PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh: ENDANG TRI WAHYUNI NIM 115 11 042
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telp. (0298) 323706.323433 Fax 323433Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Endang Tri Wahyuni
NIM
: 115 11 042
Fakultas
: Tarbiyah
Jurusan
: S1-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015
telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.
Salatiga, 10 Agustus2015 Pembimbing,
Fatchurrohman, M. Pd. NIP. 19710309 200003 1005
ii
SKRIPSI PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCESISWA KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015
DISUSUN OLEH ENDANG TRI WAHYUNI NIM:115 11 042
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M. Pd.
Sekretaris Penguji
: Fatchurrohman, M. Pd.
Penguji I
: Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.
Penguji II
: Mufiq, M. Phil.
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Endang Tri Wahyuni
NIM
: 115 11 042
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : S1-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat-pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 11Agustus 2015 Yang menyatakan,
Endang Tri Wahyuni NIM. 115 11 042
iv
MOTTO HIDUP
“Tak ada pribadi biasa-biasa saja di dunia ini, tak ada pula anak yang bodoh, semua anak adalah bintang dengan segala jenis kecerdasan yang dimiliki”.
PERSEMBAHAN UntukMamak dan Bapak tercinta (Mamak Ngatirah dan Bapak Lanjar) dan kakakkakakku (Mbak Nanik dan Mas Ali, Mbak Etik dan Mas Nogil) tak lupa ponakan tercinta (dek Fina, dek Rindy, dan dek Tamam)yang menjadi inspirasi dan semangatku, dan semoga selalu diberi Rahmad-Nya. Untuk simbah dan keluarga besar tercinta yang menjadi inspirasi dan semangatku pula.
v
KATA PENGANTAR
Segenap rasa puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, skripsi dengan judul Pengembangan Multiple Intelligence
Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga Tahun 2015ini bisa terselesaikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, manusia inspiratif penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa’atnya di hari kiamat. Tidak lupa shalawat dan salam juga disampaikan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan kebaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang senantiasa memberikan wejangan inspirasinya.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIAIN Salatiga.
3.
Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua JurusanPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)IAIN Salatiga.
vi
4.
Bapak Fatchurrohman, M. Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalamproses penulisan skripsi ini.
5.
Bapak Rasimin, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang dengan kesabarannya, membimbing penulis dari waktu ke waktu.
6.
Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.
7.
Bapak dan Ibu penulis serta kakak-kakak dan ponakan yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.
8.
Keluarga besar TPQ Darul Amal Salatiga yang menjadi inspirasi penulis.
9.
Sahabat dan adik-adik perjuangan di wisma Safira, Najwa, dan Najma yang telah membersamai dalam setiap waktu.
10. Sahabat perjuangan di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Salatiga. Tetaplah dalam semangat nafas perjuangan. 11. Sahabat perjuangan di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal IAIN Salatiga. Tetaplah dalam semangat nafas perjuangan. 12. Sahabat perjuangan teman-teman PGMI angkatan 2011, terkhusus kelas B. Terima kasih kawan dan tetaplah dalam semangat nafas perjuangan. 13. Sahabat inspiratif di masa senang dan sedih yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis yang tidak disebut satu per satu oleh penulis. 14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis. Terima kasih atas dorongan, semangat, motivasi, dan inspirasinya.
vii
Terima kasih atas kebersamaan selama ini, penulis hanya bisa turut do’a semoga Allah Swt meridhoi setiap langkah dan mencatatnya sebagai amal sholeh.Jazakumullahu bi ahsanil jaza’. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik secara substantif ataupun teknis. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar bisa menjadi evaluasi dan perbaikan untuk ke depannya. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca semua khususnya kepada pribadi penulis.
Salatiga, 11 Agustus 2015 Penulis
Endang Tri Wahyuni
viii
ABSTRAK
Wahyuni, Endang Tri. 2015. Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2015.Skripsi. Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, M. Pd. Kata Kunci: Multiple Intelligence. Multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap individu. Siswa dipandang sebagai individu yang utuh dan unik yang memiliki berbagai macam potensi dan kecerdasan yang bisa digali, ditumbuhkan, dilejitkan dan dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 2) Pengembangan multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 3) Prestasi yang telah dicapai pada siswa dari multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 4) Faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple intelligence pada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti mendapatkan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahap-tahap penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data. Hasil penelitian ini adalah: 1)a. Multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah segala jenis kecerdasan yang dimiliki oleh individu (siswa) yang terus digali, ditumbuhkan, dilejitkan, dan dikembangkan. banyak jenis kecerdasan yang dikembangkan, meliputi kecerdasan matematik, linguistik, visual-spasial, dll.b. Tujuan pengembangannya adalah untuk melenjitkan dan maksimalkan setiap kecerdasan yang dimiliki siswanya hingga menjadi siswa yang berprestasi dibidangnya. 2) Pengembangan multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, meliputi a. Model pembelajaran bersifat “fun learning” belajar yang menyenangkan dan siswa berperan aktif., b. Media, alat, dan sumber ajar yang digunakan adalah media cetak dan elektronik, buku, dan lingkungan., c. Banyak kegiatan tambahan yang diberikan guna menunjang pengembangan multiple intelligencemaupun proses pembelajaranseperti outing class, field trip, ekstrakulikuler, ekstra bakat dan minat dll.,d. Selama belajar di SD Muhammadiyah siswa merasa senang., e. Kegiatan yang diikuti siswa sudah sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3) Prestasi yang telah diraih oleh siswa cukup banyak, baik di bidang akademik maupun non akademik. 4) a. Faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence pada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah SDM dan fasilitas yang telah memenuhi., b. Faktor yang menghambat adalah adanya
ix
Ujian Nasional dan kurang terfasilitasinya kecerdasan siswa setelah ke jenjang berikutnya., c. Upaya untuk mengatasi faktor penghambat adalah memberi jam tambahan pada setiap level kelas, meningkatkan mutu dan kompetensi guru, dan memberi piagam penghargaan kepada siswa.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................
v
KATA PENGANTAR...........................................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................
ix
DAFTAR ISI .........................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Fokus Penelitian..............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ............................................................
4
D. Kegunaan Penelitian .......................................................
5
E.
Penegasan Istilah ............................................................
5
F.
Metode Penelitian ...........................................................
7
G. Sistematika Penulisan...................................................... BAB II
16
KAJIAN PUSTAKA A. Multiple Intelligence ......................................................
18
1. Pengertian Multiple Intelligence ..............................
18
2. Jenis-Jenis Multiple Intelligence ..............................
20
xi
3. Cara Mengembangkan Multiple Intelligence ...........
34
B. Anak Usia SD .................................................................
44
1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD ............
44
2. Cara Anak Belajar .....................................................
45
BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
49
B. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga ....................................................................
78
1. MI dan Tujuan Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga....................
80
2. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga.........................
80
3. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga ....................................................
86
4. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga........................
87
BAB IV PEMBAHASAN A. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga ...................................................................
91
B. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga .........................................................
94
C. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.............................................................
100
D. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga........................
xii
103
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................
108
B. Saran ..........................................................................
111
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
113
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tahap Pra Lapangan .....................................................
15
Tabel 1.2
Tahap Pekerjaan lapangan ............................................
16
Tabel 1.3
Tahap Analisis Data .....................................................
16
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Kode Penelitian
2.
Pedoman Penelitian
3.
Transkip Wawancara
4.
Reduksi Data
5.
Foto
6.
Surat Keterangan Penelitian
7.
Surat Tugas Pembimbing Sekripsi
8.
Satuan Kredit Kegiatan (SKK)
9.
Lembar Bimbingan Sekripsi
10. Riwayat Hidup Penulis
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidkan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan
demikian
akan
menimbulkan
perubahan
dalam
dirinya
yang
memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. (Hamalik, 2010:3) Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan juga merupakan kerja budaya yang menuntut peserta didik untuk selalu mengembangkan potensi dan daya kreativitas yang dimilikinya agar tetap bertahan dalam kehidupannya. Setiap anak memiliki potensi dan kecerdasan masing-masing untuk dikembangkan. Kecerdasan seseorang itu selalu berkembang (dinamis), tidak statis. Di dalam dunia pendidikan pemahaman makna kecerdasan sering dikatakan bahwa orang cerdas adalah dia yang pandai di bidang akademik. Seiring berjalannya waktu kecerdasan tidak lagi dibatasi pada satu paradigma saja tetapi makna kecerdasan sangatlah luas. Seorang anak dianggap cerdas tidak hanya dia yang pandai di bidang akademik saja melainkan ada bidang lain yang ia ungguli. Tuhan telah menciptakan
1
manusia dalam sebaik-baik bentuk dan berbeda dengan makhluk lainnya. Hal ini ditandai dengan diberinya manusia akal dan nafsu, sehingga manusia memiliki banyak potensi yang perlu kita hargai dan syukuri dengan mengembangkan apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Allah SWT berfirman dalam surat At-Tiin ayat 4 yang artinya: "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .” Selain itu Allah juga berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 70:
ت َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَى ِ َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَاهُم ِّمنَ الطَّيِّبَا ًضيال ِ ير ِّم َّم ْن خَ لَ ْقنَا تَ ْف ٍ ِ َكث"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”
Dalam pendidikan yang humanis, peserta didik dipandang sebagai makhluk unik yang memiliki berbagai macam potensi dan kecerdasan yang dengan kecerdasan berbeda-beda. Kecerdasan yang berbeda-beda sering disebut dengan multiple intelligence. Multiple intelligence sering disebut dengan kecerdasan majemuk, yang mana teori ini dikemukakan oleh Howard Gardner. Gardner mengubah tiga paradigma mendasar tentang kecerdasan, yaitu kecerdasan tidak dibatasi tes formal; kecerdasan itu multidimensi; dan kecerdasan proses discovering ability (Chatib, 2010:70-76). Dalam multiple intelligence disarankan untuk mempromosikan kemampuan atau kelebihan seorang anak dan mengubur ketidakmampuan atau kelemahan anak. Saat ini, belum semua sekolah tingkat dasar bisa memahami dan memberikan fasilitas yang mendukung guna mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh
2
peserta didiknya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan yang mampu mengembangkan kecerdasan siswanya sehingga banyak prestasi yang diraih baik di bidang akademik maupun non akademik. Misalnya di bidang akademik juara II OSN Matematika 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti, juara II OSN IPA 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti dan di bidang non akademik (bidang olah raga) juara I Tae Kwondo U.28 tahun 2015 tingkat Nasional, juara II adzan tingkat kecamatan Sidomukti, dan lain sebagainya. Berlandaskan dari latar belakang itu penulis mengangkat judul “PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015”. B. Fokus Penelitian Kaitannya dengan judul penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang akan diungkap oleh penulis, yaitu: 1. Apa saja multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015? 2. Bagaimana cara pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015? 3. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh siswa dari multiple intelligence di SD Muhammadiyah Kota Salatiga tahun 2015? 4. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015?
3
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015. 2. Mengetahui cara pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015. 3. Mengetahui prestasi yang telah diraih oleh siswa dari multiple intelligence di SD Muhammadiyah Kota Salatiga tahun 2015. 4. Mengetahui
faktor-faktor
yang
mendukung
dan
menghambat
dalam
pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015.
D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritik Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan pengembangan khazanah kajian keilmuan teoritis terkait pengembangan kecerdasan dan potensi anak terutama di dalam dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di lembaga terkait. b. Bagi para pengembang mutu pendidikan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan selanjutnya untuk meningkatkan prestasi anak bangsa. c. Bagi para pendidik bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk terus berkarya dalam meningkatkan dan melejitkan kecerdasan peserta didik.
4
d. Bagi siswa sebagai pengalaman yang baru dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. e. Bagi
penulis
dapat
mengembangkan
kemampuan
meneliti
suatu
permasalahan dan menemukan solusinya. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di atas, yaitu:
1. Pengembangan Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pengembangan adalah membuat jadi luas, menjadikan besar, menjadikan merata, menjadikan maju menjadikan sempurna (Fajri dan Senja, 2005:447). Sedang menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang
telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan
aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap. Pengertian pengembangan dalam penelitian di sini adalah proses atau cara yang memberikan hasil..
2. Multiple Intelligence Multiple intelligence berasal dari bahasa Inggris, dari kata multiple berarti perkalian dan intelligence berarti kecerdasan (Echols dan Shadily 2010:388 dan 326). Jadi, multiple intelligence adalah kecerdasan yang
5
bermacam-macam. Dalam penelitian ini multiple intelligence adalah kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda yang diiliki oleh setiap anak (Diantaranya adalah kecerdasan linguistik, matematik, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis dan emosional spiritual).
3. Siswa kelas IV Siswa kelas IV adalah istilah bagi peserta didik untuk kategori Sekolah Dasar (SD) yang duduk di kelas IV. Kelas IV termasuk kelas tinggi pada SD, selain kelas V dan VI.
4. Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang berbasis Islam tingkat dasar yang berada di Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jadi, pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah proses pengembangan kecerdasan majemuk siswa yang berada di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga kelas IV.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena meneliti fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan (Asmani, 2011:66). Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
6
dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu layar yang berkonteks khusus (Moleong, 2008:5). 2. Kehadiran Peneliti Hubungan peneliti dengan subjek dalam penelitian kualitatif peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal itu tergantung pada situasi (Moleong, 2004:30). Jadi pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moleong (2008:168) mengemukakan kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu Mei-Agustus 2015. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi: a.
Data utama atau data primer yakni data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2011:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai. Data utama dalam penelitian ini penulis dapatkan dari Kepala Sekolah, guru (guru
7
kesiswaan, guru kurikulum dan guru kelas IV) dan sebagian siswa kelas IV SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. b.
Data ke dua atau data sekunder yakni data tambahan yang berasal dari sumber tertulis dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Data ke dua ini digunakan peneliti untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang didapat dari data utama. Misalnya data prestasi siswa.
5. Metode Pengumpulan Data Salah satu tahapan yang penting dalam penelitian adalah alat pengumpulan data (instrumen penelitian). Karenanya diperlukan istrumen pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186) Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur yakni
peneliti
melakukan wawancara
dengan
membawa sederetan
pertanyaan yang lengkap dan terperinci sesuai dengan informasi yang ingin didapatkan. Wawancara dilakukan kepada informan yakni Bapak Sutomo (Kepala Sekolah), Bapak Marijo (kaur kurikulum), Ibu Wiwik Widyastuti (kaur kesiswaaan), Ibu Syafi’ah Isnaini (guru kelas IV), Aura Sangkurnia (siswa kelas IV) dan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang akan diteliti
8
dan untuk menggali data tentang pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. b. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistemik terhadap gejala sosial maupun psikologik melalui penglihatan dan pencatatan secara langsung (Sabari, 2010:380). Untuk mengetahui pengembangan multiple inteligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan karena peneliti tidak ikut dalam kegiatan masyarakat atau kelompok komunitas sasaran penelitian c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari katadokumen yang artinya barang-barang tertulis (Arikunto, 1993:149). Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lainnya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2011:217). Dokumen yang digunakan meliputi denah lokasi sekolah, profil sekolah, sejarah sekolah, brosur sekolah, visi misi sekolah, program kegiatan ekstra dan prestasi yang berkaitan dengan multiple intelligence. Dokumen digunakan peneliti untuk memperkuat dan melengkapi berbagai macam informasi yang ditemukan selama proses penelitian dilaksanakan.
9
6. Analisis data Menurut
Bogdan
dan
Briklen
(dalam
Moleong,
2011:248)
mendefinisikan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Adapun tujuan utama analisis data dalam penelitian kualitatif ialah mencari makna di balik data melalui pengakuan subyek pelakunya (Kasiram, 2010:355). Secara rinci dalam proses analisis data digambarkan sebagai berikut:
Masa pengumpulan data REDUKSI DATA
Antisipasi
Selama
Pasca
PENYAJIAN DATA =ANALISIS Selama
Pasca
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI Selama
Pasca
Gambar Komponen analisis data: model alir Ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2011: 129), yaitu:
10
a. Reduksi Data Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini reduksi data dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan, membuang yang tidak perlu, memberi kode bagian yang penting dan sebagainya hingga laporan penelitian ini selesai. Ada beberapa hal yang menjadi kaitan dengan reduksi data yaitu klasifikasi data yang telah dikumpulkan, dipisah-pisahkan kemudian dikelompokkan menurut permasalahannya. Dilanjutkan dengan interpretasi data
yang
berfungsi
untuk
menganalisis
data
lebih
lanjut,
data
dikelompokkan kemudian diasumsikan oleh peneliti dengan landasan tujuan penelitian. b. Penyajian Data Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan
kesimpulan
merupakan
bagian
dari
satu kegiatan
konfigurasi yang utuh. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama proses penelitian.. 7. Pengecekan Keabsahan data Pengecekan keabsahan data (Moleong, 2011:324-332) merupakan upaya agar hasil penelitian yang disajikan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
11
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfirmability). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi. a. Ketekunan Pengamatan Peneliti Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. Melalui teknik ini, peneliti berusaha setekun mungkin untuk mengamati setiap unsur yang relevan dengan penelitian untuk dapat ditelaah secara rinci dan berkesinambungan. Misalnya peneliti sering ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. b. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dengan sumber data, yakni membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dicapai dengan:
12
1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara informan lain. Misalnya membandingkan hasil wawancara kepala sekolah dengan kaur kesiswaan. 2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan. Misal membandingkan hasil wawancara guru kesiswaan dengan pengamatan yang dilakukan peneliti. 3) Membandingkan
data
wawancara
dengan
dokumen.
Peneliti
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang didapat. Melalui teknik triangulasi setiap data yang didapatkan akan dibandingkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. 8. Tahap-Tahap Penelitian Tahap penelitian secara umum terdiri atas tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data (Moleong, 2011:127). a.
Tahap Pra-lapangan Tahap pra lapangan adalah tahap di mana ditetapkannya apa saja yang harus dilakukan sebelum seorang peneliti masuk ke lapangan obyek studi (Kasiram, 2010:281). Ada tujuh hal yang harus dilakukan dan dimiliki peneliti dalam tahap pra lapangan yakni: 1.
Menyusun rancangan penelitian.
2.
Memilih lapangan penelitian.
3.
Mengurus perijinan.
4.
Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.
5.
Memilih dan memanfaatkan informan.
6.
Menyiapkan perlengkapan penelitian.
13
7.
Persoalan etika penelitian. Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan
Waktu April Mei Mei Mei b.
Kegiatan Menyusun proposal penelitian Mengurus perijinan Observasi Memilih dan memanfaatkan informan
Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti mempersiapkan dirinya untuk menghadapi lapangan penelitian dengan mamahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan sambil mengumpulkan data. Tabel 1.2 Tahap Pekerjaan Lapangan
Waktu Mei Mei-Juni
c.
Kegiatan Memasuki lapangan Mengumpulkan data
Tahap Analisis Data Tahap analisis data bermaksud mengorganisasikan data dalam hal ini mengatur urutan data, memberikan kode, dan mengkategorikannya. Analisis ini bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi konsep, proposisi, kategori atau variabel yang berguna untuk membangun teori subtantif. Tabel 1.3 Tahap Analisis Data
Waktu Mei Agustus
Kegiatan Menemukan dan menyajikan data Menarik kesimpulan
14
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji maka perlu adanya sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut. Bab I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Kajian Pustaka Berisi tentang pembahasan mengenai pengembangan multiple intelligence. Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian Bab ini berisi tentang kondisi umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dan penyajian data. Bab IV: Pembahasan Bab ini berisi pembahasan tentang konsep multiple intelligence, pengembangan multiple intelligence, capaian prestasi siswa, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
Bab V : Penutup Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan dan saran.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Multiple Intelligence 1. Pengertian Multiple Intelligence Definisi cerdas tidaklah sesempit yang kita pikirkan selama ini. Setiap manusia sesungguhnya memiliki keunikan tersendiri yang berbeda satu sama lain. Kita tidak bisa mendefinisikan manusia cerdas dari asumsi yang sama. Setiap orang memiliki keunggulan masing-masing di bidangnya. Howard Gardner adalah seorang Guru Besar yang menggagas tentang teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk). Teori tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yuang sama dan harus meiliki cita-cita yang sama. Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang bermacammacam dan dalam situasi yang nyata. (Suparno, 2004:17) Menurut Gardner (1993:14) arti dari multiple intelligence di sini adalah kemampuan
untuk menyelesaikan masalah, untuk mendapatkan
jawaban yang spesifik dan untuk belajar materi baru dengan cepat dan efisien. Intelligence has the ability to solve problems, to find the
answers to specific questions, and to learn new material quickly and efficiently. Manusia sangatlah sempurna dibanding dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, karena kesempurnaan yang dimiliki manusia itulah, dengan berbagai potensi yang melekat padanya, Allah menjadikan manusia sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi. Kekuatan fisik, kematangan hati, serta kecerdasan dalam berfikir, adalah bekal yang Allah berikan agar manusia bisa menjalankan amanahnya sebagai khalifah di muka bumi ini (Afra, 2007:92). Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan Allah AlQur’an surat Al-Baqarah ayat 30:
ْ ُض خَ لِيفَةً قَال ُ ِوا أَتَجْ َع ُل فِيهَا َمن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف ك َ ََوإِ ْذ ق ِ ْال َربُّكَ لِ ْل َمالَئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع ٌل فِي األَر ٠٣- َال إِنِّي أَ ْعلَ ُم َما الَ تَ ْعلَ ُمون َ َال ِّد َماء َونَحْ ُن نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَ ِّدسُ لَكَ ق“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedang kami bertasbih memuji-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Melalui kecerdasan
yang dimiliki masing-masing individu
diharapkan dalam pendidikan ini bisa memandang manusia sebagai subyek yang bebas merdeka untuk menentukan arah hidupnya dengan penuh rasa tanggungjawab. Manusia bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri dan atas hidup orang lain. Oleh karena itu, di dalam pendidikan tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak. Para pendidik membantu siswa untuk
19
mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu mengenali dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan mewujudkan segala potensi yang ada pada diri mereka. Selain pengertian di atas Gardner (dalam Lutfitati, 2008:26-27) juga menyebutkan bahwa kecerdasan majemuk mempunyai karakteristik konsep sebagai berikut: a. Semua intelligensi itu berbeda-beda. b. Semua kecerdasan dalam manusia dalam kadar yang berbeda. c. Adanya indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. d. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki. e. Semua
kecerdasan
dapat
dieksplorasi,
ditumbuhkan,
dan
dikembangkan secara optimal. f. Semua kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerjasama mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu. g. Semua jenis kecerdasan ditemukan di semua lintas kebudayaan di dunia dan kelompok usia. h. Kecerdasan dapat diekspresikan melalui profesi dan hobi.
2. Jenis-Jenis Multiple Intelligence Berikut adalah delapan jenis kecerdasan yang dimaksudkan oleh Howard Gardner (Maksum, 2014:27-37) dan (Semiawan, 2010:78-79):
20
a. Kecerdasan matematika dan logika Kecerdasan matematika dan logika, yaitu kemampuan untuk berfikir logis, sistematis, menghitungan, melakukan penalaran yang benar, dan menggunakan angka dengan baik. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan abstraksi-abstraksi lainnya. Inilah kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang anak berfikir secara induktif dan deduktif. Anak-anak dengan kecerdasan matematika dan logika yang tinggi cenderung menyenangi kegiatan analisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Kecerdasan seperti ini biasanya menggeluti profesi, seperti insinyur, ahli ekonomi, ilmuwan, akuntan, detektif, ahli teknik, ahli statistika, dan pekerjaan-pekerjaan yang banyak melibatkan angka. Contoh orang yang memiliki kemampuan ini adalah Albert Einstein, John Dewey, Sediatmo, dan Wishnu Prasetya (anak berbakat yang meraih gelar Doktor dengan predikat Cum Laude pada tahun 1995 di negeri Belanda dalam bidang matematika dan informatika). Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan matematika dan logis sebagai berikut: 1) Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala. 2) Menikmati penggunaan bahasa komputer atau program software logika.
21
3) Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis, misalnya mengapa hujan turun? Di mana ujung langit? Dan sebagainya. 4) Ahli dalam permainan-permainan strategi, seperti catur, halma, dan sebagainya. 5) Mampu menjelaskan masalah secara logis. 6) Suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu. 7) Menghabiskan waktu dengan permainan logika, seperti teka-teki. 8) Suka menyusun dalam kategori atau hierarki. 9) Mudah memahami hukum sebab dan akibat 10) Berprestasi
dalam
pelajaran
berhitung,
seperti
pelajaran
matematika dan IPA. b. Kecerdasan bahasa atau linguistik Kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan untuk membaca, menulis, berkomuniksi, berkemampuan untuk menggunakan bahasa dan katakata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasannya. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa, semantik atau makna bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, dimensi pragmatik atau penggunaan praktis bahasa, menemonik atau hafalan, eksplansi dan metabahasa. Menurut Thomas Amstrong (Afra, 2007:145), dalam kehidupan sekolah, kecerdasan linguistik menempati proporsi hingga 2/3 bagian. Tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan seperti ini adalah Charles
22
Dicken, Abraham Lincoln, Winston Churchill, dan Sutan Takdir Alisyahbana. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik sebagai berikut: 1) Suka menulis kreatif. 2) Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon. 3) Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil. 4) Suka membaca di waktu senggang. 5) Mengeja kata dengan tepat dan mudah. 6) Menyukai pantun lucu dan permainan kata. 7) Suka mengisi teka-teki silang. 8) Menikmati dengan cara mendengarkan. 9) Memiliki kosakata yang luas. 10) Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan berkomunikasi). c. Kecerdasan musikal Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan untukmengkomposisikan musik, menyanyi dan menghargai musik, memiliki kepekaan terhadap suara nonverbal yang berada di sekelilingnya (nada dan birama). Selain itu juga berkemampuan mengapresiasikan berbagai bentuk musikal, membedakan, mengubah, dan mengekspresikannya. Contoh tokoh yang memiliki kemempuan ini adalah Mozart, Leonard Bernstein, Mochtar Embut, Irawati Soediarso, dan Rudi Laban.
23
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal sebagai berikut: 1) Suka memainkan alat musik. 2) Mudah mengingat melodi suatu lagu. 3) Lebih mudah belajar dengan iringan musik. 4) Suka mengoleksi kaset-kaset atau CD lagu-lagu. 5) Suka bernyanyi untuk diri sendiri dan orang lain. 6) Mudah mengikuti irama musik. 7) Mempunyai suaran yang bagus untukbernyanyi. 8) Peka terhadap suara-suara atau bunyi-bunyi di lingkungannya. 9) Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai jenis musik. 10) Berprestasi atau menyukai pelajaran musik. d. Kecerdasan visual spasial Kecerdasan visual spasial, yaitu kemampuan untuk berpikir melalui gambar, memvisualisasikan hasilmasadepan, mengimajinasikan sesuatu dengan penglihatan, kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur. Profesi yang biasa digeluti orang yang memiliki kecerdasan ini adalah arsitek, artis, pemahat, pemotret, perencana strategik, dll. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Picasso dan Columbus.
24
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan visual spasial, antara lain: 1) Memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu. 2) Mudah membaca peta, grafik, dan diagram. 3) Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya. 4) Senang melihat film, slide, foto-foto, atau karya seni lainnya. 5) Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki jigsaw, maze atau sejenisnya. 6) Suka melamun atau berfantasi. 7) Membangun kontruksi tiga dimensi, seperti bangunan lego. 8) Mencoret-coret di atas kertas . 9) Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian. 10) Menonjol dalam mata pelajaran seni. e. Kecerdasan kinestetik Kecerdasan kinestetik, yaitu suatu kecerdasan di mana saat menggunakannya seseorang mampu
atau terampil menggunakan
anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti, berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni, dan hasta karya (Amstrong, 2002:3). Contoh tokoh yang memiliki kecerdasan ini adalah Charlie Chaplin, Michael Jordan, dan Yayuk Basuki.
25
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah: 1) Banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu. 2) Aktif dalam kegiatan fisik, seperti berenang, bersepeda, hiking, skateboard. 3) Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajari. 4) Menikmati kegiatan melompat, lari, gulat, atau kegiatan fisik lainnya. 5) Memperlihatkan ketrampilan dalam bidang kerajinan tangan, seperti kerajinan kayu, menjahit, mengukir, dll. 6) Pandai menirukan gerakan, kebiasaan, atau perilaku orang lain. 7) Bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya. 8) Menikmati kegiatan dengan tanah liat,melukis dengan jari atau kegiatan kotor lainnya. 9) Suka bongkar pasang benda. 10) Berprestasi dalam mata pelajaran olah raga, mekanik atau hal yang bersifat kompetitif. f. Kecerdasan interpersonal Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memiliki empatidan pengertian, menghayati motivasi dan tujuan seseorang. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh guru, politisi, dan pemimpin agama. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Gandhi, Ronald, dan Reagan.
26
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah: 1) Mempunyai
banyak
teman
baik
di
sekolah
maupun
di
lingkungannya. 2) Suka bersosialisasi dimanapun berada. 3) Sangat mengenal lingkungannya. 4) Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah. 5) Berperan sebagai penengah ketika terjadi pertikaian atau konflik di antara teman. 6) Menikmati berbagai permainan kelompok. 7) Berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain. 8) Sering dijadikan penasehat. 9) Sangat menikmati pekerjaan orang lain. 10) Berbakat menjadi pemimpin dan unggul dalam mata pelajaran ilmu sosial. g. Kecerdasan intrapersonal Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk melakukan analisis diri, refleksi, menilai keberhasilan orang lain, dan memahami diri, seperti ahli filsafat, psikolog, dan konselor. Contoh tokoh yang memiliki kecerdasan ini adalah Plato dan Mrs. Roosevelt. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal adalah: 1) Memperlihatkan sikap independen dan kemauan yang kuat. 2) Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahan dirinya.
27
3) Memberikan reaksi keras terhadap topik-topik kontroversial terhadap dirinya. 4) Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri. 5) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi. 6) Kecenderungan mempunyai pandangan yang lain dari pandangan umum. 7) Banyak belajar kesalahan masa lalu. 8) Dengan tepat mengekspresikan perasaannya. 9) Berpikirfokus dan terarah pada pencapaian tujuan. 10) Banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri. h. Kecerdasan naturalis Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan mengenal flora dan fauna serta mencintai alam, seperti dalam ilmu biologi. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Darwin dan Mendel. Berikut ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis: 1) Suka dan akrab dengan hewan peliharaan. 2) Suka berjalan-jalan dialam terbuka. 3) Menunjukkan kepekaan terhadappanorama alam. 4) Suka berkebun. 5) Memperlihatkan kesadaran ekologis yang tinggi. 6) Meyakini makhluk lain perlu dilindungi. 7) Menyukai bunga atau tanaman lainnya.
28
8) Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup. i. Kecerdasan Emosional Spiritual Di samping konsep kecerdasan yang lebih terfokus pada kemampuan kognitif, berkembang pula konsep kecerdasan yang lebih terarah pada segi emosional dan spiritual, “emotional intelligence” dan “spiritual intelligence”. Konsep ini muncul, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan orang menuju sukses. (Sukmadinata, 2007:260) Dalam bahasa latin, emosi berasal dari kata movere yang berarti “menggerakkan atau bergerak”. Kata tersebut kemudian ditambah awala “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh” (Goleman, 1997:7). Maksud
bergerak
menjauh
di
sini
setiap
emosi
mempunyai
kecenderungan untuk bertindak atau memberikan reaksi. Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kapasitas dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi-emosi dengan baik dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain (Waryanti, 2011:33). Muallifah (2010:118) menuturkan bahwa kecerdasan emosional merupakan reaksi kompleks yang saling ada keterkaitan secara mendalam dan dibarengi perasaan. Kecerdasan ini merupakan representasi dari beberapa kemampuan yang dimiliki individu untuk mengendalikan potensi diri sendiri termasuk emosinya dan berusaha
29
mengekspresikan emosi diri sendiri secara tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Goleman mengkategorikan ciri-ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional ini menjadi lima, yaitu: 1) Mampu mengenali wilayah emosi diri sendiri 2)
Mampu mengelola emosi
3)
Mampu memotivasi diri sendiri
4)
Mampu mengenali emosi orang lain
5)
Mampu membina hubungan dengan orang lain. (Goleman, 1997:58-59 dan Muallifah, 2010:118) Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa poin
kesimpulan sebagai berikut: 1) Emosi merupakan pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental. 2) Kecerdasan
emosional
merupakan
kemampuan
untuk
mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental. 3) Kecerdasan
emosional
merupakan
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan. 4) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk membina hubungan dan menjalin kerjasama dengan orang lain. Dari beberapa poin di atas, penulis menyimpulkan tentang definisi dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan yang dimiliki seorang
30
individu untuk mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental guna kaitannya untuk menyesuaikan diri dengan orang lain serta untuk membina hubungan dan menjalin kerjasama dengan orang lain. Membina hubungan dengan orang lain ini diantaranya yaitu mampu memahami perasaan orang lain. Kecerdasan emosional ini memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan. Beberapa manfaat dari memiliki kecerdasan ini antara lain sebagai berikut: 1)
Kecerdasan emosi membuat seseorang tidak terjebak dalam kecemasan dan depresi.
2)
Kecerdasan emosi memunculkan perilaku altruisme atau empati.
3)
Kecerdasan emosi menumbuhkan optimisme. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan diri yang
memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kejadian tertentu. (Muhaimin, 2010:31) Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual mempunyai ciri-ciri berikut: 1)
Memiliki kesadaran yang tinggi.
2)
Memiliki kualitas hidup yang bersumber pada visi masa depan dan pedoman nilai-nilai kebenaran yang kokoh.
3)
Memiliki kemampuan untuk menghindari hal-hal yang tidak penting.
4)
Memiliki kemampuan untuk menemukan tujuan, tugas, dan makna
31
hidup. 5)
Memiliki kemampuan untuk mendorong atau berbuat baik kepada orang lain. (Syarbini, 2010:81) Kecerdasan spiritual ini memiliki beberapa manfaat dalam
kehidupan. Beberapa manfaat ketika seseorang memiliki kecerdasan ini antara lain sebagai berikut: 1)
Menjadikan diri
tidak dipenjara
oleh egoisme yaitu suatu
kekeliruan yang membuat kita egois, cinta materi, serba aku. 2)
Membuat seseorang berbaik sangka kepada orang lain.
3)
Membantu seseorang meyakini lebih dalam ajaran agamanya.
4)
Membantu seseorang
menghadapi masalah,
baik dan
jahat,
hidup dan mati, serta asal usul sejati dari penderitaan dan keputusaan. (Nasution, 2009:6) Kecerdasan emosional spiritual adalah gabungan dari dua kecerdasan diri, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sementara Ary Ginanjar menuliskan tentang kecerdasan emosional spiritual adalah bagaimana bisa mengatur tiga komponen, yaitu iman, islam, dan ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. (Agustian, 2010:xv) Ciri-ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional spiritual adalah adanya sebuah konsistensi (istiqamah), kerendahan hati (tawadhu’), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan atau
32
keikhlasan (sincerity), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan). (Agustian, 2010:276) Dari penjelasan tersebut, penulis merumuskan beberapa indikator untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional spiritual. Indikator tersebut antara lain yaitu: 1) Berlaku rendah hati di hadapan orang lain: a) Bertegur sapa ketika bertemu orang lain. b) Mendengarkan dan menghargai orang lain yang sedang berbicara atau berpendapat. 2) Bertawakkal kepada Allah dalam menyelesaikan masalah: a) Menambah amal ibadah, doa, dan usaha ketika ada masalah. b) Menyerahkan hasil usaha kepada Allah SWT. 3) Melakukan kebaikan dengan tulus: a) Tidak mengharapkan imbalan atau pujian dalam melakukan sesuatu. b) Membantu orang tua meskipun tidak diminta. 4) Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh: a) Belajar dengan serius meskipun tidak dalam masa ujian. b) Membantu orang lain dengan maksimal, tidak setengahsetengah. (Sabiq, 2015:11-12)
33
3. Cara Mengembangkan Multiple Intelligence a. Kecerdasan matematika dan logika Sujiono
dan
Sujiono
(2004:288-290)
menguraikan
cara
mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak adalah sebagai berikut: 1) Menyelesaikan puzzle, permainan ular tangga, domino, dan lainlain. Permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah dengan menggunakan logika. 2) Mengenal bentuk geometri, dapat dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantung berbagai bentuk geometri dalam berbagai warna di atas tepat tidur maupun di ruang belajar atau kelas pada anak usia sekolah. 3) Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu. 4) Eksplorasipikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan,olan rdengan obr ngan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab akibat atau perbandingan, permainan tebak-tebakan angka, dan sebagainya. 5) Pengenalan pola, permainan penyusunan pola tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas kejadian sehari-hari sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai hubungan sebab akaibat
34
6) Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat mengikutsertakan anak belanja, membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur maupun buah yang akan dimasak oleh ibu di dapur. b. Kecerdasan bahasa atau linguistik Sujiono dan Sujiono (2004:285-288) menguraikan bahwa materi program
dalam
kurikulum
yang
mengembangkan
keceerdasan
linguistik, antara lain pengenalan abjad, bunyi, ejaan, membaca, menulis, menyimak, berbicara atauberdiskusi dan menyampaikan laporan secara lisan, serta bermain games atau mengisi teka-teki silang sederhana. Kiat untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini, antara lain dapatdilakukan dengan cara-cara berikut ini: 1) Mengajak anak berbicara sejak bayi, anak memiliki pendengaran yang cukup baik sehinggasangat dianjurkan sekali berkomunikasi dan menstimulasi anak dengan mengajaknya berbicara. 2) Membacakan cerita atau mendongeng sebelum tidur atau dapat dilakukan kapan saja sesuai situasi dan kondisi. 3) Bermain mengenalkan huruf abjad dapat dilakukan sejak kecil, seperti bermain huruf-huruf sandpaper (amplas), anak belajar mengenali huruf dengan cara melihat dan menyentuhnya, di samping mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua
35
atau guru. Seiring dengan pemahaman anak akan huruf dan penggunaannya, yaitu dengan bermain kartu bergambar berikut kosa katanya. 4) Merangkai cerita, sebelum dapat membaca tulisan, anak-anak umumnya gemar “membaca gambar”. Berikan anak potongan gambar dan biarkan anak mengungkapkan apa yang ia pikirkan tentang gambar itu. 5) Berdiskusi tentang berbagai hal yang ada di sekitar anak. Bertanya tentang yang ada di lingkungan sekitar, misalnya mungkin anak mempunyai pendapat sendiri tentang binatang peliharaan rumah. Apapun pendapatnya, orang dewasa harus menghargai isi pembicaraannya. 6) Bermain peran, ajaklah anak melakukan suatu adegan seperti yang pernah ia alami, misalnya saat berkunjung ke dokter. Bermain peran ini dapat membantu anak mencobakan berbagai peran sosial yang diamatinya. 7) Memperdengarkan dan perkenalkanlah laguanak-anak, ajaklah anak ikut bernyanyi dengan penyanyi yang mendendangkan lagu dari kaset yang diputar. Kegiatan ini sangat menggembirakan anak, selain mempertajam pendengaran anak, memperdengarkan lagu juga menuntut anak untuk menyimak setiap lirik yang dinyanyikan yang kemudian anak menirukan lagu tersebut dan juga menambah kosa kata dan pemahaman arti kata bagi anak.
36
c. Kecerdasan musikal Sujiono
dan
Sujiono
(2004:298-300)
menguraikan
cara
mengembangkan kecerdasan musikal pada anak berikut ini: 1) Beri kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan yang ada pada diri mereka, buat mereka lebih percaya diri. Misalnya, langkah pertama beri pertanyaan “siapa yangsuka musik?”dan selanjutnya “siapa yang suka memainkan alat musik dan bernyanyi?” setelah itu kembangkan pemahaman anak tentang musik. 2) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukan dan dikembangkan dalam kecerdasan musikal, misalnya “career day”di mana para musisi para musisi profesional menceritakan “kecerdasan musiknya”, karya wisata di mana anak diajak ke stasiun radio untuk memutarkan lagu-lagu, biografi dari musisi terkenal, paduan suara, dan lain-lain. 3) Pengalaman empiris yang praktis, buatlah penghargaan terhadap karya-karya yang dihasilkan anak, seperti buat rak pameran seni atau buat pentas seni. 4) Ajak anak menyanyikan lagu-lagu dengan syair sederhana dengan irama dan birama yang mudah diikuti. Stimulasi untuk kecerdasan musikal, antara lain dengan: 1) Meminta anak menciptakan sendiri lagu-lagu, rap, atau senandung. Dilakukan dengan merangkum, menggabungkan, atau menerapkan
37
makna dari yang mereka pelajari, lengkapi dengan alat musik atau perkusi. 2) Diskografi, mencari lagu, lirik, atau potongan lagu dan mendiskusikan pesan yang ingin disampaikan dari lagu tersebut. 3) Konsep musikal, nada musik yang digunakan sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep, pola, atau skema pelajaran. 4) Musik suasana, gunakan rekaman musik yang membangun suasana hati yang cocok untuk pelajaran atau unit tertentu. d. Kecerdasan visual spasial Sujiono dan Sujiono (2004:292-295) menguraikan bagaimana cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak sebagai berikut: 1) Mencoret-coret, untuk mampu menggambar, anak memulainya dengan tahapan mencoret terlebih dahulu. Pada dasarnya kegiatan mencoret yang sejak dini merupakan sarana anak mengekspresikan diri. Kegiatan ini dalam melatih koordinasi tangan, mata anak. 2) Menggambar dan melukis. Biarkan anak menggambar atau melukis apa yang ia inginkan sesuai imajinasi dan kreativitasnya karena menggambar dan melukis merupakan
ajang bagi anak untuk
mengekspresikan diri. 3) Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan menuntut kemampuan anak memanipulasi bahan. Kreativitas dan imajinasi
38
anak pun terlatih karenanya. Selain itu dapat membangun kepercayaan diri anak. 4) Mengunjungi berbagai tempat, dapat memperkaya pengalaman visual anak, seperti mengajaknya ke museum, kebun binatang, dan lainnya. 5) Melakukan permainan konstruktif dan kreatif, sejumlah permainan seperti membangun kontruksi dengan menggunakan balok, mazes, puzzle dan lain sebagainya. 6) Mengatur dan merancang. Kejelian anak untuk mengatur dan merancang, juga dapat diasah dengan mengajaknya dalam kegiatan mengatur ruang kelas, ruang di rumah, seperti latihan menata tempat
tidurnya.
Kegiatan
ini
juga
melatih
anak
untuk
meningkatkan kepercayaan diri anak, bahwa ia mampu memutuskan sesuatu. e.
Kecerdasan kinestetik Sujiono
dan
Sujiono
(2004:290-292)
menguraikan
cara
menstimulasi kecerdasan fisik pada anak, antara lain sebagai berikut: 1) Menari. Anak-anak pada dasarnya menyukai musik dan tari. Untuk mengasah kecerdasan fisik ini dapat dilakukan dengan mengajak anak
untuk
menari
bersama
karena
menari
menuntut
keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan, dan kelenturan otot.
39
2) Bermain peran/drama. Melalui kegiatan bermain peran, kecerdasan gerakan tubuh anak juga dapat terangsang. Kegiatan ini menuntut bagaimana anak menggunakan tubuhnya menyesuaikan dengan perannya, bagaimana ia harus berekspresi, termasuk juga gerakan tangan. Kemampuan sosialisasinya pun berkembang karena ia dituntut dapat bekerja sama dengan orang lain. 3) Latihan ketrampilan fisik. Berbagai latihan fisik dapat membantu meningkatkan ketrampilan motorik anak, tentunya latihan tersebut disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, aktivitas berjalan di atas papan titian. Aktivitas ini dapat dilakukan saat anak berusia 3-4 tahun. Selain melatih kekuatan otot, aktivitas ini juga melatih untuk belajar keseimbangan. 4) Olahraga.
Berbagai
kegiatan olahraga dapat
meningkatkan
kesehatan dan juga pertumbuhan. Olahraga harus dilakukan sesuai dengan perkembangan motorik anak, seperti berenang, sepak bola mini, main tenis, bulu tangkis ataupun senam. Seluruh cabang olahraga pada dasarnya merangsang kecerdasan gerakan tubuh, mengingat hampir semuanya menggunakan anggota tubuh. f. Kecerdasan interpersonal Sujiono dan Sujiono (2004:297-298) menguraikan bahwa cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak, yakni: 1) Mengembangkan dukungan kelompok 2) Menetapkan aturan tingkah laku
40
3) Memberi kesempatan bertanggung jawab di rumah 4) Bersama-sama menyelesaikan konflik 5) Melakukan kegiatan sosial di lingkungan 6) Menghargai perbedaan pendapat antara anak dengan teman sebayanya 7) Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan sosial 8) Melatih kesabaran menunggu giliran 9) Berbicara serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih dahulu g. Kecerdasan intrapersonal Sujiono
dan
Sujiono
(2004:295-297)
menguraikan
cara
mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak sebagai berikut: 1) Menciptakan citra diri positif, “aku anak baik”, “saya anak yang rajin membantu ibu”, dan lain-lain. 2) Pendidik dapat memberikan self image citra diri yang baik pada anak yaitu dengan menampilkan sikap yang angat namun tegas sehingga anak tetap dapat memiliki sikap hormat. 3) Ciptakan suasana serta situasi dan kondisi yang kondusif di rumah dan
sekolah
yang
mendukung pengembangan
kemampuan
intrapersonal dan penghargaan diri anak. 4) Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi, setiap anak tentu memiliki suasana hati yang dialaminya pada suatu saat tertentu.
41
Agar anak terbiasa dan mampu mencurahkan isi hatinya, beri kegiatan semisal mengisi buku harian. Anak dapat menuangkan isi hatinya dalam bentuk tulisan maupun gambar. 5) Bercakap-cakap memperbincangkan kelemahan, kelebihan dan minat anak. Pendidik dapat menanyakan pada anak dengan suasana santai, hal-hal apa saja yang ia rasakan sebagai kelebihannya dan dapat ia banggakan, serta kegiatan apa yang saat ini ia minati. Bantu anak untuk menemukan kekurangan dirinya, semisal sikapsikap negatif yang sebaiknya diperbaiki. 6) Membayangkan diri di masa datang, lakukan perbincangan dengan anak semisal anak ingin seperti apabila besar nanti, dan apa yang akan dilakukan bila dewasa nanti. 7) Mengajak berimajinasi jadi tokoh sebuah cerita. Biar anak berperan menjadi salah satu tokoh cerita yang tengah digemari. h. Kecerdasan naturalis Sujiono
dan
Sujiono
(2004:300-301)
menguraikan
cara
mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak, yaitu: 1) Beri kesempatan pada anak didik untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya. 2) Ceritakan “kondisi akhir” sebagai keteladana dan inspirasi bagi mereka. 3) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukkan ke dalam kecerdasan naturalis, misalnya “career day” di mana para dokter
42
hewan dan ahli binatang menceritakan tentang kecerdasan naturalisnya. 4) Karya wisata ke kebun binatang, pengalaman empiris praktis, misalnya mengamati alam dan makhluk hidup. i. Kecerdasan emosional spiritual Sujiono dan Sujiono (2004:122) menguraikan bahwa cara untuk mengembangkan kecerdasan ini pada anak antara lain: 1) Melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan perilaku baik lisan, tulisan maupun perbuatan, melalui cerita atau dongeng untuk menggambarkan perilaku baik buruk. 2) Mrngamati berbagai berbagai bukti-bukti kebesaran Sang Pencipta seperti beragam binatang dan aneka tumbuhan serta kekayaan alam lainnya. 3) Mengenalkan dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata. 4) Membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Adapun program stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini dapat dilakukan melalui program keteladanan dari orang tua atau orang dewasa sehingga anak terbiasa untuk meniru perilaku baik yang dilihat, melalui program pembiasaan agar anak-anak benar-benar dapat menginternalisasi suatu kegiatan, melalui kegiatan spontan berupa pengawasan terhadap perilaku anak sehari-hari dan melalui pemberian penguatan, dan penghargaan untuk
43
memotivasi anak dalam melakukan berbagai kegiatan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Anak Usia SD 1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam. masa kelas-kelas rendah kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 dan 10 tahun. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun . Erikson (dalam Nana, 2003: 118) menyebutkan pada tahap anak sekolah
ini ditandai oleh kemampuan
menciptakan sesuatu dan rendah diri (industry-inferiorly). Menurut Piaget (dalam Majid, 2014:7-8), kematangan biopsikologis
seseorang
memiliki
tingkatan-tingkatan.
Tingkatan
perkembangan intelektual memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain: Tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap berpikir pra-konseptual (2-4 tahun) yang ditandai dengan mulainya adaptasi terhadap simbol, mulai dari tingkah laku berbahasa, aktivitas imitasi dan permainan. Kemudian pada tahap berpikir intuitif (4-7 tahun)ditandai oleh berpikir pralogis yaitu antara operasional konkret
dengan prakonseptual. Pada tahap ini
perkembangan ingatan siswa didik sudah mulai mantap, tapi kemanapun berpikir deduktif dan induktif masih lemah/belum mantap.
44
Perkembangan intelektual siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret (7-11 tahun) yang ditandai oleh kemampuan berpikir konkret dan mendalam, mampu mengklasifikasi
dan mengontrol
persepsinya. Pada tahap ini, perkembangan kemampuan berpikir siswa sudah mantap, kemampuan skema asimilasinya sudah lebih tinggi dalam melakukan suatu koordinasi yang konsisten antar skema (Muhibin, 1995:67). Berdasarkan tahapan tersebut, siswa sekolah dasar kelas I-VI memiliki tingkatan intelektual operasional konkret dan siswa kelas enam memiliki tingkatan operasional formal. 2. Cara Anak Belajar Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: a.
Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
b.
Mulai berpikir secara operasional.
c.
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda.
d.
Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebabakibat.
45
e.
Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan
tahapan
perkembangan
berpikir
tersebut,
kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: a. Konkret Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. b. Integratif Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilahmilah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. c. Hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan
46
mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi (Majid, 2014:9-10). Pada masa 6-12 tahun , dunia anak lebih banyak di sekolah dan lingkungan sekitar. Ada tiga dorongan besar yang dialami oleh anak pada masa ini yaitu: a.
Dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya (peer group).
b.
Dorongan fisik untuk melakukan berbagai permainan dan kegiatan yang menuntut keterampilan atau gerak fisik.
c.
Dorongan mental untuk masuk dunia konsep, pemikiran dan simbol-simbol orang dewasa. Adapun tugas perkembangan yang dituntut pada masa ini adalah:
a.
Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.
b.
Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang.
c.
Belajar berkawan dengan teman sebaya.
d.
Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita.
e.
Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung.
f.
Pengembangan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
g.
Pengembangan moral, nilai dan hati nurani.
h.
Memiliki kemerdekaan pribadi.
47
i.
Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social. (Sukmadinata, 2003:111) Pada rentang usia sekolah dasar anak mulai menunjukkan perilaku
belajar sebagai berikut: a.
Mulai memandang dunia secara objektif.
b.
Mulai berpikir secara operasional
c.
Mempergunakan
cara
berpikir
operasional
untuk
mengklasifikasikan benda-benda. d.
Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.
e.
Memahami konsep volume zat cair, panjang, lebar, dan luas benda. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran
yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. (Desmita, 2010:35)
48
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
C. Kondisi Umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. Sejarah berdirinya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan lembaga Muhammadiyah cabang Salatiga.
Sebagaimana
lembaga
pendidikan
Islam
lainnya,
SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memberikan perhatian yang lebih terhadap Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum lainnya. Latar belakang dari berdirinya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah SD Muhammadiyah yang dulunya HIS Muhammadiyah merupakan amal usaha monumental
sebagai cikal bakal perkembangan
Muhammadiyah di Salatiga. Masa dulu sekolah ini telah melahirkan banyak kader. Namun setelah memasuki era Orde Baru, sejak mulai tahun 80-an ketika pemerintah mengembangkan SD Inpres, sekolah tersebut mulai mundur dan secara perlahan menuju kematian karena kurangnya animo dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut. Sejak tahun 90-an pimpinan daerah sudah memikirkan solusinya tetapi selalu gagal. Menyikapi kondisi semacam itu akhirnya
pada tahun 2002
(Pimpinan Daerah Muhammadiyah) bersama para
mantan
PDM
pimpinan
mengadakan rapat untuk mengambil keputusan di antara dua pilihan yaitu
49
ditutup atau dikembangkan secara revolusioner dengan mengubahnya menjadi
SD Unggulan, dengan segala konsekuensi pendanaannya.
Kebijakan jatuh pada pilihan ke dua, yang selanjutnya dibentuk Tim Pengembang Pendidikan Muhammadiyah (Desember 2002),
terdiri dari
para tokoh Muhammadiyah dan pakar pen-didikan, yang diketuai oleh Achmadi. Dari kerja tim kemudian di-putuskan
SD Muhammadiyah
tersebut menjadi SD Muhammadiyah Plus. Selanjutnya melihat perkembangan SD Muhammadiyah Plus cukup besarnya minat dari orangtua murid untuk dapat diterima di SD Muhammadiyah Plus, maka Tim Pengembang merasa perlu untuk mengembangkan lokasi baru yang cukup memadai. Alhamdulillah harapan tersebut sudah terkabul dengan membeli tanah di daerah Togaten, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga. Sekarang SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga berada di Jl. Suropati no. 14 Togaten, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti 50721, Salatiga yang sebelumnya berada di Jalan Adisucipto Kalicacing. 2. Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Pembina
: Pengurus Daerah Muhammadiya (PDM) Kota Salatiga
Penyelenggara
: Tim Peneliti dan Pengembangan (PLPM)
Direktur
: Drs. H. Djumadi
Kepala Sekolah
: Sutomo, M. Ag.
50
Waka Sekolah
: Ainul Huri, S. PdI.
Kaur Kurikulum
: Marijo, S. PdI.
Kaur Kesiswaan
: Wiwik Widyastuti, S. Pd.
Kaur Ismuba
: Suharwono, S. PdI.
Kaur Sarpras
: Buhtari, S. Si.
Kaur Humas
: Endra g. H, S.Si.
Kaur Admin dan Ketenag. : Triyono, S. PdI. b. Data Sekolah Nama Sekolah
: SD Muhammadiyah (Plus)
Alamat Sekolah
: Jl. Suropati No. 14 Togaten Salatiga Telp. 0298 322441
RT / RW
: 01 / 05
Dukuh
: Togaten
Kelurahan
: Mangunsari
Kecamatan
: Sidomukti
Kab/Kota
: Salatiga
Provinsi
: Jawa Tengah
Kode Pos
: 50721
Status Sekolah
: Swasta
Status Akreditasi
:A
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Kurikulum
: KTSP
51
c. Data Personalia SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memiliki 36 orang guru pengajar dan 12 orang karyawan dengan rincian sebagai berikut: Daftar Nama Tenaga Pendidik Tahun Pelajaran 2014/2015 No
Nama Pendidik
1 Sutomo, M.Ag. 2 Ainul Huri, S.PdI 3 Triyono, S.PdI 4 Suharwono, S.PdI. 5 Marijo, S.PdI 6 Buhtari, S.Si
7
8
9
10
11
12
Wiwik Widyastuti, S.Pd. Endra Gunawan H., S.Si. Drs. M. A. Wahyudi A. S.W. Hasthanti, S.Pd. Sri Haryuningsih, S.PdI. S. Zulaekah, S.Pd. PGSD
Tanggal
Jab.
Lahir
L/P Ijazah
Mulai Bekerja
KS
23-01-1977
L S 2 2004
01-07-2005
Waka Sek.
18-05-1975
L S 1 2003
01-07-2005
15-05-1979
L S 1 2005
01-07-2005
Kaur ISMUBA 22-02-1981
L S 1 2007
01-07-2004
08-09-1983
L S 1 2008
13-07-2009
05-04-1972
L S 1 1997
02-02-2007
05-10-1980
P S 1 2003
20-07-2010
Guru
12-11-1985
L S 1 2009
13-07-2009
Guru
10-08-1967
L S 1 1992
01-07-2004
Guru
22-12-1968
P S 1 2002
01-07-2004
Guru
07-07-1979
P S 1 2002
01-07-2004
Guru
23-05-1977
P S 1 2003
01-08-2004
Kaur Admin + Ketenag.
Kaur Kurikulum Kaur Sarpras Kaur Kesiswaan
52
13
Dwi Wuryandari,
Guru
13-11-1983
P S 1 2006
02-02-2007
Guru
12-12-1982
P S 1 2006
02-02-2007
Guru
14-05-1982
P S 1 2006
02-02-2007
Guru
10-01-1980
L S 1 2003
01-11-2007
Guru
17-04-1981
P S 1 2007
30-07-2008
Guru
21-04-1984
P S 1 2007
30-07-2008
Guru
17-08-1979
P S 1 2003
30-07-2008
Guru
05-09-1977
L S 1 2004
30-07-2008
Guru
06-12-1987
P S 2 2014
20-07-2010
Guru
05-3-1985
P S 1 2010
01-03-2011
Guru
23-11-1988
P S 1 2010
01-03-2011
Guru
05-10-1987
P S 1 2010
01-03-2011
25 Muttaqin, M.PdI
Guru
08-07-1985
L S 2 2014
01-10-2009
26 Ani Irawanti, S,Pd.
Guru
01-02-1988
P S 1 2011
01-07-2011
27 Ana Irawanti, S.Pd
Guru
01-02-1988
P S 1 2010
16-07-2012
Guru
19-02-1987
P S 1 2012
15-07-2013
14
15
16
17
18
19
S.Pd. Ida Sulistyaningati, S.Pd. Norra Rizkasari, S.T. Fikri Gunawan, S.P. Fulatul Anisa, S.Pd. Riyani Maunah, SE Siti Rahayu O.G, S.PdI
20 Rifa Asqowi, S.PdI
21
22
23
24
28
Puji Lestari B., M.Pd.. Khanif Nurul Laili, S.PdI Henny Widhi A., S.PdI Okta Fiana Safitri, S.Pd.
Vera Atmawati, S.Pd
53
29 Ina Dinawati, S.S
30
31
32
33
34
35
36
Shafiah Isnaini, S.Si Alfina Febri S., S.Pd Wulan Ariyanti, S.PdI Endah Nova Astuti, S.Pd. Vera Dwi Utami, S.Pd. Alda Indrawan, SPd Ria Amalia Sholehah, SPd.SD
Guru
26-08-1988
P S 1 2010
15-07-2013
Guru
26-06-1986
P S 1 2011
15-07-2013
Guru
04-02-1987
P S 1 2011
15-07-2013
Guru
1-02-1083
P S1 2007
1-07-2014
Guru
09-11-1989
P S1 2012
1-07-2014
Guru
12-09-1990
P S1 2013
1-07-2014
Guru
30-04-1990
L S1 2012
1-07-2014
Guru
21-10-1991
P S1 2014
1-07-2014
Daftar Nama Tenaga Kependidikan Tahun Pelajaran 2014/2015
No
Nama Tenaga Kependidikan
Jab.
Tanggal
L/P
Ijazah
Bekerja
1
Sumarna
SC
19-06-1958
L
2
Sugimin
CS
08-08-1948
L
SD
1962 01-07-2007
3
Sunarno
PJG
12-12-1959
L
SD
1971 01-07-2007
4
Joko Retno Sutrisno
CS
09-09-1968
L SMEA 1984 01-07-2007
5
Wiwin Tri H., S.HI
TU
02-05-1979
L
S.1
6
Aris Sunandar
CS
01-01-1980
L
SMP
7
Neniek Maslikah, SE
TU
14-04-1981
P
S1
2012 04-01-2010
8
Sri Wardani,SE
TU
09-11-1978
P
S1
2002 01-05-2010
9
Nurul Hidayati, S.PdI
TU
’24-02-1982
P
S1
2008 16-07-2012
54
SLTA 1980 01-07-2007
2006 01-10-2009 01-11-2009
10
11 12
Yuniyah Winarti,
Pustaka-
A.Ma.Pust
14-6-1977
P
D2
2013 1 Juli 2014
TU
25-9-991
P
D3
2013 1 Juli 2014
CS
26-9-1992
L
wan
Inas Septa Hidayati, AMd.E,Sy Erfa Jumian
SMA 2011 1 Juli 2014
(sumber: Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga) Keterangan: SC
= Steering Commite
CS
= Custemer Service
TU
= Tata Usaha
PJG
= Penjaga
Berdasarkan dari data di atas, diketahui bahwa tenaga pengajar di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga telah mendapatkan titel S1, bahkan ada beberapa yang telah mendapatkan titel S2. Hal ini sesuai dengan harapan pemerintah yang menyebutkan bahwa tenaga pengajar di sekolah tingkat dasar minimal lulusan S1. d. Data Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan salah satu sekolah yang mempunyai daya tarik yang besar terhadap masyarakat kota Salatiga dan sekitarnya untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah tersebut karena kualitas yang tidak diragukan lagi. Berikut data jumlah siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun pelajaran 20014/2015
No
Kelas
Jml Siswa
Rombel L
55
P
Total
Jml
Abu Bakar Ash Shidiq
18
16
34
Umar Bin Khatab
19
15
34
Utsman Bin Affan
16
18
34
Ali Bin Abi Thalib
18
16
34
Zaid Bin Tsabit
18
20
38
Kholid Bin Walid
17
21
38
Salman Al Farizi
21
17
38
Thoriq Bin Ziyad
20
17
37
Ibnu Sina
18
12
30
Al Ghozali
17
13
30
Al Khawarizmi
16
14
30
Ibnu Rusd
14
10
24
Hj. Supartinah
15
15
30
17
15
32
Ali Munawar
18
14
32
Amin Rais
14
16
30
Ahmad Dahlan
16
16
32
Al Kindi
16
14
30
17
13
30
7
6
13
332
298
630
1
4
2
4
3
4
151
4
Prof. H. Achmadi
3
5
6
136
114
2
Al Farabi
3
Al Rumi 20
56
94
62
73
630
3. Visi dan Misi Visi: Pusat keunggulan di bidang IMTAQ dan IMTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan. (The centre of “faithand devetion” and “science and tecnology” excellence with nationalism and environmental caring based”. Misi: a. Menumbuhkan sikap kemandirian dalam beribadah. (The grow and attitude of being independent in worship). b. Membentuk pribadi sopan dalam bersikap, santun dalam berucap, dan berempati. (To forma personality which is polite inattitude, mannered in saying and emphatic). c. Menghargai dan membentuk karakter peserta didik. (To appreciate and form the character of student). d. Mengembangkan budaya lokal dan kreativitas peserta didik. (To develop local culture and students creativity). e. Menciptakan, menumbuhkan budaya bersih dan sehat serta memelihara lingkungan hidup. (The create, grow clean,and healthy culture and keep the living environment). f. Menumbuhkan belajar mandiri. (The grow self study).
57
g. Mengembangkan budaya disiplin dan berprestasi. (The develop disclipene and highly achieved culture). h. Menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi peserta didik. (To dig, grow, and publish students potency). i. Memberikan bekal dasar ketrampilan TIK dan berbahasa asing. (The give basic skill of Information Technology and foreign language). j. Meraih posisi sekolah bertaraf internasional. (To achieve international standard school). Selain Visi dan Misi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memiliki tujuan, yaitu: mengusahakan terbentuknya pelajar muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air, berguna bagi masyarakat dan negara. 4. Sarana Prasarana dan Fasilitas Luas lahan SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memang tidak terlalu luas. Meskipun begitu, keterbatasan lahan ini tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas belajar mengajar. Siswa di sekolah ini masih mempunyai tempat yang cukup untuk belajar sekaligus bermain. Sekolah ini memiliki sarana prasarana dan fasilitas yang sudah cukup lengkap. Adapun sarana prasarana dan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:
58
Daftar Sarana Prasarana SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga
No
Nama Barang
Jumlah
1
Meja siswa
570
Buah
2
Kursi siswa
570
Buah
3
Meja guru
30
Buah
4
Kursi guru
30
Buah
5
Meja Ka. Sekolah
1
Buah
6
Kursi Ka. Sekolah
1
Buah
7
Meja kursi tamu
2
Unit
8
Meja kursi kantin
6
Unit
9
Lemari Kelas
19
Buah
10
Lemari Kantor
3
Buah
11
Lemari Raport
3
Buah
12
Lemari Sarpras
4
Buah
13
Rak Buku
6
Buah
14
Rak tropy
1
Buah
15
Komputer Kantor
7
Buah
16
Komputer Siswa
31
Buah
17
Printer
6
Buah
18
Laptop Kantor
6
Buah
19
Meja Kantor
4
Buah
59
Keterangan
20
Kursi Kantor
4
Buah
21
Kipas Angin
42
Buah
22
AC
4
Buah
23
Kulkas
1
Buah
24
File kabinet
1
Buah
25
Sound System
3
Unit
26
Ruang kelas
19
Unit
27
Ruang UKS
1
Unit
28
Ruang Guru
1
Unit
29
Ruang Perpustakaan
1
Unit
30
Ruang Lab Komputer
1
Unit
31
Kamar Mandi
10
Unit
32
Halaman/Lapangan
1
Unit
33
Parkir
1
Unit
34
Ruang sirkulasi
1
Unit
35
Kantin sehat
1
Unit
36
Wastafel
9
Unit
37
Tempat wudhu
2
Unit
38
Gudang
1
Unit
39
Dapur
1
Unit
40
Kursi Tunggu
2
Unit
(Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga)
60
5. Kegiatan Ekstrakurikuler Selain kegiatan belajar mengajar di kelas, dalam menggali potensi dan
bakat
siswanya
SD
Muhammadiyah
(Plus)
Kota
Salatiga
mengembangkan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Siswa bebas memilih kegiatan sesuai dengan keinginannya. Antusias siswa begitu tinggi untuk mengikuti berbagai kegiatan tambahan ini. Kegiatan ekstrakulikuler rutin dilaksanakan setelah jam sekolah selesai. Pengampu kegiatan ekstrakulikuler adalah guru yang berkompeten atau pihak luar yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. Selain kegiatan ekstrakulikuler siswanya juga dikembangkan bakat dan prestasi yang mana hal ini siswa dipilih langsung oleh guru berdasarkan pengamatan sejak siswa duduk di kelas 1. Berikut kegiatan ekstrakurikuler SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 2014/2015: No
Ekstra-
Jadwal
Pendam-
kulikuler 1.
2.
Mewarnai
Futsal
Pelatih
Tempat
Siswa
ping Senin
Riyani dan
13.00-14.30
Agus
Senin
Muttaqin,
14.00-15.00
15.00-16.00
Dewi
Aula
Kelas 1-2
Said
Gedung
Kelas
Fikri G,
futsal
1-2
dan Rifa
arena
Asqowi
(Kemiri)
Kelas 3-5
3.
Paduan
Senin
Dwi
suara
14.00-15.30
Wuryani, Wulan
61
Aula
Kelas 3-5
Ariyanti 4.
Seni tari
Rabu
Ida S. Dan
13.00-14.00
Verra Dwi
Wido
Aula
Kelas 1-2
U.
5.
Selasa
Kelas
14.00-15.00
3-5
Tapak suci Selasa
Buhtari
14.00-15.30 6.
7.
8.
9.
Badminton Selasa
Robotika
TIK
Pramuka
Triyono,
Alda
Lapangan
Kelas
sekolah
5
Gedung
Kelas
KORPRI
3-5
14.00-15.30
Wiwin T.
Rabu
Endra
Tim
Kelas
14.00-15.00
Gunawan
robotika
4-5
Rabu
Rifa
Ruang
Kelas
10.30-12.00
Asqowi
kelas
4-5
Kamis
Harwana,
Lapangan
Kelas
14.00-15.30
Heni, dan
sekolah
4
Ruang
Kelas
kelas
3-5
Sekolah
Kelas 3-5
Pelatih
Ana I. 10. Macapat
Kamis
Ina D.
14.00-15.30 11. Drumband
Jum’at 13.00-
Ainul H.,
14.30
Alfina, Siti
Lap.
Z.
Kembang
Anwar
-arum 12. Kidsband
Jum’at 15.00-
Wiwin TH
Ryan
Kantin
16.00 13. Tilawah
14. Kaligrafi
Kelas 3-5
Jum’at 13.00-
Siti N., Ina
Ruang
Kelas
14.30
D.
kelas
1-5
Jum’at 10.30-
Suharwono
Ruang
Kelas
12.00
kelas
62
3-5
Berikut kegiatan bakat dan prestasi SD
Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga: No 1
Kegiatan Matematika
Jadwal Senin, 14.00-15.30
Pendamping Fulatul A., Vera A., Endah N.
Rabu, 14.00-15.30 2
IPA
Senin, 14.00-15.30
Syafiah, Wulan A, Okta F.
Rabu, 14.00-15.30 3
Cipta Puisi, Pidato
Jum’at,
Ani I., Puji L.
11.00-12.30 4
Bahasa Inggris
Selasa, 14.00-15.30
Sri W., Wiwik W.
5
CCQ
Rabu, 14.00-15.30
Siti R., Khanif Nur L.
6
Dacil/Pidato
Rabu, 14.00-15.30
Marijo
7
Dokter kecil
Rabu, 14.00-15.30
Norra R.
8
Adzan
Rabu, 14.00-15.30
Ainul Huri
9
Batik
Jum’at,
Sri R.
14.00-15.30 10
Pantomim
Jum’at,
Muttaqin
14.00-15.30
6. Prestasi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang unggul dalam prestasi banyak. Berbagai prestasi, baik dalam kejuaran mata pelajaran umum, olahraga maupun
63
agama telah diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Prestasi ini tidak hanya diraih oleh siswanya akan tetapi guru dan karyawannya juga. Berikut berbagai prestasi yang diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (2014-2015):
No
Juara
Lomba
Tingkat
Waktu
Nama Peserta
1
II
Mewarnai Gambar
Honda “Tour Ramadhan 1435 H” Kota Salatiga
Sabtu, 19 Juli 2014
Sekar Wicitra Tuwuh Karanasih
2
III
Mewarnai Gambar
Honda “Tour Ramadhan 1435 H” Kota Salatiga
Sabtu, 19 Juli 2014
Elmecca Adisti Naula Mumtaz
3
II
Menabuh Bedug
Honda “Tour Ramadhan 1435 H” Kota Salatiga
Sabtu, 19 Juli 2014
Wimar Bakti Wicaksono
4
IV
Menulis Cerpen KKPK
Tema; Aku dan Olahraga Tingkat Nasional
Selasa, 2 Sept 2014
Aisya Sabrina Rahma
5
III
Kepala SD/MI Berprestasi
Pemilihan Guru,KepSek Berprestasi dan Guru PLB Berdedikasi Tingkat Kota Salatiga
Jum’at, 29 Agust 2014
Sutomo, M.Ag
6
I
LSBK(lomba sekolah berkarakter)
UPT Disdikpora Kec Sidomukti
11 September 2014
SDMPLUS
64
7
I
Pildacil
Pildacil Tk. Jateng UKM Rebana Modern
20-Sep-14
8
II
Pidato
Pentas PAIS Propinsi
30 Sept - 2 Wildan Okt 2014 Mauzakawali Saptian
9
III
Tae Kwon Do (U.28)
Salatiga Cup
27-Sep-14
Arleondiro Astungkara Haidar M
10
III
Tae Kwon Do (U.28)
Salatiga Cup
27-Sep-14
Abimanyu Dwi Saputra
11
III
Tae Kwon Do (U.33)
Salatiga Cup
27-Sep-14
Arya Restu Bayu Aji
12
II
Tae Kwon Do (putri)
Salatiga Cup
27-Sep-14
Nabila Luthfi Putri Salsabila
13
II
Tae Kwon Do (U.28)
Salatiga Cup
27-Sep-14
Haikal Fakhreza Hariyuda
14
I
Tae Kwon Do (U.26)
Salatiga Cup
27-Sep-14
Haikal Fakhrezi Hariyuda
15
I
Perputakaan
UPT Disdikpora Kec Sidomukti
30 September 2014
Perpustakaan SDMPLUS
16
II
Display Drumband
Lomba Drumband tk. Kota Salatiga
11 Oktober 2014
Tim Marching Band
17
I
Gitapati
Lomba Drumband tk. Kota Salatiga
11 Oktober 2014
Nasywa Aurellia Zahrani
18
Har III
Mewarnai
Lomba Menggambar TK SD 3-4
12 Oktober 2014
Biona
65
Wildan Mauzakawali Saptian
19
I
Khat & Kaligrafi pa
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Ariq Naufal Fahri Wiratno
20
I
Khat & Kaligrafi pi
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Yunia Puspa Rianti
21
I
TIKI pi
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Mayrizkia Devi Safira
22
I
LKHI pi
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Nasywa Aurellia Zahrani
23
I
Khitabah pa
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Wildan Mauzakawali Saptian
24
II
Khitabah pi
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Dian Janan Thahirah
25
II
TIKI pa
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Alvian Tegar Wiranda
26
II
Adzan
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
M. Haromain Syah Maidan
27
III
MTQ pa
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Syaulan Al Falaahi Atmaja
28
III
MTQ pi
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Fajri Nur Hidayah
29
III
Cerita Islami pa
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Rahmadani Angger S
30
III
CCQ (Mapel PAI)
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober
Gazza Amru Septian
66
2014 31
III
LKHI pa
MAPSI Kota Salatiga
14 Oktober 2014
Fadhil Muhammad Zaki
32
I
Tae Kwon Do (U.28)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal
17 Oktober 2014
Haikal Fakhreza Hariyuda
33
I
Tae Kwon Do (U.26)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal
17 Oktober 2014
Haikal Fakhrezi Hariyuda
34
II
Tae Kwon Do (U.28)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal
17 Oktober 2014
Abimanyu Dwi Saputra
35
II
Tae Kwon Do (U.28)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal
17 Oktober 2014
Muhammad Saddam
36
II
Jingle CTPS
DKK Kecamatan Sidomukti
18 Oktober 2014
Tim Jingle
37
III
Mewarnai melengkapi
Lomba dan pentas seni Eben Hezer
19 Oktober 2014
Elmecca Adisti Naula Mumtaz
38
I
Lomba Komputer
Lomba dan pentas seni Eben Hezer
19 Oktober 2014
Elmecca Adisti Naula Mumtaz
39
II
Badminton Beregu
Djarum Foundation Se Kota Salatiga
29 Oktober 2014
Aura dan Tiwi
40
I
Tae Kwon Do (U.28)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional
14 November
Abimanyu Dwi Saputra
67
di Jakarta
2014
41
I
Menggambar
Semarang
16 November 2014
Chika yuta
42
I
Siswa Berprestasi Putra
SDN Dukuh 1 Salatiga
19 November 2014
Angger
43
III
Siswa Berprestasi Putra
SDN Dukuh 1 Salatiga
19 November 2014
Afif G
44
II
Siswa Berprestasi Putri
SDN Dukuh 1 Salatiga
19 November 2014
Nasywa
45
I
Mewarnai
Dies Natalis SMP 6 Salatiga
23 November 2014
Elmecca Adisti Naula Mumtaz
46
I
Menggambar
Dies Natalis SMP 6 Salatiga
23 November 2014
Chika yuta
47
II
Siswa Berprestasi (PA)
Kota Salatiga
29 November 2014
Angger
48
I
Badminton Anak Pi Madya
Salatiga Cup 2014
14-17 Desember 2014
Aura
49
I
Badminton Usia Dini Pi Utama
Salatiga Cup 2014
14-17 Desember 2014
Aura
50
II
Badminton Anak Pi Utama
Salatiga Cup 2014
14-17 Desember 2014
Aura
51
II
Sempoa Foundation 1A
Semarang
18 Januari 2015
Gavi
52
I
Khithabah
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H.
68
Wildan
Putra
Kec Sidomukti
2015
53
II
Khithabah Putri
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Nadine
54
I
MTQ Putra
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Shaulan
55
I
MTQ Putri
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Fajri
56
I
TIK Islami Putra
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Tegar
57
I
TIK Islami Putri
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Devi Shafira
58
I
Khat Putra
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Ariq
59
I
Khat Putri
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Puspa Rianti
60
I
Macapat Putra
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Davala
61
II
Macapat Putri
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec
Azzahra
69
Sidomukti 62
I
Cerita Islami Putra
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Angger
63
I
Cerita Islami Putri
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Shafna
64
II
Adzan
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Wimar
65
I
Tartil Putra
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Randy
66
I
Shalat Putra
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Rafqi
67
III
CCQ
Pekan Maulid 28 Januari Nabi 1436 H. 2015 Kec Sidomukti
Wildan
68
I
Tae Kwon Do (U.28)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Magelang
30 Januari 2015
Haikal Fakhreza Hariyuda
69
I
Tae Kwon Do (U.26)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Magelang
30 Januari 2015
Haikal Fakhrezi Hariyuda
70
III
Tae Kwon Do (U.28)
Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional
30 Januari 2015
Ilham
70
di Magelang 71
I
Menggambar
Gramedia damn Persipda
31 Januari 2015
Chika yuta
72
Har I
Mewarnai
Gramedia damn Persipda
31 Januari 2015
Lathifa
73
Har I
Dongeng B Ingris
Gramedia damn Persipda
1 Februari 2015
Naila Apsari
74
Har III
Dongeng B Ingris
Gramedia damn Persipda
1 Februari 2015
Alifianisa Anggun
75
I
Melengkapi Gambar
Lounching FKPAI Kota Salatiga
1 Februari 2015
Elmecca
76
II
Menggambar
Lounching FKPAI Kota Salatiga
1 Februari 2015
Chika Yutha
77
I
Khithabah Putra
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Wildan
78
I
MTQ Putri
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Fajri
79
I
TIK Islami Putra
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Tegar
80
I
TIK Islami Putri
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Devi Shafira
81
I
Khat Putra
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Ariq
71
82
I
Khat Putri
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Puspa Rianti
83
I
Cerita Islami Putra
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Angger
84
III
Cerita Islami Putri
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Shafna
85
III
Adzan
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Wimar
86
I
Tartil Putra
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Randy
87
I
Shalat Putra
Pekan Maulid 4 Februari Nabi 1436 H. 2015 Kota Salatiga
Rafqi
88
II
OSN Matematika
Kejuaraan OSN Kec. Sidomukti
9 Feb 2015
Afif
89
II
OSN Sains
Kejuaraan OSN Kec. Sidomukti
9 Feb 2015
Angger
90
II
Tae Kwon Do (U.28)
Kejuaraan POPDA Salatiga
24 Feb 2015
Abimanyu Dwi Saputra
91
III
Tae Kwon Do (U.30)
Kejuaraan POPDA Salatiga
24 Feb 2015
Ilham Akbar Ramadhan
92
I
Badminton
Kejuaraan POPDA Salatiga
26 Feb 2015
Aura Sang Kurnia
39
II
Tenis Lapangan
Kejuaraan POPDA
27 Feb 2015
Farhan Firmansyah
72
Salatiga
Utomo
94
I
LCC
Kejuaraan LCC Kec. Sidomukti
30 Maret 2015
Afif, Angger, Arsya
95
II
Marathon 2 KM
Kejuaraan Marathon
11 April 2015
Abi
96
I
Pildacil UIN DIY
Piala Rektor
12 April 2015
Wildan
97
I
Pildacil UNWIDA Klaten
Piala Rektor
19 April 2015
Wildan
98
I
Kepsek Berprestasi
Disdikpora Kota Salatiga
26 April 2015
Sutomo, M.Ag
99
I
Membatik
FLS2N
13 Mei 2015
Kayra
100
I
Cipta Puisi
FLS2N
13 Mei 2015
Arba
101
I
Pidato B. Ind.
FLS2N
13 Mei 2015
Nasywa
102
I
Gambar Bercerita
FLS2N
13 Mei 2015
Chika
103
III
Tilawah
MTQ Pelajar
19 Mei 2015
Farah Laili
104
I
Menyanyi Tunggal
Lomba Seni Nasionalisme
25 Mei 2015
Alya
105
II
Pidato B Ind
FLS2N
26 Mei 2015
Nasywa
106
III
Cipta Puisi
FLS2N
26 Mei 2015
Arba
107
II
Membatik
FLS2N
26 Mei 2015
Kayra
108
I
Gambar
FLS2N
26 Mei
Chika
73
Bercerita
2015
109
II
Badminton anak Putri Utama
Djarum Foundatoin 2015
29 Mei 2015
Aura Sang Kurnia
110
I
Badminton anak Putri Madya
Djarum Foundatoin 2015
29 Mei 2015
Aura Sang Kurnia
111. III
Pidato PAI
Kemenag Kota Salatiga (Pentas PAI)
10 Mei 2015
Arya Restu Bayu Aji
112. III
Pidato PAI
Kemenag Kota Salatiga (Pentas PAI)
10 Mei 2015
Nadine Benita
113. III
MHQ
Kemenag Kota Salatiga (Pentas PAI)
10 Mei 2015
Farah Laili
114. II
Adzan dan Iqomah
Festival Khazanah Hati Beriman
13 Mei 2015
M. H. Syah Maidan
115. I
Asmaul Husna
Festival Khazanah Hati Beriman
13 Mei 2015
Eryca, Rana, Tsaqif, Danish
Selain siswa dan Kepala Sekolah yang berprestasi, berikut beberapa prestasi yang diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga: Prestasi Guru
No
Nama Guru
1.
Buhtari
Bidang Alat Peraga
Tahun Nas/Prov/Kab
Juara 1,2,3
Bukti Fisik
2015
Kota Salatiga
I
Piagam
2015
Kota Salatiga
II
Piagam
Edukatif 2.
Syafiah
Alat Peraga
Isnaini
Edukatif
74
3.
4.
Dwi
Alat Peraga
Wuryandari
Edukatif
Ainul Huri
Guru
2015
Kota Salatiga
III
Piagam
2015
Kecamatan
I
Piagam
Berprestasi
Sidomukti
Prestasi sekolah dalam bidang inovasi pembelajaran
No
Bidang Inovasi
Bentuk
Pembelajaran
Inovasi
Tahun Nas/Prov/Kab
1. Endra Gunawan Pembelajar- 2015 Hermanto
Kota Salatiga
Juara
Bukti
1,2,3
Fisik
1
Piagam
an Berbasis
dan FC
IT “ Power
modul
Point”
A
kreditasi sekolah
No
Lembaga yang Menilai / memberi
Nilai
nilai akreditasi
Akreditasi
1. PBadan Akredirasi Nasional
Keterangan
88
A
Bukti Fisik Sertifikat
PSekolah/Madrasah (BAN-S/M) Penghargaan yang diterima sekolah
Instansi yang No Penghargaan yang diperoleh Tahun
memberi
Bukti Fisik
penghargaan 1. Perpustakaan Kecamatan
2014
Sidomukti
UPT Disdikpora
Piagam
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
2. Sekolah Berkarakter
2014
Kecamatan Sidomukti
UPT Disdikpora
Piagam
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
3. Perpustakaan Kota Salatiga
2014
Disdikpora Kota Salatiga
75
Piagam
4. Sekolah Berkarakter Kota
2014
Salatiga
Disdikpora Kota
Tropy
Salatiga PenePenghargaan Sistem Informasi Akademik
No 1.
2.
3.
4.
Jenis Program yang dikembangkan
( d ( Hotdsport (Wi-fi) o k u Gateway SMS m ( D o k Whats u App m ( (
Facebook Sekolah
Tahun 2012/2013
Hasil yang dicapai Bukti Fisik Facebook Sekolah
Alamat Facebook
2012/2013
Hot sport (Wi-fi)
Hot sport (Wi-fi)
2013/2014
SMS Gateway
Gambar halaman SMS Gateway
2014/2015
Whats App
Gambar halaman Whats App
Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga) 7. Kurikulum Kurikulum yang dipakai di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum memuat mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri (Mulyasa, 2008:50). Mata pelajaran itu meliputi Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan, Bahasa Jawa, Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, juga mata pelajaran pendidikan agama yang meliputi Fikih, Aqidah Akhlak, Qur’an Hadis dan juga mata pelajaran ke-Muhammadiyah-an.
76
Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus di asuh oleh guru.
Pengembangan
diri
bertujuan
untuk
mengembangkan
dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik. Pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikulum.
Di
SD
Muhammadiyah
(Plus)
Kota
Salatiga
pengembangan diri dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. 8. Standar Kompetensi Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008:170). Standar kompetensi yang harus dicapai siswa selama belajar di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga antara lain: a. Melaksanakan sholat dengan tertib dan bacaan yang benar. b. Manghafal ayat-ayat pilihan dan memahami maknanya. c. Menghafal 50-70 hadist pilihan dan memahami maknanya. d. Pengenalan kosa kata dan dialog pendek dalam Bahasa Arab maupun Inggris, serta kemampuan berkomunikasi untuk percakapan harian tingkat dasar. e. Pengenalan konsep dasar matematika, sosial, sains, dan apresiasi teknologi. f. Mengaplikasikan komputer untuk belajar mandiri. g. Memiliki life skill yang dibutuhkan dalam lingkungan pergaulan di masyarakat.
77
D. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. MI
dan
Tujuan
Pengembangan
Multiple
Intelligence
di
SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Hasil penelitian mengenai Multiple Intelligence
dapat dilihat dari
hasil wawancara sebagai berikut: “Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda. Seperti kecerdasan linguistik, matematis, kinestetik dan lainnya”.(S/MI/R/20-052015/09.00 WIB). Sumber lain yakni W dan
SI juga berpendapat tentang Multiple
Intelligence. “MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal, terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang dimiliki setiap anak.”(W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “MI itu merupaka macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang berbeda-beda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan, biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu mengembangkannya.”(SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB). Hal yang tidak berbeda jauh juga diutarakan oleh M. “Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek.” (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB). Menurut hasil wawancara, tujuan pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah:
78
“Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima pembalajaran yang kita sampaikan.”(S/TMI/R/2005-2015/09.00 WIB). Adapun narasumber lain yakni SI, W, dan M memberikan keterangan yang lebih rinci terkait tujuan MI di sekolah tersebut. “Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi. Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya. (SI/TMI/R/20-05-2015/10.30 WIB). “Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita lejitkan agar anak bisa confident.”(W/TMI/R/20-05-2015/10.10 WIB) “Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan masing-masing, karena setiap anak memiliki kecenderungan masingmasing. Mengidentifikasi anak melalui observasi secara langsung, test, checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka (peserta didik)”.(M/TMI/R/20-05-2015/12.30 WIB)
2. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Hasil penelitian tentang pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, peneliti dapatkan dari proses wawancara dan juga observasi. a. Model Pembelajaran
79
Adapun
model
pembelajaran
yang
dilaksanakan
di
SD
Muhammadiyah (Plus) Salatiga dapat diketahui dari hasil wawancara sebagai berikut: “Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman dan senang dalam belajar.”(M/MP/R/20-05-2015/12.30 WIB) Selain itu narasumber lain W, SI, dan S juga menjelaskan tentang model pembelajaran yang tidak jauh beda. “Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung. Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan kinestetik. Sehingga anak tidak merasa belajar secara underpreasure.”(W/MP/R/20-05-2015/10.10 WIB) “Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala materi yang kita jelaskan.” (SI/MP/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita dengan model yg “fun” menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan jika dengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak akan mudah menerima dan memahami.” Selain dari wawancara, peneliti juga melakukan observasi lapangan untuk mengetahui model pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Observasi peneliti lakukan pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2014 di Kelas IV Ali Munawar. Setelah seorang siswa memimpin doa, guru membuka pelajaran dengan bertanya kabar kepada siswa. Pada saat itu guru akan menyampaikan mata pelajaran IPA pada materi gaya. Guru menunjukkan
80
beberapa benda yang ada di kelas. Guru akan menyampaikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda. Pada saat itu salah satu benda yang ditunjukkan adalah meja. Gaya yang diberikan pada kayu membuat kayu berubah bentuk menjadi sebuah meja. Siswa mampu ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Misalnya siswa antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Bu Syafi’ah selaku guru kelas IV yang mengampu IPA. Bu Syafi’ah meminta anak-anak untuk menyebutkan contoh benda lain yang ada di kelas maupun sekitarnya yang berubah bentuk akibat gaya (P/MP/21-05-2015). Selain itu ada kegiatan pembiasaan pagi. Kegiatan pagi merupakan program rutin yang dilakukan setiap hari. Pembiasaan pagi dimulai jam 07.00-08.30 WIB. Sebelum proses pembelajaran dimulai para siswa dibiasakan untuk mengaji (membaca Iqra’ dan Al-Qur’an), hafalan hadits-hadits, surat-surat pendek (juz 30), shalat dhuha dan lain sebagainya. (P/LP/22-05-2015). Setelah selesai siswa dan guru memulai proses
belajar.
mengajarmasuk
ke
dalam
kelas
dan
memulai
pembelajaran. Guru membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi atau
pertanyaan
pembuka
kepada
siswa
untuk
pengkondisian.
Selanjutnya guru menyampaikan materi menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Setelah penyampaian materi selesai maka guru melakukan evaluasi. Setelah kegiatan belajar selesai guru mengkondisikan siswa untuk melakukan sholat Dzuhur berjamaah. (P/LP/22-05-2015)
81
b. Media, alat dan sumber ajar Guru di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menggunakan berbagai macam media, alat peraga, dan sumber ajar dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan wawancara, diketahui media dan alat peraga yang digunakan adalah: “Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan tidak hanya dari buku bisa juga dari internet.”(W/ASA/R/20-052015/08.15 WIB) “Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulangtulang dll), anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan. Insyaallah untuk alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi. Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan gambar, audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka bergerak.” (SI/ASA/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain, seperti outing class ke alam nyata.” (M/ASA/R/20-05-2015/12.30 WIB)
Hal yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh S. “Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan menggunakan alat sesuai. Contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, dan lingkungan lingkungan sekitar.” (S/ASA/R/20-05-2015/09.00 WIB)
82
c. Kegiatan di Luar Kelas atau Kegiatan Tambahan Menurut hasil wawancara, kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembanan MI di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah sebagai berikut: Untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra. Baik itu di bidang akademik maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan lainnya.”(M/KT/R/20-05-2015/12.30 WIB) “Kita mengadakan “outing class” belajar di luar. Misal untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya.” (SI/KT/R/2005-2015/10.35 WIB) Sedangkan menurut sumber lain: “Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak, dan ada ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub dan lainnya.” (W/KT/R/20-05-2015/10.10 WIB) “Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung jawa tengah, naik pesawat ke Jakarta, dll.” “Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak yang sesuai dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids, badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas 3.” (S/KT/R/20-05-2015/09.00 WIB)
83
Peneliti juga melakukan observasi pada tanggal 20 Mei 2015 untuk mengetahui kegiatan tambahan dalam pembelajaran. Hasil pengamatan salah satunya yaitu TIK Islami yang diperuntukan untuk kelas IV dan V. Dalam mengikuti TIK Islami ini siswa terlihat antusias. (P/KT/20-052015). d. Perasaan Siswa Dalam mengikuti kegiatan sekolah, tentu banyak hal yang dirasakan siswa. Baik itu senang bosan dan sebainya. Menurut hasil wawancara terkait yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah didapat hasil seperti berikut: “Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya dengan hal itu mereka merasa senang.”(W/PS/R/20-05-2015/10.10 WIB) “Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anakanak diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.”(M/PS/R/20-05-2015/12.30 WIB)
Sumber lain mengatakan: “Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan anak. Tidak dipaksakan. Kalau ada yang belum teridentifikasi, itu merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali terus.”(M/PS/R/20-05-2015/09.00 WIB) “Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal, mereka bertanya: “Kok bisa gini ya bu?”meski ada satu dua yang tidak itu sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masing-masing. Misalnya anak ini senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya.”(SI/PS/R/20-052015/10.35 WIB) 84
Peneliti juga melakukan observasi ke dalam kelas-kelas. Terlihat siswa begitu antusias mengikuti kegiatan di sekolah. Baik itu di dalam maupun di luar kelas. Anak-anak merasa senang karena dalam mengikuti kegiatan siswa tidak dipaksa, selain itu kata beberapa siswa gurunya enak-enak dan tidak galak. Jadinya mereka mudah menerima pelajaran atau hal yang disamapaikan oleh guru. e. Kesesuaian Kegiatan dengan Kecerdasan Siswa Menurut hasil wawancara, kesesuaian kegiatan yang diikuti siswa dengan kecerdasan yang dimiliki adalah sebagai berikut: “Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain sebagainya.”(SI/KK/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu. Satu minggu dibagi menjadi bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan memotivasi dan memfasilitasi kecerdasan anak.”(S/KK/R/20-05-2015/09.00 WIB) Hal senada juga disampaikan oleh nara sumber lainnya. “Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itu sudah di luar kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam bidangnya.”(M/KK/R/20-05-2015/12.30 WIB) “Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas V pematangan.”(W/KK/R/20-05-2015/10.10 WIB)
85
3. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Menurut hasil wawancara, prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah: “Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya.”(W/CP/R/20-05-2015/10.00 WIB) “Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus.” (SI/CP/R/20-05-2015/10.30 WIB) “Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun ini, SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi.” (M/CP/R/20-05-2015/12.30 WIB) Dari sumber lain S menyatakan: “Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik.”(S/CP/R/20-05-2015/09.00 WIB)
Hasil pengamatan mengenai prestasi yang telah dicapai siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah: Sekolah ini banyak sekali menjuarai berbagai jenis perlombaan dari tingkat kecamatan hingga nasional baik itu dalam bidang akademik maupun non akademik. Salah satu contoh di bidang akademik juara II OSN Matematika 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti oleh Muhammad Afif Griyadana dan di bidang non akademik (bidang olah raga) juara I
86
Tae Kwondo U.23 tahun 2015 tingkat Nasional oleh Haekal Fakhreza Hariyuda.
4. Faktor-Faktor
yang
Mendukung
dan
Menghambat
dalam
Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Menurut
hasil
wawancara,
faktor
pendukung
dalam
mengembangkan MI di SD Muhammadiyah (Plus0 Kota Salatiga adalah: Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada manajemen, program, sistem dalam mengembangkan MI itu sendiri.”(S/FPD/R/20-05-2015/09.00 WIB) Sedang dari sumber lain menyatakan: “Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi, dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pkn, Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai, diantaranya Lab. IPA, Perpustakaan, dan lainnya.” (SI/FPD/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung dengan adanya sarana prasarana pada tiap level yang telah tersedia di sekolah.” (W/FPD/R/20-05-2015/10.10 WIB) “Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi.” (M/FPD/R/20-05-2015/12.30 WIB)
87
Hasil pengamatan mengenai faktor pendukung pengembangan MI adalah: SD Muhammadiyah memiliki SDM yang mendukung, selain siswanya yang banyak sehingga banyak pula jenis kecerdasan yang bisa dikembangkan, para gurunya pun cukup banyak yang multi talent di bidangnya masing-masing dan ada pula yang berprsetasi dalam kompetisi tertentu. Hal ini tidak terlepas dari teladan seorang pemimpin yaitu Kepala Sekolah Bapak Sutomo, M. Ag., yang tahun 2015 ini juga menjuarai Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Tengah yang mana akan memberikan semangat baru pada seluruh SDM di SD Muhammadiyah baik siswa, guru, maupun karyawannya. Selain prestasi para guru dan siswanya karyawan di SD Muhammadiyah pun tidak mau kalah, hal ini dibuktikan dengan prestasi yang diperoleh dari kantin sehat dan
perpustakaan
yang
dimilikinya.
Jadi
dari
SDM
di
SD
Muhammadiyah saling mendukung dalam mencapai prestasinya baik itu dari Kepala Sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua, maupun masyarakat sekitar. Selain SDM faktor yang mendukung dalam mengembangkan MI di sini adalah sarana prasarana yang telah disediakan dari lembaga sekolah. Mulai dari alat dan fasilitas olah raga, IPA, IPS, bahasa, TIK dan banyak lainnya.(P/FPD/21-05-2015) Adapun faktor penghambat dalam pengembangan MI adalah:
88
“Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena memilki standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya mengembangkan akademisi anak.”(M/FPH/R/20-05-2015/12.35 WIB) “Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti. Kalau ada anak bagus di olahraga atau seni padahal tidak ada UN di bidang olahraga.”(S/FPH/R/20-05-2015/09.00 WIB) Menurut sumber lain: “Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang mengikuti program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita ingin mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di bidang lainnya.”(W/FPH/R/20-05-2015/10.10 WIB) “Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar, seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah barulah kita melejitkan kecerdasan anak.” (SI/FPH/R/20-05-2015/10.35 WIB) Berbagai macam faktor penghambat yang muncul berusaha untuk diatasi. Menurut hasil wawancara, upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah: “Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru.”(SI/CMH/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI, tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau kecerdasan lain pada anak.”(W/CMH/R/20-05-2015/10.10 WIB)
89
Hal senada juga disampaikan oleh nara sumber lain yakni: “Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.”(S/CMH/R/20-05-2015/09.00 WIB) “Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu atau menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya. Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru.” (M/CMH/R/20-05-2015/12.30 WIB)
90
BAB IV PEMBAHASAN
5. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Gardner
(dalam
Sukmadinata,
2007:258-259)
mendefinisikan
kecerdasan sebagai kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan, dan kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam kehidupannya. Howard Gardner (dalam Chatib, 2009:56) menyebutkan delapan macam kecerdasan yang dimiliki oleh individu, yaitu kecerdasan linguistik, matematis
logis,
visual
spasial,
musikal,
kinestetis,
interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Begitu pula yang saat ini dikembangkan di SD Muhammadiyah banyak kecerdasan yang dimiliki oleh siswanya seperti yang telah disebutkan oleh Gardner. Di samping konsep kecerdasan yang lebih terfokus pada kemampuan kognitif, berkembang pula konsep kecerdasan yang lebih terarah pada segi emosional dan spiritual, “emotional intelligence” dan “spiritual intelligence”. Konsep ini muncul, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan orang menuju sukses. Menurut Daniel Goleman, 1995 (dalam Sukmadinata, 2007:260) pengembangan kecerdasan emosional, orangorang sukses selain memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi juga
91
memiliki stabilitas emosi, motivasi kerja yang tinggi, mampu mengendalikan stres, tidak mudah putus asa, dan lainnya. Konsep kecerdasan yang multi ini tidak terlepas dari pendidikan yang humanis. Baharudin dan Makin (2011:23) menyatakan bahwa pendidikan yang humanistik mampu memperkenalkan apresiasi yang tinggi kepada manusia sebagai makhluk Allah yang mulia dan bebas serta dalam batas-batas eksistensinya yang hakiki dan sebagai khalifatullah. SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menghargai perbedaan yang dimiliki oleh siswanya dengan terus membantu menggali, melayani, dan melejitkan atau mengembangkan setiap kecerdasan dan potensi yang dimiliki oleh setiap siswanya. Siswa menjadi titik tolak dan tujuan dari penyelenggaraan pendidikan. Di antara jenis kecerdasan yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah kecerdasan linguistik, matematis, kinestetik, visual-spasial, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan emosional spiritual. Adapun tujuan pengembangan multiple intelligence adalah agar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa dilejitkan yang kemudian bisa berprestasi hingga tercapai apa yang menjadi tujuan setiap individu. Sabri (1996:36) mengatakan bahwa tujuan penting dalam mengetahui berbagai aspek yang terdapat dalam kecerdasan jamak adalah diharapkan para pendidik dapat memberlakukan anak sesuai engan cara-cara dan gaya belajarnya masing-masing.
92
Selain itu Samples (1999:75) juga berpendapat bahwa pemahaman yang mendalam terhadap kecerdasan individu masing-masing anak dan gaya belajar mereka akan membantu para pendidik dalam menghadapi anak terutama dalam mengajari anak-anak dengan cara yang paling sesuai dengannnya atau dengan cara yang paling mudah untuk mereka dapat menguasai suatu pelajaran atau pekerjaan, menangkap informasi atau konsep atau berbagai keterampilan secara lebih cepat. SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dengan visinya berusaha mencetak generasi yang unggul di bidang IMTAQ dan IMTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan selaras dengan misi yang dimiliki salah satunya yaitu menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi peserta didik. Hal ini juga selaras dengan tujuan pendidikan SD/MI (Hidayatullah, 2010:6-7): 1. Kemampuan membedakan yang benar dan yang salah; baik dan buruk. 2. Kemampuan menghargai dan berbagi pengalaman serta mengutamakan kepentingan orang lain. 3. Kemampuan membangun persaudaraan dan persahabatan. 4. Rasa ingin tahu terhadap berbagai hal. 5. Kemampuan berfikir dan mengekspresikan diri. 6. Rasa percaya dan bangga terhadap hasil karyanya. 7. Suka berkompetisi. 8. Sikap kebiasaan hidup sehat. 9. Mencintai Indonesia.
93
Untuk mewujudkan banyak tujuan ini terlihat dalam proses belajar mengajar, maupun lingkungan di SD Muhammadiyah (Plus) sendiri. Sebelum proses belajar dimulai ada pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan di sekolah tersebut seperti mengaji bersama perkelas, hafalan surat-surat pendek maupun hadits, berjabat tangan dengan guru, shalat dhuha dan yang lainnya. lingkungannya pun terlihat bersih dengan disediakan keranjang-keranjang sampah untuk melatih siswa maupun seluruh civitas sekolah agar menjaga lingkungannya dengan membuang sampah pada tempatnya, selain itu sekolah juga terlihat rindang dengan pohon-pohon yang di tanam, dan yang tak kalah penting adanya kantin sehat yang menyediakan jajanan sehat bagi seluruh warga sekolah, pelayanan makan siang yang tentu gizinya terjamin, serta di lingkungan sekolah juga disediakan wastafel yang digunakan untuk pembiasaan cuci tangan.
6. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. Model Pembelajaran Model pembelajaran yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga pada dasarnya berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sering disebut dengan fun learning, yang merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang jika dilakukan dapat membuat hati senang (Suyanto, 2008:121). Hal ini bertujuan agar peserta didik mudah
94
menyerap apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga tercapai tujuan suatu proses pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang dipakai antara lain diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan dan lainnya. Model pembelajaran yang dilaksanakan menciptakan suasana yang ceria dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan karakter anak usia SD yand membutuhkan lingkungan belajar yang menyenangkan, memberi rasa aman, dan nyaman. Demikian siswa tidak akan merasa takut dan tertekan. Ketika siswa merasa nyaman dan fun maka siswa akan terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mudah untuk menerima materi pelajaran. Beberapa model pembelajar yang dipakai di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga diantaranya adalah diskusi, permainan, dan belajar langsung dengan lingkungan serta team teaching. Salah satu bentuk belajar langsung dengan lingkungan adalah saat siswa belajar tentang batuan. Siswa dimintauntuk mencari batuan di sekitar sekolah kemudian diminta untuk mengelompokkan berdasarkan jenis-jenis batuan tersebut. Team teaching merupakan model pengajaran beregu yang bisa diartikan sebagai kelompok yang beranggotakan dua orang guru atau lebih yang bekerja sama untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran bagi kelompok peserta didik yang sama. Jadi di SD Muhammadiyah untuk satu rombongan belajar atau satu kelasnya dipegang oleh dua orang guru, sedang untuk penyampaian materi pelajaran disamapaikan oleh masing-masing guru sesuai dengan bidangnya.
95
Model team teaching dilaksanakan dari kelas satu hingga enam mengingat jumlah siswa yang cukup banyak sehingga banyak pula karakter yang dimiliki oleh masing-masing anak dan membutuhkan tenaga ekstra agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Diharapkan dengan model team teaching guru lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan siswa. Model-model pembelajaran tersebut mampu menciptakan suasana humanis bagi siswa dan mampu menarik partisipasi siswa. Suasana itu dibangun sejak awal mulai pembelajaran. Hal ini karena menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya (Chatib, 2011:77). Partisipasi siswa menunjukkan siswa bukanlah sekadar objek pendidikan yang menerima ilmu dari guru. Ia mampu menjadi subjek pendidikan yang merdeka. Suasana dan tata ruang kelas di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga bervariasi dan berbeda-beda di setiap kelas. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan kelas atau materi apa yang akan disampaikan oleh guru. Jadi peserta didik tidak bosan dengan suasana kelas yang monoton. Selain itu suasana menyenangkan juga ditimbulkan dari berbagai macam hiasan hasil karya siswa yang dipajang di ruang kelas maupun di luar kelas yang berupa mading. Hal itu juga merupakan salah satu bentuk penghargaan atas kerja siswa, dengan demikian siswa menjadi terpacu untuk berprestasi lebih baik lagi.
96
2. Media, alat, dan sumber ajar Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa media elektronik (LCD) maupun cetak seperti buku, flash card, gambar berwarna. Alat ajar antara lain berupa kit Matematika, kit IPA, alat peraga lainnya. Adapun sumber ajar berasal dari buku, internet, dan lingkungan. Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik (Danim, 1995:97). Adapun manfaat adanya media antara lain untuk: 1. Membantu menyederhanakan proses pembelajaran. 2. Membangkitkan motivasi atau minat belajar siswa. 3. Menjelaskan konsep baru agar siswa dapat memahami tanpa kesulitan dan salah pengertian. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran. 5. Membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif. (Suyanto, 2008:101). Media merupakan salah satu hal yang bisa mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Media yang digunakan yang digunakan berupa media elektronik yakni LCD untuk melihat film, gambar, atau presentasi materi pelajaran. Alat ajar berupa kit Matematika, kit IPA, alat peraga lainnya memberikan kemudahan bagi guru untuk menyampaikan materi ajar. Siswa bisa praktek secara langsung sehingga lebih berbekas dalam ingatannya. Penggunaan media dan alat ajar sesuai dengan karakter siswa usia SD yang
97
lebih mudah memahami hal yang bersifat konkret menuju hal abstrak. Misalnya guru memutarkan kaset berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia berkaitan dengan mendengarkan. Kemudian anak diminta untuk mencatat apa yang telah disampaikan. Sumber ajar yang dipakai meliputi buku, internet, dan lingkungan. Buku menjadi sumber ajar yang utama. Internet membantu guru memberikan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan lebih menarik. Sumber ajar lain yang tidak kalah penting adalah lingkungan. Lingkungan sangat baik menjadi sumber ajar karena memberi pengalaman secara langsung kepada siswa. Lingkungan merupakan sumber ajar yang bersifat konkret. Siswa bisa langsung mengamati dan berinteraksi. Hal ini akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Berdasarkan pengamatan media, alat, dan sumber mengajar di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga sudah memenuhi gaya belajar setiap anak, yaitu gaya belajar visual yang membutuhkan visualisasi tentang sesuatu yang sedang dipelajari, yaitu menggunakan slide, gambar, bagan, tabel dan sebagainya. Gaya belajar mendengar atau audio, yaitu gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Gaya belajar logika, gaya belajar ini sering menyukai teka-teki, strategy games, suka bereksperimen, dan lainnya. 3. Kegiatan tambahan Banyak kegiatan tambahan guna menunjang proses pembelajaran di SD Muhammadiyah, salah satunya adalah belajar di luar kelas “outing
98
class”. Misalnya untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan siswa diajak berkunjung ke kelurahan, kantor DPRD, dan lainnya. Siswa bisa mengamatidan belajar secara langsung tidak hanya sekedar teori abstrak, yang diharapkan siswa dapat lebih paham materi yang disampaikan. Selain itu pada bulan ramadhan SD Muhammadiyah menyelenggarakan serangkaian kegiatan ramadhan yang dimulai dari Selasa,7- Sabtu, 11 Juli 2015. Untuk kelas I-III kegiatan berupa nyantri di sekolah pada Selasa-Kamis. Kelas IV dan V pesantren kilat di Empat Sebelas. Sedangkan kelas VI kegiatan berupa home stay pada hari Jum’at hingga Sabtu bertempat di Nanggulan Salatiga. Hari Sabtunya dilanjut dengan baksos di Gunungsari. Kegiatan ini bertujuan agar anak memiliki jiwa yang peduli dan berbagi terhadap sesama. Selain dalam menunjang proses belajar mengajar guna mendukung, mengembangkan, melejitkan banyak macam kecerdasan siswanya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menyelenggarakan banyak kegiatan tambahan yang berupa ekstrakulikuler dan bakat prestasi. Kegiatan ekstrakulikuler diantaranya mewarnai, futsal, paduan suara, seni tari, badminton, tapak suci, robotika, TIK, macapat, pramuka, drumband, kidsband, tilawah, dan kaligrafi. Untuk kegiatan Bakat dan Minat diantaranya matematika, IPA, cipta puisi, pidato, CCQ, Bahasa Inggris, Dacil, dokter kecil, adzan, membatik, dan pantomim.
99
4. Perasaan siswa Perasaan
siswa
adalah
apa
yang
dirasakan
siswa
SD
Muhammadiyah baik dalam proses belajar mengajar maupun yang lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara baik ke beberapa guru maupun siswa didapat bahwa siswa merasa senang bersekolah di SD tersebut karena gurunya tidak galak dan disana banyak teman. Salah satu siswa yang peneliti wawancara adalah Aura Sang Kurnia siswa kelas IV yang menyukai pelajaran Bahasa Arab dan IPA, dan dia mengikuti ekstra badminton dan manjadi juara II tingkat Kota Salatiga. Dia merasa senang bersekolah di SD ini. 5. Kesesuaian kecerdasan siswa Kesesuaian kegiatan ekstra, minat dan bakat yang diikuti siswa sudah sesuai. Hal ini berdasarkan sumber bahwa ekstrakulikuler yang diikuti siswa tanpa ada paksaan, siswa diminta memilih sendiri apa yang ingin diikuti berdasarkan minat dan bakatnya dengan bimbingan guru. Pada saat kelas I dan II baru penyesuaian, kelas III dilakukan pemetaan dan pembidikan, kelas IV pembinaan, dan kelas V adalah tahap pematangan di mana anak siap untuk mengikuti berbagai lomba dan lainnya.
7. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Banyak prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga baik di bidang akademik maupun non akademik. Di bidang
100
akademik misalnya menjuarai lomba LCC tingkat Kecamatan Sidomukti pada tanggal 30 Maret 2015 yang diraih oleh Afif, Angger, dan Arsya. Di bidang non akademik misalnya juara 1 membatik pada tangga 30 Mei 2015 oleh Kayra. Selain itu prestasi siswa SD Muhammadiyah tidak hanya ditunjukkan dengan menjuarai lomba, akan tetapi terlihat dari keberanian dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar itu juga merupakan prestasi yang perlu diapresiasi. Tahun 2015 ini SD Muhammadiyah (Plus) menduduki peringkat 3 untuk nilai UN se-Salatiga. Segala prestasi yang diraih siswa tidak terlepas dari hubungan timbal balik antara guru dan siswanya. Di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga, guru berperan sebagai: 1.
Pendidik Guru sebagai pendidik berarti guru tidak hanya bertugas untuk mentransfer ilmu yang ia miliki kepada siswa tetapi juga mendidik siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Guru memberikan teladan yang baik kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa tutur kata maupun tingkah laku.
2.
Pembimbing Guru sebagai pembimbing berarti guru memberikan arahan kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Ia mampu menggali dan menjelajahi kemampuan siswa. Menemukan keunggulan dan kelemahan siswa. Guru tidak hanya membimbing siswa untuk berhasil dalam akademik tetapi juga membimbing untuk menjadi pribadi yang berakhlak baik.
101
3.
Motivator Guru sebagai motivator berarti guru mampu memberi dorongan dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Guru tidak mengeluarkan kata-kata buruk kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Setiap kata yang keluar selalu memotivasi siswa.
4. Fasilitator Guru sebagai fasilitator yakni menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. Guru menjadi sosok yang berpengaruh untuk mengantar kesuksesan siswa. Hal senada disampaikan Munif Chatib dalam Gurunya Manusia (2011:66-76) menyebutkan ciri guru yang humanis adalah: a.
Memandang positif pada siswa didiknya.
b.
Mengajar dengan hati.
c.
Memahami kemapuan dalam arti luas.
d.
Mampu menjelajahi kemampuan siswa.
e.
Menjadi fasilitator bagi siswa. Sebagai subjek dalam pendidikan siswa mempunyai peran yang
sangat penting. Dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah, guru mengemas pembelajaran dalam bentuk permainan yang menarik, seperti pemaparan di atas. Desmita (2010:35) menyebutkan guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam
102
kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa mempunyai keberanian untuk bertanya kepada guru tentang hal yang tidak mereka mengerti. Keberanian itu muncul karena adanya kedekatan emosional diantara guru dan siswa. Hal ini terbangun sejak sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai. Ketika siswa datang ke sekolah, guru telah memposisikan diri mereka sebagai orang tua siswa di sekolah. Mereka menyambut kedatangan siswa dengan senyum hangat, jabat tangan. Hal yang terlihat sederhana ini menjadi tali pengikat yang begitu kuat antara seorang guru dan siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
8. Faktor-Faktor
yang
Mendukung
dan
Menghambat
dalam
Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah: a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah baik itu guru, siswa, maupun karyawan. Guru yang mempunyai komitmen dan wawasan tentang konsep pendidikan yang baik. Guru menjadi faktor yang penting mengingat mereka adalah fasilitator, motivator sekaligus pembimbing bagi siswa. Pemahaman terhadap
103
konsep pendidikan yang baik dan komitmen tinggi membuat guru mampu untuk melayani siswanya dengan baik. Ia akan memberikan perhatian dengan penuh ketika siswa mengalami masalah. Selain itu, guru juga mempunyai kreativitas untuk mendesain pembelajaran yang memberikan rasa nyaman bagi siswa. Siswa yang banyak yang dimiliki SD Muhammadiyah menyebabkan pula semakin banyak kecerdasan, bakat, dan minat yang ada yang siap untuk dikembangkan. b. Fasilitas yang cukup baik. Fasilitas yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah sudah cukup baik dan lengkap.
Hal
ini
mendukung
bagi
guru
untuk
memberikan
pembelajaran yang baik bagi siswa. Seperti LCD, lapangan, alat peraga, laboratorium komputer, lab. IPA, dan sebagainya. 2. Faktor Penghambat Faktor penghambat yang dialami dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga lebih pada faktor eksternal atau dari luar yaitu: a. Ujian Nasional (UN) Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa menuju jenjang selanjutnya ternyata memberikan efek kurang baik terhadap upaya penerapan pendidikan humanistik. UN yang lebih menitikberatkan pada aspek kognitif siswa tentu tidak selaras dengan konsep pendidikan humanistik yang memandang siswa sebagai pribadi yang unik dengan beragam potensi. Pendidikan humanistik yang terkesan
104
penuh dengan suasana senang ditakutkan tidak mampu mengejar materi yang akan diujikan dalam ujian akhir nasional. Akibatnya masih ada kecenderungan untuk memberikan porsi yang lebih untuk pembelajaran kognitif siswa. b. Kurang tersalurkannya kecerdasan siswa setelah lulus dari SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Tidak semua jenjang sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) menyediakan fasilitas guna menunjang atau melejitkan kemampuan peserta didiknya. 3. Cara
Mengatasi
Faktor
Penghambat
Pengembangan
Multiple
Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Upaya untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah: a. Memberi jam tambahan di setiap level Dalam hal ini sekolah memberikan jam tambahan di setiap level atau kelas, dari level bawah kelas I hingga level atas kelas VI. Jam tambahan diberikan dengan tujuan agar dalam mengembangkan kecerdasan siswanya, sekolah tidak serta merta mengesampingkan satu jenis kecerdasan saja, dengan harapan semua kecerdasan yang dimilki siswa dapat terfasilitasi sehingga bisa dilejitkan dengan maksimal, baik itu dalam hal kecerdasan akademik maupun di luar akademik. Selain itu hal ini juga bertujuan agar siswa yang lemah dalam bidang akademik bisa mengejar ketertinggalannya hingga bisa terjadi keseimbangan antara akademik maupun non akademik.
105
b. Peningkatan mutu dan kompetensi guru Peran guru tentunya tidak bisa dilepaskan dalam pengembangan setiap kecerdasan siswanya. Oleh karena itu peningkatan mutu dan kompetensi guru mutlak dilakukan agar menghasilkan peserta didik yang bermutu pula. Dalam peningkatan mutu ini, SD Muhammadiyah mengadakan training atau pelatihan bagi guru ataupun karyawannya. Selain itu guru juga dituntut agar lebih kreatif dalam pembelajaran dan terus berinovasi agar segala apa yang disampaikan kepada peserta didik menjadi pelajaran yang bermakna. Salah satu bukti bentuk peningkatan mutu dan kompetensi guru di SD Muhammadiyah adalah beberapa prestasi yang diraih oleh guru di sekolah tersebut, diantaranya oleh Bapak Ainul Huri yang menjadi juara II guru berprestasi tingkat kecamatan Sidomukti, Ibu Syafiah Isnaini guru IPA kelas IV yang meraih juara II dalam ajang alat peraga edukatif tingkat Kota Salatiga, dan lain sebagainya. Hal ini terus memacu para SDM di SD tersebut untuk terus berprestasi dalam setiap bidang terutama dalam mencerdaskan peserta didiknya. c. Memberi piagam penghargaan kepada siswa Salah satu hal yang dilakukan SD Muhammadiyah adalah memberikan piagam kepada siswanya dengan prestasi yang telah diraih. Hal tersebut bertujuan agar prestasi siswa yang telah dilejitkan di SD lebih bisa dikembangkan ketika siswa sudah lulus dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Kecerdasan siswa bisa dikembangkan tidak hanya
106
melalui sekolah formal yang siswa ikuti, tetapi orang tua bisa mendukung anaknya dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki dengan cara mengikutkan les yang sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki. Tentunya tanpa adanya paksaan agar anak menjalani dengan enjoy atau menyenangkan sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada akhirnya harus ada kerjasama antara sekolah dengan pihak orang tua, sekolah dengan siswanya, maupun orang tua dengan anaknya sehingga terjadi hubungan timbal balik yang saling mendukung.
107
BAB V PENUTUP
9. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Multiple Intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga a. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah banyak jenis kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing siswanya yang terus digali, dihargai, dilayani, dilejitkan, dan terus dikembangkan agar menjadi insan kamil (manusia yang sesungguhnya). Adapun jenis kecerdasan yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah kecerdasan linguistik, matematik,
visual-spasial,
musikal,
kinestetik,
interpersonal,
intrapersonal, naturalis dan emosional spiritual. b. Tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah untuk mengarahkan siswanya sesuai dengan
kecerdasan
yang
dimiliki
dengan
cara
menggali,
menumbuhkan, dan melejitkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi siswa yang unggul dalam bidangnya.
108
2. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) kota Salatiga a. Model pembelajaran di SD Muhammadiyah Plus pada dasarnya berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenankan “fun learning” dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang beragam sesuai kebutuhan dan kreativitas guru. b. Media, alat ajar, dan sumber ajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan seperti LCD, buku panduan belajar, internet, alat peraga IPA, IPS, dan juga lingkungan. c. Banyak kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan yang disediakan atau difasilitasi sekolah guna mengembangkan setiap kecerdasan yang dimilki siswanya, diantaranya robotika, olimpiade MIPA, club bahasa, marching band, tapak suci, khitobah, menggambar, pramuka, dokter kecil, klinik kompetensi, kaligrafi, menari, renang, futsal, seni peran, badminton, mewarnai, TIK, murotal, rebana, outing class, home stay, field trip, character building, qurban dan manasik haji, pentas seni, pesantren ramadhan. d. Siswa merasa senang, nyaman, antusias, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. e. Kegiatan yang diikuti siswa sudah sesuai dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki karena dalam mengikuti kegiatan siswa diminta untuk memilih sendiri tanpa ada paksaan dan dengan arahan guru.
109
Untuk kelas I dan II adalah proses adaptasi atau penyesuaian lingkungan, kelas III pemetaan, kelas IV pembidikan dan pembinaan, dan kelas V pematangan kecerdasan. 3. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Banyak siswa di SD Muhammadiyah yang meraih prestasi dari kecerdasan yang dikembangkan di sekolah maupun luar sekolah. Prestasi yang tidak hanya siswa yang mendapat piala atau piagam penghargaan tetapi prestasi yang dipandang, dihargai dari banyak sisi. Siswa yang berani berbicara di hadapan umum, siswa yang bersikap sopan santun itu juga siswa berprestasi. Hal itu tentunya tidak terlepas untuk siswa yang menjuarai dalam bidang-bidang tertentu baik secara akademik maupun non akademik salah satunya adalah Aura Sang Kurnia siswa kelas IV yang menjuarai badminton tingkat Kota Salatiga. 4. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga a. Faktor pendukung sebagai berikut: 1) Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi. 2) Fasilitas yang baik dan memenuhi. b. Faktor penghambat sebagai berikut: 1) Adanya program pendidikan dari pemerintah berupa UN yang hanya menitikberatkan pada aspek kognitif siswa. 2) Kurang tersalurkannya potensi siswa setelah lulus dari SD.
110
c. Cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat: 1) Memberi jam tambahan di setiap level. 2) Peningkatan mutu dan kompetensi guru. 3) Memberi piagam penghargaan kepada siswa 10. Saran 1. Bagi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Multiple intelligence merupakan banyak kecerdasan yang dimiliki setiap masing-masing individu. Bisa dikatakan multiple intelligence adalah ruh yang dimiliki setiap individu yang perlu digali, ditumbuhkan, dan dikembangkan terutama pada dunia pendidikan. Sudah sepatutnya, SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga terus meningkatkan dalam pengembangan setiap kecerdasan yang dimiliki siswanya, hal ini sesuai dengan salah satu misi yang dimiliki SD Muhammadiyah yaitu menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi peserta didik. Diharapkan dengan hal tersebut SD Muhammadiya bisa melahirkan siswa yang unggul di bidang IMTAQ dan IPTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan, yang akan menjadi masa depan Indonesia di masa yang mendatang. 2. Bagi masyarakat Anak merupakan aset bagi orang tua maupun bangsa. Setiap anak memiliki kecerdasan, kelebihan masing-masing yang tetap harus dihargai dan dikembangkan. Sudah selayaknya masyarakat memberikan dukungan pada setiap individu yang ingin berkembang dengan segala kelebihan tanpa memandang kekurangan yang dimiliki, selain itu diharapkan
111
masyarakat juga memberikan dukungan kepada sekolah yang ingin mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak bangsa tanpa memandang sebelah mata. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hendaknya diadakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai multiple intelligence. Agar kita sebagai manusia semakin bisa mengenal, memahami, dan menghargai segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap individu yang merupakan anugrah dari Sang Pencipta untuk hamba-Nya yang harus selalu disyukuri.
112
DAFTAR PUSTAKA
Afra, Afifah. 2007. And the Star is Me !. Surakarta: Indiva Media Kreasi. Akhmad, Nur. 2013. Implementasi Pendidikan Humanistik pada Anak Kelas Rendah di MI Ma’arif Mangunsari Sidomukti Salatiga Semester Genap Tahun 2013. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga. Agustian, Ary Ginanjar. 2010. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quetiont. Jakarta: Arga Wijaya Persada. Amstrong, Thomas. 2002. Sekolah Sang Juara: Menerapkan Multiple Intelligence, terjemahan Yudhi Murtanto. Bandung: Kaifa. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Baharuddin dan Moh. Makin. 2011. Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikan). Yogyakarta: Ar Ruz Media. Chatib, Munif. 2010. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka. . 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2010. Gramedia Pustaka Utama.
Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.
Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publiser. Gardner, Howard . 1993. Multiple Intelligence: The Theory in Practice. USA: Basic Books. Goleman, Daniel. 1997. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
113
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki Press. Lutfiati, Hanifah. 2008. Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya dalam PAI di Kelas 3 SD IT Assalamah Ungaran. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan PAI IAIN Walisongo.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maksum, Muhammad. 2014. Menjadi Guru Idola. Klaten: Cable Book. Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. . 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. . 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muallifah. 2010. Keajaiban Shalat Tahajud. Yogyakarta: Starbooks. Muhaimin, Akhmad. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual bagi Anak. Yogyakarta: Kata Hati. Mulyasa. 2008. KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution, Ahmad Taufik. 2009. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Husna Merengkuh Kebahagiaan dan Kesukesan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sabiq, Ahmad Fikri. 2015. Hubungan antara Intensitas Pelaksanaan Shalat Tahajud dan Puasa Sunah dengan Kecerdasan Emosional Spiritual pada Mahasiswa Aktivis LDK IAIN Salatiga Tahun 2015. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan PAI IAIN Salatiga. Sabri, Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Samples, Bob. 1999. Revolusi Belajar untuk Anak. Bandung: Kaifa.
114
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Semiawan, Conny R. 2010. Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana. Jakarta Barat: PT. Indeks Permata Puri Media. Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Sudarman, Danim. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono. 2004. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media Computindo. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. . 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Maestro. Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisus. Suyatno, Kasihani K. E. 2008. English for Young Learners. Jakarta: PT Bumi Aksara. Syarbini, Amirulloh dan Iis Nur’aeni Afgandi. 2010. Dasyatnya Puasa Sunah Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat. Jakarta: Ruang Kata. Waryanti, Sesilia Dwi Rini. 2011. Analisis Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. FEB Undip. Wojowasito dan Poerwadarminta. 1991. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Bandung: Hasta.
115
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kode Penelitian Program Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
1. Informan a. Sutomo (Kepala Sekolah)
:S
b. Marijo (kaur kurikulum)
:M
c. Wiwik Widyastuti (kaur kesiswaan) : W d. Shafiah Isnaini (guru kelas IV)
: SI
2. Metode a. Wawancara
:W
b. Pengamatan
:P
c. Dokumentasi : D
3. Kategori a. Multiple Intelligence
: MI
b. Tujuan Multiple Intelligence : TMI c. Model Pembelajaran
: MP
d. Langkah Pembelajaran
: LP
e. Alat, Media, dan Sumber ajar : ASA f. Perasaan Siswa
: PS
g. Kesesuaian Kegiatan
: KK
h. Capaian Prestasi
: CP
i. Faktor Pendukung
: FPD
j. Faktor Penghambat
: FPH
k. Cara Mengatasi Hambatan
: CMH
1
Pedoman Wawancara Program Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2015
Hasil Wawancara Kode Responden
:
Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
Daftar Pertanyaan (untuk Guru): 1. Multiple Intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu tentang multiple intelligence? b. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga?
2. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? b. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? c. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? d. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas?
2
3. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik?
4. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? b. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini?
Daftar pertanyaan (untuk siswa): 1. Bagaimana perasaannya sekolah di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? 2. Bagaimana dengan pembelajaran di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga?
3
Hasil Wawancara Kode Responden
:S
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 09.00
Daftar Pertanyaan
:
5. Multiple Intelligenceyang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. c. Bagaimana pendapat Bapak tentang multiple intelligence? “Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda”. d. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? “Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima pembalajaran yang kita sampaikan”.
6. Pengembangan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. e. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? “Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita dengan model yg “fun” menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan
4
jikadengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak akan mudah menerima dan memahami”. f. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? “Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan menggunakan alat sesuai.Contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, danlingkungan lingkungan sekitar”. g. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? “Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung jawa tengah, naik pesawat ke jakarta, dll”. “Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak
yang
sesuai dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids, badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas 3”. h. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? “Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan anak. Tidak dipaksakan.Kalau ada yang belum teridentifikasi, itu merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali terus”. i. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki?
5
“Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu.Satu minggu dibagi menjadi
bermacam-macam
ekstra
itu.
Kami
mengupayakan
memotivasi dan memfasilitasi kecerdasan anak”.
7. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? “Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik”.
8. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. d. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada manajemen, program, sistem dalammengembangkan MI itu sendiri”. e. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti.Kalau ada anak bagus di olahraga atau seni padahal tidak ada UN di bidang olahraga”. f. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini?
6
“Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal”.
7
Hasil Wawancara Kode Responden
:M
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 12.30
Daftar Pertanyaan
:
9. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana pendapat Bapak tentang multiple intelligence? “Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek”. b. Apa tujuanpengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? “Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan masing-masing, karena setiap anak memiliki kecenderunganmasingmasing. Mengidentifikasi anakmelalui observasi secara langsung, test, checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka (peserta didik)”.
10. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. j. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? “Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman dan senang dalam belajar”. k. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini?
8
“Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain, seperti outing class ke alam nyata”. l. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? “Ya ada, untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra.Baik itu di bidang akademik maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan lainnya”. m. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? “Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anak-anak diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas”. n. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki? “Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itusudah di luar kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam bidangnya”.
11. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? “Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun ini SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi”.
9
12. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. g. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi”. h. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena memilki
standar
nasional.
Sedangkan
kami
tidak
hanya
mengembangkan akademisi anak”. i. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu atau
menginovasi
berbagai
kurikulum
dan
menyesuaikannya.
Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru”.
10
Hasil Wawancara Kode Responden
:W
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 10.10
Daftar Pertanyaan
:
13. Multiple intelligenceyang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana pendapat Ibu tentang multiple intelligence? “MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal, terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang dimiliki setiap anak”. b. Apa tujuanpengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? “Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita lejitkan agar anak bisa confident”.
14. Pengembangan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. o. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? “Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung. Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan kinestetik.
Sehingga
anak
tidak
merasa
belajar
secara
underpreasure”. p. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini?
11
“Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan tidak hanya dari buku bisa juga dari internet”. q. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? “Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak,dan ada ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub dan lainnya”. r. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? “Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya dengan hal itu mereka merasa senang”. s. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki? “Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas V pematangan”.
15. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? “Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya”.
12
16. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. j. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung dengan adanya sarana prasaranapada tiap level yang telah tersedia di sekolah”. k. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang mengikuti program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita ingin mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di bidang lainnya”. l. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI, tentu
tanpa
mengesampingkan
kecerdasanlain pada anak”.
13
pengembangan
bakat
atau
Hasil Wawancara Kode Responden
: SI
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 10.35
Daftar Pertanyaan
:
17.
Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga? a. Bagaimana pendapat Ibu tentang multiple intelligence? “MI itu merupakan macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang berbeda-beda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan, biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu mengembangkannya”. b. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? “Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi. Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya”.
18.
Bagaimana pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga. t. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini?
14
Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala materi yang kita jelaskan”. u. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? “Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulang-tulang dll),
anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan.
Insyaallah untuk alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi. Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan gambar, audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka bergerak”. v. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? “Ya seperti tadi, kita mengadakan “outing class” belajar di luar. Misal untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya”. w. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? “Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal, mereka bertanya: “Kok bisa gini ya bu?” meski ada satu dua yang tidak itu sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masingmasing. Misalnya anak ini senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya”. 15
x. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki? “Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain sebagainya”.
19.
Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
(kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? “Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus”.
20.
Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi, dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pkn, Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang
16
mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai, diantaranya Lab. IPA, Perpustakaan, dan lainnya”. b. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar, seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah barulah kita melejitkan kecerdasan anak”. c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? “Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru”.
17
Reduksi Data Program Pengembangan Multiple Intelligence pada Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Reduksi Data 1
Kode Responden
:S
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 09.00 “Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu
antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda”.(S/MI/R/20-052015/09.00 WIB). “Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima pembalajaran yang kita sampaikan”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB). “Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita dengan model yg “fun” menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan jikadengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak akan mudah menerima dan memahami”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB). “Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan dengan kecerdasan
siswa yang tentunya dengan menggunakan alat
18
sesuai.Contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, danlingkungan lingkungan sekitar”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB). “Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung jawa tengah, naik pesawat ke jakarta, dll”. Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak
yang sesuai
dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids, badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas 3”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB). “Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan anak. Tidak dipaksakan.Kalau ada yang belum teridentifikasi, itu merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali terus”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB). “Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu.Satu minggu dibagi menjadi bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan memotivasi dan memfasilitasi kecerdasan anak”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB). “Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik”. (S/MI/R/20-052015/09.00 WIB). “Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada manajemen, program, sistem dalammengembangkan MI itu sendiri”.(S/MI/R/2005-2015/09.00 WIB). 19
“Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti. Kalau ada anak bagus
di
olahraga
atau
seni
padahal
tidak
ada
UN
di
bidang
olahraga”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB). “Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
20
Reduksi Data 2
Kode Responden
:M
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 12.30 “Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk
atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek”. (M/MI/R/2005-2015/12.30 WIB). “Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan masingmasing,
karena
setiap
anak
memiliki
kecenderunganmasing-masing.
Mengidentifikasi anakmelalui observasi secara langsung, test, checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka (peserta didik)”. (M/MI/R/2005-2015/12.30 WIB). “Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman dan senang dalam belajar”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB). “Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain, seperti outing class ke alam nyata”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB). “Ya ada, untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra.Baik itu di bidang akademik
21
maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan lainnya”. (M/MI/R/20-052015/12.30 WIB). “Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anak-anak diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah
baik di dalam maupun di luar
kelas”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB). “Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itusudah di luar kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam bidangnya”. (M/MI/R/2005-2015/12.30 WIB). “Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun ini SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi”. (M/MI/R/20-052015/12.30 WIB). “Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB). “Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena memilki standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya mengembangkan akademisi anak”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB). “Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu atau menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya. Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru”.(M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
22
Reduksi Data 3 Kode Responden
:W
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 10.10 “MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal,
terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang dimiliki setiap anak”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB) “Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita lejitkan agar anak bisa confident”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung. Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan kinestetik. Sehingga anak tidak merasa belajar secara underpreasure”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan tidak hanya dari buku bisa juga dari internet”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak,dan ada ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub dan lainnya”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WI
23
“Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif.
Mereka merasa
interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya dengan hal itu mereka merasa senang”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas V pematangan”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung dengan adanya sarana prasaranapada tiap level yang telah tersedia di sekolah”.(W/MI/R/20-052015/10.00 WIB). “Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang mengikuti program
pemerintah,
output
dilihat
dari
hasil
UN,
jadi
kita
ingin
mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di bidang lainnya”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB). “Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI, tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau kecerdasanlain pada anak”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
24
Reduksi Data 4 Kode Responden
: SI
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 10.35 “MI itu merupakan macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana
kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang berbedabeda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan, biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu mengembangkannya”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi. Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala materi yang kita jelaskan”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulang-tulang dll), anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan. Insyaallah untuk
25
alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi. Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan gambar, audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka bergerak”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Ya seperti tadi, kita mengadakan “outing class” belajar di luar. Misal untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya”.(SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal, mereka bertanya: “Kok bisa gini ya bu?” meski ada satu dua yang tidak itu sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masing-masing. Misalnya anak ini senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya”.(SI/MI/R/2005-2015/10.35 WIB) “Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain sebagainya”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah 26
berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus”. (SI/MI/R/2005-2015/10.35 WIB) “Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi, dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada Matematika, IPA, IPS, Bahasa
Jawa,
Bahasa
Indonesia,
Bahasa
Inggris,
Pkn,
Al
Islam,
Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai, diantaranya
Lab.
IPA,
Perpustakaan, dan lainnya”.(SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB) “Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar, seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah barulah kita melejitkan kecerdasan anak”. (SI/MI/R/20-052015/10.35 WIB) “Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
27
DOKUMENTASI DOKUMENTASI
SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga
Ekstra menari
Kegiatan olah raga
Belajar TIK
28
Sholat dhuhur berjamaah
Belajar IPA
Kaligrafi
Marching band 29
Tapak suci
Membaca IQRA’
Mewarnai
Manasik haji
30
Belajar dengan berdiskusi
Field trip
Upacara
Tim berprestasi
31
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Endang Tri Wahyuni
Tempat Tanggal Lahir
: Boyolali, 26 Desember 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Congol Rt. 01/02, Jagoan, Sambi, Boyolali.
Pendidikan
:
TK Pertiwi Jagoan
lulus tahun 1999
SD N Jagoan 1
lulus tahun 2005
SMP N 01 Sambi
lulus tahun 2008
SMA N 1 Simo
lulus tahun 2011
Pengalaman Organisasi : ROHIS SMA N 1 Simo FOSIPMI Kecamatan Simo LDK Darul Amal STAIN Salatiga sebagai Ketua Bid. Nisa’ II tahun 2014 KAMMI Salatiga sebagai Sekertaris Umum tahun 2014
32