Penelitian Individu
KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI BAGI MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN JAKARTA
Disusun Oleh: Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum. Nip: 19710103 200003 1 002
Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA 2013 i
PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT. akhirnya penelitian individu yang berjudul “Kompetensi Teknologi Informasi bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini telah selesai dilaksanakan. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan secara rinci bagaimana kompetensi TI di perpstakaan atau lembaga institusi lainnya tempat mahasiswa Jurusan Ilmu Perputakaan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Harapan yang ingin dicapai di antaranya dapat mengetahui gambaran penerapan kompetensi di tempat pelaksanaan PKL tersebut. Selain itu dapat juga diketahui bagaimana kemampuan dan kebutuhan kompetensi TI bagi para mahasiswanya. Dalam menyusun penelitian ini penulis banyak sekali mendapat dorongan baik secara materi maupun moral dari berbagai pihak dan untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapak terimakasih kepada: 1. Semua unsur jajaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., selaku pembimbing dan konsultan penulisan penelitian kelompok Ilmu Perpustakaan dan Informasi. 3. Ibu Emi Ilmiah, selaku asisten konsultan penelitian yang selalu setia mengawali perkembangan penelitian kami. 4. Semua unsur yang terlibat secara langsung maupun tidak, terutama para mahasiswa Jurusan Ilmu Perpusakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kontribusinya dalam pengisian kuesioner dalam penelitian ini. Akhirnya, dengan harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Jakarta, 5 Nopember 2013.
Penulis ii
Abstracts This research is aim to describe the application of information technology competencyat the libraries where the students of library department, Faculty of Adab UIN SyarifHidatullah Jakarta,do the practical librarianship. In spite of that, it is to know that how the needs of them are viewed. The method of quantitative descriptive is used foranalyzing the description of data from the LITA standard-based questioner. The LITA standard-based information technology competency is divided into 4 categories, namely: the basic knowledge of computer, the skill of internet, the hardware of computer, and the products of library automation. The result is viewed that the competency of the basic computer at the libraries is high(80%) while the needs is very high (93,3%). The competency of internet at the libraries is low (20%) while the needs isvery high (100%). The competency of the computer hardware is enough (55,6%) while the needs is very high (100%). The competency of library automation products is high (58,3%) while the needs is very high. Based on these, it is recommended thatit’s needed some additional time or lecture for information technology competency in library curriculum. Keywords:library competency, information technology, library curriculum
DAFTAR ISI
PENGANTAR__ ii DAFTAR ISI__ iii
BAB I PENDAHULUAN__ 1 A. Latar Belakang Masalah__ 1 B. Permasalahan Penelitian__ 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian__ 5 BAB II KERANGAKA TEORI__6 A. Hakikat Kompetensi Teknologi Informasi__ 6 B. Kompetensi TI Pustakawan__7 C. Pengertian Kurikulum__ 10 D. Perubahan Kurikulum__ 11 E. Kurikulum Berbasis Kompetensi__ 12 F. Penelitian Terdahulu__ 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN__15 A. Ruang Lingkup Penelitian__ 15 B. Metode Penentuan Sampel__ 15 C. Metode Pengumpulan Data__ 15 D. Metode Analisis__ 16 E. Operasional Variabel dalam Penelitian__ 17 F. Waktu Pelaksanaan Penelitian__ 18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN__ 19 A. Muatan Teknologi Informasi dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta__ 19 B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan__ 23 C. Deskripsi Penerapan Kompetensi TI di Tempat PKL__ 24 a.
Pengetahuan komputer secara umum__ 25
b.
Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 33
c.
Perangkat keras komputer__ 41
d.
Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 46 iii
D. Deskripsi Kemampuan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan__ 53 a.
Pengetahuan komputer secara umum__ 53
b.
Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 61
c.
Perangkat keras komputer__ 70
d.
Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 75
E. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan__ 81 a.
Pengetahuan komputer secara umum__ 81
b.
Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 90
c.
Perangkat keras komputer__ 98
d.
Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 103
F. Hasil Uji Kualitas Data__ 110 a. Hasil Uji Validitas__ 110 b. Hasil Uji Reabilitas__ 112 BAB V PENUTUP__ 113
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perubahan dalam lingkungan perpustakaan yang diakibatkan oleh globalisasi tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu tuntutan terhadap perubahan yang terjadi adalah dengan berinvestasi pada bidang TIK tersebut. Perubahan hasil investasi TIK ini dapat dilihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, sampai perpustakaan digital (cyber library) dan perpustakaan hibrida. Dalam pasal 19 ayat 1 dan 2, UU Perpustakaan tahun 2007, dinyatakan bahwa: “(1) Pengembangan perpustakaan merupakan upaya peningkatan sumber daya, pelayanan, dan pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. (2) Pengembangan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan karakteristik, fungsi dan tujuan, serta dilakukan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi”.
Pasal
tersebut
mengisyaratkan
bahwa
perhatian
terhadap
pengembangan
perpustakaan yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi tuntutan dalam hal memberikan kuantitas dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh pemustaka dan masyarakat. Teknologi tersebut memiliki kemampuan dalam mengimbangi perubahan-perubahan fungsi kegiatan dalam layanan perpustakaan. Perbedaan berkenaan dengan peran teknologi informasi dalam hubungannya dengan berbagai macam layanan perpustakaan tentu saja mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan layanan yang ingin diberikan perpustakaan kepada para penggunanya.
1
Pentingnya penerapan TI di dunia perpustakaan dalam menunjang kebutuhan masyarakat dapat dilihat dari pernyataan William dan Sawyer (2007: 3) yang menjelaskan bahwa saat ini TI telah menjadi “pakaian” secara intelektual dan emosi, sehingga kita seolah-olah menjadi sebuah “pribadi digital”. Ang Peng Hwa (2009: 4) dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Asia dan Pasifik telah menjadi “kawasan superlatif” jika dikaitkan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dimana terdapat dua miliar pelanggan telepon dan 1,4 miliar pelanggan telepon seluler di kawasan Asia Pasifik. India dan Cina sendiri mengambil porsi seperempat dari pengguna telepon seluler di dunia pada pertengahan 2008. Kawasan Asia Pasifik juga mewakili 40 persen pengguna Internet dan merupakan pasar broadband terbesar di dunia dengan porsi sebanyak 39 persen dari total dunia. Sejalan dengan banyaknya para pengguna internet ini, maka teknologi web-pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Bermula dari teknologi web 1.0 yang secara garis besar sifatnya read, kini telah beralih ke teknologi web 2.0 yang sifatnya read-write sehingga memungkinkan para penggunanya untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya dalam sebuah komunitas online yang besar yang menghapuskan
sifat-sifat
individu
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_web#
PERBEDAAN_WEB_1.0.2C_WEB_2.0_dan_WEB_3.0).
Tentu saja dengan maraknya penggunaan teknologi web 2.0 ini berpengaruh juga dalam bidang jasa layanan perpustakaan. Salah satunya adalah kemunculan penenerapan istilah library 2.0 (P 2.0). Dalam hal ini Blasius (2009: 213) menyatakan bahwa: “ ... pada dasarnya penyelenggaraan layanan perpustakaan menggunakan web 2.0 itulah yang disebut P 2.0. Dengan layanan tersebut interaksi pemustaka dan perpustakaan akan lebih efektif. Bahkan dapat dikatakan terjadi transformasi atas konsep perpustakaan terdahulu yang dikenal dengan istilah users oriented menjadi users centered.”
2
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mau tidak mau teknologi informasi yang salah satunya adalah internet pasti masuk dalam dunia perpustakaan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dalam Ade Abdul Hak (1999: 27) bahwa: “ “Internet adalah aplikasi komputer terkini yang merupakan inovasi teknologi komputer, informasi, dan telekomunikasi di abad melenium ini, dan telah menjadi suatu kenyataan dalam perkembangan budaya manusia yang pada akhirnya akan ditemukan dalam semua aspek kehidupan apakah kita menyukainya atau tidak. Bahkan sebagian orang telah berfikir bagaimana segala sesuatu yang diinginkannya dapat diraih dengan jari jemarinya.”
Dengan masuknya teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan maka tuntutan standar kompetensi pustakawan pun ikut bertambah. Kompetensi tambahan yang harus dimiliki oleh pustakawan masa depan sekurang-kurangnya menguasai kompetensi teknologi informasi. Dalam hal ini, Mustafa (2012) memberikan sebuah opini bahwa kompetensi tersebut paling tidak meliputi kemampuan dalam penggunaan komputer (computer literacy); kemampuan dalam menguasai basisdata (databases); kemampuannya dalam penguasaan peralatan teknologi informasi (tools and technology skill); kemampuan dalam penguasaan teknologi jaringan (computer networks); kemampuan dalam penguasaan internet dan/atau intranet (internet and intranet). Selanjutnya Mustafa (2012) memberikan alasan bahwa di masa depan perpustakaan tidak akan dan tidak bisa
terlepas dari penggunaan teknologi informasi dalam
mengelola dan mengakses bahan-bahan perpustakaan seperti jurnal elektronik, buku elektronik, multimedia, internet, basisdata electronik dan lain-lain. Untuk menciptakan pustakawan profesional yang menguasai kompetensi TI ini diperlukan
adanya
lembaga
pendidikan
perpustakaan.
Lembaga
pendidikan
perpustakaan yang diharapkan adalah perguruan tinggi yang membuka pendidikan formal bidang perpustakaan, seperti Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tentu saja hal ini, perlu adanya persamaan
3
demand dan suplay, dalam arti apa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan ini sesuai standar atau paling tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar kompetensi yang diharapkan oleh lembaga perpustakaan atau pusdokinfo. Masalah yang timbul adalah biasanya lembaga pendidikan perpustakaan memberikan bekal kompetensi TI bagi para mahasiswanya sesuai dengan kurikulum yang notabene perubahannya tidak secepat perkembangan TI itu sendiri di masyarakat. Akibatnya banyak lulusan lembaga pendidikan perpustakaan yang belum siap ketika bekerja di perpustakaan atau pusat informasi lainnya. Salah satu kasus adalah ketika ada sebuah permintaan lowongan kerja bagi lulusan perpustakaan untuk ditempatkan di sebuah perpustakaan lembaga farmasi. Dalam kesempatan itu, mereka meminta sarjana bidang Ilmu Perpustakaan yang sekaligus mampu mengoperasikan aplikasi pengolahan citra (photoshop). Permasalahannya bahwa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Humaniora mulai angkatan 1999 (pertama) sampai angkatan 2012 belum mendapatkan pengajaran atau pelatihan software tersebut karena belum ada pembahasan topik dan alokasi waktu pada silabusnya (kurikulum). Data tersebut menunjukan bahwa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang sekarang duduk di semester IV, VI, dan VIII masih menggunakan kurikulum lama (hampir 12 tahun lebih) yang di antaranya memuat beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan teknologi informasi, yaitu: 1). Aplikasi Teknologi Informasi 1 (2 sks); 2). Aplikasi Teknologi Informasi 2 (2 sks); dan 3). Otomasi Perpustakaan (3 sks). Jumlah mata kuliah dan sks yang tersedia untuk penerapan teknologi informasi yang sangat terbatas ini menjadi masalah ketika ada beberapa teknologi baru yang sudah diterapkan di beberapa perpustakaan, seperti: perpustakaan digital, alih media elektronik, teknologi web 2.0, dll. yang seharusnya sudah diberikan pada para mahasiswa sebagai bekal bidang profesinya.
4
Berdasarkan uraian di atas, maka menjadi penting topik pembahasan ini untuk di analisis terutama dari segi tuntutan perubahan kompetensi TI dalam kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan yang secara khusus pada beberapa mata kuliah aplikasi teknologi informasi untuk perpustakaan. Untuk itu dalam kesempatan ini, penelitian tentang “Kompetensi Teknologi Informasi bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, sangat penting dilakukan.
B. Permasalahan Penelitian Sebagaimana digambarkan di atas bahwa permasalahan yang muncul berkenaan dengan penerapan kurikulum (silabus) mata kuliah aplikasi teknologi informasi yang berhubungan dengan kompetensi TI di Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidyataullah Jakarta sudah dirasakan cukup ketinggalan. Tentu saja hal ini perlu untuk disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi terkini sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mencoba membatasi penelitian ini pada kebutuhan dan kemampuan kompetensi TI bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di beberapa perpustakaan pada berbagai macam instansi. Permasalahan penelitian ini dirumuskan dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan kompetensi TI yang ditemukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya di tempat praktek kerja lapangan (PKL)?
5
2. Bagaimana kemampuan kompetensi TI yang sudah dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 3. Bagaimana kebutuhan kompetensi TI yang diperlukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kompetensi TI yang telah diterapkan pada lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya di tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL, kemampuan kompetensi TI yang telah dimiliki, dan kebutuhan kompetensi TI yang diperlukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Manfaat penelitian ini bagi Jurusan Ilmu Perpustakaan adalah sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengembangan kurikulum ke arah pemenuhan kompetensi TI, terutama dalam penyusunan topik-topik kompetensi TI dalam mata kuliah yang langsung berhubungan dengan penerapan teknologi informasi bidang perpustakaan.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Kompetensi Teknologi Informasi Untuk memahami pengertian kompetensi teknologi informasi, secara mendasar perlu juga dijelaskan apa yang dimaksud dengan kompetensi itu sendiri. Kompetensi dapat merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam hal ini Mustafa (2012) menjelaskan bahwa “kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/ pekerjaan
yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan”. Selanjutnya, Thompson (2009:4) menjelaskan bahwa kompetensi berarti dapat melakukan tugas pekerjaannya secara berkualitas dan mahir dengan dibekali pengetahuan dan kemampuan dasar yang berhubungan dengan bidang subjek khusus dan seperangkat keterampilan. Dengan kata lain, seseorang dapat disebut kompeten ketika dia tahu bagaimana cara melakukan sesuatu dan memahami bagaimana cara menerapkan keterampilan atau kemampuan dalam melakukan pekerjaannya. Sedangkan pengertian teknologi informasi (TI) menurut William dan Sawyer (2007:4) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video yang secara garis besar terbagi dalam dua komponen utama: 1.
Teknologi komputer, yaitu mesin yang bisa diprogram dan memiliki beragam fungsi untuk menerima data—baik data mentah maupun angka—lalu memproses 7
dan mengubahnya ke dalam bentuk informasi yang bisa kita manfaatkan, misal bentuk ringkasan, jumlah total (dalam penghitungan), dan juga laporan. 2.
Teknologi komunikasi, yaitu sistem dan peralatan elektromagnetik untuk berkomunikasi jarak jauh.
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi teknologi informasi adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan penerimaan, pemrosesan, penyimpanan, dan penyebaran informasi yang didapat dari mengkombinasikan perangkat komputer dan telekomunikasi.
B. Kompetensi TI Pustakawan
Dalam melayani pengguna informasi secara lebih professional, sebagai pustakawan atau staf pengelola perpustakaan, terutama yang bekerja di bidang pengelolaan dan pelayanan informasi, mereka selalu dituntut untuk meningkatkan kompetensinya, termasuk di dalamnya kompetensi bidang TI. Dalam hal ini Babu (2007:1) menyatakan bahwa: ”Library and information professionals today need to acquire knowledge and skills in information and communication technology (ICT) as the services of more and more libraries are now centering around information technology, especially in educational institutions.” Lebih jauh lagi Babu (2007:1) menjelaskan bahwa perubahan paradigma dari media cetak menjadi media web, kepemilikan koleksi menjadi akses terhadap informasi, peran intermediary menjadi model layanan end-user, dan dari lokasi perpustakaan khusus menjadi perpustakaan digital/virtual/hibrida telah menjadi skenario layanan perpustakaan dalam menghadapi perubahan yang dinamis ini. Perubahan tersebut secara bersamaan telah terjadi juga pada kebutuhan dan minat para 8
pemustaka. Sehingga peran profesional perpustakaan dan lembaga informasi pun turut berubah secara drastis untuk memenuhi kebutuhan terkini terutama dengan adanya perubahan sekitar perkembangan teknologi. American Library Assosiations (ALA, 2009: bagian 4) telah merumuskan kompetensi inti bidang TI kepustakawanan sebagai berikut: 1. “Information, communication, assistive, and related technologies as they affect the resources, service delivery, and uses of libraries and other information agencies. 2. The application of information, communication, assistive, and related technology and tools consistent with professional ethics and prevailing service norms and applications. 3. The methods of assessing and evaluating the specifications, efficacy, and cost efficiency of technology-based products and services. 4. The principles and techniques necessary to identify and analyze emerging technologies and innovations in order to recognize and implement relevant technological improvements.”
Thompson (2009:24) menggambarkan beberapa diskusi yang berkaitan dengan kompetensi dasar TI bagi pustakawan dan staf perpustakaan, di antaranya: 1.
Kompetensi TI menurut California Library Assosiation (CLA) meliputi tahaptahap yang berhubungan dengan cara memulai dan mengakhiri pengoperasian komputer, penggunaan mouse dan keyboard.
2.
Kompetensi TI menurut Latham meliputi penguasaan perangkat lunak perkantoran berserta kemampuan untuk mengantisipasi hasil dari penggunaan perangkat tersebut.
3.
Kompetensi TI menurut Woodsworth meliputi pengetahuan tentang internet, evaluasi dan penggunaan perangkat keras, lunak dan jaringan; memahami konsep-konsep pengetahuan komputer dan informasi dasar.
Kemudian Thompson (2007: 25) menyebutkan 20 poin penting tentang kemampuan TI yang harus di miliki oleh seorang tenaga pendidik dari Turner, dimana kemampuan tersebut sangat perlu dipertimbangkan untuk dimiliki oleh para pustakawan, yaitu: 9
“1. Word Processing skills; 2. Spreadsheet skills; 3. Database skills; 4. Electronic presentation skills; 5. Web navigation skills; 6. Web site design skills; 7. E-mail management skills; 8. Digital camera skills; 9. Computer network knowledge applicable to your school system [or library]; 10. File management and Windows Explorer skills; 11. Donwloading software from the Web (knowlegde including eBooks); 12. Installing computer software onto a computer system; 13. WebCT or Blackboard teaching skills [most applicable to instruction librarians]; 14. Videoconferencing skills; 15. Computer-related storage device (knowledge: disks, CDs, USB drivers, zip disks, DVDs, etc); 16. Scanner knowledge; 17. Knowledge of PDAs [althought PDAs are fading in importance, small devices from cell phones to iPods are increasingly impormation devices]; 18. Deep Web knowledge; 19. Educational copyright knowledge; 20. Computer security knowledge.”
Dalam hal ini Thompson (2007: 6) juga memberikan gambaran pembagian kemampuan kompetensi dalam beberapa level, yaitu: level 1 sebagai users, level 2 sebagai IT support, level 3 sebagai creator. Lebih jauh lagi Thompson (2007: 27) membagi kompetensi TI untuk posisi pustakawan, posisi staf perpustakaan, dan posisi pustakawan sistem, di mana pada masing-masing posisi memiliki tuntutan kemampuan (keahlian) TI yang berbeda dengan posisi lainnya. Dari beberapa gambaran kompetensi TI di atas, penulis mencoba membagi kompetensi TI pustakawan dalam 4 kategori sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Library and Information Technology Association (LITA), yaitu: 1. Pengetahuan komputer secara umum. 2. Keterampilan yang berhubungan dengan internet. 3. Perangkat keras komputer. 4. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Untuk lebih jelasnya, LITA membagi ke empat kategori tersebut dalam beberapa variabel seperti yang digambarkan dalam tabel berikut ini. KATEGORI NO. 1 2
1. PENGETAHUAN UMUM KOMPUTER
Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll)
2. KETERAMPILAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN INTERNET
Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS
10
3. PERANGKAT KERAS KOMPUTER
Kamera digital
Video rekam digital
4. PRODUK-PRODUK YANG BERHUBUNGAN DENGAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) Tautan (Link) artikel
3 4
5
6
7
Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) Keamanan komputer (antivirus, antispyware)
Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan, kenapa komputer terkunci, dll) Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll) Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel
8
Digitalisasi atau menscan bahan tercetak
9
Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan kemampuan Software permainan (Games)
10
Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP)
Drive USB
Managemen sumber elektronik
Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau sejenisnya Skema metadata online (Dublin Core, EAD)
Proyektor/LCD
Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat)
PDA
Managemen peminjaman antar perpustakaan
XML
Komputer tablet
Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace)
Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean pada EBSCO/JSTOR dll) Blog
Smartboard
Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint)
e-book reader
Wiki
MP3 Player
Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol percetakan) Perangkat keras dan lunak barcode magnetik
Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) Podcasting
Software editing photo (Photoshop) RSS 12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 13 Bahasa Scripting (PHP, Thin clients JavaScript) Evaluasi validitas dan 14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual penanggung jawab Basic, Java) situs WEB Administrasi Server Membuat tutorial 15 (WEB server, network literasi informasi drives) online Sumber: disarikan dari Thompson (2009)
11
C.
Perangkat keras dan lunak RFID Perencanaan teknologi perpustakaan Proposal otomasi perpustakaan
Pengertian Kurikulum Sebelum memahami peran kurikulum di dalam sistem pendidikan tinggi, perlu kita
pahami dulu makna dari kurikulum itu sendiri. Menurut pendapat Johnson dalam “Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi” Ditjen Dikti (2008), dijelaskan bahwa kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar negara maupun antar institusi 11
penyelenggara pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya interpretasi yang berbeda terhadap kurikulum, yaitu dapat dipandang sebagai suatu rencana (plan) yang dibuat oleh seseorang atau sebagai suatu kejadian atau pengaruh aktual dari suatu rangkaian peristiwa. Kurikulum menurut Ditjen Dikti (2008:5) adalah sebuah program yang disusun dan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Jadi kurikulum bisa diartikan sebuah program yang berupa dokumen program dan pelaksanaan program. Sebagai sebuah dokumen kurikulum (curriculum plan) digambarkan dalam bentuk rincian matakuliah, silabus, rancangan pembelajaran, sistem evaluasi keberhasilan. Sedang kurikulum sebagai sebuah pelaksanan program adalah bentuk pembelajaran yang nyata-nyata dilakukan (actual curriculum). Dalam salah satu artikel “Swara Dipertais” (Oktober: 2004), dijelaskan bahwa kurikulum dapat dimaknai sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Aspek lain dari makna kurikulum adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar di sini dimaksudkan adalah pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik seperti yang direncanakan dalam dokumen tertulis. Pengalaman belajar peserta didik tersebut adalah konsekuensi langsung dari dokumen tertulis yang dikembangkan
oleh
dosen/instruktur/pendidik. Dokumen tertulis yang dikembangkan dosen ini dinamakan Rencana Perkuliahan/Satuan Pembelajaran. Pengalaman belajar ini memberikan dampak langsung terhadap hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu jika pengalaman belajar ini tidak sesuai dengan rencana tertulis maka hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak dapat dikatakan sebagai hasil dari kurikulum.
12
Lebih khusus lagi dalam Kepmendiknas No.232/U/2000, kurikulum pendidikan tinggi didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
D. Perubahan Kurikulum Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi perlu membekali lulusannya dengan kemampuan adaptasi dan kreativitas agar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang cepat tersebut. Alasan inilah yang seharusnya mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan pengembangan pendidikan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dituangkan dalam bentuk: (i) Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (KPPT-JP) III, 1995-2005, yang dilanjutkan dengan (ii) Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (SPT-JP atau HELTS), 2003-2010, maka sebagai lembaga pendidikan tinggi haruslah memperhatikan sejauhmana kurikulum yang dimilikinya telah memenuhi kebutuhan stackholdernya sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakatnya. Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggi dilihat sebagai sebuah proses akan memiliki empat tahapan pokok yaitu (1) Masukan; (2) Proses; (3) Luaran; dan (4) hasil ikutan (outcome). Yang termasuk dalam kategori masukan antara lain adalah dosen, mahasiswa, buku, staf administrasi dan teknisi, sarana dan prasarana, dana , dokumen kurikulum, dan lingkungan. Yang masuk dalam kategori proses adalah proses pembelajaran, proses penelitian, proses manajemen. Yang dikategorikan luaran adalah lulusan, hasil penelitian dan karya IPTEKS lainnya, sedang yang termasuk dalam kategori hasil ikutan (outcome)
13
antara lain adalah penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap luaran perguruan tinggi, kesinambungan, peningkatan mutu hidup masyarakat dan lingkungan. Perubahan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada pengubahan dokumen saja, tetapi pelaksanaan pembelajaran, penciptaan suasana belajar, cara evaluasi/asesmen pembelajaran, sering tidak berubah. Sehingga dapat dikatakan perubahan kurikulum hanya pada tataran konsep atau mengubah dokumen saja. Ini bisa dilihat dalam sistem pendidikan yang lama dimana kurikulum diletakan sebagai aspek input saja. Tetapi dengan cara pandang yang lebih luas kurikulum bisa berperan sebagai : (1) Kebijakan manajemen pendidikan tinggi untuk menentukan arah pendidikannya; (2) Filosofi yang akan mewarnai terbentuknya masyarakat dan iklim akademik; (3) Patron atau Pola Pembelajaran; (4) Atmosfer atau iklim yang terbentuk dari hasil interaksi manajerial PT dalam mencapai tujuan pembelajarannya; (5) Rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu; serta (6) Ukuran keberhasilan PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan demikian nampak bahwa kurikulum tidak hanya berarti sebagai suatu dokumen saja, namun mempunyai peran yang kompleks dalam proses pendidikan. Oleh karenanya, Ditjen Dikti (2008:5) mempertegas lagi bahwa kurikulum tidak hanya sekedar dilihat dari dokumen dan struktur kurikulumnya saja, namun perlu diikuti dengan pembelajarannya. Perubahan kurikulum berarti juga perubahan pembelajaran terutama perubahan perilaku dan pola pikir dari peserta serta pelaku pembelajarannya, agar outcome pembelajaran yang ditetapkan dapat benar-benar tercapai. Ada enam dimensi pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi yaitu pengembangan
ide
dasar
untuk
kurikulum,
pengembangan
program,
rencana
perkuliahan/satuan pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian dan hasil. Keenam dimensi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu Perencanaan Kurikulum, Implementasi Kurikulum, dan Evaluasi Kurikulum. Perencanaan Kurikulum
14
berkenaan dengan pengernbangan Pokok Pikiran/Ide kurikulum dimana wewenang menentukan ada pada pengambil kebijakan urtuk suatu lembaga pendidikan. Sedangkan Implementasi kurikulum berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum di lapangan (lembaga pendidikan/kelas) dimana yang menjadi pengembang dan penentu adalah dosen/tenaga kependidikan. Evaluasi KurikuIum merupakan kategori ketiga dimana kurikulum dinilai apakah kurikulum memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang sudah dirancang ataukah ada masalah lain baik berkenaan dengan salah satu dimensi ataukah keseluruhannya. Dalam konteks ini evaluasi kurikulum dilakukan oleh tim di luar tim pengembang kurikulum dan dilaksanakan setelah kurikulum dianggap cukup waktu untuk menunjukkan kinerja dan prestasinya (lihat di http://www.ditpertais.net/swara/warta1703.asp)
E. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh kemungkinankemungkinan pendekatan kompetensi yang dapat menjawab tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu. Kurikulum Berbasis Kompetensi ditujukan untuk menciptakan lulusan yang kompeten untuk membangun kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Kurikulum ini merupakan suatu sistem kurikulum nasional yang mengakomodasikan berbagai
15
kebutuhan tingkat nasional, daerah, dan sekolah, serta dapat diperkaya untuk kepentingan global. Sebagai suatu sistem, Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan standar kompetensi nasional. Daerah dan sekolah menjabarkan standar tersebut ke dalam seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan, pengalaman belajar, materi pembelajaran, alokasi waktu, pengelolaan kelas, media dan sumber belajar, serta penilaian hasil belajar. Dalam rangka implementasi KBK di perguruan Tinggi, maka hendaknya memperhatikan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 yang menetapkan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa sebagai kelompok kompetensi. Dalam Surat Keputusan tersebut dikemukakan struktur kurikulum berdasarkan tujuan belajar (1) Learning to know, (2) learning to do, (3) learning to live together, dan (4) learning to be. Berdasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka setiap mata kuliah harus menggambarkan sumbangan atas 5 kelompok yaitu: (1) Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) (2) Mata Kuliah Keilmuan Dan Ketrampilan (MKK) (3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) (4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan (5) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
F. Penelitian Terdahulu Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang muatan kompetensi TI pustakawan dalam kurikulum yang telah dilakukan di Indonesia, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Titiek Kismiyati, mahasiswa pada program S2 Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian yang dilaporkan dalam tesis ini merupakan salah satu upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi TI di antara para pustakawan, serta kaitannya dengan penyelenggaraan program pendidikan professional bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
16
mana mata kuliah TI Program S1 Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia sudah mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki oleh pustakawan sesuai tuntutan paradigma baru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, yakni kategori-kategori kompetensi TI yang direduksi dari basil wawancara dan tinjauan atas dokumen yang terkait. Populasi responden sebanyak 12 orang yang berasal dari perpustakaan-perpustakaan yang telah menggunakan TI relatif cukup lama dan maju sesuai dengan tingkatan masing-masing. para penulis dalam literatur yang ditclaah. Sementara itu, dari penelaahan terhadap kurikulum/silabus Program Pendidikan S-I Ilmu Perpustakaan pada JIP-FIB UI dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan profesional perpustakaan tersebut telah menyesuaikan silabusnya dengan kebutuhan kompetensi TI di lapangan (http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20250583&lokasi=lokal). Penelitian berikutnya adalah kajian analisis konten beberapa literatur yang dilakukan oleh Himma Dewiyana dari Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatra Utara. Hasil kajiannya menyimpulkan bahwa terdapat 12 (22%)
mata kuliah yang
berhubungan dengan kompetensi TI, seperti digambarkan dalam gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1: Presentasi Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi
Secara lebih rinci kompetensi tersebut terbagi dalam dua kompetensi dasar, yaitu: Technology Skill and Network Management; Media Management Storage and Retrieval. 17
Masing-masing kompetensi tersebut digambarkan dengan beberapa indikator yang harus dicapai dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini: Tabel 2.1 Nama Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi TI
(Sumber: Himma, 2006)
18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian deskriptif dengan mengunakan metode kauntitatif . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran setiap variabel kompetensi TI secara mandiri yang terdiri dari (1). Kompetensi TI yang telah diterapkan di perpustakaan atau lembaga informasi lainnya tempat di mana mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan melaksanakan PKL; (2). Kompetensi TI yang telah dimiliki oleh mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah melaksanakan PKL; (3). Kompetensi TI yang dibutuhkan oleh mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan setelah melaksanakan PKL. Obyek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu perpustakaan semester VI
tahun ajar 2012/2013 yang telah melaksanakan PKL di
semester sebelumnya (75 orang).
B. Metode Penentuan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling,
non random
artinya peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk dijadikan anggota sampel. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Purposive Sampling
atau
Judgment Sampling,
yakni teknik yang dilakukan berdasarkan kriteria
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan dari peneliti. Dengan kata lain, asal saja calon responden tersebut sesuai dengan sampel yang diinginkan siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan sebagai elemenelemen sampel penelitian. 19
C. Metode Pengumpulan Data Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi (opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil observasi suatu kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian. Adapun data primer yang gunakan yaitu: a. Kuesioner Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah melaksanakan PKL di berbagai institusi. Kuesioner yang digunakan berdasarkan standar LITA yang terdiri dari 4 kategori, yaitu: 1. Pengetahuan umum komputer (15 variabel). 2. Keterampilan yang berhubungan dengan internet (15 variabel). 3. Perangkat keras komputer (9 variabel). 4. Produk-produk yang berhubunan dengan otomasi perpustakaan (12 variabel). Pada masing-masing kategori para mahasiswa diminta untuk memberikan tanda ( X ) pada salah satu aspek berikut ini: (A) KEBUTUHAN : Sangat Penting; Penting; Tidak Penting; atau Sangat Tidak Penting (B) PENERAPAN DI TEMPAT PKL : Ada; atau Tidak Ada (C) KEMAMPUAN DIRI : Mampu; atau Tidak Mampu (lihat lampiran). b. Observasi Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada sarana perpustakaan, berupa pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian pada situs-situs perpustakaan tempat pelaksanaan PKL mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan pada tahun ajar 2012/2013.
20
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yangdiperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu: a. Riset kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet. b. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data diuji dan dianalisis dengan (SPSS) versi 20. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Analisis ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demograpi responden. Statistik deskriptif juga dapat menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata, dan standar deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahu demograpi responden yang terdiri dari kategori, tempat PKL dan jenis perpustakaan. Selain itu dilakukan juga uji kualitas data dengan uji validitas dan reabilitas data. Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesiner mampu mengungkapkan suatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas butir pertanyaan ini menggunakan person Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masingmasing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyataka valid dan sebaliknya.
21
Sedangkan instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari alpha >
cronbach
0.60 maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi.
E. Operasional Variabel dalam Penelitian Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabelvariabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertayaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masingmasing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 4 (empat) point skala Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 51 variabel yang dikelompokan dalam 4 pertanyaan umum dalam kategori: 1). Pengetahuan komputer secara umum; 2). Keterampilan yang berhubungan dengan internet; 3). Perangkat keras komputer; 4). Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.
D. Waktu Pelaksanaan Penelitian No. 01 02 03 04 05 06 07
Jenis Kegiatan Penyusunan Proposal Penelitian Presentasi Proposal Pengumpulan Data (Survei, Observasi, Wawancara) Pengolahan dan analisis Data Penyusunan Draft Laporan Penggadaan, Penjilidan, dan Penyerahan Hasil Seminar Hasil Penelitian
Apr. X
Mei. X
Realisasi/ Bulan 2013 Jun. Jul. Ags.
X
Sep.
Okt.
X X X
X X
X X X
22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kompetensi Teknologi Informasi dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan merupakan salah satu program studi yang ada di Fakultas Adab dan Hunaiora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Program Studi ini berdiri sejak tahun 1999 dengan Ketua Program Studi Zaenal Arifin, MLIS. Sejak mulai berdiri sampai tahun 2013, program studi ini telah mendapatkan sertifikat akreditasi dengan nilai B sebanyak dua kali, yaitu untuk periode tahun 2006 s/d 2011 dan 2011 s/d 2016. Tujuan didirikan program studi ini adalah untuk menghasilkan sarjana muslim dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang mampu menerapkannya secara professional dalam pengembangan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi yang telah dicanangkannya, yaitu “Menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi berbasis riset dan agama yang terkemuka dalambidang ilmu perpustakaan dan informasi”. Beberapa langkah yang ditempuh dalam merealisasikan visi tersebut tergambar dalam misi yang dijalankan berikut ini: 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu perpustakaan yang berkualitas; 2. Menumbuhkan budaya riset ilmu perpustakaan; 3. Melakukan pengabdian pada masyarakat terutama dalam bidang perpustakaan dan informasi secara professional. (UIN Jakarta, 2012: 114). Untuk memenuhi capaian visi dan misi di atas, pada awalnya (1999) program studi ilmu perpustakaan telah menyusun kurikulum dengan jumlah total bobot 150 sks. Di antara beberapa mata kuliah yang ditawarkan terdapat kurang lebih 3 mata kuliah 23
atau sekitar 6 sks yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kompetensi teknologi informasi, yaitu: 1).
Aplikasi Teknologi Informasi 1 bobot 2 sks; 2).
Aplikasi
Teknologi Informasi 2bobot 2sks; dan 3). Otomasi perpustakaanbobot 3 sks. Untuk lebih jelasnya tuntutan kompetensi dasar pada ketiga mata kuliah tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Muatan Kompetensi Teknologi Informasi Dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. 1.
Nama Mata Kuliah Aplikasi Teknologi Informasi (ATI) 1
Kompetensi Dasar
Topik Pembahasan
1. Menjelaskan konsep teknologi informasi dan komunikasi (TIK). 2. Menjelaskan gambaran perkembangan perangkat keras dan lunak komputer 3. Menjelaskan konsep basis data 4. Menjelaskan konsep penerapan TIK di perpustakaan
1. Menjelaskan konsep teknologi informasi 2. Menjelaskan manfaat dan tujuan penerapan teknologi informasi 3. Menyebutkan permasalahan dalam penerapan teknologi informasi 4. Menjelaskan konsep teknologi komunikasi 5. Menjelaskan perbedaan konsep jaringan lokal (LAN) dan luas (WAN) 6. Menjelaskan gambaran dan penggunaan fasilitas internet. 7. Menganalisa perkembangan dan penggunaan perangkat keras komputer 8. Menjelaskan perkembangan dan penggunaan perangkat lunak komputer 9. Menjelaskan konsep basis data 10.Menyebutkan ciri-ciri dan penggunaan aplikasi basis data 11.Menjelaskan konsep otomasi perpustakaan 12.Menyebutkan manfaat dan tujuan otomasi
24
perpustakaan 13.Menganalisa ciri-ciri aplikasi otomasi perpustakaan 14.Menjelaskan konsep perpustakaan digital 15.Menyebutkan manfaat dan tujuan digitalisasi perpustakaan 16.Menganalisa ciri-ciri dan penggunaan aplikasi perpustakaan digital
2.
Aplikasi Teknologi Informasi (ATI) 2
1. Menggunakan program aplikasi basis data dalam kegiatan layanan perpustakaan. 2. Menggunakan program aplikasi pengelolaan citra untuk kegiatan layanan perpustakaan. 3. Menggunakan program aplikasi sistem informasi perpustakaan.
25
1. Membuat tabel data kegiatan layanan perpustakaan dengan program Microsoft Access. 2. Membuat/form antar muka berbasis Ms. Access untuk pengelolaan data pada kegiatan layanan perpustakaan. 3. Membuat tabel data kegiatan layanan perpustakaan dengan program PHPMyAdmin. 4. Menggunakan form antar muka berbasis PHPMyAdmin untuk pengelolaan data pada kegiatan perpustakaan. 5. Menggunakan fungsi menu program aplikasi photoshop 6. Mengolah citra/photo untuk kegiatan layanan perpustakaan. 7. Menggunakan program applikasi sistem informasi perpustakaan terotomasi. 8. Menggunakan program applikasi sistem informasi perpustakaan digital. 9. Menggunakan program applikasi sistem informasi perpustakaan terintegrasi.
3.
Otomasi Perpustakaan
1. Memahami konsep dasar otomasi perpustakaan 2. Memahami rancang bangun sistem sistem otomasi perpustakaan
1. Menjelaskan pengertian dan karakteristik otomasi perpustakaan 2. Menjelaskan penerapan TI dalam sistem otomasi perpustakaan 3. Menjelaskan komponen yang diperlukan dlm otomasi perpustakaan 4. Menjelaskan aspek manusia dalam otomasi perpustakaan 5. Menjelaskan Implementasi Otomasi Perpustakaan
Sumber: Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Jurusan Ilmu Perpustakaan tahun 2009.
Dari gambaran tabel muatan kompetensi TI di atas dapat diketahui bahwa hanya 15 variabel atau baru sekitar 28,8% kompetensi sesuai dengan standar kompetensi LITA yang secara langsung dapat dipenuhi oleh kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan. Pada kategori pertama, pengetahuan umum komputer, beberapa variabel kompetensi yang terpenuhi meliputi: bagian komputer dan fungsinya, sistem operasi komputer, perangkat lunak aplikasi, konfigurasi dan penangan jaringan kabel dan nirkabel, software editing photo, dan membuat dan memelihara basis data. Variabelvariabel tersebut terdapat dalam mata kuliah ATI 1 dan 2 (lihat tabel 4.1 di atas). Kategori kedua keterampilan yang berhubungan dengan internet. Pada kategori ini hanya ada 3 variabel yang dapat dipenuhi dan terdapat dalam mata kuliah ATI 2, diantaranya: membuat halaman WEB dengan Dreamweaver, penelusuran basis data online (seperti penggunaan operator Boolean pada EBSCO atau JSTOR), kemudian yang terakhir adalah penggunaan Blog. Kategori ketiga adalah perangkat keras komputer. Dari 9 variabel yang secara langsung dibahas dalam topik khusus pada silabus maupun satuan acara perkuliahan tidak disebutkan secara tertulis. Pembahasan mengenai jenis-jenis perangkat keras seperti: kamera digital, video rekam digital, drive USB, proyektor/LCD, PDA, 26
komputer tablet, smartboard, e-book reader, dan MP3 player biasanya hanya dibahas sepintas pada mata kuliah ATI 1 pada sub topik perkembangan dan penggunaan perangkat keras komputer. Katerogi terakhir, ke empat, mengenai produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Pada kategori ini kurang lebih hampir 50% terdapat dalam mata kuliah otomasi perpustakaan. Pembahasan yang secara langsung tertulis dalam salabus di antaranya: sistem perpustakaan terintegrasi, alat penelususan, managemen peminjaman antar perpustakaan, perencanaan teknologi perpustakaan, dan proposal otomasi perpustakaan. Selain itu, secara sepintas dibahas juga dalam mata kuliah ATI 1 dan 2. Lebih jauh lagi, jika ditelusuri lewat beberapa mata kuliah yang lain, beberapa di antaranya ada beberapa variabel kompetensi yang secara tertulis diberikan sebagai topik pembahasan yang berkenaan dengan kompetensi TI ini. Di antaranya terdapat dalam mata kuliah Sistem Simpan dan Temu Kembali Informasi, Sistem Jaringan dan Kerja sama Perpustakaan, serta beberapa mata kuliah lainnya yang pada dasarnya dapat memasukan kompetensi TI secara terintegrasi dalam pokok-pokok pembahasannya.
B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Dalam kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang “wajib” diikuti oleh mahasiswa dengan bobot 2 sks. Melalui kegiatan ini para mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki dalam kegiatan nyata. Selain itu, mereka juga diharapkan
dapat
memberi
mengevaluasi
mengembangkan pengetahuan teoritis.
27
kegiatan
perpustakaan
dan
dapat
Kegiatan ini diarahkan kepada pelaksanaan program atau kegiatan-kegiatan praktis yang terkait dengan: 1. Disiplin ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 2. Teknik operasional profesi di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 3. Pengelolaan, manajemen, dan administrasi layanan pusdokinfo; 4. Pemecahan masalah yang ditemui secara akademis; 5. Membangkitkan kemampuan kerja mahasiswa secara tim. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini, antara lain: 1) memfasilitasi terwujudnya 4 pilar tujuan pembelajaran ( learning to know, learning to do, learning to be, leaerning to live together ); 2) mendorong pengembangan kerja sama dan jaringan perpustakaan dengan sesama pusdokinfo, PEMDA, LSM, lembaga/organisasi donor pengembangan sistem nasional perpustakaan sesuai dengan UU no, 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Berangkat dari tujuan di atas, maka pelaksanaan PKL untuk mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat dilakukan pada semua jenis perpustakaan, yakni Perpustakaan Umum, Perpsutakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah, Perpsutakaan Nasional atau Lembaga lain yang sejenis seperti pusat (layanan) dokumentasi dan pusat (layanan) informasi. Kegitan PKL untuk periode tahun ajar 2012/2013 diikuti oleh 75 mahasiswa yang duduk di semester VI, dan 11 mahasiswa yang duduk pada semester VII dan IX.Dalam hal penelitian ini, penulis telah membatasi bahwa perolehan data dibatasi pada mahasiswa yang duduk di semester VI. Kegiatan PKL mahasiswa semester VIdilaksanakan di beberapa tempat seperti digambarkan dalam tabel 4.2. Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut, lebih dari setengahnya atau sekitar 61,8% (42 mahasiswa) pelaksanaan PKL berada di
28
perpustakaan khusus. Kemudian sekitar 23,5% atau 16 mahasiswa melaksanakannya di perpustakaan perguruan tinggi, dan sisanya 14,7% (10 mahasiswa) melaksanakannya di perpustakaan umum.
Tabel 4.2 Tempat Pelakasanaan PKL Berdasarkan
Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.
Secara umum, dari data yang diperoleh di atas menunjukan bahwa sebagian besar perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL adalah perpustakaan khusus yang ada di bawah naungan pemerintah baik itu yang sifatnya departemen maupun nondepartemen yang notabene rata-rata sudah cukup mapan dalam pengelolaannya, terutama dalam penerapan teknologi informasi dalam tata kelolanya. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan ini bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan kondisi riil penerapan teknologi informasi di perpustakaan yang ada di Indonesia.
C. Deskripsi Penerapan Kompetensi TI di Tempat PKL
Gambaran untuk penerapan kompetensi TI di tempat pelaksanaan PKL ini didapatkan dari hasi penyebaran kuesioner dengan jumlah pertanyaan sekitar 52 butir yang di bagi dalam 4 kategori: 1) pengetahuan umum komputer; 2) keterampilan yang berhubungan dengan internet; 3) perangkat keras komputer; dan 4) produk-produk yang 29
berhubungan dengan manajemen sistem otomasi perpustakaan. Berikut ini adalah jumlah dan prosentase hasil jawaban masing-masing kategori:
a. Pengetahuan Umum Komputer.
Tabel 4.3 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.
Berdasarkan tabel 4.3diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan ada penerapan kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan distribusi frekuensi sebanyak 89,7%atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapanhanya sebagian kecil 10,3% ( 7 responden). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI mengenai bagian-bagian komputer dan fungsinya.
Tabel 4.4 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden menyatakan ada penerapan kompetensi sistem operasi komputer, dengan frekuensi 68 responden atau
30
100%. Hal ini berarti bahwa seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI mengenai sistem operasi komputer.
Tabel 4.5 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh responden menyatakan ada penerapan kompetensi perangkat lunak aplikasi, dengan distribusi frekuensi sebanyak 98,5% atau sekitar 67 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 1,5% (1 responden). Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI mengenai perangkat lunak aplikasi. Tabel 4.6 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa data valid untuk penerapan kompetensi keamanan komputer sebanyak 86,6% atau sekitar 58 responden menyatakan ada. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 13,4 % atau 9 responden, dan
31
1,5% atau 1 responden tidak menjawab. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam masalah keamanan komputer.
Tabel 4.7 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh responden menyatakan ada penerapan kompetensi penanganan masalah dasar komputer, dengan distribusi frekuensi sebanyak 86,8% atau sekitar 59 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 13,2% atau sekitar 9 responden. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam penanganan masalah dasar komputer.
Tabel 4.8 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 63,2% atau sekitar 43 responden. 32
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir setengahnya, yaitu sekitar36,8% (25 responden). Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI mengenai penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan.
Tabel 4.9 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan nirkabel, dengan distribusi frekuensi sebanyak 63,2% atau sekitar 43 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir setengahnya, yaitu sekitar 36,8% (25 responden). Ini berarti bahwa lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan nirkabel.
Tabel 4.10 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
33
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan ada penerapan kompetensi digitalisasi bahan tercetak, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 78,8% atau sekitar 52 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya21,2% (14 responden). Ini berarti bahwa sebagian perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam kegiatan digitalisasi bahan tercetak. Tabel 4.11 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan teknologi untuk melayani pengguna berkelainan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 48,5% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu51,5% (34 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL belum menerapkan kompetensi TI dalam melayani pengguna berkelainan.
34
Tabel 4.12 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi software permainan, dengan distribusi frekuensi yang valid sebanyak 43,9% atau sekitar 29 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu
56,1% (37
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL tidak terlalu banyak menerapkan kompetensi TI untuk software permainan. Tabel 4.13 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk software editing photo, dengan 35
distribusi frekuensi valid sebanyak 58,2% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 41,8% (28 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam penggunaan software editing photo. Tabel 4.14 Penerapan Kompensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat dan memelihara basisdata, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 71,2% atau sekitar 47 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 28,8% (19 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam membuat dan memelihara basisdata. Tabel 4.15 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
36
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensidalam penggunaan bahasa scripting, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 47% atau sekitar 31 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu
53% (35
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam menggunakan bahasa scripting. Tabel 4.16 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk bahasa pemograman orientasi objek, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54% atau sekitar 34 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 46% (29 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam menggunakan bahasa pemograman orientasi objek.
37
Tabel 4.17 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk administrasi server, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 80,6% atau sekitar 50 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 19,4% (12 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam mengelola administrasi server. Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan kompetensi pengetahuan umum komputer. Selanjutnya, hampir seluruhnya,80% atau sekitar 12 variabel(lihat tabel 4.18) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan hanya 3 variabel atau 20% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa pengetahuan umum komputer telah menjadi salah satu kompetensi yang sangat penting di tempat mahasiswa melaksanakan PKL.
38
Tabel 4.18 Penerapan Kompetensi Pengetahuan Umum Komputer NO 1 2 3 4 5
JENIS PENGETAHUAN Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan, kenapa komputer terkunci, dll) 6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll) 7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan kemampuan 10 Software permainan (Games) 11 Software editing photo (Photoshop) 12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 15 Administrasi Server (WEB server, network drives) Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
F 89,7% 100% 98,5% 85,3% 86,8% 63,2% 63,2% 76,5% 48,5% 43,9% 58,2% 71,2% 47,0% 54,0% 80,6%
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet. Tabel 4.19 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat halaman web dengan menggunakan frontpage atau dreamweaver, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 42,4% atau sekitar 28 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu
57,6% (38 responden). Hal ini berarti kurang dari 39
setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam membuat halaman web dengan menggunakan front page atau dreamweaver. Tabel 4.20 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat halaman web dengan menggunakan XHTML atau CSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 33,8% atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 66,2% (43 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam membuat halaman web dengan menggunakan XHTML atau CSS. Tabel 4.21 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
40
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk protokol internet, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 42,9% atau sekitar 27 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 57,1% (36 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI untuk protokol internet. Tabel 4.22 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 60% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu
40% (26 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya.
41
Tabel 4.23 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk skema metadata online, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 28,8% atau sekitar 19 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu
71,2% (47
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI untuk skema metadata online.
Tabel 4.24 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi bahasa pemograman XML, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 30% atau sekitar 18 responden. Sedangkan 42
yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu
70% (42
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam bahasa pemograman XML.
Tabel 4.25 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penelusuran basisdata online, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 48,5% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 51,5% (34 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI untuk penelusuran basisdata online. Tabel 4.26 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
43
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi blog, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 50,8% atau sekitar 33 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 49,2% (32 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI blog.
Tabel 4.27 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi WIKI, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 42,2% atau sekitar 27 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 57,8% (37 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam penggunaan WIKI.
44
Tabel 4.28 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi mengenai situs jaringan sosial, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 74,2% atau sekitar 49 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu
25,8% (17
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI mengenai situs jaringan sosial.
Tabel 4.29 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (27%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan podcasting, dengan 45
distribusi frekuensi valid sebanyak 20% atau sekitar 17 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 73% (46 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI penggunaan podcasting.
Tabel 4.30 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan teknologi RSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 19% atau sekitar 12 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 75% (51 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi teknologi RSS. Tabel 4.31 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
46
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensithin client, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 21% atau sekitar 13 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 79% (49 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentangthin client. Tabel 4.32 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi kegiatan evaluasi validitas dan penanggung jawab WEB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 35,9% atau sekitar 23 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 64,1% (41 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam kegiatan evaluasi validitas dan penanggung jawab WEB.
47
Tabel 4.33 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi dalam membuat tutorial literasi informasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,5% atau sekitar 23 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 63,5% (40 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam membuat tutorial literasi informasi. Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan kompetensi internet. Namun, hampir seluruhnya, 80% atau sekitar 12 variabel (lihat tabel 4.34) ada pada posisi frekuensi di bawah 50%, dan hanya 3 variabel atau 20% yang berada pada posisi di atasnya. Hal ini berarti bahwa penerapan kompetensi teknologi informasi yang berhubungan dengan internetdi tempat mahasiswa melaksanakan PKL masih rendah. Tabel 4.34 Penerapan Kompetensi Internet NO 1 2
JENIS PENGETAHUAN Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS
48
F 42,4% 33,8%
3 4
Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau sejenisnya 5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 6 XML 7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean pada EBSCO/JSTOR dll) 8 Blog 9 Wiki 10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 11 Podcasting 12 RSS 13 Thin clients 14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 15 Membuat tutorial literasi informasi online Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
42,9% 60,0% 28,8% 30,0% 48,5% 50,8% 42,2% 74,2% 20,0% 19,0% 21,0% 35,9% 36,5%
c. Perangkat keras komputer.
Tabel 4.35 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan kamera digital, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 59,1% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 40,9% (27 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan kamera digital.
49
Tabel 4.36 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan video rekam digital, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,5% atau sekitar 36 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu
45,5% (30
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan video rekam digital. Tabel 4.37 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan drive USB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 92,4% atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang 50
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 7,6% (5 responden). Hal ini berarti hampir seluruhnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan drive USB.
Tabel 4.38 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan proyektor (LCD), dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 61,5% atau sekitar 40 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu
38,5% (25
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan proyektor (LCD). Tabel 4.39 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
51
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 9 responden (13,2%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan PDA, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 32,2% atau sekitar 19 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 67,8% (40 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan PDA.
Tabel 4.40 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan komputer tablet, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,9% atau sekitar 24 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 63,1% (41 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan komputer tablet.
52
Tabel 4.41 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan smartboard, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 33,8% atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 66,2% (43 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan smartboard.
Tabel 4.42 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan e-book reader, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 49,2% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang 53
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 50,8% (33 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaane-book reader.
Tabel 4.43 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan MP3 Player, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 50,8% atau sekitar 33 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 49,2% (32 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan MP3 Player. Dari 9 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan kompetensi perangkat keras komputer. Dan lebih dari setengahnya, 55,6% atau sekitar 5 variabel (lihat tabel 4.44) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 4 variabel lainnya atau 20% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa penerapan kompetensi teknologi informasi yang berhubungan dengan perangkat keras komputer di tempat mahasiswa melaksanakan PKL sudah cukup tinggi.
54
Tabel 4.44 Penerapan Kompetensi Perangkat Keras Komputer NO JENIS PENGETAHUAN 1 Kamera digital 2 Video rekam digital 3 Drive USB 4 Proyektor/LCD 5 PDA 6 Komputer tablet 7 Smartboard 8 e-book reader 9 MP3 Player Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
F 59,1% 54,5% 92,4% 61,5% 32,2% 36,9% 33,8% 49,2% 50,8%
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.
Tabel 4.45 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan sistem perpustakaan terintegrasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 90,9% atau sekitar 60 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya
9,1% (6 responden). Hal ini berarti
hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaansistem perpustakaan terintegrasi.
55
Tabel 4.46 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan tautan artikel, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 77,6% atau sekitar 52 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 22,4% (15 responden). Hal ini berarti hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaantautan artikel. Tabel 4.47 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengahnya responden menyatakan ada penerapan kompetensi managemen sumber elektronik, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,5% atau sekitar 36 responden. Sedangkan 56
yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 45,5% (30 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang managemen sumber elektronik. Tabel 4.48 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya responden menyatakan ada penerapan kompetensi alat penelusuran, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 40,6% atau sekitar 26 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya (38 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang alat penelusuran. Tabel 4.49 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
57
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi manajemen peminjaman antar perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 52,2% atau sekitar 35 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 47,8% (32 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang menajemen peminjaman antar perpustakaan. Tabel 4.50 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi management aset digital, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 46,2% atau sekitar 30 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 53,8% (35 responden). Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang management aset digital.
58
Tabel 4.51 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi perangkat lunak institutional repository, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 27,7% atau sekitar 18 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir seluruhnya, yaitu72,3% (47responden). Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI perangkat lunak institutioanl repository.
Tabel 4.52 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan public access system, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55,2% atau sekitar 37 responden. Sedangkan 59
yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu
44,8% (30
responden). Hal ini berarti lebih dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI public access system. Tabel 4.53 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi perangkat lunak dan keras barcode magnetik, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 66,7% atau sekitar 44 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 33,3% (22 responden). Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI perangkat lunak dan keras barcode magnetik.
Tabel 4.54 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
60
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan perangkat lunak dan keras RFID, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,8% atau sekitar 28 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya
58,2% (39
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaanperangkat lunak dan keras RFID.
Tabel 4.55 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengahnya responden menyatakan ada penerapan kompetensi perencanaan teknologi perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 68,2% atau sekitar 45 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan sekitar 31,8% (21 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI perencanaan teknologi perpustakaan.
61
Tabel 4.56 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan perangkat lunak dan keras RFID, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,8% atau sekitar 28 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya
58,2% (39
responden). Hal ini berarti hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaanperangkat lunak dan keras RFID. Dari 12 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan kompetensi penggunaan produk otomasi perpustakaan. Dan lebih dari setengahnya, yaitu 58,3% atau sekitar 7 variabel (lihat tabel 4.57) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 5 variabel lainnya atau 41,7% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa penerapan kompetensi teknologi informasi yang berhubungan dengan produk-produk otomasi perpustakaan di tempat mahasiswa melaksanakan PKL sudah cukup tinggi.
62
Tabel 4.57 Penerapan Kompetensi Produk Otomasi Perpustakaan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JENIS PENGETAHUAN Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) Tautan (Link) artikel Managemen sumber elektronik Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) Managemen peminjaman antar perpustakaan Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol percetakan) Perangkat keras dan lunak barcode magnetik Perangkat keras dan lunak RFID Perencanaan teknologi perpustakaan Proposal otomasi perpustakaan
F 90,9% 77,6% 54,5% 40,6% 52,2% 46,2% 27,7% 55,2% 66,7% 41,8% 68,2% 41,8%
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
D. Deskripsi Kemampuan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Sebagaimana data tentang penerapan TI di tempat pelaksanaan PKL, data tentang kemampuan kompetensi TI mahasiswa jurusan ilmu perpustsakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berikut ini juga diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dengan jumlah butir pertanyaa 52 buah. Jawaban berikut ini mencoba menggambarkan kondisi prosentasi kemampuan kompetensi TI mahasiswa yang duduk di semester VI pada program studi Ilmu Perpustakaan. Rincian data hasil perolehan kuesioner dapat dilihat pada uraian masing-masing kategori berikut ini: a. Pengetahuan Umum Komputer. Tabel 4.58 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
63
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 94% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 6% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian komputer dan fungsinya.
Tabel 4.59 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi sistem operasi komputer, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 98,5% atau sekitar 65 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 1,5% (1 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian sistem operasi komputer.
64
Tabel 4.60 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi perangkat lunak aplikasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 98,5% atau sekitar 66 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 1,5% (1 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian perangkat lunak aplikasi.
Tabel 4.61 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi keamanan komputer, dengan distribusi 65
frekuensi valid sebanyak 90,9% atau sekitar 60 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 9,1% (6 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian keamanan komputer.
Tabel 4.62 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi penanganan masalah dasar komputer, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 71,6% atau sekitar 48 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 28,4% (19 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI penanganan masalah dasar komputer.
Tabel 4.63 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
66
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kurang dari setengahnya responden menyatakan mampu dalam kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan distribusi frekuensi sebanyak 32% atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 67,6% (46 responden). Hal ini berarti hampir hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian komputer dan fungsinya.
Tabel 4.64 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan nirkabel, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 16,9% atau sekitar 11 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 83,1% (54 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan nirkabel.
67
Tabel 4.65 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi digitalisasi atau menscan bahan tercetak, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 73,4% atau sekitar 47 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 26% (17 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI digitalisasi dan menscan bahan tercetak.
Tabel 4.66 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi teknologi untuk melayani pengguna 68
berkelainan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,9% atau sekitar 24 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 63,1% (41 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi teknologi untuk melayani pengguna berkelainan.
Tabel 4.67 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi software permainan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 81,8% atau sekitar 54 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 18,2% (12 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI software permainan.
Tabel 4.68 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
69
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi software editing
photo, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 86,4% atau sekitar 57 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 13,6% (9 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI software editing photo.
Tabel 4.69 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat dan memelihara basisdata, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 67,7% atau sekitar 44 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 32% (21 responden). Hal ini berarti lebih dari setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi membuat dan memelihara basisdata.
70
Tabel 4.70 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa scripting, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 22,7% atau sekitar 15 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 77,3% (51 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa scripting.
Tabel 4.80 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek, 71
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.81 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 13 responden (19,1%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi administrasi server, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 29,1% atau sekitar 16 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 70,9% (39 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi administrasi server. Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan PKL pada semester VI tahun ajar 2012/2013 telah mampu menerapkan kompetensi pengetahuan umum komputer. Dan lebih dari setengahnya, yaitu 60% atau sekitar 9 variabel (lihat tabel 4.82) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 6 variabel lainnya atau 40% berada pada posisi di
72
bawahnya. Hal ini berarti bahwa kompetensi pengetahuan umum komputer mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup di atas rata-rata.
Tabel 4.82 Kemampuan Kompetensi Pengetahuan Umum Komputer NO 1 2 3 4 5
JENIS PENGETAHUAN Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan, kenapa komputer terkunci, dll) 6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll) 7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan kemampuan 10 Software permainan (Games) 11 Software editing photo (Photoshop) 12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 15 Administrasi Server (WEB server, network drives) Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
F 94,0% 98,5% 98,5% 90,9% 71,6% 32,4% 16,9% 73,4% 36,9% 81,8% 86,4% 67,7% 22,7% 38,5% 29,1%
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.
Tabel 4.83 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah 73
responden menyatakan mampu dalam membuat halaman web dengan frontpage atau dreamweaver, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 58,5% atau sekitar 38 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 41,5% (27 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi membuat halaman web dengan frontpage atau dreamweaver. Tabel 4.84 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat halaman web dengan XHTML dan CSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,0% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 59,0% (38 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS. Tabel 4.85 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
74
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 9 responden (13,2%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi protokol internet, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 30,5% atau sekitar 18 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 69,5% (41 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI protokol internet. Tabel 4.86 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi layanan referensi Maya dengan Yahoo Mesenger atau sejenisnya, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 76,6% atau sekitar 49 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 23,4% (15 responden). Hal ini berarti lebih dari setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI layanan referensi maya dengan Yahoo Mesenger atau sejenisnya.
75
Tabel 4.87 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam skema metadata online, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 9,8% atau sekitar 6 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 90,2% (55 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI skema metadata online. Tabel 4.88 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 11 responden (16,2%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi XML, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 14,0% atau sekitar 8 responden. Sedangkan yang menyatakan 76
tidak mampu sekitar
86,0% (49 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI XML.
Tabel 4.89 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam penelusuran basisdata online, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 65,6% atau sekitar 40 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 34,4% (21 responden). Hal ini berarti lebih dari setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI penelusuran basisdata online.
Tabel 4.90 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
77
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi blog, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 70,5% atau sekitar 43 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 29,5% (18 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI blog.
Tabel 4.91 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi WIKI, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 63,9% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 36,1% (22 responden). Hal ini berarti lebih dari setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI WIKI.
78
Tabel 4.92 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam situs sosial jaringan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 93,8% atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 6,2% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI situs sosial jaringan. Tabel 4.93 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi podcasting, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 24,6% atau sekitar 15 responden. Sedangkan yang 79
menyatakan tidak mampu sekitar 75,4% (46 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI podcasting.
Tabel 4.94 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi RSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.95 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
80
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 12 responden (17,6%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi thin clien, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 14,3% atau sekitar 8 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar
85,7% (48 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI thin clien.
Tabel 4.96 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 12 responden (17,6%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 21,4% atau sekitar 12 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 78,6% (44 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB.
81
Tabel 4.97 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 11 responden (16,2%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat tutorial literasi informasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,8% atau sekitar 21 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 63,2% (36 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI membuat tutorial literasi informasi. Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa kurang dari setengahnya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menerapkan kompetensi keterampilan internet. Dengan distribusi datahanya 40% atau sekitar 6 variabel (lihat tabel 4.98) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 9 variabel lainnya atau 60% berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa kompetensi keterampilan internet mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan masih rendah atau di bawah rata-rata. Tabel 4.98 Kompetensi Kemampuan Internet NO 1 2
JENIS PENGETAHUAN Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS
82
F 56,5% 41,0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau sejenisnya Skema metadata online (Dublin Core, EAD) XML Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean pada EBSCO/JSTOR dll) Blog Wiki Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) Podcasting RSS Thin clients Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB Membuat tutorial literasi informasi online
30,5% 76,7% 9,8% 14,0% 65,6% 70,5% 63,9% 93,8% 24,6% 14,0% 14,3% 21,4% 36,8%
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
c. Perangkat keras komputer. Tabel 4.99 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi kamera digital, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 94,0% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar
6,0% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI kamera digital.
83
Tabel 4.100 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi video rekam digital, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 95,5% atau sekitar 64 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI video rekam digital.
Tabel 4.101 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden menyatakan mampu dalam kompetensi drive USB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 95,5% atau sekitar 64 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu 84
sekitar
4,5% (3 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI drreve USB.
Tabel 4.102 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi proyektor LCD, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 83,3% atau sekitar 55 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 16,7% (11 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI proyektor LCD.
Tabel 4.103 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
85
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi PDA, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,7% atau sekitar 35 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 45,3% (29 responden). Hal ini berarti sebagian besat mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI PDA.
Tabel 4.104 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi komputer tablet, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 92,3% atau sekitar 60 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 7,7% (5 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI komputer tablet.
86
Tabel 4.105 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi smartboard, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 56,5% atau sekitar 35 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 43,5% (27 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI smartboard.
Tabel 4.106 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi e-book reader , dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 81,8% atau sekitar 54 responden. Sedangkan yang
87
menyatakan tidak mampu sekitar 18,2% (12 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI e-book reader.
Tabel 4.107 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi MP3 Player, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 95,5% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI MP3 Player. Dari 9 variabel di atas dapat digambarkan bahwa seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menerapkan kompetensi perangkat keras komputer. Dengan distribusi data 100% variabel (lihat tabel 4.108) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa kompetensi perangkat keras mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup tinggi. Tabel 4.108 Kompetensi Kemampuan Perangkat Keras Komputer NO 1 2 3 4 5
JENIS PENGETAHUAN Kamera digital Video rekam digital Drive USB Proyektor/LCD PDA
88
F 94,0% 95,5% 95,5% 83,3% 54,7%
6 7 8 9
Komputer tablet Smartboard e-book reader MP3 Player
92,3% 56,5% 81,8% 95,5%
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Tabel 4.109 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi sistem perpustakaan terintegrasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 90% atau sekitar 54 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 10% (6 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI sistem perpustakaan terintegrasi. Tabel 4.110 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
89
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi tautan (link) artikel, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 78,1% atau sekitar 50 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 21,9% (14 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI tautan (link) artikel.
Tabel 4.111 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi manajemen sumber elektronik, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55% atau sekitar 33 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 45% (27 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI manajemen sumber elektronik.
90
Tabel 4.112 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi alat penelusuran, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 30 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 50% (30 responden). Hal ini berarti sebagian mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI alat penelusutan. Tabel 4.113 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi manajemen peminjaman antar perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 62,5% atau sekitar 40 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 37,5% (24 responden). 91
Hal ini sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI manajemen peminjaman antar perpustakaan.
Tabel 4.114 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.115 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
92
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.116 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman orientasi objek.
93
Tabel 4.117 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.118 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi perangkat lunak dan keras RFID, 94
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,8% atau sekitar 34 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 45,2% (28 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI perangkat lunak dan keras RFID. Tabel 4.119 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi perencanaan teknologi perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 65,1% atau sekitar 41 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 34,9% (22 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI perencanaan teknologi perpustakaan.
Tabel 4.120 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
95
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi proposal otomasi perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 57,1% atau sekitar 36 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 42,9% (27 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI proposal otomasi perpustakaan. Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa kurang dari setengahnya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menerapkan kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Dengan distribusi data hanya 66,7% atau sekitar 8 variabel (lihat tabel 4.121) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 4 variabel lainnya atau 33,3% berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup atau di atas rata-rata. Tabel 4.121 Kemampuan Kompetensi Produk-Produk yang Berhubungan dengan Otomasi Perpustakaan
NO
JENIS PENGETAHUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) Tautan (Link) artikel Managemen sumber elektronik Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) Managemen peminjaman antar perpustakaan Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol percetakan) 9 Perangkat keras dan lunak barcode magnetik 10 Perangkat keras dan lunak RFID 11 Perencanaan teknologi perpustakaan 12 Proposal otomasi perpustakaan Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
96
F 90,0% 78,1% 55,0% 50,0% 62,5% 37,7% 23,3% 49,2% 66,7% 54,8% 65,1% 57,1%
E. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan a.
Pengetahuan komputer secara umum. Tabel 4.122 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bagian komputer dan fungsinya merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 57,4% atau sekitar 39 responden menyatakan sangat setuju dan 42,6% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI bagian komputer dan fungsinya merupakan salah satu kebutuhan yang harus ada dalam kurikulum dan ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.123 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi sistem operasi komputer merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 85,3% atau sekitar 58 responden menyatakan sangat setuju dan 14,7% (10 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju 97
tidak ada sama sekali. Hal ini berarti penguasaan kompetensi TI sistem operasi komputer merupakan salah satu kebutuhan dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.124 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak aplikasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 83,8% atau sekitar 57 responden menyatakan sangat setuju dan 14,7% (10 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI perangkat lunak aplikasi merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.125 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
98
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi keamanan komputer merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 80,9% atau sekitar 55 responden menyatakan sangat setuju dan 17,6% (12 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI perangkat lunak aplikasi merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.126 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penanganan masalah dasar komputer merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 52,9% atau sekitar 36 responden menyatakan sangat setuju dan 42,6% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 2,9% (1 responden) dan yang menyatakan sangat tidak setuju 1,5% (1 esponden). Hal ini berarti kompetensi TI penanganan madalah dasar komputer merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
99
Tabel 4.127 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penanganan dan pemeliharaan komputer tingkat lanjut merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 36,8% atau sekitar 25 responden menyatakan sangat setuju dan 58,8% (40 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 2,9% atau 2 responden dan 1,5% (1 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini berarti kompetensi TI penganganan dan pemeliharaan komputer tingkat lanjut merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.128 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi konfigurasi dan penanganan jaraingan kabel dan nirkabel merupakan kebutuhan bagi mahasiswa 100
Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 36,8% atau sekitar 25 responden menyatakan sangat setuju dan 54,4% (37 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,8% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI konfigurasi dan penganganan jaringan kabel dan nirkabel merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.129 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi digitalisasi atau menscan bahan tercetak merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 59,7% atau sekitar 40 responden menyatakan sangat setuju dan 35,8% (24 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 4,5% atau 3 responden dan data yang hilang 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI digitalisasi atau menscan bahan tercetak merupakan kebutuhan yang penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
101
Tabel 4.130 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi teknologi untuk melayani pengguna
berkelainan
merupakan
kebutuhan
bagi
mahasiswa
Jurusan
Ilmu
Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden menyatakan sangat setuju dan 52,3% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 9,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi teknologi untuk melayani pengguna berkelainan merupakan kebutuhan yang penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.131 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi software permainan tidak merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 11,8% atau sekitar 8 responden menyatakan sangat setuju dan 35,3% (24 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju 102
52,9% atau 36 responden. Hal ini berarti kompetensi TI software permainan tidak penting dalam kurikulum dan tidak menjadi bekal dalam pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.132 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi software editing photo merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 27,9% atau sekitar 19 responden menyatakan sangat setuju dan 61,8% (42 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 10,3% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI softaware editing photo merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.133 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
103
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat dan memelihara basis data merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 39,7% atau sekitar 27 responden menyatakan sangat setuju dan 60,3% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI membuat dan memelihara basis data merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.134 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bahasa scripting merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 23,1% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju dan 66,2% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 9,2% atau 6 responden dan sangat tidak setuju sekitar 1,5 atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI bahasa scripting merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
104
Tabel 4.135 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bahasa pemograman orientasi objek merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 30,8% atau sekitar 20 responden menyatakan sangat setuju dan 60% (39 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 9,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI bahasa pemograman orientasi objek merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.136 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi administrasi server merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 31 responden menyatakan sangat setuju dan 40,3% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
105
hanya 9,7% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI administrasi server merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membutuhkan kompetensi pengetahuan umum komputer. Dengan distribusi data 93,3% atau sekitar 14 variabel (lihat tabel 4.137) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan hanya 1 variabel lainnya atau 6,7% berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi pengetahuan umum komputersangat tinggi. Tabel 4.137 Kebutuhan Kompetensi Pengetahuan Umum Komputer NO 1 2 3 4 5
JENIS PENGETAHUAN Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan, kenapa komputer terkunci, dll) 6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll) 7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan kemampuan 10 Software permainan (Games) 11 Software editing photo (Photoshop) 12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 15 Administrasi Server (WEB server, network drives) Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
106
F 100% 100% 98,5% 98,5% 95,6% 95,6% 91,2% 95,5% 90,8% 47,1% 89,7% 100% 89,3% 90,8% 90,3%
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet. Tabel 4.138 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat halaman WEB dengan fronpage atau dreamweaver merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,3% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat setuju dan 57,3% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI membuat halaman WEB dengan frontpage atau dreamweaver merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.139 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
107
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 31,8% atau sekitar 21 responden menyatakan sangat setuju dan 62,1% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,1% atau 4responden. Hal ini berarti kompetensi TI membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.140 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi protokol internet merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,5% atau sekitar 23 responden menyatakan sangat setuju dan 57,1% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,3% atau 4 responden. Hal ini berarti kompetensi TI protokol internet merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
108
Tabel 4.141 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,9% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat setuju dan 50% (33 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,1% atau 4 responden. Hal ini berarti kompetensi TI layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.142 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi skema metadata online merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 21,5% atau sekitar 14 responden menyatakan sangat setuju 109
dan 67,7% (44 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 10,8% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI skema metadata online merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.143 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi XML merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 11,1% atau sekitar 6 responden menyatakan sangat setuju dan 79,6% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 9,3% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI XML merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.144 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
110
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penelusuran basis data online merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 59,7% atau sekitar 40 responden menyatakan sangat setuju dan 37,3% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI penelusuran basis data online merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.145 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi blog merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 33,9% atau sekitar 21 responden menyatakan sangat setuju dan 59,7% (37 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,5% atau 4 responden. Hal ini berarti kompetensi TI blog merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
111
Tabel 4.146 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi WIKI merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 24,6% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju dan 65,6% (40 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 9,8% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang WIKI merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.147 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi situs jaringan sosial merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 29,4% atau sekitar 20 responden menyatakan sangat setuju dan 63,2% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju 112
hanya 7,4% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang situs jaringan sosial merupakan kebutuhan yang penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.148 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi podcasting merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 11,1% atau sekitar 7 responden menyatakan sangat setuju dan 74,6% (47 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 14,3% atau 9 responden. Hal ini berarti kompetensi TI podcasting merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.149 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
113
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi RSS merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 6,8% atau sekitar 4 responden menyatakan sangat setuju dan 79,7% (47 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 13,6% atau 8 responden. Hal ini berarti kompetensi TI untuk RSS merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.150 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi thin client merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 8,5% atau sekitar 5 responden menyatakan sangat setuju dan 79,7% (47 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 11,9% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI untuk thin client merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
114
Tabel 4.151 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,3% atau sekitar 26 responden menyatakan sangat setuju dan 45% (27 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 11,7% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB
merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.152 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat tutorial literasi informasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat 115
setuju dan 41,7% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,3% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang tutorial literasi informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membutuhkan kompetensi keterampilan internet. Dengan distribusi data 100% atau semua variabel (lihat tabel 4.153) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi keterampilan internet sangat tinggi.
Tabel 4.153 Kebutuhan Kompetensi Keterampilan Internet NO 1 2 3 4
JENIS PENGETAHUAN Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau sejenisnya 5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 6 XML 7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean pada EBSCO/JSTOR dll) 8 Blog 9 Wiki 10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 11 Podcasting 12 RSS 13 Thin clients 14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 15 Membuat tutorial literasi informasi online Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
116
F 97,0% 93,9% 93,6% 93,9% 89,2% 90,7% 97,0% 93,6% 90,2% 92,6% 85,7% 86,5% 88,2% 88,3% 91,7%
c.
Perangkat keras komputer. Tabel 4.154 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi kamera digital merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 35,8% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju dan 59,7% (40 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 4,5% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang kamera digital merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.155 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
117
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi video rekam digital merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 34,3% atau sekitar 23 responden menyatakan sangat setuju dan 61,2% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 4,5% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang video rekam digital merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.156 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi drive USB merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 49,3% atau sekitar 33 responden menyatakan sangat setuju dan 47,8% (32 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang drive USB merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
118
Tabel 4.157 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi proyektor LCD merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 44,6% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat setuju dan 53,8% (35 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang proyektor LCD merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.158 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi PDA
merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 19,7% atau sekitar 12 responden menyatakan sangat setuju dan 70,5% 119
(43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,2% atau 5 responden dan sangat tidak setuju sekitar 1,6 atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang PDA
merupakan
kebutuhan yang penting dalam
kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.159 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi komputer tablet merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 24,2% atau sekitar 16 responden menyatakan sangat setuju dan 62,1% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 13,6% atau 9 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang komputer tablet merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
120
Tabel 4.160 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi smartboard merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 20,6% atau sekitar 13 responden menyatakan sangat setuju dan 68,3% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 11,1% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang smartboard merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.161 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi e-book reader merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 40,9% atau sekitar 27 responden menyatakan sangat setuju dan 59,1% (39 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat 121
tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI tentang e-book reader merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.162 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi MP3 Player merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 23,1% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju dan 55,4% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 21,5% atau 14 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang MP3 Player merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membutuhkan kompetensi perangkat keras komputer. Dengan distribusi data 100% atau seluruh variabel (lihat tabel 4.163) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi perangkat keras komputer sangat tinggi.
122
Tabel 4.163 Kebutuhan Kompetensi Perangkat Keras Komputer NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
JENIS PENGETAHUAN Kamera digital Video rekam digital Drive USB Proyektor/LCD PDA Komputer tablet Smartboard e-book reader MP3 Player
F 95,5% 95,5% 97,1% 98,4% 90,2% 86,3% 88,9% 100% 78,5%
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Tabel 4.164 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi sistem perpustakaan terintegrasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 77,6% atau sekitar 52 responden menyatakan sangat setuju dan 22,4% (15 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang sistem perpustakaan terintegrasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
123
Tabel 4.165 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi tautan (link) artikel merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 46,9% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat setuju dan 53,1% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang tautan (link) artikel merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.166 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi mangement sumber elektronik merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 47,5% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat
124
setuju dan 49,2% (30 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3,3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang management sumber elektronik merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.167 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi alat penelusuran merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 40,7% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju dan 49,2% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 10,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang alat penelusuran merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.168 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
125
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi management peminjaman antar perpustakaan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 44,6% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat setuju dan 55,4% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang management peminjaman antar perpustakaan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.169 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi management aset digital merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 33,3% atau sekitar 20 responden menyatakan sangat setuju dan 63,3% (38 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3,3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang management aset digital merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
126
Tabel 4.170 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak institusional repository merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 29,3% atau sekitar 17 responden menyatakan sangat setuju dan 62,1% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,6% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang perangkat lunak institusional repository merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.171 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi public acces system merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 37,5% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju
127
dan 57,8% (37 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 4,7% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang public acces system merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.172 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak dan keras barcode magnetik merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55,4% atau sekitar 36 responden menyatakan sangat setuju dan 41,5% (27 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3,1% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang perangkat lunak dan keras barcode magnetik merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
128
Tabel 4.173 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak dan keras RFID merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 57,1% atau sekitar 36 responden menyatakan sangat setuju dan 39,7% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3,2% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang perangkat lunak dan keras RFID merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4.174 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perencanaan teknologi perpustakaan
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 56,9% atau sekitar 37 responden menyatakan sangat setuju dan 43,1% (28 responden) menyatakan setuju. Sedangkan 129
yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang perencanaan teknologi perpustakaan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.175 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi proposal otomasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 46,9% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat setuju dan 53,1% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI tentang proposal otomasi perpustakaan merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam
kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membutuhkan kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Dengan distribusi data 100% atau seluruh variabel (lihat tabel 4.176) ada
130
pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaansangat tinggi.
Tabel 4.176 Kebutuhan Kompetensi Produk-Produk yang Berhubungan dengan Otomasi Perpustakaan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JENIS PENGETAHUAN Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) Tautan (Link) artikel Managemen sumber elektronik Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) Managemen peminjaman antar perpustakaan Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol percetakan) Perangkat keras dan lunak barcode magnetik Perangkat keras dan lunak RFID Perencanaan teknologi perpustakaan Proposal otomasi perpustakaan
F 100% 100% 86,7% 89,9% 100% 96,6% 91,4% 95,3% 96,9% 86,8% 100% 100%
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
F. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Bilson, 2004: 30). Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa sebanyak 68 responden yang dianggap mampu mewakili kompetensi TI bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpusakaan. Sebelum dilakukan pengolah data penulis melakukan uji validitas kuesioner dengan melakukan test terhadap 52butir pertanyaan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa r-tabel dengan N=28 maka taraf signifikansi 95% adalah 0,374. Artinya, jika nilai r hitung>0,374 maka butir soal tersebut valid, dan sebaliknya jika nilai r hitung< 0,374 maka butir soal tersebut tidak valid.
131
Dari seluruh data hasil test uji dengan menggunan program SPPS 20, hampir seluruh butir pertanyaan (86%) telah valid, dan hanya 6 butir pertanyaan yang masih di bawah angka taraf signifikan 0,374, yaitu pada butir pertanyaan no. 2, 3, 5, 6, 12, dan 23. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam penelitian ini valid.
b. Hasil Uji Reabilitas Uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha dengan kriteria sebagai berikut (Bhuono: 2005, 72): 1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrumen tersebut reliabel; 2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Berikut ini adalah hasil uji coba 15 butir pertanyaan yang diberikan terhadap 68 responden (lihat tabel di bawah ini).
Butir Pertanyaan
Bagian Komputer dan Fungsinya Sistem Operasi Komputer Perangkat Lunak Aplikasi Keamanan Komputer Penanganan Masalah Dasar Komputer Penanganan dan Pemeliharaan Komputer Lanjutan Konfigurasi dan Penanganan Jaringan Kabel dan Nirkabel Digitalisasi atau Menscan Bahan Tercetak Teknologi Untuk Melayani Pengguna Berkelainan Software Permainan Software Editing Photo Membuat dan Memelihara Basisdata Bahasa Scripting
Tabel 4. 177 Item-Total Statistics Scale Scale Corrected Squared Cronbach' Mean if Variance Item-Total Multiple s Alpha if Item if Item Correlatio Correlatio Item Deleted Deleted n n Deleted 47.46
21.503
.456
.642
.855
47.14 47.19 47.21
22.659 22.373 22.205
.374 .335 .416
.578 .512 .369
.859 .860 .857
47.58
20.855
.428
.396
.857
47.79
20.741
.498
.568
.853
47.77
19.536
.728
.713
.840
47.46
21.324
.424
.642
.857
47.75
19.296
.727
.743
.839
48.40 47.86
20.459 22.087
.461 .269
.464 .367
.856 .865
47.61
20.956
.582
.594
.849
47.88
20.038
.699
.566
.842
132
Bahasa Pemograman 47.77 Orientasi Objek Administrasi Server 47.61 Sumber: Data Primer hasil oleh 2013.
20.322
.607
.505
.847
20.456
.532
.489
.851
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil cronbach alphaadalah 0.861 di atas 0.60. Hal ini berarti menunjukan riabilitas atau konstruk dari variabel mempunyai keandalan yang tinggi.
133
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan kompetensi TI di tempat PKL untuk pengetahuan komputer secara umum sangat tinggi ditunjukan dengan sekitar 80% perpustakaan telah menerapkan kompetensi tersebut berada di atas rata-rata 50%. Sedangkan untuk keterampilan yang berhubungan dengan internet masih sangat rendah yang ditunjukan dengan hanya 20% perpustakaan telah menerapkan kompetensi tersebut berada pada posisi di bawah rata-rata. Kemudian untuk kompetensi penggunaan prangkat keras komputer dan poduk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan termasuk dalam kategori cukup atau sedang dengan prosentasi masing-masing sekitar 55,6% dan 58,3% di atas rata-rata. 2. Kemampuan kompetensi TI mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan untuk pengetahuan komputer secara umum termasuk cukup/sedang dengan perolehan data sekitar 60% dari mahasiswa telah menguasai kompetensi tersebut di atas ratarata 50%. Namun, untuk kompetensi keterampilan yang berhubungan dengan internet masih rendah yaitu sekitar 40% yang berada di atas rata-rata. Dalam hal kompetensi penggunaan perangkat keras komputer termasuk dalam kategori sangat tinggi, hal ini ditunjukan dengan 100% mahasiswa telah menguasai kompetensi tersebut di atas rata-rata. Dan, untuk kompetensi penggunaan produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan berada dalam kategori tinggi yaitu 66,7% telah berada di atas rata-rata.
134
3. Kebutuhan kompetensi TI mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan terhadap kompetensi-kompetensi yang ada sesuai dengan standar dari LITA ini termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini ditunjukan dengan posisi perolehan data semua kompetensi berada di atas rata-rata 50%, yaitu: untuk pengetahuan komputer secara umum 93,3%; keterampilan yang berhubungan dengan internet 100%; perangkat keras komputer 100%; dan produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan 100%.
B. Saran
1. Perlu adanya penambahan muatan kompetensi TI dalam bentuk mata kuliah baru atau penambahan sks pada mata kuliah aplikasi teknologi informasi terutama yang berhubungan dengan masalah keterampilan Internet dalam kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan standar Library and Information Technology Associations (LITA). 2. Perlu adanya integrasi kompetensi TI dalam beberapa mata kuliah keahlian ilmu perpustakaan lainnya sebagai bentuk aplikasi yang tidak dapat dipisahkan dalam penerapan keilmuan kepustakawanan. 3. Perlu penegasan kembali tentang persyaratan tempat PKL di perpustakaan yang sudah dikelola oleh tenaga profesional yang telah memiliki kegiatan-kegiatan utama (pengadaan, pengolahan, dan pelayanan) berbasis teknologi informasi.
135
DAFTAR PUSTAKA Ade Abdul Hak. 1999. “Internet dan Perpustakaan”. Al-Maktabah. Vol. 1., No. 2 (Oktober 1999). Hal.: 27-37. Agung, Buono. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset. American Library Assosiations. 2009. ALA’s Core Competencies of Librarianship. Chicago: ALA Council. Babu, Ramesh. Dkk. 2007. “ICT Skills among Librarians in Engineering Educational Institutions in Tamil Nadu”. DESIDOC Bulletin of Information Technology, Vol. 27, No. 6, November. Halaman: 57-79 Bilson, Sinamorang. 2004. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia. Blasius Sudarsono. 2009. Pustakawan Cinta dan Teknologi. Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII). Gerolimos, Michalis dan Rania Konsta. 2008. “Librarians’ skills and qualifications in a modern informational environment”. Library Management. Library Management. Vol. 29 No. 8/9, 2008. Hal.: 691-699 Himma Dewiyana. 2006. “Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan: Paradigma Baru dan Dunia Kerja di Era Globalisasi Informasi”. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol. 2 No. 1., (Juni 2006). Diakses di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15752/1/pus-jun2006-%20(3).pdf/ tgl. 21/3/2013. Indonesia. Diknas. 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Perguruan Tinggi: Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi. Indonesia. Kemendiknas. 2000. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Jakarta: Kemendiknas RI. Diakses di http://www.dikti.go.id/files/atur/Kepmen232-U-2000PenyusunanKurikulum.pdf/ tgl. 20/3/2013. Indonesia. Perpusnas. 2008. Undang-undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Cet. 2. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Kamba, Manir Abdullahi. 2011. “ICT Competency Framework for Library and Information Science Schools in Nigeria: The Need for Model Curriculum”. International Journal of Library and Information Science. Vol. 3(4). Hal.: 68-80. Mustafa, B. 2012. Standar Kompetensi TI bagi Pustakawan. Lihat di http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27626/. Diakses tgl. 7/3/2013. Pedoman Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, 2010. Pemograman WEB. diaksest di http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_web# PERBEDAAN WEB_1.0.2C_WEB_2.0_dan_WEB_3.0 / tgl. 7/03/2012. Gill, Suzanne L. 2002. “Tracking library skills in the curriculum”. Ohio Media Spectrum,; Vol. 54, No. 1. Winter 2002. Hal.: 21-23. Saye, Jerry D. 2001. “The organization of electronic resources in the library and information science curriculum”. OCLC Systems and Services. Vol. 17, No. 2; Hal.: 71-78. Thompson, Susan. 2009. Core Technology Competencies for Librarians and Library Staff. New York: Neal-Schuman Publisher, Inc.
136
Titiek Kismiaty. 2000. Kompetensi Teknologi Informasi dalam Paradigma Baru Perpustakaan. Jakarta: Universitas Indonesia. Diakses di http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20250583&lokasi=lokal/ tgl. 21/3/2013. William dan Sawyer. 2007. Using Information Technology: Pengantar Praktis Pengenalan Teknologi Informasi. Jakarta: Penerbit Andi.
137