Sanggar Rakyat Turut Memperingati
Membiasakan Hal Biasa di Tempat Biasa Agar Jadi Ke-biasa-an
2014
Kondisi Lingkungan, Seperti Apapun Bentuknya, Merupakan Hasil Karya Bersama. Mari Bersama,,,,,,,,,, Terus Meningkatkan Kepedulian, Agar Lingkungan Tetap Terjaga dan Berkelanjutan
Membiasakan Hal Biasa di Tempat Biasa Agar Jadi Ke-biasa-an Melakukan Sesuatu Yang Bisa Dilakukan. Memanfaatkan Apa Yang Telah Disediakan Oleh Alam. Berpartisipasi Mewujudkan Kehidupan Berkelanjutan Sejak Dini. Permukiman , dengan segenap peristiwa didalamnya, disebabkan beragam aktifitas penghuninya. Seperti apa ke-biasa-an didalamnya, tentu berdampak. Dampak yang ditimbulkan, tentu juga beragam. ………………………………………. Permukiman seperti apakah yang kita inginkan…??? ……………………………
sAnggAr rAkYat with IRASURA, IRK proudly present
HUNIAN BERKELANJUTAN = HAK BERSAMA
07 – 11 Oktober 2014 Dalam Rangka Memperingati Hari Habitat
Sanggar Rakyat --sR Studio -IRASURA-IRK-Siswa SMK TI PUI Cirebon – Siswa SMP IT Rohimiyah - RW 04 Surapandan Aula Baperkam RW 04 Surapandan, Argasunya – Harjamukti Kota Cirebon Jawa Barat
Daftar Isi
Pengantar Sekilas Tentang SR Kampung Surapandan Mengamati Permukiman Mengumpulkan Barang Bekas Mencari Bibit Tanaman di Pekarangan Menanam Bibit Tanaman di Lahan Pekarangan Menanam Tanaman Hias dan Pangan di Pekarangan Sekolah
Lokasi: Wilayah RW 04 Surapandan, RW Kopi Luhur
Foto: Karya Bersama sR Studio, Sanggar Rakyat, Irasura-IRK, Siswa SMP IT Rohimiyah, Siswa Kelas Jauh SMK PUI Kota Cirebon dan Koleksi RW 04 Surapandan. Kakak Pendamping: Nawir, Fadli, Dinda Teks dan Layout: IaL’s Arif Maday
PENGANTAR
HUNIAN BERKELANJUTAN = HAK BERSAMA Komunitas Sanggar Rakyat bersama remaja dan anak-anak dampingan di wilayah Kelurahan Argasunya Kota Cirebon, turut Memperingati Hari Habitat tahun 2014. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada remaja/anak, bahwa hunian (tempat tinggal)/lingkungan sekitar yang berkelanjutan adalah hak bersama, namun dibalik hak tentu ada kewajiban. Untuk itu, bagian terkecil yang dapat dilakukan oleh remaja/anak sebagai bentuk tanggungjawab terhadap keberlanjutan tersebut adalah turut berpartisipasi melestarikan lingkungan atau tempat tinggal/hunian dengan beragam bentuk kegiatan. Salah satu kegiatan pelestarian lingkungan adalah menanam. Dan lahan yang potensial untuk ditanami atau dimanfaatkan adalah lahan pekarangan rumah/sekolah. Selanjutnya, diharapkan kegiatan terus berlanjut, sehingga menjadi ke-biasa-an bersama, di tempat biasa (baca: hunian/bermukim). Dan berharap pula, menjadi motivasi bersama bagi warga/penduduk dewasa, yang terkesan kurang/tidak/belum peduli pada kelestarian lingkungan bermukim, untuk lebih peduli lalu berbuat sesuatu. Selain itu, memberikan pemahaman pada sesama bahwa, alam telah bermurah hati pada manusia, dan selayaknya manusia menjaganya. Juga belajar bersama, bahwa berbuat itu mesti dimulai dari hal paling kecil, yang bisa dilakukan. Tanpa terlebih dahulu dibatasi oleh faktor lain, seperti materi atau bentuk dukungan lainnya.
Sekilas Tentang Sanggar Rakyat Sanggar Rakyat merupakan, wadah berkumpul anak muda dari latar belakang berbeda. Mencoba menyatu dan berperan serta dalam mewujudkan sesuatu yang bisa dilakukan-kiranya bermanfaat-bagi sekitar. Sanggar Rakyat didirikan, dengan niatan mengembangkan keahlian dan berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan yang manuasiawi. Kegiatan Sanggar Rakyat diutamakan pada pengembangan dan pembelajaran pembangunan bersama warga, khususnya remaja atau warga pinggiran kota, dengan beragam kegiatan yang bisa diwujudkan. Program: Untuk melaksanakan program, Sanggar Rakyat berusaha mewujudkan visi dan misinya melalui ragam kegiatan Pengorganisasian remaja/warga, Penelitian dan Pengembangan Komunitas Secara Swadaya dan Partisipatif. Khususnya terkait pengembangan wawasan pembangunan remaja/warga Kegiatan Saat Ini: •Menggelar Perpustakaan Keliling “Pustaka RumPuT” •Inisiasi Kegiatan Remaja Peduli Ruang (Aksi Sederhana) •Membentuk dan Mendampingi Kegiatan Remaja di 3 Lokasi •Dampingan dan Bekerjasama Dengan Kegiatan-Kegiatan RW •Menggelar Nonton Bareng Keliling ”Hamlet Video Screening/HVS” •Produksi Video Dokumenter Bersama Remaja (remaja SMP dan SMK) •Dokumentasi dan Sosialisasi Isu-Isu Remaja (Pengembangan Komunitas)
Kampung Surapandan
Jumlah Rumah sekitar 369 unit, RTLH sekitar 53 unit. Pengelolaan sampah dikubur, dibakar atau dibuang sembarangan. Belum tersedia jaringan drainase dan solokan memadai. Hal demikian mengesankan wilayah Surapandan mendekati perkampungan kumuh. Remaja di kelurahan Argasunya umumnya, hanya menyelesaikan sekolah hingga tingkat menengah, sangat sedikit warga yang sampai ke perguruan tinggi (hitungan jari). di kelurahan Argasunya (umumnya), khususnya, RW 04 Surapandan, masih sering dijumpai terjadinya, pernikahan dini (selesai sekolah SD atau SMP). Banyak terdapat remaja yang tidak melanjutkan sekolah formal karena persoalan biaya dan minimnya dukungan orang tua dan faktor penyebab lainnya. Namun akhir-akhir ini, mulai tumbuh kembali semangat untuk belajar. Walau kesannya banyak tertinggal dibanding RW yang lain, namun warga RW 04 Surapandan masih memiliki sifat kegotong-royongan sesama warga. Terutama jika berkaitan dengan pengembangan/pembangunan fasilitas umum yang diperuntukkan untuk warga. Termasuk pembangunan kandang ternak, rumah dan seterusnya.
Secara administratif RW 04 Surapandan berada di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Luasnya sekitar 16,2 hektar, terbagi menjadi 8 RT. Jumlah penduduknya sekitar 1.789 jiwa, 517 KK. Dari pusat kota dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 20 – 30 menit. Namun hingga saat ini kendaraan angkutan umum (mobil) masih sangat terbatas (jarang), lebih memilih menggunakan ojek/kendaraan pribadi. RW 04 Surapandan merupakan jalur menuju lokasi Galian C dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah dari Kota Cirebon, sehingga jalan yang dilalui truk angkutan sampah, sering menimbulkan bau tidak sedap dan merusak konstruksi jalan. Jaringan jalan menuju RW 04 Surapandan, relatif cukup bagus (aspal), walau di beberapa titik masih terdapat jalan tanah dan batuan (termasuk di gang dan jalan setapak). Air bersih warga peroleh dari sumur galian di rumah masing-masing. Menggunakan pompa air. Belum masuk ledeng dari PDAM. Jika musim kemarau, wilayahnya cukup gersang. Karena sumber air untuk pertanian sulit. Akhirnya pada musim kemarau, petani tidak bisa berbuat banyak. Mata pencaharian warga bertani/berternak, berdagang, pengrajin dan buruh dan beberapa orang sebagai PNS/Polri/TNI. Penduduk terbanyak berprofesi sebagai buruh galian C yang berada di sekitar RW 04. Lainnya sebagai buruh lepas dan bekerja di perumahan-perumahan di tengah kota. Fasilitas umum yang ada, masjid, mushola, Kantor Lurah, Baperkam, SD, TK, PAUD, Paket B, Pondok Pesantren dan Bidan Praktek serta lapangan bola. Pernah ada sekolah SMP alternatif, SMK Kelas Jauh PUI tapi telah bubar.
Mengamati Permukiman Jumlah Rumah sekitar 369 unit, RTLH sekitar 53 unit. Pengelolaan sampah dikubur, dibakar atau dibuang sembarangan. Belum tersedia jaringan drainase dan solokan memadai. Hal demikian mengesankan wilayah Surapandan mendekati perkampungan kumuh. Kondisi yang hampir sama dengan RW-RW disekitarnya, termasuk RW Kopi Luhur. Mengacu pada kondisi demikian, saatnya anak atau remaja diajak mengenal dan melakukan sesuatu yang bisa dilakukannya untuk lingkungannya sendiri. Memang, tak akan merubah banyak secara langsung (fisik). Namun diharapkan, kelak saatnya dia menjadi pelaku pembangunan, dia akan memiliki wawasan pembangunan, dan mengerti bagaimana selayaknya berbuat untuk lingkungan sekitar. Untuk itu, langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah, mengajak anak dan remaja mengamati permukiman, tempat dia tinggal. Diperlihatkan secara bertahap faktafakta yang terjadi, dan disaksikannya secara langsung, terutama kondisi yang belum optimal. Selanjutnya, diajak pula melihat kondisi rumah/hunian yang lebih baik dari sebelumnya.
Setelah mengamati beberapa fakta disekitarnya, baik yang belum optimal, kurang ataupun sudah optimal, diperkuat dengan informasi tambahan, bagaimana selayaknya standar permukiman layak huni. Pada tahap ini, dievaluasi dari hasil pengamatannya, misalnya solokan, drainase, pola penanganan sampah, sumber air bersih, konstruksi bangunan rumah, pola pemanfaatan lahan pekarangan, fasilitas lingkungan, jalan lingkungan, dan sebagainya.
Berikutnya, dari hasil pengamatan sederhana tersebut, oleh fasilitator (baca: kakak-kakak) remaja dan anak diajak mengeluarkan ide-dalam beragam bentuk-apa yang bisa dilakukan oleh remaja untuk lingkungan sekitarnya. Dari obrolan sederhana tersebut, ada kesepakatan untuk menanam di lingkungan sekitar. Sekaligus sebagai bentuk memperingati “HABITAT DAY”
Mengumpulkan Barang Bekas
Tahap selanjutnya-perwujudan kesepakatan bersama, adalah, mulai menyiapkan perlengkapan media tanam/polybag. Tanpa harus membeli atau mengeluarkan biaya secara khusus. Caranya adalah dengan memanfaatkan barang bekas yang tersedia-cukup banyak-disekitar. Terlebih, Kopi Luhur merupakan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPAS) Kota Cirebon. Sedangkan, RW Surapandan, merupakan RW perlintasan mobil angkutan sampah menuju TPAS. Selain disitu (TPAS), dapat pula disiasati dari pembuangan sampah warga, yang masih banyak dibuang di sembarang tempat.
“Tak ada akar, rotan pun jadi, yang penting assek. Mungkin itu ungkapan yang pas, akan semangat para remaja ini” Foto paling atas: Beberapa remaja Kampung Surapandan sedang mencari barang bekas, yang dapat dimanfaatkan untuk media tanam disekitar tempat tinggal mereka. Foto tengah-bawah: Beberapa remaja Kopi Luhur juga sebagai siswa/i SMP IT Rohimiyah (baru berdiri) punya inisiatif, menyetop/ngompreng/numpang mobil pengangkut batu di Galian C sekitar Argasunya untuk sampai di TPSA Kopi Luhur. Karena jarak tempuh cukup jauh dan naik turun. Setibanya di TPSA, remaja langsung terjun ke gunungan sampah, dan mulai mencari barang-barang bekas yang dapat dimanfaatkan kembali untuk media tanam.
Mencari Bibit Tanaman di Pekarangan
Foto atas: Heni, siswi Sekolah Dasar dengan bibit cabe dalam botol pemberian sang ayah. Untuk diserahkan kepada remaja, setelah ayahnya mengetahui bahwa “para remaja” sedang mencari bibit tanaman di pekarangan warga. Terima kasih pak. Heni seorang siswi SD selain rajin, juga saban sore menjajakan makanan “serabi” keliling kampung surapandan. Semangat terus heni… Foto Kanan atas: Beberapa remaja Kampung Surapandan “Kelompok Pencari Bibit” sedang menyusuri pekarangan warga untuk memperoleh bibit tanaman (pangan, obat, hias). Remaja diarahkan untuk mengamati jenis tanaman warga sekaligus, mencoba meminta bibit tanaman pada warga. Foto Kanan bawah: Beberapa remaja Kopi Luhur“Kelompok Pencari Bibit” sedang menyusuri pekarangan warga untuk memperoleh bibit tanaman (pangan, obat, hias). Remaja juga diarahkan untuk mengamati jenis tanaman warga sekaligus, mencoba meminta bibit tanaman pada warga. Foto Kanan paling bawah: Beberapa remaja Kopi Luhur“Kelompok Pencari Bibit” sedang mencari bibit tanaman, sisa-sisa pembuangan di TPSA Kopi Luhur, yang masih mungkin termanfaatkan. Seperti diketahui, jika musim hujan/cuaca cukup bagus, banyak sekali tanaman (pangan) yang tumbuh di TPSA tersebut, yang tentunya berasal dari sampah rumah tangga ataupun dari sampah pasar
Membuat Media Tanam
Foto atas: Beberapa barang bekas yang dijadikan media tanam, dan telah dibubuhi bibit cabe dan tomat. Foto atas dan kanan: Beberapa remaja “Kelompok Pembibitan” sedang mengolah media tanam menggunakan barang bekas yang diperoleh (hasil keliling disekitar rumah warga dan tempat pembuangan sampah warga) Foto kanan: Remaja “Kelompok Pembibitan” siswa SMP IT Rohimiyah sedang mengolah media tanam menggunakan barang bekas yang diperoleh (hasil keliling disekitar rumah warga dan tempat pembuangan sampah akhir Kopi Luhur/TPSA Kopi Luhur) untuk ditanam di Pekarangan Sekolah baru mereka.
Berkumpul untuk berbahagia. Bukan adu otak, apalagi adu otot. Bersama itu, assek. Tentu saja.
Menggunakan peralatan dan perlengkapan seadanya, selayaknya tidak menjadi penghalang. Foto kiri: Beberapa orang remaja “Kelompok Pembibitan” siswa SMP IT Rohimiyah sedang mengolah media tanam dibawah pohon. Mengolah barang bekas yang mereka temui (hasil keliling di tempat pembuangan sampah akhir Kopi Luhur/TPSA Kopi Luhur) untuk ditanam di Pekarangan Sekolah baru mereka. Foto kiri: Seorang remaja “siswa SMP IT Rohimiyah” sedang mengambil hasil pembakaran sampah disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPSA) Kopi Luhur menggunakan karung, yang juga diperoleh di lokasi pencarian barang bekas dan bibit dimaksud. Untuk selanjutnya dijadikan bahan campuran media tanam, pembibitan, yang akan mereka tanam disekitar lingkungan sekolah baru mereka, yang masih tergolong-saat ini-gersang.
Menanam Bibit Tanaman di Lahan Pekarangan Foto Kanan: Remaja “Kampung Surapandan” mengolah media tanam dan melakukan pembibitan secara sederhana, menggunakan barang bekas yang diperoleh. Selanjutnya menanam beberapa tanaman tersebut di lahan pekarangan warga dan di Baperkam (Balai Pertemuan Kampung). Setelah ditanam ditempat yang disediakan, diatur jadwal untuk menyirami tanamantanaman tersebut. Jadwalnya bergantian. Semoga cepat tumbuh dan bermanfaat. Foto Kanan: Beberapa remaja Kampung Surapandan beraksi dengan tanaman lengkap dengan potnya, yang diperoleh atas pemberian dari salah satu warga yang punya usaha pembibitan disekitar Kampung Surapandan. Untuk selanjutnya ditanam oleh remaja di pekarangan atau di Baperkam. Foto bawah: Sehubungan dengan rangkaian kegiatan yang sedang dilaksanakan, sekaligus juga berpartisipasi/turut memperingati “HABITAT DAY”. Sebagai bentuk penyadaran sesama. Remaja Kampung Surapandan turut mengucapkan Selamat “HABITAT DAY”. Dengan cara yang bisa dan mungkin dilakukan. Rangkaian huruf-huruf tersebut, terbuat dari daun mangga yang diambil dari sekitar, kemudian dirangkai menggunakan lidi, sehingga membentuk beberapa huruf. HABITAT DAY
Selamat Hari Habitat 2014
Menanam Tanaman Hias dan Pangan di Pekarangan Sekolah Foto : Remaja siswa SMP IT Rohimiyah, mulai menanam hasil “Hunting Tanaman” yang mereka peroleh dari pekarangan warga dan dari TPSA Kopi Luhur di pekarangan sekolah baru mereka. Umumnya tanaman hias, karena bertujuan menghiasai halaman sekolah mereka yang tergolong tersang. Setelah ditanam ditempat Belajar Peduli Pada Sesama, Berawal dari Hal yang disediakan, diatur Paling Sederhana dan dari Sekitar. jadwal untuk menyirami tanaman-tanaman tersebut. Jadwalnya Foto bawah: bergantian. Sehubungan juga dengan rangkaian kegiatan yang sedang dilaksanakan, sekaligus juga berpartisipasi/turut memperingati “HABITAT DAY”. Remaja juga turut mengucapkan Selamat “HABITAT DAY”. Dengan cara yang bisa dan mungkin dilakukan. Sama seperti di Kampung Surapandan, Rangkaian hurufhuruf tersebut, juga terbuat dari daun mangga yang diambil dari sekitar, kemudian dirangkai menggunakan lidi, sehingga membentuk beberapa huruf. HABITAT DAY
Selamat Hari Habitat 2014
Rangkaian Kegiatan Peringatan Habit_at Day PERSIAPAN
Mengamati Permukiman (Sanitasi dan Lahan Pekarangan)
Penanaman di Rumah Pekarangan Warga, Baperkam dan Halaman Sekolah
Diskusi Bersama Remaja Irasura
Koordinasi Bersama Remaja
EVALUASI
Diskusi Bersama Remaja RT 07
Mengumpulkan Barang Bekas Dari Tempat Sampah Warga dan TPSA Kopi Luhur
RTL
Diskusi Bersama Siswa SMP IT Rohimiyah Kopi Luhur
Mengumpulkan Bibit Dari Warga dan Dari Tempat Sampah Warga
SELESAI
PELAKSANAAN
Membuat Media Tanam Menggunakan Barang Bekas
Jelajah Ruang Pamer
Membuat Pembibitan
RTL disepakati, kegiatan menanam terus dilanjut dan ditularkan ke warga lain di tempat masingmasing
KALAU BUKAN KITA, LALU SIAPA..... KALAU TIDAK SEKARANG, LALU KAPAN.... .............................................................. MARI BERPARTISIPASI DAN BERGANDENGAN MENJAGA RUANG UNTUK MEWUJUDKAN PERMUKIMAN BERKELANJUTAN........
Terima kasih atas dukungan dan kerjasama semua pihak yang telah dan terus mendukung kegiatan ini.