PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI MINANG (Penelitian Tindakan Kelompok B1 di TK Negeri 01 Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015)
RESTU YUNINGSIH Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected]
Abstract: Purpose of research to increase kinesthetic intelligence in early childhood through learning basic dance movements minang. The research was conducted on a group B1 Kindergarten 01 River State Capping the number of 12 children, was conducted from March to April 2015. This study used action research methods (Action research) by Kemmis and Taggart. This study consisted of two cycles, each cycle consisting of 8 sessions / actions. Data analysis using quantitative and qualitative data. Quantitative data analysis with descriptive statistics that compare the results obtained from the first cycle and the second cycle. Analysis of qualitative data by analyzing data from the field notes and interviews during the study to the steps of data reduction, data display and data verification. At 48.07% pre-cycle, the first cycle increased to 63.54% and the second cycle into 85.12%. The results showed an increase kinesthetic intelligence in early childhood B1 group carried through learning basic dance movements minang. Keywords: Kinesthetic Intelligence, Dance Movements Minang
Abstrak : Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kecerdasan kinestetik pada anak usia dini melalui pembelajaran gerak dasar tari minang. Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok B1 Taman Kanak-Kanak Negeri 01 Sungai Pagu dengan jumlah 12 orang anak, dilaksanakan dari bulan Maret sampai April 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (Action research) oleh Kemmis dan Taggart. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 8 kali pertemuan/ tindakan. Analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari siklus pertama dan siklus kedua. Analisis data kualitatif dengan cara menganalisis data dari hasil catatan lapangan dan wawancara selama penelitian dengan langkah-langkah reduksi data, display data dan verifikasi data. Pada pra siklus 48,07%, siklus I meningkat menjadi 63,54% dan siklus II menjadi 85,12%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan kinestetik pada anak usia dini kelompok B1 yang dilakukan melalui pembelajaran gerak dasar tari minang. Kata kunci : Kecerdasan Kinestetik, Gerak Tari Minang
Pendidikan anak usia dini adalah
suatu
proses
pembinaan
yang mencakup aspek fisik dan nonfisik
dengan bagi
memberikan
tumbuh kembang anak usia lahir
rangsangan
perkembangan
hingga 8 tahun secara menyeluruh,
jasmani, rohani (moral dan spiritual), 233
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
motorik, daya pikir, emosional dan
diperlukan stimulasi yang mampu
sosial yang tepat dan benar agar
mengembangkan kemampuan dan
dapat
berkembang
potensi yang dimiliki oleh anak usia
secara optimal termasuk kecerdasan
dini termasuk kecerdasan kinestetik.
kinestetik.
Artinya
tumbuh
dan
Ada
delapan
aspek
kecerdasan
kinestetik
dari
sebagai perkembangan dari unsur
kecerdasan
kematangan dan pengendalian gerak
kecerdasan
tubuh. Masih kurangnya anak usia
fisik/kinestetik, kecerdasan spasial,
dini dalam mengembangkan gerak
kecerdasan
kecerdasan
tubuh
kecerdasan
menselaraskan antara pikiran dan
kecerdasan
tubuh
kecerdasan
yang
kecerdasan logika
terdiri
linguistik,
matematika,
musikal,
intrapersonal, interpersonal
dan
melalui
nyanyian,
(koordinasi
tubuh),
naturalis, tetapi dalam penerapan di
mengembangkan
Indonesia
ditambahkan
menjadi
kekuatan dan keseimbangan tubuh
sembilan
kecerdasan
yaitu
serta mengkoordinasi mata dengan
Cerdas
tangan dan kaki. Anak-anak usia 5-6
serta
tahun mampu melakukan gerakan
kecerdasan kinestetik
spiritual. berarti
belajar
berfikir dengan tubuh. Kecerdasan ditunjukkan
dengan
ketangkasan
tubuh, memahami perintah otak. Adapun permasalahan yang
kelincahan,
secara simbolis. Selain
itu,
anak
masih
canggung dalam bergerak, malu – malu dan tidak percaya diri dalam
terjadi di TK negeri 01 sungai pagu
menggerakkan
adalah dalam setiap kegiatan yang
Mengembangkan
memerlukan gerak motorik anak
kinestetik pada anak dapat dilakukan
terbilang
melalui
bersemangat
lambat
dan
sehingga
kurang
kecerdasan
kinestetik anak belum berkembang
tubuhnya. kecerdasan
pembelajaran
seni,
khususnya seni tari. Salah
satu
cara
untuk
secara optimal. Hal ini dapat dilihat
meningkatkan kecerdasan kinestetik
dari aspek yang diamati yang terdiri
anak adalah melalui menari. Oleh
dari lari dan senam. Oleh karena itu
karena itu pada tari tradisional,
234
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
khususnya
di
Sumatra
Barat
Kecerdasan kinestetik
tari
Dengan ungkapan Gardner
minang pada umumnya adalah gerak
(1993: 21-22) yang begitu fenomenal
yang
mengenai
menggunakan
gerak
bersifat
dasar
murni,
karena
kecerdasan
gerakannya diangkat dari dasar-dasar
barang
gerak pencak silat. Gerak dasar tari
kemampuan
untuk
menggunakan
minang
keseluruhan
tubuh
mereka,
terdiri
menghindar,
dari
gerakan
menangkis
dan
siapa
kinestetik,
yang
memiliki
paling tidak sebagian dari tubuh untuk memecahkan masalah adalah
menyerang. pra
merupakan
pengembangan
penelitian yang dilakukan melalui
kecerdasan
kinestetik.
observasi di Taman Kanak – Kanak
Suyadi
Negeri 01 Kecamatan Sungai Pagu
kinestetik
Kabupaten
seseorang
Berdasarkan
berada
atau
hasil
Solok
dibawah
Pendidikan
Selatan naungan
Kabupaten
yang
dari
Menurut
(2014:15)
kecerdasan
adalah
kemampuan
untuk
menggabungkan
Dinas
antara fisik dan pikiran sehingga
Solok
menghasilkan
gerakan
yang
Selatan. Ditemukan hasil kategori
sempurna.
Artinya
kecerdasan
Belum Berkembang (BB) 4 anak,
kinestetik
merupakan
koordinasi
Mulai Berkembang (MB) 6 anak.
yang baik antara urat saraf (pikiran)
Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
dengan tubuh lainnya.
2 anak, dan anak
Berkembang
Selain
itu
Gardner
&
Checkley dalam Yaumi (2013:16)
Sangat Baik (BSB) 0 anak. Melihat kenyataan tersebut
kecerdasan kinestetik adalah: The
maka peneliti sangat tertarik untuk
capacity to use your whole body or
mengkaji lebih lanjut dengan cara
parts of your – your hands, your
mengadakan
tindakan
finger, and your arms- to solve a
tentang kecerdasan kinestetik yang
problem, make something, or put on
terkait dengan aspek koordinasi,
some kind of a production. The most
keseimbangan,
evident examples are people in
penelitian
kekuatan
dan
kelenturan. 235
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
athletics or the performing arts,
yang berkaitan dengan sentuhan
particularly dance or acting.
(tactile dan haptic).
Pernyataan menunjukkan
Berdasarkan uraian teori yang
tersebut
bahwa
kecerdasan
telah
dikemukakan
diatas
kinestetik itu merupakan kemampuan
disimpulkan
untuk menggunakan seluruh bagian
kinestetik merupakan kemampuan
badan
seperti
untuk menggunakan anggota tubuh
jari-jari,
dalam memecahkan masalah untuk
lengan dan berbagai kegiatan fisik
mengekspresikan ide, gagasan yang
lainnya dalam memecahkan masalah,
ditunjukkan
membuat
sehingga tujuan dapat tercapai seperti
secara
menggunakan
fisik tangan,
sesuatu,
menghasilkan
atau
berbagai
dalam macam
berlari,
bahwa
dapat
kecerdasan
melalui
menari,
praktek,
meloncat
dan
sebagainya.
produk. Amstrong yang dikutip dalam Sujiono
(2010:59)
kinestetik
atau
kecerdasan
kecerdasan
Gerak Dasar Tari Minang Menurut
fisik
Corrie
Hartong
adalah suatu kecerdasan dimana saat
dalam Soedarsono (1978:2) bahwa
menggunakannya seseorang mampu
tari adalah gerak-gerak yang diberi
atau terampil menggunakan anggota
bentuk dan ritmis dari badan didalam
tubuhnya untuk melakukan gerakan
ruang.
seperti berlari, menari, membangun
soedarsono menyatakan tari adalah
sesuatu, melakukan kegiatan seni
gerak-gerak
atau hasta karya. Komponen inti dari
tubuh manusia yang disusun selaras
kecerdasan
dengan
kinestetik
adalah
kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik,
seperti
keseimbangan,
dari
irama
seluruh
musik
dalam
bagian
serta
mempunyai maksud tertentu. Tari tradisional adalah tarian-
koordinasi, keterampilan,
Suryadiningrat
tarian
yang
dilakukan
dengan
kekuatan, kelenturan dan kecepatan
kerangka pola yang sudah turun
maupun
menerima
temurun dan penerapannya berulang-
rangsang (proprioceptive) dan hal
ulang. Tari tradisional minangkabau
236
kemampuan
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
Mustika
Syarif
merupakan
dalam
ciptaan
Yetti bersama,
dan membela diri merupakan gerak dasar
pencak
silat
yang
dapat
sehingga menjadi milik bersama,
dilakukan dengan bermacam-macam
tumbuh
gerakan, dimana gerakan tersebut
dan
perhatian
berkembang
masyarakatnya
Maksudnya
tari
Minangkabau
dari
sendiri.
tradisional
tidak
diketahui
penciptanya, karena lahirnya tarian
terdiri
dari
gerakan
(pitunggua), maupun
gerak
pancingan
kuda-kuda
langkah
tiga
tangan
dan
sebagainya (Herdiana: 2008:26).
tersebut merupakan kerjasama dari
Tari tradisonal minangkabau
masyarakat pendukung seni tari itu
sangat kuat diwarnai gerak-gerak
sendiri, mereka bersama-sama dalam
pencak silat, karena pencak silat
suatu kegiatan dimana pada waktu
merupakan
istirahat mereka bermain pencak,
tradisional minangkabau dan juga
rangkaian gerak pencak dijadikan
merupakan
sumber
sebuah tarian yang berfungsi sebagai
tradisional
minangkabau.
hiburan, dan ada juga tarian yang
perbedaan antara tari dan pencak
diciptakan untuk pemujaan dalam
silat itu tidak begitu besar karena
acara ritual (keagamaan) dan upacara
gerak tari sebagian besar terdiri dari
adat.
rangkaian Pencak
mempunyai
elemen
gerak
sehingga
tari
dasar
gerak
pencak
tari
tari Jadi,
silat
tradisional
pengertian gerak dasar beladiri yang
minangkabau identik dengan gerak
terikat pada peraturan dan digunakan
pencak silat.
dalam
belajar,
latihan
dan
pertunjukan, sedangkan silat adalah gerak beladiri yang sempurna , bersumber pada kerohanian yang suci murni guna keselamatan diri atau
kesejahteraan
(Suwirman:1999:8)
bersama .
Gerak
menangkis, menyerang, menghindar
METODE PENELITIAN Metode
penelitian
yang
dilakukan adalah penelitian tindakan (action
research).
Penelitian
tindakan Kemmis & Mc Taggart (dalam Muhammad Yaumi, 2014:24) ini meliputi empat tahap yaitu (1) 237
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
perencanaan (planning), (2) tindakan
yang terdiri dari catatan tertulis
(action),
pengamatan
tentang apa yang dilihat, didengar,
refleksi
dialami dan dipikirkan oleh peneliti
(3)
(observation),
(4)
(reflection). Pada model Kemmis & Taggart
tindakan
observasi
(acting)
(observing)
dalam rangka mengumpulkan data. Kisi-kisi
dan
dijadikan
instrumen
dikembangkan
melalui
definesi
sebagai satu kesatuan karena mereka
konseptual dan operasional yang
menganggap
menjelaskan
bahwa
kedua
bahwa
kecerdasan
komponen tersebut merupakan dua
kinestetik adalah skor yang diperoleh
kegiatan yang tidak bisa dipisahkan.
dari
Keberhasilan
tentang perkembangan kecerdasan
secara
klasikal
pengamatan
mengikuti standar George E. Mills
kinestetik
(2000:96) dalam penelitiannya yaitu
keseimbangan,
menetapkan persentase 71%.
kelenturan
Teknik
pengumpulan
data
terhadap
seperti
koordinasi,
kekuatan,
dengan
anak
dan
menggunakan
lembar observasi. Cara pemberian
yang digunakan dalam penelitian ini
skor
adalah dokumentasi, wawancara, dan
kinestetik anak dengan tingkatan:
observasi.Dokumentasi
belum
dalam
adalah
melihat
kecerdasan
berkembang,
penelitian ini yaitu mengumpulkan
berkembang,
informasi
harapan, dan berkembang sangat
tentang
laporan
hasil
perkembangan kecerdasan kinestetik
tari
minang.
Wawancara
sesuai
baik. Pengolahan
anak, foto dan video kegiatan gerak dasar
berkembang
mulai
data
dalam
penelitian ini menggunakan dua jenis
dilakukan kepada sanggar tari anak-
data,
anak yang berbasis tari minang untuk
penelitian
memperoleh
secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis
mendalam tentang gerak dasar tari
data penelitian menggunakan analisis
minang. Observasi dilakukan dengan
data
menggunakan
deskriptif
informasi
catatan
lapangan,
untuk mencatat berbagai kegiatan 238
skor
sesuai
dengan
tuntutan
tindakan, yaitu data
kuantitatif
dengan
statistik
untuk
menggambarkan
responden
masing-masing
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
penelitian dalam bentuk tabel atau
HASIL DAN PEMBAHASAN
grafik. Analisis data kualitatif berisi
Hasil penelitian menunjukkan
informasi yang berbentuk kalimat
bahwa kecerdasan kinestetik anak
yang
sudah mulai meningkat dari setiap
menggambarkan
karakteristik menari
aktifitas
yang
selama
tentang kegiatan
ditunjukkan
kegiatan
anak
dan
verifikasi
dari
tindakan
pra
siklus sampai siklus kedua.
pembelajaran
melalui proses reduksi data, display data
pertemuannya
data
Pra Siklus
yang
dilakukan dalam suatu proses.
Pra siklus ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kecerdasan kinestetik anak. Adapun hasil pra siklus untuk kecerdasan kinestetik anak adalah:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pra Siklus Kecerdasan Kinestetik Oleh peneliti dan kolaborator No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama KIL NIL ADM DNL NIA NJW EJL NUA SIA IDH BJS RAL Jumlah kelas Rata-rata kelas
Jumlah 34 26 25 26 23 26 27 24 32 25 28 27 323
% 60,71 46,43 44,64 46,43 41,07 46,43 48,21 42,86 57,14 44,64 50,00 48,21 48,07
239
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Cara skor
menentukan
kecerdasan
rentang
kinestetik
anak
Sr (Skor terendah) = jumlah item x nilai terendah= 14 x 1 = 14
adalah sebagai berikut:
Range = St – Sr = 56 – 14 = 42
St (Skor tertinggi) =
Lebar kelas= 42 / 4 = 10,5
jumlah item x nilai tertingi= 14 x 4 = 56
Interval
skor
pencapaian
kecerdasan kinestetik pra siklus
Rentang skor
Untuk
Kriteria
45,8 - 56,3
Berkembang sangat baik
35,2 - 45,7
Berkembang sesuai harapan
24,6 - 35,1
Mulai berkembang
14,0 - 24,5
Belum berkembang
melihat
gambaran
yang lebih jelas tentang hasil
pengamatan
awal
kecerdasan
kinestetik, maka berikut ini akan disajikan
dalam
grafik
Grafik 1. Hasil Pengamatan Pra Siklus
Rata-rata peningkatan skor kinestetik yang diharapkan berada pada tahap berkembang sangat baik 240
(BSB). Tetapi, berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa terdapat
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
12 orang anak yang mengikuti kegiatan
pembelajaran
pada
Siklus I
pra
Pemberian
tindakan
pada
siklus, dari hasil observasi yang
siklus
dilakukan pada TK Negeri 01 Sungai
kolaborator
Pagu terlihat bahwa anak masih
terhadap kecerdasan kinestetik. Hal
berada
ini dilakukan untuk mengetahui skor
pada
berkembang.
kategori
mulai
Berdasarkan
hasil
yang
I,
maka
peneliti
melakukan
diperoleh
anak
dan
asesmen
setelah
pencapaian pada pengamatan awal di
pemberian tindakan pada siklus I.
atas,
bahwa
Hasil asesmen setelah pemberian
kecerdasan kinestetik anak belum
tindakan pada siklus I adalah sebagai
mencapai target yang diharapkan
berikut:
dapat
dikatakan
yaitu kategori berkembang sangat baik di atas 71%. Tabel 2. Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus I
No
Nama
Persentase
1 2
KIL NIL
78,57 57,14
3
ADM
53,57
4
DNL
57,14
5
NIA
60,71
6
NJW
62,5
7
EJL
64,29
8
NUA
58,93
9
SIA
73,21
10
IDH
66,07
11
BJS
62,5
12
RAL
67,86
Jumlah kelas Rata-rata kelas
63,54
241
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Berdasarkan
tabel
diatas,
mengalami peningkatan, akan tetapi
menunjukkan bahwa nilai persentase
belum
anak
maksimal
mengikuti
kegiatan
pembelajaran kecerdasan kinestetik
mencapai yaitu
target >71%
yang dengan
kategori berkembang sangat baik.
antara hasil pengamatan pra siklus
Untuk lebih jelasnya gambaran
dengan pelaksanaan tindakan siklus I
peningkatan kecerdasan kinestetik
mengalami
yang
yang sudah dilakukan pada siklus I
signifikan yaitu dari nilai persentase
dapat dilihat pada grafik berikut:
peningkatan
kondisi awal 48,07% meningkat menjadi 63,54%. Dengan demikian hasil pelaksanaan tindakan siklus I
Grafik 2. Hasil Penilaian Kecerdasan Kinestetik Siklus I
Grafik
diatas,
menunjukkan
terjadi
peningkatan
kecerdasan
bahwa dari 12 orang anak yang
kinestetik
mengikuti
pencapaian hasil pada pra siklus atau
kegiatan
pembelajaran
dibandingkan
melalui gerak dasar tari minang pada
kondisi
siklus I dua orang anak berada dalam
dengan
kategori berkembang sangat baik
kinestetik anak memperoleh kategori
dengan skor (4) dan dengan skor (3)
berkembang
10 orang kategori berkembang sesuai
persentase akhir siklus I 63,54 %.
harapan.
Anak yang mendapat skor tertinggi
242
Jadi
dengan
demikian
awal.
Dengan
dengan
persentase
dengan
ditandai kecerdasan
pencapaian
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
adalah KIL hal ini dapat dilihat dari
dengan standar yang telah ditentukan
aspek keseimbangan, kekuatan dan
dan
kelenturan. Sedangkan hasil terendah
memecahkan masalah yang belum
diperoleh oleh ADM dapat dilihat
tuntas. Selain itu, pelaksanaan siklus
dari aspek koordinasi, keseimbangan,
II akan membuat guru lebih terbiasa
kekuatan dan kelenturan.
dalam
Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator
menyepakati
untuk
melanjutkan ke siklus II. Hal ini
lebih
maksimal
memberikan
kinestetik
kepada
serta
pembelajaran anak-anak
terutama dalam hal gerak dasar tari minang.
dilakukan atas kesepakatan antara peneliti dengan kolaborator. Hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan agar
peningkatan
kecerdasan
kinestetik anak meningkat sesuai
Siklus II Adapun hasil asesmen setelah pemberian tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Siklus II Kecerdasan Kinestetik Anak No
Nama
%
1
KIL
94,64
2
NIL
83,93
3
ADM
83,93
4
DNL
85,71
5
NIA
83,93
6
NJW
75
7
EJL
89,29
8
NUA
75
9
SIA
92,86
10
IDH
85,71
11
BJS
83,93
12
RAL
87,5
Rata-Rata Kelas
85,12
Berdasarkan tabel di atas,
kinestetik pada siklus I 63,54%
menunjukkan bahwa nilai persentase
dengan kategori berkembang sesuai
rata-rata
harapan meningkat pada siklus II
peningkatan
kecerdasan
243
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
menjadi 85,12% dengan kategori
dicapai
berkembang sangat baik. Dengan
mencapai target.
hasil
pelaksanaan
siklus
II
pada
Untuk jelas
siklus
II
melihat tentang
sudah
gambaran
mengalami peningkatan dan telah
lebih
peningkatan
mencapai target >71% pada kategori
kecerdasan
berkembang sangat baik. Dengan
dilakukannya siklus II dapat dilihat
demikian penelitian dihentikan pada
pada
kinestetik
setelah
grafik
berikut:
siklus II karena hasilnya sudah
Grafik 3. Hasil Pencapaian Kecerdasan Kinestetik Pada Akhir Siklus II
Grafik di atas, menunjukkan
sangat
baik
dengan
pencapaian
bahwa dari 12 orang anak yang
persentase akhir siklus II 85,12%.
mengikuti
Anak
kegiatan pembelajaran
yang
memperoleh
melalui pembelajaran gerak dasar tari
tertinggi
minang pada siklus II semua anak
disebabkan oleh KIL memperoleh
berada dalam kategori berkembang
telah mampu melakukan gerakan
sangat baik dengan skor (4). Jadi
dengan baik pada setiap aspeknya.
dengan demikian terjadi peningkatan
Anak yang terendah adalah NJW dan
hasil
dengan
NUA. Dari hasil tersebut terlihat
kinestetik
adanya peningkatan yang terjadi, jadi
memperoleh kategori berkembang
penelitian ini dihentikan pada siklus
pada
persentase 244
siklus kecerdasan
II,
adalah
KIL,
hal
nilai ini
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
II karena secara keseluruhan sudah
Di samping itu, pada akhir
mencapai target yang diharapkan
pertemuan di siklus kedua peneliti
pada penelitian ini. Sehingga pada
dan
siklus II ini tidak dilakukan lagi, dari
pengamatan
hasil
mencapai
kinestetik anak dengan menggunakan
ketetapan yang diharapkan yaitu
instrumen yang sudah disediakan.
secara keseluruhan anak-anak sudah
Dari hasil penilaian tersebut terlihat
menunjukkan
yang
bahwa kecerdasan kinestetik anak
penelitian
sudah
progres
kolaborator
melakukan
tentang
kecerdasan
signifikan
dalam
kecerdasan
sudah mulai meningkat dari setiap
kinestetik
melalui
pembelajaran
pertemuannya. Hal tersebut dapat
gerak dasar tari minang. Dimana dari
dilihat
hasil yang telah dicapai pada siklus
kecerdasan.
dari
tabel
peningkatan
ini sudah secara keseluruhan >71%. Table 4. kinestetik anak mulai dari pra siklus, siklus I sampai siklus II Nama
Pra siklus
Siklus I
Peningkatan pra
Siklus II
Peningkatan
(%)
(%)
siklus ke siklus I
(%)
siklus I ke II
(%)
(%)
KIL
60,71
78,57
17,86
94,64
16,07
NYL
46,43
57,14
10,71
83,93
26,79
ADM
44,64
53,57
8,93
83,93
30,36
DNL
46,43
57,14
10,71
85,71
28,57
NIA
41,07
60,71
19,64
83,93
23,22
NJW
46,43
62,5
16,07
75,00
12,5
EJL
48,21
64,29
16,08
89,29
25,00
NUA
42,86
58,93
16,07
75,00
16,07
SIA
57,14
73,21
16,07
92,86
19,65
IDH
44,64
66,07
21,43
85,71
19,64
BJS
50,00
62,5
12,5
83,93
21,43
RAL
48,21
67,86
19,65
87,5
19,64
48,21
63,54
Rata-rata kelas
85,12
245
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
data
yang
masing anak. Pembelajaran gerak
terlihat
bahwa
dasar tari minang dapat menjadi
terjadinya peningkatan kecerdasan
salah satu strategi yang sangat cocok
kinestetik
dengan karakteristik anak usia dini,
Berdasarkan disajikan
diatas,
melalui
pembelajaran
gerak dasar tari minang. Dari rata-
dimana
rata kelas yang didapat pada pra
imanjinasinya. Untuk itu peneliti
siklus
menggunakan
48,07%
mengalami
anak
menggunakan
strategi
gerakan
ini
peningkatan yang signifikan setelah
bentuk
dilakukannya tindakan pada siklus I
sehingga
sebesar 63,54 % dan meningkat
mengembangkan seluruh aspek dasar
menjadi 85,12 % pada siklus II.
anak khususnya dalam meningkatkan
Terlihat bahwa KIL memperoleh
kecerdasan
nilai tertinggi pada setiap siklus yang
memperhatikan
terdiri dari pra siklus, siklus I dan
perkembangan
siklus II, KIL juga mendapat nilai
strategi
tertinggi pada setiap aspek yaitu
dipergunakan
koordinasi, keseimbangan, kekuatan
lainnya,
dan kelenturan, sedangkan NUA
kegiatan
memperoleh nilai terendah pada
ketegangan anak dalam mengikuti
setiap siklusnya. NUA memperoleh
kegiatan
nilai terendah pada aspek koordinasi,
cenderung lebih kaku dan formal.
bermakna
mampu
untuk
kinestetik.
Dengan tahapan
anak
ini
diharapkan
mampu untuk
seperti
untuk kebutuhan
dapat
untuk
menjadi
mengurangi
pembelajaran
Anak
keseimbangan dan kekuatan. Dengan
yang
dalam
yang
kinestetik
yang
memiliki
demikian penelitian dihentikan pada
kecerdasan
siklus II karena hasil yang dicapai
dengan
sudah diatas target yang sudah
memiliki kekuatan (strength) yang
ditetapkan yaitu >71%.
relatif
sendirinya
lebih
baik
yang juga
baik akan
dibandingkan
diatas
dengan mereka yang kecerdasan
terlihat bahwa terjadi peningkatan
kinestetiknya kurang (Cholik & Ali,
yang signifikan antara prasiklus,
2004:55). Berdasarkan data hasil
siklus I dan siklus II pada masing-
observasi siklus II terlihat bahwa dari
Berdasarkan
246
tabel
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
mengalami
berulang-ulang. Pada siklus I gerak
peningkatan kecerdasan kinestetik
dasar tari minang ini dilakukan
yang
kriteria
sebanyak 8 kali pertemuan dan pada
keberhasilan tindakan. Keberhasilan
siklus ke II dilakukan sebanyak 8
tindakan
sangat
kali pertemuan. Peran guru sebagai
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
fasilitator, motivator, dan kolaborator
(1) sebelum memulai gerak dasar tari
dalam penelitian ini akan lebih
minang, guru memberi penjelasan
dimaksimalkan.
semua
anak
sudah
mengacu
pada
pada
siklus
II
Dilihat
kepada anak tentang aturan dan
dari
petunjuk, hal ini dilakukan supaya
pertumbuhan
anak lebih memahami gerakan yang
jasmani anak, kegiatan gerak dasar
akan diajarkan oleh guru, selain itu
tari minang secara tidak langsung
berdasarkan
bermanfaat melatih segenap fungsi
teori
perkembangan
bahwa kinestetik merupakan suatu
tubuh
kemampuan perasaan
dan
aspek
anak,
yang
melibatkan
keseimbangan,
berupa
pemberian
kelenturan.
seperti
Hurlock
kesadaran atas posisi gerak dengan
perkembangan
koordinasi,
kekuatan
dan
(1990:156)
juga
pengontrolan yang dilakukan oleh
mengatakan
otak.
kinestetik
merupakan masa yang ideal untuk
berhubungan dengan gerakan tubuh
mempelajari atau melatih kecerdasan
yang dihasilkan oleh otak berupa
kinestetik anak. Ada beberapa alasan
pengetahuan
pengaturan
yang dikemukakan mengapa hal
gerak tubuh (Gardner, 1983:210), (2)
tersebut bisa terjadi, (1) tubuh anak
pada saat gerak dasar tari minang
semakin kuat dan seimbang sehingga
anak melakukan dengan rasa senang,
anak dengan mudah dapat menerima
sehingga semua gerak tari yang
kegiatan fisik motorik, (2) anak
menyenangkan akan menghasilkan
belum banyak memiliki keterampilan
proses kecerdasan kinestetik pada
yang
anak. Pelaksanaan gerak dasar tari
pengetahuan
minang dilakukan oleh anak secara
dapatkan, (3) anak lebih berani
Kecerdasan
tentang
akan
bahwa
masa
berbenturan yang
baru
kecil
dengan anak 247
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
mencoba, sehingga anak mempunyai
dasar tari minang pada anak taman
motivasi yang sangat besar, (4) jika
kanak-kanak
dalam
orang
kecerdasan
kinestetik
dewasa
merasa
bosan
peningkatan untuk
melakukan pengulangan , berbeda
meningkatkan aktifitas fisik secara
dengan anak-anak, mereka lebih
optimal. Dari hasil persentase rata-
senang mengulang gerakan kembali
rata pra siklus hanya menunjukkan
sehingga fisik anak semakin lama
kecerdasan kinestetik anak sebesar
semakin terlatih, (5) anak memiliki
48,07%,
tanggung jawab yang lebih kecil dari
tindakan pada siklus I naik menjadi
orang dewasa, sehingga melakukan
63,54%,
suatu
meningkat
hal
pengulangan
tidak
memberikan tekanan lain bagi anak.
setelah
dan
dilakukannya
pada
sesuai
siklus target
II yaitu
menjadi 85,12%. Dari keseluruhan aspek yang diteliti aspek 4 yaitu kelenturan
SIMPULAN
memperoleh
hasil
tertinggi
68,92%,
pembahasan, peneliti menyimpulkan
hampir
semua
beberapa hal, diantaranya yaitu: (1)
menguasai aspek ini dengan baik.
Proses gerak dasar tari minang untuk
Sedangkan
meningkatkan kecerdasan kinestetik,
memperoleh
dirancang
kurikulum
terendah 63,43 %. Dari hasil akhir
yang disesuaikan dengan sekolah dan
siklus II anak yang memperoleh hasil
kebutuhan anak. Dengan melakukan
tertinggi sebesar 94,64% diperoleh
penyederhanaan
oleh
Berdasarkan
temuan
berdasarkan
pada
dan
prosedur
yang
artinya
anak
mampu
aspek
kekuatan
persentase
responden
rata-rata
KIL.
Dapat
penerapan, skenario pembelajaran,
disimpulkan KIL memperoleh nilai
kegiatan
tertinggi pada setiap aspek yang
pengembangan
pembelajaran
anak,
dan
terdiri
dari
koordinasi,
penyederhanaan instrumen pengolah
keseimbangan,
data dalam bentuk satuan kegiatan
kelenturan. Sedangkan yang terendah
pembelajaran.
dari
dengan perolehan persentase rata-
gerak
rata 75 % diperoleh NUA. NUA
pelaksanaan 248
(2)
Hasil
pembelajaran
kekuatan
dan
Peningkatan Kecerdasan… Restu Yuningsih
memperoleh nilai terendah pada
sekitar,
aspek koordinasi, keseimbangan dan
permainan
kekuatan.
permainan yang ada di sekolah; (2)
Peningkatan
kecerdasan
baik
dengan
media
ataupun
media
baru
Pengelola/penyelenggara
PAUD,
kinestetik juga dapat dilihat dari skor
Pengelolaan kelas yang optimal dan
item maupun skor hasil kecerdasan
efektif
kinestetik
kegiatan
setiap
merupakan
anak.
Hal
dampak
ini dari
sangat
diperlukan
pembelajaran
di
dalam taman
kanak-kanak, apalagi kegiatan yang
pembelajaran gerak dasar tari minang
dilakukan
mampu memberikan suasana belajar
menggunakan
yang
dengan
minang; (3) Peneliti lain, hendaknya
karakteristik anak usia dini sehingga
melakukan penelitian pengembangan
kegiatan
untuk
sangat
pembelajaran
menyenangkan khususnya
sesuai
mengetahui
dasar
metode
ketika tari
atau
pengembangan
meningkatkan kecerdasan kinestetik
koordinasi, kekuatan
anak.
dan
kelenturan.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN Berdasarkan
kesimpulan
diatas, adapun saran yang dapat diberikan yaitu: (1) Guru, hendaknya guru
gerak
kelas
kegiatan yang tepat untuk dapat
kemampuan keseimbangan,
luar
bermakna
dan
dalam
lebih
di
lebih
banyak
memberikan
kesempatan
kepada
anak
melakukan
kegiatan
yang
untuk bisa
menstimulasi kecerdasan kinestetik anak dan guru lebih kreatif dalam mengkombinasikan
berbagai
Gardner, Howard. Frame of Mind The Theory of Multiple Intelligence. Amerika: basic books, 1983. Herdiana , Percaya Diri Dengan Pencak Silat, Jakarta:PT Intimedia, 2008. Mills,Geoffrey, Action Research, A Guide For The Teacher Researcher, New Jersey: Practice Hall, 2000. Mutohir, Toho Cholik dan Gusril. Perkembangan Motorik pada Masa AnakAnak. Jakarta: Depdiknas, 2004. Suwirman, Pencak Silat Dasar, Padang:UNP,1999.
kegiatan yang ada di lingkungan 249
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Soedarsono, Pengantar Komposisi Tari, Yogyakarta: ASTI 1978. Sujiono, Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak Jakarta:Indeks,2010. Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains Bandung:Rosdakarya, 2014. Yaumi,Muhammad, dkk, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak) Multiple
250
Intelegences), Jakarta: Kencana,2013. Yaumi, Muhammad,dkk, Action Research Teori, Model, Dan Aplikasi Jakarta:Kencana,2014. Yetti, Elindra, Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menari Tradisional Minangkabau Melalui Penguasaan Dasar Gerak Pencak Silat, Tesis Jakarta:PPS UNJ.