MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239
88
PREDIKSI TINGKAT KERUSAKAN JALAN UNTUK ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN Oleh: Sudarto Universitas Soerjo Ngawi I. ABSTRACT This research of "The effect of liming and P fertilizer dosage on the growth and yield of soybean plant (Glycine max, L.) in Latosol soil", had been conducted from April 2001 until July 2001. The method of the research use factorial design based on the Randomized Block Design (RCBD) with two factors of treatment. The first factor was liming dosage (no liming, liming dosage 1,5; 2,0; and 2,5) X Aldd ton of CaCO3 / ha and second factor was SP-36 fertilizer dosage (0, 45, dose 90, dose 135) kg/ha and each combination of treatment three times replicated. The result of this research: 1. The treatment of liming dosage was significantly of linier on weight of dry seeds per plant. 2. The treatment of application SP-36 fertilizer dosage was significantly of quadratic on number of filled pods per plant and number of empty pods per plant. 3. On the liming application of P (SP-36) fertilizer with increase dosage showed interaction effect on number of filled pods per plant and weight of pods per plant. 4. The highest yield of weight of dry seeds per plant reached by treatment combination K2P3 (2,0 X Aldd ton of CaCO 3/ha and SP-36 fertilizer dosage 135 kg/ha) namely 14,26 grams and the lowest yield was treatment combination K 0P0 (no liming and no SP-36 fertilizer) namely 6,54 grams. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang berarti pula terjadi peningkatan kebutuhan akan tersedianya sarana dan prasarana transportasi sosial ekonomi seperti jalan raya, terutama jalan-jalan strategis yang merupakan penghubung antara daerah satu dengan daerah lainnya. Dengan meningkatnya kebutuhan akan jalan yang baik tersebut maka jumlah proyek yang dianggarkan setiap tahunnya oleh Dinas Bina Marga
Pusat ataupun Daerah, baik proyek peningkatan jalan ataupun pemeliharaan jalan akan bertambah pula. Karena itu banyak permasalahan-permasalahan baru yang timbul dan banyak pula metode-metode pelaksanaan pemeliharaan jalan yang semakin disempurnakan untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan proyek tersebut. Pada pelaksanaan proyek-proyek jalan Kabupaten yang bersumber dari APBD yang biasanya ditangani oleh Kontraktor pelaksana lokal setempat yang umumnya mempunyai kemam-
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239 puan teknis dan manajemen yang terbatas, maka banyak permasalahan terutama masalah teknis lapangan dan permasalahan manajemen pembiayaan proyek yang akan muncul yang berdampak pada hasil kwalitas jalan yang kurang baik, sehingga masih membutuhkan dana tambahan untuk pemeliharaan nya. Perbaikan di sektor ini perlu dalam menciptakan efisiensi anggaran pembiayaan yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk proyek-proyek peningkatan ataupun pemeliharaan jalan Kabupaten agar dana tersebut dapat tepat sasarannya baik dari segi manfaat maupun pada pelaksanaan konstruksi proyek jalan tersebut. 1.2. Permasalahan Sebuah metode peramalan tingkat kekerasan jalan perlu dibuat untuk digunakan sebagai koreksi survey jalan dalam penyusunan anggaran biaya pemeliharaan jalan dan pemilihan dari desain teknis konstruksi jalan sesuai umur rencana dari jalan tersebut. Berpijak pada hal di atas ditinjau dari aspek-aspek teknis dan efisiensi survey jalan untuk memprediksi tingkat kerusakan jalan terutama untuk proyek pemeliharaan jalan Kabupaten, maka dari permasalahan di atas, masalah yang timbul dalam penelitian penentuan tingkat kerusakan jalan Kabupaten ini adalah : 1. Bagaimanakah memprediksi tingkat kerusakan suatu ruas jalan untuk penyusunan anggaran proyek pemeliharaan jalan pada ditahan berikutnya ? 2. Bagaimanakah mengelompokkan tingkat kerusakan jalan ?
89
3. Adakah pengaruh dari pertumbuhan lalu lintas terhadap tingkat kerusakan jalan ? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Membuat suatu metode estimasi tingkat kerusakan jalan Kabupaten untuk proyek pemeliharaan jalan dengan menggunakan data-data proyek yang telah dilaksanakan (Data Historis) maupun dengan pengamatan langsung di lapangan terhadap proyek-proyek pemeliharaan yang sedang dilaksanakan. 2. Mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat kerusakan jalan Kabupaten dan memberi masukan terhadap penyusunan anggaran pemeliharaan jalan pada proyek-proyek pemeliharaan jalan Kabupaten. 1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada : 1. Lingkup daerah penelitian ini dibatasi di wilayah Kabupaten Pasuruan Jawa Timur dengan mengambil sampel dari proyek pemeliharaan ruas jalan Kabupaten yang lokasinya tersebar. 2. Penelitian dilakukan pada proyekproyek pemeliharaan jalan Kabupaten yaitu proyek dengan skala pekerjaan sedang yang menitik beratkan pada perbaikan kerusakan sedang hingga kerusakan berat dengan pembatasan data dari 4 tahun ke belakang. 3. Penelitian dilakukan pada jenis konstruksi jalan seperti perkerasan
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239 subbase, base course, dan kondisi drainase jalan yang merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya yang besar untuk proyek pemeliharaan jalan Kabupaten. Sedangkan tipe penanganan konstruksi sebagai berikut : - Pekerjaan Patching/complongan - Pekerjaan Laburan Aspal (Buras/ Burtu) - Pekerjaan Lapis Penetrasi (Lapen) 4. Faktor-faktor non-teknis seperti faktor sosial, budaya dan lain-lain tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. 1.5. Obyek Penelitian Yang menjadi obyek penelitian ini adalah : a. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan jalan seperti : 1. Cuaca terutama data curah hujan tahunan 2. Pertumbuhan tingkat lalu lintas harian (LHR). 3. Kondisi drainase jalan b. Aspek-aspek yang penting dalam penentuan tungkat kerusakan dan pemilihan desain teknis dari penanganan pemeliharan jalan Kabupaten seperti : 1. Data survey lapangan seperti : - Data lalu lintas harian (LHR) - Data angkutan berat dan tonnase kendaraan - Data manfaat jalan 2. Data historis jalan 3. Perencanaan tipe penanganan pemeliharaan jalan 4. Penentuan skala prioritas jalan yang akan dipelihara c. Pembuatan model untuk memprediksi tingkat kerusakan jalan guna proyek pemeliharaan jalan di masa mendatang.
90
1.6. Manfaat dari Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan bagi pihakpihak yang terlibat dalam pelaksanaan pemeliharaan konstruksi perkerasan jalan Kabupaten di kabupaten utamanya pihak pemilik / instansi pemerintah yaitu : 1. Terbentuknya sebuah metode yang dapat meramalkan tingkat kerusakan jalan dalam kondisi tertentu guna penentuan umur rencana pemeliharaan jalan dari suatu ruas jalan di daerah Kabupaten. 2. Metode tersebut dapat digunakan untuk menentukan besarnya biaya pemeliharaan pada ruas jalan yang akan ditangani sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi biaya. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1.Standard Konstruksi Jalan Kabupaten Standard merupakan ketentuan baku dan sebagai pedoman atau ketentuan yang dibakukan pada suatu kondisi, ruang dan waktu tertentu yang dibuat oleh suatu lembaga profesi yang berkaitan dengan bidangnya. Dalam hal standard jalan kabupaten, mengacu pada standard Bina Marga yang juga mengacu pada standard yang dipakai Amerika Serikat (AASHTO, ASTM) yang telah dimodifikasi menjadi standard Bina Marga seperti petunjuk perencanaan geometri jalan, atau Manual Pemeriksaan Badan Jalan (MPBJ) serta standard petunjukpetunjuk lainnya. Beberapa jenis standard yang menjadi petunjuk perencanaan perkerasan jalan yang merupakan
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239 standard Bina Marga jalan Kabupaten yaitu : 1. Jalan Agregat Padat Tahan Cuaca (JAPAT) : 07/PT/B/1983. 2. Agregat Base Klas C sebagai Lapis Pondasi Bawah (LPB Klas C) 3. Agregat Base Klas B sebagai Lapis Pondasi Atas (LPA Klas B) 4. Pembentukan Tipe A (TUK A) : 10/PT/B/1983 5. Pembentukan Tipe B (TUK B) : 06/PT/B/1983 6. Lapis Asbuton Agregat (LASBUTAG) : 09/PT/B/1983 7. Lapis Tipis Asbuton Murni (LATASBUM) : 11/PT/B/1983 8. Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) : 08/PT/B/1983 9. Laburan Aspal Dua Lapis (BURDA) : 14/PT/B/1983 10. Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) : 12/PT/B/1983 11. Lapisan Aspal Beton (LASTON) : 13/PT/B/1983 12. lapisan Penetrasi Macadam (LAPEN) : 01/PT/B/1983 Pada penelitian ini tipe yang akan di ambil adalah tipe yang paling sering digunakan untuk proyek pemeliharaan jalan yaitu tipe BURDA, BURTU, dan LAPEN. 2.2. Survey Kondisi Jalan Sebelum pemeliharan jalan dilakukan perlu diadakan terlebih dahulu ; 1. Survey kondisi permukaan yaitu untuk mengetahui tingkat kenyamanan (ridebility) permukaan jalan saat ini. Survey ini dapat dilakukan secara visual ataupun dengan menggunakan alat. Survey secara visual meliputi :
91
a. Penilaian kondisi dari lapisan permukaan, baik, kritis, ataukah rusak b. Penilaian kenyamanan dengan menggunakan kendaraan dengan kecepatan tertentu untuk penilaian kenyamanan, kurang nyaman atau tidak nyaman. c. Penilaian berat kerusakan yang terjadi, baik kwalitas maupun kwantitasnya. Penilaian dilakukan terhadap retak-retak (craking), Lubang (pot-hole), ruting (alur), pelepasan butir (reveling), pengelupasan lapis permukaan (stripping), keriting (corrugation), amblas (depression), bleeding, sungkur (shoving) dan jambul (upheaval). 2. Survey Kelayakan Struktur Konstruksi perkerasan yaitu dengan cara mengambil sample dari perkerasan jalan lama untuk diperiksa di lapangan ataupun untuk test di laboratorium sesuai dengan maksud dari pemeriksaan tersebut. Dari hasil temuan di lapangan ataupun dari hasil test laboratorium maka dapat diidentifikasi kondisi jalan tersebut dan dapat di perkirakan faktorfaktor penyebab dari kerusakan jalan tersebut untuk kemudian dapat segera ditentukan perencanaan dari tipe penanganan ataupun pemeliharaannya. 2.3. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Jalan Kerusakan pada konstruksi jalan dapat disebabkan oleh: a. lalu-lintas yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban. b. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239 tidak baik, naiknya air akibat kapilaritas. c. Material konstruksi perkerasan yang tidak baik. d. Iklim atau cuaca dalam hal ini curah hujan yang cenderung tinggi e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil f. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik . (Sumber : Silvia Sukirman, 1982) Dari jenis penyebab kerusakan di atas diperlukan jenis dari pemeliharaan jalan yang tepat sesuai dengan kebutuhan guna mengatasi kerusakan tersebut. 2.4. Kriteria Penanganan Kabupaten
Jalan
Gambar. 2.1. Kriteria Program Penanganan Jalan
Arti dan perbedaan jenis penanganan pemeliharaan jalan dapat dilihat pada gambar 1.1, sedangkan kegiatan penanganan jalan mencakup programprogram : perawatan jalan, rehabilitasi jalan, penunjangan jalan dan peningkatan jalan (Bina Marga 1983). Program penanganan jalan Kabupaten menurut SK No. 77/KPTS/ Db/1990 di dalam penanganan pekerjaan jalan ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar sebagai berikut:
92
1. Pekerjaan pemeliharaan, untuk jalan berkondisi “Baik / Sedang” 2. Pekerjaan berat (Pembangunan baru, Peningkatan, Rehabilitasi / Penunjangan) untuk jalan berkondisi “Rusak / Rusak berat”. 3. Pekerjaan penyangga, untuk jalan berkondisi “Sedang / Rusak”. Pekerjaan pemeliharaan yang menjadi bahasan dalam penelitian ini, harus dilakukan terhadap semua jalan dengan kondisi baik / sedang dan harus mendapatkan prioritas alokasi dana. Maksud utama pemberian prioritas ini adalah untuk menjaga agar permukaan ruas jalan terpelihara dengan baik dan tetap menjaga kondisi awal. Dengan demikian hasil suatu proyek pekerjaan berat tetap bisa bertahan sesuai dengan umur yang direncanakan. Pekerjaan ini terutama terdiri dari pekerjaan rutin tahunan dengan biaya ringan. Perkerasan ulang secara berkala serta perbaikan drainase. Biaya untuk pemeliharaan berkala ini besarnya kira-kira Rp. 20-50 juta per kilometre, sedangkan untuk pemeliharaan rutin tahunan sebesar Rp. 0,5-2,0 juta per kilometre (Bina Marga, SK No. 77/KPTS/Db/1990. 2.5. Sumber Dana Penanganan Jaringan Jalan Pembiayaan penanganan jaringan jalan berasal dari tiga sumber berikut ini : - Pendapatan nasional - Bantuan Proyek dan Bantuan teknik - Pendapatan daerah (APBD)
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239
Sebagai pedoman umum, alokasi sumber biaya perawatan jalan diatur menurut klasifikasi jalan sebagai berikut : 1. Jalan Arteri : APBD 2. Jalan Kolektor : APBD TK I 3. Jalan Lokal/Kab. : APBD TK II 4. Jalan Tol : Pengelolaan Jalan Tol Dari gambar 2.2. di atas jelas bahwa dana dari proyek pemeliharaan jalan Kabupaten bersumber dari APBD TK II yang mana jelas sepenuhnya tergantung pada kemampuan dari daerah untuk membiayainya. Dana tersebut jelaslah sangat terbatas dan timbul keinginan yang besar untuk menjadikan dana yang terbatas tersebut agar dapat efektif dan efisien dalam membiayainya pemeliharaan jalan Kabupaten tiap tahunnya. 2.6. Klasifikasi Jalan Menurut Undang-Undang Lalu Lintas No. 14/1996, secara umum dikenal tiga macam klasifikasi jalan : Klasifikasi Administrasi, Klasifikasi Fungsional, dan Klasifikasi Struktural. Klasifikasi Administrasi membagi jalan kedalam golongan sebagai berikut: 1. Jalan Negara 2. Jalan Propinsi 3. Jalan Kabupaten 4. Jalan Lingkungan / jalan Desa Klasifikasi fungsi membagi jalan ke dalam golongan sebagai berikut: 1. JaringanPrimer terdiri dari : Arteri Primer, dan Kolektor Primer.
93
2. Jaringan Sekunder terdiri dari : Arteri Sekunder, Kolektor Sekunder, dan Lokal Sekunder. Klasifikasi Administrasi membagi jalan kedalam golongan sebagai berikut : 1. Kelas I 2. Kelas II A, Kelas II B, Kelas II C 3. Kelas III Pada penelitian ini pengambilan sample dilakukan pada jalan Kabupaten dengan klasifikasi jalan Kelas III yang mempunyai batas kemampuan tertentu. 2.7. Umur Rencana Jalan Umur rencana perkerasan jalan adalah suatu jangka waktu dimana jalan tersebut masih mampu melayani lalu-lintas sebelum diperlukan suatu perbaikan yang bersifat structural. Sepanjang umur rencana, pemeliharaan perkerasan jalan tetap harus dilakukan, seperti pelapisan non-struktural yang berfungsi sebagai lapisan aus. Umur rencana untuk perkerasan lentur jalan baru umumnya diambil sebesar 20 tahun, sedangkan untuk peningkatan jalan sebesar 10 tahun. Penentuan umur rencana sebesar lebih dari 20 tahun tidak lagi ekonomis, karena perkembangan lalu lintas pada jangka panjang susah diprediksi, dan hal ini akan mengakibatkan terjadinya perhitungan volume lalu lintas yang terlalu tinggi pada akhir umur-umur rencana. Penambahan tebal lapisan perkerasan yang terlalu besar menyebabkan biaya awal yang cukup tinggi ( Sukirman. S 1992 dalam Ida Bagus Putu Adnyana. 1998). Bila kita dapat memprediksi tngkat pertumbuhan volume lalu-lintas ataupun kerusakan jalan yang mungkin terjadi, tentulah umur rencana dari
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239 suatu ruas jalan dapat sedikit diperpanjang, alokasi dari dana pemeliharaan akan efisien yang berarti aka nada penghematan dalam hal biaya pemeliharaan maupun peningkatan jalan.
2.8. Volume Lalu-lintas Volume lalu-lintas didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati suatu titik pengamatan selama satu satuan waktu. Volume lalu-lintas bias dihitung dengan pengamatan berkala maupun insidentil. Umumnya volume lalu lintas disebut dengan Lalu lintas Harian (LHR). Volume lalu-lintas untuk saat ini dan masa mendatang biasa diperoleh sebagai berikut: 1. Perhitungan lalu-lintas saat ini, untuk memperoleh data mengenai : a. Jumlah kendaraan yang memakai jalan b. Jenis kendaraan beserta jumlah tiap jenis kendaraan c. Konfigurasi sumbu setiap jenis kendaraan d. Beban masing-masing sumbu kendaran 2. Perkiraan factor pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana, yang didasarkan pada analisa ekonomi dan social daerah tersebut. Pengertian dari Faktor Pertumbuhan Lalu-lintas adalah jumlah kendaraan yang memakai jalan yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan lalu-lintas adalah perkembangan daerah, bertambahnya tingkay ekonomi masyarakat, naiknya daya beli masyarakat akan kendaraan, dan lain sebagainya. Faktor
94
pertumbuhan lalu-lintas dinyatakan dalam persen per tahun.( Ida Bagus Putu Adnyana. 1998). Pada setiap tahunnya data dari survey LHR maupun data inventris kondisi struktur jalan yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga diperbaharui dengan mengadakan survey diseluruh ruas-ruas jalan Kabupaten. Survey LHR tersebut dilakukan secara manual dengan waktu selama 1 x 24 jam. Hal ini tentunya belum efektif karena factor kesalahan manusia jelas besar dan terbatasnya peralatan survey jelas mempengaruhi tingkat validitas dari data tersebut. Untuk menanggulangi dari masalah tersebut jelas diperlukan suatu metode untuk memperkecil tingkat kesalahan dari survey atau mungkin ada nilai control atau prediksi untuk digunakan sebagai pembanding agar data dapat lebih obyektif dan akurat. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat penelitian korelasi ( Correlation research ) yang mana tipe penelitian ini digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada satu atau lebih factor berkaitan dengan variabel satu atau lebih factor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Hasil penelitian ini biasanya hanya mengidentifikasi ada tidaknya hubungan, yang tidak mesti menunjukkan hubungan sebab akibat dari faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang akan dicari hubungannya yaitu: identifikasi faktorfaktor yang menjadi penyebab kerusakan struktur jalan dengan tingkat kerusakan dari jalan tersebut dan pada kondisi tertentu dimungkinkan adanya sebuah metode untuk memprediksi tingkat kerusakan dari sebuah ruas
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239 jalan untuk dijadikan masukan bagi penyusunan anggaran biaya pada proyek pemeliharaan jalan yang akan dilaksanakan ataupun yang telah selesai dimana pelaksanaan-nya dilakukan dengan suatu proses inputoutput. Input merupakan serangkaian aktifitas yakni ; pemahaman literature tentang standard-standar survey ataupun konstruksi jalan menurut Dinas Bina Marga Kabupaten, mengumpulkan bahan-bahan literature dari buku-buku khususnya buku-buku Teknik, menyusun item instrument, pengumpulan data lapangan ke lokasi obyek dan menguji validitas dan reabilitas. Sedangkan output berupa pembuatan model statistic untuk memprediksi tingkat kerusakan dari suatu ruas jalan Kabupaten. 3.2. Instrumen Penelitian dalam Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara : - Studi Pustaka, untuk memperoleh pendukung data Primer dan data Sekunder - Observasi dilokasi, sebagai bahan data primer - Wawancara dan diskusi dengan pihak terkait seperti Pimpro dan pengawas lapangan untuk melengkapi data yang belum jelas ataupun untuk melengkapi kekurangan data yang ada. Objek pengambilan data dari pihak-pihak yang terkait pada pelaksanaan di lapangan adalah : 1. Pimpro Proyek Pemeliharaan jalan APBD II Kab. Pasuruan 2. Pengawas Lapangan proyek pemeliharaan jalan 3. Petugas Survey
95
4. Arsip Proyek Pemeliharaan Jalan Kabupaten Data didapat dari Dinas atau Instansi Pemerintah seperti Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Dinas Pengairan Kabupaten Pasuruan, dan DLLAJ yang selama ini telah mengumpulkan data-data jalan beserta data bangkitan lalu lintas dari tahun yang lalu sampai data sekarang. Secara Spesifik data-data jalan yang akan digunakan anatar alain : 1. Data Kondisi dan status jalan Sampel 2. Data Jumlah LHR pada jalan Sampel 3. Data cuaca (Curah hujan tahunan ) 4. Data Pemeliharaan yang selama ini telah di alokasikan pada Jalan Sampel 5. Data-dataPrimer yang didapat dari Pengamatan di Lapangan ( Hasil Survey ). 3.3. Hipotesis Sementara Mengacu pada rumusan masalah pada bab 1, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Factor Cuaca terutama curah hujan tahunan dapat member pengaruh yang signifikan kepada tingkat kerusakan jalan Kabupaten. 2. Kondisi Drainase yang baik dapat member pengaruh pada tingkat kerusakan jalan. 3. Pertumbuhan Lalu-Lintas Harian (LHR) dapat member pengaruh pada tingkat kerusakan jalan. a. Bagan Alir Dari Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah Penelitian yang akan di ambil antara lain : 1. Perumusan masalah 2. Merujuk tinjauan Pustaka 3. Mengidentifikasi Metoda Analisis
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239
96
4. Studi pendahuluan obyek Penelitian dan observasi sample penelitian 5. Mengidentifikasi Variabel penelitian 6. Mengidentifikasi sample penelitian 7. Menentukan alat dan teknik pengumpulan data 8. Mengumpulkan dan menganalisis data 9. Pembuatan Model Statistik dan pengujian model 10. Menyimpulkan dan memberikan saran BAGAN ALIR DARI PENELITIAN
F. Penutup Kendala-kendala yang mungkin akan timbul dalam penelitian ini antara lain: - Sulitnya pengumpulan dan pengolahan data terutama data-data yang bersumber dari Instansi Pemerintah karena ketidak-rapihan dalam penyimpanan arsip proyek yang telah dilaksanakan dan terbatasnya pengetahuan dari peneliti terhadap permasalahan tersebut. - Terbatasnya waktu dan biaya dari penelitian ini yang mungkin mengakibatkan tidak maksimalnya lingkup bahasan dan hasil dari penelitian ini. Alternatif-alternatif untuk mengatasi kendala-kendala tersebut di atas adalah: - Penelitian ini sangat mengharapkan adanya kerja sama yang baik antara pihak-pihak dari Instansi Pemerintah, dan juga phak-pihak dari Lembaga Pendidikan dalam hal pengumpulan data, pengumpulan bahan-bahan kepustakaan demi kelancaran jalannya Penelitian ini guna mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi Ilmu Pngetahuan terutama dalam hal pemeliharaan jalan Kabupaten.
E. Rencana Jadwal Penelitian DAFTAR PUSTAKA Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten
MEDIA SOERJO Vol. 6 No. 1. April 2010 ISSN 1978 – 6239
97
Harold N. Atkins, PE. Highway Materials, Soils, and Concretes Third Edition. Prentice Hall, 1997 Wiliam Irvine, FRICS. Surveying for Construction Fourth Edition. The McGraw-Hill companies, 1995 Barry F. Kavanagh. Surveying with Construction Application. Prentice Hall, 1997 Silvia Sukirman. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung : Nova, 1992 Bina Marga, Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten Bagian B. Pedoman Prosedur. SK No. 77/KPTS/Db/1990 Edisi January, 1995 Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Peraturan Perencanaan Geometrik jalan raya, Standard Spesifications for Geometric Design of Rular Highways. No. 13/1970 Edisi Maret, 1976 Muhammad Rizal, Studi Pelaksanaan Sistem Kontrol Kualitas pada proyek Peningkatan Jalan Kabupaten Di Kawasan GERBANGKERTASUSILA. Surabaya: ITS, 2001 Ida Bagus Putu adyana, Studi metoda Seleksi Ruas-ruas Jalan Kabupaten Berdasarkan Aspek Pengembangan Wilayah Kasus : Kabupaten Karangasem. Surabaya: ITS, 1998 William G. Cochran, Rudiansyah, Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga. Universitas Indonesia, 1991
Sudarto, Prediksi Tingkat Kerusakan Jalan Untuk Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan Kabupaten