perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO
TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan
Oleh :
TRI HASIH F3607096
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul:
SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO
Surakarta, 13 Agustus 2010 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
JOHADI, S.E
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
NIP. 360700002
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan Judul:
SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Juli 2010
Tim Penguji Tugas Akhir
Ariyanto Adhi Nugroho, S.E.
(
NIP. 360800002
Penguji
Johadi, S.E NIP. 360700002
)
( commit to user
) Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR MOTTO
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap “ (QS. Alam Nasyrah : 6-8)
“ The greatest mistakeyou can make in life is to be continually you will make one ” “ Kesalahan terbesar dalam hidup yang bisa Anda lakukan adalah terus menerus merasa takut bahwa Anda akan melakukan kesalahan “
“ The true measure of a man is not how he behaves in moments of comfort and convenience but how he stands at times of controversy and challenges “ “ Ukuran sebenarnya dari seorang manusia bukan pada bagaimana dia berkelakuan di saat nyaman dan senang, tetapi pada bagaimana dia menghadapi saat-saat timbulnya pertentangan dan tantangan “
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSEMBAHAN
Ketika sebuah pengharapan besar dalam hati ini ada, ketika mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, ketika hati ini memiliki rasa takut, Ketika tubuh dan pikiran ini memiliki rasa tanggung jawab, Pengharapan mendapat ridho sang Khalik yang memang mengalahkan segala kebimbangan ini. Dan memang sudah sepantasnya bagi diri kita untuk mengerjakan segala sesuatunya hanya untuk-Nya, termasuk Tugas Akhir dan kelulusanku ini.
Puji syukur hanya kepada Allah SWT
Kupersembahkan tugas akhir dan kelulusanku ini untuk seorang lelaki yang membisikkan “kalimat yang sangat indah” ketika sesaat setelah aku meninggalkan alam rahim. Kupersembahkan pula untuk seorang wanita yang dengan kelembutan tangannya membelai dan memberi kasih sayang yang tiada hentinya hingga batas zaman berakhir. Untuk Ayahanda Mudo Sugiyoto dan Ibunda Mulyani kupersembahkan karyaku ini sebagai wujud kesungguhanku. Juga untuk ketiga saudaraku dan my lovely friend yang sangat aku sayangi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
: Maz Dodo, Mbak Atik, Dik Wulan, Yasmine yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir serta selalu memberikan motivasi yang tak pernah surut hingga akhirnya dapat terselesaikanlah Tugas Akhir ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO” . Tugas Akhir
ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Keuangan Dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, yang berupa material maupun spiritual, oleh karena itu dengan penuh rasa cinta dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Nurul Istiqomah, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Dan Perbankan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Johadi, SE, selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan serta bimbingannya.
5. Drs.Sutanto,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademis. 6. Bapak dan ibu dosen DIII Keuangan Dan Perbankan UNS yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 7. Bapak Bangun Sulistiyo, Bapak Wahyana, Ibu Susyana Andriyani, dan Ibu Afida Susilowati, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu yang berguna bagi penulis selama menjalani proses magang di bagian Loan Service. 8. Bapak Heru Setiyanto, selaku pembimbing Institusi Mitra yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam melaksanakan Kegiatan Magang Mahasiswa. 9. Bapak Hendratno, selaku Branch Manager Bank Tabungan Negara (BTN) yang telah memberikan izin pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa ini. 10. Ibu Siti Sulistiyati, Ibu Tuty Lestari, Ibu Rini, Bapak Syahroni, Bapak Aris, Bapak Toni, Bapak Cuk, Bapak Djatmiko, Ibu Elli, Ibu Ismini, Ibu Prapti, Ibu Purwani, Bapak Heri Kristiawan, Ibu Tri Hastuti, Bapak Hadi Wasono, Bapak Agus, Bapak Darmastoto, Bapak Ari, Bapak Baehaqi, Bapak Sehono, Mas Anton, Mas Nova, Mas Sumarsono, Mbak Isna, Mbak Yani, dan pegawai staf lainnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga bagi penulis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. My beloved family Ayahanda Mudo Sugiyoto, Ibunda Mulyani, Mas Dodo, Mbak Atik, Dek Wulan, Mas Didit dan keluarga, Eyang Putri Narto, Mbah Kakung sekalian garwo, seluruh keluarga besar Ayam Goreng Kampung “Mbak Mul”, dan keluarga besar Karto Diharjo dan Narto Dikromo, terima kasih untuk segalanya. 12. Special for my love” Ae-yang” you are the best part of my life. 13. Buat keluarga Yasmine, Abi Mansyur, Mamah Atika, Kiki, Nabilla, Kak Ria, Syarif, Najwa, Dedek Zidane, Niqaya, thank you for everything. I never forget all moments with them. 14. Pak mey mey, petugas Perpustakaan Fakultas Ekonomi is the best. 15. Teman-teman seperjuangan D3 Keuangan Perbankan 2007, Suyanti, Yuli, Heni, Ratih, Fika, Ita, Listia, Nita, Yani, dll terima kasih untuk persahabatannya. 16. Teman sepermainan, Poo, Nia, Ambar, Dek Suci, Isti, Dimar, Tiwi, Mbak Eka, terima kasih sobat.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 13 Agustus 2010
commit to user
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i ABSTRAKSI .......................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv LEMBAR MOTTO ..................................................................................................v LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................1 B. Perumusan Masalah ....................................................................................11 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................11 commit to user D. Manfaat Penelitian ......................................................................................12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Metode Penelitian .......................................................................................13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbankan dan Bank .................................................................18 B. Peranan Bank ..............................................................................................19 C. Kredit ..........................................................................................................22 D. Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif ......................................................38 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................................45 B. Kegiatan Magang Kerja ..............................................................................64 C. Pembahasan Masalah ..................................................................................74 1.
Sistem Pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Penerapan Prosedur Kredit Melalui Angsuran Kolektif Di PT. BTN (Persero) Cabang Solo ............................................................................................75
2.
Hambatan / Kendala Dalam Pelaksanaan Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo ........99
3.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo ....................................101
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................................103 B. Saran ..........................................................................................................105 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan Sumbangan NPL Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010 ..........................................................................................7 Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ..............................................................................................10 Tabel 3.1 Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan PadaBankBTN ..................................52 Tabel 3.2 Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN ................................54 Tabel 3.3 Suku Bunga Berdasarkan Penghasilan atau Harga Jual Rumah ............................68 Tabel 3.4 Daftar Tagihan Angsuran Debitur Kolektif PT. Bank X Bulan April 2010 ..........90 Tabel 3.5 Data Perkembangan jumlah debitur KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL debitur kolektif terhadap NPL debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010 ........................................................................................98 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Fungsi Bank Sebagai Perantara Keuangan ............................................................20 Bagan 3.1 Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Solo Kondisi Februari 2010 .........................................................................................................51 Bagan 3.2 Prosedur Pemberian dan Keputusan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ..................77 Bagan 3.3 Prosedur Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR)..............................................78 Bagan 3.4 Prosedur Pasca Realisas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Debitur Kolektif .........79 Bagan 3.5 Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Loan Service ..88 Bagan 3.6 Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Angsuran Kolektif ...................................................................................................................91 Bagan 3.7 Pembayaran Angsuran Kolektif Oleh Kolektor Langsung ....................................94 Bagan 3.8 commitPetugas to user Kolektif Bank ..........................96 Pembayaran Angsuran Kolektif Melalui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Lampiran 2. Surat Persetujuan Magang Kerja Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Magang Kerja Lampiran 4. Lembar Penilaian Magang Kerja Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar Hasil Wawancara Lampiran 8. Surat Kuasa Pemotongan Gaji Lampiran 9. Surat Perincian Penghasilan Untuk Pemohon Berpenghasilan Tetap Lampiran 10. Surat Perjanjian Kerja Sama Lampiran 11. Memo Pembentukan Kode Kolektor Baru dan Pembukaan Rekening Giro Penampung Lampiran 12. Surat Perihal Angsuran Potong Gaji Lampiran 13. Surat Perihal Penyesuain Suku Bunga dan Angsuran Kredit Lampiran 14. Daftar Instansi Kolektor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO
TRI HASIH NIM F3607096
Penggunaan sistem pembayaran yang aman dapat memperkecil resiko dari kegiatan operasional perbankan, khususnya resiko dalam penyaluran kredit. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo merupakan salah satu lembaga keuangan perbankan yang fokus pada pembiyaan perumahan menerapkan beberapa sistem pembayaran dalam menjalankan aktivitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sistem pembayaran KPR yang dinilai paling aman oleh Bank BTN adalah sistem pembayaran kolektif. Sistem pembayaran kolektif merupakan cara pembayaran angsuran secara tunai bagi debitur yang berpenghasilan tetap dengan cara memotong gajinya setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengevaluasi hambatan, dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari dijalankannya sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif pada PT. Bank BTN cabang Solo. Penelitian ini menggunakan tipe diskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi, peristiwa atau aktivitas, wawancara atau interview, sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan Studi Kepustakaan dengan mengkaji dokumen-dokumen, surat, arsip, laporan, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pelaksanaan sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif di Bank BTN Cabang Solo dikatakan baik karena telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu sistem. Hambatan yang terjadi adalah mutasi debitur ke daerah, pergantian pimpinan perusahaan debitur, dan debitur di PHK. Kelebihan dari sistem ini adalah aman, dapat mengurangi jumlah antrian di loket, tidak ada charge, efisien untuk debitur, lebih diprioritaskan, dan menambah relasi bagi BTN. Belum ditemukan kekurangan pada sistem ini selain hambatan yang muncul dalam proses sistemnya. Diperlukannya penambahan pasal-pasal dalam MOU antara Bank BTN dengan instansi debitur kolektif untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam sistem pembayaran angsuran kolektif. Pengoptimalan Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan kemananan sistem pembayaran dan menambah relasicommit bagi Bank BTN. to user Kata Kunci: Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran Kolektif
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor – sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor pertanian, perdagangan, manufaktur, energi dan lainnya berhubungan dengan jasa lembaga keuangan salah satunya adalah jasa – jasa yang disediakan oleh perusahaan perbankan. Aktivitas perbankan juga memberikan peran bagi aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia, secara individual. Dengan demikian aktivitas ekonomi masyarakat baik secara individual maupun kelembagaan-kelembagaan atau badan usaha tidak dapat lepas dari jasa perusahaan perbankan. Peran penting perbankan inilah yang menjadi dasar bahwa perekonomian suatu negara sangat tergantung pada aktivitas perbankan. Secara lebih rinci peran perbankan merupakan lembaga keuangan yang mampu menciptakan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. (Kasmir, 2005 : 8) Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan commit to user
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Aktivitas bank dalam menghimpun dana menjadikanya sebagai sarana penyimpanan uang dan berinvestasi bagi masyarakat (surplus of fund). Tujuan utama masyarakat menyimpan uang di bank adalah untuk memberikan rasa aman dari hal-hal yang tidak diinginkan, sedangkan kegiatan investasi dilakukan masyarakat dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Pemenuhan tujuan di atas, baik untuk mengamankan
uang
maupun
untuk
melakukan
investasi,
bank
menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit). Selain itu, aktivitas bank sebagai lembaga keuangan juga memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing) ataupun dari luar kota atau luar negeri (inkaso), Letter of Credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, dan jasa lainnya yang bertujuan untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. Aktivitas bank yang cukup krusial adalah penyaluran dana (lending) ke masyarakat dengan memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan (lack of fund). Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 angka 12, "kredit adalah commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan”. Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh bank dibagi dalam berbagai jenis yang mengikuti perkembangan zaman dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal kerja, kredit komersial, kredit produktif, maupun kredit konsumtif seperti pembelian mobil atau motor, barang elektronik, maupun kredit di sektor properti yang sempat mengalami pasang surut sampai akhirnya booming sampai sekarang. Sektor perbankan cukup besar mengucurkan kredit melalui produk pembiayaannya yang dinamakan dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kredit pembiayaan ini banyak menjadi pilihan bank bahkan fokus bank dalam penyaluran kredit dengan pertimbangan agunan KPR relatif aman, tingkat bunga KPR relatif rendah dibandingkan dengan kredit yang dikucurkan ke sektor konsumsi lain, yakni antara 12% - 13%, outstanding kreditnya turun terus karena ada cicilan, nilai jaminan semakin hari semakin bertambah karena harga tanah dan rumah memang meningkat setiap tahun, dan mudah dieksekusi jika bermasalah. (Panangian Simanungkalit, 2004 : 122) commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pelaksanaan penyaluran kreditnya selain mempertimbangkan kelebihan dari produk KPR, tentunya bank akan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential banking) karena disadari bahwa disamping
menjanjikan
keuntungan
sebagai
sumber
pendapatan
operasional bank, pemberian kredit juga mempunyai sisi resiko yang tinggi bagi bank, yakni dengan adanya Non Performing Loan (NPL) atau lebih dikenal dengan istilah kredit macet yang apabila tidak diminimalisir dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. (Wahyudi, 2008 : 14). Salah satu cara yang dilakukan bank untuk memperkecil resiko tersebut adalah dengan menciptakan sistem atau cara pembayaran kredit yang aman dan dapat mendorong debitur atau nasabah untuk melakukan pembayaran tepat pada waktunya. Sistem
pembayaran
adalah
suatu
sistem
yang
mencakup
pengaturan, kontrak / perjanjian, fasilitas operasional dan mekanisne teknik yang digunakan untuk penyampaian, pengesahan dan penerimaan instruksi pembayaran, serta
pemenuhan kewajiban pembayaran melalui
pertukaran “nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainya baik domestik maupun Cross border “antar Negara”. Peran sistem Pembayaran dalam
perekonomian
semakin
penting
seiring
dengan
semakin
meningkatnya volume dan nilai transaksi, serta sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Menurut Sheppard (1996) peran penting sistem pembayaran dalam perekonomian adalah sebagai berikut : commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Sebagai elemen penting dalam infrastruktur keuangan suatu perekonomian untuk mendukung stabilitas keuangan. Hal itu disebabkan sistem keuangan dan perbankan berkaitan erat dengan sistem pembayaran. Gangguan pada sistem pembayaran atau kegagalan kewajiban pembayaran, yang pada gilirannya akan menyebabkan turunnya kepercayaan perbankan. Demikian juga sebaliknya. Krisis keuangan dan perbankan yang mempengaruhi satu atau sistem pembayaran akan mempengaruhi setelmen antarbank dan dapat gridlock “kemacetan” didalam seluruh sistem pembayaran. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara pihak bank dan pengawas pasar keuangan dengan pengawas sistem pembayaran, untuk memastikan agar masalah-masalah tersebut dapat diantisipasi dan diselesaikan sedini mungkin.
b.
Sebagai Chanel “saluran penting dalam mengendalikan ekonomi yang efektif, khususnya melalui kebijakan moneter. Dengan lancarnya sistem pembayran, kebijakan moneter dapat mempengaruhi likuiditas perekonomian sehingga proses transmisi kebijakan moneter
dari
sistem perbankan ke sektor riil dapat menjadi lancar. c.
Sebagai alat untuk mendorong efisisensi ekonomi. Keterlambatan dan ketidaklancaran
pembayaran
akan
commit to user
mengganggu
perencanaan
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuangan usaha dan pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan produktivitas perekonomian.1 Dengan demikian, secara khusus dapat disimpulkan bahwa peranan sistem pembayaran dalam perbankan adalah untuk menjaga sistem stabilitas perusahaan, mendukung sektor riil, serta mendorong efisiensi perencanaan keuangan usaha. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) adalah salah satu Bank Milik Negara yang fokus pada pembiayaan kredit perumahan (KPR) sesuai dengan visinya
yaitu
Menjadi Bank Yang Terkemuka Dalam
Pembiayaan Perumahan. Bank BTN dalam penyaluran kreditnya memiliki lima (5) sistem pembayaran. Lima (5) sistem pembayaran tersebut adalah AGF (Auto Grab Fund), transfer, kantor pos, loket atau ATM, dan kolektif. Secara umum sistem pembayaran ini dimaksudkan untuk memperkecil resiko dari penyaluran kredit seperti uraian di atas. Dari kelima sistem tersebut, sistem pembayaran angsuran kolektif dinilai lebih memberikan keamanan (safe) bagi Bank BTN.2 Sistem pembayaran kolektif merupakan cara pembayaran angsuran secara tunai bagi debitur yang berpenghasilan tetap dengan cara memotong gajinya setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur, koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh debitur yang didahului dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Bank 1
Sri Mulyati Tri Subari dan Ascarya. 2003. Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia. Seri Kebanksentralan ke-8. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI 2 Surat Edaran Direksi No.22/DIR/DPPK/2008 Perihal Pedoman Penagihan dan commit to user Penyelamatan Kredit /Pembiayaan Perorangan
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BTN dengan instansi tempat debitur tersebut bekerja. Penulis menilai cara yang paling efektif, efisien, aman, terpercaya, dan tidak beresiko tinggi dari ketepatan pembayaran angsuran adalah pembayaran angsuran secara kolektif atau potong gaji melalui bendahara gaji instansi debitur. Sistem pembayaran angsuran kolektif ini merupakan cara pembayaran yang paling banyak digunakan oleh debitur KPR. Hal ini dipertegas melalui data yang penulis dapat dari intern Bank BTN Solo dari bulan Februari sampai dengan Juni Tahun 2010 mengenai perkembangan jumlah debitur KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL debitur kolektif terhadap NPL debitur KPR yang dinyatakan dalam bentuk persentase (%). Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan Sumbangan NPL Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010 No
Bulan
Debitur KPR
Debitur Kolektif
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Debitur
Angsuran
Tunggakan
Debitur
Angsuran
Tunggakan
1
Februari
12.973
2.396.816.747
75.755.017
5.254
2.192.103.958
6.249.330
2
Maret
13.031
3.293.699.318
82.565.779
5.268
2.238.820.726
0
3
April
13.109
2.521.311.422
98.934.111
5.223
2.258.095.911
0
4
Mei
13.152
2.580.402.990
102.783.506
5.229
2.285.857.098
1.707.100
5
Juni
13.214
2.617.192.806
99.901.199
5.252
2.327.387.083
869.500
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lanjutan Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan Sumbangan NPL Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010 No
Bulan
% Debitur Kolektif Terhadap Debitur KPR
% Jumlah
% NPL
Debitur
Kolektiff
% NPL KPR
% NPL Kolektif Terhadap NPL KPR
1
Februari
40,50
0,29
3,16
0,09
2
Maret
40,43
0
2,51
0
3
April
39,84
0
3,92
0
4
Mei
39,76
0,07
3,98
0,02
5
Juni
39,75
0,04
3,82
0,01
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah debitur KPR, yakni pada bulan Februari sebesar 12.973 menjadi 13.214 orang pada bulan Juni sementara untuk perkembangan jumlah debitur kolektif fluktuatif, tetapi masih di kisaran lima ribu dua ratusan ( an). Berdasarkan data ini maka dapat dikatakan bahwa rata-rata per bulannya jumlah debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari commitKPR to user perkembangan jumlah debitur secara keseluruhan (KPR dengan
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
semua sistem atau cara pembayaran). Namun, hal ini mengindikasikan bahwa sistem pembayaran kolektif belum bisa dikatakan aman jika hanya dilihat dari persentase sumbangan jumlah debiturnya saja, melainkan juga harus diperhatikan tingkat resikonya. Maka dari itu penulis juga mencantumkan NPL sebagai sisi keamanan dari sistem pembayaran ini. Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa persentase NPL Kolektif terhadap NPL KPR secara keseluruhan mengalami penurunan, dari kisaran 0,09% di bulan Februari menjadi 0,01% pada bulan Juni. Hal ini mengindikasikan bahwa per bulannya sistem pembayaran angsuran kolektif hanya menyumbang hampir 0,1% dari NPL secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Tugas Akhir “SISTEM PEMBAYARAN KREDIT MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO”. Penelitian yang hampir sama mengenai sistem atau cara pembayaran kredit pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan judul ” Prinsip-Prinsip Public Relations Dalam Pembinaan Angsuran Secara Kolektif Dalam Meningkatkan Kualitas Kredit Di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo” dan ”Pelayanan Nasabah Kredit Pemilikan Rumah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Melalui Kantor Pos” . Penelitian yang penulis lakukan ini sebenarnya cukup jarang dilakukan oleh peneliti lain, penulis hanya menemukan dua (2) referensi penelitian terdahulu ditambah dengan data-data pendukung, seperti makalah-makalah yang kebanyakan disusun oleh internal Bank BTN dalam
rangka
commit to user memenuhi persyaratan
Program
Pendidikan
dan
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengembangan Kompetensi Pegawai (P3KP). Hal ini dikarenakan judul atau topik yang penulis teliti memang cukup spesifik di mana tidak setiap tempat penelitian magang mengadopsi sistem pembayaran ini. Berikut ini penulis cantumkan penelitian terdahulu dalam bentuk tabel 1.2 Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Pembeda
Penelitian I
Penelitian II
Nama dan
Daniel Suharjianto
Fasichah Tia Nur
tahun
2005
2009
penelitian Judul
Pelayanan Nasabah Kredit Prinsip-Prinsip Public Relations Pemilikan Pada
Rumah
(KPR) Dalam
Pembinaan
Angsuran
PT. Bank Tabungan Secara
Kolektif
Dalam
Negara
(Persero)
Melalui
Kantor
Tbk Meningkatkan Kualitas Kredit Di Pos PT.
Indonesia
Bank
Tabungan
Negara
(Persero) Cabang Solo
Perumusan
Menekankan
Masalah
pelayanan
pada
angsuran
proses Menekankan pada prinsip-prinsip KPR public relations yang diterapkan
pada PT. BTN (Persero) Tbk dalam melalui kantor pos, baik kolektif. secara individu atau biasa dan secara kolektif.
commit to user
pembinaan
angsuran
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui objek-objek yang diteliti, serta bertujuan agar penguraian dalam penulisan dan ruang lingkup penelitian terarah dan terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo? 2. Apakah terdapat hambatan / kendala
dalam pelaksanaan sistem
pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo? 3. Apakah terdapat kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN commit to user (Persero) Cabang Solo.
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Untuk mengevaluasi dan meminimalisasi hambatan / kendala dalam pelaksanaan sistem pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo. 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi PT. BTN (Persero) Cabang Solo Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi perusahaan, yang berguna sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam pengevaluasian sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo. 2. Bagi penulis Hasil
penelitian
dapat
digunakan
untuk
memperdalam
ilmu
pengetahuan mengenai sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif serta dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D3 Keuangan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bagi akademisi dan peneliti Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan yang dapat digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah metode yang akan memandu peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan. Metode dipilih untuk digunakan dalam rangka memperoleh sesuatu data yang akurat dan relevan, untuk dapat dianalisa serta dapat disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan diadakan penelitian tersebut. Berbagai pengertian yang menjadi bagian metode yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam berbagai informasi penting serta menarik kesimpulan terhadap hubungan antara gejala sosial. Pengertian penelitian deskriptif kualitatif menurut Lexy J. Moleong (1995:6) adalah mendalami dan menerobos gejalanya dengan menginterpretasikan masalahnya atau menyimpulkan
kombinasi
dari
berbagai
arti
permasalahan
sebagaimana disajikan oleh situasinya. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar atau bagan. Dimana perhatian dipusatkan pada kasus tunggal secara mendetail yaitu mengenai sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Lokasi Penelitian Untuk penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih lokasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo dengan pertimbangan bahwa penulis merupakan mahasiswa program studi Keuangan Dan Perbankan di mana penulis banyak dibekali berbagai teori dan praktik di bidang keuangan maupun perbankan. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo yang merupakan salah satu bank bonafit dan bank focus dirasa tepat sebagai tempat pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah penulis dapatkan di bangku perkuliahan dengan dunia kerja. 3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data a. Jenis data 1) Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama yaitu pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan dalam hal ini meliputi pimpinan, direksi atau karyawan Bank BTN Cabang Solo. 2) Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, studi dokumenter, dan perundang-undangan yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data yang mendukung data primer dan dibedakan menjadi: commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Bahan hukum primer meliputi peraturan perundangundangan, surat perjanjian, dokumen resmi dan data tertulis dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 2) Bahan hukum sekunder meliputi hasil karya ilmiah, hasilhasil penelitian sebelumnya. b. Teknik Pengumpulan Data Kecermatan
dalam
penelitian
dan
menyusun
serta
mengumpulkan data sangat berpengaruh kepada objektivitas hasil penelitian. Dalam usaha memperoleh data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1) Observasi Dalam pengamatan ini penulis melakukan penelitian langsung pada bagian Loan Service Unit selama melakukan kegiatan magang tentang keadaan atau fenomena yang dijumpai secara langsung. Selain itu penulis juga melakukan observasi di bagian lain, yakni pada unit CWO bagian penagihan kredit atau pembiayaan unit kolektif di mana penulis mengkaji dan mempelajari permasalahan lebih dalam sehubungan dengan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif. Alasan penulis melakukan observasi yakni untuk mengamati langsung aktivitas dan peristiwa yang terjadi di PT. BTN (Persero) Cabang Solo. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Peristiwa atau Aktivitas Peristiwa atau aktivitas penulis dapatkan melalui observasi langsung saat pelaksanaan magang pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo yaitu melalui kegiatan-kegiatan yang telah penulis lakukan selama berada di divisi Loan Service.
Aktivitas-aktivitas
tersebut
mencakup
prosedur
pemberian kredit, pelayanan kredit, pengecekan berkas syaratsyarat permohonan kredit, melakukan konfirmasi gaji calon debitur ke bendahara instansi, mengikuti realisasi kredit, dan mengamati bagaimana tata cara pembayaran angsuran sampai dengan
pelunasaannya.
Untuk
semakin
memperdalam
penelitian yang penulis ambil, maka tidak jarang penulis melakukan pendekatan ke bagian lain yang sangat erat hubungannya dengan penelitian yang penulis ambil, yakni pada bagian CWO (Collection Work Out) di mana mengenai sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif penulis dapatkan lebih mendetail di bagian ini, yakni bagian penagihan kredit atau pembiayaan pada unit kolektif. 3) Wawancara atau Interview Wawancara di sini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang mendalam dari informan tentang sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo. Melalui commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komunikasi langsung, informasi yang didapatkan semakin rinci dan mendalam sehingga mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya. 4) Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengkaji dokumen-dokumen, surat, arsip, laporan, dan literatur lainnya.
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perbankan dan Bank Pengertian
perbankan
berdasarkan
Undang-undang
Nomor
10/1998 pasal 1 dinyatakan bahwa Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut kamus istilah hukum Fockema Andreae, yang dimaksud dengan bank ialah suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak ketiga. Berhubung dengan adanya cek yang hanya dapat diberikan kepada banker sebagai tertarik, maka bank dalam arti luas adalah orang atau lembaga yang dalam pekerjaannya secara teratur menyediakan uang untuk pihak ketiga. (H. Budi Untung, 2000 : 13) Pengertian bank berdasarkan Undang-undang Nomor 7/1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Thomas Suyatno, dkk, 1995 : 4) commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
B. Peranan Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam : 1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, menjadikannya sebagai sarana penyimpanan uang dan berinvestasi bagi masyarakat (surplus of fund). Di mana tujuan utama masyarakat menyimpan uang ini adalah untuk memberikan rasa aman dari hal-hal yang tidak diinginkan, sedangkan kegiatan investasi dilakukan masyarakat simpanannya.
dengan
harapan
Untuk
memperoleh
memenuhi
tujuan
di
bunga
dari
hasil
atas,
baik
untuk
mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit). commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing) ataupun dari luar kota atau luar negeri (inkaso), Letter of Credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, dan jasa lainnya yang bertujuan untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. 3. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat dengan memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan (lack of fund). Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum kredit diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman
yang
disalurkan bank dengan berbagai sebab. (Kasmir, 2005 : 9-10) Untuk lebih jelasnya secara ringkas fungsi bank sebagai perantara keuangan dapat dilihat dalam Bagan 2.1 berikut ini. Bagan 2.1 Fungsi Bank Sebagai Perantara Keuangan
FUNGSI BANK 1 Masyarakat yang Kelebihan Dana
3 Beli Dana
Masyarakat yang Kekurangan Dana
Jual Dana
2
4 Giro Tabungan commit Deposito to
Pinjaman (kredit)
user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penjelasan arus perputaran uang yang ada di bank dari masyarakat kembali ke masyarakat, di mana bank sebagai perantara dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di bank dalam bentuk simpanan Giro, Tabungan, atau Deposito. Bagi bank dana yang disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan membeli dana. Dalam hal ini nasabah sebagai penyimpan dan bank sebagai penerima titipan simpanan. Nasabah dapat memilih sendiri untuk menyimpnn dana apakah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau Deposito. 2) Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah. Besarnya jasa bunga dan bagi hasil tergantung dari besar kecilnya dana yang disimpan dan faktor lainnya. 3) Kemudian oleh bank dana yang disimpan oleh nasabah di bank yang bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman/kredit. 4) Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit dari bank, diwajibkan kembali untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah.
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kredit 1. Pengertian Kredit Pengertian kredit dalam bahasa Yunani "Credere" yang berarti "kepercayaan" atau dalam bahasa latin "Creditum" yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara Bank dengan lain pihak yang mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. (Teguh Pudja Mulyono, 1986:9-10) O.P. Simorangkir mengatakan bahwa kredit adalah pemberian prestasi (misal uang, barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada adalah prestasi uang, maka transaksi kredit menyangkut uang waktu mendatang. (Hasanuddin Rahman, 2000:19) Kredit adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan (barang, uang atau barang). (Thomas Suyatno, dkk, 1992:12) Pengertian kredit berdasarkan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (Kasrnir, 2008:96) Pengertian kredit menurut Eric L. Kohler : “Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”. 2. Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentag kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. b. Kesepakatan Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredi. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. c. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mancakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka tersebut bisa berbentuk jangka pendek. jangka menengah atau jangka panjang. d. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/ macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrut usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan dan lainnya. e. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merapakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. (Kasmir, 2008 : 98-100)
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Fungsi Kredit Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut: a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha f. Kredit dapat meningkatkan pernerataan pendapatan g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional (Thomas Suyatno, dkk, 1992:16) Fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya
jika
uang
hanya
disirnpan
saja
tidak
akan
menghasilkan sesuatu yang berguna dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah kekurangan uang dengan kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
c. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sebingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkat jumlah barang yang beredar. e. Sebagai stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha apalagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengangguran. Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal
pinjaman intemasional
akan dapat
meningkatkan
saling membutuhkan antara si penerirna kredit dengan si pernberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan menirtgkatkkan kerja sama di lainnya. (Kasmir, 2008:101) 5. Tujuan Kredit Ditinjau dari segi tujuan kredit adalah sebagai berikut: a. Turut Menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya. (Thomas Suyatno, dkk, 1992:15) Adapun tujuan utama pemberian utama suatu kredit adalah sebagai berikut: a. Mencari Keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh pihak bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah Keuntungan ini penting untuk commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan akan di likuidasi atau dibubarkan. b. Membantu usaha nasabah Yaitu tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerintah Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan kepada pihak perbankan, maka semakin baik, meningkat semakin banyak kredit berarti adanya
peningkatan
pembangunan
diberbagai sektor. (Kasmiir, 2008:100) 6. Manfaat kredit Manfaat kredit ditinjau dari masing-masing pihak yaitu : a. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitor 1) Debitor dapat memperluas dan mengembangkan usahanya dengan lebih leluasa. 2) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi perusahaan debitor. 3) Rahasia keuangan debitor akan
lebih terlindungi karena
adanya ketentuan rahasia bank dalam undang-undang pokok perbankan
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang perbankan 1) Memperoleh pendapatan bunga kredit 2) Menjaga solvabilitas usaha bank 3) Membantu meniasarkan jasa-jasa perbankan yang lain 4) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya 5) Untok merebut pasar (market share) dalam industri perbankan 6) Memungkinkan para perbankan untuk mendidik para staffnya untok mengenal kegiatan industri yang lain secara mendetail. c. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang pemerintah 1) Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi 2) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter 3) Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha atau kegiatan, alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat 4) Perkreditan sumber pendapatan negara d. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas 1) Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha atau lapangan kerja baru, sehingga akan
menimbulkan
kenaikan
tingkat
pemerataan pendapatan dimasyarakat. commit to user
pendapatan
dan
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Terbukanya
kemungkinan
keterlibatan
golongan
profesi
tertentu atas suatu proses pemberian kredit oleh bank yang dapat menlngkatkan penghasilannya seperti konsultan, akuntan publik, notaris, aset apreisal 3) Masyarakat dapat menikmati hasil dari pada proyek yang di biayai oleh kredit bank. (Hasanuddin Rahman, 2000:21-24) 7. Klasifikasi Kredit Keberadaan kredit menurut Muchdarsyah Sinungan (1991;17) dapat digolongkan menurut beberapa klafikasi, antara lain : a. Menurut jangka waktunya Menurut jangka waktunya kredit dapat digolongkan ke dalam beberapa klasifikasi, antara lain : 1) Kredit Jangka Pendek ( Short-term loan ) Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Misalnya kredit untuk membiayai kelancaran operasi perusahaan, termasuk didalamnya berupa kredit modal kerja. Kredit jangka pendek dapat di urutkan dalam tiga kelompok, antara lain : Kredit dagang (trade credit) antar perusahaan, Pinjaman dari suatu perusahaan dagang, dan Surat dagang. 2) Kredit jangka menengah (Medium-term loan) Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya satu sampai dengan tiga tahun. Biasanya kredit ini untuk menambah modal commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kerja, misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku. Kredit jangka menengah dapat pula dalam bentuk kredit investasi 3) Kredit jangka panjang (Long-term loan) Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya melebihi tiga tahun. Misalnya kredit investasi untuk membiayai suatu proyek dan perluasan usaha. b. Menurut jaminannya Menurut jaminannya kredit dapat diklasifikasikan menjadi : 1) Kredit dengan jaminan (Secured Loan) Yaitu kredit yang disertai penyerahan barang jaminan oleh nasabah. Jenis barang jaminan tersebut sangat tergantung pada jenis kredit yang diberikan. Misalnya kredit komersial untuk modal kerja, jaminannya dapat berupa persediaan. Kredit untuk pembelian mobil atau motor, jaminannya BPKB mobil atau motor tersebut. 2) Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loan) Yaitu kredit yang tidak disertai penyerahan barang jaminan dari nasabah. Jenis kredit ini tidak menggunakan jaminan dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk bonafiditas dan prospek usaha nasabah yang bersangkutan. Pemberian kredit tanpa jaminan ini dilakukan sepanjang prinsip-prinsip penilaian kredit lainnya user kredit. telah terpenuhi commit menuruttoanalisis
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Menurut tujuannya Menurut tujuannya kredit dapat diklasifikasikan menjadi : 1) Kredit Komersial (Commercial Loan) Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan. Kredit komersial antara lain meliputi kredit leveransir, kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dan lain-lain. 2) Kredit Konsumtif (Consumer Loan) Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan
debitur
yang
bersifat
konsumtif.
Misalnya untuk membeli properti (rumah), mobil atau motor, barang elektronik dan berbagai barang konsumsi lainnya. 3) Kredit Produktif (Productive Loan) Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat
meemperlancar
produksi.
Misalnya
kredit
untuk
pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya pengepakan, biaya pemasaran, biaya distribusi dan lain-lain. d. Menurut penggunaannya Menurut penggunaannya kredit dapat digolongkan menjadi : 1) Kredit modal kerja Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk menambah modal kerja debitur, meliputi modal kerja untuk commit to user tujuan komersial, industri, kontraktor bangunan dan lain-lain.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Kredit investasi Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada perusahaan untuk digunakan dalam melakukan investasi melalui pembelian barang-barang modal. Klasifikasi kredit yang cukup penting bagi penelitian penulis, tetapi tidak tercantum dalam kutipan Muchdarsyah Sinungan (1991;17)
yakni
penggolongan
kredit
menurut
cara
pembayarannya. Menurut cara pembayarannya kredit dapat digolongkan menjadi : 1) Pinjaman angsuran Yaitu pinjaman dengan pengembalian pinjaman dengan pokoknya melalui cara angsuran bertahap. 2) Pinjaman tetap Yaitu pinjaman dengan cara pengembalian pokok pinjaman menurut jangka waktu tertentu 3) Demand Loan Yaitu pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai fasilitas yang dan pengembaliannya menurut jangka waktu tertentu. 4) Pinjaman Rekening Koran Yaitu fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai mutasi rekening nasabah yang terutama ditujukan untuk menunjang transaksi perdagangannya. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Pinjaman promes (AKSEP) Yaitu pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai nominal maupunjatuh tempo pembayarannya. 6) Pinjaman Call Money (Money Market) Yaitu pinjaman antarbank yang pembayarannya didasarkan atas dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku bunga disepakati. (Ruddy Tri Santoso. Andy, 1996:8) 8. Prosedur Umum Perkreditan Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman perseorangan dan badan hukum, yang secara umum dapat di jelaskan sebagai beriku (Kasmir. 2008: 100-1002): 1) Pengajuan berkas-berkas Pengajuan proposal kredit berisi antara lain : a) Latar belakang perusahaan b) Maksud dan tujuan c) Besarnya kredit dan jangka waktu d) Cara pengembalian kredit e) Jaminan kredit Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti : a) Akte notaries b) Tanda daftar perusahaan (TDP) c) Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP) commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir e) Bukti diri dari pimpinan perusahaan f) Foto copy sertifikat jaminan Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari neraca dan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasiorasio sebagai berikut : a) current ratio b) inventory turn over c) sales to receivable ratio d) profit margin ratio e) return on net worth f)
working capital
2) Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja. 3) Wawancara I Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
4) On the Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokan dengan hasil wawancara I. 5) Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. 6) Keputusan Kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya mencakup : a) jumlah uang yang diterima b) jangka waktu c) dan biaya-biaya yang harus dibaya 9. Resiko Usaha Bank Dalam bisnis perbankan dikenal beberapa macam resiko yang dihadapi oleh bank: a. Resiko Likuiditas Merupakan resiko yang berkaitan dengan kesulitan bank dalat memenuhi kewajiban jangka pendek kepada nasabah penyimpan maupun pihak lain. Ketidak pastian ini timbul apabila bank tida mengetahui secara tepat kapan dan berapa jumlah dana yang dibutuhkan/akan ditarik oleh nasabah penyimpan. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Resiko Kredit Resiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan nasabah memenuhi perjanjian kredit yang disepakati kedua pihak, secara teknis keadaan tersebut merupakan default. c. Resiko Penanaman dalam Sekuritas Resiko penanaman dalam sekuritas atau dalam perbankan disebut investment risk berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat suatu penurunan nilai pokok dari portofolio surat-surat berharga, misalnya, obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang dimiliki bank d. Resiko Fidusia Resiko fidusia atau fiduciary risk ini akan timbul apabila bank dalam usahanya memberikan jasa dengan bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan usaha. e. Resiko Penyelewengan Resiko penyelewengan atau penggelapan kadang-kadang disebut dengan fraud risk adalah berkaitan dengan kerugi-rugian yang dapat terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan, dan lain-lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
D. Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif 1. Pengertian Sistem John F. Nash dan Martin B. Roberts mendefinisikan sistem sebagai berikut. Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan dan keutuhan yang komplek di dalam tingkat tertentu untuk mengejar tujuan yang umum. Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis, suatu sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen (orang, perangkat keras, informasi dan lain lain) diorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Definisi sistem menurut Richard F. Neuschel adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dikembangkan sesuai dengan suatu skema yang terintegrasi untuk melaksanakan suatu kegiatan utama di dalam bisnis. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini: Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Pendekatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima karena pada kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa subsitem atau sistemsistem bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, semuanya saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga sasaran sistem dapat tercapai.3 2. Sistem Pembayaran Sistem pembayaran adalah suatu sistem yng mencakup pengaturan, kontrak / perjanjian, fasilitas operasional dan mekanisne tehnik yang digunakan untuk penyampaian, pengesahan dan penerimaan instruksi pembayaran, serta pemenuhan kewajiban pembayaranr melalui pertukaran “nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainnya baik domestik maupun Cross border “antar Negara”. Instrument-instrument dalam sistem pembayaran antara lain :
commit to user Sugiyanto. H. M. 1988. Sstem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, Buku Kesatu “Konsep Dasar dan Komponen”. Yogyakarta: BPFE Anggota IKAPI 3
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Instrumen Pembayaran Tunai Instrumen pembayaran tunai adalah mata uang yang berlaku di Indonesia, yaitu Rupiah, yang terdiri dari uang logam dan uang kertas. b. Instrumen Pembayaran Non Tunai Di Indonesia instrument pembayaran non tunai disediakan terutama oleh sistem perbankan. 1) Instrumen berbasis warkat a) Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu. b) Bilyet giro adalah Surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan (tidak berlaku untuk penarikan tunai) sejumlah dana dari rekening pemegang saham yang disebutkan namanya. c) Nota debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. d) Nota
kredit
adalah
warkat
yang
digunakan
untuk
menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menerima warkat tersebut. e) Wesel bank untuk transfer adalah wesel yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer. commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f) Surat bukti penerimaan adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank penerima dana transfer melalui kliring lokal. 2) Pemindahan dana Saat ini bank-bank memberikan berbagai jenis layanan pemindahan dana melalui jaringan kantornya, termasuk perintah pembayaran secara regular dan
pemindahan dana
secara elektronis. Layanan pemindahan dana bagi nasabah bank dapat dilakukan oleh bank melalui : a) Transfer elektronik antar bank b) Sistem kliring berbasis warkat untuk transaksi local c) Jaringan bank koresponden bagi pemindahan dana lintas wilayah. d) Sistem RTGS baik untuk pemindahbukuan dana local maupun lintas wilayah. 3) Pendebetan secara langsung Pemakaian fasilitas pendebetan secara langsung masih dibatasi untuk transaksi di dalam satu bank. 4) Instrumen berbasis kartu Dalam perkembangannya terdapat jenis kartu yang dananya telah tersimpan dalam chip elektronik pada kartu tersebut commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(dikenal sebagai smart card atau chip card), seperti kartu telpon prabayar. a) Kartu kredit Kartu kredit merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga pembiayaan lainya yang diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan pengambilan uang tunai. b) Kartu ATM Salah satu instrument pembayaran berbasis kartu yang penting dalam sistem pembayaran adalah kartu ATM yang transaksinya dilakukan melalui mesin ATM. c) Kartu debet Kartu debet merupakan instrument pembayaran berbasis kartu yang pembayarnya dilakukan dengan perdebetan langsung ke rekening nasabah di bank penerbit kartu tersebut. d) Instrumen melalui kantor pos Instrumen Sistem pembayaran yang cukup penting yang disediakan oleh lembaga keuangan bukan bank (PT. POS INDONESIA) adalah giro dan pos wesel baik dalam negeri maupun luar negeri.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e) Instrument berbasis internet / telepon Jasa Electronic banking melalui internet dan / atau telepon telah
disediakan
oleh
sejumlah
bank
besar
sejak
pertengahan 1999. Penggunaan instrument berbasis internet melakukan
transaksi,
selain
memerlukan
verifikasi
pengaman, seperti PIN dan Password. 3. Pengertian Angsuran Kolektif Angsuran adalah sejumlah uang untuk pembayaran pokok kredit atau pembiayaan ditambah bunga atau margin yang wajib dibayar secara bulanan oleh debitur atau nasabah pembiayaan sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit atau Akad.4 Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa angsuran kolektif merupakan pembayaran pokok kredit ditambah bunga yang wajib dibayar secara bulanan oleh debitur atau nasabah pembiayaan dengan memotong gaji setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur, koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh debitur. Dalam hal ini pembayaran kolektif diwajibkan bagi debiturdebitur di mana instansi tempatnya bekerja telah bekerja sama dengan bank pemberi kredit (dalam hal ini bank pemberi kredit yang dimaksud adalah PT. Bank BTN (Persero) Cabang Solo selaku bank pemberi kredit KPR).
commit to user Pedoman Penagihan dan Surat Edaran Direksi No.22/DIR/DPPK/2008 Perihal Penyelamatan Kredit /Pembiayaan Perorangan 4
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Pengertian Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif Dengan melihat definisi-definisi penjabaran
di atas
yang
menjelaskan tentang sistem itu sendiri maupun definisi angsuran kolektif, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian sistem pembaran angsuran kolektif. Sistem pembayaran angsuran kolektif adalah suatu bentuk sistem atau cara pembayaran yang dapat dimanfaatkan oleh debitur/nasabah Pembiayaan dalam rangka membayar angsuran Kredit/Pembiayaan dengan memotong gaji setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur, koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh debitur di mana instansi tempatnya bekerja telah bekerja sama dengan bank pemberi kredit. 5. Manfaat Sistem Pembayaran Kolektif Adapun manfaat secara umum dari sistem pembayaran ini, diantaranya: a. Perjanjian
kerjasama
kolektif
membawa
dampak
terhadap
kelancaran angsuran b. Memberi kemudahan cara pembayaran kepada debitur kolektif c. Memiliki kesempatan penyaluran kredit terhadap debitur lancar kolektif d. Menambah portofolio kredit yang menjadikan nilai asset kredit semakin besar e. Mengurangi beban biaya promosi dan Inventarisari data debitur yang akurat. f. Meningkatkan pendapatan bunga kredit semula dari KPR menjadi bunga komersial commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Pada tanggal 16 Oktober 1897 POSTSPAARBANK didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, yang bertujuan untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung, yang kemudian berjalan lancar dan berkembang hingga tercatat pada tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu, Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan terjadinya penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942, Belanda menyerah pada Jepang yang berakibat kegiatan POSTSPAARBANK dibekukan oleh pemerintahan Jepang dan kemudian pemerintah Jepang mendirikan sebuth bank bernama TYOKIN KYOKO sebuah bank yang bertujuan menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKO hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta. commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejalan dengan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan
TYOKIN
KYOKO
dari
pemerintah
Jepang
ke
pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS yang dipimpin oleh Bapak Darmosoetanto sebagai direktur yang pertama oleh pemerintah RI. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan 0eang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS tidak berlangsung lama akibat adanya agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR TABUNGAN POS dibuka lagi pada tahun 1949, namanya diganti menjadi BANK TABUNGAN POS RI dan lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950, tetapi yang paling subtantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No. 9
Tahun
1950
yang
mengubah
nama
POSTSPAARBANK
IN
INDONESIA berdasarkan staatblat No.295 Tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN
POS
dan
memindahkan
induk
kementerian
dari
Kementerian Perhubungan ke Kementerian Keuangan di bawah menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS tetapi pada tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun 1053 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambahi tugasnya yaitu memberikan palayanan KPR dan untuk petama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. 2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo Kantor Cabang Solo merupakan perpanjangan dari kantor pusat, di mana kantor cabang Solo pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang merupakan pemekaran dari BTN kantor cabang Jakarta. Pertimbangan pembukuan kantor cabang Solo karena dinilai mempunyai potensi yang baik dalam pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 1990 Btn kantor cabang Solo mengalami perpindahan sebanyak tiga kali. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertama kalinya BTN kantor cabang Solo terletak di jalan Slamet Riyadi Nomor 228, kemudian pada tahun 1993, pindah ke Ruku Beteng Blok A11-12 Jalan Kapten Mulyadi. Akhirnya pada tahun 1997 BTN kantor cabang Solo pindah ke gedung milik sendiri yaitu di Jalan Slamet Riyadi 282 Solo yang dipakai melaksanakan aktivitas perkantorannya hingga saat ini. 3. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk badan hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, pemerintah menteri BUMN dalam surat No. S-544/MMBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan BTN sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan rumah tanpa subsidi. Kerahasiaan Bank Tabungan Negara adalah berupa Pasiva Bank. Seperti misalnya tabungan, deposito, kredit nasabah, dll. Bank harus menjaga kerahasiaan tersebut demi menjaga kepercayaan nasabah terhadap bank. Karena kepercayaan nasabah pada pihak bank adalah faktor yang paling penting dan paling utama dalam kemajuan bank.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Sumber Dana BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Persero. BUMN adalah badan usaha seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan Persero BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara RI. 51% Saham BTN memang dimiliki oleh negara, sedangkan sisanya dijual lewat obligasi dan sekarang dimilki oleh beberapa organisasi seperti Jamsostek dan Galangan Kapal. Namun seiring dengan berjalannya waktu, BTN menghimpun dana secara mandiri melalui penghimpunan dana dari masyarakat. Dana tersebut dihimpun dalam bentuk tabungan, deposito maupun produkproduk dana lainnya. Jadi, sumber dana bank itu bisa dari masyarakat dan dari pemerintah. Pada umumnya pada bank-bank cabang memperoleh modal atau dana dari pusat yang bersumber dari masyarakat maupun pemerintah. 5. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara a. Visi Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Misi 1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya. 2) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional dan memiliki integritas yang tinggi. 3) Meningkatkan
keunggulan
kompetitif
melalui
inovasi
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah. 4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Government untuk meningkatkan Shareholder Value. 5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan. 6. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo Dalam pembentukan struktur organisasi, Bank Tabungan Negara menerapakan prinsip divisionalization / departementisasi. George R. Terry mendefinisikan departementisasi sebagai aktivitas untuk menyusun satuansatuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu kantor cabang yang membawahi Kantor Cabang Pembantu UNS, Klaten, Sukoharjo, Palur, dan Mojosongo. BTN cabang Solo ini sendiri dipimpin oleh Branch Manager dan di bawahnya terdapat beberapa kepala seksi commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu Accounting & Control, Operation, Retail Service, Spv. Collection Work Out. Selain membawahi kepala seksi, Branch Manager juga membawahi Kantor Cabang Pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari bagan 3.1 berikut ini. Bagan 3.1 Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Solo Februari 2010 Branch Manager Arif Budiman
Operations Heru Setiyawan
GBA Logistik Sarju Darmawan Personalia Tuti Lestari
Loan Admin Dok. Pokok R. Tonny Wahyu Aris Budi Santoso LPA Hadi Wasono Trans Prosessing Kliring Heri Kristiawan Back Office Tri Hastuti FAO Marullah DEO Neneng R.
Ritel Service Siti Soelistijati
Accounting Ismini
Loan Service Wawancara Bangun S. Wahyono
Reporting Sujatmiko Bookaping Heri Kristiyawan
Analisis Agus Winarko Afidah S. Ari Widodo Darmastoto
BRCO Syahroni Bastian
Accounting Ismini
Legal Baehaqi Kolektif Sehono LAO Priyono Sanab P Hadi S. C. Adiwardana A. Haryanto
Teller Service Head Teller Tjuk Sugiarto Cash Room Herini Puji H. Teller Ika Marini Lusiana F. Elyastuti Ika K. Antika C. Customer Service Susyana A. E. Heliyarti to Isna commit A. Sri Mulyani Selling Officer Kunthi Sri Haryanti
user
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1 Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Pada BankBTN No
Jabatan
Jumlah
1
Branch Manager
1
4
TELLER
5
5
Staf General Branch Administrasion
2
6
Staf Operation
1
7
Staf Selling Officer
2
8
Staf Loan Administration
3
9
Staf Tansaction Processing
4
10
Staf Ritel Service
1
11
Staf Loan Service
6
12
Staf Teller Service
2
13
Staf Customer Service
4
15
Staf Accounting
3
16
Staf Colletion Work Out
8
17
Staf Kas
1 Jumlah
43
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia) Berdasarkan tabel 3.1 diatas jabatan pegawai pada kantor Bank BTN terdiri dari : 1. Branch Manager : 1 orang selaku kepada cabang 2. Teller
: 5 orang selaku layanan nasabah
3. Staf GBA
: 2 orang selaku bidang umum
a)
protocol/logistik
b)
personalia
: 1orang commit to user : 1 orang
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Staf Operation
: 1 orang selaku kepala operational
5. Staf Loan Administrasi
: 3 orang selaku administrasi kredit
a) Dokumen pokok
: 2 orang
b) LPA
: 1 orang
6. Staf Trans Processing
: 4 orang selaku proses transaksi
a) Kliring
: 1 orang
b) Back Office
: 1 orang
c) Funding AO
: 1 orang
7. Staf Retail Service
: 1 orang selaku kepala layanan ritel
8. Staf Loan Service
: 6 orang layanan kredit
a) Wawancara
: 2 orang
b) Analisis
: 4 orang
9. Staf Teller service
: 2 orang selaku layanan nasabah
a) Head Teller
: 1 orang
b) Cash Room
: 1 orang
10. Staf Customer service
: 4 orang selaku staf layanan nasabah
11. Staf Selling Officer
: 2 orang selaku selling
12. Staf Accounting
: 3 orang selaku staf akuntansi
1. Reporting
: 1 orang
2. Bookeping
: 1 orang
13. Staf Collection Work Out : 8 orang selaku kepala CWO a) Legal b) Supervisor CWO
: 1 orang : 1 orang commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Kolektif
: 1 orang
d) LAO (penagih kredit) : 6 orang Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai Bank BTN sesuai dengan jabatannya adalah 43 orang pegawai.
Tabel 3.2 Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN
No
Gender
Jumlah
1
Laki-laki
37
2
Perempuan
39
Jumlah
76
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai pada Bank BTN Cabang Solo sebagian besar adalah pegawai perempuan. Hal ini tidak mempengaruhi Pekerjaan, karena pada umumnya setiap organisasi/instansi tidak terlalu mempermasalahkan jenis kelamin, semua memiliki hak dan kesempatan berprestasi maupun karier yang sama.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas dan Tanggung Jawab Pemegang Jabatan a. Branch Manager atau Kepala Cabang Misi : mencapai tingkat pemberian laba yang optimal Fungsi : 1) Pengembangan Bisnis Cabang. a) Mengelola hubungan dengan nasabah prima b) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang c) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran 2) Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan a) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat b) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang c) Membuat perencanaan sumber daya manusia Pengawasan dan 3) Persetujuan Transaksi Bisnis Cabang a) Mengambil kepentingan bisnis b) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim c) Memotivasi bawahan dan pekerjaan b. Accounting and Control, terbagi dalam 2 bagian, yaitu : 1) Reporting staff Tanggungjawab : a) Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk pihak ekstern b) Bertanggung jawab atas pemantauan laporan keuangan baik commitekstern to user pihak intern maupun
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Bertanggung jawab atas berlangsungnya proses dan analisa laporan kinerja kantor cabang. 2) Internal Control Tanggung jawab : a) Bertanggungjawab atas pemeriksaan kebenaran atas alur transaksi operasional bank telah sesuai dengan aturan yang berlaku. b) Bertanggungjawab dalam mengkoordinir tindak lanjut hasil pemeriksaan ekstern maupun intern. c. Operasional (Operation), dengan fungsi : 1) Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing) a) Melakukan proses kliring b) Memproses transaksi angsuran kredit c) Mengadministrasikan transaksi tabungan kantor pos d) Melakukan proses transaksi Kolektif KPR e) Melakukan proses On-line real time melalui RTGS f) Melakukan pemrosesan transaksi pemindahbukuan non tunai g) Memelihara transaksi cabang h) Pembuatan laporan 2) Administrasi Kredit (Loan Administration) a) On the Spot (OTS) b) Appraise (taksasi) commit Akhir to user(LPA) c) Laporan Pemeriksaan
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
d) Dokumentasi kredit e) Maintenance pelaksanaan kredit 3) Administrasi Umum Cabang (General Branch Administration) a) Administrasi kepegawaian b) Pengelolaan logistic c) Menjaga keamanan d) Mengelola anggaran cabang e) Kesekretariatan f) Mengelola keamanan 4) FAQ (Found Administration Officer) – DAO (Debt Administration Officer) a) Administrasi transaksi loket cabang b) Administrasi pembiayaan dan Administrasi pinjaman (hutang) c) Melaksanakan penjualan keluar d. Kepala Retail Service 1) Memastikan terselenggaranya supervisi sebagai head retail service. 2) Melakukan otorisasi sesuai batas kewenangan 3) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi bisnis di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya sesuai kebijakan bank 4) Melakukan fungsi pelaporan kepada Branch Manager dan unit terkait 5) Melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pembinaan serta penilaian terhadap pegawai yang disupervisi. commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Kepala Teller 1) Melakukan fungsi supervisi sebagai teller service head 2) Melakukan fungsi otorisasi sesuai batas kewenangan f. Kepala Customer Service 1) Melakukan fungsi maintenance data nasabah. 2) Melakukan fungsi pemasaran data. g. Layanan Ritel (Retail Service), dengan fungsi : 1) Layanan Ritel (Teller Service). a) Melayani setoran tunai angsuran kredit kepemilikan rumah cabang sendiri dan cabang lain b) Melayani penabungan dan penarikan uang tunai c) Melayani setoran dan pembayaran deposito d) Mengelola proses kas cabang e) Melayani kebutuhan nasabah lainnya f) Menerima transaksi penyimpitan uang tunai g) Melakukan penjualan dana keluar h) Memelihara rekening saldo 2) Layanan Nasabah (Customer Service) a) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang b) Memberikan pelayanan tabungan kantor pos c) Melayani proses pembukuan rekening rupiah dan valas d) Melayani proses penutupan dan perpanjangan rekening rupiah dan valas
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e) Pelayanan nasabah lainnya f) Administrasi transaksi loket cabang g) Melaksanakan penjualan keluar h. Loan Service (layanan Kredit) 1) Melakukan fungsi layanan (kredit, pelunasan data penyelesaian, klaim debitur. 2) Melakukan fungsi layanan permohonan pembayaran ekstra dan advanced payment. 3) Melakukan fungsi layanan penerimaan permohonan klaim asuransi kredit. 4) Melakukan penyerahan dokumen pokok bagi debitor yang melunasi kredit dengan benar. 5) Melakukan aktivitas surat-menyurat dan menatausahakan berkas yang menjadi ruang lingkup pekerjaannya. 6) Melakukan pencetakan rekening koran (RK) kredit yang untuk keperluan internal. 7) Analisis terhadap permohonan kredit KPR / Non KPR 8) Memberikan pelayanan kepada nasabah 9) Memproses pengajuan kredit 10) Menganalisa permohonan kredit 11) Menyelenggarakan realisasi kredit 12) Memproses pelunasan kredit commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i. Kepala Collection and Work Out (CWO) 1) Memastikan pencapaian sasaran dan rencana tindakan di unit kerja Loan Collection Work Out 2) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi serta kebijakan pembinaan, penyelamatan serta penyelesaian kredit. 3) Melaksanakan pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit baik kredit retail maupun restrukturisasi kredit umum. 4) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi serta kebijakan pembinaan, penyelamatan serta penyelesaian kredit 5) Melakukan pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit baik kredit retail maupun restruksi kredit umum 6) Melakukan perencanaan, bimbingan serta penilaian kinerja secara objektif petugas penaguhan dan penyelamatan kredit 7) Membina hubungan dengan pihak luar, seperti pengadilan negeri, KP2LN, notaris, developer, atau instansi yang lain terkait dengan pembinaan, penyelamatan dan penyelseaian kredit 8) Memastikan bahwa semua langkah penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan ketentuan bank serta bebas dari permasalahan hukum yang merugikan BTN 9) Mengelola anggaran yang terkait dengan
pembinaan dan
penyelamatan kredit secara efektif dan efisien 10) Memastikan dan memeriksa akurasi laporan-laporan yang terkait pembinaan dan penyelamatan kredit commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
j. Collection Penagihan Kredit: 1) Melakukan identifikasi terjadinya tunggakan 2) Melakukan pembinaan kredit retail 3) Memantau kelancaran pembayaran kredit 4) Pemantauan data KPR untuk kebutuhan pembinaan debitur 5) Memberikan alternatif pembinaan kredit agar kredit kembali lancer 6) Melakukan pelayanan, pembinaan dan pemantauan pembayaran debitur kolektif 7) Melayani debitur yang memerlukan tindakan penyelesaian khusus terkait dengan pembinaan kredit 8) Melaksanakan tata laksana administrasi dokumen yang terkait dengan unit kerja Loan CWO 9) Pencetakan laporan-laporan KPR yang berhubungan dengan kebutuhan pembinaan. k. LAO Penyelamatan Kredit 1) Memastikan pembayaran kembali kredit yang bermasalah dengan melakukan tindakan penyelesaian 2) Melakukan proses restukturisasi kredit rite! dan kredit umum 3) Melakukan proses penyelesaian kredit ritel dan kredit umum. l. Kantor Cabang Pembantu 1) Mengelola hubungan dengan nasabah prima 2) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran 3) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim, dll. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
7. Produk-Produk/Jenis-Jenis Simpanan Bank Tabungan Negara (BTN) Produk dan jasa yang ada di BTN dibedakan menjadi : a. Produk Dana 1) Tabungan BATARA 2) Tabungan eBATARAPos 3) Tabungan BATARA PRIMA 4) Tabungan Haji Nawaitu 5) Sertifikat Deposito 6) Deposito Berjangka 7) Giro b. Produk Jasa 1) ATM Batara 2) Kiriman Uang 3) Inkaso 4) Inkaso Luar Negeri 5) Safe Deposit Box. 6) Money Changer 7) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 8) Bank Garansi 9) SMS BATARA 10) Batara Payroll 11) SPP Perguruan Tinggi to user 12) RTGS (Reak Time commit Gross Settlement)
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13) Payment Point 14) Remittance Service 15) Penerimaan Pembayaran Pajak 16) Penerimaan Pembayaran Tagihan c. Produk Kredit 1) KPR BERSUBSIDI 2) KPR GRIYA UTAMA 3) KPR PLATINUM 4) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) 5) Kredit Kepemilikan Ruko 6) Kredit Griya Multi 7) Kredit Swa Griya 8) Kredit Swadana 9) Kredit Perumahan Perusahaan 10) Real Chash 11) Kredit Ringan Batara 12) Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) 13) Kredit Yasa Griya 14) Kredit Pendukung Perumahan 15) Kredit modal kerja 16) Kredit Modal Kerja Kontraktor 17) Kredit Investasi commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kegiatan Magang Kerja 1. Lokasi Kegiatan Magang Dalam rangka menyelesaikan Program D3 Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi UNS, penulis mengikuti pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) yang penulis lakukan selama satu (1) bulan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Instansi atau institusi mitra di mana penulis menjalani kegiatan magang terletak di Jalan Slamet Riyadi Nomor 282 Solo 57141 Jawa Tengah, dengan nomor telepon 0271726930, serta dengan luas tanah ± 2.300 m2 dan luas bangunan ± 1.500 m2 yang pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang dipimpin oleh Bapak Hendratno. Gedung kantor ini mempunyai fasilitas-fasilitas kantor seperti pada umumnya antara lain yaitu tempat parkir, mushola, sistem alarm keamanan serta ruang kerja yang terdiri dari: Lantai 1 : Customer service, teller service dan ruang processing, ruang accounting dan control unit, bagian marketing, serta ruang selling officer. Lantai 2 : Ruang pimpinan, ruang rapat (meeting room), ruang sekretaris, loan service, ruang loan administration, dan ruang general branch administration. Lantai 3 : Ruang Loan Recover / Collection Work Out dan ruangan aula. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Aktivitas Magang Dalam pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa, penulis di tempatkan pada salah satu unit dari BTN yaitu divisi Loan Service. Loan Service merupakan bagian dari Unit Retail Service, di mana bagian ini merupakan divisi layanan kredit yang mengakomodir kebutuhan pembiayaan nasabah baik kredit untuk pembiayaan perumahan, kredit konsumtif, kredit modal kerja, maupun layanan kredit lainnya yang lebih spesifik. Berdasarkan struktur organisasi di Bank BTN Kantor Cabang Solo, divisi ini di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian interview dan bagian analis, yang hubungan diantara keduanya bersifat korelatif dan koordinatif. Pihak Loan Service terdiri dari tujuh personil, tetapi pihak-pihak yang sering berinteraksi dengan penulis adalah mereka yang berada di bagian interview, yakni bapak Bangun, bapak Wahyana, dan ibu Susi. Selain itu penulis juga cukup berinteraksi juga dengan ibu Afida di bagian analis. Bagian interview untuk saat ini ditangani oleh Bapak Bangun dan Ibu Susi, mulai dari penyerahan berkas-berkas formulir kredit, wawancara, BI Checking sampai dengan SP3K atau realisasi kreditnya.
Penanganan
proses kredit yang berhubungan dengan notaris maupun developer atau pengembang ditangani oleh Ibu Afida dengan dibantu oleh Bapak Bangun. Sementara bidang pekerjaan Bapak Wahyana sendiri lebih dikhususkan ke hal-hal pelayanannya, misalnya melayani pertanyaan seputar kredit, melayani komplain debitur, melayani pengambilan dokumen kredit, kelebihan angsuran, dan lain-lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
Permohonan pengajuan kredit yang begitu banyak membutuhkan adanya kerja sama dan kekompakan diantara masing-masing pihak yang melayani permohonan kredit, sehingga proses pengajuan kredit tidak terlalu lama yang berimbas pada cepatnya pelayanan kredit sebagai bentuk kepuasan terhadap pelayanan kepada nasabah. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa divisi ini merupakan divisi layanan kredit yang menangani langsung calon nasabah yang sekedar berminat, tertarik atau yang sudah mantap mengambil produk kredit BTN dan berniat meminta berkas-berkas formulir kredit yang dibutuhkan untuk proses pengajuan kredit yang diminatinya. Produk-produk kredit BTN sendiri sangatlah banyak, mulai dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Griya Multi (KGM), Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi (RSH), Kredit Pemilikan Rumah Toko atau Ruko, Kredit Swa Griya, kredit modal kerja,dan masih banyak lagi. Menurut pengalaman penulis selama magang di bagian loan service, penulis melihat bahwa dari sekian banyak produk-produk kredit yang banyak diminati oleh calon-calon debitur BTN Cabang Solo adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini sesuai dengan visi bank BTN, yakni Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan. Di awal proses magang, penulis dibekali pengetahuan mengenai KPR dan KGM yang lebih dikhususkan pada beberapa jenis produknya, yakni KPR Griya Utama, KPR subsidi, dan KGM. Mengingat KPR merupakan produk kredit unggulan BTN, maka di sini penulis akan membahas secara khusus mengenai KPR. Disamping itu penulis juga akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
67 digilib.uns.ac.id
mengupas sedikit mengenai Kredit Griya Multi (KGM) BTN yang juga cukup diminati oleh debitur ataupun calon debitur BTN. a. KPR Griya Utama adalah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk pembelian rumah atau apartemen baru atau lama dengan keunggulan : 1) Produk bervariasi, Ready Stock dan Indent 2) Maksimal kredit adalah 80% dari transaksi bank untuk debitur non kolektif dan 90% untuk debitur kolektif 3) Jangka waktu kredit mamksimal 15th 4) Lokasi rumah marketable 5) Suku bunga bersaing 6) Persyaratan ringan dan proses cepat b. KPR Bersubsidi adalah fasilitas kredit subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah untuk kepemilikan rumah sederhana sehat (RHS) yang memiliki karakteristik yang sama dengan KPR Griya Utama namun yang membedakannya adalah : 1) Calon debitur belum pernah memiliki rumah sendiri 2) Penghasilan calon debitur tidak boleh melebihi Rp 2.500.000,3) Harga jual rumah maksimal Rp 55.000.000,4) Luas tanah minimal 60 5) Rumah tersebut dibangun oleh developer atau pengembang 6) Uang muka yang dibayar oleh calon debitur 7,5% dari harga jual rumah 7) Suku bunga yang berlaku berdasarkan penghasilan atau harga jual commit to user rumah
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.3 Suku Bunga Berdasarkan Penghasilan atau Harga Jual Rumah NO.
PENGHASILAN
HARGA JUAL
SUKU
RUMAH
BUNGA
1
Rp 1.500.000,00 – Rp 2.000.000,00
Rp 55.000.000,00
7%
2
Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00
Rp 42.000.000,00
4%
3
< Rp 1.000.000,00
Rp 37.000.000,00
1%
c. Kredit Griya Multi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk berbagai keperluan seperti renovasi rumah, modal kerja, sekolah atau kebutuhan konsumtif yang lainnya dengan keunggulan : 1) Maksimal kredit adalah 75% dari transaksi bank untuk debitur kolektif dan 70% dari debitur non kolektif 2) Jangka waktu kredit maksimal 10 tahun 3) Persyaratan ringan proses cepat 4) Suku bunga bersaing Ketiga produk di atas merupakan produk-produk kredit yang dikonsentrasikan oleh pihak Loan Service kepada penulis untuk dapat menguasainya sehingga apabila ada nasabah yang ingin mengetahui informasi tentang ketiga produk tersebut, penulis dapat membantu. Secara umum tugas seorang Loan Service adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan kepada nasabah b. Memproses pengajuan kredit commit to user c. Menganalisa permohonan kredit
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Menyelenggarakan realisasi kredit e. Memproses pelunasan kredit. Dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak Loan Service penulis dipercaya melakukan atau membantu beberapa tugas mereka, tentunya dengan dibekali pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan dan pembelajaran yang penulis dapat dari staff Loan Service setiap harinya, yang kemudian kegiatan-kegiatan ini mengisi aktivitas magang sehari-hari penulis, dintaranya : a. Informasi Kredit 1) Menerima kedatangan calon debitur yang ingin memperoleh informasi kredit 2) Menanyakan kepada calon debitur mengenai jenis kredit yang diminati 3) Memberikan penjelasan tentang : a) Syarat-syarat danketentuan-ketentuan kredit b) Pembukaan rekening Tabungan Batara c) Kewajiban biaya administrasi untuk paket non A/B 4) Menyerahkan formulir kepada calon pemohon kredit : a) Calon debitur yang merupakan Karyawan Tetap,formulir yang diberikan adalah : - Formulir Aplikasi Permohonan - Formulir Keterangan Instansi commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) apabila calon Debitur berencana mengangsur kreditnya dengan cara langsung dipotong dari gaji dan instansi tempat calon Debitur bekerja sudah bekerja sama dengan BTN untuk Kolektif - Surat Kerangan Berpenghasilan Tetap. - Formulir Check List data yang diperlukan 5) Berikan penjelasan mengenai cara pengisian formulir-formulir b. Penerimaan Berkas Permohonan KPR/KGM 1) Menerima kedatangan calon Debitur yang telah membawa map permohonan berikut kelengkapan data. 2) Memastikan
setiap
isian
pada
formulir
permohonan
dan
kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list. 3) Menyerahkan aplikasi yang tidak lengkap kepada calon Debitur untuk dilengkapi kembali. 4) Mengkonfirmasikan rencana tanggal dan lokasi wawancara dengan calon Debitur. 5) Meletakkan map permohonan wawancara pada Box Wawancara. c. Persiapan Wawancara 1) Memintakan CIF (Customer Information File) ke bagian Customer Service apabila petugas Loan Service belum menemukan CIF pada programnya sendiri atau belum terpantau. commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Mengentry data pemohon permohonan wawancara,
yang telah meyerahkan berkas untuk keperluan BI Checking pada
Buku Besar dengan melihat KTP pemohon. 3) Mencetak SID (Sistem Informasi Debitur) lewat Bagian Komputer melalui website Bank Indonesia, yang akan digunakan sebagai pendukung pada saat wawancara dan konfirmasi gaji calon debitur setelah wawancara. 4) Memasukan catatan-catatan di atas ke dalam berkas permohonan calon Debitur. 5) Menginformasikan kepada calon debitur perihal waktu dan lokasi wawancara. 6) Menyiapkan perlengkapan standar wawancara, seperti berkasberkas permohonan, surat permohonan wawancara, dan form wawancara. d. Pelaksanaan Wawancara 1) Memanggil calon Debitur untuk proses wawancara dengan memperhatikan nomor urut pada daftar hadir 2) Memberikan penjelasan kepada calon Debitur mengenai proses lanjutan setelah wawancara, apabila : a) DISETUJUI, akan diterbitkan SP3K b) DITOLAK, akan diterbitkan surat penolakan c) OBSERVASI USAHA, tanggal dan waktu observasi usaha akan dikonfirmasikan kemudian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
3) Menyortir berkas permohonan setelah wawancara tersebut, menurut hasil rekomendasi : a) Belum (batal) wawancara b) Disetujui c) Di-Observasi Usaha d) Ditolak e. Pasca Wawancara 1) Mengkonfirmasi gaji calon debitur yang telah diwawancarai oleh petugas interview dari Loan Service. 2) Membuat Memo Permohonan On The Spot (OTS) atau Tasaksi Agunan, dan memintakan tandatangan ke Loan Service Head, kemudian menyerahkan memo-memo tersebut kepada Loan Administration. f. Permohonan yang Ditolak KPK 1) Apabila permohonan kredit calon debitur ditolak, maka penulis memisahkan berkas yang tidak untuk dikembalikan kepada pemohon, dan yang dapat diserahkan kembali kepada pemohon. Berkas yang tidak dapat diserahkan pada pemohon diantaranya, persetujuan penolakan kredit, formulir hasil wawancara, dan SID. 2) Menyerahkan surat penolakan kepada petugas GBA untuk dikirim kepada pemohon yang ditolak kreditnya. 3) Membuat register tolakan pada buku yang telah dipersiapkan, meliputi Nama Pemohon, Jenis Kredit, dan Nama Developernya. commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Mengarsip berkas-berkas permohonan kredit yang ditolak ke dalam Box tolakan. 5) Menyerahkan surat-surat dan berkas permohonan tersebut kepada petugas Developer atau Pemohon, apabila diminta dan meminta tandatangan sebagai bukti penyerahan dokumen kredit yang ditolak. g. Permohonan yang Disetujui 1) Meinginformasikan kepada petugas Developer perihal waktu dan lokasi Akad Kredit serta calon Debitur yang akan Akad Kredit 2) Setelah akad, penulis
menulis jumlah debitur yang melakukan
akad di SPD-5 dan telah ditandatangani oleh debitur serta membubuhi tanggal akad,. 3) Melakukan cross check jumlah tanda tangan di SPD-5 dengan jumlah akta pada petugas Notaris. 4) Meminta paraf petugas akad pada SPD-5 , meminta tandatangan PK dan SPD-5 ke Retail Service Head yang kemudian berkas tersebut diserahkan kepada bagian LPA. 5) Memberi stempel dan meterai pada SP3K (Surat Pemberitahuan Persetujuan Permohonan Kredit).
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pembahasan Masalah Kredit merupakan asset yang sangat penting bagi setiap bank, karena penyaluran kredit memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar. Akan tetapi, hal ini tidak akan berjalan apabila tidak dimbangi dengan kualitas kredit yang baik (Performing Loan). Untuk memperoleh kualitas kredit yang produktif sehingga dapat memberikan pendapatan yang besar bagi Bank, maka proses pemberian kredit yang dimulai dari analisa kredit sampai dengan pelunasan kredit harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Bank BTN seperti bank-bank yang lain juga berpotensi menemui permasalahan dalam penyaluran kreditnya, khususnya KPR yang merupakan produk kredit unggulan atau pembiayaan retail dan massal membutuhkan
pemantauan
yang
berkesinambungan,
salah
yang
satunya
pemantauan atas ketepatan pembayaran debitur. Ketepatan pembayaran ini akan mempengaruhi kualitas kredit yang berdampak pada Tingkat Kesehatan Bank, seperti kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Oleh karena itu, Bank BTN dalam proses kreditnya berupaya menciptakan sistem atau cara pembayaran kredit yang aman dan dapat mendorong debitur atau nasabah untuk melakukan pembayaran tepat pada waktunya. Selama proses magang penulis mengamati bahwa cara pembayaran yang paling banyak digunakan adalah kolektif, karena sistem pembayaran ini merupakan cara yang aman dalam pembayaran angsuran. Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Teller. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
“Dari semua cara pembayaran memang angsuran kolektif inilah yang paling aman dan mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding cara pembayaran yang lain……” (Tjuk Sugiarto, Head Teller Bank BTN Cabang Solo, 21 Juli 2010) Dari hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sistem pembayaran kolektif ini, sesuai dengan perumusan masalah yang telah penulis buat sebagai berikut : 1. Bagaimanakah sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo? 2. Apakah terdapat hambatan / kendala
dalam pelaksanaan sistem
pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo? 3. Apakah terdapat kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo?
Perumusan masalah di atas akan penulis uraikan dalam pembahasan di bawah ini. 1. Sistem Pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Penerapan Prosedur Kredit Melalui Angsuran Kolektif Di PT. BTN (Persero) Cabang Solo Sistem pembayaran KPR merupakan bagian dari serangkaian tahapantahapan yang dilalui dalam prosedur kredit yang dilakukan oleh Bank BTN Cabang Solo. Prosedur kredit diawali dengan penerimaan berkas permohonan KPR yang sebelumnya didahului dengan informasi kredit yang diberikan oleh commit to user Loan Service Analist kepada calon debitur. Jika calon debitur tertarik terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
76 digilib.uns.ac.id
KPR yang ditawarkan oleh Loan Service Analist, maka calon debitur yang berminat tersebut akan mengajukan berkas permohonan kredit. Berawal dari sinilah proses kredit akan berjalan dengan dinilainya agunan (taksasi agunan) atas rumah yang ingin dimiliki oleh calon debitur, kemudian proses-proses yang lainnya akan menyusul seperti persiapan wawancara, pelaksanaan wawancara, pasca wawancara, proses pengambilan keputusan sampai akhirnya proses disetujui atau ditolak permohonan KPR calon debitur. Jika ditolak maka proses kredit akan berhenti dan segera ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Penolakan kredit yang dikirim ke alamat calon debitur dan jika disetujui maka proses kredit akan dilanjutkan dengan penerbitan SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit). SP3K merupakan bentuk persetujuan prinsip dari Bank BTN untuk memberikan kredit yang di dalamnya memuat ketentuan dan syarat persetujuan pemberian kredit, seperti jumlah maksimum kredit, suku bunga, pembayaran yang harus dilunasi bersamaan dengan pengembalian SP3K (uang muka, biaya pemrosesan kredit, dll.), jangka waktu kredit, dan jumlah angsuran per bulan. Penerbitan SP3K akan digunakan sebagai dasar dalam proses realisasi atau akad kredit yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kredit (PK) yang dilakukan setelah dipenuhi seluruh persyaratan dalam SP3K. Pelaksanaan realisasi kredit mencerminkan bahwa calon debitur telah berubah status menjadi debitur Bank BTN yang kemudian sesuai dengan Perjanjian Kredit (PK) wajib melakukan pembayaran kembali kredit secara angsuran yang dilakukan per bulan melalui sistem pembayaran kolektif. Penjelasan lebih lanjut mengenai posisi sistem commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembayaran kolektif dalam penerapan prosedur kredit dapat dilihat dalam bentuk bagan 3.2 berikut ini. Bagan 3.2 Prosedur Pemberian dan Keputusan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Start
Berkas permohonan KPR kolektif
Verifikasi FPK, SKPG, & DPKL Cetak SID
Konfirmasi
BI Checking
Wawancara oleh analis kredit
Penilaian agunan
Cetak DUP
BM
Verifikasi
KRS
Rakomdit
Keputusan kredit
Disetujui
commit to user
Ditolak Arsip Bank Surat penolakan
SP3K SP3K-3 SP3K-2 SP3K-1
Debitur
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 3.3 Prosedur Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) KPR disetujui
SP3K SP3K-3 SP3K-2 SP3K-1
Cetak DDR & memo persetujuan RAK
Realisasi SPD-5
SPD5
SPD-4 SPD-3 SPD-2
Biaya proses kredit
Provisi
Angsuran bulan I
Appraisal
SPD-1
Notaris
Biaya lainnya Teller Arsip Bank
Formulir setoran Debitur Keterangan Bagan : FPK
: Formulir Permohonan Kredit
BM
: Branch Manager
SKPG : Surat Kuasa Pemotongan Gaji
KRS
: Kasie Retail Service
DPKL : Dokumen Pelengkap Kredit Lainnya
SP3K : Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit
SID
: Sistem Informasi Debitur
SPD5 : Surat Perjanjian Debitur
DUP
: Daftar Usulan Pemohon
commit to user
DDK
:
Daftar
Debitur
Kolektif
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 3.4 Prosedur Pasca Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Debitur Kolektif
SPD5
SPD-1
SPD-2
SPD-3
SPD-4
SPD-5
Loan Service
Loan Admin
Unit Kolektif
Account ing
Notaris
Plag kode kolektif
Penerimaan SKPG, DDK realisasi baru (SPD5)
Pembayaran angsuran
Sistem Pembayaran Kolektif
Menurut M. A. Makkasau sistem dapat dikatakan baik apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a. Unsur tujuan (the goal) b. Unsur totalitas (the wholeness) c. Unsur masukan (input)
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Unsur proses (transformation) e. Unsur lingkungan (invironment) f. Unsur keluaran (output) g. Unsur balikan (feedback) Sistem pembayaran kolektif sebagaimana sistem-sistem yang lain dibuat sedemikian rupa untuk mencapai sasaran (objectives) atau tujuan. Apabila suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Penyusunan masukan dan keluaran sistem tentunya diperlukan identifikasi apakah ada indikator pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan sehingga dapat mengurangi atau menekan gangguan atau hambatan dalam proses sistem. Kemudian jika proses dari pada sistem sudah berjalan, maka akan terlihat keluarannya. Keluaran sistem inilah yang akan menentukan balikan (feedback) yang akan dilakukan oleh pengguna sistem. Mengingat balikan membawa efek dari output sistem maka juga bisa dikatakan balikan juga berdampak pada unsur –unsur sistem yang lain karena output pasti juga dipengaruhi oleh unsur-unsur sistem yang lain. (M. A, Makkasau, 1983 : 38-43). Bank BTN dalam menjalankan sistem pembayaran kolektif tentunya didukung oleh unsur-unsur yang ada di dalam sistem tersebut. Unsur-unsur tersebut diantaranya :
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Masukan (Input) Sistem Pembayaran Kolektif 1) Unit-unit terkait a) Branch Manager Memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menandatangani berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam proses pembayaran kolektif, seperti persetujuan pembentukan kode kolektor baru, pembukaan rekening giro penampung, Daftar Debitur Kolektif (DDK) realisasi baru (SPD5), Surat perjanjian kerja sama tentang pembayaran angsuran KPR BTN dan atau fasilitas kredit lainnya secara kolektif, dll. b) Ritel Service Section Head Ritel Service Section Head mrupakan unit yang membawahi Loan Service dan Teller Service. Ritel Service Section Head berperan dalam memberikan suara atau menentukan dalam persetujuan pembentukan kode kolektor baru dan pembukaan rekening giro penampung. c) Loan Service Unit ini merupakan bagian pelayanan kredit yang pertama kali menyarankan debitur untuk melakukan pembayaran secara kolektif dan unit ini berperan juga dalam melakukan plag debitur kolektif dalam Daftar Debitur Kolektif realisasi baru (SPD5) yang diberikan kepada petugas kolektif. commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Teller Service Unit yang bertugas untuk menerima pembayaran debitur melalui kolektor atau petugas kolektif dalam membayar angsuran KPR secara kolektif. Teller Service juga bertugas dalam melakukan pengecekan antara kas masuk dan keluar yang salah satunya berdasarkan pada bukti setor pembayaran KPR kolektif. e) Bookkeeping and Control Unit Merupakan unit kerja di bawah Accounting Control yang bertugas untuk melakukan pembukuan ke dalam general ledger atas transaksi pembayaran angsuran KPR berdasarkan bukti setoran yang diberikan oleh bagian Teller Service. 2) Dokumen yang digunakan a) Daftar Debutir Kolektif realisasi baru (SPD5) Dokumen ini merupakan dokumen yang diberikan oleh unit Loan Service
kepada
petugas
kolektif
yang
sebelumnya
telah
ditandatangani oleh Branch Manager sebagai dasar dibuatnya surat pemberitahuan angsuran ke-2 kepada debitur. b) Memorandum of Understanding (MOU) Memorandum of Understanding (MOU) adalah surat perjanjian kerja sama tentang pembayaran angsuran KPR BTN dan atau fasilitas kredit lainnya secara kolektif. Surat ini dibuat oleh petugas angsuran kolektif yang di dalamnya berisi tentang ketentuanketentuan
mengenai pembayaran commit to user
secara
kolektif
yang
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditandatangani oleh Branch Manager kemudian diserahkan kepada instansi kolektor sebagai bentuk kerja sama di antara kedua lembaga, yakni BTN dan Instansi kolektor. c) Daftar pembayaran angsuran debitur kolektif Dokumen ini merupakan bukti bayar atau rekapan dari bukti setor ke teller oleh petugas kolektif yang nantinya akan diserahkan oleh petugas kolektif kepada debitur melalui kolektor. d) Slip setoran Slip ini merupakan form setoran yang akan digunakan oleh teller dalam mengakomodir pembayaran angsuran kredit oleh kolektor maupun petugas kolektif. e) Bukti setoran Bukti setoran adalah dokumen yang diberikan kepada kolektor atau petugas kolektif dan pihak bank, di mana pihak bank akan menggunakannya
sebagai
bukti
pembukuan
atau
transaksi
pembayaran yang berlangsung. f) Surat perihal angsuran potong gaji Surat yang diberikan oleh petugas kolektif kepada bendahara instansi debitur untuk melakukan pemotongan gaji atas debitur dimaksud. g) Surat perihal penyesuaian suku bunga kredit Surat yang dibuat oleh petugas kolektif untuk memberitahukan kepada debitur bahwa ada penyesuaian suku bunga kredit dan hal commit to user ini yang berlaku untuk pembayaran angsuran bulan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
84 digilib.uns.ac.id
h) Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) Surat kuasa yang diberikan oleh debitur kepada unit Loan Service pada saat akan mengajukan permohonan kredit yang memuat kuasa pegawai kepada bendaharawan gaji yang diketahui pimpinan instansi untuk memotong gaji sebagai angsuran kredit. i) Daftar tagihan angsuran debitur kolektif Merupakan dokumen yang akan digunakan oleh petugas kolektif untuk menagih pembayaran debitur kepada bendaharawan gaji instansi debitur. 3) Sistem Akuntansi yang Digunakan Sistem akuntansi yang digunakan Bank BTN adalah sistem SIBS ( Sylvester Integrated Banking Sistem), yakni merupakan sistem yang bekerja secara online dari BTN pusat, sehingga petugas Bookkeeping and Control Unit dari masing-masing cabang termasuk cabang Solo hanya tinggal memasukkan data saja dan otomatis general ledger yang akan dicetak tiap harinya akan keluar secara otomatis. b. Proses Sistem Pembayaran Kolektif Ada beberapa tahapan dalam Sistem Pembayaran Kolektif yang dijalankan di Bank BTN Cabang Solo, sebagai berikut: 1) Pra-Sistem Pembayaran Kolektif Pada saat ada berkas permohonan kredit baru masuk ke Loan Service (LS) dari beberapa calon debitur yang bekerja dalam perusahaan yang sama, maka pihak LS wajib menyarankan untuk commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kolektif. Setelah unit LS menerima berkas permohonan kredit yang dikolektifkan maka unit LS akan memberikan data dan alamat perusahaan calon debitur ke unit kolektif. Kemudian. unit kolektif akan melakukan negosiasi langsung ke perusahaan calon debitur bekerja untuk menanyakan kesediaan pihak perusahaan melakukan pemotongan gaji atas karyawannya sesuai dengan Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) yang sudah ditandatangani. Apabila pihak perusahaan bersedia untuk memotong gaji karyawannya, maka akan ditindaklanjuti
dengan
penandatanganan
Memorandum
of
Understanding (MOU) yang sudah disiapkan sebelumnya oleh unit kolektif. Penandatanganan MOU ini sekaligus menandai adanya kerja sama yang akan berlangsung seterusnya antara Bank BTN dengan pihak perusahaan yang karyawannya merupakan calon debitur BTN. Adapun ketentuan-ketentuan bagi instansi yang akan bekerjasama untuk kolektif dengan Bank BTN, diantaranya: debitur, bendahara gaji dan pimpinan instansi tersebut menyetujui angsuran potong gaji, jumlah debitur di instansi tersebut minimal 10 orang, debitur bisa lebih dari 1 orang saja asal di instansi tersebut mempunyai banyak karyawan dan dimungkinkan masih banyak yang akan mengambil KPR BTN berdasarkan analisa petugas dan dibantu seksi terkait. Berdasarkan hasil kunjungan ke instansi tersebut, unit kolektif merekomendasikan kepada unit LS bahwa instansi tersebut dapat dikolektifkan dan hasil rekomendasi ini yang akan dibuat oleh Unit LS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
untuk diajukan ke Kelompok Pemutus Kredit (KPK). Berdasarkan hal tersebut, maka untuk berkas permohonan-permohonan kredit baru berikutnya di mana perusahaan tempat calon debitur bekerja telah bekerja sama dengan Bank BTN tidak perlu dilakukan negoisasi langsung ke perusahaan calon debitur baru oleh unit kolektif, karena berdasarkan MOU tersebut dinyatakan bahwa karyawan-karyawan dari perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan Bank BTN apabila akan mengambil kredit di Bank ini, akan langsung diikutsertakan secara kolektif. Sehingga dalam proses kreditnya cukup dengan mengkonfirmasi gaji calon debitur oleh unit LS ke bendahara gaji instansi untuk menanyakan apakah gaji calon debitur tersebut masih dapat dikolektifkan atau tidak. Dengan adanya konfirmasi gaji calon debitur oleh unit LS ini, maka pada saat persetujuan kredit sudah dapat di pastikan bahwa calon debitur itu kolektif atau tidak. Setelah disetujui dan debitur realisasi maka akan langsung Plag kode kolektif pada debitur yang kolektif. Plag kode kolektif ini sebagai tanda pembayaran angsuran KPR oleh debitur yang disetujui kreditnya akan dilakukan dengan sistem pembayaran kolektif. 2) Proses Sistem Pembayaran Kolektif Sistem pembayaran kolektif sebagaimana penjelasan di atas ditandai dengan plag kode kolektif pada debitur yang kolektif. Proses ini dilakukan setelah kredit disetujui dan debitur realisasi sampai commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diterbitkannya SPD5 (Surat Perjanjian Debitur) rangkap lima (5) yang salah satunya diberikan kepada unit kolektif oleh unit Loan Service dengan dilampiri SKPG (Surat Kuasa Pemotongan Gaji) yang telah ditandatangani oleh Branch Manager agar disampaikan kepada unit kolektif untuk dibuatkan Surat Pemberitahuan Angsuran Kedua ke masing-masing kolektor. SKPG adalah surat kuasa yang diberikan oleh debitur kepada Bank BTN pada saat mengajukan permohonan kredit yang memuat kuasa pegawai atau karyawan atau anggota kepada bendaharawan atau bendahara gaji atau juru bayar gaji yang diketahui oleh pimpinan instansi atau perusahaan untuk memotong gaji sebagai angsuran kredit. Kolektor dalam hal ini adalah orang atau badan usaha atau bendahara gaji yang ditunjuk oleh debitur untuk mengumpulkan pembayaran
angsuran
regular
debitur
setiap
bulannya,
yang
selanjutnya pembayaran angsuran tersebut disetorkan sendiri oleh kolektor ke Bank BTN atau setoran angsuran debitur diambil oleh pihak Bank BTN. Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.5 berikut ini.
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 3.5 Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Loan Service Mulai
plag kode kolektif pada debitur kolektif
Memberikan DDK realisasi baru (SPD5) & SKPG kepada petugas kolektif
SKPG DDK realisasi baru (SPD5)
1
Proses pembayaran dengan cara kolektif selanjutnya menjadi tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh
petugas angsuran
kolektif atau unit kolektif sesuai dengan Standart Operating Procedures (SOP) yang berlaku di Bank BTN. Petugas angsuran kolektif yang telah membuat Surat Pemberitahuan Angsuran Kedua atas instruksi berdasarkan SPD5 dan SKPG yang ada, akan mengirimkan surat tersebut kepada kolektor dan kepada debitur commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan dilengkapi Surat Tata Cara Pembayaran Angsuran Kolektif. Surat ini hanya akan dibuat apabila kolektor yang dimaksud merupakan kolektor baru BTN yang belum terlibat dalam hubungan kerja dengan BTN. Selain membuat surat tata cara pembayaran, petugas angsuran kolektif juga harus membuka nomor rekening giro penampungan dan membentuk kode kolektor bagi kolektor baru yang diajukan lewat Collection and Work Out (CWO) kepada Branch Manager, up Operation Section Head, dan Ritel Service Section Head yang didalamnya memuat nama instansi, alamat instansi, bendahara gaji, jumlah debitur yang kolektif lewat instansi tersebut dengan dilampiri KTP debitur, formulir pembukaan rekening nasabah lembaga, dan daftar tagihan angsuran debitur kolektif. Berikut ini penulis cantumkan contoh daftar tagihan angsuran debitur kolektif dalam bentuk rekayasa.
commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.4 Daftar Tagihan Angsuran Debitur Kolektif PT. Bank X Bulan April 2010 No
No. Debitur
Nama Debitur
Angsuran
Keterangan
(Rp) 1.
0004.531.A25.5
Tri Hasih
350.000
Staf PT. Bank X
2.
0004.434.A67.9
Yasmine
370.000
Staf PT. Bank X
A
Jumlah
720.000
B
Fee 1% X A
7.200
C
PPH 5 % X B
360
D
Yang Disetor Ke BTN
712.440
A-B-C
Setelah terbentuk kode kolektor dan rekening giro penampung, maka proses pembayaran angsuran kolektif siap untuk dilakukan. Proses pembayaran angsuran ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni pembayaran angsuran kolektif oleh kolektor langsung dan pembayaran angsuran kolektif melalui petugas kolektif di Bank BTN. Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.6 berikut ini.
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 3.6 Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Angsuran Kolektif
1
SKPG DDK realisasi baru (SPD5)
Membuka rekening giro penampungan
Membuat surat pemberitahuan angsuran ke-2
Bersama dengan pembentukan kode kolektor
Bersama dengan surat tata cara pembayaran angsuran kolektif
Daftar tagihan angsuran debitur
Kolektor menyetor langsung angsuran ke bank
Kolektor menyetor melalui unit kolektif bank
1
2
commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif a) Pembayaran angsuran kolektif oleh kolektor langsung Cara pembayaran angsuran kolektif yang pertama adalah bendahara atau kolektor dari instansi debitur langsung memotong gaji per bulan dari debitur kolektif. Kemudian kolektor membayar secara tunai pada nomor giro penampungan debitur ke loket Bank BTN dengan mengisi form slip angsuran senilai jumlah angsuran semua debitur kolektifnya. Teller kemudian akan melakukan input data pembayaran angsuran dan mencetak bukti setoran rangkap dua yang masing-masing akan diserahkan kepada kolektor dan accounting. Bukti setoran sebelum diberikan kepada Bookkeeping and Control terlebih dahulu akan diarsip sementara sesuai dengan tanggal transaksi pembayaran oleh teller. Kemudian pada akhir jam kerja teller akan menghitung saldo awal dan akhir atas sejumlah transaksi yang terjadi pada waktu itu. Dengan mencocokkan saldo awal dan saldo akhir maka akan dapat diketahui penerimaan dan pengeluaran kas posisi terakhir. Cetakan atas kas inilah yang akan digunakan oleh Head teller sebagai dasar pengecekan terhadap jumlah uang yang diterima. Setelah Head Teller menyatakan bahwa pengecekan tersebut cocok, maka akan segera diotorisasi oleh Kasie Retail Service untuk kemudian di simpan di brankas atas sejumlah uang tersebut. Sementara untuk cetakan penerimaan kas dan pengeluaran kas akan disimpan sebagai arsip sesuai commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanggalnya. Bersamaan dengan hal itu, Bookkeeping and Control yang juga sudah menerima bukti setoran dari teller segera menindaklanjuti dengan mengentry data yang tertulis dalam bukti setoran ke dalam general ledger sebagai arsip pembukuan Bank. Dengan cara pertama ini, maka debitur berkewajiban mengirimkan dan atau menyetorkan angsuran debitur kolektif kepada Bank BTN paling lambat tanggal 10 bulan bersangkutan dan pada saat hari kerja dan apabila penyetoran melampaui bulan pemotongan, maka debitur bersedia menanggung beban denda sesuai ketentuan Bank BTN. Dalam hal ini karena kolektor menyetorkan sendiri angsuran debitur kolektif kepada Bank BTN maka pada saat itu juga kolektor menerima bukti setor setiap debitur kolektif. Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.7 berikut ini. .
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 3.7
Pembayaran Angsuran Kolektif Oleh Kolektor Langsung 1
1
Kolektor membayar angsuran
T
Slip angsuran 1
Teller menghitung saldo awal & akhir pada akhir jam kerja
2 Kolektor
Mencetak penerimaan & pengeluaran kas posisi terakhir
Input data 2 Bukti setoran 1
Kolektor Penerimaan kas Pengeluaran kas
1
Head Teller mencocokkan penerimaan & pengeluaran kas dengan uang yang diterima
2
Bookkeeping and Control Otorisasi oleh Kasie Retail Service
2
Slip angsuran 1
Uang disimpan di brankas setelah otorisasi
Entry General Ledger
commit to user
General Ledger
Finish
T
Penerimaan kas Pengeluaran kas
T
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Pembayaran angsuran kolektif melalui petugas kolektif di Bank BTN Cara pembayaran angsuran kolektif yang kedua adalah pengambilan pembayaran angsuran kolektif oleh pihak Bank BTN, dalam hal ini adalah pengambilan oleh petugas angsuran kolektif yang mana petugas harus menyerahkan rekap daftar tagihan angsuran debitur kolektif, kemudian debitur melalui kolektor menyerahkan atau menyetorkan sejumlah uang berdasarkan tagihan angsuran debitur kolektif. Dari sejumlah uang yang disetorkan itu, kolektor berhak menerima fee sebesar 1% (satu persen) dari jumlah uang yang disetorkan kepada petugas angsuran kolektif setelah sebelumnya dipotong PPh Ps.21 sebesar 5% (lima persen) dari fee yang dibayarkan. Sejumlah uang yang sudah dikumpulkan oleh petugas kolektif dari kolektor kemudian segera dibayarkan ke teller. Proses pembayaran ke teller sama seperti proses pembayaran dengan cara yang pertama, tetapi yang membedakan adalah pada bukti setor. Bukti setor pada pembayaran angsuran ini diberikan oleh teller kepada petugas kolektif sedangkan pada cara yang pertama diberikan kepada kolektor karena kolektor yang membayar langsung ke teller. Bukti setor yang diterima oleh petugas kolektif ini kemudian akan diserahkan kepada debitur melalui kolektor pada saat pengambilan angsuran commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
debitur kolektif pada bulan berikutnya. Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.8 berikut ini. Bagan 3.8 Pembayaran Angsuran Kolektif Melalui Petugas Kolektif Bank 2
Daftar tagihan angsuran debitur
Petugas kolektif menarik angsuran ke kolektor
Dengan menunjukkan daftar tagihan angsuran debitur
Bukti setor debitur melalui kolektor senilai jumlah uang
Petugas kolektif menyetor uang ke teller
Penyetoran ke teller sesuai dengan pembayaran melalui kolektor langsung. Proses ini sampai pada input data oleh teller
2 Bukti setoran 1
1
2
commit to user
Finish
Kolektor
Proses 1 & 2 yang digambarkan dalam bentuk symbol sama seperti proses pada teller service dan bookkeeping & control
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Keluaran (Output) Sistem Pembayaran Kolektif Keluaran atau output yang diharapkan dari dijalankannya Sistem Pembayaran Kolektif ini menurut narasumber penulis adalah sebagai berikut. “Hasil yang diharapkan dari Sistem pembayaran angsuran kolektif yang dijalankan ini bertujuan untuk memberikan keamanan pembayaran angsuran, mempermudah debitur dalam membayar angsurannya, jadi debitur tidak perlu susah-susah untuk mengantri di loket, terus dengan sistem ini sekaligus mampu memperluas hubungan secara langsung dengan instansi debitur…….” (Sehono, Petugas Kolektif Bank BTN Cabang Solo, 21 Juli 2010) Pendapat dari narasumber ini juga didukung dengan adanya data yang penulis dapatkan dari Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010 yang menunjukkan bahwa rata-rata per bulannya jumlah debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari perkembangan jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan semua sistem atau cara pembayaran). Selain itu, data menunjukkan per bulannya sistem pembayaran kolektif hanya menyumbang hampir 0,1% dari NPL secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.
commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.5 Data Perkembangan jumlah debitur KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL debitur kolektif terhadap NPL debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010 N
Bulan
Debitur KPR
Debitur Kolektif
o Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Debitu
Angsuran
Tunggakan
Debitu
Angsuran
Tunggaka
r 1
Februar
r
12.973
2.396.816.74
i 2
Maret
75.755.017
5.254
7 13.031
April
13.109
3.293.699.31
82.565.779
5.268
5
Mei
Juni
13.152
13.214
6.249.330
2.238.820.72
0
6
2.521.311.42
98.934.111
5.223
2 4
2.192.103.95 8
8 3
n
2.258.095.91
0
1
2.580.402.99
102.783.50
0
6
2.617.192.80
99.901.199
5.229
2.285.857.09
1.707.100
8 5.252
6
2.327.387.08
869.500
3
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010
Lanjutan Tabel 3.5 No
Bulan
% Debitur Kolektif Terhadap Debitur KPR
% Jumlah
% NPL
% NPL
% NPL Kolektif Terhadap
Debitur
Kolektiff
KPR
NPL KPR
1
Februari
40,50
0,29
3,16
0,09
2
Maret
40,43
0
2,51
0
3
April
39,84
0
3,92
0
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4
Mei
39,76
0,07
3,98
0,02
5
Juni
39,75
0,04
3,82
0,01
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010
2. Hambatan / Kendala
Dalam Pelaksanaan Sistem Pembayaran KPR
Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo Dalam pelaksanaan suatu sistem tentunya akan dijumpai hambatanhambatan yang muncul dalam prosesnya, sama halnya dengan sistem pembayaran kolektif pada Bank BTN. Hambatan-hambatan yang muncul dalam sistem kolektif ini sebagaimana dipaparkan oleh bapak Sehono (petugas angsuran kolektif : 15 Juli 2010) adalah sebagai berikut: 1. Mutasi debitur ke daerah Hal ini terjadi pada perusahaan yang sering melakukan mutasi atas karyawannya ke berbagai daerah cabang perusahaan sehingga karena terlalu sibuk untuk mengurus kepindahannya, mengakibatkan debitur lupa untuk menginformasikan kepada Bank BTN untuk dikolektifkan di daerah tempat barunya bekerja. Kejadian seperti ini mengakibatkan pembayaran angsuran KPR tertunda. 2. Pergantian pimpinan perusahaan debitur Beberapa
perusahaan
setiap
adanya
pergantian
pimpinan
baru,
kebijaksanaanya seringkali berubah dan tidak mau lagi melanjutkan kebijaksanaan pimpinan lama, misalnya sehubungan dengan MOU kerja sama yang telah disepakati antara pimpinan lama perusahaan tersebut dengan Bank BTN. 3. Debitur di PHK
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam perjalanan pembayaran kewajiban kreditnya, dijumpai debitur yang tidak bisa melanjutkan angsuran pada bulan-bulan berikutnya padahal semula pembayaran angsuran atas debitur tersebut lancar-lancar saja. Ternyata setelah ditelusuri debitur tersebut di PHK. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif : 1. Untuk mengatasi hambatan terkait dengan mutasi debitur, maka pihak debitur supaya menginformasikan terlebih dahulu kepada Bank BTN seputar mutasi atas dirinya. Dengan adanya komunikasi atas informasi dari debitur, maka dengan segera pihak BTN bisa mengkolektifkan debitur pada cabang BTN di daerah tempat debitur baru bekerja. 2. Berhubung pimpinan baru instansi debitur bekerja tidak mau melanjutkan kebijaksanaan pimpinan yang lama terkait MOU dengan Bank BTN, maka di sini petugas angsuran kolektif harus bisa mengadakan pendekatan dengan pimpinan baru tersebut untuk meyakinkan pimpinan tersebut dengan cara mengajak makan bersama atau pun dengan cara lainnya yang dapat menyentuh hati pimpinan tersebut. 3. Dalam proses kredit, BI checking debitur dan SP3K sesuai dengan kebijakan Bank BTN yang ada harus di crosscheck kembali selama enam bulan (6 bulan) sekali. Pengecekan tersebut salah satunya mengenai konfirmasi pekerjaan debitur, yakni apakah debitur yang bersangkutan masih bekerja di instansi yang sama pada waktu perjanjian kredit. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
101 digilib.uns.ac.id
3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo Berdasarkan keterangan mengenai sistem pembayaran kolektif yang penulis dapatkan dari proses wawancara dan kegiatan selama magang di sana, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan dari sistem pembayaran kolektif adalah sebagai berikut: a. Kelebihan sistem pembayaran kolektif Kelebihan sistem pembayaran kolektif sebagaimana diungkapkan oleh head teller Bank BTN Cabang Solo sebagai berikut : 1. Lebih aman dalam kelancaran angsuran 2. Mengurangi jumlah antrian di loket 3. Tidak dikenakan charge seperti pembayaran di loket 4. Lebih diprioritaskan 5. Efisien untuk debitur 6. Menambah relasi bagi BTN dengan adanya MOU (Memorandum of Understanding) ke berbagai instansi kolektif b. Kekurangan sistem pembayaran kolektif Kekurangan dari sistem pembayaran kolektif berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sehono selaku petugas kolektif tanggal 15 Juli 2010 commit to user adalah sebagai berikut.
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Selama ini belum ada kekurangan dari sistem pembayaran kolektif ini, selain hambatan-hambatan yang dijumpai dalam prosesnya di lapangan seperti yang saya katakan …...” Namun menurut hasil pengamatan penulis selama melaksanakan aktivitas magang di bagian Loan Service, penulis melihat bahwa SKPG kurang dioptimalkan. SKPG pada waktu pengisiannya hanya sebagai persyaratan administrasi kredit saja. Padahal SKPG tersebut sudah ditandatangani oleh pimpinan dan bendaharawan gaji instansi debitur. Ternyata setelah di cek instansi tersebut belum ada kerja sama dengan BTN sehingga tidak ditindaklanjuti untuk dikolektifkan.
commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian yang berjudul “Sistem Pembayaran Kredit Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif di Bank BTN Cabang Solo bisa dikatakan baik karena telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu sistem. Unsur-unsur dalam sistem pembayaran kolektif yang dimulai dari adanya input sistem yakni unit yang terkait, dokumen-dokumen yang dengan jelas digunakan dalam sistem, serta sistem akuntansi yang digunakan untuk pembukuan telah mendukung dalam tercapainya sistem pembayaran kolektif yang berjalan sesuai yang diharapkan oleh Bank BTN Cabang Solo. Pelaksanaan dari proses sistemnya pun tidak menemui hambatan atau kendala-kendala yang berarti kecuali faktor-faktor ekstern atau di luar sistem, sehingga output yang dihasilkan pun sesuai dengan yang diharapkan yakni dengan sistem pembayaran kolektif dapat mempermudah debitur dalam membayar angsuran, memperluas relasi Bank BTN dengan berbagai instansi debitur kolektif, dan sistem ini lebih memberikan keamanan dalam pembayaran angsuran. commit to user Hal ini didukung dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id
104 digilib.uns.ac.id
data yang penulis dapatkan dari Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010 yang menunjukkan bahwa rata-rata per bulannya jumlah debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari perkembangan jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan semua sistem atau cara pembayaran). Selain itu, data tersebut juga menunjukkan per bulannya sistem pembayaran kolektif hanya menyumbang hampir 0,1% dari NPL secara keseluruhan. 2. Hambatan / kendala yang sering terjadi dalam pelaksanaan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo lebih cenderung ke faktor eksternal yaitu dari debitur itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa fakta di lapangan seperti, mutasi debitur ke daerah,
pergantian pimpinan
perusahaan debitur, dan debitur di PHK. 3. Kelebihan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo adalah lebih aman dalam kelancaran angsuran, mengurangi jumlah antrian di loket, tidak dikenakan charge seperti pembayaran di loket, efisien untuk debitur, lebih diprioritaskan, dan menambah relasi bagi BTN dengan adanya MOU (Memorandum Of Understanding) ke berbagai instansi kolektif. Sementara untuk kekurangan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo belum ada, selain hasil dari pengamatan penulis yakni, Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) kurang dioptimalkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
105 digilib.uns.ac.id
B. Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan dalam penelitian yang berjudul “Sistem Pembayaran Kredit Melalui Angsuran Kolektif Pada PT.
Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo”, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif di Bank BTN Cabang Solo sudah baik dan dapat ditingkatkan dengan koordinasi yang lebih baik antara fungsi-fungsi terkait dalam tahapan-tahapan sistemnya agar diperoleh hasil atau output sistem yang juga dapat lebih mendukung sasaran dan tujuan dari dibuatnya sistem tersebut. 2. Untuk mengatasi hambatan dalam sistem pembayaran kolektif, penulis menyarankan agar lebih dioptimalkannya MOU antara Bank BTN dengan instansi debitur kolektif yang dapat dilakukan dengan penambahan pasalpasal yang mengatur tentang ketentuan mengenai mutasi debitur, debitur di PHK, dan ketentuan-ketentuan terkait dengan pergantian pimpinan instansi debitur. 3. Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) dapat lebih dioptimalkan dengan menindaklanjuti calon debitur, bendahara, dan pimpinan instansi debitur yang telah menyetujui untuk dilakukan pemotongan gaji dalam pembayaran angsurannya. Penindaklanjutan SKPG ini dapat menambah tingkat keamanan dari pembayaran angsuran debitur dengan semakin luasnya kerjasama Bank BTN dengan instansi-instansi calon debitur untuk commit to user penggunaan sistem pembayaran kolektif.