Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 Bandung, 2 dan 3 Desember 2013
Editor Dr. Jusak Sali Kosasih Dr. Syeilendra Pramuditya Dede Enan, S.Ap.
ISBN : 978-602-19655-5-9
Program Studi Magister Pengajaran Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2013 http://portal.fi.itb.ac.id/skf2013
ii
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Dewan Pengarah Prof. Dr. Umar Fauzi Dr. Euis Sustini Dr. Siti Nurul Khotimah Dr. Khairul Basar
Panitia Penyelenggara Ketua
:
Dr. Jusak Sali Kosasih
Sekertaris
:
Dr. Syeilendra Pramuditya
Bendahara
:
Dr. Fatimah A. Noor, Nuri Trianti, M.Si.
Web dan Publikasi
:
Aghust Kurniawan, S.Si.
Acara
:
Nina Siti Aminah, M.Si.
Logistik
:
Agus Suroso, M.Si.
Konsumsi
:
Dr. Fatimah A. Noor, Nuri Trianti, M.Si.
Prosiding
:
Dr. Syeilendra Pramuditya, Dede Enan, S.Ap.
Dokumentasi
:
Aghust Kurniawan, S.Si., Dede Enan, S.Ap.
Penyelenggara : Program Studi Magister Pengajaran Fisika FMIPA - ITB Didukung oleh : Himpunan Fisika Indonesia (HFI) Program Magister Pengajaran MIPA ITB
iii
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Foto Kegiatan
iv
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Kata Pengantar
Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) telah dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 Desember 2013 bertempat di Aula Barat InstitutTeknologi Bandung. Seminar ini dapat terlaksana dengan sukses berkat dukungan dari Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, InstitutTeknologi Bandung, dan Himpunan Fisika Indonesia (HFI) Jawa Barat. Seminar Kontribusi Fisika merupakan sarana pertukaran pikiran dan ide tentang peran penting fisika dalam kehidupan. Sebagai salah satu ilmu dasar, fisika selalu hadir dalam semua aspek kehidupan manusia dan menjadi pilar dari perkembangan jaman modern yang didukung oleh teknologi modern saat ini. Seminar ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari 14 institusi di Indonesia. Peserta terdiri dari 5 orang pembicara utama, 76 presenter yang terbagi dalam 4 kelompok presentasi paralel, dan partisipan dari berbagai kalangan. Topik yang disampaikan dalam sesi panel cukup beragam, mulai dari konsep pendidikan fisika, sel surya, energi dan panasbumi, hingga teori relativitas khusus Einstein, dan pola pendidikan di Amerika Serikat. Keragaman bidang aplikasi dari fisika juga tercermin dari topik dan hasil penelitian yang disampaikan para presenter sesi paralel, di mana sebagian dari topik-topik tersebut merupakan hasil karya mahasiswa Program Studi Magister Pengajaran Fisika FMIPA ITB dan Program Studi Sains Komputasi FMIPA ITB. Prosiding seminar ini diterbitkan sebagai salah satu upaya mempublikasikan hasil-hasil karya tersebut. Kami berupaya untuk menyelesaikan proses penyuntingan Prosiding SKF 2013 ini sebaik mungkin agar dapat diterbitkan tepat waktu. Tentu hal ini hanya dapat dilakukan dengan dukungan rekan-rekan penyunting serta kerjasama para peserta/pemakalah dalam melakukan perbaikan. Walau demikian kami sadar bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan prosiding ini. Kritik dan saran kami harapkan guna perbaikan pada penerbitan yang akan datang. Akhirnya, kami selaku panitia SKF 2013 mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara SKF 2013 dan terselesaikannya penyuntingan dan penerbitan Prosiding ini. Semoga SKF 2013 dan Prosiding ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Sampai jumpa di seminar SKF berikutnya.
Dr. Jusak Sali Kosasih Ketua SKF 2013
v
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Isa Bella*, Louise Saija, dan Horasdia Saragih Abstrak Kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMP dewasa ini masih sangat rendah. Di Indonesia rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis ini terlihat dari hasil ujian nasional yang diselenggarakan pemerintah dimana hasilnya di bawah rata-rata yang diharapkan. Diperlukan suatu usaha untuk mengatasinya Pada penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah dicoba digunakan untuk mengatasi rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMP. Di dalam prosesnya model pembelajaran ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Siswa kelompok asal diberi soal yang berbeda-beda tingkat kesukarannya. Sementara kelompok ahli diberi soal yang sama tingkat kesukarannya. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini melibatkan seluruh siswa untuk bekerja sama menyelesaikan masalah matematika sehingga meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan berdiskusi di kelompok. Hal ini memupuk rasa tanggung jawab, kepercayaan diri, dan saling menghargai antar siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa SMP PGRI Lembang, dimana sampel ini dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kontrol. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diterapkan pada kelompok eksperimen, sementara kelompok kontrol diberi perlakuan pengajaran konvensional. Dari hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji-t pada tingkat signifikansi = 0,05 diperoleh bahwa model pengajaran dengan menggunakan tipe Jigsaw menghasilkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pengajaran konvensional. Mengacu kepada hasil ini maka disimpulkan bahwa pengajaran model kooperatif tipe jigsaw digunakan lebih baik dibandingkan pengajaran konvensional untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Kata-kata kunci:Pembelajaran Masalah ,Siswa SMP
kooperatif,
Jigsaw,Kemampuan
Pemecahan
Pendahuluan Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dewasa ini masih sangat rendah [1]. Di Indonesia rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis ini terlihat dari hasil ujian nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah dimana hasilnya masih di bawah rata-rata yang diharapkan [2]. Bukan saja di Indonesia, hal serupa juga terjadi di Filipina. Dari tahun 1995 sampai 2011, IEA (Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan) telah melakukan TIMMS (Trends in Mathematics and Science Study) dan melaporkan hasilnya bahwa pencapaian matematis siswa di Filipina adalah 29% lebih rendah dari rata-rata. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dinegara tersebut [3].
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 181
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ini, disebabkan oleh karena guru kurang kreatif dalam mendesain tugas matematika yang melibatkan kegiatan pemecahan masalah [1]. Guru harus melakukan banyak cara, khususnya dalam penggunaan model pembelajaran di dalam kelas untuk membantu siswa memecahkan masalah matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalahnya [4]. Ini perlu dilakukan mengingat bahwa pemecahan masalah merupakan inti dari pelajaran matematika [5]. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran yang telah dikembangkan dapat mengatasi rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Uji coba penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kepada siswa SMP menghasilkan kinerja matematis yang lebih baik, oleh karena itu disarankan agar pengembang kurikulum harus dilakukan sehingga mendorong para guru untuk menggunakan model pembelajaran ini dalam mengajar matematika untuk mengatasi rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa [6]. Pembelajaran koperatif tipe Jigsaw memberikan kesempatan baik kepada siswa untuk dapat belajar satu sama lain untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa karena dalam model pembelajaran ini siswa dikelompokan secara heterogen [7]. Penerapan pembelajaran koopertaif model Jigsaw pada siswa SMP dapat mengatasi rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis [8]. Teori Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, awalnya dikembangkan oleh Eliot Aronson pada tahun 1997 di Austin Texas, dianggap efektif dalam meningkatkan hasil pendidikan yang positif [12]. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat meminimalkan daya saing dalam lingkungan belajar dengan mendorong siswa untuk bekerja sama, selain itu juga dilaporkan bahwa sikap siswa lebih positif terhadap model pembelajaran ini, karena meningkatkan hubungan yang lebih positif antara peserta atau anggota kelompok [9]. Semua studi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan meningkatkan prestasi akademik pada siswa [10].
Kelompok
A1A2A3
A1B1C1
ISBN 978-602-19655-5-9
B1B2B3
A2B2C2
C1C2C3
A3B3C3
Hal. 182
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Model pembelajaran kooperatif melatih keterampilan belajar siswa dan tingginya kepercayaan diri dalam belajar. Keuntungan ini dalam kelompok model pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan oleh dua faktor [11]. Pertama, siswa merasa bahwa mereka dapat mencapai lebih banyak belajar melalui metode ini , dan kedua ada perbaikan dalam hubungan sosial antara siswa dan siswa dapat bebas mengeluarkan pendapat mereka sehingga kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa [11]. Pemecahan masalah adalah salah satu cara terbaik untuk melibatkan siswa dalam operasi berpikir analisis, sintesis dan evaluasi yang dianggap sebagai keterampilan kognitif tingkat tinggi [13]. Pemecahan masalah memiliki sejarah panjang dan sukses dalam pendidikan matematika dan dihargai oleh banyak guru sebagai cara untuk terlibat dan memfasilitasi pembelajaran dalam kelas mereka. Potensi manfaat menggunakan pemecahan dalam matematika adalah dapat memperluas dan mengembangkan pemikiran matematika siswa melampaui perolehan rutin teknik terisolasi dan prosedur [14]. Pemecahan masalah melibatkan setidaknya tiga dimensi : a. pengetahuan asal, b. solusi menyelesaikan masalah, dan c. karakteristik pemecah masalah. Metode Penelitian Sampel Penelitian Pada penelitian ini jumlah anggota sampel 62 pada siswa SMP PGRI Lembang, terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk Sampel kontrol di kelas VII B dan kelompok eksperimen di kelas VII A. Kelas VII B berjumlah 31 orang, laki-laki 17 orang (55%) dan perempuan 14 orang (45%) untuk kelas VII A berjumlah 31 orang, laki-laki berjumlah 16 orang (52%) dan perempuan 15 orang (48%). Dibawah ini akan ditampilkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan di SMP PGRI dengan materi Persamaan dan Pertidaksamaan Liniear Satu Variabel pada kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Desain Penelitian Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan pada penelitian ini adalah persamaan dan pertidaksamaan linears satu variabel. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa terdiri dari lima soal yang sudah diuji kevaliditasnya. Soal-soal yang dibuat disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Instrumen tersebut diberikan kepada siswa sebelum perlakuan dilakukan (pretest) dan sesudah perlakuan (postest). Selama penelitian kelompok eksperimen akan diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedangkan kelompok kontrol diberi pembelajaran biasa. Jigsaw Terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok yang heterogen sedangkan kelompok ahli kelompok yang
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 183
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
memiliki tingkat kemampuan yang sama. Di kelompok asal diberikan soal yang berbeda-beda dan setiap kelompok diberikan tanggung jawab untuk menjadi anggota kelompok ahli. Hasil dan Diskusi Tabel 1. Deskritif statistik kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Descriptive Statistics Mean Std. Error of Mean Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Minimum Maximum
Pretest 18.9677
Posttest 50.0645
Kelompok Eksperimen Pretest Posttest 17.4194 62.5161
1.44838 8.06426 65.032 0.518
2.52724 14.07109 197.996 -0.062
1.596221 8.88735 78.985 0.893
1.46344 8.14809 66.391 0.594
0.421 -0.428
0.421 0.596
0.421 -0.448
0.421 0.806
0.821 8.00 38.00
0.821 16.00 84.00
0.821 10.00 38.00
0.821 48.00 86.00
Kelompok Kontrol
Tabel 2. Deskriptif statistik gain ternormalisasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Descriptive Statistics Mean Std. Error of Mean Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Minimum Maximum
ISBN 978-602-19655-5-9
Gain Ternormalisasi Kel. Kel. Kontrol Eksperimen 0.3848 0.5462 0.02838 0.01605 0.15803 0.8938 0.025 0.008 0.286 0.309 0.421 0.143 0.821 0.05 0.78
0.821 1.386 0.821 0.35 0.80
Hal. 184
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
Tabel 3. Uji normalitas distribusi data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan uji homogenitas Kolmogorov-Smirnov Kelompok Kontrol Eksperimen
Df 31 31
Sig. 0.112 0.113
Levene's Test for Equality of Variances F Sig. 9.211
0.200
Tabel 4. Hasil t-test dengan varians yang tidak sama. t-test for Equality of Means Equal Variances not Gain assumed T -4.950 df. 47.412 Sig. (2 Tailed) 0.000 Mean Difference -0.16142032 Std. Error Difference 0.03260875 Kesimpulan Mengacu pada data hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh yang lebih baik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis. Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) atas bantuan dana yang diberikan untuk melaksanakan penelitian ini, kepada Universitas Advent Indonesia yang atas bantuan dana diberikan kepasa penulis untuk mengikuti seminar kontribusi fisika (SKF) 2013 sebagai pembicara, dan dosen pembimbing atas saran dan masukan yang membangun. Referensi [1] Fernandez, F., Llinares, S., & Valls, J., (2013). Primary school teacher’s noticing of students’ mathematical thinking in problem solving. Journal of The Mathematics Enthusiast , ISSN 1551-3440, Vol. 10, nos.1&2, pp.441-468 2013. [2] Zakaria, E., Solfitri, T., Daud, T., & Abidin, Z. Z., (2012). Effect of Cooperative Learning on Secondary School Students’ Mathematics Achievement. Journal of Creative Education 2013. Vol.4, No.2, 98-100. [3] Trance, C. J. N., (2013). Process Inquiry: Analysis of Oral Problem-Solving Skills in Mathematics of Engineering Students. Journal of US-China Education Review A, ISSN 2161-623X February 2013, Vol. 3, No. 2, 73-82. [4] Lynch, K., & Star, J.R., (2013). Teachers' views about multiple strategies in middle and high school mathematics: Perceived advantages, disadvantages, and reported instructional practices. Mathematical Thinking and Learning.
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 185
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF 2013) 2-3 Desember 2013, Bandung, Indonesia
[5] Ozdemir, S., & Reis, A. Z., (2013). The effect of Dynamic and Interactive Mathematics Learning Environments (DIMLE), supporting multiple representations, on perceptions of elementary mathematics pre-service teachers in problem solving process. Mevlana International Journal of Education (MIJE) Vol. 3(3), Special Issue: Dynamic and Interactive Mathematics Learning Environment pp.85-94, 01 July, 2013 [6] Mbacho, W. N., & Changeiywo, M. J., (2013). Effects of Jigsaw Cooperative Learning Strategy on Students’ Achievement by Gender Differences in Secondary School Mathematics in Laikipia East District, Kenya. Journal of Education and Practice, Vol.4, No.16, 2013. [7] Goodell, S. L., Cooke, K. N., & Ash, L. S., (2013). Cooperative Learning Through In-Class Team Work: An Approach to Classroom Instruction in a Life Cycle Nutrition Course. NACTA Journal June 2012. [8] Gocer, A., (2010). A comparative research on the effectivity of cooperative learning method and jigsaw technique on teaching literary genres. Journal oF Educational Research and Reviews Vol. 5(8), pp. 439-445. [9] Tran, V. D., & Lewis, R. R., (2012). The Effects of Jigsaw Learning on Students’ Attitudes in a Vietnamese Higher Education Classroom. International Journal of Higher Education Vol. 1, No. 2; 2012. [10] Fini, S. A. A., Zainalipour, H., & Jamri, M., (2012). An Investigation into the Effect of Cooperative Learning with Focus on Jigsaw Technique on the Academic achievement of 2nd-Grade Middle School Students. Journal of Life Science and Biomedicine, J. Life Sci. Biomed. 2(2): 21-24, 2012. [11] Senguil, S., & Katranci, Y., (2012). Teaching the Subject ‚Sets‛ with the ‘Dissociation and Re-Association’ (Jigsaw). International Online Journal of Educational Sciences, 2012, 4(1), 1-18. [12] Meng, J., (2010). Jigsaw Cooperative Learning in English Reading. Journal of Language Teaching and Research, Vol. 1, No. 4, pp. 501-504, July 2010 [13] Taale, D., K., (2011). Improving physics problem solving skills of students of Somanya Senior High Secondary Technical School in the Yilo Krobo District of Eastern Region of Ghana. Journal of Education and Practice, Vol 2, No 6, 2011. [14] Windsor, W., (2011). How problem solving can develop an algebraic perspective of mathematics. APMC 16 (4) 2011.
Isa Bella*, ouise M. Saija, Horasdia Saragih Faculty Education of Mathematics Universitas Advent Indonesia
[email protected] [email protected] [email protected]
*
Corresponding author
ISBN 978-602-19655-5-9
Hal. 186