RELEVANSI KURIKULUM JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN TERHADAP DUNIA KERJA ALUMNI JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN UIN JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
IMAMUDIN NIM: 107025101377
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M
RELEVANSI KURIKULUM JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN TERHADAP DUNIA KERJA ALUMNI JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN UIN JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh Imamudin NIM: 107025101377
Di Bawah Bimbingan
IDA FARIDA, MLIS NIP. 19700407 200003 2 003
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./ 2014 M.
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Nama
: Imamudin
NIM
: 107025101377
Judul Skripsi : Relevansi Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan terhadap Dunia Kerja Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta Ujian Skripsi : 21 Agustus 2014
Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Agustus 2014 Tanda Tangan
Tanggal
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Agustus 2014
Imamudin
ABSTRAK
IMAMUDIN Relevansi Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Terhadap Dunia Kerja Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana relevansi mata kuliah jurusan ilmu perpustakaan dalam dunia kerja serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi para alumni dalam dunia kerja. Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Adab dan Humaniora. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang pengambilan sumber datanya melalui interview atau wawancara dengan para informan. Untuk jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan yang diwawancara berjumlah 11 orang yang berasal dari angkatan 2006 dan 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan mengatakan ada sembilan kompetensi yang relevan dengan dunia kerja yang mereka geluti, yaitu kompetensi manajemen informasi, kompetensi teknologi informasi, kompetensi layanan informasi, kompetensi manajemen organisasi, kompetensi komunikasi dan kompetensi kebahasaan. Hal ini dibuktikan dengan penguasaan ilmu dari semua mata kuliah yang dapat diterapkan dalam dunia kerja yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan masing-masing alumni. Kendala-kendala yang dihadapi dalam dunia kerja diantaranya yaitu keahlian atau kemampuan teknologi informasi yang terbatas, penguasaan komunikasi yang kurang, penguasaan bahasa yang terbatas dan lemahnya kesadaran akan keberadaan perpustakaan. Kata kunci: Kurikulum, Ilmu Perpustakaan
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil„alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-MU Ya Allah, atas segala nikmat rahmat dan karunia yang telah Engkau berikan kepada semua hamba-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga serta para sahabatsahabatnya. Penulisan skripsi ini merupakan pengalaman yang berharga bagi penulis karena proses penulisannya yang cukup lama dan panjang disertai dengan berbagai hambatan yang penulis anggap sebagai proses pembelajaran. Penulisan skripsi ini sebenarnya tidak lepas dari bantuan berbagai semua pihak yang ikut memberikan dukungan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak
Mukmin
Suprayogi,
M.Si.,
selaku
Sekretaris
Jurusan
Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Ida Farida, MLIS., selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah berbaik hati mencurahkan ilmunya dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulisan hingga skripsi ini selesai.
ii
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah memberikan banyak ilmu pengetahuannya kepada penulis. 6. Kepala Perpustakaan Utama beserta para staf-nya yang sudah memberikan kesempatan untuk magang buat penulis. 7. Kepala Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora beserta staf-nya yang telah menyediakan bahan koleksi untuk menunjang penulisan skripsi. 8. Keluarga tercinta yaitu kedua orang tuaku Emak Sulastri dan Bapak Mutahar. Terimakasih atas segala do‟a, kasih sayang, kesabaran serta nasihat-nasihat berharga-nya selama ini. Semoga Allah SWT selalu melindungi mereka berdua sepanjang masa. 9. Kakanda Tercinta H. Abdul Hakim beserta istri Hj. Yanik Sumartini dan ketiga ponakanku Ardha, Fadhil dan Disha. Terimakasih atas segala do‟a, dukungan, kesabaran, nasihat serta topangan hidup yang selama ini telah banyak penulis nikmati. Entah dengan apa penulis harus membalas semua kebaikan mereka. 10. Kedua Adinda-ku tersayang, Agus dan Anisah, serta sang suami Mas Sirin dan si kecil Zacky. Terimakasih atas semua dukungan dan semangatnya yang sudah kalian berikan. Semoga kita selalu diberikan rahmat oleh-Nya agar kita bisa lebih saling menyayangi lagi. 11. Keluarga Besar sanak famili dan handai taulan seperti Emak Tua, Paman, Bibi, Pak Lik, Bu Lik, Pak Dhe’, Bu Dhe’, serta ponakan maupun sepupu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu nama mereka, tanpa mengurangi rasa hormat penulis. Terimakasih atas segala doa dan nasihat-nasihatnya.
iii
12. Keluarga Besar karyawan “Ardha Collection” yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu. Terimakasih, kalian sudah mengajarkan pentingnya kerjasama dan tetap semangat dalam berwirausaha. 13. Teman-teman seperjuangan sekaligus teman terbaik, khususnya Afi, orang pertama yang menawarkan diri untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, disusul Yuyu, Aeni dan Nisa. Terimakasih atas segala tenaga, waktu, pikiran serta semangat dan kesabaran kalian dalam menghadapi teman seperti aku ini. Hehehe… Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua. Karena bagaimanapun juga sebaik-baik orang adalah yang dapat bermanfaat untuk orang lain. 14. Keluarga Besar Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2007 khususnya IPI B seperti Sirojul, Bagus, Irni, Niken, Astuti, Erma, Ridwan, Erry, Novan, Fadhlan, Mahdiah, Eva, Ghufron, Ridwan, Tari, Bassam dan Brina. Terimakasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini kawan. 15. Keluarga Besar KKN HASTA seperti Ibad, Irwan, Iqbal, Ibnu, Bitcar, Dimas, Asep, Nikmah, Afifah, Rena, Lita, Marfu, Eva, Yuyu, Tuti, Nisa, Aeni dan Afi. Bersama kalian penulis menemukan kebahagiaan dan kehangatan kasih. Tetap saling menjaga silaturahim ya? I miss you all… 16. Teman-teman lintas fakultas yang tidak dapat penulis sebutkan nama mereka satu persatu. 17. PMI Cabang Jakarta Selatan. Terimakasih atas segala keilmuannya yang telah kalian berikan ke penulis. Semoga ini menjadi ladang amal kalian. Amin.
iv
18. KSR PMI Unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas segala keilmuannya selama penulis mengabdi. Karena KSR-lah yang telah menumbuhkan jiwa kerelawanan dalam diri penulis. 19. KPBA (Kelompok Pencinta Bacaan Anak). Terimakasih atas segala ilmunya. Bersama kalian, penulis belajar bagaimana cara mendongeng yang baik dan belajar ber-empati kepada sesama. 20. Keluarga Besar JOC (Jakarta Osoji Club) keluarga baru dari Jepang. Terimakasih atas kehadiran kalian di Jakarta. Dari kalian penulis belajar pentingnya “berteman” dengan sampah. 21. Keluarga Besar IMT (Ikatan Mahasiswa Tegal) dan para sanak sedulur seperantauan . 22. Dan terakhir penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pasukan terakhir angkatan 2007 seperti Hadi, Brian, Umam, Samsul, Syarif, Mahmud, Bassam, Mona, Irni, Bayu dan Ihsan. Terimakasih kawan atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna baik dalam penulisan maupun sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan ini. Namun besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin ya Robbal A‟lamin. Ciputat, Agustus 2014
Imamudin
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................
1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ...................
5
C. Tujuan Penelitian ................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ..............................................................
6
E. Metode Penelitian ...............................................................
6
TINJAUAN LITERATUR A. Relevansi ...........................................................................
12
1. Pengertian Relevansi .....................................................
12
B. Kurikulum ..........................................................................
14
1. Pengertian Kurikulum ...................................................
14
2. Kurikulum Pendidikan Tinggi ......................................
15
3. Komponen .....................................................................
16
4. Prinsip-prinsip ...............................................................
18
5. Fungsi Kurikulum .........................................................
20
C. Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta .........
22
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ......................
22
2. Kurikulum Inti (Core Curriculum) ...............................
28
vi
BAB III
BAB IV
BAB V
GAMBARAN UMUM KURIKULUM JIP UIN JAKARTA A. Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora ...............................
32
B. Jurusan Ilmu Perpustakaan..................................................
33
C. Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Ilmu Perpustakaan .............
34
1. Visi ................................................................................
34
2. Misi ...............................................................................
34
3. Tujuan ...........................................................................
35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Informan ...............................................................
36
B. Relevansi Kurikulum dalam Dunia Kerja ...........................
42
C. Kendala – kendala ...............................................................
54
PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
67
B. Saran ...................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
69
LAMPIRAN .................................................................................................. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................
vii
DAFTAR TABEL Tabel. 1 Matrik Kompetensi Utama Lulusan dan Mata Kuliah .....................
24
Tabel. 2 Kompetensi Pendukung Lulusan dan Mata Kuliah .........................
26
Tabel. 3 Kompetensi Lain dari Lulusan dan Mata Kuliah .............................
27
Tabel. 4 Kurikulum Inti dan Kurikulum Penunjang UIN Jakarta 2006-2007 ........................................................................................................................
30
Tabel. 5 Profil Informan ................................................................................
37
Tabel. 6 Kelompok Kompetensi Kurikulum 2007 .........................................
47
Tabel. 7 Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab informan dalam konteks jenis profesi, posisi atau jabatan ............................................................................. 52
viii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang mendukung keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah terselenggaranya kurikulum pendidikan. Kurikulum dapat diibaratkan seperti urat nadi-nya pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, maka pendidikan itu tidak dapat berfungsi sesuai dengan perannya. Karena peran pentingnya itulah yang akan menentukan mutu atau kualitas pendidikan itu sendiri. Menurut Association for Supervision Curriculum Development A Departement of the national Education Association dalam bukunya: Balance in the curriculum tahun 1961 mengemukakan pengertian kurikulum: “all learning opportunities by the school as potential contributions to the balanced development of learners”. (Semua kesempatan belajar yang diberikan oleh sekolah sebagai bantuan demi pengembangan pelajar yang seimbang).1 Menurut Hilda Taba yang dimaksud dengan kurikulum adalah sesuatu yang berkenaan dengan cakupan tujuan isi dan metode yang lebih luas atau yang lebih umum, sedangkan yang lebih sempit lebih khusus menjadi tugas pengajaran.2
1
Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum: sebagai substansi problem administrasi pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.13-15 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: teori dan praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) h. 6
2
“Sedangkan menurut Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”3 Dengan demikian kurikulum pendidikan meliputi seluruh fenomena edukatif yang dapat dimengerti sebagai pendefinisian dan penjelasan ketentuan mengenai pelaksanaan suatu program pengajaran, yang harus diikuti oleh para mahasiswa agar dapat menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu. Kurikulum pada suatu program studi akan sangat menentukan kualitas lulusannya dalam masing-masing bidang atau spesifikasinya dan lebih lanjut akan mempengaruhi kualitas program studi fakultas dan universitas yang bersangkutan. Oleh karenanya proses perencanan kurikulum harus dilakukan secara cermat dan hati-hati. Rancangannya disusun secara sistematis dan memiliki struktur serta konten yang jelas dan tentu saja dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Program studi Ilmu Perpustakaan merupakan salah satu jurusan yang ada di lembaga pendidikan Indonesia. Program studi tersebut dapat kita temui di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Semakin banyaknya lembaga pendidikan tinggi yang membuka program studi Ilmu Perpustakaan menunjukkan bahwa bidang
ilmu
perpustakaan
telah
mengalami
perkembangannya
yang
menggembirakan. Hal ini terlihat dari terselenggaranya beberapa perguruan tinggi 3
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional diakses pada 20 Agustus 2013 jam 06.57 dari http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf
3
baik negeri maupun swasta dalam berbagai jenjang mulai dari tingkat Diploma (D-3), Sarjana (S-1) hingga Magister (S-2). Sampai dengan akhir pada tahun 2009 jumlah lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Ilmu Perpustakaan sebanyak 6 perguruan tinggi (PT) yang menyelenggaraan program S2, 11 perguruan tinggi (PT) yang menyelenggarakan program S1 serta sebanyak 11 perguruan tinggi (PT) yang menyelengggarakan program diploma.4 Sebagai contoh program pendidikan S1 diselenggarakan oleh UI, UNPAD, USU, UNAIR, YARSI, UNINUS,UIN dan lain-lain. Adapun program pendidikan S2 diselenggarakan oleh UI, UNPAD, UGM, dan IPB. Merupakan suatu kelebihan bahwa program pendidikan Ilmu Perpustakaan ini diselenggarakan dibawah fakultas yang berbeda. Sebagai contoh, program pendidikan S1 & S2 Ilmu Informasi dan Perpustakaan UNPAD ada dibawah Fakultas Ilmu Komunikasi, sedangkan program pendidikan S1 & S2 Ilmu Perpustakaan UI ada dibawah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Adapun program pendidikan S2 Sosiologi konsentrasi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM ada dibawah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan program pendidikan S2 Teknologi Informasi untuk Perpustakaan IPB ada dibawah Fakultas MIPA. Kemudian program pendidikan S1 Ilmu Perpustakaan USU ada dibawah Fakultas Sastra, sedangkan program pendidikan S1 Ilmu Informasi dan Perpustakaan UNAIR ada dibawah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.5
4
Yunus Winoto, “Kurikulum Program Studi Ilmu Perpustakaan: meninjau kurikulum inti (core curriculum) program studi S1 Ilmu Perpustakaan di Indonesia”, Visi Pustaka Vol.13 No.1April 2011. h.1 5 Ninis Agustini Damayani, Pengembangan Program Pendidikan S1 Dan S2 Ilmu Informasi & Perpustakaan di Indonesia :Masalah Dan Tantangan, diakses pada 4 Juni 2013 jam 12.15 dari http://eprints.rclis.org/9242/1/indonesia-information-lisbenchmark-speaker-ninis.pdf
4
Perkembangan program studi ilmu perpustakaan di UIN Jakarta itu sendiri dapat dilihat di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan yang jumlah mahasiswanya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ini terlihat pada perbandingan angkatan 2006 dan 2007. Pada angkatan 2006 hanya mencapai satu kelas namun pada angkatan 2007 ada peningkatan hingga mencapai dua kelas. Walaupun pada kenyataannya, setiap tahun mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah diwisuda hanya bisa dihitung dengan jari saja. Tetapi hal tersebut tidak lantas membuat mereka merasa rendah diri. Tentunya mereka telah memiliki tekad dan niat yang kuat untuk menghadapi tantangan dalam dunia kerja. Pengembangan kurikulum pada jurusan ilmu perpustakaan hadir sebagai bekal untuk menyelaraskan keilmuan dan ketrampilan kompetensi para mahasiswanya.
Dengan
adanya
penyelarasan
antara
kurikulum
dengan
ketrampilan diharapkan kedepannya mampu memberikan bekal tambahan bagi para calon pustakawan dalam menghadapi dunia kerja yang majemuk. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba menganalisis dan memaparkan bagaimana kurikulum itu sendiri dapat disesuaikan atau dikaitkan dengan dunia kerja. Mengingat begitu luasnya dunia kerja, tentunya penerapan kurikulum yang sesuai dengan dunia kerja akan menjadi sebuah kepuasan tersendiri bagi para alumni. Dengan demikian apa yang selama ini mereka pelajari di bangku kuliah ternyata mempunyai manfaat dalam menerapkan keilmuan mereka. Maka dari itu, penulis memutuskan untuk mengangkat masalah tersebut ke dalam penelitian yang berjudul “Relevansi Kurikulum Jurusan Ilmu
5
Perpustakaan Terhadap Dunia Kerja Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah dan mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya membahas mengenai “Alumni angkatan 2006 dan 2007 yang bekerja di perpustakaan" 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu: a. Bagaimana relevansi mata kuliah Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Jakarta dalam dunia kerja alumni? b. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi para alumni JIP UIN Jakarta dalam dunia kerja?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Mengetahui relevansi mata kuliah jurusan ilmu perpustakaan dalam dunia kerja alumni. 2. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi para alumni dalam dunia kerja.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah wawasan pengetahuan dan keilmuan penulis tentang perkembangan kurikulum. 2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada jurusan ilmu perpustakaan agar dapat mengkaji lebih dalam tentang perkembangan kurikulum.
E. Metode Penelitian Metode adalah alat untuk melakukan penelitian.6 Maka dalam memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
6
Imam Robandi, Becoming The Winner: riset menulis ilmiah, publikasi ilmiah, dan presentasi (Yogyakarta: Andi, 2008), h. 95
7
sesuatu hal seperti apa adanya.7 Tujuan penelitian ini adalah membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta fenomena yang digali mengenai “relevansi kurikulum jurusan ilmu perpustakaan terhadap dunia kerja alumni jurusan ilmu perpustakaan”. 2. Pendekatan Penelitian ini akan lebih menekankan pada metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur penghitungan secara statistik.8 3. Sumber Data Sumber data yang diperoleh penulis yaitu: a. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan yang terdiri dari literatur- literatur dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Data primer yaitu data yang bersumber dari informan langsung tanpa perantara. Data primer dari penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara (interview).
7 8
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60 Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 22
8
4. Informan Informan yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan
peneliti
berkaitan
dengan
penelitian
yang
sedang
dilaksanakannya.9 Dalam penelitian ini informan yang bersangkutan adalah alumni jurusan ilmu perpustakaan UIN Jakarta angkatan 2006 dan 2007. Dalam hal ini penulis hanya mengambil angkatan 2006 dan 2007 dengan alasan secara personal angkatan 2006 dan 2007 lebih dekat jarak waktu kelulusannya, jadi penulis lebih mudah untuk menjalin komunikasi. Jumlah
informan
ditetapkan
dengan
menggunakan
teknik
purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya.10 Dalam penelitian ini penulis mengambil 11 informan dari 44 alumni yang telah bekerja. Jumlah alumni angkatan 2006 ada 20 orang. Dari 20 orang itu hanya 4 orang yang bekerja di perpustakaan dan yang tersisa bekerja di bidang lain namun ada pula yang tidak bekerja. Sedangkan jumlah alumni angkatan 2007 ada 24 alumni. Dari 24 alumni tersebut, hanya 12 yang bekerja di perpustakaan. Jadi jumlah alumni keseluruhan angkatan 2006 dan 2007 yang bekerja di perpustakaan ada 16 alumni. Tetapi karena alasan tertentu, 5 alumni tidak bersedia untuk diwawancara. Akhirnya penulis hanya mendapatkan 11 alumni. Sebelas
9
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 91 10 Ibid., h. 96
9
(11) alumni tersebut memiliki kriteria sebagai informan. Kriteria alumni yang dapat menjadi informan yaitu: a. Bersedia menjadi informan b. Bekerja di wilayah Jabodetabek c. Mempunyai pengalaman kerja minimal 1 tahun Jumlah 11 informan tersebut menurut asumsi penulis mampu memberikan informasi yang cukup untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mendapatkan teori-teori, tinjauan literatur yang sesuai dengan penelitian ini, maka peneliti melakukan riset perpustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari literatur, dokumen, artikel dan lain-lain. b. Untuk mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang ada di lapangan maka diperlukan penelitian dengan cara riset lapangan secara langsung dengan metode interview. Metode interview (wawancara) yaitu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara
10
disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee.11 6. Teknik Analisis Data Data diolah berdasarkan pada wawancara yang telah disebarkan dan dijawab oleh pustakawan sebagai informan. Langkah dalam menganalisis data yang dilakukan sebagai berikut: a. Reduksi Data Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokkan dan memfokuskan pada hal penting. Dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas. b. Penyajian Data Setelah data direduksi, penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks bersifat naratif. c. Penarikan Kesimpulan Dari data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif,
penulis
kemudian
membuat
kesimpulan.
Kesimpulan
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.
11
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 55
11
7. Sistematika Penulisan Guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan materi yang tertera dalam proposal penelitian ini, maka dikemukakan dengan adanya sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR Pada bab ini membahas tentang pengertian relevansi, pengertian kurikulum perguruan tinggi, komponen, prinsipprinsip dan fungsi kurikulum.
BAB III
GAMBARAN UMUM KURIKULUM JIP UIN JAKARTA Pada bab ini membahas mengenai Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Ilmu Perpustakaan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini merupakan hasil penelitian yang berisi tentang penjelasan dari hasil wawancara.
12
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yaitu kesimpulan dari pembahasan penelitian dan penulis mencoba memberikan saran- saran yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran penulis.
13
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Relevansi 1. Pengertian Relevansi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) relevansi artinya hubungan; kaitan.1 Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, relevansi terdiri dari relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal adalah adanya
kesesuaian
atau
konsistensi
antara
komponen-komponen
kurikulum seperti tujuan, isi, proses penyampaian dan evaluasi, atau dengan kata lain relevansi internal menyangkut keterpaduan komponenkomponen dalam kurikulum. Sedangkan relevansi eksternal adalah kesesuaian
antara
kurikulum
dengan
tuntutan,
kebutuhan,
dan
perkembangan dalam masyarakat.2 Dalam dunia pendidikan, relevansi menurut Burhan Nurgiyantoro diartikan sebagai “Adanya kesatuan antara hasil pendidikan (lingkungan sekolah) dengan tuntutan kehidupan yang ada di masyarakat. Dengan kata lain sistem pendidikan dapat dikatakan relevan jika para lulusan yang dihasilkan suatu lembaga pendidikan (kompetensi para lulusan) berguna bagi kehidupan, serta sebaliknya, jika kompetensi para lulusan suatu 1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 943 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: teori dan praktek, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2007), h. 150-151
14
lembaga pendidikan kurang fungsional bagi keperluan kehidupan, berarti sistem pendidikan yang dijalankan kurang relevan dengan tuntutan kehidupan.”3 Lebih jauh tentang pengertian relevansi pendidikan dengan kebutuhan di masyarakat, menurut Nurgiyantoro: “Relevansi pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi. Pertama, relevansi pendidikan dengan lingkungan peserta didik atau masyarakat setempat. Diharapkan sistem pendidikan yang dijalankan suatu lembaga pendidikan dapat memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik untuk dapat bergaul dengan lingkungannya. Kedua, relevansi pendidikan kaitannya dengan tuntutan pekerjaan. Lembaga pendidikan bertugas menyiapkan lulusan yang mampu bekerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pihak lembaga pendidikan hendaknya melakukan kerjasama dengan masyarakat atau pemakai lulusan tersebut. Ketiga, relevansi pendidikan kaitannya dengan perkembangan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Sistem pendidikan disamping menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tuntutan kehidupan masa kini, juga harus dibekali dengan berbagai pengetahuan atau hal-hal lain untuk menghadapi kemungkinan - kemungkinan perubahan tuntutan kehidupan akibat perkembangan jaman pada masa yang akan datang.”4 Dari beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa relevansi adalah keterkaitan atau kesesuaian antara kurikulum dalam dunia pendidikan dengan dunia luar yang telah dirancang dengan teratur guna menghadapi perkembangan atau tuntutan hidup yang ada di masyarakat. B. Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin “curir” yang artinya pelari, dan “curere” yang artinya “tempat berlari”.
3
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Jogjakarta: BPFE, 1988), h. 50 4 Ibid., h. 51
15
Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Istilah kurikulum pada awalnya berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani, dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.5 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum yaitu perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.6 Menurut Kamus Webster, Curriculum is a specific course of study or, collectively, all the course of study in a university, college or school.7 (Kurikulum yaitu program studi tertentu atau, secara kolektif, semua program studi di universitas, akademi atau sekolah). Berdasarkan
beberapa
pengertian
kurikulum
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa kurikulum adalah sejumlah perangkat mata pelajaran atau mata kuliah yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi maupun universitas.
5
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h. 34 6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 617 7 Webster’s New Twentieth Century Dictionary, second Edition, (United States of America: William Collins Publisher, 1979) h. 447
16
2. Kurikulum Pendidikan Tinggi Menurut Pasal 35 ayat 1 UU RI No.12 tahun 2012 tentang UndangUndang Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan tinggi.8 3. Komponen Kurikulum adalah suatu sistem. Menurut Winarno S. yang dikutip Slameto, kurikulum sebagai sistem mempunyai komponen-komponen pokok tujuan, isi, organisasi dan strategi. a. Tujuan Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai sejumlah pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
8
Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Pasal 35 ayat 1 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi diakses pada 8 Desember 2013 dari http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17624/UU0122012_Full.pdf
17
b. Isi Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Jenisjenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional lembaga pendidikan yang bersangkutan. c. Organisasi Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. d. Strategi Dengan komponen strategi dimaksudkan strategi pelaksanaan kurikulum di lembaga pendidikan. Masalah strategi pelaksanaan itu dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan secara keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, alat atau media pengajaran.9
9
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 7-10
18
4. Prinsip-prinsip Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Prinsip Berorientasi pada Tujuan Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan
dan
jenjang
pendidikan
tertentu.
Tujuan
kurikulum
mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai; yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspekaspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional. b. Prinsip Relevansi Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumbersumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal.
19
d. Prinsip Fleksibilitas (keluwesan) Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku. e. Prinsip Berkesinambungan (kontinuitas) Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagianbagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. f. Prinsip Keseimbangan Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan subprogram, antara semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku.
Dengan
keseimbangan
tersebut
diharapkan
terjalin
perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
20
g. Prinsip Keterpaduan Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik dilingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh. h. Prinsip Mutu Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional, yang diharapkan.10 5. Fungsi Kurikulum Dalam proses belajar jelas kedudukan kurikulum sangat penting, karena dengan kurikulum maka mahasiswa sebagai individu yang berkembang akan mendapatkan manfaat. Namun di samping bagi mahasiswa maka kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain. Diantaranya yaitu:
10
29
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), h. 24-
21
a. Fungsi Kurikulum bagi Mahasiswa Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun, adalah disiapkan untuk mahasiswa sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka. Dengan ini maka diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangannya, guna melengkapi bekal hidupnya. b. Fungsi Kurikulum bagi Dosen Bagi dosen kurikulum berfungsi sebagai: 1) Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar para mahasiswa dan 2) Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan mahasiswa dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c. Fungsi Kurikulum bagi Rektor dan Pembantu Rektor I atau Dekan dan Pd I 1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar. 2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar mahasiswa ke arah yang lebih baik.
22
3) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada dosen untuk memperbaiki situasi mengajar. 4) Sebagai pedoman untuk memperkembangkan kurikulum lebih lanjut. 5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar. d. Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua Mahasiswa Bagi orang tua kurikulum juga mempunyai fungsi, yaitu agar orang tua dapat turut serta membantu usaha perguruan tinggi dalam memajukan putra/putrinya. Bantuan orang tua dalam memajukan pendidikan ini dapat melalui konsultasi langsung tentang masalahmasalah yang menyangkut anak-anaknya. Di samping itu bantuan orang tua ini juga dapat melalui lembaga.11 C. Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta 1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Berdasarkan Kepmendiknas 232/U/2000 dan Kepmendiknas 045/ U/2002, dengan tegas menyebutkan bahwa kurikulum yang diterapkan pada pendidikan tinggi menggunakan model kurikulum berbasis kompetensi. Pengertian kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
11
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, h. 4-6
23
hasil belajar yang harus dicapai peserta didik (mahasiswa), prosedur penilaian, kegiatan belajar-mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berorientasi pada pencapaian hasil (output-oriented) yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi.12
Menurut Kepmendiknas No. 045/U/2002 kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.13 Menurut Slamet Margono yang dikutip Yunus Winoto dan Neneng Komariah
mengartikan
keterampilan
dan
kompetensi
kepribadian
yang
sebagai
ciri-ciri
diperlukan
pengetahuan,
untuk
mencapai
performansi (kinerja) yang tinggi.14 Menurut McAshan yang dikutip Mulyasa mengemukakan bahwa kompetensi: “… is knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang 12
Yunus Winoto, Neneng Komariah, “Meninjau Relevansi Kurikulum Pendidikan Ilmu Perpustakaan dengan Kompetensi dan Sertifikasi Pustakawan,” Media Pustakawan, Vol.19 No.1 (Maret 2012): h. 2-4 13 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi di akses pada 14 Februari 2014 dari http://www.dikti.go.id/files/atur/Kepmen045-U-2002KurikulumInti.pdf 14 Winoto dan Komariah, “Meninjau Relevansi Kurikulum Pendidikan Ilmu,” h. 4
24
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaikbaiknya.15 Lulusan diharapkan memiliki kompetensi dalam hal pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding), keterampilan intelektual (intellectual skill), keterampilan praktis (practical skill), dan keterampilan managerial dan sikap (managerial skill and attitude). Standar kompetensi umum tersebut dirumuskan untuk tiap-tiap bidang kajian yang ada di prodi dan disebar menjadi sejumlah mata kuliah di delapan semester.16 Berikut adalah tabel tentang Kompetensi Utama dan Kompetensi Pendukung: Tabel. 1 Matrik Kompetensi Utama Lulusan dan Mata Kuliah No.
Kompetensi Utama
1.
Kompetensi Manajerial yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk mengelola lembaga informasi.
Mata Kuliah 1. Pengantar Ilmu Perpustakaan
4
2. Manajemen Lembaga Informasi
4
3. Manajemen Perpustakaan Umum
2
4. Manajemen Perpustakaan PT
2
5. Manajemen Perpustakaan Sekolah
2
6. Manajemen Perpustakaan Khusus
2
15
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 38-39 16
SKS
Struktur Kurikulum: Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan. Diakses pada 27 Agustus 2013 dari http://pspi.upi.edu/kurikulum/struktur-kurikulum/
25
Jumlah SKS 2.
Kompetensi yang dibutuhkan 1. Dasar-Dasar Organisasi Informasi untuk melakukan pengorganisasian/ pengolahan 2. Deskripsi Bibliografi Buku & Serial informasi. 3. Deskripsi Bibliografi Non Buku
Kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan prima kepada para pemustaka.
3 4 4
4. Klasifikasi Umum
4
5. Klasifikasi Islam
2
6. Sarana Bibliografi
2
7. Tajuk Subyek
2
8. Indeks & Abstrak
2
9. Filologi
2
10. Transliterasi
2
11. Dasar-Dasar Kearsipan
2 Jumlah SKS
3.
16
29
1. Layanan Referensi Umum
4
2. Layanan Referensi Keislaman
2
3. Pengantar Psikologi untuk Perpustakaan
2
4. Pengantar Komunikasi untuk Perpustakaan
2
5. Layanan Informasi untuk Anak dan Remaja
4
6. Literatur Anak dan Remaja
2
7. Pembinaan dan Pengembangan Remaja
4
8. Story Telling
2
9. Manajemen Terbitan Berkala
2
Jumlah SKS
24
Total SKS
69
26
Selain kompetensi utama lulusan seperti diatas, juga terdapat kompetensi pendukung lulusan beserta mata kuliahnya seperti pada tabel berikut ini:
Tabel. 2 Kompetensi Pendukung Lulusan dan Mata Kuliah No. 1.
Kompetensi Pendukung Kompetensi Penguasaan Teknologi Informasi. Kompetensi ini dibutuhkan agar para lulusan mampu secara mandiri memanfaatkan sarana teknologi dalam melakukan upaya aktualisasi diri terhadap berbagai perkembangan teknologi informasi yang dapat mendukung pengorganisasian informasi dan pelayanan kepada para pemustaka pada lembaga-lembaga informasi seperti perpustakaan, pusat dokumentasi dan pusat arsip.
2.
3.
Mata Kuliah
SKS
1. Otomasi Perpustakaan
3
2. Aplikasi Teknologi Informasi I & II
4
3. Sistem Jaringan Informasi
2
4. Sistem Simpan dan Temu Informasi
3
Kompetensi Penelitian dan 1. Publikasi. 2. Kompetensi ini dibutuhkan untuk membekali lulusan agar 3. memiliki kemampuan dalam 4. melakukan penelitian dan pengembangan ilmu perpustakaan serta melakukan publikasi terhadap karya ilmiah dan karya popular mereka
Metodologi Penelitian Perpustakaan
4
Pengukuran dan Evaluasi Perpustakaan
2
Seminar Skripsi
2
Skripsi
6
Kompetensi Komunikasi dan 1. Pengantar Komunikasi untuk
2
27
Promosi.
4.
Perpustakaan
Kompetensi ini dibutuhkan 2. Promosi dan Pemasaran Informasi untuk membekali lulusan agar memiliki kemampuan berkomunikasi, melakukan kerjasama dan promosi dan untuk merespon kebutuhan informasi pemustaka.
2
Kompetensi Ibadah.
2
Moral
dan 1. Fiqh
Kompetensi ini dibutuhkan untuk membekali lulusan agar menjadi sarjana yang bukan saja professional tapi juga berjiwa islami sehingga dalam hubungannya dengan sesama manusia dan makhluk lainnya mampu menerapkan moral dan akhlak islami adapun dalam hubungannya dengan sang pencipta (Allah) dapat melakukan ibadah secara benar sesuai dengan tuntunan ajaran agama.
2. Akhlak Tasawuf
2
3. Ilmu Kalam
2
4. Ulum Al-Qur’an
2
5. Ulum Al-Hadis
2
6. Sejarah Peradaban Islam
4
7. Pemikiran Islam
2
Sedangkan kompetensi lainnya/ pilihan lulusan ditentukan oleh institusi penyelenggara program studi yang bersangkutan, seperti pada tabel berikut ini: Tabel. 3 Kompetensi Lain dari Lulusan dan Mata Kuliah No.
Kompetensi Lainnya
1.
Kompetensi Berbahasa Asing (Arab dan Inggris).
Mata Kuliah 1. Bahasa Arab I & II
Kompetensi bahasa asing tersebut sangat 2. Bahasa Inggris I & II dibutuhkan untuk membekali para lulusan dalam melakukan pengembangan diri seperti mengkaji 3. Filologi
28
berbagai literatur berbahasa asing (Arab & 4. Transliterasi Inggris), studi lanjut dan mengikuti aktifitas ilmiah (seminar) terutama dalam event-event. 5. Layanan Informasi Islam Selain itu kompetensi bahasa juga dapat membekali para lulusan dalam melakukan pengolahan dan pelayanan informasi bahan pustaka berbahasa asing (Arab & Inggris) kepada para pemustaka. 2.
Kompetensi dalam mengangkat citra profesi 1. Pengantar Ilmu pustakawan di mata masyarakat. Perpustakaan Kompetensi ini akan membekali lulusan agar 2. Promosi dan Pemasaran menjadi sarjana yang bukan hanya sebagai pekerja Informasi informasi tapi juga pencipta peluang pekerjaan dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi 3. Praktek Kerja Lapangan seperti sebagai konsultan perpustakaan, web master, pembuat software aplikasi perpustakaan dan memasarkannya.
Jumlah SKS PS (minimum untuk kelulusan) : 150 SKS yang tersusun sebagai berikut:
Jenis Mata Kuliah
SKS
Keterangan
(1)
(2)
(3)
Mata Kuliah Wajib
132
Mata Kuliah Wajib terdiri atas Mata Kulaih Inti PS dan Mata Kuliah Institusional yang ditawarkan secara paket tiap semester.
Mata Kuliah Pilihan
18
Jumlah Total
150
Mata kuliah ini juga ditawarkan secara paket tiap semester.
2. Kurikulum Inti (Core Curriculum) Menurut
Kepmendiknas
No.
232/U/2000
kurikulum
inti
merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup
29
dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.17 Sedangkan Kepmendiknas RI No.045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi pada Pasal 3 disebutkan bahwa (1) Kurikulum inti merupakan penciri dari kompetensi utama. (2) Kurikulum inti suatu program studi bersifat: a. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan; b. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi; c. berlaku secara nasional dan internasional; d. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa datang; e. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan.18 Sedangkan menurut Abdullah Idi, seperti yang dikutip Nasution dari Casswell, mendefinisikan kurikulum inti sebagai berikut: “A continous, careful planted series of experiences which are based on significant personal and social problems and which involve learnings of common concern to all youth”. 17
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa diakses pada 4 Maret 2014 dari http://www.dikti.go.id/?page_id=509&lang=id 18
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
30
(Sebuah rentetan pengalaman yang ditanam dengan hati-hati, terus menerus yang didasarkan pada masalah-masalah pribadi dan sosial yang signifikan dan melibatkan pembelajaran yang menjadi perhatian bersama bagi semua pemuda)19 Berikut adalah mata kuliah kurikulum inti dan penunjang Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta tahun 2006-2007: Tabel. 4 Kurikulum Inti dan Kurikulum Penunjang UIN Jakarta 2006-2007 No.
Kurikulum Inti
SKS
No.
Kurikulum Penunjang
SKS
1.
Dasar-Dasar Organisasi Informasi
3
1.
Akhlak Tasawuf
2
2.
Deskripsi Bibliografi Buku dan Serial
4
2.
Aplikasi Teknologi Informasi I & II
4
3.
Deskripsi Bibliografi NonBuku
4
3.
Bahasa Arab I & II
-
4.
Filologi
2
4.
Bahasa Inggris I & II
-
5.
Indeks dan Abstrak
2
5.
Filologi
-
6.
Kearsipan dan Dokumentasi
2
6.
Fiqh
2
7.
Klasifikasi Keislaman
2
7.
Ilmu Kalam
2
8.
Klasifikasi Umum
4
8.
Layanan Informasi Islam
-
9.
Layanan Informasi untuk Anak dan Remaja
4
9.
Metodologi Penelitian Perpustakaan
4
10.
Layanan Referensi Keislaman
2
10.
Otomasi Perpustakaan
3
11.
Layanan Referensi Umum
4
11.
Pemikiran Islam
2
12.
Literatur untuk Anak dan
2
12.
Pengantar Ilmu
-
19
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 251
31
Remaja
Perpustakaan
13.
Manajemen Lembaga Informasi
4
13.
Pengantar Komunikasi untuk Perpustakaan
2
14.
Manajemen Perpustakaan Khusus
2
14.
Pengukuran dan Evaluasi Perpustakaan
2
15.
Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
2
15.
Praktek Kerja Lapangan
-
16.
Manajemen Perpustakaan Sekolah
2
16.
Promosi dan Pemasaran Informasi
2
17.
Manajemen Perpustakaan Umum
2
17.
Sejarah Peradaban Islam
4
18.
Manajemen Terbitan Berkala
2
18.
Seminar Skripsi
2
19.
Pembinaan dan Pengembangan Koleksi
4
19.
Sistem Jaringan Informasi
2
20.
Pendekatan Subyek/ Tajuk Subjek
2
20.
Sistem Simpan dan Temu Informasi
3
21.
Pengantar Ilmu Perpustakaan
2
21.
Skripsi
6
22.
Pengantar Komunikasi untuk Perpustakaan
2
22.
Transliterasi
-
23.
Pengantar Psikologi untuk Perpustakaan
2
23.
Ulum Al-Hadis
2
24.
Sarana Bibliografi
2
24.
Ulum Al-Qur’an
2
25.
Story Telling
2
26.
Transliterasi dan Transkripsi
2
Jumlah SKS
67
Jumlah SKS
46
32
BAB III GAMBARAN UMUM KURIKULUM JIP UIN JAKARTA
A. Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora
Fakultas Adab dan Humaniora terletak di dalam kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tepatnya di Jl. Ir. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan 15412. Fakultas Adab merupakan satu dari dua fakultas tertua di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Adab resmi berdiri bersamaan dengan berdirinya IAIN Al-Jamiah al-Islamiyah al-Hukumiyah pada tahun 1960. Fakultas Adab dan Humaniora pada mulanya memiliki kekhususan kajian di bidang Sastra Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam. Namun, seiring dengan perubahan bentuk IAIN Jakarta menjadi UIN, Fakultas Adab dan Humaniora mengembangkan diri dengan membuka jurusan/program studi baru yang berkaitan dengan dunia sastra dan kebudayaan, yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Jurusan Tarjamah, dan Jurusan Ilmu Perpustakaan. Fakultas Adab dan Humaniora bertujuan menyiapkan lulusan yang ahli dan profesional di bidang kebahasaan, kesusastraan dan peradaban.1
1
Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora, di akses pada 19 Juni 2013 jam 13.45 dari http://www.uinjkt.ac.id/index.php/fakultas/fah/info-fakultas.html
33
B. Jurusan Ilmu Perpustakaan
Jurusan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga pustakawan yang memiliki pengetahuan dan kualifikasi akademik, serta terampil dalam pekerjaan teknis kepustakaan. Lulusan program studi ini dapat bekerja sebagai pustakawan di instansi pemerintah atau swasta, di perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid, perpustakaan pesantren, perpustakaan dan kearsipan TV, radio, museum, dan lain sebagainya.
Program Studi Ilmu Perpustakaan (IP) bertujuan menghasilkan sarjana muslim dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang mampu menerapkannya secara profesional dalam pengembangan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, seluruh aktivitas Program Studi Ilmu Perpustakaan (IP) selalu didasari oleh visinya untuk menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi berbasis riset dan agama yang terkemuka dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi. Adapun misi utama yang diemban untuk mewujudkan visi tersebut, antara lain: menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu perpustakaan yang berkualitas; menumbuhkan budaya riset ilmu perpustakaan; dan melakukan pengabdian pada masyarakat terutama dalam bidang perpustakaan informasi secara profesional.
Pada tahun 2011, Program Studi ini mendapatkan status akreditasi B dengan nilai 324 berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional
34
Perguruan
Tinggi
No.
027/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011
tanggal
29
September 2011 yang berlaku sampai dengan 29 September 2016.2
C. Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Ilmu Perpustakaan 1. Visi Menjadi Program Studi Ilmu Perpustakaan yang terkemuka dan kompetitif di Indonesia dan regional dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keislaman, keilmuan dan keindonesiaan. 2. Misi a. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi secara profesional dalam membekali lulusan dengan kemandirian dan paradigma pembelajaran sepanjang hayat (long-life learning). b. Melakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu kepustakawanan untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan dunia perpustakaan, khususnya di Indonesia. c. Menerapkan berbagai program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan dan pembinaan perpustakaan pada beberapa sekolah Islam (madrasah), perguruan tinggi dan jenis-jenis perpustakaan lainnya. d. Menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa pihak, di dalam maupun di luar institusi UIN Jakarta agar dapat mengatasi berbagai 2
Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 027/BAN-PT/AkXIV/S1/IX/2011 tentang Status, Nilai, Peringkat dan Masa Berlaku Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan Tinggi.
35
keterbatasan untuk mencapai tujuan dari proses pendidikan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian pada masyarakat. 3. Tujuan Tujuan pendidikan Prodi Ilmu Perpustakaan adalah menghasilkan sarjana ilmu perpustakaan dan informasi yang profesional dan berjiwa muslim serta kompeten dalam mengelola (managing) perpustakaan, mengorganisasi (organizing) sumber-sumber informasi dan melakukan pelayanan prima kepada para pemustakanya (user quality services) sejalan dengan berbagai perubahan dan perkembangan teknologi.
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan mengenai relevansi kurikulum dengan dunia kerja yang dilakukan di Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta. Data-data yang ada di bawah ini merupakan jawaban yang dihasilkan dari wawancara. Hasil wawancara yang penulis lakukan pada alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta angkatan 2006 dan 2007 selanjutnya dianalisis dan dibahas dalam Bab IV ini setelah melalui pemisahan dan pengelompokan yang dilakukan terhadap data-data yang diperlukan dalam karya tulis ini.
A. Identitas Informan 1. Proses Menghubungi Alumni Proses awal penulis menghubungi para alumni yaitu dengan mengumpulkan data diri para alumni melalui dokumen yang penulis dapatkan di bagian jurusan. Penulis mengambil data alumni tersebut yang hanya angkatan 2006 dan 2007. Jumlah alumni angkatan 2006 ada 20 orang. Dari 20 orang itu hanya 4 orang yang bekerja di perpustakaan dan yang tersisa bekerja di bidang lain. Sedangkan jumlah alumni angkatan 2007 ada 24 alumni. Dari 24 alumni tersebut, hanya 12 yang bekerja di perpustakaan. Jadi jumlah alumni keseluruhan angkatan 2006 dan 2007 yang bekerja di perpustakaan ada
37
16 alumni. Tetapi karena alasan tertentu, 5 alumni tidak bersedia untuk diwawancara. Dari dokumen tersebut penulis hanya sebagian memperoleh nomor telepon pribadi, nomor telepon rumah dan juga e-mail para alumni. Setelah itu penulis menghubungi para alumni melalui nomor telepon pribadi dan grup sosial media masing-masing alumni. Untuk alumni angkatan 2006, kendala yang dihadapi ketika menghubungi para alumni yaitu contact person mereka yang sudah tidak aktif lagi. Salah satu cara penulis untuk menghubungi nomor telepon mereka yang sudah tidak aktif yaitu dengan meminta nomor telepon dan e-mail dari teman alumni tersebut yang masih aktif. Sedangkan untuk alumni 2007 terdapat kemudahan karena penulis mempunyai nomor telepon mereka. Di samping itu juga, mereka setiap bulannya selalu mengadakan pertemuan.
2. Profil Informan Tabel. 5 Profil Informan No.
Informan
1.
Fn
Tahun Angkatan (masuk) 2007
2.
Mf
2007
3.
Va
2006
4.
Di
2007
Tempat Bekerja
Lama Kerja
Tahun Lulus
Perpumda Tangerang Yayasan Dai Fiah Qalilah STIKES Bani Saleh KB-TK Islam Al-Azhar 1
2,5 tahun
2011
1 tahun 10 bulan 1 tahun
2011
2 tahun
2011
2010
Jabatan
Jenis Lembaga
Pustakawan Perpustakaan Umum Daerah Pustakawan Yayasan Pustakawan Perpustakaan PT Pustakawan Perpustakaan PT
38
5.
Ni
2007
6.
Fi
2007
7.
Yu
2007
8.
Wi
2007
9.
Na
2007
10.
Ma
2007
11.
En
2007
STIE Muhammadiyah STIE Ahmad Dahlan STIKES Pertamedika Ponpes Daar El Qolam 3
2 tahun
2011
1,5 tahun
2012
1 tahun
2011
2,5 tahun
2011
SMAN 66
1 tahun
2012
Universitas Muhammadiyah Tangerang STIE Muhammadiyah
2 tahun
2011
2 tahun
2011
Pustakawan Perpustakaan PT Pustakawan Perpustakaan PT Pustakawan Perpustakaan PT Pustakawan Perpustakaan Pondok Pesantren Pustakawan Perpustakaan Sekolah Pustakawan Perpustakaan PT Pustakawan Perpustakaan PT
a. Informan Fn Saudari Fn sekarang bekerja sebagai staf pustakawan di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang. Di perpustakaan ini, Fn selain bekerja mengurus perpustakaan, dia juga ikut memberikan pengarahan tentang perpustakaan bersama kepala perpustakaan kepada para guru. b. Informan Mf Saat ini Mf bekerja sebagai pustakawan sekaligus koordinator Media Information Center (MIC) di Yayasan Dai Fiah Qalilah (DFQ) Jakarta. Sebagai pustakawan, tugas yang selalu diembannya tidak jauh-jauh dari proses pengklasifikasian. c. Informan Va Va bekerja sebagai pustakawan di perpustakaan STIKES Bani Saleh. Ruang lingkup pekerjaan yaitu semua pekerjaan yang berhungan dengan perpustakaan dia kerjaan sendiri. Karena di perpustakaan hanya sendiri.
39
Akan tetapi Va juga bekerjasama dengan IT untuk penerapan Teknologi Informasi. d. Informan Di Di saat ini bekerja sebagai pustakawan anak-anak di KB-TK Islam AlAzhar 1. Karena lembaga bekerjanya di sekolah, Ma lebih berperan seperti guru. Akan tetapi tugas pustakawan tetap berjalan seperti pengolahan, peminjaman. Namun dengan pelayanan anak-anak. Dan hanya Di yang bekerja di perpustakaan sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak. e. Informan Ni Ni
bekerja
di
Perpustakaan
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Ekonomi
Muhammadiyah. Ni bertanggung jawab atas segala hal di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah. Akan tetapi Ni tidak hanya bekerja di perpustakaan, dia juga merangkap di bagian keuangan. f. Informan Fi Fi saat ini menjadi pustakawan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Jakarta. Fi merupakan satu-satunya staf pustakawan di perpustakaan. Ruang lingkup kerjanya semua yang berhubungan dengan perpustakaan, pengadaan, pelayanan informasi, pengolahan (buku, jurnal, skripsi). Fi juga membantu kepala perpustakaan dalam manajemen perpustakaan.
40
g. Informan Yu Yu adalah alumni angkatan 2007. Yu bekerja di Perpustakaan STIKES Pertamedika. Pekerjaan rutin yang biasa ia lakukan adalah mengolah koleksi. Sedangkan pekerjaan tidak rutinnya yaitu membuat laporan bulanan, laporan tahunan dan kerjasama perpustakaan serta pelayanan skripsi. h. Informan Wi Saat ini Wi bekerja sebagai pustakawan di perpustakaan Sekolah Pondok Pesantren Daar El Qolam 3. Wi merupakan satu-satunya informan yang bekerja di lingkungan pesantren. Di perpustakaan ini, selain mengolah koleksi yang berbahasa Indonesia, Wi juga mengolah koleksi yang berbahasa Arab dan Latin. i. Informan Na Na adalah pustakawan di Perpustakaan SMAN 66. Pekerjaan rutinnya yaitu
pengadaan,
mengklasifikasi,
pengatalogan,
pelabelan,
penginventarisasian, membuat laporan dan meng-update mading. j.
Informan Ma Ma adalah pustakawan perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tangerang. Ma bertanggung jawab pada hakikat tugas pustakawan, pengadaan, pengolahan, pelayanan dan pengembangan perpustakaan.
k. Informan En En
bekerja
di
Perpustakaan
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Ekonomi
Muhammadiyah. En dan Ni bekerja dalam satu lembaga, namun En
41
bekerja di gedung dua. Selain bekerja di perpustakaan En juga bekerja di bagian keuangan. Di perpustakaan En bertanggung jawab atas segala hal di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah yaitu pengadaan, pengolahan, layanan, dan pengembangan perpustakaan. Dari tabel 1 diatas sebagian besar informan angkatan 2007 lulus tahun 2011, artinya mereka memerlukan masa studi selama empat tahun, yang merupakan tepat pada masa studi Sarjana (S1) selama 4 tahun 8 semester. Namun dua informan yang lulus tahun 2012 mempunyai alasan yaitu karena pengurusan birokrasi kampus yang agak rumit. Terutama pada saat akan mengadakan sidang skripsi untuk mengurus persyaratannya ia merasa dipersulit sehingga memperlambat jadwal ujian skripsinya. Dan satu informan yang beralasan karena pekerjaan. Ia bekerja setelah masa PKL (Praktek Kerja Lapangan). Biasanya mahasiswa Program Sarjana (S1) bekerja sebelum lulus. Pekerjaannya berupa paruh waktu atau pekerjaan penuh waktu. Dan satu responden angkatan 2006 lulus tahun 2010. Ia lulus tepat waktu selama 4 tahun penuh. Profesi yang digeluti oleh informan adalah yang berhubungan dengan perpustakaan. Dan unit lembaga tempat informan bekerja juga bermacam-macam. Tujuh orang di perpustakaan perguruan tinggi, satu orang di perpustakaan daerah, dua orang di perpustakaan sekolah dan satu orang di perpustakaan yayasan. Setelah lulus dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mereka langsung mendapatkan pekerjaan tersebut. Untuk mendapatkan pekerjaan tersebut, informan tidak menunggu lama dari
42
setelah lulus. Jika dilihat dari tugas semua informan diatas, menurut penulis selama interview dengan informan berlangsung, tugas keseharian yang dilakukan oleh mereka tidak jauh dari tugas utama seorang pustakawan pada umumnya. B. Relevansi Kurikulum dalam Dunia Kerja Dalam penelitian ini, telah dilakukan wawancara dengan beberapa informan (Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan). Mengenai wacana ini, hasilnya hampir semua mata kuliah yang ada di kurikulum jurusan ilmu perpustakaan UIN Jakarta memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai profesi, namun semua itu tergantung juga dengan ruang lingkup tugas dan tanggung jawab informan pada jenis profesi di lembaga tempat kerja para informan dan posisi atau jabatan informan. Ini mengakibatkan kompetensi dalam setiap tugas dan tanggung jawab informan berbeda. Menurut beberapa informan yang telah diwawancarai, beberapa kompetensi yang sering digunakan yakni: a. Kompetensi Komunikasi Kompetensi yang dibutuhkan oleh informan adalah kemampuan berkomunikasi baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi organisasi. Padahal menjaga hubungan antar manusia yang paling sulit. Hal ini seperti pendapat Vi: “Menjaga hubungan antar manusia itu paling sulit. Untuk menjaga agar tidak membuat tersinggung baik rekan kerja ataupun dengan atasan.”
43
Hubungan antar manusia tidak hanya dalam kerangka hubungan kerja, hubungan dengan sesama rekan kerja, staf bawahan dan atasan, tapi juga hubungan dengan pemakai perpustakaan. b. Kompetensi Teknologi Informasi Kompetensi Teknologi informasi merupakan kompetensi yang paling sering disebutkan oleh informan. Informan En, Mf, Fn, Va, Yu bekerja dilembaga yang berbeda-beda, hal ini menegaskan bahwa kebutuhan teknologi informasi tidak memandang jenis tempat bekerja para informan. Seperti pendapat informan Yu kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja: “Mata kuliah yang memiliki kompetensi dibidang Teknologi Informasi mencakup sistem jaringan informasi dan otomasi perpustakaan…” Hal senada juga diungkapkan oleh informan Va kompetensi yang harus dikuasai dan dibutuhkan didunia kerja adalah di bidang Tekonologi Informasi. Berikut pendapat Va: “Pustakawan itu harus menguasai IT. Karena teknologi sekarang ini sangat berkembang” Sedangkan informan Mf berpendapat: “Mata kuliah yang berkompetensi yaitu Aplikasi Teknologi Informasi (ATI) secara tidak langsung terpakai. Karena basic-nya yang kita pelajari tentang perpustakaan. Jadi apa yang dipelajari dari ATI tidak jauh dari software perpustakaan” Perpustakaan pada dasarnya merupakan wadah fisik dari pengolahan
informasi.
Di
perpustakaan,
terutama
sumber-sumber
44
informasi tercetak dikelola sehingga mempermudah untuk digunakan. Untuk pengelolaan dan mempermudah penemuan kembali tersebut dibutuhkan sarana teknologi baik jaringan maupun otomasi perpustakaan.
c. Kompetensi Kebahasaan Kompetensi kebahahasaan termasuk kemampuan menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan ini dibutuhkan informan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya seperti berkomunikasi dengan orang lain, membuat laporan tertulis, mengolah buku. Kemampuan kebahasaan ini sangat berhubungan dengan kompetensi komunikasi. Salah satu informan yaitu Wi menyatakan ia membutuhkan kemampuan Bahasa Arab dalam menjalankan pekerjaannya. Kemampuan Bahasa Arab ini untuk mengusai isi koleksi yang kebanyakan menggunakan bahasa arab serta berkomunikasi dengan pemakai. Berikut pendapat Wi: “…..Bahasa Arab merupakan mata mata kuliah yang menjadi dasar saya dalam menguasai atau mengolah koleksi di perpustakaan..” Kemampuan menggunakan Bahasa Inggris dibutuhkan mayoritas informan. Kemampuan bahasa Inggris ini kebanyakan digunakan dalam pengolahan koleksi yang berbahasa Inggris, baik koleksi jurnal maupun buku. Seperti pendapat En sebagai berikut: “Kompetensi yang mencakup semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan pengolahan yaitu salah satunya mengolah buku yang
45
berbahasa Inggris, nah disini Pustakawan harus bisa dan mengusai bahasa Inggris…” Hal ini dapat disimpulkan kebutuhan akan kemampuan berbahasa akan lebih baik jika pustakawan menguasai bahasa asing lebih dari satu. Terutama bahasa Inggris dan bahasa Arab.
d. Manajemen Perpustakaan Kompetensi manajemen perpustakaan merupakan kemampuan jiwa kemimpinan (leadership). Dari sebelas informan, satu orang harus mempunyai jiwa kepemimpinan untuk menjalankan tugasnya karena mempunyai staf bawahan. Dengan demikian lulusan Program Sarjana (S1) kemungkinan besar membawahi staf untuk mengerjakan pekerjaannya. Seperti pendapat Na yang bekerja di Perpustakaan Sekolah: “Kompetensi yang saya butuhkan dalam pekerjaan saya itu Manajemen Perpustakaan sekolah, karena saya satu-satunya pustakawan di perpus ini dan harus mengatur semua tugas disini dan memberi pengarahan kepada petugas yang lain” Hal ini dapat simpulkan bahwa di perpustakaan sekolah jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk me-manage perpustakaan tersebut. Baik untuk pengolahan koleksi maupun memberi pengarahan-pengarahan kepada staf lain untuk menjalankan tugas sesuai dengan tugas yang harus diselesaikan.
e. Story Telling Story Telling merupakan kompetensi yang dibutuhkan di perpustakaan sekolah atau perpustakaan taman kanak-kanak. Karena
46
kemampuan ini berhubungan langsung dengan anak-anak. Hanya satu informan yang bekerja di Perpustakaan Taman Kanak-Kanak. Berikut pendapat Di: “ …Kompetensi yang sesuai di tempat kerja saya yaitu story telling dan literatur anak dan remaja”
Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum ilmu perpustakaan tidak semata-mata mempelajari buku. Dari hasil penelitian, desain kurikulum yang ada di jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mampu memberikan wawasan tersendiri sehingga mampu mengelola informasi, baik informasi cetak maupun noncetak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kurikulum yang ada bertujuan untuk mempersiapkan tenaga ahli perpustakaan dan informasi yang siap memenuhi tuntutan dunia kerja serta mampu bertindak sebagai manajer untuk mengelola perpustakan, pusat informasi, pusat dokumentasi dan depo arsip dengan konsep manajemen modern. Untuk itu banyak yang dipelajari di ilmu perpustakaan baik yang bersifat teknis maupun yang pengembangan dari ilmu perpustakaan. Berikut merupakan data mengenai kompetensi yang direncanakan JIP UIN melalui kurikulum JIP UIN dan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja, penulis mengelompokkan kompetensi menjadi 9 kelompok. Enam kelompok berdasarkan pembagian Mata Kuliah Keahlian (MKK) di kurikulum JIP UIN Program Sarjana (JIP UIN) ditambah dengan tiga kelompok yaitu kompetensi komunikasi, administrasi dan sosial.
47
Berikut kelompok kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini yakni: 1. Kompetensi Keilmuan 2. Kompetensi Manajemen Informasi 3. Kompetensi Teknologi Informasi 4. Kompetensi Layanan Informasi 5. Kompetensi Manajemen Organisasi 6. Kompetensi Komunikasi 7. Kompetensi Kebahasaan 8. Kompetensi Administrasi 9. Kompetensi Sosial dan Lainnya Dari hasil penelitian diatas, bahwasannya semua mata kuliah atau kompetensi-kompetensi yang disebutkan informan sudah tercakup di dalam kurikulum 2007 Jurusan Ilmu Perpustakaan. Berikut kompetensikompetensi yang sudah diajarkan: Tabel. 6 Kelompok Kompetensi Kurikulum 2007
No.
Kelompok Kompetensi
Mata Kuliah
1.
Kompetensi Keilmuan
-
2.
Kompetensi Manajemen Informasi
1. 2. 3. 4.
Pengantar Ilmu Perpustakaan Manajemen Lembaga Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. 5. Manajemen Perpustakaan Sekolah
48
6. Manajemen Perpustakaan Sekolah 3.
Kompetensi Teknologi Informasi
1. Aplikasi Teknologi Informasi I & II, 2. Otomasi Perpustakaan, 3. Sistem Jaringan Informasi, 4. Sisten Simpan dan Temu Kembali Informasi
4.
Kompetensi Layanan Informasi
1. Layanan Referensi Umum 2. Layanan Referensi Keislaman 3. Pengantar Psikologi untuk Perpustakaan 4. Pengantar Komunikasi untuk Perpustakaan 5. Layanan Informasi untuk Anak dan Remaja 6. Literatur Anak dan Remaja 7. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi 8. Story Telling 9. Manajemen Terbitan Berkala
5.
Kompetensi Manajemen Organisasi
1. Dasar-Dasar Organisasi Informasi 2. Deskripsi Bibliografi Buku & Serial 3. Deskripsi Bibliografi Non Buku 4. Klasifikasi Umum 5. Klasifikasi Islam 6. Sarana Bibliografi 7. Tajuk Subyek 8. Indeks & Abstrak 9. Filologi 10. Transliterasi 11. Dasar-Dasar Kearsipan
6.
Kompetensi Komunikasi
1. Pengantar Komunikasi untuk Perpustakaan 2. Promosi dan Pemasaran Informasi
7.
Kompetensi Kebahasaan
1. Bahasa Arab I dan II, 2. Bahasa Inggris I dan II, 3. Filologi, Transliterasi,
49
4. Layanan Informasi Islam 8.
Kompetensi Administrasi
-
9.
Kompetensi Sosial
-
Berdasarkan Kurikulum 2007 yang disebutkan diatas bahwa kompetensi yang ada sudah sesuai dengan apa yang diharapkan alumni. Kompetensi tersebut di siapkan untuk para calon pustakawan yang akan memasuki dunia kerja.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lasa sebagai
berikut1 :
a.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi atau ICT membuka peluang lapangan kerja baru bagi lulusan Program Studi perpustakaan dan informasi. Perkembangan teknologi internet telah mendorong tumbuhnya sejumlah besar perpustakaan digital (elibrary) melalui internet. Berbagai informasi berbasis kertas yang selama ini merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang telah banyak yang tersedia dalam bentuk elektronik. Sumberdaya informasi baru ini menjadi alternatif yang semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi. Peluang bagi lulusan Program Studi perpustakaan antara lain adalah bekerja secara mandiri dengan profesi sebagai perantara informasi (information broker). Kenyataan ini adalah realistis, mengingat bahwa informasi
1
L asa, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, hal.
33
50
telah menjadi sumberdaya yang strategis yang senantiasa dibutuhkan oleh lingkungan bisnis, pendidikan, penelitian, pemerintah, maupun para individu agar sukses dalam bidangnya. Semakin banyaknya informasi yang dihasilkan oleh manusia setiap hari dan semakin singkatnya waktu yang diperlukan untuk mentransfer informasi tersebut, menyebabkan para profesional melirik broker informasi seperti yang sudah berkembang di negara-negara yang lebih maju. b.
Di negara-negara maju terjadi kecenderungan baru dimana lulusan sarjana ilmu perpustakaan yang memiliki jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) membuka usaha di bidang layanan jasa informasi. Mereka menjadi pelaku bisnis baru dengan mengemas ulang informasi (information repackage) yang ada ke dalam berbagai bentuk penyajian dan media sehingga memiliki nilai jual yang tinggi, ataupun menawarkan jasa penelusuran informasi ke berbagai sumber atau situs. Upaya itu telah menjadikan informasi menjadi suatu produk yang dapat dijual kepada individu, maupun kepada sejumlah organisasi termasuk pelaku dan organisasi bisnis.
c.
Bidang pekerjaan lain yang dapat dimasuki oleh lulusan Program Studi perpustakaan adalah yang berkaitan dengan penanganan informasi (information handling), penelitian informasi, manajemen badan yang bergerak dalam bidang informasi seperti pada berbagai jenis perpustakaan, unit dokumentasi, unit informasi, depo arsip, pusat rekaman (arsip dinamis), dan bidang lain yang berhubungan dengan
51
informasi baik yang bersifat nirlaba (non-profit) maupun yang berorientasi pada laba (profit oriented), perantara dan penelusur informasi, perancang-bangunan perangkat lunak khusus untuk keperluan badan pengelolaan informasi; serta bidang penerbitan dan konservasi.
Di masa mendatang, lulusan Program Studi perpustakaan akan dapat bekerja secara mandiri tidak harus pada organisasi perpustakaan atau unit informasi tradisional. Fenomena ini diperkirakan dapat terjadi di Indonesia khususnya di wilayah pulau Sumatera, mengingat kerjasama ekonomi yang selalu terkait dengan kawasan ini, seperti IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle), SIJORI (Singapura-Johor-Riau), dan AFTA. Mahasiswa yang mengambil studi pada program studi ilmu perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syahid Jakarta akan mempelajari dan memilki kompetensi dalam bidang pengelolaan berbagai sumber daya informasi seperti bahan pustaka, data, arsip, dokumen, pengetahuan dan berbagai jenis, format maupun kemasan informasi lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga dituntut untuk dapat mengelola berbagai jenis lembaga informasi seperti perpustakaan, pusat informasi, pusat dokumentasi, lembaga atau unit arsip bahkan museum. Berbagai kemampuan dalam hal manajemen, pemasaran, komunikasi, teknologi dan sistem informasi (aplikasi database dan jaringan informasi), public relations, serta kajian masyarakat
52
informasi wajib dikuasai oleh lulusan dari program studi ini sehingga diharapkan mampu mengelola berbagai lembaga informasi secara profesional. Untuk memudahkan pengolahan data hasil wawancara informan,
penulis
membuat
sendiri
daftar
kompetensi
yang
dibutuhkan di dunia kerja berdasarkan pertama, literatur, kedua hasil wawancara dengan informan. Peneliti memasukan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja dari sumber literatur untuk memudahkan peneliti menyusun daftar kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab informan sangat tergantung pada jenis profesi, lembaga tempat bekerja, dan posisi atau jabatan informan. Tabel. 7 Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab informan dalam konteks jenis profesi, posisi atau jabatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Informan Fn Mf Va Di Ni Fi Yu Wi Na Ma En
Profesi Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan Pustakawan
Posisi atau Jabatan Staf Kepala Perpustakaan Kepala Perpustakaan Kepala Perpustakaan Kepala Perpustakaan Staf Kepala Perpustakaan Kepala Perpustakaan Staf Staf Staf
53
Enam orang informan yaitu Mf, Va, Di, Ni, Yu, Wi, mempunyai posisi sebagai kepala perpustakaan. Sebagai kepala perpustakaan maka tanggung jawab yang diemban bukan hanya manajemen tapi juga manajemen secara keseluruhan. Bertanggung jawab secara penuh atas perencanaan perpustakaan, budgeting, termasuk manajemen sumber daya manusia. Dan dari sembilan kompetensi yang digunakan penulis dalam penelitian itu sangat relevan dalam dunia kerja. Lima orang informan lagi mempunyai posisi jabatan sebagai staf perpustakaan. Tiga orang informan yaitu Fi, En, dan Ma adalah staf perpustakaan. Tugas dan tanggung jawabnya sama yaitu pengadaan perpustakaan, pelayanan dan pengolahan koleksi perpustakaan. Dan menurut ketiga informan mata kuliah atau kompetensi yang relevan dengan tugas mereka adalah kompetensi manajemen informasi, layanan informasi komunikasi dan kebahasaan. Kompetensi itu digunakan untuk pengatalogan, sistem temu kembali informasi dan internet. Sedangkan informan Fn mengatakan kompetensi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya adalah kompetensi komunikasi dan sosial dan lainya. Dan informan Na mengatakan kompetensi yang sesuai dengan tanggung jawab dan tugasnya hanya kompetensi manajemen informasi. Pada dasarnya kompetensi yang dipakai sangat penting untuk semua informan terutama kompetensi teknologi informasi. Baik informan yang jabatannya sebagai kepala perpustakaan maupun staf perpustakaan. Kompetensi
ini mencangkup semua lingkup pekerjaan dan untuk
54
mengikuti perkembangan zaman teknologi informasi yang semakin pesat. Selanjutnya dari hasil wawancara para informan, kurikulum yang kini diterapkan di JIP dan telah mereka aplikasikan, dianggap relevan dan cukup bagus, namun perlu adanya penyesuaian kurikulum dengan perkembangan dunia kerja sekarang, para informan berpendapat beberapa hal berikut dapat menjadi salah satu cara mengembangkan kurikulum JIP: a. Penambahan mata kuliah baru, yang dapat bersaing di dunia kerja sekarang, para informan menabahkan bahwa penambahan mata kuliah yang mendukung pengembangan kurikulum haruslah yang banyak dibutuhkan didunia usaha, perusahaan maupun masyarakat, seperti mata kuliah yang berkaitan dengan Aplikasi Teknologi Informasi. b. Kemudian mengurangi matakuliah yang kurang digunakan dalam dunia pekerjaan, dari beberapa informan beberapa mata kuliah yang kurang digunakan dalam dunia pekerjaan tersebut seperti Filologi. c. Menambah referensi di perpustakaan jurusan dengan buku-buku yang lebih mendukung para mahasiswa mengembangkan keilmuanya dalam menunjang kemampuan mereka di dunia pekerjaan nanti. d. Sistem pengajaran dalam kelas harus lebih fresh dan aplikatif.
C. Kendala – kendala Dari wawancara yang penulis lakukan, terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh informan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi informan dalam dunia kerja yaitu:
55
1. Penguasaan atau kemampuan teknologi informasi yang terbatas Berikut wawancara dengan informan Mf : “Teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk kemajuan perpustakaan, agar perpustakaan tidak dipandang sebagai gudang atau tumpukan buku semata. Selain itu sekarang zamannya era globalisasi dan digitalisasi. Diharuskan dan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut. Apa lagi kita sebagai pustakawan, harus memikirkan hal tersebut. Pustakawan harus bisa membuat inovasi perpustakaan yang tidak membosankan dengan adanya Teknologi.”
Seringnya masalah yang dihadapi oleh informan adalah dalam bidang teknologi informasi. Karena teknologi informasi sudah menjadi wajib untuk menunjang kebutuhan dan kemajuan suatu perpustakaan, baik itu perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, maupun perpustakaan daerah. Selain itu juga, pada masa perkuliahan mata kuliah teknologi informasi masih kurang memenuhi dalam dunia kerja. Perkembangan teknologi juga semakin pesat. Hal ini terlihat dari teknologi informasi (otomasi) dipakai dalam semua pekerjaan, untuk pangkalan data, jaringan komputer, sistem komputer, dan untuk pembuatan katalog online. Tuntutan akan pengetahuan teknologi infomasi ini tidak terlepas dari beberapa faktor berikut : a. Ledakan informasi yang makin membanjiri dunia saat ini yang membutuhkan pengelolahan lebih sistematis; b. Akses terhadap informasi semakin tinggi; c. Kebutuhan pengguna untuk mencari atau menemukan kembali informasi lebih mudah jika menggunakan komputer dan
56
d. Efisiensi
pekerjaan,
dengan
adanya
komputer
diperpustakaan
membantu pekerjaan menjadi lebih cepat. Pencatatan buku – buku baru serta pengolahan akan lebih mudah jika disimpan dalam berkas komputer. Memudahkan tukar - menukar informasi dalam bentuk data.
Ditambah lagi penggunaan teknologi informasi di perpustakaan dewasa ini sudah semakin meluas dengan dibangunnya perpustakaan digital atau perpustakaan elektronik. Ada beberapa alasan mengapa perpustakaan menggunakan teknologi komputer, yaitu : a) Mengatur
informasi
’ing-griya’
(in-house
information)
serta
mengusahakan agar informasi tersebut dapat ditemubalikkan. b) Mengakses pangkalan data ekstern berisi informasi diterbitkan atau semi diterbitkan.”
Dalam The Dictionary of Computers, Information Processing and Telecommunication yang dikutip oleh Ardoni, teknologi informasi diberi batasan sebagai teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir kehadiran teknologi komputer bagi informan yang bekerja di perpustakaan tidak bisa lagi dihindari.2 Menurut Saleh dalam buku Dinamika Informasi di Era Global, alasan harus diterimanya teknologi informasi di perpustakaan adalah :
2
Ferdnand Hezt, The Dictionary of Computers, Information Processing and Telecommunication, (2004), h. 89
57
1) Tuntutan terhadap jumlah dan mutu layanan perpustakaan Pemakai perpustakaan menuntut jenis-jenis layanan lain seperti layanan informasi
terbaru,
layanan
informasi
terseleksi,
layanan
penelusuran dengan CD-ROM, dan lain-lain. Pustakawan harus bisa memberikan jawaban yang lebih memuaskan dengan memberikan alternatif artikel atau menunjukkan dimana artikel tersebut diperoleh 2) Tuntutan terhadap penggunaan koleksi bersama. Tidak ada satu perpustakaan pun yang bisa memnuhi koleksinya sendiri. Setiap perpustakaan akan saling membutuhkan koleksi perpustakaan lain demi memberikan layanan yang memuaskan kepada pemakainya 3) Kebutuhan untuk mengefektifkan sumber daya manusia 4) Tuntutan terhadap efesiensi waktu Pemakai menuntut layanan perpustakaan yang hampir instant 5) Keragaman informasi yang dikelola, Informasi di perpustakaan tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja. Banyak koleksi perpustakaan yang dibaca dengan menggunakan komputer 6) Kebutuhan
akan
ketepatan
layanan
informasi
Pertanyaan-
pertanyaan pengguna tentang informasi harus bisa dijawab secara spesifik, cepat dan tepat (Koswara, 1998 :158).
58
2. Komunikasi Berikut wawancara dengan informan fi : “Permasalahannya kadang ada di komunikasi yang kurang baik dan kemampuan berbahasa. Kemudian tentang kerjasama perpustakaan, disini memang harus punya skill di bidang ini, karena untuk penerapannya tidak semudah teorinya. Sama halnya dalam promosi dan pemasaran perpustakaan. Tidak semua orang bahkan rekan kerja yang background-nya bukan perpustakaan, menganggap perpustakaan hanya sebagai tempat peminjaman buku, jadi pertugas hanya melayani peminjaman dan pengembalian saja. Nah disini disni skill pemasaran dan promosi dan perbaikan image perpustakaan harus di rubah.”
Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting dalam dunia perpustakaan terutama dalam peningkatan pelayanannya. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan kemampuan komunikasi bagi seluruh staf perpustakaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan komunikasi yang efektif. Berbagai bentuk komunikasi akan tercipta dalam perpustakaan, misalnya komunikasi formal berdasarkan struktur jabatan (struktural). Sebagai contoh komunikasi antara bawahan dan atasan atau antara pejabat dalam hal kedinasan. Dalam konsep ini umumnya sering terjadi masalah atau hambatan komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting disini, karena baik dan benarnya menentukan kualitas pelayanan sebuah perpustakaan. Baik komunikasi dengan pemustaka, maupun komunikasi terhadap sesama pustakawan lain. Pada kenyataannya, teori yang didapat pada waktu kuliah berbeda dengan dilapangan (pekerjaan). Sebagai contoh komunikasi untuk promosi perpustakaan. Disini harus mempunyai keahlian untuk promosi
59
perpustakaan. Dengan menggunakan bahasa yang baik maka pesan yang terkandung akan tersampaikan kepada pemustaka.
Menanggapi permasalahan ini, penulis ini mencoba menyuguhkan informasi yang diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan ini yakni kemampuan berkomunikasi dalam pengembangan perpustakaan terutama dalam peningkatan pelayanannya. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan kemampuan komunikasi bagi seluruh alumni. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan komunikasi yang efektif. Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi,
yakni
peningkatan kemampuan
mendengarkan, peningkatan kemampuan berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan, peningkatan komunikasi nonverbal,dan melakukan simulasi kemampuan berkomunikasi di perpustakaan.
a. Peningkatan
Kemampuan
Mendengarkan,
Mendengar
dengan
mendengarkan memiliki perbedaan arti. Mendengar merupakan aktivitas yang bersifat pasif, sedangkan mendengarkan merupakan aktivitas yang bersifat aktif. Kemampuan mendengarkan merupakan kemampuan untuk memahami perasaan, keinginan, dan aspirasi orang lain, baik untuk hubungan ke dalam (komunikasi antar pegawai) maupun ke luar (komunikasi antara pegawai dengan pengguna perpustakaan). Untuk keberhasilannya, setiap petugas perpustakaan harus belajar atau menyiapkan diri mampu mendengarkan ide dan
60
masalah orang lain dengan baik dan tulus. Jadi, akan sangat baik jika semua pegawai perpustakaan memiliki kemampuan mendengarkan, sehingga diharapkan dapat menekan ketidakmampuan mendengarkan secara bijaksana. Syarat seorang pustakawan mempunyai kemampuan mendengarkan, yakni: Pertama, Mampu mengungkapkan keinginan pengguna, terutama dalam pelayanan referensi dan penelusuran informasi. Kedua, Mampu memahami pandangan seseorang, tingkah laku, perasaan dan rasa kekhawatiran. Ketiga, Mampu menyerap informasi sebagai bahan membuat keputusan. Keempat, Mampu menangkap umpan balik tentang penampilan diri seseorang. b. Peningkatan
Kemampuan
Berkomunikasi
dengan
Pengguna
Perpustakaan, Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien bagi petugas perpustakaan sangatlah penting. Berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan melibatkan interaksi sosial yang kompleks, baik verbal maupun nonverbal. Misalnya kemampuan mengkomunikasikan bagaimana menelusur informasi dengan menggunakan salah satu program komputer, bisa menemukan lokasi buku yang ada di perpustakaan dengan cepat; dan dapat menggunakan teknologi informasi yang baru. Oleh karena itu, dalam hal ini, seorang pustakawan harus mampu berkomunikasi secara verbal dan nonverbal untuk berkomunikasi seperti ini. c. Peningkatan Komunikasi Nonverbal, Komunikasi nonverbal sangat penting dalam konteks secara keseluruhan. Diantara komunikasi
61
nonverbal atau bahasa isyarat adalah pandangan mata, anggukan kepala, ekspresi wajah, gerakan tangan, dan cara berpakaian. Perlu dipahami bahwa pandangan mata, senyum, dan anggukan kepala misalnya, dapat membuat komunikasi terasa lebih baik. Demikian pula pembicaraan kita akan terasa lebih akrab dan bermakna apabila dalam berkomunikasi saling tatap muka atau berpandangan. Hubungan antara orang berbicara dan yang mendengarkan akan terasa lebih hangat. Hal ini akan memungkinkan komunikasi kita berlangsung lebih lama. Tetapi sebaliknya, jika kita mencoba berkomunikasi tampa ekspresi wajah, tanpa senyum maka dalam waktu singkat komunikasi kita akan terhenti. Dalam pengembangan komunikasi nonverbal juga terdapat masalah. Seperti bagaimana pandangan mata dan senyum yang baik itu. Pandangan mata dan senyum yang berlebihan akan mengundang anggapan yang mungkin kurang baik dalam komunikasi. Jadi, perlu adanya keseimbangan atau ketepatan dalam komunikasi nonverbal. Hal ini karena bahasa nonverbal yang berlebihan sama jeleknya dengan bahasa nonverbal yang kurang baik (misalnya kita melayani pengguna dengan cemberut). d. Melakukan Simulasi Kemampuan Berkomunikasi di Perpustakaan, Seorang
pimpinan
ataupun
staf
perpustakaan
yang
memiliki
kemampuan komunikasi yang baik akan cenderung lebih berhasil dibanding mereka yang lemah dalam berkomunikasinya. Oleh karena itu, untuk pengembangan karier di perpustakaan baik sebagai pimpinan
62
ataupun staf, maka harus dimulai dari pengembangan kemampuan berkomunikasi. Salah satu kegiatan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi antar pribadi adalah dengan melakukan simulasi.
3. Bahasa Berikut wawancara dengan informan Mf dan Wi : “Ada beberapa buku yang dalam proses pengklasifikasiannya sulit dibedakan termasuk ke dalam disiplin ilmu yang mana, karena buku tersebut yang berbahasa asing (belanda) dan berbahasa arab gundul.”
“Karena saya bekerja di dunia pesantren, maka mau tidak mau saya harus memiliki kompetensi dalam hal keagamaan. Dalam hal ini salah satunya yaitu Bahasa Arab.” Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik atau sopan santun, dan bahasa merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Begitulah pengertian bahasa menurut Indrawan WS dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.3 Kemampuan dalam dunia perpustakaan merupakan hal yang tidak dapat diremehkan kegunaanya, mengingat perpustakaan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan, sarana untuk penyimpanan koleksi. Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai bahasa. Diantaranya Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Indonesia. Tiga bahasa tersebut minimal harus
3
Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jombang: Lintas Media, T.Th.), h.50
63
dikuasai oleh seorang pustakawan. Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah termasuk mempunyai salah satu ciri tentang keislamannya. Yaitu mampu menguasai Bahasa Arab. Akan tetapi disini menjadi kendala informan untuk mengolah koleksi-koleksi perpustakaan yang berbahasa Arab. Karena pada waktu kuliah mata kuliah bahasa Arab hanya terdiri dari Bahasa Arab I dan Bahasa Arab II yang tidak memungkinkan informan mengaplikasikan
dalam dunia kerja secara
maksimal. Bahasa dan komunikasi merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Kemampuan menguasai bahasa baik secara lisan maupun tulisan mendukung kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berbahasa digunakan dalam komunikasi sebagai sarana menyampaikan pesan. Dalam permasalahan ini sudah barang pasti perlu adanya sebuah formula yang efektif untuk mendongkrak kemampuan untuk berbahasa, diantaranya adalah :
a. Membaca Cara pertama untuk mengasah kemampuan dalam berbahasa adalah dengan banyak membaca literatur bahasa tersebut. Jika suka mengikuti berita atau gosip seputar dunia selebriti di koran dan majalah, maka usahakan rutin membaca berita dari situs-situs luar negeri. Jika penggemar novel atau komik, maka harus memilki kesadaran untuk membiasakan mengenal novel fiksi dan komik dengan bahasa yang diinginkan. Kemudian, menemukan berbagai e-
64
book yang bisa dibaca kapan saja dari internet, dengan harga murah maupun gratis dan tidak menghabiskan biaya. Tidak masalah jika awalnya merasa kesulitan dalam memahami apa yang dibaca. Tidak perlu sedikit-sedikit membuka kamus. Teruskan membaca hingga sedikit-banyak mengerti garis besar berita. Lamakelamaan akan terbiasa dengan struktur kalimat dan pemilihan katanya. Hanya butuh beberapa bulan saja untuk terbiasa dengan pola membaca seperti ini. b. Mengamati Yang dimaksud mengamati di sini tentu saja mengamati segala hal yang berhubungan dengan bahasa yang ditekuni. Dapat juga dengan menonton film-film dengan gaya bahasa yang dimaksud, dan mencoba untuk lebih menghayati dialognya tanpa terlalu sering melirik subtitle. Perhatikan cara pengucapan, kosakata, atau penggunaan frase-frase tertentu dalam berbagai konteks yang diucapkan para aktor dan aktris dalam film. Observasi secara visual seperti ini akan memberikan persepsi yang lebih baik, sehingga akan lebih cepat mahir. Mencari tahu arti lirik lagu-lagu favorit juga akan membantu untuk menambah perbendaharaan kata dengan cara yang menyenangkan. c. Menulis Setelah banyak membaca dan mengamati, pemahaman akan bahasa tersebut akan lebih meningkat. Tetapi ini masih berada dalam kategori pengguna
bahasa
Inggris
pasif.
Untuk
lebih
meningkatkan
65
kemampuan, perlu untuk mencoba praktek menulis menulis dalam bahasa yang diminati atau ditekuni. Tidak masalah jika tata bahasa masih kacau. Yang penting bisa berlatih untuk membiasakan diri menggunakan bahasa asing. Menuliskan kosakata yang baru Anda kenal adalah salah satu cara terbaik
dan termudah untuk
menghapalnya. Dan dengan menuliskan rangkaian kalimat dalam bahasa tersebut jadi lebih mudah mengevaluasi kesalahan tata bahasa yang digunakan. d. Praktek berbicara Tata bahasa yang bagus tidak akan ada artinya jika tidak pernah mempraktekkannya dalam percakapan. Karena tujuan dari bahasa adalah untuk berkomunikasi, maka harus belajar pula untuk mengkomunikasikan maksud secara lisan dalam bahasa yang ditekuni. Kuncinya adalah berusaha agar orang lain mengerti apa yang Anda sampaikan dalam bahasa Inggris terlebih dahulu. Setelah terbiasa bercakap-cakap dalam bahasa tersebut, secara otomatis akan ada pembelajaran untuk memperbaiki tata bahasa yang digunakan dalam berbicara.
4. Lemahnya kesadaran akan keberadaan perpustakaan Berikut wawancara dengan informan Wi: “Masih kurangnya kesadaran pihak lembaga dalam meningkatkan perpus dan meremehkan.”
66
Dalam
lembaga
pendidikan
maupun
lembaga
pemerintah,
perpustakaan menjadi sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Akan tetapi para pihak lembaga terutama lembaga pendidikan sekolah masih kurang
memperhatikan
keberadaan
perpustakaan.
Mereka
masih
meremehkan keberadaan perpustakaan. Begitu juga informan yang bekerja di perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan di pandang penting ketika ada kegiatan akreditasi intitusi maupun akreditasi jurusan. Para pihak pimpinan berusaha untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan standar perpustakaan perguruan tinggi. Oleh karena itu informan kesulitan untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan tanpa ada dukungan dari pihak lembaga tempat bekerja. Dari kendala-kendala yang dihadapi informan tersebut, rata-rata semua informan pernah mengalaminya. Baik informan yang bekerja di perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah, dan perpustakaan yayasan. Karena informan menjadi satu-satunya pustakawan yang bekerja di lembaga mereka. Apa lagi informan yang bekerja di perpustakaan sekolah, mereka bekerja dan membangun perpustakaan mulai dari awal. Membangun pangkalan data (software perpustakaan) yang membutuhkan kemampuan teknologi informasi serta harus ada dukungan dari pihak lembaga terkait.
67
BAB V PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang Relevansi Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan terhadap Dunia Kerja Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta dapat dikemukakan beberapa hal pokok yakni kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian:
A. Kesimpulan 1. Pada hakikatnya semua mata kuliah yang telah diperoleh itu bersifat relevan, hanya saja karakteristik pekerjaan-lah yang akan menentukan apakah mata kuliah tersebut relevan atau tidak relevan. Mata kuliah akan dianggap relevan apabila mata kuliah yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan di lapangan atau dunia kerja. Dengan kompetensi-kompetensinya yaitu kompetensi manajemen informasi, kompetensi teknologi informasi, kompetensi layanan informasi, kompetensi manajemen organisasi, kompetensi komunikasi dan kompetensi kebahasaan. 2. Masalah yang dihadapi para alumni di dunia kerja yaitu, kurang menguasai
teknologi
informasi,
kemampuan
komunikasi,
penggunaan bahasa asing yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, serta masih minim kesadaran dari lembaga untuk meningkatkan kemajuan perpustakaan. Pada dasarnya kompetensi yang dipakai
68
dan penting untuk semua alumni yaitu kompetensi teknologi informasi. Karena kompetensi ini mencangkup semua lingkup pekerjaan dan untuk mengikuti perkembangan zaman teknologi informasi yang semakin pesat.
B. Saran 1. Jurusan Ilmu Perpustakaan (JIP) UIN Jakarta seharusnya melakukan pemgembangan kurikulum atau merevisi kurikulum dengan melibatkan para alumni JIP. 2. Perlu adanya upaya dari JIP UIN Jakarta mendata semua alumni yang telah bekerja dan mencari tahu dari mereka tentang perkembangan dunia perpustakaan di dunia kerja.
69
DAFTAR PUSTAKA Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Damayani, Ninis Agustini. Pengembangan Program Pendidikan S1 Dan S2 Ilmu Informasi & Perpustakaan di Indonesia: Masalah Dan Tantangan, diakses pada 4 Juni 2013 jam 12.15 dari http://eprints.rclis.org/9242/1/ indonesia-information- lisbenchmark-speaker-ninis.pdf Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta, Bumi Aksara, 2009 Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press, 2004 Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010 Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: pendekatan kualitatif dan kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga, 2009 Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999 Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 027/BAN-PT/AkXIV/S1/IX/2011 tentang Status, Nilai, Peringkat dan Masa Berlaku Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan Tinggi. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi di akses pada 14 http://www.dikti.go.id/files/atur/Kepmen045-UFebruari 2014 dari 2002KurikulumInti.pdf Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa diakses pada 4 Maret 2014 dari http://www.dikti.go.id/?page_id=509&lang=id Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 Nurgiyantoro, Burhan. Dasar-dasar Jogjakarta: BPFE, 1988
Pengembangan
Kurikulum
Sekolah.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007 Robandi, Imam. Becoming The Winner: riset menulis ilmiah, publikasi ilmiah, dan presentasi. Yogyakarta: Andi, 2008
70
Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS. Jakarta: Bumi Aksara, 1991 Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum: sebagai substansi problem administrasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1993 Struktur Kurikulum: Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan diakses pada 27 Agustus 2013 dari http://pspi.upi.edu/kurikulum/strukturkurikulum/ Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum: teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Suparlan. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Pasal 35 ayat 1 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi diakses pada 8 Desember 2013 dari http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17624/UU0122012_Full.pdf Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diakses pada 20 Agustus 2013 jam 06.57 dari http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Webster’s New Twentieth Century Dictionary, second Edition. United States of America: William Collins Publisher, 1979 Winoto, Yunus dan Komariah, Neneng. “Meninjau Relevansi Kurikulum Pendidikan Ilmu Perpustakaan dengan Kompetensi dan Sertifikasi Pustakawan,” Media Pustakawan, Vol.19 No.1 (Maret 2012): h.2-4 _____________. “Kurikulum Program Studi Ilmu Perpustakaan: meninjau kurikulum inti (core curriculum) program studi S1 Ilmu Perpustakaan di Indonesia”, Visi Pustaka Vol.13 No.1 (April 2011): h.1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Panduan Wawancara 1. Kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja? 2. Kompetensi/ mata kuliah yang dipakai di dunia kerja? 3. Bagaimana pendapat alumni terhadap kurikulum JIP? 4. Bagaimana relevansi kurikulum dalam dunia kerja sekarang ini? 5. Apakah kurikulum yang telah diperoleh selama ini bermanfaat/ terpakai di dunia kerja? 6. Staf pengajar a) Metode pengajaran b) Bahan kuliah c) Praktek kuliah 7. Masalah-masalah yang harus dihadapi ketika menerapkan kurikulum yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab? 8. Cara mengatasi masalah tersebut? 9. Apa saran anda agar JIP terus dapat mengikuti perkembangan informasi di dunia kerja?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 10 Juni 1985 dari bapak bernama Mutahar dan ibu bernama Sulastri. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah tahun 2000, Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah tahun 2003 dan Madrasah Aliyah Negeri Pemalang tahun 2006. Setelah tamat Aliyah, penulis hijrah ke Jakarta tahun 2007 dan diterima di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Adab dan Humaniora. Sekarang penulis tinggal di Slipi, Jakarta Barat.