perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROSEDUR PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG MADIUN
TUGAS AKHIR
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : SLAMET RAHARJO PRASETYO NIM F3609062
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ABSTRAKSI
PROSEDUR PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG MADIUN SLAMET RAHARJO PRASETYO F 3609062 Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Kepemilikan tempat tinggal tersebut dapat diperoleh melalui kredit pemilikan rumah (KPR). Salah satu bank yang memiliki fokus bisnis pada KPR adalah PT. BTN (Persero) Tbk. Adanya risiko kredit bermasalah pada kredit pemilikan rumah tidak bisa dihindarkan. Oleh karena itu PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun melakukan langkah-langkah penanganan kredit bemasalah untuk meminimalisir tingkat kerugian dan memperbaiki kualitas kreditnya. Tugas Akhir ini bertujuan untuk: a) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah pada KPR, b) perkembangan kredit bermasalah pada KPR, c) prosedur penanganan kredit bermasalah pada KPR. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi langsung dan wawancara dengan staff PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah: a) faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah pada KPR terdiri dari faktor intern bank, faktor dari debitur serta faktor ekstern dari keduanya. b) perkembangan KPR bermasalah terbilang cukup baik. Bisa dilihat dari kualitas NPL tahunan dan bulanan yang selalu bisa ditekan pada kisaran dibawah 1,5%. c) cara-cara penanganan KPR bermasalah terdiri dari penaganan secara litigasi dan non-litigasi. Secara litigasi pihak bank melakukan pembinaan debitur dan restrukturisasi kredit pada debitur yang telah memenuhi persyaratan. Secara non-litigasi pihak bank melakukan upaya-upaya hukum melalui jalur pengajuan klaim asuransi, gugatan di pengadilan negeri serta pengajuan lelang agunan melalui KPKNL.
Kata Kunci : prosedur, kredit bermasalah, kredit pemilikan rumah (KPR)
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ When somebody challenges you, fight back, be brutal and be tough” (Donald Trump)”. “If you can’t make it good, at least make it look good” (Bill Gates).
“Jika engkau menginginkan kebaikan, segeralah laksanakan sebelum engkau mampu, Tetapi jika engkau menginginkan kejelekan, segeralah hardik jiwamu karena telah menginginkannya” (Sokrates). “Cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan tetapi seseorang yang sukses pasti memiliki cita-cita yang tinggi” (Andrie Wongso). “Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan tapi sebaliknya kebahagiaan adalah kunci kesuksesan” (Penulis). “Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya karena Allah apapun dan di manapun kita berada dan kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon” (Penulis).
Karya ini dipersembahkan kepada : ü Bapak, ibu dan keluarga tercinta ü Sahabat-sahabatku ü Teman-teman KP 09 ü Almamater, Universitas Sebelas Maret Surakarta ü Pembaca yang budiman
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini yang merupakan karya ilmiah dengan judul “PROSEDUR PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG MADIUN” untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini bisa terwujud berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak yang memberikan pengarahan, keterangan serta bahan-bahan yang penulis perlukan dan penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, S.E, MSi selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Kresno Sarosa Pribadi, S.E, M.Si selaku ketua Program Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Malik Cahyadin, S.E,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan. 4. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis dapat menjadi berkah dan bermanfaat untuk hidup dan masa depan. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bapak Syah Indra Selaku Branch Manager PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun yang berkenan memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian. 6. Segenap staff dan karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu memberikan datadata dan membimbing penulis. 7. Bapak dan Ibu serta segenap keluarga besarku atas dukungan serta doanya selama ini. 8. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan KP 09. 9. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir ini masih ada kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
ABSTRAKSI...............................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
E. Metode Penelitian .....................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1 .Pengertian Bank .................................................................
8
2. Fungsi Bank ........................................................................
8
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kredit 1. Pengertian Kredit ...............................................................
9
2. Unsur-Unsur Kredit ...........................................................
10
3. Fungsi Kredit ......................................................................
11
4. Tujuan Kredit .....................................................................
12
5. Jenis Kredit .........................................................................
13
C. Kredit Bermasalah 1. Pengertian Kredit Bermasalah...........................................
16
2. Prinsip-Prinsip Penilaian Kredit........................................
16
3. Penyebab Kredit Bermasalah ............................................
21
4. Penggolongan Kualitas Kredit ..........................................
22
5. Langkah-Langkah Penanganan Kredit Bermasalah .........
23
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan...........................................
28
B. Pembahasan ........................................................................
54
1. Faktor penyebab kredit bermasalah pada KPR di PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun.......
54
2. Perkembangan kredit bermasalah pada KPR di PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun ....................
56
3. Prosedur penanganan kredit bermasalah pada KPR di PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun ....................
commit to user
ix
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................
76
B. Saran.............................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 Perkembangan Kolektibilitas KPR PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun .....................................................................................
57
3.2 Pembinaan debitur secara umum ........................................................
63
3.3 Persentase perhitungan pengurangan tunggakan bunga dan atau denda ...........................................................................
commit to user
xi
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
3.1 Struktur organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun ...........
37
3.2 perkembangan NPL Tahunan PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun.....................................................................................
commit to user
xii
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat pernyataan Tugas Akhir Lampiran 2 : Laporan kegiatan magang kerja Lampiran 3 : Surat-surat keterangan magang kerja Lampiran 4 : Hasil penilaian magang kerja Lampiran 5 : Contoh surat peringatan I,II dan III Lampiran 6 : Contoh salinan rekening koran debitur KPR Lampiran 7 : Contoh surat pengajuan lelang agunan ke KPKNL
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI PROSEDUR PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG MADIUN SLAMET RAHARJO PRASETYO F 3609062 Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Kepemilikan tempat tinggal tersebut dapat diperoleh melalui kredit pemilikan rumah (KPR). Salah satu bank yang memiliki fokus bisnis pada KPR adalah PT. BTN (Persero) Tbk. Adanya risiko kredit bermasalah pada kredit pemilikan rumah tidak bisa dihindarkan. Oleh karena itu PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun melakukan langkah-langkah penanganan kredit bemasalah untuk meminimalisir tingkat kerugian dan memperbaiki kualitas kreditnya. Tugas Akhir ini bertujuan untuk: a) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah pada KPR, b) perkembangan kredit bermasalah pada KPR, c) prosedur penanganan kredit bermasalah pada KPR. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi langsung dan wawancara dengan staff PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah: a) faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah pada KPR terdiri dari faktor intern bank, faktor dari debitur serta faktor ekstern dari keduanya. b) perkembangan KPR bermasalah terbilang cukup baik. Bisa dilihat dari kualitas NPL tahunan dan bulanan yang selalu bisa ditekan pada kisaran dibawah 1,5%. c) cara-cara penanganan KPR bermasalah terdiri dari penaganan secara litigasi dan non-litigasi. Secara litigasi pihak bank melakukan pembinaan debitur dan restrukturisasi kredit pada debitur yang telah memenuhi persyaratan. Secara nonlitigasi pihak bank melakukan upaya-upaya hukum melalui jalur pengajuan klaim asuransi, gugatan di pengadilan negeri serta pengajuan lelang agunan melalui KPKNL.
Kata Kunci : prosedur, kredit bermasalah, kredit pemilikan rumah (KPR) commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAC PROCEDURES FOR HANDLING NON-PERFORMING LOANS ON KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. MADIUN BRANCH SLAMET RAHARJO PRASETYO F 3609062
The need for shelter is a necessity for every human being. Home ownership can be acquired through mortgage loans on Kredit Pemilikan Rumah (KPR). One bank that has a business focus on the mortgage is PT. BTN (Persero) Tbk. The risk of non-performing loans on mortgages is not inevitable. Therefore, PT. BTN (Persero) Tbk. Madiun Branch takes steps to minimize the handling of problem loans and improve the quality level of credit losses. Final Project aims to: a) determine the factors that cause the problem loans on mortgages, b) the development of non-performing loans in the mortgage/KPR, c) the procedures for handling problem loans mortgages. Data collection techniques used in this study is to make direct observations and interviews with staff PT. BTN (Persero) Tbk. Madiun branch. Data analysis methods used is descriptive analysis. Based on research conducted, the conclusions that can be obtained are: a) the factors that cause a credit crunch in the mortgage consists of the bank's internal factors, factors of the debtor as well as external factors of the two, b) development of mortgage problems is quite good. NPL can be seen from the annual and monthly quality that can always be suppressed in the range below 1.5%, c) means of handling troubled KPR/mortgages consist of handling nonlitigation and litigation. In litigation the bank to provide guidance on the restructuring of debtor and the debtor has met the requirements. In non-litigation ways, bank makes efforts in the law through the filing of insurance claims, lawsuits in state court and the filling of the collateral through KPKNL auction.
Key Words : Procedure, Non-performing Loans, commit to user Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan intermediary yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito yang kemudian disalurkan kembali kepada masayarakat dalam bentuk produk-produk pembiayaan atau kredit (Ismail, 2010). Salah satu produk kredit yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat adalah kredit pemilikan rumah (KPR). PT Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu bank penyalur kredit pemilikan perumahan (KPR) yang paling maju dan memiliki perkembangan yang baik dari tahun
ke tahun
(http://www.infobanknews.com, 2012).
Bank BTN merupakan salah satu bentuk dari bank fokus, dengan berfokus pada bisnis pembiayaan perumahan di Indonesia (http://www.btn.co.id, 2012). Fokus bisnis PT Bank Tabungan Negara (Persero) ini sesuai dengan visinya yaitu “Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan”. Kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Karena kebutuhan akan tempat tinggal merupakan salah satu dari tiga dasar kebutuhan primer manusia yaitu: sandang, pangan dan papan. Akan tetapi kadangkala masyarakat mengalami kesulitan dalam hal membangun maupun membeli rumah secara cash (tunai) karena memerlukan dana yang relatif besar.
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh karena itu masyarakat lebih memilih sistem kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Melalui sistem pembayaran kredit tersebut masyarakat akan merasa lebih ringan. Karena pembayarannya bisa diangsur sesuai dengan kemampuan dan tempo yang telah disepakati bersama. Pengertian kredit menurut UU No. 10 tahun 1998 Pasal 1 ayat 11 tentang perbankan, bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun dalam memberikan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) kepada calon debitur harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan asas-asas perkreditan yang sehat. Serta didukung oleh itikad baik dari para pejabat yang berwenang menilai dan memberi keputusan realisasi kredit. Kriteria penilaian yang dilakukan oleh bank terhadap calon debiturnya secara umum dapat dilihat dari analisis prinsip-prinsip 5C. Yaitu: watak (character), kemampuan (capacity), modal (capital), anggunan (colleteral) dan kondisi ekonomi debitur (condition of economy) (Martono, 2002). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun akan memberikan kredit kepada calon debitur jika pihak bank merasa yakin terhadap kredit yang disalurkannya. Dengan ketentuan kredit yang diberikan kepada calon commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nasabah tersebut akan dapat dikembalikan kepada pihak Bank sesuai jangka waktu dan syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak (Ismail, 2010). Namun jika ada debitur yang melakukan wanprestasi, yaitu melanggar perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Semisal debitur melarikan diri dari tanggung jawabnya sehingga debitur tidak bisa menganggsur kredit sesuai ketentuan, maka akan terjadi kredit bermasalah (Non Performing Loan). Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) kepada masyarakat memiliki risiko yang tinggi. Apabila resiko tersebut tidak bisa ditangani dengan baik akan mengganggu kinerja dan kesehatan bank yang bersangkutan. Maka PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun dalam menangani kredit bermasalah membentuk suatu divisi khusus yaitu Collection and Work Out (CWO) yang bertanggung jawab melakukan tugas-tugas penanganan kredit bermasalah sesuai dengan SOP (Standart Operating Procedure) yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini akan menganalisis mengenai penanganan kredit bermasalah dengan judul, “Prosedur Penanganan Kredit Bermasalah Pada Kredit Pemilikan Rumah Di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun”.
B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Selain itu, bertujuan agar penelitiaan dapat terarah dan terbatas commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada objek-objek permasalahan yang diteliti. Untuk memudahkan penelitian maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Faktor apa yang menyebabkan kredit bermasalah pada kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun ? 2. Bagaimana perkembangan kredit bermasalah pada produk kredit kepemilikan rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun ? 3. Bagaimana prosedur penanganan kredit bermasalah pada produk kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun ?
C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kredit bermasalah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun. 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kredit bermasalah pada produk kredit kepemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun. 3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penanganan kredit bermasalah pada produk kredit pemilikan rumah di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun.
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat penelitian Suatu penelitian akan memiliki nilai tambah apabila memberikan hasil ataupun manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi penulis Memberikan kontribusi bagi penulis untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang perbankan, khususnya yang berkaitan
dengan metode
penanganan kredit bermasalah serta memberikan pemahaman atas dasar penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan praktek rill di lapangan. 2. Bagi Bank Tabungan Negara kantor cabang Madiun Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan maupun bahan pertimbangan bagi perusahan dan bila perlu dijadikan wacana pemikiran untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. 3. Bagi peneliti lain Memberikan sumbangan pengetahuan praktis mengenai metode penanganan kredit bermasalah yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi serta menambah daftar pustaka baru bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Metode penelitian Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode yang dapat mempermudah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu: 1. Desain Penelitian Penelitian ini berdasarkan desain kasus dengan melakukan pengamatan langsung di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun terhadap tindakan penanganan kredit bermasalah pada kredit pemilikan rumah (KPR). 2. Objek penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun yang beralamatkan di JL. H Agus Salim No 90 Madiun. 3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dari sumbernya, yang diamati serta dicatat pertama kali oleh penulis. Meliputi gambaran umum perusahaan dan aktivitas penanganan kredit bermasalah pada kredit pemilikan rumah (KPR). b. Data Sekunder Adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumber kedua melalui studi pustaka, peraturan-peraturan kredit, sumber internet dan literatur lainnya yang relevan.
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung di PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun tentang obyek yang diteliti. Serta melakukan pencatatan terhadap aktivitas penanganan KPR bermasalah yang terjadi secara sistematis. Sehingga memberikan gambaran yang sesungguhnya dari obyek yang diteliti. b. Wawancara Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab kepada staff di PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun. Khususnya dengan staff unit CWO dalam hal ini dengan Bpk. Triogo Raharjo, Bpk Sujianto dan Ibu Tjahyaningrum, sehingga memperoleh informasi yang berkaitan dengan rumusan masalah yang akan dibahas. 5. Teknik Pembahasan Pada penelitian ini menggunakan teknik pembahasan deskriptif, yaitu teknik untuk menggambarkan dan menjelasakan keadaan yang disertai data-data yang sebenarnya tentang obyek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1988 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpananan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2002).
2. Fungsi Bank Terdapat beberapa fungsi dari bank, amtara lain (Ismail, 2010) : a. Menghimpun Dana dari Masyarakat Bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang adalah untuk keamanan uangnya. Kemudian
untuk melakukan
investasi
dengan
harapan
memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menyalurkan Dana Ke Masyarakat Dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. c. Memberikan Jasa-Jasa Bank Lainnya Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank antara lain jasa pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque, dan jasa-jasa lainnya.
B. Kredit 1. Pengertian Dalam pengertian sederhana kredit merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna lain (Ismail, 2010). Dalam bahasa latin, kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Artinya pihak memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar. Di lain pihak, penerima kredit mendapat kepercayaan dari pihak yang memberi commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pinjaman, sehingga pihak peminjam berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Beberapa ahli juga menerjemahkan kredit sebagai berikut : a. Kredit itu adalah suatu pemberian prestasi yang balas prestasinya (kontraprestasi) akan terjadi pada suatu waktu di hari yang akan datang (Amir Rajab dalam Ismail, 2010) b. In a general sense credit is based on confidence in the debtors ability to make a money payment at some future time (Rollin G Thomas dalam Ismail, 2010)
2. Unsur-Unsur Kredit Dalam pemberian fasilitas kredit terdapat berbagai unsur-unsur yang menyertainya. Menurut (Ismail, 2010) unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut : a. Kreditur Kreditur merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada pihak lain yang mendapatkan pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan maupun badan usaha. b.
Debitur Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapatkan pinjaman dari pihak lain, dalam hal ini adalah Bank.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Kepercayaan (Trust) Kreditur memberikan kepercayaan kepada phak yang menerima pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya sesuai jangka waktu tertentu yang diperjanjikan.
d.
Perjanjian Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).
e.
Risiko Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko tidak kembalinya dana. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran kredit bank.
f.
Jangka Waktu Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjamannya kepada kreditur.
g.
Balas Jasa Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian.
3. Fungsi Kredit Terdapat beberapa fungsi kredit dalam hubungannya dengan siklus perekonomian, perdagangan dan lalulintas moneter diantaranya adalah sebagai berikut (Martono, 2002). commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) uang. b. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang. c. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. d. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha rakyat. e. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi. f. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. g. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
4. Tujuan Kredit Terdapat beberapa tujuan dari penyaluran fasilitas kredit, diantaranya dapat dilihat berdasarkan (Abdullah, M. Faisal, 2003) : a. Pendekatan mikro ekonomi Tujuan pemberian kredit adalah untuk mendapatkan suatu nilai tambah baik bagi nasabah (debitur) maupun bagi pihak Bank sebagai kreditur. b. Pendekatan makro ekonomi Dalam pendekatan makro ekonomi pemberian kredit merupakan salah satu instrumen untuk menjaga keseimbangan uang yang beredar di masyarakat. c. Tujuan dari nasabah Bagi nasabah sebagai debitur dengan mendapatkan kredit bertujuan untuk mengatasi kesulitan pembiayaan dan meningkatkan usaha serta pendapatan dimasa depan.
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Tujuan dari Bank Sebagai pihak penyalur kredit maka bank bertujuan mendapatkan penghasilan berupa pendapatan bunga (fee) dari pinjaman itu sendiri.
5. Jenis Kredit Pengklasifikasian jenis-jenis kredit dapat dibedakan dari sudut pandang mengenai kredit itu sendiri, jenis-jenis kredit digolongkan sebagai berikut : a. Kredit dilihat dari tujuan penggunaan (Ismail, 2010) : 1) Kredit investasi Merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur untuk pengadaan barang-barang modal (aktiva tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun. 2) Kredit modal kerja Merupakan kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya habis dalam satu siklus usaha. Kredit modal kerja ini biasanya diberikan dalam jangka pendek yaitu lamanya satu tahun. 3) Kredit konsumtif Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk membeli barang dan jasa untuk keperluan pribadi dan tidak untuk digunakan untuk kepentingan usaha, misalnya : kredit pemilikan rumah, kredit pemilikan kendaraan, credit card, dan lain-lain. commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Kredit dilihat dari jangka waktunya (Ismail, 2010) : 1) Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu maksimal satu tahun. Kredit tersebut biasanya diberikan oleh bank untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam satu tahun. 2) Kredit jangka menengah Merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun. Kredit ini dapat diberikan untuk ketiga jenis kredit yaitu kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumtif. 3) Kredit jangka panjang Kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. Kredit ini diberikan untuk jenis kredit investasi, misalnya untuk pembelian gedung, pembangunan proyek, pengadaan mesin dan peralatan, serta kredit konsumtif yang nilainya besar, misalnya kredit pemilikan rumah (KPR). c. Kredit dilihat dari segi jaminan (Abdullah, M. Faisal, 2003) : 1) Jaminan perorangan Jaminan peroranngan merupakan jenis kredit yang didukung dengan jaminan seorang (personal securities) atau badan sebagai pihak ketiga yang bertindak sebagai penanggung jawab apabila terjadi wan prestasi dari pihak debitur. commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Jaminan benda berwujud Jaminan benda berwujud merupakan jaminan kebendaan yang terdiri dari barang bergerak maupun tidak bergerak 3) Jaminan benda tidak berwujud Beberapa jenis jaminan yang dapat diterima adalah jaminan benda tidak berwujud, antara lain : promes, obligasi, saham, dan surat berharga lainnya. 4) Kredit tanpa jaminan (unsecured loan) Merupakan yang diberikan kepada debitur tanpa didukung adanya jaminan. Kredit tersebut diberikan atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada debitur. d. Kredit dilihat dari sifat pemakaian dana (Abdullah, M. Faisal, 2003) : 1)
Kredit revolving Yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang, artinya jumlah kredit dapat ditarik sekaligus atau bertahap tergantung pada kebutuhan debitur.
2)
Kredit non revolving Yaitu kredit yang dananya diberikan sekaligus pada realisasi kredit dan pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus.
e. Kredit dilihat dari sumber dana pembiayaan (Abdullah, M. Faisal,2003): 1)
Kredit likuiditas Yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2)
Kredit pihak ketiga Yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga (tabungan,giro,deposito).
C. Kredit Bermasalah 1. Pengertian kredit Bermasalah Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh Bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau membayar angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh Bank dan nasabah. (Suhardjono, M. Kuncoro, 2002)
2.
Prinsip-Prinsip Penilaian Kredit Dalam meminimalisir terjadinya kredit bermasalah yang ditimbulkan oleh pemberian kredit kepada nasabah, maka pihak bank diwajibkan menilai calon debitur dengan mempergunakan prinsip perkreditan yang disebut juga sebagai konsep 5C,7P dan 6A. Pada dasarnya konsep-konsep ini akan dapat memberikan informasi mengenai iktikad baik (willingnes to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut, Prinsip 5C terdiri dari (Martono, 2002) : a.
Character Pada prinsipnya calon debitur harus diperhatikan dan diteliti tentang kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat pribadi, cara hidup (style of living), commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keadaan keluarganya (anak dan istri/suami), hobby dan social standing calon debitur. b. Capacity Merupakan penilaian terhadap capacity debitur yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan debitur mengembalikan pokok pinjaman serta bunga pinjamannya. Penilaian tersebut dilihat dari kegiatan usaha dan kemampuannya melakukan pengelolaan atas usaha yang akan dibiayai dengan kredit. c. Capital Penilaian terhadap permodalan debitur tidak hanya melihat dari besar kecilnya modal, tetapi juga melihat bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh debitur sehingga cukupan modal yang tersedia apat bergerak secara efektif. d. Colleteral Merupakan
penilaian
terhadap
barang jaminan
(colleteral) yang
diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang diperolehnya guna mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan/agunan dapat menutupi resiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. e. Condition Merupakan penilaian kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha calon debitur. Kondoisi ekonomi ini termasuk pula kebijakankebijakan pemerintah yang memiliki dampak terhadap kegiatan usaha debitur.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip 7P terdiri dari (Kasmir, 2002) : a. Personality Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidup (kelahiran, pendidikan, pengalaman usaha) serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kepribadian calon debitur. b. Purpose Merupakan penilaian tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit, sehingga bank mengetahui tujuan dari pengajuan kredit oleh debitur yang disesuaikan dengan line of business bank yang bersangkutan. c. Prospect Merupakan harapan di masa yang akan datang terhadap bidang usaha atau kegiatan usaha calon debitur selama peridode tertentu, sehingga bank akan mengetahui perkembangan dan kekuatan keuangan debitur. d. Payment Merupakan prinsip untuk mengetahui bagaimana pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini diperoleh dari perhitungan tentang prospect, kelancaran pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian
pinjaman
ditinjau
dari
waktu
serta
jumlah
pengembaliannya. e. Party Merupakan pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nasabah akan commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendapat fasilitas yang berbeda pula dari bank, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya. f. Profitability Merupakan kemampuan nasabah dalam mebcari laba yang diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank. g. Protection Merupakan prinsip untuk menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Prinsip 6A terdiri dari (Ismail, 2010) : a. Analisis aspek hukum Analisis aspek hukum ini dilakukan untuk evaluasi terhadap aspek legalitas calon debitur. Pihak bank dan calon debitur mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Oleh karena itu perlu dilandasi oleh dasar hukum formal sesuai dengan undang-undang yang berlaku. b. Analisis aspek pemasaran Merupakan aspek yang terkait dengan aktivitas pemasaran produk calon debitur. Bank dapat mengetahui sejauh mana produk calon debitur dapat diterima oleh pasar dan berapa lama produk tersebut dapat bertahan.
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Analisis aspek teknis Analisis aspek teknis merupakan analisis yang dilakukan bank dengan tujuan untuk mengetahui fisik dan lingkungan usaha calon debitur serta proses produksi yang dilakukannya. d. Analisis aspek manajemen Merupakan analisis untuk mengetahui informasi seluas-luasnya mengenai manajemen perusahaan calon debitur yang antara lain terdiri dari struktur organisasi, sistem dan prosedur, penataan sumber daya manusia, dan lain-lain. e. Analisis aspek keuangan Merupakan
analisis
untuk
mengetahui
kemampuan
keuangan
perusahaan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya baik kewajiban jangka pendek, maupun jangka panjang. Instumen yang diperlukan untuk menilai aspek keuangan terdiri dari Liquidity, Leverage, Activity dan analisis sumber dan penggunaan dana. f. Analisis aspek sosial ekonomi Merupakan analisis yang dilakukan oleh bank untuk mendapatkan informasi tentang lingkungan terkait dengan usaha calon debitur, yang meliputi pengaruh perusahaan terhadap lapangan kerja, pendapatan negara, dan lain-lain.
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penyebab Kredit Bermasalah Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pengembalian kredit oleh nasabah atau penyebab terjadinya kredit bermasalah pada bank dapat dikemukakan sebagai berikut (Ismail, 2010) : a. Faktor intern bank 1) Analisis pihak bank yang kurang tepat. 2) Adanya kolusi antara bank yang menangani kredit nasabah. 3) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur. 4) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur
b. Faktor ekstern bank 1) unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah a) nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada bank. b) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar. c) Penggunaan dana kredit yang tidak sesuai dengan tujuan. 2) Unsur ketidaksengajaan yang dilakukan oleh nasabah a) Kemampuan perusahaan yang terbatas untuk memenuhi kewajiban. b) Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar. c) Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berdampak pada usaha debitur. d) Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur. commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Penggolongan kualitas kredit Kolektibilitas kredit merupakan penggolongan kredit berdasarkan kategori tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali angsuran oleh debitur. Penggolongan kualtas kredit sebagai berikut (Martono, 2002) : a. Kredit lancar (L) Yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. b. Kredit dalam perhatian khusus (DPK) Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan sampai 90 hari. c. Kredit kurang lancar (KL) Yaitu kredit yang pemngembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan, telah melampaui 90 hari sampai 180 hari dari waktu yang telah disepakati. d. Kredit diragukan (D) Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari dari waktu yang telah disepakati. e. Kredit macet (M) Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari. commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan atas ketentuan diatas, kredit yang dikategorikan sebagai kredit bermasalah adalah kredit yang dikategorikan dengan kualitas kurang lancar (KL), diragukan (D) dan Macet (M), sedangkan untuk kredit yang dikategorikan Lancar (L) dan dalam perhatian khusus (DPK) tidak termasuk dalam kredit bermasalah. Dengan demikian maka kredit macet adalah bagian dari kredit bermasalah dengan kualitas kredit yang paling rendah, artinya semakin tinggi jumlah kredit dengan kualitas macet, maka semakin buruk kualitas kredit yang disalurkan oleh bank.
5. Langkah-Langkah Penanganan Kredit Bermasalah Dalam mengangani kredit bermasalah, Bank akan melakukan tahapantahapan untuk mencegah maupun menyelesaikan kredit bermasalah sesuai dengan kolektibilitas kredit yang dimiliki debitur, tahapan-tahapan tersebut terdiri dari: a. Pembinaan Kredit Pembinaan kredit didefinisikan oleh (Suhardjono, M. Kuncoro, 2002) adalah upaya pembinaan yang berkesinambungan mulai dari sejak pencairan kredit sampai dengan kredit dibayar lunas termasuk pemecahan permasalahannya dan dilakukan pejabat kredit yang berwenang terhadap fasilitas kredit yang menyangkut penilaian perkembangan usaha debitur, penggunaan kredit maupun perlindungan kepentingan bank, baik yang dilakukan secara administratif maupun di lapangan (On The Spot). commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Restrukturisasi Kredit Bank Indonesia mengatur kebijakan
tentang penyelesaian
kredit
bermasalah melalui restrukturisasi kredit yang dimuat pada PBI No. 7/2/PBI Pasal 1 butir 25 Tahun 2005 yang terdiri dari : 1) Penurunan Suku Bunga Yaitu dengan diturunkannya persentase suku bunga kredit yang harus dibayarkan sehingga memperingan debitur dalam membayar angsuran kreditnya yang berupa angsuran dari utang pokoknya ditambah bunga kredit yang telah dikurangi persentasenya. 2) Pengurangan Tunggakan Bunga Kredit Yaitu berupa pengurangan jumlah bunga kredit yang telah jatuh tempo namun belum dapat dilunasi oleh debitur. 3) Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit Merupakan cara yang sama dengan diatas, tetapi yang dikurangi adalah tagihan utang tertunggaknya. Debitur mendapat keringananan dalam melunasi utangnya, sebab pokok utang yang tertunggak telah dikurangi oleh bank. 4) Perpanjangan Jangka Waktu Kredit Yaitu upaya kreditur untuk memperpanjang jangka waktu pelunasan kreditnya. Dengan harapan dengan penambahan jangka waktu kredit, debitur dapat memperbaiki kinerja usahanya dan mendapatkan dana yang mencukupi untuk melunasi kewajibannya. commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Penambahan Fasilitas Kredit Yaitu dengan pemberian fasilitas-fasilitas tambahan pada pemberian kredit sehingga diharapkan dapat mendukung usaha debitur dalam mengatasi mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. 6) Konversi Kredit Menjadi Penyertaan Modal Sementara Yaitu dengan menukar jumlah utang yang tertunggak menjadi penyertaan modal pada perusahaan debitur, penyertaan ini sifatnya hanya sementara dan wajib ditarik kembali setelah jangka waktu lima tahun atau perusahaan debitur telah memperoleh laba kumulatif. Dari alternatif pola restrukturisasi diatas, bank berdasarkan kesepakatan dengan debitur diberikan kebebasan untuk memilih pola restrukturisasi yang dianggap terbaik untuk dilakukan sesuai dengan kemampuan bank, kondisi kredit dan kemampuan debitur. Menurut PBI No.7/2/PBI Pasal 52 Tahun 2005, Bank dilarang melakukan restrukturisasi kredit, apabila hanya untuk menghindari : a)
Penurunan kualitas kredit.
b)
Peningkatan pembentukan PPAP.
c)
Penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual.
c. Penyelesaian Kredit Bermasalah Melalui Saluran Hukum (Litigasi) Apabila upaya penyelamatan/penyelesaian kredit secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil, maka penyelesaian kredit bermasalah dapat dilakukan melalui saluran hukum. commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penyelesaian kredit melalui saluran hukum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Suhardjono, M. Kuncoro, 2002) : 1) Penyelesaian kredit melalui pengadilan negeri 2) Penyerahan kredit macet pada KPKNL 3) Penyerahan kredit macet kepada kejaksaan 4) Penyelesaian kredit melalui klaim asuransi
D. Pengertian KPR Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah.
Di
Indonesia
saat
ini
dikenal
ada
2
jenis
KPR,
yaitu
(http://www.marketingsakti.com, 2012) : 1. KPR Subsidi Yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini.
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. KPR Non Subsidi Yaitu suatu kredit pemilikan rumah (KPR) yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan dan persyaratan KPR ini ditetapkan oleh bank. Sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Negara Tbk. (Persero) Pada tanggal 16 oktober 1897 pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 mendirikan Postpaarbank yang berkedudukan di Batavia (Jakarta). Pendirian Postpaarbank oleh pemerintah Hindia Belanda ini dimaksudkan untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung. Peranan Postpaarbank dalam dunia perbankan Indonesia pada masa itu sangatlah baik, hal ini bisa dilihat dari keberhasilan Postpaarbank dalam menghimpun dana dari masyarakat sebesar 5,4 juta. Ini merupakan sebuah jumlah yang besar dalam hal pencapaian kinerja penghimpunan dana pada masa itu. Sampai akhir tahun 1939 Postpaarbank terus hidup dan berkembang. Keberhasilan Postpaarbank ini membawa dampak psitif yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan 4 kantor cabang yaitu di Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada masa perang dunia II tepatnya pada 1940 kegiatan Potpaarbank mengalami gangguan sebagai dampak dari diserbunya Netherland oleh tentara Jerman. Serbuan ini membawa pengaruh buruk terhadap Postpaarbank dikarenakan terjadinya penarikan dana tabungan secara besar-besaran oleh nasabahnya (rush). commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Namun demikian keadaan keuangan Postpaarbank berhasil pulih kembali pada tahun 1941. Hal ini ditandai dengan pulihnya kembali kepercayaan masyarakat sehingga mereka kembali menabung uangnya pada Postpaarbank. Tahun 1942 tentara Jepang berhasil masuk ke Indonesia dan menyebabkan pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat terhadap pemerintah Jepang. Pada masa itu segala aspek sistem pemerintahan yang dahulunya menganut pada sistem Hindia Belanda dirubah oleh pemerintah Jepang, begitu pula dengan pembekuan kegiatan Postpaarbank yang kemudian digantikan oleh Tyokin Kyoku sebuah bank yang pada prinsipnya sama dengan Postpaarbank yaitu menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan. Saat itu Tyokin Kyoku hanya berhasil membuka cabang di wilayah Yogyakarta. Usaha pemerintah Jepang mendirikan Tyokin Kyoku ini gagal dikarenakan masyarakat menganggap menabung melalui Tyokin Kyoku itu dirasakan adanya paksaan. Sehingga dengan sendirinya masyarakat enggan melakukan penabungan. Setelah Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaannya, Tyokin Kyoku diambilalih oleh pemerintahan Indonesia dan dirubah namanya menjadi Kantor Tabungan Pos atau disingkat KTP yang dipimpin oleh Bapak Darmosoetanto sebagai direktur yang pertama. Peran Kantor Tabungan Pos sangatlah penting yaitu melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada Desember 1946 terjadi agresi militer yang dilakukan pemerintah Belanda dan mengakibatkan diduduklinya kantor pusat maupun semua kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos. Namun, pada Juni 1949 pemerintah Republik Indonesia membuka kembali Kantor Tabungan Pos dan diganti namanya menjadi Bank Tabungan Republik Indonesia, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan. Sejarah mencatat pada tanggal 19 Februari 1950 adalah hari lahirnya Bank Tabungan Negara. Dikarenakan pada tangal tersebut bertepatan dengan diterbitkannya UU Darurat No. 9 yang mengubah nama Postpaarbank in Indonesia berdasarkan staablat NO.295 Tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos, kemudian perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian Postpaarbank (1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambahi tugasnya yaitu memberikan palayanan KPR dan untuk petama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Perkembangannya terus melejit, sampai sekarang sudah memiliki 1.102 kantor di seluruh Indonesia.
2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Madiun PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Madiun merupakan perpanjangan dari kantor pusat, yang mana awalnya merupakan sebuah Kantor Kas yang berdiri sejak Tahun 1989 yang beralamatkan di Jalan Kolonel Marhadi No 12, karena dinilai mempunyai potensi yang baik dalam pertumbuhan ekonomi, kemudian pada Tahun 1990 Kantor Kas tersebut dirubah menjadi sebuah Kantor Cabang dengan Bapak Suparjo sebagai Branch Manager pertama. Kemudian pada Tahun 2002 BTN Kantor Cabang Madiun pindah di Jalan Agus Salim No 90 yang kemudian dipakai melaksanakan aktivitas perkantorannya hingga saat ini. Perkembangan BTN Kantor Cabang Madiun terus mengalami kemajuan, hal ini dibuktikan dengan pembukaan satu Kantor Cabang Pembantu di kota Ponorogo dan dua Kantor Kas yang masing-masing terletak di kota Magetan dan di Jalan Mastrip Madiun.
3. Visi Dan Misi a. Visi Bank BTN Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah. commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Misi Bank BTN 1)
Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
2)
Meningkatkan
keunggulan
kompetitif
melalui
inovasi
pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini. 3)
Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas profesional dan memiliki integritas tinggi.
4)
Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance untuk meningkatkan Shareholder Value.
5)
Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
c. Pola Prima Bank BTN Untuk mengoptimalkan pengembangan budaya organisasi maka dibuatlah tata kelola “POLA PRIMA” yang terdiri dari: 1) PELAYANANA PRIMA a) Ramah, sopan dan bersahabat b) Peduli, proaktif dan cepat tanggap Memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan (internal dan eksternal). 2) INOVASI a) Berinisiatif melakukan penyempurnaan commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Berorientasi menciptakan nilai tambah Senantiasa mengembangkan gagasan baru dan penyempurnaan berkelanjutan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan. 3) KETELADANAN a) Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar b) Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja Mulai dari diri sendiri menjadi suri tauladan dalam berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai budaya kerja Bank BTN bagi insan Bank BTN dan pihak-pihak yang terkait. 4) PROFESIONALISME a) Kompeten dan bertanggung jawab b) Bekerja cerdas dan tuntas Kompeten dibidangnya dan senantiasa mengembangkan diri sehingga menghasilkan kinerja terbaik serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan seluruh insan Bank BTN. 5) INTEGRITAS a) Konsisten dan disiplin b) Jujur dan berdedikasi Konsisten antara pikiran, perkataan dan tindakan sesuai dengan ketentuan perusahaan, kode etik profesi dan prinsip-prinsip kebenaran yang teruji. 6) KERJASAMA a) Tulus dan terbuka
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Saling percaya dan menghargai Membangun hubungan yang tulus dan terbuka dengan sesama insan Bank BTN dan pihak lain yang ditandai sikap saling percaya dan
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menghargai untuk mencapai tujuan bersama.
4. Nilai-nilai Dasar Untuk mewujudkan Visi dan Misi Bank BTN, maka jajaran Bank BTN menganut nilai-nilai dasar sebagai berikut: a. Sebagai orang beriman dan bertaqwa, pegawai Bank BTN taat melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing secara khusuk. b. Pegawai Bank BTN selalu berusaha untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya demi kemajuan Bank BTN. c. Pegawai Bank BTN mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan Bank BTN dengan kinerja yang terbaik. d. Pegawai Bank BTN selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi Bank BTN dan semua stakeholders, sebagai perwujudan dari pengabdian yuang didasari oleh semangat kesediaan berkorban tanpa pamrih pribadi. e. Pegawai Bank BTN selalu bekerja secara profesional yang kompeten dalam bidang tugasnya.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Etika Perorangan Etika Perorangan Pegawai Bank BTN adalah sebagai berikut: a. Patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. b. Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan Bank BTN. c. Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat. d. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kegiatan pribadi. e. Menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan. f. Menjaga rahasia nasabah dan Bank BTN. g. Memperhitungkan dampak yang merugikan dari setia kebijakan yang diterapkan Bank BTN terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungannya. h. Tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun keluargamya. i.
Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.
6. Pedoman Pegawai PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pedoman untuk semua pegawai Bank BTN adalah sebagai berikut: a. Kita layani secara ikhlas, sopan dan santun semua langganan Bank BTN dengan senyum, salam dan sapa. commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Dalam menunaikan tugas kita pedomi 3 jangan: 1) Jangan terlambat atau menunda pekerjaan. 2) Jangan membuat kesalahan. 3) Jangan menerima apalagi meminta atau mengambil sesuatu yang bukan haknya. c. Kita laksanakan semua tugas dengan baik secara profesional supaya bank maju, berkembang, solid dan sehat sehingga kesehjahteraan pegawai dan keluarga meningkat.
7. Strktur Organisasi PT.Bank Tabungan Negara Cabang Madiun dipimpin oleh Branch Manager yang dibawahnya terdapat 4 divisi yaitu Pada masing-masing bagian tersebut memiliki sub divisi lagi. Gambaran selengkapnya akan dijelaskan pada gambar struktur organisasi berikut:
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun
Sumber : data yang diloah dari bagian SDM PT.BTN (Persero) Tbk. Cab. Madiun
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan struktur organisasi dan fungsi masing-masing bagian : a. Branch Manager (Kepala Cabang), dengan fungsi : 1) Pengembangan bisnis cabang a) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang. b) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran. c) Menciptakan, memastikan, dan meningkatkan keuntungan usaha cabang. 2) Perencanaan dan penyusunan kebijakan a) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat. b) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang. c) Membuat perencanaan sumber daya manusia. 3) Pengawasan dan persetujuan transaksi bisnis cabang a) Mengambil kepentingan bisnis. b) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim. c) Memotivasi bawahan dan pekerjaan. b. Secretary (Sekretaris), dengan fungsi : 1) Tugas rutin. Meliputi pengetikan, making call, menerima tamu, corespondensi, filling dan surat menyurat. 2) Tugas instruksi. Meliputi penyusunan jadwal perjalanan, making appoinment, dan penyelenggaraan rapat. 3) Tugas kreatif. Meliputi pembuatan formulir tetepon, dokumentasi dan mengirim ucapan kepada klien. commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. DBM Supporting (Petugas pendukung), dengan fungsi : 1) Meningkatkan proses internal dan mekanisme dengan terlibat dalam beberapa kegiatan dalam jangka pendek dan jangka panjang. 2) Berkomunikasi dengan
tim
pengembangan
dan
membantu
membangun rencana penyelesaian pekerjaan dengan terperinci, termasuk laporan status dan alokasi anggaran. d. Operating Unit (Unit operasional), dengan fungsi : 1) Administrasi Umum Cabang (General Branch Administration) a)
Administrasi kepegawaian.
b)
Pengelolaan logistic.
c)
Menjaga keamanan.
d)
Mengelola anggaran cabang.
2) Pemrosesan transaksi (Transaction Procesing) a) Melakukan proses kliring. b) Memproses transaksi angsuran kredit. c) Mengadministrasikan transaksi tabungan kantor pos. d) Melakukan proses on line time melalui RTGS. 3) FAO (Fund Administrasi Officer)-DAO (Debt Administration Officer) a) Administrasi transaksi loket cabang. b) Administrasi pembiayaan dan administrasi pinjaman (hutang). c) Melaksanakan penjualan keluar. commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Administrasi Kredit (Loan Administration) a) Melakukan On the spot (OTS). b) Appraise (taksasi). c) Laporan pemeriksaan akhir (LPA). d) Maintenance pelaksanaan kredit. e. Accounting Control Unit (Unit Kontrol Akuntansi), dengan fungsi : 1) Pembukaan dan Kontrol (Bookkeping and Control) a) Kontrol dan transaksi harian. b) Mengelola buku besar kantor cabang. c) Mengelola pembukuan transaksi. d) Pembuatan jurnal transaksi. e) Melakukan pencocokan transaksi. 2) Pelaporan (Financial Reporting) a) Membuat laporan kantor cabang. b) System informasi cabang. c) Mengadministrasi pelaporan cabang. f. Collection and Workout Unit (Pembinaan dan Penyelamatan Kredit) dengan fungsi : 1) Melakukan identifikasi terjadinya tunggakan 2) Melakukan pembinaan kredit retail 3) Memantau kelancaran pembayaran kredit 4) Pemantauan data KPR untuk kebutuhan pembinaan debitur commit to user kredit agar kredit kembali lancar 5) Memberikan alternatif pembinaan
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Melakukan pelayanan, pembinaan dan pemantauan pembayaran debitur kolektif 7) Melayani debitur yang memerlukan tindakan penyelesaian khusus terkait dengan pembinaan kredit 8) Melaksanakan tata laksana administrasi dokumen yang terkait dengan unit kerja Loan CWO 9) Pencetakan laporan-laporan KPR yang berhubungan dengan kebutuhan pembinaan. g. Teller Service Sub Unit (Sub Unit Layanan Teller), dengan fungsi : 1) Melayani setoran tunai angsuran kredit KPR. 2) Melayani penabungan dan penarikan uang tunai. 3) Melayani setoran dan pembayaran deposito. 4) Mengelola proses kas cabang. 5) Melayani kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan langsung kepada nasabah, j. Mortage & Consumer Lending Unit (Unit Hipotik & Kredit Konsumen), dengan fungsi : 1) Seorang petugas hipotik bekerja dengan klien untuk mendapatkan kredit. 2) Membahas
kebutuhan
klien
dan
keinginannya,
kemudian
menentukan apa institusi bank dapat menyediakan atau tidak. 3) Menjalankan pemeriksaan kredit untuk memastikan bahwa klien akan dapat membayar kembali pinjaman. commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
k. Housing & Comercial Lending Unit (Unit Pemberi Kredit Komersial), dengan fungsi : 1) Mendapatkan tanggung jawab penuh atas manajemen kredit dari buku pinjaman atas semua kasus dalam portofolio pelanggan. 2) Memastikan bahwa semua proses kredit disetujui manajemen dan dipatuhi sesuai dengan kebijakan Bank. 3) Mengidentifikasi resiko awal dimana solusi kredit mungkin tidak mudah dicapai dan mengambil tindakan yang sesuai. l.
Comercial Funding & Service Unit (Unit Pelayanan & Penerima Simpanan Komersial), dengan fungsi : 1) Memproses permohonan kredit komersial. 2) Menganalisa permohonan kredit komersial. 3) Menyelenggarakan realisasi kredit komersial.
8. Kegiatan Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Merupakan bank umum milik pemerintah yang memiliki beberapa kegiatan usaha yang meliputi : a. Produk Dana 1) Tabungan BTN Batara Manfaat : a) Mendapatkan kartu ATM untuk betransaksi di seluruh jaringan ATM Bank BTN, ATM Link dan ATM Bersama. commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Penyetoran di seluruh Kantor Cabang Bank BTN secara online real time. c) Penarikan di seluruh Kantor Cabang Bank BTN secara online real time. d) Bunga bersaing dengan bank-bank BUMN lainnya. e) Fasilitas rekening bersama (joint account). f) Fasilitas Auto Debit untuk pembayaran KPR, tagihan telepon, listrik dan telepon seluler. g) Fasilitas Auto Transfer (transfer antar rekening) ke rekening lainnya. h) Fasilitas
asuransi
jiwa
bebas
premi
untuk
penabung
perorangan. 2) Tabungan BTN Batara Prima Manfaat : a) Penyetoran dapat dilakukan di seluruh loket Bank BTN dan kantor pos online. b) Penarikan di seluruh Kantor Cabang Bank BTN secara online real time. c) Bunga bersaing. d) Fasilitas rekening bersama (joint account). e) Memperoleh bonus bunga apabila tidak menarik dana selama 2 bulan. commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f) Fasilitas point reward yang dapat ditukarkan dengan hadiah langsung untuk penabung perorangan. g) Fasilitas
asuransi
jiwa
bebas
premi
untuk
penabung
pewrorangan. 3) Tabungan Batara Junior Manfaat : a) Setoran awal ringan. b) Bebas biaya administrasi rekening. c) Mendapatkan kartu ATM untuk bertransaksi di seluruh jaringan ATM Bank BTN, ATM Link dan ATM Bersama. d) Fasilitas kartu ATM yang dapat difungsikan sebagai kartu belajar. 4) Tabungan BTN Payroll Manfaat : a) Merupakan tabungan khusus untuk fasilitas kolektif payroll. b) Dapat digunakan sebagai salah satu persyaratan kredit. c) Penyetoran dan penaerikan dapat dilakukan di semua outlet Bank BTN dan kantor pos online. d) Fasilitas Joint Account. e) Dilindungi asuransi jiwa bebas premi dengan pertanggungan samapai dengan Rp. 25 Juta.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Tabungan BTN e-Batara Pos Manfaat : a) Bunga kompetitif dan dihitung berdasarkan saldo harian. b) Biaya administrasi per bulan rendah c) Penyetoran dan penaerikan dapat dilakukan di semua outlet Bank BTN dan kantor pos online. d) Dilindungi oleh asuransi jiwa bebas premi, dengan uang pertanggungan maksimal Rp 10 Juta. e) Fasilitas Automatic Debbit untuk pembayaran tagihan bulanan Telkom, PLN dan KPR BTN. 6) Tabungan Haji Manfaat : a) Apabila saldo mencapai Rp. 25 Juta(Haji Reguler) dan $ US 4.000(Haji Plus) atau biaya disesuaikan dengan Departemen Agama, maka akan mendapatkan nomor urut kepastian sesuai dengan quota. b) Bebas biaya administrasi bulanan. 7) Giro BTN Manfaat : a) Sarana penyimpanan uang yang aman dan terpercaya. b) Menunjang aktivitas usaha dalam pembayaran dan penerimaan. c) Memudahkan aktivitas kebutuhan transaksi keluarga/pribadi serta usaha.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Mendapat jasa giro yang menarik. e) Kartu ATM untuk Giran perorangan. 8) Deposito BTN Manfaat : a) Bunga menarik. b) Bunga deposito dapat dikapitalisasikan ke dalam pokok. c) Bunga deposito dapat dipindahbukukan untuk pembayaran angsuran rumah, tagihan rekening listrik dan telepon. d) Jangka waktu penempatan bervariasi mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 24 bulan. e) Dapat dijadikan sebagai jaminan kredit swadana.
b. Produk Kredit 1) KPR BTN Sejahtera & KPR BTN Sejahtera Susun Persyaratan : a) Jangka waktu maksimal 20 tahun. b) Sistem bunga anuitas. c) Maksimal kredit tidak melebihi 1/3 kali gaji. d) Bagi masyarakat berpenghasilan maksimal Rp. 2.500.000,Baru memiliki rumah dan menerima subsidi. 2) KPR BTN Platinum Merupakan fasilitas untuk membeli rumah baru atau lama, dalam proses pembangunan (indent) maupun memindahkan pembiayaan commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lain (take over), dapat kami layani dengan cepat dan mudah serta memberikan jaminan sepenuhnya bagi keluarga tercinta dengan fitur perlindungan asuransi jiwa kredit dan asuransi kebakaran. Manfaat : a) Nilai kredit bebas. b) Uang muka ringan. c) Proses cepat dan mudah. d) Jangka waktu kredit sampai dengan 15 Tahun. e) Suku bunga kompetitif. 3) KP Sarusun Bersubsidi Manfaat : a) Sistem bunga anuitas. b) Maksimal angsuran/bulan tidak melebihi 1/3 kali gaji. c) Bagi masyarakat berpenghasilan maksimal Rp. 4.500.000,-, baru pertama kali memiliki rumah dan pertama kali menerima subsidi. 4) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) BTN Manfaat : a) Suku bunga bersaing. b) Nilai kredit bebas. c) Lokasi maketable. d) Untuk rumah baru/lama. e) Uang muka ringan, commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f) Jangka waktu kredit sampai 15 Tahun. g) Proses cepat dan mudah. h) Kredit di cover dengan asuransi jiwa kredit dan asuransi kebakaran. 5) Kredit Ruko BTN Persyaratan : a) Terletak di areal komersial. b) Bangunan sedikitnya 2 lantai, dimana lantai dasar digunakan sebagai tempat usaha/toko sedangkan lantai kedua digunakan sebagai hunian. c) Harga jual bebas. d) Harus merupakan bangunan permanen. e) Bangunan terletak diwilayah permukiman marketable yang sudah dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan dan bebas banjir. f) Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). g) Izin Mendirikan Bangunan. 6) Kredit Agunan Rumah (KAR) BTN Manfaat : a) Proses cepat. b) Persyaratan mudah. c) Jangka waktu kredit sampai dengan 10 Tahun. commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Penggunaan bebas sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. e)
Kredit di cover dengan asuransi jiwa kredit dan asuransi kebakaran.
7) Kredit Swadana Manfaat : a) Bunga ringan hanya 2% diatas bunga Deposito. b) Proses cepat dan mudah. c) Maksimal pinjaman sampai 90% dari jaminan Deposito. d) Jangka waktu fleksibel 1 bulan sampai dengan 12 bulan. e) Jumlah dan cara penarikan fleksibel yakni menggunakan cek/bilyet giro sebagian-sebagian ataupun pemindahbukuan sekaligus ke Tabungan. f) Pemohon bisa perorangan atau lembaga. 8) Kring BTN Manfaat : a) Proses cepat dan persyaratan ringan. b) Maksimal kredit sampai dengan Rp. 100 Juta. c) Suku bunga bersaing. d) Jangka waktu sampai 5 Tahun.
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9) Kredit Investasi BTN Persyaratan : a) Maksimal kredit sebesar 70% dari biaya proyek di lapangan. b) Pencairan sesuai dengan prestasi proyek di lapangan. c) Jangka waktu 15 Tahun. d) Sifat kredit nonrevolving. 10) KMK BTN Terdiri dari Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Persyaratan : a) Maksimal kredit sebesar 70% dari kebutuhan modal kerja untuk KMK dan 65% dari total biaya investasi untuk KI. b) Jangka waktu untuk KMK adalah 12 bulan (PRK) dan 36 bulan (KMK Berjangka), sementara jangka waktu KI maksimal 5 Tahun. c) Sistem bunga efektif. 11) KUR BTN Persyaratan : a) Maksimal kredit sebesar Rp. 500 Juta. b) Jangka waktu untuk KUR Investasi. c) Agunan pokok adalah proyek yang dibiayai Bank. d) Bank dapat meminta agunan tambahan bila dianggap perlu.
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Jasa-Jasa Lainnya 1) Kliring (Clearing) Unit ini melaksanakan kliring antar bank, melakukan pemrosesan RTGS, dan lain-lain. Kliring adalah pertukaran warkat atau data Keuangan Elektronik (DKE) antar bank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Jenis-jenis warkat yang diperhitungkan, yaitu cek, Bilyet Giro, Wesel Bank , Surat Bukti Penerimaan Transfer, Nota Debet/Kredit. 2) Transfer / Pengiriman Uang Yaitu Jasa pengiriman uang dalam valuta rupiah atau Valuta asing melalui jaringan on-line di outlet Bank BTN di seluruh Indonesia dan media elektronik (SWIFT) untuk pengiriman uang ke luar negeri yang didukung oleh bank korespondensi di seluruh dunia. 3) Inkaso Adalah proses pembayaran warkat yang diterbitkan oleh Bank yang berbeda wilayah kliringnya. Jenis Warkat Inkaso: a) Warkat Inkaso Sendiri: Warkat Inkaso yang diterbitkan oleh kantor cabang Bank BTN yang wilayah kliringnya berbeda dengan wilayah kliring Bank pengirim.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Warkat Inkaso Bank Lain: Warkat Inkaso yang diterbitkan oleh Bank lain yang wilayah kliringnya berbeda dengan wilayah kliring Bank pengirim. 4) Safe Deposit Box Adalah sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang aman dan terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan, bencana alam, dan sebagainya. Ketentuan-ketentuan: a) Dapat disewa oleh perorangan/lembaga b) Jangka waktu sewa SDB sesuai dengan ketentuan Bank c) Ukuran box bervariasi 5) Money Changer Merupakan layanan jual/beli mata uang asing tertentu, yang mempunyai catatan kurs pada Bank Indonesia. Tempat Pelayanan: a) Kantor Cabang Devisa b) Kantor Cabang Money Changer 6) SMS BATARA Merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan yang dapat diakses dari telephone seluler dengan cukup mengetik SMS ke nomor 3555 dengan jenis transaksi : a) Informasi saldo rekening tabungan, giro dan kredit b) Informasi transaksi to user c) Informasi kurs commit mata uang asing
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Informasi suku bungan e) Transfer antar rekening di Bank BTN f) Pembayaran KPR BTN Tagihan Listrik, telephone dan ponsel g) Pembelian pulsa isi ulang ponsel 7) Batara Payroll Adalah layanan bagi pengguna jasa (Perusahaan , Perorangan, Lemabaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR, Bonus, serta kebutuhan finansial lainnya yang bersifat rutin bagi karyawan pengguna jasa BTN. 8) RTGS (Reak Time Gross Settlement) Reak Time Gross Settlement merupakan sistem transfer dana online dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual yang terdiri dari 2 layanan yaitu Single Credit Transaction dan Multiple Credit Transaction. 9) Payment Point Adalah penerimaan pembayaran berbagai tagihan seperti tagihan air, listrik, telephone, ponsel maupun pengisian pulsa dan pajak dengan kemudahan online maupun secara tunai, ATM
Batara
selama 24 jam, pemindahbukuan, autodebit dari rekening tabungan atau giro di Bank BTN, loket, SMS Batara
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan 1. Faktor yang menyebabkan kredit bermasalah pada kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun Terjadinya kredit bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, dapat disebabakan oleh kesengajaan dari pihak Bank atau pihak debitur maupun faktor ketidaksengajaan, sehingga menyebabkan debitur mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, diketahui terdapat beberapa penyebab terjadinya kredit bermasalah diantaranya adalah sebagai berikut : a. Faktor intern dari bank 1) Penganalisaan perkreditan yang kurang tepat Hal ini terjadi apabila pihak analis kredit kurang disiplin dalam menerapkan prosedur perkreditan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian kredit. Sehingga mengakibatkan penyimpangan dalam sistem dan prosedur perkreditan yang pada akhirnya menyebabkan penilaian terhadap debitur tidak optimal. 2) Kebijakan perkreditan yang kurang selektif Adanya kebijakan peusahaan tentang target jumlah kredit yang harus direalisasi dalam kurun waktu tertentu mendorong pihak pemutus kredit menempuh jalan yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
menyalurkan
kredit.
Sehingga
mengakibatkan
kurang
selektifnya dalam memilih calon debitur. commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Faktor dari debitur 1) Debitur mengalami musibah Adanya musibah
yang dialami oleh
debitur misalnya
meninggal dunia, akan tetapi pihak keluarga tidak memberikan informasi kepada bank. Hal ini bisa menghambat ketepatan waktu pembayaran angsuran kredit dan menyebabkan bank mengalami kerugian. 2) Kelemahan manajemen usaha yang dijalankan debitur Merupakan kelemahan debitur dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian serta pengontrolan terhadap kegiatan usaha yang dilakukan. Sehingga tujuan usaha tersebut tidak bisa dicapai secara efektif dan efisien yang pada akhirnya kegiatan usaha debitur tersebut mengalami kerugian. 3) Ketidakjujuran debitur dalam mengelola kredit Apabila debitur melakukan penyelewengan terhadap dana kredit yang didapatkannya, misalnya dalam pengajuan kredit. Debitur mengajukan kredit untuk pemilikan rumah tetapi dalam praktiknya setelah dana dicairkan digunakan untuk modal kerja. 4) Debitur mengalami pemutusan hubungan kerja Misalnya, seorang debitur yang bekerja pada perusahaan swasta terkena pemutusan
kerja. Sehingga tidak mempunyai
penghasilan guna memenuhi kewajiban kreditnya. commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Itikad yang tidak baik dari debitur Misalnya, debitur melarikan diri tanpa sepengetahuan dari pihak perusahaan dan bank. Sehingga kewajiban pembayaran gaji oleh pihak perusahaan kepada debitur terhenti, yang menyebabkan pembayaran angsuran kredit menjadi terhambat. c. Faktorn ekstern dari pihak bank dan debitur 1) Force majeure atau bencana alam Misalnya, terjadi kebakaran pada tempat usaha debitur. Sehingga debitur tidak bisa menjalankan kegiatan operasional usahanya atau mengalami kebangkrutan. 2) Keadaan kondisi perekonomian secara makro Perubahan-perubahan eksternal yang dialami secara makro, misalnya perubahan peraturan pemerintah, kenaikan harga-harga maupun kenaikan biaya produksi menyebabkan kesulitan pada usaha yang dijalankan debitur.
2. Perkembangan kredit bermasalah pada produk kredit kepemilikan rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun Perkembangan kredit bermasalah pada PT BTN (Persero) Cabang Madiun dapat diketahui dari perhitungan Non Performing Loan. Berdasarkan PBI No 3/30/DPNP Tahun 2001 tentang pedoman perhitungan rasio keuangan, rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut : commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x100%
Rasio NPL =
Tabel 3.1 Perkembangan Kolektibilitas KPR PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun Periode Januari-Maret 2012 Kol.
Januari Deb.
L
Februari
Akt. Pokok
Deb.
Maret
Akt. Pokok
Deb.
Akt. Pokok
3.000
131.291
2.949
133.093
2.909
133.857
DPK
373
13.308
373
11.735
375
11.977
KL
11
44
12
395
12
61
D
17
173
18
10
19
362
M
62
904
61
1.007
60
1.063
3.463
145.720
3.413
146.300
3.375
147.320
Total
Sumber : data yang diloah dari bagian CWO PT.BTN (Persero) Tbk. Cab. Madiun.
Dari data perkembangan kolektibilitas kredit diatas maka dapat diketahui perhitungan rasio NPL Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun adalah sebagai berikut : a. NPL Januari
=
x 100 %
=
x 100 %
= 0,77 %
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. NPL Februari =
x 100 %
=
x 100 %
= 1,01
c. NPL Maret
=
x 100 %
=
x 100 %
= 1,08 % Berdasarkan perhitungan Non Performing Loan pada produk kredit pemilikan rumah (KPR) PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun selama kurun waktu tiga bulan terakhir untuk bulan Januari sebesar 0,77 % dan meningkat pada bulan Februari sebesar 0,24 % menjadi 1,01 %. Hal ini disebabkan peningkatan siknifikan terhadap jumlah aktiva pokok pada kolektibilitas Kurang Lancar yang pada bulan Januari sebesar Rp 44.000.000,-
menjadi Rp 395.000.000,- , sedangkan rasio NPL pada bulan
Maret relatif tidak mengalami peningkatan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya karena hanya meningkat sebesar 0,07% menjadi sebesar 1,08%. Rasio NPL pada PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun untuk produk KPR selalu ditekan pada kisaran dibawah 1,5%, hal ini diupayakan guna pencapaian target kinerja tahunan bagian Collection and Workout (wawancara dengan Ibu Tjahyaningrum, Kepala unit CWO Tanggal 14 Febrruari 2012).
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan untuk rasio NPL tahunan untuk tiga tahun terakhir pada PT BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun dapat diketahui dari grafik dibawah ini. Gambar 3.2 Perkembangan NPL Tahunan PT BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun Periode Tahun 2009-2011
Sumber: data diolah dari bag. CWO PT.BTN (Persero) Tbk. Cab. Madiun.
Dari data grafik diatas dapat diketahui bahwa perkembangan rasio NPL untuk tahun 2009 sebesar 1,22% kemudian mengalami penurunan ditahun 2010 sebesar 0,2% menjadi 1,02% sedangkan untuk tahun 2011 rasio NPL mengalami sedikit peningkatan
sebesar 0,06% menjadi 1,08%, dari
perkembangan rasio NPL pada PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun untuk kurun waktu tiga tahun terakhir ini dapat dilihat bahwa tingkat Non Performing Loan dapat ditekan seminimal mungkin dibawah batas maksimal rasio NPL yang telah diberlakukan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Prosedur penanganan kredit bermasalah pada produk kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun Kredit bermasalah adalah hal yang paling diwaspadai dalam kegiatan pemberian kredit oleh bank. Karena apabila terjadi suatu kredit bermasalah maka akan menurunkan kualitas asset yang dimiliki
oleh bank yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, PT BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun melakukan upaya-upaya dalam menangani dan meyelamatkan kredit bermasalah, kebijakan yang dilakukan pihak bank BTN terdiri dari kebijakan pra realisasi kredit yaitu upaya pencegahan kredit bermasalah dengan penganalisaan calon debitur
dengan
memperhatikan
aspek
prudential
banking
dengan
mempergunakan prinsip 5C,7P dan 6A dan kebijakan setelah pasca realisasi kredit yang terdiri dari beberapa tahap yaitu penanganan secara non litigasi dan penanganan secara litigasi (hukum). Namun dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang penanganan kredit bermasalah pasca realisasi kredit khususnya pada produk kredit pemilikan rumah (KPR). Penanganan kredit bermasalah pada PT BTN (Persero) Tbk. Bersifat antisipasif, proaktif dan berdisiplin yang dituntut adanya pengenalan dini (early warning sign) atas tanda adanya kredit bermasalah dan mengambil tindakan cepat sebelum kredit semakin bertambah parah. Oleh karena itu dalam hal menangani kredit bermasalah, PT. BTN (Persero) Tbk. sebelumnya telah mengelompokkan kualitas kredit berdasarkan kolektibilitas debitur commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam membayar angsuran kreditnya, hal ini dilakukan agar pihak bank dapat menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil dalam prosedur penanganan
kredit
bermasalah
(Non
Performing
Loan).
Adapun
pengelompokan kolektibilitas kredit yang dilakukan PT BTN (Persero) Tbk. adalah sebagai berikut : 1. Lancar (L), apabila debitur sama sekali tidak ada tunggakan dalam mengangsur kreditnya. 2. Dalam perhatian khusus (DPK), apabila debitur mengalami tunggakan angsuran selama 0-90 hari atau 3 bulan. 3. Kurang lancar (KL), apabila debitur mengalami tunggakan angsuran selama 91-120 hari atau selama 3-4 bulan. 4. Diragukan (D), apabila debitur mengalami tunggakan angsuran selama 121-180 hari atau 4-6 bulan. 5. Macet (M), apabila debitur mengalami tunggakan angsuran selama 181999 hari atau lebih. Yang termasuk dalam kualitas kredit yang baik (Performing loan) adalah kolektibilitas kredit yang masuk dalam kategori lancar (L) dan dalam perhatian khusus (DPK), sedangkan kredit bermasalah (Non performing loan) adalah kolektibilitas kredit yang masuk dalam kategori dalam perhatian khusus (DPK), diragukan (D), dan macet (M). Tahapan-tahapan dalam penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah pada produk KPR yang dilakukan PT BTN (Persero) Tbk. Kantor Cabang Madiun adalah sebagai berikut : commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Penanganan kredit bermasalah secara non litigasi, terdiri dari : 1. Pembinaan debitur Pembinaan ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan Bank agar debitur pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana dituangkan dalam perjanjian kredit sehingga pembayaran angsuran bisa dilaksanakan secara tertib dan teratur. Terdiri dari : a) Pembinaan on Desk Yaitu pembinaan dari dalam kantor Bank yang dilakukan kepada debitur yang termasuk dalam kolektibilitas lancar (L) dan dalam perhatian khusus (DPK), hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan agar debitur tersebut tidak masuk dalam kategori non performing loan. Kegiatan yang dilakukan mencakup analisis laporan yang diterima dari nasabah, mengambil langkah-langkah untuk bahan kegiatan di lapangan, membuat laporan perkembangan kredit dan lain sebagainya. b) Pembinaan On Site Yaitu pembinaan yang dilakukan oleh staff CWO kepada debitur yang termasuk dalam kolektibilitas kurang lancar (KL), diragukan (D) dan macet (M) dengan mengadakan kunjungan langsung ke lapangan yang meliputi pemantauan terhadap penggunaan kredit oleh debitur apakah sudah sesuai dengan syarat dan tujuan yang telah disepakati, mengidentifikasi penyebab tunggakan dan commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan penagihan terhadap debitur yang mengalami kredit bermasalah. Dalam prakteknya pihak Collection and Workout bank BTN Madiun mengelompokan aktivitas pembinaan sesuai dengan kolektibilitas yang dimiliki oleh debiutur, Untuk lebih jelasnya akan digambarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 Pembinaan debitur secara umum No
Kategori
Cara Pembinaan
Kualitas Kredit Kolektibilitas 1
1
Kategori 1
On Desk Kolektibilitas 2 Kolektibilitas 3
2
Kategori 2
On Site
Kolektibilitas 4 Kolektibilitas 5
Sumber: data diolah dari bag. CWO PT.BTN (Persero) Tbk. Cab. Madiun.
Sumber data yang digunakan dalam melakukan pembinaan debitur terdiri dari : 1. Daftar Debitur Menunggak (DDM) 2. Kartu Kunjungan Debitur 3. Surat Konfirmasi (SKf) 4. Surat Penagihan (SPn) commit to user 5. Surat Peringatan (SP I,SP II dan SP III)
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pembinaan kredit kategori 1 ( Aktivitas On Desk) a. Kolektibilitas 1 1) Melalui provider mengirim SMS ucapan terimakasih setiap akhir bulan kepada debitur. 2) Melalui provider mengirim SMS anjuran kepada debitur untuk membayar melalui kolektif (bendahara instansi debitur) atau AGF (Auto Grab Fund/pemotongan saldo dari rekening debitur), bagi debitur yang belum membayar melalui kolektif atau AGF. b. Kolektibilitas 2 1) Melalui provider mengirim SMS atau menelepon agar tagihan angsuran kepada debitur untuk segera dibayar, setiap awal bulan. 2) Menyampaikan surat konfirmasi (SKf) kepada debitur untuk membayar tagihan angsuran, bagi debitur yang belum membayar tagihan angsuran s.d tanggal 15. 3) Memonitor pembayaran angsuran debitur sampai batas waktu yang ditentukan (akhir bulan). 2. Pembinaan kredit kategori 2 (Aktivitas On Site) a. Kolektibilitas 3 1) Memonitor pembayaran debitur atas SKf atau SPn yang telah disampaikan. commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Apabila sampai batas waktu yang ditentukan pada SPn, debitur belum membayar angsuran, dilakukan pencetakan SP I pada awal bulan atau satu hari setelah berakhir tenggang waktu pembayaran tagihan angsuran. 3) Kunjungan langsung kepada debitur, sesuai dengan alamat yang dapat ditemui, dengan membawa DDM, Kartu Kunjungan Debitur dan SP I atau SPn. 4) Hal-hal yang disampaikan kepada debitur saat kunjungan : a) Penjelasan atas dikeluarkannya SP I atau SPn oleh bank. b) Penjelasan kepada debitur tentang cara pembayaran angsurannya. c) Menggali permasalahan yang dihadapi debitur dan memberikan alternatif solusi penyelesaiannya. 5) Hal-hal yang dilakukan pada saat kunjungan : a) Mencatat janji bayar debitur di Kartu Kunjungan Debitur. b) Melakukan up date informasi data debitur di Kartu Kunjungan Debitur. 6) Memonitor pembayaran tagihan angsuran kredit yang dilakukan debitur, melalui sistem DDM sampai batas waktu yang telah ditetapkan pada SP I/SPn. commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Kolektibilitas 4 1) Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan, debitur belum membayar tagihan angsuran maka dilakukan pencetakan SP II sehari setelah tenggang waktu SP I berakhir. 2) Melakukan aktivitas sebagaimana butir 3, 4, 5 dan 6 pada kolektibilitas 3 diatas (khusus SP I diganti SP II). 3) Debitur yang belum dilakukan penagihan secara optimal dan belum diberikan solusi penyelesaian kredit, diberikan solusi melalui restrukturisasi kredit. c. Kolektibilitas 5 (Legalitas belum siap) 1) Apabila sampai batas waktu yang ditentukan pada SP II, debitur belum membayar tagihan angsuran, maka dilakukan pencetakan SP III atau SPn pada awal bulan atau sehari setelah tenggang waktu pembayaran. 2) Melakukan aktivitas sebagaimana butir 3, 4, 5 dan 6 pada kolektibilitas 3 diatas (khusus SP II diganti SP III). 3) Pada saat penyerahan SP III, debitur masih belum membayar, maka dilakukan shock therapy terhadap debitur, yaitu penyemprotan di dinding rumah bagian depan atau pemasangan papan peringatan (PK Pasal 15 Ayat 2).
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Kolektibilitas 5 (Legalitas sudah siap) 1) Mengecek kelengkapan dokumen untuk proses litigasi, antara lain: a) SKf, SPn, SP I,SP II, SP III b) Dokumen legalitas agunan khususnya sertifikat c) Rekening koran 2) Apabila setelah batas akhir SP III, debitur tetap tidak bisa memenuhi kewajibannya dan prosedur restrukturisasi kredit tidak bisa dijalankan dengan baik maka pihak bank yang telah memiliki legalitas agunan yang sudah lengkap bisa melakukan analisa cost benefit untuk melakukan prosedur litigasi. 3) Memberikan batas waktu 30 hari kepada debitur setelah batas akhir dari SP III untuk mengosongkan agunan.
2.
Restrukturisasi Kredit Apabila pihak bank BTN telah berupaya melakukan pembinaan kepada debitur yang memiliki kredit bermasalah, namun tetap tidak berhasil maka pihak bank akan menyarankan solusi alternatif kepada debitur untuk melakukan restrukturisasi kredit.
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam melakukan restrukturisasi pihak Bank dan pihak debitur akan membuat akta perjanjian kredit yang baru yang merubah tentang besaran angsuran, jangka waktu, bunga dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pola restrukturisasi yang dilakukan. Hal yang
penting dalam melakukan restrukturisasi
kredit adalah bank harus memahami bidang usaha, kondisi bisnis dan masalah yang dihadapi debitur, ini diperlukan untuk menentukan langkah restrukturisasi yang tepat dan mencari solusi bagi problem yang dihadapi debitur. Bank dapat melakukan prosedur restrukturisasi kredit terhadap debitur yang memiliki kretiria sebagai berikut (PBI No 8/19/PBI/2006 pasal 16 ) : a. Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga kredit. b. Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit direstrukturisasi. Adapun pola-pola restrukturisasi kredit yang dilakukan pada PT BTN (Persero) Kantor Cabang Madiun adalah sebagai berikut : a. Penjadwalan Ulang (PUL) Yaitu, penetapan kembali jangka waktu kredit dan jumlah pokok angsuran bulanan atas sisa kredit dan atau penetapan pembayaran secara angsuran atas tunggakan commit to user
angsuran yang
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ada dari kredit bermasalah, misalnya apabila besaran jumlah angsuran pokok kredit setiap bulan diperkecil maka jangka waktu angsuran akan bertambah sesuai dengan perhitungan analisa cost benefit yang dilakukan Bank. Persyaratan : 1) Debitur mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak Bank BTN. 2) Total jangka waktu PUL maksimal 20 tahun. 3) Usia debitur pada saat jatuh tempo PUL maksimal 65 tahun. 4) Jatuh tempo legalitas agunan minimal sama dengan jatuh tempo PUL. 5) Jangka waktu asuransi harus dapat mengcover sampai jangka waktu PUL. 6) Debitur membayar biaya provisi sebesar 0,5% dari total kewajiban di PUL. b. Penundaan Pembayaran Kewajiban Kredit (Grace Period) Yaitu, penundaan pembayaran atas sejumlah kewajiban kredit untuk jangka waktu tertentu, sesuai hasil analisa kemampuan debitur yang dilakukan staff CWO Bank BTN. Persyaratan : 1) Debitur mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak Bank BTN. commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Debitur mengalami kesulitan memenuhi kewajiban kepada bank dikarenakan PHK, Force majeure, dll. 3) Grace period harus direkomendasikan dari kantor cabang ke kantor pusat disertai data-data pendukung (lokasi agunan, jumlah debitur, permasalahan yang dihadapi debitur, jumlah kewajiban debitur dan pengaruh grace period terhadap kinerja di kantor cabang). c. Alih Debitur (Novasi) Yaitu, pengalihan kredit yang sedang menjadi kewajiban debitur lama dipindahkan ke pihak lain (debitur baru), kemudian debitur baru tersebut bertanggung jawab sepenuhnya atas kewajiban yang dibebankan sesuai perjanjian kredit. Persyaratan : 1) Debitur mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak Bank BTN. 2) Telah ada calon debitur baru yang memenuhi syarat dan harus melalui tahapan wawancara dengan pihak bank BTN terlebih dahulu, calon debitur tersebut bisa dicarikan oleh debitur lama maupun pihak Bank. 3) Telah ada kesepakatan antara debitur lama dengan calon debitur pengganti dalam hal jumlah kredit yang akan dialihkan. commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Pengurangan Tunggakan Bunga dan/ Denda Yaitu, keringanan yang diberikan Bank kepada debitur untuk membayar tunggakan bunga dan atau denda kurang dari tunggakan bunga dan atau denda yang seharusnya dibayar. Persyaratan : 1) Debitur mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak Bank BTN. 2) Debitur melunasi seluruh tunggakan angsuran dan atau denda, serta membayar secara rutin angsuran berikutnya. 3) Debitur belum pernah diberikan keringanan tunggakan bunga dan atau denda sebelumnya. 4) Surat pernyataan dari debitur bahwa tidak akan menunggak lagi dalam memenuhi kewajibannya, apabila debitur melanggar maka pihak bank mempunyai hak untuk membatalkan secara sepihak pola restrukturisasi ini. Berdasarkan surat edaran direksi No.02/DIR/DRPK Tahun 2006 tentang ketentuan besaran pengurangan (diskon) tunggakan bunga dan/denda yang diterapkan bank BTN adalah sebagai berikut:
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.3 Persentase perhitungan pengurangan tunggakan bunga dan atau denda No
1 2 3 4 5 6
Kemauan: Rasio pembayaran/ Maks. Kredit <50% <50% 50%-100% 50%-100% >100% >100%
Kemampuan : Rasio umur tgk/umur kredit 50%-100% <50% 50%-100% <50% 50%-100% <50%
Maks. Diskon Tunggakan Tunggakan Bunga Denda 25% 50% 30% 60% 35% 70% 40% 80% 45% 90% 50% 100%
Sumber: data diolah dari bag. CWO PT.BTN (Persero) Tbk. Cab. Madiun.
Perhitungan bonus untuk tunggakan bunga dan atau denda diatas dapat berubah-ubah sesuai dengan kewenangan yang diambil oleh PT.BTN (Persero) Tbk. Kantor Cabang Madiun dengan sepengetahuan Kantor Pusat. Dengan dilakukan restrukturisasi kredit diharapkan akan terjadi peningkatan terhadap kualitas kredit bermasalah sehingga kredit tersebut paling tidak memiliki : a) Kualitas kredit menjadi kredit kurang lancar, untuk kredit yang sebelum restrukturisasi tergolong kredit diragukan atau macet. b) Kualitas kredit tetap atau tidak terjadi penurunan kualitas akibat terjadi kredit bermasalah, untuk kredit yang sebelum restrukturisasi tergolong pada kredit dalam perhatian khusus atau kurang lancar.
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Peningkatan kualitas kredit menjadi kredit lancar apabila pada akhirnya kredit tersebut tidak terjadi tunggakan angsuran pokok dan bunga pada tiga kali pembayaran dan secepatcepatnya dalam waktu tiga bulan. Kredit bermasalah yang telah melakukan pola restrukturisasi kredit dapat pula kembali kepada kualitas sebelum restrukturrisasi atau mengalami kemunduran kualitas apabila debitur melanggar persyaratan yang telah disepakati pada perjanjian kredit yang baru saat restrukturisasi, sehingga perjanjian baru tersebut dapat dibatalkan oleh pihak Bank dan kembali pada perjanjian kredit yang lama dan atau menempuh penyelesaian kredit secara hukum/litigasi (wawancara dengan Ibu Tjahyaningrum, kepala unit CWO Tanggal 14 Febrruari 2012)
b. Penanganan kredit bermasalah secara litigasi Merupakan upaya terakhir dalam menangani kredit bermasalah melalui jalur-jalur hukum (litigasi), terdiri dari : 1) Penyelesaian kredit melalui pengajuan klaim asuransi Apabila debitur mengalami musibah (meninggal,PHK,cacat) sehingga tidak bisa memenuhi kewajibannya dan atau agunan yang dijaminkan mengalami musibah bencana alam (kebakaran,tanah longsor, gempa bumi) sehingga tidak bisa diberlakukan hak lelang maka pihak bank bisa melakukan klaim asuransi terhadap perusahaan asuransi yang telah ditunjuk sebelumnya, dalam hal ini PT BTN (Persero) Tbk. commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cabang Madiun telah bekerjasama dengan perusahaan asuransi PT. Binasentra Purna sebagai pihak asuransi. 2) Penyelesaian kredit melalui pengadilan negeri Hal ini dilakukan apabila debitur mempunyai itikad tidak baik, misalnya menghalang-halangi proses eksekusi agunan atau debitur tidak bersedia melakukan pengosongan agunan setelah batas waktu maksimal 30 hari semenjak dikeluarkannya SP III (atau saat proses pengajuan lelang ke KPKNL), maka pihak bank bisa melakukan somasi ataupun pengajuan gugatan secrara perdata kepada debitur yang bersangkutan. 3) Penyelesaian kredit melalui kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang (KPKNL) Penyelesaian kredit melalui kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang (KPKNL) merupakan cara memperoleh pengembalian kredit melalui pelelangan agunan secara resmi, pengajuan permohonan lelang ke KPKNL harus disertai dengan dokumen yang sudah siap,antara lain : a) Dokumen identitas pemberi dan pemegang hak tanggungan b) Dokumen perjanjian kredit (PK) c) Surat pengantar dari PPAT (Pejabat pembuat akta tanah) d) Sertifikat IMB (Ijin mendirikan bangunan) e) Akta pemberian hak tanggungan (APHT) commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di PT BTN (Persero) Cabang Madiun dalam menangani kredit bermasalah pada produk KPR lebih ditekankan pada pengoptimalan penanganan secara non litigasi. Khususnya dengan cara pembinaan debitur dengan melakukan pendekatan persuasif dan intensif, sehingga langkah-langkah restrukturisasi kredit maupun jalur litigasi (hukum) dapat diminimalkan, karena penanganan kredit melalui cara-cara tersebut cenderung memerlukan proses waktu yang lebih lama dan membutuhkan biaya yang lebih banyak (wawancara dengan Bpk. Sujianto dan Bpk. Triogo, staff unit CWO Tanggal 20 Febrruari 2012).
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : 4. Kredit bermasalah pada KPR di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun disebabkan oleh faktor intern dari bank, faktor dari debitur dan faktor eksternal. Akan tetapi, secara umum faktor penyebab kredit bermasalah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun disebabkan dari pihak debitur. 5. Dari analisis yang dilakukan menunjukkan besarnya NPL untuk kredit pemilikan rumah di PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun pada bulan Januari sebesar 0,77%, Februari sebesar 1,01%, Maret sebesar 1,08% dan untuk rasio NPL tahunan pada tahun 2009 sebesar 1,22%, tahun 2010 sebesar 1,02% dan tahun 2011 sebesar 1,08%. Hal ini menunjukkan tingkat kredit bermasalah (NPL) bulanan maupun tahunan di BTN Cabang Madiun sangat baik karena masih dibawah batas maksimal tingkat NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Prosedur penanganan kredit bermasalah pada produk kredit pemilikan rumah di PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Madiun terdiri dari : a. Penanganan kredit bermasalah secara non litigasi Merupakan penanganan kredit bermasalah tanpa mempergunakan jalur hukum. Terdiri dari pembinaan debitur dan restrukturisasi kredit. b. Penaganan kredit bermasalah secara litigasi Merupakan penaganan kredit bermasalah menggunajan jalur-jalur hukum yang telah ditentukan. Terdiri dari: penyelesaian kredit melalui pengajuan klaim
asuransi,
penyelesaian
kredit
melalui
pengadilan
negeri,
penyelesaian kredit melalui kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang (KPKNL).
B.
Saran Sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di BTN Cabang Madiun di masa yang akan datang, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Secara umum kredit bermasalah di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun disebabkan oleh faktor dari sisi debitur. Oleh karena itu hendaknya pihak Bank menambah jumlah sumber daya manusia (human resource) khususnya pada unit collection and workout, sehingga bisa mempermudah
kinerja
dalam
melakukan
pembinaan
debitur
guna
meminimalkan risiko yang yang terjadi akibat dari kredit bermasalah. 2. Hendaknya target yang ditetapkan oleh manajemen Bank dalam menentukan batas maksimal NPL yang ingin dicapai baik NPL bulanan maupun tahunan commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin ditingkatkan. Sehingga unit CWO akan bekerja semaksimal mungkin untuk memperbaiki kualitas kredit yang dimiliki dan akan berdampak pada tingkat kesehatan Bank yang akan semakin membaik. 3. Sebaiknya pihak PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Madiun dalam menangani kredit bermasalah lebih meekankan pada cara-cara non litigasi. Yaitu dengan cara pembinaan debitur dan restrukturisasi kredit dikarenakan pihak Bank bisa lebih menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan.
commit to user
42