a
POTENSI PERAN STRATEGIS UNIVERSITAS GADJAH MADA UNTUK MEMPERCEP AT IMPI..EMENT ASI, PROGRAM EFISIENSI DAN KONSERV ASI ENERGI
r a
UNIVERSITAS GADJAlI MADA,
_
Pidato Pengukuhan .Jftbatan Guru Besar pada FaJmJtas Teknik Universitas Gadjab Mada
oleh: Prof. Ir. Samsul Kamal, M.Sc., Ph.D:
POTENSI PERAN STRATEGIS UNIVERSITAS GADJAH MADA UNTUK MEMPERCEP AT IMPLEMENT ASI PROGRAM EFISIENSI DAN KONSERV ASI ENERGI
U~IVERSIT AS GADJAH MADA
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Diucapkan di depan Rapat Terbuka Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada pada tanggal 3 Maret 2015 Yooyakarta b.
oleh: Prof. Ir. Samsul Kamal, M.Sc., Ph.D.
B is 11/il 100 Ii irra h ilia
n irra
h i illl
Yang dillluliakan dan yang kallli horlllati Ketua, Sekretaris, dan Anggota M{{jelis Wali AlIlanat, Ketua, Sekretaris, dan Anggota De\l'an Guru Besar, Kellla, Sckretaris, dan Anggota Senat Akadelllik, Rektor dan para Wakil Rektor Rekan sej({\mt, alulllni, dan para tall/U undangan, Ser/a II/ahasiswa dan sonak keluarga yong saya cin/ai Assalallluala ikulI/ 11'arahlllbtullahi waharakatuh
Puji dan syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas seluruh karunia yang diIimpahkan kepada kita, dan salah satu karunia yang luar biasa pada hari ini adalah kesempatan kita semua hadir di Balai Senat. Terima kasih setulusnya dan penghargaan yang luar biasa kami sampaikan atas kehadiran semua yang dimuliakan dan kami homlati untuk mengikuti penyampaian pidato pengukuhan saya. Sesuai dcngan bidang saya, yaitu Tcknologi Konversi Energi, pidato yang saya sampaikan pada Rapat Terbuka Dewan Guru Bcsar ini adalah gagasan implementatif untuk mendukung peran Universitas Gadjah Mada dalam memberikan solusi pengelolaan energi dengan judul: POTENSI PERAI\ STRA TEGIS UI\IVERSIT AS GADJAH MADA UI\TUK MEMPERCEPAT IMPLEMENTASI PROGRAM EFISIENSI DAN KONSERV AS] ENERGI Hadirin yang dillluliakan, SecaI'a singkat dapat dikatakan bahwa energi (energy) atau kelja (work) dapat didetinisikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Jadi, apa pun jenis aktivitas yang kita lakukan pasti memerlukan cncrgi. Untuk memudahkan, energi dapat dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu energi mekanikal
2 (II/cclwnical cncrg)'), energi kemikal (chclI/ical cnc/gr), energl elcktrikal (clectrical cnergy), energi terma! (therll/al energ1'), encrgi elektromagnctik (dcctroll/agnctic ene/g)'), dan encrgi nuklir (nuclear energy), AllwlI/dulillah Tuhan telah menyediakan keenam jenis energi tersebut di Indonesia, Energi kemikal misalnya tersedia dalam bentuk minyak, gas, batu bara, dan sebagainya. Aliran air, aliran udara atau angin adalah bentuk eksistcnsi dari cnergi mckanikal yang tcrsedia di alam, Sebagian encrgi tcrmal tentu sangat akrab dengan ibu-ibu rumah tangga yang menggunakannya untuk memasak. Gelombang elektromagnctik sangat terkait dengan hantal'an energi matahari dan berbagai peralatan komunikasi. ffadirin yang dillluliakan, Untuk mcngembangkan diri dan mempeI1ahankan eksistensinya manusia banyak melakukan aktivitas yang membutuhkan berbagai jenis energi. Energi mekanikal misalnya dibutuhkan untuk menggerakkan mobil, sedangkan energi elektrikal dibutuhkan untuk penerangan di malam hari. Sifat energi yang dibutuhkan manusia, seCaI'abahasa ekonomi, dituntut mempunyai kritcria andaL teljangkau. sel1a mudah diakses (Budiarto, 20 II). Untuk mcmudahkan perhitungan antara energi yang tersedia dan yang dibutuhkan maka dibuatlah satuan energi, Karena secaJ'a praktis jenis energi yang banyak digunakan adalah energi elektrikal serta encrgi termal yang dihitung terhadap waktu yang diberikan, satuan energi yang sering digunakan adalah satuan energi yang merepresentasikan jumlah energi yang dikaitkan dengan waktu, yaitu: kilo Wall-hour (kWh) untuk satuan enel'!.!ielektrikal. Untuk skala yang lebih besar terdapat satuan Gigo Wall-hour (GWh), di mana I Gigo Watt = 1.000,000 kilo watt. British Therll/al Unit (BTU) untuk satuan energi tennal. Untuk skala yang lebih besar terdapat satu~lI1Million BTU (MBTU), Oalam sejarah percaturan bisnis, jenis energi yang paling banyak diperdagangkan secara fisik adalah minyak sehingga dikenal satuan ekuivalensi jumlah energi terhadap jumlah volumctrik minyak,
3 yaitu 8"1'1'('1oj' Oil Ec/ui\'(//ent (SOE) dan untuk skala bcsar terdapat satuan Millioll BOI:: (N1I30E). Hllbllngan antara energi clcktrikal. cncrgi tcnnal. dan jllll1lah volull1ctrik minyak dapat didekati seCUl'a ekuivalcnsi kuantitatif scbagai bcrikut: I kWh ekuivalen dengan sckirat' 0,003413 M BTU, scdangkan I galon atau 42 barel minyak darat mcnghasiIkal1sckitur 0, 138 MBTU. f/"dil'in.\'(/lIg
dill/uli(/fi(/II,
Pcngamatanmanusia terhadap kcterangan dan ketcraturan yang adadi alam telah mcnghas'ilkandan mengembangkanbeberapacabang ilmu yang erat hubungannyadcngan energi antaralain termodinamika, mckanika tluida dan sebagainya,sel1amcrumuskan berbagai hllkum, Hukum Termodinamika ke Nol (Zel'o Law) berbicara tcntang temperatur, Hukum Tcrmodinamika Pet1ama(Fil'st L(/w) membcrikan pengetahuan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah atau dikonvcrsi dari satujcnis encrgi ke jcnis energi yang lain.
Semcntara itu, Hukum Tel1110dinamikaKedua (Second LCII\') mcngisyaratkan adanya ctisicnsidalamproseskonversiencrgimclailli konscp ell tl'0/J.\', DCl1gan menggunakan hukum-hukum
tcrmodin
tcrscbut manusia malllpll mcnjclaskan dan mcmbuat berbagai sistclll pcralatan yang dapat digunakan untuk mcngubah (konvcrsi) dari satu jenis encrgi mcnjadi jcnis energi lain yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan, Sebagai contoh, dengan material bambu yang secara alami dan mudah diperoleh di pcdcsaan, konversi energi mckanikal dari aliran air mcnjadi encrgi elektrikal pun dapat dilakukan dcngan mudah (Kamal dan Prajitno, 2013). Dcmikian juga gerak sapi dan kotoran yang dihasilkannya, dapat dikonvcrsi mcnjadi cncrgi ckktrikal dan termal yang cukup untuk mcnopang kebutuhan cnergi kcluarga di dacrah tcrpcncil (Kamal, 20 II). Tahun 1876Nikolaus A. Otto mcmbangunmcsin cmpat langknh bcrdasarkansuatu siklllS proscs konversi energi yang mcmungkinkan konvcrsi cnergi kcmikal di dalam minyak, misalnya mcnjadi cncrgi termal mclalui pcmbakaran (colI/hustion) yang sclanjutnyamcnjadi encrgi mckanikal. Illlplcl1lcntasi siklus ini dengan mcnggunakan bcrbagai kOlllponcn mckanik yang tcrintcgrasi mcnjadikannya scbuah
4 sistcm mesin yang disebut sebagai Interl/o! Comhllstion Engine. Mesin inilah yang selanjutnya mendasari pemakaiannya dalalll dunia otolllotif untuk transpol1asi. Sclanjutnya. berbagai siklus konversi energi telah ditemukan dan dikembangkan, misalnya siklus Rankine yang mendasari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PL TU), siklus Brayton yang mendasari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dikembangkan oleh George Brayton sekitar tahun 1870. siklus Diesel yang mendasari mesin diesel dan Pembangkit Listrik Tenaga Dicsel (PL TD) dibangun oleh Rudolph Diesel pad a tahun 1890 dan siklus Carnot yang mendasari semua mesin termal termasuk mesin pendingin. Sebagaimana diatur dalam Hukum Kedua, tidak semua energi yang dimiliki oleh minyak pada mesin yang bekelja berdasarkan siklus Otto misalnya, dapat diubah seluruhnya Illenjadi energi mekanikal. Seberapa besar energi mekanikal yang pada akhimya dapat diperoleh dari energi kemikal setelah mclalui proses konversi energi dinyatakan dengan efisiensi. Secara umulll efisiensi adalah persentase perbandingan antara keluaran yang diharapkan terhadap masukan yang diberikan. Kalau suatu sistclll terdiri dari berbagai rangkaian subsistem maka etisiensi totalnya Illcrupakan hasil perkalian dari efisiensi Illasing-Illasing subsistem. Sebagai galllbaran, hingga saat ini berbagai prestasi yang dinyatakan dcngan ctisiensi tennal sistem konversi energi terhadap kapasitasnya adalah scbagai berikut: PLTD mencapai efisiensi sekitar 40-50%, PLTU mencapai efisiensi sekitar 25-30%, PLTG mencapai efisiensi sckitar 25-35%, dan PLTGU (gabungan antara PLTU dan PLTG) dapat Illencapai etisiensi sekitar 35-45%. Berbagai ungkapan yang sceara prinsip Illcnggalllbarkan nilai yang setara dengan efisiensi banyak juga digunakan untuk Illesinmesin konversi energi lainnya, misalnya Coefficient or Perrormonce (COP) untuk mesin pendingin. Untuk menghubungkan prinsip efisiensi ini terhadap kegiatan ekonomi suatu ncgara dimunculkan nilai Intcnsitas Energi (Energy Intensity) yang menggambarkan berapa unit energi yang diberikan untuk sctiap unit Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut (SEA, 2013). Nilai ini dim1ikan bahwa makin kecil nilai Intensitas Energi, menggambarkan semakin etisiennya penggunaan energi yang dilakukan di suatu negara. Indonesia masih
5 bcrada pada nilai 1,84, scmentara Singapura misalnya berada pad a tingkat 0,73 (ESDM dalam Budim1o, 2011). Sistem PTLU pertama mungkin mcmpunyai efisiensi sekitar 10(%, tctapi setelah bcrbagai pcrkembangan dan pcrbaikan selama sekitar satu sctengah abad, efisicnsinya meningkat menjadi sekitar 25-30%. Jadi, membutuhkan upaya dan waktu yang cukup banyak dan panjang untuk kenaikan efisiensi. Lonjakan perbaikan efisicnsi banyak terjadi di bidang elektronika dcngan ditcmukannya berbagai terobosan pada super konduktor, misalnya. Implementasi kemajuan di bidang elektronika ban yak dimanfaatkan pada bidang otomotif: misalnya pada sistem pcngapiannya. Dalam tekhologi penggunaan energi listrik untuk pencahayaan telah dihasilkan suatu lampu Light-Emiting Diode (LED) yang pencmunya baru-baru ini mendapat hadiah Nobel. Tahun 20 I 0 LED mampu memberikan lampu 17 Watt yang setara dalam pencahayaannya dengan lampu halogen berdaya 150 Watt, yang beral1i hanya mcmerlukan sekitar III 0 energi untuk mendapatkan pencahayaan yang sama (Anonim, 20 14-e). Hac!irin yang dill/u/ia/.;an, Ada hal yang sangat penting untuk ditekankan dari uraian di atas, yaitu betapa banyaknya energi yang terpaksa harus ..terbuang" dari proses konversi yang kita lakukan. Karena sebagian besar konversi energi yang dilakukan saat ini masih menggunakan energi primer berbentuk kemikal dari senyawa hidrokarbon, minyak dan batu bara. hal tcrsebut sangat bcrsentuhan dcngan masalah lingkungan bcrupa buangan hasil pembakaran berupa karbon dioksida yang terkait dcngan cmisi green house gases (GHG). Olch karena itu, ban yak ncgara yang mcnangani pcrsoalan yang ditimbulkan oleh pcnggunaan encrgi ini dalam bentuk target yang terpadu, yaitu pengurangan cmisi greenhouse gases dengan jalan memperbaiki proses konversinya dan juga dcngan menggunakan jcnis cncrgi lain yang dalam konvcrsinya tidak atau kurang mcnghasilkan buangan karbon dioksida, antara lain mcnggunakan energi terbarukan (reneH.able energr). Negara-ncgara Eropa (U E), misalnya, mcnargctkan pengurangan emisi GHG hingga 80(% di tahun 2050. Ncgara-negara Eropa juga mcnargetkan
6 pcnggunaan 20% dari cncrginya berasal dari encrgi tcrbarukan di tahun 2020 (SEA. 20(3). Indonesia telah bcrkomitmcn untuk mengurangi sekitar 26°;;) bila dengan usaha scndiri. atau sekitar 41(~) bila dengan usaha tambahan dari bantuan internasionaL untuk emisi greenhouse gases yang ditarget untuk mencapainya di tahun 2020 (DEN. 2014). Selain itu. Indonesia menargctkan adanya pcnghematan pada energi final, yaitu energi yang langsung digunakan. sckitar 17% di tahun 2025 (Hutapca. 2014).
Hadirill yang dilllu!iakall,
Dengan teknologi konversi energi kita mampu memperoleh berbagai bcntuk encrgi yang sesuai dengan karakteristik atau sitat yang kita inginkan untuk digunakan. Terkait dengan konvcrsi, ada hal yang menjadi tolok ukur tingkat keberhasilan prosesnya atau prestasi, yaitu efisiensi. Namun, terkait dengan implementasinya maka perilaku (hehavior) manusia yang mengoperasikan mesin konversi cncrgi tersebut akan menjadi ukuran keberhasilannya. Suatu mcsin dcngan efisiensi yang tinggi dapat saja pada akhirnya mcnjadi mcsin "pcmakan" encrgi primcr yang "rakus" atau tidak cfisicn karcna manusia tidak merawatnya (II/(/inlenanc(') dan, atau mcnggunakan energi final yang dipcrolehnya secara berlebihan, atau tidak hemat (conserve). Dengan dcmikian, ada dua hal penting yang selalu harus mendapat perhatian di dalam persoalan memanfaatkan energi, yaitu efisiensi dan konservasi. Keduanya menipunyai arti yang berbeda, tetapi mcmpunyai tujuan atau hasil akhir yang sama. Efisiensi energi berarti menggunakan Icbih sedikit cnergi untuk melakukan aktivitas atau pelayanan yang sama, scmentara konservasi cncrgi adalah mcnggunakan lebih scdikit cnergi dcngan konsckucnsi mempcrolch hasil aktivitas atau pelayanan yang lebih scdikit. Misalnya kita bisa mcningkatkan efisiensi penggunaan encrgi pembakaran pad a saat memasak air sampai mendidih dalam panci dcngan memant~latkan kembal i gas panas buangannya untuk memanaskan udara pcmbakar. Sementara itu, kita bisa melakukan konservasi cncrgi dengan mengecilkan api pembakarannya yang menycbabkan turunnya kalor disekeliling karena pancaran, tetapi akibatnya waktu yang digunakan
7 untuk mendidihkan airnya menjadi lebih lama. Kita dapat melakukan konservasi energi dengan memilih menggunakan sepeda motor berkapasitas maksimum sekitar 100 cc dan mobil berkapasitas maksimum sekitar 1.200 cc untuk keperluan sehari-hari dan kita dapat meningkatkan efisiensi energi dengan melakukan perawatan (maintenance) mesin secara benar dan teratur. Tentu keduanya akan memberikan hasil yang sama, yaitu pengurangan konsumsi energi. Hadirin yang dimu/iakal/, Tantangan besar akan muncul dari konsumsi energi jika dikaitkan dengan berbagai kondisi yang berhubungan dengan persediaan sumber energi, kebutuhan energi, serta kondisi sosioekonomi yang ada. Pertama, walaupun Indonesia memiliki berbagai jenis sumber energi primer yang menyediakan jumlah energi yang sangat besar, hal itu tentu ada batasnya. Ketersediaan berbagai jenis sumber energi yang kita miliki sesungguhnya tidak begitu menggembirakan bila dibandingkan dengan laju kebutuhannya. Di tahun 2013, misalnya, pemakaiannya ada di sckitar 1.243. MBOE energi dari berbagai sum bel' cnergi, scmcntara di tahun 2003 hanya perlu disuplai energi sebesar 858 MBOE. Jadi, dengan kata lain terjadi kenaikan suplai dengan laju sekitar 3,8% setiap tahunnya (DEN, 2014). Dari data tersebut terlihat pola pemakaian energi kita menunjukkan laju yang sangat besar, terlebih lagi di bidang transp0l1asi dengan laju konsumsi energi sekitar 6,5% per tahun. Konsumsi energi untuk komponen transpol1asi darat saja mcncakup sekitar 68% dari kebutuhan minyak bumi kita (PSE, 2014). Lebih dari itu, kendaraan pribadi, bukan transp0l1asi massa, juga sangat mengkhawatirkan dilihat dari laju jumlahnya, yaitu kcnaikan penggunaan motor yang menjadi sekitar dua kali lipat di tahun 2012 dibandingkan tahun 2004 dan lonjakan yang cukup besar juga terjadi atas penggunaan mobil pribadi. Akibatnya, secara bcrsama-sama mcreka telah memberikan jumlah konsumsi energi untuk keseluruhan transportasi darat saja meningkat secara drastis ke angka sekitar 250 MBOE di tahun 2012 (DEN, 2014). Di sisi suplai adalah kebalikannya, yaitu data yang
8 mcnunjukkan indikator profil produksi cncrgi primer utama seperti minyak, batu bara, dan gas bumi membcrikan arah yang menurun. Produksi batu bara di tahun 2013 adalah sckitar 431 million {on dibanding tahun 2014 yang hanya sekitar 147 million {on. Demikian juga untuk produksi gas, sejak tahun 20 I0 indikasi menurunnya produksi gas juga sudah mulai terlihat (DEN, 2014). Sudah sejak beberapa tahun ini kita bukan lagi mcnjadi anggota OPEC karena posisi kita saat ini adalah sebagai negara pengimpor minyak. Kedua, jumlah dan tingkat pCl1umbuhan penduduk Indonesia yang sangat besar dan cepat yang berat1i betapa bcsarnya jumlah dan laju energi yang dibutuhkan untuk aktivitasnya. Saat ini ada sekitar 256 juta penduduk Indonesia dan diperkirakan akan menjadi sekitar 304 juta pada tahun 2035 (DEN, 2014) yang beral1i laju kenaikan penduduk yang cukup besar di sekitar 2°;()rerata setiap tahun. Dari total populasi tersebut sekitar 66,6%-nya adalah pendudllk yang tinggal dan hidup di kota yang mcrupakan pendudllk dengan kebutuhan energi yang besar. Kalau dipcrkirakan manusia dengan kehidupan kota membutuhkan energi yang setara dengan kurang lebih 200 kWh setiap harinya maka dapat dihitung bctapa bcsarnya energi yang harus disediakan sctiap hari. Artinya bahwa sekccil apa pun konsumsi energi untllk setiap orang maka jumlah totalnya akan menjadi sangat signifikan kalau diproyeksikan untllk seluruh jllmlah penduduk. Hadirin yang dillluliakan, Dari fakta yang sudah disampaikan maka mempcrpanjang waktu ketersediaan energi primer yang kita miliki merupakan salah satu usaha paling penting dan mendesak untuk mempcrtahankan eksistensi kita sebagai negara yang mandiri dan bcrdaulat di bidang energi. Beberapa usaha strategis harus dapat dijalankan yang pada intinya adalah usaha untllk mengurangi jumlah konsumsi encrgi. Usaha mengurangi konsumsi energi tersebut dapat dilakukan dengan tindakan penggllnaan jenis energi yang terpilih, peningkatan cfisicnsi proses konversi energi serta pola konservasi energi, dan ketiganya harus dijalankan secara serentak. Menggunakan jenis energi nuklir
9 misalnya. dapat m~ngcrcm pcnggunaan encrgi primcr yang lain karcna pcmbangkit ~ncrgi nuklir seeal'a teknis dapat dibuat untuk mcnghasilkan cncrgi d~ngan skala besar, tctapi dcngan harga energi yang relatit' Icbih murah. Pemanfaatan jenis energi terbarukan scpel1i yang tcrsedia di dalam angin, air, dan panas bumi seeal"a teknis tidak akan mengurangi perscdiaan energi karcna alam akan melakukan "/"(!c(}\'cry" terhadap energi yang telah kita ambil. Untuk langkah pemilihan jenis encrgi, tidak akan dibahas pada kescmpatan ini. Peningkatan etisiensi konversi dan usaha konservasi eneq~i merupakan langkah yang sangat strategis untuk mengurangi jumlah konsumsi cnergi, tetapi kebcrhasilannya sangat ditentukan oleh kita, manusia sebagai pclakunya. Berikut diberikan berbagai usaha praktis yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam usaha melakukan disiensi dan konservasi energi. Aktivitas transp0l1asi merupakan bidang yang dapat seeara signifikan mengurangi konsumsi energi dengan meningkatkan cfisicnsi dan konscrvasi. Mcmberikan tekanan udara di dalam ban sesuai dengan yang dianjurkan (tidak terlalu rendah), menutup pintu jendcla mobil pada kcecpatan tinggi, dan menghindari pencmpatan barang ba\\',wn di alas alap mobil adalah bcbcrapa eontoh cara mcningkatkan etisiensi cnergi yang mudah. Tckanan ban yang terlalu rendah mcmbcrikan tahanan gcrak ban terhadap p~rmukaan jalan mcnjadi bcsar. Pencmpatan bawaan di atas atap mobil dapat menurunkan jarak jangkau mobil hingga 1-2% karena meningkatkan gaya drag yang tCI:iaditcrutama pada keeepatan tinggi. Sementara itu, konservasi energi dapat dilakukan dengan mengendarai mobil dcngan tidak tcrlalu cepat karena drag yang teljadi merupakan fungsi kuadratis dari keeepatan. Mcnambah kceepatan mobil dari 90 kmjam menjadi 120 km jam dipcrkirakan dapat mcmboroskan konsumsi bahan bakar hingga 20%. Mcngurangi berat bawaan mobil (yang sckiranya tidak diperlukan) dapat meningkatkan jarak jangkau hingga 1-2°10 setiap pengurangan berat bawaan sekitar 50 kg (Anonim. 2013-a) Mcnghcntikan mcsin mobil pada saat mcnunggu lampu pcngatur lalu lintas hijau mcnyala, bila lebih dari 10 detik, mcrupakan usaha untuk m~ngurangi kondisi idlc dari mesin dan dapat menghcmal bahan bakar. Mcnghindari perilaku mengemudi yang banyak
10 menggunakan pedal akselerasi dan pedal rem diperkirakan dapat meningkatkan jarak jangkau hingga 5-33% untuk jumlah bahan bakar yang diberikan. Pemilihan jenis bahan bakar, yang dinyatakan dengan octane number, yang tepat akan memberikan efisiensi yang optimum (Anonim, 20 14-b). Ibu rumah tangga dapat mengurangi konsumsi energi dengan berbagai peralatan di dapur. Pada lemari dingin (refi.igerator) jangan menyetel temperatur pada kompal1emen penyimpari" makanan segar terlalu dingin, direkomendasikan sekitar 1-3,5°C. Pastikan bahwa pintu lemari dingin tidak boeor dengan jalan memasukkan ker1as di sela antara pintu dan badan lemari dalam keadaan tertutup untuk mengeceknya. Tutup semua botol berisi cairan dan bungkus rapat makanan yang didinginkan karena cairan dan makanan akan mengeluarkan moisture yang menyebabkan kompresor bekelja lebih berat, yaitu untuk mengambil kalor laten dan kalor sensible. Menempatkan air dalam botol yang tertutup yang ditempatkan pad a volume lemari dingin yang tidak terisi akan mengurangi kerja refrigerasi karena dapat mempertahankan temperatur rendah yang sudah dicapai (Anonim, 20 14-c). Seeara teratur lakukan deji-ost pada (i-eezer dan refrigerator karenaji-os{ atau bunga es yang terbentuk akan menurunkan efisiensi pendinginan seeara drastis. Berikan ruang antara bagian belakang lemari dingin dengan dinding tembok agar siklus refrigerasi berjalan lebih singkat dan efisien karena memudahkan pembuangan kalor ke udara. Memasak air dalam keadaan tel1utup akan mengurangi pemakaian gas untuk menjadikannya mendidih. Jaga agar nyala api gas tetap biru dan atur lidah api agar tidak melebihi luas bagian yang dipanaskan. Untuk pengondisi udara (AC), pemilihan mesin dengan COP (Coefficient o{ Performance) yang tinggi akan mel11berikan penghematan penggunaan listrik seem"a signifikan. Mesin AC dengan kapasitas 2 Pk dari COP 2,5 bila diganti dengan unit ber- COP 3,2 akan mempunyai potensi penghematan sekitar Rp5.930.425,(Soebroto, 2014). Konservasi energi pada penggunaan AC dapat dilakukan dengan menaikkan setting temperatur agar dinginnya tidak berlebihan. Jepang seem"a nasional l11ampu memobilisasi masyarakatnya untuk l11enaikkantemperatur ruangan ber-AC sekitar 2 derajat dan
II menganjurkan untuk menggunakan pakaian lebih tipis yang mendukung kenyamanan di temperatur yang relatif menjadi lebih tinggi sehingga mampu mengurangi konsumsi energi di mas a krisis bahan bakar beberapa waktu yang lalu (Anonim, 2013-d). Manajemen penggunaan AC pada gedung-gedung bertingkat sepel1i perkantoran hotel dan lIIall dengan demikian mempunyai potensi penghematan yang sangat besar. Pcncahayaan mcrupakan kebutuhan sehari-hari yang mengonsumsi energi sekitar 15-20% dari total kebutuhan energi (AILKI, 2014) dan karena itu merupakan sasaran strategis untuk mengurangi konsumsi eriergi. Bola lampu LED yang harga pcmbelian awalnya relatif lebih tinggi saat ini, mempunyai power-efficiency yang tinggi dengan umur hidup 30.000 jam, sementara bola lampu compact .fluorescent atau neon yang harga awalnya relatif lebih rendah, hanya mempunyai umur hidup sekitar 8.000 jam. Bila digantikan lampu filament biasa berdaya 60 W dengan LED berdaya 6 W yang memberikan efek pencahayaan yang sarna, untuk penggunaan selama 30.000 jam, diperoleh biaya yang hanya sekitar kurang dari sepertujuhnya (Anonim, 20 14-e). Saat ini berbagai jenis lampu LED telah dikcmbangkan dengan efisiensi yang lebih tinggi dan umur hidup lebih panjang, tetapi dengan penurunan harga awal yang cukup signifikan. Oleh karena itu, penggunaan lampu LED dalam rumah tangga, gedung kantor, hotel, IIwll, dan jalan sangatlah dianjurkan untuk tujuan pengurangan konsumsi energi. Manajemen konservasinya dapat dilakukan misalnya dengan menggunakan lampu meja untuk membaca, menggantikan lampu atas (yang dipasang di langit-Iangit), dan mematikan lampu saat tidak digunakan atau memanfaatkan teknologi sensor yang dapat menyalakan dan mematikan lampu saat terdeteksi ada dan tidaknya orang di dalam ruangan. Pembangkit daya listrik mikrohidro dengan daya 2.000 kW yang beroperasi selama 20 tahun, bila efisiensinya dapat dinaikkan sebesar 2% saja maka potensi penghematan energi yang diperoleh dapat mencapai hampir setara dengan 7,5 triliun rupiah (Fischer, 2014).
12 Hadirin yang dillluliakan, Kalau secm"a praktis dapat dilakukan bcrbagai usaha efisiensi dan konservasi energi dengan cara yang relatif mudah dan kalau dilaksanakan secara masif, terstruktur, dan sistematis dapat diperoleh pengurangan konsumsi energi yang signifikan (apalagi untuk Indonesia dengan populasi yang besar), lalu mengapa dalam pelaksanaannya tidak sepcl1i yang diharapkan? Usaha melakukan efisiensi dan konservasi energi di berbagai negara selalu mendapati adanya "barriers", "obstacles", atau hambatan dalam pelaksanaannya. Banyak riset telah dilakukan yang mencoba mengurai pennasalahan tersebut dari berbagai sudut pandang. Weber (1997) mengidentifikasi setidaknya ada 4 kelompok hambatan, yaitu institusional (public government), pasar, organisasional, serta perilaku (behavioura/). Menggunakan model-model ekonomi dan engineering, umumnya menguantitatifkan hambatan institusional, pasar, serta organisasional guna mencari penyelesaiannya relatif lebih mudah dibandingkan hambatan yang bersifat perilaku. Stem (2006) menyarankan telaah rasional terhadap hambatan perilaku menjadi faktor-faktor yang mcmengaruhinya berupa biaya finansial yang tersembunyi atau bclum jclas, sel1a informasi yang kurang untuk melakukan usaha efisiensi dan konservasi. Hambatan perilaku terungkap karena data empiris yang ditunjukkan oleh perhitungan penghematan temyata lebih rendah dibandingkan dengan potensi penuh penghematan yang mestinya dapat diperoleh sehingga ada potensi penghematan yang hilang. Jaffe dan Stavins (1994) sel1a Allcott dan Mullainathan (2010) menamakan fenomena ini sebagai 'Energy Efficiency Gap' dan temyata besamya cukup signifikan, yaitu berkisar 30%. Penelitian Pelenur dan Cruickshank (2014) yang memasukkan fenomena perilaku ini dalam kelompok hambatan sosial yang terdiri dari perilaku personal, hubungan antarsaudara, dan keyakinan (belief\') temyata dialami oleh 40% respondcn. Semua ini dapat diartikan bahwa intervensi untuk usaha penghematan energi yang biasanya lebih bersifat teknis dan ekonomis tidak sepenulmya efektif pada kenyataannya dan berbagai penelitian menunjukkan bahwa yang be11anggung jawab terhadap fenomena ini sangat terkait
13 dengan perilaku. Behaviour (perilaku) adalah persoalan psikologi manusia. Oalam bidang psikologi cabang keilmuan yang secara spesifik membahas perilaku ini disebut Behaviour Psychology. Oi berbagai negara maju, sejak krisis energi 1970, berbagai kegiatan studi yang mencoba menganalisis dan memperhitungkan kurang tercapainya target-target program konservasi energi karena perilaku melalui intervensi perubahan perilaku telah banyak dilakukan (contoh Katzev dan Johnson, 1987; Geller, 2002). Tel111asukdalam kegiatan ini adalah program yang hingga saat ini banyak dilakukan di berbagai universitas dalam bentuk target untuk mendorong jiwa kepemimpinan dan dukungan terhadap perubahan kebijakan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emissions) antara lain melalui konservasi energi. Stokes et al. (2012) berdasar pada analisis yang dilakukan terhadap hambatan program konservasi di University of Toronto menandaskan bahwa pengertian yang kurang baik terhadap faktorfaktor yang menghalangi perubahan perilaku (belwvioural change) akan menurunkan keberhasilan program konservasi energi. Lebih jauh dinyatakan bahwa untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, kampanye cfcktif konservasi energi di kampus harus mcngubah pcrilaku yang melibatkan perilaku institusional maupun komunitas. Berbagai bentuk hambatan perilaku juga terungkap dalam pcnelitian ini dan menyarankan riset yang lebih mendalam untuk mengungkap hambatan perilaku tersebut. Hadirin yang dillluliakan, Pemerintah melalui Oirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mcngindikasikan diperlukannya tcrobosan kebijakan untuk mempcrcepat implementasi efisiensi dan konservasi energi (Hutapea, 2014). Berbagai regulasi dan kebijakan mcngenai konservasi encrgi telah dibuat mulai dari tahun 1982, yaitu Instruksi Presiden No. 9/1982 mengenai Konversi Encrgi, Master Plan untuk Konservasi Encrgi Nasional (1995), Undang-Undang No. 28/2002 tentang Bangunan, Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Penghematan Encrgi dan Air, Undang-Undang No. 30/2007
14 tentang Encrgi, Instruksi Presiden No. 2/2008 mengcnai Penghematan Energi dan Air, Peraturan Pemerintah No. 70/2009 tentang Konservasi Energi, Instruksi Presiden No. 13/20 II mengenai Energi dan Air, dan terakhir tahun 2012 dan 2013, yaitu Peraturan Kementerian ESDM tentang Penghematan Energi dan Air yang meliputi Penghematan Penggunaan Listrik, Manajemen Energi, Penghematan Penggunaan Air, Pengaturan Pemanfaatan Bahan Bakar Bersubsidi, dan Catur Dharma Energi (yang merupakan usaha integrasi). Berdasarkan pada regulasi dan kebijakan tersebut telah disusun program rinci bervariasi mulai dari usaha kesadaran masyarakat, membangun kelja sama dengan pihak pelaksana industri dan bangunan, audit energi, labeling, manajemen, kolaborasi intemasional, pilot project, pusat informasi hingga pendidikan dan pelatihan menuju pada target pencapaian penurunan nilai Intensitas Energi sebesar 1% setiap tahun dan penghematan energi final sebesar 17% di tahun 2025. Secara sektoral juga diberikan target konservasi energi di berbagai sektor penting di tahun 2025, di antaranya adalah pengurangan konsumsi energi pada sektor industri sebesar 17% (dari potensi sekitar 10-30%), sektor transpol1asi sebesar 20%) (dari potensi sekitar 1-35°1()), dan scktor rumah tangga sebesar 15°/!)(dari potcnsi sekitar 10-30°'0) (Hutapea. 2014). Berbagai hambatan (harriers) implcmentasi dari program tcrsebut juga sudah diantisipasi mulai dari persoalan subsidi, kesadaran, keterbatasan informasi ilmu pcngetahuan, biaya, kurangnya insentif, kurangnya koordinasi, hingga dukungan regulasi (Hutapea, 2014). Terlihat bahwa jenis ha)nbatan yang diantisipasi, sepel1i pad a umumnya, lebih bersifat teknis dan ekonomis. Untuk mengatasi hambatan perilaku (behaviour) yang sudah ban yak terindikasi dari berbagai usaha implementasi efisiensi dan konservasi, tidak cukup hanya dengan menumbuhkan kesadaran dan mcmberikan informasi saja. Stokes et al. (2012) menggambarkan kompleksnya hubungan berbagai jenis hambatan perilaku. Hingga sekarang kegiatan studi dan publikasi analisis dan perhitungan atas hambatan perilaku secanl intensif dan komprehensif di Indonesia masih sangat jarang. Oleh karena itu, potensi kerugian karena Energy Efficiency Gap di Indonesia juga masih sulit untuk diprcdiksi secara kuantitatif. Namun,
15 dari fakta yang menunjukkan lambatnya tingkat pencapaian terhadap program dapat menunjukkan perlunya hambatan pcrilaku untuk diperhitungkan secm-a baik. Beragamnya tingkat pendidikan, perekonomian, kepercayaan, dan lataI' belakang kultural masyarakat Indonesia boleh jadi akan menjadi hal yang sangat berperan terhadap keefektifan dan keberhasilan implementasi program di masyarakat. Belajar dari pengalaman negara-negara maju yang rclatif telah tereukupi tingkat kebutuhan energinya, tetapi ternyata masih menghadapi hambatan perilaku dalam program efisiensi dan konservasi energi, saya yakin bahwa hasilnya akan lebih baik bagi Indonesia yang meskipun masih hams berjuang keras untuk meneukupi tingkat kebutuhan energinya, untuk seear-adini melakukan kegiatan studi yang komprehensif guna mencari eara intervensi terbaik dalam mengatasi berbagai hambatan termasuk hambatan perilaku dalam usaha efisiensi dan konservasi energi. Electrification Ratio Indonesia masih bervariasi, sekitar 50% hingga lebih dari 70°!c)(DEN, 2014). Carrie Arn1el (2014) menggambarkan kompleksnya hubungan antara perilaku dan energi dan menjelaskan berbagai tingkat intervensi dcngan pendekatan polh:\". physical (enl'ironll/ent. Imildings. and technology), sociocultural. interpersonal and indil'idual bcrdasarkan pada socio-ecological II/odel of' health hehavior, Hal ini mcmberi gambaran diperlukannya pendekatan multidisiplin bidang keilmuan yang terintegrasi. Beberapa pemerhati dan pemikir di UGM telah banyak memunculkan pentingnya peran kearifan lokal (loca/ll'isdom) sebagai media pendekatan yang perlu dipcrtimbangkan dalam mengatasi berbagai pcrsoalan di Indonesia. UGM juga mcmiliki aset yang besar yang dapat diperinci sebagai HUll/an Assets, Inf'orll/ation Assets, Financial Assets, dan Intangihle Assets yang meliputi reputation, II/orale. image dan social impact (Firstantara dkk., 2013). Ini bcrar1i bahwa UGM memiliki potensi yang luar biasa sebagai acuan sel1a ditunggu oleh masyarakat dalam posisi peran nyata dan aktifnya di bidang efisiensi dan konservasi energi.
16 Hadirin yang dil11l1/iakan, Universitas Gadjah Mada didirikan dengan mandat sebagai balai nasional ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila dcmi kepentingan manusia dan perkembangan bangsa Indoncsia (Rektor UGM, 2014). Pola pei1gembangan kepemimpinan yang mengadopsi sensitivitas kultural di UGM sangat mcmungkinkan dan mampu berperan untuk menganalisis dan mcmberi solusi terbaik atas hambatan yang bersifat perilaku. UGM mempunyai perangkat-perangkat yang sangat potensial untuk mendukung dan melakukan studi sel1a implementasi program efisiensi dan konservasi energi. Terdapat kelompokkelompok kelja (pokja) yang mendasarkan keljanya pada kelja multidisiplin yang komprehensif antarbidang keilmuan. Salah satunya adalah Pokja Energi yang secara periodik melakukan berbagai kajian di bidang energi. UGM juga merupakan univcrsitas yang memiliki mahasiswa aktifyang sangat besar, yaitu 58.841 orang (Rektor UGM, 2014) dari berbagai lataI' belakang etnis, agama, dan kultur di seluruh Indonesia. Program kcgiatan pendidikan karakter mahasiswa melallli Kuliah Kelja Nyata Pembclajaran Pemberdayaan Masyarakat (KK0IPPM) yang dijalankan oleh UGM secara konsistcn dan bcrkelanjutan yang antara lain mcngimplementasikan pengembangan masyarakat yang lebih ramah, hijau, dan berkelanjutan merupakan potensi yang sangat besar sebagai agent of' change yang dapat tcrmasuk di dalamnya adalah hehaviollral change pad,a disiensi dan konscrvasi energi. Program UGM sebagai kampus educopo/is dcngan salah satu targetnya adalah pcngurangan emisi di dalam kampus (Rcktor UGM, 2014) dapat Icbih dibcrdayakan sebagai tcmpat percontohan praktik terbaik (hest practices) bagi masyarakat dalam pcngurangan konsumsi cnergi mclalui efisicnsi dan konservasi. Pembangunan model green building pada asrama kampus yang baru dibangun yang slldah dilcngkapi dengan implcmcntasi penggunaan cncrgi terbarukan (solar system) dan Iingkungan yang hijau juga bisa dibcrdayakan Icbih lanjut bagi penghuninya llntuk dapat mempraktikkan dan menjadi pionir berpcrilakll cfisicn serta conserve dalam penggunaan cnergi di dalam kchidupan asrama.
17 Perilaku etisien dan cOl1scr\'(!bila dapat tcrbcntuk di asrama tersebut pada gilirannya diharapkan dapat dipraktikkan dan disebarluaskan pad a masyarakat dahlm fungsi menjalankan aktivitasnya sebagai pemimpin setclah mereka lulus. Sejalan dengan itu, apabila pad a bangunan baru atau retrofit bangunan di kampus UGM dapat diimplementasikan padanya berbagai fasilitas dan instrumen pelaksanaan efisicnsi dan konservasi energi tidak hanya dari aspek teknis dan ekonomisnya saja, tctapi juga perilaku penggunanya maka dapat dipastikan akan bisa dihasilkan berbagai kajian interdisiplin yang berkualitas sel1a implementatif yang pada akhimya dapat dijadikan sebagai acuan dasar bagi kebijakan dan regulasi program efisicnsi dan konservasi energi nasional secara lebih cepat, tepat, dan berdaya guna. Scbagai universitas yang telah mencanangkan dirinya menjadi Socio-I::l1trcprcncurial Unil'ersity (Rektor UGM, 2014), peran sel1a implementasi hasil kajian dan penelitian untuk masyarakat sudah semestinya menjadi prioritas utama dan ditunggu oleh masyarakat, dan itulah, Potensi Peran Strategis Universitas Gadjah Mada untuk Mempercepat Implcmcntasi Program Efisiensi dan Konservasi Energi. Semoga gagasan ini dapat diwujudkan demi kemanfaatan kehidupan bCI111asyarakat. Hadirin yang dilllu!iakan,
Sebagai penutup dari isi pokok pidato ini, saya sampaikan dua hal. Pertallla, jadilah panutan untuk efisiensi dan konservasi encrgi dalam beraktivitas dan jadikanlah efisiensi dan konservasi energi sebagai kebutuhan dalam beraktivitas. Kedua, efisiensi dan konservasi energi adalah tindakan yang mcncegah pcrilaku boros dalam penggunaan energi dan Surah Al- 'Israa' ayat ke-27 menyatakan: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya". Hadirin yang dilllu!iakan. Sebagai hamba yang bcrsyukur kepada Allah Swt. akhimya saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan
18 Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memutuskan untuk mengangkat saya menjadi Guru Besar. Terima kasih dan rasa honnat juga saya sampaikan kepada Rektor dan Pimpinan Universitas, Pimpinan dan Anggota Dewan Guru Besar; Pimpinan dan Anggota Senat Akademis; Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.; sel1a Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. yang secara berantai telah mengusulkan, memproses, dan menyetujui permohonan saya sebagai Guru Besar. Semoga amanah yang diberikan pada saya di usia yang tidak dapat dikatakan muda lagi ini dapat saya kerjakan dengan baik sebagai bakti saya kepada bangs a dan Negara Indonesia melalui Universitas Gadjah Mada yang saya banggakan. Kepada almarhum Ayahanda H. Umar Yadjid sel1a Ibunda Hj. Chaerijah tercinta, tiada putus penghormatan, kasih, dan terima kasih untuk beliau berdua karena dari beliaulah peljalanan kisah dunia saya dimulai. Kepada kakak-kakak dan adik-adik saya, terima kasih atas semua asah-asih-asuh yang telah saya terima. Kepada almarhum Prof. H. Simpson dan Dr. AA. Nicol dari University of Strathciyde Glasgow UK saya sampaikan penghargaan dan terima kasih sebesarbesamya karena beliaulah yang mcmberikan saya jcmbatan emas mcnuju prestasi seperti saat ini. Sclanjutnya, bekas dosen dan kolega saya di Jurusan Teknik Mesin dan Industri UGM, saya sampaikan hormat dan terima kasih saya. Akhimya, pendamping saya, istri saya tercinta, Ayi Zubaedah yang selalu menyertai dan menyemangati saya dalam peljalanan dan peljuangan hidup berumah tangga dan berkarier, terimalah ungkapan cinta, kasih dan terima kasih yang tiada tara semoga amal salehnya menjadi pahala yang tiada putusnya. Kepada ayahanda me11ua tercinta H. Hanafi dan almarhumah Hj. Imas Embong, saya sampaikan hormat dan terima kasih setulusnya. Kakak dan adik ipar, terima kasih atas semua perhatiannya. Buah hati saya tercinta, ananda Alan, Nana, dan Tia, sel1a menantu tcrcinta Tika, Dedy, dan Angga, tiada kata selain kasih dan sayang atas semua dorongannya, semoga sukses menyertai kalian semua. Cucu yang selalu melekat dalam hati saya, Aika, Dea, Desta, dan Kalif, semoga sukses. Tidak lupa kepada hadirin undangan sekalian yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar mengikuti
19 acara 1111 sCl1a scmua yang terlibat dan tidak tcrsebut satu pCI' satu. disampaikan apresiasi dan terima kasih sedalam-dalamnya. sCl110ga mcnjadi amal saleh. dan mohon maaf bila ada kekhilat~lI1 atau kata yang kurang bcrkcnano IVassa lallllla
la i kUIII H°ara h ilia III Ilah i 1\°aba raka III h
20 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014-a. "Fuel-Efficient Driving", tersedia di http:// earthcasy.com/move _fuel_efficient_driving.html, diunduh pada 26/11/2014. Anonim. 2014-b. "Energy-Efficient Driving", tcrsedia di http:// en. wikipedia.org/wiki/Energy-efficient_ driving, diunduh pada 2/12/2014. Anonim. 2014-c. "Tips: Kitchen Appliances", tersedia di http:// energy .gov1energysa verlartc les/ti ps-ki tchen-app Iienccs, diunduh pada 10112/20 14. Anonim. 2013-d. "Pacific Energy Summit Working Papers", tersedia d i http://nbr.org/researchacti vity.aspx ?id= 305#. UZEBZ ytA RpE. br.org. diunduh pada 11112/20 14. Anonim. 2014-e. "LED lamp", tersedia di http://en.wikipcdia.org/ wiki/LED -'amp diunduh pada 28111/2014. AILKI. 2014. Potential Market of' Energy Efficient Lamps in Indonesia, The 3rd Indonesia EBTKE Conex, Jakarta. Alcott, H., & Mullainathan, S., 20 I0, "Behavior and Energy Policy" Science 327 (5970), pp. 1204-1205. Budiarto, R. 20 II. Kehijakan Energi Menuju Sistelll Energi yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru. Carrie Armel, K. 2014. Behavior & Energy. PreCOUl1Institute for Energy Efficiency, Stanford School of Medicine. DEN. 2014. Executive Ref'erence Data Natlonal Energy Management, National Energy Council/Dewan Energi Nasionnal. Fischer, G. 2014. "Lessons Learned from the Process of Developing Capability of Turbine Manufacturing and Capacity Building in Indonesia", HYCOM, Inemational Seminar & E\-hihition. FT UGM Yogyakal1a. Firstantara, Iwan Agung dkk. 2014, Manajemen Aset Fisik Strategis Refleksi Implementasi di PLN UPJB, PT PLN (Persero) Unit Pemhangkitan JCl\\'aBali. Yogyakal1a: Penerbit LeutikaPrio. Geller, E. 2002. "The Challenge of Increasing Proenvironment Behavior", in Leah C. Stokes, Matto Mildenberger, Beth Savan, Brian Kolenda. 20 12. "Analyzing Barriers to Energy
2\ Conservation in Residences and Offices: The Rewire Program at the University Toronto", Applied Em'ironmental Education & Communication, II :8~-89, Hutapea, M, 2014, Breakthrough Policies Needed to Speed up the Implementation oj' Energy Ejficiency and Conservation", Indonesia EBTKE Conference & Exhibition (Conex), Jakm1a. Jaffe, A.B" & Stavins, R.N., 1994, "The Energy Efficiency Gap What does it Means", Energy Polic)', 22( 10), pp 804-810. Katzev & Johnson. 1987, "Promoting Energ1' Conservation: An Analysis oj' Behaviollral Approaches", Boulder, CO: Westview Press. Kamal, S. 20 II, The U';e oj' COIl' as an Electric & Thermal P(mer Generation in Remote Areas as a Solution to Realize The Village Self:Reliant Energy Supply Program in Indonesia. The 41h AUN/SEED-Net Regional Conference in Mechanical & Aerospace Technology, Ho Chi Minh City. KamaL S.. & Prajitno. 2013. "Evaluasi Unjuk Kelja Turbine Air T Pelton Terbuat dai Kayu dan Bambu sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan untuk Pedesaan", 1. l'vfanusia dan Lingkllngan. Vol. 20. ~o. 2. Juli 20 13: 19()--19~. Pelenur, M., and Cruickshank. II. 2014. The Social Barriers TOI\'([rds Adopting Energy E(ficien(1' ,\;feasures and Behaviours in the Home: A Manchester and Carditl' Case Stuc(l'. Centre for Sustainable Development, Depat1ment of Engineering University of Cambridge, Cambridge, CB2 1TN, United Kingdom. PSE. 2014. Dedikasi Anak Negeri hagi Energi Pertill'i. Pusat Studi Energi UGM, Yogyakarta. Rektor UGM. 2014. UGi'v! Alengabdi. Indonesia Alemimpin: Reorientasi Akademik Alenuju Socio-Entrepreneurial University. Laporan Rektor Tahun 2014. Puncak Peringatan Dies Natalis ke-65. Soebroto Ali. 2014. Market Opportunity oj' Energ)' Ej/icient Air
Condition (AC) in Indonesia. The 3rd Indonesia EBTKE Conex, Jakat1a.
22 Stokes, L.c., Mildenberger, M., Savan, 8., Kolenda, B. 2012. "Analyzing Barriers to Energy Conservation in Residences and Offices: The Rewire Program at the University Toronto", Applied Environmental Education & Communication, II :gS-89. SEA. 2013. Energy in Sweden, Report published hy The Swedish Energy Agency. Stern. 2006. "Stern Review on the Economics of' Climate Change", tersedia di http://apo.org.org.au/'?q=nodc/4420. diunduh pada 25/11/2014. Weber, L. 1997. "Some Reflection on BalTiers to the Efficient use of Energy". Energy Policy, 25 (10), pp. 833-835.
23 BIODATA : Samsul Kamal : Cilacap, 23 Mci 1953 Tempat/tanggallahir : 19530523 198403 I 002 NIP : Pembina Tk I IVb Pangkat/Golongan : Guru Besar Jabatan Alamat Kantor : Jurusan Teknik Mcsin dan Industri, fT UGM, JI. Grafika No.2, Kampus UGM JI. C. Simanjuntak No. 54 Yogyakarta Mohile 08175470139, samsul(0ugm.ac.id Nama
Alamat Rumah Komunikasi KELUARGA Istri Anak
Ayi Zubacdah Alan Dahlem Cahyadi, S.Sos dr. Septina Ayu Samsiati Febrina i:\YUScottiati. S.H.
PE~DIDIKA~ Sekolah Dasar Negeri 2 Cilacap (1966) Sekolah Teknik Negcri I Cilacap (1969) Sekolah Teknik Mcncngah Negeri 2 Yogyakm1a ( 1972) Jurusan Teknik Mesin (S-I), fakultas Teknik UGM (1980) Dh'isioll Or Therlllo(Z\"Il{//nicsalld Fluid Mechanics (,\ISc), Stra(hc~\'de Unh'ersit)' UK ( 198X). Dil'isiOIl or TherlllO(~\"Ilalllics and Fluid Mechallics (Ph. D.). Strathc~\'de Unh'ersit)' L'K (1991). PEKERJAA~ PT Pupuk Sriwijaya Palembang (1980-1982) Bechtellntel'l1ational (PT PHI). LXC Project Badak (1982-1 n.f) Jurusan Teknih. Mesin. FT UGM (1984-sekarang)
24 PEl'iGALAMAl'i TUGAS LUAR NEGERI Anglia University. UK Bidang: Entrcprcncurial Uni1'crsity (1995) Melboune University, Australia Bidang: Post Graduate Education ( 1996) Keio & Kyushu University, Japan Bidang: Gcothermal (1997) Wisconsin & Iowa University, USA Bidang: Teaching Improvemcnt ( 1997) HTFS Harwell, UK Bidang: Heat & Mass Trans/er Lab. Eq. (1998) Twente & Delft Univ., Netherland Bidang: Univ. Resource Management (200 I) Minho University, Portugal Bidang: Education StafTE,changc (20 I0), Sv...edish Energy Agcncy, S\I'eden Bidang: Microhydro Development (2014 ) Berbagai presentasi seminar di luar negeri, antara lain di Turki, USA, Hongkong, Thailand dan Vietnam. KARY A BIDANG KONVERSI ENERGI TERBARUKANI KONSERV ASI El'iERGI YANG TELAH DIKERJAKAN Ketua Peneliti "Studi Pengembangan Kineir Poros Vel1ikal dengan Mengoptimumkan Gaya Lilt dan Drag" (Hib. Penelitian A3 LPPM UGM) Anggota Peneliti "Audit Energi Industri Makanan dan Minuman Indonesia" (Kementerian ESDM) Ketua Peneliti "Pengcmbangan GorlOl; Helical Turbine untuk Pemanfaatan AnlS Air" (Hibah Kompetitif Penelitian, HKPSPN, Nasional DIKTI) Anggota peneliti "Standar Peralatan Kendaran Bermotor Bahan Bakar Gas" (MEDCO) Ketua Pencliti "Unjuk Kelja Menara Pendingin Panas Bumi" (Riset Unggulan Strategis Nasional) Salah satu penulis buku Dari Yogyakarta unwk Energi Indonesia (Pandangan dan Hasil Risct Pakar UGM), Pcmbangkit Listrik Tenaga SlIIya, PLTS)" (PSE, UGM)
25 Kctua Peneliti "Pelllbuatan dan Penyebarluasan PClllbangkit Listrik dan Terlllal Tenaga Sapi (PL TTS) untuk Mcwujudkan RUlllah Tangga Mandiri Energi di Pedesaan:' (Riset Strategis Nasional) Kctua Peneliti "Perancangan dan PClllbuatan Terowongan Angin Rangkaian Terbuka Kecepatan Rcndah" (DIPA LPPM UGM Penguatan Unit Penyelenggara Riset) Ketua Peneliti "Pengelllbangan Prototip Micro Hydro in Knockdown Container sebagai Pendorong Kegiatan Industri Besi Baja yang Terintegrasi dengan Program Kelllandirian Energi." (PENPRINAS MP3EI) KEAl\GGOT AAN PROFESI Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), International Geothermal Assoc. (lGA), Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (MET!)
PEl\GHARGAAl\' Penghargaan Kesetiaan 25 Tahun Uni\crsitas Gadjah Mada