-3
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
b) Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum. 5.2.6.
Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR
=
Transfer
of
Development
Right),
yaitu
hak
pemilik
bangunan/pengembang yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan pada umumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan. Pengalihan nilai KLB hanya dimungkinkan bila terletak dalam satu daerah perencanaan yang sama dan terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya dari KLB yang sudah ditetapkan pada daerah perencanaan. Pengalihan ini terdiri atas: 1) Hak Pembangunan Bawah Tanah, hak ini memungkinkan pembangunan fungsi-fungsi di bawah tanah yang tidak diperhitungkan ke dalam KLB yang dimiliki bangunan gedung di atasnya, dengan memenuhi kriteria sesuai Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. 2) Hak Pembangunan Layang (Air Right Development), merupakan mekanisme yang miripdengan Hak Pembangunan Bawah Tanah, namunberlaku untuk pembangunan di atas prasarana umum(melayang), seperti jalan, yaitu berupa bangunanpedestrian layang atau bangunan komersial layang,dengan ketentuan sesuai Peraturan Menteri PU No.29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan TeknisBangunan Gedung.
5.3.Tata Bangunan Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-4
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemenelemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik. Tata
Bangunan
juga
merupakan
sistem
perencanaan
sebagai
bagian
dari
penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku dalam RTRW Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya. Manfaat penataan bangunan :
Mewujudkan kawasan yang selaras dengan morfologi perkembangan area tersebut serta keserasian dan keterpaduan pengaturan konfigurasi blok, kaveling dan bangunan.
Meningkatkan kualitas ruang kota yang aman, nyaman, sehat, menarik, dan berwawasan ekologis, serta akomodatif terhadap keragaman kegiatan.
Mengoptimalkan keserasian antara ruang luar bangunan dan lingkungan publik sehingga tercipta ruang-ruang antarbangunan yang interaktif.
Menciptakan berbagai citra dan karakter khas dari berbagai subarea yang direncanakan.
Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen tata bangunan dalam hal pencapaian kinerja, fungsi, estetis dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya.
Mencapai lingkungan yang tanggap terhadap tuntutan kondisi ekonomi serta terciptanya integrasi sosial secara keruangan.
5.3.1.
Pengaturan Blok Lingkungan Pengaturan Blok Lingkungan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: 1. Bentuk dan Ukuran Blok;
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-5
Rumusan Re encana dan An nalisis Fakultas Teknik T
Laporan Ak khir RTBL Klasterr Teknk Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
Bab V
V-6
Rum musan Rencana dan n Analisis Fakultas Teknik
Bab V
2. Pengelompokkan dan Konfigu urasi Blok;
Gam mbar 5.1. Pengelo ompokan Blok Klaster K Teknik LLaporan Akhir R RTBL Klaster Teknk U Universitas Gadjah M Mada Yogyakarta
V-7
Rumusan Rencana dan Analisis A Fakultas Teknik
Laporan A Akhir RTBL Klaste er Teknk Universitass Gadjah Mada a Yogyakarta
Bab V
V-8
Rum musan Rencana dan n Analisis Fakulta as Teknik
Bab V
3. Ruang terbukka dan tata hijau..
Ruang Terbuka Hijau H Gambar 5.2. R
LLaporan Akhir R RTBL Klaster Teknk U Universitas Gadjah M Mada Yogyakarta
V-9
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
Dari sisi lingkungan, perencanaan Klaster Teknik ini meliputi : a. Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar, yaitu penciptaan karakter lingkungan yang tanggap dan integral dengan karakter eksisting struktur lingkungan. b. Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan, yaitu penetapan kepadatan gugusan bangunan/ kaveling/ blok dalam kawasan perencanaan yang mepertimbangkan daya dukung lingkungan, namun dapat memperkuat karakter kawasan. c. Kelestarian ekologis kawasan Penetapan besaran komponen tata bangunan tertentu (misalnya konfigurasi kaveling dan orientasi bangunan) yang tanggap terhadap topografi dengan menetapkan
minimum
kepadatan
dan
ukuran
kaveling
yang
dapat
diakomodasi, serta meminimalkan perubahan ekstrim (cut-fill).
Pembatasan besaran pada kawasan khusus konservasi hijau.
Pembatasan yang tanggap terhadap topografi dan kepentingan kelestarian lingkungan dengan meminimalkan penyebaran area terbangun dan perkerasan serta mengadaptasi tatanan kontur yang ada.
d. Pemberdayaan kawasan Peningkatan modifikasi desain/pengembangan yang sesuai dengan karakter lokal. 5.3.2.
Pengaturan Kavling/Petak Lahan Pengaturan Kaveling/Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: 1. Bentuk dan Ukuran Kaveling; 2. Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling; 3. Ruang terbuka dan tata hijau.
5.3.3.
Pengaturan Bangunan Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri atas:
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-10
Rumusan Re encana dan An nalisis Fakultas Te eknik
Laporan Ak khir RTBL Klasterr Teknk Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
Bab V
V-11
Rum musan Rencana dan n Analisis Fakulta as Teknik
Bab V
1. Pengelompokkan Bangunan;
Gambar 5.3. Tata Bangu unan Berdasark kan Fungsinya LLaporan Akhir R RTBL Klaster Teknk U Universitas Gadjah M Mada Yogyakarta
V-12
Rum musan Rencana dan n Analisis Fakulta as Teknik
Bab V
2. Letak dan Oriientasi Bangunaan;
Gambar 5.4 4. Orientasi Blo ok Bangunan Beerdasarkan Funggsinya
LLaporan Akhir R RTBL Klaster Teknk U Universitas Gadjah M Mada Yogyakarta
V-13
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
Pola hubungan/ konektivitas yang direncanakan berprinsip pada :
Penciptaan kejelasan hubungan arahan antarbangunan/ blok satu sama lainnya yang dapat berorientasi pada pusat lingkungan/ kawasan agar menjamin terciptanya interaksi sosial antarpemakainya serta mendukung pemecahan masalah keamanan lingkungan dengan pengawasan bersama.
Penetapan pengelompokan bangunan/ blok yang tersebar dalam lingkungan namun memiliki kaitan satu sama lain dengan adanya jalur penghubung yang dapat berbentuk jalur pedestrian, ruang antarbangunan, jalur tembus lantai dasar, dan jalur penghubung lantai atas.
Penetapan kepentingan yang menghidupkan kaitan aktivitas publik di muka bangunan/lahan yang bersangkutan tanpa meninggalkan kepentingan penciptaan privasi pemilik bangunan pada lahan privat.
3. Sosok Massa Bangunan; 4. Ekspresi Arsitektur Bangunan.
5.3.4.
Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan ketinggian danelevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggalmaupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebihmakro (blok/kawasan). Pengaturan ini terdiri atas: 5.1.Ketinggian Bangunan; 5.2.Komposisi Garis Langit Bangunan; 5.3.Ketinggian Lantai Bangunan.
5.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-14
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
Manfaat pengaturan sirkulasi dan jalur penghubung :
Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus pergerakan yang terjadi.
Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban.
Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan diluarnya.
5.4.1.
Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan Sistem jaringan jalan dan pergerakan, yaitu rancangan sistem pergerakan yang terkait, antara jenis-jenis hirarki/kelas jalan yang tersebar pada kawasan perencanaan (jalan arteri, kolektor dan jalan lingkungan/ lokal) dan jenis pergerakan yang melaluinya, baik masuk dan keluar kawasan, maupun masuk dan keluar kaveling.
5.4.2.
Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum Sistem sirkulasi kendaraan umum, yaitu rancangan sistem arus pergerakan kendaraan umum formal, yang dipetakan pada hirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.
5.4.3.
Sistem Jaringan Kendaraan Pribadi Sistem sirkulasi kendaraan pribadi, yaitu rancangan sistem arus pergerakan bagi kendaraan pribadi sesuai dengan hirarki/kelas jalan pada kawasan perencanaan.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-15
Rumusan Re encana dan An nalisis Fakultas Te eknik
Laporan Ak khir RTBL Klasterr Teknk Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
Bab V
V-16
Rum musan Rencana dan n Analisis Fakulta as Teknik
Bab V
Gamb bar 5.5. Sirkulassi Utama Kendarraan Pribadi dallam Klaster Tekknik LLaporan Akhir R RTBL Klaster Teknk U Universitas Gadjah M Mada Yogyakarta
V-17
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
5.4.4.
Bab V
Sistem Jaringan Kendaraan Umum Informal Setempat Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat, yaitu rancangan sistem arus pergerakan bagikendaraan umum dari sektor informal, seperti ojek, becak,andong, dan sejenisnya, yang dipetakan pada hirarki/kelasjalan yang ada pada kawasan perencanaan.
5.4.5.
Sistem Pergerakan Transit Sistem pergerakan transit, yaitu rancangan sistem perpindahan arus pergerakan dari dua atau lebih moda transportasi yang berbeda, yang dipetakan pada hirarki/ kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.
5.4.6.
Sistem Parkir Sistem parkir, yaitu rancangan sistem gerakan arus masuk dan keluar kaveling atau grup kaveling untuk parkir kendaraan di dalam internal kaveling. Dalam perencanaannya, system parkir dalam klaster adalah berupa kantong-kantong parkir.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-18
Rumusan Re encana dan An nalisis Fakultas Te eknik
Laporan Ak khir RTBL Klasterr Teknk Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
Bab V
V-19
Rumusan Re encana dan An nalisis Fakultas Te eknik
5.4.7.
Bab V
Sistem Jarin ngan Jalur Penghubung P g Terpadu ((Pedestrian L Linkage) Sistem jaringan j jaluur penghubuung terpadu (pedestrian ( linkage), yaaitu rancangaan sistem jaringanberrbagai jalurr penghubuung yang m memungkinkkanmenembuus beberappa bangunann atau pun beberapakave b eling tertenttu dan diman nfaatkan baggi kepentin ngan jalurpuublik. Jalur penghubung p ma pada daaerah dengaan terpadu inni dibutuhkkan terutam intensitas kegiatan tinggi dan beragam, b sepperti pada arrea komersiaal lingkungaan a fungsi campuran (m mixed-used).JJalur penghu ubung terpaddu permukkiman atau area harus daapat memberikan kemuddahan aksesiibilitas bagi ppejalan kakii. Adapunn jalur sirkullasi pedestrian pada Klaaster Teknikk mengikuti jalur j sirkulaasi kendaraaan, yaitu beerada di sisi jjalan.
5 Jalur Sirkkulasi di Kaw 5.8. wasan Klastter Teknik
Laporan Ak khir RTBL Klasterr Teknk Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
V-20
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
Secara fungsional, penataan sistem sirkulasi ini bermanfaat untuk : a) Kejelasan sistem sirkulasi Perencanaan sistem sirkulasi yang jelas dan mudah dipahami tentang sistem kaitan antara jejaring jalur-jalur utama, jalur sekunder, dan jalur lokal sesuai hirarki/ kelas jalan. b) Mobilitas publik
Peningkatan kaitan antarsistem sirkulasi pada kawasan perencanaan dengan sistem sirkulasi kawasan sekitar.
Penciptaan sistem sirkulasi yang mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik termasuk penyandang cacat dan lanjut usia (difabel), sehingga memperkaya karakter dan integrasi sosial para pemakainya.
Peningkatan kaitan dan pemisahan yang jelas di antara berbagai moda sirkulasi (pejalan kaki, sepeda, angkutan umum, kendaraan pribadi, maupun kendaraan servis).
Peningkatan sistem penghubung yang lebih berorientasi pada pejalan kaki.
c) Aksesibilitas kawasan
Perencanaan kawasan yang mengintegrasikan sirkulasi eksternal dan internal dari/ke/di dalam kawasan/blok atau subblok;
Penciptaan kawasan yang mewadahi kebutuhan semua orang termasuk masyarakat difabel.
5.5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik. Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-21
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
Manfaat ruang terbuka hijau :
Meningkatkan kualitas kehidupan ruang kota melalui penciptaan lingkungan yang aman, nyaman, sehat, menarik dan berwawasan ekologis.
Mendorong terciptanya kegiatan publik sehingga tercipta integrasi ruang sosial antarpenggunanya.
Menciptakan estetika, karakter dan orientasi visual dari suatu lingkungan.
Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi pada kepentingan pejalan kaki.
5.5.1.
Mewujudkan lingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.
Sistem Ruang Terbuka Umum Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik - aksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pihak tertentu.
5.5.2.
Sistem Ruang Terbuka Pribadi Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi– aksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu.
5.5.3.
Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat Diakses oleh Umum Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh Umum (kepemilikan pribadi–aksesibilitas publik),yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, serta bebas danmudah diakses oleh publik meskipun milik pihak tertentu, karena telah didedikasikan untuk kepentingan publik sebagai hasil kesepakatan antara pemilik dan pihakpengelola/pemerintah daerah setempat, di mana pihak pemilik mengizinkan
lahannya
digunakan
untuk
kepentingan
publik,
dengan
mendapatkan kompensasi berupa insentif/disinsentif tertentu, tanpa mengubah status kepemilikannya. 5.5.4.
Sistem Ruang Pepohonan dan Tata Hijau Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang disebar pada ruang terbuka publik. Penataan sistem ruang terbuka dan tata hijau secara fungsional meliputi :
a. Pelestarian ruang terbuka kawasan Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-22
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
Pendistribusian berbagai jenis ruang terbuka yang disesuaikan dengan kebutuhan tipologis fungsi/ peruntukan, sirkulasi dan elemen perancangan lainnya. b. Aksesibilitas publik
Penciptaan integrasi sosial secara keruangan bagi semua pengguna (termasuk penyandang cacat dan lanjut usia) pada berbagai ruang terbuka kawasan yang ada;
Penciptaan ruang publik yang dapat diakses secara terbuka (sebesar-besarnya) oleh publik sehingga dapat memperkaya karakter dan integrasi sosial para pemakai ruang kota.
c. Keragaman fungsi dan aktivitas
Penciptaan ruang yang dapat mengadaptasi dan mengadopsi berbagai aktivitas interaksi sosial yang direncanakan, dan tetap mengacu pada ketentuan rencana tata ruang wilayah;
Penetapan kualitas ruang yang menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, sehat dan menarik, serta berwawasan ekologis.
d. Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki
Penciptaan keseimbangan ruang terbuka atau pun ruang terbuka antarbangunan dengan tema ramah bagi pejalan kaki sekaligus menghidupkan ruang kawasan melalui berbagai aktivitas pada area pejalan kaki;
Penciptaan iklim mikro berskala lingkungan yang memberi kenyamanan dan keserasian pada area pejalan kaki.
e. Sebagai pengikat lingkungan/ bangunan Penciptaan ruang terbuka sebagai sarana interaksi dan sosialisasi penghuni, atau pun ruang pengikat/penyatu antarbangunan kelompok bangunan. f. Sebagai pelindung, pengaman, dan pembatas lingkungan/ bangunan bagi pejalan kaki Penciptaan ruang terbuka dan tata hijau sebagai pelindung, peneduh, maupun pembatas antar-ruang.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-23
Rumusan Re encana dan An nalisis Fakultas Te eknik
Laporan Ak khir RTBL Klasterr Teknk Universitas Gadjah G Mada Yogyakarta
Bab V
V-24
Rum musan Rencana dan n Analisis Fakulta as Teknik
Bab V
Gambar 5.9.. Sistem Ruang Pepohonan pad da Klaster Tekniik LLaporan Akhir R RTBL Klaster Teknk U Universitas Gadjah M Mada Yogyakarta
V-25
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
5.5.5.
Bab V
Bentang Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik, dan pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. Pengaturan
ini
untuk kawasan: 1. Pantai dan laut, sebagai batas yang melingkupi tepian kawasan, menentukan atmosfir dari suasana kehidupan kawasan, serta dasar penciptaan pola tata ruang; 2. Sungai, sebagai pembentuk koridor ruang terbuka; 3. Lereng dan perbukitan, sebagai potensi pemandangan luas; 4. Puncak bukit, sebagai titik penentu arah orientasi visual, serta memberikan kemudahan dalam menentukan arah (tengaran alam). 5.5.6.
Area Jalur Hijau Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan: 1. Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija); 2. Sepanjang bantaran sungai; 3. Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta; 4. Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi; 5. Jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota atau hutan kota, yang merupakan pembatas atau pemisah suatu wilayah.
5.6. Tata Kualitas Lingkungan Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu. Manfaat penataan kualitas lingkungan : 1. Mencapai kualitas lingkungan kehidupan manusia yang aman, nyaman, sehat dan menarik, serta berorientasi kepada lingkungan mikro. 2. Menyatukan kawasan sebagai sistem lingkungan yang berkualitas dengan pembentukan karakter dan identitas lingkungan yang spesifik. Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-26
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
3. Mengoptimalkan kegiatan publik yang diwadahinya sehingga tercipta integrasi ruang sosial antarpenggunanya, serta menciptakan lingkungan yang berkarakter dan berjati diri. 4. Menciptakan estetika, karakter, dan orientasi visual, dari suatu lingkungan. 5. Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi kepada kepentingan pejalan kaki. 5.6.1.
Konsep Identitas Lingkungan Perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau sub area tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: a) Tata karakter bangunan/ lingkungan (built-in signage and directional system), yaitu
pengolahan
elemen-elemen
fisik
bangunan/
lingkungan
untuk
mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu lingkungan/ bangunan, sehingga pengguna dapat mengenali karakter lingkungan yang dikunjungi atau dilaluinya sehingga memudahkan pengguna kawasan untuk berorientasi dan bersikulasi. b) Tata penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/lingkungan untuk mempertegas identitas atau penamaan suatu bangunan sehingga pengguna dapat mengenali bangunan yang menjadi tujuannya. c) Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (supporting activities), yaitu pengolahan secara terintegrasi seluruh aktivitas informal sebagai pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam ruang/bangunan, untuk menghidupkan interaksi sosial dari para pemakainya.
5.6.2.
Konsep Orientasi Lingkungan Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi. Pengaturan ini terdiri atas:
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-27
Rumusan Rencana dan Analisis Fakultas Teknik
Bab V
a) Sistem tata informasi (directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungannya. b) Sistem tata rambu pengarah (directional signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area tujuannya. 5.6.3.
Wajah Jalan Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas: a) Wajah penampang jalan dan bangunan; b) Perabot jalan (street furniture); c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian); d) Tata hijau pada penampang jalan; e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan; f) Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.
Laporan Akhir RTBL Klaster Teknk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
V-28