Rangkuman Penelitian The state of disclosures on stakeholder engagement in sustainability reporting in Australian local councils dibuat oleh Wendy Tandiawan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Tarumanagara Jakarta
Jakarta 2013
Pendahuluan Semenjak adanya laporan Brundtland tentang pengembangan yang berkelanjutan (sustainable) pada tahun 1987, pentingnya isu lingkungan dan pengembangan akan sustainability semakin banyak diperbincangkan baik pada pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan. Para pemangku kepentingan pada masa kini semakin sering memperhatikan masalah transparansi dan akuntabilitas dari perusahaan. Selain itu, masalah-masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan juga semakin banyak diperhatikan. Oleh karena itu, sustainability reporting menjadi semakin penting bagi perusahaan. Dalam mempersiapkan sustainability report, ekspektasi-ekspektasi dan keinginankeinginan dari para pemangku kepentingan dapat menjadi bagian dari pembentukan lingkup, batasan, dan aplikasi dari sustainability report (GRI 2006, 2011). Oleh karena itu, beberapa pedoman (guideline) internasional seperti Global Reporting Initiative (GRI) dan Institute of Social and Ethical Accountability menempatkan ikatan para pemangku kepentingan (stakeholder engagement) sebagai faktor utama dalam pembentukan struktur sustainability reporting (Owen, dkk, 2001). Stakeholder engagement menjadi sangat kritikal bagi sustainability reporting karena stakeholder engagement dapat memfasilitasi pengidentifikasian dan pengertian dari isu-isu sustainabilitas yang mana di dalam isu sustainabilitas tersebut pada umumnya mencakup: isu-isu , keperdulian, kebutuhan, dan ekspektasi dari para pemangku kepentingan. Meskipun stakeholder engagement sangat kritikal bagi sustainability reporting, akan tetapi tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikannya dalam praktik-praktik nyata sustainability reporting pada masa kini (ACCA, 2005). Penelitian dari jurnal ini bertujuan untuk membuktikan apakah stakeholder engagement banyak diungkapkan dalam sustainability reporting, dengan mengambil sampel dari perusahaan-perusahaan sektor publik di Australia.
Sustainability Reporting dan Perusahaan Sektor Publik di Australia Menurut penelitian-penelitian sebelumnya, praktik pengungkapan sosial dan lingkungan pada perusahaan sektor publik di Australia telah ada sejak pertengahan 90-an. Semenjak saat itu, beberapa penelitian lanjutan-pun dilaksanakan untuk mengetahui lebih lagi tentang praktikpraktik sustainability reporting dan bagaimana pengaruhnya.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa ada beberapa faktor pembentuk sustainability reporting dari perusahaan sektor publik di Australia, diantaranya adalah: monitoring performa sustanaibilitas, hubungan masyarakat, peraturan-peraturan yang diperlukan, kepemimpinan, kepedulian terhadap perubahan iklim perusahaan, pertumbuhan populasi, tingkat ketertarikan para dewan-dewan perusahaan terhadap isu sustanabilitas, dan tekanan nasional maupun internasional. Pada dasarnya, jenis dan jumlah pengungkapan sustainabilitas dari faktor-faktor tersebut berhubungan dengan kemungkinan kepentingan dari para pemangku kepentingan di dalam perusahaan seperti karyawan, tekanan dari para pemangku kepentingan luar seperti para pejabat, dan tingkat ikatan dengan komunitas. Adapun, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengaruh dari para pemangku kepentingan luar tidak begitu besar.
Teori Stakeholder Engagement Menurut Andriof dan Waddock (2002) stakeholder engagement diartikan sebagai suatu kolaborasi berbasis kepercayaan antara para individu dan/atau institusi sosial dengan objektifobjektif berbeda yang hanya dapat diraih dengan kebersamaan. Dengan demikian, organisasi perlu untuk mengetahui permintaan dari para pemangku kepentingannya yang mana dapat dilakukan dengan mencari tahu tentang apakah ada perbedaan kepentingan, kepedulian, dan ekspektasi dari bermacam-macam kelompok para pemangku kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan organisasi. Dalam kaitannya dengan hal-hal tersebut, stakeholder engagement dapat memfasilitasi organisasi untuk mengenal permintaan-permintaan/keinginankeinginan dari pada pemangku kepentingannya (Isenmann dan Kim, 2006). Engagement sendiri juga berarti pertanggungjawaban organisasi terhadap para pemangku kepentingan dan memastikan bahwa keputusan-keputusan organisasi didasari oleh pengertian yang penuh dan akurat dari asprirasi-aspirasi dan kebutuhan-kebutuhan para pemangku kepentingannya (ISEA, 1999).
Model Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu, yaitu stakeholder engagement. Yang mau dilihat dari penelitian ini adalah apakah stakeholder engagement merupakan faktor yang kritikal dalam sustainability reporting di perusahaan-perusahaan sektor publik Australia. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ikatan para pemangku kepentingan didasarkan pada kriteria dari The Environment Council (TEC). Kriteria-kriteria tersebut pernah digunakan oleh ACCA Australia untuk menyingkapkan ikatan antar para pemangku kepentingan di 50 perusahaan terbaik di Australia melalui data dari Australia Stock Exchange (ASX). Kriteria-kriteria tersebut meliputi: -
Stakeholder identification Indikator ini mempertimbangkan apakah perusahaan menerangkan dan mengidentifikasi pemangku-pemangku kepentingan kuncinya. Indikator ini juga melihat penyingkapan dari keterlibatan para pemangku kepentingan, jumlah dari grup-grup yang terlibat, atribut-atribut kunci dari grupgrup para pemangku kepentingan, dan hubungan antara grup para pemangku kepentingan dengan manajemen perusahaan.
-
Basis for stakeholder identification and selection Indikator ini memberikan penyingkapan pada proses identifikasi dan seleksi para pemangku kepentingan untuk laporan sustainabilitas. Kategori seleksi dapat berupa: primer atau sekunder, peran kunci atau bukan, dan tingkat ketertarikan.
-
Approaches/media used for stakeholder engagement Indikator ini melihat penyingkapan pada penggunaan media-media atau metode-metode yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk melibatkan para pemangku kepentingan. Media-media dan metode-metode tersebut dapat berupa: survei, forum komunitas, kelompok fokus, pertemuan-pertemuan untuk memberikan nasihat.
-
Key concerns and issues raised through stakeholder engagement Indikator ini melihat penyingkapan pada perhatian-perhatian dan isu-isu yang mencuat melalui ikatan antar para pemangku kepentingan, bagaimana isu-isu tersebut diarahkan, apakah ada komentar, pertimbangan, dan pertanyaan dari para pemangku kepentingan.
-
Evidence of stakeholder engagement Indikator ini mengidentifikasi bukti dari ikatan antar para pemangku kepentingan. Bukti tersebut dapat diperoleh dari
studi-studi kasus yang menjelaskan tujuan dari ikatan antar para pemangku kepentingan, bagaimana para pemangku kepentingan dapat saling memiliki ikatan, jumlah dari partisipan yang terlibat. Bukti-bukti tersebut dapat berupa foto ataupun pernyataan kepastian atas ikatan antar para pemangku kepentingan. -
Future targets for stakeholder engagement Indikator ini mengevaluasi apakah manajemen perusahaan mengatur target untuk ikatan antar para pemangku kepentingan dan mengukur laporan dari performa mereka terhadap target yang telah diberikan.
-
Opportunities for feedback Indikator ini menentukan apakah manajemen perusahaan mempunyai proses yang baik agar para pemangku kepentingan dapat memberikan umpan balik. Proses-proses tersebut dapat berupa: feedback form (formulir umpan balik), contact details (detail kontak), dan dorongan untuk memberikan umpan balik dan penjelasan terhadap penggunaan umpan balik tersebut.
Hasil Penelitian Stakeholder engagement
No. local councils making
Percentage of local
indicators
disclosures
councils making disclosures
Stakeholder identification
19
82.60%
Basis for stakeholder
14
60.86%
21
91.30%
18
78.26%
1
4.34%
identification Approaches/media used for stakeholder engagement Key concerns raised through stakeholder engagement Evidence of stakeholder
engagement Future targets for
0
0%
15
65.21%
stakeholder engagement Opportunities for feedback
Perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian berjumlah 23. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar perusahaan banyak mengungkapkan indikator-indikator dari stakeholder engagement, kecuali untuk bagian evidence of stakeholder enagement dan future targets of stakeholder engagement.
Kesimpulan dan Temuan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stakeholder engagement merupakan komponen kritikal dalam pengembangan sustainability reporting. Temuan yang dapat diperoleh meliputi: -
Komunitas merupakan pemangku kepentingan kunci dalam perusahaanperusahaan sektor publik di Australia.
-
Forum online mernjadi media yang paling efisien untuk melakukan stakeholder engagement bagi perusahaan-perusahaan sektor publik di Australia.
-
Dari hasil penelitian, diperlukan adanya peraturan nasional untuk menggalakkan para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam isu-isu sustainabilitas.
Peneliti menambahkan bahwa akan lebih baik jika ada penelitian berikutnya yang mampu menjelaskan peranan dari stakeholder engagement serta motivasi-motivasi apa yang baik untuk meningkatkan stakeholder engagement di perusahaan-perusahaan sektor publik Australia.