Infrastructure & Cities Sector
Press Singapore, June 2, 2014
Study: Better transport in Jakarta can transform Indonesian economy Study suggests an economic opportunity of nearly $5.6 billion Ongoing development is helping to meet the capacity challenge Long-term investment plans are needed to meet future demand
The Indonesian capital of Jakarta could derive an economic benefit of up to $8.9 billion per year if it upgrades its transportation networks to global ‘best in class standards according to a study “The Mobility Opportunity” conducted by Londonbased consulting firm, Credo, and presented today in Singapore. Commissioned by Siemens, the study looks at transportation networks in 35 major cities around the globe and assesses how prepared cities are to meet future challenges, including population growth and higher competition. The results: If all 35 cities studied would implement relative “best in class” standards, they stand to gain an economic benefit of up to $238 billion annually by 2030. Extrapolating to all comparably-sized cities globally with a population of around 750,000 and greater, this suggests an economic opportunity of roughly $800 billion annually. This corresponds to about one per cent of global GDP. Today the potential benefit would be about $360 billion per year.
Commuter numbers in Jakarta are expected to rise to 2.5 million every morning by 2030 as a result of population growth and economic development, and coping with this growth represents a significant challenge, according to the study. However, while limitations on existing transport networks are highlighted in the study, it also suggests that investment in rapid rail and bus rapid transit networks as strong evidence that the city is ready to invest and plan for the long term. If it can apply lessons learned by cities with mature and successful transportation networks the economic benefits for Jakarta and Indonesia as a whole will be vast, the study concludes..
Siemens AG Wittelsbacherplatz 2, 80333 Munich, Germany Communications and Government Affairs Head: Stephan Heimbach Reference number: IC201406.009e
Infrastructure & Cities Sector Wittelsbacherplatz 2, 80333 Munich, Germany
Page 1/3
Siemens AG
Press Release
Transport is considered one of the major factors of a city’s competitiveness. However, lack of financial resources often constrains cities’ ability to invest in their transport networks. This study is unique in seeking to put an economic value on the cost of inefficient transport, thus helping cities make the case for investment. Some of the factors considered were journey times, crowding and network density, all of which impact a city’s productivity. In order to have a reasonable comparison, the study groups cities into three categories to account for different levels of wealth and development. According to Credo, the most cost-efficient cities are: Copenhagen, Denmark ( Category “Well-established cities”) Singapore (Category “High-density compact centers”) Santiago, Chile (Category “Emerging cities”)
Then, Credo compared cities to the leading city in their category. The comparison enabled them to quantify the economic benefits that investments in transport would bring, such as higher productivity and new economic activity. Finally, Credo has developed some key pointers on how cities can realize the potential economic uplift. Case studies show how potential investments can pay off. "All cities can learn from the leading cities in their category in order to close the gap of their transport networks’ efficiency, reduce costs and increase productivity. Because the more efficient a city’s transport network is, the more attractive the city is to business and people", commented Chris Molloy, Partner at Credo.
"The best transportation systems are the ones that move people quickly, easily, and comfortably to their destination. The leading cities are already achieving this with efficient transport networks that feature modern infrastructure, easy connections across various modes of transportation, and, above all, a clear strategy of how to meet future needs,” said Roland Busch, CEO of the Siemens Sector Infrastructure & Cities and member of the Managing Board of Siemens AG. Cities are the engines for future growth. They generate 80 percent of global economic output. However, in a globalized economy, with businesses and workforces increasingly able to relocate internationally, they must compete to offer the most attractive environment for economic activity. The study “The Mobility Opportunity” is geared toward city decision-makers around the world so that they may use its recommendations to achieve the greatest economic benefit. Reference number: IC201406.009e
Page 2/3
Siemens AG
Press Release
Contact for journalists:
Trista Prihartini PT Siemens Indonesia, Media Relations Tlp (021) 27543009 Fax (021) 27543010
[email protected] Siemens AG: Stefan Wagner Tel.: +49 89 636 632041 E-mail:
[email protected] Credo: Piers Barclay Tel. + 44 203 206 8800 E-mail:
[email protected]
For further information and pictures from the event available at www.siemens.com/press/mobility-opportunity www.siemens.asia/ID/en/press/Press-Releases.aspx
Follow us on Twitter at: www.twitter.com/siemens_press The Siemens Infrastructure & Cities Sector (Munich, Germany), with approximately 90,000 employees, focuses on sustainable and intelligent infrastructure technologies. Its offering includes products, systems and solutions for intelligent traffic management, rail-bound transportation, smart grids, power distribution, energy efficient buildings, and safety and security. The Sector comprises the divisions Building Technologies, Low and Medium Voltage, Mobility and Logistics, Rail Systems and Smart Grid. For more information visit www.siem ens.com/infrastructurecities
Reference number: IC201406.009e
Page 3/3
Infrastructure & Cities Sector
Press Singapura, 2 Juni 2014
Perbaikan transportasi Jakarta demi transformasi ekonomi Indonesia Studi menunjukkan adanya peluang pertumbuhan ekonomi hingga hampir $5,6 milyar Pembangunan turut membantu mengatasi kemampuan daya tampung Diperlukan rencana investasi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan masa depan Jakarta dapat memperoleh manfaat ekonomi hingga 8,9 milyar dolar AS per tahun jika jaringan transportasinya ditingkatkan agar menyamai standar global terbaik di kelasnya. Demikian hasil studi "The Mobility Opportunity" yang dilakukan oleh Credo, perusahaan konsultan yang berbasis di London, dan dipresentasikan di Singapura hari ini. Studi yang disponsori oleh Siemens ini meneliti jaringan transportasi di 35 kota besar di seluruh dunia dan menilai seberapa siap kota-kota tersebut menghadapi tantangan masa depan, termasuk pertumbuhan penduduk dan tingkat kompetisi yang semakin tinggi. Hasilnya, jika ke-35 kota yang diteliti dapat menerapkan standar-standar terbaik di kelasnya, kota-kota tersebut akan dapat memperoleh keuntungan ekonomi hingga 238 miliar dolar AS per tahun pada tahun 2030. Jika hasil ini di ekstrapolasikan terhadap seluruh kota besar di dunia dengan jumlah penduduk 750.000 orang atau lebih, maka peluang ekonomi yang akan diperoleh dapat mencapai sekitar 800 miliar dolar AS per tahun atau setara dengan sekitar satu persen PDB global. Saat ini, potensi keuntungan diperkirakan sekitar 360 miliar dolar AS per tahun. Di Jakarta, jumlah komuter (penglaju) pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 2,5 juta orang setiap hari sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Kemampuan untuk mengatasi peningkatan ini merupakan tantangan yang sangat besar jika merujuk pada hasil studi ini. Selain menyoroti keterbatasan dalam jaringan transportasi yang tersedia saat ini, studi juga menunjukkan bahwa Jakarta siap untuk berinvestasi dan merencanakan pembangunan mobilitas jangka panjang
Siemens AG Wittelsbacherplatz 2, 80333 Munich, Germany Communications and Government Affairs Head: Stephan Heimbach Reference number: IC201406.009e
Infrastructure & Cities Sector Wittelsbacherplatz 2, 80333 Munich, Germany
Page 1/4
Siemens AG
Press Release
seperti telah dibuktikan oleh investasi dalam jaringan rel kereta cepat dan bus transit cepat. Kesimpulannya, jika Jakarta dapat belajar dari kota-kota dengan jaringan transportasi yang lebih matang dan sukses, maka manfaat ekonomi secara keseluruhan akan sangat besar. Transportasi dipandang sebagai salah satu faktor penting dalam pengukuran daya saing sebuah kota. Namun, kurangnya sumber pendanaan seringkali membatasi kemampuan kota untuk berinvestasi dalam jaringan transportasi. Penelitian ini unik karena menguraikan nilai ekonomi yang hilang akibat biaya transportasi yang tidak efisien, sehingga membantu kota menyadari pentingnya investasi. Beberapa faktor yang dipertimbangkan antara lain mencakup waktu perjalanan, keramaian dan kepadatan jaringan, yang secara keseluruhan mempengaruhi produktivitas sebuah kota. Demi perbandingan yang akurat, studi kelompok kota ini dibagi dalam tiga kategori untuk memperhitungkan berbagai tingkat kesejahteraan dan kemajuan pembangunan. Menurut Credo, kota-kota yang paling efisien dari segi biaya adalah: Kopenhagen, Denmark (kategori “Kota Mapan”) Singapura, (kategori “Kota Berkepadatan Tinggi”) Santiago, Chili (kategori “Kota Berkembang”) Selanjutnya, Credo membandingkan kota-kota dengan kota terbaik dalam kategorinya, sehingga memungkinkan pengukuran terhadap manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari investasi transportasi, seperti produktivitas yang lebih tinggi dan aktivitas ekonomi baru. Sebagai penutup, Credo memberikan sejumlah rekomendasi penting tentang bagaimana suatu kota dapat mewujudkan peningkatan ekonomi. Studi kasus menunjukkan bagaimana investasi potensial dapat membuahkan hasil. “Semua kota dapat belajar dari kota-kota terbaik dalam kategorinya untuk menutup kesenjangan dalam efisiensi jaringan transportasi, mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas. Semakin efisien jaringan transportasi suatu kota, semakin menarik kota tersebut bagi bisnis,” komentar Chris Molloy, Partner di Credo.
Reference number: IC201406.009e
Page 2/4
Siemens AG
Press Release
“Sistem transportasi kota terbaik adalah yang memungkinkan mobilitas cepat, mudah, dan nyaman ke tempat tujuan masing-masing. Kota-kota terbaik sudah mencapai ini dengan jaringan transportasi efisien yang menggunakan infrastruktur modern, koneksi yang baik antara berbagai moda transportasi, dan yang terpenting, strategi yang jelas tentang bagaimana memenuhi kebutuhan masa depan," ungkap Roland Busch, CEO Siemens untuk Sektor Infrastruktur dan Perkotaan. Kota merupakan penggerak pertumbuhan di masa depan. Kota menghasilkan 80 persen output ekonomi global. Namun, dalam perekonomian global, dengan semakin meningkatnya kemampuan bisnis dan tenaga kerja untuk berpindah secara internasional, kota-kota harus bersaing untuk menawarkan lingkungan yang paling menarik untuk kegiatan ekonomi. Studi "The Mobility Opportunity" diarahkan kepada para pengambil keputusan kota di seluruh dunia agar rekomendasi yang ditawarkan dapat digunakan untuk menghasilkan manfaat ekonomi terbesar bagi kota-kota mereka.
Hubungan media: Trista Prihartini PT Siemens Indonesia, Media Relations Tlp (021) 27543009 Fax (021) 27543010
[email protected] Siemens AG: Stefan Wagner Tel.: +49 89 636 632041 E-mail:
[email protected]
Credo: Piers Barclay Tel. + 44 203 206 8800 E-mail:
[email protected]
Reference number: IC201406.009e
Page 3/4
Siemens AG
Press Release
Informasi lebih lanjut mengenai iven ini dapat diakses di www.siemens.com/press/mobility-opportunity www.siemens.asia/ID/en/press/Press-Releases.aspx Follow kami di Twitter: www.twitter.com/siemens_press Sektor Infrastruktur dan Perkotaan Siemens, dengan kurang lebih 90.000 karyawan, fokus pada pengembangan teknologi infrastruktur berkelanjutan dan cerdas. Penwarannya meliputi sejumlah produk, sistem dan solusi untuk manajem en lalu lintas yang cerdas, transportasi rel-terikat, smart grid, distribusi listrik, bangunan hemat energi, serta keselamatan dan keamanan. Sektor ini mencakup beberapa divisi mulai dari Building Technologies, Low and Medium Voltage, Mobility and Logistics, Rail Systems, dan Smart Grid. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.siemens.com/infrastructure-cities
Reference number: IC201406.009e
Page 4/4