PERSEPSI PERAN ZAKAT TERHADAP KEBERLANGSUNGAN STUDI MAHASISWA IPB (Kasus Pendayagunaan Zakat UPZ LAZ IPB)
NUR NAFIAH HERMANIANTO
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi Peran Zakat Terhadap Keberlangsungan Studi Mahasiswa IPB (Kasus Pendayagunaan Zakat UPZ LAZ IPB) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2016 Nur Nafiah Hermanianto NIM H54120011
ABSTRAK NUR NAFIAH HERMANIANTO. Persepsi Peran Zakat Terhadap Keberlangsungan Studi Mahasiswa IPB (Kasus Pendayagunaan Zakat UPZ LAZ IPB). Dibimbing oleh SYAMSUL HIDAYAT PASARIBU. Banyak remaja yang setelah lulus dari sekolah menengah umum (SMU) tidak mampu melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi. Oleh karena itu perlu adanya upaya dari pemerintah dan masyarakat terhadap keberlangsungan pendidikan, salah satunya melalui pemberian beasiswa. Salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa di perguruan tinggi adalah UPZ LAZ IPB. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perkembangan zakat UPZ LAZ IPB, menganalisis persepsi peran zakat terhadap keberlangsungan studi mustahik, serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keberlangsungan studi mahasiswa IPB. Metode regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keberlangsungan studi mustahik. Hasil analisis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa besar bantuan dan IPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlangsungan studi mahasiswa IPB, sedangkan status bekerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keberlangsungan studi mahasiswa IPB. Kata kunci: pendidikan, regresi logistik, zakat terhadap pendidikan
ABSTRACT NUR NAFIAH HERMANIANTO. Perception of the Role of Zakat towards Education Contuinity of IPB Students (UPZ LAZ IPB Zakat Utilization Case). Supervised by SYAMSUL HIDAYAT PASARIBU. There are many senior high school graduate cannot continue their study to undergraduate or diploma study due to economic constraints. Therefore, good strategy from government and active participation from society are needed to solve those problems. One of the solution is the educational support in form of scholarships. One of Amil Zakat Foundation (LAZ) that gives scholarships to university students is UPZ LAZ IPB. This research aimed to describe zakat development in UPZ LAZ IPB, to analyze role of zakat perceptions towards education continuity of the mustahik, and to analyze some factors that affect study contuinity of IPB students. Logistic regression used to analyze factors that affect education continuity of mustahik. The results show that the amount of scholarship funds and GPA have positively and significantly affect the education continuity of IPB students, otherwise working status has negative and significant effect to the education contuinity of IPB students. Keywords: education, logistic regression, zakat for education
PERSEPSI PERAN ZAKAT TERHADAP KEBERLANGSUNGAN STUDI MAHASISWA IPB (Kasus Pendayagunaan Zakat UPZ LAZ IPB)
NUR NAFIAH HERMANIANTO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan April 2016 hingga Juli 2016 dengan judul Persepsi Peran Zakat Terhadap Keberlangsungan Studi Mahasiswa IPB (Kasus Pendayagunaan Zakat UPZ LAZ IPB). Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Syamsul Hidayat Pasaribu, S.E, M.Si selaku pembimbing. Di samping itu, terima kasih penulis sampaikan pula kepada kak Yekti Mahanani, S.E dari UPZ LAZ IPB dan staf UPZ LAZ IPB yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah (Joko Hermanianto), ibu (Suratun), suami (Muhammad Yusuf), serta seluruh keluarga, atas doa dan dukungannya. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman dekat penulis, Puteri, Adelia, Shelly, Afifah Uly, Nur Azizah, Dea, Ria, Khadijah, Meida Maya, Ajeng, dan teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah mambantu dan memberikan semangat selama penyelesaian karya ilmiah ini. Penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2016 Nur Nafiah Hermanianto
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Peneliatian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Konsep Zakat Golongan Penerima Zakat Golongan Fii Sabilillah Penuntut Ilmu Sebagai Penerima Zakat Amil Zakat Lembaga Zakat Pendidikan Pendidikan Tinggi Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis dan Pengolahan Data Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Model dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
vi vi vi 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 6 7 8 8 9 9 10 11 11 11 11 11 11 12 13 18 18 20 25
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8
Variabel penelitian Demografi responden Laporan penerimaan dana zakat dan infak UPZ LAZ IPB Laporan penyaluran dana zakat dan infak UPZ LAZ IPB Persepsi peran zakat terhadap keberlangsungan studi Hasil analisis SPSS Classification table Estimasi logit keberlangsungan studi mahasiswa
11 13 14 15 16 16 16 17
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran
10
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian 2 Hasil Olah Data Regresi Logistik Menggunakan SPSS 22
20 23
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Menurut data BPS (2010), penduduk Indonesia dari 33 provinsi berjumlah 237 641 326 jiwa. Jumlah penduduk yang besar tersebut dapat menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang memadai. Penduduk dengan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berkualitas menjadi salah satu elemen penting dalam melaksanakan pembangunan. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mewujudkannya. Salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun untuk mendapatkan pendidikan yang memadai tidaklah mudah karena biaya pendidikan yang mahal. Beruntung bagi orang-orang yang dapat melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi karena memiliki orang tua yang mampu membiayai. Namun tidak banyak orang yang memiliki kondisi seperti itu. Banyak remaja yang setelah lulus dari sekolah menengah umum (SMU) tidak mampu melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi. Menurut data Departemen Keuangan (2013), siswa dan mahasiswa Indonesia yang kurang mampu berjumlah 14.2 juta jiwa. Melihat kondisi di atas, hendaknya masalah ekonomi jangan sampai menjadi faktor penghambat seseorang untuk melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat pendidikan tinggi. Oleh karena itu perlu adanya upaya dari pemerintah dan masyarakat terhadap keberlangsungan pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi tetapi memiliki kepandaian dan kecerdasan akademik, baik dari dana pemerintah, perusahaan swasta, maupun dana zakat. Salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa di perguruan tinggi adalah Unit Pengumpul Zakat Lembaga Amil Zakat Institut Pertanian Bogor (UPZ LAZ IPB). UPZ LAZ IPB merupakan lembaga non-struktural IPB yang disahkan melalui SK Rektor No. 085/K13/KEP/2003. UPZ LAZ IPB bertugas mengumpulkan dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF) di lingkungan IPB untuk dikelola dan disalurkan kepada yang berhak menerima. Salah satu program penyaluran zakat dari UPZ LAZ IPB dalam bidang pendidikan adalah Bantuan Penyangga Kehidupan (BPK) dan Beasiswa Marboth. Rumusan Masalah Beberapa pertanyaan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana perkembangan pendayagunaan zakat oleh UPZ LAZ IPB selama tahun 2013-2015?
2 2. Bagaimana persepsi peran zakat terhadap keberlangsungan studi mustahik? 3. Faktor apa saja yang memengaruhi persepsi keberlangsungan studi mustahik? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan perkembangan pendayagunaan zakat oleh UPZ LAZ IPB selama tahun 2013-2015. 2. Menganalisis persepsi peran zakat terhadap keberlangsungan studi mustahik. 3. Menganalisis faktor yang memengaruhi persepsi keberlangsungan studi mustahik. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Pemerintah dan lembaga-lembaga zakat di Indonesia, khususnya UPZ LAZ IPB sebagai sumber referensi dan bahan pertimbangan untuk mengembangkan potensi zakat. 2. Muzaki dan pegawai IPB untuk meningkatkan motivasi membayar zakat di LAZ IPB. 3. Mahasiswa dan masyarakat umum untuk menambah wawasan mengenai peran zakat di bidang pendidikan. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pembahasan peran zakat terhadap pendidikan. Peran zakat dianalisis dari beberapa program pendayagunaan zakat UPZ LAZ IPB yang dibatasi hanya program pendidikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer terdiri atas data program Beasiswa Penyangga Kehidupan (BPK) dan Beasiswa Marboth. Program BPK memiliki sub program BPK Pangan, Subsidi Biaya Kost/Kontrakan, dan Subsidi Biaya Rumah Sakit. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan tahunan UPZ LAZ IPB, literatur buku, serta internet. Ruang lingkup analisis peran zakat terhadap pendidikan dibatasi oleh beberapa variabel. Variabel yang digunakan untuk menganalisis persepsi peran zakat terhadap keberlangsungan studi mahasiswa IPB adalah besarnya zakat yang diperoleh, lama menerima bantuan, pendapatan perbulan, jumlah bantuan pemerintah yang diterima, status bekerja, jenis kelamin, dan IPK.
3
TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (Rakhmat 2012). Konsep Zakat Zakat dari segi bahasa merupakan kata dasar dari zaka yang berarti suci, bersih, berkah, dan bertambah. Zakat dari segi istilah berarti sejumlah harta dengan persyaratan tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Hal tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah : 103 dan surat Ar-Rum : 39. (Qardhawi 2011). “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah [9] : 103) “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (Ar-Rum [30] : 39) Harta yang akan diberikan sebagai zakat memiliki beberapa syarat (Qardhawi 2011). Syarat-syarat harta yang wajib zakat adalah sebagai berikut: 1. Kepemilikan penuh Harta adalah mutlak milik Allah SWT, tetapi maksud dari kepemilikan penuh tersebut adalah bahwa harta itu berada di bawah kontrol dan kekuasaan pemiliknya. Sebagian ahli fikih juga menyatakan bahwa harta tersebut berada di tangannya, tidak tersangkut hak orang lain di dalamnya, serta harta tersebut dapat dinikmati manfaatnya. 2. Berkembang Harta yang wajib dizakatkan adalah bahwa harta tersebut dikembangkan dengan sengaja atau memiliki potensi untuk berkembang. Pengertian berkembang menurut bahasa adalah bahwa sifat harta itu memberikan keuntungan, pendapatan, ataupun pemasukan. Menurut ahli-ahli fikih, berkembang secara terminologi berarti bertambah. Secara istilah terbagi dua, yaitu bertambah secara konkrit dan bertambah secara tidak konkrit. 3. Harta tersebut didapatkan dengan cara yang baik dan halal Harta yang akan dikeluarkan zakatnya didapatkan dengan cara yang baik dan halal, seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah :188, surat Al-Baqarah : 267, serta surat An-Nisa : 29 “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta
4 benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (AlBaqarah [2] : 188) “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu kemilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al-Baqarah [2] : 267) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa [4] : 29) 4. Mencapai nisab Harta yang akan dikeluarkan zakatnya telah mencapai nisab atau jumlah minimal harta yang wajib zakat. Contohnya yaitu 85 gram emas, 200 dirham, 40 ekor kambing, 5 ekor unta, dan lainnya. 5. Terpenuhinya kebutuhan pokok Zakat dikeluarkan setelah terdapat kelebihan dari kebutuhan hidup seharihari pemiliknya yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, serta papan. 6. Berlalu satu tahun Kepemilikan harta tersebut telah berlalu masanya dua belas bulan qomariyah. Persyaratan satu tahun ini hanya berlaku untuk ternak, uang, dan harta benda dagang, yaitu yang dapat dimasukkan ke dalam istilah zakat modal. Tetapi hasil pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia, harta karun, dan lain-lainnya yang sejenis, tidaklah disyaratkan telah melalui masa satu tahun, dan semuanya itu dapat dimasukkan ke dalam istilah zakat pendapatan. Golongan Penerima Zakat Penerima zakat (mustahik) terdapat delapan golongan, yaitu orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil, mualaf, budak belian, orang yang berhutang dan tidak mampu melunasi, di jalan Allah (fii sabilillah), dan ibnu sabil (Qardhawi 2011). Golongan-golongan tersebut disebutkan dalam Al-Qur’an surat AtTaubah : 60 “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, orangorang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah [9] : 60) Golongan Fii Sabilillah Quran menggambarkan sasaran zakat yang ketujuh dengan firman-Nya : “Di Jalan Allah”. Sesungguhnya arti kalimat ini menurut bahasa aslinya sudah jelas. Sabil adalah thariq atau jalan. Jadi sabilullah artinya jalan yang menyampaikan pada ridha Allah, baik akidah maupun perbuatan (Qardhawi 2011).
5 Al-Allamah Ibnu Atsir menyatakan, bahwa sabil makna aslinya adalah atthariq atau jalan. Sabilillah adalah kalimat yang bersifat umum, mencakup segala amal perbuatan ikhlas yang dipergunakan untuk bertakarrub kepada Allah azza wa jalla dengan melaksanakan segala perbuatan wajib, sunah dan bermacam kebajikan lainnya. Apabila kalimat ini bersifat mutlak, maka biasanya dipergunakan untuk pengertian jihad atau berperang, sehingga karena seringnya digunakan untuk itu artinya hanya khusus untuk jihad. Dari tafsir Ibnu Atsir tentang kalimat sabilillah, terbagi dua: 1. Bahwa arti asal kata ini menurut bahasa adalah setiap amal perbuatan ikhlas yang dipergunakan untuk bertakarrub kepada Allah, meliputi segala amal perbuatan saleh, baik yang bersifat pribadi maupun yang bersifat kemasyarakatan. 2. Bahwa arti yang biasa dipahami pada kata ini apabila bersifat mutlak adalah jihad, sehingga karena seringnya dipergunakan untuk itu, seolah-olah artinya hanya untuk jihad. Dengan bisa diartikannya kata ini pada dua arti itulah yang menyebabkan adanya perbedaan pendapat fuqaha dalam menentukan maksud sasaran ini. Atas dasar itu pula maka makna yang kedua ini dipergunakan untuk sabilillah berdasarkan ijma’ fuqaha. Apabila berdasarkan kesepakatan bahwa sabilillah itu mempunyai dua arti, arti umum dan arti khusus, maka pendapat yang dianggap kuat adalah bahwa makna umum dari sabilillah itu tidak layak dimaksud dalam golongan ini. Hal tersebut karena dengan keumumannya ini meluas pada aspek-aspek yang banyak sekali, tidak terbatas sasarannya dan apalagi terhadap orang-orangnya. Makna umum ini meniadakan pengkhususan sasaran zakat yang delapan seperti halnya sabilillah dengan arti yang umum itu meliputi pemberian pada orang-orang fakir, miskin dan asnaf-asnaf lain karena itu semua termasuk kebajikan dan ketaatan kepada Allah. Maksud disini adalah makna yang khusus yang membedakannya dari sasaran-sasaran lain. Inilah yang difahami oleh para mutassir dan fuqaha pada masa yang lalu. Mereka memalingkan arti sabilillah itu pada jihad. Mereka menyatakan bahwa itu arti yang dimaksud ketika ia bersifat mutlak. Sesungguhnya jihad itu kadangkala bisa dilakukan dengan tulisan dan ucapan sebagaimana bisa dilakukan pula dengan pedang dan pisau. Kadangkala jihad itu dilakukan dalam bidang pemikiran, pendidikan, social, ekonomi, politik sebagaimana halnya dilakukan dengan kekuatan bala tentara. Seluruh jenis jihad ini membutuhkan bantuan dan dorongan materi. Yang paling penting terwujudnya syarat utama pada semua aspek tersebut, yaitu hendaknya sabilillah itu dimaksudkan untuk membela dan menegakkan kalimat Islam di muka bumi ini. Setiap jihad yang dimaksudkan untuk menegakkan kalimat Allah termasuk sabilillah, bagaimanapun keadaan dan bentuk jihad serta senjatanya. Jihad dalam Islam tidak hanya terbatas pada peperangan dan pertempuran dengan senjata saja, sebab telah sahih riwayat dari Nabi SAW bahwa ia telah ditanya: “Jihad apakah yang paling utama itu ?” Ia menjawab: “Menyatakan kalimah yang hak pada penguasa yang zalim.” Sebagaimana pula riwayat Imam Muslim dalam buku sahihnya dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Tiada dari seorang Nabi pun sebelum aku yang diutus oleh Allah kepada suatu umat, kecuali pasti ada dari umat itu golongan orang yang
6 membelanya, sahabat-sahabat yang mengikuti sunahnya dan mengikuti perintahnya, kemudian setelah itu datang pula para penggantinya, mereka mengatakan apa yang tidak dilakukannya, dan mengerjakan apa yang tidak diperintahkannya. Barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan tangannya, maka orang itu adalah orang yang beriman, barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka orang itu adalah orang yang beriman, dan barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan hartanya, maka orang itu adalah orang yang beriman; dan tiada setelah itu dari keimanan seseorang walaupun sebesar biji sawi.” Dan bersabda Rasulullah SAW: “Berjihadlah kamu sekalian melawan orang-orang musyrik dengan harta kamu, dari kamu dan lidah kamu.” Penuntut Ilmu Sebagai Penerima Zakat Terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai golongan ashnaf dari penuntut ilmu. Sebagian ulama berpendapat bahwa pencari ilmu termasuk ke dalam golongan ibnu sabil dan sebagian yang lain berpendapat bahwa pencari ilmu termasuknya ke dalam golongan fii sabilillah. Ibnu sabil adalah orang yang melintas dari satu daerah ke daerah lain atau orang yang sedang melakukan perjalanan. Fii sabilillah menurut bahasa adalah thariq/jalan. Jadi sabilillah adalah jalan yang menyampaikan pada ridha Allah SWT, baik akidah maupun perbuatan. Ulama yang memasukkan pencari ilmu ke dalam golongan ibnu sabil adalah ulama mazhab Syafi’i. Menurut pendapat mazhab Syafi’i (Qardhawi 2011), ibnu sabil adalah setiap orang yang bermaksud mengadakan perjalanan demi kemaslahatan Islam dan jamaah Muslim, tetapi tidak mendapatkan biayanya. Pada masa sekarang ini didapatkan bentuk yang bermacam-macam dari bagian ini, yaitu para mahasiswa yang cerdas, spesialis yang mahir, ahli ilmu yang pandai, dan lainnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa berhak mendapatkan beasiswa dari dana zakat. Salah satu syarat memberikan zakat kepada ibnu sabil adalah perjalanan yang dilakukan bukanlah perjalanan maksiat. Perjalanan yang tidak bermaksiat itu meliputi perjalanan dalam rangka ketaatan, seperti ibadah haji, jihad, mencari ilmu yang bermanfaat, dan ziarah. Rasulullah SAW bersabda : “barangsiapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia termasuk sabilillah, sampai ia kembali” (HR At-Tirmizi dengan hadis Hasan). Hadis tersebut menerangkan bahwa orang yang pergi untuk mencari ilmu termasuk golongan fii sabilillah dan berhak menerima zakat. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam fatwa No. 19 tahun 1996 merumuskan bahwa memberikan uang zakat untuk keperluan pendidikan, khususnya dalam bentuk beasiswa, hukumnya adalah sah, karena termasuk dalam ashnaf fii sabilillah dengan alasan bahwa pengertian fii sabilillah menurut sebagian ulama fiqh dari beberapa mazhab dan ulama tafsir adalah “lafaznya umum”. Sidang Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia memberikan pertimbangan bahwa pelajar/mahasiswa/sarjana muslim penerima zakat beasiswa hendaknya berprestasi akademik, diprioritaskan bagi mereka yang kurang mampu, serta mempelajari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
7 Amil Zakat Amil zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya, juga mulai dari pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat, dan membagi kepada para mustahiknya. Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan. Semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat, yaitu soal sensus terhadap orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan padanya, juga besar harta yang wajib dizakati. Kemudian tugas amil zakat juga mengetahui para mustahik zakat, berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan petugas serta para pembantunya (Qardhawi 2011). Seorang amil zakat hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Qardhawi 2011): 1. Hendaklah dia seorang Muslim, karena zakat itu urusan kaum Muslimin, maka Islam menjadi syarat bagi segala urusan mereka. Urusan tersebut dapat dikecualikan tugas yang tidak berkaitan dengan soal pemungutan dan pembagian zakat, misalnya penjaga gudang dan supir. 2. Hendaklah petugas zakat itu seorang mukallaf, yaitu orang dewasa yang sehat akal fikirannya. 3. Petugas zakat itu hendaklah orang jujur, karena ia diamanati harta kaum Muslimin. 4. Memahami hukum-hukum zakat. Para ulama mensyaratkan petugas zakat itu faham terhadap hukum zakat, apabila ia diserahi urusan umum. Sebab bila ia tidak mengetahui hukum tak mungkin mampu melaksanakan pekerjaannya dan akan lebih banyak berbuat kesalahan. Apabila pekerjaan itu menyangkut bagian tertentu mengenai urusan pelaksanaan, maka tidak disyaratkan memiliki pengetahuan tentang zakat kecuali sekedar yang menyangkut tugasnya. 5. Kemampuan untuk melaksanakan tugas. Petugas zakat hendaklah memenuhi syarat untuk dapat melaksanakan tugasnya dan sanggup memikul tigas itu. Kejujuran saja belum mencukupi bila tidak disertai kekuatan dan kemampuan untuk bekerja. 6. Amil zakat disyaratkan laki-laki. Sebagian ulama mensyaratkan amil zakat itu harus laki-laki. Mereka tidak membolehkan wanita dipekerjakan sebagai amil zakat karena pekerjaan itu menyangkut urusan sedekah. Sesungguhnya dalam masalah persyaratan amil zakat tidak ada dalil khusus yang melarang wanita bekerja sebagai amil zakat. Memang ada kaidah umum yang mengharuskan wanita malu dan menjauhkan dari berkerumun dan bergaul dengan laki-laki tanpa ada kepentingan. Dengan demikian pekerjaan selaku amil zakat lebih baik dilakukan oleh laki-laki daripada oleh wanita kecuali dalam hal-hal tertentu, misalnya wanita ditugaskan memberikan zakat itu kepada janda-janda, wanita-wanita yang lemah dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih cocok dikerjakan wanita daripada oleh laki-laki. 7. Sebagian ulama mensyaratkan amil itu orang merdeka bukan seorang hamba.
8 Lembaga Zakat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional. Dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS menyelenggarakan fungsi: 1. perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, 2. pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, 3. pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, dan 4. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat. Lembaga Amil Zakat (LAZ) menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian,dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat. UPZ bertugas melakukan pengumpulan zakat. Hasil pengumpulan zakat oleh UPZ wajib disetorkan ke BAZNAS, BAZNAS provinsi, atau BAZNAS kabupaten/kota. Pendidikan Dalam buku Pengantar Pendidikan (Wahyudin et all 2007), pendidikan dapat didefinisikan sebagai humanisasi atau upaya memanusiakan manusia, yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia atau peserta didik agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya. Demi pencapaian tujuan ini, pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja, melainkan harus dilaksanakan sepanjang hayat. Pendidikan tidak cukup dilaksanakan di dalam salah satu lingkungan pendidikan saja, melainkan di berbagai lingkungan pendidikan, yaitu di dalam lingkungan pendidikan informal (keluarga), di dalam lingkungan pendidikan formal (sekolah), dan di dalam lingkungan pendidikan nonformal (masyarakat). Pendidikan meliputi berbagai aspek, yaitu berkenaan dengan aspek-aspek intelektual, sosial, emosional, dan spiritual, atau berkenaan dengan nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pendidikan juga meliputi berbagai kegiatan, contohnya pengajaran, bimbingan, latihan, dan berbagai kegiatan lainnya yang bersifat positif dalam rangka mengembangkan berbagai aspek hakikat manusia sehingga manusia mampu hidup sesuai martabat kemanusiannya. Pendidikan menurut Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab 1 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam bab 4 bagian kesatu dijelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jenjang pendidikan formal meliputi
9 pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi menurut Undang Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, bab 1 pasal 1 ayat 2 adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam pasal 4 disebutkan beberapa fungsi dari pendidikan tinggi, yaitu: a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ; b. mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan c. mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora. Tujuan diselenggarakannya pendidikan tinggi yang tertuang dalam pasal 5 adalah : a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; b. dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; c. dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan d. terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nuskhi (2005) tentang Peranan Zakat dalam Pengembangan Pendapatan dan Pendidikan Keluarga Peternak dengan menggunakan uji beda rerata dua kelompok menunjukkan adanya kecenderungan bahwa keluarga Mustahik Penerima Zakat (MPZ) lebih memiliki kesempatan menikmati pendidikan dibandingkan dengan keluarga Mustahik Tak-Penerima Zakat (MNZ) pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Hal itu disebabkan biaya sekolah
10 pada keluarga MPZ ditanggung oleh BAZIS Desa Kepakisan. Bantuan yang diberikan kepada keluarga MPZ berupa pakaian seragam dan buku. Hasil penelitian Deliani (2004) tentang Pemanfaatan Dana Beasiswa Bagi Kelangsungan Pendidikan Mahasiswa Perguruan Tinggi (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Universitas Indonesia Penerima Beastudi ETOS Lembaga Pengembangan Insani, Dompet Dhuafa Republika) menunjukkan bahwa pemanfaatan dana beasiswa tersebut, walaupun tidak sepenuhnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya akademis, namun tetap dirasa sangat bermanfaat oleh para responden bagi kelangsungan proses belajar mereka di universitas. Kerangka Pemikiran Penyaluran dana zakat UPZ LAZ IPB terbagi pada beberapa bidang, yaitu pendidikan, kesehatan, dan penyaluran lainnya. Dana zakat bidang pendidikan dialokasikan untuk beasiswa anak pegawai, beasiswa mahasiswa IPB, dan beasiswa anak-anak dan remaja lingkar kampus IPB. Untuk beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa IPB ingin dilihat apakah beasiswa tersebut dirasa memberikan manfaat kepada penerimanya atau tidak dengan menggunakan uji regresi logistik. Distribusi Zakat UPZ LAZ IPB
Bidang Kesehatan
Bidang Pendidikan
Anak Pegawai IPB
Mahasiswa IPB
Tidak Terkendala Dalam Studi
Penyaluran Lainnya
Anak-anak dan Remaja Lingkar Kampus IPB
Terkendala Dalam Studi
Regresi Logistik Gambar 1 Kerangka pemikiran.
11
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara dengan mustahik penerima bantuan dan data sekunder diperoleh dari laporan tahunan UPZ LAZ IPB, BPS, UU RI, jurnal, skripsi, buku, dan internet. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor dengan objek penelitian mahasiswa IPB penerima dana bantuan UPZ LAZ IPB pada program Beasiswa Penyangga Kehidupan (BPK) dan Beasiswa Marboth. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juli 2016. Metode Pengumpulan Data Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan survei. Survei dilakukan kepada mahasiswa IPB penerima dana bantuan UPZ LAZ IPB program Beasiswa Penyangga Kehidupan (BPK) dan Beasiswa Marboth. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 44 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu memilih sampel secara sengaja sesuai dengan karakteristik anggota contoh dalam penelitian (Juanda 2009). Metode Analisis dan Pengolahan Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Regresi logistik merupakan salah satu bagian dari analisis regresi yang mengkaji hubungan peubah penjelas terhadap peubah respon. Peubah respon dalam analisis regresi logistik berupa kategorik. Pada regresi logistik terdapat rasio odd, yaitu peluang kejadian sukses terhadap kejadian tidak sukses dari peubah respon. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 22 dan Microsoft Excel 2010. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: Tabel 1 Variabel penelitian Variabel Definisi Operasional dan Pengukuran Data Besar Bantuan (X1) Besar bantuan yang diperoleh (dalam rupiah) Diukur dari jumlah bantuan yang diterima perbulan Lama Menerima Lama menerima bantuan dari UPZ LAZ IPB (dalam
12 Bantuan (X2)
bulan) Diukur dari lamanya menerima bantuan Pendapatan Besarnya pendapatan perbulan yang diperoleh (dalam Perbulan (X3) rupiah) Diukur dari jumlah pendapatan Bantuan Pemerintah Jumlah bantuan pemerintah yang diterima (X4) Diukur dari jumlah bantuan pemerintah yang diterima Dummy Status Status kerja mahasiswa (bekerja dan tidak bekerja) Bekerja (X5) Jenis Kelamin (X6) Jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) IPK (X7) Besarnya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada semester terakhir yang ditempuh Diukur dari besarnya IPK Persepsi Keberlangsungan Persepsi mustahik terhadap keberlangsungan studi Studi (Y) Model dan Analisis Data Model logit dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis peluang persepsi mahasiswa melanjutkan studinya. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang dispesifikasikan sebagai berikut : Li = Ln
………………………………………………. (1) = β0 + β1X1i + β2X2i + β3X3i + β4X4i + β5X5i + β6X6i + β7X7i + εi
Keterangan: Li = Peluang persepsi mahasiswa melanjutkan studi (bernilai 1 jika memiliki persepsi tidak terkendala studinya dan bernilai 0 jika memiliki persepsi studinya terkendala), β0 = Intersep, βi = Koefisien peubah Xi, X1i = Besar bantuan, X2i = Lama menerima bantuan, X3i = Pendapatan perbulan, X4i = Bantuan pemerintah, X5i = Dummy status bekerja (bekerja paruh waktu = 1, tidak bekerja = 0), X6i = Dummy jenis kelamin (laki-laki = 1, perempuan = 0), X7i = IPK, Ɛi = Error.
13
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Responden Karakteristik responden ini merupakan hasil dari wawancara dengan 32 mahasiswa penerima dana bantuan UPZ LAZ IPB. Karakteristik responden dilihat dari demografi responden, yaitu jenis kelamin, status bekerja, fakultas, angkatan, pendapatan perbulan, bantuan pemerintah yang diterima, dan persepsi keberlanjutan studi ditunjukkan oleh Tabel 2. Tabel 2 Demografi responden Variabel Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki Fakultas Faperta FKH FPIK Fapet Fahutan Fateta FMIPA FEM Fema Diploma Angkatan 2011 2012 2013 2014 2015 Status Bekerja Tidak Bekerja Bekerja Paruh Waktu Pendapatan < Rp 625 000 Rp 625 000 – Rp 925 000 Rp 925 001 – Rp 1 187 500 >Rp 1 187 500 Bantuan Pemerintah yang 0 Diterima 1 2 3 4 5 6 Persepsi Keberlangsungan Studi Tidak Terkendala Studi Studi Terkendala Sumber: Data primer 2016 (diolah)
Jumlah 5 27 6 1 1 2 2 5 8 3 3 1 4 10 8 6 4 20 12 8 8 8 8 8 11 3 3 2 4 1 16 16
Persentase (%) 15.6 84.4 18.8 3.1 3.1 6.3 6.3 15.6 25.0 9.4 9.4 3.1 12.5 31.3 25.0 18.8 12.5 62.5 37.5 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 34.4 9.4 9.4 6.3 12.5 3.1 50.0 50.0
14 Berdasarkan Tabel 2 responden didominasi oleh laki-laki, yaitu 84.4%. Dilihat dari aspek fakultas, 18.8% berasal dari Faperta, 3.1% dari FKH, 3.1% dari FPIK, 6.3% dari Fapet, 6.3% dari Fahutan, 15.6% dari Fateta, 25% dari FMIPA, 9.4% dari FEM, 9.4% dari Fema, dan 3.1% berasal dari Diploma. Untuk aspek angkatan mayoritas angkatan 2012, yaitu 31.3%. Responden lebih banyak yang tidak bekerja dibandingkan dengan yang bekerja paruh waktu disamping kegiatan utamanya sebagai mahasiswa, yaitu 62.5%. Berdasarkan aspek persepsi keberlangsungan studi, 50% responden memiliki persepsi tidak terkendala dalam studinya dan 50% memiliki persepsi terkendala dalam studinya. Perkembangan Zakat dan Infak UPZ LAZ IPB 2013-2015 Secara umum penerimaan dana zakat UPZ LAZ IPB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Namun, untuk penyaluran dana zakat, perkembangannya lebih bersifat fluktuatif. Sama halnya dengan penerimaan dana zakat yang mengalami peningkatan setiap tahunnya, dana infak yang terhimpun di UPZ LAZ IPB juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Akan tetapi, untuk penyaluran dana infak mengalami penurunan setiap tahunnya. Penerimaan Dana Zakat dan Infak UPZ LAZ IPB Dana zakat yang diterima UPZ LAZ IPB tiga tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 berjumlah Rp 664 293 553. Pada tahun 2014 zakat yang terhimpun mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi Rp 810 477 010 dan tahun 2015 kembali mengalami peningkatan meskipun tidak begitu signifikan seperti pada tahun 2014, pada angka Rp 865 841 495. Sama halnya dengan penerimaan dana zakat yang selalu meningkat setiap tahunnya, dana infak yang terhimpun di UPZ LAZ IPB juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dana infak yang terhimpun pada tahun 2013 berjumlah Rp 116 746 608. Pada tahun 2014 meningkat pada angka Rp 128 689 090 dan pada tahun 2015 meningkat kembali menjadi Rp 142 066 987. Tabel 3 Laporan penerimaan dana zakat dan infak UPZ LAZ IPB Penerimaan (Rp) Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Zakat 664 293 553 810 477 010 865 841 495 Infak 116 746 608 128 689 090 142 066 987 Total Penerimaan Dana Zakat dan 781 040 161 939 166 100 1 007 908 482 Infak Sumber : UPZ LAZ IPB 2016 (diolah)
15 Penyaluran Dana Zakat dan Infak UPZ LAZ IPB Penyaluran dana zakat UPZ LAZ IPB terbagi pada beberapa bidang, yaitu pendidikan, kesehatan, dan penyaluran lainnya. Jumlah dana zakat yang disalurkan pada bidang pendidikan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Sementara jumlah dana zakat yang disalurkan pada bidang kesehatan mengalami penurunan setiap tahunnya. Sedangkan penyaluran lainnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sama halnya dengan penyaluran pada bidang kesehatan, penyaluran dana infak juga mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Laporan penyaluran dana zakat dan infak UPZ LAZ IPB Penyaluran (Rp) Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Zakat Bidang 464 691 000 544 139 900 410 641 700 Pendidikan Zakat Bidang 37 082 189 34 292 792 13 646 350 Kesehatan Penyaluran 107 332 000 143 750 500 207 114 150 Lainnya Infak 127 607 000 124 986 000 63 329 000 Total Penyaluran Dana Zakat dan 736 712 189 847 169 192 694 731 200 Infak Sumber : UPZ LAZ IPB 2016 (diolah)
Penyaluran dana zakat UPZ LAZ IPB terbagi pada beberapa bidang, yaitu pendidikan, kesehatan, dan penyaluran lainnya. Jumlah dana zakat yang disalurkan pada bidang pendidikan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 dana zakat yang disalurkan pada bidang pendidikan berjumlah Rp 464 691 000. Tahun 2014 meningkat pada angka Rp 544 139 900 dan pada tahun 2015 mengalami penurunan, jumlah dana zakat yang disalurkan pada bidang pendidikan hanya Rp 410 641 700. Penyaluran pada bidang kesehatan mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 dana zakat yang disalurkan sebesar Rp 37 082 189. Tahun 2014 menurun pada angka Rp 34 292 792 dan pada tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu hanya Rp 13 646 350. Penyaluran dana zakat lainnya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 dana zakat yang disalurkan berjumlah Rp 107 332 000. Tahun 2014 meningkat menjadi Rp 143 750 500 dan pada tahun 2015 mgalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp 207 114 150. Sama halnya dengan penyaluran pada bidang kesehatan, penyaluran dana infak juga mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah dana infak yang disalurkan sebesar Rp 127 607 000. Tahun 2014 menurun menjadi Rp 124 986 000 dan pada tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu hanya Rp 63 329 000. Total dana zakat dan infak yang disalurkan UPZ LAZ IPB tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 total dana zakat dan infak yang
16 disalurkan berjumlah Rp 736 712 189. Tahun 2014 meningkat cukup banyak pada angka Rp 847 169 192 dan pada tahun 2015 menurun drastis, yaitu hanya sebesar Rp 694 731 200. Persepsi Peran Zakat Terhadap Keberlangsungan Studi Mahasiswa Persepsi mustahik mengenai peran zakat terhadap keberlangsungan studinya, ada yang memiliki persepsi tetap dapat melanjutkan studi jika tidak menerima bantuan zakat dari UPZ LAZ IPB dan ada pula yang memiliki persepsi studinya akan terkendala jika tidak menerima bantuan zakat dari UPZ LAZ IPB. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan mustahik, jumlah sampel yang memiliki persepsi terkendala dalam studinya jika tidak mendapat bantuan zakat dari UPZ LAZ IPB berjumlah 16 mahasiswa dan yang memiliki persepsi tidak terkendala dalam studinya jika tidak menerima bantuan dari UPZ LAZ IPB berjumlah 16 mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5 Persepsi peran zakat terhadap keberlangsungan studi Uraian Jumlah Persentase (%) Persepsi Tidak Terkendala 16 50 Persepsi Terkendala 16 50 Faktor yang Memengaruhi Keberlangsungan Studi Mahasiswa Besarnya nilai Negelkerke R Square adalah 0.631. Artinya bahwa ketujuh variabel bebas mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 0.631 atau 63.1% dan sisanya sebesar 36.9% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hosmer and Lemeshow menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari taraf nyata (0.190>0.050), artinya model layak untuk digunakan dalam analisis. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Hasil analisis SPSS Nagelkerke R Square Hosmer and Lemeshow Test
Besar 0.631 0.190
Tabel 7 Classification table Predicted y Observed Tidak Percentage Terkendala Terkendala Correct Y Terkendala 13 3 81.3 Tidak 3 13 81.3 Terkendala Overall Percentage 81.3
17 Berdasarkan Tabel 7, jumlah sampel yang berpersepsi terkendala dalam studinya berjumlah 16 mahasiswa dan yang berpersepsi tidak terkendala dalam studinya berjumlah 16 mahasiswa. Mahasiswa yang benar-benar terkendala studinya berjumlah 13 orang dan yang seharusnya terkendala studinya tetapi tidak terkendala berjumlah 3 orang, sedangkan mahasiswa yang benar-benar tidak terkendala dalam studinya berjumlah 13 orang dan yang seharusnya tidak terkendala dalam studinya tetapi terkendala berjumlah 3 orang. Besarnya overall percentage adalah 81.3%. Artinya model penelitian memiliki ketepatan sebesar 81.3%. Tabel 8 Estimasi logit keberlangsungan studi mahasiswa Metode Logit Variabel Parameter P-Value Odd Ratio Konstanta -10.390 0.031 Besar Bantuan 3.440 0.033** 31.189 Lama Menerima 0.841 0.368 2.319 Bantuan Pendapatan 0.668 0.225 1.949 Perbulan Bantuan 0.265 0.556 1.304 Pemerintah Status Bekerja -3.166 0.017** 0.042 Jenis Kelamin 1.685 0.300 5.394 IPK 1.002 0.095* 2.732 Keterangan :
*Signifikan pada taraf nyata 10% **Signifikan pada taraf nyata 5%
Variabel besar bantuan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.033 dan odd ratio sebesar 31.189. Ini menunjukkan bahwa variabel besar bantuan signifikan pada taraf nyata 5%. Nilai odd ratio sebesar 31.189, artinya peluang persepsi mahasiswa yang menerima jumlah bantuan lebih besar seratus ribu rupiah memungkinkan tidak terkendala dalam studi 31.189 kali, cateris paribus. Variabel besar bantuan berpengaruh positif terhadap persepsi keberlangsungan studi mahasiswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuskhi (2005) tentang Peranan Zakat dalam Pengembangan Pendapatan dan Pendidikan Keluarga Peternak dengan menggunakan uji beda rerata dua kelompok menunjukkan adanya kecenderungan bahwa keluarga Mustahik Penerima Zakat (MPZ) lebih memiliki kesempatan menikmati pendidikan dibandingkan dengan keluarga Mustahik Tak-Penerima Zakat (MNZ) pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Variabel status bekerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0.017 dan odd ratio sebesar 0.042. Ini menunjukkan bahwa variabel status bekerja signifikan pada taraf nyata 5%. Nilai odd ratio sebesar 0.042, artinya peluang persepsi mahasiswa yang bekerja memungkinkan tidak terkendala dalam studi 0.042 kali dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja, cateris paribus. Dalam hal ini variabel status bekerja berpengaruh negatif terhadap persepsi keberlangsungan studi mahasiswa. Variabel IPK memiliki nilai signifikansi sebesar 0.095 dan odd ratio sebesar 2.732. Ini menunjukkan bahwa variabel IPK signifikan pada taraf nyata
18 10%. Nilai odd ratio sebesar 2.732, artinya persepsi mahasiswa yang memiliki IPK lebih besar 1 tingkat memungkinkan tidak terkendala dalam studi 2.732 kali, cateris paribus. Variabel IPK berpengaruh positif terhadap persepsi keberlangsungan studi mahasiswa.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil yang telah dibahas diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerimaan dana zakat dan infak UPZ LAZ IPB selama 2013-2015 terus meningkat setiap tahunnya. Dana zakat UPZ LAZ IPB paling banyak disalurkan pada bidang pendidikan. 2. Persepsi mustahik mengenai peran zakat terhadap keberlangsungan studinya, ada yang memiliki persepsi tidak terkendala dalam studinya jika tidak menerima bantuan zakat dari UPZ LAZ IPB dan ada pula yang memiliki persepsi studinya akan terkendala jika tidak menerima bantuan zakat dari UPZ LAZ IPB. 3. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi keberlangsungan studi mahasiswa adalah variabel besar bantuan, status bekerja, dan IPK. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Melihat zakat yang disalurkan pada bidang pendidikan mengalami fluktuasi, UPZ LAZ IPB diharapkan dapat menggencarkan sosialisasi adanya bantuan pendidikan kepada mahasiswa IPB terutama mahasiswa baru yang belum memiliki informasi apa pun mengenai beasiswa pendidikan dari UPZ LAZ IPB. 2. Melihat hasil penelitian yang menunjukan bahwa 50% responden memiliki persepsi tidak terkendala dalam studinya jika tidak menerima bantuan zakat dari UPZ LAZ IPB, diharapkan UPZ LAZ IPB lebih selektif dalam memilih penerima bantuan agar zakat yang disalurkan benar-benar tepat sasaran kepada mahasiswa yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA Alquran Cordoba Special for Muslimah. (2012) Bandung: PT Cordoba International Indonesia. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk 2010. Jakarta (ID): BPS. Deliani M. 2004. Pemanfaatan Dana Beasiswa Bagi Kelangsungan Pendidikan Mahasiswa Perguruan Tinggi (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Universitas
19 Indonesia Penerima Beastudi ETOS Lembaga Pengembangan Insani, Dompet Dhuafa Republika) [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia. Firdaus M, Harmini, Afendi FM. 2011. Apilikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. Juanda B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. Nuskhi M. 2005 November. Peranan Zakat Dalam Pengembangan Pendapatan dan Pendidikan Keluarga Peternak (Studi Kasus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara). [MUI] Majelis Ulama Indonesia. 1996. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 19 Tahun 1996 tentang Pemberian Zakat Untuk Beasiswa. Jakarta (ID): MUI [Presiden RI dan DPR RI]. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta (ID): Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia. [Presiden RI dan DPR RI]. 2011. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Jakarta (ID): Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia. [Presiden RI dan DPR RI]. 2012. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta (ID): Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Qardhawi Y. 2011. Hukum Zakat. Volume ke-1 Harun S, Hafidhuddin D, Hasanuddin, penerjemah. Jakarta (ID): Litera Antar Nusa. Rakhmat J. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung (ID): PT Remaja Rosdakarya. Wahyudin D, Kurniasih, Saripudin T, Setiasih O. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta (ID): Penerbit Universitas Terbuka.
20
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI PERAN ZAKAT TERHADAP KEBERLANGSUNGAN STUDI MAHASISWA IPB (Kasus Pendayagunaan Zakat UPZ LAZ IPB) __________________________________________________________________ Terima kasih atas kesediaan Saudara/i menjadi responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh : Nama : Nur Nafiah Hermanianto NIM : H54120011 Program Studi : Ekonomi Syariah Departemen : Ilmu Ekonomi Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Informasi yang Saudara/i berikan bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik. Kami sangat berterima kasih atas partisipasi Saudara/i. __________________________________________________________________ A. INFORMASI RESPONDEN 1. Nama Lengkap : 2. No. Hp : 3. Jenis kelamin : a. Perempuan b. Laki-laki 4. Usia : 5. Fak/Dept/Angktn : 6. NIM : 7. IP Terakhir : 8. IPK Terakhir : 9. Asal Daerah : 10. Besar BPMP : 11. Status Orangtua : Ayah : a. Ada b. Almarhum Ibu : a. Ada b. Almarhum 12. Pekerjaan Orangtua/wali Ayah : 0=Tidak Bekerja, 1=Petani, 2=Pedagang, 3=Buruh tani,4=Buruh non tani, 5=PNS/ABRI/Polisi, 6=tukang ojek, 7=tukang cukur, 8=calo, 9=pensiunan, 10=guru non PNS, 11. Satpam, 12. Lainnya sebutkan …….
21 Ibu : 0=Tidak Bekerja, 1=Petani, 2=Pedagang, 3=Buruh tani,4=Buruh non tani, 5=PNS/ABRI/Polisi, 6= pensiunan, 7=guru non PNS, 8. Lainnya sebutkan ……. 13. Pendidikan Orangtua Ayah : 1=tidak pernah sekolah, 2=tidak tamat SD, 3=SD/sederajat, 4=SMP/sederajat, 5=SMA/sederajat, 6=Akademi/Diploma, 7=S1 8=S2, 9= S3 Ibu : 1=tidak pernah sekolah, 2=tidak tamat SD, 3=SD/sederajat, 4=SMP/sederajat, 5=SMA/sederajat, 6=Akademi/Diploma, 7=S1 8=S2, 9= S3 14. Kemampuan Berobat Secara Medis : a. Mampu b. Tidak Mampu 15. Penggunaan BPJS Kesehatan ketika Berobat : a. Ya b. Tidak 16. Transportasi ke Kampus : a. Jalan Kaki b. Angkot c. Motor d. Mobil Sendiri/Orang Tua B. PENDAPATAN PER BULAN : Rp 1. Kiriman Orang Tua 2. Beasiswa : a. Pemerintah b. Swasta Nama Beasiswa : Jumlah : Rp 3. Pekerjaan : : Jenis Pekerjaan Gaji : Rp 4. Hasil jualan/dagang : Rp : Rp 5. Komisi 6. Upah : Rp 7. Bantuan dari orang lain : Rp 8. Lainnya (sebutkan) : …………………………… Rp TOTAL : Rp C. PENGELUARAN PER BULAN 1. Makan : Rp 2. Fotocopy : Rp 3. Buku : Rp 4. Transport : Rp : Rp 5. Pulsa 6. Iuran Kost / Kontrakan : Rp 7. Biaya Kost / Bulan / Tahun : Rp
22 D. BANTUAN PEMERINTAH YANG DITERIMA KELUARGA DAN RESPONDEN NO
Bantuan yang Diterima
1
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
2
Kartu Keluarga Sejahtera
3
Kartu Simpanan Sejahtera
4
Kartu Indonesia Pintar
5
Kartu Indonesia Sehat / BPJS Kesehatan
6
Beras Miskin (Raskin)
7
Program (PKH)
8
Bantuan Siswa Miskin (BSM)
9
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
10
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)
Keluarga
Pernah Menerima
Sedang Menerima
Keluarga
Harapan
E. BANTUAN UPZ LAZ IPB 1. BPK Pangan : Rp ………………… / hari / bulan Selama : ……… hari / bulan 2. Subsidi Biaya Kost / Kontrakan : Rp ………………… / bulan / tahun Selama : ……… bulan / tahun 3. Subsidi Biaya Rumah Sakit : Rp 4. Beasiswa Marboth : Rp ………………… / bulan / tahun Selama : …………………… / bulan / tahun 5. Awal mula mendapatkan bantuan LAZ IPB : Bulan …… Tahun …… F. Keberlangsungan Studi Mahasiswa Bagaimana keberlangsungan studi Saudara/i mendapatkan bantuan dari LAZ IPB ? a. Tetap dapat melanjutkan studi di IPB b. Tidak dapat melanjutkan studi di IPB c. Terkendala (jelaskan kendala yang dihadapi)
di
IPB
jika
tidak
23 Lampiran 2 Hasil Olah Data Regresi Logistik Menggunakan SPSS 22 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
20.535
7
.005
Block
20.535
7
.005
Model
20.535
7
.005
Model Summary -2 Log Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
likelihood
1
23.827
a
.474
.631
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
1
df
11.215
Sig. 8
.190
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test y = Terkendala Observed Step 1
y = Tidak Terkendala
Expected
Observed
Expected
Total
1
3
2.982
0
.018
3
2
2
2.858
1
.142
3
3
2
2.571
1
.429
3
4
3
2.252
0
.748
3
5
2
1.989
1
1.011
3
6
3
1.528
0
1.472
3
7
1
.984
2
2.016
3
8
0
.540
3
2.460
3
9
0
.214
3
2.786
3
10
0
.081
5
4.919
5
24 Classification Table
a
Predicted y
Observed Step 1
y
Terkendala Terkendala Tidak Terkendala
Tidak
Percentage
Terkendala
Correct
13
3
81.3
3
13
81.3
Overall Percentage
81.3
a. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 1
a
Besar_Bantuan
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
3.440
1.615
4.540
1
.033
31.189
Lama_Menerima_Bantuan
.841
.935
.810
1
.368
2.319
Pendapatan_Perbulan
.668
.551
1.470
1
.225
1.949
Bantuan_Pemerintah
.265
.450
.347
1
.556
1.304
-3.166
1.330
5.664
1
.017
.042
Jenis_Kelamin
1.685
1.626
1.074
1
.300
5.394
IPK
1.002
.600
2.786
1
.095
2.723
-10.390
4.802
4.681
1
.031
.000
Bekerja
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Besar_Bantuan, Lama_Menerima_Bantuan, Pendapatan_Perbulan, Bantuan_Pemerintah, Bekerja, Jenis_Kelamin, IPK.
25
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Stuttgart pada tanggal 31 Maret 1994 dari ayah Joko Hermanianto dan ibu Suratun. Penulis adalah putri ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 201 penulis lulus daegri SMAIT Al-Kahfi Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di berbagai organisasi. Pada periode 2012/2013 penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) sebagai Sekretaris Umum. Selanjutnya selama dua tahun berturut-turut, yaitu periode 2013/2014 dan 2014/2015 penulis aktif di Sharia Economics Student Club (SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor sebagai staff divisi Sumber Daya Insani.