Artikel
POSDAYA PENGASIH, UBAH YANG BIASA JADI LUAR BIASA Sri Harmintarti & Mardiya Tidak ada yang menyangka bahwa belakangan Kecamatan Pengasih yang memiliki luas wilayah 6,166.468 ha dan secara administratif terbagi atas 7 Desa, 78 Dusun dan 360 RT bakal menjadi pusat perhatian nasional bahkan dunia. Apa pasal? Semenjak
dikembangkannya Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di wilayah
berpenduduk 45.514 jiwa dan tercluster dalam 13.467 keluarga tersebut pada tahun 2008 lalu, dari tahun ke tahun ke tahun telah tumbuh dan berkembang secara pesat. Bukan hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas dan ragam kegiatannya. Dari sisi kuantitas, bila awalnya di tahun 2008 baru terbentuk 21 Posdaya, tahun 2009 telah berkembang menjadi 60 Posdaya, dan tahun 2010 berkembang lagi menjadi 100 Posdaya dengan rincian: Desa Tawangsari 14, Karangsari 18, Margosari 10, Kedungsari 11, Pengasih 18, Sendangsari 14, Sidomulyo 15. Total anggotanya sekarang ini mencapai 1.902 keluarga. Sementara dari sisi kualitas dan ragam kegiatannya, Posdaya di wilayah Kecamatan Pengasih terus meningkat seiring dengan semakin intensifnya pembinaan, penyuluhan dan pelatihan pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), Tim Pendamping Posdaya Kecamatan Pengasih dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Bila di tahun 2008 fokus kegiatan masih sebatas pertemuan rutin, pelatihan ketrampilan (pembuatan susu jagung, criping gedebog pisang, sirup dari kulit pisang dan pembuatan asesoris hantaran kue) kegiatan simpan pinjam (pra koperasi) serta pembinaan
di lima bidang (kewirausahaan, kesehatan-KB, pendidikan, lingkungan hidup dan mental spiritual), maka di tahun 2009 selain pertemuan rutin dan kegiatan simpan pinjam telah dikembangkan pula gerakan penggunaan bahan lokal sebagai penjabaran dari Instruksi Bupati No 1 Tahun 2009, kegiatan studi banding pengelolaan sampah di Serut Palbapang Bantul dan di Sukunan Gamping Sleman yang difasilitasi oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Kulonprogo, kegiatan penanaman buah-buahan untuk menunjang pemanfaatan pekarangan sebagai taman gizi yang difasilitasi Dinas Pertanian dan Kehutanan, dan penyuluhan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) oleh TP PKK, Dharmawanita, Puskesmas, RSUD Wates dan Kecamatan. Sedangkan di tahun 2010 ini telah dikembangkan pula Perpustakaan Keliling dengan fasilitas motor pintar dari Kantor Perpustakaan dan gerakan menabung ke seluruh anggota Posdaya dan warga Kecamatan Pengasih. Embrio awal keberadaan Posdaya di Kecamatan Pengasih dimulai sejak adanya kegiatan Sosialisasi Posdaya oleh Prof. Dr. H. Haryono Suyono terhadap kurang lebih 60 warga masyarakat pada hari Kamis, 7 Agustus 2008 di Aula Kecamatan Pengasih. Pada saat itu Pak Haryono selaku Ketua Yayasaan Damandiri menjelaskan tentang apa itu Posdaya, latar belakang pendiriannya, cakupan/lingkup kegiatan, tujuan dan segala sesuatu yang terkait dengan Posdaya. Ibarat gayung bersambut, sejak adanya kegiatan sosialisasi di tingkat kecamatan dan dicanangkannya Posdaya oleh Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo bersama Ketua Yayasan Damandiri di Kaliagung Sentolo pada hari Sabtu, 9 Agustus 2008 lalu, di mana Kecamatan Pengasih dijadikan salah satu pilot project pengembangan di Kulonprogo,
Posdaya telah mendapat perhatian luas.
Masyarakat Kecamatan Pengasih dengan penuh semangat dan harapan berupaya
mengikuti berbagai program dan kegiatan Posdaya, karena mereka sadar akan manfaatnya. Kegiatan gotong royong dan kerja baktipun kembali marak, setelah sebelumnya sempat memudar. Dan yang lebih menggembirakan, masyarakat Pengasih menjadi semakin sadar dan peduli terhadap lingkungannya. Bukan hanya lingkungan fisik yang dibuktikan dengan terpeliharanya kebersihan lingkungan dan dimanfaatkannya kebun/pekarangan untuk tanaman ekonomi produktif, tetapi juga lingkungan non fisik yang mengarah pada peningkatan kualitas hubungan/komunikasi dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Ini menjadi sesuatu yang tidak ternilai harganya sebagai hasil dari pengembangan Posdaya di Kecamatan Pengasih. Di lingkup keluarga, para orangtua juga makin sadar akan tugas dan kewajibannya serta berupaya menghidupkan/memantapkan fungsi-fungsi keluarga, mulai dari fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi hingga fungsi pembinaan lingkungan. Seluruh anggota keluarga baik dalam lingkup keluarga inti (nuclear family) maupun keluarga luas (extended family) makin sadar pentingnya merawat dan memenuhi kebutuhan gizi anak sebagai calon generasi masa depan bangsa yang harus berkualitas. Hal ini tidak lepas dari ragam program dan kegiatan yang kemudian dikembangkan oleh institusi terkait yang tidak lagi sebatas pada upaya pembinaan mental agama, budi pekerti, atau upaya pemberdayaan masyarakat dan keluarga dari sisi ekonomi sehingga penghidupannya menjadi semakin meningkat dan sejahtera, tetapi juga sudah merambah ke penyuluhan kesehatan dan pemberian makanan bergizi bagi anak balita. Bukan hanya itu, kegiatan di bidang upaya pelestarian lingkungan hidup melalui pengelolaan sampah maupun pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanaman yang bermanfaat pun semakin digalakkan, termasuk
penggiatan kembali warung hidup dan apotik hidup. Sehingga kalau diidentifikasi, tidak kurang dari dua puluh ragam kegiatan Posdaya di Kecamatan Pengasih yang sangat berguna dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakatnya. Keberhasilan penumbuhan dan pengembangan Posdaya di Kecamatan Pengasih telah menarik perhatian Pemerintah Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat untuk melakukan studi banding. Bersama rombongan (termasuk diantaranya Bapak Dr. Subiyakto Cakra Werdaya mantan Menteri Koperasi sebagai Sekretaris Damandiri),
Wakil Walikota
Bekasi telah berkunjung ke Kecamatan Pengasih pada hari Rabu, 5 November 2008, dengan membawa kesan yang mendalam atas kegigihan dan keberhasilan yang dicapai oleh Posdaya Yasmina sebagai salah satu Posdaya terbaik dengan vocal point di Pondok Pesantren Al Manar. Belakangan, salah satu Posdaya terbaik lainnya di Kecamatan Pengasih, yakni Posdaya Dahlia IX Dusun Gletak, Desa Kedungsari, Kecamatan Pengasih, akan menjadi ajang kunjungan tamu dari 25 negara anggota Partners Population Development (PPD) atau di antaranya Aljazair, Vietnam, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos,
Ethiopia,
Ghana, dan lain-lain bersama Yayasan Damandiri, BKKBN Pusat, dan beberapa utusan dari provinsi lain di Indonesia. Mereka akan melihat secara langsung berbagai kegiatan yang ada di Posdaya tersebut seperti Posyandu, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Karang Taruna, Yandu Lansia, Kelompok Tani, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan kegiatan ekonomi produktif lainnya seperti pembuatan emping jagung, stick tales, jenang jagung, krupuk
jagung, criping jamur tiram, budidaya ikan, kerajinan tangan, dan daur ulang sampah plastik. Posdaya di wilayah Kecamatan Pengasih melalui tangan dingin UST, Yayasan Damandiri, Pemkab Kulonprogo, dan SKPD terkait (Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana, Kantor Kementerian Agama dll), serta para pendamping yang berasal lintas sektor dan personil dari Kantor Kecamatan Pengasih sendiri ternyata telah mampu mengubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa dalam rangka menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama menuju ke kehidupan yang lebih baik. Agar hasil ke depannya lebih optimal, selain dilakukan evaluasi secara rutin dan lomba-lomba di antaranya Lomba Cerdas Cermat Haryono Suyono Cup, Camat Pengasih melalui Surat Keputusan Nomor 040 Tahun 2008 tertanggal 13 Desember 2009 telah membentuk Forum Komunikasi Posdaya Kecamatan Pengasih sebagai media komunikasi dan tukar pikiran, sehingga arah program dan kegiatan semakin jelas dan memberi dampak positif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang mengandung 8 tujuan yang harus dicapai pada tahun 2015. Kedelapan tujuan tersebut adalah: (1) Memberantas kemiskinan ekstrim dan kelaparan, (2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua, (3) Memajukan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan, (4) Mengurangi tingkat kematian anak, (5) Memperbaiki kualitas kesehatan Ibu, (6) Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, (7) Memastikan kelestarian lingkungan, dan (8) Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan.
Bagi Kulonprogo sendiri, keberadaan Posdaya di Kecamatan Pengasih bukan saja membawa nama harum di level nasional, tetapi juga internasional, tetapi menjadi sumber inspirasi untuk memberdayakan masyarakat dengan lebih memperhatikan aspek sosial budaya, adat istiadat, dan agama serta karakter warga setempat sehingga program pembangunan yang dijalankan pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan warga setempat. Dra. Sri Harmintarti, MM, Camat Pengasih Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi dan Pembinaan Kelembagaan KB dan Kesehatan Reproduksi BPMPDP dan KB Kab. Kulonprogo