PIRIDIN PYRIDINE
1.
Nama (1)
Golongan Heterosiklik, benzen Sinonim / Nama Dagang Azine, Azabenzene, Piridina (italia), Pirydyna (polish), Pyridin (german), Rcra waste number U196, UN 1282, NSC 406123, NCI-C55301 Nomor Identifikasi (1,2,3,4,) Nomor CAS : 110-86-1 Nomor Index : 613-002-00-7 Nomor EC (EINECS) : 203-809-9 Nomor UN : 1282 Nomor RTECS : UR8400000 Nomor ICSC : 0323 Nomor STCC : 4909277 Nomor NCl-c : 55301 Nomor UN : 1282 Nomor RCRA –WASTE : U-196 Nomor OHM/TADS : 7216879
2.
Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6)
Nama Bahan Piridin Deskripsi Bentuk cairan higroskopis tidak berwarna dengan bau yang khas. titik didih 115°C; berat jenis relatif (air = 1)0,98; mudah larut dalam air; berat molekul 79,10 g/mol; Rumus Molekul C5H5N; Titik Nyala 17,0° C; Titik
Leleh -42° C; pH 8,5 – 15,82 g/l pada suhu 25°C; Tekanan Uap (26,7 hPa pada 25° C); Kepadatan Relatif (0,978 g/cm 3 pada 25° C); Berat jenis campuran uap air pada 20° C (udara =1) 1.03; titik nyala117° C; Suhu auto-pembakaran 480° C; Batas ledakan (vol % alam udara) 1,7 – 10,6 dan koefisien partisi oktonal/air sebagai log Pow : 0,65. Jalur pemajanan bahan ini, dapat terabsorsi kedalam tubuh melalui inhalasi, kulit dan penelanan. Pada risiko inhalasi, dimana pada kontaminasi melalui udara yang membahayakan dapat dicapai dengan cepat pada penguaapan bahan ini pada 20° C. Frasa Resiko, Frasa Keamanan, Tingkat Bahaya (1,2,4) Peringkat NFPA (skala 0-4) : Kesehatan 3 = tingkat keparahan sangat tinggi Kebakaran 2 = Mudah terbakar Reaktivitas 2 = Reaktif Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008 [ EU-GHS/CLP] Kategori 2
= Mudah terbakar cairan
Kategori 4
= Toksisitas akut, Inhalasi
Kategori 4
= Toksisitas akut, kulit
Kategori 4
= Toksisitas akut, Oral
Frasa Resiko Tunggal R 11
= Sangat mudah menyala
R 20/21/22 = Berbahaya bila terhirup, bersinggungan/kontak dengan kulit dan tertelan Frasa Keamanan Tunggal S 26
= Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar
air dan cari pertolongan medis S 28
= Setelah mengenai/berkontak dengan kulit, cuci segera
dengan sejumlah besar .... (ditunjukkan oleh produsen).
3.
Penggunaan (2)
Sebagai pelarut untuk garam mineral anhidrat sintetik menengah / lanjutan dalam laboratorium dan industri. 4.
Identifikasi Bahaya (1,2,4)
Risiko Utama 4.1 Risiko Paparan Terhirup Bahan mengiritasi parah pada saluran pernapasan. Gejala yang ditimbulkan sakit kepala, pusing, mual, sesak napas, batuk, insomnia. Tertelan Bahan mempengaruhi susunan saraf pusat. Perut rasa perih, diare, muntah, kelemahan ( kemudian lihat gejala inhalasi ) Kontak Kulit Bahan kontak dengan kulit menyebabkan kemerahan, iritasi ( kemudian lihat gejala inhalasi ), serta dapat menyebabkan dermatitis. Kontak Mata Bahan menyebabkan iritasi mata, kemerahan, rasa terbakar pada mata, kerusakan mata. 4.2 Paparan Jangka Panjang Terhirup Bahan dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, yang berakibat fatal. Tertelan Bahan dapat mempengaruhi susunan saraf pusat, hati dan ginjal. Kontak Kulit Bahan dapat menyebabkan Luka bakar. Kontak Mata Bahan dapat menyebabkan Iritasi parah, luka bakar pada kornea (mungkin), Kerusakan mata.
5.
Stabilitas dan Reaktivitas (1,4)
Stabilitas
Stabil penyimpanan pada suhu kamar, suhu dapat mempengaruhi
ketidakstabilan.
Bahan
jika
terdekomposisi/
terurai
bila
dipanaskan
dapat
membentuk asam sianida, Karbon oksigen, dan Nitrogen. Inkompatibilitas
Panas
Api
Anhidrida Maleat
Asam kuat
Oksidator kuat
Plastik
6.
Penyimpanan (7)
Simpan dalam tempat yang sejuk dan kering.
Simpan bahan dalam ruangan berventilasi
Kemasan tahan terhadap api
Hindarkan bahan dari oksidator kuat, asam kuat, makanan dan
bahan makanan, sejuk, kering dan tertutup rapat
7.
Toksikologi (1)
7.1 Toksisitas Data Pada Manusia Pernapasan Tidak ada studi mengenai kematian pada manusia setelah terpapar terhirup piridin. Data Pada Hewan LD 50 Oral pada tikus : 891,0 mg/kg Keterangan
: pada organ khusus (Hidung, Mata, Telinga)
Perilaku
: mengantuk (aktivitas depresi umum), coma.
Pernapasan LC 50 pada tikus selama 1 jam : 28.500 mg/m3
Keterangan
: pada organ khusus (Hidung, Mata,
Telinga) Perilaku
: mengantuk (aktivitas depresi umum),
terjadi gangguan pada paru-paru, thorax, pernapasan ; dyspnea. Data Toksisitas Dermal – kelinci 1.121 mg/kg, Iritasi kulit – kelinci selama 500 mg/24 jam, LC 50 10 gm/m3 pada pernapasan mammal, LD 50 dengan dosis 1500 mg/kg pemberian oral pada tikus. Data Mutagenik Data Karsinogenik IARC : Group 3 – pada manusia tidak memberikan bukti; bukti pada hewan terbatas. ACGIH : A3 – adanya bukti bersifat karsinogen pada hewan. Ada sejumlah bukti terbatas terkait efek karsinogenik piridin pada hewan uji. Data epidimiologi yang tersedia tidak memadai untuk menyimpulkan efek karsinogenik anilin pada manusia. Data Tumorigenik Data Reproduksi Data Tambahan 7.2 Informasi Ekologi Toksisitas pada Ikan LC 50 : Pimephales promelas (93,80 mg/l, 96 jam) Toksisitas pada Daphnia dan Hewan Air Lainnya LC 50 : Daphnia magna (Kutu air, 48 jam) 940,00 mg/l, - 1.140,00 mg/l Toksisitas pada Alga LC 50 : Selenastrum (72 jam), 100,00 – 180,00 mg/l) Bahan ini dapat membahayakan lingkungan, perhatikan khusus pada organisme yang hidup di air.
8.
Efek Klinis
8.1
Keracunan Akut
8.2
Keracunan Kronis
-
9.
Pertolongan Pertama (1,7)
9.1 Petunjuk umum Melakukan konsultasi dengan ahli kimia. 9.2 Terhirup jika terhirup, pindahkan segera orang yang terhirup ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Konsultasikan dengan dokter. 9.3 Kontak dengan Kulit Cuci bagian kulit yang terkontak dengan sabun dan bilas dengan air. Konsultasikan dengan dokter. 9.4 Kontak dengan mata Bilas sampai bersih dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dan hubungi dokter. 9.5 Tertelan Jangan dipaksa untuk dimuntahkan. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut pada kondisi tidak sadar. Bilas mulut dengan air. Periksakan ke dokter. 10.
Penatalaksanaan
Stabilisasi a.
Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas
untuk menjamin b.
pertukaran udara.
Penatalaksaan fungsi pernapasan yaitu memperbaiki fungsi
ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untu menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. c.
Penatalaksanaan sirkulasi, mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d.
Untuk inhalasi disarankan pemberian oksigen.
e.
Jika ada kejang: beri diazepam dengan dosis:
Dewasa 10 – 20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg / 30 dtk atau 0,5 ml / 30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30 – 60 menit. Mungkin perlu infuse kontinyu sampai maksimal 3 mg / kg BB / 24 jam. Anak-anak: 200 – 300 µg / kg BB. Dekontaminasi
Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: a.
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
b.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9 % perlahan selama 15 – 20 menit.
c.
Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya
d.
Jika masih belum yakin bersih , cuci kembali selama 10 menit.
e.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
f.
Tutuplah mata dengan kasa steril dan segera kirim / konsultasi ke dokter mata.
Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) a.
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat
b.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir, air dingin, atau hangat dan sabun minimal 10 menit.
c.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut jangan digosok.
d.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu, yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah dari plastik tertutup.
e.
Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
f.
11.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
Batas Paparan dan Alat Pelindung (8)
Batas pemaparan di tempat kerja : Nilai ambang batas (sebagai TWA) : 5 ppm, 16 mg/m 3; MAK : 5 ppm, 15 mg/m3 (1992). Ventilasi : Sediakan penghisap udara setempat (local exhaust) atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan. Proteksi mata : Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash fountain) dan semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja. Pakaian : Kenakan pakaian tahan bahan kimia yang sesuai. Sarung tangan : Pakailah sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai 12.
Manajemen Pemadam Kebakaran (8)
a.
Sifat bahaya/pemaparan
Bahan bersifat sangat mudah terbakar dan dalam kasus kebakaran asapnya menyebabkan iritasi beracun. Campuran uap dengan udara bersifat eksplosif. Bahan sangat mudah terbakar, uap / gasnya dapat menimbulkan iritasi atau toksik dalam kasus kebakaran.Bahan fisika : Uap lebih berat dari pada udara dan dapat berjalan sepanjang permukaan tanah, kemungkinan dapat menimbulkan kebakaran ditempat yang jauh. Bahaya kimia : Bahan mudah terbakar membentuk gas yang toksik (amine). Bahan terdekomposisi dengan panas atau pada pemanasan mengeluarkan gas yang toksik (nitrogen oksida dan hidrogensianida). Bereaksi keras dengan oksigen kuat dan asam kuat.
b.
Pencegahan
Untuk menghindari terjadinya kebakaran maka jauhkan bahan dari nyala api terbuka, percikan api dan dilarang merokok. Dan untuk menghindari terjadinya eksplosif / ledakan maka lakukan sistem tertutup, ventilasi, peralatan elektrikyang tahan ledakan dan cahaya, jangan menggunakan penekanan untuk pengisian. c.
Pemadam kebakaran
Bila terjadi kebakaran gunakan bahan pemadam kebakaran : serbuk, busa yang tahan alkohol, air yang banyak dan karbon dioksida. Dalam kasus kebakaran : jagalah drum / wadah dan lain-lain tetap dingin dengan jalan semprotkan air.
13.
Manajemen Tumpahan
Kumpulkan cairan yang tumpah dan bocor kedalam wadah yang tertutup, serap dengan pasir atau absorben inert/netral dari sisa tumpahan bahan dan pindahkan ketempat yang aman, jangan mencuci/mengalirkan bahan melalui selokan. (pelindung diri tambahan : peralatan perlindungan pernafasan).
14.
Daftar Pustaka 1. http://www.sigmaaldrich.com/MSDS (di unduh pada bulan July 2012) 2. http://gerhardl.phpwebhosting.com (di unduh pada bulan July 2012) 3. http://www.epa.gov/iris/subst/0261.htm (di unduh pada bulan july 2012) 4. http://www.wku.edu/msds/docs/1892.pdf (di unduh pada bulan July 2012) 5. http://www.sciencelab.com (di unduh pada bulan july 2012) 6. J. Maryadele O’Neil,2006. The Merck Index, Fourteenth edition, Published by Merck&Co Inc, Rahway, NJ, USA, Page
7. http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp52.pdf (di unduh pada bulan july 2012) 8. http://www.mathesongas.com/pdfs/msds/MAT19990.pdf (di unduh pada bulan July 2012) -------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------