Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 Bandung, 2 dan 3 Desember 2013
Editor Dr. Jusak Sali Kosasih Dr. Syeilendra Pramuditya Dede Enan, S.Ap.
ISBN : 978-602-19655-5-9
Program Studi Magister Pengajaran Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2013 http://portal.fi.itb.ac.id/skf2013
ii
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Daftar Isi Susunan Kepanitiaan
iii
Foto Kegiatan
iv
Kata Pengantar
v
Jadwal Seminar
vi
Daftar Isi
xx
Pemanfaatan Energi Panasbumi (Geotehermal Energy) Sebagai Salah Satu Sumber Energi Alternatif di Indonesia Alamta Singarimbun (Pembicara Utama)
P1
Demi Penyadaran tentang Sains dan Cara Ilmiah: Mengajarkan Teori Relativitas Khusus secara Sederhana, Grafis, dan Menunjukkan Proses dan Batas Cara Ilmiah Aloysius Rusli (Pembicara Utama)
P7
Basic Structure of the US Education System A. Stevie Bergman (Pembicara Utama)
P14
Studi Mengenai Energi Ikat Pada Kluster Karbon dengan Perangkat Lunak Amsterdam Density Function Afnar Delivery, Wahyu Srigutomo, Freddy Haryanto
1
Pemanfaatan Kacang Hijau (Phaseolus Raditus Linn) Untuk Menurunkan Kolesterol Total Pada Wanita Hiperkolesterolemia Agnes Tjakrapawira, Palupi Triwahyuni, dan Florida Hondo
7
Pengontrolan dan DistribusiSuhu dari Pemanas Alfian Y. dan Hendro
13
Sintesis ZnO Nanopartikel yang Dapat Terdispersi Pada Pelarut Organik Annisa Aprilia, Trisa Apriani, Tuti Susilawati, dan Lusi Safriani
18
Desain Alat Praktikum Untuk Mengamati Fenomena GGL Induksi Magnetik Pada Kumparan Aulia Alfa Fithriyah, Meldawati, Siti Fauziah Husen, dan Alamta Singarimbun
25
Aplikasi Metode Gaya Berat dalam Memperkirakan Lokasi Panas Bumi Daerah “DNG” Ayunda Zidafrian dan Wahyu Srigutomo
32
xx
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Perbandingan Penentuan Porositas Sebuah Balok Yang Berisi Bola-Bola Kecil dengan Metode Matematis Geometri Balok dan Bola, Metode Watering, dan Metode Mikroct Bambang Achdiat, Deden Anugrah Hendriyana, Rimella Diaz, dan Fourier Dzar Eljabbar Latief
39
Pengembangan Model dan Simulasi Kehilangan Tekanan Pada Pipa Alir Fluida Panas Bumi Menggunakan Bahasa Pemograman Visual Basic Candra Mecca Sufyana, dan Abdurrachim
46
Pembelajaran Fisika Berbasis Wolfram Mathematica 8.0 Christian Fredy Naa dan Agus Suroso
54
Raspberry Pi sebagai Solusi Murah untuk Pendidikan Pemrograman Dasar dan Dasar-Dasar Kontrol Christian Fredy Naa dan Sparisoma Viridi
61
Pengaruh Variasi Ketinggian Reservoir Terhadap Efisiensi Pompa Hidram Claudia Mariska M, Cristi Ascika S, Widya Arisya P, dan Enjang Jaenal Mustopa
67
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Website Interaktif pada Konsep Fluida Statis untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI Dede Trie Kurniawan dan Ida Hamidah
74
Karakterisasi Pola Berjalan dengan Principle Component Analiysis (PCA) Dedi Nurcipto, Achmad Arifin, dan Djoko Purwanto
82
Predict- Observe- Explain- Write Model: Bagaimana Model Pembelajaran Tersebut Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Motivasi Siswa Terhadap Materi Fisika? Dewi Juita, Dina Rahmi Darman, Trisna Kurniawan, dan Yusmanila
89
Pengaruh Geometri terhadap Distribusi Panas pada Wajan Donny Dwiputra, Dian Ahmad Hapidin, dan Sparisoma Viridi
94
Eksplorasi Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Metode Ekspositori pada Pembelajaran Fisika serta Implikasinya pada Pencapaian Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Diki Rukmana
101
Implementasi Alat Peraga Periskop dan Teropong Sederhana di SMK Bhakti Kencana Majalaya Muhtar Amin, Diki Rukmana, Sheila Fitriana, Lailatul Nuraini, dan Widya Yuni
108
Uji Efisiensi Pompa Hidram dengan Variasi Volume Tabung Udara Dinar M. F., Hari Anggit C. W., Latifah N. Q., Enjang J.M.
115
xxi
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Pengaruh Variasi Tinggi Katup Limbah dan Jarak Antar Katup Terhadap Efisiensi Pompa Hidram Dzikri Rahmat R, Marjan Fuadi, Sari Sami N, dan Enjang Jaenal Mustopa
121
Kontribusi Pembelajaran Fisika Matematika dalam Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Calon Guru Fisika Melalui Keterampilan Berpikir Reflektif Ellianawati, Rusdiana D., dan Sabandar J
130
Uji Penggunaan Daun Salam (Syzygium Polyanthum) Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Pada Laki-Laki Usia 45-65 Tahun Ester Marselina Pangaribuan, Untung Sudharmono, dan Gilny Aileen Joan Rantung
137
Pengaruh Kadar Gula dalam Larutan terhadap Daya Serap Super Absorbent Polymer Enggar Alfianto, Faiz Jazuli Nor, dan Suprijadi
144
Interpretasi Anomali Gaya Berat Daerah Panas Bumi “PH” Berdasarkan Analisis Spektrum, Filter, dan Gradien Gaby Hanna Sigalingging dan Wahyu Srigutomo
150
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP dengan Menggunakan Model connecting, organizing, reflecting, and extending (CORE) Grifin Ryandi Egeten, Louise M. Saija, dan Sonya F. Tauran
158
Pengaruh Waktu Penumbuhan Lapisan Tipis Karbon di atas Lapisan SnO2/Si Menggunakan DC Unbalanced Magnetron Sputtering Heldi Alfiadi, Muchlis Achmad Zaelani dan Yudi Darma
164
Pengaruh Penambahan Nanopartikel Silika terhadap Kuat Tekan Komposit Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Ida Sriyanti, Leni Marlina, Iftita Selviana
170
Penggunaan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Intan Relita Foloria Giawa, Kartini Hutagaol, dan Horasdia Saragih
175
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Isa Bella, Louise Saija, dan Horasdia Saragih
181
Analisis Fraktal Tekstur Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Minkowski-Bouligand Joko Sampurno, Azrul Azwar, Fourier Dzar Eljabbar Latief, dan Wahyu Srigutomo
187
xxii
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Simulasi Penentuan Material Heatsink Sebagai Pendingin Graphic Processing Unit (GPU) dengan Menggunakan Comsol Juan Prahamma Hartjamt, Renadi Permana Kusumawiangga, dan Suprijadi Haryono
193
Aktivitas Antimikrobial Nanopartikel Zinc Oxide (ZnO) pada Strain Staphylococcus Aureus Kapas Fernando Pasaribu, Donn Richard Ricky dan Horasdia Saragih
201
Pengaruh Ketebalan HfO2 dan Orientasi Substrat Terhadap Nilai Transmittansi Elektron pada Kapasitor MOS bermassa Isotropik dengan Menggunakan Pendekatan Fungsi Gelombang Airy Khairiah, Fatimah A. Noor, Mikrajuddin Abdullah, dan Khairurrijal
207
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP melalui Penerapan Metode IMPROVE Lidya Wea, Louise M. Saija, dan Kartini Hutagaol
215
Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi dengan Menggunakan Aroma Kayu Manis (Cinnamon) Marta Novita Oktarina, Sapti Widiarti dan Nurhayati Siagian
222
Potensi Kearifan Lokal Khas Sumatera Selatan Dalam Pengembangan Materi Pembelajaran Sains Topik “Global Warming” Berdasarkan Kurikulum 2013 Untuk Siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) Meilinda, Khoiron Nazip, dan Ermayanti
228
Inhalasi Minyak Esensial Mawar (Rose) Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderitaan Tekanan Darah Tinggi Melani Tambunan*, Sapti Widiarti dan Palupi Triwahyuni
235
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa Niki Dian Permana P, Agus Yoni PW, Yennita, dan Zuhdi Ma’aruf
241
Simulasi Carbon Nanotube (10,0) dengan atom Pengganti Galium, Arsenik dan Nitrogen dengan Menggunakan Perangkat Lunak PHASE. Nurul Ikhsan, Ely Aprilia, Acep Purqon, dan Suprijadi
248
Pengembangan Media Pembelajaran Gerak Parabola Berbasis Perangkat Lunak Loggerpro Berorientasi Eksperimen Inkuiri Menggunakan Roket Air Pradita Adnan Wijaya dan Muchlas
255
Teori Moneter Gas Ideal dan Akar Masalah Kesenjangan Distribusi Kekayaan Rachmad Resmiyanto
263
xxiii
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Sebaran Resistivitas daerah Sesar Sumatera Berdasarkan Hasil Pemodelan 1D Metode Magntotellurik Rahman Nurhakim, Doddy Sutarno, Rudi Prihantoro, Nurhasan, dan Nazli Ismail
269
Macro Visual Basic PowerPoint sebagai Media Belajar Virtual Lab AVO Meter Analog Ratna Puspitasari, Siti Nurul Khotimah, dan Wahyu Hidayat
276
Penggunaan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Untuk Mengatasi Kadar Kolesterol Tinggi Pada Wanita Usia Di Atas 40 Tahun Rina Oktaria, Untung Sudharmono, dan Nilawati Soputri
283
Identifikasi Variabel berdasarkan Skema: Tinjauan Terhadap Hukum Kedua Termodinamika Risti Suryantari
288
Metode Sparse Matriks untuk Pemodelan Magnetotellurik (MT) Rudy Prihantoro, Edi Pramono, Doddy Sutarno, dan Nurhasan
295
Analisis Pulsa Magnet Pc3 dengan Medan Magnet Antar Planet Pada Saat Badai Magnet Tahun 2000 Setyanto Cahyo Pranoto dan Wahyu Srigutomo
301
Efek Medan Magnet Induksi terhadap Gelombang Elektromagnetik Sekunder Siti Sachlia, Annisa Siska Pandini, Mohamad Amin, dan Alamta Singarimbun
308
A Simple Viscometer for High School and First Years Undergraduate Program Students: Theory and Experiment Sparisoma Viridi, Sidik Permana, Wahyu Srigutomo, Anggie Susilawati, and Acep Purqon
315
Analisis Ketidakteraturan Plasma Ionosfer pada Saat Aktivitas Matahari Tinggi diatas Indonesia Sri Ekawati dan Wahyu Srigutomo
322
Alat Eksperimen Sederhana untuk Menunjukkan Fenomena Induksi Magnetik Suka Prayanta Pandia, Ahmad Muhammad, Firman, dan Alamta Singarimbun
329
Porositas untuk Model Sphere Packing Porous Medium Susunan 9-4-9 Nurhidayah Muharayu, Trise Nurul Ain, Zannuraini, dan Fourier Dzar Eljabbar Latief
335
Penggunaan Nanas (Ananas comosus Linnaeus merri) Untuk Mengatasi Tingginya Kadar Kolesterol Darah Pada Pria Dewasa Produktif Vuie Vuie Lewa, Untung Sudharmono, dan Nilawati Soputri
343
xxiv
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Optimasi Rangkaian Pengolah Sinyal Analog Sensor Fluxgate Frekuensi Tinggi Widyaningrum Indrasari, Mitra Djamal, Wahyu Srigutomo, dan Ramli
350
Penggunaan Putih Telur Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pria Penderita Hipertensi Grade Satu Yosina Lete, Nilawati Soputri, dan Gilny Aileen Joan Rantung
358
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Yusnita Aruan, Louise M. Saija, dan Kartini Hutagaol
363
Perhitungan Porositas Untuk Model Sphere Packing Porous Medium Berbentuk Kubus Sederhana Zulfikar Fahmi, Nilam Sari, Wilda Febi Rahmadhani, dan Fourier Dzar Eljabbar Latief
370
xxv
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Dewan Pengarah Prof. Dr. Umar Fauzi Dr. Euis Sustini Dr. Siti Nurul Khotimah Dr. Khairul Basar
Panitia Penyelenggara Ketua
:
Dr. Jusak Sali Kosasih
Sekertaris
:
Dr. Syeilendra Pramuditya
Bendahara
:
Dr. Fatimah A. Noor, Nuri Trianti, M.Si.
Web dan Publikasi
:
Aghust Kurniawan, S.Si.
Acara
:
Nina Siti Aminah, M.Si.
Logistik
:
Agus Suroso, M.Si.
Konsumsi
:
Dr. Fatimah A. Noor, Nuri Trianti, M.Si.
Prosiding
:
Dr. Syeilendra Pramuditya, Dede Enan, S.Ap.
Dokumentasi
:
Aghust Kurniawan, S.Si., Dede Enan, S.Ap.
Penyelenggara : Program Studi Magister Pengajaran Fisika FMIPA - ITB Didukung oleh : Himpunan Fisika Indonesia (HFI) Program Magister Pengajaran MIPA ITB
iii
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Foto Kegiatan
iv
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Kata Pengantar
Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) telah dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 Desember 2013 bertempat di Aula Barat InstitutTeknologi Bandung. Seminar ini dapat terlaksana dengan sukses berkat dukungan dari Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, InstitutTeknologi Bandung, dan Himpunan Fisika Indonesia (HFI) Jawa Barat. Seminar Kontribusi Fisika merupakan sarana pertukaran pikiran dan ide tentang peran penting fisika dalam kehidupan. Sebagai salah satu ilmu dasar, fisika selalu hadir dalam semua aspek kehidupan manusia dan menjadi pilar dari perkembangan jaman modern yang didukung oleh teknologi modern saat ini. Seminar ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari 14 institusi di Indonesia. Peserta terdiri dari 5 orang pembicara utama, 76 presenter yang terbagi dalam 4 kelompok presentasi paralel, dan partisipan dari berbagai kalangan. Topik yang disampaikan dalam sesi panel cukup beragam, mulai dari konsep pendidikan fisika, sel surya, energi dan panasbumi, hingga teori relativitas khusus Einstein, dan pola pendidikan di Amerika Serikat. Keragaman bidang aplikasi dari fisika juga tercermin dari topik dan hasil penelitian yang disampaikan para presenter sesi paralel, di mana sebagian dari topik-topik tersebut merupakan hasil karya mahasiswa Program Studi Magister Pengajaran Fisika FMIPA ITB dan Program Studi Sains Komputasi FMIPA ITB. Prosiding seminar ini diterbitkan sebagai salah satu upaya mempublikasikan hasil-hasil karya tersebut. Kami berupaya untuk menyelesaikan proses penyuntingan Prosiding SKF 2013 ini sebaik mungkin agar dapat diterbitkan tepat waktu. Tentu hal ini hanya dapat dilakukan dengan dukungan rekan-rekan penyunting serta kerjasama para peserta/pemakalah dalam melakukan perbaikan. Walau demikian kami sadar bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan prosiding ini. Kritik dan saran kami harapkan guna perbaikan pada penerbitan yang akan datang. Akhirnya, kami selaku panitia SKF 2013 mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara SKF 2013 dan terselesaikannya penyuntingan dan penerbitan Prosiding ini. Semoga SKF 2013 dan Prosiding ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Sampai jumpa di seminar SKF berikutnya.
Dr. Jusak Sali Kosasih Ketua SKF 2013
v
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Teori Moneter Gas Ideal dan Akar Masalah Kesenjangan Distribusi Kekayaan Rachmad Resmiyanto Abstrak Distribusi kekayaan merupakan persoalan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sampai saat ini hampir tidak ada negara yang memiliki distribusi kekayaan yang merata. Akar persoalan kesenjangan distribusi kekayaan ini dapat diurai dengan teori moneter gas ideal yang sudah kami bangun sebelumnya. Teori ini dibangun dengan kias perilaku gas ideal dan proses barter. Berdasarkan teori moneter gas ideal, kelompok masyarakat yang menguasai kekayaan ialah kartel perbankan. Kata-kata kunci: teori moneter gas ideal, distribusi kekayaan
Pendahuluan Teori moneter gas ideal merupakan teori moneter yang dibangun berdasarkan kias antara perilaku gas ideal dengan proses barter dalam ekonomi. Jumlah uang beredar (JUB) V dikiaskan dengan volume gas, daya beli uang P dikiaskan dengan tekanan gas, pendapatan nasional dikiaskan dengan suhu gas, sehingga didapatkan persamaan umum moneter sebagai berikut PV kT .
(1)
dengan bilangan kmerupakan tetapan yang nilainya belum ditentukan [1]. Berdasarkan data-data moneter di Indonesia (1990-2011) dan AS (1913-2012) yang diplot menurut teori ini didapatkan kesimpulan bahwa pola proses moneter ialah PV n C
(2)
Dengan C merupakan tetapan dan nilai n, 0 < n < 1. Untuk Indonesia, n = 0,59 dan C = 0,49. Sedangkan untuk AS n = 0,39 dan C = 0,28 [2]. Persamaan (2) menunjukkan ada kelestarian selama proses moneter berlangsung. Karena suku PVdianggap sebagai tenaga uang maka persamaan ini disebut sebagai persamaan kelestarian tenaga uang, yakni n n PV . i i Pf V f
(3)
dengan penjurus idan f menyatakan keadaan awal dan akhir [3]. Sistem Moneter Saat Ini Sistem moneter saat ini tegak di atas 3 pilar yaitu uang fiat, perbankan dengan sistem cadangan pecahan (fractional reserve banking, FRB) dan bunga uang [4,5]. Sekarang, seluruh aktivitas ekonomi manusia hidup dalam sistem tersebut. Sistem ini bukan hanya berlaku di Indonesia, melainkan di seluruh negara di dunia.
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 263
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Uang fiat merupakan uang yang beredar menurut dekrit pemerintah. Uang fiat yang berlaku sekarang memiliki nilai nominal yang jauh lebih besar dibanding nilai intrinsiknya. Sistem perbankan cadangan pecahan memungkinkan perbankan umum untuk melakukan proses penciptaan uang secara berlipat. Rasio cadangan ini dikenal sebagai Giro Wajib Minimum (GWM) yang besarnya ditentukan oleh bank sentral negara. Bunga uang memberi landasan bagi perbankan untuk menggelar aktivitas sewa-menyewa uang. Dengan demikian ada kelindan yang kuat antara uang dan perbankan. Dengan demikian, dalam sistem moneter saat ini, lembaga perbankan memainkan peran yang penting dalam pusaran ekonomi manusia. Perbankanlah satusatunya lembaga yang diijinkan untuk mencetak dan melipatgandakan uang. Tenaga-uang Perbankan dan Tenaga-uang Rakyat Apabila jumlah uang beredar mula-mula ialah Vi, kemudian perbankan menambah uang beredar sebanyak Vt maka jumlah uang beredar sekarang menjadi Vf = Vi + Vt. Dengan demikian nisbah Vi/Vf merupakan nisbah antara JUB awal dan JUB akhir. Dalam sistem perbankan cadangan pecahan (FRB), hubungan antara JUB awal (setoran tabungan) dengan JUB akhir diatur oleh koefisien pengganda uang beredar (money supply multiplier). Koefisien ini bernilai 1 / GWM
JUB akhir
1 setoran tabungan GWM
(4)
Dengan demikian, nilai nisbah Vi/Vf adalah GWM itu sendiri,
Vi Vi GWM . V f Vi Vt
(5)
sehingga persamaan (3) dapat ditulis ulang menjadi Pf GWM Pi . n
(6)
Uang sejumlah Vt yang ditambahkan ke JUB awal Vi mengakibatkan persamaan kelestarian tenaga-uang (3) dapat diurai menjadi
PiVi Pf V f Pf Vi Vt . n
n
n
(7)
Karena uang sejumlah Vt diciptakan oleh kartel perbankan, maka suku Pf Vt
n
merupakan suku tenaga-uang yang dimiliki kartel perbankan. Suku ini menunjukkan bagian tenaga-uang yang dimiliki kartel perbankan,
E bank Pf Vt . n
ISBN 978-602-19655-5-9
(8)
Hal. 264
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Sebaliknya, suku Pf Vi
n
merupakan bagian tenaga-uang yang dimiliki seluruh
pemegang uang selain kartel perbankan. Suku ini dapat juga dinamai sebagai tenagauang rakyat. Tenaga-uang ini dapat dimaknai sebagai kekayaan. Persamaan (1) menunjukkan bahwa tenaga-uang merupakan stok barang/jasa atau pendapatan nasional. Oleh karena itu porsi kepemilikan tenaga-uang sesungguhnya merupakan porsi distribusi kekayaan. Untuk nilai Vi Vt dengan n 1 dapat diselesaikan dengan menggunakan n
pendekatan deret binomial 2 suku pertama sebab nilai GWM membentang 0 GWM 1 . Dalam praktiknya, nilai GWM biasanya hanya kurang dari 10%.
Dengan demikian nilai Vi Vt dapat diurai menjadi n
Vi Vt
n
GWM . Vt n 1 n 1 GWM
(9)
Persamaan (7) akan menjadi GWM n n PV , i i Pf Vt 1 n 1 GWM
(10)
yang juga dapat ditulis dalam bentuk lain yakni Pf Vt n
1 PV n . GWM i i 1 n 1 GWM
n
(11)
n
Suku Pf Vi dapat dicari dengan cara mengalikan persamaan (6) dengan Vi , n Pf Vi n GWM PV i i . n
(12)
Dua persamaan terakhir ini secara berurutan menunjukkan bagian tenaga-uang yang dimiliki kartel perbankan dan yang dimiliki seluruh pemegang uang di luar kartel perbankan. Persamaan (11) dan (12) menunjukkan betapa sederhana peta distribusi kekayaan akan dibagi. Satu-satunya faktor hanyalah GWM. Distribusi Kekayaan yang dimiliki Kartel Perbankan dan Rakyat Sekarang akan dilihat bagaimana peta distribusi kekayaan di Indonesia dan AS. Di Indonesia, nilai n berdasarkan data pengamatan ialah n = 0,59dan diandaikan nilai GWM = 0,05 sehingga didapatkan
Pf Vt 0,97 PiVi . n
ISBN 978-602-19655-5-9
n
(13)
Hal. 265
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Pf Vi 0,17 PiVi . n
n
(14)
Persamaan (13) dan (14) menunjukkan kue distribusi kekayaan di Indonesia dikuasai oleh kartel perbankan sebanyak 90% lebih. Seluruh rakyat hanya menikmati kue distribusi kekayaan sebesar 17%. Sedangkan
penguasaan tenaga-uang di AS berdasarkan data
jika GWM diandaikan
n 0,39 dan
0,05 didapatkan skema
Pf Vt 0,98PiVi .
(15)
Pf Vi 0,31PiVi .
(16)
n
n
n
n
Ternyata, kue distribusi kekayaan di AS juga dimonopoli oleh kartel perbankan. Semua nilai skema penguasaan tenaga-uang di Indonesia dan AS di atas seharusnya jika dijumlahkan bernilai 1 (satu). Perbedaan nilai ini disebabkan oleh (1) pengambilan suku dalam penguraian Vi Vt hanya diambil 2 suku pertama saja, (2) n
nisbah Vi V f tidak 100% tercermin dalam GWM sebab dalam operasional di lapangan sangat mungkin ada kendala-kendala yang menyebabkan koefisien pengganda uang tidak bekerja secara maksimal. Meskipun demikian, kita dapat mengambil kesimpulan penting bahwa pembagian proporsi penguasaan tenaga-uang antara kartel perbankan dan rakyat menunjukkan ketimpangan yang luar biasa, sekira 9:1. Ketimpangan proporsi penguasaan tenaga-uang antara kartel perbankan dan rakyat akan nampak jelas sekali ketika proses moneter ialah proses isotermik yakni n = 1. Dalam proses ini, skema penguasaan tenaga-uang akan menjadi Pf Vt 1 GWM PV i i.
(17)
Pf Vi GWM PV i i .
(18)
Persamaan kelestarian tenaga-uang sejatinya menceritakan adanya pergeseran penguasaan tenaga-uang. Penambahan uang sejumlah Vt ke dalam peredaran uang di masyarakat menyebabkan pihak yang menambahkan uang sejumlah Vt memiliki kuasa tenaga-uang yang luar biasa. Pihak yang menambahkan uang ini adalah kartel perbankan. Penyadapan tenaga-uang sebesar (1-GWM) ini dapat dikatakan sebagai wujud lain dari korupsi/pencurian nilai uang yang dilakukan oleh perbankan. Pada titik ini, seluruh aktivitas perbankan sejatinya adalah aktivitas perampasan kekayaan seluruh rakyat. Hikmah Persamaan Tenaga-uang Persamaan kelestarian tenaga-uang menunjukkan bahwa siapapun yang memiliki kendali atas jumlah uang beredar sama saja memiliki kendali atas tenagauang perekonomian. Jadi ketika bank sentral memiliki kendali atas JUB maka sebenarnya bank sentral menguasai tenaga-uang perekonomian negara. Ketika perbankan komersial diijinkan oleh negara untuk melipatgandakan uang melalui nisbah
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 266
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
GWM yang ditetapkan bank sentral maka perbankan komersial menguasai tenagauang perekonomian. Porsi penguasaan tenaga-uang perekonomian dapat berbentuk misalnya industri apa yang akan didukung, ke mana uang akan dialirkan dan korporat mana yang akan mendapat dukungan paling besar. Hal ini nampak nyata sekali ketika proses pinjam-meminjam uang dengan bank selalu akan melibatkan jaminan aset peminjam. Porsi penguasaan tenaga-uang perekonomian merupakan kekuasaan yang tidak main-main sebab kartel perbankan dapat mendominasi berbagai sektor dalam perekonomian negara. Kaitan antara uang dan kekuasaan ditegaskan oleh Duncan (1997). Ia menyatakan bahwa siapa yang memiliki uang sebanyak satu sen maka ia menguasai dunia dan berhak memerintah seluruh manusia tapi hanya sebesar satu sen saja [6]. Data moneter yang ada menunjukkan bahwa kartel perbankan menguasai sekitar 90% tenaga-uang maka penguasa negara/rakyat yang sebenarnya ialah kartel perbankan. Bukti Kesenjangan Distribusi Kekayaan Di muka sudah dibahas, persamaan kelestarian tenaga-uang menunjukkan adanya kesenjangan luar biasa antara rakyat pemegang uang dan kartel perbankan. Menurut Kompas [7], Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan nasabah kaya (simpanan di atas Rp 2 miliar) di Indonesia hingga akhir 2012 mencapai Rp 1.718,9 triliun dari total simpanan Rp 3.277,15 triliun. Jumlah tersebut merupakan 52,45 persen dari total simpanan masyarakat Indonesia. Ini dimiliki oleh 185.174 rekening dari total 118.728.353 rekening. Jadi, 0,16% dari total rekening telah menguasai 52,45% dari total uang simpanan. Fakta ini dapat disederhanakan, jika negara berpenduduk 10 ribu orang maka 16 orang menguasai separo lebih dari total kekayaan seluruh penduduk. Sisanya dimiliki oleh 9984 orang. Di AS, kartel perbankan juga menguasai distribusi kekayaan. Untuk menunjukkan betapa kayanya kartel perbankan di AS, kekayaan tersebut dapat dibandingkan dengan jumlah uang yang beredar sebagaimana disajikan dalam gambar 1. Gambar ini menunjukkan bahwa kekayaan kartel perbankan ialah 6,6 kali lipat uang jenis M1 atau 1,5 kali lipat uang jenis M2 atau 0,99 kali lipat uang jenis M3.
Gambar 1. Kekayaan perbankan di AS 1992-2012 sebagai fungsi dari jumlah uang beredar M1, M2 dan M3. Kekayaan perbankan adalah 6,6 M1 atau 1,5 M2 atau 0,99 M3. Sumber data: http://www.thetrailofgreen.com.
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 267
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Kesimpulan Sistem moneter kita telah menciptakaan distribusi kekayaan yang timpang. Aktivitas kartel perbankan telah menghisap kekayaan rakyat sehinggga kekayaan rakyat hanya sekitar 10% saja dari kekayaan total. Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan yang telah mendukung dalam keikutsertaan kegiatan ilmiah ini. Referensi [1] Resmiyanto, Rachmad, “Perumusan Model Moneter Berdasarkan Perilaku Gas Ideal”, Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Fisika, UNP, Padang, 2 November 2013 [2] Resmiyanto, Rachmad, “Pandangan terhadap Proses Moneter di Indonesia dan AS Berdasarkan Model Moneter Gas Ideal”, Seminar Nasional Fisika, UNHAS, Makassar, 14 November 2013 [3] Resmiyanto, Rachmad, “Teori Moneter Gas Ideal: Teori Inflasi Baru”, Seminar Nasional Sains dan Pembelajaran Sains, UMP, Purworejo, 30 November 2013 [4] Iswardono, 1999, Uang dan Bank, Ed. 4, Cet.6, BPFE, Yogyakarta [5] Mankiw, N. Gregory, 2007, Makroekonomi, Ed.6, Cet.1, Erlangga, Jakarta. [6] Duncan, Hugh Dalziel, 1997, Sosiologi Uang, Pustaka Pelajar, Yogyakarta [7] http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/07/15340728/Simpanan.Nasaba h.Kaya.-Tembus.Rp.1.718.Triliun, tayang tanggal 07 Februari 2013
Rachmad Resmiyanto Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan
[email protected]
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 268
Program Studi Magister Pengajaran Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung © 2013